modul krismin 2011

Upload: bintang-fernata-putra

Post on 16-Oct-2015

180 views

Category:

Documents


17 download

DESCRIPTION

okesip

TRANSCRIPT

BAB I

Modul Kristalografi dan Mineralogi 2009

BAB IKRISTALOGRAFI

I. CARA PENGGAMBARAN SISTEM KRISTAL REGULER1. Hexahedron Langkah 1

Buatlah sumbu kristalografi sesuai dengan ukuran perbandingan yaitu 1:3:3 dan besar sudut yaitu 30o Beri tanda/titik pada ukuran perbandingan 1:3:3 pada sumbu kristalografi.Tarik garis sejajar pada 2 titik di sumbu b dan sumbu c dengan ukuran yang sama dengan sumbu a yang telah diberi tanda.Buat garis sejajar dengan panjang sumbu b pada 2 tanda/titik pada sumbu a dan di sumbu c

Langkah 2

Buat/tarik garis sejajar terhadap dengan panjang sumbu c pada 2 titik pada sumbu b dan sumbu a

Langkah 3

Pada setiap garis sejajar yang berpotongan (Contohnya pada garis sejajar b dengan garis sejajar a) di tarik garis yang sejajar pula dengan garis c (Lihat kotak kecil).

Langkah 4

Pada setiap perpotongan garis yang telah anda buat silahkan anda hubungkan (Lihat kotak kecil).

Keterangan :- Bidang yang terlihat dari depan maka garis dibuat tegas sedangkan bidang yang tidak tampak dari pandangan depan maka garis dibuat putus-putus. ( Berlaku untuk semua penggambaran sistem kristal )

2. Pentagonal Dodecahedron

Langkah 1

Untuk langkah awal buatlah sumbu kristalogafi sistem regular dengan posisi/sudut antar sumbu a+ dengan b- adalah 30o.Beri tanda/titik pada ketiga sumbu dengan perbandingan ukuran 1:3:3 dan beri juga titik pada kelipatan perbandingan tersebut 2:6:6.Tarik garis dari titik a yang beukuran 1 (ukuran pada sumbu ini 1) dengan titik pada sumbu b yang berukuran dengan 6 (ukuran ini adalah kelipatan dari 3 yang merupakan ukuran yang sebenarnya)

Langkah 2

Tarik garis dari sumbu a pada titik yang berukuran 2 (ukuran sebenarnya adalah 1) dengan titik pada sumbu b yang berukuran 3 (ini adalah ukuran yang sebenarnya)

Langkah 3

Buat garis pada sumbu c pada titik yang berukuran 3 sejajar dengan sumbu b (ukurannya adalah 6)Buatlah garis sejajar dengan sumbu a (ukuran 1) pada titik yang berukuran 3 pada sumbu b, dan buat juga pada sumbu c pada titik yang berukuran 6.Buat garis sejajar dengan sumbu c yang berukuran 6 pada sumbu a

Langkah 4

Buat garis yang sejajar dengan sumbu c berukuran 6 terhadap sumbu a pada titik yang berukuran 2

Langkah 5

Tarik garis dari garis sejajar terhadap sumbu b di sumbu c ke titik perpotongan antara garis sejajar sumbu c di sumbu a dengan garis miring yang menghubungkan sumbu a dan sumbu c (lihat pola yang ada pada kotak kecil)

Langkah 6

Lalu tarik garis dari garis yang sejajar sumbu a di sumbu c dengan garis yang sejajar a di sumbu b.Lalu hubungkan perpotongan yang dibuat oleh garis itu (pada kotak jajaran genjang).

CARA PENGGAMBARAN SISTEM KRISTAL TETRAGONAL1. Tetragonal Prisma Orde I

Langkah 1

Membuat perbandingan panjang sumbu a:b:c = 1:3:6Membuat garis a- /b+ =300 Memberi keterangan pada garisgarisnya seperti tanda a+, a-,b+,b- Memperhatikan gambar disebelah Membuat proyeksi garis yang merupakan pencerminan 1 bagian a+,a- Menuju bagian ketiga dari sumbu b+ Menuju bagian ketiga dari sumbu b- Memperhatikan gambar di sebelah

Langkah 2

Membuat proyeksi bidang dari horizontal seperti langkah kedua tadi Memproyeksikan bidang menuju bagian ketiga dari sumbu c+ Memproyeksikan bidang menuju bagian ketiga dari sumbu c- Melengkapi garis seperti gambar disebelah.

2.Tetragonal Bipyramid Orde I Langkah 1

Membuat perbandingan panjang sumbu a:b:c = 1:3:6Membuat garis a- /b+ =300 Memberi keterangan pada garis n garisnya seperti tanda a+,a-,b+,b- Perhatikan gambar disebelah Membuat garis dengan menghubungkan 3 bagian dari b+ dengan 1 bagian a- lanjutkan dengan 3 bagian b- lalu ke 1 bagian a + Perhatikan gambar disebelah

Langkah 2

Membuat proyeksi bidang dari horizontal seperti langkah kedua tadi Memproyeksikan bidang menuju bagian ketiga dari sumbu c+ Memproyeksikan bidang menuju bagian ketiga dari sumbu c- Melengkapi garis seperti gambar disebelah.

SISTEM HEXAGONAL

A. Hexagonal Prisma Orde I dan Hexagonal Bipyramid Orde I

Langkah 1

- Buat sumbu a, b, c dan d dengan ketentuan :< a+ / b- = 17< b + / d- = 39 b : d : c = 3 : 1 : 6- Dimana 1 satuan berukuran 1 cm- Buat garis sejajar dengan sumbu b melalui titik berukuran 1 pada sumbu d hingga memotong sumbu a

Langkah 2

Buat garis yg sejajar dengan sumbu a yang melalui sumbu b pada ukuran 3 dan sumbu d yang berukuran 1

Langkah 3

Tarik garis sejajar dengan sumbu c pada setiap titik-titik sudut dari bidang segi enam

Langkah 4

Hubungkan setiap titik-titik pada garis tersebut sehingga membentuk bidang alas dan atap berbentuk segi enam pada bangun tersebut.

Langkah 5:

Untuk membuat kristal hexagonal bipyramid orde I kita dapat memodifikasi dari gambar hexagonal prisma orde I yaitu dengan menghubungkan titik-titik sudut dari bidang segi enam pada bagian tengah kristal ke titik pusat bidang alas dan atap.Beri warna setiap bidang simetri, gunakan komposisi warna yang proporsi dan cocok.Beri simbol pada setiap bidang simetri.

B. Hexagonal Prisma Orde II dan Hexagonal Bipyramid Orde II

Langkah 1

- Buat sumbu a, b, c dan d dengan ketentuan :< a+ / b- = 17< b + / d- = 39b : d : c = 3 : 1 : 6- Dimana 1 satuan berukuran 1 cm- Buat garis yg saling menghubungkan antara titik pada sumbu b dan d seperti pada gambar disamping

langkah 2

Dari hasil penghubungan titik-titik tersebut didapat bidang berbentuk segienamTarik garis sejajar dengan sumbu c pada setiap titik-titik sudut dari bidang segi enam

Langkah 3

Hubungkan setiap titik-titik pada garis tersebut sehingga membentuk bidang alas dan atap berbentuk segi enam pada bangun tersebutBeri warna setiap bidang simetri, gunakan komposisi warna yang proporsi dan cocok.Beri simbol pada setiap bidang simetri, dengan ketentuan:= jika bernilai 6= jika bernilai 2

Langkah 4

Untuk membuat kristal hexagonal bipyramid orde II kita dapat memodifikasi dari gambar hexagonal prisma orde II yaitu dengan menghubungkan titik-titik sudut dari bidang segi enam pada bagian tengah kristal ke titik pusat bidang alas dan atap.Beri warna setiap bidang simetri, gunakan komposisi warna yang proporsi dan cocok.Beri simbol pada setiap bidang simetri, dengan ketentuan = jika bernilai 6 = jika bernilai 2

CARA PENGGAMBARAN SISTEM KRISTAL TRIGONAL1.Trigonal Bipyramid Orde I Langkah 1

Membuat perbandingan panjang sumbu b:d:c = 3:1:6Membuat garis a- /b+=170Membuat garis b+/d- =390 Memberi keterangan pada garis garisnya seperti tanda a+,a-,b+,b-,c+,c-,d+ dan d- Memperhatikan gambar disebelah Membuat garis sejajar dengan sumbu a pada 3 bagian sumbu b-.Membuat garis sejajar dengan sumbu b pada 1 bagian sumbu d-.Lihat gambar disamping.

Langkah 2

Membuat garis sejajar dengan sumbu d pada 3 bagian sumbu b+ sehingga menampakan bentuk bidang segitiga.Menarik garis lurus yang sejajar dengan sumbu c di setiap titik-titik perpotongan sepanjang 6 bagian.Lihat gambar disamping.

Langkah 3

Tarik garis pada setiap ujung-ujung garis pada pengerjaan langkah sebelumnya.Lihat gambar disamping.

Langkah 4

Untuk membuat kristal trigonal bipyramid orde I kita dapat memodifikasi dari gambar trigonal prisma orde I. Tarik garis pada setiap sudut dari bidang segitiga di bagian tengah dengan 6 bagian dari sumbu c+ dan c-.Lihat gambar disamping

2. Trigonal Prisma Orde II dan Trigonal Bypiramid Orde II Langkah 1

Membuat perbandingan panjang sumbu b:d:c = 3:1:6Membuat garis a- /b+=170Membuat garis b+/d- =390 Memberi keterangan pada garis garisnya seperti tanda a+,a-,b+,b-,c+,c-,d+ dan d- Memperhatikan gambar disebelah Membuat garis memotong pada 1 bagian sumbu d- dan 2 bagian sumbu b+.Lihat gambar di samping

Langkah 2

Membuat garis memotong pada 1 bagian sumbu b- dan 3 bagian sumbu d+ kemudian potongkan dengan garis sebelumnya.Hubungkan kedua garis tersebut sehingga terbentuk segitigaLihat gambar di samping.

Langkah 4

Menarik garis lurus yang sejajar dengan sumbu c di setiap titik-titik perpotongan sepanjang 6 bagian.Lihat gambar disamping.

Langkah 5

Tarik garis pada setiap ujung-ujung garis pada pengerjaan langkah sebelumnya.Lihat gambar disamping.

Langkah 6

Untuk membuat kristal hexagonal bipyramid orde II kita dapat memodifikasi dari gambar Tarik garis pada setiap sudut dari bidang segitiga di bagian tengah dengan 6 bagian dari sumbu c+ dan c-.Lihat gambar disamping.

CARA PENGGAMBARAN SISTEM KRISTAL ORTHOROMBIC1. Kombinasi Orthorombic Brachy, Makro, Basalt Pinacoid

Membuat perbandingan panjang sumbu a:b:c = 1:4:6Membuat garis a- /b+ =300 Memberi keterangan pada garis garisnya seperti tanda a+,a-,b+,b-,c+,c- Memperhatikan gambar disebelah Langkah 1

Membuat proyeksi garis yang merupakan pencerminan 1 bagian a+,a- Menuju bagian keempat dari sumbu b+ dan b- Menuju bagian keenam dari sumbu c+ Menuju bagian keenam dari sumbu c-Tarik garis sejajar dengan sumbu b+ dan b- pada pencerminan 1 bagian a+ dan a-. Memperhatikan gambar disebelah Hubungkan ujung-ujung pada garis yang memotong sumbu a+,a-,b+,b-,c+dan c-.Lihat gambar disampingLangkah 2

2. Orthorombic Brachy Dome, Makro, Basalt Pinacoid

Membuat perbandingan panjang sumbu a:b:c = 1:4:6Membuat garis a- /b+ =300 Memberi keterangan pada garis garisnya seperti tanda a+,a-,b+,b-,c+,c- Memperhatikan gambar disebelah. Membuat proyeksi garis yang merupakan pencerminan 1 bagian a+,a- Menuju bagian keempat dari sumbu b+ dan b- Menuju bagian keenam dari sumbu c+ Menuju bagian keenam dari sumbu c-Tarik garis sejajar dengan sumbu b+ dan b- pada pencerminan 1 bagian a+ dan a-. Memperhatikan gambar disebelah Langkah 1

Langkah 2

Hubungkan ujung-ujung pada garis yang memotong sumbu a+,a-,b+,b-,c+danc-.Lihat gambar disamping.

CARA PENGGAMBARAN SISTEM KRISTAL MONOKLIN1. Kombinasi Monoklin Clino, Ortho, Basal Pinacoid

Langkah 1

Membuat perbandingan panjang sumbu a:b:c = 1:4:6Membuat garis a- /b+ =450 Memberi keterangan pada garis garisnya seperti tanda a+,a-,b+,b- Memperhatikan gambar disebelah Membuat proyeksi garis yang merupakan pencerminan 1 bagian a+,a- Menuju bagian keenam dari sumbu c+ Menuju bagian keenam dari sumbu c- Memperhatikan gambar disebelah

Langkah 2

Membuat garis memotong sumbu b+ sejajar sumbu c sepanjang 6 bagian Membuat garis memotong sumbu b- sejajar sumbu c sepanjang 6 bagianKemudian hubungkan garis garis tersebut menjadi sebuah bentuk kristalPerhatiakan gambar di samping

2. Monoklin Hemibipyramid

Langkah 1

Membuat perbandingan panjang sumbu a:b:c = 1:4:6Membuat garis a- /b+ =450 Memberi keterangan pada garis garisnya seperti tanda a+,a-,b+,b- Memperhatikan gambar disebelah Hubungkan titik-titik pada bagian a-,b-,a+,dan b+ menjadi sebuah bidang.Lihat gambar disamping

Langkah 2

Tarik garis dari pojok bidang tersebut menuju titik pada 6 bagian c+ dan c-.Lihat gambar disamping.

CARA PENGGAMBARAN SISTEM KRISTAL TRIKLIN1. Triklin Hemibipyramid Langkah 1

Membuat perbandingan panjang sumbu a:b:c = 1:4:6Membuat garis a+ /c-=450 Membuat garis b+/c -=800Memberi keterangan pada garis garisnya seperti tanda a+,a-,b+,b- Memperhatikan gambar disebelah Hubungkan titik-titik pada bagian a-,b-,a+,dan b+ menjadi sebuah bidang.Lihat gambar disamping

Langkah 2

Tarik garis dari pojok bidang tersebut menuju titik pada 6 bagian c+ dan c-.Lihat gambar disamping.

2. Kombinasi Triklin Brachy, Makro, Basalt PinacoidLangkah 1

Membuat perbandingan panjang sumbu a:b:c = 1:4:6Membuat garis a+ /c-=450 Membuat garis b+/c -=800Memberi keterangan pada garis garisnya seperti tanda a+,a-,b+,b- Memperhatikan gambar disebelah

Membuat proyeksi garis yang merupakan pencerminan 1 bagian a+,a- Menuju bagian keempat dari sumbu b+Menujui bagian keempat dari sumbu b-Menuju bagian keenam dari sumbu c+ Menuju bagian keenam dari sumbu c- Memperhatikan gambar disebelah, Hubungkan garis-tersebut hingga menampakan bentuk kristal.Lihat gambar disamping Langkah 2

BAB IIMINERALOGI

II.1 BATASAN-BATASAN DEFINISI MINERAL:1. Suatu bahan alam2. Mempunyai sifat fisis dan kimia yang tetap3. Pada umumnya anorganik 4. Homogen

Mineralogi dibagi menjadi 2 Macam :1. Mineralogi fisik2. Mineralogi kimiawi

II.2 PENDESKRIPSIAN MINERALII.2.1 Sifat-sifat fisik yang Diselidiki1. WARNAFaktor yang dapat mempengaruhi warna : komposisi kimia struktur kristal dan ikatan atom pengotor dari mineral

2. PERAWAKAN KRISTAL Perawakan kristal dibagi menjadi 3 golongan ( Richard Pearl, 1975) yaitu :A. Elongated habitsB. Flattened habitsC. Rounded habits

3. KILAPMacam-macam kilap : Kilap Logam dan Non Logam4.KEKERASANSkala kekerasan relative mineral dari mohs :1. Talc Mg3Si4O10(OH)22. gypsum CaSO22H2O3. Calcite CaCO34. Fluorite CaF25. ApatiteCa5(PO4)3F6. OrthoclasK(AlSi3O8)7. Quartz SiO28. Topaz Al2SiO4(FOH)29. CorondumAl2O310. DiamondC

5. GORES ( STREAK )Gores merupakan warna asli dari mineral apabila mineral ditumbuk sampai halus. 6. BELAHAN1. sempurna (perfect)2. baik (good)3. jelas (distinct)4. tidak jelas (indistinct)5. tidak sempurna (imperfect)

7. PECAHAN ( FRACTURE )1. Choncoidal2. hacly3 Even 4 .Uneven 5. Splintery 6 . Earthy

8. DAYA TAHAN TERHADAP PUKULAN (TENACITY)1. Brittle 2. Sectile 3. Malleable 4. Ductile 5. Flexible 6. Elastic

9. BERAT JENIS (SPECIFIC GRAVITY)

Berat mineralVolume mineralBJ=

10. RASA DAN BAU (TASTE AN ODOUR)a. Rasa Astringet Sweetist Astringet Alkaline Bitter Cooling Sour b. Bau Alliaceous Horse Radish Odour Sulphurous Bitominous Fetid Argiilaceous

11. SIFAT KEMAGNETAN Paramagnetit (magnetit) Diamagnetit (non-magnetit)

12. DERAJAT KETRANSPARAN Opaque mineral Transparant mineral Translucent mineral Mineral-mineral yang tidak tembus pandang (non-transparant)

BAB IIIMINERALOGI KIMIAWI

II.3 Mineralogi Kimiawi Mineralogi Kimiawi adalah ilmu yang mempelajari sifat-sifat kimiawi dari mineral. Meliputi perubahan yang terjadi bila dipanasi oleh api oksidasi maupun api reduksi mengenai perubahan warna, sublimasi, pengembunan, penggarangan dan lain-lain, serta mempelajari sistematika mineral kedalam golongan-golongan atas dasar senyawa kimianya.

A. Maksud dan tujuan1. Mengetahui sifat-sifat kimia yang penting dari setiap mineral dengan metode yang sesuai.2. Melengkapi data yang diperoleh dari penyelidikan secara fisis.

B. Alat-alat yang dipergunakan1. Pipa tiup2. Lampu spirtus3. Kawat platina4. Jarum preparat5. Gelas arloji6. Keping gips7. Bor tangan8. Buluh tertutup9. Magnet

C. Nyala Api a. Struktur nyala api.

D. Pembagian Penyidikana. Penyelidikan basah dengan regensia1. Mutiara boraxAlat-alat :- lampu spirtus- pipa tiup- kawat platina- jarum preparat- gelas arlojiRegensia :- HCl encer- Soda- tepung borax Na2B4O7Bahan :- pyrolusite (MnO2)- prusi (CuSO4)- Magnetit (Fe3O4)- Kalium bichromat

Cara Penyelidikan1. Bersihkan kawat platina dengan jalan memasukkannya ke dalam lampu spirtus, supaya cepat bersih, masukkan ke dalam HCl encer, kemudian dipanaskan. Begitu berulang-ulang sampai bersih (berwarna putih).2. Masukkan kawat platina ke dalam tepung borax3. Panaskan ke dalam api oksidasi sampai terbentuk manik-manik (mutiara borax) yang berwarna jernih tanpa noda sedikitpun.4. Masukkan mutiara borax (dalam keadaan panas) ke dalam bubuk mineral yang akan diselidiki.5. Panaskan dengan api oksidasi.6. Amati dan catat warna pada waktu panas dan pada waktu dingin.7. Buatla mutiara borax lagi dan masukkan ke dalam tepung mineral yang akan diselidiki.8. Panasi dengan api reduksi.9. Amati dan catat warna pada waktu panas dan pada waktu dingin.10. Cocokkan dengan tabel Bead Corolation Kranss, maka dapat diketahui unsur yang diselidiki.

Tabel Bead Coloration Kranss

NoOksidasi dariBorax Bead

Nyala api oksidsiNyala api reduksi

1.MnViolet kemerahanTak berwarna

2.CoBiruBiru

3.CuBiru hijauMerah Opaq

4.NiCoklat kemerahanAbu-abu Opaq

5.FeKuningHijau pucat

6.CrHijau kekuninganHijau pucat

7.UKuningHijau pucat tak berwarna

8.VHijau kekuninganHijau cerah

9.TiTak berwarnaViolet Kecoklatan

10.MoTak berwarnaCoklat

11.WTak berwarnaKuning-Coklat kemerahan

12.SiTak berwarnaTak berwarna

BAB IVROCK FORMING MINERAL( MINERAL PEMBENTUK BATUAN )

IV.1Reaksi BowenMineral-mineral yang penting dalam pembentukan kulit bumi adalah pada seri Reaksi Bowen.

Gambar.III.1

DAFTAR PUSTAKA

Berry L.G and Mason B., 1989, Mineralogy, Freeman W. and Co San Francisco

Flint. V.L., Essentials Of Crystalography, Peace Publisher Moscow.

Dana ES., 1960, A Textbook of Mineralogy, John Willey and Sons Inc. New York

Danisworo C. Ir., 1980, Mineralogi (Buku Petunjuk Praktikum), Fakultas Teknik Geologi UPN Veteran Yogyakarta.

Denned Williams H., 1960, Principle of Mineralogy, The Ronald Press Company, New York.

Escher BG., 1949, Algemene Mineralogie en Krystallografie, Oogsqust.

Kraus E., Hunt WF. and Ramsdell LS., 1959, Mineralogy, Mc Graw Hill Book Company Inc. New York.

31Laboratorium Kristalografi-MineralogiJurusan Teknik GeologiFakultas Teknologi MineralUPN Veteran Yogyakarta2009