paper om kelompok 6 - teorinya (scm_im)
TRANSCRIPT
7/22/2019 Paper OM Kelompok 6 - TEORInya (SCM_IM)
http://slidepdf.com/reader/full/paper-om-kelompok-6-teorinya-scmim 1/16
1
A. Landasan Teori
1. PERSEDIAAN
a. Fungsi Fungsi Persediaan
Tujuan manajemen persediaan adalah menentukan keseimbangan antara investasi
persediaan dengan pelayanan pelanggan. Keempat fungsi persediaan antara lain :
“Decouple” atau memisahkan beberapa tahapan dari proses produksi. Sebagai
contoh, jika persediaan sebuah perusahaan berfluktuasi, persediaan tambahan
mungkin diperlukan untuk melakukan decouple proses produksi dari pemasok
Melakukan “decouple” perusahaan dari fluktuasi permintaan dan menyediakan
persediaan barang-barang yang akan memberikan pilihan bagi pelanggan
Mengambil keuntungan dari diskon kuantitas karena pembelian dalam jumlah
besar dapat mengurangi biaya pengiriman barang
Melindungi terhadap inflasi dan kenaikan harga
Untuk mengakomodasi fungsi-fungsi persediaan tersebut, perusahaan harus
memelihara empat jenis persediaan yaitu pertama, Persediaan barang mentah ( raw
material inventory) , persediaan ini dapat digunakan untuk melakukan decaople
(memisahkan ) pemasok dari proses produksi. Pendekatan yang dipilih adalah
menghilangkan variabilitas pemasok akan kualiatas, kuantitas, atau waktu pengantaran
sehingga tidak diperlukan pemisahan.
Kedua, persediaan barang setengah jadi (work in process-WIP inventory), adalah
komponen komponen atau bahan mentah yang telah melewati beberapa proses
perubahan,tetapi belum selesai. WIP adalah waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan
suatu produk (disebut waktu siklus). mengurangi waktu siklus akan mengurangi
persediaan
Ketiga, MRO (maintenance, repair, operating), persediaan persediaan yang
disedikan untuk persediaan pemeliharaan, perbaikan dan operasi yang dibutuhkan untuk
menjaga agar mesin mesin dan proses proses tetap produktif. MRO ada karena kebutuhan
serta waktu untuk pemeliharaan dan perbaikan dari beberapa perlengkapan tidak di
ketahui. Keempat, persediaan barang jadi, adalah produk ynag telah selesai dan tinggal
menunggu pengiriman. Barang jadi dapat dimasukan ke persediaan karena permintaan
pelanggan dimasa mendatang tidak diketahui.
b. Model-model Persediaan
7/22/2019 Paper OM Kelompok 6 - TEORInya (SCM_IM)
http://slidepdf.com/reader/full/paper-om-kelompok-6-teorinya-scmim 2/16
2
Permintaan Independen versus Permintaan Dependen
Model-model kontrol persediaan mengasumsikan bahwa permintaan untuk sebuah
barang independen dari atau dependen pada permintaan akan barang lain. Sebagai contoh,
permintaan untuk kopi independen terhadap permintaan untuk garam. Akan tetapi,
permintaan gula dependen terhadap permintaan kopi.
Biaya Penyimpanan, Pemesanan, dan Penyetelan
Biaya penyimpanan (holding cost ) mencakup biaya dengan menyimpan persediaan
selama waktu tertentu. Oleh karena itu, biaya penyimpanan juga mencakup biaya barang
usang dan biaya yang terkait dengan penyimpanan, seperti asuransi, pegawai tambahan,
dan pembayaran bunga. Tabel di bawah ini akan menunjukkan jenis-jenis biaya yang
harus dievaluasi untuk menentukan besarnya biaya penyimpanan. Banyak perusahaan
yang tidak berhasil menyertakan semua biaya penyimpanan persediaan. Akibatnya, biaya
penyimpanan persediaan sering ditetapkan kurang dari sebenarnya.
Biaya pemesanan(ordering cost ) mencakup biaya dari persediaan, formulir, proses
pesanan, pembelian, dukungan administrasi, dan seterusnya. Ketika pesanan sedang
diproduksi, biaya pesanan juga ada, tetapi mereka adalah bagan dari biaya penyetelan.
Biaya penyetelan( setup cost ) adalah biaya untuk mempersiapkan sebuah mesin atau
proses untuk membuat sebuah pesanan. Ini menyertakan waktu dan tenaga kerja untuk
membersihkan serta mengganti peralatan atau alat penahan. Manajer operasi dapat
menurunkan biaya pemesanan dengan mengurangi biaya penyetelan serta menggunakan
prosedur yang efisien, seperti pemesanan dan pembayaran elektronik.
Dalam banyak lingkungan kerja, biaya penyetelan sangatlah berkatan dengan waktu
penyetelan (setup time). Penyetelan biasanya memerlukan sejumlah pekerjaan yang harus
dilakukan sebelum penyetelan benar-benar dimulai di pusat kerja. Dengan perencanaanyang tepat, banyak persiapan yang diperlukan untuk melakukan sebuah penyetelan dapat
dilakukan tanpa harus mematikan mesin atau proses. Dengan demikian, waktu penyetelan
cukup banyak yang dikurangi. Mesin-mesin dan proses-proses yang secara tradisional
akan memakan waktu berjam-jam untuk dipasang, sekarang dapat dipasang dalam waktu
kurang dari satu menit seiring dengan semakin imajinatifnya pabrik-pabrik kelas dunia.
Mengurangi waktu penyetelan adalah cara yang sangat baik untuk mengurangi investasi
persediaan dan meningkatkan produktivitas.
c. Model-Model Persediaan Untuk Permintaan Independen
7/22/2019 Paper OM Kelompok 6 - TEORInya (SCM_IM)
http://slidepdf.com/reader/full/paper-om-kelompok-6-teorinya-scmim 3/16
3
Berikut ini adalah tiga model permintaan independen:
1. Model kuantitas pesanan ekonomis yang mendasar.
2. Model kuantitas pesanan produksi.
3. Model diskon kuantitas.
Model Kuantitas Pesanan Ekonomis
Adalah salah satu teknik control persediaan yang tertua dan paling dikenal. Teknik
ini relatif mudah digunakan, tetapi berdasarkan pada beberapa asumsi:
- Jumlah permintaan diketahui, konstan, dan independen.
- Waktu tunggu diketahui dan konstan.
- Penerimaan persediaan bersifat instan dan selesai seluruhnya.
- Tidak tersedia diskon kuantitas.
- Biaya variabel hanya biaya untuk menyiapakan atau melakukan pemesanan dan
biaya menyimpan persediaan dalam waktu tertentu.
- Kehabisan persediaan dapat sepenuhnya dihindari jika pemesanan dilakukan
pada waktu yang tepat.
Gambar: Penggunaan Persediaan dalam Waktu Tertentu
Kuantitas Tingkat penggunaan
pesanan = Q
Persediaan rata-rata
yang tersedia
Persediaan
minimum
0
Waktu
Pada gambar diatas, Q mempresentasikan jumlah yang dipesan. Jika jumlah ini
sebanyak X buah, maka sejumlah X buah itu tiba pada satu waktu (ketika pesanan
7/22/2019 Paper OM Kelompok 6 - TEORInya (SCM_IM)
http://slidepdf.com/reader/full/paper-om-kelompok-6-teorinya-scmim 4/16
4
diterima). Jadi, tingkat persediaan melompat dari 0 ke X buah dalam waktu sesaat. Secara
umum, sebuah tingkat persediaan meningkat dari 0 ke Q unit ketika suatu pesanan tiba.
Karena permintaan bersifat konstan sepanjang waktu, persediaan menurun pada laju
yang sama sepanjang waktu. Setiap kali persediaan mencapai 0, pesanan varu dibuat serta
diterima, dan tingkat persediaan melompat lagi ke Q unit. Proses ini terus berputar
sepanjang waktu.
Meminimalkan Biaya
Model persediaan umumnya meminimalkan biaya total. Biaya paling signifikan
adalah biaya penyetelan dan biaya penyimpanan. Jadi, jika kita meminimalkan biaya
penyetelan dan biaya penyimpanan maka biaya total akan menjadi minimal. Seiringdengan meningkatnya kuantitas yang dipesan, maka jumlah pemesanan per tahunnya
akan menurun. Namun, seiring dengan meningkatnya kuantitas pesanan, biaya
penyimpanan akan meningkat karena jumlah persediaan rata-rata yang harus diurus lebih
banyak.
Dengan model EOQ, kuantitas pesanan optimal akan muncul pada satu titik dimana
biaya penyetelan totalnya sama dengan biaya penyimpanan total. Dengan menggunakan
variabel-variabel berikut kita dapat menentukan biaya penyetelan dan penyimpanan dan
menyelesaikan untuk Q*.
Q = Jumlah unit per pesanan
Q* = Jumlah optimum unit per pesanan (EOQ)
D = Permintaan tahunan dalam unit untuk barang persediaan
S = Biaya penyetelan atau pemesanan untuk setiap pesanan
H = Biaya penyimpanan atau penyimpana per unit per tahun
1. Biaya penyetelan per tahun
= ( ) ( )
= ( )
= (S) =
7/22/2019 Paper OM Kelompok 6 - TEORInya (SCM_IM)
http://slidepdf.com/reader/full/paper-om-kelompok-6-teorinya-scmim 5/16
5
2. Biaya penyimpanan tahunan
= (Tingkat persediaan rata-rata) (Biaya penyimpanan per unit per tahun)
= (Biaya penyimpanan per unit per tahun)
= (H) =
3. Kuantitas pesanan optimal ditemukan saat biaya penyetelan tahunan sama dengan
biaya penyimpanan tahunan, yaitu:
(S) =
4. Untuk menyelesaikan Q*
2DS =
=
=
Model Robust
Salah satu keuntungan model EOQ adalah model Robust. Model ini memberikan
jawaban yang memuaskan, bahkan dengan variasi yang cukup besar dalam parameter-
parameternya. Dalam model ini, biaya total dari EOQ hanya mengalami sedikit
perubahan di sekitar nilai minimumnya. Variasi dalam biaya penyetelan, biaya
penyimpanan, permintaan atau bahkan EOQ menghasilkan selisih yang relatif kecil
dalam biaya total.
Titik-titik Pemesanan Ulang
Waktu antara penempatan dan penerimaan sebuah pesanan, disebut waktu tunggu
atau waktu pengantaran, bisa selama beberapa jam atau beberapa bulan. Jadi keputusankapan harus memesan biasanya dinyatakan dengan sebuah titik pemesanan ulang (reoder
7/22/2019 Paper OM Kelompok 6 - TEORInya (SCM_IM)
http://slidepdf.com/reader/full/paper-om-kelompok-6-teorinya-scmim 6/16
7/22/2019 Paper OM Kelompok 6 - TEORInya (SCM_IM)
http://slidepdf.com/reader/full/paper-om-kelompok-6-teorinya-scmim 7/16
7
Model Diskon Kuantitas
Diskon kuantitas adalah potongan harga untuk barang yang dibeli dalam jumlah
besar. Pertukaran utama ketika mempertimbangkan diskon kuantitas adalah antara biaya produk yang berkurang dan biaya penyimpanan yang bertambah.
Biaya total = Biaya penyetelan + Biaya penyimpanan + Biaya produk
TC =S +
+ PD
Q = kuantitas yang dipesan
D = permintaan tahunan dalam unit
S = biaya pemesanan atau penyetelan per pesanan atau per penyetelan
P = biaya per unit
H = biaya penyimpanan per unit per tahun
d. Model Probabilistik dan Persediaan Pengaman
Model probabilistik adalah sebuah model statistik yang dapat digunakan ketika
permintaan produk atau variabel lainnya tidak dikietahui, tetapi dapat di spesifikasikan
dengan menggunakan sebuah distribusi probabilitas.
Hal yang perlu diperhatikan dalam manajemen adalah menjaga tingkat pelayananyang cukup dalam menghadapi permintaan yang tidak pasti. Tingkat pelayanan adalah
komplemen dari probabilitas kehabisan persediaan. Permintaan yang tidak pasti
meningkatkan kemungkinan kehabisan persediaan. Salah satu metode untuk mengurangi
kehabisan persediaan adalah menyimpan unit-unit tambahan dalam persediaan.
Persediaan seperti ini biasanya disebut persediaan pengaman. Ini melibatkan penambahan
sejumlah unit sebagai penyangga sampai ROP.
Disertakannya persediaan pengaman (ss) mengubah persamaannya menjadi :
ROP = d xL + ss
d = permintaan harian
L = waktu tunggu pesanan, atau jumlah hari kerja yang dibutuhkan untuk
mengantarkan sebuah pesanan
Jumlah persediaan pengaman yang dijaga bergantung pada biaya yang ditimbulkan
jika terjadi kehabisan persediaan dan biaya penyimpanan persediaan tambahan. Biaya
kehabisan persediaan tahunan dihitung sebagai berikut.
7/22/2019 Paper OM Kelompok 6 - TEORInya (SCM_IM)
http://slidepdf.com/reader/full/paper-om-kelompok-6-teorinya-scmim 8/16
8
Biaya kehabisan persediaan tahunan = Jumlah kekurangan unitnya untuk
setiap tingkat permintaan x Probabilitas tingkat permintaan tersebut x Biaya
kehabisan persediaan/unit x Jumlah pesanan per tahun
Ketika kita sulit atau tidak mungkin menentukan biaya karena kehabisan
persediaan, seorang manajer mungkin memutuskan untuk mengikuti kebijakan menjaga
persediaan pengaman yang cukup untuk memenuhi tingkat pelayanan pelanggan yang
telah ditentukan. Dengan mengasumsikan bahwa permintaan selama waktu tunggu
(periode pemesanaan ulang) mengikuti kurva normal, hanya mean dan standar deviasi
yang diperlukan untuk menentukan kebutuhan persediaan untuk tingkat pelayanan yang
ditentukan. Data penjualan biasanya cukup untuk menghitung mean dan standar
deviasinya.
ROP = permintaan yang diperkirakan selama waktu tunggu + Z
Z = jumlah standar deviasi
= standar deviasi dari permintaan selama waktu minggu
e. Model-model Probabilistik Lainnya
Jika data pada waktu tunggu tidak diketahui, rumus-rumus tersebut tidak dapat
digunakan. Walaupun demikian, ada tiga model yang dapat digunakan. Kita perlu
menentukan model yang harus digunakan untuk tiga situasi :
1. Permintaannya variabel dan waktu tunggunya konstan
2. Waktu tunggunya variabel dan permintaannya konstan
3. Permintaan dan waktu tunggunya variabel
Rumus :
1. Permintaan Variabel dan Waktu Tunggunya Konstan (ketika hanya ppermintaannya
yang bersifat variabel), maka:
ROP = (Permintaan harian rata-rata x Waktu tunggu dalam hari) + Z
= Standar deviasi dari permintaan selama waktu tunggu
= √
= Waktu tunggu
= Standar deviasi dari permintaan perhari
2. Waktu Tunggunya Variabel dan Permintaannya Konstan (ketika permintaannyakonstan dan hanya waktu tunggunya yang variabel), maka :
7/22/2019 Paper OM Kelompok 6 - TEORInya (SCM_IM)
http://slidepdf.com/reader/full/paper-om-kelompok-6-teorinya-scmim 9/16
9
ROP = (Permintaan harian x Waktu tunggu rata-rata dalam hari) + Z
(Permintaan hari) x
= Standar deviasi dari waktu tunggu dalam hari
3. Permintaan dan Waktu Tunggunya Variabel (ketika permintaan dan waktu tunggunya
variabel), maka :
ROP = (Permintaan harian rata-rata x Waktu tunggu rata-rata) + Z
= Standar deviasi dari permintaan per hari
= Standar deviasi dari waktu tunggu dalam hari
=
√
f. Sistem Periode Tetap
Model-model persediaan yang telah kita pertimbangkan sejauh ini adalah sistem
kuantitas tetap atau sistem Q. Artinya, jumlah tetap yang sama ditambahkan pada
persediaan setiap kali sebuah pesanan untuk sebuah barang ditempatkan.
Untuk menggunakan model kuantitas tetap, persediaan harus dipantau secara
berkelanjutan. Ini disebut sistem persediaan perpetual. Setiap kali barang ditambahkan
atau diambil dari persediaan, catatan harus diperbarui untuk menjamin ROPnya belum
tercapai.
Pada sistem periode tetap atau sistem P, di lain pihak, persediaan di pesan pada
akhir periode tertentu. Barulah dan hanya jika demikian, persediaan yang akan dihitun.
Jumlah yang dipesan hanyalah sebanyak yang diperlukan untuk mencapai tingkat target
yang telah ditentukan.
Sistem-sistem periode tetap memiliki beberapa asumsi yang sama seperti sistem
kuantitas tetap EOQ dasar.
Biaya biaya yang relevan hanya biaya pemesanan dan biaya penyimpanan
Waktu tunggu diketahui
Barang-barang saling independen
2. RANTAI PASOKAN
a. Pengertian SCM
7/22/2019 Paper OM Kelompok 6 - TEORInya (SCM_IM)
http://slidepdf.com/reader/full/paper-om-kelompok-6-teorinya-scmim 10/16
10
Supply chain dapat didefinisikan sebagai sekumpulan aktifitas (dalam bentuk
entitas/fasilitas) yang terlibat dalam proses transformasi dan distribusi barang mulai dari
bahan baku paling awal dari alam sampai produk jadi pada konsumen akhir. Menyimak
dari definisi ini, maka suatu supply chain terdiri dari perusahaan yang mengangkut bahan
baku dari bumi/alam, perusahaan yang mentransformasikan bahan baku menjadi bahan
setengah jadi atau komponen, supplier bahan-bahan pendukung produk, perusahaan
perakitan, distributor, dan retailer yang menjual barang tersebut ke konsumen akhir.
Dalam supply chain ada beberapa pemain utama yang merupakan perusahaan yang
mempunyai kepentingan yang sama, yaitu: Supplies, Manufacture, Distribution, Retail
Outlet, dan Customers.
a. Chain 1: Supplier
Jaringan bermula dari sini, yang merupakan sumber yang menyediakan bahan
pertama, dimana rantai penyaluran baru akan mulai. Bahan pertama ini bisa dalam
bentuk bahan baku, bahan mentah, bahan penolong, barang dagangan, suku cadang
dan lain-lain.
b. Chain 1-2-3: Supplier-Manufactures-Distribution
Barang yang sudah dihasilkan oleh manufactures sudah mulai harus disalurkankepada pelanggan. Walaupun sudah tersedia banyak cara untuk menyalurkan barang
kepada pelanggan, yang umum adalah melalui distributor dan ini biasanya ditempuh
oleh sebagian besar supply chain.
c. Chain 1-2-3-4: Supplier-Manufactures-Distribution-Retail Outlet
Pedagang besar biasanya mempunyai fasilitas gudang sendiri atau dapat juga
menyewa dari pihak lain. Gudang ini digunakan untuk menyimpan barang sebelum
disalurkan lagi ke pihak pengecer. Disini ada kesempatan untuk memperoleh
penghematan dalam bentuk jumlah inventoris dan biaya gudang dengan cara
melakukan desain kembali pola pengiriman barang baik dari gudang manufacture
maupun ke toko pengecer.
d. Chain 1-2-3-4-5: Supplier-ManufacturesDistribution-Retail Outlet-Customer.
Para pengecer atau retailer menawarkan barang langsung kepada para pelanggan
atau pembeli atau pengguna barang langsung. Yang termasuk retail outlet adalah
toko kelontong, supermarket, warung-warung, dan lain-lain.
7/22/2019 Paper OM Kelompok 6 - TEORInya (SCM_IM)
http://slidepdf.com/reader/full/paper-om-kelompok-6-teorinya-scmim 11/16
11
Secara sederhana pemain utama dalam proses SCM dapat digambarkan dibawah ini:
Ada 3 macam hal yang harus dikelola dalam supply chain yaitu:
1. Pertama, aliran barang dari hulu ke hilir contohnya bahan baku yang dikirim dari
supplier ke pabrik, setelah produksi selesai dikirim ke distributor, pengecer,
kemudian ke pemakai akhir.
2. Kedua, aliran uang dan sejenisnya yang mengalir dari hilir ke hulu dan
3. Ketiga adalah aliran informasi yang bisa terjadi dari hulu ke hilir atau sebaliknya.
Secara sederhana sebuah model struktur Supply Chain dapat disederhanakan seperti
nampak dalam Gambar dibawah ini:
Sedangkan Supply Chain Management (SCM) adalah merupakan aplikasi terpadu
yang memberikan dukungan sistem informasi kepada manajemen dalam hal pengadaan
barang dan jasa bagi perusahaan sekaligus mengelola hubungan diantara mitra untuk
menjaga tingkat kesediaan produk dan jasa yang dibutuhkan oleh perusahaan secara
7/22/2019 Paper OM Kelompok 6 - TEORInya (SCM_IM)
http://slidepdf.com/reader/full/paper-om-kelompok-6-teorinya-scmim 12/16
12
optimal. SCM mengintegrasikan mulai dari pengiriman order dan prosesnya, pengadaan
bahan mentah, order tracking, penyebaran informasi, perencanaan kolaboratif,
pengukuran kinerja, pelayanan purna jual, dan pengembangan produk baru.
b. Perkembangan SCM
Yang melatarbelakangi berkembangnya konsep SCM adalah akselerasi perubahan
lingkungan bisnisdisebabkan berkembangnya secara cepat faktor-faktor penting, antara
lain:
a. Tuntutan konsumen yang semakin kritis.
b. Infrastruktur telekomunikasi, informasi, transportasi, dan perbankan yang semakin
canggih memungkinkan berkembangnya model baru dalam aliran material / produk.
c. Daur hidup produk sangat pendek seiring dengan perubahan-perubahan yang terjadi
dalam lingkungan pasar.
d. Kesadaran konsumen akan pentingnya aspek sosial dan lingkungan dalam
kehidupan, menuntut industri manufaktur memasukkan konsep-konsep ramah
lingkungan mulai dari proses perancangan produk, proses produksi maupun proses
distribusinya.
Supply Chain mencakup 3 bagian:
1. Upstream Supply Chain
Bagian ini mencakup supplier first-tier dari organisasi (dapat berupa perusahaan
manufaktur atau asembling) dan suppliernya, yang didalamnya telah terbina suatu
hubungan/relasi.
2. Internal Supply Chain
Bagian ini mencakup semua proses yang digunakan oleh organisasi dalam
mengubah input yang dikirim oleh supplier menjadi output, mulai dari waktu
material tersebut masuk pada perusahaan sampai pada produk tersebut
didistribusikan, diluar perusahaan tersebut.
3. Downstream Supply Chain
Bagian ini mencakup semua proses yang terlibat dalam pengiriman produk pada
customer akhir.
7/22/2019 Paper OM Kelompok 6 - TEORInya (SCM_IM)
http://slidepdf.com/reader/full/paper-om-kelompok-6-teorinya-scmim 13/16
13
Aktivitas Manajemen Rantai Pasokan:
1. Meramalkan permintaan pelanggan2. Membuat jadwal produksi
3. Menyiapkan jaringan transportasi
4. Memesan persediaan pengganti dari para pemasok
5. Mengelola persediaan: bahan mentah, barang dalam proses dan barang jadi
6. Menjalankan produksi
7. Menjamin kelancaran transportasi sumber daya kepada pelanggan
8. Melacak aliran sumber daya material, jasa, informasi, dan keuangan dari pemasok,
di dalam perusahaan, dan kepada pelanggan.
c. Tujuan Utama SCM
1. Penyerahan / pengiriman produk secara tepat waktu demi memuaskan konsumen.
2. Mengurangi biaya.
3. Meningkatkan segala hasil dari seluruh supply chain (bukan hanya satu perusahaan).
4. Mengurangi waktu.
5. Memusatkan kegiatan perencanaan dan distribusi.
d. Manfaat SCM
Apabila SCM diterapkan maka dapat memberi manfaat antara lain:
1. Kepuasan pelanggan.
Konsumen atau pengguna produk merupakan target utama dari aktivitas proses
produksi setiap produk yang dihasilkan perusahaan. Konsumen atau pengguna yang
dimaksud dalam konteks ini tentunya konsumen yang setia dalam jangka waktu
yang panjang. Untuk menjadikan konsumen setia, maka terlebih dahulu konsumen
harus puas dengan pelayanan yang disampaikan oleh perusahaan.
2. Meningkatkan pendapatan.
Semakin banyak konsumen yang setia dan menjadi mitra perusahaan berarti akan
turut pula meningkatkanpendapatan perusahaan, sehingga produk-produk yang
dihasilkan perusahaan tidak akan „terbuang‟ percuma, karena diminati konsumen.
7/22/2019 Paper OM Kelompok 6 - TEORInya (SCM_IM)
http://slidepdf.com/reader/full/paper-om-kelompok-6-teorinya-scmim 14/16
14
3. Menurunnya biaya.
Pengintegrasian aliran produk dari perusahan kepada konsumen akhir berarti pula
mengurangi biaya-biaya pada jalur distribusi.
4. Pemanfaatan asset semakin tinggi.
Aset terutama faktor manusia akan semakin terlatih dan terampil baik dari segi
pengetahuan maupun keterampilan. Tenaga manusia akan mampu memberdayakan
penggunaan teknologi tinggi sebagaimana yang dituntut dalam pelaksanaan SCM.
5. Peningkatan laba.
Dengan semakin meningkatnya jumlah konsumen yang setia dan menjadi pengguna
produk, pada gilirannya akan meningkatkan laba perusahaan.
6. Perusahaan semakin besar.
Perusahaan yang mendapat keuntungan dari segi proses distribusi produknya lambat
laun akan menjadi besar, dan tumbuh lebih kuat.
e. Hambatan dalam SCM
1. Incerasing Variety of Products.
Sekarang konsumen seakan dimanjakan oleh produsen, hal ini kita lihat semakin
beragamnya jenis produk yang ada di pasaran. Hal ini juga kita lihat strategi
perusahan yang selalu berfokus pada customer (customer oriented). Jika dahulu
produsen melakukan strategi dengan melakukan pembagian segment pada customer,
maka sekarang konsumenlebih dimanjakan lagi dengan pelemparan produk menurut
keinginan setiap individu bukan menurut keinginan segment tertentu. Banyaknya
jenis produk dan jumlah dari yang tidak menentu dari masing-masing produkmembuat produsen semakin kewalahan dalam memuaskan keinginan dari
konsumen.
2. Decreasing Product Life Cycles.
Menurunnya daur hidup sebuah produk membuat perusahan semakin kerepotan
dalam mengatur strategi pasokan barang, karena untuk mengatur pasokan barang
tertentu maka perusahaan membutuhkan waktu yang tertentu juga. Daur hidup
produk diartikan sebagai umur produk tersebut dipasaran.
3. Increasingly Demand Customer.
7/22/2019 Paper OM Kelompok 6 - TEORInya (SCM_IM)
http://slidepdf.com/reader/full/paper-om-kelompok-6-teorinya-scmim 15/16
15
Supply chain management berusaha mengatur (manage) peningkatan permintaan
secara cepat, karena sekarang customer semakin menuntut pemenuhan permintaan
yang secara cepat walaupun permintaan itu sangat mendadak dan bukan produk
yang standart (customize).
4. Fragmentation of Supply Chain Ownership.
Hal ini menggambarkan supply chain itu melibatkan banyak pihak yang mempunyai
masing-masing kepentingan, sehingga hal ini mebuat Supply chain mangement
semakin rumit dan kompleks.
5. Globalization.
Globalisasi membuat supply chain semakin rumit dan kompleks karena pihak-pihak
yang terlibat dalam supply chain tersebut mencakup pihak-pihak di berbagai negara
yang mungkin mempunyai lokasi diberbagai pelosok dunia.
f. Solusi untuk Masalah SCM
a) Melakukan outsourcing (dengan menggunakan sumber dari pihak luar) daripada
dilakukan sendiri selama ada permintaan yang meningkat.
b) Membeli input secara langsung daripada harus memproduksi lebih dahulu.
c) Menciptakan ”strategic partnership” dengan supplier.
d) Menggunakan pendekatan ”just in time” dalam melakukan pembelian, yang mana
supplier mengirimkan kuantitas / dalam jumlah kecil material yang dibutuhkan.
e) Mengurangi waktu tunggu selama pembelian dan penjualan.
f) Menggunakan supplier sedikit/seminimum mungkin.
g) Memperbaiki hubungan antara supplier dan buyer.
h) Melakukan proses produksi setelah ada order.
i) Mencapai permintaan yang akurat melalui kerjasama yang lebih dekat dengan
supplier.
g. Membangun SCM
7/22/2019 Paper OM Kelompok 6 - TEORInya (SCM_IM)
http://slidepdf.com/reader/full/paper-om-kelompok-6-teorinya-scmim 16/16
16
Untuk membangun suatu sistem manajemen rantai pasokan yang optimal, kita
harus perhatikan lima hal dasar sebagai-berikut:
1. Perencanaan – ini merupakan proses awal yang strategis, harus dipikirkan mulai dari
awal bagaimana membuat suatu tolok ukur untuk menentukan tingkat efisiensi,
harga, kualitas, dan nilai pada pelanggan
2. Pemasokan – pilihlah pemasok-pemasok yang paling baik, dan tentukan tolok ukur
untuk menjaga kualitas, komitmen, penerimaan barang, pemeriksaan, pemindahan
ke pabrik, serta pembayaran
3. Pembuatan – yang ini merupakan langkah pabrikasi, tentukan langkah2 yang
diperlukan untuk pembuatan, pemeriksaan, pemaketan, dan persiapan pengiriman.
Tentukan tolok ukur yang jelas tentang tingkat kualitas, tingkat produksi, dan
produktivitas karyawan.
4. Pengantaran – bagian ini disebut juga logistik.
Atur penerimaan pesanan dari pelanggan, buat jaringan pergudangan, pilih ekspedisi
pengiriman barang ke arah pelanggan, dan juga masalah pembayaran.
5. Pengembalian – bagian ini menangani masalah pengembalian barang cacat atau
produksi berlebih dari pelanggan