man pemlhr kebun1-libre

Upload: masteddy

Post on 07-Jul-2018

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/19/2019 Man Pemlhr Kebun1-Libre

    1/53

     MATERI-1

    MODUL DIKLAT PJJ - 2

    MANAJEMEN PEMELIHARAAN TANAMANKELAPA SAWIT 

    DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALDIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

    PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAANPENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PERTANIAN

    2009 

  • 8/19/2019 Man Pemlhr Kebun1-Libre

    2/53

     Manajemen PemeliharaanTanaman Kelapa Sawit  

    Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah 1

    MATERI PEMBELAJARAN - 1

    I. Manajemen Pemeliharaan Tanaman Kelapa Sawit Belum Menghasilkan 

    Pemeliharaan tanaman pada komoditas perkebunan yang bersifat tahunan,

    biasanya dikelompokkan ke dalam tanaman belum menghasilkan atau di

    singkat (TBM) dan tanaman menghasilkan disingkat (TM). Anonim (2004)

    menjelaskan bahwa yang dimaksud TBM pada kelapa sawit adalah masa

    sebelum panen (dimulai dari saat tanam sampai panen pertama) yaitu

    berlangsung 30-36 bulan. Periode waktu TBM pada tanaman kelapa sawit

    terdiri dari:

    TBM 0 : menyatakan keadaan lahan sudah selesai dibuka, ditanami kacangan

    penutup tanah dan kelapa sawit sudah ditanam pada tiap titik

    panjang.

    TBM 1 : tanaman pada tahun ke I (0-12 bulan)

    TBM 2 : tanaman pada tahun ke II (13-24 bulan)

    TBM 3 : tanaman pada tahun ke III (25-30 atau 36 bulan)

    Berikut ini akan dibahas tentang manajemen pemeliharaan kelapa sawit pada

    periode waktu 0 tahun di lapangan sampai dengan tanaman menjelang

    berbunga pertama (sekitar umur 3 tahun-an). Di antara tahapan penting dalam

    manajemen pemeliharaan tanaman kelapa sawit yaitu perencanaan,

    pengorganisasian pelaksanaan, pengawasan pelaksanaan pemeliharaan

    tanaman kelapa sawit belum menghasilkan (TBM). Untuk lebih jelasnya marilah

    kita ikuti pembahasan berikut ini.

    A. Tujuan Pembelajaran 

    1. Tujuan Pembelajaran Umum

    Setelah mempelajari bahan ajar ini, Anda diharapkan mampu

    mengelola kegiatan pemeliharaan tanaman kelapa sawit belum

    menghasilkan sesuai ketentuan di perkebunan kelapa sawit.

  • 8/19/2019 Man Pemlhr Kebun1-Libre

    3/53

     Manajemen PemeliharaanTanaman Kelapa Sawit  

    Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah 2

    2. Tujuan Pembelajaran Khusus

    Setelah mempelajari bahan ajar ini, Anda diharapkan mampu:

    a. Menjelaskan penyusunan perencanaan kegiatan pemeliharaan

    tanaman kelapa sawit belum menghasilkan sesuai kebutuhan

    b. Menjelaskan pengorganisasian pelaksanaan kegiatan pemelihara

    an tanaman kelapa sawit belum menghasilkan

    c. Menjelaskan pengawasan pelaksanaan kegiatan pemeliharaan

    tanaman kelapa sawit belum menghasilkan

    B. Uraian Materi Pembelajaran 

    1. Perencanaan Pemeliharaan Tanaman Kelapa Sawit Belum Mengha

    silkan

    Perencanaan pemeliharaan merupakan tahapan awal yang sangat

    menentukan keberhasilan kegiatan pemeliharaan tanaman. Beberapa

    kegiatan yang harus dilakukan untuk mempermudah dalam membuat

    suatu perencanaan pemeliharaan tanaman kelapa sawit belum

    menghasilkan yaitu sebagai berikut:

    a. Inventarisasi kegiatan pemeliharaan kelapa sawit

    Tahap awal yang harus dilakukan untuk membuat perencanaan yaitu

    melakukan inventarisasi ruang lingkup kegiatan dan pemahaman

    proses pemeliharaan tanaman kelapa sawit belum menghasilkan.

    Untuk mengetahui cakupan kegiatan pemeliharaan tanaman pada

    kelapa sawit belum menghasilkan maka terlebih dahulu kita ketahui

    pengertian TBM tersebut.

    Di atas telah dijelaskan bahwa yang dimaksud tanaman kelapa sawit

    belum menghasilkan yaitu terhitung mulai bibit kelapa sawit ditanam dilahan/lapangan (0 tahun) sampai dengan tanaman mulai pertama

    berbunga (sekitar 3-4 tahun).

    Berdasarkan pengertian tanaman kelapa sawit belum menghasilkan

    tersebut di atas, kemudian dilakukan inventarisasi kegiatan yaitu

  • 8/19/2019 Man Pemlhr Kebun1-Libre

    4/53

     Manajemen PemeliharaanTanaman Kelapa Sawit  

    Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah 3

    mencatat seluruh kegiatan apa saja yang dilakukan terhadap kelapa

    sawit yaitu sejak bibit sawit selesai ditanam di lahan/lapangan sampai

    dengan tanaman mulai pertama kali berbunga.

    Kegiatan pemeliharaan tanaman kelapa sawit, sejak bibit sawit selesai

    ditanam di lahan sampai tanaman mulai pertama kali berbunga yaitu:

    1) Konsolidasi atau sensus tanaman

    Konsolidasi atau disebut juga sensus adalah kegiatan yang

    dilakukan untuk menginventarisasi tanaman yang mati, tumbang,

    atau terserang hama atau penyakit. Selain itu dilakukan pula

    menegakkan tanaman yang tampak miring dan memadatkan tanah

    setelah selesai kegiatan penanaman.

     Anonim (2003) menjelaskan bahwa kerapatan tanaman kelapa

    sawit sesuai standar pohon yang sehat harus dicapai pada bulan

    ke 12 setelah penanaman. Sensus pada TBM 1 dengan penyisipan

    menjadi prioritas utama. Sensus pada TBM 1 dilakukan pada umur

    2, 6 dan 10 bulan setelah tanam. Tanaman yang tidak normal

    diberi tanda silang cat berwarna putih. Sensus selanjutnya adalah

    sensus tanaman tidak produktif yaitu dilakukan pada saat dimulai

    kastrasi pada bulan ke 14 dan 18. Karena itu, untuk kegiatan

    kastrasi bunga betina yang ada di pohon non produktif (sensus ke

    1 s.d sensus ke 4) tidak dibuang. Berikutnya adalah sensus

    tanaman produksi rendah yaitu dilakukan 4 kali pada umur 14, 17,

    20, dan 23 bulan setelah tanama dengan cara:

    •  Sensus pertama pada umur 14 bulan (Ss 1) yaitu dilakukan

    pada pohon yang berbunga betina ≤  4 diberi tanda dot pada

    pelepah ketiga dengan cat warna putih

    •  Sensus kedua pada umur 17 bulan (Ss 2) yaitu pohon hasil Ss

    1dilihat kembali, dan apabila jumlah bunga betina ≤  3 maka

    diberi tanda dot pada pelepah yang sama sehingga jumlah

    dotnya ada dua.

  • 8/19/2019 Man Pemlhr Kebun1-Libre

    5/53

     Manajemen PemeliharaanTanaman Kelapa Sawit  

    Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah 4

    •  Sensus ketiga pada umur 20 bulan (Ss 3) yaitu pohon hasil Ss

    2 dilihat kembali, dan apabila jumlah bunga betina ≤  3 maka

    diberi tanda dot lagi sehingga jumlah dotnya ada tiga.

    •  Sensus keempat pada umur 23 bulan (Ss 4) yaitu pohon hasil

    Ss 3 dilihat kembali, dan apabila jumlah bunga betina ≤ 3 maka

    diberi tanda dot lagi sehingga jumlah dotnya ada empat.

    Pohon-pohon hasil sensus keempat dengan tanda dot 4 dianggap

    tanaman kelapa sawit tidak produktif dan harus dilakukan

    pembongkaran serta penyisipan pada 3 bulan berikutnya (tanaman

    berumur 26 bulan).

    2) Penyisipan tanaman

    Kegiatan penyisipan tanaman dilakukan untuk mengganti tanaman

    yang telah mati, hilang atau kemungkinan besar tanaman tidak

    akan berproduksi optimal. Kedua kegiatan sensus dan penyisipan

    bertujuan untuk memastikan bahwa tanaman-tanaman yang ada di

    lapangan adalah tanaman produktif.

    Pelaksanaan penyisipan tanaman yaitu 3 – 6 bulan setelah tanam,

    sehingga dimungkinkan terjadinya keseragaman panen. Frekuensi

    waktu penyisipan tanaman dilakukan dengan ketentuan 2-4 rotasi

    per tahun selama 18 bulan sejak tanam.

    Cara penyisipan tanaman yaitu tanaman yang mati dicabut dan

    ditempatkan dalam gawangan. Kemudian penyisipan tanaman

    dilakukan dengan diawali pembuatan titik tanam. Penanaman

    dilakukan dengan mengikuti prosedur biasa, kecuali bibit yang

    digunakan bibit yang lebih besar (umur ≥  12 bulan) sehinggadimungkinkan dilakukan pemotongan pelepah bibit. Pupuk pada

    saat penyisipan tanaman, diberikan sebanyak 1,5 kali dosis pupuk

    per lubang dari pada penanaman awal. Selanjutnya diperlakukan

    sama seperti pada tanaman lain di sekitarnya.

  • 8/19/2019 Man Pemlhr Kebun1-Libre

    6/53

     Manajemen PemeliharaanTanaman Kelapa Sawit  

    Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah 5

    Peralatan yang digunakan dalam penyisipan tanaman yaitu:

    •  Truk dengan bak rata dan terbuka atau traktor trailer

    •  Sekop bertangkai panjang

    •  Kaleng yang telah ditera untuk pemupukan lubang tanam

    •  Kereta dorong untuk angkutan dalam kebun

    •  Pisau tajam

    Bahan yang digunakan dalam penyisipan tanaman yaitu:

    •  Kayu untuk menopang pohon yang miring

    •  Pupuk dasar

    3) Pengukuran pertumbuhan tanaman

    Kegiatan pengukuran pertumbuhan merupakan upaya untuk

    memperoleh data tingkat pertumbuhan dan kondisi tanaman.

    Caranya yaitu mengukur panjang pelepah pada berbagai umur.

    Data hasil pengukuran tersebut akan dibandingkan dengan standar

    yang telah ditetapkan. Berikut disajikan contoh standar panjang

    pelepah kelapa sawit pada Tabel 1 (Anonim, 2003).

    Tabel 1. Standar Panjang Pelepah Kelapa Sawit

    Umur (Bulansetelahtanam)

    Pelepah yangdiukur

    Panjang pelepah

    Bibit Lokal (cm) Bibit Dami (cm)

    6 Pelepah ke 3 130-140 150-160

    12 Pelepah ke 3&9 160-180 180-220

    18 Pelepah ke 3&9 220-240 240-270

    24 Pelepah ke 9&17 270-290 290-320

    Kemudian dijelaskan tentang tata cara pengambilan contoh

    tanaman yang akan dilakukan pengukuran yaitu sebagai berikut:

    Jumlah pohon yang akan diplih untuk diukur pelepahnya sekitar 36

    pohon per bloknya (satu blok = 30 ha). Pohon yang akan diukur

    panjang pelepahnya ditentukan pada setiap 10 baris yaitu dimulai

    baris ke 10 pohon ke 5 dari pinggir jalan. Kemudian dilanjutkan

  • 8/19/2019 Man Pemlhr Kebun1-Libre

    7/53

     Manajemen PemeliharaanTanaman Kelapa Sawit  

    Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah 6

    pohon 15 dan 25. Untuk baris ke 20 dimulai pohon ke 10 dari

    pinggir jalan, dilanjutkan pohon ke 20 dan 30. Kemudian penentuan

    pohon pada baris ke 30 diambil seperti pohon pada baris ke 10 dan

    baris ke 40, seperti baris ke 20. Demikian seterusnya, sebagai

    ilustrasi dapat dilihat Gambar 1.

    x  x  x  x x x x x x x x x x x x x  x  x  x  x

    J

     A

    L

     A

    N

    x  x  x  x x x x x x x x x x x x x  x  x  x  x

    x  x  x  x x x x x x x x x x x x x  x  x  x  x

    x  x  x  x x x x x x x x x x x x x  x  x  x  x

    x  x  x  x x x x x x x x x x x x x  x  x  x  x

    x  x  x  x x x x x x x x x x x x x  x  x  x  x

    x  x  x  x x x x x x x x x x x x x  x  x  x  x

    x  x  x  x x x x x x x x x x x x x  x  x  x  x

    x  x  x  x x x x x x x x x x x x x  x  x  x  x

    x .. x x x x x x x x x x x x x  x  x  x  x……… Baris ke 10 pohon ke 5, 15, 25

    x  x  x  x x x x x x x x x x x x x  x  x  x  x

    x  x  x  x x x x x x x x x x x x x  x  x  x  x

    x  x  x  x x x x x x x x x x x x x  x  x  x  x

    x  x  x  x x x x x x x x x x x x x  x  x  x  x

    x  x  x  x x x x x x x x x x x x x  x  x  x  X

    x  x  x  x x x x x x x x x x x x x  x  x  x  X

    x  x  x  x x x x x x x x x x x x x  x  x  x  X

    x  x  x  x x x x x x x x x x x x x  x  x  x  X

    x  x  x  x x x x x x x x x x x x x  x  x  x  x

    x  x  x  x x x x x x x x x x x x x  x  x  x  X

     ..Baris ke 20 pohon ke 10, 20, 30 x  x  x x x x x x x x x x x x x  x  x  x  x

    x  x  x  x x x x x x x x x x x x x  x  x  x  x

    x  x  x  x x x x x x x x x x x x x  x  x  x  x

    x  x  x  x x x x x x x x x x x x x  x  x  x  x

    x  x  x  x x x x x x x x x x x x x  x  x  x  x

    x  x  x  x x x x x x x x x x x x x  x  x  x  x

    x  x  x  x x x x x x x x x x x x x  x  x  x  x

    x  x  x  x x x x x x x x x x x x x  x  x  x  x[

    Gambar 1. Skema penentuan pohon contoh

  • 8/19/2019 Man Pemlhr Kebun1-Libre

    8/53

     Manajemen PemeliharaanTanaman Kelapa Sawit  

    Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah 7

    4) Pemeliharaan piringan, jalan rintis dan gawangan

    Piringan berfungsi sebagai tempat untuk menyebarkan pupuk.

    Selain itu, piringan juga merupakan daerah jatuhnya buah kelapa

    sawit. Karena itu, kondisi piringan senantiasa bersih dari ganggu

    an gulma.

    Pemeliharaan piringan dan gawangan bertujuan antara lain untuk:

    •  Mengurangi kompetisi gulma terhadap tanaman dalam

    penyerapan unsur hara, air,dan sinar matahari.

    •  Mempermudah pekerja untuk melakukan pemupukan dan

    kontrol di lapangan.

    Pemeliharaan piringan dan gawangan bebas dari gulma dapat

    dilakukan secara manual atau secara kimia. Pemeliharaan piringan

    dan gawangan secara manual yaitu tenaga manusia dengan

    menggunakan cangkul. Piringan yang bersih tersebut dapat dilihat

    pada Gambar 1. Pemeliharaan piringan dan gawangan secara

    kimia dapat dilakukan dengan menggunakan herbisida. Contoh

    Piringan kelapa sawit yang dibersihkan gulmanya secara kimia

    dapat dilihat pada Gambar 2.

    Gambar 2. Piringan dibersihkan dari gulma secara manual

  • 8/19/2019 Man Pemlhr Kebun1-Libre

    9/53

     Manajemen PemeliharaanTanaman Kelapa Sawit  

    Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah 8

     

    Gambar 3. Piringan yang dibersihkan dari gulma secara kimia

    (Budi, HT, 2009)

    Budi, (2009) menjelaskan bahwa pelaksanaan pemeliharaan

    piringan dan gawangan, harus memperhatikan beberapa ketentuan

    sebagai berikut:

    •  P 0 = menyingkirkan semua gulma, kacangan bersih dari gulma

    (kacangan 100%) umur 0-6 bulan, rotasi 2 minggu

    •  P 1 = kacangan 85%, rumput lunak 15%, umur 7-12 bulan, rotasi

    3 minggu

    •  P 2 = kacangan 70%, rumput lunak 30%, umur 12- 18 bulan,

    rotasi 3 minggu

    •  P 3 = kacangan bercampur dengan rumput lunak, bebas dari

    lalang dan anakan kayu, umur > 18 bulan rotasi 4 minggu  

    Standar pembuatan dan pemeliharaan piringan dan jalan rintis

    dilakukan dengan cara:

    •  Piringan bebas dari gulma sampai radius 30 cm di luar tajuk

    daun atau maksimal 180 cm dari pohon

    •  Pembuatan jalan rintis dilakukan pada umur tanaman 1-12 bulan

    dengan perbandingan 1:8, dan waktu tanaman berumur lebih

    dari 12 bulan. Jalan rintis dibuat dengan perbandingan 1:2

    dengan lebar 1,2 m

  • 8/19/2019 Man Pemlhr Kebun1-Libre

    10/53

     Manajemen PemeliharaanTanaman Kelapa Sawit  

    Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah 9

    •  Perawatan jalan rintis/tengah dilakukan bersamaan dengan

    perawatan piringan.

    Pekerjaan penyiangan (P) atau weeding (W) pada TBM dilakukan

    dengan kriteria sebagai berikut (Anonim, 2004):

    TBM 1 : W1 penutup tanah seluruhnya (100%) kacangan.

    Rumput-rumput gulma lain dibersihkan semuannya.

    dan

    TBM 2 : W1 seperti pada TBM 1

    TBM 3 : W3 yaitu 70% kacangan + 30% gulma lunak; bebas

    lalang. Gulma yang diberantas adalah jenis gulma

     jahat yakni; lalang, mikania, pahitan, pakis, teki.

    Gulma kacangan yang merambat ke pohon

    diturunkan. Gulma lunak yang tidak perlu diberantas

    adalah jenis wedusan, sintrong

    Contoh jenis-jenis gulma dapat dilihat pada Gambar 4. Sedangkan

    contoh tanaman penutup tanah dapat dilihat pada Gambar 5.

    Gambar 4 a. Gulma pakis raja Gambar 4 b. Gulma rumput bendera

  • 8/19/2019 Man Pemlhr Kebun1-Libre

    11/53

     Manajemen PemeliharaanTanaman Kelapa Sawit  

    Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah 10

     

    Gambar 4 c. Gulma pohon

    Gambar 5 a.Colapogonium Caeruleum  (CC)

  • 8/19/2019 Man Pemlhr Kebun1-Libre

    12/53

     Manajemen PemeliharaanTanaman Kelapa Sawit  

    Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah 11

     

    Gambar 5 b.Colapogonium Muconoides  ( CM)

    Gambar 5 c. Wedelia trilobata L, penutup tanah pada lahan gambut

  • 8/19/2019 Man Pemlhr Kebun1-Libre

    13/53

     Manajemen PemeliharaanTanaman Kelapa Sawit  

    Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah 12

    Pekerjaan penyiangan/ weeding penutup tanah dilakukan dengan

    periode waktu sebagai berikut:

    Bulan ke

    1 s.d 4

    : penyiangan intensif dengan interval 2-2-2-3-4

    minggu

    Bulan ke

    5 s.d 7

    : Satu kali per 2 bulan

    Bulan ke

    8 s.d 22

    : Satu kali per 1 bulan

    Pekerjaan penyiangan pada gawangan yaitu dilakukan dengan dua

    cara yaitu secara manual dan kimia. Penyiangan secara manual

    dilakukan dengan cara mencabut atau menggaruk gulma. Jika tinggigulma/vegetasi > 70 cm, penyiangan dilakukan dengan cara dibabat

    (baik menggunakan sabit atau menggunakan mesin pemotong

    rumput).

    5) Titi Panen dan TPH

    Titi panen merupakan pembuatan jembatan pada setiap jalan rintis

    yang melewati parit atau saluran air, sehingga jalan rintis dapat

    dilalui tanpa hambatan.Tujuan titi panen adalah mempermudah

    pekerja panen dalam mengambil/mengangkut buah sawit. Titi panen

    harus segera dibuat setelah jalan rintis tersedia. Pemasangan titi

    panen dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut (Anonim, 2004):

    •  TBM 1 dipasang titi panen pada rintis = 25%

    •  TBM 2 dipasang titi panen pada rintis = 25%

    •  TBM 3 dipasang titi panen pada rintis = 50%

    Titi panen dapat dibuat dari kayu atau beton. Penggantian titi panen

    berbahan kayu ke bahan beton sebaiknya sudah dimulai pada TBM

    3 dan telah selesai TM. Jumlah titi panen tergantung dari jumlah

    parit dan saluran air. Untuk menentukan jumlah dan panjang titi

    panen harus didasarkan data sensus yang akurat. Ukuran lebar titi

    panen tegantung pada kebutuhan dan harus dapat dilalui angkong

    dengan lebar titi panen sekitar 20 cm.

  • 8/19/2019 Man Pemlhr Kebun1-Libre

    14/53

     Manajemen PemeliharaanTanaman Kelapa Sawit  

    Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah 13

    TPH merupakan tempat pengumpulan hasil panen kelapa sawit.

    TPH harus dibuat /dipersiapkan sejak 3-6 bulan sebelum panen.

    Caranya yaitu memiilih tempat yang datar kemudian membersihkan

    penutup tanah/rumput dengan menggunakan cangkul. Ukuran TPH

    adalah 2 meter x 2 meter. Jarak antara TPH satu dengan TPH yang

    lain adalah sekitar 50 meter (tiap 6 gawangan).

    6) Pemupukan tanaman

    Perencanaan pemupukan tanaman kelapa sawit belum

    menghasilkan (TBM) dilakukan oleh Mandor besar (Mandor 1),

    Mandor pemupukan dan krani afdeling dengan berpedoman pada

    Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) dan RAB. Rencanapemupukan kelapa sawit (TBM) meliputi:

    •  Blok tanaman yang akan dipupuk

    •  Jumlah kebutuhan pupuk per blok

    •  Permintaan kendaraan

    •  Tempat pengeceran pupuk

    •  Jenis dan jumlah peralatan pemupukan

    Perencanaan pelaksanaan pemupukan harus memperhatikanprinsip-prinsip yang telah ditetapkan. Rekomendasi pemupukan

    tanaman kelapa sawit didasarkan pada prinsip 4 T yaitu (tepat jenis,

    tepat dosis, tepat waktu, dan tepat metode). Dosis pupuk ditentukan

    berdasarkan umur tanaman, hasil analisis daun, jenis tanah,

    produksi tanaman, jenis tanah, hasil percobaan, dan kondisi visual

    tanaman. Waktu pemupukan ditentukan berdasar sebaran curah

    hujan (Gambar 6).

    a. Metoda pemupukan

    Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memupuk tanaman

    sebagai berikut:

    •  Bersihkan terlebih dahulu piringan dari rumput, alang-alang dan

    kotoran lain.

  • 8/19/2019 Man Pemlhr Kebun1-Libre

    15/53

     Manajemen PemeliharaanTanaman Kelapa Sawit  

    Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah 14

    •  Pada areal datar semua pupuk ditabur merata mulai 0,5 m dari

    pohon sampai pinggir piringan

    •  Pada areal yang berteras, pupuk disebar pada piringan kurang

    lebih 2/3 dari dosis di bagian dalam teras dekat dinding bukit,

    sisanya (1/3 bagian) diberikan pada bagian luar teras.

    Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 7.

    Gambar 6. Sebaran curah hujan mempengaruhi aplikasiPemupukan (Budi. HT, 2009)

    Gambar 7. Penempatan pupuk pada kelapa sawit

    140

    265

    201176

    90   97

    140  155

    200

    250

    289

    230

    0

    50

    100

    150

    200

    250

    300

    350

    Ja n Pe b Mr t A pr Me i Ju n Ju l A gt Sep Okt No v De s

    Bulan

       C  u  r  a   h

       H  u   j  a  n   (  m  m   )

    SEBARAN CURAH HUJAN

  • 8/19/2019 Man Pemlhr Kebun1-Libre

    16/53

     Manajemen PemeliharaanTanaman Kelapa Sawit  

    Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah 15

    b. Waktu pemupukan

    Pupuk harus tersedia pada waktu yang ditentukan, sehingga

    keberadaannya tidak menjadikan suatu hambatan bagi tanaman

    yang akan dipupuk. Adapun waktu yang terbaik untuk melakukan

    pemupukan adalah pada saat musim penghujan, yaitu pada saat

    keadaan tanah berada dalam kondisi sangat lembab, tetapi tidak

    sampai tergenang air. Dengan demikian, pupuk yang diberikan di

    masing-masing tanaman dapat segera larut dalam air, sehingga

    lebih cepat diserap oleh akar tanaman. Jumlah air tanah yang

    sangat baik untuk melarutkan pupuk adalah sekitar 75% dari

    kapasitas lapang. Hal ini dapat dicapai jika sehari sebelumnya

    telah terjadi hujan sebanyak sekitar 20 mm serta pada bulan-bulan

    sebelumnya tidak terjadi defisit air.

    Pemupukan dilakukan pada waktu hujan kecil, namun >60 mm/bln.

    Pemupukan ditunda jika curah hujan kurang dari 60 mm per bulan.

    •  pupuk dolomit dan Rock Phosphate (RP) diusahakan

    diaplikasikan lebih dulu untuk memperbaiki kemasaman tanah

    dan merangsang perakaran, diikuti oleh MOP/KCl dan

    urea/ZA.

    •   jarak waktu penaburan dolomit/RP dengan urea/ ZA minimal 2

    minggu.

    •  seluruh pupuk agar diaplikasikan dalam waktu dua bulan. 

     Adakalanya berdasarkan rekomendasi pemupukan pada masa

    TBM, pupuk diaplikasikan sebanyak 3 kali dalam setahun, dimana

    untuk pupuk N,P,K,Mg dan Bo dapat diberikan menjelang dan pada

    akhir musim hujan. Untuk pupuk N dapat diberikan ¾ bagian pada

    saat menjelang (awal) musim hujan dan ¼ bagian diberikan pada

    akhir musim hujan. Untuk pupuk P dan k dapat diberikan sebanyak

    ¼ bagian pada saat menjelang (awal) musim hujan dan ¾ bagian

    lagi pada akhir musim hujan. Untuk pupuk Mg diberikan sebanyak

    2/3 bagian pada saat menjelang (awal) musim hujan dan 1/3

    bagian lagi dapat diberikan pada akhir musim hujan. Untuk pupuk

    boraks dapat diberikan sebanyak ½ bagian pada saat menjelang

  • 8/19/2019 Man Pemlhr Kebun1-Libre

    17/53

     Manajemen PemeliharaanTanaman Kelapa Sawit  

    Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah 16

    (awal) musim hujan dan ½ bagian lagi dapat diberikan pada saat

    akhir musim hujan.

    Namun kadangkala diperoleh rekomendasi yng menganjurkan

    aplikasi pemupukan pada masa TBM I setiap 2 atau 3 bulan sekali,

    pada masa TBM II setiap 6 bulan sekali dan masa TBM III hanya

    satu kali setahun.

    Pemupukan dilakukan pada waktu hujan kecil, namun > 60

    mm/bln. Pemupukan ditunda jika curah hujan kurang dari 60 mm

    per bulan.

    •  pupuk dolomit dan RP diusahakan diaplikasikan lebih dulu

    untuk memperbaiki kemasaman tanah dan merangsang

    perakaran, diikuti oleh MOP dan Urea/ZA.

    •   jarak waktu penaburan dolomit/ RP dengan Urea/ ZA minimal

    2 minggu.

    •  seluruh pupuk agar diaplikasikan dalam waktu dua bulan. 

    c. Frekuensi pemupukan

    Pemupukan dilakukan 2 - 3 kali tergantung pada kondisi lahan,

     jumlah pupuk, dan umur kondisi tanaman. Pemupukan pada tanahpasir dan gambut perlu dilakukan dengan frekuensi yang lebih

    banyak. Frekuensi pemupukan yang tinggi mungkin baik bagi

    tanaman, namun tidak ekonomis dan mengganggu kegiatan kebun

    lainnya. 

    d. Jenis dan dosis pupuk

    Jenis pupuk untuk kelapa sawit dapat berupa pupuk tunggal, pupuk

    campuran, pupuk majemuk, dan pupuk organik. Pemilihan jenis

    pupuk, disarankan agar hati-hati karena banyak beredar di pasaran

    berbagai bentuk dan komposisi hara. Berbagai jenis pupuk

    diuraikan sebagai berikut.

  • 8/19/2019 Man Pemlhr Kebun1-Libre

    18/53

     Manajemen PemeliharaanTanaman Kelapa Sawit  

    Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah 17

    Pupuk tunggal

    Pupuk tunggal merupakan pupuk yang mengandung satu jenis

    hara utama. Pupuk tunggal yang dipergunakan perkebunan kelapa

    sawit dalam memenuhi kebutuhan hara makro bagi tanaman

    kelapa sawit dan direkomendasikan oleh Pusat Penelitian Kelapa

    Sawit (PPKS) disajikan pada Tabel 2. (Luqman, dkk, 2003).

    Tabel 2. Penggunaan pupuk tunggal pada kelapa sawit

    Hara Pupuk Spesifikasi

    N Urea 46 %

    ZA 21 % N, 23 % S

    P SP-36 •  P2O5 total: 36 %•  P2O5 (larut dalam asam sitrat 2%): 34%•  S: 5 %

    RP •  P2O5 total: min 36 %•  P2O5 (larut dalam asam sitrat 2%): 34%•  Ca+Mg (setara CaO): min 40%•  Al2O3+Fe2O3: maks 3%•  Kadar air: maks 3%•  Kehalusan (lolos saringan 80 mesh):min 50%•  Kehalusan (lolos saringan 25 mesh):min 80% 

    K MOP

    (KCl)

    K2O: 60 %

    Mg Kieserit MgO: 26%S : 21%

    Dolomit •  MgO : min 18 %•  CaO : min 30 %•  Al2O3+Fe2O3 : maks 3 %•  SiO2: maks 5 %•  Kadar air : maks 5 %•  Ni : maks 5 ppm•  Kehalusan (lolos saringan 100 mesh)

    Pupuk campuran

    Untuk memenuhi kebutuhan hara secara khusus dan mengurangi

    biaya aplikasi, beberapa pupuk tunggal dapat dicampur menjadi

    pupuk campuran. Luqman, dkk (2003) menjelaskan bahwa

    panduan pencampuran pupuk yang direkomendasikan dapat dilihat

    pada Tabel 3.

  • 8/19/2019 Man Pemlhr Kebun1-Libre

    19/53

     Manajemen PemeliharaanTanaman Kelapa Sawit  

    Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah 18

    Pupuk majemuk

    Pupuk majemuk merupakan pupuk yang mengandung beberapa

    unsur hara yang dikombinasikan dalam satu formulasi Keuntungan

    penggunaan pupuk majemuk adalah semua unsur hara utama

    diaplikasikan dalam satu rotasi pemupukan.

    Tabel 3. Sifat kelarutan berbagai jenis pupuk terhadap pupuk lain

    Jenis

    Pupuk

    Jenis Pupuk

    Urea ZA RP SP36 ZK MoP Kies Dol

    Urea v # # v v #

    ZA # v # x x V

    RP v

    SP36 v # v x v #

    ZK v x x v v V

    MoP v x v v V

    Kies v

    Dol # v # v v v

    Catatan: v : dapat dicampur, # : dapat dicampur tetapi tidak dapatdisimpan lama, x : pupuk tidak dapat dicampur

    Pupuk organik

     Akibat terjadinya kelangkaan pupuk dan mahalnya pupuk

    anorganik serta meningkatnya kesadaran masyarakat dalam upaya

    pelestarian lingkungan, maka beberapa perusahaan perkebunan

    kelapa sawit telah menggunakan pupuk organik untuk kegiatan

    pemupukan tanaman sawit. Caranya yaitu memanfaatkan hasil

    potongan pelepah daun kelapa sawit, potongan hasil tanaman

    penutup tanah, atau tandan kosong kelapa sawit.

    Iyung Pahan (2006) menjelaskan bahwa pemberian bahan organik

    sebagai pupuk memberikan pengaruh sangat kompleks terhadap

    pertumbuhan tanaman. Pengaruh bahan organik terhadap

    pertumbuhan tanamanm terutama karena kemampuannya

  • 8/19/2019 Man Pemlhr Kebun1-Libre

    20/53

     Manajemen PemeliharaanTanaman Kelapa Sawit  

    Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah 19

    memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah. Hal ini terjadi karena

    meningkatnya kegiatan mikroorganisme di dalam tanah sehingga

    struktur tanah menjadi lebih baik (lebih remah), aerasi tanah dan

    kapasitas menahan air meningkat, serta adanya bahan organik

    akan berfungsi sebagai mulsa yang melindungi permukaan tanah

    dari erosi dan pencucian hara.

    Setelah dibahas berbagai jenis pupuk di atas, berikut diuraikan

    kebutuhan pupuk tanaman kelapa sawit belum menghasilkan

    (TBM). Jenis dan dosis pupuk yang digunakan disesuaikan dengan

    umur tanaman, jenis tanah dan waktu pemberiannya. Secara

    umum dosis pupuk yang digunakan berdasarkan umur tanaman

    yaitu disajikan pada Tabel 4. Namun, untuk memperoleh ketentuan

    dosis pupuk secara akurat dapat dilakukan melalui analisa tanah

    dan analisa daun di suatu areal perkebunan.

    Tabel4.DosisPemupukanTBMKelapaSawit(Anonim, 2004)

    UmurTanaman(bulan)

    Dosis pupuk (kg/pohon)

    ZA atauUrea

    RP MoP(KC)l

    Kieserite HGFBorate

    Saat tanam - 0.5 - - -

    1 0,10 - - - -

    3 0,25 - - - -

    5 0,25 0,50 0,15 0,10 -

    8 0,25 - 0,35 0,15 0.02

    12 0,50 0,75 0,35 0,25 -

    Jumlah TBM1

    1,35 1,75 1,00 0,70 0,02

    16 0,50 - 0,50 0,50 0,03

    20 0,50 1,00 0,50 0,50 -

    24 0,50 - 0,75 0,50 0,05

    Jumlah TBM2

    1,50 1,00 1,75 1,50 0,08

    28 0,75 1,00 0,75 0,75 -

    32 0,75 - 1,00 0,75 -

    Jumlah TBM3

    1,50 1,00 1,75 1,50 -

    Total 4,35 3,75 4,50 3,70 0,10

  • 8/19/2019 Man Pemlhr Kebun1-Libre

    21/53

     Manajemen PemeliharaanTanaman Kelapa Sawit  

    Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah 20

    7) Tunas pasir dan Kastrasi

    a. Tunas pasir

    Sebelum areal/blok masuk dalam kategori TM tidak diperbolehkan

    melakukan pekerjaan tunas apapun karena pada waktu tersebut

     jumlah pelepah belum optimum. Sehingga pelepah produktif tidak

    boleh dibuang. Prinsip tunas pasir adalah hanya membuang

    pelepah yang berada satu lingkaran paling bawah (dekat tanah)

    dan pelepah kering.

    Pekerjaan tunas pasir dilakukan dengan cara membuang pelepah

    satu lingkaran paling bawah (dekat tanah) dan juga pelepah kering.

    Dilakukan 6 bulan sebelum TM. Pelepah kering dipotong memakai

    dodos. Pelepah dipotong rapat ke pangkal dengan memakai dodos

    kecil (mata dodos 8 cm), kemudian pelepah-pelepah tersebut

    dikeluarkan dari piringan dan disusun di gawangan mati. Sesudah

    pekerjaan tunas pasir selesai, maka dilarang keras

    memotong/memangkas pelepah untuk tujuan apa pun, kecuali

    untuk analisis daun, ini pun hanya dibenarkan mengambil anak

    daunnya saja. Tunas pasir dapat dilihat pada Gambar 8.

    Gambar 8. Tunas pasir kelapa sawit (Budi HT,2009)

  • 8/19/2019 Man Pemlhr Kebun1-Libre

    22/53

     Manajemen PemeliharaanTanaman Kelapa Sawit  

    Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah 21

    b. Kastrasi/ablasi

    Kastrasi atau disebut juga ablasi merupakan pekerjaan penting

    pada kelapa sawit sebelum tanaman beralih dari TBM ke TM.

    Karena itu, sebelum melakukan kastrasi terlebih dahulu dilakukan

    monitoring pembungaan. Caranya yaitu mencatat pohon-pohon

    yang telah berbunga. Hasil catatan tersebut kemudian

    digambarkan pada peta sensus.

    Tanaman kelapa sawit mulai mengeluarkan bunga setelah berumur

    9 bulan, tergantung pertumbuhannya. Pada saat tersebut, bunga

    yang dihasilkan masih belum membentuk buah sempurna sampai

    tanaman berumur sekitar 24 bulan sehingga tidak ekonomis untuk

    diolah. Oleh sebab itu, semua bunga maupun buah yang keluar

    sampai dengan umur 24 bulan perlu dibuang atau diablasi.

     Ablasi merupakan aktivitas membuang semua produk generatif,

    yaitu bunga jantan, betina, dan seluruh buah (yang terlanjur jadi)

    guna mendukung pertumbuhan vegetatif kelapa sawit.

    Pelaksanaan ablasi terakhir dilakukan enam bulan sebelum pokok

    dipanen. Tujuan utama dilakukannya ablasi adalah mengalihkan

    nutrisi untuk produksi buah yang tidak ekonomis ke pertumbuhan

    vegetatif sehingga pokok sawit yang telah diablasi akan lebih kuat

    dan pertumbuhannya seragam. Dengan demikian, pertumbuhan

    buah akan lebih besar dan seragam, serta menghambat

    perkembangan hama dan penyakit.

     Ablasi biasanya dilakukan pada umur 18 bulan sejak tanam di

    lapangan sampai dengan 24 bulan. Setelah itu, bunga betina yang

    keluar dibiarkan sehingga tanaman sudah dapat dipanen padaumur 30 bulan. Ablasi mulai dilaksanakan jika lebih dari 50% pokok

    kelapa sawit dalam satu blok telah mengeluarkan bunga jantan dan

    atau betina. Umumnya, ablasi mulai dilakukan saat tanaman

    berumur 18 bulan di lapangan. Pelaksanaan ablasi dilakukan

    setiap dua bulan sekali sampai tanaman berumur 24 bulan. Alat

  • 8/19/2019 Man Pemlhr Kebun1-Libre

    23/53

     

    y

    d

    0

    k

    a

    d

    k

    t

     

    8) P 

    H

    k

    d

    h

     

    a

    B

    U

    b

    4

    C

     

    ng diguna

    an arit keci

    ,7 - 1 hk/

    rja kastra

    blasi per h

    an kondisi

    ryawan p

    rsedia kar 

    engendali

    ama dan

    lapa saw

    engan tug

    ama dan p

    . Hama k

    eberapa j

    wit yaitu s

    Ulat pe

    PDKS ant

    ulu merup

    0 % dala

    ontoh ulat

    Gambar 9

    kan untuk

    l. Norma p

    a. Setiap

    si. Untuk

    ari. Jumla

    tanaman.

    otong bua

    awan pot

    n hama d

    penyakit p

    it telah m

    s manaje

    nyakit do

    lapa sawi

    nis hama

    ebagai ber 

    akan dau

    ra lain ula

    kan hama

    2 tahun

    api menye

    . Ulat Api 

     Manajeme 

    ablasi yait

    estasi ten

    afdeling h

    luasan 1.

      tenaga k

    Tenaga a

    h sehingg

    ng buah

    an penya

    ada kelap

    enghasilka

    en penge

    inan.

    yang ser 

    ikut:

    kelapa s

    t api, ulat

    utama yan

    setelah k

    ang pohon

    e nyerang

    Pemelihar 

     dodos d

    ga ablasi

    arus mem

    00 ha, di

    rja terseb

    lasi dapa

    a pada s

    it

    sawit bel

      adalah

    dalian ma

    ing meny

    wit (UPD

    antong ( 

    g dapat m

    hilangan

    muda dis

    pohon mu

    anTanama 

    ngan leba

    aitu 1 – 1,

    buat kelo

    butuhkan

    ut tergantu

      dipersiap

    at mulai

    um meng

    idak berb

    ka perlu di

    rang tana

    S)

    ahasena

    nurunkan

    aun seba

     jikan pada

    a (Budi, H

     Kelapa Sa 

    r mata 8 c

    5 ha/hk at

    pok (gan

    -20 tena

    ng topogr 

    kan sebag

    panen tel

    asilkan d

    da. Terk

    etahui jen

    man kela

    orbetti), ul

    produksi 3

    nyak 50

    Gambar 9

    ,2009) 

    it  

    m

    u

    )

    a

    fi

    ai

    h

    n

    it

    is

    a

    at

    -

    .

  • 8/19/2019 Man Pemlhr Kebun1-Libre

    24/53

     Manajemen PemeliharaanTanaman Kelapa Sawit  

    Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah 23

    Gejala serangan

    Hama ini biasanya menyerang atau memakan daun dimulai dari

    daun bagian bawah. Daun-dauan yang terserang biasanya

    berlubang atau sobek hingga tinggal tulang-tulang daunnya, pada

    serangan hebat daun akan habis sama sekali.

    Pengendaliannya

    Pengendalian UPDKS dilaksanakan dengan sistem pengendalian

    hama terpadu (PHT) yaitu berdasarkan monitoring populasi kritis,

    mengutamakan pelestarian, dan pemanfaatan musuh alami.

    Bagaimana menentukan populasi kritis yaitu dilakukan monitoring

    terhadap UPDKS. Dalam keadaan aman, monitoring dilakukan

    dengan mengamati 1 pohon contoh/ha kelapa sawit setiap bulansekali. Setiap contoh diamati 2 pelepah yang terletak pada bagian

    bawah dan tengah tajuk kelapa sawit.

     Apabila terjadi serangan UPDKS, maka jumlah pohon contoh

    ditambah menjadi 5 pohon/ha dan diamati setiap 2 minggu sekali.

    Pengamatan dilakukan terhadap 1 pelepah/pohon contoh, yakni

    pada pelepah yang diduga paling banyak dijumpai UPDKS. Apabila

    perlu dilakukan tindakan pengendalian, maka pada saat sebelum

    pengendalian, populasi UPDKS harus dihitung, begitu pula 1

    minggu setelah pengendalian. Hal ini dimaksudkan untuk

    menentukan perlu tidaknya pengendalian ulangan. Penggunaan

    insektisida sistemik diupayakan sebagai tindakan terakhir dan

    dipilih jenis yang aman terhadap lingkungan, parasitoid, dan

    predator.

    Beberapa tumbuhan yang bermanfaat bagi perkebunan kelapasawit yakni untuk pengendalian UPDKS:

    •  Euphorbia heterophylla L (patik emas)

    •  Borreria alata L (Setawar/Jukut minggu/Emprah/Goletrak)

    •  Cassia tora L

    •  Turnera subulata L

  • 8/19/2019 Man Pemlhr Kebun1-Libre

    25/53

     Manajemen PemeliharaanTanaman Kelapa Sawit  

    Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah 24

     

    •  Tikus ( Rattus tiomanicus, Rattus sp  )

    Jenis tikus yang sering ditemukan di areal kebun kelapa sawit

    adalah tikus belukar (Rattus tiomanicus), tikus sawah  (Rattus

    rattus argentiventer), tikus rumah (Rattus rattus diardii) dan tikus

    huma (Rattus exulans ). Dari keempat jenis tikus di atas, tikus

    belukar merupakan dominan di perkebunan kelapa sawit. Contoh

    kelapa sawit yang terserang tikus dapat dilihat pada Gambar 10.

    Gambar 10. Kelapa sawit (TBM) terserang tikus

    (Ian Rankine dan Thomas Fairhurst,2000)

    Gejala serangan

    Menyerang tanaman kelapa sawit yang berumur 0 – 1 tahun pada

    bagian titik tumbuh/umbut, merusak bunga jantan dan bunga

    betina, menggigit dan mengerek buah tanaman kelapa sawit. 

    Pada pembibitan tanaman umumnya hama tikus ini menyerang titik

    tumbuh. Pada bibit tanaman yang terserang hama ini tumbuh tidak

    normal karena jaringan-jaringan titik tumbuh rusak. Pada serangan

    berat dapat menyebabkan bibit tanaman tidak dapat berkembang

    dan akhirnya mati. Hama ini dapat menimbulkan kehilangan

    produksi mencapai 5 %. Perlukaan buah akibat keratan tikus dapat

    meningkatkan kadar asam lemak bebas minyak kelapa sawit. Oleh

    karena itu hama ini perlu dikendalikan.

  • 8/19/2019 Man Pemlhr Kebun1-Libre

    26/53

     Manajemen PemeliharaanTanaman Kelapa Sawit  

    Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah 25

    Pengendaliannya

    Hama tikus ini pada umumnya agak sulit untuk diberantas, karena

    tempat hidupnya luas dan sering berpindah-pindah. Pengendalian

    hama tikus dapat dilakukan dengan cara antara lain:

    •  secara mekanis yakni dengan cara merusak sarangnya dan

    pengasapan/ emposan serta membunuhnya pada saat hama

    tikus keluar dari sarangnya.

    •  secara biologis yakni menggunakan masuh alami atau predator

    seperti burung hantu, kucing, ular.

    •  Kumbang penggerek (Oryctes sp)

    Kumbang penggerek pucuk merupakan hama yang menimbulkan

    masalah pada seluruh perkebunan kelapa sawit di Indonesia yaitu

    dari Oryctes   rhinoceros . Kumbang ini secara morfologi berukuran

    panjang 4 cm berwarna coklat tua kehitaman. Pada bagian kepala

    memiliki tanduk kecil sehingga sering disebut kumbang tanduk atau

    kumbang badak (Gambar 11).

    Gambar 11. Kumbang penggerek pucuk Oryctes  rhinoceros  

    Kumbang betina mempunyai bulu lebat pada bagian ujung

    perutnya, sedangkan yang jantan tidak berbulu. Kumbang yang

    baru keluar langsung menyerang kelapa sawit, kemudian

    kawin.selanjutnya kumbang betina meletakkan telurpada bahan

    organik yang sedang mengalami pembusukan seperti batang

  • 8/19/2019 Man Pemlhr Kebun1-Libre

    27/53

     Manajemen PemeliharaanTanaman Kelapa Sawit  

    Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah 26

    kelapa sawit mati, kotoran kerbau/sapi, kompos/sampah dan lain-

    lain. Telur menetas dalam waktu 9 -14 hari.

    Kerugian yang ditimbulkan:

    Kumbang terbang dari tempat persembunyiannya menjelang senjasampai agak malam (sampai dengan jam 21.00 wib), dan jarang

    dijumpai pada waktu larut malam. Dari pengalaman diketahui,

    bahwa kumbang banyak menyerang kelapa pada malam sebelum

    turun hujan. Keadaan tersebut ternyata merangsang kumbang

    untuk keluar dari persembunyiaanya. Kumbang O.Rhinoceros  

    menyerang tanaman kelapa sawit yang baru ditanam di lapangan

    sampai berumur 2.5 tahun.

    Kumbang jantan maupun betina menyerang kelapa sawit.

    Kumbang tanduk hinggap pada pelepah daun yang agak muda,

    kemudian mulai menggerek ke arah titik tumbuh kelapa sawit.

    Panjang lubang gerekan dapat mencapai 4.2 cm dalam sehari, jika

    titik tumbuhnya habis maka tanaman akan mati. Pucuk kelapa

    sawit yang yerserang, bila membuka daunnya tampak seperti kipas

    atau bentuk lain yang abnormal (Gambar 12.)

    Gambar 12 Kerusakan titik tumbuh akibat serangan hamaKumbang Penggerek Pucuk (Oryctes rhinoceros )

    (Ian Rankine dan Thomas Fairhurst, 2000)

  • 8/19/2019 Man Pemlhr Kebun1-Libre

    28/53

     Manajemen PemeliharaanTanaman Kelapa Sawit  

    Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah 27

      Pengendalian Kumbang Oryctes rhinoceros  

    Metode pengendalian dilakukan dengan monitoring secara teratur

    setiap bulan, terhadap 15 % jumlah seluruh tanaman (sampel

    tanam; setiap 6 baris diambil 1 baris tanaman).

    Padat populasi kritis: Selama 2 tahun pertama setelah kelapa sawit

    dipindah tanam ke lapangan, apabila ditemukan 3-5 ekor

    kumbang/ha, maka pemberantasan harus dilakukan. Pada kelapa

    sawit yang berumur lebih dari dua tahun, akibat serangan hama ini

    menjadi kurang berbahaya. Dengan demikian, padat populasi kritis

    dinaikkan menjadi 15-20 ekor/ha.

    Upaya pencegahan yang dapat menghambat perkembangan larva

    Oryctes rhinoceros   adalah penutupan batang kelapa sawit bekas

    replanting dengan kacangan penutup tanah secepat mungkin. Hal

    ini dapat mencegah serangga untuk meletakkan telurnya pada

    batang mati tersebut. Tindakan pemberantasan yang dapat

    dilakukan:

    - pengumpulan kumbang secara manual dari lubang gerekan

    pada kelapa sawit, dengan menggunakan alat kail dari kawat.

    Tindakan ini dilakukan tiap bulan apabila populasi kumbang 3-5ekor/ha, setiap dua minggu jika populasi kumbang 5-10

    ekor/ha, dan setiap minggu jika populasi kumbang lebih dari 10

    ekor.

    - penghancuran tempat peletakkan telur secara manual dan

    dilanjutkan dengan pengumpulan larva untuk dibunuh, apabila

     jumlahnya masih terbatas.

    - pemberantasan secara kimiawi menaburkan insektisida butiran

    karbosulfan sebanyak (0.05-0.10 g bahan aktif per pohon,

    setiap 1-2 minggu) atau 3 butir kapur barus/pohon, setiap1-2

    kali/bulan pada pucuk kelapa sawit.

    - pemerangkapan kumbang O. rhinoceros  dengan menggunakan

    ferotrap. Ferotrap tersebut terdiri atas satu kantong feromon

  • 8/19/2019 Man Pemlhr Kebun1-Libre

    29/53

     Manajemen PemeliharaanTanaman Kelapa Sawit  

    Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah 28

    sintetik (etil-4 metil oktanoat) yang digantungkan dalam ember

    plastik kapasitas 12 liter. Tutup ember plastik diletakkan

    terbalik dan dilubangi 5 buah dengan diameter 55 mm. Pada

    dasar ember plastik dibuat 5 lubang dengan diameter 2 mm

    untuk pembuangan air hujan. Ferotrap tersebut kemudian

    digantungkan pada tiang kayu setinggi 4 m dan dipasang di

    dalam areal kelapa sawit. Selain ember plastik dapat juga

    digunakan pelengkap PVC diameter 10 cm, panjang 2 m. Satu

    ferotrap cukup efektif untuk 1 ha dan satu kantong feromon

    sintetik dapat digunakan selama sekitar 60 hari. Setiap 2

    minggu dilakukan pengumpulan kumbang yang terperangkap

    dan dibunuh. 

    b. Penyakit kelapa sawit

    Beberapa penyakit dominan pada tanaman kelapa sawit sebelum

    menghasilkan buah adalah:

    •  Penyakit busuk pangkal buah (BPB)

    Penyakit ini disebabkan oleh Ganoderma boninense .

    Ganoderma boninense   merupakan jamur tanah hutan hujan

    tropis. Jamur G. boninense   bersifat saprofit (dapat hidup pada

    sisa tanaman) dan akan berubah menjadi patogenik apabila

    bertemu dengan akar tanaman kelapa sawit yang tumbuh di

    dekatnya.

    Serangan BPB dapat terjadi sejak bibit sampai tanaman tua,

    tetapi gejala penyakit biasanya baru terlihat setelah bibit ditanam

    di lapangan. Penyakit ini dijumpai pada tanaman berumur 5

    tahun. Serangan penyakit ini yang paling tinggi dijumpai pada

    umur 10-15 tahun, tetapi hal ini bervariasi tergantung pada

    kebersihan kebun dan sejarah tanaman di kebun tersebut.

    Kehilangan tanaman sampai dengan 80% telah dilaporkan pada

    tempat-tempat yang berasal dari konversi kelapa.

  • 8/19/2019 Man Pemlhr Kebun1-Libre

    30/53

     Manajemen PemeliharaanTanaman Kelapa Sawit  

    Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah 29

    Gejala Serangan

    - Penyakit ini umumnya menyerang pangkal batang tanaman

    - Gejala yang tampak pertama kali adalah adanya bercak

    kekuningan pada pelepah muda. Begitu penyakit berkembang

    warna kuning semakin jelas.

    - Daun yang tua menjadi layu, patah pada pelepahnya dan

    menggantung pada batang. Sedang pangkal batang menghitam,

    getah keluar dari tempat yang terinfeksi dan akhirnya batang

    membusuk dengan warna coklat muda.

    - Tanda pertama adanya infeksi adalah munculnya bagian busuk

    pada pangkal batang. Bagian yang busuk kemudian

    berkembang ke atas dan sekitar batang (Gambar 13.)

    - Serangan penyakit ini pada bagian atas tanaman dapat terjadi

    dimana saja pada batang tanaman. Gejala pertama yang dapat

    dilihat adalah adanya bagian atas tajuk patah

    Gambar 13. Penyakit Busuk Pangkal Batangdisebabkan oleh Ganoderma boninense(Budi, HT, 2009)

  • 8/19/2019 Man Pemlhr Kebun1-Libre

    31/53

     Manajemen PemeliharaanTanaman Kelapa Sawit  

    Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah 30

    Pencegahan dan pengendaliannya

    Beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah penyakit

    busuk pangkal batang sebagai berikut:

    - Melakukan pembersihan lahan terutama terhadap sisa-sisa

    tanaman kelapa atau kelapa sawit

    - Menghindari penanaman kelapa sawit dekat dengan perkebunan

    kelapa

    - Melakukan sensus terhadap tanaman setiap 6 bulan sekali,

    untuk mengidentifikasi tanaman yang terserang/terinfeksi jamur

    Tindakan pengendalian dapat dilakukan antara lain:

    - Pengendalian secara mekanis   yakni membongkar, mengumpul

    kan dan membakar tanaman yang terserang penyakit terutamabagi tanaman yang terinfeksi ada jamur  

    - Pangkal batang dan perakarannya dibongkar hingga kedalaman

    15 -20 cm serta dikeluarkan dari lahan perkebunan kelapa sawit

    - Tanaman yang terinfeksi tanpa ada jamur , tetapi masih tetap

    berproduksi, harus dimonitor / kontrol terus

    - Pengendalian secara kimiawi yakni sekitar pohon yang

    terserang dibuat parit selebar 30 cm, dalam 1 m (parit isolasi),

    kemudian pinggir parit disemprot dengan fungisida- Menggunakan biofungisida Marfu-P

    Bahan aktif yang digunakan untuk biofungisida Marfu-P adalah

    sporakonidia dan klamidospora jamur Trichoderma koningii  

    b. Penentuan Target Kegiatan Pemeliharaan Kelapa Sawit

    Belum Menghasilkan

    Setelah Anda mengetahui ruang lingkup kegiatan pemeliharaan

    tanaman kelapa sawit belum menghasilkan (TBM) maka langkah

    berikutnya adalah menentukan target yang harus dicapai pada setiap

    kegiatan tersebut.

  • 8/19/2019 Man Pemlhr Kebun1-Libre

    32/53

     Manajemen PemeliharaanTanaman Kelapa Sawit  

    Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah 31

     Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penetapan target

    kegiatan pemeliharaan tanaman kelapa sawit belum menghasilkan

    yaitu:

    •  Jenis kegiatan pemeliharaan

    •  Sifat/kompleksitas kegiatan pemeliharaan

    •  Jumlah tenaga kerja yang terlibat di dalamnya

    •  Situasi dan kondisi lokasi kebun

    •  Kondisi cuaca ketika melakukan kegiatan pemeliharaan

    c. Analisis Kebutuhan Sumberdaya Kegiatan Pemeliharaan

    Kelapa Sawit Belum Menghasilkan

    Di atas telah diuraikan secara global tentang ruang lingkup kegiatanpemeliharaan tanaman kelapa sawit belum menghasilkan. Berdasarkan

    uraian tersebut maka langkah berikutnya adalah melakukan analisis

    kebutuhan sumberdaya pada setiap kegiatan pemeliharaan tanaman.

    Untuk membuat suatu perencanaan kegiatan pemeliharaan tanaman

    kelapa sawit belum menghasilkan maka dilakukan analisis kebutuhan

    sumberdaya. Pengertian sumberdaya meliputi sumberdaya manusia

    (SDM) dan sumberdaya non manusia (sarana dan prasarana yaitu

    termasuk peralatan dan bahan serta infrastruktur lainnya). Kebutuhan

    SDM bersifat kualitatif dan kuantitatif. SDM secara kualitatif termasuk

    di dalamnya adalah kompetensi. Kompetensi SDM yaitu mencakup

    latar belakang pendidikan, pelatihan, keterampilan, dan pengalaman

    yang pernah dilakukan.

     Analisis kebutuhan sumberdaya dapat dilakukan dengan mem

    pertimbangkan jenis kegiatan pemeliharaan dan sifat/kompleksitas dari

    setiap jenis kegiatan pemeliharaan. Contoh pekerjaan tunas, Iyung

    Pahan (2006) menjelaskan bahwa peralatan yang dipergunakan untuk

    tunas pokok berbeda menurut pertambahan umur tanaman kelapa

    sawit. Alat-alat tersebut disesuaikan dengan tinggi tanaman dan ukuran

    pangkal pelepah. Penggolongan alat kerja tunas dapat dilihat pada

    Tabel 5.

  • 8/19/2019 Man Pemlhr Kebun1-Libre

    33/53

     Manajemen PemeliharaanTanaman Kelapa Sawit  

    Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah 32

    Tabel 5. Penggolongan alat kerja tunas berdasarkan umur tanaman

    No. Nama Alat Tinggi batang Pemakaian

    1. Dodos kecil (lebar

    mata 8 cm)

    Di bawah 90 cm Tunas pada umur

    tanaman 8 tahun

     Analisis kebutuhan sumberdaya dapat dilakukan melalui identifikasi

    yakni jenis kegiatan & sifat/kompleksitasnya, kemudian setiap kegiatan

    dianalisis sumberdaya yang diperlukannya. Untuk mempermudah haltersebut dapat dibuat matriks seperti pada Tabel 6.

    Tabel 6. Contoh form analisis kebutuhan sumberdaya pemeliharaan

    TBM

    No. Jenis kegiatan Kebutuhan sumberdaya

    Sarana & Prasarana SDM (kompetensi& Jumlah)

  • 8/19/2019 Man Pemlhr Kebun1-Libre

    34/53

     Manajemen PemeliharaanTanaman Kelapa Sawit  

    Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah 33

    Kemudian untuk merencanakan jumlah tenaga kerja dapat dilakukan

    dengan menggunakan standar yang ada. Contoh standar prestasi kerja

    pada pekerjaan pemeliharaan tanaman kelapa sawit belum

    menghasilkan (TBM) pada tahun ke III (P3) yang diterbitkan PT.

    Perkebunan XII Bandung tahun 1995 seperti pada Tabel 7.

    Tabel 7. Contoh standar prestasi kerja per hektar, pemeliharaan sawit

    TBM tahun ke III (P3) tahun 1995.

    No. Uraian Satuan

    ∑ peker

     jaan/bhn

    Rotasi

    Norma fisik Ket.

    Prests HKO Brng /bhn

    1. Penyiangan

    gawangan

    ph 1 6 0,50 12 - -

    2. Penyiangan

    piringan

    ph 1 4 0,11 12 - -

    3. Mengendalikan

    hama ulat api

    ha 1 2 1,67 1 - -

    Iyung Pahan (2006) memberikan gambaran kebutuhan tenaga kerja

    untuk melakukan pekerjaan tunas pokok adalah seperti pada Tabel 8.

    Tabel 8. Kebutuhan tenaga kerja tunas pokok

    Jenis tunas Norma Prestasi Umur tanaman

    (Tahun)hk/ha ha/hk

    Tunas pasir 1,0 – 1,5 0,7 – 1,0 8 tahun

    Formulasi kebutuhan tenaga tunas per hari adalah

    Total luas areal tunas (ha)x X(hk/ha)

    Jumlah tenaga tunas per hari = ---------------------------------------------

    Frekuensi penunasan x 25 hari

  • 8/19/2019 Man Pemlhr Kebun1-Libre

    35/53

     Manajemen PemeliharaanTanaman Kelapa Sawit  

    Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah 34

    c. Pembuatan jadwal kegiatan pemeliharaan kelapa sawit

    Untuk mempermudah dan memperlancar penerapan suatu perencana

    an pemeliharaan kelapa sawit belum menghasilkan, maka di dalamnya

    perlu dibuatkan jadwal kegiatan. Pembuatan jadwal pemeliharaan TBMmerujuk pada jenis kegiatan, target, dan sumber daya yang tersedia.

    Jadwal pemeliharaan kelapa sawit TBM dapat dibuat dalam bentuk

    matriks seperti pada Tabel 9.

    Tabel 9. Contoh form Jadwal kegiatan pemeliharaan TBM

    No. Jenis Kegiatan Target

    waktu

    Bulan ke

    1 2 3 4 5 6 7 .. 12

     

    2. Pengorganisasian Pelaksanaan Kegiatan Pemeliharaan Tanaman

    Kelapa Sawit Belum Menghasilkan

    Di atas telah diuraikan bahwa kegiatan pemeliharaan tanaman kelapa

    sawit mencakup beberapa jenis kegiatan sehingga diperlukan

    pengorganisasian secara spesifik. Dari organisasi tersebut dijabarkan

    ke dalam uraian tugas, tanggung jawab dan wewenang masing-masing

    bagian.

    a. Organisasi kegiatan pemeliharaan kelapa sawit

    Dalam rangka efisiensi dan efektifitas kegiatan pemeliharaan

    tanaman kelapa sawit, perusahaan biasanya telah menetapkan

    suatu bentuk struktur organisasi. Berikut ini diberikan contoh

    struktur organisasi kebun Budidaya Sawit Non PKS di PT.PN VIII

  • 8/19/2019 Man Pemlhr Kebun1-Libre

    36/53

     Manajemen PemeliharaanTanaman Kelapa Sawit  

    Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah 35

    (Persero) pada tahun 2004. Dalam struktur organisasi tersebut

    tidak semua bagian digambarkan, melainkan berkaitan dengan

    kegiatan pemeliharaan tanaman. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

    pada Gambar 14.

    Gambar 14. Struktur Organisasi Kebun

    Seperti kita ketahui bahwa struktur organisasi memberikan

    gambaran jalur perintah/instruksi dari atasan kepada bawahan.

    Sebaliknya proses penyampaian pertanggungjawaban

    pelaksanaan tugas dimulai dari bawahan kepada atasan langsung.

    Berdasarkan struktur organisasi pada Gambar 14 di atas maka

     Administratur memberikan instruksi/perintah kepada seluruh

    bawahan melalui birokrasi yaitu secara berurutan dimulai dari

    sinder kepala, sinder kebun, mandor besar, dan para mandor

    masing-masing pekerjaan.

    Rentang pengendalian (Span  of control ) yang dimiliki Mandor pada

    setiap jenis kegiatan pemeliharaan adalah beragam. Keberagaman

     jumlah pekerja yang dikoordinir oleh masing-masing Mandor

    dipengaruhi oleh beban pekerjaan. Sebagai contoh mandor

    Sinder Kepala

    Sinder Kebun

    Mandor Besar

    Panen

    Mandor

    BesarPemeliharaan

    TU

    Kebun

    MandorH & P

    Mandorpenunasan

    Mandorpemeliharaan

    manual

    MandorHerbisida

     Administratur

  • 8/19/2019 Man Pemlhr Kebun1-Libre

    37/53

     Manajemen PemeliharaanTanaman Kelapa Sawit  

    Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah 36

    pemeliharaan manual membawahi sekitar   20 orang pekerja,

    mandor herbisida membawahi sekitar 15 orang pekerja, mandor

    hama dan penyakit tanaman membawahi sekitar 20-30 orang

    pekerja, mandor penunasan membawahi sekitar 15-20 orang

    pekerja.

    Untuk mengorganisasi pekerjaan dan pencapaian target kerja,

    maka seorang Mandor harus memiliki data prestasi tenaga kerja

    persatuan luas pada masing-masing jenis pekerjaan pemeliharaan

    tanaman. Lukman, dkk, 2003 menyatakan bahwa pekerjaan

    penunasan pada umur tanaman

  • 8/19/2019 Man Pemlhr Kebun1-Libre

    38/53

     Manajemen PemeliharaanTanaman Kelapa Sawit  

    Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah 37

    tanaman konversi, pemeliharaan Tanaman Belum

    Menghasilkan (TBM), pemeliharaan Tanaman

    Menghasilkan (TM), Panen, serta pengangkutan hasil ke

    pabrik.

    f) Meneliti dan mengevaluasi laporan harian dari Afdeling

    kebun, guna menentukan langkah selanjutnya.

    g) Memonitor perkembangan produksi dan ikut

    bertanggungjawab terhadap pencapaian kuantitas dan

    kualitas produksi.

    h) Menyelenggarakan administrasi tanaman dan mengawasi

    penyelenggaraan administrasi Afdeling kebun

    i) Membina, membimbing dan memotivasi bawahannya

    serta memberikan pengetahuan dalam bidang kultur

    teknik tanaman untuk meningkatkan produktivitas,

    efektifitas, dan efisiensi.

     j) Membuat penilaian prestasi kerja karyawan bawahannya

    sesuai format Daftar Penilaian Prestasi Kerja (DP2K)

    sebagai bahan pertimbangan dan usulan Administratur

    kepada Direksi.

    k) Mengkoordinir dan mengendalikan pekerjaan Sinder tata

    usaha dan keuangan (TUK), Sinder Teknik, Sinder

    Pabrik,dan Sinder lainnya sesuai arahan Administratur

    apabila Administratur berhalangan, kecuali ada

    pengaturan tersendiri dari Direksi.

    l) Melakukan hubungan baik dengan Pemerintah Daerah,

    Instansi terkait dan lingkungan sekitarnya untuk

    kepentingan perusahaan atas sepengetahuan

     Administratur.

    m) Melaksanakan tugas-tugas perusahaan lainnya atas

    perintah Administratur.

  • 8/19/2019 Man Pemlhr Kebun1-Libre

    39/53

     Manajemen PemeliharaanTanaman Kelapa Sawit  

    Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah 38

      Wewenang Sinder Kepala

    a) Mengatur pelaksanaan tugas pekerjaan sebagani sinder

    kepala dan tugas pekerjaan sinder Afdeling secara efektif

    dan efisien.

    b) Melaksanakan koordinasi dengan sinder pabrik, sinder

    teknik, sinter TUK, sinder lainnya dan bagian terkait di

    kantor Direksi untuk pencapaian hasil kerja yang lebih

    baik.

    c) Menyampaikan usul, saran dan pendapat untuk

    peningkatan kinerja perusahaan

    d) Melaksanakan tugas pekerjaan Administratur apabila

    yang bersangkutan berhalangan, kecuali ada pengaturan

    tersendiri dari Direksi.

    Tanggung Jawab Sinder Kepala

    Sinder Kepala bertanggungjawab atas kelancaran pelak

    sanaan tugas pekerjaan yang dilaksanakan kepada

     Administratur

    2) Sinder Afdeling Kebun

    Uraian Tugas Sinder Afdeling Kebun 

    a) Menyusun Rencana Jangka Panjang (RJP), Rencana

    Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) dan Rencana Kerja

    Bulanan (RKB) Afdeling kebun.

    b) Membuat perencanaan teknis di bidang tanaman

    terutama persiapan lahan, pesemaian, penanaman baru,

    tanaman ulangan, tanaman konversi, pemeliharaan

    Tanaman Belum Menghasilkan (TBM), pemeliharaan

    Tanaman Menghasilkan TM, Panen, dan pengangkutan

    produksi.

    c) Mengupayakan tercapainya kuantitas dan kualitas

    produksi sesuai dengan target yang telah ditetapkan.

  • 8/19/2019 Man Pemlhr Kebun1-Libre

    40/53

     Manajemen PemeliharaanTanaman Kelapa Sawit  

    Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah 39

    d) Mengatur, mengawasi, mengendalikan dan mengevaluasi

    pelaksanaan kerja, penggunaan tenaga kerja, biaya,

    barang bahan, produksi dan sarana lainnya untuk

    mencapai produktivitas, efektivitas dan efisiensi.

    e) Mengawasi, memeriksa dan menerima pekerjaan

     Anemeran bersama sinder kepala sesuai petunjuk teknis

    dan manajemen tanaman.

    f) Menyelenggarakan administrasi di Afdeling kebun dalam

    bidang tanaman, tenaga kerja, biaya dan barang bahan.

    g) Melaksanakan pembayaran upah kepada karyawan

    bawahannya, sesuai dengan mandat dari Administratur.

    h) Menyampaikan laporan rutin dan non rutin atas hal yang

    perlu dilaporkan kepada administratur melalui sinder

    kepala.

    i) Membina, membimbing dan memotivasi bawahannya

    serta memberikan pengetahuan dalam bidang kultur

    teknik tanaman untuk meningkatkan produktivitas,

    efektifitas, dan efisiensi.

     j) Membuat penilaian prestasi kerja karyawan bawahannya

    sesuai format Daftar Penilaian Prestasi Kerja (DP2K)

    sebagai bahan pertimbangan dan usulan Administratur

    kepada Direksi.

    k) Melakukan hubungan baik dengan Pemerintah Daerah,

    Instansi terkait dan lingkungan sekitarnya untuk ke

    pentingan perusahaan atas sepengetahuan Adminis

    tratur.

    Wewenang Sinder Afdeling Kebun

    a) Mengatur pelaksanaan tugas pekerjaan sebagai sinder

     Afdeling kebun dan tugas pekerjaan bawahannya secara

    efektif dan efisien.

    b) Melakukan koordinasi dengan bagian atau sinder lain

    untuk pencapaian kerja yang lebih baik.

  • 8/19/2019 Man Pemlhr Kebun1-Libre

    41/53

     Manajemen PemeliharaanTanaman Kelapa Sawit  

    Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah 40

    c) Menyampaikan usul, saran dan pendapat kepada atasan

    untuk peningkatan kinerja perusahaan

    Tanggung Jawab Sinder Afdeling Kebun 

    Sinder Afdeling Kebun  bertanggungjawab atas kelancaran

    pelaksanaan tugas pekerjaannya kepada Sinder Kepala.

    3) Mandor Besar Pemeliharaan Tanaman

    Uraian Tugas Mandor Besar Pemeliharaan

    a) Membantu Sinder Afdeling Kebun dalam penyusunan

    RKAP, PMK, dan RKB

    b) Mengatur pembagian tugas bawahannya sesuai dengan

    rencana kerja yang telah ditetapkan.

    c) Membantu Sinder Afdeling Kebun dalam mengawasi

    pekerjaan pemeliharaan tanaman yang dilaksankan oleh

     Anemer

    d) Mengkoordinir kebutuhan barang bahan dan peralatan

    untuk keperluan pemeliharaan tanaman

    e) Mengkoordinir, mengawasi dan mengevaluasi

    pelaksanaan pekerjaan Mandor Pemeliharaan

    f) Memeriksa ketepatan penggunaan peralatan dan alat

    bantu pemeliharaan tanaman

    g) Melaporkan hasil kerja pemeliharaan tanaman kepada

    Sinder Afdeling Kebun

    h) Memeriksa Laporan Hasil Kerja Harian (LHKH) Mandor

    i) Membina, membimbing dan memotivasi bawahannya

    serta memberikan pengetahuan teknis pemeliharaan

    tanaman untuk meningkatkan produktivitas, efektivnitas

    dan efisiensi.

    Wewenang Mandor Besar Pemeliharaan

    a) Mengatur pelaksanaan tugas pekerjaan sebagai Mandor

    Besar Pemeliharaan secara efektif dan efisien.

  • 8/19/2019 Man Pemlhr Kebun1-Libre

    42/53

     Manajemen PemeliharaanTanaman Kelapa Sawit  

    Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah 41

    b) Melakukan koordinasi dengan sesame Mandor Besar dan

    Petugas terkait lainnya untuk pencapaian hasil kerja yan

    lebih baik.

    c) Menyampaikan usul, saran, dan pendapat untuk

    peningkatan prestasi kerja.

    Tanggung Jawab Mandor Besar Pemeliharaan 

    Mandor Besar Pemeliharaan bertanggungjawab atas

    kelancaran pelaksanaan tugas pekerjaannya kepada Sinder

     Afdeling Kebun.

    4) Mandor Pemeliharaan Manual

    Uraian Tugas Mandor Pemeliharaan Manual 

    a)  Mempersiapkan tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan 

    b)  Memeriksa dan mencatat kehadiran karyawan serta

    kelengkapan alat yang diperlukan 

    c)  Mengatur dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan

    karyawan bawahannya sesuai dengan rencana kerja

    yang telah ditetapkan. d)  Mencatat prestasi kerja karyawannya dan membuat

    Laporan Hasil Kerja Harian (LHKH) 

    e)  Membina, membimbing dan memotivasi bawahannya

    serta memberikan pengetahuan teknis pemeliharaan

    tanaman secara manual untuk meningkatkan prestasi

    kerja.

    Wewenang Mandor Pemeliharaan Manual 

    a) Melakukan koordinasi dengan sesama Mandor dan

    Petugas terkait lainnya untuk pencapaian hasil kerja

    yang lebih baik.

    b) Menyampaikan usul, saran, dan pendapat untuk

    peningkatan prestasi kerja.

  • 8/19/2019 Man Pemlhr Kebun1-Libre

    43/53

     Manajemen PemeliharaanTanaman Kelapa Sawit  

    Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah 42

      Tanggung Jawab Mandor Pemeliharaan Manual 

    Mandor Pemeliharaan bertanggungjawab atas kelancaran

    pelaksanaan tugas dan pekerjaan pemeliharaan manual

    kepada Mandor Besar Pemeliharaan.

    5) Mandor Penunasan ( Pangkas Pelepah)

    Uraian Tugas Mandor Penunasan

    a) Mempersiapkan tenaga kerja sesuai dengan keutuhan

    b) Memeriksa dan mencatat kehadiran karyawan serta

    kelengkapan alat yang dibutuhkan

    c) Mengatur dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan

    penunasan (pangkas pelepah) karyawan bawahannya

    agar sesuai dengan norma pangkas yang telah

    ditetapkan

    d) Mencatata prestasi kerja bawahannya dan membuat

    Laporan Hasil Kerja Harian (LHKH)

    e) Mengajukan, memeriksa, dan memelihara alat-alat

    penunasan.

    f) Membina, membimbing dan memotivasi bawahannya

    serta memberikan pengetahuan teknis penunasan untukmeningkatkan prestasi kerja.

    Wewenang Mandor Penunasan

    a) Melakukan koordinasi dengan sesame Mandor dan

    Petugas terkait lainnya untuk pencapaian hasil kerja

    yang lebih baik.

    b) Menyampaikan usul, saran, dan pendapat untuk

    peningkatan prestasi kerja.

    Tanggung Jawab Mandor Penunasan 

    Mandor Penunasan bertanggungjawab atas kelancaran

    pelaksanaan tugas pekerjaan penunasan kepada Mandor

    Besar Pemeliharaan

  • 8/19/2019 Man Pemlhr Kebun1-Libre

    44/53

     Manajemen PemeliharaanTanaman Kelapa Sawit  

    Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah 43

    6) Mandor Herbisida

    Uraian Tugas Mandor Herbisida 

    a) Mempersiapkan tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan

    b) Memeriksa dan mencatat kehadiran karyawan serta

    kelengkapan alat yang diperlukan

    c) Melaksanakan pengendalian gulma secara kimiawi

    dengan mempertimbangkan jenis, kondisi gulma dan

    cuaca harian untuk menentukan cara pengendalian yang

    efektif dan efisien.

    d) Mengajukan permintaan barang bahan sesuai dengan

    rencana kerja yang telah ditetapkan

    e) Mengatur dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan

    bawahannya sesuai dengan rencana kerja yang telah

    ditetapkan

    f) Mencatat prestasi kerja bawahannya dan membuat

    Laporan Hasil Kerja Harian (LHKH).

    g) Melakukan evaluasi atas hasil kerja yang telah

    dilaksanakan dan melaporkan kepada Mandor Besar

    Pemeliharaan .

    h) Secara berkala melakukan kalibrasi dan memelihara

    alat-alat yang digunakan.

    i) Membina, membimbing dan memotivasi bawahannya

    serta memberikan pengetahuan teknis penyiangan kimia

    untuk meningkatkan prestasi kerja.

    Wewenang Mandor Herbisida 

    a) Melakukan koordinasi dengan sesame Mandor atau

    Petugas terkait lainnya untuk pencapaian hasil yang

    lebih baik.

    b) Menyampaikan usul, saran, dan pendapat untuk

    peningkatan prestasi kerja.

  • 8/19/2019 Man Pemlhr Kebun1-Libre

    45/53

     Manajemen PemeliharaanTanaman Kelapa Sawit  

    Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah 44

      Tanggung Jawab Mandor Herbisida 

    Mandor herisida bertanggunjawab atas kelancaran

    pelaksanaaan tugas pekerjaan penyiangan kimia kepada

    Mandor Besar Pemeliharaan

    7) Mandor Pengendalian Hama dan Penyakit

    Uraian Tugas Mandor Pengendalian Hama dan Penyakit 

    a) Mempersiapkan tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan

    b) Memeriksa dan mencatat kehadiran karyawan serta

    kelengkapan alat yang diperlukan.

    c) Melaksanakan pengendalian hama dan penyakit sesuaidengan rencana kerja yang telah ditetapkan dengan

    mempertimbangkan laporan dari pengamatan hama dan

    penyakit.

    d) Mengajukan permintaan barang bahan sesuai dengan

    rencana yang telah ditetapkan.

    e) Mengatur dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan

    bawahannya sesuai dengan rencana kerja yang telah

    ditetapkan.

    f) Melakukan monitoring dan evaluasi hasil kerja

    pengendalian hama dan penyakit

    g) Melakukan kalibrasi dan pemeliharaan alat-alat yang

    digunakan.

    h) Mencatat prestasi kerja bawahannya serta membuat

    Laporan Hasil Kerja Harian (LHKH).

    i) Membina dan membimbing dan memotivasi

    bawahannya serta memberikan pengetahuan teknis

    pengendalian hama dan penyakit untuk meningkatkan

    prestasi kerja.

  • 8/19/2019 Man Pemlhr Kebun1-Libre

    46/53

     Manajemen PemeliharaanTanaman Kelapa Sawit  

    Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah 45

    Wewenang Mandor Pengendalian Hama dan Penyakit 

    a) Melakukan koordinasi dengan sesama Mandor atau

    Petugas terkait lainnya untuk pencapaian hasil yang

    lebih baik.

    b) Menyampaikan usul, saran, dan pendapat untuk

    peningkatan prestasi kerja.

    Tanggung Jawab Mandor Pengendalian Hama dan Penyakit 

    Mandor Pengendalian Hama dan Penyakit bertanggung

     jawab atas kelancaran tugas pekerjaan pengendalian hama

    dan penyakit kepada Mandor Besar Pemeliharaan.

    c. Pengaturan pelaksanaan pekerjaan

    Kegiatan teknis pemeliharaan tanaman kelapa sawit yang

    dilakukan oleh para pekerja, pelaksanaannya diatur dan diarahkan

    oleh seorang mandor. Pengaturan pelaksanaan pekerjaan

    pemeliharaan menjadi tanggung jawab masing-masing mandor,

    sesuai dengan tugas, wewenang, dan tanggungjawab masing-

    masing Mandor lingkup pemeliharaan tanaman.

    Kegiatan pemeliharaan tanaman, biasanya perusahaan telah

    menetapkan prosedur pelaksanaan pemeliharaan. Berikut disajikan

    contoh prosedur pemupukan tanaman sawit yaitu sebagai berikut:

    (1). Persiapan pemupukan 

    Lapangan

    •   Areal dibersihkan.

    •  Piringan tanaman bebas tumbuhan rumput dengan cara manual

    dan khemis.

    •  Pada areal rendah, drainase harus sudah disiapkan yang

    bertujuan untuk menghindari terjadinya penggenangan air

    diareal dan pada areal berbukit sudah harus disiapkan piringan

    kelapa sawit untuk menghindari pupuk hanyut bila turun hujan.

  • 8/19/2019 Man Pemlhr Kebun1-Libre

    47/53

     Manajemen PemeliharaanTanaman Kelapa Sawit  

    Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah 46

    •  Untuk transportasi pengangkutan pupuk, jalan dan jembatan

    dalam kondisi baik.

    Stok pupuk

    Pupuk yang akan ditaburkan ke areal, tersedia digudang sesuai

    dengan jenis (mis: Urea, MOP, RP) dengan jumlah, dosis dan luas

    hektar (ha) yang ada.

    Penentuan jenis dan dosis pupuk 

    •  Penentuan jenis dan dosis pupuk didasarkan atas hasil

    penelitian analisa daun yang dilakukan laboratorium.

    •  Rekomendasi pemupukan secara umum memperhitungkan

    beberapa faktor antara lain kandungan hara tanah, kandungan

    hara dalam daun dan target produksi yang akan dicapai. 

    Tenaga kerja

    •  Memberikan pelatihan kepada tenaga pemupuk, sistim dan

    prosedur pupuk yang baik.

    •  Jumlah tenaga tersedia dengan rasio pemupuk (0,4 – 0,7 per

    ha) tergantung pada dosis pupuk yang akan diaplikasikan (per

    pohon dan luas ha) 

    •  Tenaga mandor tersedia sesuai dengan rasio pemupuk

    (1 mandor ± tenaga pemupuk) 

    Peralatan pemupukan

    •  Gendongan dari kain/plastik

    •  Ember plastik (ukuran 15 – 20 kg)

    •  Takaran penabur pupuk yang telah ditetapkan ukurannya 

    (2). Pelaksanaan Pemupukan 

    •   Aplikasi pemupukan dilakukan 2 (dua) kali dalam setahun yaitu

    semester I pada bulan Januari sampai dengan Juni dan

    semester II bulan Juli sampai dengan Desember berdasarkan

    kondisi lapangan dan hasil analisa daun.

  • 8/19/2019 Man Pemlhr Kebun1-Libre

    48/53

     Manajemen PemeliharaanTanaman Kelapa Sawit  

    Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah 47

    •  Pelaksanaan pemupukan dilakukan tepat waktu, pada saat

    awal dan akhir musim hujan (curah hujan 150 – 200 mm per

    bulan) dengan interval aplikasia 3-4 minggu untuk beberapa

     jenis pupuk tunggal (MOP, Urea, Borate, Kiserite dan RP)

    •  Pupuk harus diangkut dan diecer kelapangan pada pagi hari

    sebelum pemupukan dilakukan. Pupuk tidak diperbolehkan

    diangkut dan diecer pada sore hari untuk pekerjaan

    pemupukan esok harinya. Pupuk yang sudah diecer dijalan

    harus sudah dilangsir ke gawangan sebelum pembagian pupuk

    kepada pemupuk. 

    •  Dosis pemupukan berdasarkan pada hasil analisa daun dalam

    satuan gram yang diekomendasikan. 

    •  Tanaman yang dipupuk adalah areal yang telah bersih dan

    telah mendapat program pemeliharaan seperti weeding circle,

    sanitasi dan lain-lain. 

    •  Penaburan pupuk dengan cara meletakkan pupuk pada

    piringan secara melingkar. Pada areal berbukit dimana pohon

    berada pada teras/tapak kuda, pupuk harus ditaburkan pada

    bagian dekat dinding teras/tapak kuda, tidak boleh ditabur pada

    bibir teras/tapak kuda. 

    d. Administrasi kegiatan pemeliharaan kelapa sawit TBM

    Berdasarkan uraian tugas, wewenang, dan tanggungjawab masing-

    masing Mandor lingkup pemeliharaan tanaman, maka dalam

    melakukan proses dan hasil kegiatan pemeliharaan tanaman

    dicatat dan diadministrasikan secara khusus sesuai bidangnya.

    Untuk memperlancar pelaksanaan tugas Mandor lingkup

    pemeliharaan tanaman, perusahaan biasanya memberikan bukupedoman/panduan budidaya/ pemeliharaan kelapa sawit. Contoh

    bentuk administrasi kegiatan pemeliharaan kelapa sawit khususnya

    dalam rangka pengendalian hama dan penyakit dapat dilihat pada

    Tabel 10, 11 dan Tabel 12 (Anonim, 2003).

  • 8/19/2019 Man Pemlhr Kebun1-Libre

    49/53

     Manajemen PemeliharaanTanaman Kelapa Sawit  

    Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah 48

    Tabel 10. Contoh form data sensus serangan hama tikus pada TBM

    Kebun : .……………………………….

    Divisi : .………………………………..

    Blok : ………………………………..

    Tahun tanam : ………………………………..

    Luas : ………………………………..

    Baris

    ke

    Jumlah pohon yang diamati Ket.

    Sehat Terserang Totalpohon

    Perhitungan Total Perhitungan Total %

    Total

    Mengetahui Mandor H & P Petugas Pengamat

    …………………………….. ………………………. 

  • 8/19/2019 Man Pemlhr Kebun1-Libre

    50/53

     Manajemen PemeliharaanTanaman Kelapa Sawit  

    Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah 49

    Tabel 11. Contoh form data sensus tanaman terserang Ganoderma sp. 

    Kebun : Tanggal :

    Divisi : Nama Pengamat :

    Blok :

    Tahun tanam :

    Luas :

    Posisi pohon Jumlah Kode tanaman

    No.baris 

    No.pohon

    Dauntombak

    Badanbuah

    Daunpucat/kering 

    Dauncoklat/kering 

    Keropos 

    Y/T

    Tandanbuah

     A/T

    Bunga jantan

     A/T 

    Roboh

    Y/T

    Catatan:

    Y : ya

    T : tidak

     A : Ada 

    Mengetahui Mandor H & P Petugas Pengamat

    …………………………….. ………………………. 

  • 8/19/2019 Man Pemlhr Kebun1-Libre

    51/53

     Manajemen PemeliharaanTanaman Kelapa Sawit  

    Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah 50

    Tabel 12 . Contoh form data hasil pengukuran panjang pelepah

    Kebun :

    Divisi :

    Blok :

    Tahun tanam :

    Bulan tanam :

    Tanggal : Umur tanaman: bulan

    Pohon Panjang pelepah

    No. Baris no Pohon no Pelepah 3 Pelepah 9  Pelepah 17 

    1.

    2.

    3.

    4.

    ..

    Dst

    ..

    40.

    Rata-rata

    Stand. dev

  • 8/19/2019 Man Pemlhr Kebun1-Libre

    52/53

     Manajemen PemeliharaanTanaman Kelapa Sawit  

    Paket Diklat PJJ - Manajemen Produksi Kelapa sawit - Tingkat Menengah 51

    3. Pengawasan Pelaksanaan Kegiatan Pemeliharaan Tanaman

    Kelapa Sawit Belum Menghasilkan

    Pengawasan pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan tanaman kelapa

    sawit dilakukan oleh para mandor sesuai tugas masing-masing yakni

    seperti diuraikan pada organisasi di perusahaan perkebunan kelapa

    sawit non PKS di PT.PN VIII.

    Setiap jenis pekerjaan pemeliharaan tanaman kelapa sawit, memiliki

    sifat yang berbeda antara pekerjaan satu dengan pekerjaan lainnya.

    Karena itu, kegiatan pengawasan di antara jenis pekerjaan

    pemeliharaan tanaman berbeda pada substansinya. Berikut ini

    disajikan contoh prosedur pengawasan pemupukan tanaman yaitu

    meliputi:

    a. Memastikan bahwa pupuk telah diaplikasikan sesuai dengan

    program aplikasi

    b. Memastikan pemupukan dilakukan tepat waktu berdasarkan data

    curah hujan

    c. Memastikan bahwa pupuk telah diecer pada pagi hari sebelum

    dilakukan pemupukan

    d. Memastikan pengaplikasian pupuk telah sesuai dengan dosis yangtelah direkomendasikan

    e. Memastikan bahwa areal yang dipupuk adalah piringan/areal yang

    telah bersih dan mendapat program pemeliharaan seperti: weeding

    circle , sanitasi

    f. Memastikan cara pemupukan telah tepat dilakukan serta

    seluruhnya ditaburkan ke lapangan dan tidak ada penyelewengan

    (misalnya pencurian yang dilakukan oleh pekerja baik pada saat

    pengangkutan pupuk dari gudang maupun pada saatpengaplikasian di lapangan), maka karung pupuk harus

    dikembalikan ke gudang kebun.

  • 8/19/2019 Man Pemlhr Kebun1-Libre

    53/53

     Manajemen PemeliharaanTanaman Kelapa Sawit  

    DAFTAR PUSTAKA

    Anonim. 2004. Buku Pintar Mandor (BPM). Seri Budidaya Tanaman Kelapa Sawit.

    Edisi Revisi. Lembaga Pendidikan Perkebunan.

    Anonim. 2003. Pedoman Teknis Budidaya Kelapa Sawit. Perkebunan Sinar Mas. 

    Anonim. 1993. Manual PIR Perkebunan Kelapa Sawit. Departemen Pertanian.Direktorat Jenderal Perkebunan.

    Budi HT. 2009. Manajemen Produksi Kelapa Sawit. Materi Presentasi pada DiklatGuru SMK se Indonesia Bidang Studi Perkebunan.

    Ian Rankine dan Thomas Fairhurst. 2000. Seri Tanaman Kelapa Sawit Vol. 1. PusatPenelitian Kelapa Sawit. Medan.

    Iyung Pahan. 2006. Panduan Lengkap Kelapa Sawit. Manajemen Agribisnis dariHulu hingga Hilir. Penebar Swadaya. Jakarta.