masyarakt madani

Upload: icha-dzatricha

Post on 08-Feb-2018

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 masyarakt madani

    1/16

    1

    Bab I Pendahuluan

    1.1Latar BelakangBanyaknya kasus yang terjadi sekarang ini, seperti penindasan terhadap rakyat yang

    dilakukan oleh penguasa yang menjadi realitas yang sering kita lihat dan kita dengar dalam

    setiap pemberitaan pers, baik melalui media elektronik maupun cetak.

    Untuk mengatasi hal ini, maka perlunya kajian tentang kekuatan rakyat/masyarakat

    (civil) dalam konteks interaksi-relationship, baik antara rakyat dan Negara maupun rakyat

    dengan rakyat. Dengan pola hubungan interaktif tersebut akan memposisikan rakyat sebagai

    bagian integral dalam komunitas Negara yang memiliki kekuatan dan menjadi komunitasmasyarakat sipil yang memiliki kecerdasan, analisa kritis yang tajam serta mampu

    berinteraksi dengan lingkungannya secara demokratis dan berkeadaban.

    Sebagai teori atau konsep, civil society sebenarnya sudah lama dikenal sejak masa

    Aristoteles pada zaman Yunani Kuno, Cicero, pada zaman Roma Kuno, pada abad

    pertengahan, masa pencerahan dan masa modern. Dengan istilah yang berbeda-beda, civil

    society mengalami evolusi pengertian yang berubah dari masa ke masa. Di zaman

    pencerahan dan modern, isttilah tersebut dibahas oleh para filsuf dan tokoh-tokoh ilmu-ilmu

    sosial seperti Locke, Hobbes, Ferguson, Rousseau, Hegel, Tocquiville, Gramsci,

    Hebermas.Dahrendorf, Gellner dan di Indonesia dibahas oleh Arief Budiman, M.Amien Rais,

    Fransz, Magnis Suseso, Ryaas Rasyid, AS. Hikam, Mansour Fakih.

    Mewujudkan masyarakat madani adalah membangun kota budaya bukan sekedar

    merevitalisasikan adab dan tradisi masyarakat local, tetapi lebih dari itu adalah membangun

    masyarakat yang berbudaya agamis sesuai keyakinan indifidu, masyarakat berbudaya yang

    saling cinta dan kasih yang menghargai nilai-nilai kemanusiaan.

    Peradaban adalah istilah Indonesia sebagai terjemahan dari civilization. Asal katanya

    adalah a-dlb yang artinya adalah kehalusan?(refinement), pembawaan yang baik, tingkah

    laku yang baik, sopan santun, tata-susila, kemanusiaan atau kesasteraan. Ungkapan lisan dan

    tulisan tentang masyarakat madani semakin marak akhir-akhir ini seiring dengan bergulirnya

    proses reformasi di Indonesia. Proses ini ditandai dengan munculnya tuntutan kaum reformis

  • 7/22/2019 masyarakt madani

    2/16

    2

    untuk mengganti Orde Baru yang berusaha mempertahankan tatanan masyarakat yang status

    quo menjadi tatanan masyarakat yang madani. Untuk mewujudkan masyarakat madani

    tidaklah semudah membalikan telapak tangan. Namun, memerlukan proses panjang dan

    waktu serta menuntut komitmen masing-masing warga bangsa ini untuk mereformasi diri

    secara total dan konsisten dalam suatu perjuangan yang gigih.

    Diharapkan dengan adanya kekuatan masyarakat (civil) sebagai bagian dari komunitas

    bangsa ysang akan mengantarkan kepada sebuah wacana yang saat ini berkembang, yakni

    masyarakat madani.

    Wacana masyarakat madani ini, merupakan wacana yang telah mengalami

    prosesnyangnpanjang.

    Berbagai upaya perlu dilakukan dalam mewujudkan masyarakat madani, baik yang

    berjangka pendek maupun yang berjangka panjang. Untuk yang berjangka pendek

    dilaksanakan dengan memilih dan menempatkan pemimpin-pemimpin yang dapat dipercaya,

    dapat diterima, dan dapat memimpin. Untuk jangka panjang antara lain adalah dengan

    menyiapkan sumber daya manusia yang berwawasan dan berperilaku madani melalui

    perspektif pendidikan. Perspektif pendidikan penting untuk dikaji mengingat konsep

    masyarakat madani sebenarnya merupakan bagian dari tujuan pendidikan nasional.

    Kecenderungan sakralisasi berpotensi untuk menambah derajat kefrustasian yang lebih

    mendalam dalam masyarakat bila terjadi kesenjangan antara realisasi dengan harapan.

    Padahal kemungkinan untuk itu sangat terbuka, antara lain, kesalahan mengkonsepsi dan

    juga pada saat manarik parameter-parameter ketercapaian. Saat ini gejala itu sudah ada,

    sehingga kebutuhan membuat wacana ini lebih terbuka menjadi sangat penting dalam

    kerangka pendidikan politik bagi masyarakat luas.

    1.2Rumusan Masalah1. Apa pengertian masyarakat madani?2. Bagaimana sejarah dan perkembangan masyarakat madani ?3. Bagaimana Perjuangan masyarakat madani di Indonesia ?4. Bagaimana karakteristik masyarakat madani ?5. Apa ciriciri dari masyarakat madani ?6. Apa institusi penegak masyarakat madani ?

  • 7/22/2019 masyarakt madani

    3/16

    3

    7. Apa saja faktor membangun masyarakat madani8. Bagaimana masyarakat madani Indonesia ?

    1.3TujuanBerdasarkan dengan rumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai dari makalah ini adalah

    sebagai berikut:

    1. Untuk mengetahui apa pengertian masyarakat madani2. Untuk mengetahui sejarah dan perkembangan masyarakat madani3. Untuk mengetahui perjuangan masyarakat madani di Indonesia4. Untuk mengetahui karakteristik masyarakat madani5. Untuk mengetahui ciri-ciri dari masyarakat madani6. Untuk mengetahui institusi penegak masyarakat madani7. Untuk mengetahui faktor membangun masyarakat madani8. Untuk mengetahui masyarakat madani Indonesia

    1.4ManfaatMakalah ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi pihak yang membutuhkan, antara

    lain sebagai berikut:

    1. Menambah wawasan baru dan lebih memperdalam teori mengenai masyarakat madani.

    2. Mempelajari karakteristik masyarakat madani agar dapat diterapkan di kehidupan sehari-

    hari.

    3. Sebagai media untuk mengungkapkan inspirasi untuk mengetahui sejauh mana sejarah

    perkembangan masyarakat madani di Indonesia

  • 7/22/2019 masyarakt madani

    4/16

    4

    Bab II Pembahasan

    2.1 Pengertian Masyarakat Madani

    Masyarakat madani dlm Bhs Inggris yaitu civil society. Kata tersebut sebenarnya

    berasal dari bahasa Latin yaitu :

    Civitas deikota illahi Society masyarakat

    Jadi civil society : masyarakat kota

    Masyarakat madani adalah masyarakat yang berperadaban maju. Masyarakat madani

    adalah masyarakat bebas demokratis dalam pluralisme dan heterogen tentang masyarakat

    Pengertian Masyarakat Madani menurut para ahli:

    1. Munim (1994) mendefinisikan istilah civil society sebagai seperangkat gagasan etis yang

    mengejawantah dalam berbagai tatanan sosial, dan yang paling penting dari gagasan ini

    adalah usahanya untuk menyelaraskan berbagai konflik kepentingan antarindividu,

    masyarakat, dan negara.

    2. Hefner menyatakan bahwa masyarakat madani adalah masyarakat modern yang bercirikan

    demokratisasi dalam beriteraksi di masyarakat yang semakin plural dan heterogen. Dalam

    keadan seperti ini masyarakat diharapkan mampu mengorganisasi dirinya, dan tumbuh

    kesadaran diri dalam mewujudkan peradaban. Mereka akhirnya mampu mengatasi dan

    berpartisipasi dalam kondisi global, kompleks, penuh persaingan dan perbedaan.

    3. Mahasin (1995) menyatakan bahwa masyarakat madani sebagai terjemahan bahasa

    Inggris, civil society. Kata civil society sebenarnya berasal dari bahasa Latin yaitu civitas dei

    yang artinya kota Illahi dan society yang berarti masyarakat. Dari kata civil akhirnya

    membentuk kata civilization yang berarti peradaban. Oleh sebab itu, kata civil society dapat

    diartikan sebagai komunitas masyarakat kota yakni masyarakat yang telah berperadaban

    maju.

    4. Istilah madani menurut Munawir (1997) sebenarnya berasal dari bahasa Arab, madaniy.

    Kata madaniy berakar dari kata kerja madana yang berarti mendiami, tinggal, atau

    membangun. Kemudian berubah istilah menjadi madaniy yang artinya beradab, orang kota,

    orang sipil, dan yang bersifat sipil atau perdata. Dengan demikian, istilah madaniy dalam

    bahasa Arabnya mempunyai banyak arti. Konsep masyarakat madani menurut Madjid (1997)

  • 7/22/2019 masyarakt madani

    5/16

    5

    kerapkali dipandang telah berjasa dalam menghadapi rancangan kekuasaan otoriter dan

    menentang pemerintahan yang sewenang-wenang di Amerika Latin, Eropa Selatan, dan

    Eropa Timur.

    5. Hall (1998) mengemukakan bahwa masyarakat madani identik dengan civil society,

    artinya suatu ide, angan-angan, bayangan, cita-cita suatu komunitas yang dapat

    terjewantahkan dalam kehidupan sosial. Pada masyarakat madani pelaku social akan

    bepegang teguh pada peradaban dan kemanusiaan.

    Intinya, berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa masyarakat madani

    pada prinsipnya memiliki multimakna atau bermakna ganda yaitu: demokratis, menjunjung

    tinggi etika dan moralitas, transparansi, toleransi, berpotensi, aspiratif, bermotivasi,

    berpartisipasi, konsistensi, memiliki perbandingan, komparasi, mampu berkoordinasi,

    simplifikasi, sinkronisasi, integrasi, mengakui emansipasi, dan hak asasi, sederhana, namun

    yang paling dominan adalah masyarakat yang demokratis.

    Dengan mengetahui makna madani, maka istilah masyarakat madani secara mudah

    dapat difahami sebagai masyarakat yang beradab, masyarakat sipil, dan masyarakat yang

    tinggal di suatu kota atau berfaham masyarakat kota yang pluralistik.

    2.2 Sejarah Masyarakat Madani

    Istilah masyarakat madani dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah civil society

    pertama kali dikemukan oleh Cicero dalam filsafat politiknya dengan istilah societies civilis

    yang identik dengan negara. Rahadrjo (1997) menyatakan bahawa istilah civil society sudah

    ada sejak zaman sebelum masehi.

    Orang yang pertama kali mencetuskan istilah civil society adalah Cicero (104-43 SM),

    sebagai oratur yunani. Civil society menurut Cicero ialah suatu komunitas politik yang

    beradab seperti yang dicontohkan oleh masyarakat kota yang memiliki kode hukum sendiri.

    Dengan konsep civility (kewargaan) dan urbanity (budaya kota), maka dipahami bukan

    hanya sekadar konsentrasi penduduk, melainkan juga sebagai pusat peradaban dan

    kebudayaan.

    Masyarakat madani merupakan konsep yang merujuk pada masyarakat yang pernah

    berkembang di Madinah pada zaman Nabi Mhammad SAW, yaitu masyarakat yang mengacu

    ada nilai-nilai kebijakan umum,yang disebut al khair.

  • 7/22/2019 masyarakt madani

    6/16

    6

    Istilah masyarakat madani selainmengacu pada konsep civil society, juga berdasarkan

    pada konsep Negara kota madinah yang di bangun Nabi Muhammad SAW pada tahun 622

    M. Masyarakat madani juga mengacu pada konsep tamadun (masyarakt yang berperadaban)

    yang diperkenalkan oleh Ibnu Khaldun dan konsep Al Madinah al fadhilah (madinah sebagai

    Negara utama yang diungkapkan oleh filsuf Al Farabi pada abad pertengahan (Rahardjo

    seperti yang di kutip Nurhadi, 1999)

    Filsuf yunani Aristoteles (384-322 M) yang memandang masyarakat sipil sebagai suatu

    sistem kenegaraan atau identik dengan negara itu sendiri, pandangan ini merupakan Fase

    pertamasejarah wacana civil society, yang berkembang dewasa ini, yakni masyarakat sivil

    diluar dan penyeimbang lembaga negara, pada masa ini civil society dipahami sebagai sistem

    kenegaraan dengan menggunakan istilah koinonia politike, yakni sebuah komunitas politik

    tempat warga dapat terlibat langsung dalam berbagai percaturan ekonomi-politik dan

    pengambilan keputusan.

    Fase kedua, pada tahun 1767 Adam Ferguson mengembangkan wacana civil society,

    dengan konteks sosial dan politik di Skotlandia. Berbeda dengan pendahulunya, ia lebih

    menekankan visi etis pada civil society, dalam kehidupan sosial, pemahaman ini lahir tidak

    lepas dari pengaruh revolusi industri dan kapitalisme yang melahirkan ketimpangan sosial

    yang mencolok.

    Fase ketiga, berbeda dengan pendahulunya, pada tahun 1792 Thomas Paine memaknai

    wacana civil society sebagai suatu yang berlawanan dengan lembaga negara, bahkan ia

    dianggap sebagain anitesis negara, bersandar pada paradigma ini, peran negara sudah saatnya

    dibatasi, menurut pandangan ini, negara tidak lain hanyalah keniscayaan buruk belaka,

    konsep negera yang absah, menurut pemikiran ini adalah perwujudkan dari delegasi

    kekuasaan yang diberikan oleh masyarakat demi terciptanya kesejahteraan bersama.

    Fase keempat, wacana civil society selanjutnya dikembangkan oleh G.W.F Hegel

    (1770-1831 M), Karl Max (1818-1883 M), dan Antonio Gramsci (1891-1837 M). dalam

    pandangan ketiganya, civil society merupakan elemen ideologis kelas dominan, pemahaman

    ini adalah reaksi atau pandangan Paine, Hegel memandang civil society sebagai kelompok

    subordinatif terhadap negara, pandangan ini, menurut pakar politik Indonesia Ryass Rasyid,

    erat kaitannya dengan perkembangan sosial masyarakat borjuasi Eropa yang

    pertumbuhannya ditandai oleh pejuang melepaskan diri dari cengkeraman dominasi negara.

  • 7/22/2019 masyarakt madani

    7/16

    7

    Fase kelima, wacana civil society sebagai reaksi terhadap mazhab Hegelian yang

    dikembangkan oleh Alexis dengan Tocqueville (1805-1859), bersumber dari pengalamannya

    mengamati budaya demokrasi Amerika, ia memandang civil society sebagai kelompok

    penyeimbang kekuatan negara, menurutnya kekuatan politik dan masyarakat sipil merupakan

    kekuatan utama yang menjadikan demokrasi Amerika mempunyai daya tahan yang kuat.

    2.3 Perjuangan Masyarakat Madani di Indonesia

    Di Indonesia, pengertian masyarakat madani pertama kali diperkenalkan oleh Anwar

    Ibrahim (mantan Deputi PM Malaysia) dalam festival Istiqlal 1995. Oleh Anwar Ibrahim

    dinyatakan bahwa masyarakat madani adalah: Sistem sosial yang subur yang diasaskan

    kepada prinsip moral yang menjamin keseimbangan antara kebebasan perorangan dan

    kestabilan masyarakat. Masyarakat mendorong daya usaha serta inisiatif individu baik dari

    segi pemikiran, seni, pelaksanaan pemerintahan, mengikuti undang undang dan bukan

    nafsu atau keinginan individu, menjadikan keterdugaan serta ketulusan.

    Perjuangan masyarakat madani di Indonesia pada awal pergerakan kebangsaan

    dipelopori oleh Syarikat Islam (1912) dan dilanjutkan oleh Soeltan Syahrir pada awal

    kemerdekaan (Norlholt, 1999). Jiwa demokrasi Soeltan Syahrir ternyata harus menghadapi

    kekuatan represif baik dari rezim Orde Lama di bawah pimpinan Soekarno maupun rezim

    Orde Baru di bawah pimpinan Soeharto, tuntutan perjuangan transformasi menuju

    masyarakat madani pada era reformasi ini tampaknya sudah tak terbendungkan lagi dengan

    tokoh utamanya adalah Amien Rais dari Yogyakarta.

    Keadaan masyarakat nonmadani ini menurut Suwardi (1999:67) seperti yang

    ditunjukkan oleh perilaku manusia Orde Baru yakni pada saat itu ada mitos bahwa hanya

    Soeharto saja yamg mampu memimpin bangsa dengan menggunakan kekuatan ABRI untuk

    mempertahankan status qua.

    Lebih lanjut ditambahkan oleh Suwardi (1999:67) bahwa ada satu hal yang perlu

    dipahami yaitu masyarakat madanibukanlah masyarakat yang bebas dari senjata atau ABRI

    (sekarang TNI); civil society tidak berkebalikan dengan masyarakat pimpinan TNI seperti

    yang banyak diasumsikan orang awam.

  • 7/22/2019 masyarakt madani

    8/16

    8

    2.4 Karekteristik Masyarakat Madani

    Ada tiga karakteristik dasar dalam masyarakat madani, yaitu :

    1. Diakuinya semangat pluralisme. Artinya, pluralitas telah menjadi sebuah keniscayaanyang tidak dapat dielakkan, sehingga mau tidak mau, pluralitas telah menjadi suatu

    kaidah yang abadi.

    2. Tingginya sikap toleransi. Baik terhadap saudara sesama agama maupun terhadap umatagama lain. Secara sederhana toleransi dapat diartikan sebagai sikap suka mendengar dan

    menghargai pendapat dan pendirian orang lain

    3. Tegaknya prinsip demokrasi. Demokrasi adalah suatu pilihan untuk bersama-sammembangun dan memperjuangkan perikehidupan warga dan masyarakat yang semakin

    sejahtera.

    Masyarakat madani Indonesia mempunyai karakteristik yang berbeda dengan Negara

    lainnya. Masyarakat madani Indonesia mempunyai karakteristik sebagai berikut:

    a. Kenyataan adanya keanekaragaman budaya Indonesia yang merupakan dasarpengembangan identitas bangsa Indonesia dan kebudayaan nasional

    b. Adanya saling pengertian antara sesame anggota masyarakatc. Toleransi yang tinggid. Adanya kepastian hokum

    2.5 CiriCiri Masyarakat Madani

    Adapun ciriciri masyarakat madani sebagai berikut :

    Ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

    Hidup berdasarkan sain dan teknologi. Mengamalkan nilai hidup modern & progresif. Mengamalkan nilai-nilai kewarganegaraan. Akhlak dan moral yang baik. Ikut dalam proses pembuatan keputusan.

  • 7/22/2019 masyarakt madani

    9/16

    9

    Menentukan nasib masa depan bangsa, baik melalui kegiatan sosial, politik dan lembagamasyarakat.

    Ciri utama masyarakat madani adalah demokrasi. Demokrasi memiliki konsekuensi

    luas di antaranya menuntut kemampuan partisipasi masyarakat dalam sistem politik dengan

    organisasi-organisasi politik yang independen sehingga memungkinkan kontrol aktif dan

    efektif dari masyarakat terhadap pemerintah dan pembangunan, dan sekaligus masyarakat

    sebagai pelaku ekonomi pasar.

    Hidayat Nur Wahid mencirikan masyarakat madani sebagai masyarakat yang

    memegang teguh ideology yang benar, berakhlak mulia, secara politik-ekonomi-budaya

    bersifat mandiri, serta memiliki pemerintahan sipil.

    Sedangkan menurut Hikam, ciri-ciri masyarakat madani adalah :

    a) Adanya kemandirian yang cukup tinggi diantara individu-individu dan kelompok-kelompok masyarakat terhadap negara.

    b) Adanya kebebasan menentukan wacana dan praktik politik di tingkat publik.c) Kemampuan membatasi kekuasaan negara untuk tidak melakukan intervensi.

    Menurut Dani Hidayat

    a) Terintegrasinya individu-individu dan kelompok-kelompok ekslusif kedalammasyarakat melalui kontrak sosial dan aliansi sosial.

    b) Menyebarnya kekuasaan sehingga kepentingan-kepentingan yang mendominasidalam masyarakat dapat dikurangi oleh kekuatan-kekuatan alternatif.

    c) Dilengkapinya program-program pembangunan yang didominasi oleh negaradengan program-program pembangunan yang berbasis masyarakat.

    d) Terjembataninya kepentingan-kepentingan individu dan negara karenakeanggotaan organisasi-organisasi volunter mampu memberikan masukan-

    masukan terhadap keputusan-keputusan pemerintah.

    e) Tumbuhkembangnya kreatifitas yang pada mulanya terhambat oleh rejim-rejimtotaliter.

    f) Meluasnya kesetiaan (loyalty) dan kepercayaan (trust) sehingga individu-individu mengakui keterkaitannya dengan orang lain dan tidak mementingkan

    diri sendiri.

  • 7/22/2019 masyarakt madani

    10/16

    10

    g) Adanya pembebasan masyarakat melalui kegiatan lembaga-lembaga sosialdengan berbagai ragam perspektif.

    h) Bertuhan, artinya bahwa masyarakat tersebut adalah masyarakat yangberagama, yang mengakui adanya Tuhan dan menempatkan hukum Tuhan

    sebagai landasan yang mengatur kehidupan sosial.

    i) Damai, artinya masing-masing elemen masyarakat, baik secara individumaupun secara kelompok menghormati pihak lain secara adil.

    j) Tolong menolong tanpa mencampuri urusan internal individu lain yang dapatmengurangi kebebasannya.

    k) Toleran, artinya tidak mencampuri urusan pribadi pihak lain yang telahdiberikan oleh Allah sebagai kebebasan manusia dan tidak merasa terganggu

    oleh aktivitas pihak lain yang berbeda tersebut. Keseimbangan antara hak dan

    kewajiban sosial.

    l) Berperadaban tinggi, artinya bahwa masyarakat tersebut memiliki kecintaanterhadap ilmu pengetahuan dan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan

    untuk umat manusia.

    m)Berakhlak mulia.

    2.6 Institusi Penegak Masyarakat Madani

    Institusi masyarakat madani adalah lembaga yang dibentuk atas dasar motivasi dan

    kesadaran penuh dari individu, kelompok dan masyarakat tanpa ada instruksi (perintah), baik

    bersifat resmi (formal) dari pemerintah (negara) maupun dari individu, kelompok dan

    masyarakat tertentu.

    Sifat atau karakteristik lembaga (institusi) masyarakat madani :

    1. Independen adalah bahwa lembaga ini memiliki sifat yang bebas (netral) dariintervensi lembaga lain, baik lembaga pemerintah maupun non pemerintah

    2. Mandiri, yaitu bahwa lembaga ini memiliki kemampuan dan kekuatan untukmelaksanakan tugas dan fungsi lembaga dengan tidak melibatkan pihak lain di luar

    institusi

  • 7/22/2019 masyarakt madani

    11/16

    11

    3. Swaorganisasi, yaitu bahwa pengelolaan dan pengendalian institusi (lembaga)dilakukan secara swadaya oleh SDM lembaga

    4. Transparan, yaitu bahwa dalam pemgelolaan dan pengendaalian institusi (lembaga)dilakukan secara terbuka

    5. Idealis, yaitu bahwa pengelolaan dan pengendalian, serta pelaksanaan institusi(lembaga) diselenggarakan dengan nilai-nilai yang jujur, ikhlas, dam ditunjukkan

    bagi kesejahteraan masyarakat banyak

    6. Demokratis yaitu bahwa institusi (lembaga) yang dibentuk, dikelola, sertadikendalikan dari oleh dan untuk masyarakat sendiri

    7. Disiplin, yaitu bahwa institusi (lembaga) dalam menjalankan tugas dan fungsinyaharus taat dan setia terhadap segenap peraturan perundang undangan yang berlaku

    Bentuk Institusi (lembaga) masyarakat madani dapat diklasifikasikan dalam tiga macam

    yaitu, :

    1. Institusi (lembaga) Sosiala. Lembaga socialb. Masyarakat (LSM) dan partai politikc. Organisasi kepemudaand. Organisasi kemahasiswaane. Organisasi profesif. Organisasi kemasyarakatan

    2. Institusi (lembaga) KeagamaanInstitusi ini adalah institusi (lembaga) yang dibentuk dan dikembangkan oleh

    masyarakat, untuk melakukan pengelolaan dan pengendalian program-program

    bagi pengembangan keagamaan

    a. Institusi (lembaga) keagamaan islamb. Institusi (lembaga) keagamaan Hinduc. Institusi (lembaga) keagamaan Kristend. Institusi (lembaga) keagamaan Budhae. Institusi (lembaga) keagamaan katholik

  • 7/22/2019 masyarakt madani

    12/16

    12

    3. Institusi (lembaga) PaguyubanInstitusi ini adalah institusi (lembaga) yang dibentuk dan dikembangkan

    oleh masyarakat untuk melakukan pengelolaan dan pengendalian program-

    program bagi peningkatan kekerabatan/kekeluargaann, yang berdasarkan daerah

    atau suku bangsa yang sama.

    2.7 Faktor Membangun Masyarakat Madani

    Enam faktor membangun masyarakat madani

    1) Takwa kepada TuhanAdanya keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan yang melandasi moral kehidupan

    2) IntelektualitasTumbuhnya intelektualitas dalam rangka membangun manusia yang memiliki komitmen

    untuk independen

    3) Budaya modernTerjadinya pergeseran budaya dari masyarakat yang berbudaya paternalistic menjadi

    budaya yang lebih modern dan lebih independen

    4) IndependenTumbuhnya intelektualitas dalam rangka membangun manusia yang memiliki komitmenuntuk independen

    5) Partisipasi aktifAdanya partisipasi aktif dalam menciptakan tata pamong yang baik

    6) Perbaikan ekonomiAdanya perbaikan di sector ekonomi, dalam rangka peningkatan pendapatan masyarakat

    dan dapat mendukung kegiatan pemerintahan

    2.8 Masyarakat Madani Indonesia

    Masyarakat madani jika dilihat secara sekilas merupakan format kehidupan alternatif

    yang mengedepankan semangat demokrasi dan menjunjung tinggi nilai-nilai hak asasi

  • 7/22/2019 masyarakt madani

    13/16

    13

    manusia. Hal ini diberlakukan ketika negara sebagai penguasa dan pemerintah tidak bisa

    menegakkan demokrasi dan hak asasi manusia dalam menjalankan roda pemerintahannya.

    Oleh karena itu, konsep masyarakat madani menjadi alternatif pemecah, yaitu dengan

    pemberdayaan dan penguatan kebijakan-kebijakan pemerintah yang nantinya terwujud

    kekuatan masyarakat sipil yang mampu merealisasikan dan menegakkan konsep hidup yang

    demokratis dan menghargai hak-hak asasi manusia.

    Berbicara tentang berkembanganya masyarakat madani di Indonesia diawali dengan

    adanya kasus-kasus pelanggaran HAM dan pengekangan kebebasan berpendapat, berserikat,

    dan kebebasan untuk mengeluarkan pendapat dimuka umum. Hal inilah yang menyebabkan

    munculnya berbagai lembaga-lembaga non pemerintah yang mempunyai kekuatan dan

    bagian darisocial control.

    Sejak zaman Orde Lama dengan rezim Demokrasi Terpimpinnya Soekarno, sudah

    terjadi manipulasi peran serta masyarakat untuk kepentingan politis dan terhegomoni sebagai

    alat legitimasi politik. Kemudian pada masa orde baru , pengekangan demokrasi dan

    penindasan terhadap hak asasi manusia semakin terbuka.

    Salah satu contoh yang bisa kita lihat, banyaknya terjadi pengambilalihan hak tanah

    rakyat oleh penguasa dengan alasan untuk pembangunan. Selain itu, di Indonesia pada era

    orde baru ini banyak terjadi tindakan-tindakan anarkhisme yang dilakukan oleh masyarakat

    Indonesia sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa di Indonesia pada saat itu belum menyadari

    pentingnya toleransi dan semangat pluralisme.

    Oleh karena itu, Indonesia ini membutuhkan pemberdayaan dan penguatan masyarakat

    secara komprehensif agar memiliki wawasan dan kesadaran demokrasi yang baik serta

    mampu menjunjung tinggi nilai-nilai Hak Asasi Manusia.

    Adapun yang masih menjadi kendala dalam mewujudkan masyarakat madani di

    Indonesia diantaranya :

    a) Kualitas SDM yang belum memadai karena pendidikan yang belum merata.b) Masih rendahnya pendidikan politik masyarakat.c) Kondisi ekonomi nasional yang belum stabil pasca krisis moneter.d) Tingginya angkatan kerja yang belum terserap karena lapangan kerja yang terbatas.e) Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sepihak dalam jumlah yang besar.f) Kondisi sosial politik yang belum pulih pasca reformasi.

  • 7/22/2019 masyarakt madani

    14/16

    14

    Menurut Dawam, ada tiga strategi yang salah satunya dapat digunakan sebagai strategi

    memberdayakan masyarakat madani:

    a) Strategi yang lebih mementingkan integrasi nasional dan politik. Strategi iniberpandangan bahwa sistem demokrasi tidak mungkin berlangsung dalam

    masyarakat yang belum memiliki kesadaran berbangsa dan bernegara yang kuat.

    b) Strategi yang lebih mengutamakan reformasi sistem politik demokrasi. Strategiini berpandangan bahwa untuk membangun demokrasi tidak perlu menunuggu

    rampungnya tahap pembangunan ekonomi.

    c) Strategi yang memilih membangun masyarakat madani sebagai basis yang kuatkearahndemokratisasi.

  • 7/22/2019 masyarakt madani

    15/16

    15

    Bab III Penutup

    3.1Kesimpulan

    Masyarakat madani pada prinsipnya memiliki multimakna atau bermakna ganda yaitu:

    demokratis, menjunjung tinggi etika dan moralitas, transparansi, toleransi, berpotensi,

    aspiratif, bermotivasi, berpartisipasi, konsistensi, memiliki perbandingan, komparasi, mampu

    berkoordinasi, simplifikasi, sinkronisasi, integrasi, mengakui emansipasi, dan hak asasi,

    sederhana, namun yang paling dominan adalah masyarakat yang demokratis.

    Ada tiga karakteristik dasar dalam masyarakat madani, yaitu :

    1) Diakuinya semangat pluralisme.2) Tingginya sikap toleransi.3) Tegaknya prinsip demokrasi

    Adapun ciriciri masyarakat madani sebagai berikut :

    Ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hidup berdasarkan sain dan teknologi. Mengamalkan nilai hidup modern & progresif. Mengamalkan nilai-nilai kewarganegaraan. Akhlak dan moral yang baik. Ikut dalam proses pembuatan keputusan. Menentukan nasib masa depan bangsa, baik melalui kegiatan sosial, politik dan lembaga

    masyarakat.

    Bentuk Institusi (lembaga) masyarakat madani dapat diklasifikasikan dalam tiga macam

    yaitu, :

    1. Institusi (lembaga) Sosial2. Institusi (lembaga) Keagamaan3. Institusi (lembaga) Paguyuban

    Faktor Membangun Masyarakat Madani

    1. Takwa kepada Tuhan2. Intelektualitas

  • 7/22/2019 masyarakt madani

    16/16

    16

    3. Budaya modern4. Independen5. Partisipasi aktif6. Perbaikan ekonomi

    3.2SaranSebaiknya penerapan masyarakat madani di Indonesia dapat lebih dikembangkan dalam

    aspek pendidikan, politik, sosial, dan budaya dan masyarakat madani perlu segera

    diwujudkan karena bermanfaat untuk meredam berbagai tuntutan reformasi dari dalam negeri

    maupun tekanan-tekanan politik dan ekonomi dari luar negeri sehingga dapat tecapainya cita-

    cita sesuai dengan harapan masyarakat madani.

    Dengan demikian, di Indonesia diharapkan dapat menegakkan hukum yang sehat dan

    demokrasi. Masyarakat juga harus mengontrol kinerja pemerintah dan para wakilnya, agar

    tidak bertentangan dengan kehendak masyarakat madani. Baik menjadi anggota masyarakat

    madani maupun perangkat negara hendaknya dapat mewujudkan demokrasi.