pewarnaan tunggal dan differensial_popy sarah c_260110130136

Upload: popy-sarah-chairunnisa

Post on 13-Feb-2018

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/23/2019 Pewarnaan Tunggal Dan Differensial_Popy Sarah C_260110130136

    1/22

    LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI FARMASI

    PEWARNAAN SEDERHANA

    Senin, 2 Maret 2015

    Kelompok I

    Senin, Pukul 13.0016.00 WIB

    Nama NPM

    Popy Sarah Chairunnisa 260110130136

    LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASI

    FAKULTAS FARMASI

    UNIVERSITAS PADJADJARAN2015

    Nilai TTD

    (Dhiya) (Emanuella) (Puspagita)

  • 7/23/2019 Pewarnaan Tunggal Dan Differensial_Popy Sarah C_260110130136

    2/22

    I.

    Tujuan

    Mengamati ukuran, bentuk dan struktur-struktur tertentu dari bakteri, dengan

    menggunakan satu macam zat pewarna.

    II. Prinsip

    1. Ikatan ion

    Pewarnaan bakteri didasarkan atas adanya ikatan ion antara komponen seluler

    dari bakteri dengan senyawa aktif dari pewarnaan yang disebut kromogen.

    Terjadi ikatan ion karena adanya muatan listrik baik pada komponen seluler

    maupun pada pewarnaan. Berdsarkan adanya muatan ini maka dapat

    dibedakan pewarna asam dan pewarna basa.

    2. Pewarnaan sederhana

    Pewarnaan sederhana didasarkan pada zat warna yang digunakan hanya

    terdiri dari satu zat yang dilarutkan dalam bahan pelarut ya

    3.

    Teknik aseptis

    Teknik aseptis adalah proses tanpa kontaminasi untuk menjamin preparasi

    bebas dari mikroba kontaminan. Teknik aseptic digunakan sepanjang

    percobaan berlangsung baik alat, bahan, lingkungan sekitar maupun

    praktikan. Untuk alat dan bahan dapat diterapkan metode sterilisasi.

    III. Teori Dasar

    Mikroorganisme yang ada di alam ini mempunyai morfologi, struktur dan

    sifat-sifat yang khas begitu pula dengan bakteri. Bakteri yang hidup hampir tidak

    berwarna dan kontras dengan air, dimana sel-sel bakteri yang ada di suspensikan.

    Salah satu cara unutk mengamati bentuk sel bakteri sehingga mudah di

    identifikasi adalah dengan cara metode pengenceran atau pewarnaan. Hal tersebut

    berfungsi untuk mengetahuisifat fisiologisnya yaitu mengetahui reaksi dinding

    sel bakteri melalui serangkaian pengecetan atau pewarnaan (Dwidjoseputro,

    1998).

  • 7/23/2019 Pewarnaan Tunggal Dan Differensial_Popy Sarah C_260110130136

    3/22

    Melihat dan mengamati bakteri dalam keadaan hidup sangat sulit, karena

    selain bakteri itu tidak berwarna juga transparan dan sangat kecil. Unutk

    mengatasi hal tersebut maka dikembangkan suatu teknik pewarnaan sel bakteri

    sehingga sel dapat terlihat jelas dan mudah diamati. Oleh karena itu teknik

    pewarnaan sel bakteri ini merupakan salah satu cara yang paling utama dalam

    penelitian-penelitian mikrobiologi (Dwidjoseputro, 1998).

    Berbagai macam tipe morfologi bakteri (kokus, basil, spirilum, dan

    sebagainya) dapat dibedakan dengan menggunakan pewarna sederhana. Istilah

    pewarna sederhana dapat diartikan dalam mewarnai sel-sel bakteri hanyadigunakan satu macam zat warna saja (Gupte, 1990). Kebanyakan bakteri mudah

    bereaksi dengan pewarna-pewarna sederhana karena sitoplasmanya bersifat

    basofilik (suka akan basa) sedangkan zat-zat warna yang digunakan untuk

    pewarnaan sederhana umumnya bersifat alkalin (komponen kromoforiknya

    bermuatan positif). Faktor-faktor yang mempengaruhi pewarnaan bakteri yaitu

    fiksasi, peluntur warna , substrat, intensifikasi pewarnaan dan penggunaan zat

    warna penutup. Suatu preparat yang sudah meresap suatu zat warna, kemudian

    dicuci dengan asam encer maka semua zat warna terhapus. sebaliknya terdapat

    juga preparat yang tahan terhadap asam encer. Bakteri-bakteri seperti ini

    dinamakan bakteri tahan asam, dan hal ini merupakan ciri yang khas bagi suatu

    spesies (Dwidjoseputro, 1994).

    Teknik pewarnaan warna pada bakteri dapat dibedakan menjadi empat

    macam yaitu pengecatan sederhana, pengecatan negatif, pengecatan diferensial

    dan pengecatan struktural. Pemberian warna pada bakteri atau jasad- jasad reniklain dengan menggunakan larutan tunggal suatu pewarna pada lapisan tipis, atau

    olesan, yang sudah difiksasi, dinamakan pewarnaan sederhana. Prosedur

    pewarnaan yang menampilkan perbedaan di antara sel-sel microbe atau bagian-

    bagian sel microbe disebut teknik pewarnaan diferensial. Sedangkan pengecatan

    struktural hanya mewarnai satu bagian dari sel sehingga dapat membedakan

    bagian-bagian dari sel. Termasuk dalam pengecatan ini adalah pengecatan

    endospora, flagella dan pengecatan kapsul (waluyo, 2010).

  • 7/23/2019 Pewarnaan Tunggal Dan Differensial_Popy Sarah C_260110130136

    4/22

    Mikroba sulit dilihat dengan cahaya karena tidak mengadsorbsi atau

    membiaskan cahaya. Alasan inilah yang menyebabkan zat warna digunakan untuk

    mewarnai mikroorganisme. Zat warna mengadsorbsi dan membiaskan cahaya

    sehingga kontras mikroba dengan sekelilingnya dapat ditingkatkan. Penggunaan

    zat warna memungkinkan pengamatan strukur seperti spora, flagela, dan bahan

    inklusi yng mengandung zat pati dan granula fosfat (Entjang, 2003).

    Pewarnaan sederhana yaitu pewarnaan dengan menggunakan satumacam

    zat warna dengan tujuan hanya untuk melihat bentuk sel bakteri dan untuk

    mengetahui morfologi dan susunan selnya . pewarnaan ini dapat menggunakanpewarnaan basa pasda umumnya antara lain kristal violet , metylen blue , karbol ,

    fuchsin , dan safranin (lay ,1994).

    Pewarnaan sederhana merupakan teknik pewarnaan yang paling banyak

    digunakan. Disebut sederhana karena hanya menggunakan satu jenis zat warna

    untuk mewarnai organisme tersebut. Kebanyakan bakteri mudah bereaksi dengan

    pewarnaan-pewarnaan sederhana karena sitoplasamanya bersifat basofilik (suka

    dengan basa). Zat-zat warna yang digunakan untuk pewarnaan sederhana

    umumnya bersifat alkolin. Dengan pewarnaan sederhana dapat mengetahui bentuk

    dan rangkaian sel-sel bakteri. Pewarna basa yang biasa digunakan untuk

    pewarnaan sederhana ialah metilen biru, kristal violet, dan karbol fuehsin yang

    mana pewarnaan sederhana ini dibagi lagi menjadi dua jenis pewarnaan (Lestari,

    2013)

    Berbagai macam tipe morfologi bakteri (kokus, basil, spirilum, dan

    sebagainya) dapat dibedakan dengan menggunakan pewarna sederhana, yaitu

    mewarnai sel-sel bakteri hanya digunakan satu macam zat warna saja.

    Kebanyakan bakteri mudah bereaksi dengan pewarna-pewarna sederhana karena

    sitoplasmanya bersifat basofilik (suka akan basa) sedangkan zat-zat warna yang

    digunakan untuk pewarnaan sederhana umumnya bersifat alkalin (komponen

    kromoforiknya bermuatan positif) (Lestari, 2013)

  • 7/23/2019 Pewarnaan Tunggal Dan Differensial_Popy Sarah C_260110130136

    5/22

    Pada umumnya, olesan bakteri terwarnai mengungkapkan ukuran,

    bentuk, susunan dan adanya struktur internal seperti spora dan butiran zat pewarna

    khusus diperlukan untuk melihat bentuk kapsul atau pun flagella, dan hal-hal

    terperinci tertentu di dalam sel. Zat pewarna adalah garam yang terdiri atas ion

    positif dan ion negatif, yang salah satu diantaranya berwarna (Volk dan Whleer,

    1998).

    IV.Alat dan Bahan

    Alat

    1. Bak pewarna

    2. Cawan petri

    3. Kaca obyek

    4. Kapas

    5. kertas saring

    6. Mikroskop majemuk

    7. Ose

    8.

    pembakar spirtus

    Bahan

    1. Zat warna karbol fuksin, biru metilen dan karbol gentian violet

    2. Sampel air liur

    3. Alkohol 70 %

    4. air suling dalam botol semprot

    5.

    minyak celup.

    Gambar Alat

    1. Bak Pewarna

  • 7/23/2019 Pewarnaan Tunggal Dan Differensial_Popy Sarah C_260110130136

    6/22

    2.

    Cawan petri

    9.

    4.

    kaca obyek

    5.

    Kapas

    6. Kertas Saring

    7.

    Mikroskop Majemuk

  • 7/23/2019 Pewarnaan Tunggal Dan Differensial_Popy Sarah C_260110130136

    7/22

    8.

    Ose

    9. Pembakar Spiritus

    V. Prosedur

    Alat dan bahan mula-mula disiapkan. Dimasukkan air liur dari

    relawan secukupnya dalam cawan petri yang telah disterilkan dan dalam tertutup.

    Kemudian diambil kaca preparat yang telah direndam dalam alkohol, dilap

    menggunakan kapas yang telah ditetesi etanol 95% hingga kesat (bebas lemak).

    Setelah itu dibuat olesan bakteri secara aseptis di dekat api setipis-tipisnya

    menggunakan ose yang telah dibakar hingga berpijar sebelumnya dan didinginkan

    di dekat api, kemudian digambar lingkaran tempat mengoeskan bakteri di

    permukaan bawah kaca preparat menggunakan spidol. Kemudian difiksasikan

    dengan melewatkan kaca di dekat api. Setelah dingin, kaca preparat diletakkan

    diatas bak pewarnaan, daerah yang telah diolesi sampel air liur diteteskan dengan

    salah satu zat warna, kemudian dibiarkan selama beberapa waktu. Bila digunakan

    karbol fuksin, dibiarkan olesan terwarnai selama 5 menit. Bila digunakan biru

    metilen, dibiarkan olesan terwarnai selama 1-2 menit, Sedang bila digunakan karbol

    gentian violet, biarkan olesan terwarnai selama 15-30 detik.

    Setelah ditetesi zat warna dan dibiarkan selama beberapa waktu, preparat

    dimiringkan agar cairan pewarna mengalir ke bak pewarnaan, setelah itu preparat

  • 7/23/2019 Pewarnaan Tunggal Dan Differensial_Popy Sarah C_260110130136

    8/22

    dibilas dengan air suling dengan cara dilewatkan dari salah satu sisi preparat ke sisi

    yang lain. Preparat kemudian dikeringkan dengan kertas saring. Setelah itu diteteskan

    sedikit minyak emersi pada preparat, dan bakteri dilihat dengan menggunakan

    mikroskop. Hasil yang terlihat pada mikroskop kemudian digambar pada buku

    gambar sesuai dengan warna yang dihasilkan dari setiap pewarna.

    VI.Data Pengamatan

    VII. Pembahasan

    Pada praktikum Mikrobiologi Farmasi kali ini dilakukan pewarnaan tunggal

    dari sampel bakteri yang diperoleh dari air liur relawan. Air liur atau saliva adalah cairan

    bening yang dihasilkan dalam mulut manusia yang disekresikan dari kelenjar ludah.

    Saliva mengandung zat-zat seperti elektrolit, mukosa, enzim, dan beberapa senyawa

    antibakteri seperi tiosianat dan imunoglobulin. Namun selain zat-zat tersebut, saliva juga

    mengandung bakteri flora normal yang tidak menggangu sistem imun manusia.

    Prosedur pelaksanaan praktikum dimulai dari pemindahan air liur relawan

    dari mulut ke cawan petri yang telah disterilisasi, kemudian ditutup untuk mencegah

    adanya kontak dengan udara yang apabila terdapat mikroorganisme didalamnya dapat

  • 7/23/2019 Pewarnaan Tunggal Dan Differensial_Popy Sarah C_260110130136

    9/22

    mempengaruhi hasil yang diamati. Digunakan kaca preparat yang telah disterilisasi

    dengan direndam dalam alkohol dan disapukan dengan kapas yang telah ditetesi alkohol

    agar kotoran-kotoran berupa lemak atau material lainnya di permukaan preparat dapat

    disingkirkan.

    Metode pelaksanaan praktikum ini dilakukan secara aseptis dimana setiap

    perlakuan yang melibatkan alat yang bersentuhan langsung dengan sampel harus

    disterilkan terlebih dahulu dan selalu di dekat api, agar tidak adanya kontaminan yang

    mempengaruhi hasil pengamatan. Untuk cawan petri harus disterilkan dengan autoklaf,

    sedangkan ose dibakar di api hingga berpijar, kemudian didinginkan di dekat api. Ose

    penting untuk didinginkan agar ketika menyentuh sampel tidak membunuh bakteri yang

    terdapat pada sampel tersebut.

    Maka sebelum pengolesan sampel ke kaca preparat, terlebih dahulu

    pembakar spiritus dinyalakan. Ose kemudian dibakar di api hingga berpijar dan

    didinginkan, setelah itu cawan petri dibuka dan lubangnya difiksasikan di dekat api agar

    tidak ada bakteri yang masuk. Sampel diambil dengan ose yang telah dingin, kemudian

    dioleskan diatas kaca preparat, pengolesan sampel harus setipis mungkin agar tidak ada

    bakteri yang menumpuk dan bakteri mudah dilihat, setelah dioleskan lubang pada cawan

    kembali difiksasikan dan segera ditutup. Tempat pengolesan sampel tadi ditandai dengan

    spidol di permukaan bawah preparat, agar pada saat pemberian zat pewarna dan

    pengamatan melalui mikroskop lebih mudah. Setelah itu preparat dilewatkan di api agar

    bakteri menempel pada permukaan preparat. Preparat tidak boleh dilewatkan di api terlalu

    lama, karena dapat membunuh bakteri.

    Setelah preparat yang mengandung sampel tersedia, diambil pewarna karbon

    gentian violet dan diteteskan diatas permukaan preparat yang telah diolesi sampel dan

    didiamkan selama 30 detik. Pendiaman ini dilakukan agar warna dapat diabsorbsi oleh

    bakteri sehingga dapat dilihat bentuknya di mikroskop. Prosedur yang sama juga

    dilakukan untuk pewarna metilen blue hanya saja didiamkan selama 2 menit agar warna

    dapat diabsorbsi.

    Hasil pengamatan menunjukkan adanya bakteri berbentuk cocci yang

    menyerap warna biru dari metilen blue dan warna merah-ungu dari karbol gentian violet.

    Hasil ini dapat diamati karena Selsel bakteri mempunyai muatan yang agak negatif bila

    pH lingkungannya mendekati netral. Muatan negatif dari sel bakteri akan bergabung

  • 7/23/2019 Pewarnaan Tunggal Dan Differensial_Popy Sarah C_260110130136

    10/22

    dengan muatan positif dari ion zat warna misalnya methylen blue, sehingga selnya akan

    berwarna. Perbedaan muatan inilah yang menyebabkan adanya ikatan atau gabungan

    antara zat warna dan sel bakteri

    Pewarnaan tunggal ini merupakan teknik pewarnaan sederhana yang

    bertujuan untuk melihat bentuk sel, bentuk, dan ukurannya dan tidak membutuhkan reaksi

    kompleks, sehingga prosesnya tidak panjang. Namun karena keterbatasan alat, perbesaran

    yang digunakan pada mikroskop tidak begitu memadai untuk melihat struktur yang jelas

    dari suatu bakteri

    VIII. Kesimpulan

    Ukuran, bentuk dan struktur-struktur tertentu dari bakteri, dengan

    menggunakan satu macam zat pewarna.

  • 7/23/2019 Pewarnaan Tunggal Dan Differensial_Popy Sarah C_260110130136

    11/22

    DAFTAR PUSTAKA

    Dwidjoseputro. 1998.Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta : Penerbit Djambatan.

    Entjang, I. 2003.Mikrobiologi dan Parasitologi untuk Akademi Keperawatan.

    Citra Aditya Bakti. Bandung.

    Lay, Bibiana. 1994 .Analisis Mikroba di Laboratorium. Jakarta : Rajawali

    Lestari, Rina. 2013. MAKALAH PEWARNAAN SEDERHANA, NEGATIF,

    KAPSUL dan GRAM. Tersedia online dihttps://www.academia.edu/10414811/Pewarnaan_Bakteri_1_MAKALAH_PEWARNAA

    N_SEDERHANA_NEGATIF_KAPSUL_dan_GRAM

    Volk, W. A. dan Margareth F. W., 1998.Mikrobiologi Dasar Jilid I. Jakarta :

    Erlangga.

    Waluyo, Iud. 2004.Mikrobiologi Umum. Malang: UMM Press.

    https://www.academia.edu/10414811/Pewarnaan_Bakteri_1_MAKALAH_PEWARNAAN_SEDERHANA_NEGATIF_KAPSUL_dan_GRAMhttps://www.academia.edu/10414811/Pewarnaan_Bakteri_1_MAKALAH_PEWARNAAN_SEDERHANA_NEGATIF_KAPSUL_dan_GRAMhttps://www.academia.edu/10414811/Pewarnaan_Bakteri_1_MAKALAH_PEWARNAAN_SEDERHANA_NEGATIF_KAPSUL_dan_GRAMhttps://www.academia.edu/10414811/Pewarnaan_Bakteri_1_MAKALAH_PEWARNAAN_SEDERHANA_NEGATIF_KAPSUL_dan_GRAMhttps://www.academia.edu/10414811/Pewarnaan_Bakteri_1_MAKALAH_PEWARNAAN_SEDERHANA_NEGATIF_KAPSUL_dan_GRAM
  • 7/23/2019 Pewarnaan Tunggal Dan Differensial_Popy Sarah C_260110130136

    12/22

    LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI FARMASI

    PEWARNAAN DIFFERENSIAL

    Senin, 2 Maret 2015

    Kelompok I

    Senin, Pukul 13.0016.00 WIB

    Nama NPMPopy Sarah Chairunnisa 260110130136

    LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASI

    FAKULTAS FARMASI

    UNIVERSITAS PADJADJARAN

    2015

    Nilai TTD

    (Dhiya) (Emanuella) (Puspagita)

  • 7/23/2019 Pewarnaan Tunggal Dan Differensial_Popy Sarah C_260110130136

    13/22

    IX.

    Tujuan

    Mengamati dua kelompok bakteri yaitu Gram positif dan Gram negatif,

    dengan menggunakan prosedur pewarnaan Gram, Memahami setiap langkah dan

    reaksi-reaksi kimia yang terjadi dalam prosedur tersebut.

    X.

    Prinsip

    1. Ikatan ion

    Pewarnaan bakteri didasarkan atas adanya ikatan ion antara komponen

    seluler dari bakteri dengan senyawa aktif dari pewarnaan yang disebut

    kromogen. Terjadi ikatan ion karena adanya muatan listrik baik pada

    komponen seluler maupun pada pewarnaan. Berdsarkan adanya muatan ini

    maka dapat dibedakan pewarna asam dan pewarna basa.

    2. Pewarnaan sederhana

    Pewarnaan sederhana didasarkan pada zat warna yang digunakan hanya

    terdiri dari satu zat yang dilarutkan dalam bahan pelarut ya

    3. Teknik aseptis

    Teknik aseptis adalah proses tanpa kontaminasi untuk menjamin preparasi

    bebas dari mikroba kontaminan. Teknik aseptic digunakan sepanjang

    percobaan berlangsung baik alat, bahan, lingkungan sekitar maupun

    praktikan. Untuk alat dan bahan dapat diterapkan metode sterilisasi.

    4. Absorpsi

    suatu fenomena fisika/kimia atau proses atom, molekul, dan ion

    memasuki suatu fase besar gas, cair, atau padat.

    XI.

    Teori Dasar

    Teknik pewarnaan warna pada bakteri dapat dibedakan menjadi empat

    macam yaitu pengecatan sederhana, pengecatan negatif, pengecatan diferensial

    dan pengecatan struktural. Pemberian warna pada bakteri atau jasad- jasad renik

    lain dengan menggunakan larutan tunggal suatu pewarna pada lapisan tipis, atau

    olesan, yang sudah difiksasi, dinamakan pewarnaan sederhana. Prosedur

    pewarnaan yang menampilkan perbedaan di antara sel-sel microbe atau bagian-

  • 7/23/2019 Pewarnaan Tunggal Dan Differensial_Popy Sarah C_260110130136

    14/22

    bagian sel microbe disebut teknik pewarnaan diferensial. Sedangkan pengecatan

    struktural hanya mewarnai satu bagian dari sel sehingga dapat membedakan

    bagian-bagian dari sel. Termasuk dalam pengecatan ini adalah pengecatan

    endospora, flagella dan pengecatan kapsul (waluyo, 2010).

    Proses pewarnaan diferensial ini memerlukan 4 jenis reagen. Bakteri terbagi

    atas dua kelompok berdasarkan pewarnaan ini, yaitu bakteri gram positif dan

    bakteri gram negatif. Perbedaan ini berdasarkan warna yang dapat dipertahankan

    bakteri. Reagen pertama disebut warna dasar, berupa pewarna basa, jadi pewarna

    ini akan mewarnai dengan jelas. Reagen kedua disebut bahan pencuci warna(decolorizing agent). Tercuci tidaknya warna dasar tergantung pada komposisi

    dinding sel, bilakomponen dinding sel kuat mengikat warna, maka warna tidak

    akan tercuci sedangkan bila komponen dinding sel tidak kuat menelan warna

    dasar, maka warna akan tercuci. Reagen terakhir adalah warna pembanding, bila

    warna tidak tercuci maka warna pembanding akan terlihat, yang terlihat pada hasil

    akhir tetap warna dasar. Bakteri hidup sulit untuk dilihat dengan mikroskop

    cahaya terang biasa karena bakteri itu tampak tidak berwarna jika diamati secara

    sendiri, walaupun biakannya secara keseluruhan mungkin berwarna. Bakteri

    sering diamati dalam keadaan olesan terwarnai daripada dalam keadaan hidup.

    Yang dimaksud dengan bakteri terwarnai adalah oganisme yang telah diwarnai

    dengan zat pewarna kimia agar mudah dilihat dan dipelajari (Volk dan Whleer,

    1998).

    Sel-sel mikroorganisme yang tidak diwarnai umumnya tampak hampir

    tembus pandang (transparan) bila diamati dengan mikroskop cahaya biasa hinggasukar dilihat karena sitoplasma selnya mempunyai indeks bias yang hampir sama

    dengan indeks bias lingkungannya yang bersifat cair. Kontras antara sel dan latar

    belakangnya dapat dipertajam dengan cara mewarnai sel-sel tersebut dengan zat-

    zat warna (Hadioetomo, 1990).

    Pada umumnya, olesan bakteri terwarnai mengungkapkan ukuran, bentuk,

    susunan dan adanya struktur internal seperti spora dan butiran zat pewarna khusus

    diperlukan untuk melihat bentuk kapsul ataupun flagella, dan hal-hal terperinci

  • 7/23/2019 Pewarnaan Tunggal Dan Differensial_Popy Sarah C_260110130136

    15/22

    tertentu di dalam sel. Zat pewarna adalah garam yang terdiri atas ion positif dan

    ion negatif, yang salah satu diantaranya berwarna (Volk dan Whleer, 1998).

    Sel bakteri dapat teramati dengan jelas jika digunakan mikroskop dengan

    perbesaran 100x10 yang ditambah minyak imersi. Jika dibuat preparat ulas tanpa

    pewarnaan, sel bakteri sulit terlihat. Pewarnaan bertujuan untuk memperjelas sel

    bakteri dengan menempelkan zat warna ke permukaan sel bakteri. Zat warna

    dapat mengabsorbsi dan membiaskan cahaya, sehingga kontras sel bakteri dengan

    sekelilingnya ditingkatka. Zat warna yang digunakan bersifat asam atau basa.

    Pada zat warna basa, bagian yang berperan dalam memberikan warna disebutkromofor dan mempunyai muatan positif. Sebaliknya pada zat warna asam bagian

    yang berperan memberikan zat warna memiliki muatan negatif. Zat warna basa

    lebih banyak digunakan karena muatan negatif banyak banyak ditemukan pada

    permukaan sel. Contoh zat warna asam antara lain Crystal Violet, Methylene

    Blue, Safranin, Base Fuchsin, Malachite Green dll. Sedangkan zat warna basa

    antara lain Eosin, Congo Red dll (Irawan, 2008).

    Pewarna yang digunakan pada umumnya berbentuk senyawa kimia khusus

    yang akan memberikan reaksi kalu mengenai bagian tubuh jasad. Karena

    pewarnaan tersebut berbentuk ion yang bermuatan positif ataupun negative. Sel

    bakteri bermuatan mendekati negatif kalau dalam keadaan pH mendekati netral.

    Sehingga kalau kita memberikan pewarnaan yang bermuatan positif ataupun

    negatif (Suriawiria, 1985).

    Pewarnaan Sederhana (Pewarnaan Positif). Sebelum dilakukan pewarnaan dibuat

    ulasan bakteri di atas object glass yang kemudian difiksasi. Jangan menggunakansuspensi bakteri yang terlalu padat, tapi jika suspensi bakteri terlalu encer, maka

    akan diperoleh kesulitan saat mencari bakteri dengan mikroskop. Fiksasi

    bertujuan untuk mematikan bakteri dan melekatkan sel bakteri pada object glass

    tanpa merusak struktur selnya (Campbell dan Reece, 2005)).

    Pewarnaan Gram adalah pewarnaan diferensial yang sangat berguna dan

    paling banyak digunakan dalam laboratorium mikrobiologi, karena merupakan

    tahapan penting dalam langkah awal identifikasi. Pewarnaan ini didasarkan pada

  • 7/23/2019 Pewarnaan Tunggal Dan Differensial_Popy Sarah C_260110130136

    16/22

    tebal atau tipisnya lapisan peptidoglikan di dinding sel dan banyak sedikitnya

    lapisan lemak pada membran sel bakteri. Jenis bakteri berdasarkan pewarnaan

    gram dibagi menjadi dua yaitu gram positif dan gram negatif. Bakteri gram positif

    memiliki dinding sel yang tebal dan membran sel selapis. Sedangkan baktri gram

    negatif mempunyai dinding sel tipis yang berada di antara dua lapis membran sel

    (Irawan, 2008).

    XII. Alat dan Bahan

    Alat

    1. Bak pewarna

    2.

    Cawan petri

    3. Kaca obyek

    4.

    Kapas

    5. kertas saring

    6.

    Mikroskop majemuk7. Ose

    8. pembakar spirtus

    Bahan

    2.

    Zat warna karbol gentian violet, lugol (iodium : kalium iodium : air

    suling 1 : 2: 100) dan air fuksin.

    3.

    Suspensi campuran bakteriE. coli dan S. aureus.4.

    Alkohol 70 %

    5. air suling dalam botol semprot

    6.

    minyak emersi,

    Gambar Alat

    1. Bak Pewarna

  • 7/23/2019 Pewarnaan Tunggal Dan Differensial_Popy Sarah C_260110130136

    17/22

    2.

    kaca obyek

    3.

    Kapas

    4. Kertas Saring

    5. Mikroskop Majemuk

  • 7/23/2019 Pewarnaan Tunggal Dan Differensial_Popy Sarah C_260110130136

    18/22

    6.

    Ose

    7.

    Pembakar Spiritus

    XIII.

    Prosedur

    Alat dan bahan mula-mula disiapkan. Diambil kaca preparat yang

    telah direndam dalam alkohol, dilap menggunakan kapas yang telah ditetesi etanol

    95% hingga kesat (bebas lemak). Setelah itu dibuat olesan bakteri dari suspensi

    campuran bakteriE. coli dan S. aureussecara aseptis di dekat api setipis-tipisnya,

    kemudian digambar lingkaran tempat mengoeskan bakteri di permukaan bawah

    kaca preparat menggunakan spidol. Kemudian difiksasikan dengan melewatkan

    kaca di dekat api. Setelah dingin, kaca preparat diletakkan diatas bak pewarnaan,

    daerah yang telah diolesi sampel diteteskan dengan pewarna karbol gentian violet,

    setelah itu didiamkan selama 1 menit. Setelah 1 menit preparat dimiringkan agar

    cairan pewarna mengalir ke bak pewarnaan, setelah itu preparat dibilas dengan air

    suling dengan cara dilewatkan dari salah satu sisi preparat ke sisi yang lain.

    Daerah yang diolesi bakteri kemudian diteteskan dengan cairan lugol

    dan didiamkan selama 2 menit, setelah itu preparat dimiringkan agar cairan

    pewarna mengalir ke bak pewarnaan, setelah itu preparat dibilas dengan air suling.

    Daerah yang diolesi bakteri kemudian dicuci dengan pemucat alkohol

    95% tetes demi tetes selama 30 detik lalu dibilas dengan air suling. Setelah itu

    daerah tadi diteteskan dengan cairan fuksin dan didiamkan selama 30 detik lalu

    dibilas dengan air suling.

  • 7/23/2019 Pewarnaan Tunggal Dan Differensial_Popy Sarah C_260110130136

    19/22

    Preparat kemudian dikeringkan dengan kertas saring. Setelah itu

    diteteskan sedikit minyak emersi pada preparat, dan bakteri dilihat dengan

    menggunakan mikroskop. Hasil yang terlihat pada mikroskop kemudian digambar

    pada buku gambar sesuai dengan warna yang dihasilkan dari setiap pewarna.

    XIV. Data Pengamatan

    XV.Pembahasan

    Pada praktikum Mikrobiologi Farmasi kali ini dilakukan pewarnaan

    differensial dari sampel suspensi bakteri E.coli dan S.aureus. Kedua bakteri ini

    memiliki komponen dinding sel yang berbeda sehingga dalam tahapan

    pewarnaannya akan menghasilkan warna yang berbeda.

    Prosedur pelaksanaan praktikum dimulai dari pembersihan kaca

    preparat yang telah disterilisasi dengan direndam dalam alkohol dan disapukan

    dengan kapas yang telah ditetesi alkohol agar kotoran-kotoran berupa lemak atau

    material lainnya di permukaan preparat dapat disingkirkan.

  • 7/23/2019 Pewarnaan Tunggal Dan Differensial_Popy Sarah C_260110130136

    20/22

    Metode pelaksanaan praktikum ini dilakukan secara aseptis dimana

    setiap perlakuan yang melibatkan alat yang bersentuhan langsung dengan sampel

    harus disterilkan terlebih dahulu dan selalu di dekat api, agar tidak adanya

    kontaminan yang mempengaruhi hasil pengamatan. Ose harus dibakar di api

    hingga berpijar, kemudian didinginkan di dekat api. Ose penting untuk

    didinginkan agar ketika menyentuh sampel tidak membunuh bakteri yang terdapat

    pada sampel tersebut.

    Maka sebelum pengolesan sampel ke kaca preparat, terlebih dahulu

    pembakar spiritus dinyalakan. Ose kemudian dibakar di api hingga berpijar dandidinginkan, setelah itu penyumbat tabung suspensi dibuka dan lubangnya

    difiksasikan di dekat api agar tidak ada kontaminan yang masuk. Sampel diambil

    dengan ose yang telah dingin, kemudian dioleskan diatas kaca preparat,

    pengolesan sampel harus setipis mungkin agar tidak ada bakteri yang menumpuk

    dan bakteri mudah dilihat, setelah dioleskan lubang tabung kembali difiksasikan

    dan segera ditutup. Tempat pengolesan sampel tadi ditandai dengan spidol di

    permukaan bawah preparat, agar pada saat pemberian zat pewarna dan

    pengamatan melalui mikroskop lebih mudah. Setelah itu preparat dilewatkan di

    api agar bakteri menempel pada permukaan preparat. Preparat tidak boleh

    dilewatkan di api terlalu lama, karena dapat membunuh bakteri.

    Setelah preparat yang mengandung sampel tersedia, diambil pewarna

    karbon gentian violet dan diteteskan diatas permukaan preparat yang telah diolesi

    sampel dan didiamkan selama 1 menit. Setelah itu preparat dimiringkan untuk

    mengalirkan pewarna ke bak pewarnaan dan preparat dibilas dengan air suling

    Hasil pengamatan menunjukkan adanya bakteri berbentuk cocci yang

    menyerap warna biru dan bakteri berbentuk basil yang menyerap warna merah-

    ungu.

    Pewarnaan ini dapat membagi bakteri menjadi gram positif dan gram

    negative berdasarkan kemampuannya untuk menahan pewarna primer (kristal

    ungu) atau kehilangan warna primer dan menerima warna tandingan (safranin).

  • 7/23/2019 Pewarnaan Tunggal Dan Differensial_Popy Sarah C_260110130136

    21/22

    Bakteri gram positif menunjukkan warna biru atau ungu dengan pewarnaan ini,

    sedangkan bakteri gram negatif menunjukkan warna merah.

    Perbedaan respon terhadap mekanisme pewarnaan gram pada bakteri

    adalah didasarkan pada struktur dan komposisi dinding sel bakteri. Bakteri gram

    positif mengandung protein dan gram negatif mengandung lemak dalam

    presentase lebih tinggi dan dinding selnya tipis. Pemberian alkohol (etanol) pada

    praktikum pewarnaan bakteri, menyebabkan terekstraksi lipid sehingga

    memperbesar permeabilitas dinding sel. Pewarnaan fuksin masuk ke dalam sel

    dan menyebabkan sel menjadi berwarna merah pada bakteri gram negatifsedangkan pada bakteri gram positif dinding selnya terdehidrasi dengan perlakuan

    alkohol, pori pori mengkerut, daya rembes dinding sel dan membran menurun

    sehingga pewarna safranin tidak dapat masuk sehingga sel berwarna ungu, yang

    merupakan warna dari Kristal Violet.

    XVI. Kesimpulan

    Dua kelompok bakteri yaitu Gram positif dan Gram negatifdapat diamati

    dengan menggunakan prosedur pewarnaan Gram, serta setiap langkah dan reaksi-

    reaksi kimia yang terjadi dalam prosedur tersebut dapat dipahami.

  • 7/23/2019 Pewarnaan Tunggal Dan Differensial_Popy Sarah C_260110130136

    22/22

    DAFTAR PUSTAKA

    Campbell, N. A. Dan Reece, J. B., 2005.Biologi Jilid 2.Erlangga. Jakarta.Hadioetomo, R, S., 1990.Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Gramedia. Jakarta.

    Volk, W. A. dan Margareth F. W., 1998.Mikrobiologi Dasar Jilid I. Jakarta :

    Erlangga.

    Waluyo, Iud. 2004.Mikrobiologi Umum. Malang: UMM Press.