ppt ca mulut

Upload: rusiana-nasilah

Post on 19-Oct-2015

113 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

TUMOR GANAS RONGGA MULUT

TUMOR GANAS RONGGA MULUT

tumor ganas yang terdapat di daerah mulai dari perbatasan kulit selaput lendir bibir atas dan bawah sampai ke perbatasan palatum durum palatum mole di bagian atas dan garis sirkumvallata di bagian bawah.

Organ tubuh yang di maksud di atas meliputi bibir atas dan bawah, selaput lendir mulut, mandibula dan bagian atas trigonum retromolar, lidah bagian dua pertiga depan, dasar mulut dan palatum durum.

ETIOLOGI

penyebab yang pasti tidak dapat diketahui.

Faktor merokok dan alcohol di sebut-sebut sebagai penyebab utama.

Memamah sirih dan tembakau juga dapat sebagai faktor penyebab terjadinya tumor ini.

Penting diketahui lamanya kontak zat karsinogentumor rongga mulut lebih sering terdapat pada usia lanjutFactor etnis juga menentukan Pada wanita-wanita india yang mengisap tembakau mempunyai insiden tumor ganas palatum yang lebih tinggi Hygiene mulut serta kebiasaan makanan juga menentukan teerjadinya tumor ganas rongga mulut.

Keganasan di rongga mulut akan menjalar ke organ lain atau pindahan ke tempat lain melalui aliran limfa. Umumnya perjalanan sel-sel tumor ialah ke kelenjar limfa yang terdapat di daerah submental dan submandibula.

EPIDEMIOLOGI

Di samping terdapatnya hubungan antara merokok, minum alcohol, mengunyah sirih dan tembakau dengan timbulnya tumor ganas rongga mulut, terdapat juga factor-faktor lain seperti factor geografis dan etnis.

Di amerika serikat pada tahun 1987, di sebutkan bahwa tiap tahun terdapat 17.400 paien baru tumor ganas rongga mulut, 95% terdapat pada mereka yang berumur diatas 40 tahun dengan rata-rata umur 60 tahun. Jumlah pasien ini dari tahun ke tahun selalu bertambah, sebab makin bertambahnya penduduk dengan usia lanjut. Di asia seperti india, hongkong, Taiwan, Vietnam, lebih dari 25% seluruh keganasa terjadi di rongga mulut. DAGNOSIS

Umumnya pasien tumor ganas ini mempunyai keluhan-keluhan seperti rasa nyeri di telinga, rasa nyeri waktu menelan (disfagia). Kadang-kadang pasien tidak bisa membuka mulut (trismus). Terdapatnya bercak kemerahan (eritroplakia) yang tidak bisa hilang dengan pengobatan biasa, harus di curigai kemungkinan adanya keganasan.

Terdapatnya suatu massa dengan permukaan yang tidak rata (ulkus) dan memberikan rasa nyeri, karena ada rangsangan pada organ-organ mulut yang dipersarafi oleh cabang N.trigeminus xdan cabang N. fasialis dapat menjadi pertandanya adanya suatu keganasan. Guna menentukan batas serta ukuran pada tumor yang besar dan luas, dapat dilakukan pemeriksaan radiologis seperti CT scan atau MRI.Pemeriksaan CT scan dapat menerangkan perjalanan tumor kearah tulang (adanya kerusakan), sedangkan MRI dapat menerangkan luasnya suatu massa pada jaringan lunak.feinmesser menyatakan bahwa CT scan kadang-kadang kurang sensitife dalam menentukan ukuran tumor . jika di bandingkan dengan pemeriksaan palpasi tehadap tumor primer atau metastasisnya pada leher, CT scan dapat menerangkan terjadinya metastasis ke leher kalau ukuran tersebut melebihi 1 cm

Untuk itu di perlu di perhatikan dan di evaluasi ukuran dari tumor primer, terdapatnya pembesaran kelenjar regional pada daerah submental dan submandibula, adanya tumor primer yang lain, serta kemungkinan terdapatya metastasis jauh. Pemeriksaan rutin sepeti foto toraks , uji fungsi hari atau pemeriksaan scan tulang untuk kemungkinan adanya metastasis ke tulang perlu di lakukan. Diagnosis pasti dari keganasan ini adalah diagnosis dari pemeriksaan patologi anatomi dari jaringan yang di ambil pada massa tumor yang di curiagai.

Biopsy dilakukan langsung pada massa tumor (insisional). Jaringan contoh dimasukkan di dalam botol yang berisi cairan formalin 10 % atau alkohol 70%. Selanjutnya dikirim dan diperiksakan di rumah sakit terdekat yang terdapat spesialis patologi anatominya. Kalau ternyata hasilnya suatu keganasan, maka pasien di tunjuk ke rumah sakit terdekat untuk penatalaksanaan terapi selanjutnya (pembedahan dan radioterapi).

Dari seluruh tumor ganas rongga mulut, 95% hasilnya Pa-nya adalah karsinoma sel skuamosa. Tumor ini berasal dari epitel yang terdapat di rongga mulut. Bentuk tumor ganas lain yang banyak terdapat ialah tumor yang berasal dari kelenjar liur minor, seperti karsinoma adenoid kistik, adenokarsinoma dari karsinoma mukoepidermoid. Di samping keganasan yang berasal dari mesenkim, seperti sarcoma berupa rabdomiosarkoma, liposarkoma dan lain-lain.Stadium tumor

Menurut American joint committee on cancer tahun 1992 tumor primer di bagi dalam TX ( karsinoma in situ),T1 jika diameter 2 cm atau kurang dari 2 cm,T2 jika diameter antara 2-4 cmT3 jika diameter lebih dari 4 cm. T4 tumor sudah menyerang organ-organ lain seperti bagian korteks dari tulang, otot-otot lidah yang lebih dalam, sinus maksila dan kulit. Kelenjar limfa regional NX kalau tidak terditeksi sel tumor pada kelenjarN0 jika tidak teraba pembesaran kelenjarN1 jika diameter 3 cm atau kurang dari 3 cm, pada sisi yang samaN2 jika diameter antara 3 s/d 6 cm, pada sisi yang sama,atau kurang dari 6 cm, tetapi terdapat pada beberapa kelenjar pada sisi yang sama, pada kedua sisi atau sisi lain. N2 ini dibagi lagi atas N2a : 3-6cm hanya satu (single) pada satu sisiN2b kurang dari 6cm, terdiri dari beberapa (multiple) kelenjar dan hanya pada satu sisi,N2c kurang dari 6cm bisa pada 2 sisi atau sisi kontra lateral, N3 jika ukuranya lebih dari 6 cm

Tentang metastasisMX disebut jika tidak diketahui adanya metastasisM0 tidak ada metastasis jauhM1 terdapat metastasis jauhSecara patologi anatomi tumor ganas rongga mulut yang terbanyak adalah karsinoma sel skuamosa. walaupun tumor ini bersifar radiosensitive, terapi terbaik adalah pengangkatan massa tumor tersebut. Selanjutnya di tambah penyinaran sengan cobalt, cesium atau megavolt sebanyak 6000-6.600 cG. Penyinaran intersisial penanaman radium dan semacamnya), saat ini tidak di anjurkan lagi.

Sudah dapat dipastikan bahwa makin besar tumor atau makin lanjut stadiumnya, prognosis bertambah jelek. Dengan terdapatnya metastasis prognosis lebih jelek. Terutama pada tumor pangkal lidah, oleh karena pada tempat ini terdapat banyak jaringan limfe yang bersifat bercampur dan bermuara ke kelenjar limfe leher.

Tumor yang hanya terdapat pada permukaan dengan tebal 2-3 mm mempunyai prognosisi yang lebih baik. Kalau tumor sudah masuk ke dalam jaringan, prognosis menjadi lebih jelek dan pada terapi sering ahrus diikuti dengan diseksi leher efektif, walaupun tidak teraba metastasis. Tumor yang lebih besar mungkin harus dilakukan glosektomi satu sisi (hemiglosektomi). Kalau tumor sudah melewati garis tengah, harus dilakukan glosektomi total. Kalau teraba pembesaran kelenjar maka harus dilakukan diseksi leher radikal sebelumnya.Pemberian radiasi (radioterapi) saja hanya dilakukan pada tumor dengan T1 yang kecil. Selanjutnya pada tumor yang lebih besar harus dioperasi. Pada tumor pangkal lidah yang lebih baik, dilakukan diseksi leher radikal pada satu sisi, dan diseksi leher radikal fungsional pada sisi lain. Sesudah tindakan operasi umumnya dilanjutkan dengan radioterapi.kemoterapi(sitostatika) tidak diberikan pasca operasi oleh karena ssitostatika memberikan efek samping yang jelek.

Massa tumor yang di angkat dapat memebrikan cacat operasi yang kecil, sedang atau besar pada daerah operasi tergantung pada besar tumor . cacat operasi yang kecil dapat di tutup dengan menjahitkan jaringan sehat luar tumor. Cacat operasi sedang memerlukan rekonstruksi dengan memakai jaringan sehat di luar daerah tumor dengan cara rotasi, di pindahkan atau tandur kulit untuk menutup cacat itu. Cacat operasi yang terlalu besar, harus di tutup dengan menggunakan jabir berupa pulau (island flap) yang di ambil dari dada yaitu jabir yang terdiri dari kulit, otot, pembuluh darah dan saraf, yang di sebut jabir miokutaneus dari pektoralis mayor.