pengertian dan ruang lingkup filsafat.docx

Upload: kirimdatasaja

Post on 06-Feb-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/21/2019 PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP FILSAFAT.docx

    1/10

    PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP FILSAFAT ILMU20/05/2013Afid BurhanuddinTinggalkan komentarGo to comments

    Dalam setiap aspek kehidupan, kita tidak akan terlepas dari apa yang disebut dengan ilmu

    pengetahuan dan pendidikan serta teknologi. Proses pendidikan menuntut seseorang untuk

    memahami setiap bidang kajian ilmu dengan lebih luas dan mendalam. Prosespembelajaran atau pendidikan ini akan menuntun seseorang untuk latihan berfikir ilmiah,

    logis dan kritis. Sehingga dibutuhkan ilmu filsafat untuk mendukung seseorang untuk

    memahami ilmu pengetahuan secara lebih mendalam. Dalam makalah ini akan dibahas

    tentang pengaertian dan ruang lingkup dari filsafat ilmu yang akan dipelajari.

    2.1.Pengertian Filsafat Ilmu

    2.1.1 Definisi Filsafat

    Istilah filsafat bisa ditinjau dari dua segi, semantik dan praktis. Dari segi semantik

    perkataan filsafat berasal dari bahasa Yunani, philosophia yang berarti philos = cinta, suka(loving) dan Sophia = pengetahuan, hikmah (wisdom). Jadi philosopia berarti cinta kepada

    kebijaksanaan atau cinta kepada kebenaran. Maksudnya, setiap orang yang berfilsafah akan

    menjadi bijaksana. Orang yang cinta kepada pengetahuan disebut philosopher dalam

    bahasa Arab disebut failasuf. Dari segi praktis filsafat berarti alam pikiran atau alam

    berfikir. Berfilsafat artinya berpikir. Namun tidak semua berpikir berarti berfilsafat.

    Berfilsafat maknanya berpikir secara mendalam dan sungguh-sungguh.

    Rene Descartes, seorang pelopor filsafat modern dan pelopor pembaharuan pada abad ke

    17 terkenal dengan ucapannya, Cogito ergo Sum yang bararti karena berpikir, maka saya

    ada sebagai landasan filsafatnya. Berfilsafat berarti berpangkal kepada suatu kebenaran

    yang fundamental atau pengalaman yang asasi.

    Menurut Prof. dr. N. Driyarkara S. J. Filasafat adalah pikiran manusia yang radikal, dengan

    mengesampingkan pendapat-pendapat dan pendirian-pendirian yang diterima saja dengan

    mencoba memperlihatkan pandangan yang merupakan akar dari lain-lain pandangan dan

    sikap praktis. Pandangan kepada sebab-sebab yang terakhir atau sebab pertama (filsafat

    causes), dan tidak diarahkan kepada sebab yang terdekat (secondary causes), sepanjang

    kemungkinan yang ada pada budi nurani manusia sesuai kemampuannya.

    Alfred Narth Whichead mendefinisikan filsafat adalah keinsyafan dan pandangan jauh

    kedepan dan suatu kesadaran akan hidup. Pendeknya, kesadaran akan kepentingan yang

    memberikan semangat kepada seluruh usaha peradaban manusia.

    Beberapa pendapat para ahli mengenai filsafat yaitu :

    1. Plato salah seorang murid Socrates yang hidup antara 427 347 Sebelum Masehi

    mengartikan filsafat sebagai pengetahuan tentang segala yang ada, serta pengetahuan

    yang berminat mencapai kebenaran yang asli.

    1. Aristoteles (382 322 S.M) murid Plato, mendefinisikan filsafat sebagai ilmu pengetahuan

    yang meliputi kebenaran yang terkandung di dalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika,

    http://afidburhanuddin.wordpress.com/author/afidburhanuddin/http://afidburhanuddin.wordpress.com/author/afidburhanuddin/http://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/05/20/pengertian-dan-ruang-lingkup-filsafat-ilmu/#commentshttp://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/05/20/pengertian-dan-ruang-lingkup-filsafat-ilmu/#commentshttp://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/05/20/pengertian-dan-ruang-lingkup-filsafat-ilmu/#commentshttp://afidburhanuddin.wordpress.com/author/afidburhanuddin/http://afidburhanuddin.wordpress.com/author/afidburhanuddin/
  • 7/21/2019 PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP FILSAFAT.docx

    2/10

    retorika, etika, ekonomi, politik dan estetika. Dia juga berpendapat bahwa filsafat itu

    menyelidiki sebab dan asas segala benda.

    2.

    Cicero (106 43 S.M). filsafat adalah pengetahuan tentang sesuatu yang maha agung dan

    usaha-usaha mencapai hal tersebut.

    3.

    Al Farabi (870 950 M). seorang Filsuf Muslim mendefinidikan Filsafat sebagai ilmu

    pengetahuan tentang alam maujud, bagaimana hakikatnya yang sebenarnya.4.

    Immanuel Kant (1724 1804). Mendefinisikan Filsafat sebagai ilmu pokok dan pangkal

    segala pengetahuan yang mencakup di dalamnya empat persoalan yaitu :

    1.

    Metafisika (apa yang dapat kita ketahui).

    2.

    Etika (apa yang boleh kita kerjakan).

    3. Agama ( sampai dimanakah pengharapan kita)

    4. Antropologi (apakah yang dinamakan manusia).

    5.

    H.C Webb dalam bukunya History of Philosophy menyatakan bahwa filsafat mengandung

    pengertian penyelidikan. Tidak hanya penyelidikan hal-hal yang khusus dan tertentu saja,

    bahkan lebih-lebih mengenai sifat hakekat baik dari dunia kita, maupun dari cara hidup

    yang seharusnya kita selenggarakan di dunia ini.

    6.

    Harold H. Titus dalam bukunya Living Issues in Philosophy mengemukakan beberapa

    pengertian filsafat yaitu :

    1. Philosophy is an attitude toward life and universe (Filsafat adalah sikap terhadap kehidupan

    dan alam semesta).

    2. Philosophy is a method of reflective thinking and reasoned inquiry (Filsafat adalah suatu

    metode berfikir reflektif dan pengkajian secara rasional)

    3. Philosophy is a group of problems (Filsafat adalah sekelompok masalah)

    4. Philosophy is a group of systems of thought (Filsafat adalah serangkaian sistem berfikir)

    2.1.2 Definisi Ilmu

    Dalam Ensiklopedia Indonesia, Ilmu didefinisikan sebagai berikut : ilmu Pengetahuan adalah

    suatu system dari pelbagai pengetahuan yang masing-masing mengenai suatu lapanganpengalaman tertentu, yang disusun sedemikian rupa menurut asas-asas tertentu, hingga

    menjadi kesatuan; suatu system dari pelbagai pengetahuan yang masing-masing

    didapatkan sebagai hasil pemeriksaan-pemeriksaan yang dilakukan dan memberikan

    pemjelasan yang sistematis yang dapat dipertanggungjawabkan dengan menunjukkan

    sebab-sebab hal/kejadian itu.

    Harsojo, Guru Besar antropolog di Universitas Pajajaran mendefinikan ilmu adalah

    akumulasi pengetahuan yang disistematisasikan suatu pendekatan atau metode pendekatan

    terhadap seluruh dunia empiris yaitu dunia yang terikat oleh faktor ruang dan waktu yang

    pada prinsipnya dapat diamati panca indera manusia.

    Ilmu merupakan kata yang berasal dari bahasa Arab, masdar dari alima yalamu yang

    berarti tahu atau mengetahui, sementara itu secara istilah ilmu diartikan sebagai Idroku

    syai bi haqiqotih(mengetahui sesuatu secara hakiki). Dalam bahasa Inggeris Ilmu biasanya

    dipadankan dengan kata science, sedang pengetahuan dengan knowledge. Dalam

    bahasa Indonesia kata science(berasal dari bahasa lati dari kata Scio, Scire yang berarti

    tahu) umumnya diartikan Ilmu tapi sering juga diartikan dengan Ilmu Pengetahuan,

    meskipun secara konseptual mengacu pada makna yang sama.

  • 7/21/2019 PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP FILSAFAT.docx

    3/10

    sementara itu The Liang Gie menyatakan dilihat dari ruang lingkupnya pengertian ilmu

    adalah sebagai berikut :

    Ilmu merupakan sebuah istilah umum untuk menyebutkan segenap pengetahuan ilmiah

    yang dipandang sebagai suatu kebulatan. Jadi ilmu mengacu pada ilmu seumumnya.

    Ilmu menunjuk pada masing-masing bidang pengetahuan ilmiah yang mempelajari pokoksoal tertentu, ilmu berarti cabang ilmu khusus

    Harsoyo mendefinisikan ilmu dengan melihat pada sudut proses historis dan pendekatannya

    yaitu :

    Ilmu merupakan akumulasi pengetahuan yang disistematiskan atau kesatuan pengetahuan

    yang terorganisasikan

    Ilmu dapat pula dilihat sebagai suatu pendekatan atau suatu metode pendekatan terhadap

    seluruh dunia empiris, yaitu dunia yang terikat oleh faktor ruang dan waktu, dunia yang

    pada prinsipnya dapat diamati oleh panca indera manusia.

    Lebih jauh dengan memperhatikan pengertian-pengertian Ilmu sebagaimana diungkapkan

    di atas, dapatlah ditarik beberapa kesimpulan berkaitan dengan pengertian ilmu yaitu :

    Ilmu adalah sejenis pengetahuan

    Tersusun atau disusun secara sistematis

    Sistimatisasi dilakukan dengan menggunakan metode tertentu

    Pemerolehannya dilakukan dengan cara studi, observasi, eksperimen.

    Dengan demikian sesuatu yang bersifat pengetahuan biasa dapat menjadi suatu

    pengetahuan ilmiah bila telah disusun secara sistematis serta mempunyai metode berfikir

    yang jelas, karena pada dasarnya ilmu yang berkembang dewasa ini merupakan akumulasi

    dari pengalaman/pengetahuan manusia yang terus difikirkan, disistimatisasikan, serta

    diorganisir sehingga terbentuk menjadi suatu disiplin yang mempunyai kekhasan dalam

    objeknya

    2.1.3 Definisi Filsafat Ilmu

    Dari penjelasan tentang definisi dari filsafat dan definisi dari Ilmu maka para ahli telah

    banyak mengemukakan definisi/pengertian filsafat ilmu dengan sudut pandangnya masing-

    masing, dan setiap sudut pandang tersebut amat penting guna pemahaman yang

    komprehensif tentang makna filsafat ilmu, berikut ini akan dikemukakan beberapa definisi

    filsafat ilmu

    Jujun S. Suriasumantri menyatakan bahwa filsafat ilmu merupakan bagian dari

    epistemology yang secara spesifik mengkaji hakekat ilmu. Dalam bentuk pertanyaan, pada

    dasar filsafat ilmu merupakan telahaan berkaitan dengan objek apa yang ditelaah oleh ilmu

    (ontologi), bagaimana proses pemerolehan ilmu (epistemologi), dan bagaimana manfaat

    ilmu (axiologi), oleh karena itu lingkup induk telaahan filsafat ilmu adalah :

    Ontologi berkaitan tentang apa obyek yang ditelaah ilmu, dalam kajian ini mencakup

    masalah realitas dan penampakan (reality and appearance), serta bagaimana hubungan ke

    dua hal tersebut dengan subjek/manusia.

    Epistemologi berkaitan dengan bagaimana proses diperolehnya ilmu, bagaimana

    prosedurnya untuk memperoleh pengetahuan ilmiah yang benar.

  • 7/21/2019 PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP FILSAFAT.docx

    4/10

    Axiologi berkaitan dengan apa manfaat ilmu, bagaimana hubungan etika dengan ilmu, serta

    bagaimana mengaplikasikan ilmu dalam kehidupan.

    Peter Caw memberikan makna filsafat ilmu sebagai bagian dari filsafat yang kegiatannya

    menelaah ilmu dalam kontek keseluruhan pengalaman manusia.

    Steven R. Toulmin memaknai filsafat ilmu sebagai suatu disiplin yang diarahkan untuk

    menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan prosedur penelitian ilmiah, penentuan

    argumen, dan anggapan-anggapan metafisik guna menilai dasar-dasar validitas ilmu dari

    sudut pandang logika formal, dan metodologi praktis serta metafisika.

    Sementara itu White Beck lebih melihat filsafat ilmu sebagai kajian dan evaluasi terhadap

    metode ilmiah untuk dapat difahami makna ilmu itu sendiri secara keseluruhan,

    Masalah kajian atas metode ilmiah juga dikemukakan oleh Michael V. Berry setelah

    mengungkapkan dua kajian lainnya yaitu logika teori ilmiah serta hubungan antara teori

    dan eksperimen.

    Demikian juga halnya Benyamin yang memasukan masalah metodologi dalam kajian filsafat

    ilmu disamping posisi ilmu itu sendiri dalam konstelasi umum disiplin intelektual (keilmuan).

    Menurut The Liang Gie,filsafat ilmu adalah segenap pemikiran reflektif terhadap persoalan-

    persoalan mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu

    dengan segala segi kehidupan manusia. Pengertian ini sangat umum dan cakupannya luas,

    hal yang penting untuk difahami adalah bahwa filsafat ilmu itu merupakan telaah

    kefilsafatan terhadap hal-hal yang berkaitan/menyangkut ilmu, dan bukan kajian di dalam

    struktur ilmu itu sendiri.

    Terdapat beberapa istilah dalam pustaka yang dipadankan dengan Filsafat ilmu seperti :

    Theory of science, meta science, methodology, dan science of science, semua istilah

    tersebut nampaknya menunjukan perbedaan dalam titik tekan pembahasan, namun semua

    itu pada dasarnya tercakup dalam kajian filsafat ilmu .

    Sementara itu Gahral Adian mendefinisikan filsafat ilmu sebagai cabang filsafat yang

    mencoba mengkaji ilmu pengetahuan (ilmu) dari segi ciri-ciri dan cara pemerolehannya.

    Filsafat ilmu selalu mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mendasar/radikal terhadap

    ilmu seperti tentang apa ciri-ciri spesifik yang menyebabkan sesuatu disebut ilmu, serta apa

    bedanya ilmu dengan pengetahuan biasa, dan bagaimana cara pemerolehan ilmu,

    pertanyaan pertanyaan tersebut dimaksudkan untuk membongkar serta mengkaji asumsi-

    asumsi ilmu yang biasanya diterima begitu saja (taken for granted), Dengan demikian

    filsafat ilmu merupakan jawaban filsafat atas pertanyaan ilmu atau filsafat ilmu merupakan

    upaya penjelasan dan penelaahan secara mendalam hal-hal yang berkaitan dengan ilmu.

    Dari beberapa pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan tentang apa itu filsafat ilmu.

    Filsafat ilmu merupakan kajian secara mendalam tentang dasar-dasar ilmu, sehingga filsafat

    ilmu perlu menjawab beberapa persoalan seperti landasan ontologis, epistimologis dan

    aksiologis. Filsafat ilmu adalah proses berpikir secara mendalam dan sungguh-sungguh

    mengenai hal-hal yang berkaitan dengan proses pendidikan dan bidang keilmuan tertentu.

  • 7/21/2019 PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP FILSAFAT.docx

    5/10

    Filsafat ilmu merupakan perenungan yang mempelajari ilmu secara lebih mendalam,

    mengenai sebab akibat dan sebagainya.

    2.2. Objek Kajian Filsafat Ilmu

    Pada dasarnya, setiap ilmu memiliki dua macam objek , yaitu objek material dan objekformal. Objek material adalah sesuatu yang dijadikan sasaran penyelidikan, seperti tubuh

    manusia adalah objek material ilmu kedokteran. Filsafat sebagai proses berpikir yang

    sistematis dan adil juga memiliki objek material dan objek formal.

    Objek material filsafat adalah segala yang ada. Segala yang ada mencakup ada yang

    tampak dan ada yang tidak tampak. Objek material filsafat atas tiga bagian, yaitu yang ada

    dalam alam empiris, yang ada dalam pikiran, dan yang ada dalam kemungkinan adapun,

    objek formal, dan rasional adalah sudut pandang yang menyeluruh, radikal dan rasional

    tentang segala yang ada. Setelah berjalan beberapa lama kajian yang terkait dengan hal

    yang empiris semakain bercabang dan berkembang, sehingga menimbulkan spesialisasi dan

    menampakkan kegunaan yang peraktis.

    Dalam perspektif ini dapat diuraikan bahwa filsafat ilmu pada prinsipnya memiliki dua obyek

    substantif dan dua obyek instrumentatif, yaitu:

    1. Obyek Subtantif,yang terdiri dari dua hal,yaitu :

    a. Fakta (Kenyataan)

    Data empirik sensual tersebut harus obyektif tidak boleh masuk subyektifitas peneliti. Fakta

    itu yang faktual ada phenomenology. Fakta bukan sekedar data empirik sensual, tetapi data

    yang sudah dimaknai atau diinterpretasikan, sehingga ada subyektifitas peneliti. Tetapi

    subyektifitas di sini tidak berarti sesuai selera peneliti, subyektif disini dalam arti tetap

    selektif sejak dari pengumpulan data, analisis sampai pada kesimpulan.. Data selektifnya

    mungkin berupa ide , moral dan lain-lain. Orang mengamati terkait langsung denganperhatiannya dan juga terkait pada konsep-konsep yang dimiliki. Kenyataan itu terkonstruk

    dalam moral realism, sesuatu itu sebagai nyata apabila ada korespondensi dan koherensi

    antara empiri dengan skema rasional.

    b. Kebenaran

    Yang empirik faktual koheren dengan kebenaran transenden berupa wahyu. Pragamatisme,

    mengakui kebenaran apabila faktual berfungsi.

    Rumusan substantif tentang kebenaran ada beberapa teori, menurut Michael Williams ada

    lima teori yang relevan tentang kebenaran, yaitu:

    Kebenaran Preposisi, yaitu teori kebenaran yang didasarkan pada kebenaran proposisinya

    baik proposisi formal maupun proposisi materialnya. Kebenaran Korespondensi, teori kebenaran yang mendasarkan suatu kebenaran pada

    adanya korespondensi antara pernyataan dengan kenyataan (fakta yang satu dengan fakta

    yang lain). Selanjutnya teori ini kemudian berkembang menjadi teori Kebenaran Struktural

    Paradigmatik, yaitu teori kebenaran yang mendasarkan suatu kebenaran pada upaya

    mengkonstruk beragam konsep dalam tatanan struktur teori (struktur ilmu/structure of

    science) tertentu yang kokoh untuk menyederhanakan yang kompleks atau sering

    Kebenaran Koherensi atau Konsistensi, yaitu teori kebenaran yang medasarkan suatu

  • 7/21/2019 PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP FILSAFAT.docx

    6/10

    kebenaran pada adanya kesesuaian suatu pernyataan dengan pernyataan-pernyataan

    lainnya yang sudah lebih dahulu diketahui, diterima dan diakui kebenarannya.

    Kebenaran Performatif, yaitu teori kebenaran yang mengakui bahwa sesuatu itu dianggap

    benar apabila dapat diaktualisasikan dalam tindakan.

    Kebenaran Pragmatik, yaitu teori kebenaran yang mengakui bahwa sesuatu itu benar

    apabila mempunyai kegunaan praktis. Dengan kata lain sesuatu itu dianggap benar apabilamendatangkan manfaat dan salah apabila tidak mendatangkan manfaat.

    1. Obyek Instrumentatif, yang terdiri dari dua hal yaitu:

    a. Konfirmasi

    Fungsi ilmu adalah untuk menjelaskan, memprediksi proses dan produk yang akan datang

    atau memberikan pemaknaan. Pemaknaan tersebut dapat ditampilkan sebagai konfirmasi

    absolut dengan menggunakan landasan: asumsi, postulat atau axioma yang sudah

    dipastikan benar. Pemaknaan juga dapat ditampilkan sebagai konfirmi probabilistik dengan

    menggunakan metode induktif, deduktif, reflektif. Dalam ontologi dikenal pembuktian a

    priori dan a posteriori.

    b. Logika Inferensi

    Studi logika adalah studi tentang tipe-tipe tata pikir. Pada mulanya logika dibangun oleh

    Aristoteles (384-322 SM) dengan mengetengahkan tiga prinsip atau hukum pemikiran, yaitu

    : Principium Identitatis (Qanun Dzatiyah), Principium Countradictionis (Qanun Ghairiyah),

    dan Principium Exclutii Tertii (Qanun Imtina).

    Logika ini sering juga disebut dengan logika Inferensi karena kontribusi utama logika

    Aristoteles tersebut adalah untuk membuat dan menguji inferensi. Dalam perkembangan

    selanjutnya Logika Aristoteles juga sering disebut dengan logika tradisional. Dalam

    hubungan ini Harold H. Titus menerapkan ilmu pengetahuan mengisi filsafat dengan

    sejumlah besar materi aktual dan deskriptif yang sangat perlu dalam pembinaan suatu

    filsafat. Banyak ilmuan yang juga filsuf. Para filosof terlatih dalam metode ilmiah dan sering

    pula menuntut minat khusus dalam beberapa disiplin ilmu.

    Beberapa pendapat ahli tentang objek kajian filsafat ilmu :

    1. Edward Madden menyatakan bahwa lingkup atau bidang kajian filsafat ilmu adalah:

    1. Probabilitas

    1. Induksi

    2. Hipotesis

    3. Ernest Nagel menyatakan bahwa lingkup atau bidang kajian filsafat ilmu adalah:

    1. Logical pattern exhibited by explanation in the sciences

    2. Construction of scientific concepts

    3.

    Validation of scientific conclusions4. 3. Scheffer menyatakan bahwa lingkup atau bidang kajian filsafat ilmu adalah:

    1. The role of science in society

    2. The world pictured by science

    3. The foundations of science

    Objek kajian filsafat ilmu sebagaimana diungkapkan di atas di dalamnya sebenarnya

    menunjukan masalah-masalah yang dikaji dalam filsafat ilmu, masalah-masalah dalam

    filsafat ilmu pada dasarnya menunjukan topik-topik kajian yang pastinya dapat masuk ke

  • 7/21/2019 PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP FILSAFAT.docx

    7/10

    dalam salah satu lingkup filsafat ilmu. Adapun masalah-masalah yang berada dalam lingkup

    filsafat ilmu adalah (Ismaun) :

    1.

    masalah-masalah metafisis tentang ilmu

    2.

    masalah-masalah epistemologis tentang ilmu

    3.

    masalah-masalah metodologis tentang ilmu4.

    masalah-masalah logis tentang ilmu

    5.

    masalah-masalah etis tentang ilmu

    6.

    masalah-masalah tentang estetika

    metafisika merupakan telaahan atau teori tentang yang ada, istilah metafisika ini terkadang

    dipadankan dengan ontologi jika demikian, karena sebenarnya metafisika juga mencakup

    telaahan lainnya seperti telaahan tentang bukti-bukti adanya Tuhan.

    Epistemologi merupakan teori pengetahuan dalam arti umum baik itu kajian mengenai

    pengetahuan biasa, pengetahuan ilmiah, maupun pengetahuan filosofis.

    Metodologi ilmu adalah telaahan atas metode yang dipergunakan oleh suatu ilmu, baik

    dilihat dari struktur logikanya, maupun dalam hal validitas metodenya.

    Masalah logis berkaitan dengan telaahan mengenai kaidah-kaidah berfikir benar, terutama

    berkenaan dengan metode deduksi.

    Problem etis berkaitan dengan aspek-aspek moral dari suatu ilmu, apakah ilmu itu hanya

    untuk ilmu, ataukah ilmu juga perlu memperhatikan kemanfaatannya dan kaidah-kaidah

    moral masyarakat.

    Sementara itu masalah estetis berkaitan dengan dimensi keindahan atau nilai-nilai

    keindahan dari suatu ilmu, terutama bila berkaitan dengan aspek aplikasinya dalam

    kehidupan masyarakat.

    2.3.Tujuan Belajar Filsafat Ilmu

    Tujuan yang akan dicapai dalam proses belajar filsafat ilmu bagi mahasiswa dan dosen

    adalah :

    - Mendalami unsur-unsur pokok ilmu, sehingga secara menyeluruh kita dapat

    memahami sumber, hakikat dan tujuan ilmu.

    - Memahami sejarah pertumbuhan, perkembangan, dan kemajuan ilmu di berbagai

    bidang, sehingga kita mendapat gambaran tentang proses ilmu kontemporer secara

    historis.

    - Menjadi pedoman bagi para dosen dan mahasiswa dalam mendalami studi di

    perguruan tinggi, terutama untuk membedakan persoalan yang ilmiah dan non ilmiah.

    - Mendorong para calon ilmuan untuk konsisten dalam mendalami ilmu dan

    mengembangkannya.

  • 7/21/2019 PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP FILSAFAT.docx

    8/10

    - Mempertegas bahwa dalam persoalan sumber dan tujuan antara ilmu dan agama

    tidak ada pertentangan.

    2.4. Fungsi dan Arah filsafat Ilmu

    Fungsi atau manfaat dari mempelajari tentang filsafat ilmu adalah sebagai berikut :

    - Melatih berfikir radikal tentang hakekat ilmu

    - Melatih berfikir reflektif di dalam lingkup ilmu

    - Menghindarkan diri dari memutlakan kebenaran ilmiah, dan menganggap bahwa

    ilmu sebagai satu-satunya cara memperoleh kebenaran

    - Menghidarkan diri dari egoisme ilmiah, yakni tidak menghargai sudut pandang lain

    di luar bidang ilmunya.

    2.5. Hubungan antara Filsafat dan Ilmu

    2.5.1 Persamaan filsafat dan ilmu adalah sebagai berikut :

    - Keduanya mencari rumusan yang sebaik-baiknya menyelidiki objek selengkap-lengkapnya

    sampai ke akar-akarnya.

    - Keduanya memberikan pengertian mengenai hubungan atau koheren yang ada antara

    kejadian-kejadian yang kita alami dan mencoba menunjukkan sebab-sebabnya.

    - Keduanya hendak memberikan sintesis, yaitu suatu pandangan yang bergandengan.

    - Keduanya mempunyai metode dan sistem.

    - Keduanya hendak memberikan penjelasan tentang kenyataan seluruhnya timbul dari

    hasrat manusia (objektivitas), akan pengetahuan yang mendalam.

    - keduanya menggunakan cara berfikir reflektif dalam upaya menghadapi atau memahami

    fakta-fakta dunia dan kehidupan, terhadap hal-hal tersebut baik filsafat maupun ilmu

    bersikap kritis, berfikiran terbuka serta sangat konsern pada kebenaran, disamping

    perhatiannya pada pengetahuan yang terorganisisr dan sistematis.

    2.5.2 Perbedaan filsafat dan ilmu adalah sebagai berikut :

    - Objek material (lapangan) filsafat itu bersifat universal (umum), yaitu segala sesuatu

    yang ada (realita) sedangkan objek material ilmu (pengetahuan ilmiah) itu bersifat khusus

    dan empiris. Artinya, ilmu itu hanya erfokus pada disiplin bidang masing-masing secara

    kaku dan terkotak-kotak, sedangkan kajian filsafat tidak terkotak-kotak dalam disiplin

    tertentu.

    - Objek formal (sudut pandangan) filsafat itu bersifat non-fragmentaris, karena

    mencari pengertian dari segala sesuatu yang ada itu secara luas, mendalam dan mendasar.

  • 7/21/2019 PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP FILSAFAT.docx

    9/10

    Sedangkan ilmu bersifat fregmentaris, spesifik dan intensif. Disamping itu, objek formal

    ilmu itu bersifat teknik, yang berarti bahwa cara ide-ide manusia itu mengadakan

    penyatuan diri dengan realita.

    - Filsafat dilaksanakan dalam suasana pengetahuan yang menonjolkan daya spekulasi,

    kritis dan pengawasan. Sedangkan ilmu haruslah diadakan riset lewat pendekatan trial anderror. Oleh karena itu, nilai ilmu terletak pada kegunaan pragmatis, sedang kegunaan

    filsafat timbul dari nilainya.

    - Filsafat memuat pertanyaan lebih jauh dan lebih mendalam berdasarkan pada

    pengalaman realitassehari-hari. Sedangkan ilmu bersifat diskursif, yaitu menguraikan

    secara logis, yang dimulai dari tidak tahu menjadi tahu.

    - Filsafat memberikan penjelasan yang terakhir, yang mutlak, dan mendalam sampai

    mendasar (primary cause). Sedangkan ilmu menunjukkan sebab-sebab yang tidak begitu

    mendalam, yang lebih dekat, yang sekunder (secondary cause).

    - Ilmu mengkaji bidang yang terbatas, ilmu lebih bersifat analitis dan deskriptif dalampendekatannya, ilmu menggunakan observasi, eksperimen dan klasifikasi data pengalaman

    indra serta berupaya untuk menemukan hukum-hukum atas gejala-gejala tersebut.

    Sedangkan filsafat berupaya mengkaji pengalaman secara menyeluruh sehingga lebih

    bersifat inklusif dan mencakup hal-hal umum dalam berbagai bidang pengalaman manusia

    2.5.3 Hubungan filsafat dengan ilmu adalah sebagai berikut :

    - Filasafat mempunyai objek yang lebih luas, sifatnya universal, sedangkan ilmu-ilmu

    pengatahuan objeknya terbatas, khusus lapangannya saja.

    - Filsafat hendak memberikan pengetahuan, insight / pemahaman yang lebih dalam

    dengan menunjukkan sebab-sebab yang terakhir, sedangkan ilmu pengetahuan juga

    menunjukkan sebab-sebab tetapi tidak begitu mendalam. Dengan suatu kalimat dapat

    dikatakan :

    1). Ilmu pengetahuan mengatakan bagaimana barang-barang itu (to know how . . .

    technical know how, managerial know how . . . secondary causes, and proximate

    explanation ).

    2). Filsafat mengatakan apa barang-barang itu (to know what and why . . . first causes,

    highest principles, and ultimate explanation).

    - Filsafat memberikan sintesis kepada ilmu-ilmu pengetahuan yang khusus,

    mempersatukan, dan mengkoordinasikannya.

    - Lapangan filsafat mungkin sama dengan lapangan ilmu pengetahuan, tetapi sudut

    pandangnya berlainan. Jadi merupakan dua pengetahuan yang tersendiri.

    Kesimpulan

    Dari pembahasan tentang pengertian dan ruang lingkup filsafat ilmu, maka dapat kita ambil

    kesimpilan bahwa filsafat itu bersifat universal (umum), yaitu segala sesuatu yang ada

    (realita) sedangkan obyek material ilmu (pengetahuan ilmiah) itu bersifat khusus dan

  • 7/21/2019 PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP FILSAFAT.docx

    10/10

    empiris. Artinya, ilmu hanya terfokus pada disiplin bidang masing-masing secara kaku dan

    terkotak-kotak, sedangkan kajian filsafat tidak terkotak-kotak dalam disiplin tertentu.

    Filsafat itu bersifat non fragmentaris, karena mencari pengertian dari segala sesuatu yang

    ada itu secara luas, mendalam dan mendasar. Sedangkan ilmu bersifat fragmentaris,

    spesifik dan intensif. Filsafat sebagai induk dari segala ilmu membangun kerangka berfikir

    dengan meletakkan tiga dasar utama, yaitu ontologi, epistimologi dan axiologi. MakaFilsafat Ilmu merupakan bagian dari epistimologi (filsafat ilmu pengetahuan yang secara

    spesifik mengkaji hakekat ilmu (pengetahuan ilmiah).

    DAFTAR PUSTAKA

    Bachtiar, Amsal. 2004. Filsafat Ilmu. Jakarta : Rajagrafindo Persada

    Filsafat Ilmu. (online)http://filsafat-ilmu.blogspot.com.Diakses pada tanggal 21 maret

    2013

    Pengertian dan ruang Lingkup Filsafat Ilmu. (online)http://gurutrenggalek.blogspot.com.

    Diakses pada 11 April 2013Salam, Burhanuddin. 2000. Sejarah Filsafat Ilmu dan Teknologi.Jakarta: PT Rineka Cipta

    Suharsaputra, Uhar. 2004. Makalah Penelitian Filsafat Ilmu. Universitas Kuningan

    Suriasumantri, Jujun. 2005. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar

    Harapan.

    Tafsir, Ahmad. 2004. Filsafat Ilmu. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

    Whitehead. Alfred North. 1960. Science and The Modern World. New York: The New

    American Library of World Literature.

    http://filsafat-ilmu.blogspot.com/http://filsafat-ilmu.blogspot.com/http://filsafat-ilmu.blogspot.com/http://gurutrenggalek.blogspot.com/http://gurutrenggalek.blogspot.com/http://gurutrenggalek.blogspot.com/http://gurutrenggalek.blogspot.com/http://filsafat-ilmu.blogspot.com/