makalah tentang letter of credit (l/c)

Upload: denny-sulistyo

Post on 17-Feb-2018

554 views

Category:

Documents


31 download

TRANSCRIPT

  • 7/23/2019 makalah tentang LETTER OF CREDIT (L/C)

    1/23

    ANALISIS PENGATURAN DAN PRAKTEK PENGGUNAAN

    LETTER OF CREDIT (L/C) DALAM PERSPEKTIF HUKUM

    NASIONAL INDONESIA

    Disusun untuk Memenuhi Tugas

    Hukum Dagang Internasional

    Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta

    Disusun oleh :

    RIZKA AMALIA E 0006033

    DENNY SULISTYO E 0009090

    FAKULTAS HUKUM

    UNIVERSITAS SEBELAS MARET

    SURAKARTA

    2012

  • 7/23/2019 makalah tentang LETTER OF CREDIT (L/C)

    2/23

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh

    penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan

    bersama. Penduduk yang dimaksud dapat berupa antar perorangan (individu

    dengan individu), antara individu dengan pemerintah suatu negara atau

    pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain. Di banyak negara,

    perdagangan internasional menjadi salah satu faktor utama untuk meningkatkan

    Gross domestic product(GDP). Meskipun perdagangan internasional telah terjadi

    selama ribuan tahun, dampaknya terhadap kepentingan ekonomi, sosial, dan

    politik baru dirasakan beberapa abad belakangan. Perdagangan internasional pun

    turut mendorong Industrialisasi, kemajuan transportasi, globalisasi, dan kehadiran

    perusahaan multinasional.

    Kerangka ketentuan global dalam perdagangan internasional yang

    menjadi ruang gerak negara-negara berkembang sebagian besar ditentukan oleh

    negara-negara industri. Berkaitan dengan tatanan perdagangan internasional yang

    baru dimana WTO, APEC dan AFTA mempunyai ketentuan-ketentuan dasar yaitu

    keterbukaan Pasar harus dilaksanakan dengan konsekuen agar negara

    berkembang seperti Indonesia benar-benar mempunyai kesempatan untuk

    memanfaatkan dampak-dampak positif dari Peranan Bidang Perkapalan dan

    Pelayaran Niaga dalam Perdagangan 15 perdagangan bebas, terutama keterbukaan

    perdagangan antara negara ASEAN yang memberikan kesempatan kepada tiap

    negara untuk saling mengisi peluang pasar yang ada sesuai kemampuan produksi

    masing-masing negara. Keuntungan dari keterbukaan pasar dapat menyebabkan

    peningkatan produksi barang untuk dipasarkan ke Negara yang membutuhkan.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Pemerintahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Negarahttp://id.wikipedia.org/wiki/Pendapatan_nasionalhttp://id.wikipedia.org/wiki/Industrialisasihttp://id.wikipedia.org/wiki/Transportasihttp://id.wikipedia.org/wiki/Globalisasihttp://id.wikipedia.org/wiki/Perusahaan_multinasionalhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pemerintahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Negarahttp://id.wikipedia.org/wiki/Pendapatan_nasionalhttp://id.wikipedia.org/wiki/Industrialisasihttp://id.wikipedia.org/wiki/Transportasihttp://id.wikipedia.org/wiki/Globalisasihttp://id.wikipedia.org/wiki/Perusahaan_multinasional
  • 7/23/2019 makalah tentang LETTER OF CREDIT (L/C)

    3/23

    Transaksi perdagangan luar negeri merupakan suatu rangkaian kegiatan

    dalam suatu perdagangan yang lazim dikenal denganperdagangan ekspor impor.

    Perdagangan ini merupakan suatu transaksisederhana, yaitu membeli dan menjual

    barang antar pengusaha yangmasing-masing bertempat tinggal di negara-negara

    yang berbeda.1

    Ekspor impor dewasa ini sering juga disebut sebagai bisnis dokumen atau

    bisnis surat berharga.2Hal ini disebabkan realisasi suatu transaksi pada umumnya

    diwakili oleh dokumen-dokumen pengapalan seperti Bill of Lading, faktur

    perdagangan, draft, polis asuransi dan lainnya. Pengertian dariLetterof Credititu

    sendiri adalah suatu surat yang dikeluarkan oleh bank devisa atas permintaan

    importir nasabah bank devisa bersangkutan dan ditujukan pada eksportir diluar

    negeri yang menjadi relasi dari importir tersebut. Bank penerbit L/C menjamin

    untuk mengakseptir wesel yang ditarik tersebut asal sesuai dan memenuhi semua

    syarat yang tercantum di dalam surat tersebut. Segala ketentuan praktek dan

    kebiasaan kredit berdokumen terdapat didalam ketentuan yang dikenal sebagai

    The Uniform Customs and Practice forDocumentary.

    Yang dimaksud denganLetter of Credit (L/C) adalahLetter of Credityang

    diterbitkan oleh bank dengan segala macam sifat dan jenisnya. Dalam transaksi

    jual beli antara eksportir dan importir, penggunaan L/C merupakan cara yang

    paling aman bagi eksportir maupun importir, karena adanya kepastian bahwa

    pembayaran akan dilakukan apabila syarat L/Cdipenuhi. Namun demikian cara

    pembayaran ini biayanya relatif lebih besar dibanding dengan cara pembayaran

    yang lain.

    Letter of Credit sebagai satu sarana yang banyak dipakai dalam memperlancar

    transaksi perdagangan internasional sangat perlu dipelajari secara mendalam oleh

    semua yang terlibat dalam perdagangan internasional. Dalam era globalisasi

    kelak, dapat diyakini bahwa peranan Letter of Creditsebagai sarana pembayaran

    1Etty Susilowati Suhardo, Cara Pembayaran dengan Letter of Credit dalam Perdagangan Luar

    Negeri (Semarang: FH UNDIP, 2001), hal. 2

    2Amir M.S,

    Letter of Credit Dalam Bisnis Ekspor Impor, (Jakarta: PPM, 2003), hal. 1.

  • 7/23/2019 makalah tentang LETTER OF CREDIT (L/C)

    4/23

    internasional, bukannya akan berkurang, malah akan memegang peranan yang

    lebih penting. L/Cmemegang peranan penting dalam perdagangan internasional

    dan akan terus merupakan instrumen yang paling ampuh dalam jasa-jasa

    perbankan. Penggunaan Letter of Credit (L/C) dalam perdagangan internasional

    saat ini sudah menjadi kebiasaan internasional yang paling sering dilakukan

    sebagai alat pembayaran transaksi perdagangan intenasional. Maka dengan itu

    L/Ctersebut dapat ditinjau dari segi hukum internasional karena salah satu sumber

    Hukum Internasional adalah kebiasaan-kebiasaan internasional dan penggunaan

    L/C di dalam perdagangan internasional sudah menjadi kebiasaan internasional

    karena sudah banyak negara-negara yang memilih untuk menggunakan L/C

    sebagai alat pembayaran di dalam melakukan transaksi perdagangan internasional.

    Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor

    29/33/KEP/DIR tahun 1996, penggunaan L/C dalam lalu lintas perdagangan

    internasional, Aspek hukum L/C merupakan bagian dari hukum kontrak, L/C

    sebagai kontrak bisnis dari para pihak, penerbitan didasari atas kontrak-kontrak

    dasarnya, seperti kontrak penjualan yang memuat klausula pelaksanaan transaksi

    dengan penerbitan L/C. Namun secara hukum L/C merupakan kontrak yang

    bersifat independen terhadap kontrak dasarnya. Dalam hal terjadi sengketa L/C

    yang timbul baik dalam skala nasional maupun skala internasional dalam

    pelaksanaannya diselesaikan menurut penentuan cara penyelesaian sengketa yang

    dimuat dalam klausulL/C.

  • 7/23/2019 makalah tentang LETTER OF CREDIT (L/C)

    5/23

    B. Rumusan Masalah

    Berkaitan dengan apa yang telah diuraikan di atas, permasalahan dalam

    makalah ini adalah sebagai berikut :

    1. Bagaimanakah pengaturan L/C dalam praktek perdagangan

    internasional?

    2. Bagaimanakah pengaturan L/C dalam praktek hukum perbankan di

    Indonesia?

    3. Bagaimanakah praktek penggunaan L/C dalam tata aturan hukum

    nasional Indonesia?

  • 7/23/2019 makalah tentang LETTER OF CREDIT (L/C)

    6/23

    BAB II

    PEMBAHASAN

    A. PengaturanL/CDalam Praktek Perdagangan Internasional

    Letter of Creditadalah alat pembayaran yang dikenal baik secara nasional

    maupun internasional. Di Indonesia, L/C merupakan salah satu alat

    pembayaran utama dalam transaksi ekspor-impor.

    The use of the letter of credit as a tool to reduce risk has grown

    substantially over the past decade. Letter of credit accomplish their purpose

    by substituting the credit of bank for that of the customer, for the purpose of

    facilitating trade.3

    L/C walaupun telah menjadi salah satu alat pembayaran utama dalam

    bisnis, tapi belum terdapat keseragaman mengenai pengertianL/Cdi Indonesia.

    Selain itu Peraturan Pemerintah No.1 Tahun 1982 yang merupakan dasar

    hukum L/Cdi Indonesia tidak mengatur secara rinci pedoman mengenai L/C,

    berikut pula peraturan Bank Indonesia yang berfungsi sebagai peraturan

    pelaksana dari PP tersebut belum bisa menjelaskan secara detail tentang L/C.

    Dalam dunia bisnis internasional juga demikian. Maka diharapkan

    International Chamber of Commerce (ICC) dapat meluruskan masalah

    mengenaiL/C.

    Dalam transaksi L/C, Bank Indonesia mendukung4 agar semua L/C

    tunduk pada Uniform Customs and Practice for Documentary Credits (UCP)

    yang diterbitkan oleh ICC, Paris dan merupakan tatanan ketentuan L/C yang

    diterima secara Internasional. UCP yang secara hukum tidak dapat disamakankekuatan mengikatnya dengan produk hukum legislatif atau produk hukum

    yudikatif tingkat nasional atau Konvensi tingkat Internasional. L/C

    penggunaannya didasarkan pada kesepakatan para pihak, sehingga kalau para

    3www.crfonline.org/cro/cro-9-2.html

    4 Surat Edaran Bank Indonesia No.26/34/ULN tanggal 17-12-1993 mengatakan L/C yang

    diterbitkan bank umum boleh tunduk atau tidak pada UCP 1993 Revision, ICC Publication

    No.500. Tapi secara implisit Bank Indonesia tetap menginginkan agar semua L/C yang diterbitkan

    bank umum tunduk pada UCP sebab UCP merupakan satu-satunya ketentuan L/C yang berlakusecara Internasional.

  • 7/23/2019 makalah tentang LETTER OF CREDIT (L/C)

    7/23

    pelaku L/C mau tunduk pada ketentuan UPC, maka harus jelas dinyatakan

    dalam kontraknya.5 Dengan demikian pemberlakuan ketentuan UPC sesuai

    dengan asas kebebasan berkontrak sebagaimana diatur dalam pasal 1338

    KUHPerdata.

    Tetapi perlu diingatkan, bahwa pilihan hukum hanya dapat dilakukan

    dalam batasan bahwa sistem hukum tersebut mempunyai keterkaitan yang

    relevan dengan kontrak. BilamanaL/Ctidak memuat klausul mengenai pilihan

    hukum, maka hakim harus menentukan hukum nasional yang berlaku atas L/C

    dalam hal terjadi sengketa.

    ICC yang merupakan suatu organisasi di bidang perdagangan membentuk

    UCP dengan tujuan untuk menciptakan keseragaman praktek L/C secara

    Internasional (kodifikasi atau kompilasi). Namun, ICC ini bukan suatu lembaga

    legislatif yang dapat menciptakan suatu produk hukum sehingga UCP tidak

    bersifat mengikat dan memaksa bagi masyarakat di seluruh dunia.6 UCP

    menganut 2 prinsip dasarL/Cyaitu prinsip independensiL/Cterhadap kontrak

    dasar dan kontrak lainnya dan prinsip bahwa bank hanya berurusan dengan

    dokumen tidak dengan barang atau jasa.7 Prinsip independensi yaitu prinsip

    memisahkan kontrak dasarnya yaitu kontrak penjualan dengan permintaan

    penerbitan L/C. Sedangkan prinsip bahwa bank hanya berurusan dengan

    dokumen membuktikan bahwa realisasi pembayaran L/C hanya berkaitan

    dengan dokumen-dokumen yang dipersyaratkan dalam L/C tidak dengan

    barang atau jasa. UCP telah mengalami perubahan beberapa kali yaitu UCP

    151 (1951), UCP 222 (1962), UCP 290 (1974), UCP 400 (1983), UCP 500

    (1994), dan yang terakhir UCP 600 (2007).

    5UCP 500 article 1 Application of UCP The Uniform Customs and Practice for Documentary

    Credits, 1993 Revision, ICC Publication No.500, shall apply to all Documentary Credits

    (including to the extent to which they may be applicable, Standby Letter(s) of Credit) where they

    are incorporated into the text of the Credit. They are binding on all parties thereto, unless

    otherwise expressly stipulated in the Credit.

    6Rolf A. Schutze dan Gabriele Fontane, Documentary Credit Law throughout the World, (Paris:

    ICC Publishing, S.A., 2001), hal. 14.

    7Uniform Customs and Practice for Documentary Credit Publication No. 600 (UCP), (Paris:

    Internasional Chamber of Commerce, 2007, article 4.

  • 7/23/2019 makalah tentang LETTER OF CREDIT (L/C)

    8/23

    B. PengaturanL/CDalam Praktek Hukum Perbankan Di Indonesia

    Ketentuan nasional sangat berperan karena ketentuan UCP tidak bersifat

    mengikat dan memaksa bagi masyarakat secara internasional. Selain itu, tidak

    semua hal yang berkaitan dengan L/Cdiatur dalam UCP misalnya mengenai

    penipuan dan pemalsuandalam transaksi L/C. Di Indonesia, beberapa

    pertimbangan yang mendasari pemikiran kebutuhan hukum nasioanal

    mengenai L/C yaitu untuk memberikan kepastian hukum yang jelas atas

    teransaksiL/Cdan utuk melengkapi ketentuan UCP. Dalam hal ini, para pihak

    dalam transaskiL/Cdapat menyepakati bahwa ketentuan dalam UCP bersifat

    melengkapi ketentuan nasional tersebut. Hal tersebut dibuktikan dengan

    adanya Rancangan Peraturan Bank Indonesia yang mengatur tentang L/C.

    Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, penerbitanL/Cdi Indonesia dilakukan

    dengan mengacu kepada ketentuan sebagai berikut:

    a. Peraturan Pemerintah No. 1 Tahun 1982 tanggal 16 Januari 1982 tentang

    Pelaksanaan Ekspor, Impor, dan Lalu Lintas Devisa yang mengatur bahwa

    L/C sebagai salah satu cara pembayaran dengan kredit dapat digunakan

    untuk melakukan transaksi ekspor impor tetapi sampai saat ini belum ada

    ketentuan lebih lanjut yang mengaturL/C sehingga masih menggunakan

    ketentuan UCP.

    b. Uniform Customs and Practice for Documentary Credits (UCP) karena

    hampir seluruh hukum perbankan tunduk pada ketentuan UCP.

    c. Peraturan BI No.5/11/P/2003 tanggal 23 Juni 2003 tentang pembayaran

    Transaksi Impor yang mengatur bahwa pembayaran transaksi ekspor

    impor dilakukan dengan menggunakanL/Catau tidak.d. Surat Edaran BI No.26/34.ULN tanggal 17 Desember 1993 tentang

    Uniform Customs and Practice for Documentary Credits (UCP) 1993

    Revision Internasional Chamber of Commerce (ICC)PublicationNo. 500

    yang mengatur bahwaL/Cyang diterbitkan bank devisa dapat tunduk atau

    tidak pada UCP.

    e. Surat Keputusan Direksi BI No.23/88/KEP/DIR tanggal 28 Februari 1992

    dan Surat Edaran BI No.23/7/UKU tanggal 18 Maret 1991 masing-masing

  • 7/23/2019 makalah tentang LETTER OF CREDIT (L/C)

    9/23

    tentang pemberian Garansi oleh Bank yang mengatur mengenai pemberian

    garansi bank khususnya mengenaistandby L/C.

    f. Keputusan Presiden No.24 Tahun 1998 tentang Penerbitan Jaminan Bank

    Indonesia, serta penerbitan jaminan bank untuk penerimaan pinjaman luar

    negeri oleh Bank Persero dan Bank Pembangunan Daerah yang telah

    diizinkan melakukan kegiatan dalam valuta asing.

    g. Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No.29/33/KEP/DIR/1996 tentang

    Pelaksanaan Pembayaran Transaksi Impor.

    C. Praktek PenggunaanL/CDalam Tata Aturan Hukum Nasional Indonesia

    Berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia No.01/M-DAG/PER/1/2009 tanggal 5 Januari 2009, pemerintah mengultimatum

    pengusaha menggunakan Letter of Credit (L/C) untuk mengekspor produk

    komoditi berbasis sumber daya alam, diantaranya kopi, minyak sawit mentah

    (crude palm oil), kakao, karet, produk pertambangan, dan timah batangan.

    Eksportir yang tidak menggunakanL/Ctidak bisa mengekspor komoditi

    tersebut karena Bea Cukai tidak akan merelease barang tersebut bila di

    Pemberitahuan Barang Ekspor tidak atau belum mencantumkan nomorL/C.

    Oleh karena itu, pemerintah memberikan kelonggaran waktu kepada eksportir

    untuk beradaptasi terhadap aturan wajibL/Ctersebut selama 2 bulan.

    Dengan pertimbangan diatas dan menunjang kelancaran proses ekspor

    impor, pelatihan ini khusus didesain dan dikembangkan bagi para pihak-pihak

    yg terlibat dalam aktivitas ekspor impor untuk memberikan keterampilan dan

    pemahaman yang benar mengenai prosedur ekpor impor dan fasilitas serta

    kemudahan yang terdapat pada prosedur ekspor impor. Di akhir pelatihan ini,

    peserta akan semakin merasakan manfaat pelatihan dengan diberikan latihan

    disertai dengan case yang sering terjadi di lapangan.

    Janji tertulis yang diterbitkan oleh issuing bank atas dasar

    permohonan tertulis aplicant atau dirinya sendiri kepada beneficiary untuk

    membayar atau mengaksep draft, mengizinkan bank lain untuk membayar

    atau mengaksep atau mengambil alih draft, apabila dokumen yang

    diserahkan oleh beneficiary sesuai dengan syarat dan kondisi janji tertulis

  • 7/23/2019 makalah tentang LETTER OF CREDIT (L/C)

    10/23

    yangditerbitkan oleh issuing bank (letter of kredit) ).(Kamus Perbankkan -

    BI)

    AtasL/Cyang dibuka oleh importir, eksportir atau supplier di luar negeri

    diberi hak untuk menarik wesel sebesar nilai harga barang yang dikirimnya

    atas nama importir. Wesel ini beserta dokumen-dokumen pengapalan

    barangnya oleh eksportir disearahkan kepada bank koresponden yang menjadi

    penerimaL/Cuntuk dimbil alih.

    Pembayaran yang dilakukan atas dasar L/C tersebut berarti bank

    koresponden membayar lebih dahulu atas nama bank pembuka L/Csehingga

    tampaknya ada unsur kredit. Jangka waktu antara pembayaran yang dilakukan

    bank penerima L/Cdengan pembayaran yang dilakukan oleh bank pembuka

    L/C dikenakan sekedar bunga. Karena pembayaran atas dasar L/C ini

    dilakukan berdasarkan dokumen pengapalan barang, maka L/C yang dibuka

    sering disebut documentary letter of credit, yakni pembayaran L/C yang

    dijamin dengan dokumen.

    a. Pihak-Pihak Dalam Letter Of Kredit

    Dalam suatu mekanisme L/C terlibat secara langsung beberapa pihak

    ialah:

    a. Pembeli atau disebut juga buyer, importer

    b. Penjual atau disebut jugaselleratau exporter

    c. Bank pembuka atau disebut juga opening bank, issuing bank

    d. Bank penerus atau disebut juga advising bank

    e. Bank pembayar ataupaying bank

    f. Bank pengaksep atau accepting bankg. Bank penegosiasi atau negotiating bank

    h. Bank penjamin atau confirming bank

    Dalam keadaan yang sederhana suatu L/C menyangkut 3 pihak utama,

    ialah pembeli, penjual, dan bank pembuka.

  • 7/23/2019 makalah tentang LETTER OF CREDIT (L/C)

    11/23

    b. Kewajiban dan Tanggung Jawab Dalam L/C

    Mengenai hal ikhwal yang menyangkut kewajiban dan tanggung jawab

    bank sebagai pihak yang berurusan dengan dokumen-dokumen, telah diatur

    secara lengkap yang garis besarnya dapat dikemukan sebagai berikut:

    1. Bank wajib memeriksa semua dokumen dengan ketelitian yang wajar

    untuk memperoleh kepastian bahwa dokumen-dokumen itu secara formal

    telah sesuai denganL/C.

    2. Bank yang memberi kuasa kepada bank lain untuk membayar, membuat

    pernyataan tertulis pembayaran berjangka, mengaksep, atau menegosisi

    dokumen, maka bank yang memberi kuasa tersebut akan terikat untukmereimburse.

    3. Issuing bank setelah menerima dokumen dan menganggap tidak sesuai

    denganL/Cyang bersangkutan, harus menetapkan apakah akan menerima

    atau menolaknya.

    4. Penolakan dokumen harus diberitahukan dengan telekomunikasi atau

    sarana tercepat dengan mencantumkan penyimpangan-penyimpangan yang

    ditemui dan minta penegasan status dokumen tersebut.

    5. Issuing bankakan kehilangan hak menyangkut bahwa dokumen-dokumen

    itu tidak sesuai dengan syarat-syaratL/C.

    6. Bila bank pengirim dokumen menyatakan terdapat penyimpangan pada

    dokumen dan memberitahukan bahwa pembayaran, pengaksepan, atau

    penegosiasian dengan syarat atau berdasarkan indemnity telah

    dilakukannya.

    7. Bank-bank dianggap tidak terikat kewajiban atau tanggung jawab

    mengenai:

    - Bentuk, kecukupan, ketelitian, keaslian, pemalsuan atau keabsahan

    menurut hukum daripada tiap-tiap dokumen.

  • 7/23/2019 makalah tentang LETTER OF CREDIT (L/C)

    12/23

    - Syarat-syarat khusus yang tertera dalam dokumen-dokumen atau

    yang ditambahakan padanya.

    - Uraian, kwantitas, berat, kwalitas, kondisi, pengepakan,

    penyerahan, nilai atau adanya barang-barang.

    - Itikad baik atau tindakan-tindakan dan atau kealpaan, kesanggupan

    membayar utang, pelaksanaan pekerjaan atau standing daripada si

    pengirim.

    8. Bank-bank juga dianggap tidak terikat kewajiban atau tanggung jawab atas

    akibat-akibat yang timbul karena kelambatan dan atau hilang dalam

    pengiriman daripada berita-berita, surat-surat atau dokumen-dokumen.

    9. Bank-bank tidak terikat kewajiban atau tanggung jawab sebagai akibat

    yang timbul karena terputusnya bisnis mereka disebabkan hal-hal di luar

    kekuasaanya.

    10. Bila bank mempergunakan jasa-jasa bank lain dalam melaksanakan

    instruksi applicant, maka hal tersebut adalah atas beban dan resiko

    applicant.

    c. Proses dan langkahlangkahL/C:

    1. Negosiasi jual beli

    2. Pembeli mengajukanL/C

    3. Bank memeriksa pengajuanL/Cnasabah

    4. Apabila bank setuju, nasabah wajib setor jaminan

    5. L/Cditujukan kepada bank penerus

    6. Advising BankmeneruskanL/Cke produsen

  • 7/23/2019 makalah tentang LETTER OF CREDIT (L/C)

    13/23

    7. Produsen mengirim barang

    8. Produsen menyerahkan dokumen pengiriman barang kepada advising

    bank

    9. Advising banktidak langsung memberikan pembayaran, sebagai bank

    penerus selanjutnya meneruskan penagihan kepadaIssuing bank

    10.Issuing bankmeneliti keabsahan dokumen dan kesesuaiannya dengan

    isi perjanjian

    11. Setelah dinyatakan sah maka issuing bank melakukan pembayaranmelalui advising bank

    12.Advising bankmeneruskan pembayaran kepada produsen

    13.Issuing bank menagih kewajiban pembayaran pembelian barang

    kepada buyers

    14.Buyers membayar tagihan kepada issuing bank

    d. Bentuk Dan Jenis L/C

    1. Revocable Letter Of Credit

    Adalah L/C yang dapat diubah atau dibatalkan sewaktu-waktu tanpa

    pemberitahuan lebih dahulu kepada beneficiary. Dari ketentuan

    tersebut menunjukan bahwa suatu L/Cyang dapat ditarik kembali atau

    dibatalkan tidak menciptakan suatu ikatan hukum antara pihak bank

    dan beneficiary. Sebenarnya bentuk revocable ini kurang tepat apabila

    disebutL/Ckarena tidak mengandung jaminan bahwa wesel-weselnya

    akan dibayar ketika diajukan, mengingat pembatalan mungkin telah

    terjadi tanpa pemberitahuan kepada beneficiary. Oleh karena itu

    bentukL/C yang demikian kurang disukai oleh penjual dan jarang

    dipergunakan.

    2. Irevocable Letter Of Credit

  • 7/23/2019 makalah tentang LETTER OF CREDIT (L/C)

    14/23

    Adalah suatu L/C yang tidak dapat diubah atau dibatalkan tanpa

    persetujuan semua pihak baik pembeli, penjual, maupun pihak bank

    yang bersangkutan. Selama jangka waktu berlakunya yang ditentukan

    dalam L/C, issuing bank tetap menjamin untuk membayar,

    mengaksep, atau menegosiasi wesel-wesel yang ditarik atas L/C

    tersebut asalkan syarat-syarat dan kondisi yang ditetapkan didalamnya

    terpenuhi.

    3. Confirmed Irrevocable Letter Of Credit

    Sebagaimana diketahui sifat khusus suatu L/Cadalah credit standing

    bank itu ditambahkan pada kredit standing pembeli dalam L/C yangbersangkutan. Namun demikian dapat terjadi kredit standing daripada

    issuing bank tidak memuaskan bagi pihak penjual, hal ini timbul

    apabila misalnya issuing bank hanya suatu bank lokal tanpa

    mempunyai reputasi internasional sehingga pihak penjual memandang

    perlu untuk meminta jaminan kepada advising bank. Dalam hal ini

    penjual akan mengajukan permohonan agar dibuka suatu confirmed

    L/C.

    4. Transferable Letter Of Credit

    Adalah suatu kredit yang memberikan hak kepada beneficiary untuk

    meminta kepada bank yang diamanatkan untuk melakukan

    pembayaran atau akseptasi atau kepada setiap bank yang berhak

    melakukan negosiasi, untuk menyerahkan hak atas kredit itu

    seluruhnya atau sebagian kepada satu pihak ketiga atau lebih.

    5. Back To Back Letter Of Credit

    Dipakai dalam keadaan seperti halnya pada transferable L/C yakni,

    suatu transaksi dagang yang dilakukan dengan melalui pedagang

    perantara atau dalam keadaan dimana hubungan langsung antara

    pembeli dan supplier tidak dimungkinkan oleh peraturan-peraturan

    negara yang bersangkutan. Walaupun ada persamaan demikian tetapi

  • 7/23/2019 makalah tentang LETTER OF CREDIT (L/C)

    15/23

    tidak berarti bahwa ketentuan-ketentuan yang berlaku terhadap

    transferableL/Cseluruhnya berlaku juga bagi back to back L/C.

    6. Red Clause Letter Of Credit

    Adalah suatu klausula yang memuat makna anti cipatory yaitu

    menyangkut sesuatu hal yang sifatnya didahulukan. Adapun yang

    didahulukan disini adalah pembayaran atas L/C oleh bank yang

    dilakukan sebelum dokumen-dokumen yang disyaratkan diserahkan.

    Atas dasar inilah maka red clause L/Ctermasuk dalam golongan yang

    disebut anti cipatory credit.

    7. Green Ink Clause Letter Of Credit

    Green ink clause letter of credithampir serupa dengan red clause L/C,

    yakni juga memberikan uang muka kepada beneficiary sebelum

    pengapalan barang-barang dilakukan.

    8. Revolving Letter Of Credit

    Dalam suatu kegiatan perdagangan luar negeri antara penjual dan

    pembeli sering terjadi serentetan transaksi secara kontinyu dan teratur

    baik waktu maupun jumlah. Adapun cara pembayarannya dapat

    dilakukan dengan pembukaanL/Cseperti yang telah diutarakan di atas

    untuk masing-masing transaksi.

    9. Stand By Letter Of Credit

    Suatu jaminan khusus yang biasanya dipakai sebagai stand by oleh

    pihak beneficiary atau bank atas nama nasabahnya. Dalam hal ini

    apabila pihakapplicantgagal untuk melaksanakan suatu kontrak atau

    gagal untuk membayar pinjaman atau memenuhi pinjaman lain bank

    yang bersangkutan akan membayar kepada beneficary atas penyerahan

    selembar sight draft dan surat pernyataan dari beneficiary, yang

    menyatakan bahwa applicant atau kontraktor tidak dapat melaksanakan

    kontrak yang disetujui, membayar pinjaman atau memenuhi kewajiban

    lain itu.

  • 7/23/2019 makalah tentang LETTER OF CREDIT (L/C)

    16/23

    e. Prosedur Transaksi Letter Of Credit.

    - Pihak penjual dan pembeli mengadakan negosiasi jual beli barang

    hingga terjadi kesepakatan.

    - Pihak pembeli diharuskan membukaL/Cdalam negeri pada suatu bank

    (bank pembukaL/C)

    - Setelah L/C dalam negeri dibuka, oleh bank pembuka L/C segera

    memberitahukan kepada bankpembayar bahwaL/Cdalam negeri telah

    dibuka dan agar disampaikan kepada si penjual barang.

    - Penjual barang mendapat pemberitahuan dari bank pembayar bahwa

    pembeli telah membuka L/C barang dagangan sudah dapat segera

    dikirim. Disini penjual barang meneliti apakah L/C terjadi perubahan

    dari syarat yang telah disetujui semula.

    - Pihak penjual menghubungi maskapai pelayaran atau perusahaan

    angkutan lainnya untuk mengirimkan barang-barang ke tempat tujuan.

    - Pada waktu pembeli menerima kabar dari perusahaan pengangkutan

    bahwa barang telah datang, maka pihak pembeli harus membuatkan

    certificate of receipts atau konosemen yang harus diserahkan kepada

    bank pembayar dan penjual. Hal ini dilakukan setelah memeriksa

    kebenaranL/Cdengan faktur atau barang yang dikirim oleh si pembeli.

    - Atas dasar konosemen penjual segera menghubungi bank pembayar

    dengan menunjukan dokumen L/C dan surat pengantar dokumen

    disertai denga wesel yang berfungsi sebagai penyerahan dokumen dan

    penagihan pembayaran kepada bank pembayar.

    - Bank pembayar setelah menerime dokumen dari penjual segera

    menghubungi bank pembuka L/C. Oleh bank pembuka L/C segera

    memberitahukan penerimaan dokumen dilampiri dengan perhitungan-

    perhitungannya kepada pembeli.

  • 7/23/2019 makalah tentang LETTER OF CREDIT (L/C)

    17/23

    - Pembeli menerima dokumen dari bank pembukaL/C.

    - Pembeli segera melunasi seluruh kewajibannya atas jual beli tersebut

    kepada bank pembukaL/C.

    - Bank pembuka L/C memberi konfirmasi penerimaan dokumen dan

    sekaligus memberitahukan bahwa si pembeli telah membayar. Dengan

    demikian memberi ijin kepada bank pembayar untuk melakukan

    pembayaran kepada si penjual. Kemudian semua arsip disimpan.

    - Oleh bank pembayar akan dilakukan pembayaran dengan

    memperhatikan diskonto atau perhitungan wesel.

    Fakta yang terjadi dalam praktek perbankan dikaitkan dengan Hukum yg

    berlaku dalam halLetter of Credityaitu pihak bank memberlakukanPrinsip

    bank yang hanya terkait dengan dokumen.

    - Artikel 5 UCP 600:

    Banks deal with documents and not withgoods, services or performance

    to which the documents may relate

    - Doktrin Kesesuaian Mutlak

    Ketentuan mengenai UCP dapat digunakan bersama-sama dengan

    hukum nasional dalam pelaksanaan suatu pembayaran transaksi perdagangan

    internasional yang menggunakan Documentary Credit. UCP sebagai

    kompilasi atau unifikasi kebiasaan-kebiaasaan internasional mempermudah

    pemahaman dan kesepakatan pelaku perdagangan internasional. Documentary

    Creditmasih merupakan metode pembayaran transaksi bisnis internasional

    yang dianggap paling aman dan paling banyak digunakan di dalam transaksi

    bisnis internasional. Hadirnya Uniform Custom and Practice for Documentary

    Credit (UCP) sebagai suatu kompilasi hukum kebiasaan internasional

    mengenai Documentary Creditdapat memberikan suatu keseragaman di

    dalam praktek-praktek kebiasaan tersebut sehingga dapat menghindari adanya

    perbedaan persepsi. Di Indonesia belum ada suatu ketentuan perundang-

    undangan yang khusus mengatur masalah penggunaanDocumentary Credit.

  • 7/23/2019 makalah tentang LETTER OF CREDIT (L/C)

    18/23

    BAB III

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    1. pengaturan L/C dalam praktek perdagangan internasional

    Dalam transaksiL/Cdalam praktek di dunia internasional semuanya

    tunduk pada Uniform Customs and Practice for Documentary Credits

    (UCP) yang diterbitkan oleh ICC. UCP merupakan tatanan ketentuan L/C

    yang diterima secara Internasional. UCP yang secara hukum tidak dapat

    disamakan kekuatan mengikatnya dengan produk hukum legislatif atauproduk hukum yudikatif tingkat nasional atau Konvensi tingkat

    Internasional. L/C penggunaannya didasarkan pada kesepakatan para

    pihak, sehingga kalau para pelaku L/Cmau tunduk pada ketentuan UPC,

    maka harus jelas dinyatakan dalam kontraknya. Dengan demikian

    pemberlakuan ketentuan UPC sesuai dengan asas kebebasan berkontrak

    sebagaimana diatur dalam pasal 1338 KUHPerdata.

    UCP menganut 2 prinsip dasarL/C yaitu prinsip independensi L/C

    terhadap kontrak dasar dan kontrak lainnya dan prinsip bahwa bank hanya

    berurusan dengan dokumen tidak dengan barang atau jasa. UCP telah

    mengalami perubahan beberapa kali yaitu UCP 151 (1951), UCP 222

    (1962), UCP 290 (1974), UCP 400 (1983), UCP 500 (1994), dan yang

    terakhir UCP 600 (2007).

    2. pengaturan L/C dalam praktek hukum perbankan di Indonesia

    Di Indonesia, pengaturan L/CDalam Praktek Hukum Perbankan Di

    Indonesia untuk memenuhi kebutuhan hukum nasioanal mengenai L/C

    yaitu untuk memberikan kepastian hukum yang jelas atas teransaksi L/C

    dan utuk melengkapi ketentuan UCP. Berdasarkan ketentuan Bank

    Indonesia, penerbitanL/Cdi Indonesia dilakukan dengan mengacu kepada

    ketentuan sebagai berikut:

    a. Peraturan Pemerintah No. 1 Tahun 1982 tanggal 16 Januari 1982

    tentang Pelaksanaan Ekspor, Impor, dan Lalu Lintas Devisa.

  • 7/23/2019 makalah tentang LETTER OF CREDIT (L/C)

    19/23

    b. Peraturan BI No.5/11/P/2003 tanggal 23 Juni 2003 tentang

    pembayaran Transaksi Impor.

    c. Surat Edaran BI No.26/34.ULN tanggal 17 Desember 1993 tentangUniform Customs and Practice for Documentary Credits (UCP) 1993

    Revision Internasional Chamber of Commerce (ICC) Publication No.

    500.

    d. Surat Keputusan Direksi BI No.23/88/KEP/DIR tanggal 28 Februari

    1992 dan Surat Edaran BI No.23/7/UKU tanggal 18 Maret 1991

    masing-masing tentang pemberian Garansi oleh Bank khususnya

    mengenaistandby L/C.

    e. Keputusan Presiden No.24 Tahun 1998 tentang Penerbitan Jaminan

    Bank Indonesia.

    f. Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No.29/33/KEP/DIR/1996

    tentang Pelaksanaan Pembayaran Transaksi Impor.

    3. praktek penggunaan L/C dalam tata aturan hukum nasional Indonesia

    Berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia No.

    01/M-DAG/PER/1/2009 tanggal 5 Januari 2009, pemerintah

    mengultimatum pengusaha menggunakan Letter of Credit (L/C) untuk

    mengekspor produk komoditi berbasis sumber daya alam, diantaranya

    kopi, minyak sawit mentah (crude palm oil), kakao, karet, produk

    pertambangan, dan timah batangan.

    Atas L/Cyang dibuka oleh importir, eksportir atau supplier di luar

    negeri diberi hak untuk menarik wesel sebesar nilai harga barang yang

    dikirimnya atas nama importir. Wesel ini beserta dokumen-dokumen

    pengapalan barangnya oleh eksportir disearahkan kepada bank

    koresponden yang menjadi penerimaL/Cuntuk dimbil alih.

    Pembayaran yang dilakukan atas dasarL/C tersebut berarti bank

    koresponden membayar lebih dahulu atas nama bank pembuka L/C

    sehingga tampaknya ada unsur kredit. Jangka waktu antara pembayaran

    yang dilakukan bank penerima L/C dengan pembayaran yang dilakukan

  • 7/23/2019 makalah tentang LETTER OF CREDIT (L/C)

    20/23

    oleh bank pembuka L/C dikenakan sekedar bunga. Karena pembayaran

    atas dasarL/C ini dilakukan berdasarkan dokumen pengapalan barang,

    maka L/Cyang dibuka sering disebut documentary letter of credit, yakni

    pembayaranL/Cyang dijamin dengan dokumen.

    Dalam keadaan yang sederhana suatu L/C menyangkut 3 pihak

    utama, ialah pembeli, penjual, dan bank pembuka.

    Bank-bank dianggap tidak terikat kewajiban atau tanggung jawab

    mengenai:

    - Bentuk, kecukupan, ketelitian, keaslian, pemalsuan atau keabsahan

    menurut hukum daripada tiap-tiap dokumen.

    - Syarat-syarat khusus yang tertera dalam dokumen-dokumen atau yang

    ditambahakan padanya.

    - Uraian, kwantitas, berat, kwalitas, kondisi, pengepakan, penyerahan,

    nilai atau adanya barang-barang.

    - Itikad baik atau tindakan-tindakan dan atau kealpaan, kesanggupan

    membayar utang, pelaksanaan pekerjaan atau standing daripada si

    pengirim.

    - Bank-bank juga dianggap tidak terikat kewajiban atau tanggung

    jawab atas akibat-akibat yang timbul karena kelambatan dan atau

    hilang dalam pengiriman daripada berita-berita, surat-surat atau

    dokumen-dokumen.

    - Bank-bank tidak terikat kewajiban atau tanggung jawab sebagai

    akibat yang timbul karena terputusnya bisnis mereka disebabkan hal-

    hal di luar kekuasaanya.

    Adapun bentuk dan jenisL/C:

    1. Revocable Letter Of Credit

    2. Irevocable Letter Of Credit

  • 7/23/2019 makalah tentang LETTER OF CREDIT (L/C)

    21/23

    3. Confirmed Irrevocable Letter Of Credit

    4. Transferable Letter Of Credit

    5. Back To Back Letter Of Credit

    6. Red Clause Letter Of Credit

    7. Green Ink Clause Letter Of Credit

    8. Revolving Letter Of Credit

    9. Stand By Letter Of Credit

    Hadirnya Uniform Custom and Practice for Documentary

    Credit (UCP) sebagai suatu kompilasi hukum kebiasaan internasional

    mengenai Documentary Creditdapat memberikan suatu keseragaman di

    dalam praktek-praktek kebiasaan tersebut sehingga dapat menghindari

    adanya perbedaan persepsi. Di Indonesia belum ada suatu ketentuan

    perundang-undangan yang khusus mengatur masalah penggunaan

    Documentary Credit.

    B. Saran

    1. Sebaiknya pengaturanL/Cdalam praktek perdagangan internasional harus

    ada ketentuan yang jelas yang mempunyai kekuatan mengikatnya dengan

    produk hukum legislatif atau produk hukum yudikatif tingkat nasional atau

    Konvensi tingkat Internasional. Sehingga ada standar dan kekuatan untuk

    perlindungan bagi pihak-pihak yang terlibat dalam L/C secara

    internasional.

    2. Hendaknya pengaturanL/Cdalam praktek hukum perbankan di Indonesia

    ada ketentuan dalam bentuk undang-undang. Tidak hanya sebatas

    Peraturan Pemerintah atau dari Peraturan BI saja. Sehingga ada kekuatan

    dan dasar yang kuat bagi pengaturanL/Cdi Indonesia.

    3. Sebaiknya dalam praktek penggunaan L/C dalam tata aturan hukum

    nasional Indonesia ada kejelasan mengenai aturan bakunya. Sehingga

  • 7/23/2019 makalah tentang LETTER OF CREDIT (L/C)

    22/23

    diharapkan ada prosedur yang sama dan tetap. Tidak berdasarkan pada

    kebiasaan-kebiasaaan saja.

  • 7/23/2019 makalah tentang LETTER OF CREDIT (L/C)

    23/23

    DAFTAR PUSTAKA

    Buku

    1. Etty Susilowati Suhardo. 2001. Cara Pembayaran dengan Letter of Credit

    dalam Perdagangan Luar Negeri. Semarang: FH UNDIP.

    2. Amir M.S. 2003.Letter of Credit Dalam Bisnis Ekspor Impor. Jakarta: PPM.

    Peraturan Perundang-Undangan

    1. Peraturan Pemerintah No. I Tahun 1982 tanggal 16 Januari 1982 tentang

    Pelaksanaan Ekspor, Impor dan Lalu Lintas Devisa

    2. Surat Edaran Bank Indonesia (BI) No. 26/34/ULNtanggal 17 Desember 1993

    tentang UniformsCustoms and Practice for Documentary Credits(UCP) 1993

    Revision- International Chamber of Commerce (ICC) Publication No. 500

    3. Peraturan Bank Indonesia No. 5/11/PBI/2003 tanggal23 Juni 2003 tentang

    Pembayaran Transaksi Impor

    Internet

    www.gudangmateri.com/2010/07/perdagangan - internasional .html

    www. /lc-letter-of-credit.html/pengertian-perdagangan-internasional.html

    viii.jasa-jasa perbankan edukasi ekonomi

    www.crayonpedia.org/.../BSE:Perdagangan _ Internasional _9.2_

    id.wikipedia.org/wiki/Perdagangan_internasional

    http://www.gudangmateri.com/2010/07/perdagangan-internasional.htmlhttp://www.gudangmateri.com/2010/07/perdagangan-internasional.htmlhttp://www.crayonpedia.org/.../BSE:Perdagangan_Internasional_9.2_http://www.crayonpedia.org/.../BSE:Perdagangan_Internasional_9.2_http://www.gudangmateri.com/2010/07/perdagangan-internasional.htmlhttp://www.crayonpedia.org/.../BSE:Perdagangan_Internasional_9.2_