perbandingan algoritma elias delta code dengan huffman untuk kompresi file teks

Upload: ikhsanfikrifahrozi

Post on 06-Feb-2018

259 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 7/21/2019 Perbandingan Algoritma Elias Delta Code dengan Huffman untuk Kompresi File Teks

    1/16

  • 7/21/2019 Perbandingan Algoritma Elias Delta Code dengan Huffman untuk Kompresi File Teks

    2/16

    1

    1. Rencana Judul

    Perbandingan Algoritma Elias Delta Code dengan Huffman untuk Kompresi File Teks

    2. Bidang Ilmu

    Pengolahan Citra

    3. Latar Belakang Masalah

    Media penyimpanan yang terbatas, membuat semua orang mencoba berpikir untuk

    menemukan sebuah cara yang dapat digunakan untuk memperkecil ukuran data. Salah

    satu cara yang digunakan untuk menanggulangi masalah ini adalah denganmenggunakan kompresi (compression) data. Dalam ilmu komputer, kompresi data

    adalah sebuah cara untuk memadatkan data sehingga hanya memerlukan ruangan

    penyimpanan yang lebih kecil agar lebih efisien dalam menyimpan data atau

    mempersingkat waktu pertukaran data tersebut. Masalah yang mendasar pada proses

    kompresi data adalah bagaimana proses memampatkan data tersebut, khususnya data

    teks agar diperoleh file teks dengan ukuran yang lebih kecil dari ukuran semula.

    Teknik kompresi terbagi atas dua bagian secara umum yaitu lossydan loseless.

    Kompresi lossy adalah kompresi citra yang akan mengalami perubahan data setelah

    selesai dimampatkan. Jika file yang sama dikembalikan ke file semua atau disebut

    dengan permampatan (dekompresi) maka hasilnya akan berbeda dengan file aslinya.

    Sedangkan loselessadalah kompresi data dimana hasil kompresi dan dekompresinya

    sama dan yang mengalami perubahan hanyalah ukuran data saja.

    4. Rumusan Masalah

    Rumusan masalah yang akan dibahas dalam tugas akhir ini adalah membandingkan

    Algoritma Elias Delta Code dengan Huffman untuk melakukan kompresi file teks

    dengan parameter rasio, waktu kompresi, waktu dekompresi, dan redudancydata.

    5. Batasan Masalah

    Adapun batasan masalah dalam tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

    1.

    Jenis file yang dikompresi adalahfileteks yang berekstensi .doc.

  • 7/21/2019 Perbandingan Algoritma Elias Delta Code dengan Huffman untuk Kompresi File Teks

    3/16

    2

    2. Parameter pembanding yang digunakan antara lain rasio, waktu kompresi, waktu

    dekompresi dan redudancy data.

    3.

    Kode teks yang digunakan dalam penelitian ini adalah kode ASCII (American

    Standard Code for Information Interchange).

    4. Komponen lain seperti tabel atau gambar yang terdapat didalam file teks yang

    digunakan akan diabaikan.

    5. Program dibuat dengan bahasa pemrograman Matlab.

    6. Tujuan Penelitian

    Adapun tujuan penelitian dalam tugas akhir ini adalah menunjukkan hasil

    perbandingan algoritma Elias Delta Code dan Huffman dengan menggunakan

    parameter rasio, waktu kompresi, waktu dekompresi, dan redudancydata.

    7. Manfaat Penelitian

    Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain:

    1.

    Untuk mengetahui algoritma kompresi yang lebih baik diantara algoritma Elias

    Gamma Code dengan Shannon-Fano pada kompresi loseless.

    2. Memperluas kapasitas penyimpanan data yang digunakan dengan mengurangi

    ukuran data yang akan disimpan.

    8. Tinjauan Pustaka

    8.1. Kompresi

    Seiring dengan pesatnya arus informasi yang terus berkembang di masyarakat,

    teknologi juga secara terus menerus berupaya untuk berevolusi demi dapat memenuhi

    kebutuhan masyarakat akan adanya informasi yang dapat cepat dan mudah diakses.

    Dengan demikian timbul sebuah masalah, dimana sebuah data yang akan dikirim

    terlalu besar sedangkan jumlah bandwidth yang tersedia sangat terbatas. Dan juga

    dimana setelah data terkirim, jumlah data yang dapat disimpan pada media

    penyimpanan pada sebuah hardwarejuga sangat terbatas.Berdasarkan permasalahan

    yang tersebut, dilakukanlah sebuah cara agar data tersebut dapat dimampatkan

    (kompres) dengan harapan dapat memperkecil ukuran dari data tersebut, yang disebut

    dengan kompresi.

  • 7/21/2019 Perbandingan Algoritma Elias Delta Code dengan Huffman untuk Kompresi File Teks

    4/16

    3

    Berikut adalah beberapa definisi mengenai kompresi, diantaranya adalah

    kompresi data bertujuan untuk mengurangi jumlah bit yang digunakan untuk

    menyimpan atau mengirimkan informasi (Gailly, 1995)

    Kompresi data adalah sebuah proses yang dapat mengubah sebuah aliran data

    masukan (sumber atau data asli) ke dalam aliran data yang lain (keluaran atau data

    yang dimampatkan) yang memiliki ukuran yang lebih kecil (Salomon, 2007).

    Proses kompresi merupakan proses mereduksi ukuran suatu data untuk

    menghasilkan representasi digital yang padat atau mampat (compact) namun tetap

    dapat mewakili kuantitas informasi yang terkandung pada data tersebut. Pada citra,

    video, dan audio, kompresi mengarah pada minimisasi jumlah bit rate untuk

    representasi digital. Pada beberapa literatur, istilah kompresi sering disebut juga

    source coding, data compression, bandwidth compression, dan signal compression

    (Putra, 2010).

    Kompresi terdiri dari dua komponen, algoritma encoding yang mengambil

    pesan dan menghasilkan sebuah representasi "kompresi" (mudah-mudahan dengan

    sedikit bit), dan algoritma decoding yang merekonstruksi pesan asli atau perkiraan

    dari representasi kompresi. Kedua komponen ini biasanya saling terikat karena

    keduanya harus memahami representasi kompresi bersama-sama (Blelloch, 2013).

    Dengan merujuk pada beberapa definisi diatas, dapat ditarik kesimpulan

    bahwa kompresi adalah sebuah usaha untuk memperkecil ukuran data pada suatufile,dimana informasi yang terdapat didalamfiletersebut tidak berubah.

    Sering terjadi mispersepsi mengenai data dan informasi, padahal data dan

    informasi adalah dua hal yang berbeda. Pada data terkandung suatu informasi. Namun

    tidak semua bagian data terkait dengan informasi tersebut atau pada suatu data

    terdapat bagian-bagian data yang berulang untuk mewakili informasi yang sama.

    Bagian data yang tidak terkait atau bagian data yang berulang tersebut disebut dengan

    data yang berlebihan (redudancy data). Tujuan daripada kompresi data tidak lain

  • 7/21/2019 Perbandingan Algoritma Elias Delta Code dengan Huffman untuk Kompresi File Teks

    5/16

    4

    adalah untuk mengurangi data berlebihan tersebut sehingga ukuran data menjadi lebih

    kecil dan lebih ringan dalam proses transmisi (Putra, 2010).

    Di dalam penelitian ini, file yang akan diteliti berfokus pada jenis file teks,

    dengan ekstensi txt dan doc.Fileteks (disebut denganflat file) adalah salah satu jenis

    file komputer yang tersusun dalam suatu urutan baris data teks biasanya diwakili oleh

    8 bit kode ASCII (Solihin, 2013).

    8.2. Teknik Kompresi

    Ketika kita berbicara tentang teknik kompresi atau algoritma kompresi, kita

    sebenarnya mengacu pada dua algoritma. Ada algoritma kompresi yang mengambil

    sebuah input xdan menghasilkan xc sebagai representasi yang memerlukan bit yang

    lebih sedikit, dan ada algoritma rekonstruksi yang beroperasi pada representasi

    kompresi xc untuk menghasilkan rekonstruksi y. Operasi ini secara skematis

    diperlihatkan pada Gambar 1 (Sayood, 2006).

    Gambar 1. Kompresi dan rekonstruksi (Sayood, 2006)

    Berdasarkan persyaratan rekonstruksi, skema kompresi data dapat dibagi

    menjadi dua kelas besar: Skema kompresi lossless, dimana x identik dengan y, dan

    skema kompresi lossy, yang umumnya menyediakan kompresi jauh lebih tinggi

    daripada kompresi lossless tetapi memungkinkan ymenjadi berbeda dari x (Sayood,

    2006)..

  • 7/21/2019 Perbandingan Algoritma Elias Delta Code dengan Huffman untuk Kompresi File Teks

    6/16

    5

    8.2.1 Kompresi Lossy (Lossy Compression)

    Lossy compression menyebabkan adanya perubahan data dibandingkan sebelum

    dilakukan proses kompresi. Sebagai gantinya lossy compression memberikan

    derajat kompresi lebih tinggi. Tipe ini cocok untuk kompresi file suara digital

    dan gambar digital. File suara dan gambar secara alamiah masih bisa digunakan

    walaupun tidak berada pada kondisi yang sama sebelum dilakukan kompresi

    (Widhiarta, 2008).

    Beberapa algoritma lossy compression yang sudah umum diterapkan antara

    lain algoritma ADPCM, LPC, JPEG, MPEG, Fractal dan lain sebagainya. Konsep

    dasar kompresi lossydapat dilihat pada Gambar 2.

    Gambar 2. Ilustrasi kompresi lossy(Jewell, 2014)

    8.2.2 Kompresi Lossless(L ossless Compression)

    Sebaliknya lossless compression memiliki derajat kompresi yang lebih rendah

    tetapi dengan akurasi data yang terjaga antara sebelum dan sesudah proses

    kompresi. Kompresi ini cocok untuk basis data, dokumen atau spreadsheet.

    Pada lossless compression ini tidak diijinkan ada bit yang hilang dari data pada

    proses kompresi (Widhiarta, 2008).

    Beberapa algoritma lossless compressionyang sudah umum diterapkan antara

    lain algoritma Huffman, Shannon-Fano, RLE, LZ77, LZW, LZSS, Elias Gamma

    Code, dan Elias Delta Code. Konsep dasar kompresi lossydapat dilihat pada gambar

    3.

  • 7/21/2019 Perbandingan Algoritma Elias Delta Code dengan Huffman untuk Kompresi File Teks

    7/16

    6

    Gambar 3. Ilustrasi kompresi lossless (Jewell, 2014)

    8.3. Algoritma Elias Delta Code

    Elias Delta Code adalah sebuah algoritma kompresi yang dibuat oleh Peter Elias

    menggunakan kode yang telah dia buat sebelumnya, yaitu Elias Gamma Code, sebagai

    building block (Figueiredo, 2010).

    Dalam kode Gamma, Elias menambah panjang kode dalam unary (). Dalam

    kode berikutnya, (delta), ditambahkan pada panjang kode dalam biner (). Dengan

    demikian, Elias Delta Code, yang juga untuk bilangan bulat positif, sedikit lebih

    kompleks untuk dibangun (Salomon, 2007).

    Kompresi dalam bilangan bulat positif n dilakukan dalam langkah-langkah berikut:

    1. Tulis ndalam biner. Bit yang paling kiri (paling signifikan) akan menjadi 1.

    2. Hitung bit, hapus bit paling kiri dari n, dan tambahkan hitungan, di dalam

    biner, apa yang tersisa dari bit nyang paling kiri setelah telah dihapus.

    3. Kurangi 1 dari hitungan di langkah 2 ,dan tambahkan jumlah nol sebanyak

    hasil hitungan tersebut ke awal kode.

    Ketika langkah-langkah ini diterapkan ke bilangan integer17, hasilnya: 17 =

    100012 (lima bit). Hapus angka 1 paling kiri dan tambahkan 5 = 101 2, sehingga

    menjadi 101 | 0001. Tiga bit telah ditambahkan, jadi kita tambahkan dua nol untuk

    mendapatkan kode delta 00 | 101 | 0001.

    Dekompresi dilakukan dalam langkah-langkah berikut:

    1.

    Baca bit dari kode sampai Anda dapat men-decodekode Elias Gamma. Sebut

  • 7/21/2019 Perbandingan Algoritma Elias Delta Code dengan Huffman untuk Kompresi File Teks

    8/16

    7

    hasil decodedenganM + 1 Hal ini dilakukan dalamsubstepsberikut.:

    1.1. Hitung nol paling awal pada kode dan simbolkan dengan C.

    1.2.

    Periksa paling kiri dari 2C+ 1 bit (Cnol, diikuti oleh sebuah angka 1, diikuti

    oleh lebih banyak bit C). Ini adalah decodekode gammaM+1

    2. Baca bitMberikutnya. Sebut nomor ini L.

    3.

    Integer decode-nya adalah 2M+ L.

    Gambar 4. Tabel Elias Gamma Code (Salomon, 2007)

    Sebagai contoh, jika n = 17, kode deltanya adalah 001010001. Hitung dua

    angka nol, sehingga C= 2. Nilai dari 2Cpaling kiri + 1 = 5 bit adalah 00101 = 5,

    sehinggaM+ 1 = 5. Berikutnya bacaM= 4 bit 0001, dan berakhir dengan nilai 2M+L

    = 24+ 1 = 17.

    Gambar 5. Tabel Elias Delta Code (Salomon, 2007)

    8.4. Algoritma Huffman

    David Huffman mengembangkan algoritma Huffman pada tahun 1952 diMassachusetts Institute of Technology. Metode ini adalah satu metode popular dalam

  • 7/21/2019 Perbandingan Algoritma Elias Delta Code dengan Huffman untuk Kompresi File Teks

    9/16

    8

    bidang kompresi data. (Salomon, 2007). Algoritma Huffman menggunakan prinsip

    pengkodean yang mirip dengan kode Morse, yaitu tiap karakter (simbol) dikodekan

    hanya dengan rangkaian beberapa bit, dimana karakter yang sering muncul dikodekan

    dengan rangkaian bit yang pendek dan karakter yang jarang muncul dikodekan.dengan

    rangkaian bit yang lebih panjang. (Pu, 2006)

    Berdasarkan tipe peta kode yang digunakan untuk mengubah pesan awal (isi

    data yang diinputkan) menjadi sekumpulan codeword, algoritma Huffman termasuk

    ke dalam kelas algoritma yang menggunakan metode statik . Metoda statik adalah

    metoda yang selalu menggunakan peta kode yang sama, metoda ini membutuhkan dua

    fase (two-pass): fase pertama untuk menghitung probabilitas kemunculan tiap simbol

    dan menentukan peta kodenya, dan fase kedua untuk mengubah pesan menjadi

    kumpulan kode yang akan ditransmisikan. (Pu, 2006)

    Sedangkan berdasarkan teknik pengkodean simbol yang digunakan, algoritma

    Huffman menggunakan metode symbolwise. Metoda symbolwise adalah menghitung

    peluang kemunculan dari tiap simbol dalam file input, lalu mengkodekan satu simbol

    dalam satu waktu, dimana simbol yang lebih sering muncul diberi kode lebih pendek

    dibandingkan simbol yang lebih jarang muncul (Utami, 2013).

    Pada dasarnya, metode ini bekerja dengan membangun satu set kode prefiks

    optimal untuk data dengan frekuensi kejadian yang diketahui (Salomon, 2007). Kode

    prefiks adalah himpunan yang berisi sekumpulan kode biner, dimana pada kode

    prefiks ini tidak ada kode biner yang menjadi awal bagi kode biner yang lain. Kode

    prefiks biasanya direpresentasikan sebagai pohon biner yang diberikan nilai atau label.Untuk cabang kiri pada pohon biner diberi label 0, sedangkan pada cabang kanan pada

    pohon biner diberi label 1. Rangkaian bit yang terbentuk pada setiap lintasan dari akar

    ke daun merupakan kode prefiks untuk karakter yang berpadanan. Pohon biner ini

    biasa disebut Pohon Huffman. (Hanif, 2006).

    Langkah-langkah pembentukan Pohon Huffman adalah sebagai berikut :

    1.

    Baca semua karakter di dalam teks untuk menghitung frekuensi kemunculan

    setiap karakter. Setiap karakter penyusun teks dinyatakan sebagai pohon

  • 7/21/2019 Perbandingan Algoritma Elias Delta Code dengan Huffman untuk Kompresi File Teks

    10/16

    9

    bersimpul tunggal. Setiap simpul di-assign dengan frekuensi kemunculan

    karakter tersebut.

    2.

    Terapkan strategi algoritma greedy sebagai berikut : gabungkan dua buah

    pohon yang mempunyai frekuensi terkecil pada sebuah akar. Setelah

    digabungkan akar tersebut akan mempunyai frekuensi yang merupakan jumlah

    dari frekuensi dua buah pohon-pohon penyusunnya.

    3. Ulangi langkah 2 sampai hanya tersisa satu buah pohon Huffman. Agar

    pemilihan dua pohon yang akan digabungkan berlangsung cepat, maka semua

    yang ada selalu terurut menaik berdasarkan frekuensi. (Hanif, 2006).

    Untuk contoh, sebuah string dengan 7 karakter huruf ABACCDA

    membutuhkan representasi 7 8 bit = 56 bit (7 byte), dengan rincian sebagai berikut:

    A = 01000001, B = 01000010, A = 01000001, C = 01000011, C = 01000011,

    D = 01000100, A = 01000001.

    Padastring di atas, frekuensi kemunculan A = 3, B = 1, C = 2, dan D = 1,

    Gambar 6. Pohon Huffman (Hanif, 2006)

  • 7/21/2019 Perbandingan Algoritma Elias Delta Code dengan Huffman untuk Kompresi File Teks

    11/16

    10

    Encodingdilakukan dalam langkah-langkah berikut:

    1. Tentukan karakter yang akan di-encoding.

    2.

    Mulai dari akar, baca setiap bit yang ada pada cabang yang bersesuaian sampai

    ketemu daun dimana karakter itu berada.

    3. Ulangi langkah 2 sampai seluruh karakter di-encoding (Hanif, 2006).

    Dengan berdasarkan Pohon Huffman pada contoh diatas, maka kita dapat hasil

    encoding sebagai berikut.

    Tabel 1. Kode Huffman untuk Karakter ABCD

    Karakter String Biner Huffman

    A 0

    B 110

    C 10

    D 111

    Dengan menggunakan kode Huffman ini, string ABACCDA direpresentasikan

    menjadi rangkaian bit : 0 110 0 10 10 111 0. Jadi, jumlah bit yang dibutuhkan hanya

    13 bit.

    Decoding dapat dilakukan dengan dua cara, yang pertama dengan menggunakan

    pohon Huffman dan yang kedua dengan menggunakan tabel kode Huffman.

    Cara pertama, dengan menggunakan Pohon Huffman adalah sebagai berikut :

    1. Baca sebuah bit daristringbiner.

    2.

    Mulai dari akar.3. Untuk setiap bit pada langkah 1, lakukan traversal pada cabang yang

    bersesuaian.

    4. Ulangi langkah 1, 2 dan 3 sampai bertemu daun. Kodekan rangkaian bit yang

    telah dibaca dengan karakter di daun.

    5.

    Ulangi dari langkah 1 sampai semua bit di dalamstring habis (Hanif, 2006).

  • 7/21/2019 Perbandingan Algoritma Elias Delta Code dengan Huffman untuk Kompresi File Teks

    12/16

    11

    Gambar 7. Proses Decodingdengan

    Menggunakan Pohon Huffman (Hanif, 2006)

    Untuk contoh, ambil string biner bernilai 111 untuk di-decoding. Maka dengan

    menelusuri dari akar, kita dapatkan bahwa kode Huffman untuk string 111 adalah

    D.

    Cara yang kedua adalah dengan menggunakan tabel kode Huffman. Sebagai

    contoh kita akan menggunakan kode Huffman pada Tabel 1 untuk merepresentasikan

    string ABACCDA. Dengan menggunakan Tabel 1 string tersebut akan

    direpresentasikan menjadi rangkaian bit : 0 110 0 10 10 1110. Jadi, jumlah bit yangdibutuhkan hanya 13 bit. Dari Tabel 1 tampak bahwa kode untuk sebuah simbol /

    karakter tidak boleh menjadi awalan dari kode simbol yang lain guna menghindari

    keraguan (ambiguitas) dalam proses dekompresi atau decoding. Karena tiap kode

    Huffman yang dihasilkan unik, maka proses decoding dapat dilakukan dengan mudah.

    Contoh: saat membaca kode bit pertama dalam rangkaian bit 011001010110, yaitu

    bit 0, dapat langsung disimpulkan bahwa kode bit 0 merupakan pemetaan dari

    simbol A. Kemudian baca kode bit selanjutnya, yaitu bit 1. Tidak ada kode

    Huffman 1, lalu baca kode bit selanjutnya, sehinggamenjadi 11. Tidak ada juga

    kode Huffman 11, lalu baca lagi kode bit berikutnya, sehingga menjadi 110.

    Rangkaian kode bit 110 adalah pemetaandari simbol B(Hanif, 2006).

    9. Penelitian yang relevan

    Berikut ini beberapa penelitian yang terkait dengan algoritma Elias Delta Code dan

    Huffman:

  • 7/21/2019 Perbandingan Algoritma Elias Delta Code dengan Huffman untuk Kompresi File Teks

    13/16

    12

    1. Sukiman & Chandra (2013) dalam jurnal yang berjudul Aplikasi Kompresi File

    dengan Algoritma Elias Gamma. Dari jurnal ini, maka dapat disimpulkan bahwa

    tingkat rasio kompresi dari algoritma Elias Gamma mempunyai rentang 60% -

    80%. Pengujian baik untuk proses kompresi dan dekompresi menunjukkan

    kecepatan proses rata-rata cukup cepat karena Elias Gamma melakukan

    proses encoding dalam proses kompresinya. Waktu yang dibutuhkan untuk

    kompresi tidak bergantung pada besar ukuran file dan begitu pula waktu

    dekompresi tidak tergantung pada waku kompresi. Secara rata-rata waktu

    kompresi membutuhkan waktu lebih daripada waktu dekompresi. Besarnya

    rasio kompresi tergantung kepada jumlah bit per sample dan sample rate.

    Proses kompresi dengan menggunakan Elias Gamma mempunyai keterbatasan

    karena hanya dapat merepresentasikan 7 karakter pertama dengan jumlah bit di

    bawah 8 bit.

    2. Pramilo (2010) dalam skripsi yang berjudul Studi Perbandingan Algoritma

    Huffman Dan Lzw (Lempel Ziv Welch) Pada Pemampatan File Teks. Dalam

    skripsi, dapat disimpulkan bahwa Disimpulkan bahwa, secara rata-rata algoritma

    Huffman menghasilkan rasio file hasil pemampatan yang terbaik daripada

    algoritma LZW. Dan juga, secara rata-rata algoritma Huffman membutuhkan

    waktu pemampatan yang tersingkat daripada algoritma LZW. Terdapat beberapa

    file teks yang tidak tepat untuk dimampatkan dengan algoritma LZW karena dapat

    menghasilkan file hasil pemampatan yang berukuran sama atau lebih besar dari

    ukuran file sumber.

    10. Metode Penelitian

    Tahapan penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :

    1. Studi Literatur

    Pada tahap ini dilakukan pengumpulan referensi yang diperlukan dalam penelitian.

    Hal ini dilakukan untuk memperoleh informasi dan data yang diperlukan untuk

    penulisan skripsi ini. Referensi yang digunakan dapat berupa buku, jurnal, artikel,

    paper, makalah baik berupa media cetak maupun media internet mengenai

    kompresi loselessuntukfileteks.

  • 7/21/2019 Perbandingan Algoritma Elias Delta Code dengan Huffman untuk Kompresi File Teks

    14/16

    13

    2. Analisis sistem

    Pada tahap ini akan dianalisis sistem yang akan dibuat, batasan sistem, kinerja

    sistem dan cara kerja sistem. Sehingga sistem dapat mengimplementasikan

    algoritma Elias Delta Code dan Huffman.

    3. Perancangan Sistem

    Pada tahap ini dilakukan perancangan user interface, Data Flow Diagram (DFD),

    Entity Relationship Diagram (ERD) dan struktur program sistem kompresi file.

    4. Implementasi Sistem

    Sistem diimplementasikan dengan menggunakan Algoritma Elias Delta Code dan

    Huffman.

    5.

    Pengujian Sistem

    Pada tahap ini dilakukan pengujian kinerja sistem dan kebenaran hasil kompresi

    file teks yang dilakukan dengan dua algoritma loselessyang berbeda.

    6. Dokumentasi

    Pada tahap ini seluruh kegiatan dalam pembuatan sistem didokumentasikan

    kedalam bentuk tulisan berupa laporan tugas akhir.

  • 7/21/2019 Perbandingan Algoritma Elias Delta Code dengan Huffman untuk Kompresi File Teks

    15/16

    14

    11. Rencana Kegiatan Kerja

    Berikut ini adalah rencana kegiatan kerja dalam pengerjaan skripsi.

    Tabel 1. Rencana Kegiatan Kerja untuk Skripsi

    No Kegiatan2014

    April Mei Juni

    1 Seminar Proposal

    2 Studi Literatur

    3 Analisis dan Perancangan

    4 Implementasi

    5 Pengujian

    6 Penyusunan Skripsi

    7 Seminar Hasil

    8 Sidang Meja Hijau

    Medan, 10 April 2014

    Disetujui Oleh,

    Dosen Pembimbing I Mahasiswa

    Dosen Pembimbing II

    Prof. Dr. Muhammad Zarlis

    NIP. 19570701 198603 1 001

    Handrizal, S.Si, M.Comp.Sc

    NIP.-

    Umri Erdiansyah

    NIM.101401033

  • 7/21/2019 Perbandingan Algoritma Elias Delta Code dengan Huffman untuk Kompresi File Teks

    16/16

    15

    12. Daftar Pustaka

    Blelloch, G.E. 2013.Introduction to Data Compression. Carnegie Mellon University.

    Figueiredo, M.A.T. 2009.Elias Coding.Instituto Superior Tecnico, Lisboa, Portugal.

    Firdaus, M. & Buliali, J. L. 2010. Penentuan Kombinasi Teknik Kompresi untuk

    Mendukung Penyimpanan Data Akademik pada Smartcard. (Online)

    http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-9829-Paper.pdf (2 Mei

    2014).

    Gailly, J.L. & Nelson, Mark. 1995. The Data Compression Book. 2nd edition. Wiley.

    Hanif, I. 2006. Kompresi Teks Menggunakan Algoritma dan Pohon Huffman,

    http://informatika.stei.itb.ac.id,2006. (diakses 9 Juni 2014).

    Ida, M P. 2006.Fundamental Data Compression. Jordan Hill, Oxford.

    Putra, D. 2010.Pengolahan Citra Digital. Yogyakarta: Penerbit ANDI.

    Salomon, D. 2007. Variable-length Codes for Data Compression. London:

    Springer.

    Sayood, K. 2006. Introduction to Data Compression.3rd

    edition. Morgan Kaufmann:San Fransisco.

    Solihin, M. 2013. Perancangan Sistem Pengamanan dan Kompresi Data Teks dengan

    Fibonacci Encodingdan Algoritma Shannon-Fano serta Algoritma Deflate.

    Skripsi.Universitas Sumatera Utara.

    Sukiman & Chandra, T. 2013. Aplikasi Kompresi File dengan Algoritma Elias

    Gamma.Jurnal CORE IT 1(1): 10

    Widhiartha, P. 2008. Pengantar Kompresi Data. IlmuKomputer.com.(Online)

    nyoman.staf.narotama.ac.id/files/2012/01/widhiartha_kompresidata (12Maret 2014).

    http://www.theasciicode.com.ar,diakses tanggal 5 Februari 2014.

    http://thomasjewell.weebly.com/d2-explain-the-impact-that-file-format-compression-

    techniques-image-resolution-and-colour-depth-have-on-file-size-andiimage-

    quality.html,diakses tanggal 8 April 2014

    http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-9829-Paper.pdf%20(http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-9829-Paper.pdf%20(http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-9829-Paper.pdf%20(http://informatika.stei.itb.ac.id/http://informatika.stei.itb.ac.id/http://www.theasciicode.com.ar/http://thomasjewell.weebly.com/d2-explain-the-impact-that-file-format-compression-techniques-image-resolution-and-colour-depth-have-on-file-size-andiimage-quality.htmlhttp://thomasjewell.weebly.com/d2-explain-the-impact-that-file-format-compression-techniques-image-resolution-and-colour-depth-have-on-file-size-andiimage-quality.htmlhttp://thomasjewell.weebly.com/d2-explain-the-impact-that-file-format-compression-techniques-image-resolution-and-colour-depth-have-on-file-size-andiimage-quality.htmlhttp://thomasjewell.weebly.com/d2-explain-the-impact-that-file-format-compression-techniques-image-resolution-and-colour-depth-have-on-file-size-andiimage-quality.htmlhttp://thomasjewell.weebly.com/d2-explain-the-impact-that-file-format-compression-techniques-image-resolution-and-colour-depth-have-on-file-size-andiimage-quality.htmlhttp://thomasjewell.weebly.com/d2-explain-the-impact-that-file-format-compression-techniques-image-resolution-and-colour-depth-have-on-file-size-andiimage-quality.htmlhttp://thomasjewell.weebly.com/d2-explain-the-impact-that-file-format-compression-techniques-image-resolution-and-colour-depth-have-on-file-size-andiimage-quality.htmlhttp://www.theasciicode.com.ar/http://informatika.stei.itb.ac.id/http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-9829-Paper.pdf%20(