penatalaksanaan tb paru dr.atika

Upload: anastasia-widha-sylviani

Post on 19-Feb-2018

235 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/23/2019 Penatalaksanaan Tb Paru Dr.atika

    1/60

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Tuberkulosis ( TB ) adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh

    Mycobacterium tuberculosis (MTB). Kuman batang aerobik dan tahan asam ini, merupakan

    organisme patogen maupun saprofit. Jalan masuk untuk organisme MTB adalah saluran

    pernafasan, saluran pencernaan, dan luka terbuka pada kulit. Sebagian besar infeksi TB

    menyebar lewat udara, melalui terhirupnya nukleus droplet yang berisikan organisme basil

    tuberkel dari seseorang yang terinfeksi.

    !ada permulaan abad ", insidens penyakit TB di #ropa dan $merika Serikat sangat

    besar. $ngka kematian cukup tinggi yakni %&& per &&.&&& penduduk, dan angka kematian

    berkisar '&* dari semua kematian. +sahausaha untuk mengurangi angka kematian

    dilakukan seperti perbaikkan lingkungan hidup, nutrisi, dan lain sebagainya tetapi hasilnya

    masih kurang memuaskan.

    Se-arah eradikasi TB dengan kemoterapi dimulai pada tahun "%% ketika seorang

    perempuan dengan penyakit TB paru lan-ut menerima in-eksi pertama Streptomicin. Segera

    disusul dengan penemuan asam para amino salisilik ( !$S ). ilan-utkan dengan penemuan

    /sonia0id pada tahun "'. Kemudian diikuti penemuan berturutturut pira0inamid pada tahun

    "'% dan etambutol "', rifampisin "1 yang men-adi obat utama TB sampai saat ini .$ngka

    insidens kasus dan mortalitas TB menurun drastis se-ak terdapat kemoterapi. 2amun, dari tahun

    "3' hingga "", kasus TB meningkat hingga & *. 4ebih dari 3& * kasus baru TB yang

    dilaporkan adalah berusia lebih dari ' tahun.

    Besar dan luasnya permasalahan akibat TB mengharuskan kepada semua pihak untuk

    dapat berkomitmen dan beker-asama dalam melakukan penanggulangan TB. Kerugian yang

    diakibatkannya sangat besar, bukan hanya dari aspek kesehatan semata tetapi -uga dari aspeksosial maupun ekonomi. engan demikian TB merupakan ancaman terhadap cita

    cita pembangunan meningkatkan kese-ahteraan rakyat secara menyeluruh. Karenanya perang

    terhadap TB berarti pula perang terhadap kemiskinan, ketidakproduktifan, dan kelemahan akibat

    TB.

  • 7/23/2019 Penatalaksanaan Tb Paru Dr.atika

    2/60

    4aporan TB dunia oleh 567 yang terbaru (&&1), masih menempatkan /ndonesia

    sebagai penyumbang TB terbesar nomor di dunia setelah /ndia dan 8ina dengan -umlah kasus

    baru sekitar '".&&& dan -umlah kematian sekitar &.&&& pertahun. Sur9ei Kesehatan :umah

    Tangga (SK:T) tahun ""', menempatkan TB sebagai penyebab kematian ketiga terbesar

    setelah penyakit kardio9askuler dan penyakit saluran pernafasan, dan merupakan nomor satu

    terbesar dalam kelompok penyakit infeksi .

    BAB II

  • 7/23/2019 Penatalaksanaan Tb Paru Dr.atika

    3/60

    TINJAUAN PUSTAKA

    II.1. MASALAH TUBERKULOSIS

    iperkirakan sekitar sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi oleh ;TB. !ada tahun

    ""', diperkirakan ada " -uta pasien TB baru dan -uta kematian akibat TB diseluruh dunia.

    iperkirakan "'* kasus TB dan "3* kematian akibat TB didunia, ter-adi pada negaranegara

    berkembang. emikian -uga, kematian wanita akibat TB lebih banyak dari pada kematian karena

    kehamilan, persalinan dan nifas .

    Gambar 1. Insidens TB didunia !HO" #$$%& .

    di'u(i) dari *&

    Sekitar

  • 7/23/2019 Penatalaksanaan Tb Paru Dr.atika

    4/60

    pendapatan tahunan rumah tangganya sekitar &&*. Jika ia meninggal akibat TB, maka akan

    kehilangan pendapatannya sekitar ' tahun. Selain merugikan secara ekonomis, TB -uga

    memberikan dampak buruk lainnya secara sosial bahkan dikucilkan oleh masyarakat .

    !enyebab utama meningkatnya beban masalah TB antara lain adalah=

    > Kemiskinan pada berbagai kelompok masyarakat, seperti pada negara

    negara yang sedang berkembang.

    > Kegagalan program TB selama ini. 6al ini diakibatkan oleh=

    o Tidak memadainya komitmen politik dan pendanaan

    o Tidak memadainya organisasi pelayanan TB (kurang terakses oleh

    masyarakat, penemuan kasus ?diagnosis yang tidak standar, obat tidak

    ter-amin penyediaannya, tidak dilakukan pemantauan, pencatatan dan

    pelaporan yang standar, dan sebagainya).

    o Tidak memadainya tatalaksana kasus (diagnosis dan paduan obat

    yang tidak standar, gagal menyembuhkan kasus yang telah didiagnosis)

    o Salah persepsi terhadap manfaat dan efektifitas B8@.

    o /nfrastruktur kesehatan yang buruk pada negaranegara yang

    mengalami krisis ekonomi atau pergolakan masyarakat.

    > !erubahan demografik karena meningkatnya penduduk dunia dan

    perubahan struktur umur kependudukan.

    > ampak pandemi 6/A .

    Situasi TB didunia semakin memburuk, -umlah kasus TB meningkat dan

    banyak yang tidak berhasil disembuhkan, terutama pada negara yang dikelompokkan dalam

    negara dengan masalah TB besar (high burdencountries). ;enyikapi hal tersebut, pada tahun

    "", 567 mencanangkan TB sebagai kedaruratan dunia (global emergency).

    ;unculnya pandemi 6/A?$/S di dunia menambah permasalahan TB.

    Koinfeksi dengan 6/A akan meningkatkan risiko ke-adian TB secara signifikan. !ada saat yang

    sama, kekebalan ganda kuman TB terhadap obat anti TB (multidrug resistance = MDR) semakin

    men-adi masalah akibat kasus yang tidak berhasil disembuhkan. Keadaan tersebut pada akhirnya

    akan menyebabkan ter-adinya epidemi TB yang sulit ditangani .

  • 7/23/2019 Penatalaksanaan Tb Paru Dr.atika

    5/60

    i /ndonesia, TB merupakan masalah utama kesehatan masyarakat. Jumlah

    pasien TB di /ndonesia merupakan ke terbanyak di dunia setelah /ndia dan 8ina dengan -umlah

    pasien sekitar &* dari total -umlah pasien TB didunia. iperkirakan pada tahun &&%, setiap

    tahun ada '".&&& kasus baru dan kematian &.&&& orang. /nsidensi kasus TB BT$ positif

    sekitar & per &&.&&& penduduk .

    II.#. ETIOLOGI

    Mycobacterium tuberculosis adalah suatu -enis kuman yang berbentuk batang dengan

    ukuran pan-ang %?um dan tebal &,&,1?um, mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam

    pada pewarnaan .

    MTBmemiliki dinding yang sebagian besar terdiri atas lipid, kemudian peptidoglikan dan

    arabinomannan (seperti yang tampak pada gambar ). 4ipid inilah yang membuat kuman lebih

    tahan asam dan ia -uga lebih tahan terhadap gangguan kimia dan fisis. Kuman dapat hidup dalam

    udara kering maupun dalam keadaan dingin ( dapat tahan bertahun tahun dalam lemari es )

    dimana kuman dalam keadaan dormant. ari sifat ini kuman dapat bangkit kembali dan

    men-adikan penyakit tuberkulosis men-adi aktif lagi .

    @ambar. ;ikroskopik ;TB.

    (dikutip dari %)

    Kuman hidup sebagai parasit intraselular yakni dalam sitoplasma makrofag di dalm

    -aringan. ;akrofag yang semula memfagositosis kemudian disenanginya karena banyak

    mengandung lipid. Sifat lain kuman ini adalah aerob. Sifat ini menun-ukkan bahwa kuman lebih

    menyenangi -aringan yang tinggi kandungan oksigennya. alam hal ini tekanan oksigen pada

    bagian apikal paru lebih tinggi dari bagian lain, sehingga bagian apikal ini merupakan tempat

    predileksi penyakit tuberkulosis .

  • 7/23/2019 Penatalaksanaan Tb Paru Dr.atika

    6/60

    II.*. +AKTOR ,ANG MEMENGARUHI KEJADIAN PEN,AKIT TB-

    +ntuk terpapar penyakit TB8 pada seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti =

    status sosial ekonomi, status gi0i, umur, -enis kelamin, dan faktor toksis untuk lebih -elasnya

    dapat kita -elaskan seperti uraian dibawah ini =

    . aktor Sosial #konomi.

    isini sangat erat dengan keadaan rumah, kepadatan hunian, lingkungan perumahan,

    lingkungan dan sanitasi tempat beker-a yang buruk dapat memudahkan penularan TB8.

    !endapatan keluarga sangat erat -uga dengan penularan TB8, karena

    pendapatan yang kecil membuat orang tidak dapat hidup layak dengan memenuhi syaratsyarat

    kesehatan '.

    . Status @i0i.

    Keadaan malnutrisi atau kekurangan kalori, protein, 9itamin, 0at besi dan lainlain, akan

    mempengaruhi daya tahan tubuh sesoeranga sehingga rentan terhadap penyakit termasuk TB

    !aru. Keadaan ini merupakan faktor penting yang berpengaruh dinegara miskin, baik pada orang

    dewasa maupun anakanak '.

    . +mur.

    !enyakit TB!aru paling sering ditemukan pada usia muda atau usaia produktif (' C '&)

    tahun. ewasa ini dengan ter-aidnya transisi demografi menyebabkan usia harapan hidup lansia

    men-adi lebih tinggi. !ada usia lan-ut lebih dari '' tahun sistem imunologis seseorang menurun,

    sehingga sangat rentan terhadap berbagai penyakit, termasuk penyakit TB !aru '.

    %. Jenis Kelamin.

    !enyakit TB !aru cenderung lebih tinggi pada -enis kelamin lakilaki dibandingkan

    perempuan. ;enurut 567, sedikitnya dalam periode setahun ada sekitar -uta perempuanyang

    meninggal akibat TB !aru, dapat disimpulkan bahwa pada kaum lebih banyak ter-adi kematian

    yang disebabkan oleh TB !aru dibandingkan dengan akibat proses kehamilan dan persalinan.

    !ada -enis kelamin lakilaki penyakit ini lebih tinggi karena merokok tembakau dan minum

    alkohol sehingga dapat menurunkan sistem pertahanan tubuh, sehingga lebih mudah terpapar

    dengan agen penyebab TB!aru '.

  • 7/23/2019 Penatalaksanaan Tb Paru Dr.atika

    7/60

    II.%. -ARA PENULARAN

    !enyakit tuberkulosis biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan bakteri

    ;TB yang dilepaskan pada saat penderita TB batuk. Bakteri ini bila sering

    masuk dan terkumpul di dalam paru akan berkembang biak men-adi banyak (terutama pada

    orang dengan daya tahan tubuh yang rendah) dan dapat menyebar melalui pembuluh darah atau

    kelen-ar getah bening. 7leh sebab itulah infeksi TB dapat menginfeksi hampir seluruh organ

    tubuh seperti= paru, otak, gin-al, saluran pencernaan, tulang, kelen-ar getah bening, dan lainlain,

    meskipun demikian organ tubuh yang paling sering terkena yaitu paru .

    4ingkungan hidup yang sangat padat dan dan pemukiman di wilayah perkotaan

    kemungkinan besar telah mempermudah proses penularan dan berperan sekali atas peningkatan

    -umlah kasus TB. !enularan penyakit ini sebagian besar melalui inhalasi basil yang mengandung

    droplet nuclei, khususnya yang didapat dari pasien TB paru dengan batuk berdarah atau berdahak

    yang mengandung basil tahan asam ( BT$ ) .

    !ada TB kulit atau -aringan lunak penularan bisa melalui inokulasi langsung. /nfeksi

    yang disebabkan olehM.bovisdapat disebabkan oleh susu yang kurang disterilkan dengan baik

    atau terkontaminasi. Sudah dibuktikan bahwa lingkungan sosial ekonomi yang baik, pengobatan

    yang teratur dan pengawasan minum obat yang

    ketat berhasil mengurangi angka morbiditas dan mortalitas di $merika selama tahun "'&"1&

    .

    II.. RISIKO PENULARAN

    :isiko tertular tergantung dari tingkat pa-anan dengan percikan dahak. !asien TB paru

    dengan BT$ positif memberikan kemungkinan risiko penularan lebih besar dari pasien TB paru

    dengan BT$ negati9e .

    :isiko penularan setiap tahunnya di tun-ukkan dengan Annual Risk o Tuberculosis

    !nection (ART!) yaitu proporsi penduduk yang berisiko terinfeksi TB selama satu tahun. $:T/

    sebesar *, berarti &(sepuluh) orang diantara &&& penduduk terinfeksi setiap tahun. $:T/ di

  • 7/23/2019 Penatalaksanaan Tb Paru Dr.atika

    8/60

  • 7/23/2019 Penatalaksanaan Tb Paru Dr.atika

    9/60

    Basil tuberkel yang mencapai permukaan al9eolus biasanya diinhalasi sebagai satu unit

    yang terdiri dari satu sampai tiga basil. @umpalan basil yang lebih besar cenderung lebih

    tertahan di saluran hidung dan cabang besar bronkus dan tidak menyebabkan penyakit. Setelah

    berada di ruang al9eolus, biasanya bagian bawah lobus atas paru atau di bagian atas lobus

    bawah, basil tuberkel ini membangkitkan reaksi peradangan. 4eukosit polimorfonuklear tampak

    pada tempat tersebut dan memfagosit bakteri namun tidak membunuh organisme tersebut.

    Sesudah hari C hari pertama, leukosit digantikan oleh makrofag. $l9eoli yang terserang akan

    mengalami konsolidasi, dan timbul pneumonia akut .

    !neumonia selular ini dapat sembuh dengan sendirinya, sehingga tidak ada sisa yang

    tertinggal, atau proses dapat ber-alan terus dan bakteri terus difagosit atau berkembang biak di

    dalam sel. Basil -uga menyebar melalui getah bening dan menu-u kelen-ar getah bening regional.

    ;akrofag yang mengadakan infiltrasi men-adi lebih pan-ang dan sebagian bersatu sehingga

    membentuk sel tuberkel epiteloid yang dikelilingi oleh limfosit. :eaksi ini biasanya

    membutuhkan waktu & C & hari .

    Bila kuman menetap dalam -aringan paru, ia akan berkembang biak dalam sitoplasma

    makrofag. ari sini ia dapat menu-u ke organ organ lainnya. Sarang tuberkulosis primer

    disebut okus ghonyang dapat ter-adi di setiap -aringan paru, dan kalau men-alar sampai ke

    pleura, maka ter-adilah efusi pleura. Kuman -uga dapat masuk melalui saluran gastrointestinal,

    -aringan limfe, orofaring, dan kulit, ter-adi

    limfadenopati regional kemudian bakteri masuk ke dalam 9ena dan men-alar ke seluruh organ

    seperti paru, otak, gin-al, tulang. Bila masuk ke arteri pulmonalis maka ter-adi pen-alaran ke

    seluruh -aringan paru men-adi TB millier .

    ari sarang primer akan timbul peradangan saluran getah bening menu-u hillus

    ( limfangitis lokal ), dan -uga diikuti pembesaran kelen-ar getah bening hillus (limfadenitis

    regional). Sarang primer limfangitis lokal E 4imfadenitis regional F

    Kompleks primer ( :anke ). Semua proses ini memakan waktu 3 minggu. Kompleks primer

    ini selan-utnya dapat men-adi=

    Sembuh sama sekali tanpa meninggalkan cacat. ( sebagian besar penderita )

    Sembuh dengan meninggalkan sedikit bekas berupa garis C garis fibrotik. Kalsifikasi di

    hilus, keadaan ini terdapat pada pneumonia yang luasnya

    G ' mm dan H & * diantaranya dapat ter-adi reakti9asi lagi karena kuman

  • 7/23/2019 Penatalaksanaan Tb Paru Dr.atika

    10/60

    yang dormant.

    Berkomplikasi dan menyebar secara =

    !erkontinuitatum ( ke sekitarnya )

    Secara bronkogen pada paru yang bersangkutan ataupun pada paru disebelahnya.Kuman -uga dapat tertelan bersama sputum dan ludah sehingga menyebar ke usus.

    Secara limfogen ke organ C organ lainnya

    Secara hematogen ke organ C organ tubuh lainnya .

    II.0. #. Tuber'u2sis Pas3a4Primer Se'under &

    Kuman yang dormant pada TB primer akan muncul bertahun C tahun kemudian sebagai

    infeksi endogen men-adi TB dewasa ( tuberkulosis post primer F TB sekunder ). ;ayoritas

    reinfeksi men-adi "& *. TB sekunder ter-adi karena imunitas menurun seperti malnutrisi,

    alkohol, keganasan, diabetes, $/S, gagal gin-al. TB pascaprimer ini dimulai dengan sarang

    dini yang berlokasi terutama di regio atas paru ( segmen apikalpoterior lobus superior atau

    lobus inferior ). /n9asinya adalah ke daerah parenkim paru dan tidak ke lobus hiler paru. Sarang

    dini mula C mula tampak seperti sarang pneumonia kecil dan dalam C & minggu sarang ini

    berubah men-adi tuberkel, yakni suatu granuloma yang terdiri dari sel C sel histiosit dan sel atia

    4anghans .

    Tuberkulosis pascaprimer dapat men-adi =

    ireabsorpsi kembali dan sembuh tanpa meninggalkan cacat

    Sarang yang mula C mula meluas, tetapi segera menyembuh dengan serbukan -aringan

    fibrosis. $da yang membungkus diri men-adi keras, menimbulkan perkapuran. Sarang

    dini yang meluas sebagai granuloma berkembang menghancurkan -aringan ikat di

    sekitarnya dan bagian tengahnya mengalami nekrosis men-adi lembek membentuk

    -aringan ke-u. Bila -aringan ke-u dibatukkan keluar akan ter-adi ka9itas. Ka9itas ini mula

    C mula berdinding tipis, lama C lama dindingnya menebal karena infiltrasi -aringan

    fibroblas dalam -umlah besar, sehingga men-adi ka9itas sklerotik ( kronik ). Ter-adinya

    perke-uan dan ka9itas adalah akibat hidrolisis protein lipid dan asam nukleat oleh en0im

    yang diproduksi oleh makrofag, dan proses yang berlebihan sitokin dengan T2nya.

  • 7/23/2019 Penatalaksanaan Tb Paru Dr.atika

    11/60

    Bentuk perke-uan lain yang -arang adalah cryptic disseminate TB yang ter-adi pada

    imunodefisiensi dan usia lan-ut .

    Ka9itas dapat mengalami =

    ;eluas kembali dan menimbulkan sarang pneumonia baru. Bila isi ka9itas masuk dalam

    pembuluh darah arteri akan ter-adi TB millier.

    ;emadat dan membungkus diri sehingga men-adi tuberkuloma. Tuberkuloma dapat

    mengapur dan menyembuh atau dapat aktif kembali men-adi cair dan men-adi ka9itas

    lagi.

    Komplikasi kronik ka9itas adalah kolonisasi oleh -amur (contohnya $spergillus )

    sehingga membentuk misetoma.

    ;enyembuh dan bersih ( open healed ca9ity ). Kadang C kadang berakhir sebagai ka9itas

    yang terbungkus, menciut dan berbentuk sebagai bintang

    ( stellate shape ) .

    Secara keseluruhan terdapat macam sarang =

    Sarang yang sudah sembuh. ( tidak perlu pengobatan )

    Sarang aktif eksudatif. ( perlu pengobatan lengkap dan sempurna )

    Sarang yang berada antara aktif dan sembuh. Sarang ini dapat sembuh spontan, tapi

    mengingat risiko ter-adi eksaserbasi, maka sebaiknya diberikan pengobatan sempurna

    .

    II.5. KLASI+IKASI TUBERKULOSIS

    6ingga saat ini belum ada kesepakatan diantara para klinikus, ahli radiologi, ahli

    patologi, mikrobiologi dan ahli kesehatan masyarakat tentang keseragaman klasifikasi

    tuberkulosis. ;enurut American Thoracic "ocietydan #$%"1%, diagnosis pasti tuberkulosis

    paru adalah dengan kuman MTBdalam sputum atau -aringan paru secara biakan. Tidak semua

    pasien memberikan biakan sputum positif .

    ;enurut #$%tahun "", kriteria pasien TB paru adalah sebagai berikut=

  • 7/23/2019 Penatalaksanaan Tb Paru Dr.atika

    12/60

    Berdasarkan hasil pemeriksaan dahak (BT$), TB paru dibagi atas=

    Tuberkulosis paru BT$ (E) adalah=

    Sekurangkurangnya dari spesimen dahak menun-ukkan hasil BT$ positif.

    6asil pemeriksaan satu spesimen dahak menun-ukkan BT$ positif dan kelainan radiologimenun-ukkan gambaran tuberkulosis aktif.

    6asil pemeriksaan satu spesimen dahak menun-ukkan BT$ positif dan biakan positif.

    Tuberkulosis paru BT$ () adalah=

    6asil pemeriksaan dahak kali menun-ukkan BT$ negatif, gambaran klinis dan kelainan

    radiologi menun-ukkan tuberkulosis paru.

    6asil pemeriksaan dahak kali menun-ukkan BT$ negatif dan biakan ;TB positif 1.

    Berdasarkan tipe pasien=

    Tipe pasien ditentukan berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya. $da beberapa tipe

    pasien yaitu=

    Kasus baru

    !asien yang belum pernah mendapat pengobatan dengan 7bat $nti Tuberkulosis (7$T)

    atau sudah pernah menelan 7$T kurang dari satu bulan.

    Kasus kambuh

    !asien TB yang sebelumnya pernah mendapat pengobatan TB dan telah dinyatakansembuh atau pengobatan lengkap, kemudian kembali lagi berobat dengan hasil

    pemeriksaan dahak BT$ positif atau biakan positif. Bila BT$ negatif atau biakan negatif

    tetapi gambaran radiologi dicurigai lesi aktif atau perburukan dan terdapat ge-ala klinis

    maka harus dipikirkan beberapa kemungkinan=

    4esi nontuberkulosis (pneumonia, bronkiektasis, -amur, keganasan, dll)

    TB paru kambuh yang ditentukan oleh dokter spesialis yang berkompeten menangani

    kasus tuberkulosis.

    Kasusdeaultedatau drop out

    !asien yang telah men-alani pengobatan bulan dan tidak mengambil obat selama

    bulan berturutturut atau lebih sebelum masa pengobatannya selesai.

    Kasus gagal pengobatan

  • 7/23/2019 Penatalaksanaan Tb Paru Dr.atika

    13/60

    !asien dengan BT$ positif yang masih tetap positif atau kembali men-adi positif pada

    akhir bulan ke' (satu bulan sebelum akhir pengobatan) atau akhir pengobatan.

    Kasus khronik

    !asien dengan hasil pemeriksaan BT$ masih positif setelah selesai pengobatan ulang

    dengan pengobatan kategori dengan pengawasan yang baik.

    Kasus bekas TB

    6asil pemeriksaan BT$ negatif (biakan -uga negatif bila ada) dan gambaran radiologi

    paru menun-ukkan lesi TB yang tidak aktif, atau foto

    serial menun-ukkan gambaran yang menetap. :iwayat pengobatan 7$T adekuat akan

    lebih mendukung.

    !ada kasus dengan gambaran radiologi meragukan dan telah mendapatkan 7$T bulan

    serta pada foto toraks ulang tidak ada perubahan gambar radiologi 1.

    Berdasarkan gambaran radiologi=

    4esi TB aktif dicurigai bila=

    Bayangan berawan ? nodular di segmen apical dan posterior lobus atas paru dan segmen

    posterior lobus bawah

    Ka9iti, terutama lebih dari satu, dikelilingi oleh bayangan opak berawan atau nodular.

    Bayangan bercak milier

    #fusi pleura unilateral (umumnya) atau bilateral (-arang)

    4esi TB inaktif dicurigai bila=

    ibrotik

    Kalsifikasi

    Schwarte atau penebalan pleura 1.

    4uas lesi yang tampak pada foto thoraI untuk kepentingan pengobatan dinyatakan sebagai

    berikut (terutama pada kasus BT$ negatif)=

    4esi minimal

    Bila proses mengenai sebagian dari satu atau dua paru dengan luas tidak lebih dari sela

    iga depan (9olume paru yang terletak di atas chondrosternal -unction dari iga kedua

  • 7/23/2019 Penatalaksanaan Tb Paru Dr.atika

    14/60

    depan dan prosesus spinosus dari 9ertebra torakalis % atau korpus 9ertebra torakalis ',

    serta tidak di-umpai ka9iti.

    4esi luas

    Bila proses lebih luas dari lesi minimal 1.

    5orld 6ealth 7rgani0ation,"" membagi TB8 dalam % kategori berdasarkan terapi =

    Ka(e62ri I, ditu-ukan terhadap=

    Kasus baru dengan sputum positif

    Kasus baru dengan bentuk TB berat

    Ka(e62ri II, ditu-ukan terhadap=

    Kasus kambuh Kasus gagal dengan sputum BT$ positif

    Ka(e62ri III, ditu-ukan terhadap=

    Kasus BT$ negatif dengan kelainan paru yang tidak luas

    Kasus TB ekstra paru selain dari yang disebut dalam kategori /

    Ka(e62ri I7, ditu-ukan terhadap=

    Tuberkulosis !aru kronik

    Multi&Drugs ResistantTB .

    i /ndonesia, klasifikasi yang banyak dipakai adalah berdasarkan kelainan klinis, radiologis dan

    mikrobiologis=

    TB paru

    Bekas TB paru

    TB paru tersangka, yang terbagi dalam=

    TB paru tersangka yang diobati. engan sputum BT$ negatif, tetapi tanda C tanda lain

    positif

    TB paru tersangka yang tidak diobati. engan sputum BT$ negatif dan tanda C tanda lain

    -uga meragukan

  • 7/23/2019 Penatalaksanaan Tb Paru Dr.atika

    15/60

    alam C bulan, TB tersangka ini sudah harus dipastikan apakah termasuk TB paru

    ( aktif ) atau bekas TB paru. alam klasifikasi ini perlu dicantumkan=

    Status bakteriologi

    ;ikroskopik sputum BT$ ( langsung )

    Biakan sputum BT$

    Status radiologis, kelainan yang rele9an untuk tuberkulosis paru

    Status kemoterapi, riwayat pengobatan dengan 7$T .

    !ada tahun "

  • 7/23/2019 Penatalaksanaan Tb Paru Dr.atika

    16/60

    ke dalam kulit indi9idu yang limfositnya sensitif terhadap tuberkuloprotein maka limfosit yang

    sensitif akan mengadakan reaksi dan menarik makrofag ke daerah tersebut .

    II.8.1. Tes Tuber'uin In(raderma MANTOU9 &

    !emeriksaan ini masih banyak digunakan untuk membantu menegakkan diagnosis

    tuberkulosis terutama pada anak C anak balita.Teknik standar (tes mantouI) adalah dengan

    menyuntikkan tuberkulin'uriied 'rotein Derivative(!.!.) sebanyak &, ml yang mengandung

    ' unit ( T+ ) tuberkulin secara intrakutan (intermediate strength), pada atas permukaan 9olaratau dorsal lengan bawah setelah kulit dibersihkan dengan alkohol. Biasanya dian-urkan

    memakai spuit

    tuberkulin sekali pakai dengan ukuran -arum suntik 1 C < @. Jarum yang pendek ini dipegang

    dengan permukaan yang miring diarahkan ke atas dan u-ungnya dimasukkan ke bawah

    permukaan kulit. $kan terbentuk satu gelembung berdiameter 1& mm yang menyerupai gigitan

    nyamuk bila dosis &, ml disuntikkan dengan tepat dan cermat .

    Bila ditakutkan ter-adi reaksi hebat dengan ' T+, dapat diberikan dulu atau T+ ( first

    strength ). Bila dengan ' T+ memberikan hasil negatif, dapat diulang dengan '& T+ ( second

    strength). Bila dengan '& T+ masih memberikan hasil negatif, berarti TB dapat disingkirkan

    .Tes ini berdasarkan reaksi alergi tipe lambat .

    +ntuk memperoleh reaksi kulit yang maksimum diperlukan waktu antara

    %3 C

  • 7/23/2019 Penatalaksanaan Tb Paru Dr.atika

    17/60

    @ambar . ;antouI test.

    (dikutip dari %)

    /nterpretasi tes kulit menun-ukkan berbagai tipe reaksi ( lihat tabel ). :eaksi positif pada

    tes tuberkulin mengindikasikan adanya infeksi tetapi belum tentu terdapat penyakit secara klinis.

    2amun, tes ini adalah alat diagnostik penting dalam menge9aluasi seorang pasien dan -uga

    berguna dalam menentukan pre9alensi infeksi TB pada masyarakat

    .Biasanya semua pasien tuberkulosis memberikan hasil reaksi yang positif ("",3 *).

    Kelemahan tes ini -uga terdapat positif palsu yakni pada pemberian B8@ atau terinfeksi

    mikrobakterium lain. 2egatif palsu lebih banyak ditemukan daripada positif palsu .

    Tabel . Klasifikasi Tes ;antouI /ntradermal :eaksi Tuberkulin

    ( Tuberkulin dengan T+ !! )

    Indurasi mm Di'asi:i'asi'an P2si(i: Daam Ke2m)2' Beri'u( ini ;

    7rang dengan 6/A E

    Baru C baru ini dengan orang yang menderita TB

    7rang dengan perubahan fibrotik pada radiografi dada yang sesuai dengan

    gambaran TB lama yang sudah sembuh.

    !asien yang men-alani transplantasi organ dan pasien yang mengalami

    penekanan imunitas (menerima setara dengan ' mg?hr prednison selama

    bulan )

    Indurasi 1$ mm Di'asi:i'asi'an P2si(i: Daam Ke2m)2' Beri'u( ini ;

    Baru tiba (' tahun ) dari negara yang berpre9alensi tinggi

    !emakai obat C obat yang disuntikkan

    !enduduk dan beker-a yang berkumpul pada lingkungan yang berisiko tinggi =

  • 7/23/2019 Penatalaksanaan Tb Paru Dr.atika

    18/60

    !en-ara, rumah C rumah perawatan, panti -ompo, rumah sakit, fasilitas

    perawatan lain, fasilitas yang disiapkan untuk pasien dengan $/S, dan

    penampungan tuna wisma.

    !egawai laboratorium mikrobakteriologi

    7rang dengan keadaan klinis pada daerah mereka yang berisiko tinggi

    $nak di bawah usia % tahun atau anak C anak dan rema-a yang terpa-an orang

    dewasa kelompok berisiko tinggi.

    Indurasi 1 mm Di'asi:i'asi'an P2si(i: Daam Ke2m)2' Beri'u( ini ;

    7rang dengan faktor risiko TB yang tidak diketahui

    Target program C program tes kulit seharusnya hanya dilakukan diantara

    kelompok berisiko tinggi.

    (dikutip dari )

    II.8.#. Tes Aner6i

    $nergi adalah tidak ada respon hipersensitifitas tipe lambat terhadap pa-anan antigen

    terdahulu, seperti tuberkulin. $nergi spesifik adalah tidak ada reakti9itas antigen seseorangM

    anergi nonspesifik secara keseluruhan adalah ketidakmampuan untuk bereaksi terhadap berbagai

    antigen .

    !ada seseorang dengan imunosupresif, respons selular hipersensiti9itas tipe lambat

    seperti reaksi tuberkulin dapat menurun atau menghilang. !enyebab anergi dapat berasal dari

    infeksi 6/A, sakit berat atau demam, campak ( atau infeksi 9irus lainnya ), penyakit hodgkin,

    sarkoidosis, 9aksinasi 9irus hidup, dan pemberian obat kortikosteroid atau obat imunosupresif .

    Berdasarkan 88 (&&&) & * sampai ' * pasien dengan penyakit TB memiliki reaksi

    yang negatif ketika diu-i dengan tes tuberkulin intradermal pada saat didiagnosis sebelum

    pengobatan dimulai. Kira C kira pasien yang terinfeksi 6/A dan lebih dari 1& * pasien dengan

    $/S dapat memperlihatkan hasil reaksi tes kulit

    yang kurang dari ' mm, walaupun mereka terinfeksi dengan ;TB. /nfeksi 6/A dapat menekan

    respon tes kulit karena -umlah 8% dan 4imfosit T yang menurun hingga kurang dari &&

    sel?mm. $nergi -uga dapat muncul bila -umlah 8%E 4imfosit T cukup tinggi .

    $nergi dideteksi dengan memberikan sedikitnya antigen hipersensiti9itas dengan

    menggunakan metode Mantou. Tidak ada standarisasi dan hasil data, membatasi e9aluasi

  • 7/23/2019 Penatalaksanaan Tb Paru Dr.atika

    19/60

    keefektifan tes anergi. Karena alasan ini, 88 ( &&& ) tidak lagi menyarankan tes anergi untuk

    penapisan rutin TB diantara orang C orang yang menderita 6/A positif di $merika Serikat .

    II.8.*. 7a'sinasiBacille Calmette-Gurin B-G &

    AaksinasiB8@, satu bentuk strain hidup basil TB sapi yang dilemahkan

    adlah -enis 9aksin yang paling banyak digunakan di berbagai negara. !ada 9aksinasi

    B8@, organisme ini disuntikkan ke kulit untuk membentuk fokus primer yang berdinding,

    berkapur dan berbatas tegas.Bacille almette&*u+rintetap berkemampuan untuk meningkatkan

    resistensi imunologis pada hewan dan manusia. /nfeksi primer dengan B8@ memiliki

    keuntungan daripada infeksi dengan organisme 9irulen karena tidak menimbulkan penyakit pada

    pe-amunya

    .

    Aaksinasi dengan B8@ biasanya menimbulkan sensiti9itas terhadap tes tuberkulin.

    era-at sensiti9itasnya ber9ariasi, bergantung pada strain B8@ yang dipakai dan populasi yang

    di9aksinasi. Tes tuberkulin kulit tidak merupakan kontra indikasi bagi seseorang yang telah

    di9aksinasi dengan B8@. Terapi pencegahan harus dipertimbangkan bagi siapapun orang yang

    telah di9aksinasi B8@ dan hasil reaksi tes tuberkulin kulitnya berindurasi & mm, khususnya

    -ika salah satu keadaan dibawah ini menyertai =

    Kontak dengan kasus TB

    Berasal dari negara yang berpre9alensi TB tinggi

    Terus menerus terpa-an dengan populasi berpre9alensi TB tinggi

    ( rumah penampungan tuna wisma, pusat terapi obat )

    Aaksinasi B8@ hanya memiliki tingkat keefektifan '& * untuk mencegah semua bentuk

    TB. Berdasarkan rekomendasi dari 88 ""1, B8@ -arang diindikasikan .

  • 7/23/2019 Penatalaksanaan Tb Paru Dr.atika

    20/60

    BAB III

    DIAGNOSA TUBERKULOSIS

    III.1. GEJALA KLINIS TB PARU

    III.1.1. Demam

    Biasanya subfebril seperti demam influen0a. Tetapi kadang C kadang panas badan dapat

    mencapai %& C %o 8. Serangan demam pertama dapat sembuh sementara, tetapi kemudian dapat

    timbul kembali. 6al ini ter-adi terus menerus, sehingga pasien merasa tidak pernah terbebas dariserangan demam influen0a. Keadaan ini sangat dipengaruhi oleh daya tahan tubuh pasien dan

    berat ringannya infeksi ;TB yang masuk .

    III.1.#. Ba(u' a(au ba(u' daraan6 ainn=a ;

    Teknik'olymerase hain Reaction

    eteksi 2$ kuman secara spesifik melalui amplifikasi dalam berbagai tahapsehingga dapat mendeteksi meskipun hanya ada mikroorganisme dalam

    spesimen. apat mendeteksi 2$ kuman TB dalam waktu yang lebih cepat atau

    untuk mendeteksiMTByang tidak

    tumbuh pada sediaan biakan. Juga dapat mendeteksi resistensi obat

  • 7/23/2019 Penatalaksanaan Tb Paru Dr.atika

    25/60

    III.. DIAGNOSIS TB PARU

    Sebenarnya TB paru cukup mudah dikenali dari ge-ala C ge-ala, kelainan fisik, kelainan

    radiologis sampai dengan kelainan bakteriologis. Tetapi dalam prakteknya tidak selalu mudah

    menegakkan diagnosanya. ;enurutAmerican Thoracic "ociety($TS) dan 567 "1%, diagnosis

    pasti tuberkulosis paru adalah dengan menemukan kuman MTBdalam sputum atau -aringan paru

    secara biakan. Tidak semua pasien memberikan sediaan atau biakan yang positif karena kelainan

    paru yang belum berhubungan dengan bronkus atau pasien tidak bisa membatukkan sputumnya

    dengan baik .

    i /ndonesia sulit menerapkan diagnosis diatas karena fasilitas laboratorium yang sangat

    terbatas untuk pemeriksaan biakan. Sebenarnya dengan menemukan kuman BT$ dalam sediaan

    sputum secara mikroskopis biasa, sudah cukup untuk memastikan diagnosis tuberkulosis paru,

    karena kekerapan M. atipic di /ndonesia sangat rendah. ;eskipun demikian, hanya &

  • 7/23/2019 Penatalaksanaan Tb Paru Dr.atika

    26/60

    isamping TB paru, terdapat pula TB ekstraparu, yakni pasien dengan kelainan

    histologis atau dengan gambaran klinis sesuai TB aktif atau pasien dengan satu

    sediaan dari organ ekstraparunya menun-ukkan hasil bakteriMTB .

    Diuar )emba6ian (ersebu( di a(as" )asien di622n6'an a6i berdasar'an ri?a=a(

    )en=a'i(n=a;

    Kasus baru, yakni pasien yang tidak mendapat 7$T lebih dari bulan

    Kasus kambuh, yakni pasien yang pernah dinyatakan sembuh dari TB tapi kemudian

    timbul lagi TB aktifnya.

    Kasus gagal (smear positive ailure), yakni =

    !asien yang sputum BT$nya tetap positif setelah mendapat 7$T

    lebih dari ' bulan atau

    !asien yang menghentikan pengobatannya setelah mendapat obat antiTB ' bulan dan

    sputum BT$nya masih positif.

    Kasus kronik, yakni pasien yang sputum BT$nya tetap positif setelah mendapatkan

    pengobatan ulang ( retreatment ) lengkap yang disuper9isi dengan baik .

    BAB I7

    DIRE-TL, OBSER7ED TREATMENT SHORT-OURSE

    I7.1. DE+INISI DOTS

    Directly %bserved Treatment "hortcourse (7TS) adalah strategi penyembuhan TB

    -angka pendek dengan pengawasan secara langsung. engan menggunakan strategi D%T", maka

    proses penyembuhan TB dapat berlangsung secara cepat. Directly %bserved Treatment

    "hortcoursebukanlah obat, hanya merupakan istilah (term), singkatan atau strategi pengobatan

  • 7/23/2019 Penatalaksanaan Tb Paru Dr.atika

    27/60

    TB. Directly %bserved Treatment "hortcourse hanya bisa ber-alan dengan efektif kalau

    komponennya bisa ber-alan dengan baik pula .

    I7.#. LATAR BELAKANG DOTS

    !rogram nasional pemberantasan TB di /ndonesia sudah dilaksanakan se-ak tahun "'&

    an. $da 1 macam obat esensial yang telah dipakai yaitu /sonia0id (6), paraamino salisilik asid

    (!$S),Streptomisin (S), #tambutol (#), :ifampisin (:) dan !ira0inamid (O) 3.

    Strategi DOTS pertama kali diperkenalkan pada tahun ""' di /ndonesia dan telah

    diimplementasikan secara meluas pada tahun ""< dalam sistem pelayanan kesehatan

    masyarakat ". Directly %bserved Treatment "hortcourse yang didasarkan pada rekomendasi

    #$%, memasukkan pendidikan kesehatan, penyediaan obat antiTBgratis dan pencarian secara

    aktif kasus TB dalam strateginya.. Sampai dengan tahun &&, "3* dari populasi penduduk

    dapat mengakses pelayanan DOTSdi

    puskesmas. Strategi ini diartikan sebagai Ppengawasan langsung menelan obat -angka pendek

    oleh pengawas pengobatanP setiap hari

  • 7/23/2019 Penatalaksanaan Tb Paru Dr.atika

    28/60

    /ndonesia adalah negara high burden dan sedang memperluas strategi D%T" dengan

    cepat, karenanya baseline drug susceptibility data akan men-adi alat pemantau dan indikator

    program yang amat penting. Berdasarkan data dari beberapa wilayah, identifikasi dan

    pengobatan TBmelalui :umah Sakit mencapai &'&* dari kasus BT$ positif dan lebih banyak

    lagi untuk kasus BT$ negatif. Jika tidak beker-a sama dengan !uskesmas, maka banyak pasien

    yang didiagnosis oleh :S memiliki risiko tinggi dalam kegagalan pengobatan dan mungkin

    menimbulkan kekebalan obat &.

    Directly %bserved Treatment "hortcourse menekankan pentingnya pengawasan terhadap

    penderita TB agar menelan obatnya secara teratur sesuai ketentuan sampai dinyatakan sembuh.

    StrategiD%T" memberikan angka kesembuhan yang tinggi, bisa sampai "' *. Startegi D%T"

    direkomendasikan oleh #$%secara global untuk menanggulangi TB .

    Selain itu bank dunia menyatakan strategi D%T" merupakan strategi kesehatan yang

    paling cost eective.Sampai tahun &&&, cakupan dari programD%T"baru mencapai 3* dari

    &1.&&& -uta penduduk, dengan hasil pengobatan yang masih belum memuaskan. $da beberapa

    daerah yang sukses antara lain= Sulawesi. aktorfaktor risiko yang sudah diketahui

    menyebabkan tingginya pre9alensi TBdi /ndonesia antara lain= kurangnya gi0i, kemiskinan dan

    sanitasi yang buruk. !engobatan yang sukses di bawah program D%T"tetap tinggi walaupun

    turun dari "* men-adi 3* diantara tahun "3'""1 kunci permasalahan dengan pengobatan

    sistimD%T"ini adalah rendahnya penemuan kasuskasus baru .

    I7.%. STRATEGI DOTS

    StrategiD%T"terdiri dari ' komponen, yaitu =

    Komitmen politis dari pemerintah untuk bersungguhsungguh menanggulangi TB Q

    dukungan dana

    iagnosis penyakit TB melalui pemeriksaan dahak secara mikroskopis

    !engobatan TB dengan paduan obat antiTB-angka pendek, diawasi secara langsung oleh

    !engawas ;inum 7bat (!;7).

    Tersedianya paduan obat antiTB -angka pendek secara konsisten

  • 7/23/2019 Penatalaksanaan Tb Paru Dr.atika

    29/60

    !encatatan dan pelaporan mengenai penderita TB sesuai standar .

    Berikut akan di-elaskan satu persatu mengenai komponenkomponen tersebut diatas=

    !ertama, komitmen politis dari para pengambil keputusan. Tuberkulosis adalah masalah global,

    masalah bangsa sehingga program ini sangat membutuhkan dukungan yang kuat dari para

    pimpinan puncak di masingmasing tingkatan pemerintahan.3 Komitmen yang dimaksudkan di

    sini bukan komitmen semu, seakanakan mempunyai komitmen padahal mereka tidak

    mempunyai komitmen atau komitmen tersebut hanya teori sa-a tidak disertai dengan tindakan

    nyata .

    6al lain misalnya dengan meningkatnya -umlah TB yang secara terusmenerus, para

    pengambil kebi-akan harus memberikan dana tiga kali lebih banyak dibandingkan dengan

    program lain dan seterusnya. Kelemahan sekaligus kesalahan yang ter-adi adalah kadangkadang

    yang berkomitmen adalah para pengambil kebi-akan tingkat di bawahnya sementara mereka

    adalah pelaksana teknis di mana keputusan mereka ditentukan oleh pengambil kebi-akan di

    atasnya.

    !rogram ini tidak akan mungkin ber-alan maksimal kalau yang mempunyai komitmen

    hanya dimiliki oleh orangorang yang beker-a di bidang kesehatan seperti dinas kesehatan,

    rumah sakit, puskesmas dan pelaksana unit lainnya. Komitmen utama harus berasal dari top

    leader.

    ukungan dana adalah hal yang sangat krusial dihadapi oleh hampir semua program dandepartemen, bahkan dana dianggap sebagai masalah klasik. ;eskipun penanggulangan TB saat

    ini mendapat bantuan dariglobal und, namun hanya membiayai programprogram tertentu sa-a

    dan akan mempunyai periode waktu tertentu pula. engan kondisi ini, maka sebaiknya

    pemerintah pusat dan daerah tetap harus mengalokasikan dana yang cukup untuk

    penanggulangan program ini .

    Kedua, diagnosis dengan pemeriksaan dahak secara mikroskopik. +ntuk menentukan

    seseorang menderita TB atau tidak, pada periode waktu yang lalu cara penentuannya kadang

    kadang berbeda antara satu unit pelaksana dengan unit yang lain. ;isalnya di puskesmas

    menentukan seseorang TB itu dengan pemeriksaan

    dahak dengan istilah pagisewaktupagi. Sehingga kalau hasil pemeriksaan dahak dinyatakan

    positif, maka mereka dianggap menderita TB sementara pada tempat yang lain, menyatakan

    tidak cukup dengan pemeriksaan dahak dan harus didukung oleh pemeriksaan rontgen. 6asil

  • 7/23/2019 Penatalaksanaan Tb Paru Dr.atika

    30/60

    pemeriksaan rontgen yang akan memperkuat apakah seseorang benarbenar menderita TB atau

    tidak .

    Ketiga, pengobatan dengan pengawasan oleh !engawas ;inum 7bat (!;7). !engawas

    ;inum 7bat mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses kesembuhan penderita. Kita

    bisa membayangkan bahwa minum obat sa-a dengan penyakit biasa kadangkadang kita lupa

    minum obat dengan tepat waktu atau lupa sama sekali dan itu pun tidak mempunyai efek besar

    kalau berhenti minum obat. 2amun, berbeda halnya dengan penderita TB di mana mereka harus

    men-alani masa pengobatan sekitar enam bulan. 7bat harus diminum sesuai aturannya, baik

    -umlahnya, -enisnya maupun waktunya. engan kompleksnya masalah ini sehingga tidak sedikit

    penderita TB yang drop out, gagal berobat karena mereka bosan .

    !emahaman penderita tentang TB yang kurang di mana penderita setelah minum obat

    antibiotik beberapa hari dan batuknya sudah mulai membaik lalu kemudian mengklaim telah

    sembuh. !adahal mereka sebetulnya belum sembuh, kuman TB hanya dormant (tidur sementara)

    karena ia telah diinter9ensi dengan kehadiran antibiotik. alam hal ini, penderita tetap butuh

    minum obat sampai benar

    benar kuman tidak ada lagi .

    Keempat Q kelima yaitu, ketersediaan obat untuk penderita yang disertai

    pencatatan?pelaporan baku untuk pemantauan kema-uan pengobatan penderita dan e9aluasi

    kiner-a program. Ketersediaan obat mempunyai peranan besar dalam program ini, baik terhadap

    penderita yang sedang berobat atau pun penderita baru. Ketersediaan obat harus mendapat

    -aminan dari pemerintah untuk menghindari drop outpada penderita lama maupun penularan

    baru terhadap orang lain .

    Jangan lupa bahwa -ika faktor pemicunya tersedia maka ia dapat menular kepada orang

    lain dalam hitungan detik sehingga dapat melahirkan korbankorban baru yang mestinya tidak

    ter-adi. Selan-utnya, pemantauan dan e9aluasi baik terhadap pengobatan penderita maupun

    terhadap program harus dilakukan terusmenerus sehingga kita dapat mengukur apa yang telah

    dicapai dari program ini dan kemungkinankemungkinan perbaikan di masa yang akan datang.

    Jika kelima komponen tersebut di atas terpenuhi barulah dikatakan sebagai strategi D%T".

    $ntara strategi satu dengan yang lain harus saling mendukung dan kesemuanya membutuhkan

    dukungan dan komitmen yang kuat .

  • 7/23/2019 Penatalaksanaan Tb Paru Dr.atika

    31/60

    $da beberapa kondisi yang memungkinkan itu ter-adi. Seperti kita ketahui, TB sangat

    mudah penularannya, dengan demikian -ika penderita TB gagal berobat, maka akan memberikan

    resistensi baru terhadap dirinya di mana mereka harus men-alani pengobatan yang lebih intensif

    di samping akan memberikan penularan pada orang lain. Kemudian -uga bisa ter-adi di mana

    tidak semua penderita mau melakukan pengobatan meskipun mereka sadar bahwa kemungkinan

    dirinya terinfeksi TB. $lasanya adalah karena malu, takut dapat stigma dan alasan klasik lainnya.

    7leh karena itu, ada beberapa saran yang dapat digunakan untuk menanggulangi masalah TB

    yang lain .

    I7.. Ta

  • 7/23/2019 Penatalaksanaan Tb Paru Dr.atika

    32/60

    I7./. ANGKA KESEMBUHAN TBDENGAN STRATEGIDOTS

    i /ndonesia sendiri D%T"se-ak diperkenalkan tahun ""' telah memberikan tingkat

    kesembuhan 3< persen pada tahun &&&. $ngka ini melebihi target #$%, yaitu 3' persen, tapi

    sangat disayangkan bahwa tingkat deteksi kasus baru di /ndonesia masih rendah. Berdasarkan

    data #$%, untuk tahun &&, tingkat deteksi hanya persen, -auh di bawah target #$%,

  • 7/23/2019 Penatalaksanaan Tb Paru Dr.atika

    33/60

    BAB 7

    PENATALAKSANAAN TUBERKULOSIS PARU

    7.1. PENGOBATAN TB PARU

    Se-ak ""', program !emberantasan !enyakit TB di /ndonesia mengalami perubahanmana-emen operasional, disesuaikan dengan strategi global yang direkomendasikan oleh 567.

    4angkah ini dilakukan untuk menindaklan-uti !ndonesia , #$% 2oint /valuation dan 3ational

    Tuberkulosis 'rogram in !ndonesiapada $pril ""%

  • 7/23/2019 Penatalaksanaan Tb Paru Dr.atika

    34/60

    1. Ta

  • 7/23/2019 Penatalaksanaan Tb Paru Dr.atika

    35/60

    Bahwa terapi yang berhasil, memerlukan minimal macam obat yang basilnya peka terhadap

    obat tersebut, dan salah satunya harus bakterisid. Karena suatu resistensi obat dapat timbul

    spontan pada se-umlah kecil basil, monoterapi memakai obat bakterisid yang terkuat pun

    dapat menimbulkan kegagalan

    pengobatan dengan ter-adinya pertumbuhan basil yang resisten ".

    Keadaan ini lebih banyak di-umpai pada pasien dengan populasi basil yang besar, misalnya

    pada TBparu dengan ka9itas, oleh karena dapat ter-adi mutasi basil resisten dari &1basil

    yang ada. Kemungkinan ter-adinya resistensi spontan terhadap macam obat merupakan

    hasil probabilitas masingmasing obat, sehingga penggunaan macam obat yang aktif

    umumnya dapat mencegah perkembangan resistensi sekunder ".

    7bat anti TB mempunyai kemampuan yang berbeda dalam mencegah ter-adinya resistensi

    terhadap obat lainnnya. 7bat rifampisin dan /26 merupakan obat yang paling efektif,

    etambutol dan streptomisin dengan kemampuan menengah, sedangkan pira0inamid adalah

    yang efektifitasnya terkecil ".

    Bahwa penyembuhan penyakit membutuhkan pengobatan yang baik setelah perbaikan ge-ala

    klinisnya, perpan-angan lama pengobatan diperlukan untuk mengeliminasi basil yang

    persisten. Basil persisten ini merupakan suatu populasi

    kecil yang metabolismenya inaktif. !engobatan yang tidak memadai akan

    mengakibatkan bertambahnya kemungkinan kekambuhan, beberapa bulantahun mendatang

    setelah seolah tampak sembuh ".

    :egimen pada pengobatan sekitar tahun "'&"1& memerlukan waktu 3% bulan untuk

    -aminan men-adai sembuh. engan cara pengobatan pada masa kini (metode 7TS) yang

    menggunakan paduan beberapa obat, pada umumnya pasien TB berhasil disembuhkan secara

    baik dalam waktu 1 bulan. Kegagalan menyelesaikan program masa pengobatan suatu

    kategori merupakan penyebab dari kekambuhan ".

  • 7/23/2019 Penatalaksanaan Tb Paru Dr.atika

    36/60

    7.%. SI+AT OBAT TB

    Berdasarkan kedua prinsip di atas, program pengobatan TB dibagi men-adi fase, yaitu=

    fase bakterisidal awal (inisial) dan fase sterilisasi (lan-utan) .

    Terdapat macam sifat atau akti9itas obat terhadap tuberkulosis yakni=

    A'(i@i(as ba'(erisid

    isini obat bersifat membunuh kumankuman yang sedang tumbuh. $kti9itasnya diukur dari

    kecepatan obat tersebut membunuh atau melenyapkan kuman sehingga

    pada pembiakan didapatkan hasil yang negatif ( bulan dari permulaan pengobatan )

    :ifampisin dan /26 disebut bakterisid yang lengkap karena kedua obat ini dapat masuk

    ke seluruh populasi kuman.

    !yra0inamid hanya beker-a di lingkungan yang asam sedangkan streptomisin beker-a di

    lingkungan yang basa. 7leh karena itu masingmasing mendapat nilai

    setengah.

    #tambutol dan tiaseta0on tidak mendapat nilai .

    A'(i@i(as s(eriisasiisini obat bersifat membunuh kumankuman yang pertumbuhannya lambat.

    $kti9itasnya diukur dari kekambuhannya setelah pengobatan dihentikan .

    7.. POPULASI BASIL TB DAN OBAT ,ANG DIGUNAKAN

    Berikut adalah daftar efek obat yang digunakan untuk terapi -angka pendek berdasarkan

    data dari laboratorium dan penelitian klinik untuk populasi basil yang terbesar=

    Basil yang metabolismenya aktif yang cepat terbunuh oleh obat berkemampuan

    bakterisidal terutama 6.

  • 7/23/2019 Penatalaksanaan Tb Paru Dr.atika

    37/60

    Basil yang dorman dan yang muncul berlipat ganda secara periodik. Basil ini terutama

    sensitif terhadap obat :.

    !opulasi lain, yang terdiri dari basil yang terdapat di lingkungan asam (basil intrasel dan

    basil yang terdapat dalam lokasi perke-uan), yang terutama peka terhadap efek obat O.

    Suatu populasi basil yang metabolismenya inaktif yang tidak dapat dipengaruhi oleh obat

    apapun dan dapat di eliminasi oleh respons imun pe-amu

    7./. REGIMEN PENGOBATAN TB

    7batobatan TBdapat diklasifikasi men-adi -enis regimen, yaitu obat lapis pertama dan

    lapis kedua. Kedua lapisan obat ini di arahkan ke penghentian pertumbuhan basil, pengurangan

    basil dorman dan pencegahan ter-adinya resistensi. 7batobatan lapis pertama terdiri dari 6, :,

    O, #, S. obatobatan lapis kedua mencakup rifabutin, etionamid, sikloserin, !$S, klofa0imin,

    aminiglikosida di luar streptomisin dan kuinolon .

    Tabe #. D2sis 2ba( =an6 di)a'ai di Ind2nesia

    Oba( D2sis M6

    K6 BB

  • 7/23/2019 Penatalaksanaan Tb Paru Dr.atika

    38/60

    di'u(i) dari 1&

    Tabe *. Re6imen Pen62ba(an Tuber'u2sis Saa( ini Me(2de DOTS

    Dire3(= Obser@ed Trea(men( S

  • 7/23/2019 Penatalaksanaan Tb Paru Dr.atika

    39/60

    %. Kasus Kronis

    ;: TB

    :6O#S? sesuai hasil u-i resistensi ( min. 7$T

    yang sensitif) E obat lini ( pengobatan

    minimal 3 bulan )

    Sesuai u-i resistensi atau mempertimbangkan

    menggunakan obat obatan barisan kedua atau

    567 = seumur hidup diberikan 6 sa-a

    (dikutip dari )

    Ri:am)isin

    :ifampisin merupakan obat semisintetik deri9at dari "tretomyces mediteranei.

    :ifampisin memegang peranan utama dalam pengobatan tuberkulosis. Selain itu,

    rifampisin -uga memiliki spektrum yang luas, sehingga dapat mengatasi baik bakteri

    gram positif, maupun bakteri gram negatif, seperti egionella spp., M. kasasii, danM.

    marinum. :ifampisin memiliki akti9iti bakterisidal di intraseluler dan -uga ektraseluler.

    :ifampisin menghambat sintesa R3A dengan mengikat dan menghambat polymeraseD3A dependant R3A .

    :ifampisin dapat menyebabkan urin berwarna merah kekuningan. Selain itu, efek

    samping yang dapat ditimbulkan oleh rifampisin adalah gangguan gastrointestinal,

    hepatitis, rashatau kemerahan pada kulit, anemia hemolitik, trombositopenia dan -uga

    imunosupresi .

    :ifampisin dapat memicu tebentuknya en0im mikrosomal di hepar sehingga dapat

    menurunkan efekti9itas beberapa -enis obat, seperti digoksin, warfarin, prednison,

    kontrasepsi oral, obatobat Oido9udine ($:A) dan -uga kuinidin . :ifampisin

    meningkatkan metabolisme hepatik kontrasepsi oral sehingga dosis kontrasepsi oral harus

    ditingkatkan .

    Is2niaid INH&

  • 7/23/2019 Penatalaksanaan Tb Paru Dr.atika

    40/60

    Setelah rifampisin, isonia0id merupakan obat antituberkulosis yang paling efektif

  • 7/23/2019 Penatalaksanaan Tb Paru Dr.atika

    41/60

    #tambutol satusatunya obat lapis pertama yang mempunyai efek bakeriostatik

    tetapi bila dikombinasikan dengan /26 dan :ifampisin terbukti bisa mencegah

    ter-adinya resisten obat .

    S(re)(2misin

    Streptomisin merupakan salah satu obat anti tuberkulosis pertama yang

    ditemukan. Streptomisin ini merupakan suatu antibiotik golongan aminiglikosida

    yang harus diberikan secara parenteral dan beker-a mencegah pertumbuhan

    organisme ekstraseluler . Streptomisin dapat diberikan secara intramuskular

  • 7/23/2019 Penatalaksanaan Tb Paru Dr.atika

    42/60

    ciproloacin1 gatiloacin dan moiloacin. #fek samping -arang sekali di-umpai. Jika

    ada, biasanya berupa gangguan gastrointestinal, kemerahan pada kulit, pusing dan sakit

    kepala. #fek samping yang cukup berat, seperti ke-ang, nefritis interstitial, 9askulitis, dan

    gagal gin-al akut. Uuinolon dapat diberikan secara intra9ena

  • 7/23/2019 Penatalaksanaan Tb Paru Dr.atika

    43/60

    $mikasin memiliki efek baksterisidal yang berker-a di ekstraseluler. $mikacin ini

    efektif terhadapMTB, M. lepra1 M. avium comple, dan lainlain. osis yang diberikan

    biasanya

  • 7/23/2019 Penatalaksanaan Tb Paru Dr.atika

    44/60

    adalah adalah rifampisin tidak diberikan pada pasien $!4 positif yang menggunakan obat

    protease inhibitor ( kecuali obat ritona9ir) atau obat non&nucleoside reverse transcriptase

    inhibitor?33RT!(kecuali obat efa9iren0). +ntuk mengatasinya dengan menggunakan rifabutin

    sebagai rifampisin. :ifabutin dapat diberikan bersamaan dengan protease inhibitor (kecuali obat

    sauina9ir) dan33RT! ( kecuali obat dela9irdin) dengan penyesuaian dosis .

    Sebaiknya tatalaksana TB pada pasien $!4 dilakukan oleh ahlinya. !asien $!4 yang

    mendapat 7$T dan $:A dapat menun-ukkan ge-ala dan tanda eksaserbasi TB (reaksi paradoks).

    Keadaan ini disebabkan oleh reaksi hipersensitifitas lambat dan meningkatnya antigen kuman

    setelah pemberian anti TB bakterisidal. !asien 6/A dengan 8%D&& tidak boleh diberikan

    pengobatan dengan regimen kali seminggu .

    #fek samping obat=

    /S72/$O/ (/26)

    2euritis perifer ( ke-ang, atropi optik, ataksia, kesemutan, ensephalopati toksik dan

    kematian ), ikterus, hipersensiti9itas, mulut kering, nyeri epigastrik, methemoglobinemia, tinitus,

    retensi urin.

    :/$;!/S/2

    /kterus, 7lu like syndrome, Syndrom :edman( akibat dosis yang berlebihan, terdapat

    kerusakan hati yang berat , warna merah terang pada urin , air mata, ludah dan kulit), nyeri

    epigastrik, reaksi hipersensiti9itas, supresi imunitas

    ETAMBUTOL

    2euritis optic, @out ( pirai ), gatal, nyeri sendi, nyeri epigastrik, nyeri perut, malaise,

    sakit kepala, sempoyongan, linglung, halusinasi, bingung.

    !:$O/2$;/

    @angguan hati, @out ( pirai )

    !ada tabel berikut ini dapat kita lihat beberapa 7$T yang mempunyai sifat hepatotoksik.

    Tabel %. 7$T yang menyebabkan hepatotoksik

    7$T potensial GG hepatotoksik 7$T potensial DD hepatotoksik

    /sonia0id Streptomisin, Kanamisin, $mikasin

  • 7/23/2019 Penatalaksanaan Tb Paru Dr.atika

    45/60

    :ifampicin, :ifabutin /thambutol1 %loacin1 evoloacin

    'yra0inamide iproloacin1 ycloserine

    /thionamide1 'rothionamide

    'ara&aminosalicylic acid

    i k u t i p d a r i )

    7.0. PANDUAN PEMBERIAN OBAT

    8ara pemberian 7$T dibedakan men-adi % kategori, yaitu =

    A. Panduan Oba( un(u' Ka(e62ri I

    ase /ntensif :6O#

    Bila setelah bulan dahak men-adi negatif, fase lan-utan dapat dimulai

    Bila setelah bulan, dahak masih tetap positif, fase intensif diperpan-ang % minggu lagi,

    apabila setelah diperiksa lagi men-adi negatif, fase lan-utan dapat simulai. 2amun bila

    masih positif, dilan-utkan ke kategori .

    ase 4an-utan % :6 ? % :6

    !ada pasien dengan meningitis, tuberkulosis milier, spondilitis kelainan neurologik, fase

    lan-utan diberikan lebih lama yaitu 1< bulan hingga total pengobatan 3" bulan

    !anduan alternatif untuk fase lan-utan adalah 1 6#

    ilakukan pemeriksaan ulang dahak pada sebulan sebelum akhir pengobatan dan pada

    akhir pengobatan. Bila hasilnya masih BT$ (E) pengobatan dinyatakan gagal dan diganti

    dengan kategori //

    7bat ini diberikan untuk =

    !enderita baru TB paru BT$ positif

    !enderita TB paru BT$ negatif :ontgen positif, lesi luas

    !enderita TB ekstraparu berat .

    B. Panduan Oba( un(u' Ka(e62ri II

  • 7/23/2019 Penatalaksanaan Tb Paru Dr.atika

    46/60

    ase /ntensif :6O#S ? :6O#

    Bila setelah fase intensif BT$ men-adi () pengobatan dilan-utkan dengan fase lan-utan

    Bila setelah bulan dahak masih tetap (E), fase intensif diperpan-ang bulan lagi dengan

    :6O#. Bila setelah % bulan dahak masih tetap (E), pengobatan dihentikan hari, lalu

    diperiksa biakan dan tes resistensi kemudian fase lan-utan diteruskan tanpa menunggu

    hasil tes. Bila hasil tes menun-ukkan resisten terhadap 6 dan : ini menun-ukkan ;:,

    bila memungkinkan penderita diru-uk ke unit pelayanan spesialistik untuk

    dipertimbangkan pengobatan dengan obat sekunder .

    Bila pasien mempunyai data resistensi sebelumnya dan ternyata kuman masih sensitif

    terhadap semua obat dan setelah fase intensif dahak men-adi (), fase lan-utan dapat

    diubah seperti kategori / dengan pengawasan yang ketat .

    ase 4an-utan ' :6# ? ' :6#

    ilakukan pemeriksaan ulang dahak pada sebulan sebelum akhir bulan

    pengobatan (bulan ketu-uh), bila () teruskan pengobatan. Bila (E) men-adi kasus

    kronik

    !emeriksaan ulang dahak pada akhir pengobatan bila () penderita sembuh, bila

    (E) men-adi kasus kronik .

    7bat ini diberikan untuk =

    Kasus kambuh

    Kasus gagal obat

    Kasus putus obat

    -. Panduan Oba( un(u' Ka(e62ri III

    ase /ntensif :6O#

  • 7/23/2019 Penatalaksanaan Tb Paru Dr.atika

    47/60

    Bila setelah bulan dahak men-adi tetap (), fase lan-utan dapat dimulai

    Bila setelah bulan dahak men-adi (E), ubah panduan pengobatan men-adi

    kategori // .

    ase 4an-utan % :6 ? % :6 ? 1 6#

    Tidak ada pemeriksaan ulang dahak sebulan sebelum akhir pengobatan atau di

    akhir pengobatan

    7bat ini diberikan untuk =

    !enderita baru BT$ negatif, :ontgen positif, lesi minimal

    TB #kstraparu ringan

    D. Panduan Oba( un(u' Ka(e62ri I7

    7bat ini diberikan pada penderita TB kronik dan TB multiresisten.

    !rioritas pengobatan rendah karena kemungkinan keberhasilan pengobatan kecil sekali

    +ntuk pasien yang kurang mampu dapat diberikan /26 sa-a seumur hidup

    +ntuk pasien yang mampu, pemberian obat dicoba berdasarkan hasil u-i resistensinya dan

    obatobat sekunder .

    7.5. Saran4saran Un(u' Menan66uan6i Masaa< TB

    $da beberapa saran yang dapat diterapkan untuk menanggulangi masalah TB, yaitu=

    !ertama, petugas harus memberikan pengetahuan yang cukup mengenai TB terutama yang

    berkaitan dengan sistem pengobatan, konsekuensikonsekuensi yang mungkin ter-adi -ika mereka

    minum obat tidak teratur.

    Kedua, perlu dilakukan program dalam bentuk gerakan seperti program !ekan /munisasi

    2asional (!/2). !rogram ini lebih bersifat case inding activeyaitu melakukan penelusuran pada

    masyarakat yang dicurigai menderita TB yaitu dengan men-adwalkan secara tersendiri dan

    reguler pada setiap rumah sakit, puskesmas, puskesmas pembantu atau sarana fasilitas kesehatan

  • 7/23/2019 Penatalaksanaan Tb Paru Dr.atika

    48/60

    lainnya. Tu-uan dari cara ini adalah mendekatkan sarana pelayanan kepada masyarakat sehingga

    masyarakat dapat datang dengan sadar, sukarela untuk memeriksakan kesehatannya .

    7.8. E7ALUASI PENGOBATAN

    Biasanya pasien di kontrol dalam minggu pertama selan-utnya setiap minggu selama

    tahap intensif dan seterusnya sekali sebulan sampai akhir pengobatan. Secara klinis hendaknya

    terdapat perbaikan keluhankeluhan pasien seperti batukbatuk berkurang, batuk darah hilang,

    nafsu makan bertambah, berat badan meningkat .

    Ba'(eri226is

    Biasanya setelah minggu pengobatan sputum BT$ mulai men-adi negatif. 5orld

    6ealth 7rgani0ation mengan-urkan kontrol sputum BT$

    dilakukan pada akhir bulan ke , %, dan 1. !emeriksaan resistensi dilakukan pada pasien baru

    yang BT$ nya masih positif setelah tahap intensif dan pada awal terapi bagi pasien yang

    mendapat pengobatan berulang. Bila sudah negatif sputum BT$ tetap di periksakan minimal

    I berturut turut .

    Radi226is

    Bila fasilitas memungkinkan foto kontrol dapat dibuat pada akhir pengobatan sebagai

    dokumentasi untuk perbandingan bila nanti timbul kasus kambuh. Karena perubahan

    gambaran radiologis tidak secepat perubahan bakteriologis, e9aluasi foto dada dilakukansetiap bulan sekali.Bila secara bakteriologis ada perbaikan tetapi klinis dan radiologis

    tidak, harus dicurigai penyakit lain disamping tuberkulosis paru. !erlu dipikirkan -uga ada

    gangguan imunologis pada pasien tersebut antara lain $/S .

    !asien yang gagal pengobatan dapat diberikan resimen pengobatan yang dimodifikasidengan menambahkan sedikitnya obat baru (dimana kuman masih sensitif terhadap obat

    tersebut).!asien dengan ;: diterapi dengan %1 obat selama 3% bulan ( -ika terdapat

    resistensi terhadap etambutol dan pira0inamid maka pengobatan diberikan selama % bulan).

    Semua pasien tuberkulosis harus diperiksa terhadap kemungkinan menderita 6/A.

    !asien dengan faktor risiko terkena hepatitis B atau 8 -uga harus diperiksa .

    7.1$. PENGOBATAN PEMBEDAHAN

  • 7/23/2019 Penatalaksanaan Tb Paru Dr.atika

    49/60

    Terapi pembedahan banyak dilakukan dalam upaya penyembuhan pada pasien

    tuberkulosis paru yang kambuh. !ada saat ini dengan banyaknya obat Cobat

    bakterisid, terapi pembedahan sudah -arang sekali dilakukan. isamping syarat toleransi operasi

    ( spirometri dan $@ ), diperlukan -uga obat antituberkulosis tetap diberikan hingga 1 bulan

    pascaoperasi. !asien dengan BT$ yang tetap positif, setelah pembedahan sebagian besar

    men-adi negatif, dan selain itu -uga ter-adi perbaikan klinis .

    /ndikasi mutlak untuk pembedahan adalah=

    Semua pasien yang telah mendapat pengobatan 7$T adekuat tetapi sputum tetap positif.

    !asien batuk darah masif tidak dapat diatasi dengan cara konser9atif.

    !asien dengan fistula bronkopleura dan empiema yang tidak dapat diatasi secara

    konser9atif .

    /ndikasi relatif pembedahan adalah=

    !asien dengan sputum negatif dan batukbatuk darah berulang.

    Kerusakan satu paru atau lobus dengan keluhan.

    Sisa ka9itas yang menetap .

    7.11. PENGOBATAN TB PADA KEADAAN KHUSUS

    a. Ke

  • 7/23/2019 Penatalaksanaan Tb Paru Dr.atika

    50/60

    !ada prinsipnya pengobatan TB pada ibu menyusui tidak berbeda dengan pengobatan

    pada umumnya. Semua -enis 7$T aman untuk ibu menyusui. Seorang ibu menyusui yang

    menderita TB harus mendapat paduan 7$T secara adekuat. !emberian 7$T yang tepat

    merupakan cara terbaik untuk mencegah penularan kuman TB kepada bayinya. /bu dan bayi

    tidak perlu dipisahkan dan bayi tersebut dapat terus disusui. !engobatan pencegahan dengan /26

    diberikan kepada bayi tersebut sesuai dengan berat badannya .

    3. Pasien TB )en66una '2n(rase)si

    :ifampisin berinteraksi dengan kontrasepsi hormonal (pil KB, suntikan KB,

    susuk KB), sehingga dapat menurunkan efektifitas kontrasepsi tersebut. Seorang pasien TB

    sebaiknya mengggunakan kontrasepsi nonhormonal, atau kontrasepsi yang mengandung

    estrogen dosis tinggi ('& mcg) .

    d. Pasien TB den6an in:e'si HI7AIDS

    Tatalaksanan pengobatan TB pada pasien dengan infeksi 6/A?$/S adalah sama seperti

    pasien TB lainnya. 7bat TB pada pasien 6/A?$/S sama efektifnya dengan pasien TB yang

    tidak disertai 6/A?$/S. !rinsip pengobatan pasien TB6/A adalah dengan mendahulukan

    pengobatan TB.

    !engobatan $:A(antiretroviral) dimulai berdasarkan stadium klinis 6/A sesuai dengan

    standar 567. !enggunaan suntikan Streptomisin harus memperhatikan !rinsipprinsip

    8niversal 'recaution(Kewaspadaan Keamanan

    +ni9ersal) !engobatan pasien TB6/A sebaiknya diberikan secara terintegrasi dalam satu +!K

    untuk men-aga kepatuhan pengobatan secara teratur. !asien TB yang berisiko tinggi terhadap

    infeksi 6/A perlu diru-uk ke pelayanan A8T (4oluntary ounceling and Testing F Konsul

    sukarela dengan test 6/A) .

    e. Pasien TB den6an

  • 7/23/2019 Penatalaksanaan Tb Paru Dr.atika

    51/60

    bulan sampai hepatitisnya menyembuh dan dilan-utkan dengan :ifampisin (:) dan /soniasid (6)

    selama 1 bulan .

    :. Pasien TB den6an 'eainan a

    /soniasid (6), :ifampisin (:) dan !irasinamid (O) dapat di ekskresi melalui

    empedu dan dapat dicerna men-adi senyawasenyawa yang tidak toksik. 7$T -enis ini dapat

    diberikan dengan dosis standar pada pasienpasien dengan gangguan gin-al.

    Streptomisin dan #tambutol diekskresi melalui gin-al, oleh karena itu hindari penggunaannya

    pada pasien dengan gangguan gin-al. $pabila fasilitas pemantauan

    faal gin-al tersedia, #tambutol dan Streptomisin tetap dapat diberikan dengan dosis yang sesuai

    faal gin-al. !aduan 7$T yang paling aman untuk pasien dengan gagal gin-al adalah 6:O?%6: .

  • 7/23/2019 Penatalaksanaan Tb Paru Dr.atika

    52/60

    > ;eningitis TB

    > TB milier dengan atau tanpa meningitis

    > TB dengan 'leuritis eksudativa

    > TB dengan 'erikarditis konstriktiva.

    Selama fase akut prednison diberikan dengan dosis &%& mg per hari,

    kemudian diturunkan secara bertahap. 4ama pemberian disesuaikan dengan -enis penyakit dan

    kema-uan pengobatan .

    >. Indi'asi 2)erasi

    !asienpasien yang perlu mendapat tindakan operasi (reseksi paru),

    adalah=

    ) +ntuk TB paru=

    > !asien batuk darah berat yang tidak dapat diatasi dengan cara

    konser9atif.

    > !asien denganistula bronkopleura dan empiema yang tidak dapat

    diatasi secara konser9atif.

    > !asien ;: TB dengan kelainan paru yang terlokalisir .

    ) +ntuk TB ekstra paru=

    !asien TB ekstra paru dengan komplikasi, misalnya pasien TB tulang

    yang disertai kelainan neurologic .

    7.1#. TERAPI PRE7ENTI+

    7.1#. 1. 7a'sinasi B-G

    ari beberapa penaliti, diketahui bahwa 9aksinasi B8@ yang dilakukan pada anak C anak

    selama ini hanya memberikan daya proteksi sebagain sa-a, yakni sebesar &3&*. Tetapi B8@

    masih tetap dipakai karena ia dapat mengurangi kemungkinan terhadap tuberkulosis berat

    ( meningitis, TB milier ) dan tuberkulosis ekstraparu lainnya .

    7.1#. #. Kem2)r2:ia'sis

  • 7/23/2019 Penatalaksanaan Tb Paru Dr.atika

    53/60

    /sonia0id banyak digunakan belakangan ini karena harganya murah dan efek sampingnya

    yang sedikit ( terbanyak hepatitis dengan frekuensi * dan yang G '& thn adalah * ). 7bat

    alternatif lain adalah rifampisin. Beberapa peneliti pada !nternational 8nion Against

    Tuberculosis(/ $T) menyatakan bahwa profilaksis dengan /26 diberikan selama tahun dapat

    menurunkan insidens tuberkulosis hingga '' C 3 * dan yang kepatuhan minum obatnya cukup

    baik dapat mencapai penurunan hingga "& *. ang minum obatnya tidak teratur (intermitten),

    efektifitasnya masih cukup baik .

    4ama profilaksis yang optimal masih belum diketahui, tetapi banyak peneliti

    mengan-urkan 1 bulan, ( $merican Thoracic Society, +S 8enters for isease 8ontrol )

    terhadap tersangka dengan u-i tuberkulin ' C & mm. ang mendapat profilaksis selama bulan

    adalah pasien 6/A E dan pasien dengan keluhan radiologis dada. ang lainnya, seperti kontak

    dengan penderita TB cukup 1 bulan sa-a. !ada negara C negara dengan populasi TB tinggi

    sebaiknya profilaksis diberikan untuk semua pasien dengan 6/A E dan pasien yang mendapat

    terapi imunosupresi .

    7.1*. PEN-EGAHAN TB PARU.

    Tindakan pencegahan dapat diker-akan oleh penderita, masyarakat dan petugas

    kesehatan.

    A. Pen6a?asan Penderi(a" K2n(a' dan Lin6'un6an.

    . 7leh penderita, dapat dilakukan dengan menutup mulut sewaktu batuk dan membuang dahak

    tidak disembarangan tempat.

    . 7leh masyarakat dapat dilakukan dengan meningkatkan dengan terhadap bayi harus diberikan

    9aksinasi B8@.

    . 7leh petugas kesehatan dengan memberikan penyuluhan tentang penyakit TB yang

    antara lain meliputi ge-ala bahaya dan akibat yang ditimbulkannya.

    %. /solasi, pemeriksaan kepada orangorang yang terinfeksi, pengobatan khusus TB8.

    !engobatan mondok dirumah sakit hanya bagi penderita yang kategori berat yang

    memerlukan pengembangan program pengobatannya yang karena alasanalasan sosial

  • 7/23/2019 Penatalaksanaan Tb Paru Dr.atika

    54/60

    ekonomi dan medis untuk tidak dikehendaki pengobatan -alan.

    '. es/nfeksi, 8uci tangan dan tata rumah tangga kebersihan yang ketat, perlu perhatian khusus

    terhadap muntahan dan ludah (piring, hundry, tempat tidur, pakaian), 9entilasi rumah dan sinar

    matahari yang cukup.

    1. /munisasi orangorang kontak. Tindakan pencegahan bagi orangorang sangat dekat

    (keluarga, perawat, dokter, petugas kesehatan lain) dan lainnya yang terindikasi dengan 9aksin

    B8@ dan tindak lan-ut bagi yang positif tertular.

  • 7/23/2019 Penatalaksanaan Tb Paru Dr.atika

    55/60

    3. !emeriksaan screening dengan tubercullin test pada kelompok beresiko tinggi, seperti para

    emigrant, orangorang kontak dengan penderita, petugas dirumah sakit,

    petugas?guru disekolah, petugas foto rontgen.

    ". !emeriksaan foto rontgen pada orangorang yang positif dari hasil pemeriksaan

    tuberculin test '.

    7.1%. PENGENDALIAN" PENGOBATAN DAN PEN,ULUHAN ,ANG DILAK4

    SANAKAN PADA PENDERITA TB-.

    A. Pen6endaian Penderi(a Tuber'u2sis.

    . !etugas dari puskesmas harus mengetahui alamat rumah dan tempat ker-a penderita.

    . !etugas turut mengawasi pelaksanaan pengobatan agar penderita tetap teratur men-alankan

    pengobatan dengan -alan mengingatkan penderita yang lali. isamping

    itu agar menun-ak seorang pengawas pengobatan dikalangan keluarga.

    . !etugas harus mengadakan kun-ungan berkala kerumahrumah penderita dan menun-ukkan

    perhatian atas kema-uan pengobatan serta mengamati kemungkinan ter-adinya ge-ala sampingan

    akibat pemberian obat '.

    B. Pen62ba(an Penderi(a Tuber'u2sis.

    . !enderita yang dalam dahaknya mengandung kuman dian-urkan untuk men-alani pengobatan

    di puskesmas.

    . !etugas dapat memberikan pengobatan -angka pendek di rumah bagi penderita secara darurat

    atau karean -arak tempat tinggal penderita dengan puskesmas cukup -auh untuk bisa berobat

    secara teratur.

    . ;elaporkan adanya ge-ala sampingan yang ter-adi, bila perlu penderita dibawa ke

    !uskesmas '.

    -. Pen=uu

  • 7/23/2019 Penatalaksanaan Tb Paru Dr.atika

    56/60

    . ;emberikan penyuluhan kepada penderita dan keluarganya pada waktu kun-ungan rumah dan

    memberi saran untuk terciptanya rumah sehat, sebagai upaya mengurangi penyebaran penyakit.

    . ;emberikan penyuluhan perorangan secara khusus kepada penderita agar penderita mau

    berobat ra-in teratur untuk mencegah penyebaran penyakit kepada orang lain.

    %. ;engan-urkan, perubahan sikap hidup masyarakat dan perbaikan lingkungan demi

    tercapainya masyarakat yang sehat.

    '. ;engan-urkan masyarakat untuk melapor apabila diantara warganya ada yang mempunyai

    ge-alage-ala penyakit TB paru.

    1. Berusaha menghilangkan rasa malu pada penderita oleh karena penyakit TB paru bukan bagi

    penyakit yang memalukan, dapat dicegah dan disembuhkan seperti halnya penyakit lain.

  • 7/23/2019 Penatalaksanaan Tb Paru Dr.atika

    57/60

    'ertama adalah bahwa terapi yang berhasil, memerlukan minimal macam obat yang basilnya

    peka terhadap obat tersebut, dan salah satu daripadanya harus bakterisidik.

    9edua adalah bahwa penyembuhan penyakit membutuhkan pengobatan yang baik setelah

    perbaikan ge-ala klinisnya, perpan-angan lama pengobatan diperlukan untuk mengeliminasi basil

    yang persisten.

    Keluhan terbanyak pada penderita TB yaitu=emam,Batuk?Batuk darah,;alaise,2yeri dada,

    Sesak napas.

    ;enurutAmerican Thoracic "ocietydan 567 "1% diagnosis pasti TB adalah dengan

    menemukan kumanMTB dalam sputum atau -aringan paru secara biakan.

    +saha pencegahan terhadap TB terdiri atas =

    .Aaksinasi B8@

    .Kemoprofilaksis

    Directly %bserved Treatment "hortcourse atau yang biasa disingkatD%T"adalah strategi

    penyembuhan TB -angka pendek dengan pengawasan secara langsung.

    D%T"bukanlah obat, ia hanya merupakan istilah (term), singkatan atau strategi pengobatan TB

    .Strategi DOTS pertama kali diperkenalkan pada tahun ""' di /ndonesia dan meluas pada

    tahun ""< dalam sistem pelayanan kesehatan masyarakat ". Strategi ini diartikan sebagai

    Ppengawasan langsung menelan obat -angka pendek oleh pengawas pengobatanP setiap hari &.

    D%T"menekankan pentingnya pengawasan terhadap penderita TB agar menelan obatnya

    secara teratur sesuai ketentuan sampai dinyatakan sembuh. Strategi D%T" memberikan angka

    kesembuhan yang tinggi, bisa sampai "' *. StartegiD%T" direkomendasikan oleh #$%secara

    global untuk menanggulangi TB. Selain itu bank dunia menyatakan strategiD%T"merupakan

    strategi kesehatan yang paling cost eective %.

    StrategiD%T"terdiri dari ' komponen, yaitu =

    Komitmen politis dari pemerintah untuk bersungguhsungguh menanggulangi TB.

    ukungan dana

    iagnosis penyakit TB melalui pemeriksaan dahak secara mikroskopis

    !engobatan TB dengan paduan obat antiTB-angka pendek, diawasi secara langsung oleh

    !engawas ;inum 7bat (!;7).

  • 7/23/2019 Penatalaksanaan Tb Paru Dr.atika

    58/60

    Tersedianya paduan obat antiTB -angka pendek secara konsisten dan pencatatan dan

    pelaporan mengenai penderita TB sesuai standar %,.

    an dalam strategi D%T" ini ada tiga tahapan penting yaitu, mendeteksi pasien, melakukan

    pengobatan dan melakukan pengawasan langsung%.

    $kibat kurang baiknya penanganan pengobatan penderita TB dan lemahnya implementasi

    strategiD%T". !enderita yang mengidap BT$ yang resisten terhadap 7$T akan menyebarkan

    infeksi TB dengan kuman yang bersifatMDR(Multi&drugs Resistant) &.

    $da beberapa saran yang dapat diterapkan untuk menanggulangi masalah TB, yaitu=

    !ertama, petugas harus memberikan pengetahuan yang cukup mengenai TB terutama yang

    berkaitan dengan sistem pengobatan, konsekuensikonsekuensi yang mungkin ter-adi -ika mereka

    minum obat tidak teratur .

    Kedua, perlu dilakukan program dalam bentuk gerakan seperti program !ekan /munisasi

    2asional (!/2). !rogram ini lebih bersifat case inding activeyaitu melakukan penelusuran pada

    masyarakat yang dicurigai menderita TB yaitu dengan men-adwalkan secara tersendiri dan

    reguler pada setiap rumah sakit, puskesmas, puskesmas pembantu atau sarana fasilitas kesehatan

    lainnya .

    DA+TAR PUSTAKA

  • 7/23/2019 Penatalaksanaan Tb Paru Dr.atika

    59/60

    !rice. $,5ilson. 4. ;. Tuberkulosis !aru. alam= !atofisiologi Konsep Klinis !roses

    !roses !enyakit, bab %, #disi A/. Jakarta= #@8, &&% = 3'1%.

    $min O, Bahar S. Tuberkulosis paru. alam= Sudoyo $5, Setiyohadi B, $lwi / ,

    Simadibrata K;, Setiati S. Buku $-ar /lmu !enyakit alam. Jilid //, #disi /A. Jakarta =

    !usat !enerbitan epartemen /lmu !enyakit alam K+/ , &&1= ""3&&', &%'".

    22. !edoman 2asional !enanggulangan Tuberkulosis. < Juli &&". $9ailable from

    http=??www.tbindonesia.or.id?pdf?B!2V&&

  • 7/23/2019 Penatalaksanaan Tb Paru Dr.atika

    60/60

    ;ans-oer.$, dkk. Tuberkulosis !aru. alam = Kapita selekta kedokteran, cetakan ke