man pemlhr kebun1-libre
TRANSCRIPT
-
8/19/2019 Man Pemlhr Kebun1-Libre
1/53
MATERI-1
MODUL DIKLAT PJJ - 2
MANAJEMEN PEMELIHARAAN TANAMANKELAPA SAWIT
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALDIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAANPENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PERTANIAN
2009
-
8/19/2019 Man Pemlhr Kebun1-Libre
2/53
Manajemen PemeliharaanTanaman Kelapa Sawit
Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah 1
MATERI PEMBELAJARAN - 1
I. Manajemen Pemeliharaan Tanaman Kelapa Sawit Belum Menghasilkan
Pemeliharaan tanaman pada komoditas perkebunan yang bersifat tahunan,
biasanya dikelompokkan ke dalam tanaman belum menghasilkan atau di
singkat (TBM) dan tanaman menghasilkan disingkat (TM). Anonim (2004)
menjelaskan bahwa yang dimaksud TBM pada kelapa sawit adalah masa
sebelum panen (dimulai dari saat tanam sampai panen pertama) yaitu
berlangsung 30-36 bulan. Periode waktu TBM pada tanaman kelapa sawit
terdiri dari:
TBM 0 : menyatakan keadaan lahan sudah selesai dibuka, ditanami kacangan
penutup tanah dan kelapa sawit sudah ditanam pada tiap titik
panjang.
TBM 1 : tanaman pada tahun ke I (0-12 bulan)
TBM 2 : tanaman pada tahun ke II (13-24 bulan)
TBM 3 : tanaman pada tahun ke III (25-30 atau 36 bulan)
Berikut ini akan dibahas tentang manajemen pemeliharaan kelapa sawit pada
periode waktu 0 tahun di lapangan sampai dengan tanaman menjelang
berbunga pertama (sekitar umur 3 tahun-an). Di antara tahapan penting dalam
manajemen pemeliharaan tanaman kelapa sawit yaitu perencanaan,
pengorganisasian pelaksanaan, pengawasan pelaksanaan pemeliharaan
tanaman kelapa sawit belum menghasilkan (TBM). Untuk lebih jelasnya marilah
kita ikuti pembahasan berikut ini.
A. Tujuan Pembelajaran
1. Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah mempelajari bahan ajar ini, Anda diharapkan mampu
mengelola kegiatan pemeliharaan tanaman kelapa sawit belum
menghasilkan sesuai ketentuan di perkebunan kelapa sawit.
-
8/19/2019 Man Pemlhr Kebun1-Libre
3/53
Manajemen PemeliharaanTanaman Kelapa Sawit
Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah 2
2. Tujuan Pembelajaran Khusus
Setelah mempelajari bahan ajar ini, Anda diharapkan mampu:
a. Menjelaskan penyusunan perencanaan kegiatan pemeliharaan
tanaman kelapa sawit belum menghasilkan sesuai kebutuhan
b. Menjelaskan pengorganisasian pelaksanaan kegiatan pemelihara
an tanaman kelapa sawit belum menghasilkan
c. Menjelaskan pengawasan pelaksanaan kegiatan pemeliharaan
tanaman kelapa sawit belum menghasilkan
B. Uraian Materi Pembelajaran
1. Perencanaan Pemeliharaan Tanaman Kelapa Sawit Belum Mengha
silkan
Perencanaan pemeliharaan merupakan tahapan awal yang sangat
menentukan keberhasilan kegiatan pemeliharaan tanaman. Beberapa
kegiatan yang harus dilakukan untuk mempermudah dalam membuat
suatu perencanaan pemeliharaan tanaman kelapa sawit belum
menghasilkan yaitu sebagai berikut:
a. Inventarisasi kegiatan pemeliharaan kelapa sawit
Tahap awal yang harus dilakukan untuk membuat perencanaan yaitu
melakukan inventarisasi ruang lingkup kegiatan dan pemahaman
proses pemeliharaan tanaman kelapa sawit belum menghasilkan.
Untuk mengetahui cakupan kegiatan pemeliharaan tanaman pada
kelapa sawit belum menghasilkan maka terlebih dahulu kita ketahui
pengertian TBM tersebut.
Di atas telah dijelaskan bahwa yang dimaksud tanaman kelapa sawit
belum menghasilkan yaitu terhitung mulai bibit kelapa sawit ditanam dilahan/lapangan (0 tahun) sampai dengan tanaman mulai pertama
berbunga (sekitar 3-4 tahun).
Berdasarkan pengertian tanaman kelapa sawit belum menghasilkan
tersebut di atas, kemudian dilakukan inventarisasi kegiatan yaitu
-
8/19/2019 Man Pemlhr Kebun1-Libre
4/53
Manajemen PemeliharaanTanaman Kelapa Sawit
Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah 3
mencatat seluruh kegiatan apa saja yang dilakukan terhadap kelapa
sawit yaitu sejak bibit sawit selesai ditanam di lahan/lapangan sampai
dengan tanaman mulai pertama kali berbunga.
Kegiatan pemeliharaan tanaman kelapa sawit, sejak bibit sawit selesai
ditanam di lahan sampai tanaman mulai pertama kali berbunga yaitu:
1) Konsolidasi atau sensus tanaman
Konsolidasi atau disebut juga sensus adalah kegiatan yang
dilakukan untuk menginventarisasi tanaman yang mati, tumbang,
atau terserang hama atau penyakit. Selain itu dilakukan pula
menegakkan tanaman yang tampak miring dan memadatkan tanah
setelah selesai kegiatan penanaman.
Anonim (2003) menjelaskan bahwa kerapatan tanaman kelapa
sawit sesuai standar pohon yang sehat harus dicapai pada bulan
ke 12 setelah penanaman. Sensus pada TBM 1 dengan penyisipan
menjadi prioritas utama. Sensus pada TBM 1 dilakukan pada umur
2, 6 dan 10 bulan setelah tanam. Tanaman yang tidak normal
diberi tanda silang cat berwarna putih. Sensus selanjutnya adalah
sensus tanaman tidak produktif yaitu dilakukan pada saat dimulai
kastrasi pada bulan ke 14 dan 18. Karena itu, untuk kegiatan
kastrasi bunga betina yang ada di pohon non produktif (sensus ke
1 s.d sensus ke 4) tidak dibuang. Berikutnya adalah sensus
tanaman produksi rendah yaitu dilakukan 4 kali pada umur 14, 17,
20, dan 23 bulan setelah tanama dengan cara:
• Sensus pertama pada umur 14 bulan (Ss 1) yaitu dilakukan
pada pohon yang berbunga betina ≤ 4 diberi tanda dot pada
pelepah ketiga dengan cat warna putih
• Sensus kedua pada umur 17 bulan (Ss 2) yaitu pohon hasil Ss
1dilihat kembali, dan apabila jumlah bunga betina ≤ 3 maka
diberi tanda dot pada pelepah yang sama sehingga jumlah
dotnya ada dua.
-
8/19/2019 Man Pemlhr Kebun1-Libre
5/53
Manajemen PemeliharaanTanaman Kelapa Sawit
Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah 4
• Sensus ketiga pada umur 20 bulan (Ss 3) yaitu pohon hasil Ss
2 dilihat kembali, dan apabila jumlah bunga betina ≤ 3 maka
diberi tanda dot lagi sehingga jumlah dotnya ada tiga.
• Sensus keempat pada umur 23 bulan (Ss 4) yaitu pohon hasil
Ss 3 dilihat kembali, dan apabila jumlah bunga betina ≤ 3 maka
diberi tanda dot lagi sehingga jumlah dotnya ada empat.
Pohon-pohon hasil sensus keempat dengan tanda dot 4 dianggap
tanaman kelapa sawit tidak produktif dan harus dilakukan
pembongkaran serta penyisipan pada 3 bulan berikutnya (tanaman
berumur 26 bulan).
2) Penyisipan tanaman
Kegiatan penyisipan tanaman dilakukan untuk mengganti tanaman
yang telah mati, hilang atau kemungkinan besar tanaman tidak
akan berproduksi optimal. Kedua kegiatan sensus dan penyisipan
bertujuan untuk memastikan bahwa tanaman-tanaman yang ada di
lapangan adalah tanaman produktif.
Pelaksanaan penyisipan tanaman yaitu 3 – 6 bulan setelah tanam,
sehingga dimungkinkan terjadinya keseragaman panen. Frekuensi
waktu penyisipan tanaman dilakukan dengan ketentuan 2-4 rotasi
per tahun selama 18 bulan sejak tanam.
Cara penyisipan tanaman yaitu tanaman yang mati dicabut dan
ditempatkan dalam gawangan. Kemudian penyisipan tanaman
dilakukan dengan diawali pembuatan titik tanam. Penanaman
dilakukan dengan mengikuti prosedur biasa, kecuali bibit yang
digunakan bibit yang lebih besar (umur ≥ 12 bulan) sehinggadimungkinkan dilakukan pemotongan pelepah bibit. Pupuk pada
saat penyisipan tanaman, diberikan sebanyak 1,5 kali dosis pupuk
per lubang dari pada penanaman awal. Selanjutnya diperlakukan
sama seperti pada tanaman lain di sekitarnya.
-
8/19/2019 Man Pemlhr Kebun1-Libre
6/53
Manajemen PemeliharaanTanaman Kelapa Sawit
Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah 5
Peralatan yang digunakan dalam penyisipan tanaman yaitu:
• Truk dengan bak rata dan terbuka atau traktor trailer
• Sekop bertangkai panjang
• Kaleng yang telah ditera untuk pemupukan lubang tanam
• Kereta dorong untuk angkutan dalam kebun
• Pisau tajam
Bahan yang digunakan dalam penyisipan tanaman yaitu:
• Kayu untuk menopang pohon yang miring
• Pupuk dasar
3) Pengukuran pertumbuhan tanaman
Kegiatan pengukuran pertumbuhan merupakan upaya untuk
memperoleh data tingkat pertumbuhan dan kondisi tanaman.
Caranya yaitu mengukur panjang pelepah pada berbagai umur.
Data hasil pengukuran tersebut akan dibandingkan dengan standar
yang telah ditetapkan. Berikut disajikan contoh standar panjang
pelepah kelapa sawit pada Tabel 1 (Anonim, 2003).
Tabel 1. Standar Panjang Pelepah Kelapa Sawit
Umur (Bulansetelahtanam)
Pelepah yangdiukur
Panjang pelepah
Bibit Lokal (cm) Bibit Dami (cm)
6 Pelepah ke 3 130-140 150-160
12 Pelepah ke 3&9 160-180 180-220
18 Pelepah ke 3&9 220-240 240-270
24 Pelepah ke 9&17 270-290 290-320
Kemudian dijelaskan tentang tata cara pengambilan contoh
tanaman yang akan dilakukan pengukuran yaitu sebagai berikut:
Jumlah pohon yang akan diplih untuk diukur pelepahnya sekitar 36
pohon per bloknya (satu blok = 30 ha). Pohon yang akan diukur
panjang pelepahnya ditentukan pada setiap 10 baris yaitu dimulai
baris ke 10 pohon ke 5 dari pinggir jalan. Kemudian dilanjutkan
-
8/19/2019 Man Pemlhr Kebun1-Libre
7/53
Manajemen PemeliharaanTanaman Kelapa Sawit
Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah 6
pohon 15 dan 25. Untuk baris ke 20 dimulai pohon ke 10 dari
pinggir jalan, dilanjutkan pohon ke 20 dan 30. Kemudian penentuan
pohon pada baris ke 30 diambil seperti pohon pada baris ke 10 dan
baris ke 40, seperti baris ke 20. Demikian seterusnya, sebagai
ilustrasi dapat dilihat Gambar 1.
x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x
J
A
L
A
N
x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x
x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x
x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x
x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x
x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x
x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x
x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x
x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x
x .. x x x x x x x x x x x x x x x x x……… Baris ke 10 pohon ke 5, 15, 25
x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x
x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x
x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x
x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x
x x x x x x x x x x x x x x x x x x x X
x x x x x x x x x x x x x x x x x x x X
x x x x x x x x x x x x x x x x x x x X
x x x x x x x x x x x x x x x x x x x X
x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x
x x x x x x x x x x x x x x x x x x x X
..Baris ke 20 pohon ke 10, 20, 30 x x x x x x x x x x x x x x x x x x x
x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x
x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x
x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x
x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x
x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x
x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x
x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x[
Gambar 1. Skema penentuan pohon contoh
-
8/19/2019 Man Pemlhr Kebun1-Libre
8/53
Manajemen PemeliharaanTanaman Kelapa Sawit
Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah 7
4) Pemeliharaan piringan, jalan rintis dan gawangan
Piringan berfungsi sebagai tempat untuk menyebarkan pupuk.
Selain itu, piringan juga merupakan daerah jatuhnya buah kelapa
sawit. Karena itu, kondisi piringan senantiasa bersih dari ganggu
an gulma.
Pemeliharaan piringan dan gawangan bertujuan antara lain untuk:
• Mengurangi kompetisi gulma terhadap tanaman dalam
penyerapan unsur hara, air,dan sinar matahari.
• Mempermudah pekerja untuk melakukan pemupukan dan
kontrol di lapangan.
Pemeliharaan piringan dan gawangan bebas dari gulma dapat
dilakukan secara manual atau secara kimia. Pemeliharaan piringan
dan gawangan secara manual yaitu tenaga manusia dengan
menggunakan cangkul. Piringan yang bersih tersebut dapat dilihat
pada Gambar 1. Pemeliharaan piringan dan gawangan secara
kimia dapat dilakukan dengan menggunakan herbisida. Contoh
Piringan kelapa sawit yang dibersihkan gulmanya secara kimia
dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Piringan dibersihkan dari gulma secara manual
-
8/19/2019 Man Pemlhr Kebun1-Libre
9/53
Manajemen PemeliharaanTanaman Kelapa Sawit
Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah 8
Gambar 3. Piringan yang dibersihkan dari gulma secara kimia
(Budi, HT, 2009)
Budi, (2009) menjelaskan bahwa pelaksanaan pemeliharaan
piringan dan gawangan, harus memperhatikan beberapa ketentuan
sebagai berikut:
• P 0 = menyingkirkan semua gulma, kacangan bersih dari gulma
(kacangan 100%) umur 0-6 bulan, rotasi 2 minggu
• P 1 = kacangan 85%, rumput lunak 15%, umur 7-12 bulan, rotasi
3 minggu
• P 2 = kacangan 70%, rumput lunak 30%, umur 12- 18 bulan,
rotasi 3 minggu
• P 3 = kacangan bercampur dengan rumput lunak, bebas dari
lalang dan anakan kayu, umur > 18 bulan rotasi 4 minggu
Standar pembuatan dan pemeliharaan piringan dan jalan rintis
dilakukan dengan cara:
• Piringan bebas dari gulma sampai radius 30 cm di luar tajuk
daun atau maksimal 180 cm dari pohon
• Pembuatan jalan rintis dilakukan pada umur tanaman 1-12 bulan
dengan perbandingan 1:8, dan waktu tanaman berumur lebih
dari 12 bulan. Jalan rintis dibuat dengan perbandingan 1:2
dengan lebar 1,2 m
-
8/19/2019 Man Pemlhr Kebun1-Libre
10/53
Manajemen PemeliharaanTanaman Kelapa Sawit
Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah 9
• Perawatan jalan rintis/tengah dilakukan bersamaan dengan
perawatan piringan.
Pekerjaan penyiangan (P) atau weeding (W) pada TBM dilakukan
dengan kriteria sebagai berikut (Anonim, 2004):
TBM 1 : W1 penutup tanah seluruhnya (100%) kacangan.
Rumput-rumput gulma lain dibersihkan semuannya.
dan
TBM 2 : W1 seperti pada TBM 1
TBM 3 : W3 yaitu 70% kacangan + 30% gulma lunak; bebas
lalang. Gulma yang diberantas adalah jenis gulma
jahat yakni; lalang, mikania, pahitan, pakis, teki.
Gulma kacangan yang merambat ke pohon
diturunkan. Gulma lunak yang tidak perlu diberantas
adalah jenis wedusan, sintrong
Contoh jenis-jenis gulma dapat dilihat pada Gambar 4. Sedangkan
contoh tanaman penutup tanah dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 4 a. Gulma pakis raja Gambar 4 b. Gulma rumput bendera
-
8/19/2019 Man Pemlhr Kebun1-Libre
11/53
Manajemen PemeliharaanTanaman Kelapa Sawit
Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah 10
Gambar 4 c. Gulma pohon
Gambar 5 a.Colapogonium Caeruleum (CC)
-
8/19/2019 Man Pemlhr Kebun1-Libre
12/53
Manajemen PemeliharaanTanaman Kelapa Sawit
Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah 11
Gambar 5 b.Colapogonium Muconoides ( CM)
Gambar 5 c. Wedelia trilobata L, penutup tanah pada lahan gambut
-
8/19/2019 Man Pemlhr Kebun1-Libre
13/53
Manajemen PemeliharaanTanaman Kelapa Sawit
Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah 12
Pekerjaan penyiangan/ weeding penutup tanah dilakukan dengan
periode waktu sebagai berikut:
Bulan ke
1 s.d 4
: penyiangan intensif dengan interval 2-2-2-3-4
minggu
Bulan ke
5 s.d 7
: Satu kali per 2 bulan
Bulan ke
8 s.d 22
: Satu kali per 1 bulan
Pekerjaan penyiangan pada gawangan yaitu dilakukan dengan dua
cara yaitu secara manual dan kimia. Penyiangan secara manual
dilakukan dengan cara mencabut atau menggaruk gulma. Jika tinggigulma/vegetasi > 70 cm, penyiangan dilakukan dengan cara dibabat
(baik menggunakan sabit atau menggunakan mesin pemotong
rumput).
5) Titi Panen dan TPH
Titi panen merupakan pembuatan jembatan pada setiap jalan rintis
yang melewati parit atau saluran air, sehingga jalan rintis dapat
dilalui tanpa hambatan.Tujuan titi panen adalah mempermudah
pekerja panen dalam mengambil/mengangkut buah sawit. Titi panen
harus segera dibuat setelah jalan rintis tersedia. Pemasangan titi
panen dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut (Anonim, 2004):
• TBM 1 dipasang titi panen pada rintis = 25%
• TBM 2 dipasang titi panen pada rintis = 25%
• TBM 3 dipasang titi panen pada rintis = 50%
Titi panen dapat dibuat dari kayu atau beton. Penggantian titi panen
berbahan kayu ke bahan beton sebaiknya sudah dimulai pada TBM
3 dan telah selesai TM. Jumlah titi panen tergantung dari jumlah
parit dan saluran air. Untuk menentukan jumlah dan panjang titi
panen harus didasarkan data sensus yang akurat. Ukuran lebar titi
panen tegantung pada kebutuhan dan harus dapat dilalui angkong
dengan lebar titi panen sekitar 20 cm.
-
8/19/2019 Man Pemlhr Kebun1-Libre
14/53
Manajemen PemeliharaanTanaman Kelapa Sawit
Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah 13
TPH merupakan tempat pengumpulan hasil panen kelapa sawit.
TPH harus dibuat /dipersiapkan sejak 3-6 bulan sebelum panen.
Caranya yaitu memiilih tempat yang datar kemudian membersihkan
penutup tanah/rumput dengan menggunakan cangkul. Ukuran TPH
adalah 2 meter x 2 meter. Jarak antara TPH satu dengan TPH yang
lain adalah sekitar 50 meter (tiap 6 gawangan).
6) Pemupukan tanaman
Perencanaan pemupukan tanaman kelapa sawit belum
menghasilkan (TBM) dilakukan oleh Mandor besar (Mandor 1),
Mandor pemupukan dan krani afdeling dengan berpedoman pada
Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) dan RAB. Rencanapemupukan kelapa sawit (TBM) meliputi:
• Blok tanaman yang akan dipupuk
• Jumlah kebutuhan pupuk per blok
• Permintaan kendaraan
• Tempat pengeceran pupuk
• Jenis dan jumlah peralatan pemupukan
Perencanaan pelaksanaan pemupukan harus memperhatikanprinsip-prinsip yang telah ditetapkan. Rekomendasi pemupukan
tanaman kelapa sawit didasarkan pada prinsip 4 T yaitu (tepat jenis,
tepat dosis, tepat waktu, dan tepat metode). Dosis pupuk ditentukan
berdasarkan umur tanaman, hasil analisis daun, jenis tanah,
produksi tanaman, jenis tanah, hasil percobaan, dan kondisi visual
tanaman. Waktu pemupukan ditentukan berdasar sebaran curah
hujan (Gambar 6).
a. Metoda pemupukan
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memupuk tanaman
sebagai berikut:
• Bersihkan terlebih dahulu piringan dari rumput, alang-alang dan
kotoran lain.
-
8/19/2019 Man Pemlhr Kebun1-Libre
15/53
Manajemen PemeliharaanTanaman Kelapa Sawit
Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah 14
• Pada areal datar semua pupuk ditabur merata mulai 0,5 m dari
pohon sampai pinggir piringan
• Pada areal yang berteras, pupuk disebar pada piringan kurang
lebih 2/3 dari dosis di bagian dalam teras dekat dinding bukit,
sisanya (1/3 bagian) diberikan pada bagian luar teras.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 7.
[
Gambar 6. Sebaran curah hujan mempengaruhi aplikasiPemupukan (Budi. HT, 2009)
Gambar 7. Penempatan pupuk pada kelapa sawit
140
265
201176
90 97
140 155
200
250
289
230
0
50
100
150
200
250
300
350
Ja n Pe b Mr t A pr Me i Ju n Ju l A gt Sep Okt No v De s
Bulan
C u r a h
H u j a n ( m m )
SEBARAN CURAH HUJAN
-
8/19/2019 Man Pemlhr Kebun1-Libre
16/53
Manajemen PemeliharaanTanaman Kelapa Sawit
Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah 15
b. Waktu pemupukan
Pupuk harus tersedia pada waktu yang ditentukan, sehingga
keberadaannya tidak menjadikan suatu hambatan bagi tanaman
yang akan dipupuk. Adapun waktu yang terbaik untuk melakukan
pemupukan adalah pada saat musim penghujan, yaitu pada saat
keadaan tanah berada dalam kondisi sangat lembab, tetapi tidak
sampai tergenang air. Dengan demikian, pupuk yang diberikan di
masing-masing tanaman dapat segera larut dalam air, sehingga
lebih cepat diserap oleh akar tanaman. Jumlah air tanah yang
sangat baik untuk melarutkan pupuk adalah sekitar 75% dari
kapasitas lapang. Hal ini dapat dicapai jika sehari sebelumnya
telah terjadi hujan sebanyak sekitar 20 mm serta pada bulan-bulan
sebelumnya tidak terjadi defisit air.
Pemupukan dilakukan pada waktu hujan kecil, namun >60 mm/bln.
Pemupukan ditunda jika curah hujan kurang dari 60 mm per bulan.
• pupuk dolomit dan Rock Phosphate (RP) diusahakan
diaplikasikan lebih dulu untuk memperbaiki kemasaman tanah
dan merangsang perakaran, diikuti oleh MOP/KCl dan
urea/ZA.
• jarak waktu penaburan dolomit/RP dengan urea/ ZA minimal 2
minggu.
• seluruh pupuk agar diaplikasikan dalam waktu dua bulan.
Adakalanya berdasarkan rekomendasi pemupukan pada masa
TBM, pupuk diaplikasikan sebanyak 3 kali dalam setahun, dimana
untuk pupuk N,P,K,Mg dan Bo dapat diberikan menjelang dan pada
akhir musim hujan. Untuk pupuk N dapat diberikan ¾ bagian pada
saat menjelang (awal) musim hujan dan ¼ bagian diberikan pada
akhir musim hujan. Untuk pupuk P dan k dapat diberikan sebanyak
¼ bagian pada saat menjelang (awal) musim hujan dan ¾ bagian
lagi pada akhir musim hujan. Untuk pupuk Mg diberikan sebanyak
2/3 bagian pada saat menjelang (awal) musim hujan dan 1/3
bagian lagi dapat diberikan pada akhir musim hujan. Untuk pupuk
boraks dapat diberikan sebanyak ½ bagian pada saat menjelang
-
8/19/2019 Man Pemlhr Kebun1-Libre
17/53
Manajemen PemeliharaanTanaman Kelapa Sawit
Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah 16
(awal) musim hujan dan ½ bagian lagi dapat diberikan pada saat
akhir musim hujan.
Namun kadangkala diperoleh rekomendasi yng menganjurkan
aplikasi pemupukan pada masa TBM I setiap 2 atau 3 bulan sekali,
pada masa TBM II setiap 6 bulan sekali dan masa TBM III hanya
satu kali setahun.
Pemupukan dilakukan pada waktu hujan kecil, namun > 60
mm/bln. Pemupukan ditunda jika curah hujan kurang dari 60 mm
per bulan.
• pupuk dolomit dan RP diusahakan diaplikasikan lebih dulu
untuk memperbaiki kemasaman tanah dan merangsang
perakaran, diikuti oleh MOP dan Urea/ZA.
• jarak waktu penaburan dolomit/ RP dengan Urea/ ZA minimal
2 minggu.
• seluruh pupuk agar diaplikasikan dalam waktu dua bulan.
c. Frekuensi pemupukan
Pemupukan dilakukan 2 - 3 kali tergantung pada kondisi lahan,
jumlah pupuk, dan umur kondisi tanaman. Pemupukan pada tanahpasir dan gambut perlu dilakukan dengan frekuensi yang lebih
banyak. Frekuensi pemupukan yang tinggi mungkin baik bagi
tanaman, namun tidak ekonomis dan mengganggu kegiatan kebun
lainnya.
d. Jenis dan dosis pupuk
Jenis pupuk untuk kelapa sawit dapat berupa pupuk tunggal, pupuk
campuran, pupuk majemuk, dan pupuk organik. Pemilihan jenis
pupuk, disarankan agar hati-hati karena banyak beredar di pasaran
berbagai bentuk dan komposisi hara. Berbagai jenis pupuk
diuraikan sebagai berikut.
-
8/19/2019 Man Pemlhr Kebun1-Libre
18/53
Manajemen PemeliharaanTanaman Kelapa Sawit
Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah 17
Pupuk tunggal
Pupuk tunggal merupakan pupuk yang mengandung satu jenis
hara utama. Pupuk tunggal yang dipergunakan perkebunan kelapa
sawit dalam memenuhi kebutuhan hara makro bagi tanaman
kelapa sawit dan direkomendasikan oleh Pusat Penelitian Kelapa
Sawit (PPKS) disajikan pada Tabel 2. (Luqman, dkk, 2003).
Tabel 2. Penggunaan pupuk tunggal pada kelapa sawit
Hara Pupuk Spesifikasi
N Urea 46 %
ZA 21 % N, 23 % S
P SP-36 • P2O5 total: 36 %• P2O5 (larut dalam asam sitrat 2%): 34%• S: 5 %
RP • P2O5 total: min 36 %• P2O5 (larut dalam asam sitrat 2%): 34%• Ca+Mg (setara CaO): min 40%• Al2O3+Fe2O3: maks 3%• Kadar air: maks 3%• Kehalusan (lolos saringan 80 mesh):min 50%• Kehalusan (lolos saringan 25 mesh):min 80%
K MOP
(KCl)
K2O: 60 %
Mg Kieserit MgO: 26%S : 21%
Dolomit • MgO : min 18 %• CaO : min 30 %• Al2O3+Fe2O3 : maks 3 %• SiO2: maks 5 %• Kadar air : maks 5 %• Ni : maks 5 ppm• Kehalusan (lolos saringan 100 mesh)
Pupuk campuran
Untuk memenuhi kebutuhan hara secara khusus dan mengurangi
biaya aplikasi, beberapa pupuk tunggal dapat dicampur menjadi
pupuk campuran. Luqman, dkk (2003) menjelaskan bahwa
panduan pencampuran pupuk yang direkomendasikan dapat dilihat
pada Tabel 3.
-
8/19/2019 Man Pemlhr Kebun1-Libre
19/53
Manajemen PemeliharaanTanaman Kelapa Sawit
Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah 18
Pupuk majemuk
Pupuk majemuk merupakan pupuk yang mengandung beberapa
unsur hara yang dikombinasikan dalam satu formulasi Keuntungan
penggunaan pupuk majemuk adalah semua unsur hara utama
diaplikasikan dalam satu rotasi pemupukan.
Tabel 3. Sifat kelarutan berbagai jenis pupuk terhadap pupuk lain
Jenis
Pupuk
Jenis Pupuk
Urea ZA RP SP36 ZK MoP Kies Dol
Urea v # # v v #
ZA # v # x x V
RP v
SP36 v # v x v #
ZK v x x v v V
MoP v x v v V
Kies v
Dol # v # v v v
Catatan: v : dapat dicampur, # : dapat dicampur tetapi tidak dapatdisimpan lama, x : pupuk tidak dapat dicampur
Pupuk organik
Akibat terjadinya kelangkaan pupuk dan mahalnya pupuk
anorganik serta meningkatnya kesadaran masyarakat dalam upaya
pelestarian lingkungan, maka beberapa perusahaan perkebunan
kelapa sawit telah menggunakan pupuk organik untuk kegiatan
pemupukan tanaman sawit. Caranya yaitu memanfaatkan hasil
potongan pelepah daun kelapa sawit, potongan hasil tanaman
penutup tanah, atau tandan kosong kelapa sawit.
Iyung Pahan (2006) menjelaskan bahwa pemberian bahan organik
sebagai pupuk memberikan pengaruh sangat kompleks terhadap
pertumbuhan tanaman. Pengaruh bahan organik terhadap
pertumbuhan tanamanm terutama karena kemampuannya
-
8/19/2019 Man Pemlhr Kebun1-Libre
20/53
Manajemen PemeliharaanTanaman Kelapa Sawit
Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah 19
memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah. Hal ini terjadi karena
meningkatnya kegiatan mikroorganisme di dalam tanah sehingga
struktur tanah menjadi lebih baik (lebih remah), aerasi tanah dan
kapasitas menahan air meningkat, serta adanya bahan organik
akan berfungsi sebagai mulsa yang melindungi permukaan tanah
dari erosi dan pencucian hara.
Setelah dibahas berbagai jenis pupuk di atas, berikut diuraikan
kebutuhan pupuk tanaman kelapa sawit belum menghasilkan
(TBM). Jenis dan dosis pupuk yang digunakan disesuaikan dengan
umur tanaman, jenis tanah dan waktu pemberiannya. Secara
umum dosis pupuk yang digunakan berdasarkan umur tanaman
yaitu disajikan pada Tabel 4. Namun, untuk memperoleh ketentuan
dosis pupuk secara akurat dapat dilakukan melalui analisa tanah
dan analisa daun di suatu areal perkebunan.
Tabel4.DosisPemupukanTBMKelapaSawit(Anonim, 2004)
UmurTanaman(bulan)
Dosis pupuk (kg/pohon)
ZA atauUrea
RP MoP(KC)l
Kieserite HGFBorate
Saat tanam - 0.5 - - -
1 0,10 - - - -
3 0,25 - - - -
5 0,25 0,50 0,15 0,10 -
8 0,25 - 0,35 0,15 0.02
12 0,50 0,75 0,35 0,25 -
Jumlah TBM1
1,35 1,75 1,00 0,70 0,02
16 0,50 - 0,50 0,50 0,03
20 0,50 1,00 0,50 0,50 -
24 0,50 - 0,75 0,50 0,05
Jumlah TBM2
1,50 1,00 1,75 1,50 0,08
28 0,75 1,00 0,75 0,75 -
32 0,75 - 1,00 0,75 -
Jumlah TBM3
1,50 1,00 1,75 1,50 -
Total 4,35 3,75 4,50 3,70 0,10
-
8/19/2019 Man Pemlhr Kebun1-Libre
21/53
Manajemen PemeliharaanTanaman Kelapa Sawit
Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah 20
7) Tunas pasir dan Kastrasi
a. Tunas pasir
Sebelum areal/blok masuk dalam kategori TM tidak diperbolehkan
melakukan pekerjaan tunas apapun karena pada waktu tersebut
jumlah pelepah belum optimum. Sehingga pelepah produktif tidak
boleh dibuang. Prinsip tunas pasir adalah hanya membuang
pelepah yang berada satu lingkaran paling bawah (dekat tanah)
dan pelepah kering.
Pekerjaan tunas pasir dilakukan dengan cara membuang pelepah
satu lingkaran paling bawah (dekat tanah) dan juga pelepah kering.
Dilakukan 6 bulan sebelum TM. Pelepah kering dipotong memakai
dodos. Pelepah dipotong rapat ke pangkal dengan memakai dodos
kecil (mata dodos 8 cm), kemudian pelepah-pelepah tersebut
dikeluarkan dari piringan dan disusun di gawangan mati. Sesudah
pekerjaan tunas pasir selesai, maka dilarang keras
memotong/memangkas pelepah untuk tujuan apa pun, kecuali
untuk analisis daun, ini pun hanya dibenarkan mengambil anak
daunnya saja. Tunas pasir dapat dilihat pada Gambar 8.
Gambar 8. Tunas pasir kelapa sawit (Budi HT,2009)
-
8/19/2019 Man Pemlhr Kebun1-Libre
22/53
Manajemen PemeliharaanTanaman Kelapa Sawit
Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah 21
b. Kastrasi/ablasi
Kastrasi atau disebut juga ablasi merupakan pekerjaan penting
pada kelapa sawit sebelum tanaman beralih dari TBM ke TM.
Karena itu, sebelum melakukan kastrasi terlebih dahulu dilakukan
monitoring pembungaan. Caranya yaitu mencatat pohon-pohon
yang telah berbunga. Hasil catatan tersebut kemudian
digambarkan pada peta sensus.
Tanaman kelapa sawit mulai mengeluarkan bunga setelah berumur
9 bulan, tergantung pertumbuhannya. Pada saat tersebut, bunga
yang dihasilkan masih belum membentuk buah sempurna sampai
tanaman berumur sekitar 24 bulan sehingga tidak ekonomis untuk
diolah. Oleh sebab itu, semua bunga maupun buah yang keluar
sampai dengan umur 24 bulan perlu dibuang atau diablasi.
Ablasi merupakan aktivitas membuang semua produk generatif,
yaitu bunga jantan, betina, dan seluruh buah (yang terlanjur jadi)
guna mendukung pertumbuhan vegetatif kelapa sawit.
Pelaksanaan ablasi terakhir dilakukan enam bulan sebelum pokok
dipanen. Tujuan utama dilakukannya ablasi adalah mengalihkan
nutrisi untuk produksi buah yang tidak ekonomis ke pertumbuhan
vegetatif sehingga pokok sawit yang telah diablasi akan lebih kuat
dan pertumbuhannya seragam. Dengan demikian, pertumbuhan
buah akan lebih besar dan seragam, serta menghambat
perkembangan hama dan penyakit.
Ablasi biasanya dilakukan pada umur 18 bulan sejak tanam di
lapangan sampai dengan 24 bulan. Setelah itu, bunga betina yang
keluar dibiarkan sehingga tanaman sudah dapat dipanen padaumur 30 bulan. Ablasi mulai dilaksanakan jika lebih dari 50% pokok
kelapa sawit dalam satu blok telah mengeluarkan bunga jantan dan
atau betina. Umumnya, ablasi mulai dilakukan saat tanaman
berumur 18 bulan di lapangan. Pelaksanaan ablasi dilakukan
setiap dua bulan sekali sampai tanaman berumur 24 bulan. Alat
-
8/19/2019 Man Pemlhr Kebun1-Libre
23/53
y
d
0
k
a
d
k
t
8) P
H
k
d
h
a
B
s
•
U
b
4
C
ng diguna
an arit keci
,7 - 1 hk/
rja kastra
blasi per h
an kondisi
ryawan p
rsedia kar
engendali
ama dan
lapa saw
engan tug
ama dan p
. Hama k
eberapa j
wit yaitu s
Ulat pe
PDKS ant
ulu merup
0 % dala
ontoh ulat
Gambar 9
kan untuk
l. Norma p
a. Setiap
si. Untuk
ari. Jumla
tanaman.
otong bua
awan pot
n hama d
penyakit p
it telah m
s manaje
nyakit do
lapa sawi
nis hama
ebagai ber
akan dau
ra lain ula
kan hama
2 tahun
api menye
. Ulat Api
Manajeme
ablasi yait
estasi ten
afdeling h
luasan 1.
tenaga k
Tenaga a
h sehingg
ng buah
an penya
ada kelap
enghasilka
en penge
inan.
yang ser
ikut:
kelapa s
t api, ulat
utama yan
setelah k
ang pohon
e nyerang
Pemelihar
dodos d
ga ablasi
arus mem
00 ha, di
rja terseb
lasi dapa
a pada s
it
sawit bel
adalah
dalian ma
ing meny
wit (UPD
antong (
g dapat m
hilangan
muda dis
pohon mu
anTanama
ngan leba
aitu 1 – 1,
buat kelo
butuhkan
ut tergantu
dipersiap
at mulai
um meng
idak berb
ka perlu di
rang tana
S)
ahasena
nurunkan
aun seba
jikan pada
a (Budi, H
Kelapa Sa
r mata 8 c
5 ha/hk at
pok (gan
-20 tena
ng topogr
kan sebag
panen tel
asilkan d
da. Terk
etahui jen
man kela
orbetti), ul
produksi 3
nyak 50
Gambar 9
,2009)
it
m
u
)
a
fi
ai
h
n
it
is
a
at
-
.
.
-
8/19/2019 Man Pemlhr Kebun1-Libre
24/53
Manajemen PemeliharaanTanaman Kelapa Sawit
Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah 23
Gejala serangan
Hama ini biasanya menyerang atau memakan daun dimulai dari
daun bagian bawah. Daun-dauan yang terserang biasanya
berlubang atau sobek hingga tinggal tulang-tulang daunnya, pada
serangan hebat daun akan habis sama sekali.
Pengendaliannya
Pengendalian UPDKS dilaksanakan dengan sistem pengendalian
hama terpadu (PHT) yaitu berdasarkan monitoring populasi kritis,
mengutamakan pelestarian, dan pemanfaatan musuh alami.
Bagaimana menentukan populasi kritis yaitu dilakukan monitoring
terhadap UPDKS. Dalam keadaan aman, monitoring dilakukan
dengan mengamati 1 pohon contoh/ha kelapa sawit setiap bulansekali. Setiap contoh diamati 2 pelepah yang terletak pada bagian
bawah dan tengah tajuk kelapa sawit.
Apabila terjadi serangan UPDKS, maka jumlah pohon contoh
ditambah menjadi 5 pohon/ha dan diamati setiap 2 minggu sekali.
Pengamatan dilakukan terhadap 1 pelepah/pohon contoh, yakni
pada pelepah yang diduga paling banyak dijumpai UPDKS. Apabila
perlu dilakukan tindakan pengendalian, maka pada saat sebelum
pengendalian, populasi UPDKS harus dihitung, begitu pula 1
minggu setelah pengendalian. Hal ini dimaksudkan untuk
menentukan perlu tidaknya pengendalian ulangan. Penggunaan
insektisida sistemik diupayakan sebagai tindakan terakhir dan
dipilih jenis yang aman terhadap lingkungan, parasitoid, dan
predator.
Beberapa tumbuhan yang bermanfaat bagi perkebunan kelapasawit yakni untuk pengendalian UPDKS:
• Euphorbia heterophylla L (patik emas)
• Borreria alata L (Setawar/Jukut minggu/Emprah/Goletrak)
• Cassia tora L
• Turnera subulata L
-
8/19/2019 Man Pemlhr Kebun1-Libre
25/53
Manajemen PemeliharaanTanaman Kelapa Sawit
Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah 24
• Tikus ( Rattus tiomanicus, Rattus sp )
Jenis tikus yang sering ditemukan di areal kebun kelapa sawit
adalah tikus belukar (Rattus tiomanicus), tikus sawah (Rattus
rattus argentiventer), tikus rumah (Rattus rattus diardii) dan tikus
huma (Rattus exulans ). Dari keempat jenis tikus di atas, tikus
belukar merupakan dominan di perkebunan kelapa sawit. Contoh
kelapa sawit yang terserang tikus dapat dilihat pada Gambar 10.
Gambar 10. Kelapa sawit (TBM) terserang tikus
(Ian Rankine dan Thomas Fairhurst,2000)
Gejala serangan
Menyerang tanaman kelapa sawit yang berumur 0 – 1 tahun pada
bagian titik tumbuh/umbut, merusak bunga jantan dan bunga
betina, menggigit dan mengerek buah tanaman kelapa sawit.
Pada pembibitan tanaman umumnya hama tikus ini menyerang titik
tumbuh. Pada bibit tanaman yang terserang hama ini tumbuh tidak
normal karena jaringan-jaringan titik tumbuh rusak. Pada serangan
berat dapat menyebabkan bibit tanaman tidak dapat berkembang
dan akhirnya mati. Hama ini dapat menimbulkan kehilangan
produksi mencapai 5 %. Perlukaan buah akibat keratan tikus dapat
meningkatkan kadar asam lemak bebas minyak kelapa sawit. Oleh
karena itu hama ini perlu dikendalikan.
-
8/19/2019 Man Pemlhr Kebun1-Libre
26/53
Manajemen PemeliharaanTanaman Kelapa Sawit
Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah 25
Pengendaliannya
Hama tikus ini pada umumnya agak sulit untuk diberantas, karena
tempat hidupnya luas dan sering berpindah-pindah. Pengendalian
hama tikus dapat dilakukan dengan cara antara lain:
• secara mekanis yakni dengan cara merusak sarangnya dan
pengasapan/ emposan serta membunuhnya pada saat hama
tikus keluar dari sarangnya.
• secara biologis yakni menggunakan masuh alami atau predator
seperti burung hantu, kucing, ular.
• Kumbang penggerek (Oryctes sp)
Kumbang penggerek pucuk merupakan hama yang menimbulkan
masalah pada seluruh perkebunan kelapa sawit di Indonesia yaitu
dari Oryctes rhinoceros . Kumbang ini secara morfologi berukuran
panjang 4 cm berwarna coklat tua kehitaman. Pada bagian kepala
memiliki tanduk kecil sehingga sering disebut kumbang tanduk atau
kumbang badak (Gambar 11).
Gambar 11. Kumbang penggerek pucuk Oryctes rhinoceros
Kumbang betina mempunyai bulu lebat pada bagian ujung
perutnya, sedangkan yang jantan tidak berbulu. Kumbang yang
baru keluar langsung menyerang kelapa sawit, kemudian
kawin.selanjutnya kumbang betina meletakkan telurpada bahan
organik yang sedang mengalami pembusukan seperti batang
-
8/19/2019 Man Pemlhr Kebun1-Libre
27/53
Manajemen PemeliharaanTanaman Kelapa Sawit
Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah 26
kelapa sawit mati, kotoran kerbau/sapi, kompos/sampah dan lain-
lain. Telur menetas dalam waktu 9 -14 hari.
Kerugian yang ditimbulkan:
Kumbang terbang dari tempat persembunyiannya menjelang senjasampai agak malam (sampai dengan jam 21.00 wib), dan jarang
dijumpai pada waktu larut malam. Dari pengalaman diketahui,
bahwa kumbang banyak menyerang kelapa pada malam sebelum
turun hujan. Keadaan tersebut ternyata merangsang kumbang
untuk keluar dari persembunyiaanya. Kumbang O.Rhinoceros
menyerang tanaman kelapa sawit yang baru ditanam di lapangan
sampai berumur 2.5 tahun.
Kumbang jantan maupun betina menyerang kelapa sawit.
Kumbang tanduk hinggap pada pelepah daun yang agak muda,
kemudian mulai menggerek ke arah titik tumbuh kelapa sawit.
Panjang lubang gerekan dapat mencapai 4.2 cm dalam sehari, jika
titik tumbuhnya habis maka tanaman akan mati. Pucuk kelapa
sawit yang yerserang, bila membuka daunnya tampak seperti kipas
atau bentuk lain yang abnormal (Gambar 12.)
Gambar 12 Kerusakan titik tumbuh akibat serangan hamaKumbang Penggerek Pucuk (Oryctes rhinoceros )
(Ian Rankine dan Thomas Fairhurst, 2000)
-
8/19/2019 Man Pemlhr Kebun1-Libre
28/53
Manajemen PemeliharaanTanaman Kelapa Sawit
Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah 27
Pengendalian Kumbang Oryctes rhinoceros
Metode pengendalian dilakukan dengan monitoring secara teratur
setiap bulan, terhadap 15 % jumlah seluruh tanaman (sampel
tanam; setiap 6 baris diambil 1 baris tanaman).
Padat populasi kritis: Selama 2 tahun pertama setelah kelapa sawit
dipindah tanam ke lapangan, apabila ditemukan 3-5 ekor
kumbang/ha, maka pemberantasan harus dilakukan. Pada kelapa
sawit yang berumur lebih dari dua tahun, akibat serangan hama ini
menjadi kurang berbahaya. Dengan demikian, padat populasi kritis
dinaikkan menjadi 15-20 ekor/ha.
Upaya pencegahan yang dapat menghambat perkembangan larva
Oryctes rhinoceros adalah penutupan batang kelapa sawit bekas
replanting dengan kacangan penutup tanah secepat mungkin. Hal
ini dapat mencegah serangga untuk meletakkan telurnya pada
batang mati tersebut. Tindakan pemberantasan yang dapat
dilakukan:
- pengumpulan kumbang secara manual dari lubang gerekan
pada kelapa sawit, dengan menggunakan alat kail dari kawat.
Tindakan ini dilakukan tiap bulan apabila populasi kumbang 3-5ekor/ha, setiap dua minggu jika populasi kumbang 5-10
ekor/ha, dan setiap minggu jika populasi kumbang lebih dari 10
ekor.
- penghancuran tempat peletakkan telur secara manual dan
dilanjutkan dengan pengumpulan larva untuk dibunuh, apabila
jumlahnya masih terbatas.
- pemberantasan secara kimiawi menaburkan insektisida butiran
karbosulfan sebanyak (0.05-0.10 g bahan aktif per pohon,
setiap 1-2 minggu) atau 3 butir kapur barus/pohon, setiap1-2
kali/bulan pada pucuk kelapa sawit.
- pemerangkapan kumbang O. rhinoceros dengan menggunakan
ferotrap. Ferotrap tersebut terdiri atas satu kantong feromon
-
8/19/2019 Man Pemlhr Kebun1-Libre
29/53
Manajemen PemeliharaanTanaman Kelapa Sawit
Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah 28
sintetik (etil-4 metil oktanoat) yang digantungkan dalam ember
plastik kapasitas 12 liter. Tutup ember plastik diletakkan
terbalik dan dilubangi 5 buah dengan diameter 55 mm. Pada
dasar ember plastik dibuat 5 lubang dengan diameter 2 mm
untuk pembuangan air hujan. Ferotrap tersebut kemudian
digantungkan pada tiang kayu setinggi 4 m dan dipasang di
dalam areal kelapa sawit. Selain ember plastik dapat juga
digunakan pelengkap PVC diameter 10 cm, panjang 2 m. Satu
ferotrap cukup efektif untuk 1 ha dan satu kantong feromon
sintetik dapat digunakan selama sekitar 60 hari. Setiap 2
minggu dilakukan pengumpulan kumbang yang terperangkap
dan dibunuh.
b. Penyakit kelapa sawit
Beberapa penyakit dominan pada tanaman kelapa sawit sebelum
menghasilkan buah adalah:
• Penyakit busuk pangkal buah (BPB)
Penyakit ini disebabkan oleh Ganoderma boninense .
Ganoderma boninense merupakan jamur tanah hutan hujan
tropis. Jamur G. boninense bersifat saprofit (dapat hidup pada
sisa tanaman) dan akan berubah menjadi patogenik apabila
bertemu dengan akar tanaman kelapa sawit yang tumbuh di
dekatnya.
Serangan BPB dapat terjadi sejak bibit sampai tanaman tua,
tetapi gejala penyakit biasanya baru terlihat setelah bibit ditanam
di lapangan. Penyakit ini dijumpai pada tanaman berumur 5
tahun. Serangan penyakit ini yang paling tinggi dijumpai pada
umur 10-15 tahun, tetapi hal ini bervariasi tergantung pada
kebersihan kebun dan sejarah tanaman di kebun tersebut.
Kehilangan tanaman sampai dengan 80% telah dilaporkan pada
tempat-tempat yang berasal dari konversi kelapa.
-
8/19/2019 Man Pemlhr Kebun1-Libre
30/53
Manajemen PemeliharaanTanaman Kelapa Sawit
Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah 29
Gejala Serangan
- Penyakit ini umumnya menyerang pangkal batang tanaman
- Gejala yang tampak pertama kali adalah adanya bercak
kekuningan pada pelepah muda. Begitu penyakit berkembang
warna kuning semakin jelas.
- Daun yang tua menjadi layu, patah pada pelepahnya dan
menggantung pada batang. Sedang pangkal batang menghitam,
getah keluar dari tempat yang terinfeksi dan akhirnya batang
membusuk dengan warna coklat muda.
- Tanda pertama adanya infeksi adalah munculnya bagian busuk
pada pangkal batang. Bagian yang busuk kemudian
berkembang ke atas dan sekitar batang (Gambar 13.)
- Serangan penyakit ini pada bagian atas tanaman dapat terjadi
dimana saja pada batang tanaman. Gejala pertama yang dapat
dilihat adalah adanya bagian atas tajuk patah
Gambar 13. Penyakit Busuk Pangkal Batangdisebabkan oleh Ganoderma boninense(Budi, HT, 2009)
-
8/19/2019 Man Pemlhr Kebun1-Libre
31/53
Manajemen PemeliharaanTanaman Kelapa Sawit
Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah 30
Pencegahan dan pengendaliannya
Beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah penyakit
busuk pangkal batang sebagai berikut:
- Melakukan pembersihan lahan terutama terhadap sisa-sisa
tanaman kelapa atau kelapa sawit
- Menghindari penanaman kelapa sawit dekat dengan perkebunan
kelapa
- Melakukan sensus terhadap tanaman setiap 6 bulan sekali,
untuk mengidentifikasi tanaman yang terserang/terinfeksi jamur
Tindakan pengendalian dapat dilakukan antara lain:
- Pengendalian secara mekanis yakni membongkar, mengumpul
kan dan membakar tanaman yang terserang penyakit terutamabagi tanaman yang terinfeksi ada jamur
- Pangkal batang dan perakarannya dibongkar hingga kedalaman
15 -20 cm serta dikeluarkan dari lahan perkebunan kelapa sawit
- Tanaman yang terinfeksi tanpa ada jamur , tetapi masih tetap
berproduksi, harus dimonitor / kontrol terus
- Pengendalian secara kimiawi yakni sekitar pohon yang
terserang dibuat parit selebar 30 cm, dalam 1 m (parit isolasi),
kemudian pinggir parit disemprot dengan fungisida- Menggunakan biofungisida Marfu-P
Bahan aktif yang digunakan untuk biofungisida Marfu-P adalah
sporakonidia dan klamidospora jamur Trichoderma koningii
b. Penentuan Target Kegiatan Pemeliharaan Kelapa Sawit
Belum Menghasilkan
Setelah Anda mengetahui ruang lingkup kegiatan pemeliharaan
tanaman kelapa sawit belum menghasilkan (TBM) maka langkah
berikutnya adalah menentukan target yang harus dicapai pada setiap
kegiatan tersebut.
-
8/19/2019 Man Pemlhr Kebun1-Libre
32/53
Manajemen PemeliharaanTanaman Kelapa Sawit
Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah 31
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penetapan target
kegiatan pemeliharaan tanaman kelapa sawit belum menghasilkan
yaitu:
• Jenis kegiatan pemeliharaan
• Sifat/kompleksitas kegiatan pemeliharaan
• Jumlah tenaga kerja yang terlibat di dalamnya
• Situasi dan kondisi lokasi kebun
• Kondisi cuaca ketika melakukan kegiatan pemeliharaan
c. Analisis Kebutuhan Sumberdaya Kegiatan Pemeliharaan
Kelapa Sawit Belum Menghasilkan
Di atas telah diuraikan secara global tentang ruang lingkup kegiatanpemeliharaan tanaman kelapa sawit belum menghasilkan. Berdasarkan
uraian tersebut maka langkah berikutnya adalah melakukan analisis
kebutuhan sumberdaya pada setiap kegiatan pemeliharaan tanaman.
Untuk membuat suatu perencanaan kegiatan pemeliharaan tanaman
kelapa sawit belum menghasilkan maka dilakukan analisis kebutuhan
sumberdaya. Pengertian sumberdaya meliputi sumberdaya manusia
(SDM) dan sumberdaya non manusia (sarana dan prasarana yaitu
termasuk peralatan dan bahan serta infrastruktur lainnya). Kebutuhan
SDM bersifat kualitatif dan kuantitatif. SDM secara kualitatif termasuk
di dalamnya adalah kompetensi. Kompetensi SDM yaitu mencakup
latar belakang pendidikan, pelatihan, keterampilan, dan pengalaman
yang pernah dilakukan.
Analisis kebutuhan sumberdaya dapat dilakukan dengan mem
pertimbangkan jenis kegiatan pemeliharaan dan sifat/kompleksitas dari
setiap jenis kegiatan pemeliharaan. Contoh pekerjaan tunas, Iyung
Pahan (2006) menjelaskan bahwa peralatan yang dipergunakan untuk
tunas pokok berbeda menurut pertambahan umur tanaman kelapa
sawit. Alat-alat tersebut disesuaikan dengan tinggi tanaman dan ukuran
pangkal pelepah. Penggolongan alat kerja tunas dapat dilihat pada
Tabel 5.
-
8/19/2019 Man Pemlhr Kebun1-Libre
33/53
Manajemen PemeliharaanTanaman Kelapa Sawit
Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah 32
Tabel 5. Penggolongan alat kerja tunas berdasarkan umur tanaman
No. Nama Alat Tinggi batang Pemakaian
1. Dodos kecil (lebar
mata 8 cm)
Di bawah 90 cm Tunas pada umur
tanaman 8 tahun
Analisis kebutuhan sumberdaya dapat dilakukan melalui identifikasi
yakni jenis kegiatan & sifat/kompleksitasnya, kemudian setiap kegiatan
dianalisis sumberdaya yang diperlukannya. Untuk mempermudah haltersebut dapat dibuat matriks seperti pada Tabel 6.
Tabel 6. Contoh form analisis kebutuhan sumberdaya pemeliharaan
TBM
No. Jenis kegiatan Kebutuhan sumberdaya
Sarana & Prasarana SDM (kompetensi& Jumlah)
-
8/19/2019 Man Pemlhr Kebun1-Libre
34/53
Manajemen PemeliharaanTanaman Kelapa Sawit
Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah 33
Kemudian untuk merencanakan jumlah tenaga kerja dapat dilakukan
dengan menggunakan standar yang ada. Contoh standar prestasi kerja
pada pekerjaan pemeliharaan tanaman kelapa sawit belum
menghasilkan (TBM) pada tahun ke III (P3) yang diterbitkan PT.
Perkebunan XII Bandung tahun 1995 seperti pada Tabel 7.
Tabel 7. Contoh standar prestasi kerja per hektar, pemeliharaan sawit
TBM tahun ke III (P3) tahun 1995.
No. Uraian Satuan
∑ peker
jaan/bhn
Rotasi
Norma fisik Ket.
Prests HKO Brng /bhn
1. Penyiangan
gawangan
ph 1 6 0,50 12 - -
2. Penyiangan
piringan
ph 1 4 0,11 12 - -
3. Mengendalikan
hama ulat api
ha 1 2 1,67 1 - -
Iyung Pahan (2006) memberikan gambaran kebutuhan tenaga kerja
untuk melakukan pekerjaan tunas pokok adalah seperti pada Tabel 8.
Tabel 8. Kebutuhan tenaga kerja tunas pokok
Jenis tunas Norma Prestasi Umur tanaman
(Tahun)hk/ha ha/hk
Tunas pasir 1,0 – 1,5 0,7 – 1,0 8 tahun
Formulasi kebutuhan tenaga tunas per hari adalah
Total luas areal tunas (ha)x X(hk/ha)
Jumlah tenaga tunas per hari = ---------------------------------------------
Frekuensi penunasan x 25 hari
-
8/19/2019 Man Pemlhr Kebun1-Libre
35/53
Manajemen PemeliharaanTanaman Kelapa Sawit
Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah 34
c. Pembuatan jadwal kegiatan pemeliharaan kelapa sawit
Untuk mempermudah dan memperlancar penerapan suatu perencana
an pemeliharaan kelapa sawit belum menghasilkan, maka di dalamnya
perlu dibuatkan jadwal kegiatan. Pembuatan jadwal pemeliharaan TBMmerujuk pada jenis kegiatan, target, dan sumber daya yang tersedia.
Jadwal pemeliharaan kelapa sawit TBM dapat dibuat dalam bentuk
matriks seperti pada Tabel 9.
Tabel 9. Contoh form Jadwal kegiatan pemeliharaan TBM
No. Jenis Kegiatan Target
waktu
Bulan ke
1 2 3 4 5 6 7 .. 12
2. Pengorganisasian Pelaksanaan Kegiatan Pemeliharaan Tanaman
Kelapa Sawit Belum Menghasilkan
Di atas telah diuraikan bahwa kegiatan pemeliharaan tanaman kelapa
sawit mencakup beberapa jenis kegiatan sehingga diperlukan
pengorganisasian secara spesifik. Dari organisasi tersebut dijabarkan
ke dalam uraian tugas, tanggung jawab dan wewenang masing-masing
bagian.
a. Organisasi kegiatan pemeliharaan kelapa sawit
Dalam rangka efisiensi dan efektifitas kegiatan pemeliharaan
tanaman kelapa sawit, perusahaan biasanya telah menetapkan
suatu bentuk struktur organisasi. Berikut ini diberikan contoh
struktur organisasi kebun Budidaya Sawit Non PKS di PT.PN VIII
-
8/19/2019 Man Pemlhr Kebun1-Libre
36/53
Manajemen PemeliharaanTanaman Kelapa Sawit
Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah 35
(Persero) pada tahun 2004. Dalam struktur organisasi tersebut
tidak semua bagian digambarkan, melainkan berkaitan dengan
kegiatan pemeliharaan tanaman. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada Gambar 14.
Gambar 14. Struktur Organisasi Kebun
Seperti kita ketahui bahwa struktur organisasi memberikan
gambaran jalur perintah/instruksi dari atasan kepada bawahan.
Sebaliknya proses penyampaian pertanggungjawaban
pelaksanaan tugas dimulai dari bawahan kepada atasan langsung.
Berdasarkan struktur organisasi pada Gambar 14 di atas maka
Administratur memberikan instruksi/perintah kepada seluruh
bawahan melalui birokrasi yaitu secara berurutan dimulai dari
sinder kepala, sinder kebun, mandor besar, dan para mandor
masing-masing pekerjaan.
Rentang pengendalian (Span of control ) yang dimiliki Mandor pada
setiap jenis kegiatan pemeliharaan adalah beragam. Keberagaman
jumlah pekerja yang dikoordinir oleh masing-masing Mandor
dipengaruhi oleh beban pekerjaan. Sebagai contoh mandor
Sinder Kepala
Sinder Kebun
Mandor Besar
Panen
Mandor
BesarPemeliharaan
TU
Kebun
MandorH & P
Mandorpenunasan
Mandorpemeliharaan
manual
MandorHerbisida
Administratur
-
8/19/2019 Man Pemlhr Kebun1-Libre
37/53
Manajemen PemeliharaanTanaman Kelapa Sawit
Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah 36
pemeliharaan manual membawahi sekitar 20 orang pekerja,
mandor herbisida membawahi sekitar 15 orang pekerja, mandor
hama dan penyakit tanaman membawahi sekitar 20-30 orang
pekerja, mandor penunasan membawahi sekitar 15-20 orang
pekerja.
Untuk mengorganisasi pekerjaan dan pencapaian target kerja,
maka seorang Mandor harus memiliki data prestasi tenaga kerja
persatuan luas pada masing-masing jenis pekerjaan pemeliharaan
tanaman. Lukman, dkk, 2003 menyatakan bahwa pekerjaan
penunasan pada umur tanaman
-
8/19/2019 Man Pemlhr Kebun1-Libre
38/53
Manajemen PemeliharaanTanaman Kelapa Sawit
Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah 37
tanaman konversi, pemeliharaan Tanaman Belum
Menghasilkan (TBM), pemeliharaan Tanaman
Menghasilkan (TM), Panen, serta pengangkutan hasil ke
pabrik.
f) Meneliti dan mengevaluasi laporan harian dari Afdeling
kebun, guna menentukan langkah selanjutnya.
g) Memonitor perkembangan produksi dan ikut
bertanggungjawab terhadap pencapaian kuantitas dan
kualitas produksi.
h) Menyelenggarakan administrasi tanaman dan mengawasi
penyelenggaraan administrasi Afdeling kebun
i) Membina, membimbing dan memotivasi bawahannya
serta memberikan pengetahuan dalam bidang kultur
teknik tanaman untuk meningkatkan produktivitas,
efektifitas, dan efisiensi.
j) Membuat penilaian prestasi kerja karyawan bawahannya
sesuai format Daftar Penilaian Prestasi Kerja (DP2K)
sebagai bahan pertimbangan dan usulan Administratur
kepada Direksi.
k) Mengkoordinir dan mengendalikan pekerjaan Sinder tata
usaha dan keuangan (TUK), Sinder Teknik, Sinder
Pabrik,dan Sinder lainnya sesuai arahan Administratur
apabila Administratur berhalangan, kecuali ada
pengaturan tersendiri dari Direksi.
l) Melakukan hubungan baik dengan Pemerintah Daerah,
Instansi terkait dan lingkungan sekitarnya untuk
kepentingan perusahaan atas sepengetahuan
Administratur.
m) Melaksanakan tugas-tugas perusahaan lainnya atas
perintah Administratur.
-
8/19/2019 Man Pemlhr Kebun1-Libre
39/53
Manajemen PemeliharaanTanaman Kelapa Sawit
Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah 38
Wewenang Sinder Kepala
a) Mengatur pelaksanaan tugas pekerjaan sebagani sinder
kepala dan tugas pekerjaan sinder Afdeling secara efektif
dan efisien.
b) Melaksanakan koordinasi dengan sinder pabrik, sinder
teknik, sinter TUK, sinder lainnya dan bagian terkait di
kantor Direksi untuk pencapaian hasil kerja yang lebih
baik.
c) Menyampaikan usul, saran dan pendapat untuk
peningkatan kinerja perusahaan
d) Melaksanakan tugas pekerjaan Administratur apabila
yang bersangkutan berhalangan, kecuali ada pengaturan
tersendiri dari Direksi.
Tanggung Jawab Sinder Kepala
Sinder Kepala bertanggungjawab atas kelancaran pelak
sanaan tugas pekerjaan yang dilaksanakan kepada
Administratur
2) Sinder Afdeling Kebun
Uraian Tugas Sinder Afdeling Kebun
a) Menyusun Rencana Jangka Panjang (RJP), Rencana
Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) dan Rencana Kerja
Bulanan (RKB) Afdeling kebun.
b) Membuat perencanaan teknis di bidang tanaman
terutama persiapan lahan, pesemaian, penanaman baru,
tanaman ulangan, tanaman konversi, pemeliharaan
Tanaman Belum Menghasilkan (TBM), pemeliharaan
Tanaman Menghasilkan TM, Panen, dan pengangkutan
produksi.
c) Mengupayakan tercapainya kuantitas dan kualitas
produksi sesuai dengan target yang telah ditetapkan.
-
8/19/2019 Man Pemlhr Kebun1-Libre
40/53
Manajemen PemeliharaanTanaman Kelapa Sawit
Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah 39
d) Mengatur, mengawasi, mengendalikan dan mengevaluasi
pelaksanaan kerja, penggunaan tenaga kerja, biaya,
barang bahan, produksi dan sarana lainnya untuk
mencapai produktivitas, efektivitas dan efisiensi.
e) Mengawasi, memeriksa dan menerima pekerjaan
Anemeran bersama sinder kepala sesuai petunjuk teknis
dan manajemen tanaman.
f) Menyelenggarakan administrasi di Afdeling kebun dalam
bidang tanaman, tenaga kerja, biaya dan barang bahan.
g) Melaksanakan pembayaran upah kepada karyawan
bawahannya, sesuai dengan mandat dari Administratur.
h) Menyampaikan laporan rutin dan non rutin atas hal yang
perlu dilaporkan kepada administratur melalui sinder
kepala.
i) Membina, membimbing dan memotivasi bawahannya
serta memberikan pengetahuan dalam bidang kultur
teknik tanaman untuk meningkatkan produktivitas,
efektifitas, dan efisiensi.
j) Membuat penilaian prestasi kerja karyawan bawahannya
sesuai format Daftar Penilaian Prestasi Kerja (DP2K)
sebagai bahan pertimbangan dan usulan Administratur
kepada Direksi.
k) Melakukan hubungan baik dengan Pemerintah Daerah,
Instansi terkait dan lingkungan sekitarnya untuk ke
pentingan perusahaan atas sepengetahuan Adminis
tratur.
Wewenang Sinder Afdeling Kebun
a) Mengatur pelaksanaan tugas pekerjaan sebagai sinder
Afdeling kebun dan tugas pekerjaan bawahannya secara
efektif dan efisien.
b) Melakukan koordinasi dengan bagian atau sinder lain
untuk pencapaian kerja yang lebih baik.
-
8/19/2019 Man Pemlhr Kebun1-Libre
41/53
Manajemen PemeliharaanTanaman Kelapa Sawit
Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah 40
c) Menyampaikan usul, saran dan pendapat kepada atasan
untuk peningkatan kinerja perusahaan
Tanggung Jawab Sinder Afdeling Kebun
Sinder Afdeling Kebun bertanggungjawab atas kelancaran
pelaksanaan tugas pekerjaannya kepada Sinder Kepala.
3) Mandor Besar Pemeliharaan Tanaman
Uraian Tugas Mandor Besar Pemeliharaan
a) Membantu Sinder Afdeling Kebun dalam penyusunan
RKAP, PMK, dan RKB
b) Mengatur pembagian tugas bawahannya sesuai dengan
rencana kerja yang telah ditetapkan.
c) Membantu Sinder Afdeling Kebun dalam mengawasi
pekerjaan pemeliharaan tanaman yang dilaksankan oleh
Anemer
d) Mengkoordinir kebutuhan barang bahan dan peralatan
untuk keperluan pemeliharaan tanaman
e) Mengkoordinir, mengawasi dan mengevaluasi
pelaksanaan pekerjaan Mandor Pemeliharaan
f) Memeriksa ketepatan penggunaan peralatan dan alat
bantu pemeliharaan tanaman
g) Melaporkan hasil kerja pemeliharaan tanaman kepada
Sinder Afdeling Kebun
h) Memeriksa Laporan Hasil Kerja Harian (LHKH) Mandor
i) Membina, membimbing dan memotivasi bawahannya
serta memberikan pengetahuan teknis pemeliharaan
tanaman untuk meningkatkan produktivitas, efektivnitas
dan efisiensi.
Wewenang Mandor Besar Pemeliharaan
a) Mengatur pelaksanaan tugas pekerjaan sebagai Mandor
Besar Pemeliharaan secara efektif dan efisien.
-
8/19/2019 Man Pemlhr Kebun1-Libre
42/53
Manajemen PemeliharaanTanaman Kelapa Sawit
Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah 41
b) Melakukan koordinasi dengan sesame Mandor Besar dan
Petugas terkait lainnya untuk pencapaian hasil kerja yan
lebih baik.
c) Menyampaikan usul, saran, dan pendapat untuk
peningkatan prestasi kerja.
Tanggung Jawab Mandor Besar Pemeliharaan
Mandor Besar Pemeliharaan bertanggungjawab atas
kelancaran pelaksanaan tugas pekerjaannya kepada Sinder
Afdeling Kebun.
4) Mandor Pemeliharaan Manual
Uraian Tugas Mandor Pemeliharaan Manual
a) Mempersiapkan tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan
b) Memeriksa dan mencatat kehadiran karyawan serta
kelengkapan alat yang diperlukan
c) Mengatur dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan
karyawan bawahannya sesuai dengan rencana kerja
yang telah ditetapkan. d) Mencatat prestasi kerja karyawannya dan membuat
Laporan Hasil Kerja Harian (LHKH)
e) Membina, membimbing dan memotivasi bawahannya
serta memberikan pengetahuan teknis pemeliharaan
tanaman secara manual untuk meningkatkan prestasi
kerja.
Wewenang Mandor Pemeliharaan Manual
a) Melakukan koordinasi dengan sesama Mandor dan
Petugas terkait lainnya untuk pencapaian hasil kerja
yang lebih baik.
b) Menyampaikan usul, saran, dan pendapat untuk
peningkatan prestasi kerja.
-
8/19/2019 Man Pemlhr Kebun1-Libre
43/53
Manajemen PemeliharaanTanaman Kelapa Sawit
Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah 42
Tanggung Jawab Mandor Pemeliharaan Manual
Mandor Pemeliharaan bertanggungjawab atas kelancaran
pelaksanaan tugas dan pekerjaan pemeliharaan manual
kepada Mandor Besar Pemeliharaan.
5) Mandor Penunasan ( Pangkas Pelepah)
Uraian Tugas Mandor Penunasan
a) Mempersiapkan tenaga kerja sesuai dengan keutuhan
b) Memeriksa dan mencatat kehadiran karyawan serta
kelengkapan alat yang dibutuhkan
c) Mengatur dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan
penunasan (pangkas pelepah) karyawan bawahannya
agar sesuai dengan norma pangkas yang telah
ditetapkan
d) Mencatata prestasi kerja bawahannya dan membuat
Laporan Hasil Kerja Harian (LHKH)
e) Mengajukan, memeriksa, dan memelihara alat-alat
penunasan.
f) Membina, membimbing dan memotivasi bawahannya
serta memberikan pengetahuan teknis penunasan untukmeningkatkan prestasi kerja.
Wewenang Mandor Penunasan
a) Melakukan koordinasi dengan sesame Mandor dan
Petugas terkait lainnya untuk pencapaian hasil kerja
yang lebih baik.
b) Menyampaikan usul, saran, dan pendapat untuk
peningkatan prestasi kerja.
Tanggung Jawab Mandor Penunasan
Mandor Penunasan bertanggungjawab atas kelancaran
pelaksanaan tugas pekerjaan penunasan kepada Mandor
Besar Pemeliharaan
-
8/19/2019 Man Pemlhr Kebun1-Libre
44/53
Manajemen PemeliharaanTanaman Kelapa Sawit
Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah 43
6) Mandor Herbisida
Uraian Tugas Mandor Herbisida
a) Mempersiapkan tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan
b) Memeriksa dan mencatat kehadiran karyawan serta
kelengkapan alat yang diperlukan
c) Melaksanakan pengendalian gulma secara kimiawi
dengan mempertimbangkan jenis, kondisi gulma dan
cuaca harian untuk menentukan cara pengendalian yang
efektif dan efisien.
d) Mengajukan permintaan barang bahan sesuai dengan
rencana kerja yang telah ditetapkan
e) Mengatur dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan
bawahannya sesuai dengan rencana kerja yang telah
ditetapkan
f) Mencatat prestasi kerja bawahannya dan membuat
Laporan Hasil Kerja Harian (LHKH).
g) Melakukan evaluasi atas hasil kerja yang telah
dilaksanakan dan melaporkan kepada Mandor Besar
Pemeliharaan .
h) Secara berkala melakukan kalibrasi dan memelihara
alat-alat yang digunakan.
i) Membina, membimbing dan memotivasi bawahannya
serta memberikan pengetahuan teknis penyiangan kimia
untuk meningkatkan prestasi kerja.
Wewenang Mandor Herbisida
a) Melakukan koordinasi dengan sesame Mandor atau
Petugas terkait lainnya untuk pencapaian hasil yang
lebih baik.
b) Menyampaikan usul, saran, dan pendapat untuk
peningkatan prestasi kerja.
-
8/19/2019 Man Pemlhr Kebun1-Libre
45/53
Manajemen PemeliharaanTanaman Kelapa Sawit
Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah 44
Tanggung Jawab Mandor Herbisida
Mandor herisida bertanggunjawab atas kelancaran
pelaksanaaan tugas pekerjaan penyiangan kimia kepada
Mandor Besar Pemeliharaan
7) Mandor Pengendalian Hama dan Penyakit
Uraian Tugas Mandor Pengendalian Hama dan Penyakit
a) Mempersiapkan tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan
b) Memeriksa dan mencatat kehadiran karyawan serta
kelengkapan alat yang diperlukan.
c) Melaksanakan pengendalian hama dan penyakit sesuaidengan rencana kerja yang telah ditetapkan dengan
mempertimbangkan laporan dari pengamatan hama dan
penyakit.
d) Mengajukan permintaan barang bahan sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan.
e) Mengatur dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan
bawahannya sesuai dengan rencana kerja yang telah
ditetapkan.
f) Melakukan monitoring dan evaluasi hasil kerja
pengendalian hama dan penyakit
g) Melakukan kalibrasi dan pemeliharaan alat-alat yang
digunakan.
h) Mencatat prestasi kerja bawahannya serta membuat
Laporan Hasil Kerja Harian (LHKH).
i) Membina dan membimbing dan memotivasi
bawahannya serta memberikan pengetahuan teknis
pengendalian hama dan penyakit untuk meningkatkan
prestasi kerja.
-
8/19/2019 Man Pemlhr Kebun1-Libre
46/53
Manajemen PemeliharaanTanaman Kelapa Sawit
Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah 45
Wewenang Mandor Pengendalian Hama dan Penyakit
a) Melakukan koordinasi dengan sesama Mandor atau
Petugas terkait lainnya untuk pencapaian hasil yang
lebih baik.
b) Menyampaikan usul, saran, dan pendapat untuk
peningkatan prestasi kerja.
Tanggung Jawab Mandor Pengendalian Hama dan Penyakit
Mandor Pengendalian Hama dan Penyakit bertanggung
jawab atas kelancaran tugas pekerjaan pengendalian hama
dan penyakit kepada Mandor Besar Pemeliharaan.
c. Pengaturan pelaksanaan pekerjaan
Kegiatan teknis pemeliharaan tanaman kelapa sawit yang
dilakukan oleh para pekerja, pelaksanaannya diatur dan diarahkan
oleh seorang mandor. Pengaturan pelaksanaan pekerjaan
pemeliharaan menjadi tanggung jawab masing-masing mandor,
sesuai dengan tugas, wewenang, dan tanggungjawab masing-
masing Mandor lingkup pemeliharaan tanaman.
Kegiatan pemeliharaan tanaman, biasanya perusahaan telah
menetapkan prosedur pelaksanaan pemeliharaan. Berikut disajikan
contoh prosedur pemupukan tanaman sawit yaitu sebagai berikut:
(1). Persiapan pemupukan
Lapangan
• Areal dibersihkan.
• Piringan tanaman bebas tumbuhan rumput dengan cara manual
dan khemis.
• Pada areal rendah, drainase harus sudah disiapkan yang
bertujuan untuk menghindari terjadinya penggenangan air
diareal dan pada areal berbukit sudah harus disiapkan piringan
kelapa sawit untuk menghindari pupuk hanyut bila turun hujan.
-
8/19/2019 Man Pemlhr Kebun1-Libre
47/53
Manajemen PemeliharaanTanaman Kelapa Sawit
Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah 46
• Untuk transportasi pengangkutan pupuk, jalan dan jembatan
dalam kondisi baik.
Stok pupuk
Pupuk yang akan ditaburkan ke areal, tersedia digudang sesuai
dengan jenis (mis: Urea, MOP, RP) dengan jumlah, dosis dan luas
hektar (ha) yang ada.
Penentuan jenis dan dosis pupuk
• Penentuan jenis dan dosis pupuk didasarkan atas hasil
penelitian analisa daun yang dilakukan laboratorium.
• Rekomendasi pemupukan secara umum memperhitungkan
beberapa faktor antara lain kandungan hara tanah, kandungan
hara dalam daun dan target produksi yang akan dicapai.
Tenaga kerja
• Memberikan pelatihan kepada tenaga pemupuk, sistim dan
prosedur pupuk yang baik.
• Jumlah tenaga tersedia dengan rasio pemupuk (0,4 – 0,7 per
ha) tergantung pada dosis pupuk yang akan diaplikasikan (per
pohon dan luas ha)
• Tenaga mandor tersedia sesuai dengan rasio pemupuk
(1 mandor ± tenaga pemupuk)
Peralatan pemupukan
• Gendongan dari kain/plastik
• Ember plastik (ukuran 15 – 20 kg)
• Takaran penabur pupuk yang telah ditetapkan ukurannya
(2). Pelaksanaan Pemupukan
• Aplikasi pemupukan dilakukan 2 (dua) kali dalam setahun yaitu
semester I pada bulan Januari sampai dengan Juni dan
semester II bulan Juli sampai dengan Desember berdasarkan
kondisi lapangan dan hasil analisa daun.
-
8/19/2019 Man Pemlhr Kebun1-Libre
48/53
Manajemen PemeliharaanTanaman Kelapa Sawit
Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah 47
• Pelaksanaan pemupukan dilakukan tepat waktu, pada saat
awal dan akhir musim hujan (curah hujan 150 – 200 mm per
bulan) dengan interval aplikasia 3-4 minggu untuk beberapa
jenis pupuk tunggal (MOP, Urea, Borate, Kiserite dan RP)
• Pupuk harus diangkut dan diecer kelapangan pada pagi hari
sebelum pemupukan dilakukan. Pupuk tidak diperbolehkan
diangkut dan diecer pada sore hari untuk pekerjaan
pemupukan esok harinya. Pupuk yang sudah diecer dijalan
harus sudah dilangsir ke gawangan sebelum pembagian pupuk
kepada pemupuk.
• Dosis pemupukan berdasarkan pada hasil analisa daun dalam
satuan gram yang diekomendasikan.
• Tanaman yang dipupuk adalah areal yang telah bersih dan
telah mendapat program pemeliharaan seperti weeding circle,
sanitasi dan lain-lain.
• Penaburan pupuk dengan cara meletakkan pupuk pada
piringan secara melingkar. Pada areal berbukit dimana pohon
berada pada teras/tapak kuda, pupuk harus ditaburkan pada
bagian dekat dinding teras/tapak kuda, tidak boleh ditabur pada
bibir teras/tapak kuda.
d. Administrasi kegiatan pemeliharaan kelapa sawit TBM
Berdasarkan uraian tugas, wewenang, dan tanggungjawab masing-
masing Mandor lingkup pemeliharaan tanaman, maka dalam
melakukan proses dan hasil kegiatan pemeliharaan tanaman
dicatat dan diadministrasikan secara khusus sesuai bidangnya.
Untuk memperlancar pelaksanaan tugas Mandor lingkup
pemeliharaan tanaman, perusahaan biasanya memberikan bukupedoman/panduan budidaya/ pemeliharaan kelapa sawit. Contoh
bentuk administrasi kegiatan pemeliharaan kelapa sawit khususnya
dalam rangka pengendalian hama dan penyakit dapat dilihat pada
Tabel 10, 11 dan Tabel 12 (Anonim, 2003).
-
8/19/2019 Man Pemlhr Kebun1-Libre
49/53
Manajemen PemeliharaanTanaman Kelapa Sawit
Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah 48
Tabel 10. Contoh form data sensus serangan hama tikus pada TBM
Kebun : .……………………………….
Divisi : .………………………………..
Blok : ………………………………..
Tahun tanam : ………………………………..
Luas : ………………………………..
Baris
ke
Jumlah pohon yang diamati Ket.
Sehat Terserang Totalpohon
Perhitungan Total Perhitungan Total %
Total
Mengetahui Mandor H & P Petugas Pengamat
…………………………….. ……………………….
-
8/19/2019 Man Pemlhr Kebun1-Libre
50/53
Manajemen PemeliharaanTanaman Kelapa Sawit
Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah 49
Tabel 11. Contoh form data sensus tanaman terserang Ganoderma sp.
Kebun : Tanggal :
Divisi : Nama Pengamat :
Blok :
Tahun tanam :
Luas :
Posisi pohon Jumlah Kode tanaman
No.baris
No.pohon
Dauntombak
Badanbuah
Daunpucat/kering
Dauncoklat/kering
Keropos
Y/T
Tandanbuah
A/T
Bunga jantan
A/T
Roboh
Y/T
Catatan:
Y : ya
T : tidak
A : Ada
Mengetahui Mandor H & P Petugas Pengamat
…………………………….. ……………………….
-
8/19/2019 Man Pemlhr Kebun1-Libre
51/53
Manajemen PemeliharaanTanaman Kelapa Sawit
Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah 50
Tabel 12 . Contoh form data hasil pengukuran panjang pelepah
Kebun :
Divisi :
Blok :
Tahun tanam :
Bulan tanam :
Tanggal : Umur tanaman: bulan
Pohon Panjang pelepah
No. Baris no Pohon no Pelepah 3 Pelepah 9 Pelepah 17
1.
2.
3.
4.
..
…
Dst
..
40.
Rata-rata
Stand. dev
-
8/19/2019 Man Pemlhr Kebun1-Libre
52/53
Manajemen PemeliharaanTanaman Kelapa Sawit
Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah 51
3. Pengawasan Pelaksanaan Kegiatan Pemeliharaan Tanaman
Kelapa Sawit Belum Menghasilkan
Pengawasan pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan tanaman kelapa
sawit dilakukan oleh para mandor sesuai tugas masing-masing yakni
seperti diuraikan pada organisasi di perusahaan perkebunan kelapa
sawit non PKS di PT.PN VIII.
Setiap jenis pekerjaan pemeliharaan tanaman kelapa sawit, memiliki
sifat yang berbeda antara pekerjaan satu dengan pekerjaan lainnya.
Karena itu, kegiatan pengawasan di antara jenis pekerjaan
pemeliharaan tanaman berbeda pada substansinya. Berikut ini
disajikan contoh prosedur pengawasan pemupukan tanaman yaitu
meliputi:
a. Memastikan bahwa pupuk telah diaplikasikan sesuai dengan
program aplikasi
b. Memastikan pemupukan dilakukan tepat waktu berdasarkan data
curah hujan
c. Memastikan bahwa pupuk telah diecer pada pagi hari sebelum
dilakukan pemupukan
d. Memastikan pengaplikasian pupuk telah sesuai dengan dosis yangtelah direkomendasikan
e. Memastikan bahwa areal yang dipupuk adalah piringan/areal yang
telah bersih dan mendapat program pemeliharaan seperti: weeding
circle , sanitasi
f. Memastikan cara pemupukan telah tepat dilakukan serta
seluruhnya ditaburkan ke lapangan dan tidak ada penyelewengan
(misalnya pencurian yang dilakukan oleh pekerja baik pada saat
pengangkutan pupuk dari gudang maupun pada saatpengaplikasian di lapangan), maka karung pupuk harus
dikembalikan ke gudang kebun.
-
8/19/2019 Man Pemlhr Kebun1-Libre
53/53
Manajemen PemeliharaanTanaman Kelapa Sawit
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2004. Buku Pintar Mandor (BPM). Seri Budidaya Tanaman Kelapa Sawit.
Edisi Revisi. Lembaga Pendidikan Perkebunan.
Anonim. 2003. Pedoman Teknis Budidaya Kelapa Sawit. Perkebunan Sinar Mas.
Anonim. 1993. Manual PIR Perkebunan Kelapa Sawit. Departemen Pertanian.Direktorat Jenderal Perkebunan.
Budi HT. 2009. Manajemen Produksi Kelapa Sawit. Materi Presentasi pada DiklatGuru SMK se Indonesia Bidang Studi Perkebunan.
Ian Rankine dan Thomas Fairhurst. 2000. Seri Tanaman Kelapa Sawit Vol. 1. PusatPenelitian Kelapa Sawit. Medan.
Iyung Pahan. 2006. Panduan Lengkap Kelapa Sawit. Manajemen Agribisnis dariHulu hingga Hilir. Penebar Swadaya. Jakarta.