metode pemeriksaan glukosa darah dn diabetogenik
TRANSCRIPT
-
7/22/2019 Metode Pemeriksaan Glukosa Darah Dn Diabetogenik
1/2
Metode Pemeriksaan Glukosa Darah
Pengukuran glukosa darah dalam laboratorium ada beberapa cara yaitu
menggunakan metode kondensasi, reduksi dan enzimatik. Cara yang sering
digunakan adalah metode enzimatik dengan perkembangan metode menggunakan
glukometer yang mudah dibawa.
1. Metode KondensasiMetode kondensasi merupakan metode yang termasuk metode
spektofotometri atau kolometri. Metode ini berprinsip pada kondensasi
glukosa dengan senyawa amin aromtik primer menjadi campuran yang
seimbang. Bahan penstabil yang biasa digunakan yaitu o-toluidin yang
akan menghasilkan warna sehingga dapat dibaca oleh spektrofotometer
(Dubowski KM, 2008).
2. Metode reduksiMetode ini merupakan metode yang paling lama yang memanfaatkan
reduktor glukosa. Metode ini menghasilkan kadar glukosa yang terlalu
tinggi sehingga metode ini sudah lama ditinggalkan.
3. Metode EnzimatikMetode enzimatik menggunakan beberapa enzim untuk melakukan
pengukuran glukosa darah yaitu glukosa dehidrogenase, glukosa oksidase
dan heksokinase. Metode yang sering digunakan adalah metode
dehidrogenase (Sacks dkk, 2011). Terdapat alat dengn metode enximatik
yang mudah dibawa yaitu glukometer. Glukometer adalah alat yang sering
digunakan pada masyarakat maupun klinis. Ada beberapa factor yang
dapat mempengaruhi hasil glukosa meter seperti teknik operator, paparan
lingkungan, factor pasien seperti obat-obatan, terapi oksigen, anemia,
hipotensi dan yang lainnya. Metode glukosa meter sering digunakan
karena cepat, mudah, hanya menggunakan sedikit sampel darah dan cukup
akurat (Hones dkk, 2008 ; Tonyushkina dkk, 2009)
Model Hewan Uji Dalam Pengujian Efek Antidiabetes
-
7/22/2019 Metode Pemeriksaan Glukosa Darah Dn Diabetogenik
2/2
Beberapa tahun terdapat perkembangan model hewan diabetes mellitus
atau penguji agen antidiabetes. Model tersebut mencangkup metode kimia, bedah
(pancreatectomy) dan manipulasi genetic. Ada beberapa obat atau bahan kimia
sebagai aksi diabetogenik yaitu aloksan monohydrate, streptozotocin dengan atau
tanpa nicotinamide, nitrilotriacetate besi, ditizona dan antiinsulin serum.
1. Model Hewan Uji NormoglycaemicHewan uji yang normal dapat berpotensi untuk melakukan uji
normoglycaemic. Metode ini masih valid digunakan untuk menguji efek
obat tanpa perusakan pancreas. Agen hyperglycaemic dapat dideteksi pada
waktu yang sama.
2. Model Hewan Uji Diberikan Asupan Glukosa Secara Oral (TTGO)Metode ini juga disebut metode induksi fisiologis karena peningkatan
glukosa darah tanpa merusak pancreas. TTGO merupakan prosedur yang
sering digunakan untuk diagnosis pada pasien diabetes. Pada model ini
hewan uji dipuasakn selama semalam kemudian diberikan glukosa
berlebihan (1-2,5 g/kgBB) dan kadar glukosa dimonitor selama waktu
tertentu. Kelemahan metode ini menghasilkan kondisi hiperglikemia lebih
fluktuasi dibandingkan induksi aloksan monohidrat.
3. Model Hwan Uji Yang Diinduksi Secara KimiawiBeberapa agen yang digunakan seperti aloksan monohydrate,
streptozotocin dengan atau tanpa nicotinamide, nitrilotriacetate besi,
ditizona dan antiinsulin serum. Mayoritas agen yang digunakan dalam
bidang farmakologi yaitu model induksi Streptozotocin (STZ, 69% ) dan
Aloksan 31%. Kedua obat tersebut mempunyai efek diabetogenik ketika
diberikan secara parenteral (intravena, intraperitoneal atau subkutan).
Dosis yang diberikan untuk menginduksi diabetes tergantung pada spesies
hewan, jalur metabolisme dan status gizi.
(Etuk, 2010)