modul fisiologi

Upload: deza-fahmi

Post on 17-Feb-2018

256 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/23/2019 Modul Fisiologi

    1/25

    Modul FisiologiPraktikum Ganjil 2012/2013

    ANALISIS PENGUKURAN BEBAN KERJA FISIK DENGAN

    METODE FISIOLOGI

    A. DESKRIPSI

    Fisiologi terdiri atas dua kata yaitu fisio dan logos. Fisio berarti organ tubuh,

    sedangkan logos adalah ilmu. Dari kedua kata tersebut, maka dapat

    disimpulkan pengertian fisiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang

    perubahan fungsi organ tubuh manusia.

    Tujuan

    a. Tujuan Umum

    1. Memahami bahwa perbedaan beban kerja / cara kerja dapat

    berpengaruh terhadap aspek fisiologi manusia.

    2.

    Mampu melakukan pengukuran kerja dengan menggunakan metode

    fisiologi.

    3. Menentukan besar beban kerja, berdasarkan kriteria fisiologi.

    4.

    Merancang sistem kerja dengan memanfaatkan hasil pengukuran kerja

    dengan metode fisiologi.

    b. Tujuan Khusus

    1. Mampu menghitung besar energy expenditure pada suatu pekerjaan

    tertentu berdasarkan intensitas heart rate.

    2.

    Mampu memahami konsep pengukuran beban kerja fisik dengan

    metode denyut nadi,Nordic Body Map, %CVL dan Brouha.

    3.

    Mampu memahami korelasi antara Indeks Massa Tubuh dengan

    denyut nadi.

    4. Mampu menghitung denyut nadi berdasarkan variabel dependentdan

    independentpada regresi linear.

    5.

    Mampu menguji signifikansi perbedaan rata-rata lebih dari dua sampel

    menggunakan metode One-WayANOVA.

  • 7/23/2019 Modul Fisiologi

    2/25

    Modul FisiologiPraktikum Ganjil 2012/2013

    B. INPUT DAN OUTPUT

    Input :

    a)

    Data denyut nadi istirahat dan denyut nadi kerja

    b)

    Usia

    c) Data berat badan

    d)

    Data tinggi badan

    e) KuesionerNordic Body

    Output :

    a) Klasifikasi %CVL

    b) Estimasi denyut nadi kerja berdasarkan variabel dependent dan

    independent

    c) Keluhan muskuloskeletal

    C. REFERENSI

    Barnes, R.M. & Barnes, R.M., 1958.Motion and time study, Wiley.

    Davis, H.L., Faulkner, T.W. & Miller, C.I., 1969. Work physiology. Human

    Factors: The Journal of the Human Factors and Ergonomics Society,

    11(2), pp.157165.

    Grandjean, E., 1989. Fitting the task to the man: a textbook of occupational

    ergonomics, Taylor & Francis/Hemisphere.

    Kilbon, A. 1992. Measurement and Assessment of Dynamic Work. Dalam:

    Tarwaka, Bakri, S., Sudiajeng, L. 2004. Ergonomi untuk Keselamatan,

    Kesehatan Kerja dan Produktivitas. Surakarta: UNIBA Press. 102.

    Mei, Z. et al., 2002. Validity of body mass index compared with other body-

    composition screening indexes for the assessment of body fatness in

    children and adolescents. The American journal of clinical nutrition,

    75(6), pp.978985.

    Tarwaka, Bakri, S., Sudiajeng, L. 2004. Ergonomi untuk Keselamatan,

    Kesehatan Kerja dan Produktivitas. Surakarta: UNIBA Press.

    Vyth, E.L. et al., 2009. A front-of-pack nutrition logo: a quantitative andqualitative process evaluation in the Netherlands. Journal of health

    communication, 14(7), pp.631645.

    Wickens, C.D. et al., 1998.Introduction to human factors engineering.

    D. LANDASAN TEORI

    Secara garis besar terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi hasil kerja

    manusia, dan dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu :

  • 7/23/2019 Modul Fisiologi

    3/25

    Modul FisiologiPraktikum Ganjil 2012/2013

    1) Faktor-faktor terdiri dari : sikap, sistem, nilai, karakteristik, fisik, motivasi,

    usia, jenis kelamin, pendidikan, pengalaman dll.

    2)

    Faktor-faktor situasional : lingkungan fisik, mesin dan peralatan, metode

    kerja dll.

    Kerja manusia bersifat mental dan fisik yang masing-masing mempunyai

    intensitas yang berbeda-beda. Tingkat Intensitas yang terlalu tinggi

    memungkinkan pemakaian energi yang berlebihan, sebaliknya Intensitas yang

    terlalu rendah memungkinkan rasa bosan dan jenuh. Karena itu perlu diupayakan

    tingkat Intensitas yang optimum yang ada diantara kedua batas yang ekstrim tadi

    dan tentunya untuk tiap individu berbeda. Pekerjaan seperti operator yang

    bertugas memantau panel kontrol termasuk pekerjaan yang mempunyai kadar

    intensitas fisik rendah namun intensitas mental yang tinggi, sebaliknya pekerjaan

    material handling secara manual intensitas fisiknya tinggi namun intensitas

    mentalnya rendah.

    Tingkat Intensitas kerja optimum, umumnya apabila tidak ada tekanan dan

    ketegangan. Tekanan disini berkenaan dengan beberapa aspek dari aktivitas

    manusia dari lingkungannya yang terjadi akibat adanya reaksi individu tersebut

    tidak mendapatkan keinginan yang sesuai. Sedangkan ketegangan merupakan

    konsekuensi logis yang harus diterima oleh individu yang bersangkutan sebagai

    akibat dari takanan.

    1. Kerja Fisik Dan Mental

    Kerja fisik adalah kerja yang memerlukan energi fisik otot manusia

    sebagai sumber tenaganya (power). Kerja fisik disebut juga manual operation

    dimana performans kerja sepenuhnya akan tergantung pada manusia yangberfungsi sebagai sumber tenaga (power) ataupun pengendali kerja. Kerja fisik

    juga dapat dikonotasikan dengan kerja berat atau kerja kasar karena kegiatan

    tersebut memerlukan usaha fisik manusia yang kuat selama periode kerja

    berlangsung. Dalam kerja fisik konsumsi energi merupakan faktor utama yang

    dijadikan tolak ukur penentu berat / ringannya suatu pekerjaan. Secara garis besar,

    kegiatan-kegiatan manusia dapat digolongkan menjadi kerja fisik dan kerja

    mental. Pemisahan ini tidak dapat dilakukan secara sempurna, karena terdapatnya

  • 7/23/2019 Modul Fisiologi

    4/25

    Modul FisiologiPraktikum Ganjil 2012/2013

    hubungan yang erat antar satu dengan lainnya. Kerja fisik akan mengakibatkan

    perubahan fungsi pada alat-alat tubuh, yang dapat dideteksi melalui :

    1.

    Konsumsi oksigen

    2.

    Denyut jantung

    3. Peredaran udara dalam paru-paru

    4.

    Temperatur tubuh

    5. Konsentrasi asam laktat dalam darah

    6. Komposisi kimia dalam darah dan air seni

    7. Tingkat penguapan

    8. Faktor lainnya

    Kerja fisik akan mengeluarkan energi yang berhubungan erat dengan

    konsumsi energi. Konsumsi energi pada waktu kerja biasanya ditentukan dengan

    cara tidak langsung, yaitu dengan pengukuran :

    1.

    Kecepatan denyut jantung

    2. Konsumsi Oksigen

    Sedangkan kerja mental merupakan kerja yang melibatkan proses

    berpikir dari otak kita. Pekerjaan ini akan mengakibatkan kelelahan mental bila

    kerja tersebut dalam kondisi yang lama, bukan diakibatkan oleh aktivitas fisik

    secara langsung melainkan akibat kerja otak kita.

    Kecepatan denyut jantung memiliki hubungan yang sangat erat dengan

    aktivitas faali lainnya.

    1. Tekanan Darah

    2. Aliran Darah

    3. Komposisi Kimia dalamr Darah4. Temperatur Tubuh

    5. Tingkat Penguapan

    6. Jumlah udara yang dikeluarkan oleh

    paru-paru Hubungan

    Kecepatan Denyut

    Jantung

    Gambar 1 Hubungan kecepatan denyut jantung dengan aktivitas faali

  • 7/23/2019 Modul Fisiologi

    5/25

    Modul FisiologiPraktikum Ganjil 2012/2013

    2. Pengukuran Beban Kerja Fisik

    2.1.Denyut Nadi Kerja

    Pengukuran denyut nadi selama bekerja merupakan suatu metode untuk

    menilai cardiovasculair strain.Salah satu peralatan yang dapat digunakan untuk

    menghitung denyut nadi adalah telemetri dengan menggunakan rangsangan

    ElectroCardio Graph (ECG). Apabila peralatan tersebut tidak tersedia, maka

    dapat dicatat secara manual memakai stopwatch dengan metode 10 denyut

    (Kilbon, 1992). Dengan metode tersebut dapat dihitung denyut nadi kerja sebagai

    berikut:

    Denyut Nadi (Denyut/Menit) = 6010

    xitunganWaktuPengh

    Denyut

    Kepekaan denyut nadi terhadap perubahan pembebanan yang diterima

    tubuh cukup tinggi. Grandjean (1993) juga menjelaskan bahwa konsumsi energi

    sendiri tidak cukup unutk mengestimasi beban kerja fisik. Beban kerja fisik tidak

    hanya ditentukan oleh jumlah kJ yang dikonsumsi, tetapi juga ditentukan oleh

    jumlah otot yang terlibat dan beban statis yang diterima serta tekanan panas dari

    lingkungan kerjanya yang dapat meningkatkan denyut nadi. Berdasarkan hal

    tersebut maka denyut nadi lebih mudah dan dapat untuk menghitung indek beban

    kerja. Astrand & Rodahl (1997); Rodahl (1989) menyatakan bahwa denyut nadi

    mempunyai hubungan linier yang tinggi dengan asupan oksigen pada waktu kerja.

    Dan salah satu cara yang sederhana untuk menghitung denyut nadi adalah

    dengan merasakan denyutan pada arteri radialis di pergelangan tangan.

    Denyut nadi untuk mengestimasi indek beban kerja fisik terdiri dari

    beberapa jenis yang didefinisikan oleh Grandjean (1993) :

    1.

    Denyut nadi istirahat adalah rerata denyut nadi sebelum pekerjaandimulai.

    2. Denyut nadi kerja adalah rerata denyut nadi selama bekerja.

    3. Nadi kerja adalah selisih antara denyut nadi istirahat dan denyut nadi

    kerja.

  • 7/23/2019 Modul Fisiologi

    6/25

    Modul FisiologiPraktikum Ganjil 2012/2013

    Ada beberapa definisi Muller (1962) sebagai berikut :

    a. Denyut jantung selama istirahat (resting pulse) adalah rata-rata denyut

    jantung sebelum suatu pekerjaan dimulai

    b.

    Denyut jantung selama bekerja (working pulse) adalah rata-rata denyut

    jantung selama seseorang bekerja

    c.

    Denyut jantung untuk kerja (work pulse) adalah selisih antara denyut

    jantung selama bekerja dan selama istirahat

    d. Denyut jantung selama istirahat total (total recovery cost or recovery cost)

    adalah jumlah aljabar denyut jantung saat suatu pekerjaan selesai

    dikerjakan sampai dengan denyut berada pada kondisi istirahatnya

    e.

    Denyut total (total work pulse or cardiac cost) adalah jumlah denyut

    jantung dari mulainya suatu pekerjaan sampai denyut berada pada kondisi

    istirahatnya (resting level)

    Denyut jantung pada berbagai macam kondisi kerja dapat dilihat dengan

    grafik antara hubungan denyut jantung dengan waktu sebagai berikut :

    Gambar 2. Laju Detak Jantung

    Dari grafik tersebut dapat diketahui bahwa seseorang dalam keadaan

    normaldi mana :

    a.

    Waktu sebelum kerja (rest) kecepatan denyut jantung dalam keadaankonstan / stabil walaupun ada perubahan kecepatan denyutnya tetapi tidak

    terlalu jauh perbedaannya.

    b. Waktu selama bekerja (work) kecepatan denyut jantung dalam keadaan

    cenderung naik.Semakin lama waktu kerja yang dilakukan maka makin

    banyak energi yang keluar sehingga kecepatan denyut jantung bertambah

    cepat naik.

  • 7/23/2019 Modul Fisiologi

    7/25

    Modul FisiologiPraktikum Ganjil 2012/2013

    Waktu setelah bekerja / waktu pemulihan / recovery kecepatan denyut jantung

    dalam keadaan cenderung turun. Kondisi kerja yang lama maka perlu dibutuhkan

    waktu istirahat yang digunakan untuk memulihkan energi kita terkumpul kembali

    setelah mencapai titik puncak kelelahan.

    a. Cardiovascular Load(%CVL)

    Peningkatan denyut nadi mempunyai peran yang sangat penting dalam

    peningkatan cardiac output dari istirahat sampai kerja maksimum. Manuaba &

    Vanwonterghem (1996) menentukan klasifikasi beban kerja berdasarkan

    peningkatan denyut nadi kerja yang dibandingkan dengan denyut nadi maksimum

    karena beban kardiovaskular (cardiovascular load = % CVL ) yang dihitung

    dengan rumus sebagai berikut :

    *Denyut nadi maksimum = 220umur (Astrand and Rodahl, 1977)

    Dari hasil perhitungan % CVL tersebut kemudian dibandingkan dengan

    klasifikasi sebagai berikut:

    - X 30 % = tidak terjadi kelelahan

    - 30 < X 60 % = diperlukan perbaikan

    - 60 < X 80 % = kerja dalam waktu singkat

    - 80 < X 100 %= diperlukan tindakan segera

    - X > 100 % = tidak diperbolehkan beraktivitas

    b. Metode Brouha

    Metode Brouha merupakan metode yang digunakan untuk mengestimasi

    cardiovascular strain dengan menggunakan denyut nadi pemulihan, metode ini

    diusulkan oleh Kilbon (1992) pada Tarwaka dkk (2004). Keuntungan dari metode

    ini adalah sama sekali tidak mengganggu atau menghentikan pekerja, karena

    pengukuran dilakukan tepat setelah subjek berhenti bekerja. Denyut nadi

    pemulihan (P) dihitung pada akhir 30 detik pada menit pertama, kedua dan ketiga.

    P1,P2,dan P3 adalah rata-rata dari ketiga nilai tersebut dan dihubungkan dengan

    total cardiac costdengan ketentuan berikut.

  • 7/23/2019 Modul Fisiologi

    8/25

    Modul FisiologiPraktikum Ganjil 2012/2013

    1. Jika P1P3 10 atau P1,P2,dan P3seluruhnya < 90, nadi pemulihan normal.

    2. Jika rata-rata P1yang tercatat 110, dan P1P3 10, maka beban kerjatidak

    berlebihan.

    3.

    Jika P1P3 90, perlu ada perbaikan.

    Laju pemulihan denyut nadi dipengaruhi oleh nilai absolut denyut nadi pada

    ketergantungan pekerjaan (the interruption of work), tingkat kebugaran

    (individual fitness) dan pemaparan panas lingkungan. Jika nadi pemulihan tidak

    segera tercapai, maka diperlukan redesign pekerjaan untuk mengurangi tekanan

    fisik.Redesign tersebut dapat berupa variabel tunggal maupun variabel

    keseluruhan dari variabel bebas (tasks, organisasi kerja, dan lingkungan kerja)

    yang menyebabkan beban kerja tambahan.

    Pengukuran Fisiologis dapat digunakan untuk membandingkan cost energi

    pada suatu pekerjaan yang memenuhi waktu standar dengan pekerjaan serupa

    yang tidak standar, tetapi perundingan harus dibuat untuk orang yang sama. Dr.

    Lucien Broucha telah membuat tabel klasifikasi beban kerja dalam reaksi

    Fisiologi, untuk menentukan berat ringannya pekerjaan.

    Tabel 1 Tabel Klasifikasi Beban Kerja

    Work LoadOxygen consumtion

    (liter/min)

    Energi Expenditure

    (cal/min)

    Heart Rate during Work

    (Beats/min)

    Light 0.51.0 2.55.0 60100

    Moderate 1.01.5 5.07.5 100125

    Heavy 1.52.0 7.510.0 125150

    Very Heavy 2.02.5 10.012.5 150175

    2.2.Nordic Body Map

    Digunakan untuk mengetahui bagian tubuh mana saja yang mengalami

    kesakitan atau kelelahan. Terdapat 27 titik, namun pada aplikasinya dapat diwakili

    hanya dengan minimal 9 titik.

  • 7/23/2019 Modul Fisiologi

    9/25

    Modul FisiologiPraktikum Ganjil 2012/2013

    Gambar 3 Letak Titik Sakit Tubuh padaNordic Body Map

    Tabel 2 Tabel Keterangan Grade of Complaints

    Keterangan

    A No Pain Tidak Terasa Sakit

    B Moderately Cukup Sakit

    C Pain Sakit

    D Pain Menyakitkan

    E Painful Sangat Menyakitkan

    Tabel 3 Keluhan Operator

    No LocationGrade of complaints

    A B C D E

    0 Upper neck/Atas leher

    1 Lower neck/Bawah leher

    2 Left shoulder/Kiri bahu

    3 Right shoulder/Kanan bahu

  • 7/23/2019 Modul Fisiologi

    10/25

    Modul FisiologiPraktikum Ganjil 2012/2013

    No LocationGrade of complaints

    A B C D E

    4 Left upper arm/Kiri atas lengan

    5 Back /Punggung

    6 Right upper arm/Kanan atas lengan

    7 Waist/Pinggang

    8 Buttock/Pantat

    9 Bottom/Bagian bawah pantat

    10 Left elbow/Kiri siku

    11 Right elbow/Kanan siku

    12 Left lower arm/Kiri lengan bawah

    13 Right lower arm/Kanan lengan bawah

    14 Left wrist/ Pergelangan tangan Kiri

    15 Right wrist/ Pergelangan tangan Kanan

    16 Left hand/ Tangan Kiri

    17 Right hand/ Tangan Kanan

    18 Left thigh/ Paha Kiri19 Right thigh/ Paha Kanan

    20 Left knee/ Lutut Kiri

    21 Right knee/ Lutut Kanan

    22 Left calf/ Betis Kiri

    23 Right calf/ Betis Kanan

    24 Left ankle/ Pergelangan kaki Kiri

    25 Right ankle/Pergelangan kaki Kanan

    26 Left foot/kaki kiri

    27 Right foot/kaki kanan

    Hasil pengisian kuesioner kemudian dikalkulasikan agar dapat dilihat titik tubuh

    bagian yang mana yang mengalami rasa sakit paling besar.

  • 7/23/2019 Modul Fisiologi

    11/25

    Modul FisiologiPraktikum Ganjil 2012/2013

    2.3.Indeks Massa Tubuh

    Tubuh yang sehat dapat dilihat dan dinilai dari penampilan fisik. Dalam

    beberapa kasus sering terjadi ketidaksesuaian penilaian fisik dan penilaian medis

    mengenai Indeks Massa Tubuh (IMT). Di Belanda, interpretasi berat badan pada

    sebagian orang dewasa termasuk remaja yang salah menyebabkan kurangnya

    perhatian terhadap kondisi tubuh mereka (Vyth et al, 2009). Indeks massa tubuh

    (IMT) adalah nilai yang diambil dari perhitungan antara berat badan (BB) dan

    tinggi badan (TB) seseorang. IMT dipercayai dapat menjadi indikator atau

    mengambarkan kadar adipositas dalam tubuh seseorang. IMT tidak mengukur

    lemak tubuh secara langsung, tetapi penelitian menunjukkan bahwa IMT

    berkorelasi dengan pengukuran secara langsung lemak tubuh seperti underwater

    weighing dan dual energy x-ray absorbtiometry (Mei Z. et al., 2002).

    Untuk mengetahui nilai IMT ini, dapat dihitung dengan rumus berikut:

    Hasil perhitungan tersebut diklasifikasikan ke dalam batas ambang yang

    dimodifikasi berdasarkan pengalaman klinis dan hasil penelitian di beberapa

    negara berkembang. Pada akhirnya diambil kesimpulan, batas ambang IMT untukIndonesia adalah sebagai berikut:

    Tabel 4 Kategori Indeks Massa Tubuh

    IMT Status Gizi KATEGORI

    < 17.0 Gizi Kurang Sangat kurus

    17.018.5 Gizi Kurang Kurus

    18.525.0 Gizi Baik Normal

    25.027.0 Gizi Lebih Gemuk

    > 27.0 Gizi Lebih Sangat gemuk

    Sumber:Departemen Kesehatan RI

    Indeks massa tubuh (IMT) merupakan salah satu indikator yang dapat

    dipercayai untuk mengukur lemak tubuh. Walau bagaimanapun, terdapat beberapa

    kekurangan dan kelebihan dalam mnggunakan IMT sebagai indikator pengukuran

    lemak tubuh.

  • 7/23/2019 Modul Fisiologi

    12/25

    Modul FisiologiPraktikum Ganjil 2012/2013

    Kekurangan indeks massa tubuh adalah:

    1. Pada olahragawan: tidak akurat pada olahragawan (terutama atlet bina) yang

    cenderung berada pada kategori obesitas dalam IMT disebabkan mereka

    mempunyai massa otot yang berlebihan walaupun presentase lemah tubuh

    mereka dalam kadar yang rendah. Sedangkan dalam pengukuran berdasarkan

    berat badan dan tinggi badan, kenaikan nilai IMT adalah disebabkan oleh

    lemak tubuh.

    2. Pada anak-anak: tidak akurat karena jumlah lemak tubuh akan berubah

    seiringan dengan pertumbuhan dan perkembangan tubuh badan seseorang.

    Jumlah lemak tubuh pada lelaki dan perempuan juga berbeda selama

    pertumbuhan. Oleh itu, pada anak-anak dianjurkan untuk mengukur berat

    badan berdasarkan nilai persentil yang dibedakan atas jenis kelamin dan usia.

    3. Pada kelompok bangsa: tidak akurat pada kelompok bangsa tertentu karena

    harus dimodifikasi mengikut kelompok bangsa tertentu. Sebagai contoh IMT

    yang melebihi 23,0 adalah berada dalam kategori kelebihan berat badan dan

    IMT yang melebihi 27,5 berada dalam kategori obesitas pada kelompok

    bangsa seperti Cina, India, dan Melayu. (CORE, 2007).

    Adapun kelebihan indeks massa tubuh adalah:

    1. Biaya yang diperlukan tidak mahal.

    2. Untuk mendapat nilai pengukuran, hanya diperlukan data berat badan dan

    tinggi badan seseorang.

    3. Mudah dikerjakan dan hasil bacaan adalah sesuai nilai standar yang telah

    dinyatakan pada tabel IMT.

    3. Analisis Statistik

    Analisis statistik pada praktikum ini meliputi dua, yaitu regresi linear dan metode

    One WayANOVA. Metode regresi linear digunakan untuk mengestimasi denyut

    nadi kerja berdasarkan variabel dependentdan independentyang ada. Sedangkan

    metode One WayANOVA sendiri digunakan untuk membandingkan rata-rata satu

    variabel independent dengan dua atau lebih kondisi.

  • 7/23/2019 Modul Fisiologi

    13/25

    Modul FisiologiPraktikum Ganjil 2012/2013

    3.1.Regresi Linier

    Regresi linier didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu

    variabel independen dengan satu variabel dependen. Persamaan umum dari regresi

    linier adalah:

    dimana:

    Y = variabel dependen yang diprediksikan

    a = konstanta

    b = koefisien regresi X terhadap Y

    X = variabel independen yang mempunyai nilai tertentu

    Analisis Regresi Linier digunakan untuk mengetahui nilai nadi kerja (Y)

    bila diketahui jarak yang ditempuh (X). Sebagai contoh, cara perhitungannya

    dilakukan pada saat operator menempuh jarak 0,5 km, 1 km, dan 1,5 km

    (operatornya sama).

    Tabel 5 Penyelesaian Persamaan Regresi

    No X

    (jarak)

    Y

    (nadi kerja)

    XY X

    1 0.5

    2 1

    3 1.5

    n

    = 3

    X= Y=

    XY=

    X2=

    n

    XiYi

    n

    i

    n

    i 11

    n

    i

    n

    i

    n

    i

    n

    i

    n

    i

    XiXin

    YiXiXiYin

    1 1

    2

    111

    2

  • 7/23/2019 Modul Fisiologi

    14/25

    Modul FisiologiPraktikum Ganjil 2012/2013

    3.2.Metode One WayANOVA

    ANOVA atau Analisis Variansi merupakan suatu teknik untuk menganalisis atau

    menguraikan seluruh (total) variasi atas bagian-bagian yang mempunyai makna.

    Manfaat dari ANOVA itu sendiri ialah dapat digunakan untuk membandingkan

    dua rata-rata populasi atau lebih untuk menentukan apakah nilainya dapat sama

    atau identik. ANOVA bermacam-macam dan salah satunya ialah metode one-way

    ANOVA. Metode ini dapat dilakukan dengan penghitungan manual maupun

    dengan bantuan software. Prosedur awal metode ini ialah dengan menentukan

    hipotesis nol dan hipotesis alternatifnya terlebih dahulu, seperti :

    H0: tidak ada perbedaan ratarata yang signifikan antar perlakuan.

    H1 : ada perbedaan rata-rata setidaknya salah satu yang signifikan antar

    perlakuan.

    Setelah itu menentukan taraf nyata yaitu signifikansi atau . Dan setelah

    melakukan pengolahan data, aturan pengambilan keputusan hipotesa adalah jika

    sig < 0.05, maka H0ditolak dan jika sig 0.05, maka H0diterima.

    Aplikasi Metode One Way ANOVA pada SoftwareSPSS

    Program komputer yang dapat digunakan untuk ANOVA antara lain adalah SPSS.

    Data yang dimasukkan ke SPSS hanya terdiri dari dua kolom seperti ilustrasi tabel

    berikut ini:

    Tabel 6 Format Data ANOVA pada SPSS

    Lebar Daun Jenis Pupuk

    4.9873 Pupuk A

    4.9995 Pupuk A

    8.01 Pupuk B13.9867 Pupuk C

    13.9965 Pupuk C

    Dst Dst

    Berikut adalah contoh soal yang akan dianalisis dengan metode one wayANOVA

    menggunakansoftwareSPSS.

  • 7/23/2019 Modul Fisiologi

    15/25

    Modul FisiologiPraktikum Ganjil 2012/2013

    Di sebuah fakultas pertanian diadakan penelitian untuk mengetahui apakah ada

    perbedaan pengaruh pemberian pupuk A, pupuk B, dan pupuk C pada

    pertambahan lebar daun tumbuhan X. Untuk itu, diambil sampel sebanyak 30,

    dibagi menjadi 3 kelompok. Masing-masing kelompok diberi pupuk yang

    berbeda. Hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

    Tabel 7 Data Pertambahan Lebar Daun Tumbuhan X

    Menurut Jenis Pupuk yang Diberikan (dalam cm)

    Pupuk A Pupuk B Pupuk C

    4.9892 8.0173 14.0025

    4.9873 7.996 13.9867

    4.9995 7.9975 13.9965

    5.0093 8.0029 13.9913

    5.0045 8.0014 14.0048

    4.9932 7.9818 13.981

    5.0002 8.0066 14.001

    5.0014 7.9954 14.0032

    4.9982 8.0185 14.0157

    5.0166 7.9834 14.0014

    Sumber: Data Bangkitan dari Minitab

    Data tersebut akan dianalisis dengan ANOVA. Untuk melakukan analisis ragam

    satu arah (ANOVA) dengan SPSS, berikut ini merupakan langkah-langkahnya:

    1.

    Pada tabVariable View, input data sesuai dengan studi kasus.

  • 7/23/2019 Modul Fisiologi

    16/25

    Modul FisiologiPraktikum Ganjil 2012/2013

    Gambar 4 Tampilan VariableView

    2. Pada kolom value pada baris kolom yang memiliki beberapa kategori, edit

    tingkatan valueseperti pada gambar berikut.

    Gambar 5 Tampilan Value Labels Editor

  • 7/23/2019 Modul Fisiologi

    17/25

    Modul FisiologiPraktikum Ganjil 2012/2013

    3. Selanjutnya pada tabData View, isi data sesuai dengan data yang telah

    diperoleh.

    Gambar 6 TampilanDataView

    4. Setelah input data selesai, pada menuAnalyze, pilih Compare Means, lalu

    pilih One WayANOVA.

    Gambar 3.4 Tampilan Menu One WayANOVA

  • 7/23/2019 Modul Fisiologi

    18/25

    Modul FisiologiPraktikum Ganjil 2012/2013

    5. Selanjutnya input data kuantitiatif (Lebar_Daun) keDependent Listdan data

    kualitatif (Jenis_Pupuk) keFactor.

    Gambar 7 Tampilan Input Data Kuantitatif dan Kualitatif

    6. Pada menu Post Hoc, aktifkan menu Bonferroni dan Tukey.

    Gambar 8 Tampilan Options Post Hoc

  • 7/23/2019 Modul Fisiologi

    19/25

    Modul FisiologiPraktikum Ganjil 2012/2013

    7. Pada bagian Options, aktifkan Descriptives, Homogeneity of Var iances, serta

    Means Plot.

    Gambar 9 Tampilan Options pada One Way Options

    8.

    Setelah semua langkah dilakukan, klik OK untuk mendapatkan hasil analisis

    pada output.

    Interpretasi Hasil Analisis

    1. Secara deskriptif, kita bisa melihat sekilas bahwa rata-rata lebar daun karena

    pemberian pupuk A dan pupuk B berbeda relatif jauh. Pada pemberian pupuk

    A, rata-ratanya sekitar 4,99 dan pada pupuk B sekitar 8,00.

  • 7/23/2019 Modul Fisiologi

    20/25

    Modul FisiologiPraktikum Ganjil 2012/2013

    Tabel 8 TabelDescriptives

    Descriptives

    Lebar Daun

    N Mean

    Std.

    Deviation

    Std.

    Error

    95% Confidence

    Interval for Mean

    Minimum Maximum

    Lower

    Bound

    Upper

    Bound

    Pupuk A 10 4.9999 .00889 .00281 4.9936 5.0063 4.99 5.02

    Pupuk B 10 8.0001 .01223 .00387 7.9913 8.0088 7.98 8.02

    Pupuk C 10 13.9984 .00994 .00314 13.9913 14.0055 13.98 14.02

    Total 30 8.9995 3.80492 .69468 7.5787 10.4203 4.99 14.02

    2. Uji Homoskedastisitas

    Tabel 9 Tabel Uji Homoskedastisitas

    Test of Homogeneity of Variances

    Lebar Daun

    Levene

    Statistic df1 df2 Sig.

    .490 2 27 .618

    Dari tabel di atas, nilaip-value atau signifikansi sebesar 0,618 sehingga Sig > 0.05

    dan H0 diterima. Oleh karena itu, asumsi kesamaan ragam terpenuhi atau tidak

    terdapat perbedaan yang signifikan.

  • 7/23/2019 Modul Fisiologi

    21/25

    Modul FisiologiPraktikum Ganjil 2012/2013

    3. Uji beda rata-rata k populasi

    Tabel 10 Tabel Uji Beda Rata-Rata Sampel

    ANOVA

    Lebar Daun

    Sum of

    Squares Df Mean Square F Sig.

    Between

    Groups419.843 2 209.922 1.924E6 .000

    Within Groups .003 27 .000

    Total 419.846 29

    Pada tabel ANOVA di atas, kita bisa melihat bahwa nilai signifikansinya sebesar

    0,000 sehingga sig < 0.05 dan H0 ditolak. Artinya minimal ada satu di antara

    ketiga pupuk itu yang memberikan pertambahan lebar daun yang berbeda.

    4. Mengetahui pupuk mana yang pengaruhnya berbeda (denganPost Hoc)

    Tabel 11 Tabel PerbandinganPost Hoc

    Multiple Comparisons

    Dependent Variable:Lebar Daun

    (I) Jenis

    Pupuk

    (J) Jenis

    Pupuk

    Mean

    Difference

    (I-J)

    Std.

    Error Sig.

    95% Confidence

    Interval

    Lower

    Bound

    Upper

    Bound

    Tukey

    HSD

    Pupuk A Pupuk B -3.00014 .00467 .000 -3.0117 -2.9886

    Pupuk C -8.99846 .00467 .000 -9.0100 -8.9869

    Pupuk B Pupuk A 3.00014 .00467 .000 2.9886 3.0117

    Pupuk C -5.99832 .00467 .000 -6.0099 -5.9867

    Pupuk C Pupuk A 8.99846 .00467 .000 8.9869 9.0100

    Pupuk B 5.99832 .00467 .000 5.9867 6.0099

  • 7/23/2019 Modul Fisiologi

    22/25

    Modul FisiologiPraktikum Ganjil 2012/2013

    Bonferroni Pupuk A Pupuk B -3.00014 .00467 .000 -3.0121 -2.9882

    Pupuk C -8.99846 .00467 .000 -9.0104 -8.9865

    Pupuk B Pupuk A 3.00014 .00467 .000 2.9882 3.0121

    Pupuk C -5.99832* .00467 .000 -6.0102 -5.9864

    Pupuk C Pupuk A 8.99846 .00467 .000 8.9865 9.0104

    Pupuk B 5.99832* .00467 .000 5.9864 6.0102

    *. The mean difference is significant at the 0.05 level.

    Tabel di atas ini memberikan hasil pengujian parsial dua populasi. Dari sini kita

    dapat mengetahui pupuk mana yang akan memberikan pengaruh yang berbeda.

    Ternyata ketiga pupuk memberikan pengaruh yang berbeda-beda, terlihat dari

    munculnya tanda bintang pada semua jenis pupuk.

    5.

    Sebaliknya, untuk mengetahui pupuk mana yang tidak berbeda secara

    signifikan pengaruhnya dapat dilihat pada tabel berikut ini (Homogeneus).

    Tabel 12 TabelHomogeneus

    Lebar Daun

    Jenis

    Pupuk N

    Subset for alpha = 0.05

    1 2 3

    Tukey

    HSDa

    Pupuk A 10 4.9999

    Pupuk B 10 8.0001

    Pupuk C 10 13.9984

    Sig. 1.000 1.000 1.000

    Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

    a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 10.000.

    Terlihat ketiga sampel terbagi ke dalam tiga subset, yang menunjukkan bahwa

    ketiga pupuk memang mempunyai perbedaan yang signifikan dalam pengaruhnya

    terhadap pertambahan lebar daun.

  • 7/23/2019 Modul Fisiologi

    23/25

    Modul FisiologiPraktikum Ganjil 2012/2013

    6. Melihat perbandingan tiap jenis pupuk berdasarkan rata-rata lebar daun

    (Means Plot).

    Gambar 10 Tampilan HasilMeans Plot

    Dari penempatan titik atau plot masing-masing pupuk seperti pada gambar di

    atas, kita dapat mengetahui bahwa rata-rata lebar daun yang dihasilkan pupuk

    C cenderung lebih besar disusul oleh pupuk B dan pupuk A.

    3. Fatigue/ Kelelahan

    Fatigue adalah kelelahan yang terjadi pada syaraf dan otot-otot manusia

    sehingga tidak berfungsi lagi sebagaimana mestinya. Makin berat beban yang

    dikerjakan dan semakin tidak teraturnya pergerakan, maka timbulnya fatigue akan

    semakin cepat. Jika seseorang bekerja pada tingkat energi diatas 5,2 kcal per

    menit , maka pada saat itu timbul rasa lelah.

    Ralph M Barnes (1980) menggolongkan kelelahan ke dalam 3 golongan

    tergantung dari mana hal ini dilihat yaitu: 1) Merasa lelah, 2) Kelelahan karena

    perubahan fisiologi dalam tubuh, dan 3) Menurunkan kemampuan kerja. Ketiga

    tersebut pada dasarnya berkesimpulan sama yaitu bahwa kelelahan terjadi jika

    kemampuan otot telah berkurang dan lebih lanjut lagi mengalami puncaknya bila

    otot tersebut sudah tidak mampu lagi bergerak (kelelahan sempurna).

  • 7/23/2019 Modul Fisiologi

    24/25

    Modul FisiologiPraktikum Ganjil 2012/2013

    1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Fatigue

    Pada hakekatnya kekuatan dan daya tahan tubuh ini tidak hanya

    dipengaruhi oleh otot saja tetapi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor subyektif

    antara lain :

    1. Besarnya tenaga yang diperlukan

    2.

    Kecepatan

    3. Cara dan sikap melakukan aktivitas

    4. Jenis Olah Raga

    5. Jenis Kelamin

    6. Umur

    2.

    Cara mengukur fatigue

    a) Mengukur kecepatan denyut jantung dan pernafasan.

    b) Mengukur tekanan darah, peredaran udara dalam paru-paru, jumlah

    oksigen yang dipakai, jumlah CO2 yang dihasilkan, Temperatur badan,

    Komposisi kimia dalam urine dan darah.

    c) Menggunakan alat penguji kelelahan Riken Fatigue Indicator dengan

    ketentuan pengukuran elektroda logam melalui tes variasi perubahan air

    liur (saliva) karena lelah.

    E. CONTOH SOAL

    1) Laki-laki dengan umur 20 tahun mempunyai denyut istirahat sebesar 78

    pulse/menit dan denyut kerja sebesar 85pulse/menit. Berapa besar %CVL dari

    pekerjaan tersebut dan berikan rekomendasi!

    Jawab:

    % CVL =

    Denyut nadi maksimum = 220umur = 22020 = 200

    % CVL =

    Berdasarkan hasil % CVL diatas, disimpulkan bahwa pekerjaan tersebut tidak

    menimbulkan kelelahan.

    2) Jika diketahui seseorang yang mempunyai detak jantung 60 detak/menit sama

    dengan membutuhkan energi expenditure 2,5 calories per minute. Maka,

  • 7/23/2019 Modul Fisiologi

    25/25

    Modul FisiologiPraktikum Ganjil 2012/2013

    berapakah energi expenditure yang dibutuhkan oleh orang yang mempunyai

    detak jantung 77 detak/menit ? Analisislah dengan menggunakan interpolasi!

    42.5 = -100 + 40x

    142.5 = 40x

    X = 3.56

    Jadi, energy expenditureyang diperlukan adalah 3.56 calories per minute.

    F. PRAKTIKUM

    1. Alat dan Bahan

    a) Treadmill

    b)

    Sepeda statis

    c) Beban 10 kg

    d) Stopwatch

    e) Kertas

    f) Pena

    g) Kalkulator

    2. Prosedur Pelaksanaan Praktikum

    1. Bagi tugas dalam kelompok menjadi :

    - 1 orang bertugas sebagai operator

    - 1 atau 2 orang bertugas sebagai pengamat dan pencatat data

    2. Ukur denyut nadi operator dengan metode 10 denyut sebelum melakukan

    aktivitas, kemudian catat, lalu operator baru mulai melakukan aktivitas.

    3. Setelah selesai aktivitas, operator istirahat dan ukur kembali nadi operator

    dengan metode 10 denyut dilanjutkan dengan metode Brouha dan catat

    pada lembar pengamatan.

    4. Konversikan waktu 10 denyut menjadi jumlah denyut dalam lembar

    pengamatan.