rangkuman epidemiologi surveilans 2

Upload: afif-ahmad

Post on 11-Oct-2015

41 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Epidemiologi Surveilans

TRANSCRIPT

RANGKUMAN EPIDEMIOLOGI SURVEILANS 2PRINSIP UMUM PELAKSANAAN SURVEILANSAhmad Afif MauludiK3 20111111101000051

Sebelum dimulai mata kuliah Epidemiologi Surveilans, dibacakan sebuah cerita, analogi mengenai seorang pelaku surveilans dengan seorang navigator dalam sebuah kapal layar. Kedua pekerjaan tersebut memiliki tindakan sebagai berikut : Mempunyai tujuan Berada dalam suatu kondisi Terus menerus tidak berhenti sedikitpun Analisis yang tepat, sehingga tidak sesat Analisis kemungkinan adanya kekuatan dan bahaya Professional Memahami lingkungan.Navigator merupakan orang yang terus menerus memberikan informasi

Prinsip adalah sebuah pendirian, sehingga prinsip merupakan suatu yang harus ada agar semua berjalan dengan baik dan sesuai dengan semestinya.

Mekanisme Kerja Surveilans Menurut WHO :1. Mengidentifikasi dan memberikan batasan terhadap fokus kerja surveilans2. Mengumpulkan dan mengolah data masalah kesehatan beserta hal-hal yang terkait di dalamnya3. Analisis dan intepretasi data4. Distribusi data yang telah di intepretasi ke pihak yang bertanggung jawab untuk menyelesaikan masalah kesehatan5. Memonitor dan evaluasi baik penyelenggaraan program dan juga penyelenggaraan surveilans.

PRINSIP UMUM

1. Data Berdasarkan Kejadiannya Penyakit Sindrom Isu Kesehatan Masyarakat Lingkungan Berdasarkan Sumbernya Statistik Vital (Kematian, Kelahiran) Survei (Riskesdas) LaboratoriumData yang perlu dikumpulkan adalah data-data yang berhubungan dengan penyakit, KLB, dan data-data lain yang menunjang analisis dan intrepretasi untuk menghasilkan kesimpulan yang baik nantinya. Data dapat diperoleh dari: Laporan PKM Laporan RS Laporan Laboratorium PKM Sentinel Survei/Studi Khusus Pusat-pusat penelitian Kesmas Indikator dalam pengumpulan data Rate. Jumlah Angka Kesakita dan angka kematian Variabel yang dibutuhkan (sangat tergantung skill) Numerator dan denumerator (pembilang dan pembagi tidak boleh tertukar atau tidak bisa menjadi informasi sesat) Batasan Kasus Klinik/Laboratorium Level 1. Diduga Sudah terlihat tanda-tanda/gejala klinis2. Mungkin terlihat gejala klinis namun hasil laboratorium negatif3. Pasti terlihat gejala klinis dan hasil laboratorium positif2. Pelaporan Berdasarkan frekuensi Harian/Secepatnya Mingguan Bulanan Metode pelaporan Menggunakan kertas Menggunakan telpon, fax E-mail SMS Sesuai dengan perkembangan IPTEK Pembagian tugas Surveilans Tingkat PKM mendeteksi, melakukan pengobatan, pelaporan serta analisis sederhana Dinkes kab./kota dan Provinsi melakukan analisis, investigasi, konfirmasi, pelaporan, membuat tindakan pencegahan serta penanggulangan, perencaan dan anggaran serta mengumpulkan/memberikan umpan balik, Tingkat Nasional mempunyai tugas yang sama dengan dinkes namun dalam lingkup yang lebih luas Tingkat Regional Internasional analisis dan memberi umpan balik, memberikan dukungan, membuat kebijakan dan sasaran serta melakukan pendanaan. Keterbatasan Sistem Pelaporan Banyak yang tidak melapor Laporan tidak lengkapBila surveilans dilaporkan dengan baik walau trends tidak terlaporkan namun tetap bisa terlihat dari data yang telah dikumpulkan.3. Analisis dan Intepretasi Karakteristik data (kontinyu atau tidak) Validitas data (Valid atau tidak) Nilai yang hilang Bias Penggandaan Analisis Deskriptif OTW (Orang Tempat dan Waktu) Hipotesis Berhubungan dengan Orang Tempat dan Waktu

4. Aksi KontrolHarus dapat merespon dengan cepat, membuat manajemen kasus, dan mencegah Umpan Balik (FeedBack)Dapat berupa Buletin Epidemiologi Laporan Website, dan lain sebagainya Kebijakan Perubahan Kebijakan, Prediksi dan Perencanaan, Persiapan terhadap penyakit epidemik.5. EvaluasiEvaluasi dilakukan terhadap 2 hal : Hasil dari aksi/program Hasil dari surveilans