proposal ta _ akt

Upload: hariadi

Post on 10-Feb-2018

273 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 Proposal Ta _ Akt

    1/22

    PROPOSAL TUGAS AKHIR

    ANALISIS NILAI POWDER FACTOR (PF)OPERASI

    PEMBORAN DAN PELEDAKAN OVERBURDEN BATUBARA

    TERHADAP PRODUKTIVITAS PENGUPASAN

    OVERBURDEN DI PT. ASMIN KOALINDO TUHUP (AKT)

    KECAMATAN LAUNG TUHUP

    KABUPATEN MURUNG RAYA

    PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

    Diajukan Oleh :

    HARIADI

    (DBD 109 047)

    KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

    UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

    FAKULTAS TEKNIK

    JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

    2013

  • 7/22/2019 Proposal Ta _ Akt

    2/22

    HALAMAN PENGESAHAN

    PROPOSAL PENELITIAN TUGAS AKHIR

    Diajukan Kepada

    PT. ASMIN KOALINDO TUHUP (AKT)

    Sebagai salah satu syarat untuk melaksanakan Penelitian Tugas Akhir (TA)

    Oleh :

    Nama : Hariadi (DBD 109 047)

    Alamat Jurusan : Jurusan Teknik Pertambangan

    Fakultas Teknik

    Universitas Palangka Raya

    Jl. H. Timang No.1 (73112) INDONESIA

    Telp : 05363226487 Fax : 0536 - 3226487

    Alamat Rumah : Hariadi

    Jl. Raden Patah No. 49, Palangka Raya (KAL-TENG)

    Telp. 085751978788

    Palangka Raya, Juni 2013

    Menyetujui Dosen Koordinator Tugas Akhir,

    Neny Sukmawatie, S. Hut., MP

    NIP. 19760614 200801 2 020

    Mahasiswa,

    HARIADI

    NIM. DBD 109 047

    Mengetahui,

    Ketua Jurusan Teknik Pertambangan

    Universitas Palangka Raya

    BUDHI ETER SILAM, ST

    NIP. 132 317 928

  • 7/22/2019 Proposal Ta _ Akt

    3/22

    1. JUDULPelaksanaan Tugas Akhir merupakan salah satu studi lapangan dalam

    perkuliahan pada Jurusan Teknik Pertambangan Universitas Palangkaraya.

    Penulis bermaksud melaksanakan Tugas Akhir di PT. ASMIN KOALINDO

    TUHUP (AKT), dimana judul yang penulis ajukan adalah Analisis Nilai

    Powder Factor (PF)Operasi Pemboran Dan Peledakan Overburden

    BatubaraTerhadap Produktivitas Pengupasan Overburden.

    2. LATAR BELAKANGSalah satu kegiatan yang dilakukan pada usaha pertambangan batubara

    ialah kegiatan pengupasan overburden sebagai lapisan atas yang menutupilapisan batubara. Dikarenakan lapisan overburden di lokasi tambang PT.

    Asmin Koalindo Tuhup batuan yang cukup keras, maka perlu dilakukan

    operasi pemboran dan peledakan dalam rangka membongkar overburden

    tersebut. Di dalam operasi peledakan, ada parameter yang disebut sebagai

    Powder Factor (PF), diartikan sebagai perbandingan jumlah bahan peledak

    yang akan dipakai dengan batuan hasil peledakan. Perencanaan operasi

    peledakan dengan nilai Powder Factor yang tepat sangat menentukanproduktivitas pengupasan overburden tersebut. Dengan memilih judul ini,

    Peneliti mengharapkan dapat menganalisis nilai Powder Factorpada operasi

    peledakan overburden batubara dan kaitannya dalam memaksimalkan

    produktivitas pengupasan overbuden pada perusahaan yang telah dipilih.

    3. MAKSUD DAN TUJUANSecara akademis, penelitian Tugas Akhir ini dimaksudkan sebagai salah

    satu syarat kelulusan Studi Strata Satu Teknik Pertambangan Fakultas Teknik

    Universitas Palangka Raya serta sebagai tolak ukur terhadap wawasan dan

    pengetahuan yang telah didapat dibangku kuliah terhadap kegiatan di lapangan.

    Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

    Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat dan menganalisis apakah

    geometri, pola peledakan, danpowder factoryang diterapkan pada daerah kerja

    pemboran dan peledakan overburden itu sudah cocok, maksimal, dan

  • 7/22/2019 Proposal Ta _ Akt

    4/22

    terfragmentasi baik dengan produktivitas pengupasan overburden yang

    dilakukan. Artinya menganalisis powder factor dengan mengarah ke tingkat

    ekonomis suatu proses peledakan dan menghubungkannya dengan

    produktivitas peralatan pengupasan overburden (alat gali-muat dan alat

    angkut).

    Apakah telah berjalan dengan baik dan mampu menghasilkan angka

    powder factor yang ekonomis dengan produktivitas peralatan pengupasan

    overburden yang maksimal dan memenuhi target perusahaan.

    4. MANFAAT PENELITIANManfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat diketahuinya

    nilaipowder factorterhadap produktifitas alat gali muat dan alat angkut dalam

    kegiatan pengupasan overburden.

    5. RUMUSAN MASALAHPada saat akan memulai operasi penambangan batubara, terdapat lapisan

    penutup (overburden) yang harus dikupas terlebih dahulu. Lapisan overburden

    ini berupa bebatuan keras dan lunak. Bebatuan lunak dapat langsung dikupas

    dengan menggunakan alat ripping dan gali-muat. Sedangkan untuk lapisan

    batuan keras maka akan memerlukan adanya operasi pemboran dan peledakan

    guna membongkarnya, menjadikannya sebagai fragmen-fragmen kecil yang

    siap untuk digali dan dimuat. Untuk mendapatkan fragmentasi hasil peledakan

    yang baik, diperlukan rancangan geometri, pola peledakan serta penentuan

    powder factoryang ekonomis. Guna mendapatkan ukuranpowder factoryang

    pas untuk menghasilkan produktivitas alat pengupasan (gali-muat dan angkut)yang maksimal.

    Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka dilakukan analisis

    terhadap rancangan geometri peledakan dan powder factor yang dipakai.

    Dalam analisis ini akan dilakukan dengan pengamatan terhadap beberapa

    faktor yang mempengaruhi operasi pemboran dan peledakan, yaitu rancangan

    pola dan geometri, jenis batuan, jenis bahan peledak, jumlah material yang

    akan diledakan, kinerja dan produktivitas alat.

  • 7/22/2019 Proposal Ta _ Akt

    5/22

    Data yang diperoleh dari pengamatan tersebut akan dijadikan sebagai

    dasar untuk menganalisis operasi pemboran dan peledakan secara teoritis,

    termasuk desain geometri, pola lubang bor, pola pengisian handak, dan powder

    factor. Agar sekiranya dapat dibandingkan dengan aktualisasi dilapangan.

    Sehingga bila ada kekurangan, maka dapat diperbaiki dan dicocokan.

    Pemecahan masalah ini berhasil apabila didapat fragmentasi hasil peledakan

    yang sesuai dengan spesifikasi yang mampu di gali-muat dan angkut oleh alat

    mekanis dan tercipta produktivitas kerja yang maksimal.

    6. BATASAN MASALAHPenelitian ini dibatasi hanya terletak pada lingkup kegiatan pemboran

    dan peledakan overburden serta produktivitas alat gali muat dalam pengupasan

    overburden.

    7. DASAR TEORI7.1. Pemboran dan Peledakan

    a. Diameter Lubang TembakDiameter lubang tembak yang biasanya dipilih disesuaikan dengan sifat-

    sifat fisik batuan yang akan diledakkan. Apabila batuan yang akan

    diledakkan sukar pecah maka penggunaan diameter lubang tembak yang

    kecil akan dapat menghasilkan energi peledakkan yang lebih baik.

    b. Kemiringan Lubang Tembak1)Lubang Tembak Vertikal

    Suatu jenjang dengan arah lubang tembak vertikal diledakkan, maka

    bagian lantai jenjang akan menerima gelombang tekan terbesar.

    Gelombang tekan tersebut sebagian akan dipantulkan pada bidang

    bebas dan sebagian lagi diteruskan pada bagian bawah lantai jenjang

    (lihat gambar dibawah).

    2)Lubang Tembak MiringPada lubang tembak miring, bidang bebas akan menerima gelombang

    tekan untuk dipantulkan lebih besar dan gelombang tekan yang

    diteruskan pada bagian bawah lantai jenjang lebih kecil (lihat gambar

  • 7/22/2019 Proposal Ta _ Akt

    6/22

    dibawah). Dengan demikian sebagian besar gelombang tekan yang

    dihasilkan oleh bahan peledak digunakan untuk membongkar batuan.

    c. Pola PemboranPola pemboran merupakan suatu pola pada kegiatan pemboran

    dengan menempatkan lubang lubang tembak secara sistematis.

    Berdasarkan letakletak lubang bor maka pola pemboran pada umumnya

    dibedakan menjadi dua macam, yaitu :

    1)Pola pemboran sejajar(paralel pattern)2)Pola pemboran selang-seling (staggered pattern)

  • 7/22/2019 Proposal Ta _ Akt

    7/22

    Pola pemboran sejajar adalah pola dengan penempatan lubang-

    lubang tembak yang saling sejajar pada setiap kolomnya. Sedangkan pola

    pemboran selang-seling, adalah pola dengan penempatan lubang-lubang

    tembak secara selangseling pada setiap kolomnya.

    Dalam penerapannya di lapangan, pola pemboran sejajar merupakan

    pola yang lebih mudah dalam melakukan pemboran dan untuk pengaturan

    lebih lanjut. Tetapi perolehan fragmentasi batuannya kurang seragam,

    sedangkan pola pemboran selang seling lebih sulit penanganannya di

    lapangan namun fragmentasi batuannya lebih baik dan seragam.

    Gambar 1.1

    Pemboran Dengan Lubang Tembak Tegak dan Lubang Tembak Miring

    Lantai Atas

    Lantai Bawah450

    45

    Daerah bongkar besar

    Daerah backbreak

    Stemming

    Gel.Tekan diteruskan

    Gel.Tekan dipantulkan

    450

    45

    Lantai Atas

    Lantai Bawah

    Lubang tembak

    Lubang tembak mi ri ng

    Daerah bongkar besar

    Gel.Tekan dipantulkan

    Daerah backbreak

    Stemming

    Gel.Tekan diteruskan

  • 7/22/2019 Proposal Ta _ Akt

    8/22

    Menurut hasil penelitian di lapangan pada jenis batuan kompak,

    menunjukan bahwa hasil produktivitas dan fragmentasi peledakan dengan

    menggunakan pola pemboran selang-seling lebih baik dari pada pola

    pemboran sejajar, hal ini disebabkan energi yang dihasilkan pada

    pemboran selang-seling lebih optimal dalam mendistribusikan energi

    peledakan yang bekerja dalam batuan.

    Gambar 1.2. Pola Pemboran

    d. Pola PeledakkanPola peledakan merupakan urutan waktu peledakan antara lubang

    lubang bor dalam satu baris dengan lubang bor pada baris berikutnya

    ataupun antara lubang bor yang satu dengan lubang bor yang lainnya. Pola

    peledakan ini ditentukan berdasarkan urutan waktu peledakan serta arah

    runtuhan material yang diharapkan.

    Berdasarkan arah runtuhan batuan, pola peledakan diklasifikasikan

    sebagai berikut (Gambar 1.3) :

    a. Box Cut, yaitu pola peledakan yang arah runtuhan batuannya ke depandan membentuk kotak

    b. Corner cut (echelon cut) , yaitu pola peledakan yang arah runtuhanbatuannya ke salah satu sudut dari bidang bebasnya.

    Free FaceB

    A. Pola pemboransejajar (paralel).

    Free Face

    B

    B. Pola pemboranselang-seling

    (staggered).

    S = Spasi

    B

  • 7/22/2019 Proposal Ta _ Akt

    9/22

    c. V cut, yaitu pola peledakan yang arah runtuhan batuannya kedepandan membentuk huruf V.

    Berdasarkan urutan waktu peledakan, maka pola peledakan

    diklasifikasikan sebagai berikut :

    a. Pola peledakan serentak, yaitu suatu pola yang menerapkan peledakansecara serentak untuk semua lubang tembak.

    b. Pola peledakan beruntun, yaitu suatu pola yang menerapkanpeledakan dengan waktu tunda antara baris yang satu dengan baris

    lainnya.

    Setiap lubang tembak yang akan diledakkan harus memiliki ruangyang cukup kearah bidang bebas terdekat agar energi terkonsentrasi secara

    maksimal sehingga lubang tembak akan terdesak, mengembang, dan

    pecah.

    Secara teoritis, dengan adanya tiga bidang bebas (free face) maka

    kuat tarik batuan akan berkurang sehingga meningkatkan energi ledakan

    untuk pemecahan batuan dengan syarat lokasi dua bidang bebasnya

    memiliki jarak yang sama terhadap lubang tembak.

    e. Kecepatan Pemboran- Cycle Time

    Ct = Pt + Bt + St + Ft + Dt

    Dimana :

    Ct = Cycle time

    Pt = Waktu untuk mengambil posisi (positioning time)

    Bt = Waktu untuk membor (boring time)

    St = Waktu untuk menambah, mengganti batang bor

    Ft = Waktu untuk mencabut rod dan membersihkan lubang

    Dt = Waktu untuk mengatasi hambatan-hambatan (delay time)

  • 7/22/2019 Proposal Ta _ Akt

    10/22

    - Kecepatan pemboran

    H1

    Vt1 =

    Ct

    Dimana :

    Vt = Kecepatan pemboran

    H = Kedalaman lubang tembak

    Ct = Cycle time

    Gambar 1.3

    Pola Peledakan Berdasarkan Arah Runtuhan Batuan

    BOX CUT

    Keterangan :

    1, 2, = Nomor urutan peledakan

    Bidan Bebas

    2

    1 1 1 1 2

    3 2 2 2 2

    2 1 0 1 2

    4 3 2 3 4

    3 2 1 2 3

    Bidang Bebas

    5 4 3 2 1

    6 5 4 3

    ECHELON

    Keterangan :

    1, 2, = Nomor urutan

    peledakan

    Bidang Bebas

    2

  • 7/22/2019 Proposal Ta _ Akt

    11/22

    - Kecepatan pemboran rata-rata (GDR)

    Vt1 + Vt2 + . . . + Vtn

    Vt =n

    Dimana :

    n = Jumlah pengamatan

    f. Volume SetaraA x L

    Veq =

    n x H

    Dimana :

    A = luas daerah yang akan diledakkan

    L = tinggi jenjang

    n = jumlah lubang tembak

    H = kedalaman lubang tembak

    g. Produksi Alat BorP = Vt x Veq x E

    Dimana :

    P = produksi alat bor

    Vt = kecepatan pemboran

    Veq = volume setara

    E = effesiensi kerja alat bor

  • 7/22/2019 Proposal Ta _ Akt

    12/22

    h. Geometri Peledakkan- Konya Teori

    B = 3,15 De ( SGe/SGr )1/3

    Dimana :

    B = Burden

    SGe = SG bahan peledak

    SGr = SG batuan

    De = Diameter lubang tembak

    - R.L. Ash Teori

    Ep

    AF1 = { }1/3

    Epst

    dest

    AF2 = { }1/3

    de

    Dimana :

    Ep = energi potensial bahan peledak

    Epst = energi potensial peledak standart

    de = densitas batuan yang diledakkan

    dest = densitas batuan standart

  • 7/22/2019 Proposal Ta _ Akt

    13/22

    KB terkoreksi = KB standart x AF1 x AF2

    KB terkoreksi x De

    B =12

    Hubungan antar variabel R.L Ash :

    - Burden Ratio

    12 B

    Kb =

    De

    - Hole Depth Ratio

    H = Kh x B Kh = 1,5 - 4,0

    - Sub Drilling Ratio

    J = Kj x B Kj = 0,2 - 0,4

    - Stemming Ratio

    T = Kt x B Kt = 0,7 - 1,0

    - Spacing Ratio

    S = Ks x B Ks = 1,1 - 1,8

    i. Metode PeledakkanSampai saat ini dikenal ada empat jenis metode peledakkan, yaitu :

    - Metode sumbu api- Metode sumbu ledak- Metode Listrik- Metode Non Electric (nonel)

  • 7/22/2019 Proposal Ta _ Akt

    14/22

    Sedangkan kebutuhan mengenai peralatan dan perlengkapan tergantung

    dari metode yang akan digunakan.

    j. Kapasitas Produksi1. Jumlah batuan yang diledakkan

    W = A x L x dr

    Dimana :

    W = berat batuan

    A = luas daerah yang akan diledakkan

    L = tinggi jenjang

    dr = densitas batuan

    2. Penentuan Tingkat Fragmentasi Batuan Hasil PeledakanPenentuan tingkat fragmentasi batuan hasil peledakan dengan

    cara membandingkan antara volume nyata batuan hasil peledakan

    dengan volume batuan yang tidak memerlukan pemecahan ulang.

    Fragmentasi batuan yang memerlukan pemecahan ulang

    dinyatakan sebagai bongkah (boulder) dari hasil peledakan, sehingga

    diperlukan upaya pemecahan ulang agar batuan tersebut bisa

    digunakan.

    Dalam menentukan tingkat fragmentasi batuan hasil peledakan

    ada beberapa metode yang bisa digunakan, seperti :

    1) Metodephotography2) Metodephotogrametry3) Metodephotography berkecepatan tinggi4) Analisa produtivitas alat muat5) Analisa volume material pada pemecahan ulang6) Analisa visual komputer

  • 7/22/2019 Proposal Ta _ Akt

    15/22

    7) Analisa kenampakan kualitatif8) Analisa ayakan9) Analisa produktivitas alat peremuk

    Penentuan fragmentasi batuan hasil peledakan di PT. Asmin

    Koalindo Tuhup nantinya ialah dengan menerapkan analisa

    produktivitas alat muat. Cara ini digunakan karena lebih teliti dalam

    perhitungannya.

    X = A (V/Q)0,8 . Q0,17 . (E/115)-0,63

    Dimana :

    X = ukuran fragmentasi batuan

    A = faktor batuan

    V = volume batuan yang dihancurkan tiap lubang tembak

    Q = berat bahan peledak

    E = energi potensial relatif

    3. Bahan peledak yang diperlukanE = de x Pc x N

    Dimana :

    E = jumlah bahan peledak yang diperlukan

    de = densitas bahan peledak

    Pe = tinggi kolom isian bahan peledak

    N = jumlah lubang tembak

  • 7/22/2019 Proposal Ta _ Akt

    16/22

    4. Powder Factor (PF)W

    Pf =E

    5. Blasting Ratio (BR)E

    Br =

    W

    7.2.

    Produktivitas Alat Gali Muat dan Alat Angkut

    Kemampuan produksi penambangan dapat diketahui dengan melakukan

    perhitungan kemampuan produksi alat mekanis masing-masing rangkaian kerja

    yang telah ditetapkan.

    Kemampuan produksi alat muat dan alat angkut dapat digunakan untuk

    menilai kemampuan kerja dari suatu alat. Semakin besar hasil produksi suatu

    alat dalam waktu yang singkat berarti produktifitas alat tersebut juga akan

    semakin baik.

    a. Produktivitas alat gali muat :

    Keterangan :

    Q = produktivitas alat muat (ton/jam) untuk batubara,

    ( bcm/jam) untuk interburden

    Kb = kapasitas bucket

    Ct

    EffKbQ

    3600

  • 7/22/2019 Proposal Ta _ Akt

    17/22

    Eff = Faktor efisiensi alat

    Ct = waktu edar alat muat/excavator, detik.

    Waktu Edar Alat Muat

    Merupakan total waktu pada alat muat, yang dimulai dari pengisian

    bucketsampai dengan menumpahkan muatan ke dalam alat angkut dan kembali

    kosong. Rumus :

    CTm =T1 + T2 + T3 + T4

    60

    Keterangan :

    CTm = Waktu edarexcavator, menit

    Tm1 = Waktu menggali material, detik

    Tm2 = Waktu berputar (swing) dengan bucket terisi muatan, detik

    Tm3 = Waktu menumpahkan muatan, detik

    Tm4 = Waktu berputar (swing) dengan bucketkosong, detik

    b. Produktivitas alat angkut

    Keterangan :

    Q = produktivitas alat angkut, (ton/jam) untuk batubara,

    (bcm/jam) untuk interburden

    Kb = kapasitas bucket

    Eff = faktor efisiensi alat

    Ct

    xEffxKbQ

    60

  • 7/22/2019 Proposal Ta _ Akt

    18/22

    Ct = waktu edar truk, menit

    Waktu Edar Alat Angkut

    Waktu edar alat angkut (dump truck) pada umumnya terdiri dari waktu

    menunggu alat untuk dimuat, waktu mengatur posisi untuk dimuati, waktu diisi

    muatan, waktu mengangkut muatan, waktu dumping, dan waktu kembali

    kosong. Rumus :

    CT =Ta1 + Ta2 + Ta3 + Ta4 + Ta5 + Ta6

    60

    Keterangan :

    Cta = Waktu edar alat angkut, menit

    Ta1 = Waktu mengambil posisi untuk siap dimuati, detik

    Ta2 = Waktu diisi muatan, detik

    Ta3 = Waktu mengangkut muatan, detik

    Ta4 = Waktu mengambil posisi untuk penumpahan, detik

    Ta5 = Waktu muatan ditumpahkan (dumping), detik

    Ta6 = Waktu kembali kosong, detik

    Waktu edar yang diperoleh setiap unit alat mekanis berbeda, hal ini

    disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu :

    1. Kondisi Tempat KerjaTempat kerja yang luas akan memperkecil waktu edar alat. Dengan ruang

    gerak yang cukup luas, berbagai pengambilan posisi dapat dilakukan

    dengan mudah, seperti untuk berputar, menggambil posisi sebelum diisi

    muatan atau penumpahan serta untuk kegiatan pemuatan. Dengan

    demikian alat tidak perlu maju mundur untuk mengambil posisi karena

    ruang gerak cukup luas, sehingga akan meningkatkan produktivitas kerja

    alat.

  • 7/22/2019 Proposal Ta _ Akt

    19/22

    2. Kekerasan MeterialMaterial yang keras akan lebih sukar untuk diuraikan, digali atau dikupas

    oleh alat mekanis. Hal ini akan menurunkan produktivitas alat.

    3. Keadaan Jalan AngkutPemilihan alat-alat mekanis untuk transportasi sangat ditentukan oleh

    keadaan jalan angkut yang dilalui. Fungsi jalan adalah untuk menunjang

    operasi tambang terutama dalam kegiatan pengangkutan. Dimana

    kekerasan, kehalusan, kemiringan dan lebar jalan sangat berpengaruh

    terhadap waktu edarnya. Waktu edar alat angkut akan semakin kecil

    apabila alat tersebut dioperasikan pada kondisi jalan yang diperkeras, halus

    dan tanjakan relatif datar, sehingga akan meningkatkan produktivitas kerja

    alat.

    4. Metode Pemuatan

    8. WAKTU PELAKSANAAN TUGAS AKHIRAdapun waktu pelaksanaan Tugas Akhir yang diajukan adalah dua bulan.

    Terhitung minggu pertama bulan Agustus sampai dengan minggu terakhirbulan September. Susunan langkah kerja yang diusulkan adalah sebagai

    berikut:

    Kegiatan

    Agustus September

    I II II IV I II III IV

    Studi Literatur

    Observasi

    Lapangan

    Pengambilan Data

    Pengolahan dan

    Analisis Data

  • 7/22/2019 Proposal Ta _ Akt

    20/22

    9. METODE PENELITIANAdapun penulisan laporan penelitian ini didasarkan pada 3 metode, yaitu:

    1. Metode PustakaMetode ini dilakukan dengan mencari bahan-bahan pustaka yang

    menunjang, yang diperoleh dari data perusahaan terkait, perpustakaan,

    penelitian terdahulu, internet, peta, grafik, tabel dan spesifikasi alat.

    2. Metode ObservasiMetode ini dilakukan dengan melakukan peninjauan lapangan untuk

    melakukan pengamatan langsung terhadap topografi daerah, vegetasi,

    cuaca, penentuan titik-titik pengamatan, Checking terhadap permasalahan

    serta data-data lain yang akan berhubungan dengan topik yang diambil.

    Kemudian dilanjutkan dengan pengambilan data yang meliputi :

    a. Data spesifikasi overburdenb. Data spesifikasi peralatan peledakanc. Metode pemboran dan peledakan, metode pengupasan dan

    pengangkutan

    d. Operasi pemboran dan peledakan, rangkaian, handak,powder factore. Menghitung biaya operasi alatf. Penilaian efektifitas dan produktivitas kerja alatData yang diambil nantinya akan diproses lebih lanjut dengan beberapa

    perhitungan, selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel, grafik, atau

    rangkaian perhitungan pada penyelesaian dalam suatu proses tertentu.

    3. Metode Interview ( Wawancara )Metode ini dilakukan dengan cara tanya jawab kepada pengawas

    operational pada PT. Asmin Koalindo Tuhup.

    10. PERMOHONAN FASILITASDengan segala kerendahan hati dan penuh harapan mahasiswa meminta

    kebijaksanaan dari pihak PT. Asmin Koalindo Tuhup untuk dapat mendukung

  • 7/22/2019 Proposal Ta _ Akt

    21/22

    terlaksananya kegiatan penelitian Tugas Akhir ini, dengan bersedia

    menyediakan fasilitas berupa :

    1.

    Tempat tinggal atau mess selama melakukan penelitian2. Konsumsi3. Peralatan, perlengkapan dan akomodasi penunjang dalam kegiatan Tugas

    Akhir

    4. Transportasi selama kegiatan berlangsung, serta5. Peralatan lainnya yang berupa sarana dan prasarana sebagai penunjang

    dalam kegiatan Tugas akhir.

    11. PENUTUPDemikian proposal ini dibuat sebagai bahan pertimbangan bagi pihak

    perusahaan dengan harapan dapat diterima dan diproses lebih lanjut guna

    memudahkan pelaksanaan Penelitian Tugas Akhir ini nantinya. Adapun jika

    judul yang penulis ajukan tidak sesuai dengan keadaan perusahaan saat ini

    ataupun ada permasalahan lain, sehingga judul yang diajukan tidak dapat

    diterima dan diproses, maka harapan penulis perusahaan dapat memberikan

    kebijaksanaan yang berupa masukan ataupun usulan lain untuk penelitian tugas

    akhir ini.

    Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan proposal ini banyak terdapat

    kekurangan atau kekeliruan baik itu dari segi penulisan maupun teori yang

    tercantum, untuk itu penulis mengaharapkan adanya saran konstuktif untuk

    perbaikan dan penyempurnaan Penelitian Tugas Akhir ini nantinya.

  • 7/22/2019 Proposal Ta _ Akt

    22/22

    CURRICULUM VITAE

    Nama : Hariadi

    Jenis Kelamin : Laki - Laki

    Tempat / Tanggal Lahir : Muara Untu, 8 Agustus 1989

    Kewarganegaraan : Indonesia

    Tinggi / Berat Badan : 167 cm / 74 kg

    Kesehatan : Baik

    Alamat Lengkap : Jl. Raden Patah No. 49 Kelurahan Menteng

    Kecamatan Jekan Raya, Palangka Raya

    Agama : Islam

    No. Telepon / HP : 085751978788

    Email : [email protected]

    Riwayat Pendidikan

    SD : SD Negeri 2 Muara Untu (Tahun 1995 - 2001) SLTP : SLTP Negeri 2 Puruk Cahu (Tahun 2001 - 2004) SMU : SMK Syuhada Teknologi Banjarmasin (Tahun 2006

    2009) Jurusan Teknik Mesin Perkakas

    Perguruan Tinggi : Universitas Palangka Raya (Tahun 2009 - Sekarang)Fakultas Teknik Jurusan Teknik Pertambangan

    mailto:[email protected]:[email protected]:[email protected]