pt semen padang

Upload: henny-komala-sari-sibarani

Post on 10-Oct-2015

123 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

n

TRANSCRIPT

PT SEMEN PADANG

BAB IPENDAHULUAN1.1 Sejarah dan Perkembangan PabrikPT. Semen Padang merupakan pabrik semen tertua di Asia Tenggara yang berada di provinsi Sumatera Barat, berjarak 15 km dari pusat kota Padang, arah timur jalan raya Padang Solok, pada ketinggian 200 m di atas permukaan laut dengan luas 630 hektar.

Awalnya dua ilmuwan Belanda Ir. Carl Christoper Lau dan Ir. Koninberg, menemukan bebatuan di daerah Karang Putih dan Ngalau, yang diduga dapat dijadikan bahan baku pembuatan semen. Setelah diperiksa di Laboratorium Voor Material Landerzoeki di Belanda menunjukan bahwa batuan tersebut merupakan bahan baku semen, yaitu batu kapur (Lime Stone) dan batu silica (Silica Stone).

Hasil penelitian ini mengandung minat pihak swasta Belanda untuk mengolah deposit bahan baku semen tersebut, sehingga pada tanggal 18 Maret 1910 mereka mendirikan sebuah perusahaan semen dengan nama NV. Nederlansch Indishe Portland Cement Maatschappij (NV. NIPCM)Dalam sejarah perkembangannya, PT. Semen Padang telah mengalami beberapa periode yaitu :Periode I (1910 1942)Pabrik berdiri pada tanggal 18 Maret 1910 di bawah kekuasaan Belanda dengan nama NV. Nederlanch Indishe Portland Cement Maatschappij (NV. NIPCM), berkedudukan di Amsterdam berdasarkan akte No.358 tanggal 18 Maret 1910 yang dibuat dihadapan notaris bernama Johannes Pieter Smith. Akte tersebut diumumkan dalam Bijvoegsel Tot de Nedeerladsche Staat Courrant No. 90 tanggal 19 April 1910. Pada tahun 1939, pabrik mencapai angka produksi tertinggi sebesar 170.000 ton/tahun dengan menggunakan empat kiln.

Periode II (1942 1945) Ketika Perang dunia II, Jepang menguasai Indonesia sehingga pabrik diambil alih manajemen Asano Cement. Saat itu produksi tidak berjalan dengan lancar karena sulit mencari bahan penolong, terutama minyak pelumas. Pada Tahun 1944 perusahaan ini dibom sekutu dan menghancurkan tiga kiln dan menewaskan banyak karyawan.

Periode III (1945 1947) Bersamaan dengan kekalahan Jepang dari Sekutu, pada tahun 1945 diambil oleh karyawan dan selanjutkan diserahkan pada pemerintahan RI, berganti nama menjadi Kilang Semen Indarung.Periode IV (1947 1958)Pada agresi militer Belanda I (1947), pabrik dikuasai kembali oleh Belanda dan berganti nama menjadi NV. Padang Portland Cement Maatschappij (NV. PPCM). Jumlah produksi sangat sedikit karena banyak karyawan yang mengungsi setelah Konferensi Meja Bundar 1949, pabrik kembali berjalan normal. Pada Tahun 1957 produksi mencapai 154.000 ton/tahun.

Periode V (1958 1961) Berdasarkan PP No. 10 tanggal 5 Juli 1958 tentang penentuan perusahaan perindustrian dan pertambangan milik Belanda dikenakan nasionalisasi, maka NV. PPCM dinasionalisasikan dan selanjutnya ditangani oleh Badan Pengelola Perusahaan Industri dan Tambang (BAPPIT). Pada tahun 1958 produksi semen sebesar 80.828 ton, tahun 1959 sebesar 120.714 ton, tahun 1960 sebesar 107.695 ton.

Periode VI (1961 1971)Setelah tiga tahun dikelola oleh BAPPIT Pusat, berdasarkan PP No. 135 tahun 1961, status perubahan diubah menjadi perusahaan Negara, dengan produksi 77.030 ton/tahun. Berdasarkan PP No. 7/1971, perusahaan disiapkan untuk berbadan hukum Persero yang terealisasi pada tanggal 4 Juli 1972 berdasarkan akta notaris No. 5 tahun 1972, seluruh saham dimiliki oleh pemerintah RI. Tahun 1971 mencapai produksi 172.071 ton.

Periode VII (1971 1995) Setelah resmi bernama PT. Semen Padang, maka pengangkatan Direksi ditentukan berdasarkan RUPS sesuai dengan Surat Keputusan Menkeu No. 304/MK/1972 yang belaku semenjak perusahaan berstatus PT (Persero).

Periode VIII (1995 sekarang)Berdasarkan surat Menkeu RI No. 5-326/MK/1995, pemerintah melakukan konsolidasi atas tiga buah pabrik semen milik pemerintah yaitu PT. Semen Tonasa, PT. Semen Gresik yang terealisasi pada 15 September 1995.

1.2 Lokasi dan Tata Letak PabrikPT Semen Padang berlokasi di Indarung, Padang, Sumatera Barat. Secara geografis, lokasi pabrik berada pada ketinggian 200 m diatas permukaan laut. Pemilihan lokasi ini didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan, yaitu ketersediaan bahan baku, daerah pemasaran, sarana transportasi, tenaga kerja, ketersediaan tenaga listrik, dan ketersediaan air.

Gambar 1.1 Tata Letak Pabrik1.3 Struktur OrganisasiSalah satu tujuan utama didirikannya sebuah pabrik adalah untuk memperoleh keuntungan yang maksimal. Untuk mencapai tujuan tersebut harus ada sistem yang mengatur dan mengarahkan kerja dan operasional seluruh pihak yang berkompeten dalam segala hal yang berkenaan dengan proses dan operasi pabrik. Oleh karena itu, harus ada wadah dan tempat yang jelas bagi pihak-pihak tersebut untuk melakukan aktifitas yang sesuai dengan kapabilitas dan tingkat intelejensinya. Wadah yang di maksud adalah sebuah organisasi dalam upaya untuk menyeimbangkan kebutuhan pabrik akan stabilitas dan perusahaan.Sebagai salah satu badan usaha milik negara, PT. Semen Padang (Persero) memiliki suatu struktur organisasi yang merupakan bagian sangat penting untuk perusahaan sehingga nantinya masing-masing mempunyai peran dan tanggung jawab yang jelas. PT. Semen Padang (Persero) memiliki organisasi line dan staff, dimana pimpinan tertinggi adalah Dewan Komisaris yang akan memilih Dewan Direksi yang terdiri dari Direktur Utama.Perusahaan ini dipimpin oleh Direktur Utama yang dalam melaksanakan tugas dibantu oleh empat orang Direktur. Masing-masing Direktur tersebut berwenang mengambil langkah yang diperlukan untuk melaksanakan tugas operasional perusahaan. Dewan Direksi diangkat dan diberhentikan berdasarkan SK Menteri Keuangan selaku kuasa pemerintah, sedangkan ketentuan lainnya ditetapkan berdasarkan SK Direksi. Direktur Utama membawahi Direktur Pemasaran, Direktur Produksi, Direktur Litbang dan Direktur Keuangan.Adapun susunan Dewan Komisaris Perusahaan sebagai berikut :

1. Letjen. (Purn.) TNI AD. Purn Muzani Syukur sebagai komisaris utama

2. Dr.Imam Hidayat, M.M sebagai komisaris

3. Dr.H.Shofwan Karim Elha, M.A sebagai komisaris

4. Ir. Basril Basyar, M.M sebagai komisaris

5. Hj.syarlinawati, S.Pd,M.M sebagai komisarisAdapun susunan Dewan Direksi Perusahaan sebagai berikut :

1. Ir. Munadi Arifin, S.E,M.M,Ak sebagai Direktur Utama

2. Drs. Epriliyono Budi, M.M,Ak sebagai Direktur Keuangan

3. Ir. Benny Wendry, M.M sebagai Direktur Komersil

4. Ir. Agus Boing Nurbiantoro,M.M sebagai Direktur Produksi

Gambar 1.2 Struktur Organisasi PT Semen Padang1.4 Pemasaran

Daerah pemasaran PT Semen Padang untuk produksi Semen Portland Tipe I, Super masonry Cement (SMC), dan Portland Pozzolan Cement (PPC) meliputi seluruh wilayah Provinsi di Pulau Sumstera, DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Selatan. Sedangkan untuk produk-produk lainnya seperti Semen Portland Tipe II, V, dan Oil Well Cement (OWC) disamping dipasarkan ke daerah-daerah tersebut, juga dipasarkan ke daerah lain yang memerlukannya. Selain untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, PT Semen Padang juga mengekspor diantaranya ke Bangladesh, Myanmar, Srilangka, Maldives, Philipina, Singapura, Brunai, Timor Timur, Madagaskar, Kuwait, dll.PT Semen Padang hamper 63% mendistribusikan semen melalui angkatan laut dalam kemasan zak dan curah, sedangkan selebihnya melalui angkutan darat, dalam kemasan zak, big bag, dan curah.

Distribusi ke daerah pasar melalui angkutan darat seperti ke daerah Sumatera Barat, Tapanuli Selatan, Riau Daratan, Bengkulu, dan Jambidikantongkan di Pengantongan Indarung (PPI) dan distribusi melalui angkatan laut dikantingkan di Pengantongan Teluk Bayur.

Gambar 1.3 Jalur Pemasaran Dalam Negeri

Gambar 1.4 Jalur Pemasaran Luar Negeri Ekspor

BAB IIURAIAN PROSES2.1 Bahan Baku2.1.1 Bahan Baku Utama dan Tambahan yang Digunakan

Semen dibuat dengan menggunakan bahan baku utama, antara lain:Batu kapurBatu kapur merupakan komponen yang banyak mengandung CaCO3 dengan sedikit tanah liat, Magnesium Karbonat, Alumina Silikat dan senyawa oksida lainnya. Senyawa besi dan organik menyebabkan batu kapur berwarna abu-abu hingga kuning. Kebutuhanya sekitar 81%.

Gambar 2.1 Batu KapurBatu Silika

Materil ini merupakan sumber silika Oksida (SiO2) dan Aluminium Oksida (Al2O3). Material ini ditambang di Bukit Ngalau. Penambangannya dilakukan tanpa bahan peledak tetapi diruntuhkan dengan excavator dan dibawa ke crusher dengan wheel loader atau dump truck dan kebutuhannya sekitar 10% dari kebutuhan bahan mentah.

Gambar 2.2 Batu SilikaTanah liat

Komponen utama pembentuk tanah liat adalah senyawa Alumina Silikat Hidrat. Tanah liat merupakan sumber Aluminium Oksida dan Iron Oksida. Ditambang dengan excavator dan ditranportasikan ke pabrik dengan dump truck dan kebutuhannya adalah sekitar 9-10% dari total bahan mentah.

Gambar 2.3 Tanah LiatPasir BesiPasir besi mempunyai oksida utama berupa Fe2O3 (Oksida Besi), yang kebutuhannya hanyalah 1-2% dari bahan mentah. PT. Semen Padang tidak menambang pasir besi melainkan membeli dari PT. Aneka Tambang Cilacap.

Gambar 2.4 Pasir Besi2.1.2 Bahan Tambahan yang Digunakan

Gypsum ( CaSO4. 2 H2O )Berfungsi sebagai retarder atau memperlambat proses pengerasan dari semen. Hilangnya kristal air pada gipsum menyebabkan hilangnya atau berkurangnya sifat gipsum sebagai retarder.

Gambar 2.5 Gypsum

Batu bara

Di dalam pembuatan semen, batu bara digunakan sebagai bahan bakar pada kiln mill, baik pada pemanasan awal (preheater) maupun pada proses kiln itu sendiri. Batu bara yang digunakan diperoleh dari kabupaten Sawah Lunto, SUMBAR.

Gambar 2.6 Batu Bara

2.2 Flow Sheet

Gambar 2.7 Flow Sheet Proses Pembuatan Semen

Gambar 2.8 Diagram Alir Proses Pembuatan Semen

2.3 Proses Produksi

Penjelasan digram proses:1. Tahap penambangan bahan mentah (quarry). Bahan dasar semen adalah batu kapur, tanah liat, pasir besi dan pasir silica. Bahan-bahan ini ditambang dengan menggunakan alat-alat berat kemudian dikirim ke pabrik semen.2. Bahan mentah ini diteliti di laboratorium, kemudian dicampur dengan proporsi yang tepat dan dimulai tahap penggilingan awal bahan mentah dengan mesin penghancur yaitu crusher sehingga berbentuk serbuk.3. Lalu serbuk dari batu kapur masuk pada proportioning equipment I, di sini terjadi penambahan tanah liat dengan serbuk kapur, disinilah terjadi pencampuran pertama dengan cara alat ini berputar terus sampai tercampur rata. Setelah tercampur serbuk kapur dengan tanah liat maka pada proportion equipmen II terjadi pencampuran dengan pasir besi, dengan cara yang sama dengan proportioning equipment I.

4. Setelah tercampur rata maka bahan mentah masuk ke grinding mill, untuk digiling kembali, karena pada proses pencampuran kemungkinan masih ada beberapa material kasar pada tanah liat ataupun pada pasir besi, sebelum masuk pada pre heater tower.5. Bahan kemudian dipanaskan di preheater tower. Di sini terjadi proses pemanasan awal pada sample, agar sample tidak terkejut apabila terjadi pemanasan langsung dengan suhu 1450 0C. Pada preheater ada tiga siklon, siklon pertama untuk memanaska dari suhu normal ke suhu 200 oC, pada siklon kedua pemanasan dari suhu 200 oC ke suhu 700 oC, pada siklon ketiga terjadi penguraian kalsium karbonat menjadi senyawa-senyawa penyusunnya pada suhu 7000 C suhu konstan. Keluaran pre heater disebut slurry.CaCO3 CaO + CO2

MgCO3 MgO + CO26. Pemanasan dilanjutkan di dalam kiln. Pada kiln yang bersuhu 1350-1400C, bahan bereaksi antara oksida-oksida yang terdapat dalam material yang membentuk senyawa hidrolisis yaitu C4AF (Tetrakalsium aluminoferit), C3A (Trikalsium aluminat), C2S (Dikalsium silikat) pada suhu 1450C membentuk clinker.7. Kristal klinker ini kemudian didinginkan di cooler dengan bantuan angin. Panas dari proses pendinginan ini di alirkan lagi ke preheater untuk menghemat energi

8. Klinker ini kemudian dihaluskan lagi dalam tabung yang berputar yang bersisi bola-bola baja yang disebut cement mill sehingga menjadi serbuk semen yang halus dan juga terjadi penaambahan gypsum yang hanya 3-5% dari bahan utama.

9. Klinker yang telah halus ini disimpan dalam silo (tempat penampungan semen mirip tangki minyak pertamina)10. Dari silo ini semen dipak dan dijual ke konsumen.2.3 ProdukProduk-produk yang dihasilkan oleh PT. Semen Padang adalah Semen Portland. Semen Portland adalah perekat hidrolisis yang dihasilkan dengan cara menggiling terak (klinker) yang kandungan utamanya kalsium silikat dan digiling bersamaan dengan bahan tambahan berupa satu atau lebih bentuk kristal senyawa kalsium sulfat.

Pembagian semen Portland:

Semen Portland Type I

Memenuhi: SNI 15-2049-2004

ASTM C 150-07

BS 12-1996

JISR 5210-1981Semen ini digunakan untuk keperluan konstruksi umum seperti, gedung, jembatan, jalan raya, rumah pemukiman, landasan pacu pesawat terbang, dan tidak memerlukan persyaratan khusus, yaitu: Tidak memerlikan ketahanan sulfat

Tidak memerlukan persyaratan panas hydrasi

Tidak memerlukan kekuatan awal yang tinggi

Komposisi senyawa yang terdapat pada tipe ini adalah: 51% (C3S); 24% (C2S); 6% (C3A); 11% (C4AF); 2,9% MgO; 2,5% (SO3); 0,8% hilang dalam pembakaran, dan 1,0% bebas CaO.Semen Portland Type IIMemenuhi:

SNI 15-2049-2004

ASTM C 150-07

Semen ini digunakan untuk keperluan konstruksi seperti, dermaga, bendungan, bangunan ditanah berawa, bergambut, dan tepi pantai, serta sebagai soil cement, yang memerlukan persyaratan:Tahan terhadap sulfat sedang yaitu terhadap air tanah yang mengandung sulfat antara 0,008-0,17% atau yang dinyatakan mengandung SO3 + 125 ppm. Tahan terhadap panas hydrasi sedang.Semen Portland Type III

Dipakai untuk konstruksi bangunan yang memerlukan kekuatan tekan tinggi pada fase permulaan setelah pengikatan terjadi, misal untuk pembuatan jalan beton, bangunan-bangunan bertingkat, bangunan-bangunan dalam air. Komposisi senyawa yang terdapat pada tipe ini adalah: 28% (C3S); 49% (C2S); 4% (C3A); 12% (C4AF); 1,8% MgO; 1,9% (SO3); 0,9% hilang dalam pembakaran, dan 0,8% bebas CaO.Semen Portland Type IV

Dipakai untuk konstruksi bangunan dari beton massa (tebal) yang memerlukan ketahanan sulfat dan panas hidrasi sedang, misal bangunan dipinggir laut, bangunan bekas tanah rawa, saluran irigasi , dam-dam. Komposisi senyawa yang terdapat pada tipe ini adalah:57% (C3S); 19% (C2S); 10% (C3A); 7% (C4AF); 3,0% MgO; 3,1% (SO3); 0,9% hilang dalam pembakaran, dan 1,3% bebas CaO.Semen Portland Type V

Memenuhi:

SNI 15-2049-2004

ASTM C 150-07Semen ini mempunyai ketahanan tinggi terhadap sulfat yang bisa dipakai untuk kadar sulfat yang tinggi, air tanah yang mengandung sulfat 0,17-1.67% (mengandung SO3 125-250 ppm). Berguna untuk konstruksi atau instalasi pengolahan air buangan di bawah permukaan air, pengolahan limbah pabrik, konstruksi dalam air, jembatan, terowongan, pelabuhan, dernaga dan pembangkit tenaga nuklir. Komposisi senyawa yang terdapat pada tipe ini adalah: 38% (C3S); 43% (C2S); 4% (C3A); 9% (C4AF); 1,9% MgO; 1,8% (SO3); 0,9% hilang dalam pembakaran, dan 0,8% bebas CaO.Oil Well Cement (OWC)Memenuhi:

SNI 15-3044-1992

API Spec. 10A-2002OWC adalah salah satu semen yang digunakan untuk instalasi pengeboran minyak lepas pantai. OWC yang diproduksi adalah klass G-HSR (High Sulfat Resistance) atau dapat disebut BASIC OWC karena dengan menambahkan additive dapat digunakan untuk berbagai tingkat kedalaman dan temperature yang dipakai untuk sumur-sumur minyak sampai kedalaman 2.440 meter.Portland Pozzoland Cement (PPC)Memenuhi:

SNI 15-0302-2004

ASTM C 595-08Semen ini merupakan semen yang terdiri dari campuran halus homogen antara semen Portland dengan pozzolan halus yang diproduksi dengan menggiling klinker semen Portland dan pozzolan bersama-sama atau gabungan antara menggiling dan mencampur dimana kadar pozzolan adalah 15-40%.

Pozzoland adalah bahan yang mengandung silika atau senyawa dan alumina yang tidak mempunyai sifat mengikat seperti semen akan tetapi dalam bentuknya yang halus dan dengan adanya air senyawa tersebut akan bereaksi secara kimia dengan kalsium hidroksis pada suhu kamar membentuk senyawa yang mempunyai sifat seperti semen.Jenis semen ini cocok untuk konstruksi umum dan tahan terhadap sulfat dan panas hidrasi sedang. Kegunaan antara lain senagai bahan perumahan, plesteran, acian, bendungan, dam, irigasi, pembuatan genteng, hollow brick, polongan, ubin, paving block, batako, bangunan tepi pantai dan daerah rawa/gambut.Portland Composite Cement (PCC)Memenuhi, SNI 15-7064-2004

Semen PCC cocok untuk bahan pengikat dan direkomendasikan untuk penggunaan keperluan konstruksi umum dan bahan bangunan.Kegunaan:

Digunakan untuk konstruksi umum untuk semua mutu beton

Struktur bangunan bertingkat

Struktur jalan beton

Bahan bangunan Beton pratekan dan pracetak, pasangan bata, plesteran dan acian, panel beton, paving block, hollow brick, batako, genteng, polongan, ubin, dll.

Keunggulan:

Lebih muda dikerjakan

Suhu beton lebih rendah sehingga tidak mudah retak

Lebih tahan terhadap sulfat

Lebih kedap air

Permukaan acian lebih halus

Mixed Cement

Adalah suatu pengikat hidrolik. Semen ini dikenal dengan nama dagang Super Masonry Cement (SMC). Aplikasinya adalah untuk pembangunan konstruksi dengan target kuat tekan yang kecil dari 225kg/cm2.Masonry Cement Type M, S, N

Semen ini mempunyai kandungan udara 8-19% yang digunakan untuk plasteran pasangan bata dan keramik.Kapasitas Produksi Indarung I (1913 1999): 170.000 ton, proses basah (nonaktif) Indarung II (1980)

: 660.000 ton, proses kering Indarung III (1984)

: 660.000 ton, proses kering Indarung IV (1986)

:1.620.000 ton, proses kering Indarung V (1998)

:2.300.000 ton, proses keringTotal Kapasitas

:5.240.000 ton klinker / TahunEkivalen dengan

6.500.000 ton semen / Tahun2.4 Utilitas2.5 Pengelolaan Lingkungan Limbah

Limbah yang dihasilkan adalah limbah padat, cair, dan gas yang dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Limbah tambang

Limbah ini berasal dari lokasi dan kegiatan penambangan berupa debu, pecahan batu, dan tanah liat. Hal ini ditangani dengan cara membuat kantong-kantong lumpur dan pengendapan dan terangkutnya limbah oleh air hujan.

2. Limbah produksi

Proses produksi ini menghasilkan limbah berupa debu dengan intensitas paling tinggi terdapat dalam proses penggilingan akhir dan penggilingan awal serta proses pencampuran dan pembakaran. Debu-debu ini ditangani dengan menggunakan alat penangkap debu yaitu dust collector dan Electrostatic precipitator. Alat-alat ini mempunyai efisiensi dedusting yang cukup tinggi, sehingga dapat mengurangi sekaligus merecover debu yang akan terbuang. Debu yang keluar dari kedua alat tersebut diharapkan berintensitas sekitar 40-50 ppm. Kondisi alat ini selalu dikontrol agar efisiensinya tetap tinggi, sehingga udara keluarannya hanya mengandung sedikit debu.

Limbah gas buang dihasilkan dari gas buang stack. Hasil pembakaran batu bara dan gas pengguraian bahan baku di kiln. Limbah gas dari kiln biasanya terbentuk apabila pada proses pembakaran terjadi kekurangan atau kelebihan O2. Bila terdapat O2 berlebih maka akan terbentuk oksida-oksida dari unsur-unsur yang terkandung dari bahan baku. Dan apabila proses pembakaran kekurangan O2 maka akan terbentuk gas CO. Kadar CO yang tinggi dapat mengganggu jalannya proses dan merusak electrostatic presipitator. Sebagai pencegahan dilakukan pengaturan bahan bakar dan O2 yang masuk ke dalam proses, yaitu dengan menggunakan conditioning tower atau melakukan pemanasan lebih lama yaitu dengan mengalirkan gas buang ke suspension preheater. Penggunaan Catalytic converter dapat mengoksidasi CO menjadi CO2.

3. Limbah transportasi

Limbah transportasi berupa limbah padat yang tercecer pada saat pengangkutan baik berupa bahan mentah maupun bahan yang sudah jadi.BAB III

PENUTUP3.1Kesimpulan

Proses pembuatan semen dilakukan dengan proses kering yang terdiri dari beberapa tahap, yaitu penambangan bahan baku, pemecahan material hasil penambangan, penggilingan bahan baku, homogenisasi, pembakaran atau pembentukan Clinker menjadi semen. Proses kering ini mempunyai beberapa keuntungan antara lain proses produksi lebih besar, hemat energi, dan panjang kiln yang digunakan lebih pendek. Bahan bakar yang digunakan pada proses ini adalah LNG, solar, batu bara, dan bahan bakar sintetis. Semen yang diperoleh menggunakan proses ini adalah semen PPC. Pengolahan limbah yang dihasilkan dilakukan dengan baik ditunjukkan dengan pengolahan debu dan limbah pengolahan bahan baku.

3.2Saran

Untuk produksi yang lebih ramah lingkungan disarankan agar lebih memaksiimalkan penanganan debu yang merupakan hasil samping dari proses pembuatan semen di atas.DAFTAR PUSTAKA

Austin, George T,. 1984. Shreves Chemical Prosess Industries. 5th edition. Mc-Graw Hill, Inc. Singapore

Bernasconi, G. 1995. Teknologi Kimia. Terjemahan Dr. Ir. Lienda Hanjojo, MEng. Jakarta: PT Prandnya Paramitha.Duda, Walter H. 1984. Cement Data Book : International Prosess Engineering in the Cement Industry. 2nd edition. Boverlag Gm Bh. Weis Baden anfBerum, Mc Donald and Evan. LondonOkti, Febi Patria. 2008. Identifikasi Penyebab-Analisis. Depok: FKM UI.Geankoplis C.J. 1983. Transport Process and Unit Operation. 2nd edition. Allyn and Bacon Inc. USAHumas PT Semen Padang. 2014. Presentasi SP 2013. Padang: PT Semen Padang.Perry, J.H. 1950. Chemical Engineering Handbook. 6th edition. McGraw-Hill Inc. Newwww.semenpadang.co.id