mutu dan prestasi belajar.pdf

84
Pengaruh Mutu Mengajar Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Bidang Studi Ekonomi di SMA Negeri 14 Tangerang SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyara tan Mempero leh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)  Oleh : Ahmad Fadhil 104015000574 PROGRAM STUDI ILMU PENGETAHUAN SOSIAL JURUSAN TADRIS IPS (EKONOMI) FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/ 2011 M

Upload: alifariga

Post on 15-Feb-2018

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Mutu dan prestasi belajar.PDF

7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 1/84

Pengaruh Mutu Mengajar Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa

Bidang Studi Ekonomi di SMA Negeri 14 Tangerang

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) 

Oleh :

Ahmad Fadhil

104015000574

PROGRAM STUDI ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

JURUSAN TADRIS IPS (EKONOMI)

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432 H/ 2011 M

Page 2: Mutu dan prestasi belajar.PDF

7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 2/84

ABSTRAKS

Ahmad Fadhil (104015000574),  Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial,

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pengaruh

Mutu Mengajar Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Bidang Studi Ekonomi di

SMAN 14 Tangerang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat

 pengaruh yang signifikan antara mutu mengajar terhadap prestasi belajar siswa

 pada bidang studi ekonomi di SMA Negeri 14 Tangerang. Responden dalam

 penelitian ini sebanyak 45 siswa. Mutu mengajar guru mengetahui bagaimana

usaha-usaha guru dalam meningkatkan kualitas dan profesionalisme dalam

mengajar, sedangkan prestasi belajar siswa mengetahui hasil yang dicapai oleh

siswa selama satu semester yaitu semester satu (ganjil) yang diakumulasikan

dalam nilai raport. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

survey dengan teknik deskriptif analisis. Data mutu mengajar guru diperoleh

melalui koesioner yang terdiri dari 25 item pertanyaan, dari hasil perhitungan

didapat r xy  Product Moment sebesar 0,417 yang berkisar 0,40-0,70. Hasil

membandingkan nilai r h  dengan r t  maka Ha diterima dan Ho ditolak setelahdiketahui df sebesar 43 (0,417 > 0,294). Koefisien determinasi sebesar 17,38 %

menunjukkan bahwa mutu mengajar guru sebagian kecil mempengaruhi prestasi

 belajar siswa, ini berarti 82,62% lagi dipengaruhi faktor lain seperti minat dan

 bakat siswa.

Page 3: Mutu dan prestasi belajar.PDF

7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 3/84

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam, salawat dan salam semoga

terlantun bagi kekasihNya, Rasulullah Muhammad SAW, beserta keluarganya,

sahabatnya dan orang-orang yang mengikuti sunnahnya hingga hari kebangkitan.

Alhamdulillah ucapan syukur yang tiada henti-hentinya penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan judul “ Pengaruh Mutu Mengajar Guru

Terhadap Prestasi Belajar Siswa Bidang Studi Ekonomi di SMAN 14

Tangerang “. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa pembuatan skripsi ini tidak

terlepas dari bantuan pihak lain. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati

 penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang

telah membantu dan mendukung penulis baik secara langsung maupun tidak

langsung karena skripsi ini yang tidak akan mendekati kesempurnaan tanpa

 bantuan semua. Penulis secara khusus mengucapkan terima kasih yang tak

terhingga kepada :

1. 

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak Prof. Dr. H. Dede Rosyada, M.A.

2. 

Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial,

Bapak Drs. H. Nurochim, M.M beserta jajarannya.

3.  Dosen pembimbing Bapak Drs. Banadjid, terima kasih banyak atas

 bimbingan, arahan dan nasehat kepada penulis dalam menyelesaikan

 penyusunan skripsi ini.

4. 

Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah

memberikan ilmunya selama penulis kuliah.

5.  Kepada seluruh staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta, yang telah membantu menyediakan fasilitas perpustakaan.

6.  Kepala Sekolah SMA Negeri 14 Tangerang, Bapak Drs. H.M. Bay Masruri,

MM dan guru bidang studi Ekonomi kelas XI, Ibu Eva Yurina, SE. Dan tak

Page 4: Mutu dan prestasi belajar.PDF

7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 4/84

lupa kepada siswa-siswi kelas XI IPS SMA Negeri 14 Tangerang yang

sudah membantu penulis dalam melakukan penelitian ini.

7.  Keluarga tercinta, khususnya kedua orang tua penulis Ayahanda Muslih

H. Abdul Hadi dan Ibunda Masiah H. Micang yang selalu semangat

mendo’akan tiada henti dan senantiasa memberikan dukungan baik moriil

maupun materiil kepada penulis, kakak-kakakku tersayang Yayah Luthfiah

&Suami, Ati Kurniati & Suami, Muthoharoh, Nuril Anwar & Istri, dan

adikku M. Mamduh. Terima kasih untuk semua cinta dan kasih sayang yang

telah kalian berikan.

8.  Teman-teman seperjuangan di IPS angkatan 2004 Faisal Aceh, Sainan

Bangka Belitung, Hardi Lampung, Aries Lampung, Mahfudz Bumiayu,

Bambang Ponorogo, Ade Ciamis, Lukman Tasikmalaya, Reni Sukabumi,

Yuli Sukabumi, Solahudin/Coink Bogor, Adi Bekasi, Sarah Bekasi, Dede

Depok, Gilang Jakarta, Dwi Tangerang, Khasanah Tangerang, Uci

Tangerang, Ifay Tangerang, Suharto Tangerang, I love U full......

9.  Teman-teman Pelajar Islam Indonesia (PII) Jakarta. Zaki, Deden, Fasya,

Ruhyat, Cecep, Irwan, Musa, Basori, Ridwan, Ferly, Eka, Dian, Zahro,

Yayah, Ulfa, Khusnul.

Serta kepada semua pihak yang telah turut membantu yang tidak dapat penulis

sebutkan semuanya. Penulis mendo’akan semoga Allah SWT membalas dengan

kebaikan yang sepadan. Amin

Dan akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis

khususnya dan pembaca pada umumnya, serta benar-benar menjadi langkah awal

 bagi kelahiran keilmuan yang lebih baik.

Tangerang, 8 November 2010

Penulis

Page 5: Mutu dan prestasi belajar.PDF

7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 5/84

DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………………………………..i 

Daftar Isi…………………………………………………………………..….....iii 

Daftar Tabel……………………………………………………………….……iv 

Daftar Lampiran………………………………………………………………..v 

BAB I PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang Masalah……………………………………………..1 

B.  Identifikasi Masalah…………………………………………………5 

C. 

Pembatasan Masalah………………………………………………....5 

D.  Perumusan Masalah………………...………………………………..6 

E.  Tujuan Penelitian…………………………………………………….6 

F.  Manfaat Penelitian…………………………………………………...6 

BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS 

A.  Mutu Mengajar Guru………………………………………………..7 

1. 

Pengertian Mutu Mengajar Guru………………………………..7 

2.  Kedudukan, Peran dan Tugas Guru.............................................10

3.  Kompetensi Guru........................................................................16

4. 

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Mutu Mengajar Guru dan

Usaha Dalam Meningkatkannya.................................................25

B.  Prestasi Belajar ……………………………………………………..29 

1. 

Pengertian Prestasi Belajar ……………………………………..29 

2. 

Cara Mengetahui Prestasi Belajar Siswa………………………30 

3.  Indikator Prestasi Belajar……………………………………....32 

4. 

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar...................32

5.  Usaha-usaha Peningkatan Prestasi Belajar..................................33

C.  Kerangka Berfikir …………………………………………………..35 

D. 

Pengajuan Hipotesis………………………………………………..36 

Page 6: Mutu dan prestasi belajar.PDF

7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 6/84

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. 

Tempat dan Waktu Penelitian…………………………………....37 

B.  Variabel Penelitian………………………………………………37 

C.  Populasi, Sampel…………………………………………………38 

D. 

Teknik Pengumpulan Data……………………………………….38 

E.  Teknik Pengolahan dan Analisis Data...........................................40

F.  Interpretasi data.............................................................................42

BAB IV HASIL PENELITIAN

A.  Gambaran Umum SMA Negeri 14 Tangerang…………………...45 

B.  Deskripsi Data……………………………………………………53 

C.  Pengolahan dan Analisis Data........................................................68

D.  Interpretasi Data.............................................................................72

BAB V PENUTUP

A.  Kesimpulan……………………………………………………….75 

B. 

Saran……………………………………………………………...76 

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 7: Mutu dan prestasi belajar.PDF

7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 7/84

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di era globalisasi ini setiap negara di dunia saling berlomba dalam

mencapai kemajuan bangsanya. Bangsa-bangsa yang maju dan modern ialah

 bangsa yang benar-benar memperhatikan dan mengutamakan aspek

 pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu kunci utama bagi kemajuan

 bangsa dan negara. Pendidikan mempunyai posisi yang strategis dalam

memperlancar dan menyukseskan program pembangunan nasional, karena

 pendidikan tidak hanya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tetapi

 juga ikut membentuk kepribadian bangsa.

Pendidikan merupakan sarana mutlak yang dipergunakan untuk

mewujudkan masyarakat madani yang mampu menguasai, mengembangkan,

mengendalikan dan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Output

 pendidikan belum mampu berjalan seimbang dengan tuntutan zaman, hal inidisebabkan minimnya penguasaan terhadap disiplin ilmu yang diperoleh

melalui proses pendidikan. Keadaan ini menjadi tantangan bagi para pendidik

untuk mempersiapkan peserta didiknya dalam memasuki masa depan.

Pendidikan pada dasarnya diselenggarakan dalam rangka

membebaskan manusia dari berbagai macam persoalan kehidupan yang pada

intinya untuk mencapai kesempurnaan hidup, dan untuk menjadi makhluk

yang bermartabat.1 

Hal ini sesuai dengan fungsi dan tujuan pendidikan nasional,

 berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS), Bab II Pasal 3, dinyatakan bahwa:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa. bertujuan untuk berkembangnya potensi

1  Yunus M. Firdaus,  Pendidikan Berbasis Realitas Sosial,  (Yogyakarta: Logung

Pustaka, 2004), Cet.Ke-1, h. 1

Page 8: Mutu dan prestasi belajar.PDF

7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 8/84

 peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.2 

Agar dapat mewujudkan pendidikan nasional maka peranan orang tua,

masyarakat, instansi pemerintah dan guru sangatlah penting. Guru sebagai

 pendidik dan pengajar merupakan faktor penentu kesuksesan setiap usaha

 pendidikan. Itulah sebabnya perbincangan mengenai pembaruan kurikulum,

 pengadaan alat-alat belajar sampai pada kriteria sumber daya manusia yang

dihasilkan oleh pendidikan selalu bermuara pada guru. Hal ini menunjukkan betapa signifikan peran guru dalam dunia pendidikan.3 

 Kualitas sumber daya guru  atau  guru profesional   sangat diperlukan

dalam kegiatan belajar mengajar. Secara umum guru itu memenuhi dua

kategori yaitu capability dan loyality. Capability yang dimaksud adalah guru

itu harus memiliki kemampuan dalam bidang ilmu yang diajarkannya,

memiliki kemampuan teoritik tentang mengajar yang baik, dari mulai

 perencanaan, implementasi dan evaluasi. Dan yang dimaksud loyality  adalah

memiliki loyalitas keguruan, yakni loyal terhadap tugas-tugas yang tidak

semata di dalam kelas, tapi pre servis atau out servis. Gilbert H. Hunt  dalam

 bukunya “Effektive Teacing” sebagaimana dikutif   oleh Dede Rosyada,

menyatakan guru yang baik harus memiliki kriteria-kriteria sebagai berikut:

a. 

Guru yang baik harus memiliki sifat-sifat antusias, stimulatif,

mendorong siswa untuk maju, berorientasi pada tugas dan pekerja keras,

toleran, sopan, dan bijaksana memiliki pengetahuan yang memadai

dalam mata pelajaran yang diampunya, mampu memberikan jaminan

 bahwa materi yang disampaikannya mencakup semua unit bahasa yangdiharapkan siswa secara maksimal.

 b.  Mampu menjelaskan berbagai informasi secara jelas dan terang

memberi layanan yang variatif, menggunakan kelompok kecil secara

efektif, mendorong semua siswa untuk berpartisipasi, memonitor

 bahkan sering mendatangi siswa.

2 Undang-Undang RI, Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: CV. Tamita Utama, 2004),

h. 7

3

  Muhibbin Syah,  Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru,  (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2002), h. 223

Page 9: Mutu dan prestasi belajar.PDF

7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 9/84

c.  Mampu memberikan harapan pada siswa, mampu membuat siswa

akuntabel dan mendorong partisipasi orang tua dalam memajukan

kemampuan akademik siswa.d.  Biasa menerima berbagai masukan, risiko dan tantangan, selalu

memberikan dukungan pada siswanya, konsisten dalam kesepakatan

dengan siswa, mampu memajukan keahlian dalam perencanaan,

memiliki kemampuan mengorganisasi kelas sejak hari pertama

 bertugas.4 

Sedangkan dalam meningkatkan kualitas dalam mengajar hendaknya

guru mampu merencanakan program pengajaran dan mampu menggunakan

metode pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran serta mampu pula

melakukannya dalam bentuk interaksi belajar mengajar. Guru pun harus dapat

menjadi suri tauladan yang baik sehingga dapat memberikan bimbingan sikap

kepada murid-muridnya.

Pada ruang lingkup kehidupan pendidik sebagai individu tiap guru

terikat dengan kewajiban untuk mengembangkan mutu kinerja melalui

kegiatan belajar, meningkatkan penguasaan ilmu pengetuan dan keterampilan

terbaik dalam meningkatkan potensi siswa. Hal tersebut penting agar

kewibawaan diri terpelihara. Juga sebagai anggota komunitas guru wajib

membangun kerja sama meningkatkan kompetensi, melakukan pengukuran,

meningkatkan kapasitas diri dalam pengelolaan pembelajaran,

mengembangkan pengalaman terbaik dalam mengelola pembelajaran, dan

mengembangkan kompetensi profesi mapun kompetensi pedagogik.

Dalam meningkatkan mutu kinerja guru memiliki kewajiban untuk

memenuhi mutu materi pelajaran, mengelola proses pembelajaran agar

meningkatkan minat siswa untuk belajar baik melalui peningkatan

kemampuan individu dalam kerja sama kelompok. Potensi diri siswa

dikembangkan melalui kerja sama. Menggunakan teknologi sesuai dengan

tingkat perkembangan siswa dan kemampuan sekolah menyediakan

sarananya. Menggunakan bahasa pengantar bahasa Indonesia mapun bahasa

4

 Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokratis, (Jakarta: Prenada Media, 2004),Cet. Ke-1, h. 112-114

Page 10: Mutu dan prestasi belajar.PDF

7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 10/84

asing dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran dalam kelas setaraf

dengan mutu pembelajaran di sekolah-sekolah unggul di dunia.

Pendidikan mempunyai peranan yang sangat strategis dan signifikan

dalam pembentukan moral, akhlaq dan etika peserta didik yang sekarang ini

sedang berada pada titik terendah dalam perkembangan masyarakat indonesia.

Kegagalan pendidikan untuk membuat dan menciptakan peserta didik yang

 berkarakter atau berkepribadian tidak lepas dari kelemahan aktor utama dalam

 proses pendidikan di kelas, yakni kelemahan guru dalam mengemas dan

mendesain serta membawakan mata pelajaran ini kepada peserta didik.

Ditambah lagi disebabkan ketiadaan penguasaan manajemen modern bagi

guru pendidikan dalam melaksanakan proses pembelajaran disekolah sehingga

sampai saat ini sulit sekali dikontrol dan di evaluasi keberhasilan dan

kegagalannya.

Dan hal ini diperparah dengan para lulusan perguruan tinggi yang

mengajar di sekolah tidak memenuhi standar mengajar, dan ada juga terjadi

ketidak sesuaian antara kompetensi yang dimiliki dengan bidang studi yang

diajarkan, maka akan berakibat ketidakpuasan oleh peserta didik dalam proses

 belajar mengajar, kemungkinan akan terjadi gejala-gejala negatif seperti acuh

tak acuh terhadap materi pelajaran, mengobrol pada saat guru menjelaskan

materi pelajaran, bolos sekolah bahkan sampai sikap tidak menghargai guru.

Seandainya dalam proses belajar mengajar seperti ini, maka sangat

menjadi kendala untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai bahkan akan

 berdampak pada prestasi belajar siswa. Oleh karena itu, sudah menjadi

keharusan bagi guru untuk memiliki kualitas mengajar yang baik.

Guna mengungkapkan hal tersebut apakah ada pengaruh dari mutu

mengajar guru terhadap prestasi belajar, maka diperlukan penelitian. Oleh

karena itu, penulis mengadakan penelitian skripsi dengan judul: “Pengaruh

Mutu M engajar Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Bidang Studi

 Ekonomi di SMA Negeri 14 Tangerang”. 

B. Identifikasi Masalah

Page 11: Mutu dan prestasi belajar.PDF

7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 11/84

Dengan memperhatikan uraian pada latar belakang diatas, penulis

dapat diidentifikasi beberapa masalah yang mempengaruhi mutu pendidikan,

diantaranya:

1.  Bagaimana mutu mengajar pada guru bidang studi ekonomi di SMA

 Negeri 14 Tangerang?

2.  Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi prestasi belajar siswa?

3.  Apakah mutu mengajar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa?

4. 

Apa terdapat pengaruh antara mutu mengajar guru dengan prestasi belajar

siswa bidang studi ekonomi di SMA Negeri 14 Tangerang?

5.  Seberapa besar korelasi antara mutu mengaja guru dengan prestasi belajar

siswa bidang studi ekonomi di SMA Negeri 14 Tangerang?

C. Pembatasan Masalah

Sesuai dengan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, maka

untuk lebih memfokuskan penelitian ini. Maka penulis hanya membatasi

masalah kedalam hal berikut ini:

1. 

Mutu mengajar guru di SMA Negeri 14 Tangerang.

2.  Prestasi belajar siswa bidang studi ekonomi. 

3.  Pengaruh mutu mengajar guru terhadap prestasi belajar siswa bidang studi

ekonomi.

D. Perumusan Masalah

Dari pembatasan masalah di atas, penulis merumuskan masalah

sebagai berikut: “Apakah terdapat pengaruh antara mutu mengajar guru 

terhadap prestasi belajar siswa bidang studi ekonomi di SMA Negeri 14

Tangerang?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

Page 12: Mutu dan prestasi belajar.PDF

7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 12/84

1.  Untuk mengetahui mutu mengajar guru, khususnya guru Ekonomi SMA

 Negeri 14 Tangerang.

2.  Untuk mengetahui prestasi belajar siswa bidang studi Ekonomi SMA

 Negeri 14 Tangerang.

3. 

Untuk mengetahui pengaruh mutu mengajar guru terhadap prestasi belajar

siswa SMA Negeri 14 Tangerang.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah:

1. 

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran

khususnya bagi para guru dan para tenaga kependidikan pada umumnya.

2.  Memberikan masukan bagi sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan,

khususnya mengenai mutu mengajar guru dalam meningkatkan prestasi

 belajar siswa

Page 13: Mutu dan prestasi belajar.PDF

7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 13/84

BAB II

KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN

HIPOTESIS

A. Mutu Mengajar Guru

1.  Pengertian Mutu Mengajar Guru

Dalam Standar Nasional PP.RI.No.19 Tahun 2005, Pasal 1 ayat 1,2

dan 3. Mengenai penjaminan mutu dan tujuannya yang berbunyi : “ Setiap

 satuan pendidikan pada jalur formal maupun non formal wajib melakukan

 penjaminan mutu pendidikan yang bertujuan untuk memenuhi dan

melampaui standar nasional yang dilakukan secara bertahap, sistematis

dan terencana dalam suatu program penjaminan mutu yang memiliki

target dan kerangka waktu yang jelas”.5 

Kamus Besar Bahasa Indonesia menyatakan bahwa “mutu adalah

(ukuran) baik buruk sesuatu benda, kualitas, taraf, kadar, atau derajat

(kepandaian, kecerdasan, dan sebagainya)”.6

  Menurut  Jerome S. Arcaro,

“mutu adalah sebuah proses terstruktur untuk memperbaiki keluaran yang

dihasilkan”.7 

Menurut Nurhasan, pengertian secara umum kata mutu dapat

diartikan kualitas, “suatu gambaran yang menjelaskan mengenai baik

 buruknya hasil yang dicapai para siswa dalam proses pendidikan yang

sedang dilaksanakan”.8 Jadi dapat disimpulkan bahwa mutu adalah ukuran

untuk menyatakan esensi semua benda atau hal berupa standar ideal yangingin dicapai oleh suatu proses.

5  Peraturan Pemerintah, Republik Indonesia, No. 19 tahun 2005, Tentang Standar

 Nasional Pendidikan,( Bandung: Lekdis, 2005 ), Cet. Ke-3, h. 27

6 Departemen Pendidikan Nasional,  Kamus Besar Bahasa Indonesia,  ( Jakarta: Balai

Pustaka, 2002 ), Edisi III, Cet. Ke-2, h. 768

7 Jeorme S. Arcaro,  Pendidikan Berbasis Mutu, ( Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007 ),

Cet. Ke-4, h. 758 Nurhasan, Konvensi Nasional Pendidikan Indonesia II: kurikulum Untuk Abad Ke-21, 

(Jakarta: PT. Grasindo, 1994), h. 390

Page 14: Mutu dan prestasi belajar.PDF

7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 14/84

Menurut Oemar Hamalik, “Mengajar merupakan usaha

mengorganisasi lingkungan sehingga menciptakan kondisi belajar bagi

siswa”.9 

Menurut Bohar Suharto yang dikutip oleh Pupuh Fathurrohman

dan M. Sobri Sutikno mengungkapkan bahwa “mengajar adalah suatu

aktivitas mengorganisasi atau mengatur (mengelola) lingkungan sehingga

tercipta suasana yang sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan

 peserta didik sehingga terjadi proses belajar yang menyenangkan”.10 

Menurut Tyson dan Caroll yang dikutip oleh Muhibbin Syah

mengungkapkan “bahwa mengajar adalah sebuah cara dan sebuah proses

hubungan timbal balik antara siswa dengan guru yang sama-sama aktif

melakukan kegiatan”.11 

Jadi dapat disimpulkan bahwa mengajar adalah sebuah aktivitas

dimana guru dan peserta didik memainkan peranan terdapat interaksi

edukatif sehingga terciptanya kondisi belajar yang baik dan dibantu

dengan sistem lingkungan yang mendukung.

Pengertian guru menurut  Kamus Besar Bahasa Indonesia  edisi

kedua 1991, yang dikutip oleh Muhibbin Syah adalah “orang yang

 pekerjaannya (mata pencahariannya) mengajar”.12  Menurut Balnadi

Sutadipura yang dikutip oleh Syafruddin Nurdin mengungkapkan bahwa

“guru adalah orang yang layak digugu dan ditiru”.13 

9

 Oemar Hamalik,  Proses Belajar Mengajar, ( Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2005 ), Cet.Ke-5, h. 48

10  Pupuh Fathurrohman & M. Sobri Sutikno, Strategi Belajar Mengajar: Strategi

 Mewujudkan Pembelajaran Bermakna Melalui Penanaman Konsep Umum & Konsep Islam, 

( Bandung: PT. Refika Aditama, 2007), Cet. Ke-1, h. 7

11  Muhibbin Syah,  Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru,  ( Bandung: PT.

Remaja Rosda Karya, 2000 ), Cet. Ke-5, h. 182

12 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, h. 222

13 Syafruddin Nurdin, Guru Profesional & Implementasi Kurikulum, ( Jakarta: Ciputat

Pers, 2002 ), Cet. Ke-1, h. 7

Page 15: Mutu dan prestasi belajar.PDF

7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 15/84

Menurut Moh. Uzer Usman, “Guru merupakan profesi/jabatan atau

 pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru”.14 

Sedangkan menurut Undang-undang Republik Indonesia No. 14

Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Pasal 1 ayat 1, yang dikutip oleh

Martinis Yamin bahwa definisi guru adalah ”Pendidik profesional dengan

tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,

menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini

 jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”.15 

Guru merupakan faktor yang sangat penting dalam pendidikan

formal pada umumnya, karena bagi siswa guru sering dijadikan tokoh

teladan. Maka setiap guru harus memiliki perilaku, pengetahuan dan

wawasan yang cukup dan selalu mengikuti perkembangan kemajuan

teknologi untuk mengembangkan siswa dengan baik.

Mengajar merupakan suatu perbuatan yang memerlukan tanggung

 jawab moril yang cukup berat. Berhasilnya pendidikan pada siswa sangat

 bergantung pada pertanggungjawaban guru dalam melaksanakan tugasnya.

Apabila guru berhasil melaksanakan tugasnya dengan baik maka akan

tampak perubahan yang berarti pada diri siswa, seperti sikap positif dalam

 belajarnya dan prestasi belajar akan semakin meningkat.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas, maka dapat ditarik

kesimpulan tentang definisi mutu mengajar yaitu keadaan atau ukuran baik

 buruk dari hasil kegiatan orang yang memberikan ilmu pengetahuan

kepada peserta didik dengan tingkat keunggulan yang tinggi seperti

memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sehat jasmani dan rohani serta

memiliki kemampuan untuk mewujudkan pendidikan nasional.

2.  Kedudukan, Peran dan Tugas Guru

14 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, ( Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,

2006 ), Cet. Ke-19, h. 5

15

 Martinis Yamin, Sertifikasi Profesi keguruan di Indonesia, ( Jakarta: Gaung PersadaPress, 2006 ), Cet. Ke-1, h. 209-210

Page 16: Mutu dan prestasi belajar.PDF

7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 16/84

 Dalam Sabda Rasulullah SAW berbunyi “Pendidik dalam ajaran

agama Islam kedudukannya sangat dihargai”. Dan menurut Hadits

 Riwayat Abu Daud & Tirmidzi bersabda “Tinta para ulama lebih tinggi

nilainya dari pada darah para syuhada”.16  Menggambarkan tingginya

kedudukan orang yang mempunyai ilmu pengetahuan (gulu/ulama),

 penghormatan dan kedudukan yang tinggi ini amat logis diberikan

kepadanya, karena dilihat dari jasanya yang demikian besar dalam

membimbing dan mengarahkan, membentuk akhlak, dan memberikan

 pengetahuan sehingga anak didik siap menghadapi hari depan dengan

 penuh rasa percaya diri dan dapat melaksanakan fungsinya sebagai

Abdullah dan Khalifatu Fil Ard.

Guru menempati kedudukan yang terhormat di masyarakat.

Masyarakat percaya bahwa gurulah yang dapat mendidik anak mereka

agar menjadi orang yang memiliki pribadi yang mulia.

Dengan kepercayaan yang diberikan masyarakat, maka pundak

guru diberikan tugas yang berat. Namun lebih berat lagi mengemban

tanggung jawab, sebab tanggung jawab itu tidak hanya terbatas di

lingkungan sekolah tapi juga di luar sekolah. Pembinaan yang harus

diberikan guru tidak hanya secara kelompok tapi juga secara individual.

Hal ini menuntut guru agar selalu memperhatikan sikap, tingkah laku dan

 perbuatan peserta didiknya tidak hanya di sekolah tapi juga di luar

sekolah.

Keberhasilan guru melaksanakan peranannya dalam bidang

 pendidikan sebagian besar terletak pada kemampuannya melaksanakan

 berbagai peranan yang bersifat khusus dalam situasi belajar mengajar.

Berdasarkan studi literatur terhadap pandangan  Adam & Dickey  dalam

 bukunya “Basic Principles of Student Teaching”, yang dikutip oleh Oemar

Hamalik dapat ditarik kesimpulan bahwa paling tidak terdapat 12 peranan

16  Pupuh Fathurrohman & M. Sobri Sutikno, Strategi Belajar Mengajar: Strategi

 Mewujudkan Pembelajaran Bermakna Melalui Penanaman Konsep Umum & Konsep Islam,

h. 122

Page 17: Mutu dan prestasi belajar.PDF

7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 17/84

guru di dalam kelas (dalam situasi belajar mengajar). Tiap peranan

menuntut berbagai kompetensi atau keterampilan yang dipandang “inti”

untuk masing-masing peranan tersebut adalah sebagai berikut:

a)  Guru sebagai pengajar, menyampaikan ilmu pengetahuan, perlu

memiliki keterampilan memberikan informasi kepada kelas

b)  Guru sebagai pemimpin kelas, perlu memiliki keterampilan cara

memimpin kelompok-kelompok murid

c) 

Guru sebagai pembimbing, perlu memiliki keterampilan cara

mengarahkan dan mendorong kegiatan belajar siswa

d)  Guru sebagai pengatur lingkungan, perlu memiliki keterampilan untuk

mempersiapkan dan menyediakan alat dan bahan pelajaran

e) 

Guru sebagai partisipan, perlu memiliki keterampilan caramemberikan saran, mengarahkan pemikiran kelas dan memberikan

 penjelasan

 f)  Guru sebagai ekspeditur, perlu memiliki keterampilan cara

menyelidiki sumber-sumber masyarakat yang akan digunakan

 g)  Guru sebagai perencana, perlu memiliki keterampilan cara memilih,

dan meramu bahan pelajaran secara profesional

h) 

Guru sebagai supervisor, perlu memiliki keterampilan mengawasi

kegiatan anak dan ketertiban kelas

i) 

Guru sebagai motivator, perlu memiliki keterampilan mendorong

motivasi belajar kelas

 j) 

Guru sebagai perannya, perlu memiliki keterampilan cara bertanya yang dapat merangsang kelas berpikir dan cara memecahkan masalah

k)  Guru sebagai pengganjar, perlu memiliki keterampilan cara

memberikan penghargaan terhadap anak-anak yang berprestasi

l)  Guru sebagai evaluator, perlu memiliki keterampilan cara menilai

anak-anak secara obyektif, kontinue dan komprehensif

m) Guru sebagai konselor, perlu memiliki keterampilan cara membantu

anak-anak yang mengalami kesulitan tertentu.17 

Peranan guru menurut kajian Pullias dan Young (1988), Manan

(1990), serta Yelon dan Weinstein (1997), yang dikutip oleh E. Mulyasadapat diidentifikasikan sedikitnya 19 peran guru, yakni guru sebagai

 pendidik, pengajar, pembimbing, pelatih, penasehat, pembaharu

(innovator), model dan teladan, pribadi, peneliti, pendorong kreativitas,

17 Oemar Hamalik,  Pendidikan Guru; Berdasarkan Pendekatan Kompetensi, (Jakarta:

PT. Bumu Aksara, 2004 ), Cet. Ke-4, h. 48-49

Page 18: Mutu dan prestasi belajar.PDF

7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 18/84

 pembangkit pandangan, pekerja rutin, pemindah kemah, pembawa cerita,

aktor, emansipator, evaluator, pengawet, dan sebagai kulminator.18 

Yang akan penulis kemukakan di sini adalah peranan yang

dianggap paling dominan dan diklasifikasikan sebagai berikut:

a. 

Guru Sebagai Demonstrator

Melalui peranannya sebagai demonstrator, lecturer,  atau pengajar,

guru hendaknya senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran

yang akan diajarkannya serta senantiasa mengembangkannya dalam

arti meningkatkan kemampuannya dalam hal ilmu yang dimilikinya

karena hal ini akan sangat menentukan hasil belajar yang dicapai oleh

siswa.19 

 b.  Guru Sebagai Pengelola Kelas

Dalam peranannya sebagai pengelola kelas (learning manager ), guru

hendaknya mampu mengelola kelas sebagai lingkungan belajar serta

merupakan aspek dari lingkungan sekolah yang perlu diorganisasi.

Lingkungan ini diatur dan diawasi agar kegiatan-kegiatan belajar

terarah kepada tujuan-tujuan pendidikan. Pengawasan terhadap belajar

lingkungan itu turut menentukan sejauh mana lingkungan tersebut

menjadi lingkungan belajar yang baik. Lingkungan yang baik ialah

yang bersifat menantang dan merangsang siswa untuk belajar,

memberikan rasa aman dan kepuasan dalam mencapai tujuan.

Kualitas dan kuantitas belajar siswa di dalam kelas bergantung pada

 banyak faktor, antara lain ialah guru, hubungan pribadi antara siswa di

dalam kelas, serta kondisi umum dan suasana di dalam kelas.20 

c.  Guru Sebagai Mediator dan Fasilitator

18  E. Mulyasa,  Menjadi Guru Profesional; Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan

 Menyenangkan, ( PT. Remaja Rosda Karya, 2006 ), Cet. Ke-4, h. 37

19 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, h. 9

20

 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, h. 10

Page 19: Mutu dan prestasi belajar.PDF

7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 19/84

Sebagai mediator guru hendaknya memiliki pengetahuan dan

 pemahaman yang cukup tentang media pendidikan karena media

 pendidikan merupakan alat komunikasi untuk lebih mengefektifkan

 proses belajar mengajar. Dengan demikian media pendidikan

merupakan dasar yang sangat diperlukan yang bersifat melengkapi dan

merupakan bagian integral demi berhasilnya proses pendidikan dan

 pengajaran di sekolah.21 

Sedangkan sebagai fasilitator guru hendaknya mampu mengusahakan

sumber belajar yang berguna serta dapat menunjang pencapaian tujuan

dan proses belajar mengajar, baik yang berupa nara sumber, buku teks,

majalah, ataupun surat kabar.

d.  Guru Sebagai Evaluator

Sebagai evaluator guru hendaknya mampu dan terampil melaksanakan

 penilaian karena, dengan penilaian, guru dapat mengetahui prestasi

yang dicapai oleh siswa setelah ia melaksanakan proses belajar.22 

21 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, h. 11

22

 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, h. 12

Page 20: Mutu dan prestasi belajar.PDF

7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 20/84

 

Bagan. 1

Peran Guru23 

Pada dasarnya terdapat seperangkat tugas yang harus dilaksanakan

oleh guru berhubungan dengan profesinya sebagai pengajar. Tugas guru

ini sangat berkaitan dengan kompetensi profesionalnya. Secara garis besar,

tugas guru dapat ditinjau dari tugas-tugas yang langsung berhubungan

dengan tugas utamanya, yaitu menjadi pengelola dalam proses

 pembelajaran dan tugas-tugas lain yang tidak secara langsung

 berhubungan dengan proses pembelajaran, tetapi akan menunjang

keberhasilannya menjadi guru yang andal dan dapat diteladani.

Menurut Uzer Usman yang dikutip oleh Hamzah B. Uno terdapat

tiga jenis tugas guru, yakni tugas dalam bidang profesi, tugas

kemanusiaan, dan tugas dalam bidang kemasyarakatan.24 

23

 Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi,( Jakarta: Kencana, 2008 ), Cet. Ke-3, h. 147

PERAN

GURU

Sumber

Belajar

Fasilitator

Manager

Evaluator

Organisator

Motivator

Administrator

Demonstrator

Page 21: Mutu dan prestasi belajar.PDF

7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 21/84

Tugas guru sebagai suatu profesi meliputi mendidik dalam arti

meneruskan dan mengembangkan nilai hidup. Mengajar berarti

meneruskan dan mengembangkan iptek, sedangkan melatih berarti

mengembangkan keterampilan pada peserta didik.

Tugas guru dalam bidang kemanusiaan meliputi bahwa guru di

sekolah harus dapat menjadi orang tua kedua, dapat memahami peserta

didik dengan tugas perkembangannya mulai dari sebagai makhluk bermain

(homoludens), sebagai makhluk remaja/berkarya (homopither ), dan

sebagai makhluk berpikir/dewasa (homosapiens). Membantu peserta didik

dalam mentransformasikan dirinya sebagai upaya pembentukan sikap dan

membantu peserta dalam mengidentifikasikan diri peserta itu sendiri.

Tugas guru dalam bidang masyarakat diharapkan dapat

memberikan ilmu pengetahuan. Ini berarti guru berkewajiban

mencerdaskan bangsa Indonesia seutuhnya berdasarkan pancasila.

Secara umum tugas guru sebagai pengelola pembelajaran adalah

menyediakan dan menggunakan fasilitas kelas yang kondusif bagi

 bermacam-macam kegiatan belajar mengajar agar mencapai hasil yang

 baik. Lingkungan belajar yang kondusif adalah lingkungan yang bersifat

menantang dan meransang peserta untuk mau belajar, memberikan rasa

aman dan kepuasan dalam mencapai tujuan.

Secara khusus tugas guru sebagai pengelola proses pembelajaran

sebagai berikut:

a.  Menilai kemajuan program pembelajaran

 b. 

Mampu menyediakan kondisi yang memungkinkan peserta didik belajar sambil bekerja ( learning by doing )

c.  Mampu mengembangkan kemampuan peserta didik dalam

menggunakan alat-alat belajar

d.  Mengkoordinasi, mengarahkan, dan memaksimalkan kegiatan kelas

e. 

Mengomunikasikan semua informasi dari dan/atau ke peserta didik

f.  Membuat kaputusan instruksional dalam situasi tertentu

g. 

Bertindak sebagai manusia sumber

h.  Membimbing pengalaman peserta didik sehari-hari

24  Hamzah B. Uno,  Profesi Kependidikan; Problema, Solusi, dan Repormasi

 Pendidikan di Indonesia, ( Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008 ), Cet. Ke-3, h. 20

Page 22: Mutu dan prestasi belajar.PDF

7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 22/84

i.  Mengarahkan peserta didik agar mandiri (memberi kesempatan pada

 peserta didik untuk sedikit demi sedikit mengurangi

ketergantungannya pada guru) j.  Mampu memimpin kegiatan belajar yang efektif dan efisien untuk

mencapai hasil yang optimal.25 

Sedangkan menurut Roestiyah N. K bahwa guru dalam mendidik

anak didik bertugas untuk:

1)  Menyerahkan kebudayaan kepada anak didik berupa kepandaian,

kecakapan, dan pengalaman-pengalaman

2)  Membentuk kepribadian anak yang harmonis

3)  Menyiapkan anak menjadi warga Negara yang baik sesuai Undang-

undang pendidikan yang merupakan keputusan MPR No. II Tahun1983

4) 

Sebagai perantara dalam belajar

5)  Guru adalah sebagai pembimbing, untuk membawa anak didik ke arah

kedewasaan

6)  Guru sebagai penghubung antara sekolah dan masyarakat

7)  Sebagai penegak disiplin

8)  Guru sebagai administrator dan manajer

9)  Pekerjaan guru sebagai profesi

10) Guru sebagai perencana kurikulum

11) Guru sebagai pemimpin

12) 

Guru sebagai sponsor dalam kegiatan anak-anak.26 

Tugas dan peran guru tidaklah terbatas di dalam masyarakat,

 bahkan guru pada hakikatnya merupakan komponen strategis yang

memilih peran yang penting dalam menentukan gerak maju kehidupan

 bangsa. Bahkan keberadaan guru merupakan faktor condisio sine quanon

yang tidak mungkin digantikan oleh komponen mana pun dalam

kehidupan bangsa sejak dulu, terlebih-lebih pada era kontemporer ini.

3.  Kompetensi Guru

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, kata kompetensi berarti

kewenangan atau hak kekuasaan untuk menentukan dan memutuskan

25  Hamzah B. Uno,  Profesi Kependidikan; Problema, Solusi, dan Repormasi

 Pendidikan di Indonesia, h. 21-22

26

 Roestiyah, N.K, Didaktik Metodik, ( Jakarta: Bumi Aksara, 1994 ), h. 32

Page 23: Mutu dan prestasi belajar.PDF

7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 23/84

sesuatu hal, dan secara kebahasaan mengandung arti (1) cakap mengetahui

 pekerjaan atau persoalan, (2) berhak, berwenang menentukan sesuatu.27 

Menurut pendapat W. Robert Houston yang dikutip oleh Roestiyah

 N.K mengemukakan pengertian kompetensi sebagai berikut: “competence

ordinarily is defined as adequancy for a task or as possession of require

knowledge, skill and abilities”.28 Yang dapat diartikan sebagai suatu tugas

yang memadai atau memiliki pengetahuan, keterampilan dan kemampuan

yang dituntut pada jabatan seseorang.

Adapun menurut Broke and Stone (1975) sebagaimana yang telah

diterjemahkan oleh Moh. Uzer Usman menyatakan bahwa “Kompetensi

merupakan gambaran hakikat kualitatif dari perilaku guru yang tampak

sangat berarti”.29  Sedangkan menurut Zakiyah Darajat bahwa kompetensi

adalah kewenangan atau kecakapan untuk menentukan atau memutuskan

suatu hal.30 

Menurut Moh. Uzer Usman mengungkapkan bahwa kompetensi

guru merupakan “Kemampuan dan kewenangan guru dalam melaksanakan

 profesi keguruannya”.31  Artinya bahwa guru yang piawai dalam

melaksanakan profesinya dapat disebut guru yang kompeten dan

 profesional.

Sesuai dengan yang diungkapkan oleh Saman. A, bahwa

“Seseorang dikatakan berkompeten dalam bidang tertentu apabila orang

tersebut menguasai kecakapan kerja atau keahlian sesuai dengan tuntutan

27  J. S. Badudu, et. Al.,  Kamus Umum Bahasa Indonesia,  ( Jakarta: Pustaka Sinar

Harapan, 1994 ), Cet. Ke-5, h. 518

28  Roestiyah, N.K,  Masalah-masalah Ilmu Keguruan,  ( Jakarta: PT. Bina Aksara,

1989), Cet. Ke-3, h. 4

29 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, h. 14

30 Zakiyah Darajat, Pendidikan Islam Dalam Keluarga dan Sekolah, ( Jakarta: Ruhama,

1995 ), Cet. Ke-2, h. 95

31

 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, h. 14

Page 24: Mutu dan prestasi belajar.PDF

7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 24/84

 bidang yang bersangkutan, dengan demikian ia mempunyai kewenangan

dalam pelayanan sosial”.32 

Menurut Barlow (1985) yang dikutip dan diartikan oleh Muhibbin

Syah menyatakan bahwa “Kompetensi guru merupakan kemampuan

seorang guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajibannya secara

 bertanggung jawab dan layak”.33 

Dari beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, maka

dapat disimpulkan bahwa kompetensi guru merupakan kecakapan atau

kemampuan dasar yang harus dimiliki setiap guru dalam melaksanakan

tugas dan kewajibannya secara baik dan bertanggung jawab sehingga

kegiatan belajar mengajar dapat terlaksana dengan efektif dan efisien.

Kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan

kualitas guru dalam mengajar. Kompetensi tersebut akan terwujud dalam

 bentuk penguasaan pengetahuan dan profesional dalam menjalankan

fungsinya sebagai guru. Artinya guru bukan saja harus pintar, tetapi juga

harus pandai mentransfer ilmunya kepada peserta didik.

Adapun menurut Muhibbin Syah yang dikutip oleh Pupuh

Fathurrohman dan M. Sobri Sutikno mengklasifikasikan ada sepuluh

kompetensi dasar yang harus dimiliki guru dalam upaya peningkatan

keberhasilan belajar mengajar yaitu:

1.  Menguasai bahan, yang meliputi:

a)  Menguasai bahan bidang studi dalam kurikulum sekolah

 b)  Menguasai bahan pendalaman/aplikasi bidang studi

2.  Mengelola program belajar mengajar, yang meliputi:

a) 

Merumuskan tujuan instruksional b)  Mengenal dan dapat menggunakan metode mengajar

c)  Memilih dan menyusun prosedur instruksional yang tepat

d)  Melaksanakan program belajar mengajar

e)  Mengenal kemampuan (entry behavior ) anak didik

f) 

Merencanakan dan melaksanakan pengajaran remedial

3.  Mengelola kelas, meliputi:

32  Saman. A,  Profesionalisme Keguruan,  ( Yogyakarta: Kanisius, 1994 ), Cet. Ke-1,

h. 94

33

 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, h. 229

Page 25: Mutu dan prestasi belajar.PDF

7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 25/84

a)  Mengatur tata ruang kelas untuk pengajaran

 b)  Menciptakan iklim belajar mengajar yang serasi

4. 

Menggunakan media atau sumber belajar, yang meliputi:a)  Mengenal, memilih dan menggunakan media

 b) 

Membuat alat-alat bantu pelajaran sederhana

c)  Menggunakan dan mengelola laboratorium dalam rangka proses

 belajar mengajar

d)  Mengembangkan laboratorium

e)  Menggunakan perpustakaan dalam proses belajar mengajar

f)  Menggunakan micro-teaching unit dalam program pengalaman

lapangan

5.  Mengusai landasan-landasan kependidikan

6.  Mengelola interaksi belajar mengajar

7. 

Menilai prestasi siswa untuk pendidikan dan pengajaran8.  Mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan penyuluhan,

meliputi:

a)  Mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan konseling di

sekolah

 b)  Menyelenggarakan program layanan dan bimbingan di sekolah

9.  Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah, meliputi:

a)  Mengenal penyelenggaraan administrasi sekolah

 b)  Menyelenggarakan administrasi sekolah

10. Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil pendidikan

guna keperluan pengajaran.34 

Menurut Moh. Uzer Usman mengemukakan bahwa kompetensi

dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:

1. 

Kompetensi pribadi, yaitu meliputi:

a.  Mengembangkan kepribadian

1)  Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

2)  Berperan dalam masyarakat sebagai warga negara yang berjiwa

 pancasila

3)  Mengembangkan sifat-sifat terpuji yang dipersyaratkan sebagai

guru b.  Berinteraksi dan berkomunikasi

1)  Berinteraksi dengan teman sejawat untuk meningkatkan

kemampuan profesional

2)  Berinteraksi dengan masyarakat dalam penunaian misi

 pendidikan

c.  Melaksanakan bimbingan dan penyuluhan

1) 

Membimbing siswa yang mengalami kesulitan belajar

2)  Membimbing murid yang berkelainan dan berbakat khusus

34 Pupuh Fathurrohman & M. Sobri Sutikno, Strategi Belajar Mengajar: Strategi

 Mewujudkan Pembelajaran Bermakna Melalui Penanaman Konsep Umum & Konsep Islam, h. 45

Page 26: Mutu dan prestasi belajar.PDF

7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 26/84

d.  Melaksanakan administrasi sekolah

1)  Mengenal pengadministrasian kegiatan sekolah

2) 

Melaksanakan kegiatan administrasi sekolahe.  Melaksanakan penelitian sederhana untuk keperluan pengajaran

1) 

Mengkaji konsep dasar penelitian ilmiah

2)  Melaksanakan penelitian

2. 

Kompetensi profesional, yaitu meliputi:

a.  Menguasai landasan kependidikan

1)  Mengenal tujuan pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan

nasional

2)  Mengenal fungsi sekolah dalam masyarakat

3)  Mengenal prinsip-prinsip psikologi pendidikan yang dapat

dimanfaatkan dalam proses belajar mengajar

 b. 

Menguasai bahan pengajaran1)  Menguasai bahan pengajaran kurikulum pendidikan dasar dan

menengah

2)  Menguasai bahan pengayaan

c. 

Menyusun program pengajaran

1)  Menetapkan tujuan pembelajaran

2)  Memilih dan mengembangkan bahan pembelajaran

3)  Memilih dan mengembangkan strategi belajar mengajar

4)  Memilih dan mengembangkan media pengajaran yang sesuai

5)  Memilih dan memanfaatkan sumber belajar

d.  Melaksanakan program pengajaran

1) 

Menciptakan iklim belajar mengajar yang tepat

2)  Mengatur ruangan belajar

3)  Mengelola interaksi belajar mengajar

e.  Menilai hasil dan proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan

1) 

Menilai prestasi murid untuk kepentingan pengajaran

2)  Menilai proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan.35 

Demikian tentang tugas, peranan dan kompetensi guru yang

merupakan landasan dalam mengabdikan profesinya. Guru yang

 profesional tidak hanya mengetahui, tetapi betul-betul melaksanakan apa-apa yang menjadi tugas dan perannya.

Sedangkan menurut Nana Sudjana membagi kompetensi kedalam

tiga bidang, yaitu:

1)  Kompetensi bidang kognitif

2)  Kompetensi bidang sikap (afektif)

35

 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, h. 16-19

Page 27: Mutu dan prestasi belajar.PDF

7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 27/84

3)  Kompetensi bidang perilaku (psikomotorik).36 

Penjelasan mengenai tiga bidang kompetensi yang telah disebutkan

diatas adalah, sebagai berikut:

1)  Kompetensi bidang kognitif

Kompetensi bidang kognitif yaitu kemampuan intelektual yang

dimiliki oleh guru. Seperti penguasaan mata pelajaran, pengetahuan

metode mengajar, pengetahuan mengenal belajar dan tingkah laku

individu, pengetahuan tentang bimbingan dan penyuluhan,

 pengetahuan tentang menilai hasil belajar siswa, pengetahuan tentang

masyarakat, serta pengetahuan umum lainnya.

2)  Kompetensi bidang afektif

Kompetensi bidang sikap (afektif) yaitu kesediaan dan kesiapan guru

terhadap berbagai hal yang berkenaan dengan tugas profesinya.

Misalnya sikap mencintai dan memiliki perasaan senang terhadap mata

 pelajaran yang dibinanya, sikap toleransi terhadap sesama teman

 profesinya

3) 

Kompetensi bidang psikomotorik

Kompetensi bidang perilaku (psikomotorik) yaitu segala kemampuan

guru dalam berbagai keterampilan atau perilaku yang bersifat

 jasmaniah yang pelaksanaannya berhubungan dengan tugasnya selaku

 pendidik, seperti keterampilan mengajar, membimbing, menilai,

menggunakan media pengajaran, keterampilan komunikasi dan lain-

lain.

Berdasarkan penjelasan di atas, sudah tentu ketiga bidang

kompetensi tersebut tidak dapat berdiri sendiri, saling berhubungan dan

saling mempengaruhi satu sama lain.

Sedangkan secara yuridis pemerintah menetapkan Undang-undang

tentang pendidikan, dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14

Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dalam Bab IV Pasal 8 bagian kesatu

36

 Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, ( Bandung: Algesindo, 2002),Cet. Ke-6, h. 18

Page 28: Mutu dan prestasi belajar.PDF

7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 28/84

mengenai kualifikasi, kompetensi, dan sertifikasi yang berbunyi: “guru

wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikasi pendidikan,

sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan

tujuan pendidikan nasional.37 Adapun kompetensi yang harus dimiliki oleh

guru sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 tersebut diperjelas lagi pada

 pasal 10 ayat 1 yaitu meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi

kepribadian, kompetensi profesional, kompetensi sosial yang diperoleh

melalui pendidikan profesi.

Selanjutnya dalam Peraturan Pemerintah tentang Standar Nasional

Pendidikan Bab VI pasal 28 ayat (1) dan (3) tentang Standar Nasional

Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Ayat (1) bahwa pendidik harus

memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran,

sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan

tujuan pendidikan nasional. Ayat (3) menyatakan bahwa kompetensi

sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah

serta pendidikan anak usia dini meliputi kompetensi pedagogik,

kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, kompetensi sosial.38 

Penjelasan mengenai kompetensi-kompetensi yang telah

disebutkan undang-undang di atas adalah sebagai berikut:

a.  Yang dimaksud dengan kompetensi pedagogik adalah kemampuan

mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman

terhadap peserta didik, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran,

evaluasi hasil belajar, dan pengemabangan peserta didik untuk

mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

37 Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI. 2006, Undang-undang

dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan, h. 88

38

 Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI. 2006, Undang-undangdan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan, h. 168

Page 29: Mutu dan prestasi belajar.PDF

7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 29/84

 b.  Yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian adalah kemampuan

kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi

teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.39 

Kompetensi kepribadian secara nyata diungkapkan dalam

 bentuk sikap kedewasaan, disiplin, dinamis, terbuka, fleksibel,

 bertanggungjawab dan lain-lain. Disamping itu kompetensi personal

 juga menunjukan pada kemampuan dasar guru untuk dapat

mentransformasikan nilai-nilai yang ada pada dirinya kepada peserta

didik.

Adapun kompetensi pribadi, antara lain sebagai berikut:

1) 

Bersikap terbuka terhadap hal-hal yang baru

2)  Peka terhadap perkembangan anak

3) 

Penuh pengertian

4)  Mempunyai sikap toleransi

5)  Mempunyai kreatifitas tinggi

6)  Bersikap ingin tahu.40 

c.  Yang dimaksud dengan kompetensi profesional adalah kemampuan

 penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang

memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi standar

kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan.41 

Kompetensi profesional merupakan kemampuan dasar yang

 berkaitan langsung dengan jabatan pekerjaan seseorang. Istilah

 profesional berasal dari bahasa inggris yaitu “profession” yang

mengandung arti pekerjaan yang membutuhkan keahlian khusus yang

diperoleh melalui pendidikan atau latihan. Secara umum istilah profesidiartikan sebagai “suatu bidang pekerjaan yang dilandasi keahlian”. 

39 Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI. 2006, Undang-undang

dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan, h. 230

40  Oteng Sutisna,  Administrasi Pendidikan Dasar teoritis untuk praktek Profesional,

( Bandung: PT. Angkasa, 1985 ), h. 61

41

 Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI. 2006, Undang-undangdan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan, h. 230

Page 30: Mutu dan prestasi belajar.PDF

7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 30/84

Oteng Sutisna mengemukakan bahwa persyaratan profesional

atau pendidikan antara lain:

1)  Sudah berpengalaman mengajar

2) 

Menguasai berbagai teknik dan model belajar mengajar

3)  Bijaksana dan kreatif mencari berbagai akal atau cara

4) 

Mempunyai kemampuan mengelola kegiatan belajar secara

individual kelompok disamping secra klasikal

5)  Mengutamakan standar prestasi yang tinggi dalam stiap

kesempatan

6)  Menguasai berbagai teknik dan model penilaian.42 

d.  Yang dimaksud dengan kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik

sebagai dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara

efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan,

orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.43 

Seorang guru tidak hanya bertanggungjawab di dalam kelas,

tetapi juga harus mewarnai perkembangan anak didik di luar kelas.

Bukanlah seorang yang berdiri di depan kelas untuk menyampaikan

materi pengetahuan tertentu tetapi juga anggota masyarakat yang harus

ikut aktif dan berjiwa bebas serta kreatif dalam mengarahkan

 perkembangan anak didik untuk menjadi anggota masyarakat sebagai

orang dewasa.

Dalam kehidupan sosial guru juga merupakan figur sentral

yang menjadi ukuran bagi masyarakat untuk mengambil keteladannya.

Hal ini menuntut guru untuk berperan serta profesional dalam

masyarakat akan menjadi tuntutan bagi anak didik.

Adapun persyaratan hubungan sosial antara lain:

1)  Suka dan pandai bergaul dengan anak-anak

2)  Dapat menyesuaikan diri

42 Oteng Sutisna, Administrasi Pendidikan Dasar teoritis untuk praktek Profesional, h.

61

43

 Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI. 2006, Undang-undangdan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan, h. 230

Page 31: Mutu dan prestasi belajar.PDF

7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 31/84

3)  Mudah bergaul dan memahami dengan cepat tingkah laku orang

lain.44 

Berdasarkan yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa

 pada prinsipnya guru difungsikan sebagai subyek yang membimbing dan

memberi pelajaran dalam proses kegiatan belajar mengajar perlu

memenuhi kriteria tertentu diantaranya kompetensi dan profesionalitas.

Oleh karena itu, guru tidak saja mendidik fungsi sebagai orang dewasa

yang bertugas secara profesional memindahkan ilmu pengetahuan

( transfer of knowledge ) atau penyalur ilmu pengetahuan ( transmitter of

knowledge ) yang dikuasai kepada anak didik, melaikan lebih dari itu, ia

menjadi pemimpin, pendidik, dan pembimbing di kalangan anak didiknya.

Demikian kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh seorang guru

dan juga yang merupakan landasan dalam mengabdikan profesinya.

Kompetensi dasar guru jelas sangat berguna bagi guru, sebab dengan

adanya perumusan kompetensi dasar guru bias dijadikan pedoman bagi

guru untuk menilai dirinya apakah dia sebagai seorang guru dalam

menjalankan profesinya telah dapat memenuhi kompetensi-kompetensi

tersebut. Bila belum, guru harus berani mengakui kekurangannya itu, dan

 berusaha untuk mencapai perbaikan. Dengan demikian guru tersebut selalu

 berusaha untuk mengembangkan dirinya dan lebih memantapkan dirinya

menjadi seorang guru.

4.  Faktor-faktor yang Mempengaruhi Mutu Mengajar Guru

dan Usaha Dalam Meningkatkannya

Mutu guru dalam mengajar, pada hakekatnya merupakan hasil

interaksi dari berbagai faktor yang mempengaruhinya, yaitu faktor yang

datangnya dari dalam dan luar dirinya. Faktor yang datang dari dalam

dirinya (faktor internal) antara lain adalah faktor kesehatan, potensial,

 bakat, sikap dan kepribadian. Sedangkan faktor yang berasal dari luar

44

 Oteng Sutisna, Administrasi Pendidikan Dasar teoritis untuk praktek Profesional, h.61

Page 32: Mutu dan prestasi belajar.PDF

7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 32/84

dirinya (faktor eksternal) antara lain faktor kepemimpinan kepala sekolah,

 peserta didik, dan sarana prasarana.

Menurut Kartini Kartanto terdapat dua faktor yang dapat

mempengaruhi mutu guru antara lain adalah  “ faktor dari dalam diri

 sendiri yang meliputi  kecerdasan,  keterampilan dan kecakapan, bakat,

kemampuan dan minat, motif, kepribadian dan cita-cita. Dan faktor dari

luar diri sendiri yang meliputi lingkungan dan sarana prasarana”.45 

Adapun di bawah ini beberapa faktor yang mempengaruhi mutu

guru sebagai berikut:

a.  Kemampuan

Seperti halnya siswa, maka guru pun sama, ia harus memiliki

kemampuan baik secara jasmani maupun rohani agar pengajaran dapat

dilaksanakan dengan lancar, dan memiliki implikasi yang positif

terhadap prestasi belajar.

 b.  Latar belakang

Setiap jenjang pendidikan yang dilalui oleh seseorang adalah sebuah

 pembekalan baik untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih

tinggi maupun untuk diimplikasikan ke dalam sebuah pekerjaan.

Demikian pula ketika seseorang akan menjadi seorang guru selayaknya

ia berkompeten dibidangnya dan telah mendapatkan sebuah ijazah

yang baik dan sesuai dengan bidangnya.

c.  Pengalaman kerja

Menurut Ngalim Purwanto:

 Pada umumnya setiap guru baru, apalagi yang baru menyelesaikan pendidikan di sekolah guru dan langsung bekerja, akan merasa

banyak kekurangan, terutama dalam pengalaman, dibandingkan

dengan guru-guru senior yang lebih banyak pengalaman. Akan tetapi,

kita tidak boleh beranggapan bahwa setiap guru baru itu lebih bodoh

atau lebih tidak mampu dibanding dengan guru yang sudah lama

mengajar. Mungkin pula sebaliknya, guru baru itu memiliki

45

 Kartini Kartono,  Menyiapkan dan Memandu Karier , ( Jakarta: CV. Rajawali, 1985),h. 23

Page 33: Mutu dan prestasi belajar.PDF

7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 33/84

 pengetahuan yang lebih luas dan up to date dan sangat berguna bagi

 perkembangan dan kemajuan di sekolah.46 

d.  Beban belajar

Beban belajar disini maksudnya adalah bahwa setiap orang yang

mengajar bukan berarti ia berhenti belajar justru ia harus terus belajar

dan lebih banyak mancari informasi pendidikan demi kemajuan dirinya

dan peserta didiknya.

e. 

Kondisi sosial ekonomi

Seorang guru yang mendapatkan kesejahteraan yang sesuai dengan

 pekerjaannya akan merasa senang dan lebih tenang dalam

melaksanakan tugasnya dalam mengajar, sehingga memungkinkan

 bagi mereka untuk tetap dan lebih meningkatkan dalam mengajar.

f.  Motivasi kerja

Menurut Muhaimin:

Seorang guru agama itu perlu memiliki semangat jihad dalam

menjalankan profesinya sebagai guru agama, dan memiliki kepribadian

yang matang dan berkembang  professionalism is predominantly an

attitude, not a set of competencies, yakni seperangkat kompetensi

 profesional yang dimiliki oleh guru agama adalah penting, tetapi yang

lebih penting lagi adalah sikap atu etos profesionalisme dari guru

agama itu sendiri.47 

g.  Komitmen

Komitmen yang tinggi terhadap profesi keguruan, jika sikap semacam

itu sudah melekat pada diri seorang guru, maka pendidikan akan

semakin memberikan makna bagi pengembangan wawasan, sikap dan

mental bagi para peserta didik.

h. 

Disiplin dan kreativitas

Disiplin sangat diperlukan dalam kegiatan belajar mengajar, apalagi

dalam meningkatkan mutu dalam melaksanakan tugas profesionalnya

46 M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, ( Bandung: Remaja

Rosdakarya, 1998 ), Cet. Ke-8, h. 156

47

 Muhaimin, Problematika Agama dalam Kehidupan Manusia, ( Jakarta: KalamMulia, 1998 ), Cet. Ke-1, h. 101

Page 34: Mutu dan prestasi belajar.PDF

7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 34/84

dalam pencapaian tujuan kurikulum sehingga menghasilkan mutu

 prestasi belajar yang baik bagi siswanya.

Untuk meningkatkan mutu guru perlu dipertimbangkan faktor yang

mempengaruhinya baik dari dalam maupun dari luar dirinya.

Bagaimanapun baiknya situasi dan kondisi yang tersedia serta pembinaan

yang telah diupayakan dengan baik oleh kepala sekolah, namun jika guru

tersebut tidak memiliki kemauan maka semuanya tidak akan berjalan

dengan lancar. Dengan adanya kemauan, kecakapan, serta keahlian yang

dimiliki oleh seorang guru maka segala kekurangan yang ada akan

menjadi pendorong baginya untuk selalu berusaha meningkatkan

kemampuannya.

Menurut Muhammad Numan Somantri mengemukakan bahwa

untuk meningkatkan mutu mengajar guru adalah sebagai beikut:

a) 

Sikap bersahabat, tidak agresif, kooperatif, demokratis, sopan dalam

memperlakukan siswa, tetapi tetap dapat memelihara wibawa

b) 

 Menghargai pendapat dan menjaga perhatian siswa dengan jalan

menunjukkan adanya relevansi antara pendapat tersebut dengan

tujuan pelajaranc)   Antusias terhadap bahan pelajaran yang sedang dibicarakan

d)   Dapat memperkaya bahan pelajaran yang terdapat dalam buku

 pelajaran dengan sumber-sumber majalah, surat kabar, cerita-cerita

 film, maupun hubungannya dengan pelajaran

e)   Dapat memperagakan secara skematis bahan pelajaran di papan tulis,

 sehingga memungkinkan para siswa tertarik terhadap bahan-bahan

 pelajaran

 f)   Dapat merumuskan teknik bertanya yang dapat menumbuhkan

kemampuan mengingat, berpikir, menilai, dan berpikir kreatif pada

 para siswa

g) 

 Dapat memberi jalan kepada para siswa untuk mendorong kegiatan-kegiatan menyelidiki bahan pelajaran, hingga mereka dapat memiliki

keterampilan berpikir ilmiah maupun dapat menemukan sistem nilai

 yang positif bagi seorang warga negara.48 

Dengan demikian, faktor internal pada guru merupakan faktor yang

utama dan mendasar dalam meningkatkan mutu mengajar guru, juga

48  Muhammad Numan Somantri,  Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS,

( Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001 ), Cet. Ke-1, h. 290

Page 35: Mutu dan prestasi belajar.PDF

7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 35/84

dalam menentukan keberhasilan dan pencapaian tujuan pendidikan, karena

guru merupakan ujung tombak dalam melaksanakan pendidikan dan

 pengajaran di sekolah. Namun faktor eksternal juga merupakan penunjang

 bagi guru dalam meningkatkan kualitas mengajarnya.

B. Prestasi Belajar Siswa

1.  Pengertian Prestasi Belajar

Kata prestasi belajar terdiri dari dua suku kata, yaitu prestasi dan

 belajar. Untuk memudahkan dalam memahaminya, maka akan diuraikansecara satu persatu apa itu prestasi dan apa itu belajar.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dimaksud dengan prestasi

adalah “Hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan, dan

sebagainya”.49  Menurut Suharsimi Arikunto, “prestasi adalah hasil kerja

yang keadaannya sangat kompleks”.50 

Dengan demikian prestasi adalah hasil usaha yang telah dilakukan

seseorang setelah melakukan suatu pekerjaan atau perbuatan.

Adapun belajar menurut pengertian secara psikologis, adalah

merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai

hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan

hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek

tingkah laku. Menurut Slameto pengertian belajar dapat didefinisikan

sebagai berikut: “Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan

seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru

secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi

dengan lingkungannya”.51 

49 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta:

Balai Pustaka, 2002 ), Cet. Ke-2, h. 895

50 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, ( Jakarta: PT. Bumi Aksara,

2002 ), Cet. Ke-I, h. 4

51

 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, ( Jakarta: Rineka Cipta,2003 ), Cet. Ke-4, h. 2

Page 36: Mutu dan prestasi belajar.PDF

7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 36/84

Menurut Akyas Azhari, “Belajar merupakan sebuah proses

 perubahan perilaku atau pribadi berdasarkan praktik atau pengalaman

tertentu”.52  Morgan mengemukakan pengertian belajar adalah setiap

 perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai

suatu hasil dari latihan atau pengalaman.53 

Moh. Uzer Usman mengartikan bahwa “Belajar sebagai proses

 perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antar

individu dan individu dengan lingkungannya”.54 

Sedangkan menurut Syaiful Bahri Djamarah mengatakan bahwa

“Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu

 perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam

interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan

 psikomotorik”.55 

Dengan demikian berdasarkan beberapa definisi diatas, maka

 penulis dapat menarik kesimpulan tentang definisi prestasi belajar

merupakan hasil yang telah diperoleh oleh siswa setelah melaksanakan

kegiatan belajar mengajar, baik berupa pengetahuan, sikap ataupun

keterampilan. Hasil belajar siswa itu biasanya dinyatakan dalam bentuk

angka (skor) atau kalimat yang ditulis oleh guru dalam buku prestasi

 belajar siswa (raport).

2.  Cara Mengetahui Prestasi Belajar Siswa

Aktivitas belajar siswa perlu diadakan evaluasi. Hal ini penting

karena dengan evaluasi dapat diketahui apakah tujuan belajar yang telah

ditetapkan dapat tercapai atau tidak . Sebagaimana dijelaskan oleh

52 Akyas Azhari, Psikologi Umum & Perkembangan, ( Jakarta: Teraju, 2004 ), Cet. Ke-

I, h. 122

53  M. Ngalim Purwanto,  Psikologi Pendidikan,  ( Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

1990 ), Cet. Ke-5, h. 84

54 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, h. 5

55

 Syaiful Bahri Djamarah,  Psikologi Belajar , ( Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002 ), Cet.Ke-1, h. 13

Page 37: Mutu dan prestasi belajar.PDF

7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 37/84

Muhibbin Syah bahwa “Evaluasi adalah penilaian terhadap tingkat

keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah

 program”.56 

Jadi evaluasi sangatlah diperlukan untuk menentukan prestasi

 belajar siswa, karena dengan cara itulah dapat dikatakan tinggi-rendahnya

 prestasi belajar siswa atau baik-buruk prestasi belajarnya.

Adapun ragam evaluasi yang dapat dikatakan untuk mengetahui

 prestasi belajar siswa adalah sebagai berikut:

a.  Pre Test yaitu “Evaluasi yang dilakukan guru secara rutin pada setiap

akan memulai penyajian materi baru. Tujuannya untuk

mengidentifikasikan taraf pengetahuan siswa mengenai bahan yang

akan disajikan”.57 

 b.  Post Test yaitu “Evaluasi yang dilakukan guru pada setiap akhir

 penyajian materi. Tujuannya untuk mengetahui taraf penguasaan siswa

terhadap materi yang telah diajarkan”.58 

c.  Evaluasi Formatif yaitu “Evaluasi hasil belajar jangka pendek.

Tujuannya untuk memberikan umpan balik (feed back) kepada guru

sebagai dasar untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan

mengadakan remedial (perbaikan) program bagi siswa”.59 

d.  Evaluasi sumatif yaitu “Evaluasi belajar yang dilakukan pada waktu

 berakhirnya suatu program pembelajaran atau kegiatan belajar

mengajar. Tujuannya untuk mengetahui hasil akhir yang dapat dicapai

oleh siswa, yakni penguasaan pengetahuan sekaligus menggambarkan

keberhasilan proses belajar mengajar”.60 

56 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, h. 141

57 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, h. 143

58 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, h. 144

59  Zuhairini, et.al., Metodik khusus Pendidikan agama,  ( Surabaya: Usaha Nasional,

1983 ), Cet. Ke-8, h. 155

60

 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, ( Jakarta: PT. Bumi Aksara, 1999 ),Cet. Ke-2, h. 170

Page 38: Mutu dan prestasi belajar.PDF

7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 38/84

e.  Evaluasi Diagnostik yaitu “Evaluasi yang digunakan untuk mengetahui

kelemah-kelemahan siswa sehingga dapat dilakukan pemberian

 perlakuan yang tepat. Tujuannya untuk mengatasi atau membantu

 pemecahan kesulitan/hambatan yang dialami peserta didik waktu

mengikuti kegiatan belajar mengajar”.61 

3.  Indikator Prestasi Belajar

Indikator prestasi belajar adalah hasil belajar yang meliputi

segenap ranah psikologis yang berubah akibat pengalaman dan proses

 belajar siswa. Ranah psikologis itu berupa ranah cipta (kognitif), ranah

rasa (afektif), dan ranah karsa (psikomotorik).

Indikator prestasi belajar siswa menurut Muhibbin Syah adalah

sebagai berikut:

a.   Ranah Cipta (kognitif) diantaranya siswa dapat menunjukkan,

membandingkan, menghubungkan, menyebutkan, menjelaskan,

mendefinisikan dan memberikan contoh.

b. 

 Ranah rasa (afektif) diantaranya siswa dapat menunjukkan sikap

menerima, menunjukkan sikap menolak, mengakui dan menyakiti,mengingkari dan menjelmakan dalam pribadi dan prilaku sehari-hari.

c.   Ranah karsa (psikomotor) diantaranya siswa dapat

mengkoordinasikan gerak mata, tangan, kaki dan anggota tubuh

lainnya, mengucapkan membuat mimik dan gerakan jasmani.62 

4.  Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Prestasi belajar yang dicapai seorang individu merupakan interaksi

antara berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor

internal) maupun dari luar diri individu (eksternal).

Menurut M. Dalyono, faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

adalah sebagai berikut:

a. 

Faktor Internal (yang berasal dari dalam diri), yaitu:

1)  Kesehatan (Jasmani dan Rohani)

2) 

Intelegensi dan bakat

61 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, h. 34

62 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, h. 150-152

Page 39: Mutu dan prestasi belajar.PDF

7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 39/84

3)  Minat dan Motivasi Belajar

4)  Cara belajar seperti teknik-teknik belajar, waktu belajar, tempat

dan fasilitas belajar. b.  Faktor Eksternal (yang berasal dari luar diri), yaitu:

1) 

Keluarga (pendidikan orang tua, perhatian dan bimbingan orang

tua, situasi dalam rumah, peralatan/media belajar di rumah)

2) 

Sekolah (Kualitas guru, kedisiplinan guru dalam mengajar, metode

mengajar guru, kurikulum, fasilitas/perlengkapan sekolah, jumlah

murid perkelas dan pelaksanaan tata tertib di sekolah)

3)  Masyarakat (Pergaulan dan tingkat pendidikan)

4)  Lingkungan sekitar (keadaan rumah/bangunan, lalu lintas dan

iklim).63 

Dengan demikian, hasil belajar siswa itu sangat dipengaruhi oleh

kedua faktor tersebut, baik yang berasal dari dalam diri siswa maupun

yang berasal dari luar diri siswa. Kedua faktor tersebut akan saling

 berinteraksi, sehingga secara langsung maupun tidak langsung akan

mempengaruhi prestasi belajar siswa.

5.  Usaha-usaha Peningkatan Prestasi Belajar

Berhasil atau tidaknya peserta didik belajar sebagian besar terletak

 pada usaha dan kegiatannya sendiri, disamping faktor kemauan, minat,

ketekunan, tekad untuk sukses dan cita-cita tinggi yang mendukung setiap

usaha dan kegiatannya. Peserta didik akan berhasil kalau berusaha

semaksimal mungkin dengan cara belajar yang efisien sehingga

meningkatkan prestasi belajar mereka.

Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam upaya

meningkatkan prestasi belajar siswa, antara lain keadaan jasmani, keadaan

sosial emosional, lingkungan, sikap yang optimis, dan mengatur waktu

yang baik.

Adapun usaha yang dilakukan untuk meningkatkan prestasi belajar

siswa, antara lain:

a.  Membangkitkan motivasi belajar siswa

63

 M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, ( Jakarta: PT. Rhineka Cipta, 1997), Cet. Ke-I, h.55-60

Page 40: Mutu dan prestasi belajar.PDF

7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 40/84

Motivasi merupakan salah satu faktor turut menentukan

keefektifan pembelajaran. Menurut M. Alisuf Sabri motivasi adalah

“segala sesuatu yang menjadi timbulnya suatu tingkah laku”64 

motivasi sangatlah berpengaruh dalam proses pembelajaran, dengan

motivasi inilah siswa menjadi tekun dalam belajar dan dengan

motivasi belajar ini pula kualitas hasil belajar siswa dapat terwujud.

Menurut Moh. Uzer Usman ada beberapa cara membangkitkan

motivasi, yaitu:

1)  “Mengadakan kompetensi (persaingan) terhadap para siswa guna

meningkatkan prestasi belajarnya.

2)  Pace making (membuat tujuan sementara atau dekat)

3)  Mengadakan penilaian atau tes”.65 

 b.  Meningkatkan disiplin belajar siswa

Pada hakikatnya disiplin adalah pengendalian perilaku dan

 pengendalian diri. Apabila seorang siswa dapat mengendalikan dirinya

dan perilakunya sehari-hari baik di rumah, sekolah maupun

lingkungan sekitarnya maka ia telah mendisiplinkan diri.

Ketika siswa sudah memiliki kedisiplinan baik hal itu yang

 berasal dari dirinya maupun atas dorongan orang lain, maka segala

sesuatu yang dikerjakan akan menjadi maksimal dan akan

 berpengaruh pula pada prestasi yang baik dalam belajarnya.

Di samping itu, disiplin belajar siswa tidak akan berjalan kalau

guru yang mengajar pun tidak berdisiplin. Maka dari itu guru harus

memberikan teladan yang baik kepada siswa guna meningkatkan dan

mempertahankan kedisiplinan siswa.

64  M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional, (Jakarta:

Pedoman Ilmu Jaya, 1996), Cet. Ke-2, h. 55

65  Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, h. 29-30

Page 41: Mutu dan prestasi belajar.PDF

7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 41/84

C. Kerangka Berpikir

Pada ruang lingkup kelembagaan guru perlu mengembangkan tugas pribadinya dalam konteks sosial dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan

keterampilan terbaiknya dalam mengembangkan daya kepemimpinan,

merumuskan tujuan sekolah, mengembangkan daya kolaborasi dalam

komunitas profesi, meningkatkan disiplin, pengembangan suasana yang

harmonis sebagai dasar bagi pengembangan potensi lembaga, peningkatan

efektivitas dan efisiensi pembiayaan, dan mengelola pengadaan dan

 pemberdayaan sarana dan prasarana.

Pada ruang lingkup kehidupan pendidik sebagai individu tiap guru

terikat dengan kewajiban untuk mengembangkan mutu kinerja melalui

kegiatan belajar, meningkatkan penguasaan ilmu pengetuan dan keterampilan

terbaik dalam meningkatkan potensi siswa. Hal tersebut penting agar

kewibawaan diri terpelihara. Juga sebagai anggota komunitas guru wajib

membangun kerja sama meningkatkan kompetensi, melakukan pengukuran,

meningkatkan kapasitas diri dalam pengelolaan pembelajaran,

mengembangkan pengalaman terbaik dalam mengelola pembelajaran, dan

mengembangkan kompetensi profesi mapun kompetensi pedagogik.

Dalam meningkatkan mutu kinerja guru memiliki kewajiban untuk

memenuhi mutu materi pelajaran, mengelola proses pembelajaran agar

meningkatkan minat siswa untuk belajar baik melalui peningkatan

kemampuan individu dalam kerja sama kelompok. Potensi diri siswa

dikembangkan melalui kerja sama. Menggunakan teknologi sesuai dengan

tingkat perkembangan siswa dan kemampuan sekolah menyediakan

sarananya. Menggunakan bahasa pengantar bahasa Indonesia mapun bahasa

asing dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran dalam kelas setaraf

dengan mutu pembelajaran di sekolah-sekolah unggul di dunia.

Dengan demikian, kerangka berpikir yang penulis ungkapkan adalah

semakin mutu mengajar guru bernilai tinggi, maka akan semakin baik pula

 prestasi belajar yang dicapai. Begitupun sebaliknya semakin rendah mutu

mengajar guru, maka akan semakin rendah pula prestasi yang dicapainya.

Page 42: Mutu dan prestasi belajar.PDF

7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 42/84

D. Pengajuan Hipotesis

Berdasarkan kajian teoritis dan kerangka pemikiran sebagaimana yang penulis uraikan di atas, maka dapat diajukan hipotesa sebagai berikut:

Hipotesis alternatif (Ha) : Ada pengaruh yang signifikan antara mutu

mengajar guru ekonomi (variabel X) dengan

 prestasi belajar siswa (variabel Y).

Hipotesis nihil (Ho) : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara

mutu mengajar guru ekonomi (variabel X)

dengan prestasi belajar siswa (variabel Y).

Page 43: Mutu dan prestasi belajar.PDF

7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 43/84

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.  Tempat dan Waktu Penelitian

1.  Lokasi yang di jadikan penelitian adalah Sekolah Menengah Atas Negeri

14 Tangerang. Yang beralamat di Jl. Pembangunan I Darussalam Utara II

Kelurahan Batusari Kecamatan Batuceper Kota Tangerang.

2.  Penelitian ini dilaksanakan antara 5 April 2010 sampai dengan 10 Juni

2010.

B.  Variabel Penelitian

Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian

suatu penelitian.66 

Dengan dasar definisi tersebut, dapat penulis jelaskan bahwa

 penelitian ini mempunyai dua variabel, yaitu:

1.  Variabel pertama berupa mutu mengajar guru, variabel ini menduduki

 posisi sebagai variabel independent (bebas), yaitu masukan yang memberi

 pengaruh terhadap hasil, yang diberi simbol dengan huruf X.

2.  Variabel kedua berupa prestasi belajar siswa, variabel ini menduduki

 posisi sebagai variabel dependen (terikat), yaitu hasil sebagai pengaruh

variabel independent (bebas), yang diberi simbol huruf Y.

C.  Populasi dan Sampel

Populasi adalah “keseluruhan subyek penelitian”.67  Populasi yang

diambil dalam penelitian ini diambil dengan berpedoman pada pendapat

Suharsimi Arikunto: “Apabila subyek kurang dari 100 orang, maka diambil

semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya

 jika jumlah subyeknya besar maka dapat diambil 10-15 % atau lebih,

66  Suharsimi Arikunto,  Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,  ( Jakarta:

Rhineka Cipta, 2006 ), Cet. Ke-13, h. 11867

 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, h. 130

Page 44: Mutu dan prestasi belajar.PDF

7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 44/84

tergantung setidak-tidaknya dari kemampuan peneliti dilihat dari segi waktu,

tenaga dan biaya”.68  Sedangkan sampel adalah sebagian atau wakil dari

 populasi yang diteliti. Sampel diambil secara acak (random sampel).

D.  Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk mengumpulan data dalam penelitian ini

adalah:

1.  Wawancara ( Interview)

Wawancara adalah “Tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih

secara langsung”.69  Penulis melakukan wawancara terhadap guru

Ekonomi dan Kepala SMA Negeri 14 Tangerang. Wawancara yang

dilakukan oleh peneliti adalah untuk memperoleh data yang lebih

mendalam dan untuk mengkomparasikan data yang diperoleh melalui

angket.

2.  Angket

Angket adalah “daftar pertanyaan yang diberikan kepada

responden baik secara langsung mau pun tidak langsung”.70  Angket ini

disebarkan kepada murid SMA Negeri 14 Tangerang untuk memperoleh

informasi mengenai mutu mengajar yang dimiliki oleh guru dalam proses

 belajar mengajar.

Angket dibuat dengan model likert yang mempunyai empat opsi

 jawaban yang berjumlah genap ini dimaksudkan untuk menghindari

kecenderungan responden bersikap ragu-ragu dan tidak mempunyai

 jawaban yang jelas.

Penyusunan angket mutu mengajar guru mengacu kepada aspek-

aspek kemampuan profesional guru yang terdiri dari 25 butir soal dengan

 perincian sebagai berikut:

68 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, h. 134

69 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, h. 57-58

70 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, h. 60

Page 45: Mutu dan prestasi belajar.PDF

7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 45/84

  Tabel 1

Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Variabel Indikator Sub VariabelButir Soal

( + ) ( - )

Mutu

Mengajar

Guru

1.  Menguasai bahan 1, 2, 4 3

2.  Mengelola Program Belajar Mengajar 6, 7, 8 5

3.  Mengelola Kelas 9, 10 11, 12

4.  Menggunakan Media/Sumber

Belajar

13, 14,

15

5. 

Menguasai Landasan-landasan

Kependidikan

16 17

6.  Mengelola Interaksi Belajar Mengajar 18

7.  Menilai Prestasi Siswa 19

8.  Mengenal Fungsi dan Program Bimbingan

dan Penyuluhan di sekolah

20, 21

9.  Mengenal dan Menyelenggarakan

Administrasi sekolah

22, 24

& 25

23

3.  Studi dokumentasi

Dokumentasi ini bertujuan untuk memperoleh data yang tidak bisa

dikejar dengan interview, observasi, maupun angket, melaikan diperoleh

dengan data tertulis. Peneliti mencari data tentang prestasi belajar siswa,

yaitu dari nilai raport mata pelajaran Ekonomi, hasil studi semester I.

E.  Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Setelah data yang diperlukan terkumpul, langkah selanjutnya adalah

menganalisis data. Menganalisis data merupakan suatu cara yang digunakan

untuk menguraikan data yang diperoleh agar dapat dipahami bukan hanya

oleh orang yang meneliti, tetapi juga orang lain yang ingin mengetahui hasil

 penelitian.

Page 46: Mutu dan prestasi belajar.PDF

7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 46/84

Untuk menganalisis data dalam penelitian ini, penulis melakukan

langkah-langkah sebagai berikut:

1.  Editing

Pada tahap ini dilakukan pengecekan terhadap pengisian angket.

Setiap angket diteliti satu persatu mengenai kelengkapan, kejelasan dan

kebenaran pengisian angket tersebut agar terhindar dari

kesalahan/kekeliruan dalam mendapatkan informasi sehingga dapat

diperoleh data yang akurat.

2.  Coding

Coding adalah mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari

responden ke dalam kategori-kategori. Biasanya klasifikasi dilakukan

dengan tnda memberi tanda atau kode berbentuk angka pada masing-

masing jawaban.

3. 

Skoring

Skoring merupakan tahap pemberian skor terhadap butir-butir

 pertanyaan yang terdapat dalam angket. Dalam setiap pertanyaan dalam

angket terdapat (4) empat kolom jawaban Selalu (SL), Sering (SR),

Kadang-Kadang (KD), dan Tidak Pernah (TP) yang harus dipilih oleh

responden dengan memberikan tanda check list ( √ ). Maka penulis

memberikan skor untuk setiap jawaban adalah nilai 4 untuk jawaban SL,

nilai 3 untuk jawaban SR, nilai 2 untuk jawaban KD, dan nilai 1 untuk

 jawaban TP.

4.  Tabulating

Tabulasi adalah pekerjaan membuat tabel. Setelah melakukan

skoring langkah selanjutnya yang dilakukan penulis adalah menghitung

hasil skor yang telah ada. Jawaban-jawaban yang sudah diberi kode sesuai

dengan kategori jawaban kemudian dimasukkan ke dalam tabel.

5.  Prosentase

Untuk mengetahui besar kecilnya tingkat keberhasilan yang

diperoleh dari hasil penelitian, maka akan mudah dilihat dengan cara

 prosentase dari jumlah frekuensi jawaban responden.

Page 47: Mutu dan prestasi belajar.PDF

7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 47/84

Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

F

P = x 100 %

 N

Keterangan:

P = Persentase

F = Frekuensi jawaban responden

 N = Jumlah responden71 

Analisis MeanAnalisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya mean (rata-rata) nilai

angket tentang Mutu Mengajar Guru Ekonomi.

Rumus yang digunakan:

∑X 

Mx  =

 N

∑Y 

My  =

 N

Keterangan :

Mx = Mean dari skor variabel X

My = Mean dari skor variabel Y

 N = Number of Cases

∑X = Jumlah skor variabel X

∑Y  = Jumlah skor variabel Y72 

Karena penelitian ini adalah untuk melihat apakah ada korelasi antara

mutu mengajar guru Ekonomi dengan prestasi belajar siswa bidang Ekonomi,

maka akan dipakai adalah rumus “r”  product moment dari karl pearson. Adapun

rumusnya adalah sebagai berikut:

r  xy =   NΣXY - ( ΣX ) ( ΣY )

71 Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafino Persada,

1990), Cet. IV, h. 4072 Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan…., h. 82-83

Page 48: Mutu dan prestasi belajar.PDF

7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 48/84

√ [ ΝΣΧ2 - ( ΣΧ )2]  [  ΝΣΥ2 - ( ΣΥ )2 ]Keterangan:

r xy  = Angka Indeks Korelasi “r” product moment (variabel x

dan y)

 N = Jumlah Responden

∑ XY   = Jumlah hasil perkalian antara skor x dan skor y

∑ X   = Jumlah seluruh skor x

∑ Y   = Jumlah seluruh skor y

Rumusan korelasi tersebut untuk menguji hipotesis sebagai

 berikut:

Hipotesis alternatif (Ha) : Ada pengaruh yang signifikan antara

mutu mengajar guru Ekonomi (variabel

X) dengan prestasi belajar siswa

(variabel Y).

Hipotesis nihil (Ho) : Tidak ada pengaruh yang signifikan

antara mutu mengajar guru Ekonomi

(variabel X) dengan prestasi belajar

siswa (variabel Y).

F.  Interpretasi data

Setelah menganalisis hubungan antara dua variabel diatas, penulis

memberikan interpretasi data terhadap angka indeks korelasi “r”  product

moment serta menarik kesimpulan yang dilakukan dengan dua cara sebagai

 berikut:

1.  Memberikan interpretasi data secara kasar atau sederhana dengan

 pedoman.

Tabel. 2

Tingkat Korelasi

Besar “r” product moment  Interpretasi

Antara Variabel x dan Variabel y terdapat

Page 49: Mutu dan prestasi belajar.PDF

7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 49/84

 

0,00 –  0,20

korelasi yang sangat lemah atau sangat rendah

sehingga korelasi itu diabaikan (dianggap tidak

ada korelasi antara variabel x dan variabel y)

0,20 –  0,40 Antara variabel x dan variabel y terdapat

korelasi yang lemah atau rendah.

0,40 –  0,70 Antara variabel x dan variabel y terdapat

korelasi yang sedang atau cukup.

0,70 –  0,90

Antara variabel x dan variabel y terdapat

korelasi yang kuat atau tinggi.

0,90 –  1,00

Antara variabel x dan variabel y terdapat

korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi

2.  Memberikan interpretasi dengan cara berkonsultasi pada nilai “r” product

moment

Untuk lebih memudahkan interpretasi terhadap angka indeks

korelasi “r” product moment dapat ditempuh dengan jalan berkonsultasi

 pada tabel nilai “r” product moment, prosedurnya adalah sebagai berikut:

a.  Merumuskan hipotesa alternatif (Ha) dan hipotesa nihil (Ho)

 b. 

Menguji kebenaran atau kepalsuan dari hipotesa yang telah diajukan

dengan jalan membandingkan besarnya “r” product moment dengan “r”

yang tercantum dalam tabel nilai (rt), dengan terlebih dahulu mencari

derajat bebasnya (db) atau degress of freedomnya (df) yang rumusnya

adalah sebagai berikut:

Df = N –  nr

Keterangan:

Df = degress of freedom

 N = Number of cases

nr = banyaknya variabel yang dikorelasikan

Page 50: Mutu dan prestasi belajar.PDF

7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 50/84

Pada kesimpulannya adalah jika hasil “r” dihitung lebih besar dari

“r” tabel, maka korelasi dianggap signifikan atau Ho ditolak dan Ha

diterima. Namun, jika “r” hasil perhitungan lebih kecil dari “r” tabel, maka

korelasi dianggap tidak signifikan atau Ho diterima dan Ha ditolak.

Selanjutnya untuk mencari atau mengetahui kontribusi variabel x

dan variabel y penulis menggunakan rumus Koefisien Determinasi (KD)

sebagai berikut:

KD = r2  x 100%

Keterangan:

KD = kontribusi variabel x terhadap variabel y

r 2 = koefisien korelasi antara variabel x terhadap variabel y

Page 51: Mutu dan prestasi belajar.PDF

7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 51/84

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A.  Gambaran Umum SMA Negeri 14 Tangerang

1. Sejarah Singkat SMA Negeri 14 Tangerang

SMA Negeri 14 Tangerang adalah sebagai lembaga pendidikan

formal, merupakan salah satu komponen yang ikut bertanggung jawab

untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, serta mewujudkan Tujuan

Pendidikan Nasional secara umum dan Tujuan Pendidikan Sekolah secara

internal.

SMA Negeri 14 Tangerang didirikan atas dasar program Walikota

Tangerang dibidang pendidikan dengan tujuan meningkatkan mutu

 pendidikan masyarakat kota tangerang salahsatunya yaitu program

 pembangunan fisik/gedung 221 sekolah baik tingkat SD, SMP, maupun

SMA dan SMK.

SMA Negeri 14 Tangerang mulai beroperasi pada tahun pelajaran

2005/2006 dan kurang lebih selama 2 (dua) tahun menempati/menumpang

di gedung SMA Negeri 6 Tangerang, kemudian pada tanggal 16 Juli 2007

secara resmi pindah ke gedung baru yang berlokasi di Jl. Pembangunan I

Darussalam II Rt. 04/06 Kelurahan Batusari, Kecamatan Batuceper, Kota

Tangerang yang berdiri diatas lahan + 10.000 m2. 

SMA Negeri 14 Tangerang pertama kali menerima siswa baru pada

tahun pelajaran 2005/2006 dengan jumlah rombongan belajar 6 kelas.

Sebelum menempati gedung baru, SMA Negeri 14 Tangerang yangmenumpang di gedung SMA Negeri 6 Tangerang dengan Pelaksana Tugas

(Plt) Kepala Sekolah Drs. Soetrisno, yang notabene adalah Kepala Sekolah

SMA Negeri 6 Tangerang. Bahkan untuk tenaga pendidiknya pun sebagian

 besar dari guru dan staf tata usaha SMA Negeri 6 Tangerang. Kemudian

 pada tanggal 25 September 2007 pemerintah Kota Tangerang menerbitkan

ijin operasionalnya melalui Keputusan Walikota Tangerang Nomor :

421.3/Kep.146 –  P & K /2006 tentang Pendirian Sekolah Menengah Atas

Page 52: Mutu dan prestasi belajar.PDF

7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 52/84

(SMA) Negeri 14 Tangerang. setelah selama kurang lebih 2 tahun

menumpang di gedung SMA Negeri 6 Tangerang, tepatnya pada awal

tahun pelajaran 2007/2008 SMA Negeri 14 Tangerang bisa menempati

gedung barunya sampai sekarang.

2. Visi dan misi SMA Negeri 14 Tangerang

Adapun Visi SMA Negeri 14 Tangerang, yaitu, :

“Berprestasi dalam IPTEK Berlandaskan Iman dan Taqwa” 

Maka Misi SMA Negeri 14 Tangerang adalah :

a. 

Mewujudkan sekolah yang tertib dan disiplin

 b.  Menjalin kerjasama yang baik dengan unsur terkait

c.  Menciptakan suasana belajar yang aktif, kreatif dan inovatif

d.  Meningkatkan daya saing dalam prestasi belajar

e.  Membentuk generasi yang berlogika, beretika dan berestetika. 

3. Tujuan

SMA Negeri 14 Tangerang memprioritaskan peningkatan mutu melalui

 perangkat/sarana pendukung didalam kegiatan belajar mengajar yang

direalisasikan dalam ilmu pengetahuan, teknologi (sains), kesenian dan

sarana ibadah.

Tujuan yang diharapkan 5 (lima tahun kedepan)

a.  Tercapainya nilai standar KKM minimal 7,00

 b.  Pencapaian rata-rata nilai Ujian Akhir Nasional tiap-tiap jurusan

c.  Mengoptimalkan sumber belajar di sekolah

d. 

Peningkatan kompetensi guru dalam rangka Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP).

e.  Proporsi lulusan pada tahun 2008 yang dapat diterima di PTN 50%

f. 

Memiliki Tim Olahraga, Sepak Bola, Bola Volley, Bola Basket yang

mampu menjadi juara di tingkat Propinsi dan Nasional

g.  Memiliki Laboratorium yang lengkap dan nyaman

h. 

Pengadaan buku-buku perpustakaan

Page 53: Mutu dan prestasi belajar.PDF

7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 53/84

i.  Terciptanya kegiatan belajar yang menyenangkan.

Tujuan Pembelajaran

a.  Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif guru

dalam kegiatan belajar mengajar;

 b. 

Meningkatkan professionalisme guru dalam mengimplementasikan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

c.  Meningkatkan kompetensi guru didalam kompetensi antar sekolah

tentang mutu pendidikan yang akan dicapai

d.  Melengkapi perangkat/sarana pendukung yang dibutuhkan dalam

 proses Kurikulum Satuan Pendidikan

e.  Melatih guru-guru agar mampu memenej didalam kegiatan belajar

f.  Melatih dan menyiapkan siswa unggul dalam sains

g.  Melatih dalam proses pemecahan masalah ( problem solving )

h. 

Melatih siswa cara belajar mandiri

i.  Melatih siswa berprestasi berdasarkan imtaq

4. 

Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa/i SMA Negeri 14

Tangerang

Untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan harus

ditanggapi oleh beberapa unsur yang saling bekerja sama diantaranya:

a.  Keadaan Guru

Salah satu komponen pendukung terpenting pada sebuah institusi

 pendidikan adalah guru. Baik tidaknya pembelajaran sangat dipengaruhi

oleh kemampuan profesional seorang guru, karena guru memegang peran

sebagai sutradara sekaligus aktor dalam proses pembelajaran. Sedangkan

 jumlah tenaga pendidik SMA Negeri 14 Tangerang berjumlah 52 orang.

Tabel. 3

Keadaan guru SMA Negeri 14 Tangerang

No Nama Pendidikan JurusanPerguruan

Tinggi

Mengajar

Bidang Studi

1 Drs. HM. Bay Masruri, MM S2 SDM STIE IPWI Kepala

Page 54: Mutu dan prestasi belajar.PDF

7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 54/84

Sekolah

2 Dra. Lasminar Oemar S1 Sejarah IKIP Sejarah

3 Drs. Chairul Nasir, M.Pd S2 Tek. Pend UNIPA Sosiologi

4 Hasnidar Radiah, S.Pd, M.Pd S2 Tek. Pend UNIPA Kimia

5 Mahroji, S.Pd S1 Fisika IKIP Fisika

6 Ade Gunawan, S.Pd S1 MIPA UHAMKA Biologi

7 Agus Sutisna, S.Pd S1 Kesrek IKIP Penjaskes

8 Sahril, S.Pd, M.Pd S2 Tek. Pend UNIPA Sosiologi

9 Siti Zaenap, S.Pd S1 Sastra FKIP Bhs.Indo

10  Nurnikmat, S.Pd S1 MIPA UHAMKA Matematika

11Darmawan, S.Pd S1 MIPA UHAMKA Biologi

12 Mimi Haerumi, S.Pd S1 Pend. IPS IKIP Sejarah

13 F.H. Senowaty, S.Pd S1 Geografi IKIP Geografi

14 Ernawati, S.Pd S1 BP/BK STKIP BP/BK

15 Susilawati, S.Pd S1 Biologi UPI Biologi

16 Dra. Neneng Rohmatussalamah S1 Ilmu Pend FKIP BP/BK

17 Hasan, S.Pd S1 Bhs/Sastra IKIP MJ Bhs.Indo

18 Drs. Agus Jaelani S1 Pen.IPS UNIS Ekonomi

19 Drs. Marlan Junaidi S1 PMPKn IKIP Kewarneg

20 Drs. Maulana Hasanudin S1 Pen.IPS UNIS Ekonomi

21 Dra. Roulinta Sianipar S1 PMPKn FKIP Kewarneg

22 Romlan, S.Pd S1 MTK IKIP MJ Matematika

23 Zaiafrul, S.Pd S1 Bahasa UHAMKA Bhs.Inggris

24  Nurhayati, S.Pd S1 Bhs/Sastra IKIP MJ Bhs.Indo

25 Maliati, S.Pd S1 Bhs/Sastra IKIP MJ Bhs.Indo

26 Eva Yurina, SE S1 Eko.Pemb ANDALAS Ekonomi

27 Dra. Sri Kusmaryatin S1 B.Inggris IKIP B.Inggris

28 Drs. Zulkarnain S1 Kimia UNSRI Kimia

29 Rita Puspa, S.Pd S1 Geografi FKIP Geografi

30 Yusea Gitaria, S.Si S1 Kimia FKIP Kimia

31 Hera Estetika, S.Kom S1 Man. Infor Binus TIK

32 Rosihan Anwar, S.Ag S1 Tarbiyah IAIN SGDB PAI

33 Drs. Samlani Ibrahim S1 Pend. Sejarah IKIP Pend. Sejarah

34 Akhmad Rivai, S.Pd S1 Matematika IKIP Matematika

35 Fitriah, S.Pd S1 Bhs. Inggris UNJ Bhs. Inggris

36

Eva Latifah, S.Pd S1 MIPA UNILA Biologi

Page 55: Mutu dan prestasi belajar.PDF

7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 55/84

37 Maralo Sagala, S.PAK S1 PAK STTBIJP. Agama

Kristen

38Asria Sulindayanti, S.Psi S1 Psikologi Gunadarma BP/BK

39  Noer Faridah, S.Si S1 Geografi UMS Geografi

40 Syamsul, S.Ag S1 Bhs. Arab IAICST PAI

41 Sahatma Refindo D.IIHub.

InternasionalAHI Jurnalistik

42  Neni Yuli Arusyani, S.Sos S1Ilmu

JurnalistikIISIPJ Jurnalistik

43 Debby Mayangsari, S.Pd S1 Bhs. Inggris UNIS Bhs. Inggris

44 Achmad Fauzi S1 Bahasa Arab STAIN PAI

45 Rieka Widiarti, S.Pd S1 Bhs. Inggris UNIS Bhs. Inggris

46 Dewi Mayasari, S.Pd S1 Bhs.Indonesia

UNTIRTA Bhs. Indonesia

47 M. Muhdi. AR S1 Bahasa Arab IAICST PAI

48 Lautse Hengky SMTA IPS SMA Bhs. Mandarin

49 Muhammad Jonni, S.Kom S1Manj.

InformatikaBudi Luhur TIK

50 Hidayah S1 Seni Rupa UNJ Seni Budaya

51  Nurlailatul Fadhillah D.3Bhs.

MandarinUNSOED Bhs. Mandarin

52 Ahmad Rojali S1 KWN STKIP Seni Budaya

Sumber : Dok. SMA Negeri 14 Tangerang Tahun 2009-2010 

Berdasarkan  tabel tersebut diketahui jumlah guru keseluruhan

adalah 52 orang yang berlatarbelakang pendidikan S2 ada 4 orang, S1

ada 46 orang, D-III ada 1 orang dan D-IV ada 1 orang. Oleh karena

itu, dengan melihat latarbelakang pendidikan guru di sekolah ini,

sudah memenuhi standarisasi pendidikan.

b.  Karyawan

Kelancaran dan kebutuhan suatu pendidikan sangat ditentukan oleh

 peran serta karyawan. Kelancaran pendidikan di sekolah tidak terlepas

dari administrasi yang baik, teratur dan terencana. Yang dimaksud

adalah pegawai pada unit pelaksana teknis SMA Negeri 14 Tangerang

adalah seluruh karyawan sekolah yang diantaranya staf tata usaha,

keamanan dan kebersihan.

Selanjutnya untuk mengetahui keadaaan karyawan dapat dilihat pada

tabel dibawah ini.

Page 56: Mutu dan prestasi belajar.PDF

7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 56/84

Tabel. 4

Keadaan Karyawan SMA Negeri 14 Tangerang

No Nama JabatanPerguruan

TinggiJurusan

1 Kayat Ka. TU SMTA -

2 Darman B.Rutin SD -

3 Sugiyanto Pelaksana SLTA IPS

4 Fatmawati Rusma Pelaksana D3 Komp/Akun

5 Gredy Evriantoro Pelaksana SMA IPA

6 Medi Siswanto, S.Sos Pelaksana S1 Sosial

7 Tanto Purwanto, SE Pelaksana S1 Ekonomi

8 Untari Ernawati Pelaksana D3 Tata Niaga

9  Nurul Faizah Pelaksana SMA IPS

10 Tri Lestari Pelaksana D1 Bisnis

11 Halimatussadiyah Laboran D3 PGSD

12 Baidriah, S.IP Pet/Perpustakaan S1Ilmu

Perpustakaan

13 Rahmatullah Pramubakti SMP -14 Rahmatullah.HS Pramubakti SMEA Sekretaris

15 Tri Handayani Pramubakti SMP -

16  Nurhasan SATPAM PGAN PAI

17 Samsudin Penjaga Malam SD -

18 Ardani Penjaga Malam SMA IPS

19 Hariri Penjaga Malam SMA IPS

20 Ahmad Tajudin Tk. Kebun MTS -

Sumber : Dok. SMA Negeri 14 Tangerang Tahun 2009-2010 

Dari data tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah karyawan yang

ada di SMA Negeri 14 Tangerang, sudah dapat menunjang

 pelaksanaan kegiatan dan pelayanan kependidikan di sekolah seperti

kebutuhan guru dan siswa keamanan sekolah, kebersihan sekolah dan

kegiatan administrasi sekolah. Jadi, segala bentuk pelaksanaan

kegiatan sekolah dapat dibantu oleh karyawan sekolah agar proses

Page 57: Mutu dan prestasi belajar.PDF

7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 57/84

kegiatan di sekolah berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan

oleh SMA Negeri 14 Tangerang

c.  Siswa

Siswa-siswi SMA Negeri 14 Tangerang pada tahun ajaran

2009/2010 berjumlah 1157 orang siswa. Dengan rincian, kelas X

 berjumlah 414 siswa, kelas XI berjumlah 422 siswa dan kelas XII

 berjumlah 321 siswa.

Tabel. 5

Keadaan Siswa-siswi SMA Negeri 14 Tangerang

Kelas/TingkatJumlah Murid

JumlahL P

X 179 235 414

XI 195 227 422

XII 159 162 321

JUMLAH 533 624 1157

Sumber : Dok. SMA Negeri 14 Tangerang Tahun 2009-2010 

Dari data tabel tersebut diketahui bahwa jumlah siswa perempuan

lebih banyak dari jumlah siswa laki-laki. Jumlah siswa perempuan

 berjumlah 624 siswa dan siswa laki-laki berjumlah 533 siswa. Siswa

 perempuan terbanyak berada di kelas X dan siswa laki-laki terbanyak

 berada di kelas XI.

5. 

Keadaan Sarana dan Prasarana Sekolah

Sarana dan prasarana pendidikan merupakan merupakan sesuatu

yang diadakan oleh sekelompok manusia atau alat penunjang proses

 pendidikan agar dapat memberikan kontribusi secara berarti dan optimal

 bagi jalannya proses pendidikan. Sehingga dapat berjalan lancar sesuai

dengan tujuan pendidikan yang diharapkan disuatu lembaga pendidikan.

Adapun sarana dan prasarana di SMA Negeri 14 Tangerang dapat

dilihat pada tabel berikut ini:

Page 58: Mutu dan prestasi belajar.PDF

7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 58/84

Tabel. 6 

Sarana dan Prasarana SMA Negeri 14 Tangerang

No Bangunan Jumlah Baik

1 Ruang Kelas 18 √ 

2 Ruang Perpustakaan 1 √ 

3 Ruang Komputer 1 √ 

4 Ruang Kepala Sekolah 1 √ 

5 Ruang Wakasek 1 √ 

6 Ruang Guru 1 √ 

7 Ruang Tata Usaha 1 √ 

8 Ruang Piket 1 √ 

9 Ruang BP/BK 1 √ 

10 Ruang OSIS 1 √ 

11 Ruang UKS 1 √ 

12 Ruang Dapur 1 √ 

13 WC Guru 3 √ 

14 WC Siswa 12 √ 

15 Lap. Olah Raga 1 √ 

16 Gudang 1 √ 

17 Musholla 1 √ 

18 Pos Jaga 1 √ 

19 Kantin 1 √ 

20 Parkir Kendaraan 1 √ 

Jumlah 50

Sumber : Dok. SMA Negeri 14 Tangerang Tahun 2009-2010 

Tabel di atas menunjukkan bahwa sarana dan prasarana di SMA

 Negeri 14 Tangerang lengkap dan berkondisi baik, karena dengan sarana

dan prasarana yang lengkap dan kondisinya baik maka dapat menunjang

 proses pembelajaran dan akan menghasilkan suatu proses pembelajaran

Page 59: Mutu dan prestasi belajar.PDF

7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 59/84

yang baik serta akan berpengaruh kepada guru, karyawan dan siswa yang

melaksanakan tugasnya masing-masing.

B.  Deskripsi Data

Guru merupakan sosok teladan dan salah satu sumber pengetahuan

 bagi siswanya, sehingga sudah sewajarnya jika mereka memiliki kualitas tang

tinggi. Dengan memiliki kualitas kerja yang tinggi maka diharapkan

menghasilkan siswa yang memiliki prestasi yang tinggi pula.

Setelah diperoleh data berdasarkan hasil angket yang diberikan

kepada siswa-siswi sebagai responden yang mengamati profesionalitas guru

dalam mengajar, selanjutnya data diolah dalam bentuk tabel deskriptif

 persentase. Dalam menetapkan pengaruh mutu mengajar guru terhadap

 prestasi belajar siswa bidang ekonomi, peneliti menetapkan data-data

kualitatif berdasarkan nilai-nilai angket, yakni sebagai berikut:

1.  0 % = tidak ada

2.  1 - 16 % = sedikit

3. 

17 –  33 % = sebagian kecil

4.  34 –  49 % = hampir setengah

5.  50 % = setengah

6.  51 –  67 % = lebih dari setengah

7.  68 –  84 % = sebagian besar

8. 

85 –  99 % = hampir seluruhnya

9.  100 % = seluruhnya 

Di bawah ini penulis sajikan data mengenai hasil tabulasi mutu

mengajar guru terhadap prestasi belajar siswa bidang ekonomi sebagai

 berikut:

Tabel. 7

(Menguasai Bahan)

Guru menyampaikan materi tepat dan jelas

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

1 Selalu 28 62,2%

Sering 13 28,9%

Kadang-kadang 4 8,9%

Tidak Pernah 0 0%

Page 60: Mutu dan prestasi belajar.PDF

7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 60/84

Jumlah 45 100%

Dari data tabel 7 di atas dapat dilihat bahwa lebih dari setengah

(62,2%) dari siswa menyatakan guru selalu menyampaikan materi dengan

tepat dan jelas, sebagian kecil (28,9%) menjawab sering, sedikit sekali (8,9%)

menyatakan kadang-kadang dan tidak ada (0%) yang menyatakan tidak

 pernah. Hal ini menunjukkan bahwa ketika mengajar guru ekonomi selalu

menyampaikan materi dengan jelas dengan tujuan agar siswa-siswi dapat

memahami dengan baik.

Tabel. 8

Guru anda melaksanakan KBM sesuai dengan yang telah direncanakan

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

2 Selalu 30 66,7%

Sering 13 28,9%

Kadang-kadang 2 4,4%

Tidak Pernah 0 0%

Jumlah 45 100%

Dari data tabel 8 di atas dapat dilihat bahwa lebih dari setengah

(66,7%) responden menjawab guru selalu melaksanakan kegiatan belajar

mengajar sesuai yang telah direncanakan, sebagian kecil (28,9%) menjawab

sering, sedikit sekali (4,4%) menjawab kadang-kadang dan tidak ada (0%)

menjawab tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa ketika mengajar guru

selalu mengacu pada tujuan pengajaran yang telah direncanakan dengan

tujuan agar penjelasan yang diberikan menjadi terarah dan sesuai dengan

indikator yang ada.

Tabel. 9

Guru anda mengajar tidak sesuai dengan materi yang akan dipelajari

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

3 Selalu 0 0%

Page 61: Mutu dan prestasi belajar.PDF

7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 61/84

Sering 0 0%

Kadang-kadang 12 26,7%

Tidak Pernah 33 73,3%

Jumlah 45 100%

Dari data tabel 9 di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar (73,3%)

siswa menjawab guru saat mengajar tidak pernah tidak sesuai dengan materi

yang akan dipelajari, sebagian kecil (26,7%) menjawab kadang-kadang.

Tidak ada (0%) menjawab selalu dan sering. Hal ini menunjukkan bahwa saat

mengajar guru selalu sesuai dengan materi yang akan dipelajari hal ini

dimaksudkan agar penjelasan yang diberikan menjadi terarah dan tidak

menyimpang.

Tabel. 10

Jika siswa mengajukan pertanyaan, guru dapat menjawab dengan baik dan

tepat

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

4 Selalu 34 75,6%

Sering 9 20%

Kadang-kadang 2 4,4%

Tidak Pernah 0 0%

Jumlah 45 100%

Dari data tabel 10 di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar (75,6%)

siswa menjawab guru selalu dapat menjawab dengan baik dan tepat jika siswa

mengajukan pertanyaan, sebagian kecil (20%) menjawab sering, sedikit

(4,4%) menjawab kadang-kadang dan tidak ada (0%) menjawab tidak pernah.

Hal ini menunjukkan bahwa guru sudah menguasai materi hal ini ketika siswa

 bertanya guru dapat menjawab dengan baik dan tepat sehingga menambah

memberi pemahaman kepada siswa.

Page 62: Mutu dan prestasi belajar.PDF

7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 62/84

Tabel. 11

(Mengelola Program Belajar Mengajar)

Guru anda kurang siap dalam mengajar

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

5 Selalu 0 0%

Sering 1 2,2 %

Kadang-kadang 10 22,2 %

Tidak Pernah 34 75,6 %

Jumlah 45 100 %

Dari data tabel 11 di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar (75,6%)

responden menjawab guru tidak pernah kurang siap dalam mengajar,

sebagian kecil (22,2%) menjawab kadang-kadang, sedikit sekali (2,2%)

menjawab sering dan tidak ada (0%) menjawab tidak pernah. Hal ini

menunjukkan bahwa ketika mengajar guru ekonomi selalu siap memberikan

 penjelasan materi hal ini dimaksudkan agar siswa lebih semangat dalam

 belajar.

Tabel. 12

Guru anda memberikan pujian/penghargaan bagi siswa yang menjawab

pertanyaan yang tepat

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

6 Selalu 7 15,6%

Sering 21 46,7%

Kadang-kadang 15 33,3%

Tidak Pernah 2 4,4%

Jumlah 45 100%

Berdasarkan data tabel 12 di atas dapat dilihat bahwa hampir setengah

(46,7%) responden menjawab guru sering memberi pujian/penghargaan bagi

siswa yang menjawab pertanyaan yang tepat, sebagian kecil (33,3%)

menjawab kadang-kadang. Sedikit menjawab (15,6%) selalu dan (4,4%) tidak

Page 63: Mutu dan prestasi belajar.PDF

7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 63/84

 pernah. Hal ini menunjukkan bahwa guru telah memperhatikan siswa yang

menjawab pertanyaan dengan tepat dengan memberi penghargaan

dimaksudkan agar lebih termotivasi lagi dalam belajar.

Tabel. 13

Guru anda terlihat adanya variasi dalam pemberian materi

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

7 Selalu 13 28,9%

Sering 18 40%

Kadang-kadang 11 24,4%

Tidak Pernah 3 6,7%

Jumlah 45 100%

Berdasarkan data tabel 13 di atas dapat dilihat bahwa hampir setengah

(40%) responden menjawab bahwa guru sering terlihat adanya variasi dalam

 pemberian materi, sebagian kecil menjawab (28,9%) selalu dan (24,4%)

kadang-kadang dan sedikit (6,7%) menjawab tidak pernah. Hal ini

menunjukkan bahwa proses pembelajaran yang dilakukan sudah bervariasi

agar siswa tidak jenuh dalam belajar.

Tabel. 14

Guru anda mengadakan remedial, jika nilai mata pelajaran ekonomi siswa

sebagian rendah

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

8 Selalu 22 48,9%

Sering 19 42,2%

Kadang-kadang 4 8,9%

Tidak Pernah 0 0%

Jumlah 45 100%

Berdasarkan data tabel 14 di atas dapat dilihat bahwa hampir setengah

(48,9%) dari responden menjawab bahwa guru selalu mengadakan remedial

 jika nilai mata pelajaran ekonomi siswa sebagian rendah, hampir setengah

Page 64: Mutu dan prestasi belajar.PDF

7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 64/84

(42,2%) menjawab sering, sedikit (8,9%) menjawab kadang-kadang dan tidak

ada (0%) menjawab tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa guru memiliki

rasa kasih sayang dengan selalu memberi kesempatan kepada siswa yang

nilainya rendah untuk mengulang.

Tabel. 15

(Mengelola Kelas)

Guru ekonomi anda selalu mengatur ruang kelas

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

9 Selalu 6 13,3%

Sering 10 22,2%

Kadang-kadang 17 37,8%

Tidak Pernah 12 26,7%

Jumlah 45 100%

Dari data tabel 15 di atas dapat dilihat bahwa hampir setengah

(37,8%) siswa menjawab bahwa guru ekonomi kadang-kadang mengatur

ruang kelas agar tercipta suasana belajar yang menyenangkan, sebagian kecil

menjawab (26,7%) tidak pernah dan (22,2%) sering. Sedikit (13,3%)

menjawab selalu. Hal ini menunjukkan bahwa dalam rangka menciptakan

 proses pembelajaran yang menyenangkan guru kadang-kadang mengatur

ruang kelas dengan baik agar siswa tidak jenuh dalam belajar.

Tabel. 16

Guru anda selalu mengganti posisi tempat duduk siswa

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

10 Selalu 1 2,2%

Sering 2 4,4%

Kadang-kadang 25 55,6%

Tidak Pernah 17 37,8%

Jumlah 45 100%

Page 65: Mutu dan prestasi belajar.PDF

7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 65/84

Dari data tabel 16 di atas dapat dilihat bahwa lebih dari setengah

(55,6%) siswa menjawab mengganti posisi tempat duduk yang dilakukan oleh

guru kadang-kadang memudahkan siswa dalam belajar, hampir setengah

(37,8%) menjawab tidak pernah, sedikit menjawab (4,4%) sering dan (2,2,%)

selalu. Hal ini menunjukkan bahwa sebelum memulai pelajaran guru selalu

menata tempat duduk terlebih dahulu dengan tujuan agar memudahkan siswa

dalam belajar, tetapi penataan yang dilakukan oleh guru kurang maksimal dan

kurang membantu pemahaman siswa dalam belajar, seharusnya penataan

tempat duduk yang dilakukan oleh guru dapat mengakomodasi kebutuhan

siswa agar dapat belajar dengan baik.

Tabel. 17

Jika siswa melakukan kesalahan, guru ekonomi langsung menghukum tanpa

memberikan nasehat/teguran

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

11 Selalu 0 0%

Sering 5 11,1%

Kadang-kadang 17 37,8%

Tidak Pernah 23 51,1%

Jumlah 45 100%

Dari data tabel 17 di atas dapat dilihat bahwa lebih dari setengah

(51,1%) dari responden menyatakan bahwa guru tidak pernah langsung

menghukum tanpa memberikan nasehat/teguran jika siswa melakukan

kesalahan, hampir setengah (37,8%) menjawab kadang-kadang, sedikit

(11,1%) menjawab sering dan tidak ada (0%) menjawab tidak pernah. Hal ini

menunjukkan bahwa guru ekonomi selalu menjunjung kode etik yang ada

dengan memberi nasehat/ teguran terlebih dahulu tidak langsung menghukum

siswa yang melakukan kesalahan.

Page 66: Mutu dan prestasi belajar.PDF

7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 66/84

Tabel. 18

Guru anda memberikan hukuman sesuai dengan kesalahan yang dilakukan

siswa

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

12 Selalu 26 57,8%

Sering 14 31,1%

Kadang-kadang 5 11,1%

Tidak Pernah 0 0%

Jumlah 45 100%

Dari data tabel 18 di atas dapat dilihat bahwa lebih dari setengah

(57,8%) dari responden menjawab guru selalu memberikan hukuman sesuai

dengan kesalahan yang dilakukan siswa, sebagian kecil (31,1%) menjawab

sering, sedikit (11,1%) menjawab kadang-kadang dan tidak ada (0%)

menjawab tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa guru ekonomi selalu

mempunyai keputusan yang adil tidak memihak satu sama lain dalam

memberi hukuman yang sesuai kepada siswa yang melakukan kesalahan.

Tabel. 19

(Menggunakan Media/Sumber belajar)

Guru anda menggunakan metode/strategi dalam pembelajaran IPS Ekonomi

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

13 Selalu 19 42,2%

Sering 20 44,4%

Kadang-kadang 4 8,9%

Tidak Pernah 2 4,4%

Jumlah 45 100%

Metode adalah cara yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran.

Menggunakan metode dalam pembelajaran dapat menunjang keberhasilan

 proses kegiatan belajar mengajar yang dilakukan. Berdasarkan data tabel 19

di atas dapat dilihat bahwa hampir setengah (44,4%) responden menjawab

Page 67: Mutu dan prestasi belajar.PDF

7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 67/84

guru sering menggunakan metode/strategi dalam pembelajaran IPS ekonomi,

hampir setengah (42,2%) menjawab selalu, sedikit menjawab (8,9%) kadang-

kadang dan (4,4%) tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa metode yang

digunakan oleh guru cukup efektif dalam membantu pemahaman siswa/i

tentang materi yang diajarkan.

Tabel. 20

Guru anda menggunakan media sesuai dengan materi yang dibahas

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

14 Selalu 18 40%

Sering 10 22,2%

Kadang-kadang 9 20%

Tidak Pernah 8 17,8%

Jumlah 45 100%

Berdasarkan data tabel 20 di atas dapat dilihat bahwa hampir setengah

(40%) siswa menjawab guru selalu menggunakan media sesuai dengan materi

yang dibahas, sebagian kecil menjawab (22,2%) sering, (20%) kadang-

kadang dan (17,8%) tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa guru sudah

cukup baik dalam mengatur dan menyesuaikan media pengajaran yang

digunakan dengan melihat kebutuhan materi terlebih dahulu.

Tabel. 21

Guru anda dalam mengajar hanya menggunakan satu macam metode saja

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

15 Selalu 3 6,7%

Sering 10 22,2%

Kadang-kadang 17 37,8%

Tidak Pernah 15 33,3%

Jumlah 45 100%

Berdasarkan data tabel 21 di atas dapat dilihat bahwa hampir setengah

(37,8%) siswa menjawab guru kadang-kadang dalam mengajar hanya

Page 68: Mutu dan prestasi belajar.PDF

7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 68/84

menggunakan satu macam metode saja, sebagian kecil menjawab (33,3%)

tidak pernah dan (22,2%) sering. Sedikit (6,7%) menjawab selalu. Hal ini

menunjukkan bahwa ketika mengajar guru hanya kadang-kadang

menggunakan satu metode saja selebihnya tidak, karena tergantung

kebutuhan materi.

Tabel. 22

(Menguasai Landasan-landasan Kependidikan)

Guru anda selalu mengembangkan kualitas dalam mengajar

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

16 Selalu 25 55,6%

Sering 14 31,1%

Kadang-kadang 6 13,3%

Tidak Pernah 0 0%

Jumlah 45 100%

Berdasarkan data tabel 22 di atas dapat dilihat bahwa lebih dari

setengah (55,6%) responden menjawab guru selalu mengembangkan kualitas

dalam mengajar, sebagian kecil menjawab sering (31,1%), sedikit (13,3%)

menjawab kadang-kadang dan tidak ada (0%) menjawab tidak pernah. Hal ini

menunjukkan bahwa ketika mengajar guru selalu mengembangkan kualitas

agar dalam menyampaikan materi cepat dipahami oleh siswa karena ada

variasi dan tidak monoton.

Tabel. 23

Guru anda tidak menguasai landasan kependidikan

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

17 Selalu 0 0%

Sering 0 0%

Kadang-kadang 4 8,9%

Tidak Pernah 41 91,1%

Jumlah 45 100%

Page 69: Mutu dan prestasi belajar.PDF

7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 69/84

Dari data tabel 23 di atas dapat dilihat bahwa hampir seluruhnya

(91,1%) respenden menjawab bahwa guru tidak pernah tidak menguasai

landasan kependidikan, sedikit menjawab kadang-kadang (8,9%), tidak ada

(0%) menjawab selalu dan sering. Hal ini menunjukkan bahwa guru sudah

cukup baik telah menguasai landasan kependidikan.

Tabel. 24

(Mengelola Interaksi Belajar Mengajar)

Guru anda selalu menciptakan proses belajar mengajar yang optimal

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

18 Selalu 27 60%

Sering 15 33,3%

Kadang-kadang 3 6,7%

Tidak Pernah 0 0%

Jumlah 45 100%

Dari data tabel 24 di atas dapat dilihat bahwa lebih dari setengah

(60%) siswa menjawab guru selalu menciptakan proses belajar mengajar yang

optimal, sebagian kecil menjawab sering (33,3%), sedikit (6,7%) menjawab

kadang-kadang dan tidak ada (0%) menjawab tidak pernah. Hal ini

menunjukkan bahwa ketika mengajar guru selalu dengan ide kreatifnya

mampu menciptakan suasana proses belajar mengajar yang optimal agar

siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran.

Tabel. 25

(Menilai Prestasi Siswa)

Guru anda memberi evaluasi setelah mengajar

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

19 Selalu 17 37,8%

Sering 16 35,6%

Kadang-kadang 10 22,2%

Tidak Pernah 2 4,4%

Page 70: Mutu dan prestasi belajar.PDF

7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 70/84

Jumlah 45 100%

Berdasarkan data tabel 25 di atas dapat dilihat bahwa hampir setengah

(37,8%) responden menjawab guru selalu memberi evaluasi setelah mengajar,

hampir setengah menjawab sering (35,6%), sebagian kecil (22,2%) menjawab

kadang-kadang dan sedikit (4,4%) menjawab tidak pernah. Hal ini

menunjukkan bahwa guru sudah cukup baik dalam mengakhiri proses

 pembelajaran dengan terlebih dahulu melakukan evaluasi untuk mengetahui

seberapa jauh pemahaman siswa/i tentang materi yang telah diajarkan dan

untuk mengetahui keberhasilan proses pembelajaran yang telah dilakukan.

Tabel. 26

(Mengenal Fungsi dan Program Bimbingan di Sekolah)

Guru ekonomi anda selalu membimbing atau membantu siswa yang

mengalami kesulitan belajar

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

20 Selalu 32 71,1%

Sering 12 26,7%

Kadang-kadang 1 2,2%

Tidak Pernah 0 0%

Jumlah 45 100%

Berdasarkan data tabel 26 di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar

(71,1%) siswa menjawab ketika mengajar guru selalu  membimbing atau

membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar, sebagian kecil menjawab

sering (26,7%), sedikit (2,2%) menjawab kadang-kadang dan tidak ada (0%)

menjawab tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa guru sudah cukup baik

telah memiliki kepedulian yang tinggi kepada siswa dengan selalu

membimbing atau membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar

agar siswa lebih cepat memahami pelajaran yang diajar dengan baik.

Page 71: Mutu dan prestasi belajar.PDF

7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 71/84

Tabel. 27

Guru anda memberi dorongan kepada siswa agar berprestasi

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

21 Selalu 34 75,6%

Sering 10 22,2%

Kadang-kadang 1 2,2%

Tidak Pernah 0 0%

Jumlah 45 100%

Dari data tabel 27 di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar (75,6%)

siswa menjawab guru selalu memberi dorongan kepada siswa agar

 berprestasi, sebagian kecil siswa menjawab sering (22,2%), sedikit (2,2%)

menjawab kadang-kadang dan tidak ada (0%) menjawab tidak pernah. Hal ini

menunjukkan bahwa guru sudah cukup baik dalam menjadi motivator bagi

siswa dengan tidak lupa memberikan arahan, dorongan dan motivasi kepada

siswa agar berprestasi dalam belajar.

Tabel. 28

(Mengenal dan Menyelenggarakan Administrasi Sekolah)

Guru anda selalu menggunakan silabus

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

22 Selalu 23 51,1%

Sering 17 37,8%

Kadang-kadang 5 11,1%

Tidak Pernah 0 0%

Jumlah 45 100%

Berdasarkan data tabel 28 di atas dapat dilihat bahwa lebih dari

setengah (51,1%) responden menjawab guru selalu menggunakan silabus,

hampir setengah (37,8%) menjawab sering, sedikit (11,1%) menjawab

kadang-kadang dan tidak ada (0%) menjawab tidak pernah. Hal ini

menunjukkan bahwa guru sebelum mengajar selalu menggunakan silabus

Page 72: Mutu dan prestasi belajar.PDF

7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 72/84

dimaksudkan agar ketika mengajar tersusun dengan rapih dan penjelasan

yang diberikan menjadi terarah dan sesuai dengan indikator yang ada.

Tabel. 29

Guru anda tidak pernah membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP)

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

23 Selalu 0 0%

Sering 3 6,7%

Kadang-kadang 13 28,9%

Tidak Pernah 29 64,4%

Jumlah 45 100%

Berdasarkan data tabel 29 di atas dapat dilihat bahwa lebih dari

setengah (64,4%) siswa menjawab guru tidak pernah tidak membuat  Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), sebagian kecil  menjawab kadang-kadang

(28,9%), sedikit (6,7%) menjawab sering dan tidak ada (0%) menjawab

selalu. Hal ini menunjukkan bahwa guru selalu membuat Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran agar ketika mengajar tidak pernah keluar dari

 pokok bahasan sudah ada hal ini dimaksudkan agar penjelasan yang diberikan

menjadi terarah dan tidak menyimpang.

Tabel. 30

Guru anda berpenampilan menarik

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

24 Selalu 18 40%

Sering 15 33,3%

Kadang-kadang 12 26,7%

Tidak Pernah 0 0%

Jumlah 45 100%

Dari data tabel 30 di atas dapat dilihat bahwa hampir setengah (40%)

responden menjawab guru selalu berpenampilan menarik, sebagian kecil

Page 73: Mutu dan prestasi belajar.PDF

7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 73/84

menjawab (33,3%) sering dan (26,7%) menjawab kadang-kadang. Tidak ada

(0%) menjawab tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa ketika mengajar

guru memperhatikan kepribadiannya seperti penampilan, sikap dan

 perilakunya. Hal ini dimaksudkan agar menjadi panutan bagi siswa/i.

Tabel. 31

Guru anda memeriksa absensi/kehadiran siswa sebelum mengajar

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

25 Selalu 44 97,8%

Sering 1 2,2 %

Kadang-kadang 0 0%

Tidak Pernah 0 0%

Jumlah 45 100%

Berdasarkan data tabel 31 di atas dapat dilihat bahwa hampir

seluruhnya (97,8%) responden menjawab guru selalu memeriksa

absensi/kehadiran siswa sebelum mengajar, sedikit (2,2%) menjawab sering

dan tidak ada (0%) menjawab kadang-kadang dan tidak pernah. Hal ini

menunjukkan bahwa guru selalu mementingkan kehadiran siswa di kelas

dengan memeriksa atau mengisi absensi siswa sebelum mengajar.

C.  Pengolahan dan Analisis Data

Sebelum uji hipotesa, berikut ini akan ditampilkan hasil akumulasi

 perhitungan dari tiap-tiap variabel sebagai berikut:

Tabel. 32

Hasil Perhitungan Variabel X dan Y

Mutu Mengajar Guru terhadap Prestasi Belajar Siswa

X Y

72 75

74 85

70 70

66 70

70 75

Page 74: Mutu dan prestasi belajar.PDF

7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 74/84

71 75

70 70

69 7570 65

71 80

72 80

71 65

72 85

71 75

70 80

71 65

70 75

66 8070 75

72 70

67 75

70 65

71 75

70 80

70 85

65 70

67 70

75 85

69 7071 70

66 65

70 65

71 65

66 75

64 70

71 75

72 80

70 70

73 8568 75

70 75

71 80

72 75

70 70

73 85

3.150 3.345

Page 75: Mutu dan prestasi belajar.PDF

7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 75/84

Dari hasil perhitungan variabel (X) diatas, maka nilai tertinggi adalah

75 dan nilai terendah adalah 64 dengan means adalah 70

Mx  = ∑X 

 N

= 3.150

45

= 70

Untuk variabel (Y), nilai tertinggi adalah 85 dan nilai terendah adalah

65 dengan means adalah 74,3

My  = ∑Y  N

= 3.345

45

= 74,3

Selanjutnya melakukan perhitungan antara variabel X dan variabel Y,

dengan memasukkan ke dalam tabel kerja di bawah ini:

Tabel. 33

Tabel Kerja

(Tabel Korelasi Product Moment)

No X Y X.Y X2

Y2

1 72 75 5.400 5.184 5.625

2 74 85 6.290 5.476 7.225

3 70 70 4.900 4.900 4.900

4 66 70 4.620 4.356 4.900

5 70 75 5.250 4.900 5.625

6 71 75 5.325 5.041 5.625

7 70 70 4.900 4.900 4.900

8 69 75 5.175 4.761 5.625

9 70 65 4.550 4.900 4.225

10 71 80 5.680 5.041 6.400

11 72 80 5.760 5.184 6.400

12 71 65 4.615 5041 4.225

Page 76: Mutu dan prestasi belajar.PDF

7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 76/84

13 72 85 6.120 5.184 7.225

14 71 75 5.325 5.041 5.625

15 70 80 5.600 4.900 6.400

16 71 65 4.615 5.041 4.225

17 70 75 5.250 4.900 5.625

18 66 80 5.280 4.356 6.400

19 70 75 5.250 4.900 5.625

20 72 70 5.040 5.184 4.900

21 67 75 5.025 4.489 5.625

22 70 65 4.550 4.900 4.225

23 71 75 5.325 5.041 5.625

24 70 80 5.600 4.900 6.400

25 70 85 5.950 4.900 7.225

26 65 70 4.550 4225 4.900

27 67 70 4.690 4.489 4.900

28 75 85 6.375 5.625 7.225

29 69 70 4.830 4.761 4.900

30 71 70 4.970 5.041 4.900

31 66 65 4.290 4.356 4.225

32 70 65 4.550 4.900 4.225

33 71 65 4.615 5.041 4.225

34 66 75 4.950 4.356 5.625

35 64 70 4.480 4.096 4.900

36 71 75 5.325 5.041 5.625

37 72 80 5.760 5.184 6.400

38 70 70 4.900 4.900 4.900

39 73 85 6.205 5.329 7.225

40 68 75 5.100 4.624 5.625

41 70 75 5.250 4900 5.625

42 71 80 5.680 5.041 6.400

Page 77: Mutu dan prestasi belajar.PDF

7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 77/84

43 72 75 5.400 5.184 5.625

44 70 70 4.900 4.900 4.900

45 73 85 6.205 5.329 7.225

N =

45

∑X = 

3.150

∑Y = 

3.345

∑X.Y = 

234.420

∑X2=

220.742

∑Y2=

250.375

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka telah diperoleh angka-

angka yang diperlukan untuk dimasukkan kedalam rumus “r” Product

Moment yang akan digunakan. Untuk mengetahui korelasi dua variabel yang

akan diuji, maka nilai hasil perhitungan tersebut dimasukkan kedalam rumus

“r” Product Moment sebagai berikut: 

r  xy  =   N ΣXY - ( ΣX ) ( ΣY )

√ [ ΝΣΧ2 - ( ΣΧ )2]  [ ΝΣΥ2 - ( ΣΥ )2]

= 45 (234.420) –  (3.150) (3.345)

√ [45 (220.742) - (3150 )2]  [45 (250.375) - (3.345)2] 

= 10.548.900 –  10.536.750

√ [9.933.390  –  9.922.500]  [11.266.875  –  11.189.025] 

= 12.150

√ [10.890]  [77.850]

= 12.150

√ 847.786.500

= 12.15029116,7

=   0,417286299

  = 0,417

Dari perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa nilai koefisien

korelasi r xy yaitu: 0,417

Page 78: Mutu dan prestasi belajar.PDF

7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 78/84

D. Interpretasi Data

Untuk mengetahui hasil uji coba tersebut apakah Ha  atau Ho  yangditerima, maka akan diinterpretasikan dengan menggunakan dua cara, yaitu:

1. 

Interpretasi secara sederhana/kasar

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, ternyata angka indeks

korelasi antara variabel X dan variabel Y tidak bertanda negatif , berarti di

antara kedua variabel tersebut terdapat korelasi positif   (korelasi yang

 berjalan searah). Jika dikonsultasikan pada kriteria tabel korelasi, angka r xy 

(0,417) terletak antara 0,40-0,70 sehingga penulis berikan interpretasi

terhadap r xy tersebut yaitu bahwa terdapat korelasi positif antara variabel X

(Mutu Mengajar Guru) dan variabel Y (Prestasi Belajar Siswa), dan

korelasi tersebut termasuk korelasi yang sedang atau cukupan. 

2.  Interpretasi dengan menggunakan nilai “r” Product Moment 

Untuk mengetahui signifikansi r xy melalui tabel “r” product moment, tahap

 pertama adalah mencari df (degree of freedom) terlebih dahulu. Dalam

 penelitian ini sampel yang diteliti adalah 45 siswa (N = 45)

df = N –  nr

= 45 –  2

= 43

Tahap kedua yaitu berkonsultasi pada tabel nilai “r” product  

moment. Dapat diketahui bahwa df sebesar 43, maka diperoleh taraf

signifikansi 5% = 0,294 dan pada taraf 1% = 0,380

Dengan istilah lain = rt pada taraf signifikansi 5% = 0,294

rt pada taraf signifikansi 1% = 0,380

ro atau r xy  = 0,417

Tahap ketiga adalah membandingkan besarnya r xy atau ro dengan

rt. Diketahui ro yang diperoleh adalah 0,417, sedangkan rt masing-masing

sebesar 5% = 0,294 dan 1% = 0,380, dengan demikian ternyata ro lebih

 besar dari pada rt (0,294<0,380<0,417) baik pada taraf signifikansi 5%

maupun pada taraf signifikansi 1%. Karena ro lebih besar maka hipotesa

Page 79: Mutu dan prestasi belajar.PDF

7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 79/84

alternatif (Ha) diterima karena teruji kebenarannya, sedangkan (Ho)

ditolak.

Sedangkan untuk mengetahui kontribusi (sumbangan) yang

diberikan variabel X terhadap variabel Y digunakan rumus koefisien

determinan sebagai berikut:

KD = r2 x 100%

= (0,417)2 x 100%

= 0,173889 x 100%

= 17,3889%

Dari perhitungan di atas diperoleh KD sebesar 17,3889%  maka

diketahui bahwa mutu mengajar guru memiliki korelasi terhadap prestasi

 belajar siswa sebesar 17,38%, ini berarti 82,62% dipengaruhi oleh faktor

lain.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan, dapat

dikemukakan bahwa terdapat pengaruh positif antara variabel X (Mutu

Mengajar Guru) terhadap variabel Y (Prestasi Belajar Siswa) karena hipotesa

alternatif (Ha) diterima dengan r xy 0,417 lebih besar dari “r” tabel baik taraf

5% (0,294) maupun pada taraf 1% (0,380). Sedangkan pengaruh yang

diberikan oleh variabel X terhadap variabel Y sebesar 17,38%. Dan mean dari

variabel x adalah 70 dengan nilai tertinggi 75 dan nilai terendah 64. Mean

variabel y adalah 74,3 dengan nilai tertingi 85 dan nilai terendah 65. Dengan

demikian dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran yang telah dilakukan

oleh guru bidang studi ekonomi di SMA Negeri 14 Tangerang dikategorikan

cukup baik.

Page 80: Mutu dan prestasi belajar.PDF

7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 80/84

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang disajikan

sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1.  Mutu mengajar yang dimiliki oleh guru bidang studi Ekonomi di SMA

 Negeri 14 Tangerang yang didasarkan atas jawaban responden (45 siswa)

dengan 25 item pertanyaan menunjukkan bahwa hasil jawaban di nilai

cukup baik., dengan rata-ratanya yaitu 70. Dengan demikian kualitas

mengajar guru dan proses pembelajaran yang telah dilakukan termasuk

kategori baik.

2. 

Selanjutnya nilai rata-rata prestasi belajar siswa SMA Negeri 14

Tangerang dari hasil raport semester kelas XI yang penulis peroleh dari

sekolah dengan jumlah rata-rata yaitu 74,3. Ini menunjukkan bahwa

 prestasi siswa SMA Negeri 14 Tangerang dapat dikatakan cukup baik.

3.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa koefisiensi korelasi antara mutu

mengajar guru terhadap prestasi belajar siswa yaitu sebesar 0,417, angka

tersebut berada pada kisaran 0,40-0,70 yang sifat hubungannya adalah

sedang atau cukup. Sehingga dapat dikemukakan bahwa terdapat pengaruh

antara variabel X (Mutu Mengajar Guru) terhadap variabel Y (Prestasi

Belajar Siswa) memiliki korelasi yang positif yang signifikan, dilihat pada

taraf signifikansi 5% = 0,294 dan taraf 1% = 0,380 r xy lebih besar dari padar tab yaitu 0,417>0,380>0,294.

B. SARAN-SARAN

Berdasarkan hasil penelitian skripsi ini, ada beberapa saran yang perlu

 penulis kemukakan:

1.  Kepada pihak kepala sekolah, hendaknya selalu memberikan motivasi dan

dukungan kepada para guru di lapangan, dalam hal ini khususnya

Page 81: Mutu dan prestasi belajar.PDF

7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 81/84

 penyediaan sarana dan prasarana pengajaran yang dibutuhkan oleh guru

 bidang studi Ekonomi agar mendukung kualitas dalam proses

 pembelajaran yang dilakukan.

2.  Kepada para guru khususnya guru bidang studi ekonomi, hendaknya selalu

memberikan perhatian dan motivasi kepada para peserta didik agar selalu

semangat dan tetap memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar. Siswa

 juga hendaknya lebih meningkatkan minatnya dalam belajar sehingga akan

mencapai prestasi belajar yang optimal.

3.  Kepada pihak guru, hendaknya selalu meningkatkan kualitas dan

 profesional dalam menjalankan tugasnya yang sesuai dengan

 perkembangan zaman.

4.  Kepada pihak orang tua (Komite Sekolah), hendaknya selalu memberikan

dukungan kepada sekolah yang berkaitan dengan peningkatan

mutu/kualitas peserta didik dan juga untuk pembangunan sekolah. Dan

selalu memberikan perhatian dan motivasi kepada anak ketika di rumah

agar lebih giat dalam belajar.

Page 82: Mutu dan prestasi belajar.PDF

7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 82/84

DAFTAR PUSTAKA

A, Saman., Profesionalisme Keguruan, Yogyakarta: Kanisius, Cet. Ke-1, 1994.

Arcaro, Jeorme S.,  Pendidikan Berbasis Mutu, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Cet.

Ke-4, 2007.

Arikunto, Suharsimi,  Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan,  Jakarta: PT. Bumi

Aksara, Cet. Ke-I, 2002.

 _____,  Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,  Jakarta: Rhineka Cipta,

Cet. Ke-13, 2006.

Azhari, Akyas,  Psikologi Umum & Perkembangan,  Jakarta: Teraju, Cet. Ke-I,

2004.

Badudu, J. S., et. Al.,  Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Pustaka Sinar

Harapan, Cet. Ke-5, 1994.

Darajat, Zakiyah,  Pendidikan Islam Dalam Keluarga dan Sekolah,  Jakarta:

Ruhama, Cet. Ke-2, 1995.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,  Kamus Besar Bahasa Indonesia, 

Jakarta: Balai Pustaka, Cet. Ke-I, 1988.

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai

Pustaka, Edisi III, Cet. Ke-2, 2002.

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI, Undang-undang

dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan, 2006.

Djamarah, Syaiful Bahri, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta:

Rhineka Cipta, Cet. I, 2000.

 _____, Psikologi Belajar , Jakarta: PT. Rineka Cipta, Cet. Ke-1, 2002.

Fathurrohman, Pupuh dan Sutikno, M. Sobri, Strategi Belajar Mengajar: Strategi

 Mewujudkan Pembelajaran Bermakna Melalui Penanaman Konsep Umum

& Konsep Islam, Bandung: PT. Refika Aditama, Cet. Ke-1, 2007.

Firdaus, Yunus M.,  Pendidikan Berbasis Realitas Sosial,  Yogyakarta: Logung

Pustaka, Cet. Ke-1, 2004.

Hamalik, Oemar,  Kurikulum dan Pembelajaran,  Jakarta: PT. Bumi Aksara, Cet.

Ke-2, 1999.

Page 83: Mutu dan prestasi belajar.PDF

7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 83/84

 _____,  Pendidikan Guru; Berdasarkan Pendekatan Kompetensi,  Jakarta: PT.

Bumu Aksara, Cet. Ke-4, 2004.

 _____, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Bumi Aksara, Cet. Ke-5, 2005.

Kartono, Kartini,  Menyiapkan dan Memandu Karier , Jakarta: CV. Rajawali,

1985.

M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT. Rhineka Cipta, Cet. Ke-I, 1997.

Muhaimin,  Problematika Agama dalam Kehidupan Manusia, Jakarta: Kalam

Mulia, Cet. Ke-1, 1998.

 N.K, Roestiyah, Didaktik Metodik, Jakarta: Bumi Aksara, 1994.

 _____,  Masalah-masalah Ilmu Keguruan,  Jakarta: PT. Bina Aksara, Cet. Ke-3,

1989.

 Nugroho, Bhuono Agung, Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian

 Dengan PSS, Yogyakarta: Andi Offset, Ed. I, 2005.

 Nurdin, Syafruddin, Guru Profesional & Implementasi Kurikulum, Jakarta:

Ciputat Pers, Cet. Ke-1, 2002.

 Nurhasan,  Konvensi Nasional Pendidikan Indonesia II: kurikulum Untuk Abad

 Ke-21, Jakarta: PT. Grasindo, 1994.

Peraturan Pemerintah, Republik Indonesia, No. 19 tahun 2005, Tentang Standar

 Nasional Pendidikan, Bandung: Lekdis, Cet. Ke-3, 2005.

Purwanto, M. Ngalim,  Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: Remaja

Rosdakarya, Cet. Ke-8, 1998.

 _____, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, Cet. Ke-5, 1990.

Rosyada, Dede, Paradigma Pendidikan Demokratis, Jakarta: Prenada Media, Cet.

Ke-1, 2004.

Sabri, M. Alisuf, Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional, Jakarta:

Pedoman Ilmu Jaya, Cet. Ke-2, 1996.

Sanjaya, Wina,  Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis

 Kompetensi, Jakarta: Kencana, Cet. Ke-3, 2008.

Slameto,  Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya,  Jakarta: Rineka

Cipta, Cet. Ke-4, 2003.

Page 84: Mutu dan prestasi belajar.PDF

7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF

http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 84/84

Somantri, Muhammad Numan,  Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS,

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, Cet. Ke-1, 2001.

Sudjana, Nana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Algesindo, Cet.

Ke-6, 2002.

Sutisna, Oteng, Administrasi Pendidikan Dasar teoritis untuk praktek Profesional,

Bandung: PT. Angkasa, 1985.

Syah, Muhibbin,  Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru,  Bandung: PT.

Remaja Rosda Karya, Cet. Ke-7, 2002.

Undang-Undang RI, Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: CV. Tamita Utama,

2004.

Uno, Hamzah B.,  Profesi Kependidikan; Problema, Solusi, dan Repormasi

 Pendidikan di Indonesia, Jakarta: PT. Bumi Aksara, Cet. Ke-3, 2008.

Usman, Moh. Uzer,  Menjadi Guru Profesional,  Bandung: PT. Remaja Rosda

Karya, Cet. Ke-17, 2005.

Yamin, Martinis, Sertifikasi Profesi keguruan di Indonesia,  Jakarta: Gaung

Persada Press, Cet. Ke-1, 2006.

Zuhairini, et.al., Metodik khusus Pendidikan agama,  Surabaya: Usaha Nasional,

Cet. Ke-8, 1983.