presus fix-2-1

Upload: elma-laeni-barokah

Post on 04-Feb-2018

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/21/2019 presus fix-2-1

    1/25

    PRESENTASI KASUS

    G4P3A0 usia 32 tahun Usia Kehamilan 39+1minggu Belum alam Pe!salinan

    "engan P#lihi"!amni#n

    Pem$im$ing%

    "!& aliman' S(&)G& K*

    isusun )leh %

    Ben,a Asa i-a!a.a G4A013009

    Kinanthi /ahaning U G4A013010

    Ran A(!ilian Put!i G4A013011

    KEENTRIAN PENIIKAN NASI)NA

    UNIERSITAS ENERA S)EIRAN

    PENIIKAN PR)*ESI KE)KTERAN

    S* IU KEBIANAN AN PENAKIT KANUNGAN

    RSU PR)*& R& ARG)N) S)EKAR)

    PUR5)KERT)

    2016

  • 7/21/2019 presus fix-2-1

    2/25

    EBAR PENGESA7AN

    G4P3A0 usia 32 tahun Usia Kehamilan 39+1minggu Belum alam Pe!salinan

    "engan P#lihi"!amni#n

    Oleh :

    Ben,a Asa i-a!a.a G4A013009

    Kinanthi /ahaning U G4A013010

    Ran A(!ilian Put!i G4A013011

    Referat ini telah dipresentasikan dan disahkan sebagai salah satu prasyarat

    mengikuti ujian kepaniteraan Klinik di Ilmu Kebidanan dan Kandungan

    RS Margono Soekardjo Purwokerto.

    Purwokerto !ebruari "#$%

    Mengetahui

    Pembimbing

    "!& aliman' S(&)G& K*

  • 7/21/2019 presus fix-2-1

    3/25

    BAB I

    PENA7UUAN

    &idramnion disebut juga polihidramnion adalah peningkatan yang abnormal

    pada 'olume (airan amnion yang mengkomplikasi $)"* kehamilan. +erdasarkan

    pengukuran amniotic fluid index ,-!I hidramnion dibagi menjadi tiga derajat

    yaitu hidramnion ringan ,-!I "%)"// (m hidramnion sedang ,0#)01/ (m dan

    hidramnion berat ,20% (m dengan pre'alensi tertinggi menurut beberapa

    penelitian terbaru sampai saat ini adalah hidramnion ringan ,31*. Penyebab

    utama hidramnion dari beberapa penelitian terbaru saat ini adalah idopatik ,%"*

    anomali fetalis ,04* dan diabetes ,$4* ,Maggan "##56 Pri)Pa7 "#$"6

    8unningham "#$1.

    9tiologi dan komplikasi yang berkaitan oleh hidramnion menjadi masalah

    tersendiri pada kehamilan dan kesehatan janin. &idramnion seringkali dikaitkan

    dengan I;R dan anomali fetalis. +eberapa penelitian menyebutkan pre'alensi

    anomali fetalis disertai dengan hidramnion ringan ,4* hidramnion sedang

    ,$"* dan hidramnion berat ,0#*. Penelitian terbaru oleh Kollman dkk antara

    tahun "##0)"#$$ pada 43# wanita hamil dengan hidramnion di -ustria didapatkan

    $/4* diantaranya menderita diabestes gestasional dan angka kejaidan anomali

    fetalis terbesar yang diketahui setelah kelahiran adalah cardiac defectssebanyak

    0"/*. &asil ini amat menarik mengingat pada penelitian)penelitian sebelumnya

    anomali fetalis yang lebih sering dikaitkan adalah anomali pada esofagus dan

    duodenum. Penelitian lain menyebutkan peningkatan resiko terjadinya I;R pada

    tahun pertama bayi yang pada kehamilannya terjadi hidramnion idiopatik ,Pri)

    Pa7 "#$"6 8unningham "#$16 Kollman "#$1Pada hidramnion akut hal ini dapat menyebabkan kelahiran prematur dimana

    ini dimungkinkan berkaitan dengan distensi uterus abnormal. Selain itu

    hidramnion dapat menimbulkan keluhan pada ibu hamil seperti dispneu

    orthopneu dan edema pada ekstrimitas 'ul'a dan dinding abdomen dalam

    kaitannya dengan kompresi sistem 'ena mayor. Oliguria dapat terjadi akibat

    distensi uterus yang mana sebagian besar hal ini terjadi pada hidramnion yang

    berat. Komplikasi lain yang dapat terjadi dengan insidensi diantaranya ketuban

  • 7/21/2019 presus fix-2-1

    4/25

    pe(ah dini placental abruption disfungsi uterus dan perdarahan post)partum

    ,8unningham "#$1.

    &al)hal lain yang berhubungan dengan tingginya angka hidroamnion adalah

    meningkatnya angka operasi sectio caesarea berat bayi lahir 21### gram dan

    perinatal mortality rate. -ngka operasisectio caesarea meningkat hingga tiga kali

    lipat sedangkan perinatal mortality rate meningkat hingga empat kali lipat pada

    pasien yang didiagnosis menderita hidramnion. -ngka kematian ini dapat

    meningkat hingga "# kali lipat bila hidramnion disertai dengan I;R. Penelitian

    lain di

  • 7/21/2019 presus fix-2-1

    5/25

    BAB II

    AP)RAN KASUS

    A& I"entitas

    =ama : =y. RM

    =o.8M : ##/$443/

    sia : 0" enis kelamin : ?anita

    Pekerjaan : Ibu rumah tangga

    -lamat : +esuki R< #"@#$Aumbir

    -gama : Islam

    Suku +angsa : >awa

    Status : Menikah

    =ama Suami : =

    mur : 0/ tahun

    >enis Kelamin : Aaki)Aaki

    Pekerjaan : Swasta

    -lamat : +esuki R< #"@#$Aumbir

    -gama : Islam

    am masuk : $$ Besember "#$1 Pukul $".#" ?I+

    B& Anamnesis

    ,Bilakukan autoanamnesa dan alloanamnesa pada tanggal $$ Besember "#$1

    pukul ##.#%1& Keluhan Utama

    Ken(eng)ken(eng

    2& Keluhan Tam$ahan

    )

    3& Ri8aat Pena.it Se.a!ang

    Pasien baru datang ke CK I;B RSMS rujukan dari Puskesmas

    -jibarang II dengan ;1P"-$usia 0" tahun usia kehamilan 00minggu $ hari

  • 7/21/2019 presus fix-2-1

    6/25

    janin tunggal hidup intra uterin dengan polihidramnion. Pasien datang

    dengan membawa S; dari RS &arapan Ibu pada tanggal $ Besember

    "#$1. &asil S; menunjukan bayi dengan presentasi bokong dan

    polihidramnion. Pasien sudah mulai merasa ken(eng)ken(eng sejak pukul

    $/.## ,$# Besember "#$1 namun masih jarang. Pasien belum merasakan

    adanya lendir darah yang keluar dari jalan lahir. Pasien juga belum

    merasakan adanya air yang keluar dari jalan lahir. Saat ini pasien merasa

    sedikit sesak.

    4& 7a!i Pe!tama 7ai" Te!a.hi!

    $# Maret "#$1

    6& Ta.si!an Pe!salinan

    $5 Besember "#$1

    & Usia .ehamilan

    0/ minggu $ hari

    :& Ri8aat enst!uasi

    $. Aama haid : 5 hari

    ". Siklus haid : teratur setiap bulan

    0. Bismenorrhea : tidak ada

    1. >umlah darah haid : normal ,sehari pembalut ")0 kali

    ;& Ri8aat eni.ah

    Pasien menikah dua kali pernikahan pertama $# tahun dan pernikahan

    kedua 1 tahun.

    9& Ri8aat Antenatal /a!e

  • 7/21/2019 presus fix-2-1

    7/25

    11& Ri8aat KB

    Pasien mengaku menggunakan K+ suntik sebelum kehamilan keempat ini.

    12& Ri8aat Gine.#l#gi

    $. Riwayat Operasi : disangkal

    ". Riwayat Keputihan : disangkal

    13& Ri8aat Pena.it ahulu

    $. Penyakit >antung : disangkal

    ". Penyakit Paru : disangkal

    0. Penyakit Biabetes Melitus : disangkal

    1. Penyakit ;injal : disangkal

    %. Penyakit &ipertensi : disangkal

    3. Riwayat -lergi : disangkal

    5. Riwayat (uretase : disangkal

    14& Ri8aat Pena.it Kelua!ga

    $. Penyakit >antung : disangkal

    ". Penyakit Paru : disangkal

    0. Penyakit Biabetes Melitus : disangkal

    1. Penyakit ;injal : disangkal

    %. Penyakit &ipertensi : disangkal

    3. Riwayat -lergi : disangkal

    16& Ri8aat S#sial E.#n#mi

    Pasien merupakan wanita yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga dan

    suaminya sehari)hari bekerja sebagai swasta ,berdagang. Pasien tinggal

    bersama suami dan " anak laki)lakinya. Kebutuhan sehari)hari di(ukupi

    dari penghasilan suami. Pasien berobat ke RSB Prof Br. MargonoSoekarjo dengan menggunakan biaya +P>S P+I.

    1& ata Ru

  • 7/21/2019 presus fix-2-1

    8/25

    B>> : ,E $1# D@menit

    Kaki edema : ,)@)

    b. Biagnosis rujukan

    ;1P"-$usia 0" tahun usia kehamilan 00minggu $ hari janin tunggal

    hidup intra uterin dengan polihidramnion

    (.

  • 7/21/2019 presus fix-2-1

    9/25

    Palpasi : i(tus (ordis teraba SI8 C " jari medial AM8S

    i(tus (ordis tidak kuat angkat

    Perkusi : batas jantung

    Kanan atas SI8 II APSB

    Kiri atas SI8 II APSS

    Kanan bawah SI8 IC APSB

    Kiri bawah SI8 CI " jari lateral AM8S

    -uskultasi : S$2S" regular murmur ,) gallop ,)

    1. Pemeriksaan ekstermitas

    Superior : edema ,)@) sianosis ,)@) akral hangat ,E@E

    Inferior : edema ,)@) sianosis ,)@) akral hangat ,E@E reflek patella

    ,E@E

    Status #.alis

    -bdomen

    Inspeksi : 8embung gra'id

    -uskultasi : +ising usus ,E normal B>> $03D@menit

    Perkusi : Pekak janin

    Palpasi :

    Aeopold I : Sulit dinilai

    Aeopold II :

  • 7/21/2019 presus fix-2-1

    10/25

    & iagn#sis IG

    ;1P0-# usia 0" tahun usia kehamilan 0/E$minggu +elum Balam Persalinan

    dengan Polihidramnion.

    E& Inst!u.si "an Te!a(i

    K IG

    Pukul ##.#"

    Pasien datang sudah terpasang Infus RA (ek darah lengkap P

  • 7/21/2019 presus fix-2-1

    11/25

    M8C 41.% fA 5/)// fA

    M8& 0#.5 pg "5)0$ pg

    M8&8 03.0* 00)05*

    RB? $".1* $$.%)$1.% *

    MPC $#% fA 5.")$$.$ fA

    7itung enis

    +asofil #.0* #)$*

    9osinofil ,A $.4* ")1*

    +atang ,A#.%* ")%*

    Segmen 351* 1#)5#*

    Aimfosit ,A "1.4* "%)1#*

    Monosit %."* ")4*

    P< ,A /# detik /1)$"4 detik

    -P

    Caginal

  • 7/21/2019 presus fix-2-1

    12/25

    Skin test ampi(illin

    C< : pembukaan " (m kulit ketuban ,E kepala masih tinggi pengeluaran air

    ,E

    Peme!i.saan *isi. Pu.ul 12&30

    B>> ,E $03D@menit &IS $D@$#H@"# = 4#D@menit

    C< : Pembukaan " (m kulit ketuban ,E kepala masih tinggi.

    Peme!i.saan *isi. Pu.ul 14&30

    B>> ,E $1#D@menit &IS "D@$#H@"% = 4#D@menit

    dr Aiana C< : pembukaan 0 (m kulit ketuban ,E kepala turun hodge I

    kurang Pengeluaran air ,E

    Instruksi dr. Aiana : Obser'asi 1 jam

    Peme!i.saan *isi.i Pu.ul 1;&30

    B>> ,E $1#D@menit &IS 0D@$#H@0# = 4#D@menit

    C< : pembukaan 0 (m kulit ketuban ,E kepala turun hodge I kurang

    Konsul dr &anantyo ,ResidenInstruksi : S8 (ito atas indikasi fase laten memanjang

    7& Se-ti# /aesa!ea T!ans Pe!it#neal + )5

  • 7/21/2019 presus fix-2-1

    13/25

    1. Insisi di perdalam lapis demi lapis hingga (a'um abdomen

    %. ahit S+R single layer dengan benang (hromi( (at gut =o.$.#

    $%. 9ksplorasi: kontraksi uterus kuat kedua adneDa dalam batas normal

    perdarahan ,).

    $3. >ahit abdomen lapis demi lapis

    $5. Perdarahan ,)

    $4.

  • 7/21/2019 presus fix-2-1

    14/25

    0. Penatalaksanaan pada pasien

  • 7/21/2019 presus fix-2-1

    15/25

    BAB III

    PEBA7ASAN BERASARKAN PERASAA7AN PAA KASUS

    A ANAISIS IAGN)SIS

    A(a.ah iagn#sis Pa"a Pasien Ini Su"ah Bena!@

    Pasien datang pukul ##.#"rujukan dari Puskesmas -jibarang II dengan ;1P"-$

    usia 0" tahun usia kehamilan 00minggu $ hari janin tunggal hidup intra uterin

    dengan polihidramnion. Menurut kami diagnosis tersebut belum tepat karena:

    $ Biagnosis obstetri pada pasien tersebut belum tepat karena:

    Pasien memiliki riwayat obstetri ;1P"-$ yang artinya ;ra'ida 1 pasien

    sedang mengandung anak ke 1 para " pasien memiliki riwayat melahirkan

    sebanyak " kali dan memiliki riwayat abortus $ kali. Pada pasien ini

    setelah dilakukan anamnesis ulang di CK I;B RSMS ditemukan bahwa

    pasien pernah melahirkan sebanyak 0 kali namun anak pertama meninggal

    sesaat setelah dilahirkan dan pasien tidak pernah mengalami keguguran

    sebelumnya. Sehingga diagnosis obstertri untuk pasien ini seharusnya

    ;1P0-#,8unningham et al "#$1.

    " sia kehamilan pasien menurut diagnosis kurang lebih 00minggu E $ hari

    belum tepat karena hari pertama haid terakhir ,&P&

  • 7/21/2019 presus fix-2-1

    16/25

    dalam waktu $# menit his mun(ul dengan frekuensi 0)% D dan durasi

    lebih dari 1# detik dengan kontraksi kuat.

    b Keluar lendir ber(ampur darah yang lebih banyak karena robekan)

    robekan ke(il pada ser'iks.

    ( Pada pemeriksaan dalam ser'iks mendatar dan terjadi pembukaan

    ser'iks ,8unningham et al "#$1.

    B ANAISIS PENEGAKKAN IAGN)SIS

    A(a.ah Penega..an iagn#sis Pa"a Pasien Ini Su"ah Bena!@

    Biagnosis di CK I;B adalah ;ra'ida 1 Paritas 0 -bortus # sia 0" tahun

    sia Kehamilan 0/ minggu E $ hari >anin

  • 7/21/2019 presus fix-2-1

    17/25

    " Pemeriksaan fisik

    &asil pemeriksaan fisik yang dilakukan di CK I;B RSMS pada status

    lokalis abdomen ditemukan

    kehamilan. Saat dilakukan pemeriksaan leopold sulit untuk

    mengidentifikasi bagian)bagian janin. Selain itu pasien juga merasakan

    sesak terutama saat berbaring. ;ambaran klinis utama pada

    polihidramnion adalah pembesaran uterus disertai kesulitan dalam meraba

    bagian)bagian ke(il janin dan dalam mendengar bunyi jantung janin. Pada

    kasus yang berat dinding uterus dapat menjadi sangat tebal sehingga

    bagian)bagian janin tidak mungkin diraba. Pada memeriksaan genetalia

    internal dengan vaginal toucher : dilatasi ser'iks $ (m dengan konsistensi

    portio yang tebal dan lunak yang membuktikan pasien belum dalam

    persalinan ,8unningham et al,"#$1.

    0 Pemeriksaan penunjang

    Pemeriksaan menunjang yang dilakukan pada pasien ini adalah

    pemeriksaan darah lengkap P

  • 7/21/2019 presus fix-2-1

    18/25

    didapatkan hasil -mnion !luid IndeD sebesar "14/(m. Pemeriksaan ini

    bertujuan untuk menegakkan diagnosis Polihidramnion dan mengetahui

    apakah pasien sudah dalam persalin. Biagnosis polihidramnion dapat

    ditegakan jika indeks(airanamnion,-!I dari pemeriksaan S; lebih

    besardari "#(m, "#(m. Bi mana 'olume dari air ketuban 2 "### ml.

    Pada pasien -mnion !luid IndeD adalah "14/ (m sehingga diagnosis

    polihidramnion dapat ditegakan ,-meri(an Institute of ltrasound in

    Medi(ine "#$0.

    / ANAISIS PENATAAKSANAAN

    A(a.ah Penatala.sanaan Pa"a Pasien Ini Su"ah Bena!@

    $. Infus RA "# tpm makro sudah tepat. RA merupakan (airan fisiologis

    yang mengandung =aE $0#KE1 8l)$#/ 8aEE0 dan lactate"4. RA

    dapat diberikan sebagai (airan rumatan. Kebutuhan (airan rumatan

    pada pasien adalah 0#)1# ml@kg++@hari. Sehingga kebutuhan (airan

    pada pasien dengan berat badan 4# kg adalah "1## ml@hari. >ika

    diberikan (airan infus "# tpm dengan makro maka (airan yang

    diberikan per hari adalah $11# ml. Keadaan umum pasien baik sadar

    penuh dan tidak ada tanda)tanda syok hipo'olemik ,;uyton"##3.

    Sehingga pemberian (airan ini sudah (ukup.

    ". Men(ari penyebab polihidramnion dengan melakukan S; sudah

    tepat. Aangkah awal penanganan polihidramnion adalah dengan

    men(ari penyebab polihidramnion. Penyebab polihidramnion sangat

    ber'ariasi sehingga penanganan yang dilakukan disesuaikan dengan

    penyababnya ,8huningham "#$1.0. Inj. -mpi(illin 3 jam setelah air ketuban rembes. Pada keadaan

    dimana ketuban pe(ah sebelum pembukaan lengkap perlu diberikan

    antibioti( ,ampisilin 1D%## mg atau eritromisin atau metronida7ole

    "D%## mg selama 5 hari. Pemberian antibioti( ini bertujuan untuk

    men(egah terjadinya infeksi yang mungkin terjadi ,Prawirohardjo

    "#$#.

  • 7/21/2019 presus fix-2-1

    19/25

    1. Melakukan obser'asi persalinan sudah tepat. Pada hidramnion derajat

    ringan jarang memerlukan terapi bahkan pada hidramnion derajat

    sedang dengan sedikit gangguan biasanya dapat ditangani tanpa

    inter'ensi sampai terjadi persalinan atau sampai ketuban pe(ah

    spontan ,8huningham et al "#$1.

    %. Mengakhiri persalinan dengan se(tio (aesarea menurut kelompok

    kami kurang tepat dikarenakan tidak ada indikasi yang mendukung

    untuk langsung dilakukan tindakan operatif. Pada pasien ini terjadi

    fase laten yang memanjang dan polihidramnion dengan indeks -!I

    "14/ (m ,mild. Saat pasien diperiksa di CK I;B pukul ##.#" dilatasi

    ser'iks $ (m sampai pukul $4.0# dilatasi ser'iks hanya sampai 0 (m.

    Mempertimbangkan polihidramnion yang masih dalam derajat ringan

    dan prognosis yang baik dari hal tersebut menurut kelompok kami

    seharusnya dilakukan induksi persalinan terlebih dahulu untuk

    penanganan fase laten memanjang. Se(tion (aesarea dilakukan apabila

    tidak ada kemajuan setelah dilakukan induksi persalinan. =amun pada

    kasus ini dimungkinkan terdapat indikasi sosial yang menjadi dasar

    dilakukannya se(tio (aesarea tanpa menggunakan induksi terlebih

    dahulu yaitu indikasi dilakukannya sterilisasi pada pasien mengingat

    ini adalah kehamilan keempat pasien atau batas akhir dari kehamilan

    yang fisiologis sehingga hal ini menjadi dasar penting lain yang

    menjadi pertimbangan tindakan terapeutik.

    & Bilakukan S8diagnosis polihidramnion karena dengan tinggi

    seharusnya taksiran berat janin sebesar 11/% gram. ohnson yaitu F ,

    n D $%% dengan nF $" pada janin yang belum masuk P-P ,Pintu -tas

    Panggul dan nF $$ pada janin yang sudah masuk P-P &

  • 7/21/2019 presus fix-2-1

    20/25

    :& +ayi lahir dengan kelainan kongenital yaitu atresia duodenum. -tresia

    duodenum merupakan salah satu penyebab terjadinya polihidramnion

    ,=orwit7 "#$0. Salah satu faktor yang mengatur 'olume (airan

    amnion adalah proses menelan dari fetus. &al ini merupakan

    mekanisme utama penyerapan (airan amnion sekitar %## hingga $###

    mA per hari. Proses menelan yang lemah kelainan system saraf pusat

    atau obstruksi traktus gastrointestinal dapat mengakibatkan derajat

    hidramnion yang luar biasa ,8unningham et al "#$1.

  • 7/21/2019 presus fix-2-1

    21/25

    BAB I

    KESIPUAN

    1& &idramnion disebut juga polihidramnion adalah peningkatan yang abnormal

    pada 'olume (airan amnion yang mengkomplikasi $)"* kehamilan

    2& Menurut ?&O angka kejadian hidramnion berkisar $$ J "4* dari seluruh

    kehamilan disebabkan oleh komplikasi pada kehamilan dan persalinan dan 4

    J $4* dengan kelainan janin.

    0. Manifestasi klinis dari hidramnion antara lain ukuran uterus lebih besar

    dibanding yang seharusnya identifikasi janin dan bagian janin melalui

    pemeriksaan palpasi sulit dilakukan denyut >antung >anin ,B>> sulit

    terdengar serta ballottement janin jelas.

    4& Metode single pocket telah dibandingkan dengan -!I menggunakan

    amniosintesis sebagaigold standarpenegakkan diagnosis hidramnion.

    6&

  • 7/21/2019 presus fix-2-1

    22/25

    SESI TANA A5AB

    $ Pada kasus ini dikatakan bahwa salah satu penyebab dari polihidramnion

    adalah atresia duodenum pada janin. +agaimana mekanismenyaL

    >awab:

    Pemeliharaan 'olume (airan amnion adalah suatu proses yang

    menggambarkan suatu keseimbangan antara produksi dan abosrpsi (airan

    amnion. Pada kehamilan terdapat empat lintasan yang memiliki peran

    penting pada regulasi 'olume (airan amnion. Pertama urin fetus yang

    merupakan sumber dari (airan amnion pada trimester kedua kehamilan kedua

    adalah systemfetal bloodstream, ketiga adalah sistem respirasi dan terakhir

    faktor yang mengatur 'olume (airan amnion adalah proses menelan dari

    fetus. &al ini merupakan mekanisme utama penyerapan (airan amnion

    sekitar %## hinggal $### mA per hari.Pada kasus ini janin memiliki kelainan

    atresia duodenum sehingga se(ara otomatis proses menelan yang dimiliki

    menjadi lemah dan penyerapan (airan amnion menjadi terganggu. Penurunan

    kemampuan proses menelan kelainan sistem saraf pusat atau obstruksi

    traktus gastrointestinal yang mengganggu proses penyerapan (airan amnion

    dapat mengakibatkan derajat hidramnion yang luar biasa ,8unningham et al

    "#$1.

    " +agaimana (ara mengukur -mnion !luid IndeDL

    >awab:

    9'aluasi 'olume (airan amnion merupakan standar kompenen sonogram pada

    trimester kedua atau ketiga. Colume se(ara khas diukur dengan

    semikuantitatif dengan mengukur menggunakan metode single pocket atau

    metode amnionic fluid indek (AFI) ,-meri(an 8ollege of Obstetri(ians and

    ;yne(ologists "#$$6 -meri(an Institute of ltrasound in Medi(ine "#$0.

    8ara mengukur -mnion !luid IndeD yaitu abdomen dibagi menjadi 1 kuadran

    dari umbili(us sebagai titik tengah dan linea nigra. Probe diletakkan di

    kuadran abdomen dengan posisi membujur. pen(arian paket air ketuban

  • 7/21/2019 presus fix-2-1

    23/25

    terbesar pada kuadran tersebut diukur panjangnya tegak lurus dalam ukuran

    milimter. >ika terdapat umbilikus atau ekstremitas arah probe diubah

    sehingga bebas darinya. keempat hasil ukuran dijumlahkan sehingga

    didapatkan ukuran dalam sentimeter ,8M. +erdasarkan pengukuran

    amniotic fluid index,-!I dibagi tiga derajat : hidramnion ringan ,-!I "%)

    "// (m hidramnion sedang ,0#)01/ (m dan hidramnion berat ,20% (m

    ,8unningham et al "#$1.

    0 +agaimana mekanisme diabetes mellitus sebagai salah etiologi utama

    terhadap terjadinya hidramnion@polihidramnionL>awab:

    Ibu hamil yang menderita diabetes mellitus mengalami kondisi hiperglikemia

    pada aliran darahnya dimana pada kondisi kehamilan aliran darah tersebut

    salah satunya akan mengalir ke fetus melalui aliran perfusi uteroplasenter.

    Kondisi tersebut menyebabkan janin juga akan mengalami kondisi

    hiperglikemia yang berimplikasi ketika janin ken(ing@diuresis dimana urin

    yang dikeluarkan menuju ruang (airan amnion bersifat osmoti( yang akan

    menyebabkan penyerapan (airan di daerah sekitar sehingga menyebabkan

    'olum (airan amnion bertambah se(ara abnormal yang lama kelamaan akan

    menyebabkan hidramnion ,8unningham et al "#$1.

  • 7/21/2019 presus fix-2-1

    24/25

    A*TAR PUSTAKA

    -meri(an Institute of ltrasound in Medi(ine ,-IM. "#$0: ractice guideline

    for the performance of obstetric ultrasound examinations. > ltrasound Med

    0",3:$#40

    8unningham ;.! et al. "#$1. !illiam "bstetric, #$thedition. Medi(al: M( ;raw

    &ill 9du(ation.

    ;uyton &all. "##3.

  • 7/21/2019 presus fix-2-1

    25/25

    Pri)Pa7 S Khalek = !u(hs KM et al. "#$". MaDimal amnioti( fluid indeD as a

    prognosti( fa(tor ini pregnan(ies (ompli(ated by polyhydramnios.

    ltrasound "bstet &ynecol. 0/,3:0%0

    Sastrawinata Sulaiman. dkk. #**+% Ilmu esehatan eproduksi- "bstetriatologi% .disi >akarta: 9;8