pers di timor leste

Upload: razan-izazi

Post on 09-Oct-2015

197 views

Category:

Documents


18 download

DESCRIPTION

Makalah tentang perkembangan pers di Timor Leste.

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUANRepublik Demokratik Timor Leste

1.1 Latar BelakangTimor Leste, atau yang secara resmi disebut sebagai Republik Demokratik Timor - Leste, adalah sebuah negara di Asia Tenggara. Timor Leste berdiri di bagian timur pulau Timor, pulau-pulau terdekat dengan Timor Leste antara lain Atauro dan Jaco , dan Oecusse, sebuah eksklave di sisi barat laut pulau, di Timor Barat Indonesia. Luasnegara ini sekitar 15.410 km2 ( 5.400 sq mi ).Dulu Timor Leste disebut juga dengan Timor Timur.Negara ini dijajah oleh Portugal di abad ke-16 dan dikenal sebagai Timor Portugis sampai dekolonisasi negara Portugal.Pada akhir 1975, Timor Timur mendeklarasikan kemerdekaannya tetapi setahun kemudian diserbu dan diduduki oleh Indonesia dan dinyatakan sebagai provinsi ke-27 Indonesia saat itu pada tahun berikutnya.Pada tahun 1999, menyusul tindakan yang disponsori PBB, Indonesia melepaskan kontrol wilayah atas Timor Timur.Kemudian Timor Timur menjadi negara berdaulat baru pertama abad ke-21 pada 20 Mei 2002.Setelah kemerdekaan, Timor Leste menjadi anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Komunitas Negara-negara Berbahasa Portugis.Negara ini menjadi salah satu dari dua negara Katolik Roma yang berada di Asia setelah Filipina.Timor Leste memiliki tingkat ekonomi dengan berpenghasilan rendah menengah.37,4 % dari penduduk Timor Leste hidup di bawah garis kemiskinan internasional - yang berarti hidup dengan kurang dari US $ 1,25 per hari - dan sekitar 50 % dari populasi penduduk Timor Leste masih mengalami buta huruf. Hal ini menjadi efek samping dari perjuangan panjang kemerdekaan melawan kependudukan Indonesia, yang merusak banyak infrastruktur negara dan menewaskan sedikitnya seratus ribu orang.Negara ini ditempatkan pada urutan 134 Indeks Pembangunan Manusia (IPM).Meskipun demikian, Timor Lestememiliki harapan keenam terbesar pada persentase pertumbuhan PDB di dunia tahun 2013.

Peta Wilayah Timor Leste

Timor Leste terletak di antara garis lintang 8 dan 10 S , dan bujur 124 dan 128 E

Lambang Negara Timor Leste

Bendera Timor Leste

Deskripsi Bendera : Kuning menunjukkan kolonialisme di masa lalu Timor Leste; hitam merupakan obskurantisme yang perlu diatasi; merah berarti dari perjuangan pembebasan nasional; bintang putih melambangkan perdamaian dan berfungsi sebagai cahaya penuntun

1.2 Demografi Timor LestePada tahun 2005 penduduk Timor Leste diperkirakan berjumlah 1.040.880 jiwa.Penduduk Timor Leste merupakan campuran antara suku bangsa Melayu dan Afrika, sebagian kecil keturunan Portugis.Mayoritas penduduk Timor Leste beragama Katolik (93%), diikuti Protestan (3%), Islam (1%), dan sisanya Buddha, Hindu (1%, masing-masing 0,5%), dan aliran kepercayaan (2%). Karena mayoritas penduduk beragama Katolik, maka kini terdapat tiga keuskupan (diosis) yaitu: Diosis Dili, Diosis Baucau dan Diosis Maliana yang baru didirikan pada tanggal 30 Januari 2010 oleh Paus Benediktus XVI.

1.3 Geografis Timor LesteTimor Leste terletak di Asia Tenggara.Pulau Timor merupakan bagian dari Maritim Asia Tenggara, dan merupakan yang terbesar dan paling timur dari Kepulauan Sunda Kecil .Bagian utara pulau ini berbatasan dengan Selat Ombai, Selat Wetar, dan yang terbesar adalah Laut Banda.Laut Timor memisahkan pulau dari Australia bagian selatan, dan Provinsi Indonesia Nusa Tenggara Timur yang terletak di barat Timor Leste.Sebagian besar lahan negara ini adalah pegunungan, dan tertinggi adalah Tatamailau atau yang juga dikenal sebagai Gunung Ramelau, mencapai ketinggian 2.963 meter (9.721 kaki). Iklimnya tropis dan umumnya panas dan lembab.Hal ini ditandai dengan musim hujan dan kemarau. Ibukota, kota terbesar, dan pelabuhan utama adalah Dili, serta di kota besar kedua adalah kota timur Baucau. Timor Leste terletak di antara garis lintang 8 dan 10 S , dan bujur 124 dan 128 E.Daerah paling timur Timor Leste terdiri dari Paitchau Range dan daerah Lalaro Danau Ira, yang berisi kawasan konservasi pertama di kabupaten itu, yaitu Konis Santana Taman Nasional Nino. Tempat ini berisi kawasan hutan tropis terakhir yang tersisa didalam negara ini.Tempat ini memiliki sejumlah spesies tanaman dan hewan yang unik dan jarang populasinya.

1.3.1 Pembagian Distrik Timor LesteSecara administratif Timor Leste dibagi menjadi 13 distrik:1. Aileu2. Ainaro3. Baucau4. Bobonaro5. Cova-Lima (Suai)6. Dili7. Ermera8. Lautem (Lospalos)9. Liquica10. Manatuto11. Manufahi (Same)12. Oecussi-Ambeno (Pante Makasar)13. Viqueque (Cabira-Oan)Nama-nama yang berada didalam tanda kurung adalah ejaan alternatif yang sering dipakai pada masa Integrasi.

1.4 Ekonomi Timor LesteTimor Leste memiliki ekonomi pasar yang digunakan untuk bergantung pada ekspor beberapa komoditas seperti kopi, marmer, minyak, dan cendana. Ekonomi Timor Leste tumbuh sekitar 10 % pada tahun 2011 dan pada tingkat yang sama pada tahun 2012 .Saat ini Timor Leste memiliki pendapatan dari cadangan minyak dan gas lepas pantai, Namun hampir setengahnya telah digunakan untuk mengembangkan desa-desa, yang masih mengandalkan pertanian subsisten. Hampir setengah penduduk hidup dalam kemiskinan ekstrim.The Timor - Leste Petroleum Fund didirikan pada tahun 2005 , dan pada tahun 2011 nilainya telah mencapai senilai US $ 8700000000. Timor Leste diberi label oleh Dana Moneter Internasional sebagai "ekonomi yang paling tergantung pada minyak di dunia" .Dana Minyak membayar untuk hampir semua anggaran tahunan pemerintah , yang telah meningkat dari $ 70 juta pada tahun 2004 menjadi $ 1,3 miliar pada 2011, dengan proposal $ 1800000000 untuk 2012 .Ekonomi tergantung pada anggaran belanja pemerintah dan, pada tingkat lebih rendah, yaitu bantuan dari donor internasional.Pengembangan sektor swasta telah tertinggal karena kekurangan modal manusia, kelemahan infrastruktur, sistem hukum yang lengkap, dan lingkungan peraturan yang tidak efisien.Setelah minyak bumi, ekspor terbesar kedua adalah kopi, yang menghasilkan sekitar $ 10 juta per tahun.Starbucks adalah pembeli utama kopi Timor Leste.Menurut data yang dikumpulkan dalam sensus 2010 , 87,7 % dari perkotaan dan 18,9 % rumah tangga pedesaan memiliki listrik , untuk rata-rata keseluruhan 36,7 % .Sektor pertanian mempekerjakan 80 % dari populasi yang aktif. Pada tahun 2009, sekitar 67.000 rumah tangga tumbuh kopi di Timor Timur, dengan sebagian besar menjadi miskin. Saat ini, margin kotor sekitar $ 120 per hektar, dengan hasil per tenaga kerja - hari sekitar $ 3,7 Ada kacang hijau tumbuh 11.000 rumah tangga tahun 2009, sebagian besar dari mereka petani subsisten.Negara ini menduduki peringkat 169 secara keseluruhan dan terakhir di kawasan Asia Timur dan Pasifik oleh laporan Doing Business 2013 Bank Dunia. Negara ini bernasib sangat buruk di 'pendaftaran properti', 'menegakkan kontrak' dan 'menyelesaikan insolvensi' kategori, peringkat terakhir di seluruh dunia ketiga.Pemerintahan kolonial Portugis memberikan konsesi ke Oceanic Exploration Corporation untuk mengembangkan minyak bumi dan gas alam deposito di perairan sebelah tenggara dari Timor Leste.Namun, ini dibatasi oleh invasi Indonesia pada tahun 1976.Sumber daya dibagi antara Indonesia dan Australia dengan Perjanjian Selat Timor pada tahun 1989. Sementara itu perjanjian (perjanjian Laut Timor, ditandatangani saat Timor Timur merdeka pada 20 Mei 2002) mendefinisikan Joint Petroleum Development Area (JPDA) dan diberikan 90 % dari pendapatan dari proyek-proyek yang ada di daerah itu ke Timor Timur dan 10 % untuk Australia. Sebuah perjanjian tahun 2005 antara pemerintah Timor Leste dan Australia mengamanatkan bahwa kedua negara mengesampingkan perselisihan mereka atas batas maritim dan bahwa Timor Leste akan menerima 50 % dari pendapatan dari eksploitasi sumber daya di daerah tersebut (diperkirakan sebesar $ 26000000000, atau sekitar US $ 20 miliar selama masa proyek) dari pengembangan Greater Sunrise. Pada 2013, Timor Timur meluncurkan sebuah kasus di Pengadilan Tetap Arbitrase di Den Haag untuk menarik keluar dari perjanjian gas yang telah ditandatangani dengan Australia, menuduh Australia Rahasia Intelligence Service ( ASIS ) dari mengganggu ruang kabinet Timor Leste di Dili pada 2004.

BAB IIPEMBAHASANPers di Timor LesteSaat ini Timor Leste menduduki peringkat ke 70 di Indeks Kebebasan Pers, saat ini tertinggi di Asia Tenggara.Hal ini merupakan sebuah prestasi mengingat Timor Leste adalah sebuah negara yang baru mendeklarasikan kemerdekaannya.Sejarah perkembangan pers dan media di Timor Leste tidak lepas dari masa kependudukan Indonesia di wilayah Timor Leste. Media massasudah mulai berkembang saat Timor Leste masih menjadi provinsi ke-27 Indonesia. Media massa pertama yang dimiliki Timor Leste adalah surat kabar, yang diberi nama STL (Suara Timor Lorosae). STL terbit sejak zaman kependudukan Indonesia di Timor Leste.Pada tahun 1999 Timor Leste mendeklarasikan kemerdekaanya dan lepas dari administrasi PBB, sejak itulah mulai kembali berkembang media-media di Timor Leste, terlebih saat restorasi independen Timor Lestelebih banyak lagi mediabaru yang berkembang. Pemerintah Timor Leste sendiri tidak banyak memberika kontribusi terhadap pendanaan lembaga penerbitan di negara tersebut.Masing-masing lembaga penerbitan atau media di Timor Leste memiliki pendanaan sendiri.Terlebih media swasta, mereka memiliki sistem pendanaan yang independen. Jadi,perkembangan media di Timor Leste terjadi dengan cukup pesat. Dari mulai media cetak, radio dan televisi, dan berlanjut hingga kini Timor Leste juga telah memiliki media online.Di ranahan media cetak, Timor Leste memiliki lima buah surat kabar yang telah cukup berkembang, diantaranya Daily Newspaper, STL, Timor Post, Independent Daily. Semua surat kabar tersebut dicetak dan distribusikan hanya di daerah Dili, kalaupun didistribusikan ke daerah-daerah lain jumlahnya masih sangat jarang. Hal itu karena keterbatasan akses lembaga media menuju distrik-distrik lainnya di Timor Leste.Sedangkan media elektronik, Timor Leste memiliki dua buah stasiun televisi, yaitu RTTL dan STL TV.RTTL merupakan televisi nasional seperti RRI di Indonesia. Pendanaannya dari anggaran belanja negara atau pemerintah, akan tetapi mereka tetap independen, mereka tidak memiliki ketergantungan dengan kebijakan-kebijakan pemerintah. Jika dikatakan ketergantungan terhadap finsial betul, tetapi dalam penyiaran mereka tidak ada ketergantungansama sekali dengan pemerintah. Media lain yang cukup berkembang di Timor Leste lainnya adalah radio. Ada sekitar lima sampai sepuluh stasiun radio di Timor Leste.Pusat utamanya yaitu di Dili dan ada radio-radio komunitas di daerah-daerah.Untuk siaran televisi di Timor Leste hanya disiarkan dalam beberapa waktu saja. Utamanya siaran televisi berisi tentang berita dan paket-paket acara lain, selebihnya merupakanrelay program dari luar negeri, yaitu dari Portugal dan beberapa dari Indonesia.Media online saat ini mulai berkembang di Timor Leste,pusatnya terletak di Dili dan ada puladi Portugal. Jadi, itulah jumlah dan jenis-jenis media yang ada di Timor Leste. Pada prinsipnya, kebebasan media di Timor Leste dijamin walaupun undang-undang pers masih dalam pembahasan dan masih dalam rancangan. Akan tetapi kebebasan pers di Timor Leste sangat bebas dan di dukung oleh pemerintah.Saat ini secara langsung belum ada lembaga pemerintah yang mengatur jalannya isi media atau pemberitaan di Timor Leste. Pemerintah memberikan kebebasan penuh kepada lembaga-lembaga penerbitan media massa untuk menyiarkan semua berita dan bertanggung jawab penuh atas hal tersebut. Jika ada hal apapun yang disampaikan pemerintah, media bisa memberitakan, bisa tidak.Kebebasan itu merupakan suatu hal yang ditekankan kepada lembaga pers di Timor Leste.Namun, pemerintah Timor Leste juga memiliki peran terhadap kebabasan pers di negaranya.Kontribusi pemerintah Timor Leste saat ini adalah menjamin bahwa pers memiliki akses terhadap semua kebijakan pemerintah. Pemerintah telah mencanangkan program transparansi tentang keuangan, dan pers memiliki akses menuju portal-portal keuangan pemerintah yang berkaitan tentang pengeluaran pemerintah, kontrak-kontrak yang akan ditenderkan, dan lain sebagainya.Selain itu pemerintah Timor Leste juga menjamin keamanan jurnalis disana, mereka menganggap serius setiap kali ada insiden terhadap semua orang, terlebih jurnalis.Salah satu lembaga pemerintah yang berkaitan dengan pers di Timor Leste adalah Sekertaris Negara Urusan Komunikasi Sosial, yang di Indonesia setara dengan Kementerian Komunikasi dan Informasi.Lembaga ini menagani tentang kebijakan-kebijakan pemberitaan media.Salah satu programnya yang sedang dibahas adalah undang-undang tentang pers di Timor Leste.Rancangan Undang-undang yang kini sedang dibahas dan digodok oleh pemerintah Timor Leste antara lain adalah untuk menekankan peran strategis Dewan Pers di Timor Leste agar dapat menjaga kebebasan pers, yang juga dijamin konstitusi negerinya.Selain itu yang juga dibahasan dalam RUU ini adalah seputar standar kompetensi wartawan dan perusahaan media.Karena saat ini sebagian besar wartawan di Timor Leste masih berpendidikan setingkat sekolah lanjutan atas (SLA) sehingga perlu untuk ditingkatkan lagi kompetensinya.Pemerintah Timor Leste saat ini juga sedang menyiapkan lembaga pendidikan jurnalistik dan kantor berita nasional. Namun dalam hal ini, pemerintah hanya memfasilitasi dan akan membiarkan komunitas pers untuk mengelola fasilitas tersebut.Kecenderungan isi media di Timor Leste adalah jurnalisme. Hampir keseluruhan program acara dan konten di media massa Timor Leste adalah berita dan jurnalistik. Secara praktis tidak ada konten entertaimen buatan buatan lokal dari Timor Leste. Untuk konten entertaimen media Timor Leste me-relay program dari Portugal dan beberapa dari Indonesia. Banyaknya program-program acara di Timor Leste yang berasal dari Portugal ini dipengaruhi oleh kedekatan historik kedua negara.Kurang lebih 450 tahun Portugal berada di Timor Leste membuat hubung kerjasama kedua negara terus berlajut hingga saat ini.dan salah satu kerjasamanya adalah di bidang jurnalisme dan pers. Portugal memiliki kantor berita resminya di Dili. dan salah satu kerjasamanya di bidang journalism dan pers. Mereka memiliki wartawan yang meliput di Timor Leste. Ada pun dalam program RTP (Radio Televison Portugal) seperti layaknya TVRI di Indonesia.Ada program-program yang memang setiap bulannya berupa segmen tentang Timor Leste yang disiarkan di Portugal dan Afrika yang dapat menerima siaran RTP tersebut.Jurnalisme di Timor Leste berjalan cukup baik, tidak banyak media-media yang berafiliasi dengan partai politik.Namun ada satu radio di Timor Leste yang kepemilikinannya di gawangi oleh partai politik.Yaitu stasiun radio 99.9 FM yang dimiliki oleh partai Fratelin.Salah satu partai yang saat ini menjadi partai opisisi.Selain itu ada pula radio yang dimiliki gereja katolik dan Kristen dan beberapa radio yang dimiliki universitas atau NGO-NGO tertentu.Untuk itu dapat dikatakan bahwa pers di Timor Leste masih memegang independensinya dalam dunia jurnalistik.Secara keseluruhan jika melihat kecenderungan siaran pers dan jurnalisme di Timor Leste dapat dikatakan menganut teori Pers Bebas atau Libertarian Theory.Dalam teori ini pers dianggap sebagai mintra dalam upaya mencari kebenaran, dan bukan sebagai alat pemerintah. Jadi, tuntutan bahwa pers harus mengawasi pemerintah berkembang berdasarkan teori ini.Teori ini sangat erat kaitannya dengan pers sebagai "The Fourth Estate" atau "Pilar Kekuasaan Keempat" setelah kekuasaan eksekutif, legislatif, dan eksekutif.Oleh karenanya, pers bebas dari pengaruh pemerintah dan kendali pemerintah. Sehingga dalam upaya mencari kebenaran, semua gagasan memiliki kesempatan yang sama untuk dikembangkan.Oleh karena itu kebebasan pers di Timor Leste dapat dikatakan baik dan positif dalam arti membantu pembangunan di Timor Leste dan mendidik publik secara luas. Berdasarkan pengalaman-pengalaman yang dimiliki Timor Leste, kebebasan pers adalah sesuatu yang penting, akan tetapi kebebasan itu harus diimbangi dengan tanggung jawab.Selebih itu pers bebas melaksanakan kontrol sosial dan pemerintah tidak melakukan tekanan terhadap kebebasan pers.

BAB IIIPENUTUP

KESIMPULAN

Jika melihat perkembangan sistem pers di Timor Leste, dapat disimpulkan bahwa Timor Leste menganut Teori Pers Bebas atau Libertarian Theory. Hal itu pun terbukti karena pers di sana tidak di atur atau dituntut oleh pemerintah dalam melakukan kegiatan jurnalistik. Media dengan bebas meliput serta mengkritik pemerintah dalam segala aksi yang terjadi di dalam negara.Namun, kebebasan pers tersebut diiringi pula dengan perlindungan dari pemerintah yang melindungi para jurnalis. Mereka bebas dan terlindungi, karena pers di Timor Leste berada di bawah pimpinan Sekertaris Negara Urusan Komunikasi Sosial. Dan hingga saat ini pun pers di Timor Leste terus berkembang dengan terus memperbaharui RUU mengenai pers.Peran serta pemerintah untuk mendukung pers di Timor Leste pun membuat lembaga pers di Timor Leste independen dan semakin berkembang. Walaupun ada media yang dengan gambalang menyatakan kepemilikannya dibawah partai politik, namun hal tersebut tidak mempngaruhi keberpihakan media Timor Leste terhadap kepentingan tertentu. Cuku berbeda dengan yang terjadi di Indonesia, bahwa kini banyak media yang berafiliasi dengan partai politik sehingga pemberitaannya pun terkadang tidak berimbang.

Lampiran IDokumentasi

Sesi diskusi mengenai pers dan media di Timor Leste bersama Lisuardo Gaspar, Konselor Timor Leste untuk Indonesia, di Kedutaan Besar Timor Leste, Mayapada Tower lantai 19, Jl. Jend Sudirman Kav 280 Jakarta.

Elizabeth Shinta, Razan Izazi, Febianca Putri dan Ibny Haykal foto bersama dengan konselor Timor Leste, Lisuardo Gaspar.Lampiran II

The World Fact Book CIARepublik Demokratik Timor Leste13