oimui2013-journal competition-teknik-dian try saputri.pdf
TRANSCRIPT
-
7/22/2019 OIMUI2013-Journal Competition-Teknik-Dian Try Saputri.pdf
1/16
DAUR ULANG PRODUK SAMPINGAN KRISTALISER PbSn DAN
REKOMENDASI PENGGUNAAN VACUUM FURNACEUNTUK
MENINGKATKAN EFISIENSI PRODUKSI TIMAH MURNI
JOURNAL COMPETITION
OLIMPIADE ILMIAH MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA
Diusulkan Oleh :
Dian Try Saputri/1006772481/2010
Frannicko Marfic Y/1006660182/2010
Itodo Taripar Parlinggoman/1006704663/2010
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2013
-
7/22/2019 OIMUI2013-Journal Competition-Teknik-Dian Try Saputri.pdf
2/16
ii
HALAMAN PENGESAHAN USUL PKM-AI
Judul Kegiatan : DAUR ULANG PRODUK SAMPINGAN
KRISTALISER PbSn DAN REKOMENDASI
PENGGUNAAN VACUUM FURNACE UNTUK
MENINGKATKAN EFISIENSI PRODUKSI
TIMAH MURNI
Bidang Kegiatan : ( ) PKM-AI ( )PKM-GT
Ketua Pelaksana Kegiatan/Penulis Utama
a. Nama Lengkap : Dian Try Saputrib. NIM : 1006772481c. Jurusan : Teknik Metalurgi dan
Materiald. Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Indonesiae. Alamat Rumah dan No Tel/HP : Jalan H. Amat RT 3 RW 5 ,
Kukusan Depok,
089656893206
f. Alamat email : [email protected] Pelaksana Kegiatan/Penulis : 2 (dua) orang
Dosen Pendamping
a.
Nama Lengkap dan Gelar : Dr. Ir. Sri Harjantob. NIP : 196905261994031002c. Alamat Rumah dan No. Tel/HP : Jl. Alor 1 no. 29 Blok OA,
BSD sektor 14.6, Tanggerang
Selatan / 081511296441
-
7/22/2019 OIMUI2013-Journal Competition-Teknik-Dian Try Saputri.pdf
3/16
iii
Depok, 18 Maret 2013
Menyetujui
Ketua Departemen
Teknik Metalurgi dan Material,
Ketua Pelaksana Kegiatan,
(Prof. Dr.-Ing. Ir.Bambang Suharno)
NIP. 196304221989031005
(Dian Try Saputri)
NIM. 1006772481
Direktur Kemahasiswaan
Universitas Indonesia,
Dosen Pendamping,
(Arman Nefi, S.H., M.M.)
NIP. 0508050277
-
7/22/2019 OIMUI2013-Journal Competition-Teknik-Dian Try Saputri.pdf
4/16
iv
Surat Pernyataan Sumber Tulisan PKM-AI
Saya yang menandatangani surat pernyataan ini:
Nama : Dian Try SaputriNIM : 1006772481
1. Menyatakan bahwa PKM-AI yang saya tuliskan bersama anggota timlainnya benar bersumber dari kegiatan yang telah dilakukan yakni:
Kerja Praktik yang dilakukan pada PT.Timah (Persero) Tbk. Topik Kegiatan : Daur Ulang Produk Sampingan Kristaliser
PbSn dan Rekomendasi Penggunaan Vacuum FurnaceUntuk
Meningkatkan Efisiensi Produksi Timah Murni.
Tahun dan Tempat Pelaksanaan: Kerja Praktik dilaksanakanselama JanuariFebruari 2013.
2. Naskah ini belum pernah diterbitkan/dipublikasikan dalam bentukprosiding maupun jurnal sebelumnya.
-
7/22/2019 OIMUI2013-Journal Competition-Teknik-Dian Try Saputri.pdf
5/16
v
DAFTAR ISI
Lembar Judul......................................................................................................i
Halaman Pengesahan.........................................................................................ii
Daftar Isi .. .........................................................................................................vDaftar Gambar dan Tabel ................................................................................. vi
Abstrak...............................................................................................................1
Pendahuluan ...................................................................................................... 2
Tujuan ............................................................................................................... 3
Metode Penelitian ............................................................................................. 4Hasil dan Pembahasan ...................................................................................... 4
Kesimpulan ........................................................................................................ 8
Daftar Pustaka ................................................................................................... 8
Lampiran ........................................................................................................... 9
1. Biodata Ketua dan Anggota Kelompok
2. Biodata Dosen Pendamping3. Surat Kerjasama
-
7/22/2019 OIMUI2013-Journal Competition-Teknik-Dian Try Saputri.pdf
6/16
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Vapor Pressure Logam .................................................................... 2
Gambar 2. Diagram fasa Pb-Sn dengan plot Sn 70% ....................................... 3
Gambar 3. Grafik kadar Pb dan Sn dalam PbSn ............................................... 5
Gambar 4. Plot Diagram Fasa 64.8% Sn dan 35.2% Pb ................................... 6
Gambar 5. Plot Diagram Fasa 96.1% Sn dan 3.9% Pb ..................................... 7
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Komposisi Umpan Material PbSn ...................................................... 3
-
7/22/2019 OIMUI2013-Journal Competition-Teknik-Dian Try Saputri.pdf
7/16
DAUR ULANG PRODUK SAMPINGAN KRISTALISER PbSn DAN
REKOMENDASI PENGGUNAAN VACUUM FURNACEUNTUK
MENINGKATKAN EFISIENSI PRODUKSI TIMAH MURNI
Dian Try Saputri, Frannicko Marfic Y, Itodo Taripar P.Departemen Metalurgi dan Material, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia,
Depok, Jawa Barat 16424
ABSTRAK
Pada proses pemurnian timah terdapat sebuah proses yang dinamakan pemurnian
eutektik menggunakan alat kristalizer. Tujuan dari proses ini adalah mengurangi
kadar Pb dalam timah cair sehingga dapat diproses lebih lanjut. Proses ini
menghasilkan produk sampingan berupa material PbSn. Material PbSn masih
memiliki kadar Sn yang cukup tinggi (Kadar Sn > 65%) sehingga diperlukan
proses yang cocok untuk memisahkan Sn dan Pb. Penelitian ini bertujuan untuk
menghitung kadar Sn dan Pb dalam produk sampingan kristaliser. Setelah itu,
menganalisa data kadar Sn dan Pb dari produk sampingan kristaliser untuk
dijadikan acuan dalam merekomendasikan untuk melakukan recovery Sn
menggunakan vacuum furnace di Unit Muntok PT. Timah (Persero) Tbk.
Penelitian ini diawali dengan pengambilan sampel material PbSn, kemudian
dilakukan analisa kadar Pb dan Sn menggunakan metode titrasi dan Atomic
Absorption Spectrophotometric (AAS). Setelah didapatkan kadar Pb dan Sn
didalam sampel, dilakukan analisa perhitungan kadar untuk menentukan apakah
bisa dilakukan recovery Sn dalam PbSn menggunakan metode pemisahan yang
tepat. Dari hasil perhitungan didapatkan bahwa material PbSn dengan kadar
optimal Sn 85 % dan maksimal Pb 15% dapat dikembalikan ke kristalizer. Jikatidak mencapai kadar optimal maka direkomendasikan untuk memisahkan PbSn
dengan metode Vacuum Furnace
Kata Kunci :Pemurnian eutektik, Kristaliser, PbSn, Vacuum Furnace
ABSTRACT
There are many types of processes to extract calsiterite minerals into tin metals,
either is known as pemurnian eutektik, which use crystallizer. The main purpose
of this process is to reduce Pb contents that belongs to crude Tin, so it can be
further processed. The process in crystallizer obtain material, named by product
that consists of Pb-Sn. This material still have high Sn contents, so that is neededcompatible process to separate Sn and Pb. The aim of this study was to calculate
and analyze Sn-Pb contents in by product crystallizer. The result was used as a
reference of Unit Muntok PT Timah (Persero) to recover Sn by using Vacuum
Furnace. Two types of materials were used - PbSn that was taken from raw
materials storage in PT Timah (Persero) Tbk. The content of Sn and Pb was
determined by using titration method and Atomic Absorption Spectrophotometric
(AAS). Furthermore, the number of specimens content was analized to find out
which method that compatible to recover Sn from by product. The result showed
that materials with optimum Sn content 85% and maksimum Pb content 15%,
could be returned to crystallizer. Whereas, below that contents, it recommended
to separate PbSn by using Vacuum Furnace method.
-
7/22/2019 OIMUI2013-Journal Competition-Teknik-Dian Try Saputri.pdf
8/16
2
Keywords : Pemurnian eutektik, Crystallizer, PbSn, Vacuum Furnace
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan sumber daya alam
termasuk sumber daya mineral logam. Pulau Bangka Belitung adalah salah satu
pulau di Indonesia yang kaya akan mineral logam timah. Timah (Sn) merupakan
salah satu logam yang memiliki ketahanan kimia yang baik sehingga banyak
digunakan pada industri makanan dan minuman sebagai kemasan seperti kaleng
dan beberapa industri lain. Maka seiring meningkatnya permintaan pasar terhadap
timah sehingga diperlukan teknologi pemurnian untuk memproduksi timah
dengan kadar yang baik. Bijih timah mengandung pengotor seperti timbal, besi
dan lain-lain. Hal yang perlu diperhatikan yaitu kandungan logam timbal (Pb)
yang bersifat karsenogenik
Permasalahan utama yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah produk
sampingan dari pemurnian eutektik berupa material PbSn yang masihmengandung kadar Sn yang cukup tinggi ( Kadar Sn > 50%) [3]. Oleh karena itu,
diperlukan proses pemisahan lanjutan Sn dan Timbal (Pb) dari produk sampingan
kristaliser. Pada penelitian ini, pengkaji menganalisa kadar Sn minimum dalam
produk sampingan yang dapat diproses kembali menggunakan pemurnian eutektik
atau diproses menggunakan vacuum furnace.
Proses pemisahan Pb dan Sn menggunakan prinsip perbedaan fasa dalam
suhu tertentu. Proses tersebut dinamakan pemurnian eutektik yang bertujuan
untuk mengurangi kadar Pb dalam crude tin sehingga dapat diproses lebih lanjut.
Proses pemurnian eutektikmenggunakan alat yang disebut kristaliser. Kristaliser
menghasilkan produk berupa kristal timah yang mengandung kadar Pb rendah danproduk sampingan Pb-Sn dengan kadar Sn yang masih cukup tinggi sehingga
diperlukan proses yang cocok untuk memisahkan Sn dan Pb.
Material Pb-Sn
Material Pb-Sn yang merupakan produk sampingan kristaliser berikatan
secara fisik, dimana Pb dan Sn hanya saling larut tanpa terjadi reaksi kimia yang
terjadi. Pb dan Sn merupakan golongan logam berat. Logam Pb memiliki liquid
density 10.66 g.cm-3, titik leleh 327.46oC, dan energi vaporisasi 179.5 kj.mol-1.
Sedangkan Sn memiliki liquid density 6.99 g.cm-3, titik leleh 231.93oC, dan energi
vaporisasi 296.1kj.mol-1[1]
.
Dilihat pada penjelasan sebelumnya, Pb memiliki titik leleh lebih tinggi
dibandingkan Sn, tetapi pada kurva di bawah diperlihatkan bahwa Sn memiliki
tekanan uap lebih tinggi dibandingkan Pb. Hal ini dapat dilihat dari energi
vaporisasi dari Sn yang lebih tinggi dibandingkan Pb.
-
7/22/2019 OIMUI2013-Journal Competition-Teknik-Dian Try Saputri.pdf
9/16
3
Gambar 1. Tekanan Uap Logam
Metode pemisahan Sn-Pb
Pada kadar Sn di bawah 85%, sangat tidak efisien untuk dipisahkan
dengan menggunakan metode pemurnian eutektik. Dapat dilihat pada diagram
fasa Pb-Sn, dimana pada kadar Sn tersebut, dihasilkan solid (Sn) kurang dari
50% yang didapatkan dari crude tin. Seperti gambar 2, misalkan dalam 1000 kg
crude tin dengan persentase perbandingan Pb-Sn, kadar Sn sebesar 70%,
menggunakan metode tie line didapatkan solid (Sn) 34%. Bisa dikatakan hanya
sebesar 340 kg yang didapatkan. Sehingga untuk me-recovery Sn dari material
Pb-Sn perlu metode lebih efisien. Salah satu metode yang efisien untuk
memisahkan Sn dan Pb adalah Vacuum refining.
%wt Solid (Sn) 34%
Gambar 2 Diagram fasa Pb-Sn dengan plot Sn 70%
-
7/22/2019 OIMUI2013-Journal Competition-Teknik-Dian Try Saputri.pdf
10/16
4
Vacuum refiningmerupakan proses pemurnian logam dengan memanfaat adanya
perbedaan sifat tekanan uap (vapor pressure) dari logam yang akan dimurnikan
dan pengotor yang ada. Vacuum refiningdapat meningkatkan recovery rate dari
sistem pemurnian timah dengan jalan pemisahan Sn, Pb, dan Bi pada logam
Pb/Sn. Selain itu, vacuum refiningmerupakan penyempurnaan teknologi denganmenghilangkan impurities sebelum kristaliser yang akan membuat logam crude
PbSn yang dihasilkan kristaliser menjadi sesuai dengan umpan untuk vacuum
furnace.
Berdasarkan arsip PT. Timah Tbk (Persero), logam PbSn dengan kadar
seperti berikut akan diproses untuk mendapatkan crude tin dan crude leaddengan
vacuum furnace.
Tabel 1. Komposisi Umpan Material Pb Sn
Komposisi Umpan (%)
Sn Pb As Sb Cu Ni Fe Bi
55 39.5 4.5 0.001 0.324 0.07 0.0035 1.2
Berdasarkan data di atas, recovery rate Sn yang diperoleh setelah penghilangan
As sebesar 98% Sn. Berikut perhitungan recovery rate Sn dari vacuum refining.
Setelah didapatkan recovery rate Sn, ditentukan parameter teknis vacuum furnace.
Kapasitas per hari nya dapat memproses 6 ton PbSn dengan kadar Sn > 55% dan
dihasilkan crude tin dari proses vacuum furnacesebesar 92%.
TUJUAN
Penelitian ini bertujuan untuk menghitung kadar Sn dan Pb dalam produk
sampingan kristaliser dan menganalisa data kadar Sn dan Pb tersebut untuk
dijadikan acuan dalam merekomendasikan pemisahan lanjutan menggunakan
metode pemurnian eutektik atau vacuum refining di Unit Muntok PT. Timah(Persero) Tbk.
METODE PENELITIAN
Penelitian diawali dengan melakukan pengambilan sampel PbSn sebanyak
lima sampel secara acak pada gudang penyimpanan material bahan baku PT.
Timah (Persero) Tbk. Sampel tersebut merupakan produk sampingan hasil dari
proses pemurnian eutektik. Setelah pengambilan sampel, dilakukan analisa kadar
Pb dan Sn menggunakan metode analisa titrasi dan Atomic Absorption
Spectrophotometric (AAS). Metode titrasi dilakukan untuk mendapatkan kadar Sn
sedangkan metode AAS untuk mendapatkan kadar Pb. Metode AAS merupakan
..(1)
-
7/22/2019 OIMUI2013-Journal Competition-Teknik-Dian Try Saputri.pdf
11/16
5
analisa kuantitatif yang bersifat selektif berdasarkan penyerapan absorpsi radiasi
oleh atom bebas. Analisa kadar dengan AAS relatif cepat dibandingkan titrasi.
Setelah didapatkan kadar Pb dan Sn didalam sampel, dilakukan analisa
perhitungan kadar untuk menentukan proses pemisahan dengan kristaliser atau
direkomendasikan untuk menggunakan proses vacuum furnace.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari Februari 2013 dalam
rangka kerja praktek di Unit Metalurgi PT. Timah, Muntok Bangka Belitung.
Variabel penelitian ini yaitu kadar Sn dan Pb pada sampel acak yang terdapat di
gudang penyimpanan material bahan baku PT. Timah (Persero) Tbk.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari hasil pengujian diperoleh kadar Sn dan Pb sebagai gambar 3.
Gambar 3. Grafik Kadar Pb dan Sn Material PbSn
Hasil olahan data kemudian diplot dalam diagram fasa. Hal ini bertujuanuntuk melihat besar kadar Sn yang dapat di-recovery dari produk sampingan
PbSn. Dalam pembahasan ini, pengkaji akan membahas sampel PbSn yang rendah
dan tinggi.
Material PbSn dengan kadar Sn terendah
Berikut plot data kadar Pb dan Sn dalam material PbSn sampel 3 (%Sn :
67.53%; Pb : 32.47%) dengan kadar Sn yang terrendah.
3.93
14.73
32.47 30.69
26.95
96.07
85.27
67.53 69.3173.05
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
1 2 3 4 5
%Kadar
Sampel
Pb
Sn
-
7/22/2019 OIMUI2013-Journal Competition-Teknik-Dian Try Saputri.pdf
12/16
6
Gambar 4. Diagram Fasa 67.53% Sn dan 32.47% Pb
Berdasarkan plot diagram di atas, pada kadar 67.53% Sn dan 32.47% Pb,
suhu kritis untuk mencapai pembentukan solid (Sn) adalah sekitar 180oC.
Rentang pembentukan solid (Sn) berada pada suhu antara 175-180oC. Maksimal
kadar Sn dari solid (Sn) yang didapatkan jika ditinjau dari diagram fasa Pb-Sn
sebesar 97.5% dengan kadar Pb 2.5% atau 25000 ppm. Kadar Pb sebesar 25000
ppm diluar standarisasi dari kadar Pb dalam produk kristaliser (max 500 ppm)[3].
Jika diperhatikan lebih detail, rentang suhu pembentukan solid ini sangat tidakmemungkinkan untuk diaplikasikan pada kristaliser karena kontrol suhu
pembentukan dalam aplikasi kristaliser pada pabrik PT. Timah Tbk (Persero)
hanya perkiraan pada suhu sekitar 230oC . Selain itu, rentang suhu pembentukan
solid (Sn) sangat sedikit, sehingga kemungkinan terbentuk fasa stabil antara Pb-
Sn (fasa +) sangat besar sehingga proses tidak efisien. Maka dengan kadar Sn
67.53% dan Pb 32.47% Pb pada sampel 3 PbSn tidak memungkinkan Sn di-
recovery dengan kristaliser. Dengan kata lain harus diproses menggunakan
vacuum furnace.
Material PbSn dengan kadar Sn tertinggi
Berikut plot kadar Sn dan Pb material PbSn dalam sampel 1 dengan kadar
Sn yang tertinggi.
Suhu kritis 180oC
%Sn pada Solid
(Sn) : 97.5%
-
7/22/2019 OIMUI2013-Journal Competition-Teknik-Dian Try Saputri.pdf
13/16
7
Gambar 5. Diagram Fasa 96.1% Sn dan 3.9% Pb
Berdasarkan plot diagram di atas, pada kadar 96.1% Sn dan 3.9% Pb, suhu
kritis untuk mencapai pembentukan solid (Sn) sekitar 230oC. Dapat dilihat,
rentang pembentukan solid (Sn) berada pada suhu antara 175-230oC. Maksimal
kadar Sn dari solid (Sn) yang didapatkan jika ditinjau dari diagram fasa Pb-Sn
sebesar 99.85% dengan kadar Pb 0.15% atau 1500 ppm. Kadar Pb sebesar 4000
ppm diluar standarisasi dari kadar Pb dalam produk kristaliser (max 500 ppm)[3].
Tetapi dapat direkayasa dengan menjadikan material ini sebagai bahan blending
dalam proses kristaliser. Jika dilihat berdasarkan rentang suhu pembentukan solid,jaraknya cukup besar sehingga memungkinkan untuk diaplikasikan pada
kristaliser, apalagi kontrol suhu pembentukan dalam aplikasi kristaliser pada
pabrik PT. Timah Tbk (Persero) hanya perkiraan pada suhu sekitar 230oC. Maka
dengan kadar Sn 96.1% dan Pb 3.9% pada sampel 1 PbSn memungkinkan Sn di-
recovery dengan kristaliser.
Setelah menganalisa masing-masing kadar Pb dan Sn dalam material PbSn
yang memiliki kadar Sn yang tertinggi dan yang terendah, dilanjutkan
menganalisa kadar Sn dan Pb yang optimum untuk diproses dalam kristaliser.
Analisa kadar Sn dan Pb yang optimum untuk diproses dalam Kristaliser
Pada subbab ini akan dibahas kadar Sn dan Pb yang optimum untuk
diproses kembali dengan kristaliser. Optimasi kadar untuk diproses kembali
dengan kristaliser dengan pertimbangan rentang suhu pembentukan solid yang
cukup besar dan kadar Sn dari solid (Sn) yang tinggi.
Pada grafik kadar Pb dan Sn sebelumnya, tiap sampel pada PbSn memiliki
keragaman persentase kadar Sn dan Pb. Jika ditinjau lebih detail dalam diagram
fasa Pb-Sn, maksimum kadar Sn dari solid (Sn) dari material PbSn yang dapat
dioptimalkan dengan kristaliser yaitu 99.5% Sn dan maksimum kadar Sn dari
solid (Sn) dari material PbSn yang dapat dioptimalkan dengan kristaliser yaitu
99.85% Sn. Sedangkan kadar Pb yang telah jadi standar dari produk kristaliser
Suhu kritis 180oC
%Sn pada Solid
(Sn) : 97.5%
-
7/22/2019 OIMUI2013-Journal Competition-Teknik-Dian Try Saputri.pdf
14/16
8
maksimal 500 ppm atau 0.05%. Pada diagram fasa, diperhatikan adalah rentang
suhu pembentukan solid (Sn).
Ditinjau pada diagram fasa, optimum kadar Sn dalam material PbSn yang
dapat diproses kembali dalam kristaliser yaitu sekitar minimal 85 % Sn danmaksimal 15% Pb. Kadar Sn dalam material PbSn hanya 2 (sampel 1 dan 2) yang
mencapai nilai optimum untuk diproses kembali. Karena hal tersebut, dapat
disimpulkan dari 5 sampel material PbSn, hanya 2 sampel yang dapat
dioptimalkan kembali dengan kristaliser. Sedangkan 3 sampel PbSn tidak dapat
dioptimalkan karena tidak efisien. Sehingga diperlukan teknologi yaitu salah
satunya vacuum furnace yang berada di Unit Metalurgi PT. Timah Tbk (Persero)
untuk meningkatkan recovery Sn dalam material PbSn (by product) kristaliser.
Analisa Operasi Vacuum F urnace
Telah dijelaskan sebelumnya, prinsip vacuum refining berdasarkanperbedaan vapor pressure yang dimiliki logam paduan salah satu contohnya yaitu
paduan Pb-Sn. Kembali pada gambar 1, suhu uap Sn, pada tekanan uap yang
sama, lebih tinggi dibandingkan pada Pb, sehingga dapat direkayasakan agar
pengotor Pb menguap menjadi crude leaddan kadar Sn meningkat. Tetapi tidak
dapat disimpulkan bahwa 100% Pb menguap, karena tidak menutup kemungkinan
terjadi kondensasi pada Pb.
Berdasarkan arsip Unit Metalurgi PT. Timah Tbk (Persero), metode
operasi vacuum furnace secara umum ada 3 yaitu operasi pengisian furnace,
operasi blow-on dan operasi blow-out. Operasi pengisian furnace, diawali dengan
pengecekan kondisi dari sirkuit, koneksi sistem pipa, suplai air, level minyakbakar, dan kualitas pompa vakum. Setelah itu dilakukan pengisian umpan berupa
material PbSn. Logam dipanaskan hingga mencapai titik leleh. Selanjutnya,
operasi blow-onyaitu dengan meningkatkan derajat vakum mencapai 50 Pa (10-
4atm). Jika diplot dalam gambar 1 ,suhu optimum operasi untuk menguapkan Pb
sekitar 750 K atau 477oC.
Sedangkan operasi blow out, yaitu operasi jika terjadi abnormal dari
proses dari dalam furnace (seperti mengalami kebocoran akibat arus pendek)
sehingga perlu dilakukan perbaikan dengan memberhentikan feeding dan operasi
lainnya sehingga dilakukan blow outpada sistem vakum.
KESIMPULAN
1. Produk sampingan yang dapat dimurnikan kembali menggunakan prosespemurnian eutektik memiliki kadar Sn minimum 85%
2. Produk sampingan yang tidak mencukupi kadar Sn tersebutdirekomendasikan untuk dipisahkan menggunakan metode vacuum
furnace
3. Sampel PbSn yang dapat diproses kembali menggunakan metodepemurnian eutektikadalah sampel 1 dan 2, sedangkan sampel 2, 3 dan 4
direkomendasikan untuk dipisahkan menggunakan vacuum furnace
-
7/22/2019 OIMUI2013-Journal Competition-Teknik-Dian Try Saputri.pdf
15/16
9
DAFTAR PUSTAKA
[1] Habashi, Fathi. 1970. Principle of Extractive Metallurgy Vol. 2, Gordon
and Breach,
[2] Habashi, Fathi. 2002. Textbook of Pyrometallurgy, Laval University,Quebec City, Canada
[3] Materi Pelatihan Teknis. 2010. Operasi Peleburan PT. Timah (Persero)
Tbk, Pangkalpinang,
[4] Materi Pelatihan Teknis. 2010. Operasi Pemurnian dan Pencetakan PT.
Timah (Persero) Tbk, Pangkalpinang 2010
[5] Materi Pelatihan Teknis. 2010. Pengendalian Backlog PT. Timah (Persero)
Tbk, Pangkalpinang,
[6] Rosenqvist, Terkel. 1983. Principle of Extractive Metallurgy second
edition, McGraw- Hill Book Company, Norway
[7] Sevryukov, N., General Metallurgy, Peace Publishers, Moscow
[8] Wright, P. A., 1982. Extractive Metallurgy of Tin 2nd ed., Elsevier SciencePublishing Company Inc., AmsterdamOxfordNew York
Lampiran
Biodata Ketua
a. Nama Lengkap : Dian Try Saputrib. Tempat, Tanggal Lahir : Sengkang, 29 September
1993
c. NIM : 1006772481d. Jurusan : Metalurgi dan Materiale. Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Indonesiaf. Alamat Rumah dan No Tel/HP : Jalan H. Amat RT 3 RW 5Kukusan, Depok Jawa
Barat, 089656893206
g. Alamat email : [email protected]
Biodata Anggota
a. Nama Lengkap : Frannicko Marfic.Yb. Tempat, Tanggal Lahir : Barulak, 02 Maret 1992c. NIM : 1006660182d. Jurusan : Teknik Metalurgi dan
Materiale. Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Indonesiaf. Alamat Rumah dan No Tel/HP : Jalan Raya Batusangkar-
Payakumbuh KM.25
Barulak, Kec. Tanjung Baru,
Kab. Tanah Datar, Sumatera
Barat, 085668933957
g. Alamat email :[email protected]@gmail.com
mailto:[email protected]:[email protected]:[email protected]:[email protected]:[email protected]:[email protected] -
7/22/2019 OIMUI2013-Journal Competition-Teknik-Dian Try Saputri.pdf
16/16
10
Biodata Anggota
a. Nama Lengkap : Itodo Taripar Pb. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 21 Oktober 1992c. NIM : 1006704663d. Jurusan : Teknik Metalurgi danMateriale. Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Indonesiaf. Alamat Rumah dan No Tel/HP :Jl. Balai Rakyat II Rt.
011/007 no. 7, Kel. Utan
Kayu Utara, Kec. Matraman,
Jakarta Timur,
085692826060
g. Alamat email :[email protected]@yahoo.com
Biodata Dosen Pembimbing
a. Nama Lengkap : Dr.Ir. Sri Harjantob. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 26 Mei 1969c. NIP : 196905261994031002d. Jurusan : Teknik Metalurgi dan
Material
e. Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Indonesiaf. Alamat Kantor dan No Tel/HP : Jl. Alor 1 no. 29 Blok OA,
BSD sektor 14.6, Tanggerang
Selatan / 081511296441
mailto:[email protected]:[email protected]:[email protected]:[email protected]