makalah penyuluhan kelompok iv
TRANSCRIPT
-
7/22/2019 Makalah Penyuluhan Kelompok IV
1/9
Tugas Penyuluhan
PENYELAMATAN TERUMBU KARANG TERHADAP ILEGAL FISHING
Oleh Kelompok IV
Iin Simboka
Sri Susanti Tumu
Rivaldi Maarjan Ibrahim
Yogi Pratama
Zulfandi Karim
Rahmat Sed
Ervina Mahmud
Ratna ?
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN
JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS ILMUILMU PERTANIAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2014
-
7/22/2019 Makalah Penyuluhan Kelompok IV
2/9
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan kesempaankepada penulis untuk dapat menyelasikan tugas makalah ini. Dalam makalah ini
penulis akan memaparkan materi tentang penyelamatan terumbukarang terhadap
ilegal fishing.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan dan penuyusunan makalah bi8ni
tentunya memiliki kekurangan-kekurangan karena pada dasarnya maNUSIA
TIDAK ADA YANG SEMPURNA. Oleh sebab itu penulis mengharapkan kritikan
da sanran untuk menjadi acuan dala, melakukan penyuasunan malakah selanjut
nya.
Selebihnya penuolis berharap makalah ini fdapatv memberikan manfaat kepada
pembac. Segala sesuatu yang baik itu datangnya dari Allah SWT sedangklan
kesalahan-kesalahan mungkin dari saya pribadi.
Gorontalo 1 juni 2014
Penulis
-
7/22/2019 Makalah Penyuluhan Kelompok IV
3/9
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar BelakangTerumbu karang adalah sekumpulan hewan karang yang bersimbiosis dengan
sejenis tumbuhan alga yang merupakan habitat hidup bagi banyak ikan di laut
yang menjadi sumber kehidupan dan makanan juga bagi banyak ekosistem laut
yang begitu beragam. Terumbu karang menjadi pusat perhatian mahluk hidup dan
alam karena keindahan,fungsi dan juga keanekaragamannya yang sungguh
memiliki berbagai fungsi dan sangat berguna dalam kehidupan,baik itu manusia
maupun hewan.
Terumbu karang di dunia diperkirakan mencapai 284,300 km2. Terumbu
karang dan ekosistem lain yang terkait, seperti padang lamun, rumput laut dan
mangove adalah ekosistem laut terkaya di dunia. Wilayah Indonesia mempunyai
sekitar 18% terumbu karang dunia, dengan keanekaragaman hayati tertinggi di
dunia (lebih dari 18% terumbu karang dunia, serta lebih dari 2500jenis ikan,590jenis karang batu, 2500 jenis Moluska, dan 1500 jenis udang-udangan).
Terumbu karang berfungsi sebagai habitat bagi banyak spesies laut untuk
melakukan pemijahan, peneluran, pembesaran anak, makan dan mencari makan ,
terutama bagi sejumlah spesies yang memiliki nilai ekonomis penting. Banyaknya
spesies makhluk hidup laut yang dapat ditemukan di terumbu karang menjadikan
ekosistem ini sebagai gudang keanekaragaman hayati laut. Saat ini, peran terumbu
karang sebagai gudang keanekaragaman hayati menjadikannya sebagai sumber
penting bagi berbagai bahan bioaktif yang diperlukan di bidang medis dan
farmasi.
illegal fishing merupakan kegiatan penangkapan yang dilakukan oleh
nelayan tidak bertanggung jawab dan bertentangan oleh kode etik penangkapan
bertanggung jawab Illegal fishing termasuk kegiatan mall praktek dalam
pemanfaatan sumberdaya perikanan yang merupakan kegiatan pelanggaran
http://www.goblue.or.id/clown-fish-lucunya-melebihi-baduthttp://www.goblue.or.id/clown-fish-lucunya-melebihi-badut -
7/22/2019 Makalah Penyuluhan Kelompok IV
4/9
hukum. Kegiatan illegal fishing umumnya bersifat merugikan bagi sumberdaya
perairan yang ada. Kegiatan ini semata-mata hanya akan memberikan dampak
yang kurang baik baik ekosistem perairan akan tetapi memberikan keuntungan
yang besar bagi nelayan. Dalam kegiatan panangkapan yang dilakukan nelayan
dengan cara dan alat tangkap yang bersifat merusak yang dilakukan oleh nelayan
khususnya nelayan traditional. Untuk menangkap sebanyak-banyaknya ikan-ikan
karang yang banyak digolongkan kedalam kegiatan illegal fishing karena kegiatan
penangkapan yang dilakukan semata-mata memberikan keuntungan hanya untuk
nelayan tersebut dampak berdampak kerusakan untuk ekosistem karang. Kegiatan
yang umumnya dilakukan nelayan dalam melakukan penangkapan dan termasuk
kedalam kegiatan illegal fishing adalah penggunaan alat tangkap yang dapat
merusak ekosistem seperti kegiatan penangkapan dengan pemboman,
penangkapan dengan menggunakan racun serta penggunaan alat tangkap trawl
pada daerah yang karang.
Beberapa contoh kegiatan ilegal fishing
Penangkapan ikan dengan menggunakan bahan peledak merupakan carayang sering digunakan oleh nelayan traditional didalam memanfaatkan
sumberdaya perikanan khususnya didalam melakukan penangkapan ikan-
ikan karang. Penangkapan ikan-ikan karang dengan menggunakan bahan
peledak dapat memberikan akibat yang kurang baik baik bagi ikan-ikan
yang akan ditangkap maupun untuk karang yang terdapat pada lokasi
penangkapan. Penggunaan bahan peledak dalam penangkapan ikan di
sekitar daerah terumbu karang menimbulkan efek samping yang sangat
besar. Selain rusaknya terumbu karang yang ada di sekitar lokasi
peledakan, juga dapat menyebabkan kematian biota lain yang bukan
merupakan sasaran penangkapan. Oleh sebab itu, penggunaan bahan
peledak berpotensi menimbulkan kerusakan yang luas terhadap ekosistem
terumbu karang.
Selain penggunaan bahan peledak didalam penangkapan ikan diderahkarang, kegiatan yang marak dilakukan oleh nelayan adalah dengan
-
7/22/2019 Makalah Penyuluhan Kelompok IV
5/9
menggunakan obat bius atau bahan beracun lainnya. Bahan beracun yang
umum dipergunakan dalam penangkapan ikan dengan pembiusan seperti
sodium atau potassium sianida. Seiring dengan meningkatnya permintaan
konsumen terhadap ikan hias dan hidup memicu nelayan untuk melakukan
kegiatan penangkapan yang merusak dengan menggunakan racun sianida.
Kegiatan ini umum dilakukan oleh nelayan untuk memperoleh ikan hidup.
Kegiatan lain yang termasuk kedalam kegiatan illegal fishing adalahpenggunaan alat tangkap trawl pada daerah karang. Kegiatan ini
merupakan kegiatan penangkapan yang bersifat merusak dan tidak ramah
lingkungan. Penggunaan alat tangkap trawl pada daerah karang dapat
dilihat pada kasus yang terjadi di perairan Bagan Siapi-Api Provinsi
Sumatera Utara dan di Selat Tiworo Provinsi Sulawesi Tenggara.
Sebagaimana telah kita ketahui bersama, penggunaan alat tangkap ini
sudah dilarang penggunaannya di Indonesia karena alat tangkap tersebut
termasuk kedalam alat tangkap yang sangat tidak ramah lingkungan
karena memiliki selektifitas alat tangkap yang sangat buruk. Nelayan di
sulawesi Utara cendrung tidak memperdulikan hukum yang ada. Merekatetap melakukan proses penangkapan dengan menggunakan alat tangkap
trawl. Alat yang umumnya digunakan oleh nelayan berupa jaring dengan
ukuran yang sangat besar, memilki lubang jaring yang sangat rapat
sehingga berbagai jenis ikan mulai dari ikan berukuran kecil sampai
dengan ikan yang berukuran besar dapat tertangkap dengan menggunakan
jaring tersebut.
1.2TujuanAdapun tujuan dari penyuluhan ini adalah untuk memberikan pengetahuan
mengenai dampak dari kerusakan ekosistem karang terhadap ilegal fishing yang
dilakukan oleh nelayan itu sendiri serta dampak lain dari ilegal fihing yang dapat
merugikan banyak pihak. Selanjutnya tujuan lain dari penyuluhan ini adalah untuk
memberitahukan bahwa telah ada aturan UU perikanan yang mengatur segala
sesuatu yang menyangkut kegiatan perikanan. Tujuan. Dengan adanya tujuan ini
bermaksud agar masyarakat dapat simpatik terhadap kegiatan penyelamatan
-
7/22/2019 Makalah Penyuluhan Kelompok IV
6/9
lingkungan dan dapat membantu mensukseskan kegiatan tersebut. Meski
demikian kegiatan penyuluhan harus dapat menumbuhkan rasa persaudaraan serta
kedekatan yang balance untuk memudahkan penerapan dari konsep penyuluhan
yang telah disampaikan.
1.3SasaranBerdasarkan tujuan diatas tentunya memiliki sasaran. Adapun sasaran dari
penyuluhan ini tentunya nelayan-nelayan pesisir yang berhubungan langsung
dengan kegiatan penangkapan serta oknum-oknum yang terjkait didalamnya
seperti pengumpul atupun yang memediasi kegiatan ilegal fishing. Nelayan-
nelayan yang belum memahami tentang dampak dari ilegal fishing tersebut.
Selain itu sasaran kami adalah pemerintah yang semestinya mengambil bagian
dalam kegiatan ini. Suksesnya kegiatan ini apabila dilandasi oleh pemerintah yang
mendukung. Dengan adanya perhatian dari pemerintah untuk program
penyelamatan ini tentunya akan dapat menyalurkan langasung kepada masyarakat
yang mungkin di tandai dengan aturan perda yang jelas serta penerapan secara
dinamis.
-
7/22/2019 Makalah Penyuluhan Kelompok IV
7/9
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Metodologi
Adapan metodologi dari kegiatan penyuluhan ini adalah dengan penyediaan
materi yang praktis dan mudah untuk dimengerti dalam bentuk powerpoint
dengan menggunakan infokus. Langkah ini diambil untuk mempermudah
pemateri dan peserta penyuluhan dalam pemaparan dan pemahaman. Seluruh
anggota penyuluhan yang mengambil posisi sebagai pemateri harus aktiv dalam
hal pemaparan dan menguasai materi yang akan disampaikan. Pembagian tugasscara merata dalam hal penjelasan untuk peserta penrima materi.
Selain itu pemateri dapat menciptakan suasana penyuluhan yang mendidik dan
tidak menekan peserta penerima materi. Kegiatan penyuluhan yang kondusif
adalah terciptanya suasana kelas namun tidak formal. Yang dimaksudkan diisni
suasana kelas tetapi tidak formal adalah bahwa adakebebasan untuk peserta
melkukan tanya jawab terhadap pemateri dan tidak mesti harus terikat dengan
bahasa yang akademik atau bahasa baku dari bahasa Indonesia. Akan tetapi,
peserta dapat menggunakan bahasa sehari-hari yang mungkin tidak akademis
disesuaikan dengan kondisi dari peserta penyuluhan.
Pematri yang baik adalah pemateri yang dapat dapat menciptakan suasana
yang kondusif, bebas, namun terarah. Langkah ini diambil untuk bisa mengambil
simpatik dari peserta penyuluhan.
2.2 Pelaksanaan
Pelaksanaan dari program ini segera dilakukan untuk mengetahui hasil
dari program penyuluhan ini apakah sesuai dengan target. Dengan adanya
perhatian pemerintah dalam hal mediasi pelaksaan tersebut maka akan angat
memungkinkan penyuluhan tersebut iterima oleh masyarakat. Dalam pelaksanaan
ini juga harus melibatkan masyarakat itu sendiri baik itu LSM, atau orang-orang
yang berpengauh. Kegiatan pelaksanaan ini dipilih dalam kesempatan dimanan
-
7/22/2019 Makalah Penyuluhan Kelompok IV
8/9
masyarakat dapat dangan leluasa datang disaat mereka lagi istirahat. Seluruh
lapisan masyarakat dilibatkan baik sbagai panitia ataupun peserta. Pentingnya
pelaksanaan ini demi menjaga ekosistem terumbu karang seta mempererat tali
prsaudaraan baik itu antara sessama masyarakat dengan panitia penyuluhan serta
pemerintah setempat. Untuk pelaksaan penyuluhan ini sebaiknya dilakukan pada
waktu dimana masyarakat dapat dengan leluasa meluangkan waktunya untuk
hadir dalam kegiatan ini. Pemilihan waktu dan tempat disesuaikan dengan kondisi
dari mayarakat tersebut. Akan lebih efektif apabila memilih pada waktu yang
luang dimana masyarakat sedang berhenti beraktivitas. Selain itu pelaksanaan dari
penyuluhan ini agar tidak hanya melakukan pemaparan materi tetapi harus
diselingi dengan kegiatan penghibur agar peserta penyuluhan tikdak meraa bosan
terhadap pemaparan materi yang sedang berlangsung.
-
7/22/2019 Makalah Penyuluhan Kelompok IV
9/9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
kesimpulan yang dapat ditarik dari materi ini adalah bahwa untuk melakukan
penyuluhan mestinya dapat memperhatikan poin-poin penting yang berpengaruh
terhadap kegiatan penyuluhan yang akan dilakukan. Pemaparan mengenai
penyelamatan terumbu karang ini akan sangat berjalajn dngan baik apabila
mempehatikan berbagai faktor penting yang kemudian disimpulkan menjadi dua
faktor sebagai berikut
Faktor internal yaitu keispan dari pemateri dalam penyampaian ataupemaparan pada saat penyuluhan. Kesiapan pemateri mencakup mengenai
peguasaan materi
Faktor eksternal yang mnungki meliputi sarana prasarana dari penyuluhanini. Kondisi dari masyarakat setempat.