makalh yatni 2015

29
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara yang sedang berkembang dan sebagai salah satu Negara di Asia Tenggara yang giat membangun dalam berbagai bidang khususnya dalam bidang kesehatan. Upaya penyelenggaraan kesehatan merupakan tekad bangsa Indonesia untuk memajukan kesejahteraan umum. Pemerintah dan Masyarakat mempunyai kewajiban untuk melaksanakan upaya-upaya tersebut, serta memajukan kesejahteraan umum yang berarti mewujudkan suatu tingkat kehidupan masyarakat secara optimal memenuhi kebutuhan dasar manusia terrmasuk kesehatan. Sebagaimana tercantum dalam Undang Undang Kesehatan Republik Indonesia No. 23 Tahun 1992 , bahwa : “Tujuan pembangunan Kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemampuan, dan kemauan untuk hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal”. Upaya kesehatan yang semula berupa penyembuhan penderita secara berangsur-angsur berkembang ke arah kesatuan upaya kesehatan untuk seluruh masyarakat dengan peran serta dari masyarakat yang mencakup upaya peningkatan ( promotif ), pencegahan ( preventif ), penyembuhan ( kuratif ), dan pemulihan ( rehabilitatif ) yang bersifat menyeluruh, berkesinambungan dan terpadu serta diselenggarakan dengan berdaya guna dan berhasil guna ( Sistem Kesehatan Nasional ). Tujuan Nasional yang tercantum dalam UUD 1945 yang menyatakan bahwa : “Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan memajukan kesejahteraan umum, untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial”. Salah satu usaha pemerintah untuk meningkatkan derajad kesehatan masyarakat terutama dalam rangka menunjang progam Usaha Perbaikan Gizi Keluarga adalah dengan melalui pemberian 1

Upload: enik-utmawati

Post on 09-Jul-2016

26 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALH YATNI 2015

BAB IPENDAHULUAN

1. 1 Latar BelakangIndonesia merupakan Negara yang sedang berkembang dan sebagai salah

satu Negara di Asia Tenggara yang giat membangun dalam berbagai bidang

khususnya dalam bidang kesehatan.

Upaya penyelenggaraan kesehatan merupakan tekad bangsa Indonesia untuk

memajukan kesejahteraan umum. Pemerintah dan Masyarakat mempunyai kewajiban

untuk melaksanakan upaya-upaya tersebut, serta memajukan kesejahteraan umum

yang berarti mewujudkan suatu tingkat kehidupan masyarakat secara optimal

memenuhi kebutuhan dasar manusia terrmasuk kesehatan.

Sebagaimana tercantum dalam Undang Undang Kesehatan Republik

Indonesia No. 23 Tahun 1992 , bahwa : “Tujuan pembangunan Kesehatan

adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemampuan, dan kemauan untuk hidup sehat

bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal”.

Upaya kesehatan yang semula berupa penyembuhan penderita secara

berangsur-angsur berkembang ke arah kesatuan upaya kesehatan untuk seluruh

masyarakat dengan peran serta dari masyarakat yang mencakup upaya peningkatan

( promotif ), pencegahan ( preventif ), penyembuhan ( kuratif ), dan pemulihan

( rehabilitatif ) yang bersifat menyeluruh, berkesinambungan dan terpadu serta

diselenggarakan dengan berdaya guna dan berhasil guna ( Sistem Kesehatan

Nasional ).

Tujuan Nasional yang tercantum dalam UUD 1945 yang menyatakan bahwa :

“Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan

memajukan kesejahteraan umum, untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut

melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi

dan keadilan sosial”.

Salah satu usaha pemerintah untuk meningkatkan derajad kesehatan

masyarakat terutama dalam rangka menunjang progam Usaha Perbaikan Gizi

Keluarga adalah dengan melalui pemberian makanan tambahan pemulihan ( PMT-P )

kepada anak balita yang Kurang Energi Protein (KEP) dan Ibu hamil Kurang Energi

Kronik ( KEK ).

KEP dan KEK adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya

konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari, sehingga tidak memenuhi

angka kecukupan gizi (AKG) yang dianjurkan.

Kegiatan pokok Puskesmas antara lain adalah memberikan pelayanan Gizi,

dan salah satu kegiatannya adalah Pemberian Makanan tambahan yang bertujuan

meningkatnya derajat kesehatan Ibu hamil, Bayi dan Balita, sehingga ibu hamil

dapat melahirkan dengan selamat, usaha pemerintah untuk meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat terutama dalam rangka menunjang program Usaha Perbaikan

Gizi Keluarga dengan melalui pemberian makanan tambahan pemulihan ( PMT-P )

kepada anak balita, yang Kurang Energi Protein ( KEP ), dan Ibu hamil Kurang Energi

1

Page 2: MAKALH YATNI 2015

konik (KEK) melalui Klinik gizi ini berpedoman pada Tatalaksana Gizi Buruk secara

Rawat Jalan dan Rawat Inap di Puskesmas Kramatwatu.

Salah satu aspek yang dipantau dalam pelayanan Gizi ini adalah cakupan

kunjungan gizi buruk dan ibu hamil KEK ke klinik Gizi ,pelayanan gizi buruk sesuai

standar frekuensi kunjungan adalah, paling sedikit satu minggu sekali.

KEP ( Kurang Energi Protein) dan KEK ( Kurang Energi Kronik) adalah

keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein

dalam makanan sehari-hari, sehingga tidak memenuhi angka kecukupan gizi ( AKG ).

Pola konsumsi makanan yang salah dalam kehidupan masyarakat adalah salah satu

penyebab KEP, khususnya anak balita.

Ibu Hamil yang Kurang Energi kronik ( KEK ) yang akan melahikan anak yang

beresiko antaranya BBLR ( Berat badan lahir rendah ) , ibu hamil yang KEK dan Bayi

dengan BBLR sangat rentan terkena Infeksi,, dan salah satu penyebab utama

kematian ibu dan bayi adalah infeksi.

KEP adalah salah satu masalah gizi utama yang banyak dijumpai di Indonesia

akibat dari krisis ekonomi yang berkepanjangan. Dampak dari krisis ekonomi tersebut

menyebabkan turunnya daya beli masyarakat yang pada akhirnya

berkurangnya konsumsi makanan sehari - hari sehingga mempengaruhi status

kesehatan dan gizi terutama pada ibu hamil dan anak usia dibawah lima tahun, yang

merupakan kelompok yang rentan terhadap masalah kesehatan terutama masalah

gizi, yang pada akhirnya melemahkan daya tahan tubuh sehingga tubuh mudah

terkena infeksi yang akan memperburuk status gizi, yang dapat mnimbulkan

kematian.

Dalam upaya penurunan AKI dan AKB, tatalaksana gizi buruk mempunyai

peranan yang cukup penting, yaitu dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat, melalui penyuluhan , konseling Gizi, pemberian makanan tambahan,

akan terjadi perubahan prilaku dan pola fikir pada masyarakat , yang selama ini lebih

mengutamakan kuantitas makanan dari pada kualitas makanan yang dikonsumsinya.

Merubah prilaku yang salah, dan menanamkan pengertian tentang pentingya

makanan bergizi mempunyai daya ungkit dalam penurunan AKI dan AKB. Dengan

mengkonsumsi makanan yang sehat, bergizi, menu makanan yang seimbang, akan

terjadi peningkatan status gizi dan dengan status gizi yang baik tubuh tidak mudah

terinfeksi. Dalam hal penyembuhan, klinik Gizi dapat ikut berperan dalam

penyembuhan penyakit penyerta pada bayi dan balita dan pemulihan status gizi dari

gizi buruk menjadi gizi baik .

Kebutuhan zat gizi untuk setiap orang harus mencukupi baik dari segi kualitas

maupun kuantitasnya, oleh karena itu diperlukan pertimbangan untuk menentukan

aspek-aspek yang harus diperhatikan sebagai perencanaan penyediaan makanan

yang memenuhi syarat-syarat gizi karena gizi yang cukup akan berpengaruh terhadap

pertumbuhan dan perkembangan anak dan janin pada ibu hamil serta akan

menentukan kualitas anak di masa datang.

2

Page 3: MAKALH YATNI 2015

Sebagai salah satu Kabupaten di Wilayah Propinsi Banten, Kabupaten Serang

memiliki Gizi Buruk pada tahun 2014 sebanyak 1.369 dan pada tahun 2015 menjadi

552 BB/TB.

Untuk mengantisipasi meluasnya masalah KEP dan KEK ini dimasyarakat

maka Dinas kesehatan Kabupaten Serang telah membuka klinik - klinik gizi yang

tersebar di beberapa Puskesmas di Kabupaten Serang salah satunya Puskesmas

Kecamatan Kramatwatu.

Kecamatan kramatwatu adalah salah satu kecamatan dari 28 kecamatan di

kabupaten Serang yang mempunyai klinik Gizi dengan mempunyai angka gizi buruk

pada Tahun 2014 sebanyak 60 Balita (0,5%), dan pada tahun 2015 sebanyak 42

Balita (0,4%) . Ibu Hamil dengan KEK tahun 2014 sebanyak 211 orang (7,9%), dan

tahun 2015 sebanyak 267 orang (10,3%)

( Profil kabupaten Serang Tahun 2014 - 2015 ).

Penghasilan yang kecil, Usia perkawinan dini, tingkat pendidikan yang relatif

rendah, kebiasaan ibu memberikan makanan pendamping Asi terlalu dini, tanpa

memberikan ASI ekslusif serta kurangnya mutu atau kualitas makanan ditambah

terlalu banyak anak dalam keluarga dan terlalu dekat jarak melahirkan, ikut

menentukan timbulnya gizi buruk.

Masih kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pengetahuan Gizi ,

keadaan ini akan menghambat upaya penurunan angka Gizi Buruk, karena Ibu yang

mempunyai pendidikan gizi yang baik akan memberikan kontribusi terhadap

penurunan angka gizi buruk.

Berdasarkan hal tersebut diatas serta mengingat klinik gizi adalah suatu mata

rantai dalam upaya penurunan angka gizi buruk pada anak balita serta upaya

penurunan angka kematian ibu ( AKI ) dan angka kematian bayi ( AKB ) maka perlu

diadakan suatu upaya untuk merubah pola asuh dan prilaku masyarakat dalam

pemeliharaan kesehatan dalam memenuhi kecukupan zat gizi pada anak balita dan

ibu hamil di Puskesmas Kecamatan Kramatwatu.

1. 2 Tujuan 1. 2. 1. Tujuan Umum

Meningkatnya status gizi masyarakat di kecamatan kramatwatu Kabupaten

Serang

1. 2. 2. Tujuan Khusus1. Terdeteksinya Tumbuh Kembang Balita dengan gizi buruk.

2. Meningkatnya status gizi ibu hamil, bayi dan balita .

3. Adanya integrasi dengan program MTBS, KIB ,dan BP serta rujukan gizi

buruk dari posyandu di Puskesmas kramatwatu.

4. Terselenggaranya rujukan kasus di Poli di Puskesmas kramatwatu

5. Adanya peningkatan pengetahuan ibu dalam pola asuh anak.

6. Adanya pengobatan penyakit penyerta pada anak penderita gizi buruk di

Puskesmas kramatwatu.

3

Page 4: MAKALH YATNI 2015

1. 2. 3. Ruang Lingkup Tatalaksana Gizi Buruk di PuskesmasPemulihan anak yang menderita gizi buruk memerlukan waktu yang

lama, kedisiplinan, keteladanan, kesabaran dan kemauan yang besar dari

orang tua demi keselamatan anak serta dukungan dari keluarga, kader,

keluarga dan petugas kesehatan.

Ruang lingkup tatalaksana gizi buruk di puskesmas meliputi :

Pelayanan gizi buruk rawat jalan

Pelayanan gizi buruk rawat inap

Dengan pokok-pokok tatalaksana :

a) Mengenali kasus gizi buruk dan tanda bahaya

b) Mengatasi komplikasi

c) Antropometri

d) Menentukan status gizi

e) Mendeteksi dan mengobati penyakit penyerta

f) Penyuluhan gizi dan kesehatan

g) Pemberian makanan tambahan

h) Evaluasi

i) Stimulasi mental

4

Page 5: MAKALH YATNI 2015

BAB IIANALISA SITUASI

2. 1. Gambaran Umum Kecamatan kramatwatu, Kabupaten Serang 2. 1. 1. Kondisi Geografis Kecamatan kramatwatu

Wilayah kerja Puskesmas kramatwatu dengan luas wilayah 48,72 Km 2 atau

3,12 % dari luas Kabupaten Serang denga batas wilayah sebagai berikut :

Sebelah Utara dibatasi oleh kecamatan kasemen Kota serang.

Sebelah Selatan dibatasi oleh Kecamatan waringinkurung, Kabupaten

Serang.

Sebelah Timur dibatasi oleh Kecamatan taktakan, Kota Serang.

Sebelah Barat dibatasi kecamatan cibeber kota cilegon.

Wilayah kerja dibagi menjadi 15 Desa yaitu :

1. Desa kramatwatu 9. Desa Margasana

2. Desa Lebakwana 10 Deas Pamengkang

3. Desa Pejaten 11. Desa pegadingan

4. Desa Toyomerto 12. Desa Pelamunan

5. Desa Harjatani 13. Desa Wanayasa

6. Desa Serdang 14. Desa Teluk terate

7. Desa Terate 15. Desa Margatani

8. Desa Tonjong

Jumlah RT yang ada : 263 RT

Jumlah RW yang ada : 71 RW Jumlah Penduduk di Kecamatan Kramatwatu berjumlah : 91.069 jiwa

Jumlah Laki – Laki : 46.707 Jiwa

Jumlah Perempuan : 44.362 Jiwa

1. 1. 2. KetenagaanSumber Daya yang ada di Puskesmas Kramatwatu Kabupaten Serang antara

lain :

Dokter Umum : 3 Orang

Dokter Gigi : 1 Orang

Bidan : 22 Orang

Perawat : 13 Orang

TPG : 1 Orang (perawat)

Laboratorium : 1 Orang

RR : 1 Orang

Perekam medik : 3 Orang

Lain – lain : 18 Orang

5

Page 6: MAKALH YATNI 2015

Adapun Sarana Kesehatan Yang ada Yaitu :

NO SARANA JUMLAH

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

Puskesmas DTP

Puskesmas Pembantu

Polindes

Poskesdes

Mobil Ambulance

Mobil Puskesmas Keliling

Kendaraan Roda Dua

Dokter Praktek Swasta

Klinik Swasta

Apotik

BPS

1

1

0

3

2

1

8

36

15

13

45

Sarana Peran Serta Masyarakat :

NO SARANA JUMLAH

1

2

3

4

Posyandu

Posbindu

Taman Posyandu/BKB/Paud

TK

90

10

43

29

2. 2.. Gambaran Khusus2. 2. 1. Gambaran Program Gizi

Wilayah Puskesmas Kecamatan Kramatwatu Pada n 2015 dan Tahun

mempunyai 90 Posyandu yang masing-masing tersebar di lima belas Desa Yaitu :

1. Desa Kramatwatu : 8 Posyandu 8. Desa Tonjong : 5 Posyandu

2. Desa Lebakwana : 9 Posyandu 9. Desa Margasana : 7 Posyandu

3. Desa Pejaten : 9 Posyandu 10. Desa Pamengkang : 6 Posyandu

4. Desa Toyomerto : 3 Posyandu 11. Desa Pegadingan : 6 Posyandu

5. Desa Harjatani : 7 Posyandu 12. Desa Plamunan : 6 Posyandu

6. Desa Serdang : 5 Posyandu 13. Desa Wanayasa : 4 Posyandu

7. Desa Terate : 6 Posyandu 14. Desa Teluk Terate : 3 Posyandu

15. Desa margatani : 6 posyandu

6

Page 7: MAKALH YATNI 2015

Pada Tahun 2015 Jumlah bayi 1.657, jumlah ballita 9.562 jumlah ibu hamil

1.823, Jumlah Ibu bersalin 1.740, Gizi buruk Posyandu pada tahun 2014 ada 75

orang, tahun 2015 ada 420 orang dan tahun 2009 ada 440 orang sampai

dengan sekarang .

Pada Tahun 2013 jumlah posyandu ada 88 bertambah menjadi 90 Posyandu

pada tahun 2014 dengan penambahan 2 posyandu di Desa Lebakwana dan

Harjatani.

Digambarkan dalam bentuk tabel sebagai berikut :

No Uraian Tahun 2014 Tahun 2015

Sasaran Sasaran1 Jumlah Balita 8.350 9579

2 Jumlah Bumil 1979 1795

3 Jumlah Bulin 1934 1714

4 Jumlah Zibur 42 28 di power

poin beda

5 Jumlah Posyandu 90 90

6 Jumlah Kader

Posyandu

450 450

7 Jumlah Bumil Resti 356 365

2. 2. 2. Sejarah dibukanya Klinik GiziKlinik gizi di Puskesmas Kramatwatu melayani Program Penanggulangan

gizi , yang meliputi pelayanan pada bayi, balita, ibu Hamil baik pasien gizi buruk

baik rawat jalan ataupun rawat inap , dengan keluhan penyakit degeneratif

ataupun dengan kelebihan berat badan.

Klinik gizi merupakan salah satu kegiatan dalam upaya akselerasi

penurunan AKI dan AKB , yakni dengan peningkatan deteksi ibu hamil resiko

tinggi, kegiatan ini dapat ditangani oleh petugas , dilakukan melalui penyuluhan

atau Konseling / Konsultasi gizi di Klinik gizi.

Dengan makin meningkatnya masalah Gizi, Klinik Gizi Puskesmas

Kramatwatu Kabupaten Serang resmi di buka pada tanggal 01 April 2006 ,

sebenarnya klinik gizi ini sudah ada sejak tahun 2004 tetapi saat itu klinik Gizi

namanya POKZI belum sepopuler sekarang, karena sejak dibukanya klinik gizi

yang dilayani masih kebanyakan konsultasi gizi, selain ibu hamil dan balita yang

berkunjung kebanyakan adalah pasien / klien dengan penyakit degeneratif, mereka

konsultasi untuk diet penyakit yang mereka alami,

Saat itu klien yang paling banyak berkunjung adalah dengan keluhan

Diabetes Mellitus, yang merupakan pasien rujukan dari laboratorium mereka

kebanyakan merasa lelah , merasa sering lapar, gula darah tidak stabil, sehingga

mereka merasa membutuhkan untuk berkonsultasi Gizi.

7

Page 8: MAKALH YATNI 2015

Setelah tahun 2015 kedepan klinik Gizi mulai naik daun seiring dengan

semakin meningkatnya masalah Gizi pada bayi dan balita dan pada ibu hamil,

maka klinik gizi mulai dibentuk di Puskesmas – puskesmas yang tersebar di

wilayah Provinsi Banten khususnya Kabupaten Serang.

Klinik Gizi di puskesmas Kramatwatu pada Tahun 2015 melayani lebih kurang

38 Balita KEP dengan beberapa penyakit penyerta, dengan Frekuensi kunjungan

setiap satu minggu 2 kali ( yaitu Selasa dan Kamis) , yang meliputi prosedur ;

Pendaftaran.Pada saat Balita, ibu hamil datang sendiri ataupun melalui rujukan Kader, Bidan

desa, ataupun rujukan dari MTBS, dan KIA akan didaftar dalam Register klinik

Gizi baik itu kunjungan baru ataupun kunjungan lama, untuk anak balita

kunjungan baru apabila kondisi anak kurang bagus anak akan diberi kartu untuk

mencatat hasil kunjungan selanjutnya.

Penimbangan dan Pengukuran panjang Badan. ( ANTROPOMETRI )Setelah dari pendaftaran balita akan di timbang berat badannya dan di ukur

panjang badannya oleh petugas dalam keadaan terlentang tanpa pakaian, kaos

kaki dan topi, dan untuk ibu hamil ditimbang berat badannya dan di ukur LILA nya

(lingkar lengan atasnya) Kemudian hasilnya akan divalidasi untuk mendapatkan

hasil yang benar-benar hampir mendekati kebenaran dan diusahakan sesedikit

mungkin mengalami kesalahannya.

Pencatatan.Selesai Ibu hamil ditimbang, diukur LILA dan diukur berat dan panjang badan

anak maka akan didapat hasil yang sebenarnya. Bila hasil validasi tidak baik Ibu

a diberi penyuluhan KEP sesuai dengan Protap konseling KEP yang ada., bila BB

/ TB berada di(-3 SD) maka anak perlu mendapatkan makanan Tambahan bila

tidak ibu tetap diberi konseling dan dianjurkan untuk rajin menimbangkan

balitanya keposyandu yang terdekat, Bila klinik gizi tidak dapat mengatasi

keadaan anak atau bila anak mempunyai penyakit penyerta maka anak perlu

mendapatkan pemeriksaan dokter yang lebih intensif. Untuk mendapatkan

pengobatan yang sempurna, Di rujuk ke Rumah Sakit Apabila ada tanda bahaya.

Konseling.Konseling Gizi pada ibu yang anaknya yang mengalami gangguan gizi harus

disesuaikan dengan keadaan anak dan kondisi orang tua anak tersebut,

dianjurkan ibu harus rajin menimbang dan memeriksakan anaknya dan anak

dianjurkan memberi makanan tambahan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi

kesehatan anak, misalnya anak yang menderita diare makanannya harus

disesuaikan dengan kondisi penyakit dan usianya,

8

Page 9: MAKALH YATNI 2015

Untuk penyuluhan ibu hamil penyuluhan disesuaikan dengan keadaan ibu apakah

ibu anemii atau tidak, ibu hamil dianjukan mengkonsumsi tablet besi / Fe

sebanyak 90 tablet selama masa kehamilan, rajin melakukan pemeriksaan dan

melahikan harus dengan tenaga Kesehatan.Untuk koseling pada penyakit lain

disesuaikan dengan keadaan pasien.

PemeriksaanBila anak / ibu hamil sakit atau memerlukan pemeriksaan , ibu / anak akan

diperiksa oleh dokter dan dokter akan memberikan resep yang sesuai

dengan kondisi penyakit ibu / anak tersebut, dan bila keadaan ibu / anak tidak

sehat dan memerlukan perawatan lebih lanjut, ibu / anak akan diawat di ruang

perawatan dan bila puskesmas tidak dapat melayani anak akan dirujuk ke Rumah

sakit Umum Kabupaten serang.

Pengambilan obatSetelah diberi resep, balita akan pergi ke apotik untuk mengambil obat yang

diperlukan

Pemberian PMT-PemulihanUntuk pemberian makanan tambahan pemulihan disesuaikan dengan keadaan

makanan yang ada dan diberikan sesuai umur dan kebutuhan balita

9

Page 10: MAKALH YATNI 2015

Data Pencapaian Program Gizi dari tahun 2014 sampai dengan 2015

No Jenis Kegiatan Target

Kesenjangan

Tahun2014

Tahun2015

ABS % ABS %

1 Tingkat Pencapaian Program 4795 6644 2929 53

2 Tingkat Keberhasilan

Program7664 90 2285 78

3 Penanganan Gizi Buruk 25 100 27 100 100% 0

4 Pemberian Vit.A Dosis

Tinggi 10224 9606 8351 9987 80% 0

5 Pemberian Vit.A Ibu nifas 1705 661 1736 6713 100% 0

6 Rujukan Bumil KEK 211 790 257 103 100% 0

7 Kunjungan Ibu Hamil 1868 706 2186 8450 90% 4,8%

8 Linakes 875 67,1 839 61

9 Kunjungan Balita Sakit

MTBS6140 67,3 7707 70,9

10 Rujukan Gizi Kurang / Buruk

MTBS96 100 108 100 100% 0

11 Rujukan diare MTBS ke

Pojok Oralit896 59 242 72 100% 0

12 Gizi Buruk yang Rawat Inap

dan Rujuk ke RSU10 0.01 15 0,08

13 Kematian Bayi karena

masalah Gizi dan penyakit2 3,3 1 2,3

10

Page 11: MAKALH YATNI 2015

BAB IIIHASIL KEGIATAN

3. 1. Hasil Kegiatan.Hasil kegiatan Program Gizi di Puskesmas Kramatwatu 2014 sampai dengan

tahun 2015 adalah sebagai berikut: :

3. 1. 1. Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak.Tumbuh Kembang anak dipengauhi oleh faktor bawaan dan lingkungan.

Kebutuhan anak agar dapat tumbuh kembang optimal dipengaruhi juga oleh :

1. Makanan yang bergizi seimbang.

2. Kesehatan.

3. Stimulasi dini atau rangsangan.

4. Kasih sayang, rasa aman dan perhatian.

Yang harus dilakukan orang tua untuk menstimulasi Tumbuh Kembang Anak antara lain :1. Memberikan kasih sayang dan perhatian, senyuman, dan belaian, pelukan

dan penghargaan.

2. Memberi kebebasan anak untuk mengungkapkan keinginannya.

3. Memberikan jawaban yang benar atas pertanyaan-pertanyaannya.

4. Memperdegarkan musik yang lembut, mengaajak menyanyi atau

mendengar cerita yang sesuai dengan usia anak .

5. Memberikan contoh teladan.

6. Melibatkan anak dalam kegiatan keluarga se hari-hari.

Hal penting yang perlu diingat adalah :o Pertumbuhan sel otak anak,sejak dalam kandungan berkembang pesat

sampai dengan usia 2 tahun.

o Pertumbuhan dan pekembangan berjalan sangat cepat pada usia ini, yang

merupakan dasar bagi perkembangan selanjutnya.

o Potensi yang dimiliki seseoranganakakan terwujud apabila mendapat

stimulasi atau rangsangan yang sesuai dengan usianya.

Untuk melakukan itu semua, di wilayah Puskesmas Kramatwatu sudah

mulai melaksanakan Deteksi Tumbuh Kembang Anak melalui TK Taman

Posyandu, BKB, dan PAUD yang terintegrasi dengan Posyandu yang

kegiatannya dilakukan oleh petugas bersama-sama dengan kader Posyandu

11

Page 12: MAKALH YATNI 2015

sedangkan di klinik gizi sifatnya rujukan dilaksanakan oleh TPG atau petugas

MTBS Bian atau Perawat.

Dari tahun 2014 sampai dengan sekarang baru terbentuk 8 wadah

Deteksi Tumbuh Kembang anak yang tersebar di beberapa Desa di kecamatan

Kramatwatu. Dan mudah-mudahan dimasa mendatang akan bertambah lebih

banyak lagi.

3. 1. 2. Meningkatkan Status Gizi.Untuk meningkatkan status gizi masyarakat, terutama bayi, balita yang

mengalami masalah gizi ( KEP ) dan ibu hamil yang KEK telah dilakukan

melalui Posyandu dan klinik gizi yang kegiatannya antara lain :

1. Melakukan Penyuluhan Gizi di Posyandu.

2. Melakukan Konseling Gizi di Masyarakat dan Klinik Gizi.

3. Memberikan Makanan tambahan Pemulihan dan Forrmula F75 / F 100.

4. Gizi Buruk yang BB/TB < - 3 SD di Bawah 8 Kg di rawat jalan dengan F 75 /

F 100.

5. Evaluasi Hasil kegiatan.

Adapun hasinya dapat kita lihat pada Tabel sebagai berikut:

Tabel 3. 2. 1Kunjungan Ibu hamil KEK di Kecamatan Kramatwatu

No URAIAN TAHUN ABS %

1 Bumil KEK 2014 211 7,3

2 Bumil KEK 2015 267 10,3

Berdasarkan tabel 3. 2. 1. Kunjungan Bumil Kurang Energi Kronik (KEK) tahun

2014 sebanyak 211 orang ( 7,3%) , Pada tahun 2015 sebanyak 267 (10,3%) dan

pada tahun 2015 meningkatkan dikarenakan faktor ekonomi dan daya beli

masyarakat yang rendah, sehinga tidak memperhatikan asupan gizi tidak terpenuhi.

Tabel 3. 2. 2Pekembangan Status Gizi Buruk di Puskesmas Keramatwatu

No Uraian TAHUN ABS %

1 Gizi Buruk 2014 60 0.5

2 Gizi Buruk 2015 42 0,4

12

Page 13: MAKALH YATNI 2015

Berdasarkan tabel 3. 2. 1. Hasil penanggulangan masalah gizi di Klinik

Gizi puskesmas Kramatwatu dalam dua tahun terakhir, yaitu Pada tahun 2014

angka gizi buruk ada 60 anak ( 0,5 % ),dan pada Tahun 2015 sebanyak 42 anak

( 0,4 % ) Kalau menurut keberhasilan dari Th. 2014 s/d 2015 mengalami penurunan

namun yang menjadi kendala masih banyak muncul gizi buruk baru.

Hal ini menunjukan terjadinya peningkatan pada status gizi anak balita

yang berkunjung ke klinik gizi selama dua tahun terakhir, dengan menurunnya

angka status gizi buruk di masyarakat.

3. 1. 3. Integrasi Program MTBS.Hasil study ( Lancet 2014 ) menyatakan bahwa antara lain :1. Bayi yang mendapat ASI Ekslusif dan terus diberikan ASI dan

makanan

Pendamping ASI hingga usia 24 Bulan dapat menurunkan angka kematian

Bayi sampai 20%,

2. 54 % kematian balita berkaitan dengan gizi kurang dan pemberian

gizi lengkap

(mikronutrien dan makronutrien) dapat menurunkan angka kematian hingga

30 – 50 %.

3. 13 % kematian Balita karena diare dan dengan menerapkan

MTBS kematian

tersebut dapat dturunkan dengan pemberian oralit dan cuci tangan

dengan sabun sebesar 40 % - 50 %.

4. Proporsi kematian bayi di indonesia mencapai 44 % terjadi pada usia

0 – 28 hari.

MTBS adalah pendekatan integratif dan komprehensif yang bertujuan

untuk akselerasi penurunan angka kesakitan dan kematian pada bayi dan balita.

Kegiatan MTBS di Puskesmas Kramatwatu telah berjalan dan telah terintegrasi

dengan Klinik Gizi walaupun belum 100% sempurna .

Dapat dilihat dari hasil kegiatan kunjungan MTBS ke klinik Gizi dari tahun 2014

sampai dengan 2015 adalah sebagai berikut.:

Tabel 3. 2. 3Kunjungan MTBS di Kecamatan Kramatwatu

No URAIAN TAHUN ABS %

1 Kunjungan MTBS 2014 6.140 67,36

2 Kunjungan MTBS 2015 7.707 70,9

13

Page 14: MAKALH YATNI 2015

Berdasarkan tabel 3. 2. 3. Kunjungan MTBS di Puskesmas Kecamatan

Kramatwatu pada tahun 2014 ada 6.140 Balita ( 67,36 %), dan pada tahun 2015

ada 7.707 balita ( 70 %).

Tabel 3. 2. 4Rujukan Gizi kurang MTBS ke Klinik Gizi di Kecamatan Kramatwatu

NO URAIAN TAHUN ABS %

1 Rujukan Gizi Kurang 2014 108 1,2

2 Rujukan Gizi Kurang 2015 278 2,4

Berdasarkan tabel 3. 2. 4 Rujukan gizi kurang dan gizi buruk dari MTBS

ke klinik Gizi Puskesmas Kramatwatu dalam dua tahun terakhir cukup berjalan

dengan baik hal ini menunjukan telah terjalinnya integrasi Program Gizi dengan

MTBS.

3..1. 4. Rujukan Kasus Poli.Untuk Rujukan kasus dari poli ke klinik Gizi sudah berjalan baik

terutama rujukan dari KIA untuk ibu hamil yang KEK akan diberikan konseling dan

penyuluhan gizi , dan dianjurkan minum tablet tambah darah sebanyak 90 tablet

selama masa kehamilan, untuk mencegah terjadinya kasus kematian pada ibu dan

bayi, dianjurkan melakukan persalinan pada tenaga kesehatan Dokter atau Bidan,

dianjurkan juga untuk minum Vitamin A Dosis Tinggi selama nifas sebanyak 2

Kapsul, dan setelah melahirkan di harap rajin membawa anaknya ke Posyandu

untuk memantau pertumbuhan, mendapatkan Vitamin A doti dan mendapatkan

Imunnisasi lengkap.

Untuk rujukan kasus dari BP juga telah berjalan khususnya yang

kebanyakan adalah rujukan dengan penyakit Diabetes Melitus, untuk DM

diberikan Diet yang sesuai dengan standar dietnya. Dan dianjukan untuk mengatur

pola makan agar lebih disiplin dalam memilih makanan, agar gula darah selalu

dalam keadaan stabil.

Tabel 3. 2. 5Rujukan Diare ke Klinik Gizi di Kecamatan Kramatwatu

NO URAIAN TAHUN ABS %1 Rujukan Balita Diare 2014 151 54

2 Rujukan Balita Diare 2015 242 72

Berdasarkan tabel 3.2.5. Rujukan Diare keklinik gizi pada tahun 2014 ada 251

14

Page 15: MAKALH YATNI 2015

( 54% ) dan tahun 2015 ada 242 ( 72% ).

3. 1. 5. Peningkatan pengetahuan Ibu.Peningkatan pegetahuan ibu mulai ada peningkatan sedikit demi sedikit,

akan tetapi data tentang tingkat pengetahuan ibu belum kami miliki. Untuk

melihat peningkatan pengetahuan Ibu dapat kita lihat dari hasil – hasil kegiatan

antara lain :

Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan, yang pada tahun 2014 ada 61% di

tahun 2015 meningkat menjadi 63 %,Digambarkan dengan Tabel :

Tabel 3. 2. 6

Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan di Kecamatan Kramatwatu

No URAIAN TAHUN ABS %

1 LinaKes 2014 1.705 66,1

2 LinaKes 2015 1.736 67,3

Tabel 3. 2. 7Kematian Ibu di Kecamatan Kramatwatu

No URAIAN TAHUN Kematian Seluruhnya

Kematian Karena faktor lain & gizi

1 Kematian Ibu 2014 4

Prolap

uturi,posmola,PEB

& kel jantung

2 Kematian Ibu 2015 3Karna peyakit

jantung

Menurunnya angka Kematian Ibu karena masalah gizi pada tahun 2014

sebesar 0,16 % dan pada tahun 2015 sebesar 0,12 %.

Tabel 3. 2. 7Kematian Bayi dan Balita Gizi Buruk di Kecamatan Kramatwatu

No URAIAN TAHUNKematian

SeluruhnyaPeyebab Kematian Karena

Penyakit peyerta

1Kematian bayi &

balita2014 33

Meningitis,diare,pnemonia

berat.

2Kematian bayi &

balita2015 31

Pnemonia berat gizi buruk

Hidrocepals BBLR Asfiksia

15

Page 16: MAKALH YATNI 2015

Menurunnya angka kematian Bayi karena masalah yang berhubungan dengan

gizi pada tahun 2014 ada 3 (0,09 %) dan pada tahun 2015 ada 1 (0,12%).

3. 1.6. Menurunnya Angka Gizi BurukSalah satu indikator keberhasilan program gizi antara lain adalah menurunnya

angka gizi buruk yang mendapat pelayanan , hal ini dapat kita lihat dalam tabel

terjadinya penurunan jumlah gizi buruk yang di layani di klinik gizi Puskesmas

Kramatwatu dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2015.

Dari hasil kegiatan diperoleh data yang menunjukan adanya penurunan angka

gizi buruk dari tahun ketahun baik di Tingkat kabupaten Serang yang pada tahun

2014 ada 60 anak ( 0,6 %), dan pada tahun 2015 menurun menjadi 42 anak ( 0,4%),

maupun pada tabel 3. 2. 1. terjadi peningkatan pada kunjungan ibu hamil KEK di klinik

Gizi yaitu pada tahun 2014 sebesar 211 ( 7,3%) dan pada tahun 2015 sebesar 257

( 10,3 % ).

Pada tabel 3.2.2 perkembangan status gizi buuk di Kecamatan Kramatwatu

yang pada tahun 2014 ada 41 anak (0,6%), pada tahun 2015 menurun menjadi 31

anak (0,4%), dan berkurang menjadi 10 anak ( 0,1 %) hal ini menunjukan bahwa

masyarakat mulai mengerti pentingnya penanganan masalah gizi sedini mungkin

sebelum keadaan menjadi lebih buruk lagi.

Pada tabel 3. 2. 3. kunjungan MTBS ke klinik gizi puskesmas Kramatwatu

mengalami peningkatan dari tahun 2014 ke tahun 2015. Pada tabel 3. 2. 4. rujukan

gizi kurang MTBS ke klinik gizi juga mengalami peningkatan. Pada tabel 3.2.5. Kasus

rujukan Diare keklinik gizi juga mengalami peningkatan pada tahun 2015 menjadi

88%.

Pada tabel 3.2.6. Persalinan mengalami kenaikan pada tahun 2014 menjadi

1.705 (66,1%),pada tahun 2015 menjadi 1.736 (70,2%). Hal ini menunjukan bahwa

Kemitraan Dukun dengan Bidan sangat penting dan masih kurangnya pengertian

masyarakat tentang pentingnya memeriksakan kehamilannya pada tenaga

kesehatan.

Pada tabel 3.2.7. Kematian Ibu menurun dari tahun 2014 sebanyak 4 orang

dan pada tahun 2015 menjadi 3 orang . Hal ini menunjukan masyarakat sudah mulai

mengerti untuk melakukan deteksi pada Ibu Hamil yang mempunyai risiko melahirkan.

Pada tabel 3.2.8. kematian bayi karena faktor yang berhubungan dengan gizi juga

berkurang yaitu pada tahun 2014 ada 41 kematian bayi,dan terjadi penurunan pada

tahun 2015 menjadi 31 kematian bayi. Hal ini menunjukan bahwa prilaku masyarakat

dalam pemeliharaan kesehatan sudah mulai baik.

16

Page 17: MAKALH YATNI 2015

3. 2. Identifikasi Masal 1. Posyandu belum berjalan sebagaimana mestinya

2. Masih sulitnya mendeteksi Tumbuh Kembang Balita Gizi Buruk.

3. Rendahnya Status Gizi ibu Hamil, Bayi dan Balita.

4. Kurangnya tingkat pengetahuan ibu tentang Gizi dan dalam pola asuh anak.

5. Masih ada Gizi Buruk dengan kelainan bawaan penyakit penyerta

6. Masih tingginya angka keluarga miskin.

7. Dukungan Lintas sektoral belum maksimal.

3. 3. Upaya Pemecahan Masalah Upaya yang telah diambil dalam memecahkan masalah masalah diatas

antara lain:

1. Intervensi masalah Gizi .

2. Memberikan Pendidikan Gizi kepada masyarakat melalui Penyuluhan –

penyuluhan Gizi dan Pelatihan Kader Posyandu.

3. Pemberian PMT Pemulihan ( PMT-P) pada Bayi, Balita KEP ( Kurang

Energi Protein ), dan ibu hamil KEK ( Kurang Energi Konik).

4. Meningkatkan Tata Laksana Gizi Buruk Rawat Jalan dan Rawat Inap.

5. Menigkatkan Mutu Pelayanan di Klinik gizi.

6. Pembentukan Taman posyandu.

17

Page 18: MAKALH YATNI 2015

BAB IVKESIMPULAN DAN SARAN

4. 1. Kesimpulan dari hasil kegiatanKlinik gizi di Puskesmas Kramatwatu dilaksanakan dengan berpedoman pada

Pedoman Tata laksana Balita Gizi Buruk dengan hasil yang cukup baik dan dapat

diambil suatu kesimpulan :

4. 1. 1. Tercapainya peningkatan status gizi dengan terapi gizi di masyarakat

terutama

pada Ibu hamil KEK rata-rata sebesar 1,1%, bayi dan balita rata-rata sebesar

0,2%.

4. 1. 2. Terjalinnya Integrasi antara Program Gizi dengan MTBS dan KIA .

4. 1. 3. Rujukan kasus dari poli keklinik gizi meningkat yaitu pada rujukan gizi kurang

dari tahun 2014 sebesar 64%, tahun 2015 sebesar 73 % dan peningkatan

rata - rata sebesar 12%.Untuk rujukan Diare ke Pojok oralit rata-rata 10%.

4. 1.4. Menigkatnya tingkat pegetahuan ibu dalam pola asuh anak dapat dilihat

dengan meningkatnya persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan yaitu

rata – rata 2 %.

4. 1. 5. Penyakit penyerta pada gizi buruk dapat teratasi dengan pengobatan.

4. 1. 6. Ibu Hamil dengan Anemi menurun jumlahnya pada tahun 2014 sebesar

10,5 %,tahun 2015 menurun menjadi 9% dan 7,2%.rata-rata terjadi kenaikan

sebesar 1,1%.

4. 1. 7. Terjadinya penurunan angka kematian pada ibu yang pada tahun 2014 ada

0,1% pada tahun 2015 dan tidak terdapat lagi kematian yang disebabkan oleh

masalah gizi.

4. 2. SaranUntuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mengatasi masalah gizi

dalam upaya menurunkan Angka Kematian Ibu ( AKI ) dan Angka Kematian Bayi

( AKB ) di Puskesmas Kecamatan Kramatwatu, Klinik Gizi merupakan sarana yang

paling tepat, agar klinik gizi berjalan sesuai dengan yang di harapkan, untuk itu perlu

dilakukan upaya sebagai berikut :

4. 2. 1. Adanya pelatihan – pelatihan untuk lebih meningkatkan pengetahuan bagi

petugas puskesmas dan petugas klinik gizi khususnya agar petugas menjadi

18

Page 19: MAKALH YATNI 2015

lebih handal dalam mengatasi masalah gizi diinstitusinya.

4. 2. 2. Mengingat Wilayah Puskesmas Kramatwatu merupakan daerah wisata tempat

lalu

Lintas keluar masuknya pendatang , sehingga kadang petugas merasa

kesulitan dalam memantau keadaan status gizi , untuk mengatasi masalah

tersebut, perlunya penekanan agar tenaga kesehatan memberi penyuluhan

pada masyarakat agar bayi, balita dan ibu hamil yang sudah kontak pertama

dengan petugas dapat terjaring kembali sehingga datang pada kunjungan

berikutnya.

4. 2.3. Dengan adanya ibu hamil yang anemi , agar bidan didesa / petugas kesehatan

lebih mengaktifkan lagi kader – kader di Posyandu agar selalu memantau ibu

dengan faktor risiko tersebut, atau melakukan rujukan ke klinik gizi agar dapat

mencegah kematian ibu saat melahirkan.

19

Page 20: MAKALH YATNI 2015

BAB VPENUTUP

Klinik Gizi di Puskesmas keramat watu telah berjalan sesuai dengan

pedoman pada Tatalaksana Anak Gizi Buruk secara Rawat Jalan Bagi Petugas

Pukesmas. Masalah Gizi di klinik gizi dapat teratasi anak balita dan ibu hamil yang

anemi mengalami mengalami penurunan yang cukup signipikan.

Hal ini disebabkan antara lain : Perubahan priaku ibu balita yang mulai

menyadari arti dan pentingnya memberikan nutrisi yang bermutu baik kualitas

maupun kuantitas pada balitanya, ibu-ibu mulai memberikan perhatian yang khusus

kepada balitanya misalnya dengan memberikan ASI Ekslusif pada balita, sehingga

balita merasakan kasih sayang yang betul-betul dari orang tuanya, serta mulai

memberikan makanan pendamping ASI yang sesuai dengan aturan diet yang ada,

ibu hamil yang anemi mulai rajin berkunjung dan jumlahnya mengalami penurunan,

dan angka kematian ibu pun juga menurun

Ternyata perubahan prilaku merupakan salah satu modal utama dalam

mendukung kesehatan anak, tetapi merubah pilaku adalah sesuatu yang tidak

mudah tetapi paling tidak berusahalah, sesulit-sulit kita melakukan hasilnya akan

terasa lebih indah dari sebutir mutiara.

Yang jelas setiap usaha akan sukses bila kita mau berusaha dan berlapang

dada.Tidak ada kebahagiaan yang bisa melebihi ketika melihat senyuman balita

gizi buruk yang tumbuh menjadi sehat seperti sedia kala, dan Ibu hamil melahirkan

dengan selamat.

Mudah-mudahan Klinik gizi ini bertahan dan lebih baik lagi kualitasnya dimasa

mendatang, untuk itu kami mohon dukungan dari berbagai pihak agar klinik gizi ini

menjadi klinik yang lebih baik lagi dan dapat bemanfaat bagi orang banyak.

20

Page 21: MAKALH YATNI 2015

DAFTAR PUSTAKA

1. Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat,Tata Laksana Anak Gizi Buruk, buku 1 (Petunjuk Bagan) – Jakarta : Departemen Kesesahatan,Edisi Revisi,2006

2. Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat,Tata Laksana Anak Gizi Buruk, buku 2 (Petunjuk teknis) – Jakarta : Departemen Kesesahatan,Edisi Revisi,2006

3. Undang Undang Dasar 1945, Solo : PT. Sendang Ilmu, 1999.

4. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Undang Undang Kesehatan RI No. 23

Tahun 1992. Jakarta, Depkes RI 1992.

5. Sekertaris Negara Republik Indonesia. Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta :

Depkes RI , 1992

6. Depkes RI 1999. Pedoman tata Laksana Kurang Enegi Protein Pada Aanak di dan Di uskesmas dan di Rumah Tangga, Edisi Revisi , Jakarta.

7. Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi dan Makanan, Badan Penelitian dan

Pengembangan esehatan , Pedoman Penatalaksanaan Balita Gizi Buruk Secara Rrawat Jalan, Bogor , 2003

8. Direktorat Jendral bina Kesehatan Masyarakat, Direktorat Bina Gizi Masyarakat.

Standar Pemantauan Pertumbuhan Balita. Depkes RI, 2006.

9. Depkes RI. 1998. Upaya Akselerasi Penurunan Angka Kematian Ibu , Jakarta.

10. Mantra, Ida Bagus. Perencanaan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Depkes RI ,1994.

11. Buku Pegangan Kader Usaha Perbaikan Gizi Keluaga ” Stimulasi Tumbuh Kembang Anak” Tim Pengelola UPGK Tk. Pusat, 2002.

12. Depkes RI. 2014. Pedoman Monitoing, evaluasi dan Penapan Manajemen Tepadu Balita Sakit (MTBS).

21

Page 22: MAKALH YATNI 2015

22