rangkuman biologi keanekaragaman hayati

5
Keanekaragaman Hayati TINGKAT KEANEKARAGAMAN HAYATI Keanekaragaman gen Gen adalah bagian kromosom yang mengatur sifat tertentu suatu jenis makhluk hidup (pada inti sel). Keanekaragaman gen adalah variasi susunan gen dalam suatu spesies. Keanekaragaman gen dapat terjadi secara alami (ekotipe) akibat perkawinan seksual dan adaptasi, maupun buatan (kultiva) dengan proses hibridisasi, mutasi, radiasi, rekayasa genetika (budidaya manusia). Contoh: Gallus gallus var. ganifa (ayam hutan) dan Gallus gallus var. gallus (ayam kampung). Keanekaragaman spesies Perbedaan-perbedaan pada berbagai spesies makhluk hidup di suatu tempat disebut keanekaragaman spesies. Biasanya dijumpai pada suatu tempat yang dihuni kumpulan makhluk hidup dari berbagai spesies (komunitas). Keanekaragaman ekosistem Interaksi antara lingkungan abiotik tertentu dengan sekumpulan jenis-jenis makhluk hidup menunjukkan adanya keanekaragaman ekosistem. Masing-masing ekosistem memiliki jenis tumbuhan dan hewan yang berbeda. KEANEKARAGAMAN HAYATI INDONESIA Menurut UU No. 5 tahun 1994 keanekaragaman hayati adalah keanekaragaman di antara makhluk hidup dari semua sumber termasuk di antaranya daratan, lautan, dan ekosistem akuatik lain, serta kompleks ekologi yang merupakan bagian dari keanekaragamannya, mencakup keanekaragaman dalam spesies, antara spesies dengan ekosistem. Spesies endemik adalah spesies lokal, unik, dan hanya ditemukan di daerah atau pulau tertentu. Banyak ditemukan di Pulau Sulawesi, Papua, dan Kepulauan Mentawai. Spesies endemik di Kepulauan Mentawai (Pulau Siberut di pantai barat Simatera) antara lain: Primata: Macaca pignensis, Simias concolor, Hylobates klosii, Presbytis potenziani. Tupai: Callosciurus melanogaster, Lariscus obscurus, Sundasciurus fraterculus, Lomy sp., Hylopetes spora. Ciri primitif diduga karena adanya isolasi geografis sehingga penting digunakan dalam studi evolusi. PENYEBARAN KEANEKARAGAMAN HAYATI Flora Indonesia termasuk dalam Malesiana yang terdiri atas Indonesia, Filipina, Semenanjung Malaya, dan Papua Nugini. Kawasan ini dibatasi oleh tiga simpul demarkasi: Selat Torres (selatan) Jazirah Kra, Thailand (barat) Pulau Luzon, Filipina (utara) Hutan Hujan Tropis Hutan Musim Sabana Stepa Sumatera, Kalimantan, Papua, Sulawesi, sedikit Jawa Barat bagian selatan. Jawa Barat hingga Timur. Madura, Dataran Tinggi Gayo (Aceh). Pulau Sumba, Sumbawa, Flores, Timor.

Upload: anita-pangestan

Post on 09-Jun-2015

24.268 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

khususnya membantu murid kelas X di pelajaran biologi mengenai bab keanekaragaman hayati , walo secara umum doc ini dpt pula digunakan untuk lebih memahami kekayaan plasma nutfah dan pelestariannya di Indonesia . hehehe

TRANSCRIPT

Page 1: rangkuman biologi keanekaragaman hayati

Keanekaragaman Hayati

TINGKAT KEANEKARAGAMAN HAYATI Keanekaragaman gen

Gen adalah bagian kromosom yang mengatur sifat tertentu suatu jenis makhluk hidup (pada inti sel). Keanekaragaman gen adalah variasi susunan gen dalam suatu spesies.Keanekaragaman gen dapat terjadi secara alami (ekotipe) akibat perkawinan seksual dan adaptasi, maupun buatan (kultiva) dengan proses hibridisasi, mutasi, radiasi, rekayasa genetika (budidaya manusia).Contoh: Gallus gallus var. ganifa (ayam hutan) dan Gallus gallus var. gallus (ayam kampung).

Keanekaragaman spesiesPerbedaan-perbedaan pada berbagai spesies makhluk hidup di suatu tempat disebut keanekaragaman spesies. Biasanya dijumpai pada suatu tempat yang dihuni kumpulan makhluk hidup dari berbagai spesies (komunitas).

Keanekaragaman ekosistemInteraksi antara lingkungan abiotik tertentu dengan sekumpulan jenis-jenis makhluk hidup menunjukkan adanya keanekaragaman ekosistem. Masing-masing ekosistem memiliki jenis tumbuhan dan hewan yang berbeda.

KEANEKARAGAMAN HAYATI INDONESIA Menurut UU No. 5 tahun 1994 keanekaragaman hayati adalah keanekaragaman di antara makhluk hidup dari

semua sumber termasuk di antaranya daratan, lautan, dan ekosistem akuatik lain, serta kompleks ekologi yang merupakan bagian dari keanekaragamannya, mencakup keanekaragaman dalam spesies, antara spesies dengan ekosistem.

Spesies endemik adalah spesies lokal, unik, dan hanya ditemukan di daerah atau pulau tertentu. Banyak ditemukan di Pulau Sulawesi, Papua, dan Kepulauan Mentawai.

Spesies endemik di Kepulauan Mentawai (Pulau Siberut di pantai barat Simatera) antara lain: Primata: Macaca pignensis, Simias concolor, Hylobates klosii, Presbytis potenziani. Tupai: Callosciurus melanogaster, Lariscus obscurus, Sundasciurus fraterculus, Lomy sp., Hylopetes spora.Ciri primitif diduga karena adanya isolasi geografis sehingga penting digunakan dalam studi evolusi.

PENYEBARAN KEANEKARAGAMAN HAYATI Flora Indonesia termasuk dalam Malesiana yang terdiri atas Indonesia, Filipina, Semenanjung Malaya, dan Papua

Nugini. Kawasan ini dibatasi oleh tiga simpul demarkasi: Selat Torres (selatan) Jazirah Kra, Thailand (barat) Pulau Luzon, Filipina (utara)

Hutan Hujan Tropis Hutan Musim Sabana StepaSumatera, Kalimantan, Papua, Sulawesi, sedikit

Jawa Barat bagian selatan.Jawa Barat hingga Timur.

Madura, Dataran Tinggi Gayo (Aceh).

Pulau Sumba, Sumbawa, Flores, Timor.

Lebat, heterogen, lembap. Homogen, meranggas pada musim kemarau.

Rumput diselingi semak-semak atau rumpun

pohon rendah, kemarau panjang.

Padang rumput luas, kemarau panjang, berpotensi untuk

peternakan.Kamper, eboni, meranti, damar, kemenyan, rotan.

Jati, cemara. Rumput, tumbuhan semak.

Rumput, kaktus.

Flora Barat Flora TimurJenis pohon meranti-merantian 350 jenis. Jenis meranti-merantian 25 jenis.

Terdapat berbagai jenis rotan. Terdapat hutan kayu putih.

Terdapat berbagai jenis nangka (Artocarpus sp.)Terdapat berbagai jenis tumbuhan matoa (Pometia sp.)

khususnya di Papua.Banyak terdapat jenis tumbuhan sagu.

Garis Wallace memisahkan fauna tipe Asiatis dan peralihan, garis Weber memisahkan fauna tipe peralihan Australis.

Asiatis Peralihan (Australia-Asiatik) Australis

Page 2: rangkuman biologi keanekaragaman hayati

Sumatra, Kalimantan, Jawa, Bali (bagian barat).

Sulawesi, Nusa Tenggara (bagian tengah). Papua, Kepulauan Aru (bagian timur).

Mamalia besar, kera, ikan air tawar. Hewan mirip Asiatis atau Australis. Mamalia kecil, hewan berkantung, burung berwarna.

Monyet proboscis, orang utan, badak bercula satu, beruang matahari, babi hutan, bebek pohon, burung heron,

gajah, burung merak.

Babirusa, beruang, kuskus, kuskus kerdil, anoa, kuda, komodo.

Kanguru pohon, kuskus bertutul, walabi, landak, pemakan semut,

cendrawasih, kasuari, pelican, betet, merpati bermahkota, kakaktua.

MANFAAT KEANEKARAGAMAN HAYATI Sumber pangan

Indonesia memiliki sumber karbohidrat seperti jagung, ubi jalar, singkong, talas, dan sagu. Sumber protein berasal dari perikanan dengan zona ekonomi eksklusif 200 mil dari garis pantai yang dapat dipergunakan untuk mencari nafkah, serta ada pula budidaya udang, bandeng, dan lele dumbo. Oncom, tempe, kecap, tape, laru (minuman khas Timor), dan gatot merupakan makanan dan minuman khas daerah yang menggunakan aktivitas mikroorganisme seperti kapang, khamir, dan bakteri. Spesies tanaman seperti suji, secang, merang padi, gula aren, kunyit, dan pandan juga banyak digunakan sebagai zat pewarna makanan.

Sumber sandang dan papan Bahan sandang: kapas, rami, yute, kenaf, abaca, agave, ulat sutera, kulit kayu, bulu burung, tulang hewan. Untuk membuat batik diperlukan lebih dari 20 spesies tumbuhan, buah lerak untuk sabun. Suku Dani di Lembah Baliem, Papua menggunakan Agrostophyllum majos untuk membuat yokal (pakaian

wanita yang sudah menikah), Ficus drupacea untuk membuat wen, serta tumbuhan kem (Eleocharis dulcis) untuk membuat pakaian gadis.

Tumbuhan sika (Legenaria siceraria) untuk membuat koteka/holim. Tumbuhan mul (Calamus sp.) untuk membuat pakaian perang. Kayu jati, kayu nangka, pokok kelapa (glugu), meranti, keruing, ramin, kayu kalimantan digunakan sebagai

bahan bangunan. Penduduk Timor dan Alor menggunakan lontar (Borassus sundaicus) sebagai atap dan dinding rumah. Beberapa spesies palem seperti Nypa fruticans, Oncosperma horridum, Oncosperma tigillarium dimanfaatkan

oleh penduduk Sumatera, Kalimantan, dan Jawa untuk bahan bangunan rumah. Masyarakat Dawan di Pulau Timor menggunakan jenis pohon timun (Timunius sp.), matani (Pterocarpus

indicus), sublele (Eugenia sp.) sebagai bahan bangunan, juga pelepah lontar, gebang, dan alang-alang (Imperata cylindrica) untuk atap.

Sumber obat dan kosmetik Masyarakat Lombok mengenal pule, laos, turi, temulawak, alang-alang, pepaya, sukun, nenas, jahe, jarak, lada,

kopi, pisang, lontar, cemara, bangkel, dan duwet sebagai obat kontrasepsi dan diramu menjadi 30 macam obat lain.

Masyarakat Sumbawa mengenal akar salban, akar sawak, akar kesumang, batang malang, dan kayu sengketan sebagai ramuan minyak urat.

Masyarakat Rejang Lebong, Bengkulu menggunakan Peronema canescens dan Brucea javanica untuk obat malaria.

Masyarakat Jawa Barat mengenal bayam, temulawak, dadap, kelor, lempuyang, dan katuk untuk menjaga kesehatan ternak kambing dan domba.

Masyarakat Alor dan Pantar menggunakan kulit kayu nangka dicampur air laut untuk mengobati diare pada kambing.

Di Jawa Timur dan Madura banyak menggunakan genus Curcuma (temu-temuan) untuk jamu ternak. Di daerah Bone, Sulawesi Utara menggunakan famili Asteraceae, Verbenaceae, Malvaceae, Euphorbiaceae, dan

Anacardiaceae untuk obat. Bunga-bungaan seperti cendana, kenanga, melati, mawar, dan kemuning digunakan sebagai wewangian. Kemuning mengandung zat penyamak yang digunakan masyarakat Yogyakarta sebagai bahan lulur untuk

menghaluskan kulit. Tanaman pacar air digunakan untuk cat kuku. Ramuan daun mangkokan, pandan, melati, dan minyak kelapa dipakai untuk pelemas rambut. Masyarakat Jawa mengenal ratus sebagai pewangi pakaian, ruangan, dan pelindung dari serangan

mikroorganisme. Jambu hutan putih digunakan sebagai pewarna jala dan kayu malam sebagai cat batik.

Sumber budayaUmat Islam menggunakan sapi dan kambing dewasa pada hari raya Qurban, orang Kristen membutuhkan pohon cemara setiap hari Natal. Spesies pohon seperti beringin dan bambu kuning dipercaya masyarakat Jawa sebagai

Page 3: rangkuman biologi keanekaragaman hayati

pengusir roh jahat atau tempat tinggal roh jahat. Upacara kematian di Toraja menggunakan limau, daun kelapa, pisang, dan rempah lainnya untuk memandikan mayat. Upacara Ngaben di Bali menggunakan tumbuhan penghasil minyak atsiri seperti kenanga, melati, cempaka, pandan, sirih, dan cendana. Dadap dan tebu hitam diperlukan untuk menghanyutkan abu ke sungai.

HILANGNYA KEANEKARAGAMAN HAYATI Fragmentasi dan hilangnya habitat

Pembuatan bendungan, pembangunan daerah pinggir pantai, ekstensifikasi pertanian, penebangan hutan. Introduksi spesies

Yaitu upaya mendatangkan spesies asing ke suatu wilayah yang telah memiliki spesies lokal. Misal penggunaan padi unggul menyebabkan punahnya padi tradisional.

Eksploitasi hewan dan tumbuhan berlebihKebutuhan pangan dan ketamakan manusia.

Pencemaran tanah, air, udaraMikroorganisme tanah banyak yang mati akibat pencemaran dari limbah logam berat perindustrian dan pertanian, tumbuhan dan organisme tanah di hutan rusak karena hujan asam.

Perubahan iklim globalPencemaran udara mengakibatkan kenaikan suhu bumi. Tiap kenaikan 1 C akan menggantikan batas toleransi beberapa spesies di daratan sekitar 125 km ke arah kutub atau 150 m vertikal ke arah gunung. Permukaan air laut akan naik dan beberapa pulau akan tenggelam.

Industrialisasi kehutanan dan pertanianPemuliaan tanaman menyebabkan terjadinya sistem penanaman monokultur sehingga keanekaragaman hayati di suatu wilayah menurun.

KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI Konservasi sumber daya hayati di Indonesia diatur dalam UU No. 23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan

hidup. Azas yang dianut adalah azas tanggung jawab, berkelanjutan, dan manfaat. Cagar biosfer merupakan kawasan yang terdiri dari ekosistem asli, unik, dan atau ekosistem yang telah mengalami

degradasi, yang dilindungi dan dilestarikan untuk kepentingan penelitian dan pendidikan. Taman nasional di Indonesia mulai dikembangkan tahun 1980. Contoh taman nasional: TN Gunung Leuser, TN

Ujung Kulon, TN Gunung Gede Pangrango, TN Baluran, dan TN Komodo. Contoh cagar alam: CA Kerinci Seblat dan Gunung Leuser (Sumatra), CA Tanjung Puting (Kalimantan), CA Pulau

Komodo (NTT). Contoh kebun koleksi: KK buah di Paseh dan Cibinong, KK mangga di Grati, KK kopi di Ijen, KK kelapa di Bone-Bone. Biologi konservasi merupakan ilmu multidisiplin yang dikembangkan sebagai tanggapan menghadapi krisis

keanekaragaman hayati saat ini. Tujuannya adalah mempelajari dampak kegiatan manusia pada spesies, komunitas, dan ekosistem, serta mengembangkan pendekatan praktis untuk menghindari kepunahan spesies dan jika memungkinkan mengembalikan spesies yang terancam ke ekosistem yang masih berfungsi.

JAWABAN PG HALAMAN 160-1621. a.2. ?3. e.4. e.5. c.6. c.7. b.8. b.9. a.10. b.11. a.12. c.13. e.14. c.15. e.16. c.17. e.18. c.19. e.

20. e.21. c.22. c.23. e.24. d.25. b.