pbl trauma tulang belakang

Upload: raka

Post on 08-Feb-2018

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 Pbl Trauma Tulang Belakang

    1/20

    TRAUMA TULANG BELAKANG

    MAKALAH

    Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah III

    Penyusun :

    1. Anis Salamah Pertiwi2. Firman Pratama3. Imas Nurhasanah4. Nindi Puspita5. Sahsianne

    Tingkat : 2 C

    POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN BANDUNG

    JURUSAN KEPERAWATAN BANDUNG

    2014

  • 7/22/2019 Pbl Trauma Tulang Belakang

    2/20

    i

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kami limpahkan kepada Allah SWT, dimana atas rahmat dan karunia-Nyakami telah selesai menyusun makalah yang berjudul Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan

    Gangguan Sistem Persyarafan : Trauma Medulla Spinalis.

    Penulis berterimakasih banyak kepada Bapak Ali Hamzah sebagai pembimbing dalam

    proses penyelesaian makalah ini. Selain itu juga penulis mengucapkan terima kasih kepada

    rekan-rekan yang telah berkerjasama dalam pembuatan makalah ini.

    Penulis menyadari makalah ini masih belum sempurna, baik dari isi maupun sistematika

    penulisannya, maka dari itu penyusun menerima kritik dan saran yang membangun demi

    kesempurnaan makalah ini.

    Semoga makalah ini dapat dapat bermanfaat bagi kita semua umumnya, dan bagi kelompok

    satu khususnya.

    Bandung, Maret 2014

    Penulis

  • 7/22/2019 Pbl Trauma Tulang Belakang

    3/20

    ii

    DAFTAR ISI

    Kata Pengantar ............................................................................................................................................... i

    DAFTAR ISI ................................................................................................................................................. ii

    BAB IPENDAHULUAN ............................................................................................................................. 1

    1.1 Latar Belakang .................................................................................................................................... 1

    1.2 Tujuan ................................................................................................................................................. 1

    BAB IILANDASAN TEORI ....................................................................................................................... 2

    2.1 Definisi Penyakit ................................................................................................................................. 2

    2.2 Etiologi ................................................................................................................................................ 2

    2.3 Patofisiologi ........................................................................................................................................ 2

    2.4 Tanda gejala ........................................................................................................................................ 4

    2.5 Pemeriksaan diagnostic ....................................................................................................................... 4

    2.6 Penatalaksanaan medis ........................................................................................................................ 5

    BAB IIIKonsep Asuhan Keperewatan dan Penerapan Konsep Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan

    Gangguan Sistem Persyarafan ...................................................................................................................... 6

    A. Pengkajian ............................................................................................................................................ 8

    B. Diagnosa Keperawatan ....................................................................................................................... 12

    C. Intervensi ............................................................................................................................................ 12

    BAB IVPENUTUP .................................................................................................................................... 16

    4.1 Kesimpulan ....................................................................................................................................... 16

    Daftar Pustaka ............................................................................................................................................. 17

  • 7/22/2019 Pbl Trauma Tulang Belakang

    4/20

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Cedera medulla spinalis merupakan salah satu gangguan yang terjadi pada salah satu

    system syaraf pusat. Apabila cedera medulla spinalis ini tidak segera langung ditangani

    dengan baik maka akan terjadi suatu kelumpuhan pada beberapa bagian tubuh atau seluruh

    bagian tubuh.

    Diperkirakan terjadi sekitar 10.000 kasus cedera medulla spinalis dalam setahun di

    Amerika Serikat terutama pada pria muda yang belum menikah. Biaya yang harus

    dikeluarkan untuk pengobatan rehabilitasi dan cacat sangat besar. Penyebab cedera initerutama karena kecelakaan mobil, diikuti oleh cedera karena terjatuh dan cedera oleh raga.

    Cedera pada oleh raga kontak dan menyelam merupakan penyebab utama tetraplegia. (Sylvia

    dan Lorraine, .)

    System syaraf merupakan system yang paling penting dalam tubuh manusia. Karena

    system saraf merupakan system yang mengatur seluruh kegiatan organ-organ yang bekerja

    untuk melakukan kelangsungan hidup manusia. Maka dari itu makalah ini akan membahas

    mengenai salah satu kejadian atau penyakit yang dapat menyebabkan trjadinya gangguan

    system persyarafan yaitu Trauma Medulla Spinalis.

    Sebagai seorang perawat yang memberikan pelayanan keperawatan secara

    komperhensif diharuskan untuk mengetahui tentang gangguan yang terjadi pada system

    syaraf. Sehingga perawat dapat melakukan implementasi dengan tepat dan benar.

    1.2 Tujuan

    Mahasiswa mampu memahami konsep asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami

    trauma tulang belakang (medulla spinalis) yaitu tentang :

    1. Konsep teori trauma medulla spinalis2. Penerapan konsep asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami trauma medulla

    spinalis pada sebuah kasus yang telah ditetapkan

  • 7/22/2019 Pbl Trauma Tulang Belakang

    5/20

    2

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    2.1 Definisi Penyakit

    Trauma pada medula spinalis adalah cedera yang mengenai servikalis, vertebra, dan

    lumbal akibat trauma, seperti jatuh dari ketinggian, kecelakaan lalu lintas, kecelakaan

    olahraga, dan sebagainya. (Arif Muttaqin, 2005, hal. 98)

    Cidera tulang belakang adalah cidera mengenai cervicalis, vertebralis dan lumbalis akibat

    trauma ; jatuh dari ketinggian, kecelakakan lalu lintas, kecelakakan olah raga dsb yang dapat

    menyebabkan fraktur atau pergeseran satu atau lebih tulang vertebra sehingga mengakibatkan

    defisit neurologi ( Sjamsuhidayat, 1997).

    Trauma medula spinalis adalah trauma yang bersifat kompresi akibat trauma indirek dari

    atas dan dari bawah.

    2.2 Etiologi

    Menurut Arif muttaqin 2005, hal. 98 penyebab dari cedera medula spinalis dalah :

    a. Kecelakaan lalu lintasb. Kecelakaan olahraga

    c. Kecelakaan industi

    d. Kecelakaan lain, seperti jatuh dari pohon atau bangunan

    e. Luka tusuk, luka tembak

    f. Trauma karena tali pengaman (Fraktur Chance)

    g. Kejatuhan benda keras

    2.3 Patofisiologi

    Menurut Brunner & Suddarth,2002, kerusakan medulla spinalis berkisar dari komosio

    sementara (dimana pasien sembuh sempurna) sampai kontusio, laserasi, dan kompresi

    substansi medulla (baik salah satu atau kombinasi). Sampai transeksi lengkap medulla (yang

    membuat pasien paralisis dibawah tingkat cedera).

  • 7/22/2019 Pbl Trauma Tulang Belakang

    6/20

    3

    Bila hemoragi terjadi pada daerah medulla spinalis, darah dapat merembes ke ekstradural,

    subdural, atau daerah subharaknoid pada kanal spinal.Segera setelah terjadi kontusion atau

    robekan akibat cedera, srabut-serabut saraf mulai membengkak dan hancur.Sirkulasi darah ke

    substansia grisea medulla spinalis menjadi terganggu. Tidak hanya ini saja yang terjadi pada

    cedera pembuluh darah medulla spinalis, tetapi proses patogenik dianggap menyebabkan

    kerusakan yang terjadi pada cedera medulla spinalis akut. Suatu rantai sekunder kejadian-

    kejadian yang menimbulkan iskemia, hipoksia, edema, dan lesi-lesi hemoragi, yang pada

    gilirannya mengakibatkan kerusakan myelin dan akson.

    Reaksi sekunder ini, diyakini menjadi penyebab prinsip degenerasi medulla spinalis

    dalam tingkat cedera, sekarang dianggap reversible 4 sampai 6 jam setelah cedera. Untuk itu

    kerusakan medulla tidak dapat diperbaiki, maka beberapa metode mengawali pengobatan

    dengan menggunakan kortikosteroid dan obat-obatan antiinflamasi lainnya yang dibutuhkan

    untuk mencegah sebagian dari perkembangannya, masuk ke dalam kerusakan total dan

    menetap. (Brunner & suddarth, 2002)

    http://1.bp.blogspot.com/-dX8fKYgEQFE/USTUZ9amHZI/AAAAAAAAAhM/-wps9pU6mc4/s1600/red.bmp
  • 7/22/2019 Pbl Trauma Tulang Belakang

    7/20

    4

    2.4 Tanda gejala

    Menurut Brunner & suddarth, 2002, tanda dan gejala cedera tulang belakang jika dalam

    keadaan sadar, pasien biasanya mengeluh:

    a. Nyeri akut pada bagian leherb. Leher dan punggung terasa seperti patahc. Tingkat neurologic

    Tingkat neurologic bagian bawah mengalami paralisis sensorik dan motoric total,

    kehilangan control kandung kemih dan usus besar (biasanya terjadi retensi urine dan

    distensi kandung kemih, penurunan keringat dan tonus vasomotor, dan penurunan

    tekanan darah diawali dengan retensi vascular perifer.

    d. Tipe cederaPenurunan fungsi pernafasan, beratnya tergantung pada tingkat cedera, pada cedera

    medulla servikal tinggi, kegagalan pernafasan akut adalah penyebab utama kematian.

    2.5 Pemeriksaan diagnostic

    Menurut Brunner & Suddarth, 2002, pengkajian neurologic yang lengkap perlu

    dilakukan, diantaranya:

    a. Sinar XSinar-X pada spinal servikal lateral dan pemindaian CT. Suatu riset dilakukan untuk

    cedera lain karena trauma spinal. sering bersamaan dengan cedera lain, yang biasanya

    dari kepala dan dada.

    b. Pemantauan EKGMerupakan indikasi karena bradikardia (pelambatan frekuensi jantung) dan asistole

    (standstill jantung) umumnya terjadi pada cedera servikal akut.

  • 7/22/2019 Pbl Trauma Tulang Belakang

    8/20

    5

    2.6 Penatalaksanaan medis

    Menurut Arif Muttaqim, 2008 hlm.111,Penatalaksanaan pada trauma tulang belakang

    yaitu :

    a. Pemeriksaan klinik secara teliti:1) Pemeriksaan neurologis secara teliti tentang fungsi motorik, sensorik, dan

    refleks.

    2) Pemeriksaan nyeri lokal dan nyeri tekan serta kifosis yang menandakan adanyafraktur dislokasi.

    3) Keadaan umum penderita.b. Penatalaksanaan fraktur tulang belakang:

    1) Resusitasi klien.2) Pertahankan pemberian cairan dan nutrisi.3) Perawatan kandung kemih dan usus.4) Mencegah dekubitus.5) Mencegah kontraktur pada anggota gerak serta rangkaian rehabiIitasi lainnya.

  • 7/22/2019 Pbl Trauma Tulang Belakang

    9/20

    6

    BAB III

    Konsep Asuhan Keperewatan dan Penerapan Konsep Asuhan Keperawatan

    Pada Pasien dengan Gangguan Sistem Persyarafan

    Kasus

    Tn. N berusia 48 tahun.Dirawat di ruang 19 B karena mengalami trauma tulang belakang

    sejak tiga minggu yang lalu. Ketika dikaji diperoleh data : GCS = 15 (E4M6V5). Pasien megeluh

    nyeri pada daerah punggung, sering merasa kesemutan dan baal-baal pada kedua tungkai,

    inkontinensia urine dan kesulitan buang air besar. Kemudian terdapat luka decubitus grade 2 di

    area bokong, serta lemah tubuh pada ekstremitas bawah dengan kekuatan otot 55/00.

    Penugasan!

    Diskusikan tentang trauma tulang belakang jelaskan keterkaitan kebutuhan perawatan pasien dan

    hal-hal lain yang terkait dengan komplikasi yang mungkin timbul pada pasien tersebut!

    Hasil diskusi

    Keluhan yang di alami Tn N

    Nyeri pada daerah punggungKarena ada trauma pada tulang belakang sehingga terjadi perdarahan di daerah

    tersebut sehingga serabut serabut saraf membengkak atau hancur yang

    mengakibatkan trauma medulla spinalis sehingga terjadi spasme ototparavertebralis dan mengakibatkan terjadi iritasi pada serabut syaraf sehingga

    dipersepsikan nyeri.

    Sering kesemutan dan baal-baal pada tungkaiHipotensi akibat terganggunya system syaraf otonom menyebabkan hilangnya

    tonus pembuluh darah dan penimbunan darah di ekstremitas dan abdomen.

    Sehingga kerena terjadi hipotensi tersebut mengakibatkan tekanan darah ke

    daerah perifer ekstremitas bawah terganggu sehingga suplai oksigen berkurang

    dan terjadi iskhemik dan dipersepsikan sebagai parastesi (kesemutan) dan baal-

    baal pada tungkai.

    Inkontinentia urineKarena pada saat trauma tulang belakang dan terjadi kerusakan pada syaraf spinal

    yang berada pada lumbal dan thorakal sehingga klien tidak mempunyai kendali

    pada miksi dan terjadilah inkontinentia urine.

    Kesulitan buang air besar

  • 7/22/2019 Pbl Trauma Tulang Belakang

    10/20

    7

    Kerusakan pada syaraf spinal yang berada di di thorakal dan lumbal

    mengakibatkan terjadi gangguan pada fungsi rectum pada klien sehingga terjadai

    kesulitan buang air besar.

    Luka decubitus grade 2 diarea bokongLuka decubitus terjadi karena adanya trauma tulang belakang yang menyebabkan

    kelemahan otot ekstremitas bawah juga karena tirah baring yang lama sehingga

    klien tidak dapat mobilisasi sehinggga terjadi tekanan yang terus menerus pada

    daerah bokong dan suplai darah juga oksigen terganggu sehingga mengakibatkan

    iritasi dan terjadi decubitus.

    Lemah tubuh ekstremitas bawa kekuatan otot 55/00Karena trauma tulang belakang mengakibatkan terjadi cedera pada medulla

    spinalis dan terjadi kompresi dan kerusakannya pada medulla spinalis tersebut

    mengakibatkan impuls syaraf pada ekstremkitas terganggu dan terjadilah klien

    lemah pada tungkai.

    Komplikasi yang mungkin muncul- Penurunan frekuensi pernafasan- Distensi usus- Ileus paralitik- Hipertermi- Thrombosis vena profunda (komplikasi umum dari imobilititas dan cedera

    medulla spinalis)

    - Embolisme pulmonal- Nyeri dada pleuritis- Cemas- Nafas pendek- Nilai gas darah abnormal- Dekubitus- Infeksi luka dekubitus- Atrofi otot

  • 7/22/2019 Pbl Trauma Tulang Belakang

    11/20

    8

    Asuhan Keperawatan Pada Tn. N dengan dengan Gangguan Sistem Persyarafan : Trauma

    Medulla Spinalis di Ruang 19 B

    A. Pengkajian

    a. Biodata PasienNama : Tn. NUmur : 48 tahun

    Jenis Kelamin : Laki-laki

    Pekerjaan : Tukang bangunan

    b. Biodata penanggung jawabNama :

    Umur :

    Hubungan Dengan klien :

    c. Riwayat Kesehatan1) Riwayat Kesehatan Sekarang

    a) Keluhan utama masuk Rumah SakitSaat masuk rumah sakit sejak 3 minggu yang lalu dikarenakan klien

    mengalami trauma tulang punggung.

    Adanya riwayat trauma yang mengenai tulang belakang akibat dari

    kecelakaan lalu lintas, kecelakaan olahraga, kecelakaan industri, dan

    kecalakaan lain seperti jatuh dari pohon atau bangunan, luka tusuk,

    luka tembak, trauma karena tali pengaman dan kejatuhan benda

    keras. Pengkajian yang didapat ,meliputihilangnya sensibilitas yang

    total dan melemah/ menghilangnya refleks profunda. Ini merupakan

    gejala awal dari tahapsyok spinal yangakan berlangsung beberapahari sampai beberapa minggu, ileus paralitik, retensi urine dan

    hilangnya reflex-refleks.

    b) Keluhan utam saat dikajiKlien mengeluh nyeri pada bagian punggungnya, sering merasa

    kesemutan, baal-baal pada kedua tungkainya, kesulitan BAK dan

    BAB.Selain itu klien mengeluh terdapat luka lecet pada area

    punggung.serta klien mengalami merasa lemah pada kakinya.

    2) Riwayat Kesehatan DahuluPengkajianyang perlu ditanyakan meliputi adanya riwayat hipertensi,

    cedera tulang belakang sebelumnya, diabetes mellitus, penyakit jantung,

    anemia, penggunaan obat-obat antikoaglan, aspirin, vasodilator, obat-

    obat adiktif dan konsumsi alcohol berlebihan.

    3) Riwayat Kesehatan KeluargaMengkaji adanya angggenerasi terdahulu yang menderita hipertensi dan

    diabetes mellitus.

    d. Pola Aktivitas

  • 7/22/2019 Pbl Trauma Tulang Belakang

    12/20

    9

    Pola aktivitas dilakukan pengkajian lebih focus pada pola eliminasi BAB,

    dan BAK, dan personal hygine. Dalam memenuhi kebutuhan eliminasi klien

    harus di bantu agar kebutuhan eliminasi terpenuhi karena klien mengalami

    kelumpuhan pada bagian bawah tubuhnya sehingga springter uretra dan

    springter ani mengalami gangguan, selain itu karena klien mengalami

    kelumpuhan pada ekstremitas bawah sehingga dalam membantu memenuhi

    kebutuhan personal hygine di bantu agar tidak terjadi infeksi serta supaya

    pasien merasa lebih nyaman dan tidak memperparah luka decubitus yang

    terjadi serta meminimalkan terjadinya luka decubitus pada daerah yang

    lain.

    e. Pemeriksaan Fisik System Persyarafan1) Tingkat kesadaran : GCS = 15 (E4M6V5)

    Kesadaran composmentis

    2) Status mental (tes Kognitis) :- Tes fungsi memori : Klien dapat menjawab pertanyaan 6/7- Tes konsentrasi :- Tes kalkulasi :- Tes bahasa :

    3) Fungsi serebelum : pada pasien dengan trauma tulang belakang padapemeriksaan fungsi serebelum klien dapat melakukan tindakan

    menunjuk jari pemeriksa dengan telunjuknya tanpa ada penyimpangan.

    Hal ini dikarenakan pada pasien ini klien hanya mengalami kelumpuhan

    pada bagian ekstremitas bawah.

    4) Fungsi sensoria) Sensibilitas permukaan :

    Pada ekstremitas atas : Klien dapat membedakan rasa kasar

    dan halus, tajam dan tumpul, panas dan dingin

    Pada ekstremitas bawah : klien tidak dapat merasakan kasar dan

    halus, tajam dan tumpul, panas dan dingin. Selain itu klien

    mengatakan sering merasa kesemutan dan merasa baal-baal pada

    daerah kedua tungkai bawah.

    b) Sensibilitas dalamPada ekstremitas atas : klien dapat menyebutkan kearah manatangan klien digerakan dalam keadaan mata tertutup, klien

    merasakan adanya getaran pada area tulang radius dan ulnaris.

    Pada ekremitas bawah : klien tidak merasakan kakinya bergerak

    kea rah yang diinginkan, klien tidak merasakan adanya getaran pada

    tulang spina iliaka

    5) Fungsi motoric

  • 7/22/2019 Pbl Trauma Tulang Belakang

    13/20

    10

    a) Masa ototPada kasus diatas LILA kiri kanan cenderung normal karena yang

    mengalami kelumpuhan hanya bagian ekstremitas bawah.Namun

    apabila kelumpuhan secara general maka hasil pengukuran LILA

    cenderung kurang dari normal.

    b) Tonus ototKlien tampak lemah pada daerah ekstremitas bawah.

    c) Kekuatan ototkekuatan otot 5/5 ekstremitas atas. Pada bagian ekstremitas bawah klien

    mengaami kelumpuhan. Kekuatan otot melemah 0/0.

    Sistem PernafasanPerubahan pada sistem pernafasan bergantung pada gradasi blok saraf

    parasimpatis (klien mengalami kelumpuhan otot-otot pernafasan ) dan

    perubahan karena adanya kerusakan jalur simpatetik desending akibattrauma pada tulang belakang sehingga terputus jaringan saraf di medulla

    spinalis.

    Pada beberapa keadaaan trauma sumsum tulung belakang pada daerah

    servikal dan torakal dari pemeriksaan fisik sistem ini akan didapatkan hal-

    hal sebagai berikut :

    1. Inspeksi umumDidapatkan klien batuk, peningkatan produksi sputum, sesak nafas,

    penggunaan otot bantu nafas, dan peningkatan frekuensi nafas. Terdapat

    retraksi interkostalis , pengembangan paru tidak simetris. Ekspansi dada

    : dinilai penuh/tidak penuh. Dan kesimetrisannya. Ketidaksimetrisan

    mungkin menunjukan adanya atelectasis, lesi pada paru, obstruksi pada

    bronkus, fraktur tulang iga, dan pnemotoraks. Pada ekspansi dada juga

    perlu dinilai :retraksi dari otot-otot irtekostal, substernal,pernafasan

    abdomen, dan respirasi paradox (retraksi abdomen saa inspirasi). Pola

    nafas ini dapat terjasi jika otot-otot intercostal tidak mmpu menggerakan

    dinding dada akibat adanya blok saraf parasimpatis.

    2. PalpasiFremitus menurun dibandingkan dengan sisi yang lain akan didapatkan

    apabila melibatkan trauma pada rongga thorak

    3. PerkusiAdanya suara redup sampai pekak pada keadaaan melibatkan trauma

    pada torak/hematoraks.

    4. AuskultasiBunyi nafas tambahan seperti nafas berbunyi stridor,ronkhi pada klien

    dengan peningkatan produksi secret dan kemampuan batuk menurun

  • 7/22/2019 Pbl Trauma Tulang Belakang

    14/20

    11

    yang sering didapatkan pada klien cedera tulang belakang dengan

    penurunan tingkat kesaran koma.

    Pada klien cedera tulang belakang dengan fraktur dislokasi vertebra

    lumbal dan protrusi diskus intervertebralis L-5 dan S-1 pemeriksaan

    pada sistem pernafasan tidak memiliki kelainan . pada palpasi toraks

    didapatkan taktil premitus seimbang kanan dan kiri. Auskultasi tidak

    didapatkan bunyi nafas tambahan .

    Sistem KardiovaskulerPengkajian pada sistem kardiovaskular didapatkan renjatan (syok

    hipovolemik) yang sering terjadi pada klien cedera tulang belakang sedang

    dan berat. Hasil pemeriksaan kardiovasklar klien cedera tulang belakang

    pada beberapa keadaan dapat ditemukan tekanan darah menurun, nadi

    bradikardia ekstremitas dingin atau pucat. Nadi bradikrdia merupakan

    tanda dari perubahan perfusi jaringan otak. Kulit pucat menandakan

    adanya penurunan kadar hemoglobin dalam darah. Hipotensi menandakanadanya perubahan perfusi jaringan dan tanda-tanda awal dari suatu

    renjatan. Pada beberapa keadaan lain akibat trauma kepala akan

    merangsang pelepasan hormone antidiuretik yang berdampak pada

    kompensasi tubuh untuk melakakukan retensi atau pengeluaran garam dan

    air oleh tubulus. Mekanisme ini akan meningkatakan konsentrasi elektrolit

    meningkat sehingga memberikan resiko terjaddinya gangguan

    keseimbangan cairan dan elekrolit pada sistem kardiovaskular.

    Sistem PencernaanPada keadaan syok spinal, neuropraksia sering didapatkan adanya

    ileus paralitik, dimana klinis didapatkan hilangnya bising usus, kembung,

    dan defekasi tidak ada. Hal ini merupakan gejala awal dari tahap syok

    spinal yang akan berlangsung beberapa hari sampai beberapa minggu. Pada

    pemeriksaan reflex bulbokavernosa didapatkan positif, menandakan adanya

    syok spinal yang jelas pada klien dengan cedera medulla spinalis.

    Pemenuhan nutrisi berkurang karena adanya mal dan aspan nutrisi kurang.

    Pemeriksaan mulut dengan melakukan penilaian ada tidaknya lesi pada

    mulut atau perubahan pada lidah dapat menunjukn adanya dehidrasi.

    Terjadi kesulitan dalam mengeluarkan feses,bising usus menurun, teraba masa

    pada salah satu kuadran abdomen. Sistem Perkemihan

    Terjadi inkontinensia urine, resiko terjadi lecet pada genitalia.

  • 7/22/2019 Pbl Trauma Tulang Belakang

    15/20

    12

    B. Diagnosa Keperawatan

    1. Perubahan pola eliminasi urine berhubungan dengan terganggunya system sarafdaerah kandung kemih

    2. Konstipasi berhubungan dengan gangguan persyarafan pada lumbal satu dan lumbaldua

    3. Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan iritasi serabut saraf tulangbelakang

    4. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan paresis, dan spastisitas5. Resiko infeksi berhubungan dengan adanya luka decubitus

    C. Intervensi

    NoDiagnosa

    Keperawatan

    Intervensi

    Tujuan Tindakan Rasional

    1 Perubahan polaeliminasi urine

    berhubungan

    denganterganggunyasystem syarafdaerah kandungkemih

    Setelah dilakukantindakankeperawatan

    selama x24jamdiharapkan kliendapat mengontrol

    pengeluaran urindengan kriteria:

    1. Mengungkapkanpemahaman

    tentangkondisi

    2. Mempertahankankeseimbangan masukan

    atauhaluaran

    dengan urinejernih

    3. Bebas bau,mendemonst

    rasikanperilaku dantehnik untukmencegah

    retensi atauinfeksiurinarius

    Mandiri

    1. Kaji pola berkemih,frekuensi dan

    jumlahnya

    2. Lakukanpemasangan kateter

    3.Observasi adanyaurine seperti awan

    atau berdarah, bauyang tidak enak

    4. Bersihkan daerahperineum dan jagaagar tetap kering,lakukan perawatankateter

    Mandiri

    1. Mengidentifikasifungsi kandung kemih

    2. Pada klien dengancedera tulang belakangsulit untuk mobilisasi,

    pemasangan kateterdapat memudahkanklien untuk memenuhikebutuhan miksi

    3.Tanda-tanda infeksisaluran perkemihan

    4. Menurunkan resikoterjadinya iritasi kulitatau infeksi padasaluran kemih.

  • 7/22/2019 Pbl Trauma Tulang Belakang

    16/20

    13

    2.

    Konstipasi

    berhubungan

    dengan gangguanpersyarafan pada

    lumbal satu danlumbal dua

    Setelah dilakukan

    tindakankeperawatanselama x24jam

    diharapkan kliendapat BAB

    kembali dengankriteria :1. Klien

    mengatakandapatmelakukankonstipasidengan lancar

    2. BAB keluardengan lancar

    3. Konsistensifeses lembek

    4. Fesesberwarnakuning

    Mandiri

    1. Auskultasi bisingusus, catat lokasi dankarakteristiknya.

    2. Observasi adanyadistensi abdomen

    jika bising usus tidak

    ada atau berkurang

    3. Catat adanya keluhanmual, ingin muntah.Periksa muntahan

    atau sekresi gaster(jika terpasang NGT)

    dan feses untukbekuan darah.

    4. Catat frekuensi,karakteristik dan

    jumlah feses.

    5. Kenali tanda-tanda/periksa adanyasumbatan, seperti

    tidak adanya fesesyang terbentuk

    selama beberapahari, feses semi cair,

    kegelisahan,perasaan penuhperut/ abdomen

    6. Anjurkan klienmakan makanan

    berserat

    olaborasi1. Berikan obat sesuai

    indikasi:

    Pelunak feses, laksatif,supositoria, enema.Antasida, simitidin,ranitidine

    Mandiri

    1. Bising usus mungkintidak ada selama syokSpinal. hilangnya bising

    menandakan adanyaparalitik ileus.

    2. Hilangnya peristaltic(karena gangguan saraf)melumpuhkan usus,

    membuat distensi ileusdan usus.

    3. Pendarahangastrointestinal dapatterjadi sebagai respons

    dari trauma (cushingulser) atau sebagai efek

    samping dari terapitertentu (steroid atau

    antikoagulasi).4. Mengidentifikasi derajat

    gangguan dan

    kemungkinan bantuanyang diperlukan.

    5. Intervensi dini perluuntuk mengatasikonstipasi secara

    efektif/feses yangtertahan dan

    mengurangi resikoterjadinya komplikasi.

    6. Meningkatkankonsistensi feses untuk

    dapat melewati ususdengan mudah

    Kolaborasi1. Menstimulasi peristaltic

    dan pengeluaran feses

    secara rutin

    3.

    Gangguan rasa

    nyaman: nyeri

    Setelah dilakukantindakankeperawatan

    selama x24jam

    Mandiri1. Monitor peningkatan

    iritabilitas, tegangan

    otot, gelisah,

    1. Petunjuk non verbaldarinyeri/ketidaknyamanan

    memerlukan intervensi

  • 7/22/2019 Pbl Trauma Tulang Belakang

    17/20

    14

    berhubungan

    dengan iritasiserabut saraf

    tulang belakang

    diharapkan nyeri

    klien berkurangatau hilangdengan kriteria:

    1. Melaporkanpenurunan

    rasanyeri/ketidaknyamanan

    2. Mengidentifikasi cara-carauntukmengatasinyeri

    3. Mendemonstirasikan

    penggunaanketerampilan

    relaksasi danaktivitashiburan sesuai

    kebutuhanindividu

    perubahan tanda vital

    yang tak dapatdijelaskan.

    2. Berikan posisi dengannyaman, masase,kompres hangat/

    dingin

    3. Ajarkan tehnikrelaksasi, nafas

    dalam, ditraksi.

    Kolaborasi1. Kolaborasi pemberian

    obat sesuai indikasi :

    relaksasi otot,datren(dantrium),analgesic:antiansietas,diazepam (valium)

    2. Tindakan alternativemengontrol nyeridigunakan untuk

    keuntungan emosional,selain menurunkankebutuhan obat

    nyeri/efek takdiinginkan pada fungsi

    pernafasan.3. Memfokuskan kembali

    perhatian,

    meningkatkan rasacontrol, dan dapat

    meningkatkankemampuan koping.

    Kolaborasi1. Dibutuhkan untuk

    menghilangkan

    spasme/nyeri otot atauuntuk menghilangkanansietas danmeningkatkan istirahat.

    4 Hambatanmobilitas fisik

    berhubungan

    dengankelemahan

    paresis, dan

    spastisitas

    Setelah dilakukan

    tindakankeperawatan

    selama x24jamdiharapkan tidakterjadi kelemahan

    otot yang lebihberat dengan

    kriteria:1. Tidak adanya

    kontraktur,

    footdrop2. Meningkatkan

    kekuatantubuh yang

    sakit ataukompensasi

    3. Mendemonstrasikan tehnikatau perilakuyangmemungkinkan melakukan

    kembali

    Mandiri

    1. Kaji secara teraturfungsi motoric dengan

    menginstruksikanklien untuk melakukangerakan seperti

    mengangkat bahu,meregangkan jari-jari

    dll.2. Anjurkan klien untuk

    menggunakan tehnik

    relaksasi

    3. Bantu/lakukan latihanROM pada semuaekstremitas dan sendi,

    pakailah gerakan

    perlahan dan lembut.Lakukan hiperekstensi

    pada paha sedarateratur

    Kolaborasi

    Mandiri

    1. Mengevaluasi keadaansecara khusus, pada

    beberapa lokasi traumamempengaruhi tipe dan

    pemilihan intervensi

    2. Mengurangi keteganganotot/kelelahan dapat

    membantu menguranginyeri, spasme otot,

    spastisitas/kejang.3. Meningkatkan sirkulasi,

    mempertahankan tomusotot dan mobilisasi sendi,meningkatkan mobilisasi

    sendi dan mencegahkontraktur dan atrofiotot.

    Kolaborasi

  • 7/22/2019 Pbl Trauma Tulang Belakang

    18/20

    15

    aktifitas 1. Konsultasi dengan ahliterapi fisik

    1. Membantu dalammerencanakan danmelaksanakan latihansecara individual dan

    mengidentifikasi danmengembangkan alat-

    alat bantu untukmempertahankan fungsi,mobilisasi, dan

    kemandirian pasien

    5

    Resiko infeksiberhubungan

    dengan adanya

    luka decubitus

    Setelah dilakukantindakan

    keperawatanselama x24jamdiharapkaninfeksi tidakterjadi dengan

    kriteria:1. Tidak ada

    tanda dangejala infeksiseperti

    kemerahan,rasa panasdisekitar luka,

    2. Tanda tandavital dalam

    batas normal(TD : 120/80

    mmHg,Respirasi 14-24x/menit,

    suhu: 36,50c,nadi: 60-

    100x/menit)

    1. Lakukan perubahanposisi bertahap

    (miring kiri danmiring kanan) setiap2 jam.

    2. Perawatan lukadecubitus dengantehnik aseptic

    3. Jagalah alat tenuntetap kering dan

    bebas dari lipatan-lipatan dan kotoran

    1. Peningkatan prosespenyembuhan luka

    decubitus, menghindariinfeksi atau bertambah

    parahnya luka decubitusakibat penekanan padadaerah luka (lembab)

    2. Perawatan luka decubitusdengan tehnik asepticdapat mempercepat

    proses penyembuhanluka

    3. Mengurangi/mencegahadanya iritasi pada kulit

  • 7/22/2019 Pbl Trauma Tulang Belakang

    19/20

    16

    BAB IV

    PENUTUP

    4.1 Kesimpulan

    Trauma medula spinalis adalah trauma yang bersifat kompresi akibat trauma

    indirek dari atas dan dari bawah. Trauma medulla spinalis disebabkan oleh kecelakaan

    lalu lintas, kecelakaan olahraga, kecelakaan industi, kecelakaan lain, seperti jatuh dari pohon

    atau bangunan, luka tusuk, luka tembak, trauma karena tali pengaman (Fraktur Chance),

    kejatuhan benda keras. Tanda dan gejala nyeri akut pada bagian leher, leher dan

    punggung terasa seperti patah, tingkat neurologic.

  • 7/22/2019 Pbl Trauma Tulang Belakang

    20/20

    17

    DAFTAR PUSTAKA

    Doenges E, Marilynn, dkk. (1999).Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk

    Perancanaandan PendokumentasianPerawatan Pasien. Jakarta: EGC.

    Mutaqqin, A. (2008).Buku Ajar Asuhan Keperawatan Dgn Gangguan Sistem Persarafan.

    Jakarta: Salemba Medika.

    Suddarth, B. &. (2002).BUKU AJAR Keperawatan Medikal-Bedah.Jakarta: EGC.