presentasi kasus halusinasi poltekkes fik2

22
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Sdr.A DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA DISUSUN OLEH : 1. Dwi Marta Rustanto 2. Noora Chumairoh 3. Okta viani Cat he lia Pradesta 4. Pu put Ca nd ra Kh ar is ma 5. Sa adil ah Mur syid Dj iwando no 6. Sart ik a Al via ni ta Ira wa n 7. Venty Meitasari 8. Vero ni ka Nerisa P ra dewi 9. Yesy Fi ta Wa hi da tus Sol ih ah 10. Yuli ana Ayu Su ci at i 11. Yuni Rahmawati Dewi POLITEKNIK KEMENTERIAN KESEHATAN SURAKARTA 2012

Upload: ayu-putri-teratai

Post on 10-Feb-2018

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Presentasi Kasus Halusinasi Poltekkes Fik2

7/22/2019 Presentasi Kasus Halusinasi Poltekkes Fik2

http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-halusinasi-poltekkes-fik2 1/22

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

PADA Sdr.A DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI :

HALUSINASI

DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

DISUSUN OLEH :

1. Dwi Marta Rustanto2. Noora Chumairoh

3. Oktaviani Cathelia Pradesta

4. Puput Candra Kharisma

5. Saadilah Mursyid Djiwandono

6. Sartika Alvianita Irawan

7. Venty Meitasari

8. Veronika Nerisa Pradewi

9. Yesy Fita Wahidatus Solihah

10. Yuliana Ayu Suciati

11. Yuni Rahmawati Dewi

POLITEKNIK KEMENTERIAN KESEHATAN SURAKARTA

2012

Page 2: Presentasi Kasus Halusinasi Poltekkes Fik2

7/22/2019 Presentasi Kasus Halusinasi Poltekkes Fik2

http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-halusinasi-poltekkes-fik2 2/22

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

PADA Sdr.A DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI

DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

A. PENGKAJIAN

Pengkajian dilakukan pada tanggal 21 November 2012 pukul 13.00 WIB

di Ruang Sena RSJD Surakarta. Pengkajian dilakukan dengan anamnesa

 pasien, keluargan dan catatan status kesehatan pasien.

1. Identitas

a. Identitas Pasien

 Nama : Sdr. A

Umur : 29 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Status : Belum menikah

Pendidikan : SMK 

Pekerjaan : Nunggu warung (jualan)

Alamat : Wonogiri

 b. Identitas Penanggung Jawab

 Nama : Tn. A

Umur : 54 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Pekerjaan : Pedagang

Alamat : Wonogiri

Hubungan dengan pasien : Ayah

c. Catatan Medis

 No. RM : 017473

Diagnosa medis : F.20.0 (Sizofrenia paranoid)

Tanggal masuk : 19 November 2012

2

Page 3: Presentasi Kasus Halusinasi Poltekkes Fik2

7/22/2019 Presentasi Kasus Halusinasi Poltekkes Fik2

http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-halusinasi-poltekkes-fik2 3/22

2. Alasan masuk 

Pasien mengatakan dibawa ke rumah sakit pada tanggal 19 November 

2012 karena pasien mendapat bisikan orang laki-laki untuk membunuh

orangtuanya. Sebelum dibawa ke Rumah Sakit pasien sudah sering

mengalami halusinasi namun saat halusinasi muncul ayah pasien selalu

mengajak pasien berdzikir dan saat itu pasien sudah tidak bisa di ajak 

 berdzikir sehingga ayah klien memutuskan untuk membawa klien ke RSJ.

Selain itu, Keluarga pasien mengatakan pasien sering terlihat berbicara

sendiri dan kadang tersenyum sendiri.

3. Faktor predisposisi

a. Pasien mengatakan sering keluar masuk rumah sakit jiwa ± 7 kali.

Keluarga mengatakan pasien pernah masuk panti rembang tahun 2006

selama 3 tahun lalu minta pulang, kemudian pernah masuk pesantren

tahun 2009 selama 2 tahun juga minta pulang. Saat masuk RSJ yang

 pertama yaitu pada tahun 2004 (8 tahun yang lalu). Yang terakhir tahun

2007 dan yang sekarang karena pasien sering mendapatkan bisikan

seorang laki-laki. Pasien mengatakan rutin minum obat dan rutin

kontrol, namun kadang sering bingung saat dirumah sendirian. Setiap

ada tanda-tanda kekambuhan dan halusinasi yang berat dan tidak dapat

dikontrol lagi, ayah pasien selalu membawa ke RSJ Surakarta untuk 

 berobat.

 b. Pasien mengatakan mengalami pengalaman yang tidak menyenangkan

yaitu pernah tidak lulus sekolah ketika STM pada tahun 2000, pasien

merasa kehilangan dan menyesal. Pasien mengatakan pernah putus

dengan pacarnya ketika umur 19 tahun karena paham mereka berbeda

dan sudah tidak cocok lagi. Pasien juga pernah mencoba bunuh diri ± 1

tahun yang lalu karena merasa kurang berguna sebagai anak.Ayah

 pasien mengatakan pasien sewaktu STM tinggal bersama saudaranya di

Sukabumi dan disana hubungan pasien dengan saudaranya itu kurang

 baik. Prestasi yang telah diraih pasien kurang dihargai. Pasien tidak 

3

Page 4: Presentasi Kasus Halusinasi Poltekkes Fik2

7/22/2019 Presentasi Kasus Halusinasi Poltekkes Fik2

http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-halusinasi-poltekkes-fik2 4/22

 pernah mempunyai pengalaman penganiayaan secara fisik maupun

seksual baik menjadi pelaku, saksi, atau korban.

4. Faktor presipitasi

Pasien mengatakan melihat TV berita pembunuhan di rumah sekitar pukul

18.00 WIB (ketika magrib). Kemudian pasien pergi ke kamarnya dan saat

di kamar pasien mengatakan mendengar bisikan dari seorang laki-laki

untuk membunuh ibunya.

5. Pemeriksaan fisik 

a. Tanda-tanda vital

TD : 136/91 mmHg S : 36,5O C

 N : 90 x/menit R : 20x/menit

 b. Antropometri

TB : 180 cm

BB : 70 kg

c. Pasien mengatakan tidak pernah mempunyai riwayat penyakit berarti

sebelumnya, seperti Dibetes Melitus, hipertensi, dan jantung.

6. Psikososial

a. Genogram

Keterangan:

= perempuan

= laki - laki

= pasien

= anggota keluarga yang sudah meninggal

4

Page 5: Presentasi Kasus Halusinasi Poltekkes Fik2

7/22/2019 Presentasi Kasus Halusinasi Poltekkes Fik2

http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-halusinasi-poltekkes-fik2 5/22

= tinggal serumah

Pasien anak tunggal dan belum menikah. Pasien tinggal serumah

dengan kedua orang tuannya. Pasien mengatakan komunikasi dengan

kedua orangtuanya baik, pengambilan keputusan berdasarkan

musyawarah dalam keluarga.

 b. Konsep diri

1) Citra Tubuh

Pasien mengatakan menyukai semua bagian tubuhnya karena

semua itu adalah pemberian tuhan jadi harus disyukuri. Pasien

mengatakan meskipun gigi depannya patah satu dan dahinya agak 

menonjol pasien tetap menyukainya.

2) Peran Diri

Pasien adalah anak tunggal dan belum menikah, di rumah pasien

tinggal bersama ayah dan ibunya. Pasien di rumah menjalankan

tanggung jawabnya sebagai anak yaitu membantu pekerjaan rumah

dan membantu mencari nafkah dengan menunggu warung di

rumahnya (jualan). Di masyarakat, pasien sebagai anggota

masyarakat mengikuti kegiatan kerja bakti dikampungnya tetapi

karena disuruh ayahnya. Dan di Rumah Sakit pasien mengatakan

dirinya sebagai pasien mematuhi peraturan yang ada di Rumah

Sakit dan minum obat sesuai jadwal.

3) Ideal Diri

Pasien ingin cepat sembuh dan keluar dari RSJ kemudian

melanjutkan pekerjaannya kembali sebagai penjual untuk 

membahagiakan orang tuanya. Pasien mengatakan ingin segera

menikah dan mempunyai anak karena umur pasien sudah 29 tahun.

Pasien juga ingin tetap aktif di masyarakat kembali seperti warga

lainnya.

4) Identitas Diri

Sdr. A seorang laki-laki berumur 29 tahun dan belum menikah.

Status pasien adalah seorang anak tunggal dan bekerja sebagai

5

Page 6: Presentasi Kasus Halusinasi Poltekkes Fik2

7/22/2019 Presentasi Kasus Halusinasi Poltekkes Fik2

http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-halusinasi-poltekkes-fik2 6/22

 penjual (menunggu warung di rumahnya), pasien sudah merasa

senang karena pekerjaan itu memberikan penghasilan yang

lumayan dan cukup untuk mengisi waktu luang, tetapi pasien

 belum merasa puas karena ia belum bisa memberikan yang terbaik 

untuk orang tuannya. Pasien mengatakan merasa belum mampu

untuk menjalankan peran sebagai anak karena pasien merasa

 jiwannya rapuh harus bolak-balik masuk rumah sakit.

5) Harga Diri

Pasien mengatakan tidak ada masalah untuk menghadapi orang

 banyak maupun orang sekitar walaupun giginya depan ada yang

 patah satu dan dahinya agak menonjol.

c. Hubungan Sosial

1) Orang terdekat

Pasien mengatakan jika di rumah dekat dengan ayahnya dan saat di

RSJ ia biasa mengobrol dengan Tn. M. Pasien sering bercerita

dengan Tn. M tapi tidak bercerita tentang masalah pribadi.

2) Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat

Ayah pasien mengatakan pasien jarang keluar rumah, pasien

mengikuti kerja bakti di kampungnya jika disuruh oleh Ayahnya.

Ketika di RSJ pasien mengatakan jarang mengikuti kegiatan terapi

maupun rehabilitasi yang diselenggarakan di RSJ.

3) Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain

Pasien tidak merasa asing dengan tetangga-tetangga dan

lingkungannya. Pasien mengatakan saat di rumah terkadang juga

 berkumpul dengan teman-teman sebayanya.

 Namun selama di Rumah Sakit pasien terlihat jarang berkumpul

dengan pasien lain dan lebih suka menyendiri. Pasien lebih sering

tiduran di tempat tidurnya.

d. Spiritual

1. Nilai dan Keyakinan

6

Page 7: Presentasi Kasus Halusinasi Poltekkes Fik2

7/22/2019 Presentasi Kasus Halusinasi Poltekkes Fik2

http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-halusinasi-poltekkes-fik2 7/22

Pasien mengatakan dirinya beragama Islam. Menurut pasien, dalam

agamanya masalah yang dihadapi pasien merupakan ujian dari

Allah. Pasien yakin bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam

hidupnya merupakan takdir dari Allah yang harus pasien jalani

dengan tawakal.

2. Kegiatan Ibadah

Pasien menjalankan sholat 5 waktu, serta selalu berdoa agar bisa

cepat pulang. Pasien juga mampu menghafal Surat Al-Fatihah dan

Surat An-Nas dan Al- Falaq.

3. Pengaruh Spiritual terhadap Koping Individu

Pasien mengatakan merasa tenang dan nyaman apabila ia telah

menjalankan ibadah sholat karena setelah sholat pasien berdoa

untuk mengadukan masalah yang dialaminya. Pasien juga

mengatakan apabila klien mempunyai masalah terkadang hanya

disimpan dalam hati dan diungkapkan dalam do’a.

7. Status Mental

a. Penampilan

1) Cara berpakaian

Cara berpakaian pasien cukup rapi, pasien berganti pakaian

1xsehari setiap selesai mandi pagi.

Cara berjalan satu arah dan sikap tubuh tegak, pasien tampak lesu

dan kurang bertenaga.

Pasien mau mandi 2x sehari, gosok gigi, keramas 1 minggu sekali,

dan kuku tampak bersih.

2) Pembicaraan

Frekuensi bicara pelan, volume lembut, kadang pasien hanya

terdiam. Pasien menjawab pertanyaan sesuai yang diajukan, verbal

minimal.

3) Aktifitas Motorik 

7

Page 8: Presentasi Kasus Halusinasi Poltekkes Fik2

7/22/2019 Presentasi Kasus Halusinasi Poltekkes Fik2

http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-halusinasi-poltekkes-fik2 8/22

Tingkat aktivitas lethargi, pasien tampak lesu dan tidak banyak 

 beraktivitas lebih sering di tempat tidur, pasien tampak sering

menyendiri, pasien kurang aktif dalam kegiatan ruangan.

4) Interaksi selama wawancara

Pasien kooperatif, ekspresi wajah terlihat murung, kontak mata ada

tapi tidak tahan lama, pasien tampak gelisah, sedikit bingung. Jika

tidak diajak berbicara pasien tidak mau bicara terlebih dahulu.

Pasien kadang tampak berbicara sendiri dan ketakutan.

 b. Status Emosi

1) Alam Perasaan

Pasien mengatakan merasa sedih dan merasa bersalah kepada

orangtua saat berada di RSJ, Pasien mengatakan ingin

menghilangkan halusinasinnya. Pasien ingin cepat pulang dan

 bekerja kembali membantu orangtuanya di rumah.

2) Afek  

Pasien mampu menjawab pertanyaan yang diajukan, kadang afek 

tumpul (hanya berinteraksi bila ada stimulus yang kuat), namun

 pasien mampu berinteraksi dengan orang lain.

c. Persepsi

- Pasien mengatakan mendengar suara orang laki-laki yang

mengatakan menyuruhnya untuk membunuh orangtuanya. Suara itu

terdengar lirih biasanya muncul 3-4x sehari terutama pada saat

sendirian selama ±5 menit. Pada saat tidur suara tersebut tidak 

datang. Pasien mengatakan saat mendengar halusinasinya yaitu

merasa takut dan kadang merasa ingin marah. Saat ini pasien masih

mengalami.

- Pasien juga mengatakan sering melihat bayangan dirinya beraksi

dalam sebuah pembunuhan. Dirinya berpakaian hitam-hitam lalu

memakai penutup wajah seperti penjahat yang sangat kejam.

Bayangan itu muncul sehari ± 3 kali selama ± 2-3 menit saat pasien

sedang sendirian dan di tempat yang sepi. Pasien mengatakan saat

8

Page 9: Presentasi Kasus Halusinasi Poltekkes Fik2

7/22/2019 Presentasi Kasus Halusinasi Poltekkes Fik2

http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-halusinasi-poltekkes-fik2 9/22

melihat bayangan itu merasa takut dan kadang merasa ingin marah.

Saat ini pasien masih mengalami.

d. Proses Pikir 

Saat diwawancarai, pasien kooperatif. Pasien dapat menjawab

 pertanyaan dengan baik, walau kadang hanya berupa jawaban pendek,

tetapi tetap pada tujuan pembicaraan.

e. Isi pikir 

Pasien mengatakan memiliki obsesi menjadi seorang pengusaha yang

sukses dan mampu membahagiakan kedua orangtuanya dan kemudian

dia bisa menikah dan memiliki keluarga yang bahagia.

f. Tingkat kesadaran

Tingkat kesadaran pasien cukup baik, pasien tidak mengalami

disorientasi, baik waktu, tempat, dan orang dibuktikan dengan pasien

mampu menjawab ketika ditanya sedang dimana dia sekarang pasien

menjawab di ruang sena RSJD Surakarta, makan siang biasanya jam

 berapa yaitu jam setengah 12, namun ketika ditanya nama salah satu

 perawat di ruang sena pasien mengatakan tidak tahu karena pasien tidak 

 pernah kenalan dengan perawat.

g. Daya ingat (memory)

Daya ingat pasien cukup baik, baik memori jangka panjang maupun

 jangka pendek dibuktikan dengan pasien dapat mengingat kegiatan

yang dilakukan setelah bangun tidur tadi pagi yaitu mandi, tanggal

kemerdekaan Indonesia yaitu 17 Agustus 1945, pekerjaan pasien sehari-

hari yaitu penjual (menunggu warung di rumah), serta kegiatan yang

dilakukan hari Selasa lalu yaitu terapi musik.

h. Pengambilan keputusan dan penilaian

Pasien dapat mengambil keputusan dan melakukan penilaian dengan

cepat dan baik dibuktikan dengan ketika disuruh memilih antara makan

dahulu atau mandi dahulu pasien memilih untuk mandi dahulu sebelum

makan karena sebelum makan, badan harus sudah bersih dan segar.

i. Tingkat konsentrasi dan berhitung

9

Page 10: Presentasi Kasus Halusinasi Poltekkes Fik2

7/22/2019 Presentasi Kasus Halusinasi Poltekkes Fik2

http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-halusinasi-poltekkes-fik2 10/22

Pasien mampu berkonsentrasi dengan baik dan selalu langsung

menjawab pertanyaan yang diajukan. Kemampuan berhitung pasien

cukup baik, pasien dapat menjawab perkalian dan pembagian

sederhana.

 j. Insight

Pasien menyadari jika dirinya mengalami gangguan jiwa sehingga

 pasien menurut saat dibawa oleh keluarga ke RSJ. Pasien mengatakan

menerima kondisinya dan ingin cepat sembuh.

8. Kebutuhan Persiapan Pulang

a. Makan

Pasien makan 3x sehari, pagi, siang, dan malam hari dengan porsi

sesuai sajian dari RSJ. Pasien menghabiskan semua makanan yang

disajikan. Pasien mampu makan secara mandiri tanpa bantuan orang

lain. Setelah makan pasien mampu mencuci piring dan alat makan

secara mandiri.

 b. BAB/BAK 

BAB dan BAK dapat dilakukan secara mandiri di kamar mandi/WC,

setelah BAB/BAK klien mampu membersihkan kamar mandi/WC dan

membersihkan diri.

c. Mandi

Pasien mengatakan mandi 2x sehari, pagi dan sore. Pasien mandi

dengan menggunakan sabun, gosok gigi, dan keramas 1 minggu sekali.

Pasien dapat mandi sendiri tanpa bantuan orang lain.

d. Berpakaian/Berhias

Pasien mampu berpakaian sendiri tanpa bantuan orang lain, berganti

 pakaian setiap selesai mandi pagi, dan menggunakan baju ruangan

sesuai ketentuan RS. Penampilan pasien rapi dan bersih.

e. Istirahat dan tidur 

Pasien mampu tidur sendiri tanpa bantuan dari perawat/orang lain.

Pasien biasanya tidur siang ± 2 jam, malam hari pasien tidur dengan

10

Page 11: Presentasi Kasus Halusinasi Poltekkes Fik2

7/22/2019 Presentasi Kasus Halusinasi Poltekkes Fik2

http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-halusinasi-poltekkes-fik2 11/22

nyaman dan tenang kurang lebih 7-8 jam/hari dari jam 21.00-05.00.

Sebelum tidur pasien berdoa terlebih dahulu.

f. Penggunaan obat

Pasien dapat minum obat secara mandiri tanpa bantuan perawat dengan

 baik dan teratur. Pasien mendapat 2 jenis obat peroral, yaitu THP

(Triheksipenidin) 3x2 mg, risperidon 3x2mg. pasien biasanya minum

obat menggunakan air teh.

g. Pemeliharaan kesehatan

Pasien mengatakan ingin cepat pulang sehingga pasien minum obat

dan makan secara teratur. Pasien dianjurkan untuk kontrol secara rutin

 jika obatnya sudah habis saat sudah pulang nanti. Jika kontrol biasanya

 pasien dengan ayahnya.

h. Aktivitas di rumah dan di luar rumah

Pasien mengatakan jarang mengerjakan sesuatu di luar rumah, kadang

mencari kayu di lingkungan sekitar rumah dan pergi ke sawah. Pasien

mampu berpergian secara mandiri, menggunakan kendaraan pribadi

ataupun kendaraan umum. Pasien mengatakan mengerjakan pekerjaan

rumah dengan rajin seperti : menyapu dan mencuci. Pasien biasanya

menunggu warung (jualan) di rumahnya.

9. Mekanisme koping

Bila memiliki masalah saat di rumah pasien biasanya menceritakan semua

masalah kepada ayahnya. Saat di Rumah Sakit, pasien mengatakan jika

mempunyai masalah hanya dipendam sendiri. Selain itu pasien juga berdoa

kepada Allah agar diberi jalan dalam menyelesaikan masalah tersebut.

10. Masalah psikososial dan Lingkungan

Keluarga pasien menerima keadaan pasien dan hubungan mereka baik-

 baik saja, keluarga pasien mengatakan pasien jarang keluar rumah.

11. Pengetahuan kurang tentang

11

Page 12: Presentasi Kasus Halusinasi Poltekkes Fik2

7/22/2019 Presentasi Kasus Halusinasi Poltekkes Fik2

http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-halusinasi-poltekkes-fik2 12/22

Pasien kurang mengetahui tentang penyakitnya dan obat-obatan yang

diminum. Pasien mengatakan bila sudah pulang akan rajin kontrol dan

minum obat secara teratur.

12. Aspek Medik 

a. Diagnosa Medik : F.20.0 (skizofrenia paranoid)

 b. Terapi medik : THP (Triheksipenidin) 3 x 2 mg

Risperidol 3 x 2mg

Clorphromazine 1x100 mg

c. Riwayat Alergi Obat : Tidak ada

B. Data Fokus

1. Data Subyektif 

Tanggal 20 November 2012

a. Pasien mengatakan merasa belum mampu untuk menjalankan peran

sebagai anak karena pasien merasa jiwanya rapuh harus bolak-balik 

masuk rumah sakit .

 b. Pasien mengatakan mendengar suara orang laki-laki yang mengatakan

menyuruhnya untuk membunuh orangtuanya. Suara itu terdengar lirih

 biasanya muncul 3-4x sehari terutama pada saat sendirian selama ±5

menit. Pada saat tidur suara tersebut tidak datang. Pasien mengatakan

saat mendengar halusinasinya yaitu merasa takut dan kadang merasa

ingin marah. Saat ini pasien masih mengalaminya.

c. Pasien mengatakan merasa sedih dan bersalah serta belum merasa

 puas karena ia belum bisa memberikan yang terbaik untuk orang

tuannya.

d. Keluarga pasien mengatakan pasien sering terlihat berbicara sendiri

dan kadang tersenyum sendiri.

Tanggal 22 November 2012

a. Pasien juga mengatakan sering melihat bayangan dirinya beraksi

dalam sebuah pembunuhan. Dirinya berpakaian hitam-hitam lalu

memakai penutup wajah seperti penjahat yang sangat kejam..

12

Peroral

Page 13: Presentasi Kasus Halusinasi Poltekkes Fik2

7/22/2019 Presentasi Kasus Halusinasi Poltekkes Fik2

http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-halusinasi-poltekkes-fik2 13/22

Bayangan itu muncul sehari ± 3 kali selama ± 2-3 menit saat pasien

sedang sendirian dan di tempat yang sepi. Pasien mengatakan saat

melihat bayangan itu merasa takut dan kadang merasa ingin

marah.Saat ini pasien masih mengalami.

 b. Ayah pasien mengatakan pasien jarang keluar rumah, pasien

mengikuti kerja bakti di kampungnya jika disuruh oleh Ayahnya.

Ketika di RSJ pasien mengatakan jarang mengikuti kegiatan terapi

maupun rehabilitasi yang diselenggarakan di RSJ.

c. Saat di Rumah Sakit, pasien mengatakan jika mempunyai masalah

hanya dipendam sendiri.

2. Data Obyektif 

Tanggal 20 November 2012

a. Ekspresi wajah terlihat murung dan sedikit bingung.

 b. Pasien kadang tampak berbicara sendiri dan ketakutan.

c. Kontak mata ada tapi tidak bertahan lama.

d. Frekuensi bicara pelan, volume lembut, kadang pasien hanya terdiam.

Pasien menjawab pertanyaan sesuai yang diajukan, verbal minimal.

e. Pasien tampak gelisah.

f. Pasien mampu menjawab pertanyaan yang diajukan, kadang afek 

tumpul (hanya berinteraksi bila ada stimulus yang kuat), namun pasien

mampu berinteraksi dengan orang lain.

Tanggal 21 November 

a. Tingkat aktivitas lethargi, pasien tampak lesu dan tidak banyak 

 beraktivitas lebih sering di tempat tidur, kurang aktif dalam kegiatan

ruangan.

 b. Selama di Rumah Sakit pasien terlihat jarang berkumpul dengan

 pasien lain dan lebih suka menyendiri. Pasien lebih sering tiduran di

tempat tidurnya

c. Jika tidak diajak berbicara pasien tidak mau bicara terlebih dahulu.

C. Analisa Data

13

Page 14: Presentasi Kasus Halusinasi Poltekkes Fik2

7/22/2019 Presentasi Kasus Halusinasi Poltekkes Fik2

http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-halusinasi-poltekkes-fik2 14/22

 NO DATA FOKUS Masalah Keperawatan

1 DS :

− Pasien mengatakan mendengar suara orang

laki-laki yang mengatakan menyuruhnya

untuk membunuh orangtuanya. Suara itu

terdengar lirih biasanya muncul 3-4x sehari

terutama pada saat sendirian selama ±5

menit. Pada saat tidur suara tersebut tidak 

datang. Pasien mengatakan saat mendengar 

halusinasinya yaitu merasa takut dan kadang

merasa ingin marah. Saat ini pasien masih

mengalaminya.

− Pasien juga mengatakan sering melihat

 bayangan dirinya beraksi dalam sebuah

 pembunuhan. Dirinya berpakaian hitam-

hitam lalu memakai penutup wajah seperti

 penjahat yang sangat kejam. Bayangan itu

muncul sehari ± 3 kali selama ± 2-3 menit

saat pasien sedang sendirian dan di tempat

yang sepi. Pasien mengatakan saat melihat

 bayangan itu merasa takut dan kadang merasa

ingin marah. Saat ini pasien masih

mengalami.

−Keluarga pasien mengatakan pasien sering

terlihat berbicara sendiri dan kadang senyum-

senyum sendiri.

DO :

− Pasien kadang tampak berbicara sendiri dan

ketakutan

− Ekspresi wajah terlihat murung dan sedikit

 bingung.

Gangguan Persepsi

Sensori : Halusinasi

Penglihatan dan

Pendengaran

14

Page 15: Presentasi Kasus Halusinasi Poltekkes Fik2

7/22/2019 Presentasi Kasus Halusinasi Poltekkes Fik2

http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-halusinasi-poltekkes-fik2 15/22

− Pasien tampak gelisah

2 DS :

− Pasien mengatakan merasa sedih dan bersalah

serta belum merasa puas karena ia belum bisa

memberikan yang terbaik untuk orang

tuannya.

− Pasien mengatakan merasa belum mampu

untuk menjalankan peran sebagai anak karena

 pasien merasa jiwanya rapuh harus bolak-

 balik masuk rumah sakit .

− DO :

− Tingkat aktivitas lethargi dan lesu dan tidak 

 banyak beraktivitas lebih sering di tempat

tidur, kurang aktif dlam kegiatan ruangan.

− Ekspresi wajah terlihat murung dan sedikit

 bingung

− Frekuensi bicara pelan, volume lembut, kadang

 pasien hanya terdiam. Pasien menjawab

 pertanyaan sesuai yang diajukan, verbal

minimal.

− Selama wawancara kontak mata ada tetapi

tidak bertahan lama.

− Jika tidak diajak berbicara pasien tidak mau

 bicara terlebih dahulu.

Gangguan Konsep Diri :

Harga Diri Rendah

3 DS :

− Ayah pasien mengatakan pasien jarang keluar 

rumah, pasien mengikuti kerja bakti di

kampungnya jika disuruh oleh Ayahnya.

Ketika di RSJ pasien mengatakan jarang

mengikuti kegiatan terapi maupun rehabilitasi

yang diselenggarakan di RSJ.

Isolasi Sosial : Menarik 

Diri

15

Page 16: Presentasi Kasus Halusinasi Poltekkes Fik2

7/22/2019 Presentasi Kasus Halusinasi Poltekkes Fik2

http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-halusinasi-poltekkes-fik2 16/22

− Saat di Rumah Sakit, pasien mengatakan jika

mempunyai masalah hanya dipendam sendiri.DO :

− Ekspresi pasien sedih dan murung

− Selama wawancara kontak mata ada tetapi

tidak bertahan lama.

− Selama di Rumah Sakit pasien terlihat jarang

 berkumpul dengan pasien lain dan lebih suka

menyendiri. Pasien lebih sering tiduran di

tempat tidurnya

− Pasien mampu menjawab pertanyaan yang

diajukan, kadang afek tumpul (hanya

 berinteraksi bila ada stimulus yang kuat),

namun pasien mampu berinteraksi dengan

orang lain.

4 DS:

−Pasien mengatakan saat mendengar 

halusinasinya yaitu merasa takut dan kadang

merasa ingin marah.

− Pasien mengatakan saat melihat bayangan itu

merasa takut dan kadang merasa ingin marah.

DO:

− Ekspresi wajah terlihat murung dan sedikit

 bingung.

− Pasien kadang tampak berbicara sendiri dan

ketakutan.

Resiko perilaku

kekerasan

 

D. Pohon Masalah

16

Page 17: Presentasi Kasus Halusinasi Poltekkes Fik2

7/22/2019 Presentasi Kasus Halusinasi Poltekkes Fik2

http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-halusinasi-poltekkes-fik2 17/22

Resiko perilaku kekerasan (akibat)

Gangguan persepsi sensori : halusinasi (core problem)

Isolasi Sosial : menarik Diri (penyebab)

Gangguan konsep diri : harga diri rendah (penyebab)

E. Diagnosa Keperawatan

1. Ganggunan persepsi sensori : halusinasi pendengaran

2. Isolasi Sosial : menarik diri

3. Gangguan konsep diri : harga diri rendah

4. Resiko Perilaku Kekerasan

F. Intervensi Keperawatan

 No

Diagnosa

Keperawatan

Perencanaan

Tujuan Intervensi

1. Gangguan

 persepsi

sensori :

halusinasi

 penglihatan

dan

 pendengaran

TUM :

Pasien dapat mengontrol

halusinasi yang dialami

TUK 1 :

Pasien dapat membina

hubungan saling percaya

TUK 2 :

Pasien dapat mengenali

halusinasinya (isi, jenis,

waktu, frekuensi, situasi

kondisi yang menimbulkan

suara, serta perasaan dan

SP 1

a. Bina hubungan saling percaya dengan

 prinsip komunikasi terapeutik 

 b. Identifikasi isi, jenis, waktu, frekuensi,

situasi kondisi yang menimbulkan suara,

serta perasaan dan Pasien mengatakan

terhadap halusinasic. Ajarkan pada pasien cara mengontrol

halusinasi dengan menghardik 

d. Anjurkan pasien untuk menghardik 

secara mandiri

e. Anjurkan pasien memasukkan cara

menghardik ke dalam jadwal harian

17

Page 18: Presentasi Kasus Halusinasi Poltekkes Fik2

7/22/2019 Presentasi Kasus Halusinasi Poltekkes Fik2

http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-halusinasi-poltekkes-fik2 18/22

Pasien mengatakan terhadap

halusinasi

TUK 3 :

Pasien dapat mengontrol

halusinasinya

TUK 4 :

Pasien mendapat dukungan

dari keluarga dalam

mengontrol halusinasinya

TUK 5 :

Pasien dapat memanfaatkan

obat dengan baik 

SP 2

a. Validasi isi, waktu, frekuensi, situasi

kondisi yang menimbulkan suara, serta

 perasaan dan Pasien mengatakan

terhadap halusinasi

 b. Evaluasi jadwal harian pasien

c. Latih pasien cara mengontrol halusinasi

dengan bercakap-cakap dengan orang

lain

d. Anjurkan pasien memasukkan cara

 bercakap-cakap ke dalam jadwal harian

SP 3

a. Validasi cara mengontrol halusinasi

dengan bercakap-cakap

 b. Evaluasi jadwal harian pasien

c. Latih pasien mengontrol halusinasi

dengan cara melakukan aktivitas

d. Anjurkan pasien memasukkan kegiatan

melakukan aktivitas ke dalam jadwal

harian

SP 4

a. Validasi cara mengontrol halusinasi

dengan melakukan aktivitas

 b. Evaluasi jadwal harian pasien

c. Latih pasien mengontrol halusinasi

dengan cara minum obat secara teratur 

d. Beri pendidikan kesehatan tentang

 penggunaan obat secara benar 

18

Page 19: Presentasi Kasus Halusinasi Poltekkes Fik2

7/22/2019 Presentasi Kasus Halusinasi Poltekkes Fik2

http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-halusinasi-poltekkes-fik2 19/22

e. Anjurkan pasien memasukkan kegiatan

minum obat ke dalam jadwal harian

SP 1 K 

a. Bina hubungan saling percaya dengan

 prinsip komunikasi terapeutik 

 b. Diskusikan masalah yang dirasakan

keluarga dalam merawat pasien

c. Jelaskan pengertian, tanda gejala, jenis,

serta proses terjadinya halusinasi

d. Jelaskan cara merawat pasien dengan

halusinasi

SP 2 K 

a. Latih keluarga mempraktekkan cara

merawat pasien dengan halusinasi

 b. Latih keluarga mempraktekkan langsung

kepada pasien dengan halusinasi

SP 3 K 

a. Bantu keluarga membuat jadwal aktivitas

 pasien saat di rumah

 b. Jelaskan tentang follow up pasien setelah

 pulang2 Isolasi

sosial :

Menarik diri

TUM :

Klien dapat berinteraksi

dengan orang lain

TUK :

1. Klien dapat membina

hubungan saling percaya

SP 1

a. Bina hubungan saling percaya dengan

 prinsip komunikasi terapeutik 

 b. Identifikasi penyebab menarik diri

c. Beri kesempatan klien untuk  

mengungkapkan perasaan tentang

manfaat berhubungan dengan orang lain

19

Page 20: Presentasi Kasus Halusinasi Poltekkes Fik2

7/22/2019 Presentasi Kasus Halusinasi Poltekkes Fik2

http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-halusinasi-poltekkes-fik2 20/22

dengan perawat

2. Klien dapat

mengidentifikasi

 penyebab menarik diri

3. Klien dapat menyebutkan

keuntungan berinteraksi

dan kerugian menarik diri

4. Klien dapat melaksanakan

hubungan sosial

5. Klien dapat

mengungkapkan

 perasaannya bila

 berhubungan dengan

orang lain

6. Klien mampu mendapat

dukungan dari keluarga

dan kerugian menarik diri

d. Ajari klien untuk berinteraksi dengan

orang lain

e. Anjurkan klien memasukkan kegiatan

 berkenalan dalam jadwal kegiatan harian

SP 2

a. Validasi cara berkenalan

 b. Evaluasi jadwal harian klien

c. Ajari klien berkenalan dengan orang lain

(Plain dan K lain)

d. Anjurkan klien memasukkan kegiatan

 berkenalan dalam jadwal harian

SP 3

a. Validasi cara berkenalan yang ke-2

 b. Evaluasi jadwal kegiatan harian klien

c. Ajari klien cara berkenalan dengan 2

orang (K-2Plain) (K-2K lain)

d. Anjurkan klien memasukkan kegiatan

 berkenalan dalam jadwal harian

SP 1 K 

a. Bina hubungan saling percaya dengan

komunikasi terapeutik 

 b. Diskusikan masalah yang dirasakan

keluarga dalam merawat klien

c. Jelaskan tentang pengertian, tanda dan

gejala, serta proses terjadinya menarik 

diri

d. Jelaskan cara merawat klien dengan

menarik diri

20

Page 21: Presentasi Kasus Halusinasi Poltekkes Fik2

7/22/2019 Presentasi Kasus Halusinasi Poltekkes Fik2

http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-halusinasi-poltekkes-fik2 21/22

SP 2 K 

a. Latih keluarga mempraktekkan cara

merawat klien dengan menarik diri

 b. Latih keluarga melakukan cara merawat

klien dengan menarik diri secara

langsung

SP 3 K 

a. Bantu keluarga membuat jadwal kegiatan

harian selama di rumah termasuk jadwal

minum obat (discharge planning)

 b. Jelaskan follow up klien setelah pulang

21

Page 22: Presentasi Kasus Halusinasi Poltekkes Fik2

7/22/2019 Presentasi Kasus Halusinasi Poltekkes Fik2

http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-kasus-halusinasi-poltekkes-fik2 22/22

22