rangkuman skripsi fiskal

Upload: syrre811928

Post on 11-Oct-2015

43 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pajak fiskal

TRANSCRIPT

  • PENERAPAN REKONSILIASI FISKAL DAN PERHITUNGAN NILAI BEDA TEMPORER UNTUK MENYUSUN LAPORAN

    KEUANGAN BERDASARKAN PSAK 46 PADA PT. BUMI LINGGA PERTIWI - GRESIK

    RANGKUMAN SKRIPSI

    Oleh :

    SEKAR AYU ROSITA

    2007310036

    SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS

    SURABAYA

    2011

  • ii

    PENGESAHAN RANGKUMAN SKRIPSI

    Nama : Sekar Ayu Rosita

    Tempat, Tanggal lahir : Gresik, 22 Mei 1989

    NIM : 2007310036

    Jurusan : Akuntansi

    Program Pendidikan : Strata 1

    Konsentrasi : Akuntansi Keuangan

    Judul : Penerapan Rekonsiliasi Fiskal Dan Perhitungan

    Nilai Beda Temporer Untuk Menyusun Laporan

    Keuangan Berdasarkan PSAK 46 Pada

    PT. Bumi Lingga Pertiwi-Gresik

    Disetujui dan diterima baik oleh :

    Dosen Pembimbing,

    Tanggal :

    (Kautsar Riza Salman,SE.,Ak.,MSA)

    Ketua Jurusan Akuntansi,

    Tanggal :.

    (Supriyati,SE.,M.Si.,Ak)

  • 1

    1. Latar Belakang

    Dalam perusahaan, laporan laba rugi berisi pendapatan dan biaya,

    dimana selisih dari kedua pos tersebut menunjukkan tingkat keberhasilan

    usaha dalam perusahaan. Akan tetapi terdapat perbedaan pengakuan

    pendapatan dan biaya antara SAK ( Standar Akuntansi Keuangan ) dan

    Undang-Undang Perpajakan yang mencakup perbedaan tetap (Permanent

    Difference ) dan perbedaan temporer (Temporary Difference ). Perbedaan

    tersebut akan menyebabkan dua nilai laba yaitu laba akuntansi dan laba fiskal.

    Adanya dua nilai laba yang berbeda tersebut akan berakibat juga terhadap

    perbedaan jumlah pajak penghasilan. Sehingga perlu dilakukan rekonsiliasi

    fiskal untuk mengetahui laba fiskal menurut Undang-undang Perpajakan.

    Tujuan dari pelaporan fiskal untuk menyajikan informasi sebagai

    bahan untuk menghitung besarnya Penghasilan Kena Pajak. Dalam sistem

    pemungutan pajak yang berlaku di Indonesia saat ini, yaitu sistem self

    assesment, wajib pajak diberi wewenang untuk menghitung sendiri pajak yang

    terutang sehingga adanya laporan keuangan sangat membantu dalam

    perhitungan pajak terutang.

    Dalam penelitian ini, objek yang diteliti adalah perusahaan yang

    bergerak di bidang properti yaitu perusahaan real estate, yang dipandang perlu

    karena adanya karakteristik pendapatan dan beban yang dimiliki oleh

    perusahaan real estate itu sendiri, yang tentunya berbeda dengan perusahaan

    lain pada umumnya. Dari sisi perpajakan, Properti atau Real Estate sangat

    menarik untuk dicermati karena dalam setiap pergerakan properti atau real

  • 2

    estate dapat menimbulkan aspek pajak yang berbeda-beda tergantung dari

    obyek pajak yang muncul dalam setiap transaksinya.

    Berdasarkan permasalahan yang telah dijelaskan di atas, maka hal

    tersebut akan diteliti dengan judul PENERAPAN REKONSILIASI FISKAL

    DAN PERHITUNGAN NILAI BEDA TEMPORER UNTUK MENYUSUN

    LAPORAN KEUANGAN BERDASARKAN PSAK 46 PADA PT. BUMI

    LINGGA PERTIWI-GRESIK dan pada akhirnya akan dapat tercapai tujuan

    perusahaan secara keseluruhan.

    2. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahannya dapat

    dirumuskan sebagai berikut:

    1. Bagaimana perbedaan pengakuan penghasilan dan beban menurut

    Standart Akuntansi keuangan dan Undang-undang perpajakan?

    2. Bagaimana melakukan rekonsiliasi fiskal untuk menghitung nilai pajak

    terutang?

    3. Bagaimana menghitung nilai Beda Temporer ?

    4. Bagaimana menyusun Laporan Laba Rugi dan Neraca dengan akuntansi

    Pajak Penghasilan (PSAK No. 46) .

  • 3

    3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

    Tujuan yang ingin dicapai ini adalah :

    1. Untuk mengetahui nilai perbedaan pengakuan penghasilan dan beban

    menurut Standart Akuntansi Keuangan (SAK) dan Undang-Undang

    Perpajakan.

    2. Untuk menghitung nilai pajak terhutang.

    3. Untuk mengetahui nilai beda temporer.

    4. Untuk menyusun Laporan Laba Rugi dan Neraca sesuai dengan

    akuntansi Pajak Penghasilan (PSAK No. 46).

    Manfaat yang ingin diperoleh adalah :

    1. Bagi Perusahaan, Sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan

    mengenai perhitungan laba kena pajak yang sesuai ketentuan

    perpajakan guna menentukan nilai pajak penghasilan yang harus

    dibayar dan sebagai informasi bagi perusahaan dalam menyusun

    Laporan Keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan.

    2. Bagi penulis, diharapkan dari penelitian nantinya penulis

    mendapatkan pengetahuan baru, wawasan, dan pengalaman baru

    serta cara penerapan ilmu yang telah diperoleh baik secara teori

    maupun praktek yang berhubungan dengan mata kuliah perpajakan

    yang berhubungan dengan rekonsiliasi fiskal laporan R/L sehingga

    dapat menyusun laporan keuangan yang benar sesuai PSAK no 46.

  • 4

    3. Bagi pembaca, diharapkan bisa menambah wawasan dan dapat

    digunakan sebagai referensi dalam penelitian atau

    pengembangan selanjutnya .

    4. Metode Penelitian

    Penelitian yang akan dibuat yaitu menggunakan kualitatif, oleh karena itu

    penelitian ini mencoba memberikan gambaran atau uraian pada suatu objek

    penelitian. Dengan menggunakan kualitatif, akan lebih banyak memperoleh

    pemahaman makna, bisa memahami interaksi sosial yang tinggi, memastikan

    kebenaran datanya, serta akan mengerti sejarah perkembangan yang diteliti.

    Sehingga dari hasil pengamatan terhadap objek penelitian diharapkan dapat

    meghasilkan suatu teori baru secara umum.

    Pada penelitian yag akan dilakukan, maka fokus penelitian yang diteliti

    adalah PT. BUMI LINGGA PERTIWI GRESIK. Sumber data dilakukan dengan

    data primer yang langsung dari peusahaan yang diteliti dan data sekunder dari

    rujukan yang ada.

    Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis kualitatif,

    di mana terdapat langkah-langkah dalam teknik analisis ini yaitu :

    1. Melakukan rekonsiliasi laba akuntansi ke laba fiskal sesuai dengan

    Undang-Undang Perpajakan yang berlaku.

    2. Menghitung PPh terutang sesuai tarif PPh yang berlaku.

  • 5

    3. Mengidentifikasi perbedaan temporer, kemudian mengelompokkan

    perbedaan temporer tersebut sebagai aktiva pajak tangguhan atau

    kewajiban pajak tangguhan.

    4. Menghitung aktiva pajak tangguhan dan kewajiban pajak tangguhan per

    31 Desember sesuai dengan tarif PPh yang berlaku (menghitung tarif

    pajak tertinggi)

    5. Membandingkan jumlah aktiva pajak tangguhan dan kewajiban pajak

    tangguhan pada awal periode dengan aktiva pajak tangguhan dan

    kewajiban pajak tangguhan pada akhir periode untuk menentukan

    besarnya penghasilan atau beban pajak tangguhan.

    6. Membuat laporan Laba-Rugi dan Neraca sesuai dengan PSAK No. 46.

    5. Ringkasan hasil penelitian

    PT.BUMI LINGGA PERTIWI pada waktu berdirinya bernama PT.Gresik

    Kota Baru didirikan di Gresik berdasarkan akta notaris No.1 tanggal 5 Oktober

    1981 oleh Ny. Nurlaily Adam, SH. Tempat kedudukan perusahaan di Jl.H.

    Samanhudi No.41 Gresik. Sesuai dengan akta perubahan terakhir No.74, tanggal

    12 Maret 1998 telah diubah menjadi PT.Bumi Lingga Pertiwi. PT.Bumi Lingga

    Pertiwi berlokasi di Jalan Jawa no.99 GKB Gresik. Sedangkan lokasi proyek

    perumahannya berlokasi di Gresik Kota Baru (GKB), Perumahan Permata Suci

    (PPS) dan Permata Sidayu Residence (PSR).

  • 6

    PT.Bumi Lingga Pertiwi dalam strategi yang dilaksanakan selama ini

    yaitu dengan memproduksi dan memasarkan tipe-tipe kecil unit perumahan yang

    berkualifikasi tipe rumah tipe kecil kualitas eksklusif, hal ini dilakukan oleh

    perusahaan untuk merebut pangsa pasar menengah dalam rangka untuk

    meningkatkan laba perusahaan dan tetap mampu bersaing dalam usahanya. Dalam

    melakukan pendistribusian unit perumahan PT.Bumi Lingga Pertiwi

    menggunakan saluran distribusi langsung kepada konsumen tanpa menggunakan

    perantara. sehingga hanya konsumen yang benar-banar mempunyai kemampuan

    untuk membeli saja yang dapat mengkonsumsi produk ini. Konsumen akan

    langsung mendatangi kantor pemasaran perusahaan untuk mendapatkan informasi

    yang jelas dan lengkap.

    Adapun tarif penyusutan menurut perusahaan PT Bumi Lingga Pertiwi :

    Tabel 1

    Tarif Penyusutan Aset Tetap

    PT. Bumi Lingga Pertiwi

    Jenis Aset Tetap Tarif (%) 2008

    Tarif (%) 2009

    Masa manfaat

    Mesin dan Peralatan 6.25% 6.25% 16 th

    Kendaraan 12.50% 12.50% 8 th

    Inventaris Kantor Gol. I 25% 25% 4 th

    Inventaris Kantor Gol. II 25% 25% 4 th

    Sumber : PT. Bumi Lingga Pertiwi

    Data-data yang ada menurut PT Bumi Lingga Pertiwi :

  • 7

    Tabel 2 PT. BUMI LINGGA PERTIWI

    NERACA PER 31 DESEMBER 2008

    Keterangan Jumlah ( Rp )

    ASET LANCAR

    Kas dan Setara kas 3.783.753.212

    Piutang Usaha 398.076.690

    Piutang Lain-lain 4.480.323.905

    Persediaan 15.737.061.624

    Uang Muka Pajak 314.919.200

    Tanah yang Belum dikembangkan 29.059.028.351

    Aset Tetap 1.310.190.398

    JUMLAH ASET 55.083.353.380

    KEWAJIBAN DAN EKUITAS

    KEWAJIBAN LANCAR

    Uang Muka Penjualan 11.115.935.287

    Hutang Usaha 3.012.594.757

    Hutang Lain-lain 662.553.209

    Biaya yang Masih Harus Dibayar 4.825.204.385

    Hutang Pajak 1.216.266.256Pinjaman Bank, yang akan Jatuh Tempo Dalam Satu Tahun 15.959.253.821

    Hutang Pemegang Saham 9.850.311.777

    Jumlah kewajiban Lancar 46.642.119.492

    EKUITAS

    Modal Saham-modal dasar,

    ditempatkan dan disetor penuh 1.500 1.500.000.000

    lembar @Rp.1.000.000,-

    Saldo laba Ditahan 6.941.233.888

    Jumlah Ekuitas 8.441.233.888

    JUM LAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 55.083.353.380Sumber : PT. Bumi Ligga Pertiwi

  • 8

    Tabel 3 PT. BUMI LINGGA PERTIWI

    NERACA PER 31 DESEMBER 2009

    Keterangan Jumlah ( Rp )

    ASET LANCAR

    Kas dan Setara kas 4.646.542.385

    Piutang Usaha 462.656.440

    Piutang Lain-lain 3.486.200.669

    Persediaan 16.489.368.001

    Uang Muka Pajak 0

    Tanah yang Belum dikembangkan 31.815.066.712

    Aset Tetap 1.225.398.986

    JUMLAH ASET 58.125.233.193

    KEWAJIBAN DAN EKUITAS

    KEWAJIBAN LANCAR

    Uang Muka Penjualan 13.586.760.787

    Hutang Usaha 2.656.328.026

    Hutang Lain-lain 844.156.929

    Biaya yang Masih Harus Dibayar 2.775.802.383

    Hutang Pajak 946.216.123

    Pinjaman Bank, yang akan Jatuh Tempo Dalam Satu Tahun 17,729,542,900

    Hutang Pemegang Saham 7.188.820.761

    Jumlah kewajiban Lancar 45.727.627.909

    EKUITAS

    Modal Saham-modal dasar,

    ditempatkan dan disetor penuh 1.500 1.500.000.000

    lembar @Rp.1.000.000,-

    Saldo laba Ditahan 10.897.605.285

    Jumlah Ekuitas 12.397.605.285

    JUM LAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 58.125.233.193 Sumber : PT. Bumi Ligga Pertiwi

  • 9

    Tabel 4 PT. BUMI LINGGA PERTIWI

    LAPORAN LABA RUGI Untuk Periode Tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2008

    KETERANGAN Jumlah (Rp) Penjualan 33.884.696.500Harga pokok penjualan 26.475.365.137Laba Kotor 7.409.331.363Beban Usaha 4.016.933.830Laba Usaha 3.392.397.533Pendapatan/(Beban) lain-lain 1.749.956.286Laba bersih sebelum pajak 1.642.441.247Sumber : PT. Bumi Lingga Pertiwi

    Tabel 5 PT. BUMI LINGGA PERTIWI

    LAPORAN LABA RUGI Untuk Periode Tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2009

    KETERANGAN Jumlah (Rp) Penjualan 34.748.565.500Harga pokok penjualan 22.820.293.991Laba Kotor 11.928.271.509

    Beban Usaha 5.709.237.490

    Laba Usaha 6.219.034.019

    Pendapatan/(Beban) lain-lain 2.054.262.193

    Laba bersih sebelum pajak 4.164.771.826

    Sumber : PT. Bumi Lingga Pertiwi

  • 10

    6. Pembahasan

    1. Rekonsiliasi Fiskal dan Perhitungan Nilai beda Temporer dan

    Penyusunan Laporan Keuangan Tahun 2008

    Tabel 6 PT. BUMI LINGGA PERTIWI

    Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Komersial Ke Laporan Laba Rugi Fiskal Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2008

    (Dinyatakan Dalam Rupiah)

    KETERANGAN Laba/rugi komersial Koreksi

    Laba/Rugi Fiskal

    Positif Negatif Penjualan 33,884,696,500 33,884,696,500Harga pokok penjualan 26,475,365,137 26,475,365,137Laba Kotor 7,409,331,363 7,409,331,363Beban Usaha : Alat-alat Tulis 1,602,000 1,602,000Gaji Pegawai 2,140,626,214 2,140,626,214Iklan 192,446,002 52,905,902 139,540,100Jamsostek 275,119,735 275,119,735kerugian piutang 119,903,835 119,903,835 0Listrik 151,751,794 151,751,794Litbang Karyawan 2,150,000 2,150,000Materai/Benda-benda Pos 7,251,500 7,251,500Pameran 27,982,233 27,982,233Pemasaran 209,600,350 26,967,000 182,633,350Pemeliharaan Kendaraan 396,794,230 396,794,230Penyusutan Gedung Kantor 7,800,000 7,800,000Penyusutan Mesin&Peralatan 13,478,750 13,478,750Penyusutan Kendaraan 124,951,744 124,951,744Penyusutan Inventaris 31,066,617 13,924,809 17,141,808Perjalanan Dinas 174,405,200 174,405,200Promosi/Penjualan 10,740,000 10,740,000Telepon/HP/Telex/Telegram 119,543,792 3,773,000 115,770,792Fotocopy 6,258,500 6,258,500Komputer, Printer, Tinta 4,925,500 4,925,500Jumlah Beban Usaha 4,016,933,830 3,800,923,450Laba Usaha 3,392,397,533 3,608,407,913

  • 11

    Pend/(Beban) lain-lain Pendapatan Lain-lain : Jasa Giro dan Bunga Deposit 85,510,241 85,510,241 0Penjualan Aset Tetap 26,453,185 26,453,185Selisih Barang Gudang 33,967,910 33,967,910Jmlh Pendapatan Lain-lain 145,931,336 60,421,095Beban Lain-lain: Bunga Bank/Pinjaman Kredit 1,601,574,950 1,601,574,950Administrasi Bank 2,450,000 2,450,000Jumlah Beban Lain-lain 1,604,024,950 1,604,024,950Jml Pend./(Beban) Lain-lain 1,749,956,286 1,664,446,045Laba bersih sebelum pajak 1,642,441,247 217,057,587 85,510,241 1,943,961,868

    Sumber : Data diolah

    Adapun Penyebab dari koreksi masing-masing rekening tersebut adalah sebagai

    berikut :

    a. Koreksi Fiskal Positif

    1. Beban Entertaiment

    Di dalam beban iklan terdapat beban entertainment yang tidak ada daftar

    nominatifnya sebesar Rp. 52.905.902,00. Sesuai dengan pasal 6 ayat 1 huruf a,

    UU no.17 tahun 2000 tentang perubahan atas UU no.7 tahun 1983 tentang

    pajak peghasilan. Berdasarkan SE-27/PJ.22/1986, biaya ini dapat dijadikan

    pengurang dengan kegiatan usaha wajib pajak serta dibuatkan daftar nominatif

    yang kemudian dilampirkan dalam SPT tahunan pajak penghasilan. Daftar

    nominatif adalah daftar yang wajib dibuat dan dilampirkan oleh wajib pajak.

    Oleh karena biaya entertaiment ini tidak ada daftar nominatifnya, maka perlu

    dikoreksi positif sebesar Rp 52.905.902,00.

    2. Beban Kerugian Piutang

  • 12

    Dalam beban kerugian piutang yang dianggarkan oleh perusahaan, yaitu

    sebesar 5% dari saldo piutang. Dari kerugian Piutang yang dianggarkan

    tersebut, tidak ada yg benar-benar menjadi kerugian . Dalam UU perpajakan

    pasal 9 ayat (1) huruf c, bahwa pembentukan atau penumpukan dana cadangan

    tidak boleh sebagai pengurang penghasilan, sehingga perlu dilakukan koreksi

    sebesar Rp.119.903.835,00 untuk Piutang usaha.

    3. Dalam beban pemasaran terdapat biaya Sumbangan atau iuran.

    Menurut UU Perpajakan Pasal 9 ayat (1) huruf g, biaya sumbangan atau iuran

    termasuk kepada lingkungan, keagamaan dan sumbangan-sumbangan yang

    diberikan kepada instansi pemerintah tidak boleh sebagai pengurang

    dikarenakan pemberian sumbangan ini bermotivasi karitatif karena bagi yang

    menerima sumbangan/bantuan tidak dikenai PPh sehingga perlu dilakukan

    koreksi sebesar Rp 26.967.000,00 untuk tahun 2008.

    4. Perusahaan menggunakan metode garis lurus untuk mengakui beban

    penyusutan dan tidak menggunakan nilai sisa. Hal tersebut sudah sesuai

    dengan peraturan perpajakan yang memperbolehkan metode garis lurus dan

    saldo menurun untuk penyusutan harta berwujud bukan bangunan serta tidak

    memperbolehkan adanya nilai sisa dalam menghitung penyusutan. Tetapi

    untuk persen penyusutan inventaris kantor pada tahun 2008 perusahaan

    menggunakan 25% untuk kelompok 2. Hal tersebut tidak sesuai dengan

    peraturan perpajakan. Oleh karena itu penyusutan yang diakui oleh akuntansi

    dan fiskal berbeda, maka perlu dilakukan penyesuaian. Beban penyusutan

  • 13

    inventaris kantor yang diakui perusahaan tahun 2008 sebesar Rp.

    31,066,617,00 dan harus direkonsiliasi Positif menjadi Rp. 13,924,809,00.

    5. Biaya Telepon

    Dalam biaya telepon perusahaan terdapat biaya telepon atau handphone untuk

    direksi. Dalam SAK biaya telepon tersebut diperbolehkan untuk mengurangi

    laba kotor tetapi dalam keputusan Dirjen Pajak nomer KEP-220/PJ/2002,

    biaya pemeliharaan dan perbaikan kendaraan termasuk sedan dan pulsa

    handphone atau telepon seluler milik perusahaan yang digunakan pegawai

    karena jabatannya 50% dapat dikurangkan. Oleh sebab itu perlu dilakukan

    koreksi sebesar 50% dari Rp 7.546.000,00 untuk tahun 2008.

    b. Koreksi Fiskal Negatif

    1. Pendapatan bunga atau jasa giro

    Pendapatan bunga atau jasa giro bank dalam peraturan perpajakan tidak

    dapat ditambahkan dalam penghasilan karena sudah dikenakan pajak final

    oleh pihak pemotong pajak. Pendapatan bunga atau jasa giro bank pada PT.

    Bumi Lingga Pertiwi pada tahun 2008 sebesar Rp 85.510.241,00 .

    2. Menghitung PPh Terutang Sesuai Dengan Tarif PPh yang Berlaku

    50% x 28% x Rp. 1,943,961,868,- = Rp. 272,154,661,-.

    Oleh karena itu, Jumlah PPh tahun 2008 dicatat sebagai berikut :

    Beban PPh Tahun Berjalan Rp. . 272,154,661,-.

    Hutang Pajak Rp. 272,154,661,-.

  • 14

    3. Mencari Nilai Beda Temporer Akhir Periode

    Tabel 7 PT.BUMI LINGGA PERTIWI

    Pengidentifikasian Perbedaan Temporer dengan Pendekatan Neraca Untuk Periode Tahun yang Berakhir Pada 31 Desember 2008

    KETERANGAN

    Perbedaan Temporer

    Acc. Base

    Tax Base

    Boleh dikurangkan (DTA)

    Kena Pajak (DTL)

    Kas dan setara kas 3,783,753,212 3,783,753,212 (-) (-) Piutang Usaha 398,076,690 398,076,690 (-) (-) Piutang lain-lain 4,480,323,905 4,480,323,905 (-) (-) Persediaan 15,737,061,624 15,737,061,624 (-) (-) Uang muka pajak 314,919,200 314,919,200 (-) (-) Tanah yang belum dikembangkan 29,059,028,351 29,059,028,351 (-) (-) Jumlah Aset Lancar 53,773,162,982 53,773,162,982 (-) (-) Gedung 156,000,000 156,000,000 (-) (-) Akm.penyusutan gedung -7,800,000 -7,800,000 (-) (-) Mesin dan peralatan 215,660,000 215,660,000 (-) (-) Akm.Peny. mesin dan peralatan -13,478,750 -13,478,750 (-) (-)

    Kendaraan 988,632,709 988,632,709 (-) (-) Akm.Penyusutan Kendaraan -124,951,744 -124,951,744 (-) (-) Inventaris kantor 127,194,800 127,194,800 (-) (-) Akm. Peny. Inventaris kantor -31,066,617 -17,141,808 13,924,809 (-) Jumlah Aset Tetap 1,310,190,398 1,324,115,207 (-) (-) JUMLAH ASET 55,083,353,380 55,097,278,189 (-) (-) Uang Muka Penjualan 11,115,935,287 11,115,935,287 (-) (-) Hutang usaha 3,012,594,757 3,012,594,757 (-) (-) Hutang Lain-lain 662,553,209 662,553,209 (-) (-) Biaya yang masih harus di bayar 4,825,204,385 4,825,204,385 (-) (-) Hutang Pajak 1,216,266,256 1,216,266,256 (-) (-) Pajak bank akan jth tempo dlm 1th 15,959,253,821 15,959,253,821 (-) (-) Hutang pemegang saham 9,850,311,777 9,850,311,777 (-) (-) Jumlah Kewajiban Lancar 46,642,119,492 46,642,119,492 (-) (-) Modal Saham 1,500,000,000 1,500,000,000 (-) (-) Saldo laba ditahan 6,941,233,000 6,941,233,888 (-) (-) Jumlah Ekuitas 8,441,233,888 8,441,233,888 (-) (-) 55,083,353,380 55,083,353,380 13,924,809

    Sumber : data diolah

  • 15

    4. Menghitung DTA dan DTL berdasarkan tarif PPh yang berlaku

    DTA : 28% x Rp. 13,924,809,- = Rp 3.898.946,-

    DTL : 28% x Rp - = Rp

    5. Membandingkan jumlah DTA dan DTL 31 Desember 2008 dengan

    saldo DTA dan DTL 1 Januari 2008 untuk menentukan besarnya

    penghasilan (beban) pajak tangguhan tahun 2008.

    DTA DTL

    1 Januari 2008 Rp - Rp

    31 Desember 2008 Rp 3.898.946,- Rp---------

    Kenaikan/penurunan DTA Rp 3.898.946,- Rp,-

    dan DTL

    Kenaikan DTA tersebut dicatat sebagai berikut :

    Asset pajak Tangguhan Rp 3.898.946,-

    Pendapatan pajak Tangguhan Rp 3.898.946,-

    6. Setelah adjusment dibuat dan PPh terutang tahun berjalan serta future

    tax effects dihitung dan diakui, maka laporan laba-rugi dan neraca untuk

    tahun 2008.

    Tabel 8 PT. BUMI LINGGA PERTIWI

    LAPORAN LABA RUGI Untuk Periode Tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2008

    KETERANGAN Jumlah ( Rp ) Penjualan 33,884,696,500Harga pokok penjualan -26,475,365,137Laba Kotor 7,409,331,363Beban Usaha -4,016,933,830

  • 16

    Laba Usaha 3,392,397,533Pendapatan/(Beban) lain-lain -1,749,956,286Laba bersih sebelum pajak 1,642,441,247PPh Tahun Berjalan 272,154,661pendapatan Pajak Tangguhan (3,898,946)Beban pajak 268,255,715Laba bersih setelah pajak 1,374,185,532

    Sumber : Data Diolah

    Tabel 9 PT. BUMI LINGGA PERTIWI

    NERACA Per 31 Desember 2008

    KETERANGAN Jumlah (Rp) ASET LANCAR Kas dan Setara kas 3,783,753,212 Piutang Usaha 398,076,690 Piutang Lain-lain 4,480,323,905 Persediaan 15,737,061,624 Uang Muka Pajak 314,919,200 Tanah yang Belum dikembangkan 29,059,028,351 Jumlah Aset Lancar 53,773,162,982 ASET TETAP Gedung 156,000,000 Akm. Peny.Gedung -7,800,000 Mesin dan Peralatan 215,660,000 Akm. Peny. Mesin dan peralatan -13,478,750 Kendaraan 988,632,709 Akm. Peny. Kendaraan -124,951,744 Inventaris Kantor 127,194,800 Akm. Peny. Investaris Kantor -31066617 Jumlah Aset Tetap 1,310,190,398 Aset pajak tangguhan 3,898,946

    JUMLAH ASET 55,087,343,326 KEWAJIBAN LANCAR Uang Muka Penjualan 11,115,935,287 Hutang Usaha 3,012,594,757 Hutang Lain-lain 662,553,209

  • 17

    Hutang Pajak Penghasilan 272,154,661 Biaya yang Masih Harus Dibayar 4,825,204,385 Hutang Pajak 1,216,266,256 P. Bank akan Jatuh Tempo Dlm 1 Th 15,959,253,821 Hutang Pemegang Saham 9,850,311,777 Jumlah Kewajiban Lancar 46,914,274,153 EKUITAS Modal saham 1,500,000,000 Saldo Laba di Tahan 6,673,069,173 Jumlah Ekuitas 8,173,069,173 JUM LAH KEWAJIBAN & EKUITAS 55,087,343,326

    Sumber : Data Diolah

    1. Rekonsiliasi Fiskal dan Perhitungan Nilai beda Temporer dan

    Penyusunan Laporan Keuangan Tahun 2009

    Tabel 10 PT. BUMI LINGGA PERTIWI

    Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Komersial Ke Laporan Laba Rugi Fiskal Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2009

    (Dinyatakan Dalam Rupiah)

    KETERANGAN Laba/Rugi Koreksi Laba/Rugi

    Komersial Positif Negatif Fiskal Penjualan 34,748,565,500 34,748,565,500Harga pokok penjualan 22,820,293,991 22,820,293,991Laba Kotor 11,928,271,509 11,928,271,509Beban Usaha : Alat-alat Tulis 2,057,500 2,057,500Gaji Pegawai 3,190,656,179 3,190,656,179Iklan 412,340,627 67,450,900 344,889,727Jamsostek 298,900,000 298,900,000Listrik 255,800,000 255,800,000Litbang Karyawan 64,509,800 64,509,800Materai/Benda-benda Pos 9,800,000 9,800,000Pameran 69,567,000 69,567,000Pemasaran 353,425,092 353,425,092Pemeliharaan Kendaraan 502,776,700 502,776,700Penyusutan Gedung Kantor 7,800,000 7,800,000Penyusutan Mesin&Peralatan 13,478,750 13,478,750

  • 18

    Penyusutan Kendaraan 118,352,035 118,352,035Penyusutan Inventaris 28,891,307 11,383,457 17,507,850Perjalanan Dinas 201,344,500 115,780,000 85,564,500Promosi/Penjualan 15,990,000 15,990,000Telepon/HP/Telex/Telegram 145,769,000 3,940,050 141,828,950Fotocopy 8,780,000 8,780,000Komputer, Printer, Tinta 15,899,000 15,899,000Jumlah Beban Usaha 5,709,237,490 5,510,683,083Laba Usaha 6,219,034,019 6,417,588,426Pend/(Beban) lain-lain Pendapatan Lain-lain : Jasa Giro dan Bunga Deposit 98,710,541 98,710,541 0Penjualan Aset Tetap 32,052,165 32,052,165Selisih Barang Gudang 32,007,770 32,007,770Jmlh Pendapatan Lain-lain 162,770,476 64,059,935Beban Lain-lain:

    Bunga Bank/Pinjaman Kredit 1,888,511,717 1,888,511,717

    Administrasi Bank

    2,980,000 2,980,000Jumlah Beban Lain-lain 1,891,491,717 1,891,491,717

    Jml Pend./(Beban) Lain-lain

    2,054,262,193 1,955,551,652

    Laba bersih sebelum pajak 4,164,771,826 187,170,950 110,093,998 4,462,036,774Sumber : Data Diolah

    Adapun Penyebab dari koreksi masing-masing rekening tersebut adalah

    sebagai berikut :

    a. Koreksi Fiskal Positif

    1. Beban Entertaiment

    Di dalam beban iklan terdapat beban entertainment yang tidak ada daftar

    nominatifnya sebesar Rp. 67.450.900,00. Sesuai dengan pasal 6 ayat 1 huruf

    a, UU no.17 tahun 2000 tentang perubahan atas UU no.7 tahun 1983 tentang

    pajak peghasilan. Berdasarkan SE-27/PJ.22/1986, biaya ini dapat dijadikan

    pengurang dengan kegiatan usaha wajib pajak serta dibuatkan daftar

  • 19

    nominatif yang kemudian dilampirkan dalam SPT tahunan pajak

    penghasilan. Daftar nominatif adalah daftar yang wajib dibuat dan

    dilampirkan oleh wajib pajak. Oleh karena biaya entertaiment ini tidak ada

    daftar nominatifnya, maka perlu dikoreksi positif sebesar Rp 67.450.900,00.

    2. Biaya Telepon

    Dalam biaya telepon perusahaan terdapat biaya telepon atau handphone

    untuk direksi. Dalam SAK biaya telepon tersebut diperbolehkan untuk

    mengurangi laba kotor tetapi dalam keputusan Dirjen Pajak nomer KEP-

    220/PJ/2002, biaya pemeliharaan dan perbaikan kendaraan termasuk sedan

    dan pulsa handphone atau telepon seluler milik perusahaan yang digunakan

    pegawai karena jabatannya 50% dapat dikurangkan. Oleh sebab itu perlu

    dilakukan koreksi sebesar 50% dari Rp 7.880.100 untuk tahun 2009.

    3. Perusahaan mengakui beban perjalanan dinas sebesar Rp.

    201.344.500,00 ditahun 2009. Tetapi dalam beban perjalanan dinas

    sebesar Rp. 115.780.000,00 digunakan untuk keperluan pribadi karyawan.

    Didalam peraturan perpajakan, biaya kendaraan perusahaan yang

    dikeluarkan untuk kepentingan pribadi tidak boleh dibebankan sebagai

    biaya.

    b. Koreksi fiskal negatif

    1. Perusahaan menggunakan metode garis lurus untuk mengakui beban

    penyusutan dan tidak menggunakan nilai sisa. Hal tersebut sudah sesuai

    dengan peraturan perpajakan yang memperbolehkan metode garis lurus

    dan saldo menurun untuk penyusutan harta berwujud bukan bangunan

  • 20

    serta tidak memperbolehkan adanya nilai sisa dalam menghitung

    penyusutan. Tetapi untuk persen penyusutan inventaris kantor pada

    tahun 2009 perusahaan menggunakan 25% untuk kelompok 2. Hal

    tersebut tidak sesuai dengan peraturan perpajakan. Oleh karena itu

    penyusutan yang diakui oleh akuntansi dan fiskal berbeda, maka perlu

    dilakukan penyesuaian. Beban penyusutan inventaris kantor yang diakui

    perusahaan tahun 2009 sebesar Rp. 28,891,307,00 dan harus

    direkonsiliasi negatif menjadi Rp. 11,383,457, 00.

    2. Pendapatan bunga atau jasa giro

    Pendapatan bunga atau jasa giro bank dalam peraturan perpajakan tidak

    dapat ditambahkan dalam penghasilan karena sudah dikenakan pajak

    final oleh pihak pemotong pajak. Pendapatan bunga atau jasa giro bank

    pada PT. Bumi Lingga Pertiwi pada tahun 2009 sebesar Rp

    98.710.541,00.

    2.Menghitung PPh Terutang Sesuai Dengan Tarif PPh yang Berlaku

    50% x 28% x Rp 4,462,036,774,- = Rp.624,685,148,-.

    Oleh karena itu, Jumlah PPh tahun 2009 dicatat sebagai berikut :

    Beban PPh Tahun Berjalan Rp 624,685,148,-.

    Hutang Pajak Rp. 624,685,148,-.

    3. Mencari Nilai Beda Temporer Akhir Periode

  • 21

    Tabel 11 PT.BUMI LINGGA PERTIWI

    Pengidentifikasian Perbedaan Temporer dengan Pendekatan Neraca Untuk Periode Tahun yang Berakhir Pada 31 Desember 2009

    KETERANGAN

    Perbedaan Temporer

    Acc. Base

    Tax Base

    Boleh dikurangkan (DTA)

    Kena Pajak (DTL)

    Kas dan setara kas 4,646,542,385 4,646,542,385 (-) (-)

    Piutang Usaha 462,656,440 462,656,440 (-) (-)

    Piutang lain-lain 3,486,200,669 3,486,200,669 (-) (-)

    Persediaan 16,489,368,001 16,489,368,001 (-) (-)

    Uang muka pajak 0 0 (-) (-)

    Tanah yang belum dikembangkan 31,815,066,712 31,815,066,712 (-) (-)

    Jumlah Aset Lancar 56,899,834,207 56,899,834,207 (-) (-)

    Gedung 156,000,000 156,000,000 (-) (-)

    Akm.penyusutan gedung -7,800,000 -7,800,000 (-) (-)

    Mesin dan peralatan 215,660,000 215,660,000 (-) (-)

    Akm.Peny. mesin dan peralatan -13,478,750 -13,478,750 (-) (-)

    Kendaraan 895,066,278 895,066,278 (-) (-)

    Akm.Penyusutan Kendaraan -118,352,035 -118,352,035 (-) (-)

    Inventaris kantor 127,194,800 127,194,800 (-) (-)

    Akm. Peny. Inventaris kantor -28,891,307 -17,507,850 11,383,457 (-)

    Jumlah Aset Tetap 1,225,398,986 1,236,782,443 (-) (-)

    JUMLAH ASET 58,125,233,193 58,136,616,650 (-) (-)

    Uang Muka Penjualan 13,586,760,787 13,586,760,787 (-) (-)

    Hutang usaha 2,656,328,026 2,656,328,026 (-) (-)

    Hutang Lain-lain 844,156,929 844,156,929 (-) (-)

    Biaya yang masih harus di bayar 2,775,802,383 2,775,802,383 (-) (-)

    Hutang Pajak 946,216,123 946,216,123 (-) (-)

    Pajak bank akan jth tempo dlm 1th 17,729,542,900 17,729,542,900 (-) (-)

    Hutang pemegang saham 7,188,820,760 7,188,820,760 (-) (-)

    Jumlah Kewajiban Lancar 45,727,627,908 45,727,627,908 (-) (-) Modal Saham 1,500,000,000 1,500,000,000 (-) (-)

    Saldo laba di tahan 10,897,605,285 10,897,605,285 (-) (-)

    Jumlah Ekuitas 12,397,605,285 12,397,605,285 (-) (-)

    58,125,233,193 58,125,233,193 11,383,457 (-) Sumber : Data Diolah

  • 22

    4. Menghitung DTA dan DTL berdasarkan tarif PPh yang berlaku

    DTA : 28% x Rp. 11.383.457,- = Rp 3.187.368,-

    DTL : 28% x Rp 0,- = Rp 0,-

    5. Membandingkan jumlah DTA dan DTL 31 Desember 2009 dengan

    saldo DTA dan DTL 1 Januari 2009 untuk menentukan besarnya

    penghasilan (beban) pajak tangguhan tahun 2009.

    DTA DTL

    1 Januari 2009 Rp 3.898.946,- Rp -

    31 Desember 2009 Rp 3.187.368,- Rp,-------------

    Kenaikan/penurunan DTA Rp 711.578,- Rp -

    dan DTL

    Penurunan DTA tersebut membuat beban pajak akan lebih besar dari pajak

    terutang maka dicatat sebagai berikut :

    Beban pajak tangguhan Rp 711.578,-

    Aset pajak tangguhan Rp 711.578,-

    6. Setelah adjusment dibuat dan PPh terutang tahun berjalan serta future

    tax effects dihitung dan diakui, maka laporan laba-rugi dan neraca untuk

    tahun 2009.

  • 23

    Tabel 12 PT. BUMI LINGGA PERTIWI

    LAPORAN LABA RUGI Untuk Periode Tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2009

    KETERANGAN Jumlah ( Rp ) Penjualan 34,748,565,500Harga pokok penjualan -22,820,293,991Laba Kotor 11,928,271,509Beban Usaha -5,709,237,490Laba Usaha 6,219,034,019Pendapatan/(Beban) lain-lain -2,054,262,193Laba bersih sebelum pajak 4,164,771,826PPh Tahun Berjalan 624,685,148 Beban Pajak Tangguhan 711,578 Beban pajak 625,396,726Laba Bersih Setelah Pajak 3,539,375,100

    Sumber : Data Diolah

    Tabel 13 PT. BUMI LINGGA PERTIWI

    NERACA Per 31 Desember 2009

    KETERANGAN Jumlah (Rp) ASET LANCAR Kas dan Setara kas 4,646,542,385 Piutang Usaha 462,656,440 Piutang Lain-lain 3,486,200,669 Persediaan 16,489,368,001 Uang Muka Pajak 0 Tanah yang Belum dikembangkan 31,815,066,712 Jumlah Aset Lancar 56,899,834,207 ASET TETAP Gedung 156,000,000 Akm. Peny.Gedung -7,800,000 Mesin dan Peralatan 215,660,000

  • 24

    Akm. Peny. Mesin dan peralatan -13,478,750 Kendaraan 895,066,278 Akm. Peny. Kendaraan -118,352,035 Inventaris Kantor 127,194,800 Akm. Peny. Investaris Kantor -28,891,307 Jumlah Aset Tetap 1,225,398,986 Aset Pajak Tangguhan 711,578 JUMLAH ASET 58,125,944,771 KEWAJIBAN LANCAR Uang Muka Penjualan 13,586,760,787 Hutang Usaha 2,656,328,026 Hutang Lain-lain 844,156,929 Hutang Pajak Penghasilan 624,685,148 Biaya yang Masih Harus Dibayar 2,775,802,383 Hutang Pajak 946,216,123 P. Bank akan Jatuh Tempo Dlm 1 Th 17,729,542,900 Hutang Pemegang Saham 7,188,820,760 Jumlah Kewajiban Lancar 46,352,313,056 EKUITAS Modal Saham 1,500,000,000 Saldo laba Ditahan 10,273,631,715 Jumlah Ekuitas 11,773,631,715

    JUM LAH KEWAJIBAN & EKUITAS 58,125,944,771 Sumber : Data Diolah

    7.Kesimpulan

    PT.Bumi Lingga Pertiwi adalah suatu perusahaan yang bergerak dalam

    sektor property yaitu sebagai pengembang perumahan di kawasan Gresik Kota

    Baru.. Setelah dilakukan analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka

    dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

  • 25

    PT. Bumi Lingga Pertiwi dalam membuat laporan keuangan komersial

    belum sampai menggunakan Akuntansi PPh yang berbasis PSAK 46, sehingga

    Laporan Laba Rugi belum sampai laba fiskal pajak. Maka PT. Bumi Lingga

    Pertiwi harus melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

    1. Rekonsiliasi Fiskal

    a. Tahun 2008

    Jumlah Laba Sebelum Pajak menurut nilai tercatat (menurut Akuntansi)

    dengan Laba Sebelum Pajak menurut DPP (menurut fiskal) menjadi lebih

    besar, di tahun 2008 dari Rp 1.642.441.247,- menjadi Rp 1.943.961.868,-

    sehingga terdapat selisih sebesar Rp. 301.520.621,-

    b. Tahun 2009

    Jumlah Laba Sebelum Pajak menurut nilai tercatat (menurut Akuntansi)

    dengan Laba Sebelum Pajak menurut DPP (menurut fiskal) dari Rp.

    4.164.771.826,- menjadi Rp 4.462.036.774,- sehingga terdapat selisih

    sebesar Rp 279.264.948,-. Dimana perbedaan tersebut disebabkan karena

    pengakuan pendapatan dan biaya yang berbeda antara akuntansi dan fiskal,

    yang mana jumlah Laba Sebelum Pajak (Laba Kena Pajak) yang dihasilkan

    menurut fiskal menjadi lebih besar maka jumlah pajak yang harus

    dibebankan tahun 2008 sebesar Rp. 272.154.661,- sedangkan tahun 2009

    sebesar Rp. 624.685.148,-

    2. Perbedaan temporer

    Pebedaan temporer Dapat dikelompokkan menjadi perbedaan temporer boleh

    dikurangkan dan perbedaan temporer kena pajak. Perbedaan temporer yang

  • 26

    terjadi pada tahun 2008 dan 2009 yaitu ada pada penyusutan inventaris

    dan selanjutnya menghitung DTA dan DTL berdasarkan tarif PPh yang

    berlaku, sehingga diketahui DTA tahun 2008 mengalami kenaikan

    sebesar Rp. 3.898.946,- sedangkan pada tahun 2009 sebesar Rp. 3.187.368,-

    sehingga terdapat selisih penurunan DTA pada akhir tahun 2009 sebesar Rp

    711.578,-

    3. Akuntansi PPh PSAK 46

    Setelah adjusment (penyesuain) dibuat dan PPh terutang tahun berjalan

    serta future tax effects (hutang Pajak) dihitung dan diakui. Maka bisa

    diketahui Penghasilan (Beban) Pajak Tangguhan dengan melakukan

    perhitungan menurut PSAK 46.

    a. Tahun 2008

    Dapat diketahui dalam neraca jumlah Aset Pajak Tangguhan sebesar Rp

    3.898.946,- dan dalam laporan Laba rugi terdapat Pendapatan Pajak

    Tangguhan sebesar Rp. 3.898.946,-

    b. Tahun 2009

    Dapat diketahui dalam neraca jumlah Aset Pajak Tangguhan sebesar Rp.

    711.578,- dan karena mengalami penurunan DTA maka dalam laporan Laba

    rugi terdapat Beban Pajak Tangguhan sebesar Rp. 711.578,-.

    8.Saran

    Berdasarkan dari hasil perhitungan, diketahui adanya perbedaan-perbedaan

    yang ada dalam pengakuan beban dan penghasilan antara akuntansi dengan

    peraturan perpajakan. Dengan demikian akan menyebabkan perbedaan nilai

  • 27

    penghasilan kena pajak dengan laba kena pajak. Oleh karena itu, PT. Bumi Lingga

    Pertiwi seharusnya dalam menyusun laporan keuangan juga mendasarkan pada

    PSAK No. 46 (Akuntansi PPh). Jika laporan keuangan di perusahaan

    mendasarkan juga pada Akuntansi PPh maka akan mendapat kelebihan yaitu :

    1. Akuntansi Terpenuhi dimana pengertian tersebut adalah laporan keuangan

    tersebut digunakan untuk memenuhi kepentingan komersial dalam

    penyediaan informasi keuangan perusahaan dan pengambilan keputusan

    maupun penetapan kebijakan perusahaan.

    2. Pengisian SPT tidak peelu menghitung lagi, karena perusahaan dalam

    menyusun laporan keuangan berdasarkan juga dengan PSAK No.46 karena

    hal tersebut untuk memenuhi kepentingan fiskal yakni dalam hal

    penetapan pajak, khususnya pada akhir tahun.

    3. Jika di audit laporan keuangan yang didasarkan pada PSAK akan

    mendapatkan Pendapatan Wajar Tanpa Pengecualian.

  • 28

    DAFTAR RUJUKAN

    Agoes,S, Trisnawati,E.(2009). Akuntansi Perpajakan. Jakarta : Salemba Empat Ginting, S.A, Bahri, Syamsul.(2009).Jurnal Akuntansi 17 : Pengaruh perbedaan

    antara laba akuntansi dan laba fiskal terhadap persistensi laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Idonesia.Universitas Sumatra Utara. (http://akuntansi.usu.ac.id)

    Harjanto, Handogo Budi.(2008). Pengaruh karakteristik perusahaan terhadap

    perbedaan pelaporan laba akuntansi dan laba fiscal (studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar diBEI). Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta. (http://etd.eprints.ums.ac.id)

    Hutagaol, John (2003). Kapita Selekta Akuntansi Pajak. Jakarta : Kharisma Ikatan Akuntansi Indonesia (2009). Pedoman Standar Akuntansi Keuangan. Kontur, Ronny (2007). Metode Penelitian. Jakarta : Sekolah Tinggi Manajemen

    PPM Mills,F.Lillian. George, A.Plesko.(2003). Bridging the reporting gap : a proposal

    for more informative reconciling of book and tax income. Papers, University Of Arizona (http://www.brookings.edu)

    Pradiat, (2009). Edisi 3 : Akuntansi Pajak. Jakarta : Mitra Wacana Media Poterba, James. Rao, N.Seidman,J.(2009). Journal of Economics : Temporary

    difrrences, deferred tax position, and corporate incentives. MIT Deartement Of Economics(http://econ-www.mit.edu)

    Resmi, Siti (2008). Perpajakan. Jakarta : Salemba Empat Riswandi, R. (2009). Analisis perbedaan laporan laba rugi menggunakan

    rekonsiliasi (koreksi) komersial dan fiscal pada PT Norita Flexindo. Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma. (www.gunadarma.ac.id)

    Sartika, Renni.Lubis, Arifin.(2009). Jurnal Akuntansi 41 : Analisis perhitungan

    pajak peghasilan badan berdasarkan laba komersil dan laba fiscal pada PT Tanato Makmur Lestari Medan.Universitas Sumatra Utara. (http://akuntansi.usu.ac.id)