prof behav dan adab dr muslim

Upload: liansiahaan

Post on 13-Oct-2015

31 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

fk ums

TRANSCRIPT

PROFESSIONAL BEHAVIOURS DAN ADAB DOKTER MUSLIM

PROFESSIONALISME Dokter DAN ADAB DOKTER MUSLIMBurhannudin Ichsan

Pendahuluan Apakah ?ProfesiProfesional Adab Behaviours/perilaku

Professional behaviours=Perilaku profesional

ProfesiPekerjaan yang mensyaratkan pelatihan dan sekolah khusus , contoh profesi hukum, kedokteran, kedokteran gigi, apoteker, pengacara dan lain-lainProfesi Menggambarkan seseorang yang mempunyai kualifikasi tertentu, contoh profesi dokter

ProfesiGilley dan Eggland (1989) disitasi Karsidi (2005) mendefinisikan profesi sebagai bidang usaha manusia berdasarkan pengetahuan, dimana keahlian dan pengalaman pelakunya diperlukan oleh masyarakat. Definisi ini meliputi aspek yaitu :a. Ilmu pengetahuan tertentub. Aplikasi kemampuan/kecakapan, danc. Berkaitan dengan kepentingan umumProfesional Berhubungan dengan profesiApa itu profesional?Secara teoritis pengertian professional dapatdidekati dengan empat prespektif pendekatan:orientasi filosofis, perkembanganbertahap, orientasi karakteristik, dan orientasi non-tradisonal. (Karsidi 2005)Pendekatan orientasi filosofis.Ada tiga pendekatan dalam orientasi filosofiPertama: lambang keprofesionalan adalah adanya sertifikat, lissensi, dan akreditasiKedua: pendekatan sikap individu, yaitu pengembangan sikap individual, kebebasan personal, pelayanan umum dan aturan yang bersifat pribadi. Yang penting bahwa layanan individu pemegang profesi diakui oleh dan bermanfaat bagi penggunanya.Ketiga: electic, yaitu pendekatan yang menggunakan prosedur, teknik, metode dan konsep dari berbagai sumber, sistim, dan pemikiran akademis. Proses profesionalisasi dianggap merupakan kesatuan dari kemampuan, hasil kesepakatan dan standar tertentu. Pendekatan ini berpandangan bahwa pandangan individu tidak akan lebih baik dari pandangan kolektif yang disepakati bersama.Pendekatan perkembangan bertahap Orientasi perkembangan menekankan pada enam langkah pengembangan profesionalisasi, yaitu:Dimulai dari adanya asosiasi informal individu-individu yang memiliki minat terhadap profesi.Identifikasi dan adopsi pengetahuan tertentu.Para praktisi biasanya lalu terorganisasi secara formal pada suatu lembaga.Penyepakatan adanya persyaratan profesi berdasarkan pengalaman atau kualifikasi tertentu.Penetuan kode etik.Revisi persyaratan berdasarkan kualifikasi tertentu (termasuk syarat akademis) dan pengalaman di lapangan.Pendekatan orientasi karakteristikAda delapan karakteristik pengembangan profesionalisasi, satu dengan yang lain saling terkait:Kode etikPengetahuan yang terorganisirKeahlian dan kompetensi yang bersifat khususTingkat pendidikan minimal yang dipersyaratkanSertifikat keahlianProses tertentu sebelum memangku profesi untuk bisa memangku tugas dan tanggung jawabKesempatan untuk penyebarluasan dan pertukaran ide di antara anggota profesiAdanya tindakan disiplin dan batasan tertentu jika terjadi malpraktek oleh anggota profesiPendekatan orientasi non-tradisionalseseorang dengan bidang ilmu tertentu diharapkan mampu melihat dan merumuskan karakteristik yang unik dan kebutuhan dari sebuah profesi. Oleh karena itu perlu dilakukan identifikasi elemen-elemen penting untuk sebuah profesi, misalnya termasuk pentingnya sertifikasi professional dan perlunya standarisasi profesi untuk menguji kelayakannya dengan kebutuhan lapangan.Perilaku Cara seseorang melakukan sesuatu/ bertindak

Professional behaviours/perilaku profesionalCara seseorang melakukan/bertindak sesuatu yang berkaitan dengan profesi Perilaku profesional dokterSikap dimana dokter dengan keahliannya merespon masalah dalam praktek medis sesuai dengan keahliannya , membantu orang, menghornati, mempunyai integritas, melakukan pemeliharaan pengetahuan dan pemahaman, respek, tanggung jawab dan akuntabilitas terhadap pasien, keluarga, sejawat dan profesi lain, melakukan pembelajaran berkelanjutan dan kepemimpinan; termasuk hubungannya dengan rekan dan profesi lainPerilaku profesional seorang dokterMembantu orang lain MenghormatiMemiliki integritasMelakukan pemeliharaan pengetahuanTanggung jawabAkuntabilitas

Pembelajaran berkelanjutanKepemimpinan

Adab dokter muslim

Sifat-sifat dokter muslimB eriman kepada AllahBijak dan memberi nasehat yang sopanTenangMemahami bahwa hidup adalah milik AllahMenjaga kesehatan sendiriJujurMemahami hal-hal kesehatan yang berkaitan dengan peribadahan

Adab dokter muslimTata cara dan perilaku yang harus dijalankan oleh dokter dalam kehidupan sehari-hari

Adab dokter muslimTidak melakukan tindakan yang membahayakan tubuhPeningkatan kualitas makananan dan minumanSering berkumpul dengan orang-orang yan g soleh terpelajarTidak meludah, menguap, menggeliat dan yang sejenisnya di sembarang tempatAdab dokter muslimTidak memiliki kuku panjang Tidak memiliki rambut terlalu banyak di kepalaMerawat pakaiannyaMelindungi panca inderanya dan tidak menggunakannya kecuali untuk hal yang bermanfaatJika berbicara berdasarkan ilmu pengetahuanTidak mengeluarkan kata-kata kotorAdab dokter muslimMengkaji buku-buku yang berkaitan dengan keahliannya dan hukum AllahTidak duduk berkawan akrab dengan orang-orang jahatMembagi waktu siang dan malamnya dengan baik (misalnya dengan membuat jadwal)Berdoa dan membaca kalam ilahi karena itu memerintahkannya untuk baik

Adab dokter muslimBerdoa dalam menghadapi pasienMenenangkan pasien dan memberinya motivasi yang positifMemperbaiki hubungan dengan pasienMenunjukkan kemurahan hati dan ini tidak mungkin kecuali dia takut kepada AllahJika dokter takut kepada Allah, maka dia hanya berkata benar dan berbuat baik pada semua orangAdab dokter muslimMenjaga kebersihan tubuhJika harus makan dengan orang lain, maka tidak harus meniru cara makan merekaBerbakti kepada orang tuaBerterima kasih kepada guru-guruHormat pada yang lebih tuaRendah hati, baik hati, pemaaf, sabar

Adab dokter muslimSelalu mengikuti pengetahuan medis terbaruSadar bahwa Allah selalu mengawasiSaran yang baik pada pasienMelindungi kerahasiaan pasienTidak mengkritik dokter lain di hadapan pasien atau petugas kesehatan lainBijak dalam mengambil keputusanPustaka Athar, S. 2001. Islam dan Etika Kedokteran. Terjemah. Yogyakarta: FK UMYHanafiah, J & Amir, A. (1999) Etika Kedokteran & Hukum Kesehatan. Jakarta: EGCProbandari, Y. (2008) Professional Behaviours. Yogyakarta: hand out, tidak dipublikasikanRavik, K. 2005. Profesionalisme Guru dan Peningkatan Mutu Pendidikan di Era Otonomi Daerah. Diunduh dari: http://si.uns.ac.id/profil/uploadpublikasi/Kegiatan/195707071981031006ravik_9.pdf. Diakses pada tanggal 12 Juni 2014.Jazaakumulloh Khairaa