pemanfaatan tradisi lisan dalam pengembangan kebudayaan nasional

Upload: theresiana-ani-larasati

Post on 26-Feb-2018

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 PEMANFAATAN TRADISI LISAN DALAM PENGEMBANGAN KEBUDAYAAN NASIONAL

    1/8

    PEMANFAATAN TRADISI LISAN DALAMPEMANFAATAN TRADISI LISAN DALAM

    PENGEMBANGAN KEBUDAYAAN NASIONALPENGEMBANGAN KEBUDAYAAN NASIONAL

    Theresiana Ani Larasati, S.Psi., M.Psi.

    PENGANTAR

    Tradisi lisan merupakan salah satu cara bagaimana pengetahuan budaya

    diwariskan dari generasi tua ke generasi muda. Tradisi lisan dapat berwujud dongeng

    anak, permainan anak, tembang, ungkapan peribahasa, nasehat, kesenian rakyat atau

    kesenian tradisional, dan sebagainya. Pada awalnya, keberadaan tradisi lisan merupakan

    usaha manusia untuk mengisi waktu senggang dan sekaligus sarana hiburan. Dalam

    perkembangan selanjutnya, kesenian tradisional dapat dimanfaatkan sebagai sarana

    untuk menanamkan nilai-nilai luhur, membina sikap mental sekaligus memberikan

    keterampilan tertentu pada masyarakat pendukungnya.

    Dalam kesempatan ini khususnya akan dibahas nilai-nilai budaya yang terdapat

    dalam permainan tradisional Jawa, yang sekiranya dapat diangkat sebagai salah satu

    unsur budaya pembentuk dan pengembang kebudayaan nasional. Harapannya adalah

    agar nilai-nilai filosofi dan etika moral yang terkandung dalam tradisi lisan, khususnya

    permainan tradisional Jawa dapat direitalisasi dan diintegrasikan dalam pengembangan

    kebudayaan nasional, misalnya melalui jalur pendidikan, dalam hal ini dapat melalui

    pendidikan kesenian, budi pekerti, bahkan matematika, bahasa, dan sebagainya.

    !ilai-nilai budaya merupakan nilai-nilai yang disepakati dan tertanam dalam suatu

    masyarakat. !ilai-nilai tersebut mengakar pada suatu kebiasaan, kepercayaan "belief#,

    simbol-simbol, dengan karakteristik tertentu yang membedakan satu dengan yang lain,

    dan berfungsi sebagai acuan perilaku serta tanggapan atas apa yang akan terjadi atau

    sedang terjadi " dalam $utarto, %&&'#. $ebagai acuan perilaku maka nilai budaya berupa

    nilai-nilai dan konsep-konsep dasar yang memberikan arah berbagai tindakan.

    $edangkan sistem nilai budaya merupakan inti kebudayaan maka akan mempengaruhi

    dan menata elemen-elemen yang berada pada struktur permukaan kehidupan manusia.

    $istem nilai budaya berfungsi sebagai pedoman tertinggi bagi kelakuan manusia.

    (Peneliti )uda *alai Pelestarian $ejarah dan !ilai Tradisional +ogyakarta.)ateri Pemanfaatan Tradisi isan Dalam Pengembangan ebudayaan !asional disampaikan pada

    egiatan /estial Tradisi isan, yang diselenggarakan Dinas ebudayaan dan Pariwisata Proinsi JawaTengah, pada Hari $enin, tanggal %0 $eptember %&1&, di $elo-*oyolali, Jawa Tengah.

    1

  • 7/25/2019 PEMANFAATAN TRADISI LISAN DALAM PENGEMBANGAN KEBUDAYAAN NASIONAL

    2/8

    !ilai-nilai yang kita miliki merupakan perpaduan dari berbagai nilai karena

    sebagai bangsa kita telah mengalami berbagai dan berulang kali proses akulturasi, yakni

    tatkala kita berinteraksi dengan kebudayaan-kebudayaan besar dari luar 2ndonesia,

    antara lain3 2ndia dengan agama Hindu dan *udhanya, kebudayaan yang menyertai

    agama 2slam, dan kebudayaan 4ropa berikut konsep modernisasinya.

    !ilai-nilai budaya dapat ditemukan dalam tradisi kita, baik tradisi lisan, sebagian

    lisan, bukan lisan, maupun tradisi tulis, yang sarat dengan pesan-pesan filosofis,

    spiritualitas, moral, dan sosial. 5ontoh nilai budaya dari tradisi lisan yang berkembang

    di masyarakat kita adalah konsepsi bahwa hal yang bernilai tinggi yaitu apabila manusia

    suka bekerjasama dengan sesamanya berdasarkan rasa solidaritas yang besar. onsep

    tersebut selanjutnya dikenal dengan nilai gotong royong. 6otong royong ini mempunyai

    ruang lingkup yang luas sekali karena hampir semua karya manusia biasanya

    dilakukannya dalam rangka kerjasama dengan orang lain.

    $elain gotong royong, kehidupan bermasyarakat khususnya mengenai pola

    pergaulan masyarakat Jawa memiliki dua kaidah luhur, yaitu bahwa dalam setiap situasi

    hendaknya bersikap sedemikian rupa hingga tidak sampai menimbulkan konflik, dan

    kaidah kedua menuntut agar manusia dalam cara bicara dan membawa diri selalu

    menunjukkan sikap hormat terhadap orang lain, sesuai dengan derajat dan

    kedudukannya "/ran7-)agnis $useno, %&&8#. $elanjutnya kaidah pertama disebut

    prinsip kerukunan, dan kedua merupakan prinsip hormat.

    Prinsip kerukunan oleh /ran7-)agnis $useno disebutkan bertujuan untuk

    mempertahankan masyarakat dalam keadaan yang harmonis. 9ukun berarti berada

    dalam keadaan selaras, tenang dan tenteram, tanpa perselisihan dan

    pertentangan, bersatu dengan maksud saling membantu.9ukun merupakan keadaan

    ideal yang diharapkan dapat dipertahankan dalam semua hubungan sosial, dalamkeluarga, dalam rukun tetangga, dan kelompok masyarakat lainnya. *erlaku rukun juga

    berarti menghilangkan tanda-tanda ketegangan dalam masyarakat, atau antara pribadi-

    pribadi, sehingga hubungan sosial tetap kelihatan selaras dan dalam keadaan baik.

    9ukun juga mengandung usaha terus menerus dari para indiidunya untuk bersikap

    tenang satu sama lain dan menyingkirkan unsur-unsur yang menimbulkan perselisihan

    dan keresahan.

    %

  • 7/25/2019 PEMANFAATAN TRADISI LISAN DALAM PENGEMBANGAN KEBUDAYAAN NASIONAL

    3/8

    )eskipun demikian, prinsip kerukunan tersebut memiliki sifat negatif yang

    hendaknya disadari bahwa prinsip tersebut menuntut pencegahan segala cara laku yang

    bisa mengganggu keselarasan dan ketenangan dalam masyarakat, menghindari

    pecahnya konflik. Prinsip kerukunan juga tidak menyangkut suatu sikap batin atau

    keadaan jiwa, melainkan penjagaan keselarasan dalam pergaulan, sehingga yang diatur

    hanyalah sisi permukaan dari hubungan-hubungan sosial yang kentara.

    :dapun mengenai prinsip hormat menunjuk bahwa setiap orang dalam cara bicara

    dan membawa diri harus selalu menunjukkan sikap hormat terhadap orang lain, sesuai

    derajat atau kedudukannya. )ereka yang berkedudukan lebih tinggi harus dihormati,

    sedangkan sikap yang tepat terhadap yang berkedudukan lebih rendah adalah sikap

    kebapaan atau keibuan dan rasa tanggung jawab. ita dapat melihat dalam tata

    pergaulan dan penggunaan *ahasa Jawa, tidak ada kemungkinan terjadi pembicaraan

    yang menggunakan *ahasa Jawa tanpa sekaligus memperlihatkan bagaimana taksiran

    kedudukan sosial masing-masing orang yang terlibat dalam pembicaraan tersebut.

    eterampilan mempergunakan sikap-sikap hormat yang tepat telah dikembangkan

    pada ;rang Jawa sejak kecil melalui pendidikan dalam keluarga. $ebagaimana

    diuraikan oleh Hildred 6eert7 dalam /ran7-)agnis $useno "%&&8# bahwa pendidikan

    tercapai melalui tiga perasaan yang dipelajari oleh :nak Jawa dalam situasi yang yang

    menuntut sikap hormat, yaitu wedi, isin, dan sungkan. Wedi berarti takut terhadap

    ancaman fisik maupun terhadap akibat dari kurang enaknya suatu tindakan.Isinberarti

    malu, merasa bersalah, dan sebagainya. *elajar untuk merasa malu merupakan langkah

    pertama ke arah kepribadian Jawa yang matang. $ebaliknya penilaian ora ngerti isin

    merupakan kritik yang amat tajam. Isindan sikap hormat merupakan satu kesatuan.

    $edangkan sungkan merupakan suatu perasaan yang dekat dengan isin, yaitu malu

    dalam arti yang lebih positif. 6ambaran rasa sungkan merupakan rasa hormat yangsopan terhadap atasan atau sesama yang belum dikenal, juga dapat digambarkan

    sebagai pengekangan halus terhadap kepribadian sendiri demi hormat terhadap

    pribadi lain.

    Wedi, isin, dan sungkan merupakan kesinambungan perasaan-perasaan yang

    mempunyai fungsi sosial untuk memberi dukungan psikologis terhadap tuntutan prinsip

    hormat, sehingga perilaku yang dinilai kurang hormat akan menimbulkan rasa tidak

    enak. $ikap hormat dan sikap-sikap yang berhubungan dengannya berkembang dengan

    8

  • 7/25/2019 PEMANFAATAN TRADISI LISAN DALAM PENGEMBANGAN KEBUDAYAAN NASIONAL

    4/8

    jelas di kalangan masyarakat yang dipengaruhi oleh struktur hirarkis. Pada 7aman

    sekarang mentalitas sikap hormat tampak di kalangan pegawai dan pejabat. $elanjutnya

    oentjaraningrat dalam /ran7-)agnis $useno "%&&8# menilai kenyataan ini secara

    negatif. Hal tersebut ditafsirkannya sebagai salah satu alasan utama bagi maraknya

    korupsi, sebagai kekurangsadaran tanggungjawab objektif dan in-efisiensi. $uatu

    komunikasi sejati antara atasan dan bawahan tidak dapat berkembang, dan yang terjadi

    merupakan suatu kesatuan kepentingan yang menguntungkan keduabelah pihak,

    berdasarkan pada kebutuhan bawahan akan perlindungan dan atasan akan status,

    dimana kesemuanya secara moral dan psikologis disahkan oleh prinsip hormat.

    )enemukenali sisi positif dan negatif budaya luhur warisan leluhur diharapkan

    akan membekali kita semua, khususnya generasi muda dengan mentalitas dan

    kepribadian yang matang. Hanya tahu sisi positifnya saja tanpa menengok sisi

    negatifnya sebuah warisan akanlah membawa kita pada suatu pemujaan dan kenaifan.

    $ebaliknya sikap menyalahkan dan memandang dari sisi negatifnya saja sehingga suatu

    warisan budaya serta merta ditinggalkan akan menjadikan kita kehilangan jati diri, dan

    terjerumus dalam arus keterbukaan dan kebebasan yang berlebihan.

    FUNGSI DAN MANFAAT PERMAINAN TRADISIONAL JAWA

    !ilai-nilai luhur yang terkandung dalam permainan tradisional Jawa antara lain

    meliputi3

    !o !ama Permainan Pelaku Permainan 5ara *ermain !ilai uhur

    1.%.

    8.

    .

    0.

    '.?.

    1&.

    11.

    1%.

    18.1.

    10.

    1'.

    1?.%&.

    %1.

    :ncak-ancak alis*ethet thing-thong

    *ibi tumbas timun

    5acah bencah

    5ublak-cublak suweng

    6enukan

    6owokan

    Jamuranoko-koko

    epetan

    Dhingklik oglak-aglik

    Dhoktri

    4pek-epek6ajah talena

    6atheng

    ubuk

    ubuk manuk

    ucing-kucingan

    ayangan$liring gending

    $oyang

    Perempuan@laki-lakiPerempuan@laki-laki

    Perempuan

    Perempuan

    Perempuan@laki-laki

    Perempuan@laki-laki

    aki-laki@perempuan

    Perempuan@laki-lakiaki-laki@perempuan

    aki-laki @perempuan saja

    aki-laki@perempuan

    aki-laki@perempuan saja

    aki-laki@perempuanaki-laki

    Perempuan@laki-laki

    Perempuan

    aki-laki@perempuan

    aki-laki@perempuan saja

    aki-lakiaki-laki@perempuan

    Perempuan

    *ernyanyi, berdialog*ernyanyi

    *ernyanyi, berdialog

    *ernyanyi

    *ernyanyi

    *ernyanyi, menari

    *ernyanyi, berdialog

    *ernyanyi, berdialog*erdialog

    *ernyanyi, berdialog

    *ernyanyi

    *ernyanyi

    *ernyanyi*ernyanyi

    *ernyanyi

    *ernyanyi

    *ernyanyi

    *ernyanyi

    *ernyanyi*ernyanyi

    *ernyanyi, berdialog

    omunikasi, sosialisasi$osialisasi, kegembiraan

    *erbahasa krama

    $osialisasi

    $osialisasi

    Disiplin, sportiitas

    $portiitas

    $osialisasierjasama, sportiitas

    asih sayang ibu ke anak

    erjasama, keseimbangan

    $osialisasi

    omunikasi, olah fisik$osialisasi

    ejujuran, sportiitas

    atihan berhitung, sosialisasi

    $osialisasi

    $osialisasi, olah fisik

    $osialisasi, olah fisik$osialisasi, komunikasi

    $osialisasi, komunikasi

    $umber3 Permainan Tradisional Jawa, Dharmamulya "%&&=#

  • 7/25/2019 PEMANFAATAN TRADISI LISAN DALAM PENGEMBANGAN KEBUDAYAAN NASIONAL

    5/8

    *eberapa permainan tradisional setelah diteliti ternyata mampu memberi manfaat

    bagi anak-anak pemainnya. Penelitian mengenai manfaat permainan tradisional dalam

    meningkatkan keterampilan bersosialisasi pada anak usia sekolah dasar telah dilakukan.

    Dalam penelitian yang dilakukan oleh arasati "%&&?#, penggunaan permainan

    tradisional yang telah dikemas dalam bentuk interensi psikologis terbukti mampu

    meningkatkan keterampilan interaksi sosial anak usia sekolah dasar dengan kesulitan

    bergaul.

    :nak-anak yang mengalami kesulitan dalam berinteraksi dengan teman-temannya

    diberi pelatihan berinteraksi menggunakan permainan tradisional yang telah dipilih oleh

    peneliti berdasarkan pertimbangan popularitas permainan, wilayah usia, dan kandungan

    nilai-nilai luhur di dalamnya. :dapun permainan tradisional yang dimasukkan dalam

    rancangan pelatihan meliputi tiga permainan yaituJamuran, Dhingklik Oglak-glik, dan

    !obag "odor. etiga permainan tersebut merupakan permainan berkelompok dan bisa

    dimainkan oleh anak laki-laki maupun perempuan.

    Permainan Jamuran memisualisasikan bentuk tanaman jamur yang bulat,

    sehingga dalam bermain anak-anak membentuk lingkaran sambil bergandengan tangan

    dan bernyanyi ")arsono, dkk, 1???A Dharmamulya, %&&=#. agu yang digunakan

    adalah lagu Jamuran, yang harus dikuasai anak-anak karena dinyanyikan selama

    permainan. Permainan diawali dengan hompimpah "undian menggunakan warna telapak

    tangan# untuk menentukan pemain Bjadi. :nak yang Bjadi selanjutnya berada di

    tengah-tengah lingkaran dan bertugas menentukan jenis jamur yang gerakannya harus

    diikuti seluruh peserta.

    Permainan Dhingklik Oglak-glik melibatkan tiga anak di tiap kelompoknya

    dengan ukuran fisik seimbang. etiga anak tersebut berdiri bergandengan tangan saling

    berhadapan, kemudian membalikkan badan sehingga saling membelakangi. $elanjutnyasaling mengaitkan salah satu kakinya. $etelah kaitannya kuat dan seimbang, pegangan

    tangan dilepas, dan mereka bergerak berputar-putar sambil bertepuk tangan.

    :dapun permainan !obag "odor merupakan jenis permainan yang

    mempertandingkan dua kelompok. Permainan !obag "odor membutuhkan lapangan

    permainan yang luas agar anak-anak dapat bergerak dengan leluasa. apangan yang

    digunakan berbentuk persegi empat dengan panjang dan lebar disesuaikan jumlah

    pemain. Para pemain harus melintasi suatu lintasan yang panjang dan dijaga atau

    =

  • 7/25/2019 PEMANFAATAN TRADISI LISAN DALAM PENGEMBANGAN KEBUDAYAAN NASIONAL

    6/8

    dihalangi oleh bentangan tangan lawan bagaikan sebatang tongkat yang panjang

    "Dharmamulya, %&&=#. 9incian ketiga jenis permainan terdapat dalam modul pelatihan.

    Pada aspek pengenalan diri, interpersonal, dan komunikasi mendapatkan tambahan

    permainan yang dirancang sendiri oleh peneliti karena keterbatasan jenis permainan

    tradisional yang ada untuk mengungkap aspek tersebut pada tugas indiidual.

    Hasil penelitian tersebut menunjukkan adanya perbedaan tingkat keterampilan

    interaksi sosial pada anak-anak yang mendapat pelatihan dibandingkan anak-anak yang

    tidak mendapatkan pelatihan. eterampilan interaksi sosial sebagai hal yang penting

    dalam bersosialisasi dapat meningkat. Dengan meningkatnya keterampilan interaksi

    sosial maka anak yang mengalami gangguan interaksi akan terbantu, mereka

    mendapatkan manfaat dari permainan tradisional yang mereka mainkan bersama teman-

    temannya.

    Permainan tradisional tidak bisa dipandang hanya sebagai salah satu bentuk

    permainan semata karena banyak mengandung nilai-nilai filosofis dan kearifan lokal

    yang tertanam disana "$utarto, %&&0#. Permainan tradisional merupakan salah satu

    bentuk ketahanan budaya. $ebagai sebuah benteng ketahanan budaya, permainan

    tradisional atau lebih dikenal dengan permainan rakyat merupakan sebuah kegiatan

    rekreatif yang tidak hanya bertujuan untuk menghibur diri, tetapi juga sebagai alat untuk

    memelihara hubungan dan kenyamanan sosial.

    )elalui permainan tradisional atau permainan rakyat ini, anak-anak ataupun orang

    dewasa menunjukkan kerja sama dan kepiawaiannya dalam bermain, di samping

    mengandung pembelajaran akan nilai-nilai keadilan, penegakan aturan, kerja sama,

    hingga bentuk sanksi sosial bagi mereka yang Bmencederai aturan permainan. Hal

    senada juga diungkapkan oleh $ukirman "%&&=# bahwa permainan tradisional anak

    merupakan unsur-unsur kebudayaan yang tidak bisa dianggap remeh karena permainanini memberikan pengaruh yang tidak kecil terhadap

    perkembangan kejiwaan, sifat, dan

    kehidupan sosial anak di kemudian hari.

    $elanjutnya upaya pemanfaatan nilai-nilai luhur yang terdapat dalam permainan

    tradisional pada dasarnya sangat potensial dilakukan di dalam dunia pendidikan.

    $osialisasi nilai-nilai luhur melalui dunia pendidikan menjadi sangat potensial karena

    saat ini tidak ada institusi atau lembaga yang lebih penting pengaruhnya bagi

    perkembangan dan sosialisasi anak-anak dibandingkan lembaga pendidikan. $istem

    >

  • 7/25/2019 PEMANFAATAN TRADISI LISAN DALAM PENGEMBANGAN KEBUDAYAAN NASIONAL

    7/8

    pendidikan semata-mata bukan hanya sebagai institusi untuk meningkatkan kemampuan

    berpikir dan pengetahuan, namun juga merupakan institusi penting wadah sosialisasi

    bagi anak-anak sekaligus mengajari dan memperkuat nilai-nilai budaya yang penting.

    $istem pendidikan menurut Dayakisni dan +uniardi "%&&

  • 7/25/2019 PEMANFAATAN TRADISI LISAN DALAM PENGEMBANGAN KEBUDAYAAN NASIONAL

    8/8

    ol.? !o.%, Juni %&&'. +ogyakarta3 *alai Pelestarian

    $ejarah dan !ilai Tradisional.

    %&&?a Permainan Tradisional +ogyakarta $ebagai )edia Cntuk

    )eningkatkan eterampilan 2nteraksi $osial Pada :nak$ekolah Dasar Dengan esulitan *ergaul. &esis. /akultas

    Psikologi Cniersitas 6adjah )ada +ogyakarta. tidak

    diterbitkan.

    %&&?b *erbagai Cpaya Pemanfaatan :dat dan Tradisi. 'ateri

    (eramah. Diskusi Pemberdayaan embaga :dat dan

    Tradisi. Dinas ebudayaan dan Pariwisata Proinsi Jawa

    Tengah. tidak diterbitkan.

    %&1& Pemanfaatan !ilai-nilai uhur Earisan *udaya dalam

    ehidupan *erbangsa dan *ernegara. 'ateri (eramah.Dinas ebudayaan dan Pariwisata Proinsi Jawa Tengah.

    tidak diterbitkan.

    $useno, /ran7-)agnis

    %&&8 )tika Jawa. $ebuah :nalisa /alsafi tentang

    ebijaksanaan Hidup Jawa. Jakarta3 6ramedia Pustaka

    Ctama.

    $utarto, :yu

    %&&'a Pemahaman Tradisi dan Penerapannya. %ahan Diklat

    Tenaga Teknis Tradisi. tidak diterbitkan.

    %&&'b Peran dan /ungsi !ilai *udaya. %ahan Diklat Tenaga

    Teknis Tradisi. tidak diterbitkan.

    FFFFFFFFFFFFFFFFFF

    > :gustus %&&0 )ainan tradisional. dari filosofi, kearifan, dan benteng

    budaya. *ompas.

    '