presentasi kasus halusinasi poltekkes fik2
TRANSCRIPT
7/22/2019 Presentasi Kasus Halusinasi Poltekkes Fik2
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-halusinasi-poltekkes-fik2 1/22
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA
PADA Sdr.A DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI :
HALUSINASI
DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA
DISUSUN OLEH :
1. Dwi Marta Rustanto2. Noora Chumairoh
3. Oktaviani Cathelia Pradesta
4. Puput Candra Kharisma
5. Saadilah Mursyid Djiwandono
6. Sartika Alvianita Irawan
7. Venty Meitasari
8. Veronika Nerisa Pradewi
9. Yesy Fita Wahidatus Solihah
10. Yuliana Ayu Suciati
11. Yuni Rahmawati Dewi
POLITEKNIK KEMENTERIAN KESEHATAN SURAKARTA
2012
7/22/2019 Presentasi Kasus Halusinasi Poltekkes Fik2
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-halusinasi-poltekkes-fik2 2/22
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA
PADA Sdr.A DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI
DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA
A. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan pada tanggal 21 November 2012 pukul 13.00 WIB
di Ruang Sena RSJD Surakarta. Pengkajian dilakukan dengan anamnesa
pasien, keluargan dan catatan status kesehatan pasien.
1. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama : Sdr. A
Umur : 29 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Status : Belum menikah
Pendidikan : SMK
Pekerjaan : Nunggu warung (jualan)
Alamat : Wonogiri
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. A
Umur : 54 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Pedagang
Alamat : Wonogiri
Hubungan dengan pasien : Ayah
c. Catatan Medis
No. RM : 017473
Diagnosa medis : F.20.0 (Sizofrenia paranoid)
Tanggal masuk : 19 November 2012
2
7/22/2019 Presentasi Kasus Halusinasi Poltekkes Fik2
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-halusinasi-poltekkes-fik2 3/22
2. Alasan masuk
Pasien mengatakan dibawa ke rumah sakit pada tanggal 19 November
2012 karena pasien mendapat bisikan orang laki-laki untuk membunuh
orangtuanya. Sebelum dibawa ke Rumah Sakit pasien sudah sering
mengalami halusinasi namun saat halusinasi muncul ayah pasien selalu
mengajak pasien berdzikir dan saat itu pasien sudah tidak bisa di ajak
berdzikir sehingga ayah klien memutuskan untuk membawa klien ke RSJ.
Selain itu, Keluarga pasien mengatakan pasien sering terlihat berbicara
sendiri dan kadang tersenyum sendiri.
3. Faktor predisposisi
a. Pasien mengatakan sering keluar masuk rumah sakit jiwa ± 7 kali.
Keluarga mengatakan pasien pernah masuk panti rembang tahun 2006
selama 3 tahun lalu minta pulang, kemudian pernah masuk pesantren
tahun 2009 selama 2 tahun juga minta pulang. Saat masuk RSJ yang
pertama yaitu pada tahun 2004 (8 tahun yang lalu). Yang terakhir tahun
2007 dan yang sekarang karena pasien sering mendapatkan bisikan
seorang laki-laki. Pasien mengatakan rutin minum obat dan rutin
kontrol, namun kadang sering bingung saat dirumah sendirian. Setiap
ada tanda-tanda kekambuhan dan halusinasi yang berat dan tidak dapat
dikontrol lagi, ayah pasien selalu membawa ke RSJ Surakarta untuk
berobat.
b. Pasien mengatakan mengalami pengalaman yang tidak menyenangkan
yaitu pernah tidak lulus sekolah ketika STM pada tahun 2000, pasien
merasa kehilangan dan menyesal. Pasien mengatakan pernah putus
dengan pacarnya ketika umur 19 tahun karena paham mereka berbeda
dan sudah tidak cocok lagi. Pasien juga pernah mencoba bunuh diri ± 1
tahun yang lalu karena merasa kurang berguna sebagai anak.Ayah
pasien mengatakan pasien sewaktu STM tinggal bersama saudaranya di
Sukabumi dan disana hubungan pasien dengan saudaranya itu kurang
baik. Prestasi yang telah diraih pasien kurang dihargai. Pasien tidak
3
7/22/2019 Presentasi Kasus Halusinasi Poltekkes Fik2
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-halusinasi-poltekkes-fik2 4/22
pernah mempunyai pengalaman penganiayaan secara fisik maupun
seksual baik menjadi pelaku, saksi, atau korban.
4. Faktor presipitasi
Pasien mengatakan melihat TV berita pembunuhan di rumah sekitar pukul
18.00 WIB (ketika magrib). Kemudian pasien pergi ke kamarnya dan saat
di kamar pasien mengatakan mendengar bisikan dari seorang laki-laki
untuk membunuh ibunya.
5. Pemeriksaan fisik
a. Tanda-tanda vital
TD : 136/91 mmHg S : 36,5O C
N : 90 x/menit R : 20x/menit
b. Antropometri
TB : 180 cm
BB : 70 kg
c. Pasien mengatakan tidak pernah mempunyai riwayat penyakit berarti
sebelumnya, seperti Dibetes Melitus, hipertensi, dan jantung.
6. Psikososial
a. Genogram
Keterangan:
= perempuan
= laki - laki
= pasien
= anggota keluarga yang sudah meninggal
4
7/22/2019 Presentasi Kasus Halusinasi Poltekkes Fik2
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-halusinasi-poltekkes-fik2 5/22
= tinggal serumah
Pasien anak tunggal dan belum menikah. Pasien tinggal serumah
dengan kedua orang tuannya. Pasien mengatakan komunikasi dengan
kedua orangtuanya baik, pengambilan keputusan berdasarkan
musyawarah dalam keluarga.
b. Konsep diri
1) Citra Tubuh
Pasien mengatakan menyukai semua bagian tubuhnya karena
semua itu adalah pemberian tuhan jadi harus disyukuri. Pasien
mengatakan meskipun gigi depannya patah satu dan dahinya agak
menonjol pasien tetap menyukainya.
2) Peran Diri
Pasien adalah anak tunggal dan belum menikah, di rumah pasien
tinggal bersama ayah dan ibunya. Pasien di rumah menjalankan
tanggung jawabnya sebagai anak yaitu membantu pekerjaan rumah
dan membantu mencari nafkah dengan menunggu warung di
rumahnya (jualan). Di masyarakat, pasien sebagai anggota
masyarakat mengikuti kegiatan kerja bakti dikampungnya tetapi
karena disuruh ayahnya. Dan di Rumah Sakit pasien mengatakan
dirinya sebagai pasien mematuhi peraturan yang ada di Rumah
Sakit dan minum obat sesuai jadwal.
3) Ideal Diri
Pasien ingin cepat sembuh dan keluar dari RSJ kemudian
melanjutkan pekerjaannya kembali sebagai penjual untuk
membahagiakan orang tuanya. Pasien mengatakan ingin segera
menikah dan mempunyai anak karena umur pasien sudah 29 tahun.
Pasien juga ingin tetap aktif di masyarakat kembali seperti warga
lainnya.
4) Identitas Diri
Sdr. A seorang laki-laki berumur 29 tahun dan belum menikah.
Status pasien adalah seorang anak tunggal dan bekerja sebagai
5
7/22/2019 Presentasi Kasus Halusinasi Poltekkes Fik2
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-halusinasi-poltekkes-fik2 6/22
penjual (menunggu warung di rumahnya), pasien sudah merasa
senang karena pekerjaan itu memberikan penghasilan yang
lumayan dan cukup untuk mengisi waktu luang, tetapi pasien
belum merasa puas karena ia belum bisa memberikan yang terbaik
untuk orang tuannya. Pasien mengatakan merasa belum mampu
untuk menjalankan peran sebagai anak karena pasien merasa
jiwannya rapuh harus bolak-balik masuk rumah sakit.
5) Harga Diri
Pasien mengatakan tidak ada masalah untuk menghadapi orang
banyak maupun orang sekitar walaupun giginya depan ada yang
patah satu dan dahinya agak menonjol.
c. Hubungan Sosial
1) Orang terdekat
Pasien mengatakan jika di rumah dekat dengan ayahnya dan saat di
RSJ ia biasa mengobrol dengan Tn. M. Pasien sering bercerita
dengan Tn. M tapi tidak bercerita tentang masalah pribadi.
2) Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat
Ayah pasien mengatakan pasien jarang keluar rumah, pasien
mengikuti kerja bakti di kampungnya jika disuruh oleh Ayahnya.
Ketika di RSJ pasien mengatakan jarang mengikuti kegiatan terapi
maupun rehabilitasi yang diselenggarakan di RSJ.
3) Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Pasien tidak merasa asing dengan tetangga-tetangga dan
lingkungannya. Pasien mengatakan saat di rumah terkadang juga
berkumpul dengan teman-teman sebayanya.
Namun selama di Rumah Sakit pasien terlihat jarang berkumpul
dengan pasien lain dan lebih suka menyendiri. Pasien lebih sering
tiduran di tempat tidurnya.
d. Spiritual
1. Nilai dan Keyakinan
6
7/22/2019 Presentasi Kasus Halusinasi Poltekkes Fik2
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-halusinasi-poltekkes-fik2 7/22
Pasien mengatakan dirinya beragama Islam. Menurut pasien, dalam
agamanya masalah yang dihadapi pasien merupakan ujian dari
Allah. Pasien yakin bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam
hidupnya merupakan takdir dari Allah yang harus pasien jalani
dengan tawakal.
2. Kegiatan Ibadah
Pasien menjalankan sholat 5 waktu, serta selalu berdoa agar bisa
cepat pulang. Pasien juga mampu menghafal Surat Al-Fatihah dan
Surat An-Nas dan Al- Falaq.
3. Pengaruh Spiritual terhadap Koping Individu
Pasien mengatakan merasa tenang dan nyaman apabila ia telah
menjalankan ibadah sholat karena setelah sholat pasien berdoa
untuk mengadukan masalah yang dialaminya. Pasien juga
mengatakan apabila klien mempunyai masalah terkadang hanya
disimpan dalam hati dan diungkapkan dalam do’a.
7. Status Mental
a. Penampilan
1) Cara berpakaian
Cara berpakaian pasien cukup rapi, pasien berganti pakaian
1xsehari setiap selesai mandi pagi.
Cara berjalan satu arah dan sikap tubuh tegak, pasien tampak lesu
dan kurang bertenaga.
Pasien mau mandi 2x sehari, gosok gigi, keramas 1 minggu sekali,
dan kuku tampak bersih.
2) Pembicaraan
Frekuensi bicara pelan, volume lembut, kadang pasien hanya
terdiam. Pasien menjawab pertanyaan sesuai yang diajukan, verbal
minimal.
3) Aktifitas Motorik
7
7/22/2019 Presentasi Kasus Halusinasi Poltekkes Fik2
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-halusinasi-poltekkes-fik2 8/22
Tingkat aktivitas lethargi, pasien tampak lesu dan tidak banyak
beraktivitas lebih sering di tempat tidur, pasien tampak sering
menyendiri, pasien kurang aktif dalam kegiatan ruangan.
4) Interaksi selama wawancara
Pasien kooperatif, ekspresi wajah terlihat murung, kontak mata ada
tapi tidak tahan lama, pasien tampak gelisah, sedikit bingung. Jika
tidak diajak berbicara pasien tidak mau bicara terlebih dahulu.
Pasien kadang tampak berbicara sendiri dan ketakutan.
b. Status Emosi
1) Alam Perasaan
Pasien mengatakan merasa sedih dan merasa bersalah kepada
orangtua saat berada di RSJ, Pasien mengatakan ingin
menghilangkan halusinasinnya. Pasien ingin cepat pulang dan
bekerja kembali membantu orangtuanya di rumah.
2) Afek
Pasien mampu menjawab pertanyaan yang diajukan, kadang afek
tumpul (hanya berinteraksi bila ada stimulus yang kuat), namun
pasien mampu berinteraksi dengan orang lain.
c. Persepsi
- Pasien mengatakan mendengar suara orang laki-laki yang
mengatakan menyuruhnya untuk membunuh orangtuanya. Suara itu
terdengar lirih biasanya muncul 3-4x sehari terutama pada saat
sendirian selama ±5 menit. Pada saat tidur suara tersebut tidak
datang. Pasien mengatakan saat mendengar halusinasinya yaitu
merasa takut dan kadang merasa ingin marah. Saat ini pasien masih
mengalami.
- Pasien juga mengatakan sering melihat bayangan dirinya beraksi
dalam sebuah pembunuhan. Dirinya berpakaian hitam-hitam lalu
memakai penutup wajah seperti penjahat yang sangat kejam.
Bayangan itu muncul sehari ± 3 kali selama ± 2-3 menit saat pasien
sedang sendirian dan di tempat yang sepi. Pasien mengatakan saat
8
7/22/2019 Presentasi Kasus Halusinasi Poltekkes Fik2
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-halusinasi-poltekkes-fik2 9/22
melihat bayangan itu merasa takut dan kadang merasa ingin marah.
Saat ini pasien masih mengalami.
d. Proses Pikir
Saat diwawancarai, pasien kooperatif. Pasien dapat menjawab
pertanyaan dengan baik, walau kadang hanya berupa jawaban pendek,
tetapi tetap pada tujuan pembicaraan.
e. Isi pikir
Pasien mengatakan memiliki obsesi menjadi seorang pengusaha yang
sukses dan mampu membahagiakan kedua orangtuanya dan kemudian
dia bisa menikah dan memiliki keluarga yang bahagia.
f. Tingkat kesadaran
Tingkat kesadaran pasien cukup baik, pasien tidak mengalami
disorientasi, baik waktu, tempat, dan orang dibuktikan dengan pasien
mampu menjawab ketika ditanya sedang dimana dia sekarang pasien
menjawab di ruang sena RSJD Surakarta, makan siang biasanya jam
berapa yaitu jam setengah 12, namun ketika ditanya nama salah satu
perawat di ruang sena pasien mengatakan tidak tahu karena pasien tidak
pernah kenalan dengan perawat.
g. Daya ingat (memory)
Daya ingat pasien cukup baik, baik memori jangka panjang maupun
jangka pendek dibuktikan dengan pasien dapat mengingat kegiatan
yang dilakukan setelah bangun tidur tadi pagi yaitu mandi, tanggal
kemerdekaan Indonesia yaitu 17 Agustus 1945, pekerjaan pasien sehari-
hari yaitu penjual (menunggu warung di rumah), serta kegiatan yang
dilakukan hari Selasa lalu yaitu terapi musik.
h. Pengambilan keputusan dan penilaian
Pasien dapat mengambil keputusan dan melakukan penilaian dengan
cepat dan baik dibuktikan dengan ketika disuruh memilih antara makan
dahulu atau mandi dahulu pasien memilih untuk mandi dahulu sebelum
makan karena sebelum makan, badan harus sudah bersih dan segar.
i. Tingkat konsentrasi dan berhitung
9
7/22/2019 Presentasi Kasus Halusinasi Poltekkes Fik2
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-halusinasi-poltekkes-fik2 10/22
Pasien mampu berkonsentrasi dengan baik dan selalu langsung
menjawab pertanyaan yang diajukan. Kemampuan berhitung pasien
cukup baik, pasien dapat menjawab perkalian dan pembagian
sederhana.
j. Insight
Pasien menyadari jika dirinya mengalami gangguan jiwa sehingga
pasien menurut saat dibawa oleh keluarga ke RSJ. Pasien mengatakan
menerima kondisinya dan ingin cepat sembuh.
8. Kebutuhan Persiapan Pulang
a. Makan
Pasien makan 3x sehari, pagi, siang, dan malam hari dengan porsi
sesuai sajian dari RSJ. Pasien menghabiskan semua makanan yang
disajikan. Pasien mampu makan secara mandiri tanpa bantuan orang
lain. Setelah makan pasien mampu mencuci piring dan alat makan
secara mandiri.
b. BAB/BAK
BAB dan BAK dapat dilakukan secara mandiri di kamar mandi/WC,
setelah BAB/BAK klien mampu membersihkan kamar mandi/WC dan
membersihkan diri.
c. Mandi
Pasien mengatakan mandi 2x sehari, pagi dan sore. Pasien mandi
dengan menggunakan sabun, gosok gigi, dan keramas 1 minggu sekali.
Pasien dapat mandi sendiri tanpa bantuan orang lain.
d. Berpakaian/Berhias
Pasien mampu berpakaian sendiri tanpa bantuan orang lain, berganti
pakaian setiap selesai mandi pagi, dan menggunakan baju ruangan
sesuai ketentuan RS. Penampilan pasien rapi dan bersih.
e. Istirahat dan tidur
Pasien mampu tidur sendiri tanpa bantuan dari perawat/orang lain.
Pasien biasanya tidur siang ± 2 jam, malam hari pasien tidur dengan
10
7/22/2019 Presentasi Kasus Halusinasi Poltekkes Fik2
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-halusinasi-poltekkes-fik2 11/22
nyaman dan tenang kurang lebih 7-8 jam/hari dari jam 21.00-05.00.
Sebelum tidur pasien berdoa terlebih dahulu.
f. Penggunaan obat
Pasien dapat minum obat secara mandiri tanpa bantuan perawat dengan
baik dan teratur. Pasien mendapat 2 jenis obat peroral, yaitu THP
(Triheksipenidin) 3x2 mg, risperidon 3x2mg. pasien biasanya minum
obat menggunakan air teh.
g. Pemeliharaan kesehatan
Pasien mengatakan ingin cepat pulang sehingga pasien minum obat
dan makan secara teratur. Pasien dianjurkan untuk kontrol secara rutin
jika obatnya sudah habis saat sudah pulang nanti. Jika kontrol biasanya
pasien dengan ayahnya.
h. Aktivitas di rumah dan di luar rumah
Pasien mengatakan jarang mengerjakan sesuatu di luar rumah, kadang
mencari kayu di lingkungan sekitar rumah dan pergi ke sawah. Pasien
mampu berpergian secara mandiri, menggunakan kendaraan pribadi
ataupun kendaraan umum. Pasien mengatakan mengerjakan pekerjaan
rumah dengan rajin seperti : menyapu dan mencuci. Pasien biasanya
menunggu warung (jualan) di rumahnya.
9. Mekanisme koping
Bila memiliki masalah saat di rumah pasien biasanya menceritakan semua
masalah kepada ayahnya. Saat di Rumah Sakit, pasien mengatakan jika
mempunyai masalah hanya dipendam sendiri. Selain itu pasien juga berdoa
kepada Allah agar diberi jalan dalam menyelesaikan masalah tersebut.
10. Masalah psikososial dan Lingkungan
Keluarga pasien menerima keadaan pasien dan hubungan mereka baik-
baik saja, keluarga pasien mengatakan pasien jarang keluar rumah.
11. Pengetahuan kurang tentang
11
7/22/2019 Presentasi Kasus Halusinasi Poltekkes Fik2
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-halusinasi-poltekkes-fik2 12/22
Pasien kurang mengetahui tentang penyakitnya dan obat-obatan yang
diminum. Pasien mengatakan bila sudah pulang akan rajin kontrol dan
minum obat secara teratur.
12. Aspek Medik
a. Diagnosa Medik : F.20.0 (skizofrenia paranoid)
b. Terapi medik : THP (Triheksipenidin) 3 x 2 mg
Risperidol 3 x 2mg
Clorphromazine 1x100 mg
c. Riwayat Alergi Obat : Tidak ada
B. Data Fokus
1. Data Subyektif
Tanggal 20 November 2012
a. Pasien mengatakan merasa belum mampu untuk menjalankan peran
sebagai anak karena pasien merasa jiwanya rapuh harus bolak-balik
masuk rumah sakit .
b. Pasien mengatakan mendengar suara orang laki-laki yang mengatakan
menyuruhnya untuk membunuh orangtuanya. Suara itu terdengar lirih
biasanya muncul 3-4x sehari terutama pada saat sendirian selama ±5
menit. Pada saat tidur suara tersebut tidak datang. Pasien mengatakan
saat mendengar halusinasinya yaitu merasa takut dan kadang merasa
ingin marah. Saat ini pasien masih mengalaminya.
c. Pasien mengatakan merasa sedih dan bersalah serta belum merasa
puas karena ia belum bisa memberikan yang terbaik untuk orang
tuannya.
d. Keluarga pasien mengatakan pasien sering terlihat berbicara sendiri
dan kadang tersenyum sendiri.
Tanggal 22 November 2012
a. Pasien juga mengatakan sering melihat bayangan dirinya beraksi
dalam sebuah pembunuhan. Dirinya berpakaian hitam-hitam lalu
memakai penutup wajah seperti penjahat yang sangat kejam..
12
Peroral
7/22/2019 Presentasi Kasus Halusinasi Poltekkes Fik2
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-halusinasi-poltekkes-fik2 13/22
Bayangan itu muncul sehari ± 3 kali selama ± 2-3 menit saat pasien
sedang sendirian dan di tempat yang sepi. Pasien mengatakan saat
melihat bayangan itu merasa takut dan kadang merasa ingin
marah.Saat ini pasien masih mengalami.
b. Ayah pasien mengatakan pasien jarang keluar rumah, pasien
mengikuti kerja bakti di kampungnya jika disuruh oleh Ayahnya.
Ketika di RSJ pasien mengatakan jarang mengikuti kegiatan terapi
maupun rehabilitasi yang diselenggarakan di RSJ.
c. Saat di Rumah Sakit, pasien mengatakan jika mempunyai masalah
hanya dipendam sendiri.
2. Data Obyektif
Tanggal 20 November 2012
a. Ekspresi wajah terlihat murung dan sedikit bingung.
b. Pasien kadang tampak berbicara sendiri dan ketakutan.
c. Kontak mata ada tapi tidak bertahan lama.
d. Frekuensi bicara pelan, volume lembut, kadang pasien hanya terdiam.
Pasien menjawab pertanyaan sesuai yang diajukan, verbal minimal.
e. Pasien tampak gelisah.
f. Pasien mampu menjawab pertanyaan yang diajukan, kadang afek
tumpul (hanya berinteraksi bila ada stimulus yang kuat), namun pasien
mampu berinteraksi dengan orang lain.
Tanggal 21 November
a. Tingkat aktivitas lethargi, pasien tampak lesu dan tidak banyak
beraktivitas lebih sering di tempat tidur, kurang aktif dalam kegiatan
ruangan.
b. Selama di Rumah Sakit pasien terlihat jarang berkumpul dengan
pasien lain dan lebih suka menyendiri. Pasien lebih sering tiduran di
tempat tidurnya
c. Jika tidak diajak berbicara pasien tidak mau bicara terlebih dahulu.
C. Analisa Data
13
7/22/2019 Presentasi Kasus Halusinasi Poltekkes Fik2
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-halusinasi-poltekkes-fik2 14/22
NO DATA FOKUS Masalah Keperawatan
1 DS :
− Pasien mengatakan mendengar suara orang
laki-laki yang mengatakan menyuruhnya
untuk membunuh orangtuanya. Suara itu
terdengar lirih biasanya muncul 3-4x sehari
terutama pada saat sendirian selama ±5
menit. Pada saat tidur suara tersebut tidak
datang. Pasien mengatakan saat mendengar
halusinasinya yaitu merasa takut dan kadang
merasa ingin marah. Saat ini pasien masih
mengalaminya.
− Pasien juga mengatakan sering melihat
bayangan dirinya beraksi dalam sebuah
pembunuhan. Dirinya berpakaian hitam-
hitam lalu memakai penutup wajah seperti
penjahat yang sangat kejam. Bayangan itu
muncul sehari ± 3 kali selama ± 2-3 menit
saat pasien sedang sendirian dan di tempat
yang sepi. Pasien mengatakan saat melihat
bayangan itu merasa takut dan kadang merasa
ingin marah. Saat ini pasien masih
mengalami.
−Keluarga pasien mengatakan pasien sering
terlihat berbicara sendiri dan kadang senyum-
senyum sendiri.
DO :
− Pasien kadang tampak berbicara sendiri dan
ketakutan
− Ekspresi wajah terlihat murung dan sedikit
bingung.
Gangguan Persepsi
Sensori : Halusinasi
Penglihatan dan
Pendengaran
14
7/22/2019 Presentasi Kasus Halusinasi Poltekkes Fik2
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-halusinasi-poltekkes-fik2 15/22
− Pasien tampak gelisah
2 DS :
− Pasien mengatakan merasa sedih dan bersalah
serta belum merasa puas karena ia belum bisa
memberikan yang terbaik untuk orang
tuannya.
− Pasien mengatakan merasa belum mampu
untuk menjalankan peran sebagai anak karena
pasien merasa jiwanya rapuh harus bolak-
balik masuk rumah sakit .
− DO :
− Tingkat aktivitas lethargi dan lesu dan tidak
banyak beraktivitas lebih sering di tempat
tidur, kurang aktif dlam kegiatan ruangan.
− Ekspresi wajah terlihat murung dan sedikit
bingung
− Frekuensi bicara pelan, volume lembut, kadang
pasien hanya terdiam. Pasien menjawab
pertanyaan sesuai yang diajukan, verbal
minimal.
− Selama wawancara kontak mata ada tetapi
tidak bertahan lama.
− Jika tidak diajak berbicara pasien tidak mau
bicara terlebih dahulu.
Gangguan Konsep Diri :
Harga Diri Rendah
3 DS :
− Ayah pasien mengatakan pasien jarang keluar
rumah, pasien mengikuti kerja bakti di
kampungnya jika disuruh oleh Ayahnya.
Ketika di RSJ pasien mengatakan jarang
mengikuti kegiatan terapi maupun rehabilitasi
yang diselenggarakan di RSJ.
Isolasi Sosial : Menarik
Diri
15
7/22/2019 Presentasi Kasus Halusinasi Poltekkes Fik2
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-halusinasi-poltekkes-fik2 16/22
− Saat di Rumah Sakit, pasien mengatakan jika
mempunyai masalah hanya dipendam sendiri.DO :
− Ekspresi pasien sedih dan murung
− Selama wawancara kontak mata ada tetapi
tidak bertahan lama.
− Selama di Rumah Sakit pasien terlihat jarang
berkumpul dengan pasien lain dan lebih suka
menyendiri. Pasien lebih sering tiduran di
tempat tidurnya
− Pasien mampu menjawab pertanyaan yang
diajukan, kadang afek tumpul (hanya
berinteraksi bila ada stimulus yang kuat),
namun pasien mampu berinteraksi dengan
orang lain.
4 DS:
−Pasien mengatakan saat mendengar
halusinasinya yaitu merasa takut dan kadang
merasa ingin marah.
− Pasien mengatakan saat melihat bayangan itu
merasa takut dan kadang merasa ingin marah.
DO:
− Ekspresi wajah terlihat murung dan sedikit
bingung.
− Pasien kadang tampak berbicara sendiri dan
ketakutan.
Resiko perilaku
kekerasan
D. Pohon Masalah
16
7/22/2019 Presentasi Kasus Halusinasi Poltekkes Fik2
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-halusinasi-poltekkes-fik2 17/22
Resiko perilaku kekerasan (akibat)
Gangguan persepsi sensori : halusinasi (core problem)
Isolasi Sosial : menarik Diri (penyebab)
Gangguan konsep diri : harga diri rendah (penyebab)
E. Diagnosa Keperawatan
1. Ganggunan persepsi sensori : halusinasi pendengaran
2. Isolasi Sosial : menarik diri
3. Gangguan konsep diri : harga diri rendah
4. Resiko Perilaku Kekerasan
F. Intervensi Keperawatan
No
Diagnosa
Keperawatan
Perencanaan
Tujuan Intervensi
1. Gangguan
persepsi
sensori :
halusinasi
penglihatan
dan
pendengaran
TUM :
Pasien dapat mengontrol
halusinasi yang dialami
TUK 1 :
Pasien dapat membina
hubungan saling percaya
TUK 2 :
Pasien dapat mengenali
halusinasinya (isi, jenis,
waktu, frekuensi, situasi
kondisi yang menimbulkan
suara, serta perasaan dan
SP 1
a. Bina hubungan saling percaya dengan
prinsip komunikasi terapeutik
b. Identifikasi isi, jenis, waktu, frekuensi,
situasi kondisi yang menimbulkan suara,
serta perasaan dan Pasien mengatakan
terhadap halusinasic. Ajarkan pada pasien cara mengontrol
halusinasi dengan menghardik
d. Anjurkan pasien untuk menghardik
secara mandiri
e. Anjurkan pasien memasukkan cara
menghardik ke dalam jadwal harian
17
7/22/2019 Presentasi Kasus Halusinasi Poltekkes Fik2
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-halusinasi-poltekkes-fik2 18/22
Pasien mengatakan terhadap
halusinasi
TUK 3 :
Pasien dapat mengontrol
halusinasinya
TUK 4 :
Pasien mendapat dukungan
dari keluarga dalam
mengontrol halusinasinya
TUK 5 :
Pasien dapat memanfaatkan
obat dengan baik
SP 2
a. Validasi isi, waktu, frekuensi, situasi
kondisi yang menimbulkan suara, serta
perasaan dan Pasien mengatakan
terhadap halusinasi
b. Evaluasi jadwal harian pasien
c. Latih pasien cara mengontrol halusinasi
dengan bercakap-cakap dengan orang
lain
d. Anjurkan pasien memasukkan cara
bercakap-cakap ke dalam jadwal harian
SP 3
a. Validasi cara mengontrol halusinasi
dengan bercakap-cakap
b. Evaluasi jadwal harian pasien
c. Latih pasien mengontrol halusinasi
dengan cara melakukan aktivitas
d. Anjurkan pasien memasukkan kegiatan
melakukan aktivitas ke dalam jadwal
harian
SP 4
a. Validasi cara mengontrol halusinasi
dengan melakukan aktivitas
b. Evaluasi jadwal harian pasien
c. Latih pasien mengontrol halusinasi
dengan cara minum obat secara teratur
d. Beri pendidikan kesehatan tentang
penggunaan obat secara benar
18
7/22/2019 Presentasi Kasus Halusinasi Poltekkes Fik2
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-halusinasi-poltekkes-fik2 19/22
e. Anjurkan pasien memasukkan kegiatan
minum obat ke dalam jadwal harian
SP 1 K
a. Bina hubungan saling percaya dengan
prinsip komunikasi terapeutik
b. Diskusikan masalah yang dirasakan
keluarga dalam merawat pasien
c. Jelaskan pengertian, tanda gejala, jenis,
serta proses terjadinya halusinasi
d. Jelaskan cara merawat pasien dengan
halusinasi
SP 2 K
a. Latih keluarga mempraktekkan cara
merawat pasien dengan halusinasi
b. Latih keluarga mempraktekkan langsung
kepada pasien dengan halusinasi
SP 3 K
a. Bantu keluarga membuat jadwal aktivitas
pasien saat di rumah
b. Jelaskan tentang follow up pasien setelah
pulang2 Isolasi
sosial :
Menarik diri
TUM :
Klien dapat berinteraksi
dengan orang lain
TUK :
1. Klien dapat membina
hubungan saling percaya
SP 1
a. Bina hubungan saling percaya dengan
prinsip komunikasi terapeutik
b. Identifikasi penyebab menarik diri
c. Beri kesempatan klien untuk
mengungkapkan perasaan tentang
manfaat berhubungan dengan orang lain
19
7/22/2019 Presentasi Kasus Halusinasi Poltekkes Fik2
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-halusinasi-poltekkes-fik2 20/22
dengan perawat
2. Klien dapat
mengidentifikasi
penyebab menarik diri
3. Klien dapat menyebutkan
keuntungan berinteraksi
dan kerugian menarik diri
4. Klien dapat melaksanakan
hubungan sosial
5. Klien dapat
mengungkapkan
perasaannya bila
berhubungan dengan
orang lain
6. Klien mampu mendapat
dukungan dari keluarga
dan kerugian menarik diri
d. Ajari klien untuk berinteraksi dengan
orang lain
e. Anjurkan klien memasukkan kegiatan
berkenalan dalam jadwal kegiatan harian
SP 2
a. Validasi cara berkenalan
b. Evaluasi jadwal harian klien
c. Ajari klien berkenalan dengan orang lain
(Plain dan K lain)
d. Anjurkan klien memasukkan kegiatan
berkenalan dalam jadwal harian
SP 3
a. Validasi cara berkenalan yang ke-2
b. Evaluasi jadwal kegiatan harian klien
c. Ajari klien cara berkenalan dengan 2
orang (K-2Plain) (K-2K lain)
d. Anjurkan klien memasukkan kegiatan
berkenalan dalam jadwal harian
SP 1 K
a. Bina hubungan saling percaya dengan
komunikasi terapeutik
b. Diskusikan masalah yang dirasakan
keluarga dalam merawat klien
c. Jelaskan tentang pengertian, tanda dan
gejala, serta proses terjadinya menarik
diri
d. Jelaskan cara merawat klien dengan
menarik diri
20
7/22/2019 Presentasi Kasus Halusinasi Poltekkes Fik2
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-halusinasi-poltekkes-fik2 21/22
SP 2 K
a. Latih keluarga mempraktekkan cara
merawat klien dengan menarik diri
b. Latih keluarga melakukan cara merawat
klien dengan menarik diri secara
langsung
SP 3 K
a. Bantu keluarga membuat jadwal kegiatan
harian selama di rumah termasuk jadwal
minum obat (discharge planning)
b. Jelaskan follow up klien setelah pulang
21
7/22/2019 Presentasi Kasus Halusinasi Poltekkes Fik2
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-halusinasi-poltekkes-fik2 22/22
22