makalah mspm kel 2.doc

21
MAKALAH MANAJEMEN SISTEM PENYELENGGARAAN MAKANAN MASSAL (MSPM) “PENERIMAAN, PENYIMPANAN, DAN PENYALURAN BAHAN MAKANAN” (Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah MSPM yang dibimbing oleh Bachyar Bakrie, SKM. M.Kes.) Oleh : Kelomok ! " !# $ina %urul &arida '!!* &i+i #maliani akiyah '!!- $ia Sulistyorini '!! #nisa Sekar /idhi '! 01haty Diah $iani '!' #nggi /i2i 3estari '!! Mas4ur #ndriani '! &ebri Dian Permata sa ri '!5 D6i /ahyuni '!7 /inda #.8.9. '! Desy 3elyana '!* ;dcha Kusma $. '!- $o+iatu Sholihah '! Desti 0ka Sari '!5 Di an #y u 8i day at i '! 5 '  %andung 0ko P. '!5 #ri Permana '!!7* #gastya Budi 8. '! KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG JURUSAN GIZI PRODI DIPLOMA III GIZI

Upload: ezhaty-diah-riani

Post on 15-Oct-2015

301 views

Category:

Documents


19 download

DESCRIPTION

MAKALAH MSPM kel 2.doc

TRANSCRIPT

MAKALAH

MANAJEMEN SISTEM PENYELENGGARAAN MAKANAN MASSAL (MSPM)

PENERIMAAN, PENYIMPANAN,

DAN PENYALURAN BAHAN MAKANAN

(Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah MSPM yang dibimbing oleh Bachyar Bakrie, SKM. M.Kes.)Oleh :

Kelompok 2 / 2A

Rina Nurul Farida1203000027

Fifi Amaliani Zakiyah 1203000028

Ria Sulistyorini1203000029

Anisa Sekar Widhi1203000030

Ezhaty Diah Riani1203000031

Anggi Wiji Lestari1203000032

Masqur Andriani1203000033

Febri Dian Permatasari1203000034

Dwi Wahyuni1203000035Winda A.H.U. 1203000036

Desy Lelyana1203000037

Idcha Kusma R. 1203000038

Rofiatu Sholihah1203000039

Desti Eka Sari

1203000040

Dian Ayu Hidayati1203000041

Nandung Eko P. 1203000046

Ari Permana 1202000057

Agastya Budi H. 1203000060

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN

SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG

JURUSAN GIZI

PRODI DIPLOMA III GIZI

MALANG

2014

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemberian makanan secara massal, sudah dirasa kepentingannya sejak zaman dulu kala. Bahkan sejak terjadi pembangunan arca-arca serta piramida dinegara-negara timur tengah. Kebutuhan ini dimulai dengan adanya kebutuhan masyarakat.

Dengan berkembangnya suatu masyarakat, maka terjadi proses pepindahan penduduk dan dimulailah pertukaran barang atau makanan selama proses berlangsung.

Di Indonesia perkembangan dan sejarah mengenai makanan institusi ini masih sangat terbatas. Penyelenggaraan makanan ini sudah ada sejak tahun 600. Sebagaimana halnya dengan Negara berkembang makanan institusi ini berjalan agak lambat (Nursiah mukrie, 1990)

Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia semakin menyadari akan pentingnya kualitas makanan bagi peningkatan produktivitas dan kualitas sumber daya manusia. Perkembangan pangan telah memberikan peluang bisnis dalam berbagai bidang seperti kesehatan, usaha jasa boga, industri pangan dan lain sebagainya.

Jasa boga adalah suatu institusi atau perorangan yang melakukan kegiatan pengelolaan makanan yang disajikan di luar tempat usaha atas dasar pesanan (Depkes RI 1993). Akhir-akhir ini, usaha pelayanan jasa boga mengalami peningkatan dan kemajuan pesat sesuai perkembangan zaman dan tuntutan masyarakat. Kondisi ini ditunjang dengan pergeseran pola pangan masyarakat sebagai akibat perubahan gaya hidup. Sebagian kelompok masyarakat memenuhi kebutuhan pangannya di luar tempat tinggalnya, sehingga pelayanan jasa boga merupakan tumpuan untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan pangan mereka dan harus tersedia segera.

Setiap proses penyelenggaraan makanan tidak akan terlepas dari masalah penerimaan, penyimpanan dan penyaluran bahan makanan karena hal ini menentukan kualitas makanan.

Adapun dalam penyimpanan ternyata sangat berpengaruh terhadap kualitas bahan yang disimpan. Penurunan kualitas yang terjadi selama masa penyimpanan, dapat menimbulkan kerugian yang tidak kecil. Serta juga dalam penerimaan dan penyaluran akan berpengaruh pada kualitas bahan makanan tersebut.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan umum

Dapat mengetahui proses penerimaan, penyimpanan dan penyaluran bahan makanan dalam suatu institusi

1.2.2 Tujuan khusus a. Dapat mengetahui proses pencatatan dan pelaporan penyimpanan dan penyaluran bahan makanan dalam suatu institusi.

b. Dapat mengetahui metode penyimpanan dan penyaluran bahan makanan dalam suatu institusi.

c. Dapat mengetahui syarat-syarat petugas dalam penyimpanan dan penyaluran bahan makanan dalam suatu institusi.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Penerimaan Bahan Makanana. Pengertian

Penerimaan bahan makanan merupakan rangkaian kegiatan meneliti, memeriksa, mencatat, dan melaporkan bahan makanan yang masuk sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan dalam kontrak (surat perjanjian jual beli). Penerimaan bahan makanan ini merupakan kelanjutan dari proses pembelian bahan makanan. Pelaksanaan penerimaan bahan makanan bergantung pada besar kecilnya lembaga. Makin kecil lembaga fungsi unit penerimaan makin mudah dan sederhana, sedangkan lembaga yang besar fungsi unit penerimaan semakin kompleks. Oleh karena itu, fungsi unit penerimaan dapat digunakan sebagai salah satu pengawasan yang kegiatannya dilakukan pada awal pelaksanaan kegiatan penyelenggaraan makanan di suatu lembaga (Nursiah Mukrie,1990)

b. Tujuan Penerimaan Bahan Makanan

Tujuan penerimaan bahan makanan adalah teredianya bahan makanan untuk disalurkan sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan, aman untuk digunakan, bahan tahan lama dan siap dipakai sesuai dengan permintaan(Nursiah Mukrie,1990).

c. Prinsip yang Perlu Diperhatikan dalam Penerimaan Bahan Makanan

Prinsip yang perlu diperhatikan dalam penerimaan bahan makanan adalah:

Jumlah bahan makanan yang diterima harus sama dengan jumlah bahan makanan yang ditulis dalam faktur pembelian dan sama jumlahnya dengan daftar permintaan institusi

Mutu bahan makanan yang diterima harus sama dengan spesifikasi bahan makanan yang diminta pada saat kontrak Pengertian penerimaan bahan makanan

Penerimaan bahan makanan merupakan suatu kegiatan yang meliputi memeriksa atau meneliti, mencatat, dan melaporkan macam, kualitas dan kuantitas bahan makanan yang diterima sesuai dengan pesanan serta spesifikasi yang telah ditetapkan (Depkes RI,1990). Sedangkan menurut Nursiah A. Mukkrie, (1990) Penerimaan bahan makanan perjanjian jual beli.

Harga bahan makanan yang tercantum dalam faktur pembelian harus sama dengan harga bahan makanan yang tercantum dalam penawaran bahan makanan.

d. Pencatatatan dan Pelaporan Penerimaan Bahan Makanan

Pencatatan adalah mencatat tiap langkah kegiatan dalam penyelenggaraan makanan sedangkan pelaporan adalah hasil pengolahan dari pencatatan yang dilakukan secara berkala sesuai dengan waktu dan kebutuhan yang diperlukan. Pencatatan dilakukan setiap hari,yang dilaporkan secara berkala dan berjenjang.

Pencatatan bahan makanan yang akan diterima harus dilakukan secara teliti, sisitematik dan teratur merupakan salah satu faktor penting sebagai dokumentasi tertulis mengenai jumlah, mutu bahan makanan yang diterima. Kadangkala data tersebut dapat digunakan untuk menghitung taksiran kebutuhan bahan makanan yang akan dating atau dapat difunakan pula sebagai alat monitoring kegiatan (Nursiah Mukrie,1990).

Teknik pencatatan dalam proses penerimaan sangat diperlukan untuk ketertiban pengelolaan dan memudahkan pengontrolan pemasukan dan pengeluaran bahan dan alat. Banyak kegiatan administrasi dan kegiatan mencacat yang perlu dilakukan. Misalnya, laporan penerimaan barang, keadaan bahan, pendistribusian dan lain-lain.

Contoh Formulis Penerimaan Bahan MakananTanggal Penerimaan :

NoNama Bahan MakananBerat (gram)KondisiKeterangan

Diterima oleh,

ttd

(Nama Petugas)e. Metode Penerimaan Bahan Makanan

Metode penerimaan bahan makanan yang dapat dilaksanakan oleh institusi penyelenggara makanan banyak adalah secara (blind receiving) dan secara konvensional (conventional receiving).

Penerimaan Bahan Makanan secara Buta (blind receiving)

Pada penerimaan secara buta ini biasanya petugas penerima langsung menerima bahan makanan dengan cara menimbang, menghitung jumlahnya, dan mencatatnya pada buku atau formulir tertentu serta kemudian melaporkannya ke bagian pembelian atau pemesanan. Disini tidak ada pemeriksaan terhadap kualitas bahan makanan, karena petugas penerimaan tidak menerima faktur pembelian dan tidak ada standar spesifikasi bahan makanan yang disepakati bersama dengan pihak pengirim. Biasanya digunakan pada institusi yang sistem pembelian langsung. Penerimaan Bahan Makanan secara Konvensional (conventional receiving)

Metode konvensioanl adalah cara penerimaan yang sangat baik untuk menyediakan bahan makanan yang berkualitas dan kuantitas yang sesuai dengan yang dipesan. Pada metode ini petugas penerimaan menerima faktur pembelian, standar spesifikasi bahan makanan, sehingga dapat melakukan pengecekan kesesuaian antara pemesanan dengan pengiriman bahan makanan. Apabila mutu dan jumlah bahan makanan tidak sesuai dengan yang dipersyaratkan maka petugas penerima berhak mengembalikannya untuk mendapatkan pengganti dari rekanan atau pengirim. Petugas penerima harus mencatat dan melaporkan semua bahan makanan yang diterima dan yang dikembalikan kepada pengirim bahan makanan tersebut.

Syarat-syarat penerimaan bahan makanan secara konvensional :

Spesifikasi bahan makanan

Bon penerimaan

Tempat penerimaan

Petugas penerimaan

f. Syarat-Syarat Petugas Penerimaan Bahan Makanan

Adapun petugas penerimaan bahan makanan haruslah memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

Memiliki tanggung jawab dan mampu berkoordinasi dengan bagian penyaluran dan persiapan

Bersifat bijaksana, adil dan ramah

Mempunyai pengetahuan dan pemahaman tentang spesifikasi bahan makanan

Mampu mengambil keputusan dengan cepat, tepat dan teliti

Disiplin, tidak mengharapkan imbalan apapun

Tidak mudah untuk berkompromi

g. Alat-alat yang Digunakan

1) Kitchen Body Scale

Berfungsi untuk menimbang bahan makanan yang akan digunakan dan menimbang makanan yang akan disajikan.

2) Kitchen Scale

Timbangan digital, berfungsi untuk menimbang bahan makanan yang akan digunakan dan menimbang makanan yang akan disajikan.

3) Heavy Platform Scale

Berfungsi menimbang bahan makanan dalam jumlah besar dan berat. Contoh : beras karung, tepung terigu karung, dll.

4) Heavy Duty Pallet Truck Scale

5) Receiving Desk

Berfungsi untuk menerima barang setelah pembelian, pendataan barang dan pengecekan kualitas barang yang datang.

2.2 Penyimpanan Bahan Makanan

a. Pengertian Penyimpanan Bahan Makanan

Menurut Mukrie (1990), penyimpanan bahan makanan adalah proses kegiatan yang menyangkut pemasukan bahan makanan, penyimpanan bahan makanan serta penyaluran bahan makanan sesuai dengan permintaan untuk persiapan pengolahan bahan makanan. Fungsi penyimpanan berbeda antara lembaga besar dengan lembaga kecil. Penyimpanan dapat bertindak sebegai stok bahan makanan atau persediaan bahan makanan dan sistem penyimpanannya dipusatkan. Bila fungsinya demikian perlu ditetapkan pokok-pokok prosedur yang jelas tentang tugas staf penyimpanan bahan makanan.b. Tujuan Penyimpanan

Berikut ini adalah tujuan penyimpanan bahan makanan menurut Nursiah Mukrie (1990) :

Memelihara dan mempertahankan kondisi dan mutu bahan makanan yang disimpan

Melindungi bahan makanan yang disimpan dari kerusakan, kebusukan, dan gangguan lingkungan lainnya

Melayani kebutuhan macam dan jumlah bahan makanan dengan mutu dan waktu yang tepat

Menyediakan persediann bahan makanan dalam macam jumlah dan mutu yang memadai.c. Fungsi Penyimpanan

Bagi institusi besar, penyimpanan dapat bertindak sebagai stok bahan makanan atau persediaan bahan makanan dan system penyimpanannya dipusatkan. Penyimpanan bahan makanan juga dapat memperpanjang umur simpan, mengurangi cemaran mikroba dan mencegah kerusakan bahan makanan jika disimpan di suhu dan tempat yang tepat.d. Prinsip Penyimpanan

Prinsip penyimpanan yaitu 5 T yang artinya Tepat Tempat, Tepat Waktu, Tepat Mutu, Tepat Jumlah, dan Tepat Nilai (Nursiah Mukrie,1990).

e. Pencatatatan dan Pelaporan

Pencatatan bahan makanan yang disimpan harus tepat, akurat dan konsisten. Berikut form pencatatan dan pelaporan bahan makanan:

Tanggal :Dari Bagian :

Bahan MakananBerat (gram)Sisa (gram)Keterangan

Petugas yang menerima,

Ttd

(petugas)

f. Hal-Hal yang Harus Diperhatikan dalam Penyimpanan Bahan Makanan Keadaan ruang penyimpanan dan peralatan

Harus cukup luas dan mempunyai ruang-ruang, diantaranya ruang penyimpanan kering, ruang peyimpanan basah.

Letaknya harus dekat dengan ruang penerimaan dan distribusi.

Ruangan harus bersih dan penyusunan peralatan dan bahan makanana harus sistematik, teratur.

Harus dilengkapi dengan peralatan dasar seperti timbangan dan cukup ruangan untuk mensortir bahan makanan, menimbang serta cukup luas untuk petugas dan lalu lintas kereta dorong bahan makanan yang masuk atau bahan makanan yang akan keluar.

Harus cukup container untuk bahan makanan segar (sayur sayuan ) dan bahan makanan jadi ( roti).

Harus cukup ventilasi, cukup sirkulasi udara, bebas dari serangga dan binatang pengerat. Sangat dianjurkan menggunakan alat sirkulasi udara yang menempel didinding.

Rak raknya harus mempunyai jarak dengan lantai sehingga bahan makan tidak langsung berada di atas lantai. Jarak lantai dengan bahan makanan atau rak kurang lebih 25 cm dari lantai dan 15 cm dari dinding dan 30 cm dari langit- langit, sehingga memungkinkan udara bebas mengalir.

Harus mempunyai fasilitas untuk penyimpanan bahan makanan segar seperti refrigator/ freezer dengan kondisi yang baik ( temperature baik)

Rak- raknya harus cukup dan mudah digeser sehingga mudah dibersihkan

Temperatur ruangan untuk bahan makanan kering sebaiknya 19 20 oC, penyimpanan bahan makanan segar < 0 10 oC

Hindari ruangan gelap dan lembab karena kondisi demikian memudahkan tumbuhnya organisme/ bakteri perusak terutama tepung- tepungan , rempah- rempah

Jendela ruang penyimpanan sebaiknya dibuat type dorong serta bertirai yang tidak tembus pandang, sehingga dapat melindungi bahan makanan dari sinar matahari. Cahaya yang dianjurkan hanya sebesar 4 lilin dan jarak jendela dengan langit- langit kurang lebih 70 cm. Penerangan buatan di dalam ruang harus cukup terang untuk mengecek barang, menghitung serta membersihkannya (Nursiah Mukrie,1990).

g. Pengaturan Bahan Makanan pada Penyimpanan Bahan Makanan

Berikut ini pengaturan bahan makanan menurut Nursiah Mukrie (1990)

Bahan makanan harus diletakkan dalam tempat yang tetap sesuai dengan sistimatika pemakaian bahan makanan. Tempat penyimpanan bahan makanan kering dan segar harusnya diletakkan terpisah

Penyusunan bahan makanan dapat diklasifikasikan menurut jenis bahan makanan dan sistematika pemakaian bahan makanan. Bahan makanan yang sejenis diletakkan berdekatan dan bahan makanan yang sering digunakan sebaiknya di letakkan pada lokasi yang mudah dicapai petugas.

Memperhatikan rotasi bahan makanan dengan menggunakan metode first in first out ( FIFO) dengan arti bahan makanan yang terdahulu diletakkan terdepan.

h. Penanganan Bahan Makanan Sebelum Disimpan

Bahan makanan yang akan disimpan dalam lemari es, harus bebas dari kotoran, serangga dan debu

Untuk daging, ikan, ayam dan sejenisnya dibungkus plastic sebelum disimpan

Bahan makanan sejenis keju, mentega harus ditutup dan diletakkan dalam container yang steril untuk mengurangi tumbuhnya bakteri dan kering. Bahan makanan jadi harus ditutup, untuk menghindari kontaminasi dari bahan makanan lain yang disimpan, menghindari kering serta penyebaran aroma

Bahan makanan yang mempunyai bau keras, sebelum dimasukkan dalam refrigerator harus tertutup rapat

Bahan makanan panas harus didinginkan dulu dalam temperature ruangan sebelum disimpan

Bahan makanan yang berbentuk cair harus dimasukkan dalam tempat yang tertutup.

Untuk bahan makanan serealia, tepung-tepungan, re mpah-rempah harus dimasukkan dalam container plastic yang tertutup rapat, dilengkapi dengan identitas bahan makanan lengkapi. Syarat-syarat Petugas Penyimpanan Bahan Makanan

Petugas penyaluran bahan makanan haruslah memiliki higiene personal yang meliputi :

Pemeriksaan kesehatan

Kebersihan tangan dan jari tangan

Kesehatan rambut

Kebersihan hidung

Kebersihan mulut dan gigi.

Kebersihan telinga

j. Alat-alat yang digunakan dalam Penyimpanan Bahan Makanan1) Ruang penyimpanan

Ruang penyimpanan yang kering digunakan untuk menyimpan bahan makanan kering, makanan yang tidak mudah rusak (non perishable food), makanan kaleng, produk serealia, rempah rempah dan makanan yang tidak memerlukan suhu penyimpanan dingin atau beku. Meskipun menurut karakteristiknya makanan kering memiliki umur simpan yang lebih lama dibandingkan makanan segar, namun penyimpanan yang tepat diperlukan untuk menjaga mutunya2) Refrigerator

Refrigerator digunakan dalam penyimpanan bahan makanan segar / basah. Refrigerator digunakan untuk penyimpanan jangka pendek. Makanan yang disimpan dalam refrigerator adalah daging, unggas, ikan, produk susu, buah, dan sayur. Penyimpanan dalam refrigerator menghambat pertumbuhan bakteri. Pada umumnya bakteri dapat tumbuh pada suhu 40-140oF (4,4-60oC). Suhu refrigerator untuk kepentingan komersial umumnya diset pada suhu 1,6-5oC.3) Freezer

Freezer merupakan tempat penyimpanan bahan makanan untuk jangka panjang yang aman dan praktis. Freezer utamanya digunakan untuk menyimpan makanan yang diterima dalam keadaan beku. Meskipun tidak semua bahan makanan dapat dibekukan secara sempurna. 2.3 Penyaluran Bahan Makanan

a. Pengertian Penyaluran Bahan Makanan

Penyaluran bahan makanan adalah pendistribusian bahan makanan dari bagian penerimaan bahan makanan atau dari gudang penyimpanan, sesuai dengan permintaan dari bagian pengolahan. Penyaluran bahan makanan adalah tatacara mendistribusikan bahan makanan berdasarkan pemintaan harian. Tujuan daripada penyaluran bahan makanan adalah tersedianya bahan makanan yang siap pakai dengan kualitas dan kuantitas yang tepat sesuai dengan pesanan. Untuk melaksanakan kegiatan penyaluran bahan makanan ada beberapa syarat yang harus diperhatikan yaitu adanya bon permintaan bahan makanan dan tersedianya kartu stok/buku catatan keluar masuknya bahan makanan (Moehyi, 1992).b. Pencatatatan dan pelaporan Penyaluran Bahan Makanan

Agar dapat mengawasi keluar masuknya bahan makanan pada bagian penerimaan, penyimpanan dan penyaluran bahan makanan, maka sistem pencatatan dan pelaporannya harus tepat, akurat dan konsisten. Pada bagian ini diperlukan formulir permintaan bahan makanan dari unit pengolahan, formulir penerimaan bahan makanan dari rekanan, formulir pengeluaran bahan makanan dari gudang, formulir penyerahan bahan makanan dari bagian penerimaan, dan pelaporan penerimaan dan penyaluran bahan makanan dari bagian penerimaan dan gudang.

Tanggal :

Kepada bagian :

NoNama Bahan MakananBerat (gram)KondisiKeterangan

Petugas,

ttd

(nama terang)

c. Metode Penyaluran Bahan Makanan

Ada 2 metode penyaluran bahan makanan yaitu :

1) Metode penyaluran langsung

Dalam metode penyaluran langsung, bahan makanan yang diterima dari supplier langsung dibawa ke bagian produksi untuk diolah(untuk bahan makanan yang akan diolah pada hari itu)

2) Metode penyaluran tidak langsung

Kebalikan dari metode penyaluran langsung, metode penyaluran tidak langsung mempunyai pengertian bahan makanan yang diterima dari supplier tidak langsung dikirim ke bagian produksi, tetapi dikirim di bagian penyimpanan untuk disimpan karena tidak langsung digunakan.

Pada penyaluran bahan makanan perlu pengawasan yaitu bahan makanan tidakboleh keluar dari gudang penyimpanan tanpa suatu daftar permintaan bahan dari petugas pengolah, dan jumlah yang dikeluarkan dari gudang harus sesuain atau tepat jumlahnya dengan yang diminta (sesuai dengan keperluan produksi). Demikian pula untuk bahan makanan yang dikirim dari bagian penerimaan, harus sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan oleh bagian pengolahan.

Dalam penyaluran bahan makanan terdapat 2 aspek yang harus diperhatikan :

a. Bahan makanan tidak boleh keluar dari gudang penyimpanan tanpa suatu daftar permintaan bahan dari petugas pengolah.

b. Jumlah yang harus dikeluarkan gudang harus sesuai atau tepat jumlahnya yang diminta (sesuai dengan keperluan produksi)

Kedua aspek diatas merupakan fungsi control dalam penyaluran bahan makanan oleh karena itu kejujuran petugas penjaga dan pengolah mutlak diperlukan. Fungsi control lain yang dapat dilakukan dalam penyaluran bahan makanan adalah melalui surat-surat pencatatan dan pelaporan dari pihak penjaga gudang. Penjaga mencatat serta melaporkan tentang keluar masuknya bahan makanan dengan menggunakan formulir laporan.d. Syarat-Syarat Petugas Penyaluran Bahan Makanan

Syarat petugas penyaluran bahan makanan:

Jujur

Bertanggung jawab

Disiplin

Teliti

Mampu berkoordinasi dengan petugas lain dengan baik.

Mampu mengambil keputusan dengan cepat, tepat dan teliti.

Mempunyai pengetahuan dan pemahaman tentang bahan makanan

Mampu mempertahankan bahan makanan dalam kondisi baik hingga ruang penyimpanan ataupun pengolahan.e. Alat-alat yang digunakan Penyaluran Bahan Makanan1) Trolley Barang

Berfungsi membawa barang-barang berat dalam jumlah banyak.

Contoh : beras karung, tepung terigu karung, dll2) Heavy Duty Pallet Truck Scale

3) Heavy Platform Scale

Berfungsi menimbang bahan makanan dalam jumlah besar dan berat. Contoh : beras karung, tepung terigu karung, dll.BAB III

KESIMPULAN

Penerimaan bahan makanan merupakan rangkaian kegiatan meneliti, memeriksa, mencatat, dan melaporkan bahan makanan yang masuk sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan dalam kontrak (surat perjanjian jual beli). Penyimpanan merupakan proses kegiatan yang menyangkut pemasukan bahan makanan, penyimpanan bahan makanan serta penyaluran bahan makanan sesuai dengan permintaan untuk persiapan pengolahan bahan makanan. Penyaluran bahan makanan adalah pendistribusian bahan makanan dari bagian penerimaan bahan makanan atau dari gudang penyimpanan, sesuai dengan permintaan dari bagian pengolahan Hal-hal yang mempengaruhi penerimaan, penyimpanan dan penyaluran bahan makanan harus diperhatikan dengan benar mulai dari tujuan, prinsip, metode-metode, pencatatan dan pelaporan, syarat petugas hingga alat-alat yang digunakan sehingga bahan makanan dapat terjaga kualitas dan kuantitasnya.DAFTAR PUSTAKAMukrie, Nursiah. 1990. Manajemen Pelayanan Gizi Institusi Dasar. Jakarta :Proyek pengembangan pendidikan tenaga gizi pusat

Moehji, Sjahmien. 1992. Ilmu gizi. Jakarta: Bhatara Karya Aksara

Anonim. 2011. Menerima dan menyimpan bahan makanan (http://chefcommis.wordpress.com/) diakses tanggal 20 Mei 2014

15