plantar is

14
 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Nyeri plantaris  2.1.1 Pengertian Menurut  International Association for the Study of Pain (IASP) Nyeri merupakan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan terkait dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau yang dijelaskan dalam hal kerusakan tersebut.  Nyeri merupakan salah satu cara tubuh untuk memberitahu terjadi sesuatu dalam tubuh. Nyeri bekerja secara alami yang merupakan sinyal yang memberitahu bahwa kita harus berhenti melakukan kegiatan yang memperburuk kondisi tubuh, dan cara itulah yang digunakan untuk memproteksi tubuh. 2.1.2 Klasifikasi Nyeri Berdasarkan lama waktu terjadinya nyeri inilah maka nyeri dibagi menjadi dua tipe yaitu: nyeri akut dan nyeri kronis.  Nyeri akut biasa di disebut nyeri normal dan terjadi dalam waktu yang singkat, penyebabnya karena terjadi jejas atau lesi pada jaringan lunak, infeksi dan inflamasi. Nyeri akut terjadi kurang dari 6 bulan (3-6 bulan) maka dari itu bersifat temporer. Nyeri akut dapat sembuh tanpa terapi, atau jika penyebab nyeri telah

Upload: ayu-rizky-fitriawan-ayu

Post on 22-Feb-2018

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Plantar Is

7/24/2019 Plantar Is

http://slidepdf.com/reader/full/plantar-is 1/14

 6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Nyeri plantaris  

2.1.1 Pengertian

Menurut  International Association for the Study of Pain  (IASP) Nyeri

merupakan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan terkait

dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau yang dijelaskan dalam hal

kerusakan tersebut.

 Nyeri merupakan salah satu cara tubuh untuk memberitahu terjadi sesuatu

dalam tubuh. Nyeri bekerja secara alami yang merupakan sinyal yang

memberitahu bahwa kita harus berhenti melakukan kegiatan yang memperburuk

kondisi tubuh, dan cara itulah yang digunakan untuk memproteksi tubuh.

2.1.2 Klasifikasi Nyeri

Berdasarkan lama waktu terjadinya nyeri inilah maka nyeri dibagi menjadi

dua tipe yaitu: nyeri akut dan nyeri kronis.

 Nyeri akut biasa di disebut nyeri normal dan terjadi dalam waktu yang

singkat, penyebabnya karena terjadi jejas atau lesi pada jaringan lunak, infeksi dan

inflamasi. Nyeri akut terjadi kurang dari 6 bulan (3-6 bulan) maka dari itu bersifat

temporer. Nyeri akut dapat sembuh tanpa terapi, atau jika penyebab nyeri telah

Page 2: Plantar Is

7/24/2019 Plantar Is

http://slidepdf.com/reader/full/plantar-is 2/14

7

dihilangkan dan memberi merespon baik dengan analgetik dan istirahat yang

cukup. Namun apabila kegagalan penyembuhan pada nyeri akut akan berakibat

 pada nyeri kronik (moeliono, 2008).

 Nyeri kronis didefinisikan sebagai nyeri yang menetap sebulan luar biasa saja

dari penyakit akut atau waktu yang wajar untuk cedera untuk menyembuhkan,

atau dikaitkan dengan proses patologis kronis yang menyebabkan nyeri terus

menerus, atau nyeri yang berulang pada interval selama berbulan-bulan atau tahun

(R, Rajagopal, 2006).

2.1.3 Mekanisme Nyeri

 Nyeri dapat terjadi akibat ambang rangsang nyeri di lewati oleh rangsangan

mekanika, termal atau kimiawi. Rangsangan ini akan terdeteksi oleh nosiseptor

yang merupakan ujung dari saraf bebas, selanjutnya rangsangan ini akan di bawa

sebagai impuls saraf melalui saraf A delta yang bermielin dengan kecepatan

hantar yang cepat, tajam, dan terlokalisasi, serta serabut C yang tidak bermielin

dengan kecepatan hatar yang lambat dan bertanggung jawab atas nyeri yang

tumpul, yang tidak terlokalisasi dan jelas (Moeliono, 2008).

Berdasarkan mekanisme terjadinya, nyeri terbagi menjadi nyeri nosiseptif dan

nyeri neuropatik.

 Nyeri nosiseptif disebabkan kerusakan jaringan yang mengakibatkan

dilepaskannya bahan kimiawi yang disebut excitatory neurotransmitter seperti

histamine dan bradikinin, yang bertanggung jawab terhadap timbulnya rekasi

inflamasi. Selanjutnya bradikinin melepaskan prostaglandin dan substansi P, yang

Page 3: Plantar Is

7/24/2019 Plantar Is

http://slidepdf.com/reader/full/plantar-is 3/14

8

merupakan neurotransmitter. Nyeri nosiseptif dibagi menjadi nyeri viseral dan

nyeri somatik. Nyeri viseral terjadi akibat stimulasi nosiseptor yang berada di

rongga abdominal dan rongga thoraks. Nyeri somatik terbagi menjadi nyeri

somatik dalam dan nyeri kutaneus. Nyeri somatik dalam berasal dari tulang,

tendon, saraf dan pembuluh darah, sedangkan nyeri kutaneus berasal dari kulit dan

 jaringan bawah kulit (Moeliono, 2008).

 Nyeri neuropatik berasal dari kerusakan jaringan saraf akibat penyakit atau

trauma, disebut nyeri neuropatik perifer apabila disebabkan oleh lesi saraf tepi,

dan nyeri sentral apabila disebabkan lesi pada otak, batang otak atau medula

spinalis (Moeliono, 2008).

Page 4: Plantar Is

7/24/2019 Plantar Is

http://slidepdf.com/reader/full/plantar-is 4/14

9

2.1.4 Pengertian Nyeri plantaris 

 Nyeri plantaris adalah rasa sakit yang disebabkan terjadinya iritasi degeneratif

 pada ligament  plantar fascia  (Young, 2014). Rasa sakit yang muncul pada

ligament  plantar fascia  di sebabkan karena posisi berdiri dengan sepatu yang

kurang nyaman dalam waktu lama yang berakibat teregangnya ligament

(Aliwarga, 2013).

 Fascia  merupakan jaringan  fibrous, strukturnya seperti tendon, terletak

sepanjang tungkai sampai telapak kaki, mulai dari tulang tumit sampai base ibu

 jari kaki. Jika aktivitas berlebihan maka plantar fascianya akan terjadi iritasi,

inflamasi  dan kemungkinan yang lain akan terjadi kerobekan jika pada  plantar

 fascia terjadi penekanan yang berulang (Periatna & Gerhaniawati, 2006).

 Nyeri plantaris biasanya akan di rasakan saat setelah berdiri dari tempat tidur

di pagi hari. Rasa nyeri pada telapak kaki akan meningkat saat melakukan

ambulasi dan berdiri dalam waktu yang lama (Goff & Crawfrod, 2011).

Gambar 2.1 Lokasi Nyeri Plantaris

(Sumber: American Academy of Ortopedic Surgeons, 2010)

Page 5: Plantar Is

7/24/2019 Plantar Is

http://slidepdf.com/reader/full/plantar-is 5/14

10

Peregangan yang berulang pada lengkungan kaki akan mengalami tekanan yang

keras pada plantar fascia dalam  fibrocartilago menyebabkan robeknya ligament

dan lepasnya mediator kimia inflamasi dan menimbulkan rasa nyeri, akhirnya

mengalami degenerasi myoxid dan melemahnya plantar fascia (Duff, 2004).

2.1.5 Patofisiologi Nyeri Plantaris 

Secara aktual patofisiologi dari nyeri  plantaris  berawal dari stress yang

 berlebihan pada ligament  plantar fascia, dimana dapat disebabkan oleh banyak

faktor. Salah satu faktor yang termasuk yaitu kurangnya fleksibilitas dari ligament

 plantar fascia  dan tightnes  otot-otot  gastroc. Kelemahan dari otot-otot intrinsik

kaki dan yang utama yaitu otot tibialis  posterior  pada ankle, penambahan berat

 badan atau aktivitas yang berat, kekurangan proprio-sepsi. Hal tersebut akan

mengakibatkan tarikan pada ligament  fascia, sehingga terjadi kerobekan dan

timbul iritasi pada ligament plantar fascia. Efek dari posisi yang lama dan terus-

menerus serta stress yang berlebihan dari ligament  plantar fascia, akan

menyebabkan perubahan pada serabut collagen, dimana terjadi penurunan

kandungan air 3-4% dan penurunan GAG sekitar 20%. Sehingga akan

menurunkan jarak diantara serabut-serabut collagen dan menyebabkan perubahan

gerak yang bebas diantara serabut-serabut. Menurunnya gerakan diantara serabut

collagen  membuat jaringan cenderung menjadi kurang elastis dan lebih rapuh,

sehingga akan terbentuk serabut collagen dalam pola yang acak, disamping itu

 produksi fibroblas yang berlebihan pada fase produksi akan membentuk jaringan

 fibrous yang tidak beraturan sehingga menciptakan terjadinya abnormal crosslink  

yang akan menyebabkan perlengketan pada jaringan. Terjadinya abnormal

Page 6: Plantar Is

7/24/2019 Plantar Is

http://slidepdf.com/reader/full/plantar-is 6/14

11

crosslink  disertai dengan inflamasi pada ligament plantar fascia. Sehingga timbul

nyeri tekan pada ligament plantar fascia (Periatna & Gerhaniawati, 2006).

2.1.6 Gejala Nyeri Plantaris 

Gejala utama yang terjadi karena nyeri  plantaris adalah nyeri tumit ketika

 berjalan. Juga mungkin merasa sakit ketika berdiri dan mungkin bahkan ketika

sedang beristirahat. Nyeri ini biasanya terjadi hal pertama di pagi hari setelah

 bangun dari tempat tidur, ketika kaki ditempatkan rata di lantai. Rasa sakit

terjadi karen peregangan plantar fasia. Rasa sakit biasanya berkurang dengan

sering berjalan, tetapi gejala ini akan terjadi lagi setelah periode istirahat. Nyeri

akan terasa kembali ketika keadaan tidur karena posisi kaki yang

memungkinkan fasia untuk rileks (Anonim, 2013).

Page 7: Plantar Is

7/24/2019 Plantar Is

http://slidepdf.com/reader/full/plantar-is 7/14

12

2.2 Anatomi Telapak Kaki

Tulang telapak kaki disusun dari 7 tarsals yaitu: Os. Calcaneus, Os. Talus, Os.

 Navicularis, Os. Cuneinforme lateralis, Os. Cuneinforme intermedium, Os.

Cuneinforme medialis, dan Os. Metatarsal. Normalnya telapak kaki akan

membentuk lengkungan medial antara Os. Calcaneus dengan Os. Metatarsal yang

disebut medial longitudinal arch.

 Normal medial longitudinal arch adalah 15 – 

 18 mm dari tanah pada tingkat

navicular, sedangkan lateral longitudinal arch lengkungannya lebih rendah 3  –  5

mm dari tingkat Os. Kuboid. Tulang yang membentuk lengkungan ini saling

 berkaitan yang di hubungan oleh ligament  plantar fascia (Riegger, 1988).

Gambar 2.2 Anatomi Telapak Kaki Normal

(Sumber: Dubin, 2007)

Page 8: Plantar Is

7/24/2019 Plantar Is

http://slidepdf.com/reader/full/plantar-is 8/14

13

Menurut  American Academy of Ortopedic Surgeons Plantar Fascia  adalah

Ligament tipis dan panjang yang terletak langsung dibawah telapak kaki, yang

menghubungkan tumit dengan kaki depan, dan akan membentuk suatu

lengkungan (Kadakia, et al,. 2010). 

Gambar 2.3 Lengkungan Telapak Kaki Normal

(Sumber: Riegger, 1988)

Gambar 2.4 Letak Plantar Fascia 

(Sumber: Kadakia , 2010) 

Page 9: Plantar Is

7/24/2019 Plantar Is

http://slidepdf.com/reader/full/plantar-is 9/14

14

Topografi dari  ligament  plantar fascia  merupakan bagian dari jaringan

 penyambung (connective tissue) yang komposisinya terdiri atas dua tipe serabut

yaitu: serabut collagen  yang sangat kuat dengan elastisitas yang sangat kecil,

sedangkan serabut kedua adalah serabut elastik yang dapat terulur yang berfungsi

membantu penguluran dan kontraksi otot dan juga menjadi jalur tempat persarafan

dan pembuluh darah vena. Ligament  plantar fascia  yang terdapat dalam tubuh

dapat dijelaskan sebagai suatu lembaran yang tidak terputus-putus dari jaringan

 penyambung yang terbentang tanpa adanya hambatan pada bagian atas kepala

sampai ke ujung ibu jari kaki. Ligament plantar fascia mengelilingi dan menyatu

dengan setiap jaringan dan organ yang ada dalam tubuh termasuk serabut saraf,

 pembuluh darah vena, otot dan tulang. Letak ligament fascia pada nyeri plantaris

sangat tebal dan menempel/melekat pada calcaneus  sampai jari-jari kaki

(metatarsal). Ligament  plantar fascia akan lebih tebal dan padat pada beberapa

daerah dibandingkan dengan daerah yang lain. Kepadatan dan ketebalan ligament

 fascia  sangat mudah dikenali dan terlihat seperti membran putih yang kuat

(Periatna & Gerhaniawati, 2006).

2.3 Etiologi

Penyebab  plantaris  sering tidak jelas dan mungkin multifaktorial. Faktor

risiko yang mungkin termasuk obesitas, pekerjaan yang membutuhkan berdiri

terlalu lama dan menumpu berat (Young, 2014). Masalah utama penyebab

 plantaris  umumnya berdasarkan klasifikasi bagian dari tumit yang terasa nyeri

yaitu penyakit pada calcaneus, arthritis pada persendian subtalar,  post calcaneus

Page 10: Plantar Is

7/24/2019 Plantar Is

http://slidepdf.com/reader/full/plantar-is 10/14

15

bursitis, ruptur tendon calcaneus,  paratendinitis calcaneus, tender heel pad   dan

 plantaris (Roxas, 2005). 

2.4 Faktor-Faktor Risiko Nyeri Plantaris

Adapun faktor-faktor risiko terjadinya nyeri  plantaris  sebagai berikut

(Kurniawan, 2013) :

1. 

Usia

 Nyeri Plantaris terjadi paling sering antara usia sebanyak 40 dan 60

(Aliwarga, 2013)

2.  Bentuk kaki flat foot  atau high arch.

Pada kaki yang flat foot  atau pronated flat  dapat menimbulkan perubahan

liganment   dari calcaneus  sehingga mempengaruhi arkus plantaris dalam

aktifitas saat menumpu berat badan ketika berdiri atau berjalan. Bentuk

kaki  flat foot  disebabkan otot-otot intrinsik plantaris tidak memadai yang

mengakibatkan terlalu teregangnya ligament   sehingga arkus plantaris

menjadi collaps (Duff, 2004).

3.  Kelebihan Berat Badan.

Kelebihan berat badan menyebabkan penumpuan berat beban yang besar

 pada kaki, terutama daerah tumit yang menerima persentase tekanan yang

 besar sehingga perlekatan struktur fasia mengalami penekanan berlebihan

(Sunarya, 2012).

Page 11: Plantar Is

7/24/2019 Plantar Is

http://slidepdf.com/reader/full/plantar-is 11/14

16

4. 

Individu dengan pekerjaan lebih banyak berdiri atau berjalan.

Karyawan pabrik yang menghabiskan waktu kerja mereka untuk berdiri

atau berjalan pada permukaan keras. Ini dapat mengganggu ligamen

 plantar fascia dan dapat menyebabkan nyeri (Aliwarga, 2013).

5.  Penggunaan sepatu yang tidak tepat.

Hindari sepatu dengan bertelapak tipis dan longgar, serta sepatu tanpa arch

 support yang cukup untuk menyerap shock  (Aliwarga, 2013). Sepatu yang

tidak tepat atau sepatu dengan hak tinggi akan beresiko berakibat pada

keluhan muskuloskeletal   dan sampai terjadi nyeri pada telapak kaki.

Munculnya nyeri pada telapak kaki dikarenakan adanya peregangan pada

ligament plantar fascia dan tekanan yang berlebih pada tumit. Peregangan

 pada telapak kaki ini dikarenakan pemakaian sepatu dengan tumit yang

tinggi dan menyebabkan lengkungan pada telapak kaki meregang dari

 batas normalnya lengkungan pada kaki (Sinta, et al., 2014). 

6.  Kehamilan

Selain terjadi penambahan berat badan juga karena pengaruh hormon yang

dapat menyebabkan jaringan ikat untuk relaksasi menjadi lemas sehingga

dapat memicu terjadinya plantaris (Kurniawan, 2013)

2.5 Sepatu Hak

2.5.1 Pengertian

Sejak abad 1500-an sepatu hak tinggi telah menjadi salah satu pilar dari

seorang wanita. Sepatu hak tinggi ini menonjolkan betis pemakainya dan

 perubahan postur pem akainya dan membuatnya tampil lebih menarik. Memang

Page 12: Plantar Is

7/24/2019 Plantar Is

http://slidepdf.com/reader/full/plantar-is 12/14

17

 benar bahwa indah sepasang sepatu bisa mengubah sikap dan siluet wanita.

Bahkan, sepatu tidak lebih sekedar dari aksesoris kaki, tapi bagian penting dari

 busana wanita yang mencerminkan kepribadiannya (Pannell, 2012).

Dr. Lynda Kreitzer, ahli penyakit kaki di wilayah Syracuse. Dia

mendefinisikan hak tinggi sebagai tumit tinggi dari 1,5 inci. Pada Saat tumit lebih

tinggi dari 1,5 inci, pusat gravitasi seseorang didorong ke depan (koerting, 2011).

2.5.2 Kategori dan Karakteristik Sepatu Hak

Sepatu hak juga memiliki kategori pada kalangan fashion Italia. Hak

 berukuran di atas 8 dan 9 cm dapat kategorikan sebagai high heels. Sepatu hak

yang memiliki dengan tinggi di bawah 6 dan 4 cm dianggap sebagai sepatu hak

rendah, antara 6 - 4 cm sampai 8 - 9 cm di kategorikan dengan hak sedang,

 biasanya disebut (gambar 2.5) Kitten Heels (Suwarni, 2014). Sebagai kaum

wanita wajar untuk mengetahui jenis  –   jenis dari sepatu yang digunakan. Sangat

 banyak jenis –  jenis sepatu dengan gaya dan hak yang bervariasi, dapat di bedakan

 jenis sepatu dan tinggi hak sepatu yaitu: (Anonim, 2014).

Gambar 2.5 Kitten Heels

Sumber: Themify, 2014

Page 13: Plantar Is

7/24/2019 Plantar Is

http://slidepdf.com/reader/full/plantar-is 13/14

18

Wanita yang memakai sepatu hak tinggi dinilai memiliki tampilan lebih menarik.

Selain secara fisik mereka terlihat lebih tinggi, wanita dengan sepatu hak tinggi

terlihat lebih feminim, hal tersebut disebabkan efek yang membuat kaki terlihat

lebih jenjang dan langkah langkah kecil saat berjalan menggunakan high heels.

Umumnya jenis sepatu hak tinggi yang sering dijumpai saat ini ada dua yaitu,

sepatu wedges dengan bentuk hak platform tebal (gambar 2.6), dan sepatu  stiletto 

(gambar 2.7) dengan bentuk hak yang meruncing kebawah. Wanita yang

menyukai sepatu dengan hak tinggi stiletto, dinilai memiliki kepribadian yang luar

 biasa dan senang menjadi perhatian. Efek kaki yang jenjang saat menggunakan

 stilleto  membuat wanita terlihat atraktif secara sexual sehingga wanita yang

menggunakan sepatu jenis ini dianggap sangat mengerti apa yang menjadi

kekuatan dan daya tarik seksualnya. Sedangkan wanita yang menyukai sepatu

wedges  dengan  platform  tebal dinilai memiliki karakteristik to the point   dan

 percaya diri. Namun ketika pengarah pada sebuah pengambilan keputusan,

mereka cenderung ragu-ragu (Nurani, 2013).

Gambar: 2.6 Wedges Platform

Sumber: Boyd, 2014

Page 14: Plantar Is

7/24/2019 Plantar Is

http://slidepdf.com/reader/full/plantar-is 14/14

19

Gambar: 2.7 Stiletto 

Sumber: Boyd, 2014

2.6  Patofisiologi Nyeri Plantaris pada Penggunaan Sepatu Hak Tinggi

Wanita sangat tertarik menggunakan sepatu hak tinggi karena dapat

memperlihatkan daya tarik mereka. Namun di balik itulah akan terjadi keluhan

musculoskeletal, dalam penelitian sebelumnya bahwa fungsi kaki atau ekstremitas

 bawah akan berubah karena menggunakan sepatu hak tinggi. Sepatu hak tinggi

yang digunakan terlalu lama merupakan salah satu peyebab terjadinya nyeri

 plantaris. Hal ini disebabkan dalam bekerja menggunakan sepatu hak tinggi

terjadi ketidakseimbangan biomekanik yang menyebabkan terjadi penekanan

sepanjang  fascia plantaris.  Diagnosis ditegakkan dengan anamnesis dan

 pemeriksaan fisik pada lokasi nyeri. Ketika berdiri menggunakan sepatu hak

seluruh berat badan akan bertumpu pada kaki (khodair, 2015).