pemanfaatan tradisi lisan dalam pengembangan kebudayaan nasional
TRANSCRIPT
-
7/25/2019 PEMANFAATAN TRADISI LISAN DALAM PENGEMBANGAN KEBUDAYAAN NASIONAL
1/8
PEMANFAATAN TRADISI LISAN DALAMPEMANFAATAN TRADISI LISAN DALAM
PENGEMBANGAN KEBUDAYAAN NASIONALPENGEMBANGAN KEBUDAYAAN NASIONAL
Theresiana Ani Larasati, S.Psi., M.Psi.
PENGANTAR
Tradisi lisan merupakan salah satu cara bagaimana pengetahuan budaya
diwariskan dari generasi tua ke generasi muda. Tradisi lisan dapat berwujud dongeng
anak, permainan anak, tembang, ungkapan peribahasa, nasehat, kesenian rakyat atau
kesenian tradisional, dan sebagainya. Pada awalnya, keberadaan tradisi lisan merupakan
usaha manusia untuk mengisi waktu senggang dan sekaligus sarana hiburan. Dalam
perkembangan selanjutnya, kesenian tradisional dapat dimanfaatkan sebagai sarana
untuk menanamkan nilai-nilai luhur, membina sikap mental sekaligus memberikan
keterampilan tertentu pada masyarakat pendukungnya.
Dalam kesempatan ini khususnya akan dibahas nilai-nilai budaya yang terdapat
dalam permainan tradisional Jawa, yang sekiranya dapat diangkat sebagai salah satu
unsur budaya pembentuk dan pengembang kebudayaan nasional. Harapannya adalah
agar nilai-nilai filosofi dan etika moral yang terkandung dalam tradisi lisan, khususnya
permainan tradisional Jawa dapat direitalisasi dan diintegrasikan dalam pengembangan
kebudayaan nasional, misalnya melalui jalur pendidikan, dalam hal ini dapat melalui
pendidikan kesenian, budi pekerti, bahkan matematika, bahasa, dan sebagainya.
!ilai-nilai budaya merupakan nilai-nilai yang disepakati dan tertanam dalam suatu
masyarakat. !ilai-nilai tersebut mengakar pada suatu kebiasaan, kepercayaan "belief#,
simbol-simbol, dengan karakteristik tertentu yang membedakan satu dengan yang lain,
dan berfungsi sebagai acuan perilaku serta tanggapan atas apa yang akan terjadi atau
sedang terjadi " dalam $utarto, %&&'#. $ebagai acuan perilaku maka nilai budaya berupa
nilai-nilai dan konsep-konsep dasar yang memberikan arah berbagai tindakan.
$edangkan sistem nilai budaya merupakan inti kebudayaan maka akan mempengaruhi
dan menata elemen-elemen yang berada pada struktur permukaan kehidupan manusia.
$istem nilai budaya berfungsi sebagai pedoman tertinggi bagi kelakuan manusia.
(Peneliti )uda *alai Pelestarian $ejarah dan !ilai Tradisional +ogyakarta.)ateri Pemanfaatan Tradisi isan Dalam Pengembangan ebudayaan !asional disampaikan pada
egiatan /estial Tradisi isan, yang diselenggarakan Dinas ebudayaan dan Pariwisata Proinsi JawaTengah, pada Hari $enin, tanggal %0 $eptember %&1&, di $elo-*oyolali, Jawa Tengah.
1
-
7/25/2019 PEMANFAATAN TRADISI LISAN DALAM PENGEMBANGAN KEBUDAYAAN NASIONAL
2/8
!ilai-nilai yang kita miliki merupakan perpaduan dari berbagai nilai karena
sebagai bangsa kita telah mengalami berbagai dan berulang kali proses akulturasi, yakni
tatkala kita berinteraksi dengan kebudayaan-kebudayaan besar dari luar 2ndonesia,
antara lain3 2ndia dengan agama Hindu dan *udhanya, kebudayaan yang menyertai
agama 2slam, dan kebudayaan 4ropa berikut konsep modernisasinya.
!ilai-nilai budaya dapat ditemukan dalam tradisi kita, baik tradisi lisan, sebagian
lisan, bukan lisan, maupun tradisi tulis, yang sarat dengan pesan-pesan filosofis,
spiritualitas, moral, dan sosial. 5ontoh nilai budaya dari tradisi lisan yang berkembang
di masyarakat kita adalah konsepsi bahwa hal yang bernilai tinggi yaitu apabila manusia
suka bekerjasama dengan sesamanya berdasarkan rasa solidaritas yang besar. onsep
tersebut selanjutnya dikenal dengan nilai gotong royong. 6otong royong ini mempunyai
ruang lingkup yang luas sekali karena hampir semua karya manusia biasanya
dilakukannya dalam rangka kerjasama dengan orang lain.
$elain gotong royong, kehidupan bermasyarakat khususnya mengenai pola
pergaulan masyarakat Jawa memiliki dua kaidah luhur, yaitu bahwa dalam setiap situasi
hendaknya bersikap sedemikian rupa hingga tidak sampai menimbulkan konflik, dan
kaidah kedua menuntut agar manusia dalam cara bicara dan membawa diri selalu
menunjukkan sikap hormat terhadap orang lain, sesuai dengan derajat dan
kedudukannya "/ran7-)agnis $useno, %&&8#. $elanjutnya kaidah pertama disebut
prinsip kerukunan, dan kedua merupakan prinsip hormat.
Prinsip kerukunan oleh /ran7-)agnis $useno disebutkan bertujuan untuk
mempertahankan masyarakat dalam keadaan yang harmonis. 9ukun berarti berada
dalam keadaan selaras, tenang dan tenteram, tanpa perselisihan dan
pertentangan, bersatu dengan maksud saling membantu.9ukun merupakan keadaan
ideal yang diharapkan dapat dipertahankan dalam semua hubungan sosial, dalamkeluarga, dalam rukun tetangga, dan kelompok masyarakat lainnya. *erlaku rukun juga
berarti menghilangkan tanda-tanda ketegangan dalam masyarakat, atau antara pribadi-
pribadi, sehingga hubungan sosial tetap kelihatan selaras dan dalam keadaan baik.
9ukun juga mengandung usaha terus menerus dari para indiidunya untuk bersikap
tenang satu sama lain dan menyingkirkan unsur-unsur yang menimbulkan perselisihan
dan keresahan.
%
-
7/25/2019 PEMANFAATAN TRADISI LISAN DALAM PENGEMBANGAN KEBUDAYAAN NASIONAL
3/8
)eskipun demikian, prinsip kerukunan tersebut memiliki sifat negatif yang
hendaknya disadari bahwa prinsip tersebut menuntut pencegahan segala cara laku yang
bisa mengganggu keselarasan dan ketenangan dalam masyarakat, menghindari
pecahnya konflik. Prinsip kerukunan juga tidak menyangkut suatu sikap batin atau
keadaan jiwa, melainkan penjagaan keselarasan dalam pergaulan, sehingga yang diatur
hanyalah sisi permukaan dari hubungan-hubungan sosial yang kentara.
:dapun mengenai prinsip hormat menunjuk bahwa setiap orang dalam cara bicara
dan membawa diri harus selalu menunjukkan sikap hormat terhadap orang lain, sesuai
derajat atau kedudukannya. )ereka yang berkedudukan lebih tinggi harus dihormati,
sedangkan sikap yang tepat terhadap yang berkedudukan lebih rendah adalah sikap
kebapaan atau keibuan dan rasa tanggung jawab. ita dapat melihat dalam tata
pergaulan dan penggunaan *ahasa Jawa, tidak ada kemungkinan terjadi pembicaraan
yang menggunakan *ahasa Jawa tanpa sekaligus memperlihatkan bagaimana taksiran
kedudukan sosial masing-masing orang yang terlibat dalam pembicaraan tersebut.
eterampilan mempergunakan sikap-sikap hormat yang tepat telah dikembangkan
pada ;rang Jawa sejak kecil melalui pendidikan dalam keluarga. $ebagaimana
diuraikan oleh Hildred 6eert7 dalam /ran7-)agnis $useno "%&&8# bahwa pendidikan
tercapai melalui tiga perasaan yang dipelajari oleh :nak Jawa dalam situasi yang yang
menuntut sikap hormat, yaitu wedi, isin, dan sungkan. Wedi berarti takut terhadap
ancaman fisik maupun terhadap akibat dari kurang enaknya suatu tindakan.Isinberarti
malu, merasa bersalah, dan sebagainya. *elajar untuk merasa malu merupakan langkah
pertama ke arah kepribadian Jawa yang matang. $ebaliknya penilaian ora ngerti isin
merupakan kritik yang amat tajam. Isindan sikap hormat merupakan satu kesatuan.
$edangkan sungkan merupakan suatu perasaan yang dekat dengan isin, yaitu malu
dalam arti yang lebih positif. 6ambaran rasa sungkan merupakan rasa hormat yangsopan terhadap atasan atau sesama yang belum dikenal, juga dapat digambarkan
sebagai pengekangan halus terhadap kepribadian sendiri demi hormat terhadap
pribadi lain.
Wedi, isin, dan sungkan merupakan kesinambungan perasaan-perasaan yang
mempunyai fungsi sosial untuk memberi dukungan psikologis terhadap tuntutan prinsip
hormat, sehingga perilaku yang dinilai kurang hormat akan menimbulkan rasa tidak
enak. $ikap hormat dan sikap-sikap yang berhubungan dengannya berkembang dengan
8
-
7/25/2019 PEMANFAATAN TRADISI LISAN DALAM PENGEMBANGAN KEBUDAYAAN NASIONAL
4/8
jelas di kalangan masyarakat yang dipengaruhi oleh struktur hirarkis. Pada 7aman
sekarang mentalitas sikap hormat tampak di kalangan pegawai dan pejabat. $elanjutnya
oentjaraningrat dalam /ran7-)agnis $useno "%&&8# menilai kenyataan ini secara
negatif. Hal tersebut ditafsirkannya sebagai salah satu alasan utama bagi maraknya
korupsi, sebagai kekurangsadaran tanggungjawab objektif dan in-efisiensi. $uatu
komunikasi sejati antara atasan dan bawahan tidak dapat berkembang, dan yang terjadi
merupakan suatu kesatuan kepentingan yang menguntungkan keduabelah pihak,
berdasarkan pada kebutuhan bawahan akan perlindungan dan atasan akan status,
dimana kesemuanya secara moral dan psikologis disahkan oleh prinsip hormat.
)enemukenali sisi positif dan negatif budaya luhur warisan leluhur diharapkan
akan membekali kita semua, khususnya generasi muda dengan mentalitas dan
kepribadian yang matang. Hanya tahu sisi positifnya saja tanpa menengok sisi
negatifnya sebuah warisan akanlah membawa kita pada suatu pemujaan dan kenaifan.
$ebaliknya sikap menyalahkan dan memandang dari sisi negatifnya saja sehingga suatu
warisan budaya serta merta ditinggalkan akan menjadikan kita kehilangan jati diri, dan
terjerumus dalam arus keterbukaan dan kebebasan yang berlebihan.
FUNGSI DAN MANFAAT PERMAINAN TRADISIONAL JAWA
!ilai-nilai luhur yang terkandung dalam permainan tradisional Jawa antara lain
meliputi3
!o !ama Permainan Pelaku Permainan 5ara *ermain !ilai uhur
1.%.
8.
.
0.
'.?.
1&.
11.
1%.
18.1.
10.
1'.
1?.%&.
%1.
:ncak-ancak alis*ethet thing-thong
*ibi tumbas timun
5acah bencah
5ublak-cublak suweng
6enukan
6owokan
Jamuranoko-koko
epetan
Dhingklik oglak-aglik
Dhoktri
4pek-epek6ajah talena
6atheng
ubuk
ubuk manuk
ucing-kucingan
ayangan$liring gending
$oyang
Perempuan@laki-lakiPerempuan@laki-laki
Perempuan
Perempuan
Perempuan@laki-laki
Perempuan@laki-laki
aki-laki@perempuan
Perempuan@laki-lakiaki-laki@perempuan
aki-laki @perempuan saja
aki-laki@perempuan
aki-laki@perempuan saja
aki-laki@perempuanaki-laki
Perempuan@laki-laki
Perempuan
aki-laki@perempuan
aki-laki@perempuan saja
aki-lakiaki-laki@perempuan
Perempuan
*ernyanyi, berdialog*ernyanyi
*ernyanyi, berdialog
*ernyanyi
*ernyanyi
*ernyanyi, menari
*ernyanyi, berdialog
*ernyanyi, berdialog*erdialog
*ernyanyi, berdialog
*ernyanyi
*ernyanyi
*ernyanyi*ernyanyi
*ernyanyi
*ernyanyi
*ernyanyi
*ernyanyi
*ernyanyi*ernyanyi
*ernyanyi, berdialog
omunikasi, sosialisasi$osialisasi, kegembiraan
*erbahasa krama
$osialisasi
$osialisasi
Disiplin, sportiitas
$portiitas
$osialisasierjasama, sportiitas
asih sayang ibu ke anak
erjasama, keseimbangan
$osialisasi
omunikasi, olah fisik$osialisasi
ejujuran, sportiitas
atihan berhitung, sosialisasi
$osialisasi
$osialisasi, olah fisik
$osialisasi, olah fisik$osialisasi, komunikasi
$osialisasi, komunikasi
$umber3 Permainan Tradisional Jawa, Dharmamulya "%&&=#
-
7/25/2019 PEMANFAATAN TRADISI LISAN DALAM PENGEMBANGAN KEBUDAYAAN NASIONAL
5/8
*eberapa permainan tradisional setelah diteliti ternyata mampu memberi manfaat
bagi anak-anak pemainnya. Penelitian mengenai manfaat permainan tradisional dalam
meningkatkan keterampilan bersosialisasi pada anak usia sekolah dasar telah dilakukan.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh arasati "%&&?#, penggunaan permainan
tradisional yang telah dikemas dalam bentuk interensi psikologis terbukti mampu
meningkatkan keterampilan interaksi sosial anak usia sekolah dasar dengan kesulitan
bergaul.
:nak-anak yang mengalami kesulitan dalam berinteraksi dengan teman-temannya
diberi pelatihan berinteraksi menggunakan permainan tradisional yang telah dipilih oleh
peneliti berdasarkan pertimbangan popularitas permainan, wilayah usia, dan kandungan
nilai-nilai luhur di dalamnya. :dapun permainan tradisional yang dimasukkan dalam
rancangan pelatihan meliputi tiga permainan yaituJamuran, Dhingklik Oglak-glik, dan
!obag "odor. etiga permainan tersebut merupakan permainan berkelompok dan bisa
dimainkan oleh anak laki-laki maupun perempuan.
Permainan Jamuran memisualisasikan bentuk tanaman jamur yang bulat,
sehingga dalam bermain anak-anak membentuk lingkaran sambil bergandengan tangan
dan bernyanyi ")arsono, dkk, 1???A Dharmamulya, %&&=#. agu yang digunakan
adalah lagu Jamuran, yang harus dikuasai anak-anak karena dinyanyikan selama
permainan. Permainan diawali dengan hompimpah "undian menggunakan warna telapak
tangan# untuk menentukan pemain Bjadi. :nak yang Bjadi selanjutnya berada di
tengah-tengah lingkaran dan bertugas menentukan jenis jamur yang gerakannya harus
diikuti seluruh peserta.
Permainan Dhingklik Oglak-glik melibatkan tiga anak di tiap kelompoknya
dengan ukuran fisik seimbang. etiga anak tersebut berdiri bergandengan tangan saling
berhadapan, kemudian membalikkan badan sehingga saling membelakangi. $elanjutnyasaling mengaitkan salah satu kakinya. $etelah kaitannya kuat dan seimbang, pegangan
tangan dilepas, dan mereka bergerak berputar-putar sambil bertepuk tangan.
:dapun permainan !obag "odor merupakan jenis permainan yang
mempertandingkan dua kelompok. Permainan !obag "odor membutuhkan lapangan
permainan yang luas agar anak-anak dapat bergerak dengan leluasa. apangan yang
digunakan berbentuk persegi empat dengan panjang dan lebar disesuaikan jumlah
pemain. Para pemain harus melintasi suatu lintasan yang panjang dan dijaga atau
=
-
7/25/2019 PEMANFAATAN TRADISI LISAN DALAM PENGEMBANGAN KEBUDAYAAN NASIONAL
6/8
dihalangi oleh bentangan tangan lawan bagaikan sebatang tongkat yang panjang
"Dharmamulya, %&&=#. 9incian ketiga jenis permainan terdapat dalam modul pelatihan.
Pada aspek pengenalan diri, interpersonal, dan komunikasi mendapatkan tambahan
permainan yang dirancang sendiri oleh peneliti karena keterbatasan jenis permainan
tradisional yang ada untuk mengungkap aspek tersebut pada tugas indiidual.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan adanya perbedaan tingkat keterampilan
interaksi sosial pada anak-anak yang mendapat pelatihan dibandingkan anak-anak yang
tidak mendapatkan pelatihan. eterampilan interaksi sosial sebagai hal yang penting
dalam bersosialisasi dapat meningkat. Dengan meningkatnya keterampilan interaksi
sosial maka anak yang mengalami gangguan interaksi akan terbantu, mereka
mendapatkan manfaat dari permainan tradisional yang mereka mainkan bersama teman-
temannya.
Permainan tradisional tidak bisa dipandang hanya sebagai salah satu bentuk
permainan semata karena banyak mengandung nilai-nilai filosofis dan kearifan lokal
yang tertanam disana "$utarto, %&&0#. Permainan tradisional merupakan salah satu
bentuk ketahanan budaya. $ebagai sebuah benteng ketahanan budaya, permainan
tradisional atau lebih dikenal dengan permainan rakyat merupakan sebuah kegiatan
rekreatif yang tidak hanya bertujuan untuk menghibur diri, tetapi juga sebagai alat untuk
memelihara hubungan dan kenyamanan sosial.
)elalui permainan tradisional atau permainan rakyat ini, anak-anak ataupun orang
dewasa menunjukkan kerja sama dan kepiawaiannya dalam bermain, di samping
mengandung pembelajaran akan nilai-nilai keadilan, penegakan aturan, kerja sama,
hingga bentuk sanksi sosial bagi mereka yang Bmencederai aturan permainan. Hal
senada juga diungkapkan oleh $ukirman "%&&=# bahwa permainan tradisional anak
merupakan unsur-unsur kebudayaan yang tidak bisa dianggap remeh karena permainanini memberikan pengaruh yang tidak kecil terhadap
perkembangan kejiwaan, sifat, dan
kehidupan sosial anak di kemudian hari.
$elanjutnya upaya pemanfaatan nilai-nilai luhur yang terdapat dalam permainan
tradisional pada dasarnya sangat potensial dilakukan di dalam dunia pendidikan.
$osialisasi nilai-nilai luhur melalui dunia pendidikan menjadi sangat potensial karena
saat ini tidak ada institusi atau lembaga yang lebih penting pengaruhnya bagi
perkembangan dan sosialisasi anak-anak dibandingkan lembaga pendidikan. $istem
>
-
7/25/2019 PEMANFAATAN TRADISI LISAN DALAM PENGEMBANGAN KEBUDAYAAN NASIONAL
7/8
pendidikan semata-mata bukan hanya sebagai institusi untuk meningkatkan kemampuan
berpikir dan pengetahuan, namun juga merupakan institusi penting wadah sosialisasi
bagi anak-anak sekaligus mengajari dan memperkuat nilai-nilai budaya yang penting.
$istem pendidikan menurut Dayakisni dan +uniardi "%&&
-
7/25/2019 PEMANFAATAN TRADISI LISAN DALAM PENGEMBANGAN KEBUDAYAAN NASIONAL
8/8
ol.? !o.%, Juni %&&'. +ogyakarta3 *alai Pelestarian
$ejarah dan !ilai Tradisional.
%&&?a Permainan Tradisional +ogyakarta $ebagai )edia Cntuk
)eningkatkan eterampilan 2nteraksi $osial Pada :nak$ekolah Dasar Dengan esulitan *ergaul. &esis. /akultas
Psikologi Cniersitas 6adjah )ada +ogyakarta. tidak
diterbitkan.
%&&?b *erbagai Cpaya Pemanfaatan :dat dan Tradisi. 'ateri
(eramah. Diskusi Pemberdayaan embaga :dat dan
Tradisi. Dinas ebudayaan dan Pariwisata Proinsi Jawa
Tengah. tidak diterbitkan.
%&1& Pemanfaatan !ilai-nilai uhur Earisan *udaya dalam
ehidupan *erbangsa dan *ernegara. 'ateri (eramah.Dinas ebudayaan dan Pariwisata Proinsi Jawa Tengah.
tidak diterbitkan.
$useno, /ran7-)agnis
%&&8 )tika Jawa. $ebuah :nalisa /alsafi tentang
ebijaksanaan Hidup Jawa. Jakarta3 6ramedia Pustaka
Ctama.
$utarto, :yu
%&&'a Pemahaman Tradisi dan Penerapannya. %ahan Diklat
Tenaga Teknis Tradisi. tidak diterbitkan.
%&&'b Peran dan /ungsi !ilai *udaya. %ahan Diklat Tenaga
Teknis Tradisi. tidak diterbitkan.
FFFFFFFFFFFFFFFFFF
> :gustus %&&0 )ainan tradisional. dari filosofi, kearifan, dan benteng
budaya. *ompas.
'