makalah luka kronik

Upload: ariefa-adha-putra

Post on 10-Feb-2018

242 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 Makalah Luka Kronik

    1/21

    1

    Luka Kronik

    Definisi

    Luka dapat diklasifikasikan atas dasar Usia Luka ( Wound Age ), yaitu luka akut dan lukakronik. Luka kronik adalah luka yang tidak sembuh dalam waktu yang diharapkan. Ada yang

    mengatakan bila luka tidak sembuh dalam waktu 3 bulan maka disebut luka kronik.( 1 )

    Hal yang

    penting adalah pada luka kronik proses penyembuhan melambat atau berhenti dan luka tidak

    bertambah kecil atau tidak bertambah dangkal. Meskipun dasar luka tampak merah, lembab dan

    sehat tetapi bila proses penyembuhan luka tidak mengalami kemajuan maka dikatagorikan

    sebagai luka kronik.(3)

    Aterosklerosis merupakan penyebab paling umum dari iskemia kronis

    pada tungkai.(2)

    Menurut Cohen,dkk.(4)

    luka akut akan mencapai penyembuhan normal melalui proses

    penyembuhan yang diharapkan dalam waktu tertentu untuk mencapai pemulihan integritas

    anatomi dan fungsi. Pada luka kronik maka terjadi kegagalan untuk mencapai penyembuhan

    yang diharapkan dalam waktu tertentu untuk menghasilkan pemulihan integritas anatomi dan

    fungsi.(4,5)

    Penyembuhan luka kronik biasanya berkepanjangan dan tidak lengkap. Luka akut

    biasanya terjadi pada individu yang normal, sehat dan dapat dilakukan penutupan luka secara

    primer atau dibiarkan menyembuh secara sekunder. Sebagian besar luka yang terjadi akibat

    trauma pada organ atau jaringan dapat dikatagorikan sebagai luka akut. Luka kronik terjadi

    karena kegagalan proses penyembuhan luka akibat ada kondisi patologis yang mendasarinya.

    Luka kronik tidak akan sembuh bila penyebab yang mendasarinya tidak dikoreksi.(4)

    Seringkali

    luka kronik mengalami rekurensi.( 4,5 )

    Diantara kondisi patologis tersebut adalah penyakit

    vaskuler, oedema, diabetes melitus, malnutrisi dan tekanan (pressure).(3)

    Torre menyebutkan

    penyebab luka kronik diantaranya infeksi, hipoksia jaringan, trauma berulang, adanya jaringan

    nekrotik/debris dan sebab sistemik seperti diabetes melitus, malnutrisi, imunodefisiensi dan

    pemakaian obat-obatan tertentu.(5)

    Penyembuhan Luka

    Proses penyembuhan luka bersifat dinamis dengan tujuan akhir pemulihan fungsi dan

    integritas jaringan. Dengan memahami biologi penyembuhan luka, kita dapat mengoptimalkan

    lingkungan jaringan dimana luka berada.

  • 7/22/2019 Makalah Luka Kronik

    2/21

    2

    Proses penyembuhan luka merupakan hasil akumulasi dari proses-proses yang meliputi

    koagulasi, inflamasi, sintesis matriks dan substansi dasar, angiogenesis, fibroplasias, epitelisasi,

    kontraksi dan remodeling. Tetapi secara garis besar proses kompleks ini dibagi menjadi tiga fase

    penyembuhan luka : Fase inflamasi, fase proloferasi dan fase maturasi.

    A.

    B.

  • 7/22/2019 Makalah Luka Kronik

    3/21

    3

    Gambar A, B. Fase-fase Penyembuhan Luka (Torre JDL, Sholar A. Wound Healing, Chronic

    Wounds. e-Medicine from WebMD (serial online) 2006 (cited 2006 May 26) ;1(477) Available

    from

    URL:HYPERLINK/http://www.emedicine.com/plastic/topic477.htm)

    Fase Inflamasi

    Fase inflamasi secara klinis ditandai dengan cardinal sign: Rubor, calor, tumor, dolor

    serta function laesa. Proses ini terjadi segera setelah trauma. Secara simultan cascade

    pembekuan, arachidonic pathways dan pembentukan growth factors serta sitokin bekerjasama

    memulai dan mempertahankan fase ini.(5)

    Setelah cedera jaringan pembuluh darah segera mengalami vasikonstriksi, produk

    tromboplastik jaringan menjadi terpapar dan dimulailah cascade komplemen dan koagulasi.

    Pletelet yang terperangkap dalam luka mengalami degranulasi, melepaskan substansi biologis

    yang penting untuk penyembuhan luka. Setidaknya ada tiga jenis substansi yang dilepaskan : a)

    Alpha granules yang mengandung growth factors seperi TGFbeta, PDGF, dan Insuline Like

    Growth Factors-1 ( IGF-1), b) Dense bodies yang mengandung amine vasoaktif seperti serotonin

    yang berfungsi meningkatkan permeabilitas mikrovaskuler dan c) Lisosom yang mengandung

    hidrolase dan protease.(6)

    Fase Proliferasi

    Fase proliferasi penyembuhan luka dimulai kira-kira 2-3 hari setelah terjadinya luka,

    ditandai dengan munculnya fibroblast. Fibroblast bermigrasi dari tepi luka menggunakan matrix

    fibrin-based provisional yang dibentuk selama fase inflamasi. Dalam minggu pertama luka

    fibroblast dikendalikan oleh makrfag: b-FGF, TGF-beta dan PDGF yang berperan dalam

    proliferasi dan sintesis glycosaminoglycans dan proteoglycans, serta kollagen.

    Pada fase ini fibroblast merupakan tipe sel dominan, dan mencapai puncaknya pada hari

    ke 7-14. Setelah sekresi kolgen fibroblast kemudian bergabung membentuk fibro-kolagen.

    Peningkatan jumlah jaringan kolagen pada luka berbanding lurus dengan kekuatan regangan

    luka.

    http://localhost/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_3/HYPERLINKhttp://www.emedicine.com/plastic/topic477.htmhttp://www.emedicine.com/plastic/topic477.htmhttp://www.emedicine.com/plastic/topic477.htmhttp://www.emedicine.com/plastic/topic477.htmhttp://localhost/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_3/HYPERLINK
  • 7/22/2019 Makalah Luka Kronik

    4/21

    4

    Pada fase ini juga terjadi stimulasi jumlah keratinosit dan populasi sel endotel. Secara

    simultan dengan proliferasi seluler terjadi perkembangan angiogenesis yang diawali dari

    pembuluh darah dari tepi luka, selanjutnya disebut neovaskularisasi.

    Fase Maturasi

    Produksi kolagen baru masih merupakan proses dominan penyembuhan luka dari minggu

    pertama sampai keenam. Kolagen ditempatkan secara random pada jaringan granulasi luka akut.

    Remodeling kolagen menjadi struktur yang lebih terorganisasi terjadi selam proses maturasi,

    meningkatkan kekuatan regangan luka. Selama pembentukan parut, kolagen tipe III jaringan

    granulasi digantikan oleh kolagen tipe I sampai perbandingannya 4:1.

    Luka akhirnya ditutup oleh migrasi sel-sel epitel yang berasal dari tepi luka, mengisi

    defek sampai terjadi kontak dengan epitel dari sisi berlawanan dan menghentikan proses migrasi

    ketika kontak terjadi. Proses epitelisasi ini tidak memberikan kontribusi pada kekuatan

    penyembuhan luka,karena proses remodeling terjadi dibawahnya.

    Epidemiologi Luka Kronis

    Luka kronis terutama mempengaruhi orang-orang di atas usia 60. Insiden adalah 0,78%

    dari populasi dan prevalensi berkisar 0,18-0,32%. Sebagai penduduk usia, jumlah luka kronis

    diperkirakan akan meningkat.

    Etiologi

    Selain sirkulasi yang buruk, neuropati, dan kesulitan bergerak, faktor yang berkontribusi

    terhadap luka kronis adalah penyakit sistemik, usia, dan penyakit trauma. Comorbid berulang

    yang dapat berkontribusi pada pembentukan luka kronis termasuk vaskulitis (radang pembuluh

    darah), kekebalan penindasan, pioderma gangrenosum, dan penyakit yang menyebabkan

    iskemia. Penekanan kekebalan dapat disebabkan oleh penyakit atau obat medis yang digunakan

    dalam jangka panjang, misalnya steroid. Faktor lain yang dapat menyebabkan luka kronis adalah

    usia tua. Kulit orang tua lebih mudah rusak, dan sel-sel yang lebih tua tidak berkembang biak

    secepat dan tidak mungkin memiliki respon yang memadai terhadap stres dalam hal upregulation

    gen yang terkait dengan stres protein. Fibrosis kronis, aterosklerosis, edema, penyakit sel sabit,

    dan arteri insufisiensi merupakan penyakit yang terkait dengan luka kronis. Faktor utama yang

    menyebabkan luka kronis, di antaranya adalah iskemia, cedera reperfusi, dan kolonisasi bakteri.

  • 7/22/2019 Makalah Luka Kronik

    5/21

    5

    Gejala klinis

    Pasien luka kronis sering mengeluhkan nyeri yang dominan. Enam dari sepuluh pasien

    dengan kaki vena ulkus mengalami nyeri. Nyeri persisten (pada malam hari, saat istirahat, dan

    saat aktivitas) adalah masalah utama bagi pasien dengan ulkus kronis.

    Klasifikasi Luka Kronik(7)

    A. Ulkus Pada Pembuluh Darah Vena

    1. Diagnosa

    1.1 Penyakit Arteri harus disingkirkan:

    Pulsasi extremitas dengan ABI> 0,8. ABI 0,6 atau tekanan oksigen transkutan > 30 mmHg dapat membantu untuk

    menunjukkan aliran arteri yang cukup.

    1.2 Warna duplex scanning ultrasound atau manuver valsava berguna dalam mengkonfirmasi

    etiologi kelainan pada vena.

    1,3 Jika mencurigai sickle cell disease, mendiagnosa dengan sediaan sickle cell sabit dan

    elektroforesis hemoglobin.

    1.4 Jika ulkus lebih dari tiga bulan atau tidak responsif setelah enam minggu terapi, biopsi untuk

    diagnosis histologis (kemungkinan keganasan atau penyakit lainnya).

    1,5 Jika memburuk meskipun pengobatan atau sakit yang berlebihan, mempertimbangkan

    diagnosis lain seperti pioderma gangrenosum, gammopati IgA monoklonal, granulomatosis

    Wegener, penyakit granulomatosa kulit kronis dan etiologi mikobakteri atau jamur (kecurigaan

    tinggi untuk bisul dengan warna gelap, perbatasan biru / ungu, bersamaan dengan penyakit

    sistemik seperti penyakit Crohn, ulcerative colitis, rheumatoid arthritis, penyakit kolagen

    vaskuler lainnya, leukemia). Kultur spesifik untuk mikrobakteri dan atau jamur yang berguna,

    seperti biopsi untuk histologi.

    2. Kompresi pada ekstremitas bawah

    2.1 Menggunakan sistem kompres tinggi Kelas 3

  • 7/22/2019 Makalah Luka Kronik

    6/21

    6

    Tingkat kompresi harus diubah ketika gabungan penyakit vena/arteri dikonfirmasi selama

    diagnostik ditegakkan.

    2.2 kompresi pneumatik intermiten (IPC) kaki dapat digunakan dengan atau tanpa kompresi

    (pilihan lain untuk pasien yang tidak dapat atau tidak bisa menggunakan kompresi yang

    memadai). Karena hipertensi vena adalah kondisi yang sedang berlangsung, tingkat terapi

    kompresi harus dilanjutkan terus-menerus dan selamanya.

    3. Pengendalian Infeksi

    3,1 Debridement

    Menghilangkan jaringan nekrotik, jaringan devitalisasi, enzimatik, debridement mekanis,

    biologis atau autolitik.

    3.2 Penilaian Infeksi

    Jika infeksi dicurigai dalam debridement ulkus, atau jika epitelisasi dari margin tidak mengalami

    kemajuan dalam waktu dua minggu dari debridement dan inisiasi terapi kompresi, menentukan

    jenis dan tingkat infeksi pada debridement ulkus oleh biopsi jaringan atau dengan teknik swab

    divalidasi secara kuantitatif .

    3.3 Pengobatan

    Jika 106 CFU/g jaringan atau ada streptokokus beta hemolitikus, maka gunakan antimikroba

    topikal (menghentikan keseimbangan bakteri untuk meminimalkan sitotoksisitas dan tingkat

    resistensi). Antibiotik sistemik yang diberikan tidak efektif menurunkan tingkat bakteri pada luka

    granulasi, namun, antimikroba topikal bisa efektif.

    3,4 Selulitis (peradangan dan infeksi pada kulit dan jaringan subkutan paling sering karena

    streptokokus atau stafilokokus) sekitar ulkus harus ditangani dengan antibiotik sistemik gram

    positif bakterisida.

    3,5 Minimalkan bakteri pada jaringan, sebaiknya ke 105 CFU/g jaringan, tanpa streptokokus

    beta hemolitikus dalam ulkus vena sebelum mencoba penutupan bedah dengan graft kulit, skin

    equivalent, flap pedicel atau free flap.

    4. Persiapan Luka Bed

    4.1 Memeriksa pasien secara keseluruhan untuk mengevaluasi dan memperbaiki penyebab

    kerusakan jaringan:

  • 7/22/2019 Makalah Luka Kronik

    7/21

    7

    A) Penyakit sistemik (penyakit autoimun, operasi besar, merokok kronis) dan obat-obatan (obat

    imunosupresif dan steroid sistemik)

    B) Nutrisi

    C) perfusi dan oksigenasi Jaringan

    4.2 Debridement

    Lakukan debridement awal dan debridement lanjutan Debridement tergantung pada status luka,

    kemampuan penyedia layanan kesehatan dan kondisi keseluruhan pasien.

    4.3 Pembersihan luka

    Pembersihkan luka dari awal dan pada setiap penggantian balutan luka menggunakan larutan

    netral, tidak iritasi dan tidak beracun. pembersihan luka rutin harus dicapai dengan minimal

    bahan kimia dan / atau trauma mekanik. Saline steril atau air biasanya dianjurkan. Air keran

    hanya boleh digunakan jika sumber air bersih.

    4.4 Dokumentasi perjalanan luka

    Dokumen perjalanan luka, kekambuhan dan karakteristik (lokasi, stadium, ukuran, dasar,

    eksudat, kondisi infeksi kulit sekitarnya dan nyeri). Tingkat penyembuhan luka harus dievaluasi

    untuk menentukan apakah pengobatan yang optimal.

    5. Dressing (balutan)

    5.1 Penggunaan balutan(dressing) yang dapat mempertahankan lingkungan lembab

    penyembuhan luka.

    5.2 Gunakan penilaian klinis untuk memilih balutan luka yang lembab yang memfasilitasi

    kelembaban yang lama. dressing basah-dengan-kering tidak bisa lembab terus menerus dan tidak

    pilihan untuk membalut luka.

    5.3 Pilih balutan untuk mengeluarkan eksudat dan melindungi luka kulit.

    5.4 Pilih balutan yang terfiksasi, meminimalkan geser dan gesekan, dan tidak menyebabkan

    kerusakan jaringan tambahan.

    5,5 Pilih balutan dengan biaya yang efektif dan sesuai dengan etiologi ulkus, pengaturan dan

    persediaan yang ada. Pertimbangkan waktu penyedia layanan kesehatan, kemudahan penggunaan

    dan tingkat penyembuhan, serta biaya.

    6. Pembedahan

    6.1 Skin grafting tanpa memperhatikan penyakit vena yang mendasari bukanlah solusi jangka

    panjang dan rentan terhadap ulserasi berulang.

  • 7/22/2019 Makalah Luka Kronik

    8/21

    8

    6.2 Subfascial endoscopic perforator surgery (SEPS) adalah prosedur pilihan untuk mengatasi

    etiologi pada kelainan vena yang mendasari (dengan atau tanpa pencangkokan kulit atau

    penggunaan kulit buatan dua lapisan).

    6.3 Pembedahan ekstensi minimal pada sistem vena, seperti ablasi vena dangkal, ablasi laser

    endovenous atau valvuloplasty, terutama bila dikombinasikan dengan terapi kompresi, dapat

    berguna dalam mengurangi kambuhnya ulkus vena kaki. Prosedur yang kurang luas daripada

    ligasi dalam vena perforantes beberapa dapat membantu menurunkan hipertensi vena bila

    dikombinasikan dengan sistem kompresi yang memadai.

    6.4 free flap ditransfer dengan anastomosis mikrovaskuler bisa mengurangi ulkus vena kaki

    dengan lipodermatosclerosis dengan memungkinkan eksisi luas jaringan yang sakit dan

    mengganti katup vena yang baik dalam jaringan yang ditransfer.

    7. Penggunaan Agen tambahan

    Bagian ini akan dibatasi untuk merekomendasikan agen yang memiliki data yang cukup

    menunjukkan mereka untuk menjadi berguna dalam ulkus vena. Studi lebih lanjut diperlukan

    untuk memperjelas manfaat dari agen lain dalam pengobatan ulkus vena. Contoh-contoh zat lain

    seperti saat ini sedang diselidiki termasuk sel induk(stem cell), kulit buatan, cangkok, oksigen

    topikal, stimulasi listrik, tekanan negatif, terapi laser, fototerapi, USG dan prostaglandin,

    8. Pengobatan Jangka Panjang

    8.1 Pasien dengan ulkus vena yang sembuh atau secara pembedahan harus menggunakan stoking

    kompresi terus-menerus dan selamanya. Sebagian besar pengobatan tidak menghilangkan

    tekanan vena yang mendasari sebelumnya(hipertensi vena), sehingga tingkat kompresi

    diperlukan jangka panjang.

    8.2 Latihan untuk meningkatkan fungsi pompa pada otot betis telah terbukti membantu dalam

    jangka panjang perawatan dan pencegahan ulkus vena. Otot betis fungsi pompa telah terbukti

    meningkat dengan latihan.

    B. ULKUS KARENA TEKANAN

    1. Positioning dan Permukaan bed yang mendukung

    1.1 Menetapkan jadwal reposisi dan menghindari posisi pada ulkus.

    1.2 Menjaga kepala tempat tidur di tingkat terendah dari ketinggian yang konsisten. Batasi

    jumlah waktu kepala tempat tidur ditinggikan dan mengangkat hanya bila ada indikasi medis

  • 7/22/2019 Makalah Luka Kronik

    9/21

    9

    (misalnya, satu sampai dua jam setelah makan tabung, atau dengan pernafasan parah atau

    kompromi jantung).

    1.3 Menilai semua pasien untuk risiko ulkus karena tekanan, menggunakan permukaan yang

    mengurangi tekanan untuk pasien yang berisiko.

    1.4 Permukaan yang statis mungkin cocok untuk pasien yang dapat berganti posisi.

    1.5 Permukaan yang dinamis mungkin cocok untuk pasien yang tidak dapat berganti posisi.

    1.6 Hindari lama duduk untuk pasien yang berisiko. Reposisi setidaknya setiap jam atau kembali

    ke tempat tidur.

    1.7 Gunakan bantalan kursi untuk mengurangi tekanan dalam posisi duduk (hindari jenis donat

    karena mereka telah terbukti untuk meningkatkan kongesti vena dan edema).

    2. Makanan

    2.1 Lakukan penilaian gizi (berat badan, tingkat pra-albumin dan kadar albumin serum).

    2.2 Meningkatkan asupan makanan atau suplemen jika kurang gizi dan beresiko.

    2.3 Pastikan asupan makanan yang cukup untuk mencegah malnutrisi (jika kompatibel dengan

    keinginan individu).

    2.4 Jika masih kurang cukup, menggunakan dukungan gizi (feeding tube) untuk menempatkan

    pasien dalam keseimbangan nitrogen positif (30-35 kal / kg / hari dan 1,25-1.5g protein / kg /

    hari).

    2,5 Berikan suplemen vitamin dan mineral jika kekurangan yang dikonfirmasi atau diduga.

    3. Pengendalian Infeksi

    3.1 Mengobati infeksi yang jauh (misalnya saluran kemih, katup jantung, sinus tengkorak)

    dengan antibiotik yang tepat dalam tekanan ulkus tulang rawan pasien atau pasien dengan ulkus

    yang ada sebelumnya.

    3.2 Debridement

    Hapus nekrotik, jaringan devitalisasi, enzimatik, debridement mekanis, biologis atau autolitik.

    3.3 Penilaian Infeksi

    Jika infeksi dicurigai dalam ulkus debridement, atau jika kontraksi dan epitelisasi dari margin

    yang tidak berkembang dalam waktu dua minggu dari debridement dan bantuan tekanan,

    menentukan jenis dan tingkat infeksi pada ulkus debridement oleh jaringan biopsi atau oleh

    kuantitatif divalidasi usap teknik. Budaya harus dilakukan untuk mengisolasi bakteri baik

    aerobik dan anaerobik.

  • 7/22/2019 Makalah Luka Kronik

    10/21

    10

    3,4 Pengobatan

    Jika 106 CFU / g jaringan atau streptokokus beta hemolitik, gunakan antimikroba topikal

    (menghentikan keseimbangan bakteri untuk meminimalkan sitotoksisitas dan pengembangan

    resistensi). Antibiotik sistemik diberikan tidak efektif menurunkan tingkat bakteri pada luka

    granulasi, namun, antimikroba topikal diterapkan bisa efektif.

    3,5 Mendapatkan keseimbangan bakteri (

  • 7/22/2019 Makalah Luka Kronik

    11/21

    11

    4,5 Pembersihan luka

    Pembersihan luka awalnya dan pada setiap perubahan ganti balutan, netral tidak menyebabkan

    iritasi, cairan yang tidak beracun. Capai dengan trauma minimal. Surfaktan beracun mungkin

    berguna sebagai cairan mungkin disampaikan oleh tekanan intermiten meningkat. Sabun ringan

    (nonperfumed, tanpa antibakteri ditambahkan dan pH kulit: 4,5-5,7) dan air untuk

    membersihkan, digunakan secara teratur, efektif, aman dan murah. Gunakan garam steril atau

    air, keran air jika bersih.

    Luka agen antiseptik, misalnya hidrogen peroksida, hipoklorit, asam asetat, chlorhexamide,

    providone / yodium, setrimid dan lain-lain memiliki sifat antibakteri, tetapi semua beracun untuk

    jaringan granulasi yang sehat.

    4.6 Lainlainnya

    Pengendalian infeksi harus dicapai dengan mengurangi beban bakteri dan mencapai

    keseimbangan bakteri.

    4.8 Mencapai keseimbangan kelembaban lokal dengan manajemen eksudat.

    4.9 Dokumentasi Sejarah Luka

    Dokumentasi luka sejarah, kekambuhan dan karakteristik (lokasi, pementasan, ukuran, dasar,

    eksudat, infeksi kondisi kulit sekitarnya dan nyeri). Tingkat penyembuhan luka harus dievaluasi

    untuk menentukan apakah pengobatan yang optimal.

    5. Dressing (balutan)

    5.1 Penggunaan balutan(dressing) yang dapat mempertahankan lingkungan lembab

    penyembuhan luka.

    5.2 Gunakan penilaian klinis untuk memilih balutan luka yang lembab yang memfasilitasi

    kelembaban yang lama. dressing basah-dengan-kering tidak bisa lembab terus menerus dan tidak

    pilihan untuk membalut luka.

    5.3 Pilih balutan untuk mengeluarkan eksudat dan melindungi luka kulit.

    5.4 Pilih balutan yang terfiksasi, meminimalkan geser dan gesekan, dan tidak menyebabkan

    kerusakan jaringan tambahan.

    5,5 Pilih balutan dengan biaya yang efektif dan sesuai dengan etiologi ulkus, pengaturan dan

    persediaan yang ada. Pertimbangkan waktu penyedia layanan kesehatan, kemudahan penggunaan

    dan tingkat penyembuhan, serta biaya.

  • 7/22/2019 Makalah Luka Kronik

    12/21

    12

    6. Operasi

    6.1 ekstensi luka tidak teratur membentuk sinus atau rongga harus dieksplorasi dan diobati.

    6.2 jaringan nekrotik harus debridement

    6.3 jaringan yang terinfeksi harus diobati dengan antimikroba topikal, antibiotik sistemik atau

    debridement (Lihat pedoman 3,2 dan 3,4 pada Infeksi pada halaman 11). Hanya jaringan dengan

    jumlah bakteri rendah ( 105 CFU / g) dan tanpa streptokokus beta hemolitikus yang dilanjutkan

    ke penutupan.

    6.4 tonjolan tulang yang mendasari dan rongga fibrosis harus dihapus.

    6,5 eksisi tulang tidak boleh berlebihan.

    6,6 pengalihan tinja atau urin jarang diperlukan untuk mendapatkan luka yang sembuh.

    6,7 Pertimbangkan prosedur radikal (amputasi dan hemicorpectomy) hanya dalam kasus yang

    jarang dan ekstrim.

    6,8 ulkus tekanan harus ditutup pembedahan jika tidak merespon perawatan luka dan tidak ada

    kontraindikasi lain untuk prosedur bedah.

    6,9 Komposisi penutupan jaringan mengarah ke kesempatan terbaik untuk penutupan, meskipun

    kekambuhan dan residivisme terus jadi masalah.

    6.10 Manajemen untuk mengatasi spasme otot dan kontraktur tetap harus dilakukan pre-op dan

    terus setidaknya sampai luka sembuh.

    7. Penggunaan Agen tambahan

    Pada Bagian ini hanya merekomendasikan agen yang memiliki data yang cukup menunjukkan

    mereka untuk menjadi berguna dalam ulkus karena tekanan. Studi lebih lanjut diperlukan untuk

    memperjelas manfaat dari agen lain dalam pengobatan ulkus tekanan. Contoh-contoh zat lain

    seperti saat ini sedang diselidiki termasuk sel induk, kulit buatan, cangkok, oksigen topikal,

    stimulasi listrik, tekanan negatif, terapi laser, fototerapi, USG dan prostaglandinSistemik

    C. Ulkus diabetes

    1. Diagnosa

    1,1 penyakit arteri klinis signifikan harus dikesampingkan:

    Pulsasi jelas teraba atau ABI> 0,9.

  • 7/22/2019 Makalah Luka Kronik

    13/21

    13

    ABI> 1,3 menunjukkan arteri noncompressible.

    Pada pasien usia lanjut atau pasien dengan ABI,> 1.2 a Doppler yang normal bentuk

    gelombang yang diturunkan, jari kaki: Indeks brakialis> 0,7 atau tekanan oksigen transkutan

    dari> 40 mm Hg dapat membantu untuk menunjukkan aliran arteri yang memadai.

    Warna duplex scanning ultrasound memberikan data anatomi dan fisiologis

    mengkonfirmasikan etiologi iskemik untuk luka di kaki.

    1.2 Tentukan adanya neuropati signifikan dengan pengujian dengan 10g (5,07) Semmes-

    Weinstein monofilamen.

    2. Pengendalian Infeksi

    2.1 Debridement.

    2.2 Penilaian Infeksi

    2.3 Pengobatan

    Jika 106 CFU / g jaringan atau streptokokus hemolitik beta, gunakan antimikroba topikal

    (menghentikan sekali dalam keseimbangan bakteri untuk meminimalkan sitotoksisitas dan

    pengembangan resistensi). Antibiotik sistemik tidak efektif untuk menurunkan tingkat bakteri

    pada luka granulasi, namun antimikroba topikal dapat lebih efektif.

    2.4 Untuk infeksi akut kaki diabetik tidak terbatas pada luka granulasi, antibiotik sistemik lebih

    efektif.

    2,5 Selulitis (peradangan dan infeksi pada kulit dan jaringan subkutan paling sering karena

    streptokokus atau stafilokokus) sekitar ulkus harus diobati dengan antibiotik sistemik gram

    bakterisida positif.

    2,6 Jika osteomyelitis dicurigai, tindakan diagnostik yang tepat termasuk menyelidik luka

    dengan kapas aplikator berujung steril, serial X-ray, MRI, CT dan radionuklida scan.

    2,7 Osteomielitis lebih baik diobati dengan pengangkatan tulang yang terinfeksi, diikuti oleh dua

    sampai empat minggu pemberian antibiotik. Bila tidak berespon, dapat diobati secara efektif

    dengan terapi antibiotik yang berkepanjangan.

    2,8 Minimalkan tingkat jaringan bakteri, sebaiknya ke 105 CFU / g jaringan tanpa streptokokus

    hemolitik beta dalam ulkus sebelum mencoba penutupan bedah dengan cangkok kulit, kulit

    setara, flap pedicled atau gratis.

  • 7/22/2019 Makalah Luka Kronik

    14/21

    14

    3. Persiapan Bed Luka

    3.1 Memeriksa pasien secara keseluruhan untuk mengevaluasi dan memperbaiki penyebab

    kerusakan jaringan:

    A) Penyakit sistemik (penyakit autoimun, operasi besar, merokok kronis, sepsis, kegagalan

    organ, trauma besar / luka bakar, diabetes, vaskulitis tidak terkontrol dan pioderma

    gangrenosum) dan obat-obatan (obat imunosupresif dan steroid sistemik)

    B) Nutrisi (berat badan, pra-albumin tingkat, tingkat albumin serum dan asupan protein yang

    cukup)

    C) Jaringan perfusi dan oksigenasi (dehidrasi, dingin, stres dan sakit perfusi jaringan menurun,

    merokok menurunkan oksigen jaringan)

    3.2 Debridement

    Lakukan debridement awal dan pemeliharaan debridement (bedah, enzimatik, mekanik, biologis

    atau autolitik). Debridement tajam disukai untuk ulkus diabetes.

    Metode debridement yang dipilih tergantung pada status luka, kemampuan penyedia layanan

    kesehatan, kondisi keseluruhan pembatasan lisensi pasien dan profesional.

    Pembersihan

    3,3 Sabun ringan (nonperfumed, tanpa antibakteri ditambahkan dan pH kulit: 4,5-5,7) dan air

    untuk membersihkan, digunakan secara teratur, efektif, aman dan murah. Gunakan garam steril

    atau air, keran air jika andal bersih. Luka agen antiseptik, misalnya hidrogen peroksida,

    hipoklorit, asam asetat, chlorhexamide, providone / yodium, setrimid dan lain-lain memiliki sifat

    antibakteri, tetapi semua beracun untuk jaringan granulasi yang sehat.

    Dokumentasi Sejarah Luka

    3.4 Dokumen sejarah luka, kekambuhan dan karakteristik (lokasi, pementasan, ukuran, dasar,

    eksudat, infeksi kondisi kulit sekitarnya dan nyeri). Tingkat penyembuhan luka harus dievaluasi

    untuk menentukan apakah pengobatan yang optimal.

    Lainnya

    3,5 Jika ulkus tidak mengurangi sebesar 40% atau lebih setelah empat minggu terapi, re-evaluasi

    dan mempertimbangkan perawatan lainnya.

    3,6 kontrol glukosa Mengoptimalkan meningkatkan penyembuhan luka.

  • 7/22/2019 Makalah Luka Kronik

    15/21

    15

    4. Dressing

    4.1 Penggunaan pembealut luka yang mempertahankan lingkungan penyembuhan luka lembab.

    4.2 Gunakan penilaian klinis untuk memilih pembalut luka lembab yang memfasilitasi

    kelembaban lanjutan. Basah-to-kering dressing tidak dianggap terus menerus lembab dan pilihan

    luka tidak pantas berpakaian.

    4.3 Pilih lapisan pembalut luka untuk mengelola eksudat dan melindungi peri-luka kulit.

    4.4 Pilih pembalut luka yang tetap di tempat, meminimalkan geser dan gesekan, dan tidak

    menyebabkan kerusakan jaringan tambahan.

    4,5 Lapisan pembalut luka pilih yang biaya-efektif dan sesuai dengan etiologi ulkus, pengaturan

    dan penyedia.

    4,6 Selektif menggunakan bahan adjuvant (topikal, perangkat dan / atau sistemik) setelah

    mengevaluasi pasien dan karakteristik ulkus mereka, dan ketika ada kurangnya kemajuan

    penyembuhan dalam menanggapi terapi yang lebih tradisional.

    5. Operasi

    5.1 Tendon Achilles pemanjangan meningkatkan penyembuhan luka kaki depan diabetes.

    Memperpanjang tendon Achilles mengurangi tekanan pada ulkus plantar kaki depan pada pasien

    dengan Dorsofleksi terbatas dan mungkin bermanfaat dalam penyembuhan ulkus kaki diabetik

    tertentu.

    5,2 Pasien dengan iskemia harus dipertimbangkan untuk prosedur revaskularisasi.

    6. Penggunaan Agen Adjuvant

    6.1 Platelet yang diturunkan faktor pertumbuhan (PDGF) yang efektif untuk ulkus kaki diabetik

    neurotropik.

    Sistemik

    Terapi oksigen Hyperbaric mungkin bermanfaat dalam mengurangi tingkat amputasi pada pasien

    dengan ulkus kaki diabetik iskemik.

    7. Pencegahan Kambuh

    7.1 Pasien dengan ulkus diabetes sembuh harus menggunakan sepatu pelindung untuk mencegah

    kekambuhan.

    7.2 perawatan kaki yang baik (mandi yang tepat, kuku pemangkasan dan memakai alas kaki yang

    tepat) dan pemeriksaan harian kaki akan mengurangi kambuhnya ulkus diabetes.

  • 7/22/2019 Makalah Luka Kronik

    16/21

    16

    D. Ulcer pada pembuluh arteri

    1. Diagnosa

    1.1 Semua pasien dengan ulkus tungkai bawah harus dinilai untuk penyakit arteri. Kecurigaan

    penyakit arteri harus meminta rujukan ke spesialis pembuluh darah.

    Kriteria:

    Penurunan atau tidak ada pulsa pedal teraba.

    Keterlambatan dalam menanggapi isi ulang kapiler.

    Keterlambatan 10-15 detik dalam mengembalikan warna saat mengangkat kaki hingga 45

    selama satu menit, tergantung rubor (uji Buerger).

    ABI 0,9 atau> 1,2.

    tekanan oksigen transkutan dari

  • 7/22/2019 Makalah Luka Kronik

    17/21

    17

    2.3 Risiko operasi harus dipertimbangkan terhadap kemungkinan keberhasilan (revaskularisasi

    dan penyembuhan ulkus setelah revaskularisasi) diberikan pasien co-morbiditas.

    3. Pengendalian Infeksi

    3.1 Debridement.

    Hapus nekrotik, jaringan devitalized dengan bedah, enzimatik, debridement mekanis, biologis

    atau autolitik.

    3.2 Penilaian Infeksi

    Pasien dengan neuro-iskemik borok harus dipertimbangkan untuk kursus singkat antibiotik

    sistemik bahkan ketika tanda-tanda klinis dari infeksi yang tidak hadir. Ini luka kronis memiliki

    beban bakteri yang dapat menghambat penyembuhan sebelum bukti tanda-tanda klinis dari

    infeksi. Namun, pengobatan kronis dengan antibiotik sistemik tidak mencegah infeksi dan dapat

    memperburuk hasil jika infeksi berkembang. Oleh karena itu, penggunaan rutin antibiotik harus

    dihindari, dan antibiotik harus dihentikan jika respon tidak terjadi.

    3.3 Pengobatan

    Luka akan sembuh dan infeksi akan lebih baik dicegah jika lingkungan yang memadai oksigen.

    3.4 dressing antimikroba topikal dapat bermanfaat dalam pengelolaan kronis

    4. Persiapan Bed Luka

    4.1 Memeriksa pasien secara keseluruhan untuk mengevaluasi dan memperbaiki penyebab

    kerusakan jaringan:

    A) Penyakit sistemik (penyakit autoimun, operasi besar, merokok kronis, sepsis, kegagalan

    organ, trauma besar / luka bakar, diabetes, vaskulitis tidak terkontrol dan pioderma

    gangrenosum) dan obat-obatan (obat imunosupresif dan steroid sistemik)

    B) Nutrisi (berat badan, pra-albumin tingkat, tingkat albumin serum dan asupan protein yang

    cukup)

    C) Jaringan perfusi dan oksigenasi (dehidrasi, dingin, stres dan sakit perfusi jaringan menurun,

    merokok menurunkan oksigen jaringan)

    4.2 Debridement

    Lakukan debridement Hanya Setelah prosedur revaskularisasi. Pra-revaskularisasi debridement

    hanya dilakukan pada septik kaki dengan dan tanpa tanda-tanda iskemik.

    4.3 Ada agen debriding banyak, tetapi tidak ada konsensus tentang agen terbaik. Metode

    debridement yang dipilih tergantung pada status luka, kemampuan penyedia layanan kesehatan

  • 7/22/2019 Makalah Luka Kronik

    18/21

    18

    dan kondisi keseluruhan pasien. Namun, itu adalah umum untuk menggabungkan metode

    debridement untuk memaksimalkan tingkat penyembuhan.

    4.4 Lainnya

    Terapi Kompresi mungkin bermanfaat dalam borok dari etiologi campuran (vena dan arteri).

    4,5 Ada bukti bahwa autografts, allografts dan penggantian matriks ekstraseluler dapat

    mempercepat penutupan luka, tetapi studi lebih lanjut diperlukan. (Lihat Agen Adjuvant pada

    halaman 26.)

    5. Dressing

    5.1 Dalam ulkus arteri dengan aliran arteri yang cukup untuk mendukung penyembuhan,

    gunakan pembalut luka yang mempertahankan lingkungan penyembuhan luka lembab. Gangren

    kering atau luka parut sebaiknya kering sampai revaskularisasi berhasil.

    5.2 Pilih pembalut luka yang biayanya efektif dan sesuai dengan etiologi ulkus, pengaturan dan

    penyedia. Pertimbangkan waktu penyedia layanan kesehatan, kemudahan penggunaan dan

    tingkat penyembuhan, serta biaya unit pembalut luka.

    6. Penggunaan Agen Adjuvant

    Bagian ini akan dibatasi untuk merekomendasikan agen yang memiliki data yang cukup

    menunjukkan mereka untuk menjadi berguna dalam borok insufisiensi arteri. Studi lebih lanjut

    diperlukan untuk memperjelas manfaat dari agen lain dalam pengobatan ulkus insufisiensi arteri.

    Contoh-contoh zat lain seperti saat ini sedang diselidiki termasuk sel induk, kulit buatan,

    cangkok, oksigen topikal, stimulasi listrik, tekanan negatif, terapi laser, fototerapi, USG dan

    prostaglandin. Silakan lihat pedoman lengkap untuk pengetahuan saat ini pada masing-masing.

    Sistemik

    6.1a Terapi oksigen hiperbarik harus dipertimbangkan untuk pasien dengan non-reconstructable

    anatomi atau tidak penyembuhan meskipun revaskularisasi. Kriteria seleksi meliputi hipoksia

    (karena iskemia) dan hipoksia adalah reversibel dengan oksigenasi hiperbarik. Hipoksia jaringan,

    reversibilitas dan tanggap terhadap tantangan oksigen saat diukur dengan tekanan oksigen

    transkutan.

    Terapi oksigen

    6.1b Hyperbarik harus diselidiki dalam pengobatan iskemia-reperfusi cedera setelah

    revaskularisasi pada pasien dengan ulkus arteri.

    6.2 Pentoxifylline TIDAK meningkatkan penyembuhan ulkus arteri.

  • 7/22/2019 Makalah Luka Kronik

    19/21

    19

    6.3 Sebuah pendekatan untuk mengontrol rasa sakit pada pasien dengan ulkus arteri perifer harus

    mengatasi penyebabnya dan menggunakan tindakan lokal, regional atau / dan sistemik.

    7. Jangka panjang Pemeliharaan

    7.1 Risiko faktor reduksi adalah hal yang paling signifikan untuk ditangani. Ini termasuk rokok

    berhenti merokok, kontrol diabetes melitus, kadar homosistein tinggi, hiperlipidemia dan

    hipertensi.

    7.2 Terapi antiplatelet harus menganjurkan. Vasodilatasi dan efek antiplatelet obat-obatan

    tertentu secara teoritis dapat meningkatkan aktivitas fibrinolitik, meningkatkan insufisiensi arteri

    dan meminimalkan ulserasi. Penelitian lebih lanjut diperlukan.

    7.3 Latihan untuk meningkatkan aliran darah arteri telah ditunjukkan untuk membantu dalam

    jangka panjang perawatan dan pencegahan ulkus arteri.

  • 7/22/2019 Makalah Luka Kronik

    20/21

    20

    management strategy for treatment of chronic wounds.

  • 7/22/2019 Makalah Luka Kronik

    21/21

    21

    Referensi

    1. Brown DL. Wound. In: In: Brown DL, Borschel GH, editors. Michigan Manual of PlasticSurgery. 1

    sted. Philadelphia, USA: Lippincott Williams & Wilkins;2004.p.1-9

    2.

    K. Wayne Johnston, MD: Rutherford: Vascular Surgery, 6

    th

    ed., Copyright 2005Saunders, An Imprint of Elsevier

    3. Judd H. Wound Care made Incredibly Easy.1sted.Philadelphia: Lippincott Williams &Wilkins; 2003.p.30-34

    4. Cohen IK, Diegelmann RF, Yager DR, Wornum IL, Graham MF, Crossland MC. WoundCare and Wound Healing. In : Schwartz SI, Shires GT, Spencer FC, Daly JM, Fischer JE,

    Galloway AC, editors. Principles of Surgery. 7th

    ed. NewYork: Mc-Graw Hill;

    1999.p263-294

    5. Torre JDL, Sholar A. Wound Healing, Chronic Wounds. e-Medicine from WebMD(serial online) 2006 (cited 2006 May 26);1(477) Available from URL: HYPERLINK

    http://www.emedicine.com/plastic/topic477.htm

    6. Adzick NS. Wound healing: Biological and Clinical features. In: Sabiston DC, LyerlyHK, editors. Textbook of Surgery: The biological basis of modern surgical practice. 15

    th

    edition. Philadelphia:W.B Saunders Company, 1997.p. 207-15

    7. Chronic Wound Care Guidelines,Copyright 2007. The Wound Healing Society 341 N.Maitland Ave: Florida.

    http://www.emedicine.com/plastic/topic477.htmhttp://www.emedicine.com/plastic/topic477.htmhttp://www.emedicine.com/plastic/topic477.htm