panduan skill lab-mikrobiologi kompilasi final

Upload: ilham-ristananda

Post on 25-Feb-2018

353 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 Panduan Skill Lab-Mikrobiologi Kompilasi Final

    1/20

    1

    PEMERIKSAAN JAMUR (KOH)

    1. Tujuan Belajar

    a.

    Mahasiswa mengetahui persiapan dan cara pengambilan spesimen untuk pemeriksaan

    KOH

    b.

    Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan KOH

    c.

    Mahasiswa mampu menginterpretasikan hasil pemeriksaan KOH

    2. Dasar Teori

    Pemeriksaan menggunakan Kalium Hidroksida (KOH) dari kerokan kulit merupakan

    prosedur sederhana yang paling sering dilakukan untuk mendiagnosis infeksi jamur pada

    kulit, kuku dan rambut. Kalium Hodroksida mampu melisiskan sel epitel yang terinfeksi

    sehingga bentuk infektif dari jamur keluar dari dalam sel dan dapat diamati.Pengaturan cahaya pada saat pemgamatan di bawah mikroskop merupakan aspek yang

    cukup penting untuk diperhatikan. Kalium hidroksida bukanlah zat warna sehingga tampilan

    di lapang pandang mikroskop akan tampak berwarna putih, sehingga pencahayaan harus

    diesuaikan agar morfologi bentuk infektif jamur dapat diamati dengan baik. Pemeriksaan ini

    dapat dimodifikasi dengan melakukan penambahan sejumlah zat warna seperti tinta parker,

    eosin 1%, calcofluor white ataupun penambahan tinta parker dan eosin 1% dengan

    perbandingan 2:1. Penambahan zat warna ini bertujuan untuk mempermudah visualisasi di

    bawah mikroskop.

    3.

    Alat dan Bahan

    Alat:

    Scalpel

    Kaca objek

    Cover glass

    Mikroskop

    Lampu Bunsen

    Bahan:

    Spesimen kerokan kulit, kuku, kulit kepala atau rambut

    Larutan KOH 10% (untuk kulit) dan 20% untuk kuku atau rambut

    4. Prosedur Kerja

    A. Persiapan pengambilan spesimen

    Sebelum pemeriksaan dilakukan, pasien harus dipastikan tidak sedang mengkonsumsi

    atau menggunakan obat antijamur minimal 3 hari sebelum pemeriksaan. Penggunaan obat-

  • 7/25/2019 Panduan Skill Lab-Mikrobiologi Kompilasi Final

    2/20

    2

    obatan ini akan dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan. Jika terdapat lesi yan

    banyak/multipel, maka spesimen kerokan kulit diambil dari lesi yang paling baru sehingga

    diperoleh hasil yang lebih representatif. Pada pemeriksaan ini, jumlah kerokan kulit harus

    cukuo untuk dapat diperiksa dan diinterpretasikan. Oleh sebab itu kepada pasien disarankan

    untuk tidak melakuakan scrubbing atau menggunakan krim/lotion pada daerah lesi agar

    diperoleh spesimen kerokan kulit yang cukup beberapa hari sebelum pemeriksaan.

    B. Pengambilan spesimen

    Prosedur pengambilan spesimen adalah sebagai berikut:

    1. Kerokan kulit

    Bagian lesi dan kulit di sekitarnya dibersikan dengan kapas/swab alcohol

    Kerok bagian tersebut menggunakan scalpel. Scalpel dan kulit membentuk sudut yang

    tumpul (biasanya 45) untuk menghindari perlukaan.

    Kerokan kulit ditampung di tempat yang bersih, lalu diperiksakan

    2. Kerokan/potongan kuku

    Kuku dibersihkan dengan kapas/swab alcohol

    Kerokan kulit dapat diambil di beberapa tempat (Gambar)

    Kerokan kulit diambil menggunakan scalpel secara perlahan sehingga diperolah

    debris keratin kuku yang berwarna putih

    Spesimen juga dapat berupa potongan guntingan kuku yang terinfeksi

    Kerokan/potongan kuku ditampung di tempat yang bersih, lalu diperiksakan

    Gambar 1. Lokasi pengambilan spesimen kuku

    (Sumber: http://www.bpac.org.nz)

    3.

    Spesimen rambut

    Rambut yang terinfeksi dicabut menggunakan pinset

    Lesi di rambut dikerok menggunakan scalpel

    Kerokan ditampung di tempat yang bersih, lalu diperiksakan

  • 7/25/2019 Panduan Skill Lab-Mikrobiologi Kompilasi Final

    3/20

    3

    C. Pembuatan sediaan KOH

    1.

    Kerokan kulit diletakkan di atas kaca objek yang bersih

    2. Beberapa tetes KOH 10% ditambahkan pada kerokan kulit, lalu ditutup dengan cover

    glass secara perlahan

    3.

    Preparat dipanaskan sebentar saja di atas api Bunsen. Pemanasan tidak boleh membuat

    larutan KOH mongering.

    4. Preparat diamati di bawah mikroskop dengan lensa objektif 10X, lalu dilanjutkan dengan

    lensa objektif 40X. Pencahayaan disesuaikan agar pengamatan dapat dilakukan lebih

    jelas.

    D. Interpretasi hasil pemeriksaan

    Dari pemeriksaan KOH dapat diperoleh hasil sebagai berikut:

    Pada dermatofitosis atau kandidiasis kulit tampak gambaran hifa atau pseudohifa dengan

    budding cell

    Gambar 2. Hifa dan pseudohifa dengan budding cell

    (Sumber: http://www.mtnstopshiv.org)

    Pada dermatofitosis pada rambut tampak gambaran spora (arthrospora) di dalam filament

    rambut (endothrix) atau di luar filament rambut (ectothrix)

    Gambar 3. Arthospora di luar filament rambut (Ectothrix)

    (Sumber: Abdo et al, 2011)

  • 7/25/2019 Panduan Skill Lab-Mikrobiologi Kompilasi Final

    4/20

    4

    Gambar 4. Arthospora di dalam filament rambut (Endothrix)

    (Sumber: Abdo et al, 2011)

    Pada dermatofitosis atau infeksi Candida pada kulit tampak gambaran hifa atau

    pseudohifa dengan budding cell

    Pada Ptyriasis versicolor tampak gambaran spaghetti and meatball appearance, yang

    merupakan gambaran hifa dan spora dariMallasezia furfur

    Gambar 5. Spaghetti and meatball appearancepada Ptyriasis versicolor

    (Sumber: Dokumentasi Lab.Mikrobiologi FK Unsyiah)

    5. Check List

    NoAspek Yang Dinilai

    Skor

    0 1 2 3

    I Persiapan pengambilan spesimen

    1 Pasien diminta untuk tidak menggunakan obat

    antijamur minimal 3 hari sebelum pemeriksaan

    serta tidak menggunakan lotion/krim atau

    melakukanscrubbingdi daerah lesi beberapa

    hari sebelum pemerikaan

    2 Jika terdapat lesi multipel, maka spesimen

    diambil dari lesi yang baru terbentuk

  • 7/25/2019 Panduan Skill Lab-Mikrobiologi Kompilasi Final

    5/20

    5

    Keterangan :0 : Tidak dilakukan1 : Dilakukan, tetapi kurang benar (kesalahan > 50%)

    2 : Dilakukan, tetapi kurang benar (kesalahan < 50 %)3 : Dilakukan dengan benar

    % cakupan penguasaan keterampilan : Skor total/39 x 100% = %

    II Pengambilan spesimen kerokan kulit

    1 Kulit di sekitar lesi dibersihkan menggunakan

    kapas/swab alkohol

    2 Kulit dikerok menggunakan scalpel secara

    perlahan dengan kemiringan membentuk suduttumpul (45) dengan kulit

    3 Kerokan kulit ditampung di wadah yang bersih

    III Pembuatan sediaan KOH

    1. Siapkan kaca objek yang bersih, lalu ambil

    secukupnya spesimen kerokan kulit dan

    letakkan di bagian tengan kaca objek

    2. KH 10% ditambahkan di atas kerokan kulit

    lalu ditutup dengan cover glass

    3. Preparat dipanaskan sebentar di atas api

    Bunsen namun larutan KOH tidak boleh

    sampai kering

    4. Pengamatan dilakukan di bawah mikroskop

    menggunakan lensa objektif 10x dan

    dilanjutkan ke 40X

    IV Interpretasi hasil

    1 Pada dermatofitosis atau kandidiasis kulit

    tampak gambaran hifa atau pseudohifa dengan

    budding cell

    2 Pada Ptyriasis versicolor tampak gambaran

    spaghetti and meatball appearance,

  • 7/25/2019 Panduan Skill Lab-Mikrobiologi Kompilasi Final

    6/20

    6

    SEDIAAN BASAH

    1.

    Tujuan Belajar

    a. Mahasiswa mengetahui persiapan dan cara pengambilan spesimen sekret vagina

    (vaginal discharge/fluor albus)

    b.

    Mahasiswa mampu membuat sediaan basah

    c. Mahasiswa mampu menginterpretasikan hasil pemeriksaan

    2. Dasar Teori

    Sediaan basah (wet mount) adalah bentuk pemeriksaan mikroskopis untuk

    mendiagnosis penyebab vaginal discharge atau fluor albus. Vaginal discharge dapat

    disebabkan oleh vaginosis bakterialis (mencapai 70% kasus akibat infeksi), kandidiasis

    vulvovaginalis dan trikomoniasis. Secara makroskopis, spesimen swab vagina pada vaginal

    discharge yang disebabkan oleh ketiga penyebab di atas dapat dibedakan sebagai berikut:

    Kandidiasis vulvovaginalis yang disebabkan oleh jamur Candida albican, akan

    menimbulkan vaginal dischargeyang kental, berwarna putih dan tampak seperti keju

    Trikomoniasis atau infeksi Trichomonas vaginalis akan menimbulkan vaginal discharge

    yang berwarna kuning kehijauan, berbusa dan berbau busuk

    Vaginosis bakterialis yang dapat disebabkan oleh bakteri anerob seperti Gardnerella

    vaginalis, Prevotella,PeptostreptococcusdanBacteroidesspp, akan menimbulkan

    vaginal dischargeyang berwarna putih susu dan berbau amis (fishy odor).

    Meskipun ketiga etiologi di atas merupakan penyebab yang paling dominan, namun

    vaginal dischargejuga dapat disebabkan oleh kelainan non infeksi. Oleh sebab itu penegakan

    diagnosis harus dilakukan secara komperehensif, meliputi anamnesis dan pemeriksaan fisik

    yang baik serta didukung oleh pemeriksaan penunjang seperti pengukuran pH sekret vaginadan pemeriksaan mikroskopis.

    Pada pembuatan sediaan basah, spesimen vaginal discharge diletakkan di atas kaca

    objek lalu dicampurkan dengan larutan Salin atau NaCl 0.9% dan KOH 10%. Larutan salin

    bersifat fisiologis sehingga integritas membran dan pergerakan/motilitas (sperma, protozoa)

    tidak terganggu dan bisa diamati. Larutan salin sangat baik untuk mengamati sejumlah

    bakteri berbentuk batang (Lactobacillus pada sekret vagina normal, motilitas trikomonas

    pada trikomoniasis atau taburan atau perselubungan bakteri di permukaan epitel vagina

    (yang dikenal dengan Clue cells) yang khas pada vaginosis bakterialis. Jika dicurigai

  • 7/25/2019 Panduan Skill Lab-Mikrobiologi Kompilasi Final

    7/20

    7

    sebagai infeksi jamur, maka penambahan KOH 10% pada spesimen vaginal dischargeakan

    memberikan gambaran yang jelas dari sel budding (yeast bud) dan pseudohifa. Kalium

    Hidroksida (KOH) mampu melisiskan dinding sel bakteri, trikomonas, sel darah dan sel epitel

    vagina, namun jamur akan tetap intak sehingga dapat diamati. Pada kasus vaginosis

    bakterialis dan trikomoniasis, penambahan KOH 10% pada spesimen akan menimbulkan bau

    amis yang khas (fishy odor).Uji ini dikenal dengan Whiff test.

    3. Alat dan Bahan

    Alat:

    Spekulum

    Kapas lidi steril atau spatula

    Mikroskop

    Kaca objek

    Cover glass

    Bahan:

    Spesimen vaginal discharge

    Larutan NaCl 0,9%

    Kalium Hidroksida 10%

    4. Prosedur Kerja

    A. Persiapan pengambilan spesimen

    Pemeriksaan ini diindikasikan pada pasien wanita dengan keluhan vaginitis seperti rasa

    gatal, sensasi terbakar/panas, kemerahan serta adanya vaginal discharge/fluor albus yang

    berbau. Sebelum pengambilan spesimen dilakukan, sangat penting untuk dipastikan hal

    sebagai berikut:

    1. Pasien tidak boleh dalam keadaan menstruasi

    2.

    Pasien tidak boleh menggunakan cairan pembasuh vagina minimal 3 hari sebelum

    pemeriksaan

    3. Pasien tidak boleh menggunakan tampon 24 jam sebelum pemeriksaan

    4.

    Pasien tidak boleh menggunakan obat-obatan dalam bentuk vaginal suppositoria

    (biasanya untuk jamur) minimal 3 hari sebelum pemeriksaan

  • 7/25/2019 Panduan Skill Lab-Mikrobiologi Kompilasi Final

    8/20

    8

    B. Pengambilan Spesimen

    Prosedur pengambilan spesimen adalah sebagai berikut:

    1. Pasien berbaring di atas meja pemeriksaan dalam posisi litotomi, lalu dipasangkan

    spekulum

    2.

    Spesimen vaginal discharge diambil menggunakan kapas lidi steril atau spatula.

    Spesimen dapat diambil dari mukosa bagian posterior vagina atau dari cairan discharge

    yang keluar.

    3. Swab yang diambil tidak boleh kering (harus segera diproses).

    4. Pembuatan Sediaan Basah

    5. Siapkan kaca objek yang bersih

    6.

    Ambil secukupnya spesimen vaginal dischargemenggunakan swab/kapas lidi steril, lalu

    diletakkan di kedua bagian ujung kaca objek (seperti gambar di bawah)

    7. Tambahkan larutan salin dan KOH 10% pada masing-masing ujung kaca objek yang telah

    dibubuhi spesimen, lalu dicampur merata

    8. Kedua sediaan ditutupi dengan cover glass. Penutupan dilakukan secara perlahan dan

    hati-hati untuk menghindari terbentuknya gelembung udara

    9.

    Pengamatan dilakukan di bawah mikroskop menggunakan lensa objektif 10x dan

    dilanjutkan ke 40X. Pengamatan dapat dilakukan menggunakan lensa objektif 10X,

    namun konfirmasi menggunakan lensa objektif 40X sangat penting dilakukan karena

    sejumlah debris dan artefak yang terdapat di dalam spesimen (rambut, serat atau

    gelembung udara).

    C. Interpretasi Hasil Pemeriksaan

    Pada preparat dengan larutan salin diamati sejumlah hal berikut:

    Sekret vagina normal: bakteri berbentuk batang (Lactobacillus), sel epitel vagina, tidak

    dijumpai leukosit

  • 7/25/2019 Panduan Skill Lab-Mikrobiologi Kompilasi Final

    9/20

    9

    Vaginosis bakterialis: clue cells berjumlah >20 sel, tidak ada atau dijumpai sedikit

    leukosit. Clue cells adalah sel epitel skuamous vagina yang diselubungi oleh bakteri

    patogen Gardnerella vaginalisyang berbentuk coccobacilli.

    Trikomoniasis: Trikomonas dan pergerakannya serta dijumpai banyak leukositPada preparat dengan KOH 10% dapat diamati budding yeast, pseudohifa atau spora pada

    infeksi jamur non-Candida serta sedikit leukosit yang menunjukkan kandidiasis

    vulvovaginalis.

    Hasil pemeriksaan yang diperoleh melalui sediaan basah dapat dilihat pada Tabel 1.

    Tabel 1. Penilaian/interpretasi hasil pemeriksaan sediaan basah

    Sumber: Billater dan Dunn, 2014

    5. Check List

    NoAspek Yang Dinilai

    Skor

    0 1 2 3

    I Persiapan pengambilan specimen vaginal

    discharge

    Pasien diberikan informasi mengenai sejumlah hal

    berikut:Tidak boleh dalam keadaan menstruasi, tidak

  • 7/25/2019 Panduan Skill Lab-Mikrobiologi Kompilasi Final

    10/20

    10

    menggunakan pembasuh vagina minimal 3 hari

    sebelum pemeriksaan, tidak menggunakan tampon

    minimal 24 jam sebelum pemeriksaan serta tidak

    menggunakan obat-obatan (vaginal suppositoria)

    minimal 2-3 hari sebelum pemeriksaan.

    II Pengambilan spesimen vaginal discharge

    1 Pasien berbaring di atas meja pemeriksaan

    dalam posisi litotomi, lalu dipasangkan

    spekulum

    2 Spesimen vaginal dischargediambil

    menggunakan kapas lidi steril atau spatula.

    Spesimen dapat diambil dari mukosa bagian

    posterior vagina atau dari cairan discharge

    yang keluar.

    3 Swab yang diambil tidak boleh kering (harus

    segera diproses)

    III Pembuatan sediaan basah

    1. Siapkan kaca objek yang bersih, lalu ambil

    secukupnya spesimen vaginal discharge

    menggunakan swab/kapas lidi steril, lalu

    diletakkan di kedua bagian ujung kaca objek

    2. larutan salin dan KOH 10% ditambahkan pada

    masing-masing ujung kaca objek yang telah

    dibubuhi spesimen, lalu dicampur merata

    3. Kedua sediaan ditutupi dengan cover glass.

    Penutupan dilakukan secara perlahan dan hati-

    hati untuk menghindari terbentuknya

    gelembung udara

    4. Pengamatan dilakukan di bawah mikroskop

    menggunakan lensa objektif 10x dan

    dilanjutkan ke 40X

    IV Interpretasi hasil

    1 Pada saat penambahan KOH 10% akan muncul

    bau amis (fishy odor),maka dilaporkan

    sebagai Whiff test positif

    2 Sekret vagina normal: bakteri berbentuk

    batang (Lactobacillus), sel epitel vagina, tidak

    dijumpai leukosit

    3 Vaginosis bakterialis: clue cellsberjumlah >20

    sel, tidak ada atau dijumpai sedikit leukosit.Clue cellsadalah sel epitel skuamous vagina

  • 7/25/2019 Panduan Skill Lab-Mikrobiologi Kompilasi Final

    11/20

    11

    yang diselubungi oleh bakteri patogen

    Gardnerella vaginalisyang berbentuk

    coccobacilli.

    4 Trikomoniasis: Trikomonas dan

    pergerakannya serta dijumpai banyak leukosit5 Kandidiasis vulvovaginalis: budding yeast,

    pseudohifa atau spora pada infeksi jamur non-

    Candidaserta sedikit leukosit

    Keterangan :0 : Tidak dilakukan1 : Dilakukan, tetapi kurang benar (kesalahan > 50%)2 : Dilakukan, tetapi kurang benar (kesalahan < 50 %)3 : Dilakukan dengan benar

    % cakupan penguasaan keterampilan : Skor total/39 x 100% = %

  • 7/25/2019 Panduan Skill Lab-Mikrobiologi Kompilasi Final

    12/20

    12

    GRAM STAINING

    1. Tujuan Belajar

    a. Mahasiswa mampu membuat preparat dari biakan bakteri dari media padat dan dari

    media cair

    b.

    Mahasiswa mampu melakukan pewarnaan gram dengan benar

    c. Mahasiswa mampu menginterpretasi hasil pewarnaan Gram dari pengamatan dengan

    mikroskop

    2. Dasar Teori

    Bakteri berukuran sangat kecil dan tipis sehingga sukar dilihat strukturnya walaupun

    dengan bantuan mikroskop. Untuk melihat morfologi bakteri secara lebih jelas dikembangkan

    teknik pewarnaan bakteri. Prinsip pewarnaan bakteri adalah pertukaran antara ion zat warna

    dengan ion protoplasma sel. Ada dua kelompok zat pewarna bakteri.(1) bersifat asam, berupa

    anion dan umum digunakan dalam bentuk garam natrium. (2) bersifat alkalis, berupa kation

    dan umum digunakan dalam bentuk klorida. Selain zat warna diperlukan zat tambahan yangberfungsi untuk mengendapkan hasil rekasi zat warna dengan komponen dinding sel bakteri.

    Dengan pewarnan dapat diamati struktur sel bakteri atau salah satu dari bagian dari

    struktur sel bakteri. Salah satu pewarnaan kuman yang paling banyak digunakan adalah

    pewarnaan Gram. Pewarnaan Gram ini harus dikuasai oleh mahasiswa.

    Kepentingan klinik yang dapat diperoleh dengan pewarnaan Gram adalah untuk:

    1. Penggolongkan bakteri ke dalam dua kelompok besar yaitu bakteri Gram positif atau

    Gram negatif. Hal ini diperlukan untuk kepentingan indentifikasi bakteri penyebab infeksi.

    2. Membantu penentuan pemilihan antibiotika sesuai dengan golongan bakteri penyebab

    infeksi

    Pewarnaan Gram pertama diperkenalkan oleh Hans Christian Gram (Denmark) pada

    tahun 1884. Pewarnaan ini banyak sekali digunakan di laboratorium mikrobiologi sebagai

    salah satu langkah dalam identifikasi bakteri. Dengan pewarnaan ini bakteri dapat

    dikelompokkan ke dalam dua golongan yaitu kelompok bakteri Gram negatif (bakteri

    berwarna merah) dan kelompok bakteri Gram positif (bakteri berwarna ungu). Menurut

    Talaro KP and Talaro A. (2012) Perbedaan sifat tersebut disebabkan adanya perbedaan barier

  • 7/25/2019 Panduan Skill Lab-Mikrobiologi Kompilasi Final

    13/20

    13

    dinding sel bakteri terhadap penetrasi kompleks jodium-kristal violet setelah pewarnaan

    tersebut difiksir oleh bahan mordant (larutan jodium/lugol). Prinsip kerja dan prosedur

    pewarnaan Gram dapat dilihat pada gambar 6.

    Gambar 6. Prinsip kerja dan prosedur pewarnaan Gram

    (Sumber: Tortora et.al 2010)

    Pada bakteri Gram positif, zat warna kristal violet difiksir oleh yodium pada dinding

    sel kuman dan ketika mengalami pencucian dengan larutan alkohol zat tersebut tetap melekatpada diding sel. Sedangkan pada kuman Gram negatif, Jodium tadi tidak dapat memfiksir zat

    warna kristal violet pada dinding sel, sehingga ketika dilakukan pencucian dengan alkohol zat

    warna tersebut keluar kembali dan hanya zat warna terakhir yaitu methyl red atau safranin

    yang berwarna merah yang melekat pada dinding sel (Gambar 7)

    Gambar 7. Perbedaan struktur dinding sel bakteri Gram poitif dan negatif

  • 7/25/2019 Panduan Skill Lab-Mikrobiologi Kompilasi Final

    14/20

    14

    (Sumber:http://micro.digitalproteus.com/morphology2.php)

    Beberapa bakteri yang tergolong Gram postif dan Gram negatif serta penyakit yang

    ditimbulkannya dapat dilihat pada tabel 2.

    Tabel 2. Beberapa genus bakteri berdasarkan pewarnaan Gram dan penyakit yangditimbulkannya

    Sumber: Diadaptasi dari Jawets et al, 2005

    3. Alat dan Bahan

    Alat:

    Kaca objek

    Penjepit kaca objek

    Lampu Bunsen

    Ose

    Mikroskop

    http://micro.digitalproteus.com/morphology2.phphttp://micro.digitalproteus.com/morphology2.php
  • 7/25/2019 Panduan Skill Lab-Mikrobiologi Kompilasi Final

    15/20

  • 7/25/2019 Panduan Skill Lab-Mikrobiologi Kompilasi Final

    16/20

    16

    tidak terlalu tebal ataupun tidak terlalu tipis

    Keringkan sediaan itu di udara, sedangkan ose-nya dipijarkan kembali agar steril

    Fiksasilah sediaan dengan melewatkan objek gelas di atas lidah api beberapa kali

    yang bertujuan untuk sediaan menempel kuat pada permukaan objek gelas. Sediaan siap diwarnai

    B. Pewarnaan Gram

    1.Tuangkan kristal violet pada objek gelas dan biarkan selama 1 menit setelah itu bilas

    dengan air.

    2. Tuangkan lugol pada objek gelas dan biarkan selama 1 menit setelah itu bilas dengan air.

  • 7/25/2019 Panduan Skill Lab-Mikrobiologi Kompilasi Final

    17/20

    17

    3. Lunturkan dengan alkohol 96% selama 5-10 detik sampai zat warna hilang, setelah itu

    bila dengan air

    4. Tuangkan larutan safranin pada objek gelas dan biarkan selama 30-60 detik setelah itu

    bilas dengan air.

  • 7/25/2019 Panduan Skill Lab-Mikrobiologi Kompilasi Final

    18/20

    18

    5. Keringkan dengan kertas pengering, setelah itu tetesi sediaan itu dengan minyak emersi

    lalu amati di bawah mikroskop dengan lensa objektif pembesaran 100 kali

    5. Check List

    NoAspek Yang Dinilai

    Skor

    0 1 2 3

    I. Pembuatan Preparat

    1. Menyiapkan kaca objek

    2. Memijarkan ose dengan posisi tegak lurus dan

    mengambil aquades dengan melewatkan mulut

    tabung aquades dekat api

    3. Meletakkan aquades steril pada kaca objek

    4. Memijarkan lagi ose dengan posisi tegak lurus

    dan mendinginkan sebentar

    5. Mengambil sedikit biakan bakteri dengan osedan melewatkan petridisc dekat api.

    6. Mencampur dan melebarkan sediaan dengan

    ose pada kaca objek dan kemudian

    mensterilkan ose

    7. Mengeringkan sediaan dengan melewatkan

    sediaan 3-4 kali diatas lidah api (fiksasi)

    II. Pewarnaan Gram

    1. Menuangkan kristal violet pada sediaan dan

    membiarkan selama satu menit lalu membilasdengan air

  • 7/25/2019 Panduan Skill Lab-Mikrobiologi Kompilasi Final

    19/20

    19

    2. Menuangkan lugol pada sediaan dan

    membiarkan selama satu menit lalu membilas

    dengan air

    3. Melunturkan dengan alkohol 96% selama 5-10

    menit lalu bilas dengan air.4. Menuangkan safranin pada sediaan dan

    membiarkan selama 30-60 detik lalu membilas

    dengan air

    5. Mengeringkan sediaan dengan kertas

    pengering setelah itu menetesi sediaan dengan

    minyak emersi

    6. Mengamati sediaan di bawah mikroskop

    dengan pembesaran 10x100 dan melaporkan

    hasil pengamatan

    Keterangan :0 : Tidak dilakukan1 : Dilakukan, tetapi kurang benar (kesalahan > 50%)2 : Dilakukan, tetapi kurang benar (kesalahan < 50 %)3 : Dilakukan dengan benar

    % cakupan penguasaan keterampilan : Skor total/39 x 100% = %

  • 7/25/2019 Panduan Skill Lab-Mikrobiologi Kompilasi Final

    20/20

    20

    DAFTAR PUSTAKA

    Collecting Specimen for Investigation of Fungal Infection. 2011. Available athttp://www.bpac.org.nz.

    Kurade SM, Amladi SA and Miskeen A. 2006. Skin scrapping and potassium hydroxide mount.

    Indian Journal of Dermatology, Veneorology and Leprology. 72 (3): 238-241

    Billater L and Dunn ST. 2014. Vaginal wet prep procedures. Country Health Department LaboratoryProcedure. Available at:http://www.ok.gov/health2/documents/2014%20Vaginal%20Wet%20Prep%20Procedure%2004-22-

    2014.pdf

    Training Instruction for Reading KOH Wet Preps for MTN studies. Available athttp://www.mtnstopshiv.org/sites/default/files/attachments/Training_KOH

    Abdo HM, Abdel-Hamed MR, Al-Hosiny IM. 2011. The Gulf Journal of Dermatology andVenereology.18(1): 34-39.

    Khan KJ, Shah R , Gautam M, Patil S. 2007. Clue cells. Indian J Sex Transm Dis.28:108-109

    Turovskiy Y, Noll KS, Chikindas ML. The aetiology of Bacterial Vaginosis. 2011. Journal of AppliedMicrobiology. 110:11051128

    Patrict R. Muray; Ellen JO. Baron. James H. Jurgensen; Michael A. Pfeller and Robert. H.

    Yolken 2003. Mannual Clinical Microbiology 8th American Society for

    Microbiology. Washinton. DC

    Talaro KP and Talaro A. 2012. Foundations in Microbiology.McGrawHill. San Francisco.

    Tortora GJ, Funke BR and Case CL. 2010. Microbiology.10th Edition.San Francisco Pearson

    Benjamin Cummings

    Albert Ballows; William J. Hausler JR. Kenneth L. Herrman; Henry D. Isenberg and H.Jean

    Shadomy. 1991. Mannual Clinical Microbiology 4th . American Society for

    Microbiology. Washinton. DC

    Kenneth J. Ryan 2004. Sherirs Medical Microbiology: An Introduction to Infection

    Disease,. Printice Hall International Inc. USA

    Geo F. Brooks; Janet S. Butel and L. Nicholas Ornston. 2002.Jawetz, Melnictk and Edelbers

    Medical Microbiology 21st . Appleton & Lange. Connecticut.

    Joklik, JK; Willet, HP; Amos, DB. 1992.Zinsser Microbiology. 20thed. Churchill

    Livingstone. New York. P 516-522.

    http://www.bpac.org.nz/http://www.mtnstopshiv.org/sites/default/files/attachments/Training_KOHhttp://www.mtnstopshiv.org/sites/default/files/attachments/Training_KOHhttp://www.bpac.org.nz/