radadadpp jkk (25 feb 2011)

Upload: muhammadfadelasyhar

Post on 13-Apr-2018

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 RadadadPP JKK (25 Feb 2011)

    1/29

    PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

    PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

    NOMOR TAHUN

    TENTANG

    PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA

    DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

    PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

    Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 33 dan

    Pasal 34 ayat (4), Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004

    tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, perlu diatur

    tentang iuran dan manfaat jaminan kecelakaan kerja

    yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah;

    Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (1), Pasal 20, Pasal 28H ayat (1), ayat(2), dan ayat (3), dan Pasal 34 ayat (1) dan ayat (2)

    Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

    Tahun 1945 ;

    2. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang

    Sistem Jaminan Sosial Nasional (Lembaran Negara

    Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 150);

    Tambahan Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor

    4456;

    MEMUTUSKAN:

    Menetapkan: PERATURAN PEMERINTAH TENTANG

    PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN

    KECELAKAAN KERJA.

  • 7/25/2019 RadadadPP JKK (25 Feb 2011)

    2/29

    BAB I

    KETENTUAN UMUM

    Pasal 1

    Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:

    1. Jaminan Kecelakaan Kerja yang selanjutnya disingkat JKK adalah

    jaminan yang diberikan kepada peserta yang mengalami kecelakaan

    kerja berupa manfaat pelayanan kesehatan dan santunan uang tunai.

    2. Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi dalam hubungan

    kerja, termasuk kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan dari rumah

    menuju tempat kerja atau sebaliknya,kecelakaan yang terjadi dalam

    perjalan dinas atau yang ditugaskan pemberi kerja,dan penyakit yang

    disebabkan oleh lingkungan kerja.

    3. Peserta adalah setiap orang yang mengikuti program JKK dan

    iurannya telah dibayar, termasuk orang asing yang bekerja paling

    singkat 6 (enam) bulan di Indonesia.

    4. Pekerja adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima gaji, upah,

    atau imbalan dalam bentuk lain.

    5. Penyelenggara Negara adalah Pejabat Negara yang menjalankan fungsi

    eksekutif, legislatif, atau yudikatif, dan pejabat lain yang fungsi dan

    tugas pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan negara sesuai

    dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

    6. Pegawai Negeri adalah setiap warga negara Republik Indonesia yang

    telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang

    berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri, atau

    diserahi tugas negara lainnya, dan digaji berdasarkan peraturan

    perundang-undangan yang berlaku.

    7.Pemberi kerja adalah orang perseorangan, pengusaha, badan hukum,atau badan-badan lainnya yang mempekerjakan tenaga kerja atau

    penyelenggara negara yang mempekerjakan Pegawai Negeri dengan

    membayar gaji, upah, atau imbalan dalam bentuk lainnya.

    2

  • 7/25/2019 RadadadPP JKK (25 Feb 2011)

    3/29

    8.Gaji atau upah adalah hak pekerja yang diterima dan dinyatakan

    dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pemberi kerja kepada pekerja

    yang ditetapkan dan dibayar menurut suatu perjanjian kerja,

    kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan, termasuk

    tunjangan bagi pekerja dan keluarganya atas suatu pekerjaan

    dan/atau jasa yang telah atau akan dilakukan.

    9.Cacat adalah keadaan berkurang atau hilangnya fungsi tubuh atau

    hilangnya anggota badan yang secara langsung atau tidak langsung

    mengakibatkan berkurang atau hilangnya kemampuan pekerja untuk

    menjalankan pekerjaannya.10.Cacat total adalah Cacat yang mengakibatkan ketidak-mampuan

    seseorang baik fisik maupun mental untuk melakukan pekerjaan rutin

    atau sesuai profesinya selama kurun waktu dua tahun.

    11. Cacat total tetap adalah Cacat yang mengakibatkan ketidakmampuan

    seseorangbaik fisik maupun mentaluntuk melakukan pekerjaan

    apapun untuk memperoleh pendapatan untuk sisa hidupnya.

    12. Badan penyelenggara jaminan sosial adalah badan hukum yang

    dibentuk untuk menyelenggarakan programjaminan kecelakaan kerja

    jaminan sosial.

    13. Pegawai pengawas ketenagakerjaan adalah pegawai teknis berkeahlian

    khusus yang ditunjuk oleh Menteri.

    14. Dokter pemeriksa adalah dokter pemberi kerja atau dokter yangditunjuk oleh pemberi kerja atau dokter pemerintah???(yang memiliki

    ijin praktik?)yang memeriksa dan merawat tenaga kerja yang

    mengalami kecelakaan kerja.

    15. Dokter penasehat adalah dokter yang ditunjuk (???) oleh Menteri

    Kesehatan atas usul Menteri.

    16. Menteri adalah menteri yang bertanggung jawab di bidangketenagakerjaan.

    Pasal 2

    Penyelenggaraan program jaminan kecelakaan kerja bertujuan untuk

    memastikan peserta memperoleh manfaat pelayanan kesehatan dan

    3

  • 7/25/2019 RadadadPP JKK (25 Feb 2011)

    4/29

    santunan uang tunai apabila peserta mengalami kecelakaan kerja atau

    menderita penyakit akibat kerjadengan atau tanpa kecacatan/kematian.

    BAB II

    KEPESERTAANPasal 3

    (1)Peserta program jaminan kecelakaan kerja meliputi:

    a.Pemberi kerja;

    b.Pekerja yang bekerja pada pemberi kerja sektor

    swasta/BUMN/BUMD/pemberi kerja perkumpulan/permberi kerja

    berbadan hukum lainnya

    c.Pekerja tidak tetap/honorer pada pemberi kerja sektor

    swasta/BUMN/BUMD/pemberi kerja perkumpulan/permberi kerja

    berbadan hukum lainnya

    d.Pekerja yang mendapat upah harian pada pada pemberi kerja sektor

    swasta/BUMN/BUMD/pemberi kerja perkumpulan/permberi kerja

    berbadan hukum lainnya

    e.Orang yang berusaha sendiri;???

    f.Pegawai Negeri yang terdiri dari Pegawai Negeri Sipil, anggota

    Tentara Nasional Indonesia, anggota Kepolisian Republik Indonesia;

    g.Pejabat Negara;

    h.Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS);

    i.Prajurit siswa TNI dan POLRI;

    j.Peserta magang di pemberi kerja dan siswa sekolah yang

    melakukan pekerjaan di perusahaan.

    (2) Kepesertaan jaminan kecelakaan kerja bersifat wajib dan

    penyelenggaraannya dilakukan secara bertahap.

    Pasal 4

    Untuk pertama kali penyelenggaraan Jaminan Kecelakaan Kerja

    diwajibkan bagi:

    a.Pemberi kerja yang mempekerjakan 10 (sepuluh) orang atau lebih

    beserta pekerjanya, atau membayar upah paling sedikit sebesar Rp.

    4

  • 7/25/2019 RadadadPP JKK (25 Feb 2011)

    5/29

    10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) sebulan untuk seluruh

    pekerjanya;

    b. Pegawai Negeri yang terdiri dari Pegawai Negeri Sipil, anggota Tentara

    Nasional Indonesia, anggota Kepolisian Republik Indonesia;

    c. Pejabat Negara;

    d. Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS);

    e. Prajurit siswa TNI dan POLRI;

    f. Peserta magang di pemberi kerja dan siswa sekolah yang melakukan

    pekerjaan di perusahaan.

    Huruf b-e sudah termasuk dalam a. Huruf

    f sebaiknya tidak sekarang. Akan menyulitkan siswa/mahasiswa

    magang.

    Pasal 5

    UntukpSebelum seluruh pemberi kerja yang diwajibkan sebagaimana

    dimaksud pasal 4 telah melakukan kewajibannya, Pemberikerja sektor

    swasta yang mempekerjakan pekerja dibawah

    kurang dari 10 (sepuluh)

    orang dapat mengikuti program Jaminan Kecelakaan Kerja secara

    sukarela.

    BAB III

    MANFAAT JAMINAN KECELAKAAN KERJA

    Pasal 6

    (1) Peserta yang tertimpa kecelakaan atau penyakit akibatkerjaberhak atas Jaminan Kecelakaan Kerja berupa penggantian biaya yang

    meliputi:

    a. Biaya pengangkutan peserta yang mengalami kecelakaan

    kerja ke Rumah Sakit dan atau ke rumahnya, termasuk biaya

    pertolongan pertama pada kecelakaan;

    b. Biaya pemeriksaan, pengobatan, dan atau perawatan selama

    di Rumah sakit, termasuk rawat jalan;

    c. Biaya rehabilitasi berupa alat bantu (orthese) dan atau alat

    ganti (prothese) bagi peserta yangkehilangananggota badannya

    hilang atausalah satu organ indera tubuhtidak berfungsi akibat

    kecelakaan kerja.

    5

  • 7/25/2019 RadadadPP JKK (25 Feb 2011)

    6/29

    (2) Selain penggantian biaya sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),

    kepada peserta yang tertimpa kecelakaan kerjaberhak menerima

    diberikan juga santunan berupa uang yang meliputi:

    a. Santunan sementara tidak mampu bekerja;

    b. Santunan cacad sebagian untuk sisa hidupnyaselama-

    lamanya;

    c. Santunan cacad totaltetap untuk sisa hidupnyaselama-

    lamanya baik fisik maupun mental; dan atau

    d. Santunan kematianyang diberikan kepada ahli waris pekerja

    e. Santunan berkala

    (3) Besarnya jaminan kecelakaan kerja adalah sebagaimana tercantum

    dalam Lampiran II Peraturan Pemerintah ini.

    Pasal 7

    Perubahan besarnya penggantian biaya dan santunan sebagaimana

    dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) dan (2)disesuaikan tiap dua tahun

    dengan Peraturan Presidendapat dilakukan secara berkala.

    Pasal 8

    (1)Dalam hal terjadi kecelakaan kerjadi tempat kerja, pemberi kerja

    wajib membayar terlebih dahulu biaya pengangkutan dari tempat

    terjadinya kecelakaan kerja ke tempat pelayanan kesehatan atau ke

    rumah pekerja yang mengalami kecelakaan kerjauntuk kemudian

    mengajikan klaim biaya tersebut kepada BPJS.

    (2)Dalam hal kecelakaan kerja diluar tempat kerja akibat suatu tugas

    yang diberikan pemberi kerja, maka pemberi kerja wajib membayar

    terlebih dahulu biaya-biaya medis dan pengankutan untuk

    kemudian mengajikan klaim biaya tersebut kepada BPJS

    Pasal 9

    Klaim manfaat JKK bagi pekerja yang mengalami penyakit yang timbul

    akibat hubungan kerja daluarsa setelah 3 (tiga) tahun terhitung sejak

    berakhirnya hubungan kerja dengan pemberi kerja tersebut.

    Mohon

    6

  • 7/25/2019 RadadadPP JKK (25 Feb 2011)

    7/29

    konsul kepada ahli kecelakaan kerja untuk kemungkinan terdapat

    penyakit akibat kerja yang dapat muncul setelah tiga tahun paparan

    Pasal 10

    Hak peserta Program JKK sebagaimana diatur dalam peraturan

    pemerintah ini, tidak dapat dipindah tangankan, digadaikan, atau disita

    sebagai pelaksanaan putusan pengadilan.

    Pasal 11

    (1)Karena tugas dan tanggung-jawabnya terhadap negara yang khususdengan risiko kerja yang sangat besar, anggota TNI/POLRI/siswa

    prajurit berhak atas manfaat tambahan dengan dana bersumber

    APBN.

    (2)Manfaat tambahan bagi anggota TNI/POLRI/PNS yang mengalami

    kecelakaan kerja diaturlebih lanjutsecara tersendiri

    oleh Mentri

    yang bertanggung jawab dalam bidang pertahanan dan kemananan.

    BAB IV

    IURAN

    Pasal 12

    Iuran jaminan kecelakaan kerja dibayar oleh pemberi kerja.

    Pasal 13

    (1)Iuran program JKK ditetapkan sebesar prosentase upah/gaji sebulan

    dengan batas minimum upah minimum yang berlaku di daerah

    domisili pemberi kerja

    (2)Besarnya iuran JKK dikelompokan kedalam dua kelompoklingkungan

    kerjasebagai berikut:a.Kelompok 1 = 0,25 %

    b.Kelompok 2 = 0,75 %

    (3)Pengelompokan iuran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum

    dalam lampiran I.

    7

  • 7/25/2019 RadadadPP JKK (25 Feb 2011)

    8/29

    (4)Perubahaan besarnya iuran diatur lebih lanjut dengan Peraturan

    Presidensetiap dua tahun.

    Pasal 14

    (1) Perhitungan besarnya iuran untuk peserta pemberi kerjaswasta,

    BUMN/BUMD berdasarkan upah/gaji sebulan.

    (2)Perhitungan besarnya iuran untuk peserta Calon Pegawai Negeri dan

    Pegawai Negeri berdasarkan gaji sebulan.

    (3)Perhitungan besarnya iuran untuk peserta Pejabat Negara

    berdasarkan gaji sebulan.

    (4)Perhitungan besarnya iuran untuk peserta prajurit siswa TNI/POLRI,

    peserta magang dan murid sekolah yang bekerja di pemberi kerja

    didasarkan pada Upah Minimumyang berlaku di daerah domisili

    sekolahsetempat.

    BAB V

    PENDAFTARAN KEPESERTAAN

    Pasal 15

    (1)Pemberi kerja wajib mendaftarkan dirinya,seluruhpekerjanya peserta

    magang dan siswa sekolah yang melakukan pekerjaan di pemberi

    kerja sebagai peserta program JKK pada badan penyelenggara

    jaminan sosial dan membayar iuran sesuai dengan kelompok iuran

    lingkungan pekerjaan.

    (2)Pemberi kerja wajib mendaftarkan calon pegawai negeri, pegawai

    negeri, pejabat negara, dan prajurit siswa TNI/POLRI sebagai peserta

    program JKK pada badan penyelenggara jaminan sosial dan

    membayar iuran sesuai dengan kelompok iuranlingkungan pekerjaan.

    (3)Dalam pendaftaran program mendaftarkan peserta ke programJKK,

    pemberi kerjaharus mencantumkan sekurang-kurangnya data

    mengenai:

    a.alamatlengkapperusahaan/instansi/lembaga/pemberi kerjayang

    mencakup kelompok iuran, nama pemberi kerja, nomor ijin usaha,

    nama jalan, nomor jalan/blok/ruangan, nomor telepon, nomor fax,

    dan atau alamat email.

    8

  • 7/25/2019 RadadadPP JKK (25 Feb 2011)

    9/29

    b.Jumlah pekerja/peserta magang dan siswa sekolah yang

    melakukan pekerjaan dipadapemberi kerjadengan melampirkan

    daftar nama dan Nomor Induk Kependudukan pekerjayang

    diikutsertakan dalam program JKK beserta nama ahli

    warisnyaanggota keluarganya; atau

    c.Jumlah calon pegawai negeri, pegawai negeri, pejabat negara, dan

    prajurit siswa TNI/POLRI di instansi/lembaga yang diikutsertakan

    dalam program JKK beserta anggota keluarganya dengan

    melampirkan daftar nama dan Nomor Induk Kependudukan

    pekerjabesertanama ahli warisnya

    d.Jenis kelompok iuran

    e.Besarnya upah/gaji/honor/beasiswasetiap peserta danbesran

    iuran untuk tiap-tiap pekerja/siswa dicantumkan dalam lampiran.

    (4)Pemberi kerja wajib melaporkan setiap terjadinya perubahan data

    pemberi kerja dan peserta program JKK kepada BPJSpaling lambat

    satu bulan setelah terjadinya perubahan tersebut.

    Pasal 16

    (1)BPJS wajib menerbitkan Kartu Peserta program JKK paling lama 7

    (tujuh) hari setelah diterimanya iuranpendaftaran pemberi kerja

    diterima.

    Iuran diterima bisa menimbulkan salah tafsir dengan

    mengartikan iuran telah masuk ke nomor rekening BPJS, sementara

    pada waktu antara tersebut kecelakaan dapat terjadi.

    (2)Dalam hal Kartu Peserta belum diterbitkan dan terjadi kecelakaankerja, pekerja yang mengalami kecelakaan berhak atas JKK

    berdasarkan bukti pendaftaran yang telah diterima kantor BPJS

    setempat.

    BAB VI

    PROSEDUR MENDAPATKAN MANFAAT

    Pasal 17

    Pemberi kerja wajib melaporkan setiapkejadianterjadinya kecelakaan

    kerja kepada BPJS dan instansi yang bertanggung jawab di bidang

    ketenagakerjaan setempat

    (tidak perlu menambah pelaporan dua kali pleh

    pemberi kerja. BPJS lah yang diwajibkan melaporkan tiap bulan kepada

    9

  • 7/25/2019 RadadadPP JKK (25 Feb 2011)

    10/29

    kementraian naker atau nama penggantinya)dalam waktu 2 (dua) kali 24

    (dua puluh empat) jam terhitung sejaksaatterjadinya kecelakaan kerja.

    Seorang dokter yang memeriksa seorang pekerja dan menemukan

    diagnosis suatu penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan seseorang

    wajib melaporkan dan meminta pekerja melaporkan kejadian tersebut

    kepada BPJS setempat untuk mendapatkan manfaat JKK dalam waktu 2

    x 24 jam setelah diagnosis ditegakkan dengan menyertakan surat

    keterangan dokter.

    Pasal 18

    (1) Untuk mendapatkan klaim manfaat JKK, pemberi kerja wajib

    melaporkan akibat kecelakaan kerja kepada BPJS dan instansi yangbertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan setempat dalam waktu

    2 (dua) kali 24 (dua puluh empat) jam terhitung sejak diterbitkannya

    surat keterangan Dokter Pemeriksa atau Dokter Penasehat.

    (2) Surat keterangan Dokter Pemeriksa atau Dokter Penasehat

    sebagaimana dimaksud dalam pasal 17 ayat 2 ayat 1 menyatakan :

    a.Dianosis dan kode diagnosis kecelakaan dan atau penyakit akibat

    kerja

    b.Perkiraan waktu pasien/peserta sementara tidak mampu bekerja

    akibat kecelakaan atau penyakit akibat kerja yang memebutuhkan

    perawatan atau pemulihan danberakhirnya kondisi sementara

    tidak mampu bekerja;

    c.Ada atau tidaknya cacat sebagian untuksementra atau untuk sisa

    hidup pesertaselama-lamanya;

    d.Ada atau tidaknya cacat totalsementra atau untuk sisa hidup

    pesertaselama-lamanya;

    e.Peserta meninggal dunia.

    (3) Untuk mendapatkan klaim manfaat JKK, pemberi kerja wajib

    melaporkan penyakit yang timbul akibat hubungan kerja kepada BPJS

    dan instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan

    setempat dalam waktu 2 (dua) kali 24 (dua puluh empat) jam

    terhitung sejak tanggal diterbitkannya hasil dianogsis dari Dokter

    Pemeriksa atau Dokter Penasehat.

    Pasal 19

    (1)Dalam rangka pembayaran santunan, penetapan akibat kecelakaan

    kerja dilakukan oleh badan penyelenggara berdasarkan surat

    10

  • 7/25/2019 RadadadPP JKK (25 Feb 2011)

    11/29

    keterangan dokter pemeriksa atau dokter penasehat.

    (2)Dalam hal terjadi perbedaan pendapat mengenai akibat kecelakaan

    kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1), penetapan akibat

    kecelakaan kerja dilakukan oleh pegawai pengawas ketenagakerjaan.

    (3)Dalam hal penetapan oleh pegawai pengawas ketenagakerjaan

    sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak dapat diterima oleh badan

    penyelenggara atau pengusaha atau peserta, maka penetapan akibat

    kecelakaan kerja dilakukan oleh Menteri.

    Pasal 20

    (1)Dalam hal terjadi perbedaan pendapat mengenai kecelakaan kerja

    atau bukan kecelakaan kerja, maka Menteri dapat menetapkan dan

    mewajibkan pemberi kerja atau instansi/kementerian/lembaga untuk

    memberikan jaminan kecelakaan kerja sebagaimana dimaksud dalam

    Pasal 19 ayat (2).

    (2)Dalam hal terjadi perbedaan pendapat mengenai kecelakaan kerja

    atau bukan kecelakaan kerja antara badan penyelenggara dengan

    pemberi kerja atas dirinya sendiri atau orang yang berusaha sendiri

    (bukan penerima upah), maka Menteri dapat menetapkan kecelakaan

    kerja atau bukan kecelakaan kerja.

    (3)Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelesaian perbedaan pendapat

    sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan oleh

    Presiden.

    Pasal 21

    Pelayanan badan penyelenggara kepada peserta dilakukan dengan mudah

    dan cuma-cuma.

    BAB VIITATA CARA PEMBAYARAN IURAN

    Pasal 22

    (1) Pemberi kerja wajib membayar iuran program jaminan

    kecelakaan kerja bagi dirinya, pekerjanya, peserta magang dan siswa

    11

  • 7/25/2019 RadadadPP JKK (25 Feb 2011)

    12/29

    sekolah yang melakukan pekerjaan di pemberi kerja setiap bulan

    paling lambat tanggal 15 (lima belas) bulan berikutnya dari bulan

    iuran yang bersangkutan kepada badan penyelenggara.

    (2) Pemberi kerja wajib membayar iuran program jaminan

    kecelakaan kerja bagi calon pegawai negeri, pegawai negeri, pejabat

    negara, dan prajurit siswa TNI/POLRI di instansi/lembaga setiap

    bulan paling lambat tanggal 15 (lima belas) bulan berikutnya dari

    bulan iuran yang bersangkutan kepada badan penyelenggara.

    Pasal 23

    (1)Keterlambatan pembayaran iuran dikenakan denda sebesar 2% (dua

    perseratus) untuk setiap bulan keterlambatan yang dihitung dari

    iuran yang seharusnya dibayar pemberi kerja.

    (2)Pembayaran denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan

    sekaligus bersama-sama dengan penyetoran iuran bulan berikutnya.

    Pasal 24

    (1)Dalam hal pemberi kerja menunggak iuran 1 (satu) bulan, maka

    Pemberi kerja wajib membayar terlebih dahulu JKK yang menjadi hak

    peserta.

    (2)BPJS akan mengganti jaminan yang menjadi hak peserta kepada

    pemberi kerja yang dimaksud pada ayat (1) setelah pemberi kerja

    membayar seluruh tunggakan iuran beserta dendanya.

    (3)Permintaan penggantian yang menjadi hak peserta oleh pemberi kerja

    kepada BPJS sebagaimana dimaksud ayat (2) tidak boleh melebihi

    jangka waktu 3 (tiga) bulan.

    (4)BPJS wajib membayar penggantian jaminan sebagaimana dimaksud

    ayat (3) paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sejak dokumen pendukung

    dinyatakan lengkap.

    Pasal 25

    (1)BPJS wajib membayar JKK dalam waktu tidak melebihi 1 (satu) bulan

    sejak dokumen dilengkapi.

    12

  • 7/25/2019 RadadadPP JKK (25 Feb 2011)

    13/29

    (2)BPJS yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana disebut pada

    ayat (1) dikenakan ganti rugi sebesar 1% (satu per seratus) dari

    jumlah jaminan untuk setiap hari keterlambatan dan dibayarkan

    kepada peserta yang bersangkutan.

    Pasal 26

    (1)Selama peserta yang tertimpa kecelakaan kerja masih belum mampu

    bekerja, pemberi kerja tetap membayar upah peserta sebagaimana

    dimaksud dalam pasal 3 ayat (1) huruf b sampai penetapan akibat

    kecelakaan kerja yang dialami diterima semua pihak atau dilakukan

    oleh Menteri.

    (2)Selama peserta yang tertimpa kecelakaan kerja masih belum mampu

    melakukan tugas, pemberi kerja tetap membayar uang saku peserta

    sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 ayat (1) huruf g dan h sampai

    penetapan akibat kecelakaan kerja yang dialami diterima semua pihak

    atau dilakukan oleh Menteri.

    (3)Selama peserta yang tertimpa kecelakaan kerja masih belum mampu

    bekerja atau belum mampu melakukan tugas sebagaimana dimaksud

    pada ayat (1) atau ayat (2), pemberi kerja tetap membayar upah atau

    uang saku peserta sesuai peraturan perundang-undangan.

    (4)Badan penyelenggara mengganti santunan sementara belum mampu

    bekerja atau belum mampu melakukan tugas kepada pemberi kerja

    sebagaimana dimaksud pada ayat (1) atau ayat (2) yang telah dibayar

    terlebih dahulu oleh pemberi kerja.

    (5)Dalam hal santunan yang dibayarkan oleh badan penyelenggara lebih

    besar dari yang dibayarkan oleh pemberi kerja, maka selisihnya

    dibayarkan langsung kepada peserta.

    (6)Dalam hal penggantian santunan yang dibayarkan oleh badan

    penyelenggara lebih kecil dari upah atau uang saku yang telah

    dibayarkan oleh pemberi kerja, maka selisihnya tidak dapat

    dimintakan pengembaliannya kepada peserta.

    Pasal 27

    Ketentuan lebih lanjut mengenai petunjuk teknis pendaftaran

    13

  • 7/25/2019 RadadadPP JKK (25 Feb 2011)

    14/29

    kepesertaan, pembayaran iuran, pembayaran santunan, dan pelayanan

    JKK diatur lebih lanjut Peraturan Presiden.

    BAB VIII

    PENGAWASAN DAN PENYIDIKAN

    Pasal 28

    Pengawasan terhadap ditaatinya pelaksanaan program JKK oleh pemberi

    kerja sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah ini dilakukan olehpegawai pengawas ketenagakerjaan.

    Pasal 29

    (1) Selain penyidik pejabat polisi

    Negara Republik Indonesia, juga kepada pegawai pengawas

    ketenagakerjaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 dapat diberi

    wewenang khusus sebagai penyidik pegawai negeri sipil sesuai dengan

    peraturan perundang-undangan.

    (2) Penyidik pegawai negeri sipil

    sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berwenang:

    a.melakukan pemeriksaan atas kebenaran laporan serta keterangan

    tentang tindak pidana pelanggaran program jaminan kecelakaan

    kerja;

    b.melakukan pemeriksaan terhadap pemberi kerja yang diduga

    melakukan tindak pidana pelanggaran program jaminan

    kecelakaan kerja;

    c.meminta keterangan dan bahan bukti dari orang atau badan

    hukum sehubungan dengan tindak pidana pelanggaran program

    jaminan kecelakaan kerja;

    d.melakukan pemeriksaan atau penyitaan bahan atau barang bukti

    dalam perkara tindak pidana pelanggaran program jaminan

    kecelakaan kerja;

    14

  • 7/25/2019 RadadadPP JKK (25 Feb 2011)

    15/29

    e.melakukan pemeriksaan atas surat dan atau dokumen lain tentang

    tindak pidana pelanggaran program jaminan kecelakaan kerja;

    f.meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas

    penyidikan tindak pidana pelanggaran program jaminan

    kecelakaan kerja; dan

    g.menghentikan penyidikan apabila tidak terdapat cukup bukti yang

    membuktikan tentang adanya tindak pidana pelanggaran program

    jaminan kecelakaan kerja.

    (3) Kewenangan penyidik pegawai negeri sipil sebagaimana dimaksuddalam ayat (2) dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-

    undangan yang berlaku.

    BAB IX

    SANKSI ADMINISTRATIF

    Pasal 30

    (1)Pemberi Kerja dikenakan sanksi administratif apabila tidak

    melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15,

    Pasal 17 dan Pasal 22.

    (2)Badan Penyelenggara dikenakan sanksi administratif apabila tidak

    melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16.

    (3)Bentuk dan tata cara penjatuhan sanksi administratif sebagaimana

    dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Presiden.

    BAB X

    PENUTUP

    Pasal 31

    Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan

    Peraturan Pemerintah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara

    Republik Indonesia.

    15

  • 7/25/2019 RadadadPP JKK (25 Feb 2011)

    16/29

    Diundangkan di Jakarta

    Pada tanggal ...

    MENTERI HUKUM DAN HAK

    ASASI MANUSIA

    REPUBLIK INDONESIA,

    PATRIALIS AKBAR

    Ditetapkan di Jakarta

    Pada tanggal ...

    PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

    DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

    LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN ..... NOMOR ......

    PENJELASAN

    ATAS

    PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

    NOMOR .. TAHUN

    TENTANG

    PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA

    I. UMUM

    Pembangunan bangsa Indonesia telah menumbuhkan tantangan berikut

    tuntutan penanganan berbagai persoalan yang belum terpecahkan. Salah

    satunya adalah perlindungan yang sangat mendasar. Perlindungan

    tersebut berupa penyelenggaraan jaminan sosial bagi seluruh rakyat, yang

    diamanatkan dalam Pasal 28H ayat (3) mengenai hak terhadap jaminan

    sosial dan Pasal 34 ayat (2) Undang Undang Dasar Negara Republik

    Indonesia Tahun 1945.

    Dengan amanat tersebut, mengandung arti bahwa Sistem Jaminan Sosial

    Nasional (SJSN) pada dasarnya merupakan program Negara yang

    bertujuan memberi kepastian perlindungan dan kesejahteraan sosial bagi

    seluruh rakyat Indonesia. Melalui program ini, setiap penduduk

    diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup yang layak apabila

    16

  • 7/25/2019 RadadadPP JKK (25 Feb 2011)

    17/29

    terjadi hal-hal yang dapat mengakibatkan hilang atau berkurangnya

    pendapatan, karena menderita sakit, mengalami kecelakaan, kehilangan

    pekerjaan, memasuki usia lanjut, atau pensiun, dan meninggal dunia.

    Selama beberapa dekade terakhir ini, Indonesia telah menjalankanbeberapa program jaminan sosial. Undang-undang yang secara khusus

    mengatur jaminan sosial bagi tenaga kerja swasta dan Badan Usaha Milik

    Negara (BUMN) adalah Undang-undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang

    Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek), yang antara lain mengatur

    program jaminan kecelakaan kerja.

    Untuk prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI), anggota Kepolisian

    Republik Indonesia (POLRI), dan PNS Departemen Pertahanan/TNI/POLRI

    beserta keluarganya, telah dilaksanakan program Asuransi Sosial

    Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ASABRI) sesuai dengan

    Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2007.

    Sehubungan dengan hal tersebut dan amanat Undang-Undang Nomor 40

    Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, perlu diatur

    program Jaminan Kecelakaan Kerja untuk seluruh penduduk yangbekerja dengan prinsip manfaat dan iuran yang sama dengan Peraturan

    Pemerintah.

    II. PASAL DEMI PASAL

    Pasal 1

    Cukup jelas.

    Pasal 2

    Cukup jelas.

    Pasal 3

    Cukup jelas.

    Pasal 4

    Cukup jelas.

    Pasal 5

    Cukup jelas.

    17

  • 7/25/2019 RadadadPP JKK (25 Feb 2011)

    18/29

    Pasal 6

    Cukup Jelas

    Pasal 7

    Cukup jelas.

    Pasal 8

    Cukup jelas

    Pasal 9

    Cukup Jelas

    Pasal 10

    Cukup jelas

    Pasal 11

    Yang dimaksud diatur tersendiri dalam pasal ini antara lain

    pengaturan di dalam PP 56 tahun 2007 tentang Santunan dan

    Tunjangan Cacat Prajurit TNI, PP12 tahun 1981 tentang Perawatan,

    Tunjangan Cacad, dan Uang Duka Pegawai Negeri Sipil.

    Pasal 12

    Cukup jelas.

    Pasal 13

    Ayat (1)

    Cukup jelas.

    Ayat (2)

    Pengelompokan iuran didasarkan pada risiko lingkungan

    kerja.

    Ayat (3)

    Cukup Jelas

    Pasal 14Ayat (1)

    Yang dimaksud upah/gaji sebulan termasuk tunjangan yang

    bersifat tetap.

    Ayat (2)

    Yang dimaksud gaji sebulan termasuk tunjangan.

    18

  • 7/25/2019 RadadadPP JKK (25 Feb 2011)

    19/29

    Ayat (3)

    Yang dimaksud gaji sebulan termasuk tunjangan.

    Ayat (4)

    Cukup jelas

    Pasal 15

    Cukup Jelas

    Pasal 16

    Ayat (1)

    Jangka waktu paling lambat 7 (tujuh) hari tersebut

    dimaksudkan untuk melindungi hak peserta atas jaminankecelakaan kerja karena perubahan dimaksud langsung atau

    tidak langsung akan mempengaruhi manfaat yang akan

    diperoleh peserta.

    Ayat (2)

    Cukup Jelas

    Pasal 17

    Cukup jelas.

    Pasal 18

    Cukup jelas.

    Pasal 19

    Cukup jelas.

    Pasal 20

    Cukup jelas

    Pasal 21

    Cukup jelas

    Pasal 22Cukup jelas

    Pasal 23

    Cukup jelas

    19

  • 7/25/2019 RadadadPP JKK (25 Feb 2011)

    20/29

    Pasal 24

    Cukup jelas

    Pasal 25

    Cukup jelas

    Pasal 26

    Cukup jelas

    Pasal 27

    Cukup jelas

    Pasal 28

    Cukup jelas

    Pasal 29

    Cukup jelas

    Pasal 30

    Cukup jelas

    Pasal 31

    Cukup jelas

    TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN .....

    NOMOR ......

    20

  • 7/25/2019 RadadadPP JKK (25 Feb 2011)

    21/29

    LAMPIRAN I

    RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH TENTANG JAMINAN

    KECELAKAAN KERJA

    _______________________________________________________________________

    TABEL KELOMPOK IURAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA

    KELOMPOK JENISLINGKUNGAN PEKERJAANUSAHA

    (DIKELOMPOKKAN MENURUT JASA DAN PRUDUK BARANG)

    I 1.Penjahitan/Konveksi

    2.Pabrik Topi

    3.Industri pakaian lainnya (paying, kulit ikat pinggang,

    gantungan celana/bretel).

    4.Pembikinan layer dan krey dari tekstil

    5.pabrik keperluan rumah tangga (sprei, selimut, terpal, gorden,

    dan lain-lain yang ditenun)

    6.Perdagangan ekspor impor

    7.Perdagangan besar lainnya (agen-agen perdagangan besar,

    distributor, makelar, dan lain-lain)

    8.Toko-toko koperasi konsumsi, dan lain-lain

    9.Bank dan Kantor-kantor Dagang.

    10.Perusahaan pertanggungan

    11.Jasa Pemerintahan (organisasi tentara, polisi, Departemen-

    departemen).12.Jasa pendidikan, termasuk pendidikan agama dan

    pendidikan informal seperti taman kanak-kanak

    13.Pengobatan dan kesehatan lainnya

    14.Organisasi-organisasi keagamaan

    15.Lembaga kesejahteraan

    16.Persatuan perdagangan dan organisasi buruh

    17.Balai penyelidikan yang berdiri sendiri

    18.Jasa-jasa umum lainnya seperti museum, perpustakaan,

    kebon binatang, perkumpulan sosial.

    19.Pemangkas rambut dan salon kecantikan.

    20.Peternakan

    21.Pertanian rakyat

    22.Perkebunan gula

    23.Perkebunan tembakau

    24.Perkebunan bukan tahunan, terkecuali gula dan tembakau

    25.Perkebunan tahunan seperti karet, coklat, kelapa, dan lain-

    lain.

    26.Pabrik teh

    27.Penggorengan dan pembuatan kopi bubuk28.Pabrik gula

    29.Pabrik sigaret

    30.Pabrik cerutu

    31.Pabrik rokok kretek, dan lain-lain

    32.Perusahaan tembakau lainnya

    33.Pabrik cat dan lak

    21

  • 7/25/2019 RadadadPP JKK (25 Feb 2011)

    22/29

    34.Pabrik tinta dan lem

    35.Pabrik kina

    36.Pabrik alat-alat pengangkutan lainnya

    37.Industri alat-alat pekerjaan, pengetahuan pengukuran dan

    pemeriksaan laboratorium

    38.Reparasi arloji dan lonceng39.Industri alat-alat musik

    40.Pabrik alat-alat olah raga

    41.Pabrik mainan anak

    42.Perdagangan barang tak bergerak (penyewaan alat, tanah,

    rumah, garasi dan lain-lain)

    43.Jasa perhubungan seperti PTT, Radio

    44.Perusahaan pembuatan film dan pengedar film

    45.Bioskop

    46.Sandiwara, komedi, opera, sirkus, band, dan lain-lain.

    47.Jasa hiburan selain sandiwara dan bioskop

    48.Perusahaan binatu, celup

    49.Perusahaan potret

    50.Calon Pegawai Negeri Sipil

    51.Pegawai Negeri Sipil

    52.Pejabat Negara

    53.Peserta Magang di Perusahaan

    54.Siswa Murid di Perusahaan

    II 1.Pelayanan pengairan

    2.Perusahaan kehutanan

    3.Pengumpulan hasil hutan

    4.Pembakaran arang (di hutan)

    5.Perburuan

    6.Pemeliharaan ikan tawar

    7.Pemeliharaan ikan laut

    8.Penangkapan ikan tawar

    9.Pembantaian

    10. Pemotongan dan pengawetan daging

    11. Pemotongan susu dan mentega

    12. Pabrik pengawetan sayuran dan buah

    13. Pabrik pengawetan ikan

    14. Penggilingan padi

    15. Pabrik tepung (beras, tapioca, dan lain-lain)

    16. Perusahaan pengupasan (kacang tanah, dan lain-lain)

    17. Pabrik roti dan kue

    18. Pabrik biscuit

    19. Pabrik gula (perkebunan)20. Pabrik kembang gula, coklat dan lain-lain

    21. Pabrik mie dan bihun

    22. Pabrik kerupuk

    23. Pabrik tahu

    24. Pabrik kecap

    25. Pabrik es krim dan es lilin

    22

  • 7/25/2019 RadadadPP JKK (25 Feb 2011)

    23/29

    26. Pabrik margarine, minyak goreng dan lemak

    27. Industri makanan lainnya

    28. Pabrik alkohol dan spiritus

    29. Pabrik minuman dan alkohol

    30. pabrik anggur

    31. Pabrik bir32. pabrik air soda, sari buah dan minuman

    33. Pabrik pemintalan

    34. Pemintalan tali sepatu, perban

    35. Pertenunan

    36. Permadani

    37. Pabrik triko (kaus, kaus kaki dan pabrik rajut)

    38. Pabrik tali temali (kabel, pukat, rami, sabut, dan lain-lain)

    39. Industri tekstil lainnya.

    40. Pabrik keperluan kaki, terkecuali sepatu karet, sandal

    plastik, dan lain-lain termasuk pabrik barang-barang

    plastik.

    41. Reparasi barang-barang keperluan kaki

    42. Pabrik kayu gabus

    43. Penggergajian kayu

    44. Pabrik peti dan gentong kayu

    45. Pembikinan barang-barang kayu lainnya (triplek)

    46. Pembikinan meubel dari rotan dan bamboo

    47. Pabrik meubel dari kayu dan bahan-bahan lainnya.

    48. Pabrik kertas Koran dan karton49. Pabrik barang-barang dari kertas dan karton

    50. Perusahaan percetakan, penerbitan.

    51. Penyamakan kulit dan pekerjaan lanjutan.

    52. Pabrik barang dari kulit seperti kopor, tas dan lainya

    53. Remiling karet

    54. Pabrik barang-barang dari karet (ban kendaran luar dan

    dalam, mainan anak-anak dan lain-lain).

    55. Perusahaan vulkanisir

    56. Asam garam

    57. Pabrik gas/zat asam arang dan sebagainya

    58. Industri kimia pokok lainnya (celupan warna bahan sintetis

    dan lain-lain).

    59. Terpentin dan damar

    60. Industri minyak kelapa

    61. Industri minyak kelapa sawit

    62. Industri minyak dan gemuk dari tumbuh-tumbuhan

    63. Minyak dan gemuk dari hewan

    64. Pabrik sabun

    65. Pabrik obat-obatan/farmasi66. Pabrik wangi-wangian dan kecantikan/kosmetik

    67. Pabrik barang-barang untuk mengkilap

    68. Pabrik kimia lainnya (lilin gambar, obat nyamuk, DDT, dan

    lain-lain)

    69. Cokes oven (distribusi gas)

    70. Pabrik bahan bangunan dari tanah liat

    23

  • 7/25/2019 RadadadPP JKK (25 Feb 2011)

    24/29

    71. Pabrik gelas dan barang-barang dari gelas

    72. Pabrik barang-barang dari tanah liat dan porselin

    73. Pabrik semen

    74. Pembakaran gambing

    75. Pabrik tegel, ubin, pipa beton

    76. Pabrik pengecoran besi dan pembuatan baja77. Pabrik barang-barang dari logam (batangan besi, kisi-kisi,

    lembaran besi, pipa, corong)

    78. Pabrik timbangan

    79. Pabrik klise dan huruf cetak

    80. Pabrik galvanisir (partikel)

    81. Pabrik barang-barang logam lainnya

    82. Pabrik dan reparasi mesin-mesin listrik

    83. Pembikinan dan reparasi kapal dari kayu

    84. Reparasi sepeda dan becak

    85. Industri potret dan optic

    86. Industri arloji dan lonceng

    87. Perusahaan perak

    88. Industri barang-barang dari logam mulia

    89. Pabrik es

    90. Industri-industri lain seperti perusahaan, plastic, pemberi

    kerja bulu-bulu burung, pipa tembakau

    91. Perusahaan listrik/pembangkit, pemindahan dan distribusi

    tenaga listrik.

    92. Pabrik gas, gas bumi, dan distribusi untuk rumah tanggadan pabrik-pabrik.

    93. Industri uap untuk tenaga

    94. Perusahaan air (pengumpulan penyaringan dan distribusi)

    95. Pembersihan (sampah dan kotoran)

    96. Jasa pengangkutan seperti ekspedisi laut dan udara

    97. Penyiaran radio

    98. Rumah makan dan minuman

    99. Hotel, penginapan dan ruang sewa.

    100. Pabrik dari hasil minyak tanah

    101. Pabrik barang-barang dri minyak tanah atau batu bara

    102. Pabrik bata merah dan genteng

    103. Pabrik dan reparasi dan mesin-mesin (bengkel motor, mobil

    dan mesin)

    104. Pembikinan dan reparasi kapal dari baja.

    105. Pembikinan dan reparasi alat-alat perhubungan kereta api

    106. Pabrik kendaraan bermotor dan bagian-bagiannya

    107.Reparasi kendaraan bermotor (mobil, truk, dan sepeda

    motor)

    108. Pabrik dan reparasi kapal udara109. Perusahaan kereta api

    110.Perusahaan trem dan bus

    111.pengangkutan penumpang di jalan selain bus

    112.Penimbunan barang/veem

    113.Penebangan dan pemotongan kayu/panglong

    114.Penangkapan ikan laut

    24

  • 7/25/2019 RadadadPP JKK (25 Feb 2011)

    25/29

    115. Penangkapan ikan laut lainnya

    116.Pengumpulan hasil laut, terkecuali ikan

    117.Asam belerang

    118.Pabrik pupuk

    119. Pabrik kaleng

    120. Perbaikan rumah, jalan-jalan, terusan-terusan konstruksiberat, pipa air, jembatan kereta api dan instalasi listrik.

    121.Pengangkutan barang-barang dan penumpang di laut.

    122.Pengangkutan barang dan penumpang di udara

    123. Pabrik korek api

    124.Pertambangan minyak mentah dan gas bumi

    125.Penggalian batu

    126. Peggalian tanah liat

    127. Penggalian pasir

    128. Penggalian gamping

    129. Penggalian belerang

    130. Tambang intan dan batu perhiasan

    131. Pertambangan lainnya

    132.Tambang emas dan perak

    133.Penghasilan batu bara

    134.Tambang besi mentah

    135.Tambang timah

    136.Tambang bauksit

    137.Tambang mangan

    138.Tambang logam lainnya139.Lori perkebunan.

    140. Pabrik bahan peledak, bahan petasan, pabrik kembang api.

    141. Tentara Nasional Indonesia

    142. Polisi Republik Indonesia

    143.PNS TNI dan POLRI

    144.Prajurit Siswa TNI dan POLRI

    LAMPIRAN II

    I.BESARNYA JAMINAN KECELAKAAN KERJA

    A.Santunan

    1.Santunan Sementara Tidak Mampu Bekerja (STMB) 4 bulan

    pertama 100% upah sebulan, 4 bulan kedua 75% upah sebulan

    dan bulan seterusnya 50% x upah sebulan;

    2.Santunan cacat;a. santunan cacat sebagian untuk selama-lamanya dibayarkan

    secara sekaligus (lumpsum) dengan besarnya % sesuai table

    x 80 bulan upah;

    25

  • 7/25/2019 RadadadPP JKK (25 Feb 2011)

    26/29

    b. santunan cacat total untuk selama-lamanya dibayarkan

    secara sekaligus (lumpsum) dan secara berkala dengan

    besarnya santunan adalah :

    b.1. santunan sekaligus sebesar 70% x 80 bulan upah;

    b.2. santunan berkala sebesar Rp. 200.000 (dua ratus ribu

    rupiah selama 24 (dua puluh empat) bulan;

    c. santunan cacat kekurangan fungsi dibayarkan secara

    sekialigus (lumpsum) dengan besarnya santunan adalah :

    % berkurangnya fungsi x % sesuai table x 80 bulan upah.

    3.Santunan kematian dibayarkan secara sekaligus (lumpsum) dan

    secara berkala dengan besarnya santunan adalah :

    a. santunan sekaligus sebesar 60% x 80 bulan upah,

    sekurang-kurangnya sebesar santunan kematian;

    b. santunan berkala sebesar Rp. 200.000 (dua ratus ribu

    rupiah) selama 24 (dua puluh empat) bulan;

    c. biaya pemakaman sebesar Rp. 2.000.000 (dua juta rupiah).

    B.Pengobatan dan perawatan sesuai dengan biaya yang dikeluarkan :

    1.dokter;

    2.obat;

    3.operasi;

    4.rontgen, laboratorium;

    5.perawatan Puskesmas, Rumah Sakit Umum Kelas I;6.gigi;

    7.mata;

    8.jasa tabib/sinshe/tradisional yang telah mendapatkan ijin

    resmi dari instansi yang berwenang.

    Seluruh biaya yang dikeluarkan untuk satu peristiwa kecelakaan

    tersebut pada B1 sampai dengan B8 dibayarkan maksimum Rp.

    20.000.000 (dua puluh juta rupiah).

    C.Biaya rehabilitasi harga berupa penggantian pembelian alat Bantu

    (orthose) dan atau alat pengganti (prothese) diberikan satu kali

    untuk setiap kasus dengan patokan harga yang ditetapkan oleh

    Pusat Rehabilitasi Profesor Dokter Suharso Surakarta dan ditambah

    40% (empat puluh persen) dari harga tersebut serta biaya

    rehabilitasi medik maksimum sebesar Rp. 2.000.000 (dua juta

    rupiah).

    D.Biaya penggantian gigi tiruan maksimum sebesar Rp. 2.000.000

    (dua juta rupiah)

    E.Dalam hal peserta mengalami penyakit yang timbul karena

    hubungan kerja, peserta berhak mendapatkan manfaat

    sebagaimana dimaksud dalam huruf A dan B.

    F.Ongkos pengangkutan tenaga kerja dari tempat kejadian kecelakaan

    kerja ke rumah sakit diberikan panggantian biaya sebagai berikut :

    26

  • 7/25/2019 RadadadPP JKK (25 Feb 2011)

    27/29

    1.Bilamana hanya menggunakan jasa angkutan darat/sungai

    maksimum sebesar Rp. 750.000,- (tujuh ratus lima puluh ribu

    rupiah);

    2.Bilamana hanya menggunakan jasa angkutan laut maksimal

    sebesar Rp. 1.500.000 (satu juta lima ratus ribu rupiah);

    3.Bilamana hanya menggunakan jasa angkutan udara maksimalsebesar Rp. 2.000.000 (dua juta rupiah).

    II.TABEL PERSENTASE SANTUNAN TUNJANGAN CACAT TETAP

    SEBAGIAN DAN CACAT-CACAT LAINNYA

    MACAM CACAT TETAP SEBAGIAN % X UPAH

    Lengan kanan dari sendi bahu ke bawah 40

    Lengan kiri dari sendi bahu ke bawah 35

    Lengan kanan dari atau dari atas siku ke bawah 35

    Lengan kiiri dari atau dari atas siku ke bawah 30

    Tangan kanan dari atau dari atas pergelangan ke

    bawah

    32

    Tangan kiri dari atau dari atas pergelangan ke bawah 28

    Kedua belah kaki dari pengkal paha ke bawah 70

    Sebelah kaki dari pangkah paha ke bawah 35

    Kedua belah kaki dari mata kaki ke bawah 50

    Sebelah kaki dari mata kaki ke bawah 25

    Kedua belah mata 70 Sebelah mata atau diplopia pada penglihatan dekat 35

    MACAM CACAT TETAP SEBAGIAN % X UPAH

    Pendengaran pada kedua belah telinga 40

    Pendengaran pada sebelah telinga 20

    Ibu jari tangan kanan 15

    Ibu jari tangan kiri 12

    Telunjuk tangan kanan 9

    Telunjuk tangan kiri 7

    Salah satu jari lain tangan kanan 4

    Salah satu jari tangan kiri 3

    Ruas pertama telunjuk kanan 4,5

    Ruas pertama telunjuk kiri 3,5

    Ruas pertama jari lain tangan kanan 2

    Ruas pertama jari lain tangan kiri 1,5

    Salah satu ibu jari kaki 5

    Salah satu jari telunjuk kaki 3

    Salah satu jari kaki lain 2

    CACAT-CACAT LAINNYA % X UPAH

    27

  • 7/25/2019 RadadadPP JKK (25 Feb 2011)

    28/29

    Terkelupasnya kulit kepala 10 30

    Impotensi 30

    Kaki memendek sebelah : kurang dari 5 cm 10

    5 7,5 cm 20

    7,5 cm atau lebih 30 Penurunan daya dengar kedua belah telinga setiap 10

    desibel

    6

    Penurunan daya dengar sebelah telinga setiap 10

    desibel

    3

    Kehilangan daun telinga sebelah 5

    CACAT-CACAT LAINNYA % X UPAH

    Kehilangan kedua belah daun telinga 10 Cacat hilangnya cuping hidung 30

    Perforasi sekat rongga hidung 15

    Kehilangan daya penciuman 10

    Hilangnya kemampuan kerja phisik

    o 51% - 70 % 40

    o 25% - 50% 20

    o 10% - 25% 5

    Hilangnya kemampuan kerja mental tetap 70

    CACAT-CACAT LAINNYA % X UPAH

    Kehilangan sebagian fungsi penglihatan

    Setiap kehilangan efisiensi tajam penglihatan 10%

    Apabila efisiensi penglihatan kanan dan kiri berbeda,

    maka efisiensi penglihatan binokuler dengan rumus

    kehilangan efisiensi penglihatan :

    (3 x ef. Peng. Terbaik) +%ef peng. terburuh

    7

    Setiap kehilangan efisiensi tajam penglihatan 10% 7

    Kehilangan penglihatan warna 10 Setiap kehilangan lapangan pandang 10% 7

    PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

    DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

    28

  • 7/25/2019 RadadadPP JKK (25 Feb 2011)

    29/29

    29