rbo manual indonesian translation

117
i  Manual Pelatihan Juni 2008 Pengelolaan Sumberdaya Air Terpad u untuk Badan Peng elola Wilayah Sungai PENGELOLAAN SUMBERDAYA AIR TERPADU UNTUK BADAN PENGELOLA WILAYAH SUNGAI

Upload: sigitm451112

Post on 10-Feb-2018

249 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 1/117

i

  Manual Pelatihan

Juni 2008

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

UNTUK

BADAN PENGELOLA WILAYAH SUNGAI

Page 2: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 2/117

ii

Kata Pengantar 

Tujuan disusunnya bahan pelatihan ini adalah untuk meningkatkan efisiensi danefektifitas penerapan pengelolaan sumberdaya air terpadu (PSAT) demi pengelolaandan pengembangan sumberdaya air yang berkelanjutan. Pelatihan ini terutama

ditujukan kepada staf Badan Pengelola Wilayah Sungai atau River BasinOrganisation (RBO).

Pengelolaan sumberdaya air yang berkelanjutan adalah tujuan penting yang tengahditerapkan pada tingkat nasional dan internasional untuk mencoba menanganimasalah kekurangan air, ketidakadilan dalam pembagian air, pencemaran air, danbanyak masalah terkait sumberdaya air lainnya. Salah satu perubahan kunci yangtengah diterapkan didasarkan pada pemahaman bahwa dampak hulu/hilir membutuhkan pengelolaan yang menggunakan pendekatan wilayah sungai.Karenanya, kini banyak negara memperkenalkan pengaturan kelembagaan baruuntuk pengelolaan sumberdaya air, termasuk organisasi-organisasi pengelolasumberdaya air pada tingkat wilayah sungai ( RBO).

Menciptakan struktur baru, atau mengubah struktur lama, demi mencapai tujuanpengelolaan sumberdaya air terpadu bukanlah hal mudah. Kadang pengenalanbadan pengelola wilayah sungai yang baru tidak berjalan dengan mulus di beberapanegara. Lebih-lebih lagi, banyak kalangan yang meragukan manfaat penerapanpendekatan PSAT untuk pengelolaan sumberdaya air di lapangan.

Berdasarkan rangkaian studi kasus atas Badan Pengelola Wilayah Sungai (lihatkotak di halaman berikut), Cap-Net telah mengembangkan program pelatihan dasar untuk pengelolaan sumberdaya air. Pendekatan ini memusatkan perhatian padafungsi-fungsi yang penting bagi pengelolaan sumberdaya air yang berkelanjutan, danfungsi-fungsi itu mewakili tanggung jawab inti dari badan pengelola sumberdaya air.

Organisasi yang ditugasi untuk melaksanakan fungsi-fungsi ini pada tingkat wilayahsungai dapat disebut RBO atau memiliki nama lainnya.

Target awal untuk bahan pelatihan ini adalah tingkat nasional karena dipercayabahwa kemajuan pengelolaan sumberdaya air lintas batas tergantung pada struktur dan sistem yang tepat pada tingkat nasional.

Untuk membantu menentukan kemajuan atas pengelolaan sumberdaya air yangberkelanjutan, pelatihan ini dipusatkan pada rangkaian rancangan indikator hasil.Indikator-indikator ini berhubungan dengan fungsi utama pengelolaan air danmembantu RBO untuk menilai kemajuan dan menentukan efektifitas kegiatannya.Salah satu manfaatnya adalah RBO memiliki kesempatan untuk menyesuaikanindikator itu agar sesuai dengan prioritas dan keadaan perkembangan suatu wilayahsungai. Indikator ini dapat dianggap sebagai indikator tambahan dari indikator yangtelah dikembangkan di Asia Tenggara yang memusatkan pada kinerja organisasi.(Makin et al, 20041)

Panduan ini masih dalam bentuk seperti pada penulisan awalnya dan dibuat untukmembahas setiap fungsi kunci terhadap pengelolaan sumberdaya air. Diharapkanpendekatan ini akan membantu RBO untuk mengidentifikasi area kinerja yang kuatdan lemah dan mengambil tindakan yang sesuai untuk melanjutkan kemajuan dalampengaturan air.

Paul Taylor, Direktur, Cap-Net

1http://www.adb.org/Documents/Events/2004/NARBO/Benchmarking/NARBO-Benchmarking-Discussion-Notes.pdf 

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

Page 3: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 3/117

iiiPengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

Studi kasus atas Badan Pengelola

Wilayah Sungai - Ringkasan

Studi-studi kasus ini1

dan pembahasan lokakarya di dalamnya menyajikan sebuahkesempatan untuk menilai kemajuan RBO dalam melaksanakan PSAT. Kesimpulanumum pertama adalah adanya kekurangpahaman mengenai makna RBO dan fungsi-fungsi utama dalam pengelolaan sumberdaya air di wilayah sungai.

Kondisi politik dan kebijakan yang mendukung menjadi masalah dalam beberapakasus dengan yurisdiksi yang tumpang tindih atau masalah kebijakan yang tidakterpecahkan, namun ini dianggap masalah kecil dibanding dengan masalah lainseperti misalnya tingkat otonomi.

Badan Pengelola Wilayah Sungai diharapkan menjadi pengelola sumberdaya air diwilayah sungai untuk menangani kebutuhan yang semakin tinggi yang

mengakibatkan persaingan dan mendata semua pandangan pihak-pihakberkepentingan yang berbeda-beda agar dapat mengidentifikasi dan menanganimasalah yang menjadi prioritas. Namun studi-studi ini menemukan masalahkurangnya otonomi bagi RBO dan kurangnya pengakuan terhadap peran pihak-pihakyang berkepentingan hingga membatasi kesempatan mereka untuk didengar danberpartisipasi dalam pengambilan keputusan.

Kurangnya otonomi juga jelas dalam pengelolaan keuangan dimana dalam banyakkasus, RBO belum dalam posisi untuk menerima dana yang didapatkan. Hal inimemengaruhi bukan hanya kelangsungan organisasi, namun juga kemampuan untukmenggunakan instrumen ekonomi sebagai instrumen pengelolaan air. Kemampuanuntuk menetapkan biaya atas berbagai pelayanan air dipusatkan, tidak ada atau

tidak menghasilkan pendapatan bagi RBO. Hal ini memengaruhi unsur-unsur kuncidalam prinsip-prinsip PSAT, termasuk kemampuan menggunakan instrumenkeuangan untuk menangani masalah keadilan.

Pada sisi operasional, secara umum RBO tidak mampu menjalankan tujuan umumpengelolaan air yang diperlukan bagi PSAT dan cenderung memusatkan padamasalah yang menjadi prioritas pada setiap wilayah sungai. Hal ini disebabkan olehkurangnya sumber daya manusia dan keuangan, sekaligus perlunya menanganimasalah yang mendesak. RBO belum terbangun dengan baik pada saat ini untukmelaksanakan pendekatan PSAT. RBO juga tidak punya cukup kapasitas danpengaruh – sekali lagi, ini sebagian disebabkan oleh kurangnya otonomi dan

wewenang.

Masalah lainnya adalah kurangnya pemantauan dan penegakan, juga terbatasnyakapasitas RBO. Peran wanita benar-benar tidak ada, dan dalam banyak kasus,keterlibatan politik memiliki manfaat sekaligus masalah. Kurangnya pemahaman atasalasan bagi pengenalan organisasi pengelola wilayah sungai, makna PSAT, dantujuan pengembangan sumberdaya air yang berkelanjutan juga berdampak negatif pada kemajuannya.

Kesenjangan kapasitas ada di sana sini, baik di dalam maupun di luar RBO. Indikator dan tolok ukur diidentifikasikan sebagai satu instrumen penting untuk memusatkanperhatian pada area yang paling penting dan paling besar dampaknya.1

 http://cap-net.org/sites/cap-net.org/files/RBO%20Performance.doc  

Page 4: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 4/117

iv

Ucapan Terima Kasih

Manual pelatihan ini telah dikembangkan oleh Paul Taylor, Rikard Lidèn, Wangai

Ndirangu, dan Lee Jin. Program ini dikembangkan dari serangkaian studi kasus diMexico, Kenya, Sri Lanka dan Malaysia dan sebuah lokakarya perencanaan yangdiadakan di Sri Lanka. Para penulis studi kasus Carlos Diaz Delgardo, WangaiNdirangu, M.I.M. Mowjood dan Lee Jin bersama dengan Klaas Schwartz, PaulTaylor, Arlene Inocencio; Eng Jayasinghe; dan Vijay Parapinje berpartisipasi dalamlokakarya perencanaan itu. Klaas Schwartz dan Wim Douven menyusun temuan-temuan studi kasus dalam laporan ringkasan yang dapat dilihat di situs jaringan Cap-Net.

Institusi-institusi yang memberi sumbangan bagi studi kasus dan isi materi pelatihanini adalah UNESCO-IHE, Nile IWRM-Net, LA-WETnet, Lanka CapNet, AguaJaring,SWECO dan IWMI.

Cap-Net ingin berterima kasih atas berbagai sumbangan yang telah disebut di atas,begitu juga atas masukan dari para peserta pelatihan pertama yang memberiperbaikan yang cukup berarti terhadap materi pelatihan ini. Kekurangan ataukesalahan yang ada merupakan tanggung jawab Cap-Net.

Materi ini bebas untuk digunakan, diadaptasi, dan diterjemahkan dan dapat diunduhdari situs jaringan Cap-Net atau diminta dalam bentuk cakram padat ( CD) bersamadengan semua materi sumber dan bahan presentasi (slide) Powerpoint. Dalammenggunakan materi ini, harap beri penghargaan yang wajar terhadap sumber materi ini.

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

Page 5: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 5/117

v

Daftar IsiKata Pengantar.........................................................................................................ii 

Ucapan Terima Kasih..............................................................................................iv 

Daftar Isi v Modul 1: Pengenalan Terhadap Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu..............1

1. Apakah Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu itu?.............................................12. Mengapa Harus PSAT?........................................................................................23. Isu-isu Penting dalam Pengelolaan Air.................................................................3

3.1. Krisis Penanganan Air................................................................................33.2. Menjamin Air untuk Masyarakat..................................................................33.3. Menjamin Air untuk Produksi Pangan.........................................................33.4. Melindungi Ekosistem yang Vital................................................................43.5. Kesenjangan Gender..................................................................................4

4. Asas-asas Pengelolaan Air...................................................................................45. Kegunaan, Dampak dan Manfaat Air....................................................................6

5.1. Dampak......................................................................................................65.2. Manfaat dari PSAT.....................................................................................7

6. Menerapkan PSAT...............................................................................................96.1. Kebijakan dan Kerangka Hukum..............................................................106.2. Kerangka Institusi.....................................................................................11Daftar Pustaka Situs........................................................................................11

Modul 2: Fungsi-fungsi Pengelolaan Sumberdaya Air di Skala Wilayah Sungai ...............................................................................................................13

1. Pendahuluan......................................................................................................132. Fungsi-fungsi Dasar Pengelolaan Sumberdaya Air............................................143. Tujuan Pengelolaan Air sebagai Suatu Cara Melaksanakan Fungsi-fungsinya. .16

4. Pengaturan Kelembagaan untuk Melaksanakan Fungsi-fungsi PengelolaanSumber Daya Air.............................................................................................17

5. Pendekatan Bertahap untuk Melaksanakan Semua Fungsi...............................186. Pelajaran yang Dapat Diambil............................................................................20

Daftar Pustaka Situs........................................................................................21

Modul 3: Menggunakan Indikator-indikator untuk Mengukur Kemajuan danKinerja...................................................................................................23

1. Pendahuluan......................................................................................................232. Indikator dan Kegunaannya................................................................................24

2.1. Penggunaan Indikator...............................................................................243. Kriteria untuk Mengembangkan Indikator...........................................................25

4. Indikator Minimum untuk Pengelolaan Sumberdaya Air pada Tingkat WilayahSungai.............................................................................................................274.1. Contoh Pengelolaan Pencemaran............................................................28

5. Pelajaran yang Dapat Diambil............................................................................28Daftar Pustaka Situs........................................................................................29

Modul 4: Partisipasi Pihak yang Berkepentingan................................................331.Pendahuluan.......................................................................................................332. Di mana dan Bagaimana Pihak yang Berkepentingan Harus Dilibatkan?...........343. Inventarisasi dan Mobilisasi Pihak yang Berkepentingan...................................35

3.1. Inventarisasi Pihak yang Berkepentingan.................................................353.2. Mobilisasi Pihak yang Berkepentingan.....................................................37

4.Organisasi dan Struktur Pihak yang Berkepentingan .........................................384.1. Struktur Formal Pihak yang Berkepentingan............................................384.2. Pemerintah sebagai Pihak yang Berkepentingan.....................................39

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

Page 6: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 6/117

vi

5. Memelihara Partisipasi Aktif...............................................................................406. Pelajaran yang Dapat Diambil............................................................................41

Daftar Pustaka Situs........................................................................................41

Modul 5: Pengalokasian Air...................................................................................43Tujuan Pembelajaran............................................................................................. 43

1. Pendahuluan......................................................................................................432. Tujuan-tujuan Pengelolaan Air dalam Pengalokasian Air...................................43

2.1. Tujuan-tujuan Pengelolaan Sumberdaya Air............................................442.2. Hubungan dengan Fungsi-fungsi Lain dari Pengelolaan Air.....................44

3. Analisa Sistem Sumberdaya Air.........................................................................454. Perizinan Air.......................................................................................................47

4.1. Kriteria Alokasi..........................................................................................484.2. Instrumen Pengelolaan.............................................................................49

5. Pelajaran yang Dapat Diambil............................................................................50Daftar Pustaka Situs........................................................................................50

Modul 6: Pengelolaan Pencemaran......................................................................52 

Tujuan Pembelajaran............................................................................................. 521. Pendahuluan......................................................................................................522. Kerangka Hukum dan Perundang-undangan.....................................................52

2.1. Tujuan-tujuan Pengelolaan Air untuk Pengendalian Pencemaran............522.2. Prinsip-prinsip untuk Pengelolaan Pencemaran.......................................532.3. Jenis-jenis Pencemaran...........................................................................542.4. Pendekatan Pengendalian Pencemaran...................................................542.5. Perlindungan Air Tanah............................................................................55

3. Perencanaan untuk Pengendalian Pencemaran.................................................563.1. Identifikasi dan Analisa Masalah...............................................................563.2. Tujuan dan Strategi Pengelolaan..............................................................58

4. Perencanaan dan Pelaksanaan..........................................................................60

5. Pelajaran yang Dapat Diambil............................................................................61Daftar Pustaka Situs........................................................................................62

Modul 7: Sistem - Pemantauan..............................................................................63Tujuan Pembelajaran............................................................................................. 631. Pendahuluan......................................................................................................632.Mengapa Kita Perlu Melakukan Pemantauan?....................................................64

2.1. Pemantauan untuk Perencanaan.............................................................642.2. Pemantauan untuk Pelaksanaannya........................................................65

3. Pemantauan terhadap Sumberdaya Air..............................................................663.1. Pentingnya Prioritisasi..............................................................................663.2. Pemantauan Sumberdaya Air Permukaan................................................67

3.3. Pemantauan Sumberdaya Air Tanah........................................................673.4. Pemantauan Curah Hujan dan Penguapan..............................................683.5. Mendanai Pemantauan Sumberdaya Air..................................................68

4. Pemantauan terhadap Penggunaan Air..............................................................684.1. Pemantauan pengambilan air Abstraksi...................................................684.2. Mendanai Pemantauan Penggunaan Air..................................................69

5. Pemantauan terhadap Pencemaran dan Kualitas Air.........................................695.1. Pencemaran.............................................................................................695.2. Kualitas Air............................................................................................... 695.3. Pemantauan Status Lingkungan...............................................................705.4. Analisa Laboratorium................................................................................70

6. Pelajaran yang Dapat Diambil............................................................................71

Modul 8: Pengelolaan Informasi............................................................................72 Tujuan Pembelajaran............................................................................................. 72

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

Page 7: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 7/117

vii

1.Pendahuluan.......................................................................................................722. Proses Pengelolaan Informasi............................................................................73

2.1. Mencatat Informasi...................................................................................732.2. Menyimpan Informasi...............................................................................742.3. Memroses Informasi.................................................................................742.4. Mengambil Informasi................................................................................742.5. Memperbaharui Informasi.........................................................................742.6. Mengamankan Informasi..........................................................................742.7. Membagi dan Menyebarluaskan Informasi...............................................752.8. Merencanakan Pengelolaan Informasi......................................................75

3. Instrumen Pengelolaan Informasi.......................................................................753.1. Jenis-jenis Informasi dan Sifat-sifatnya.....................................................763.2. Contoh-contoh dari Instrumen Pengelolaan Informasi..............................763.3. Pedoman bagi Pengembangan Sistem TIK..............................................773.4. Pembuatan Model dan Sistem Pendukung Keputusan (SPK)..................79

4. Hasil Pengelolaan Informasi...............................................................................794.1. Contoh Hasil Pengelolaan Informasi untuk Para Pengelola Air................79

4.2. Contoh Hasil Pengelolaan Informasi untuk Pihak-pihak yangBerkepentingan......................................................................................805. Pelajaran yang Dapat Diambil............................................................................80

Daftar Pustaka Situs........................................................................................81

Modul 9: Instrumen Ekonomi dan Keuangan.......................................................83Tujuan Pembelajaran............................................................................................. 831. Pendahuluan......................................................................................................832. Menjelaskan Instrumen Keuangan dan Ekonomi................................................843. Air sebagai Barang Ekonomi dan Sosial.............................................................854. Menerapkan Instrumen Ekonomi dan Keuangan................................................86

4.1. Penggunaan Air yang Lebih Rasional.......................................................864.2. Instrumen-instrumen.................................................................................87

5. Tujuan-tujuan Pengelolaan Sumberdaya Air......................................................875.1. Efisiensi Ekonomi.....................................................................................885.2. Keadilan Sosial.........................................................................................895.3. Kelestarian Lingkungan............................................................................89

6. Instrumen Ekonomi dan Keuangan dan RBO.....................................................906.1. Instrumen Ekonomi dan Tugas-tugas Pengelolaan Air.............................91

7. Pelajaran yang Dapat Diambil............................................................................93Daftar Pustaka Situs........................................................................................94

Modul 10: Perencanaan Sumberdaya Air Wilayah Sungai..................................95 Tujuan Pembelajaran............................................................................................. 951. Pendahuluan......................................................................................................95

2. Persiapan Perencanaan - Wilayah Sungai.........................................................962.1. Mengapa Merencanakan Wilayah Sungai? .............................................962.2. Konteks Perencanaan..............................................................................962.3. Koordinasi dan Pengambilan Keputusan di Seluruh Jenjang Skala..........982.4. Hasil Apa yang Diharapkan?..................................................................100

3. Proses Perencanaan Wilayah sungai...............................................................1003.1. Memulai..................................................................................................1003.2. Memobilisasi Pihak-pihak yang Berkepentingan.....................................1013.3. Visi dan Kebijakan Pengelolaan Sumberdaya Air...................................1013.4. Karakterisasi Wilayah sungai – Tekanan, Risiko, dan Dampak..............1023.5. Strategi Pelaksanaan..............................................................................1023.6. Persiapan Rencana Wilayah sungai dan Pemilihan Rencananya..........103

4. Pelaksanaan Rencana Wilayah Sungai...........................................................1065. Pelajaran yang Dapat Diambil..........................................................................106

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

Page 8: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 8/117

viii

Daftar Pustaka Situs......................................................................................107

Lampiran 1: Contoh Program Kursus.................................................................108 Struktur presentasi........................................................................................108

 Akronim 109

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

Page 9: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 9/117

1

Modul 1: Pengenalan Terhadap PengelolaanSumberdaya Air Terpadu

Tujuan Pembelajaran

• Menghargai perlunya mereformasi cara pengelolaan sumberdaya air.

• Memahami unsur penting dari pendekatan Pengelolaan Sumberdaya Air 

Terpadu (PSAT) terhadap pengelolaan sumberdaya air yang berkelanjutan.

1. Apakah Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu itu?

Secara sederhana, pengelolaan sumberdaya air terpadu adalah konsep yang logisdan menarik. Dasarnya adalah bahwa banyak kegunaan sumberdaya air yang saling

bergantungan. Hal ini jelas bagi kita semua. Kebutuhan air irigasi yang tinggisekaligus aliran drainase yang tercemar dari pertanian mengakibatkan kurangnya air baku untuk air minum atau kebutuhan industri, dan limbah air dari kota dan daerahindustri mencemari sungai-sungai dan mengancam ekosistem. Jika air sungaidiperlukan untuk perikanan dan ekosistem, maka lebih sedikit yang dapatdialokasikan untuk bercocok tanam. Ada banyak lagi contoh dari tema dasar inibahwa sumberdaya air yang semakin langka ini, jika digunakan tanpa pengaturanyang baik bisa berakibat pada pencemaran air hingga keberlanjutan sumberdaya air itu tidak dapat dipertahankan.

Pengelolaan terpadu berarti bahwa semua kegunaan sumberdaya air yang berbeda-beda dianggap sebagai satu kesatuan. Alokasi air dan keputusan mengenai

pengelolaan mempertimbangkan dampak-dampak dari kegunaan yang satu denganyang lain, sekaligus mempertimbangkan tujuan-tujuan sosial dan ekonomi secarakeseluruhan, termasuk tercapainya pembangunan yang berkelanjutan. Ini jugaberarti memastikan pembuatan kebijakan yang cermat yang terkait pada semuasektor. Sebagaimana nanti akan kita lihat, konsep dasar PSAT telah diperluas padapengambilan keputusan yang melibatkan semua pihak terkait. Kelompok penggunaair yang lain (misalnya petani, masyarakat, kelompok peduli lingkungan) dapatmemengaruhi strategi terhadap pengembangan dan pengelolaan sumberdaya air.Hal ini memberi manfaat lebih, karena pengguna air yang telah paham isu-isu sepertipelestarian air dan perlindungan daerah wilayah sungai, jika menerapkanpenggunaan air dengan benar maka ini akan jauh lebih efektif daripada yang dapatdicapai oleh pengaturan dan pengawasan pusat.

Pengelolaan di sini memiliki arti seluas-luasnya. Hal ini menekankan bahwa kitatidak boleh hanya memusatkan pada pengembangan sumberdayaair namun kita juga harus mengelola pengembangan sumberdaya air yang dapat memastikan kegunaan jangka panjang yangberkelanjutan untuk generasi masa depan.

Dengan begitu, pengelolaan sumberdaya air terpadu adalahproses sistematis dalam pengembangan, pengalokasian, danpengawasan penggunaan sumberdaya air berkelanjutan dalamkonteks tujuan-tujuan sosial, ekonomis dan lingkungan. Hal ini

merupakan kebalikan dari pendekatan sektoral yang diterapkan banyak negara.Ketika tanggung jawab terhadap air minum hanya dipegang oleh satu pihak, laluterhadap air untuk irigasi dipegang satu pihak lain, dan terhadap lingkungan

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

Dapatkah Andamemberi contoh-

contoh lain di manaketerpaduan dapatmemberi manfaat?

1

Page 10: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 10/117

2

dipegang oleh satu pihak lain, kurangnya hubungan antar-sektor dapat mengarahpada pengembangan dan pengelolaan sumberdaya air yang tidak terkoordinir hinggaberujung pada konflik, , dan sistem yang tidak efektif serta tak dapat berkelanjutan.

2. Mengapa Harus PSAT?

 Air adalah kebutuhan vital untuk bertahan hidup, kesehatan sekaligus sebagaikebanggaan dan merupakan sumberdaya dasar dalam perkembangan manusia.Sumberdaya air tawar dunia terus menerus mengalami tekanan disamping masihbanyak yang belum memiliki akses terhadap persediaan air yang cukup untukkebutuhan dasar. Pertumbuhan penduduk, peningkatan kegiatan ekonomi danstandar kehidupan yang semakin membaik berdampak pada meningkatnyapersaingan, dan meningkatnya konflik yang disebabkan oleh sumberdaya air tawar yang terbatas. Berikut adalah beberapa alasan mengapa banyak orang berpendapatbahwa dunia menghadapi krisis air yang tak terhindarkan:

• Sumberdaya air semakin tertekan oleh pertumbuhan penduduk, kegiatan-kegiatan

ekonomi dan persaingan yang semakin ketat antara para pengguna air;

• Pengambilan air telah meningkat dua kali lipat seiring pertumbuhan penduduk dan

saat ini sepertiga dari populasi dunia tinggal di negara-negara yang mengalamikrisis air menengah hingga tinggi;

• Pencemaran semakin memperparah kurangnya air dengan berkurangnya aliran

air yang dapat digunakan di daerah hilir;

• Lemahnya pengelolaan air, yang mengutamakan pembangunan sumber-sumber 

baru daripada memperbaiki pengelolaan sumber-sumber yang sudah ada, dankurangnya mengikutsertakan masyarakat, dalam pengelolaan air berdampakpada pengembangan dan pengelolaan sumberdaya air yang tidak terkoordinir;

• Semakin banyak pembangunan berarti semakin besar dampaknya terhadap

lingkungan; dan

• Kepedulian terhadap variabilitas dan perubahan iklim akhir-akhir ini menuntut

pengelolaan sumberdaya air yang lebih baik agar dapat mengatasi banjir dankekeringan yang semakin sering terjadi.

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

1

Page 11: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 11/117

Kotak 1.1: Krisis Air – Fakta-fakta

• Hanya 0.4% dari total air dunia yang tersedia

bagi manusia.

• Kini lebih dari 2 milyar manusia yang terkena

dampak dari kekurangan air di lebih dari 40negara.

• 263 wilayah sungai digunakan oleh dua

negara atau lebih secara bersama-sama.

• 2 juta ton limbah manusia setiap hari terbuang

di daerah aliran air.

• Setengah dari populasi dunia yang

berkembang terpapar oleh sumberdaya air tercemar yang menambah tingkat penyakit.

• 90% dari bencana alam tahun era 1990an

berhubungan dengan air.

• Meningkatnya jumlah orang dari 6 milyar 

menjadi 9 milyar akan membuat pengelolaan

3

3. Isu-isu Penting dalam Pengelolaan Air 

3.1. Krisis Penanganan Air 

Pendekatan sektoral terhadap

pengelolaan sumberdaya air telahmendominasi di masa lalu dan masihterus berlanjut sampai saat ini. Hal iniberakibat pada pengembangan danpengelolaan sumberdaya air yang tidakterintegrasi dan tidak terkoordinir. Lebihdari itu, pengelolaan air biasanyaditangani oleh institusi tingkat atas, yanglegitimasi dan efektifitasnya semakinbanyak dipertanyakan. Karena itu,penanganan yang lemah memperparahmeningkatnya persaingan terhadapsumberdaya air yang terbatas. DenganPSAT dapat menciptakan koordinasi dankolaborasi antara sektor-sektor individual,pembinaan terhadap partisipasi pihak-pihak yang berkepentingan, transparansi,dan manajemen lokal dengan biaya yangefisien.

3.2. Menjamin Air untuk Masyarakat

Meski banyak negara menjadikan kebutuhan dasar manusia akan air sebagai

prioritas utama, satu perlima dari populasi dunia tidak memiliki akses terhadap air minum yang aman dan setengah dari populasi tidak memiliki akses terhadap sanitasiyang layak. Kurangnya pelayanan ini terutama berdampak pada populasi palingmiskin di negara-negara berkembang. Di negara-negara ini, kebutuhan persediaanair dan sanitasi untuk daerah kota dan desa adalah satu tantangan paling seriuspada tahun-tahun ke depan. Membagi dua proporsi dari populasi yang kekuranganair dan layanan sanitasi pada tahun 2015 adalah salah satu dari TujuanPembangunan Millennium.2 Untuk melakukan itu akan membutuhkan orientasi ulangsecara substansial terhadap prioritas investasi, yang dapat dicapai lebih baik dinegara-negara yang menerapkan PSAT.

3.3. Menjamin Air untuk Produksi Pangan

Proyeksi populasi menunjukkan bahwa selama 25 tahun ke depan akan adatambahan sejumlah 2 hingga 3 milyar orang yang membutuhkan pangan. Air semakin dilihat sebagai hambatan penting terhadap produksi pangan, boleh dibilangsetara dengan keterbatasan lahan. Pertanian beririgasi sendiri sudah menggunakanlebih dari 70% air yang telah digunakan (lebih dari 90% dari semua penggunaan air konsumtif).

2 Tujuan Pembangunan Millennium (Millenium Development Goals – MDGs) adalah agendayang bertujuan untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan taraf hidup yang disepakai

para pemimpin dunia pada Millennium Summit pada September 2000. Untuk setiap tujuan,satu target atau lebih telah ditetapkan, kebanyakan untuk tahun 2015, berdasarkan tolok ukur tahun 1990. Informasi lebih lanjut bisa ditemukan di situs UNDP di http://www.undp.org/mdg/.

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

1

Page 12: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 12/117

4

Bahkan dengan perkiraan perlunya tambahan 15-20% air irigasi untuk 25 tahun kedepan –berpotensi akan mengakibatkan konflik-konflik serius antara penggunaan air untuk irigasi dengan air untuk kepentingan manusia lainnya dan ekosistem. PSATmenawarkan prospek peningkatan efisiensi yang lebih baik, pelestarian air danpengelolaan permintaan air yang adil antara para pengguna air, daur ulang danpenggunaan kembali atas limbah air untuk menambah pengembangan sumberdayaair yang baru.

3.4. Melindungi Ekosistem yang Vital

Ekosistem tanah di daerah hulu wilayah sungai merupakan hal yang penting untukpenyerapan air hujan, pengisian kembali air tanah dan pola aliran sungai. Ekosistemair menghasilkan beragam manfaat ekonomis, termasuk produk-produk seperti kayu,kayu bakar dan tanaman obat, sekaligus juga menyediakan habitat margasatwa dantempat ikan berkembang biak. Ekosistem ini mengandalkan aliran air, fluktuasimusim dan muka air tanah (water-table) dan terancam oleh buruknya kualitas air.Pengelolaan sumberdaya tanah dan air harus memastikan bahwa ekosistem yang

vital terpelihara dan dampak buruk dari sumberdaya alam yang lain juga ikutdipertimbangkan dan jika memungkinkan dikurangi ketika mengambil keputusan-keputusan untuk pengembangan dan pengelolaan. PSAT dapat membantumengamankan cadangan air dengan menjaga nilai ekosistem untuk keperluanperkembangan manusia. 

3.5. Kesenjangan Gender 

Pengelolaan air secara formal didominasi oleh pria. Meski jumlah wanita terusbertambah, namun mereka sangat sedikit memiliki perwakilan di institusi sektor sumberdaya air. Hal ini penting karena cara mengelola sumberdaya air memilikipengaruh yang berbeda antara wanita dan pria. Sebagai pemelihara kesehatan,

kebersihan dan penyedia air dan makanan untuk keluarga, wanita memegang perantertinggi dalam penyediaan air dan sanitasi rumah tangga. Meski begitu, keputusanmengenai penyediaan air dan teknologi sanitasi, lokasi titik-titik air dan sistempemeliharaan air kebanyakan dibuat oleh kaum pria.

 Aliansi Gender dan Air (Gender and Water Alliance) memberi contoh tentang sebuahLSM yang berniat baik yang membantu masyarakat desa memasang kakus siram( pour-flush latrines) untuk memperbaiki sanitasi dan kebersihan mereka, namunsebelumnya tidak menyampaikan pada kaum wanitanya tentang ekstra air sebanyakdua liter yang mereka harus bawa dari sumber air yang jauh untuk setiappengambilan. Unsur penting dari filosofi PSAT adalah bahwa para pengguna air, baikkaya maupun miskin atau pria maupun wanita, bisa memengaruhi keputusan yangberdampak pada kehidupan mereka sehari-hari.

4. Asas-asas Pengelolaan Air 

Sebuah pertemuan di Dublin pada tahun 19923 memunculkan empat asas yang telahmenjadi dasar dari banyak reformasi sektor air yang berurutan.

 Asas 1:  Air tawar adalah sumberdaya yang terbatas dan rentan, penting untuk mempertahankan hidup, perkembangan dan lingkungan.

 Air tawar adalah sumberdaya yang terbatas. Ide ini muncul dikarenakan siklus

hidrologis rata-rata menghasilkan jumlah air yang pasti dalam satu perioda. Jumlah

3 Konferensi Internasional mengenai Air dan Lingkungan, Dublin, Irlandia, Januari 1992

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

1

Page 13: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 13/117

5

keseluruhan ini tidak dapat diganti secara signifikan oleh tindakan manusia,kalaupun bisa, kualitasnya akan berkurang disebabkan limbah dari manusia.Sumberdaya air tawar adalah aset alam yang perlu dijaga agar fungsi dan manfaatair dapat terus terjaga. Asas ini memahami bahwa air dibutuhkan untuk banyaktujuan, fungsi dan manfaat; karenanya pengelolaan harus menyeluruh atau terpadudan melibatkan pertimbangan akan permintaan atas sumberdaya air dan ancamanterhadap sumberdaya air itu.

Pendekatan terpadu atas pengelolaan sumberdaya air memerlukan koordinasi dariserangkaian tindakan manusia berikut: menciptakan permintaan air, menentukanpenggunaan tanah dan menghasilkan produk limbah yang terbawa air. Asas ini jugamemahami area tangkapan air atau wilayah sungai sebagai bagian penting untukpengelolaan sumberdaya air.

 Asas 2: Pengembangan dan pengelolaan air harus didasarkan pada pendekatan partisipasi yang melibatkan pengguna, perencana dan pengambil keputusan pada semua tingkat.

 Air adalah benda di mana semua orang adalah pihak yang berkepentingan.Keikutsertaan yang sesungguhnya dapat terwujud jika ketika semua pihak yangberkepentingan menjadi bagian dari proses pengambilan keputusan. Jeniskeikutsertaan ini akan mengandalkan skala tempat yang berhubungan denganpengelolaan air dan keputusan investasi tertentu. Hal ini juga akan terkena dampakoleh kondisi politik tempat terjadinya pengambilan keputusan. Pendekatan partisipasiadalah metode terbaik untuk mencapai mufakat dan kesepakatan yang dapatbertahan lama. Keikutsertaan berarti mengemban tanggung jawab, memahamiakibat tindakan sektoral atas pengguna air dan ekosistem air yang lain danmenerima perlunya perubahan untuk memperbaiki efisiensi penggunaan air danmemberi jalan bagi pembangunan sumberdaya air yang berkelanjutan. Keikutsertaan

tidak selalu mencapai mufakat, namun proses arbitrasi atau mekanisme lain untuk jalan keluar konflik harus juga diterapkan.

Pemerintah harus membantu menciptakan kesempatan dankapasitas untuk berpartisipasi, terutama di kalanganwanita dan kelompok-kelompok lain yang terpinggirkan.Harus dipahami bahwa hanya dengan menciptakan kesempatanuntuk berpartisipasi takkan menguntungkan sama sekali bagikelompok-kelompok yang selama ini dirugikan tersebut kecualikapasitas mereka untuk berpartisipasi juga diperluas. Memberikesempatan pada kelompok-kelompok dengan tingkat terendahuntuk ikut mengambil keputusan adalah merupakan salah satu strategi

untuk meningkatkan peran serta mereka.

 Asas 3: Wanita memiliki peran utama dalam pengaturan , pengelolaan dan pelestarian air.

Peran utama wanita sebagai penyedia dan pengguna air sekaligus penjagalingkungan hidup selama ini jarang dicerminkan dalam kesepakatan-kesepakataninstitusi untuk pengembangan dan pengelolaan sumberdaya air. Telah lamadiketahui bahwa wanita memiliki peran kunci dalam mengumpulkan dan menjaminkelangsungan air untuk keluarga dan – dalam banyak kasus – pertanian, namunmereka sedikit sekali memiliki pengaruh dibandingkan kaum pria dalam pengelolaan,analisa masalah dan proses pengambilan keputusan yang berhubungan dengansumberdaya air.

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

Apakah keikutsertaanpihak-pihak yangberkepentingan

benar-benar dapatdiwujudkan dalam

kenyataannya?

1

Page 14: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 14/117

6

PSAT menuntut kesadaran gender. Dalam mengembangkan keikutsertaan secarapenuh dan efektif dari wanita pada semua tingkat pengambilan keputusan, makaharus dipertimbangkan bahwa kelompok masyarakat masing-masing memilikiperbedaan dalam pembagian tugas sosial, ekonomi dan budaya pada kaum pria danwanitanya. Ada sinergi penting antara kesetaraan gender dan pengelolaan air yangberkelanjutan. Melibatkan pria dan wanita dalam peran-peran penting pada semuatingkat dalam pengelolaan air dapat mempercepat pencapaian kesinambungan air;dan mengelola air secara terpadu dan berkelanjutan memberi sumbangan besar pada kesetaraan gender dengan meningkatkan akses bagi wanita dan pria terhadapair dan fungsi-fungsinya untuk memenuhi kebutuhan vital mereka.

 Asas 4:  Air memiliki nilai ekonomis dalam semuakegunaannya dan harus dipahami bahwa air memiliki fungsi ekonomi dan sosial.

Dalam asas ini, penting untuk memahami dahulu bahwa hakdasar manusia adalah untuk memiliki akses untuk air bersih

dan sanitasi dengan harga yang terjangkau. Mengelola air sebagaibarang ekonomis adalah cara penting untuk mencapai tujuan-tujuan sosialseperti penggunaan air secara efisien dan adil, dan untuk mendukung pelestariandan perlindungan sumberdaya air. Air memiliki nilai sebagai barang ekonomissekaligus barang sosial. Banyak kesalahan di masa lalu dalam pengelolaansumberdaya air dikarenakan nilai air tidak dipahami secara penuh.

Nilai dan biaya adalah dua hal yang berbeda dan kita harus bedakan dengan jelas.Nilai air dalam kegunaan-kegunaan alternatif adalah penting untuk alokasi air secararasional sebagai sumber yang sulit didapat, baik melalui sistem peraturan maupunekonomi. Memungut biaya (maupun tidak memungut biaya) untuk air berartimenerapkan instrumen ekonomi untuk membantu kelompok-kelompok yang

dirugikan, memengaruhi perilaku terhadap pelestarian dan penggunaan air yangefisien, menyediakan insentif untuk pengelolaan permintaan, memastikankembalinya modal dan memastikan bahwa para pengguna mau membayar untukinvestasi tambahan dalam layanan air.

Memperlakukan air sebagai barang ekonomis adalah cara penting untukpengambilan keputusan mengenai alokasi air kepada kelompok pengguna danantara kegunaan-kegunaan yang berbeda dalam sebuah kelompok. Hal ini sangatpenting ketika memperluas persediaan air bukan lagi pilihan yang dapat diambil.

5. Kegunaan, Dampak dan Manfaat Air 

5.1. Dampak

Kebanyakan kegunaan air adalah memberi manfaat bagi masyarakat, namun air jugamemiliki dampak negatif yang dapat diperparah oleh praktik pengelolaan yang buruk,kurangnya pengaturan atau kurangnya motivasi yang diakibatkan oleh polapengelolaan air setempat.

Setiap negara memiliki tujuan-tujuan prioritas pengembangan dan ekonomis yangditetapkan berdasarkan kondisi lingkungan, sosial dan politik. Masalah dan rintanganmuncul di setiap area penggunaan air, namun kesediaan dan kemampuan untukmenempatkan masalah-masalah ini secara terkoordinasi dipengaruhi oleh struktur 

pengaturan air. Memahami sifat yang saling berhubungan dari sumber-sumber air 

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

Apakah di sini ada

orang yang tidak

perlu membayar 

untuk air?

1

Page 15: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 15/117

7

yang berbeda sekaligus dampak dari beragamnya penggunaan air adalah langkahpenting dalam pengenalan PSAT.

Tabel 1.1: Dampak sektor penggunaan air terhadap sumberdaya air 

Dampak-dampak Positif Dampak-dampak Negatif  

Lingkungan

• Pembersihan

• Penyimpanan

• Siklus hidrologis

Pertanian•  Aliran kembali

• Meningkatnya penyerapan

• Berkurangnya erosi

• Pengisian ulang air tanah

• Daur ulang nutrisi

• PenurunanPencemaran

• Penumpukan garam (salinisation)

• Pencurian air (water logging )

• Erosi

Persediaan air 

dan sanitasi• Daur ulang nutrisi • Tingginya tuntutan akan penjaminan

air 

• Pencemaran terhadap permukaan

tanah dan air tanah

5.2. Manfaat dari PSAT

Manfaat terhadap lingkungan

• Ekosistem bisa mendapat manfaat dari penerapan pendekatan terpadu atas

pengelolaan air dengan memperhatikan kebutuhan lingkungan dalam perdebatanmengenai alokasi air. Pada saat ini, kebutuhan-kebutuhan ini sering tidak terwakilisaat dilakukan negosiasi.

• PSAT dapat membantu sektor ini dengan meningkatkan kesadaran di antara para

pengguna air akan perlunya ekosistem dan manfaat yang dihasilkan olehekosistem. Seringkali hal-hal ini tidak dianggap penting dan tidak dimasukkandalam perencanaan dan pengambilan keputusan.

•Pendekatan ekosistem menyediakan kerangka baru bagi PSAT yang memberiperhatian lebih pada pendekatan sistem terhadap pengelolaan air: melindungidaerah aliran sungai bagian hulu (contohnya penanaman hutan kembali,pembibitan tanah yang baik, pengendalian erosi tanah), pengendalianpencemaran (contohnya pengurangan pencemaran di titik sumbernya, insentif bagi daerah yang bukan sumber pencemaran, perlindungan air tanah) danpenyediaan air untuk menjaga kualitas lingkungan (environmental flows). Hal inimemberi alternatif bagi sudut pandang persaingan sub-sektor yang dapatmenggabungkan pihak-pihak yang berkepentingan dalam mengembangkanpandangan bersama dan tindakan bersama.

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

11

Page 16: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 16/117

8

Manfaat terhadap pertanian

• Sebagai pengguna air terbesar dan penyebab utama pencemaran terhadap tanah

dan air tanah, pertanian memiliki citra yang buruk. Ditambah lagi denganrendahnya nilai air akibat produksi pertanian, hal ini sering berarti bahwa,

terutama dengan sulitnya air, air dialihkan dari pertanian ke kegunaannya yanglain. Namun, pengurangan yang tidak cermat dalam alokasi air untuk pertanianmungkin memiliki konsekuensi ekonomi dan sosialnya. Dengan PSAT, paraperencana didorong untuk melihat lebih jauh dari sekadar sektor ekonomi danmulai mempertimbangkan implikasi dari keputusan pengelolaan air terhadaplapangan pekerjaan, lingkungan dan keadilan sosial.

• Dengan menyertakan semua sektor dan pihak-pihak yang berkepentingan dalam

proses pengambilan keputusan, PSAT dapat mencerminkan gabungan “nilai” air terhadap masyarakat sebagai satu kesatuan dalam keputusan-keputusan sulitmengenai alokasi air. Ini bisa berarti bahwa kontribusi produksi pangan terhadapkesehatan, pengentasan kemiskinan dan kesetaraan gender, sebagai contoh,

dapat melampaui perbandingan ekonomi yang ketat dari tingkat pengembalian air per kubik meter. Selain itu, PSAT dapat menyeimbangkan potensi daur ulang dariair yang telah digunakan pertanian untuk sektor-sektor lain dan cakupan daur ulang air limbah kota dan industri untuk pertanian.

• PSAT mengimbau dilakukannya perencanaan terpadu agar sumber-sumber air,

tanah dan sumberdaya-sumberdaya lain dimanfaatkan secara berkelanjutan.Untuk sektor pertanian, PSAT berusaha meningkatkan produktifitas air (yaitu lebihbanyak tanam dari tiap tetes air atau more crop per drop) meski denganhambatan-hambatan ekonomi, sosial dan konteks ekologi dari suatu daerah ataunegara.

Manfaat bagi persediaan air dan sanitasi 

• Di atas semua, jika diterapkan dengan baik, PSAT dapat menjamin air bagi kaum

miskin di dunia, dan pihak-pihak yang selama ini tidak mendapat air bisa terjamin.Pelaksanaan kebijakan berbasis PSAT berarti meningkatnya jaminan persediaanair rumah tangga sekaligus mengurangi biaya perawatan karena pencemaranditangani secara lebih efektif.

• Memahami hak-hak manusia, terutama wanita dan kaum miskin, hingga mereka

mendapat bagian yang sama untuk keperluan rumah tangga, tentu akanmenciptakan perlunya menjamin perwakilan kelompok-kelompok ini pada instansiyang mengambil keputusan mengenai alokasi sumberdaya air.

•Fokus pada pengelolaan terpadu dan penggunaan yang efisien harus menjadirangsangan bagi sektor ini untuk mendorong proses daur ulang, penggunaankembali dan pengurangan limbah. Biaya yang tinggi untuk pencemaran, yangdidukung oleh pelaksanaan yang tegas, telah menghasilkan perbaikan yangmengagumkan dalam efisiensi penggunaan air bidang industri di negara-negaraindustri maju, dengan manfaatnya bagi persediaan air dan lingkungan.

• Sistem sanitasi di masa lampau seringkali terpusat pada membuang limbah dari

area tempat tinggal manusia, hingga wilayah manusia terjaga bersih dan sehat.Namun ini hanya menukar lokasi limbah saja dan seringkali merugikan lingkungandi tempat lain. Pengenalan tentang PSAT akan memperbaiki kesempatan untukmengenalkan jalan keluar sanitasi yang berkelanjutan yang bertujuan untuk

meminimalkan masukan yang menghasilkan limbah, dan mengurangi produksilimbah, dan untuk memecahkan masalah sanitasi sedekat mungkin dengan titiksumbernya.

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

1

Page 17: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 17/117

9

• Pada tingkat lokal, pengelolaan sumberdaya air terpadu yang telah membaik bisa

mengurangi biaya penyediaan keperluan air rumah tangga, jika pola pengairandirancang dari awal dengan mempertimbangkan komponen air rumah tangga.

6. Menerapkan PSAT

PSAT benar-benar perlu untuk diterapkan – banyak orang malah berpendapat initidak dapat disanggah lagi. Masalah bagi banyak negara adalah sejarah panjangpengembangan sektoralnya. Sebagaimana pendapat Global Water Partnership:

“PSAT adalah tantangan bagi praktik-praktik konvensional, sikap dan kepastian profesional. PSAT menghadapi kepentingan sektoral yang tak dapat diganggugugat dan menuntut bahwa sumberdaya air dikelola secara menyeluruh demi kepentingan semua. Harus diakui bahwa memenuhi tantangan PSAT bukan hal mudah, namun penting sekali untuk memulainya sekarang untuk menghindari krisis yang berkembang cepat.” 

PSAT, di atas semua penjelasan, adalah sebuah filosofi. Dengan demikian, PSATmenawarkan kerangka konsep berhaluan dengan tujuan pengelolaan berkelanjutandan pengembangan sumberdaya air. Yang dituntut adalah orang-orang harusmencoba mengubah praktik kerja mereka untuk melihat ke hal-hal yang lebih besar yang ada di sekitar tindakan mereka dan untuk menyadari bahwa hal-hal itu tidakterjadi dengan sendirinya. PSAT juga mengenalkan unsur demokrasi desentralisir terhadap cara pengelolaan air, dengan menekankan pada keikutsertaan pihak-pihakyang berkepentingan dan pengambilan keputusan dari semua pihak hingga tingkatterbawah.

Semua ini menyiratkan perubahan, yang membawa ancaman sekaligus kesempatan.

 Ada ancaman-ancaman untuk kekuasaan dan posisi orang-orang tertentu; danancaman untuk citra diri mereka sendiri sebagai profesional. PSAT menuntut agar semua pihak yang berkepentingan, bahkan dengan perbedaan-perbedaan yang takmungkin disatukan, diberi kesempatan untuk bekerja sama.

Dikarenakan kerangka institusi dan undang-undang yang ada, penerapan PSATakan membutuhkan reformasi di semua tingkat dalam siklus perencanaan danpengelolaan air. Rencana menyeluruh diperlukan untuk menggambarkanbagaimana mencapai transformasi itu dan ini perlu dimulai dengan kebijakan barumengenai air untuk mencerminkan prinsip-prinsip pengelolaan sumberdaya air yangberkelanjutan. Agar kebijakan ini dapat dipraktikkan, hukum penggunaan air daninstitusi pengurusan air perlu direformasi. Ini mungkin perlu proses panjang dan perlu

melibatkan konsultasi yang luas yang ikut berpengaruh pada semua institusi danmasyarakat.

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

1

Page 18: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 18/117

Source: GWP, TEC Paper 4 (2000)

 Air danPertanian

Pengelolaan terpadu

Instrumentpengelolaan Persediaan

air danlimbah air 

Kerangka kebijakandan hukum

Kerangkainstitusi

Prasarana

 Air danLingkungan

 Air untukkegunaan

lain

10

Penerapan PSAT paling tepat diterapkan dengan proses yang bertahap, denganbeberapa perubahan yang terjadi seketika dan perubahan lain yang membutuhkanbeberapa tahun dalam hal perencanaan dan pembangunan kapasitasnya.

6.1. Kebijakan dan Kerangka Hukum

Sikap masyarakat berubah karena pihak-pihak berwenang semakin sadar perlunyamengelola sumber-sumber yang ada secara efisien. Mereka juga paham bahwa

pembangunan prasarana baru harus memerhatikan dampak lingkungan dan sosialdan perlunya sistem dasar yang mampu berjalan secara ekonomis demi tujuanpemeliharaan. Namun, pihak-pihak ini mungkin masih terkendala oleh implikasipolitik dari perubahan itu. Dengan begitu, proses merevisi kebijakan air merupakanlangkah kunci, yang membutuhkan konsultasi yang luas dan menuntut komitmenpolitik.

Kebijakan baru harus memuat hal-hal sebagai berikut:

• Memperjelas pemberian hak dan tanggung jawab bagi pengguna dan penyedia

air;

• Memperjelas peran Pemerintah dalam hubungannya dengan pihak-pihak yang

berkepentingan;

• Mensahkan peralihan alokasi air;

• Status hukum yang jelas baik bagi institusi pengelolaan air dari pemerintah

maupun kelompok- kelompok pengguna air;

• Memastikan penggunaan sumberdaya air secara berkelanjutan.

Membawa beberapa prinsip PSAT dalam kebijakan sektor air dan mendapatkandukungan politik mungkin merupakan sebuah tantangan, karena keputusan-keputusan sulit harus diambil. Karenanya tidak mengherankan bahwa seringkalireformasi besar terhadap hukum dan institusi hanya bisa tercetus ketika terjadi

masalah serius dalam pengelolaan air.

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

Gambar 1.1: PSAT dan hubungannya dengan sub sektor 

1

Page 19: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 19/117

11

6.2. Kerangka Institusi

Untuk banyak alasan, pemerintah-pemerintah negara berkembang menganggapperencanaan dan pengelolaan sumberdaya air sebagai bagian utama dari tanggung jawab mereka. Pandangan ini konsisten dengan kesepakatan internasional yang

mendukung konsep pemerintah sebagai fasilitator dan pengatur, bukan sebagaipelaksana proyek. Tantangannya adalah untuk mencapai kesepakatan salingmenguntungkan hingga satu tingkat di mana pemerintah tidak lagi memiliki tanggung jawab, atau di mana pemerintah memiliki mitra dengan institusi pengelolaanpelayanan air yang memiliki otonomi dan/atau organisasi berbasis masyarakat.

Konsep pengelolaan sumberdaya air terpadu disertakan dengan promosi wilayahsungai sebagai unit geografi logis untuk realisasi praktisnya. Wilayah sungaimenawarkan banyak manfaat bagi perencanaan strategis, terutama pada levelpemerintahan tinggi, meski rintangan-rintangannya tidak boleh dianggap enteng. Akuifer air tanah seringkali melintasi batasan antar wilayah sungai, dan lebih lanjutlagi, wilayah sungai jarang memenuhi keinginan badan hukum atau struktur 

administrasi yang ada.

Untuk melaksanakan PSAT, kesepakatan institusi dibutuhkan untuk:

• Memfungsikan konsorsium pihak-pihak yang berkepentingan yang terlibat dalam

pengambilan keputusan, dengan perwakilan dari semua bagian masyarakat dankeseimbangan gender yang baik;

• Memungkinkan pengelolaan sumberdaya air berdasarkan batasan-batasan

hidrologis;

• Menyusun organisasi pada tingkat DAS dan Sub DAS, agar memungkinkan

pengambilan keputusan hingga pada tingkat terendah; dan

•Memungkinkan pemerintah untuk mengkoordinasikan pengelolaan sumberdayaair nasional hingga sektor penggunaan air.

Daftar Pustaka Situs

Cap-Net, 2003. Integrated Water Resources Management. Materi tutorial dapatdilihat di:http://www.archive.cap-net.org/iwrm_tutorial/mainmenu.htm 

GWP Background makalah No. 4. Integrated Water Resources Management dapatdilihat di: http://www.gwpforum.org/gwp/library/TACNO4.PDF 

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

1

Page 20: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 20/117

12

LATIHAN

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu

Tujuan: untuk menggambarkan kemajuan dengan PSAT di tingkat daerah/negara dan tindakan padatingkat wilayah sungai.

Kegiatan: (30 menit)Sediakan kartu dan spidol untuk para peserta. Tulis setiap kartu dengan satu usulan/kalimat/poin.Setiap peserta melengkapi satu kartu untuk setiap pertanyaan berikut:

•  Apakah pengelolaan wilayah sungai terhadap sumberdaya air telah diperkenalkan di l ingkungan

tempat tinggal Anda?

•  Apakah tantangan terbesar dalam menerapkan PSAT di wilayah sungai?

Para peserta akan berdiri, menyebutkan negara dan organisasi wilayah sungai yang mereka wakilidan membaca kartu yang akan diperlihatkan di dinding.

Fasilitator:

Susun kartu-kartu itu di dinding berdasarkan negara, status, atau tantangan umum. Simpulkan hasildari dua pertanyaan di atas di akhir sesi.

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

1

Page 21: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 21/117

13

Modul 2: Fungsi-fungsi PengelolaanSumberdaya Air di Skala WilayahSungai

Tujuan Pembelajaran

• Mempelajari fungsi-fungsi dasar utama untuk pengelolaan sumberdaya air yang

perlu dilakukan pada skala wilayah sungai untuk melaksanakan PSAT.

• Membahas kesepakatan-kesepakatan institusi dan memperkenalkan berpikir 

secara proses untuk melaksanakan fungsi-fungsi pengelolaan sumberdaya air.

• Menghargai bahwa perlu waktu untuk melaksanakan fungsi-fungsi pengelolaan

sumberdaya air secara penuh dan bahwa tujuan harus ditetapkan sesuai dengankenyataan yang mungkin dicapai.

1. Pendahuluan

Kebanyakan negara mencoba untuk mendesentralisir pengelolaan sumberdaya air dengan menugaskan tanggung jawab dan sumberdaya air kepada organisasi danmasyarakat setempat karena mereka memiliki pengetahuan lebih baik mengenai air dan situasi sosio-ekonomi mereka, juga karena mereka adalah pihak yang palingterkena pengaruh dari pengambilan keputusan tentang cara mengelola sumberdayaitu. Pemerintah nasional atau daerah yang terpusat memiliki kesulitan untukmengalokasikan dan mengatur air dalam wilayah sungai karena mereka tidakpaham kepentingan dan prioritas masyarakat setempat. Meski begitu, pemerintahharus menyediakan aturan-aturan dan membuat kerangka acuan untuk

pengelolaan air di wilayah sungai (GWP, 2003).

Batasan wilayah sungai merupakan unit alami bagi pengelolaansumberdaya air. Wilayah sungai adalah daerah tertutup di manapengelolaan air secara langsung memengaruhi penduduk dan pihak-pihak lain yang berkepentingan terhadap wilayah sungai itu. Meskiwilayah sungai bisa mencakup unit-unit administratif yang berbeda-beda,ada insentif agar unit-unit ini mau bekerjasama. Karenanya, masyarakat didalam suatu wilayah sungai dengan kemampuan teknik setempat dan denganperwakilan dari semua pihak yang berkepentingan, termasuk badan-badanpemerintahan, adalah institusi yang ideal untuk mendesentralisir pengelolaansumberdaya air.

Pengelolaan sumberdaya air adalah satu bagian dari keseluruhan pengelolaanlingkungan dan pelestarian ekosistem, yang merupakan prasyarat bagipembangunan berkelanjutan. Dengan demikian, pengelolaan sumberdaya air perlu

dikoordinasikan dengan disiplin dan sektor lain yang memengaruhisumberdaya air atau terkena dampak dari cara air dikelola.

Pada skala wilayah sungai, ada banyak pelaku yang memilikiperan dan tanggung jawab atas pengelolaan lingkungan dan

masyarakat, yang semuanya terhubung dengan status sumberdayaair. Demi suksesnya pelaksanaan PSAT semua pelaku ini harus

dilibatkan.

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

Bagaimana keadaan

pengaturan air di

negara Anda?

Bagaimanakah prosesdesentralisasinya?

Pelaku-pelaku mana

yang berpengaruh

pada kualitas air 

permukaan?

2

Page 22: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 22/117

14

Karena itu, masuk akal bahwa PSAT pada skala wilayah sungai harusdipusatkan pada fungsi-fungsi dasar pengelolaan sumberdaya air .Karenanya, modul ini juga memaparkan gambaran fungsi-fungsidasar pengelolaan sumberdaya air (Bagian 2) danmemperkenalkan tujuan-tujuan pengelolaan air sebagai cara untukmelaksanakan fungsi-fungsi ini (Bagian 3). Fungsi-fungsi dan tujuan-tujuan pengelolaan air ini lebih dijabarkan di Modul 4-11. Modul ini lebihlanjut membahas pilihan-pilihan kesepakatan institusi yang ada untukmelaksanakan fungsi-fungsinya (Bagian 4) dan memberi pendekatan per langkahuntuk membangun kapasitas institusi untuk hal ini (Bagian 5).

2. Fungsi-fungsi Dasar Pengelolaan Sumberdaya Air 

Fungsi-fungsi dasar yang disarankan untuk pengelolaan sumberdaya air di wilayahsungai disajikan di Gambar 2.1, dan Tabel 2.1. memberi definisi dari fungsi-fungsi ini.Untuk ilustrasi, masing-masing fungsi diberi contoh dengan sejumlah kegiatan.Penanganan banjir dan kekeringan tidak disajikan dalam materi ini dan telah diberi

perhatian tersendiri oleh Cap-Net.

Tabel 2.1: Fungsi-fungsi pengelolaan sumberdaya air di wilayah sungai

Fungsi Contoh kegiatan

Keikutsertaan pihak yang berkepentingan –Menerapkan keikutsertaan pihak yangberkepentingan sebagai dasar bagipengambilan keputusan yangmempertimbangkan kepentingan masyarakat

dan lingkungan dalam pengembangannya danpenggunaan sumberdaya air dalam wilayahsungai. [Modul 4]

• Membangun dan memelihara proses aktif 

keikutsertaan pihak yang berkepentingan melaluikegiatan konsultasi yang teratur.

• Menyediakan saran dan bantuan teknis dari

pakar terhadap pihak lokal yang berwenang danpihak lain yang berkepentingan dalam PSAT.

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

PerencanaanWilayah Sungai

Gambar 2.1: Fungsi-fungsi dasar untuk pengelolaan sumberdaya air 

Berdasarkan

pengalaman Anda,

apakah ada fungsi

penting lain yang

harus diikutkan?

KeikutsertaanPihak yang

Berkepentingan

PengalokasianAir 

PengendalianPencemaran

Pemantauan

PengelolaanEkonomi

Penanganan Banjir dan Kekeringan

PengelolaanInformasi

2

Page 23: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 23/117

15

Fungsi Contoh kegiatan

 Alokasi air – Mengalokasikan air bagi penggunaair dan kegunaan air dalam skala besar,memelihara tingkat minimal untuk penggunaansecara sosial dan lingkungan sekaligusmemelihara kesetaraan dan kebutuhanpembangunan untuk masyarakat. [Modul 5]

• Membuat perizinan penggunaan air termasuk

pelaksanaannya.

Pengendalian pencemaran – Menanganipencemaran dengan menggunakan sistemprinsip pencemar-bayar dan insentif yangsesuai untuk mengurangi masalah pencemaranpaling penting dan meminimalisir dampaklingkungan dan sosial. [Modul 6]

• Mengidentifikasi masalah pencemaran besar.

• Membuat perizinan dan menangani para

pencemar.

Pemantauan sumberdaya air, penggunaan air dan pencemaran – Menerapkan sistempengawasan yang efektif yang menyediakaninformasi pengelolaan yang penting danmengidentifikasi dan merespon ataspelanggaran terhadap hukum, peraturan danizin. [Modul 7]

• Melaksanakan survei hidrologis, geografis dan

sosio-ekonomi dengan tujuan perencanaan danpembangunan sumberdaya air.

• Membangun, memperbaharui, dan memelihara

pusat data hidrometrik yang dibutuhkan untukmengendalikan kesesuaian alokasi penggunaanair.

Pengelolaan informasi – Menyediakan datapenting yang dibutuhkan untuk mengambilkeputusan yang jelas dan transparan demipembangunan dan pengelolaan berkelanjutanatas sumberdaya air di wilayah sungai. [Modul8]

• Mendefinisikan hasil pengelolaan informasi yang

dibutuhkan oleh para pengelola air dankelompok-kelompok berkepentingan yangberbeda-beda di wilayah sungai.

• Mengorganisir, mengkoordinasikan dan

mengelola kegiatan pengelolaan informasi agar para pengelola air dan pihak-pihak yangberkepentingan mendapatkan informasi yangmereka perlukan.

Pengelolaan ekonomi dan keuangan –Menerapkan instrumen ekonomi dan keuangandemi investasi, pemulihan dana dan perubahanperilaku untuk mendukung kesetaraan akses

dan manfaat berkelanjutan bagi masyarakatdari penggunaan air. [Modul 9]

• Menetapkan biaya untuk penggunaan air dan

 juga atas pencemaran.

Perencanaan wilayah sungai – Mempersiapkandan memperbaharui Perencanaan WilayahSungai secara teratur yang mengikutsertakanpandangan-pandangan pihak yangberkepentingan atas prioritas pembangunandan pengelolaan wilayah sungai. [Modul 10]

• Melakukan analisa situasi dengan para pihak

yang berkepentingan.

• Melakukan penilaian pembangunan di masa

depan dalam wilayah sungai.

Fungsi-fungsi pengelolaan sumberdaya air terdiri atas kerangka umum untukmenerapkan PSAT bagi semua jenis wilayah sungai di dunia. Untuk negara, daerahatau wilayah sungai tertentu, beberapa fungsi mungkin lebih cocok dibanding yanglain. Meski begitu, ada persaingan dalam permintaan air di wilayah sungai yang

berpenduduk. Karenanya semua fungsi-fungsi ini harus dilakukan untuk mencapaipengelolaan sumberdaya air yang berkelanjutan dan untuk memperbaiki taraf hidup.Di kebanyakan negara, fungsi-fungsi pengelolaan sumberdaya air memiliki pedomanhukum dan kebijakan air nasional. Biasanya ini adalah fungsi-fungsi perundang-undangan. Alokasi air dan pengendalian pencemaran di Tabel 2.1 adalah contohlangsung dari fungsi perundang-undangan itu. Fungsi-fungsi lain sebagian berupafungsi perundang-undangan namun juga sebagai pendukung bagi fungsi-fungsi yanglain. Sebagai contoh, fungsi-fungsi pengelolaan keuangan dan informasi adalahfungsi yang penting untuk memungkinkan pelaksanaan semua fungsi perundang-undangan.

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

2

Page 24: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 24/117

16

3. Tujuan Pengelolaan Air sebagai Suatu Cara MelaksanakanFungsi-fungsinya

Fungsi-fungsi pengelolaan sumberdaya air adalah tugas-tugas yang sangatkompleks dan mungkin melibatkan banyak kegiatan berbeda yang dilakukan oleh

banyak pelaku yang berbeda. Fungsi-fungsi ini juga dapat dilaksanakan hinggatingkat-tingkat ambisi yang berbeda. Agar berhasil melaksanakan fungsi-fungsi inidengan sumberdaya-sumberdaya yang terbatas, dibutuhkan perencanaan yangcermat.

Langkah penting untuk melaksanakan fungsi-fungsi ini adalah memformulasikantujuan-tujuan pengelolaan air yang berhubungan. Tujuan-tujuan pengelolaan air iniharus menggambarkan semua fungsi menjadi bagian-bagian yang lebih mudahdikelola dan dipahami. Meski fungsi-fungsinya umum, tujuan-tujuannya harusmempertimbangkan kondisi-kondisi spesifik di wilayah sungai dan sumberdaya-sumberdaya institusi. Karena itu, tujuan-tujuan pengelolaan air menetapkan tujuanuntuk pengelolaan sumberdaya air di wilayah sungai dan mempersiapkan strategi

untuk melaksanakan fungsi-fungsi itu.

Tujuan-tujuan pengelolaan air memandu pelaksanaan kegiatan dan pembagianperan dan tanggung jawab (Gambar 2.2). Kegiatan dan peran itu menentukankapasitas yang diperlukan untuk memenuhi tujuan yang ada.

Karena kapasitas sumber dana dan sumberdaya manusia dari sebuah institusi yangseringkali terbatas, proses pengelolaan sumberdaya air dapat terhambat. Hal iniberarti kapasitas menentukan kegiatan yang bisa dilaksanakan dan tujuan yangdapat dicapai. Tujuan pengelolaan air yang ditetapkan dalam kerangka waktu yangtidak realistis tidak dapat memenuhi tujuan apapun.

Gambar 2.2: Proses untuk melaksanakan dan mengukur kemajuan fungsi-fungsi pengelolaansumberdaya air 

Tujuan-tujuan pengelolaan air harus lebih diformulasikan untuk lebihdapat diukur sehingga indikator hasil dapat dihubungkan ke setiaptujuan. Melalui pengawasan teratur terhadap indikator-indikator ini,akan ada umpan balik atau masukan, seberapa jauh tujuannyatercapai dan apakah kinerja fungsi ini berjalan sesuai rencana.Karenanya, penetapan tujuan pengelolaan air harusmempertimbangkan kemungkinan fisik dan kapasitas institusi untukmengawasi indikator-indikator ini.

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

2

Apakah Anda telahmenetapkan tujuan-tujuan untuk fungsi-

fungsi ini di RBOAnda?

FungsiFungsi

Pengelolaan Air Kegiatan dan

PeranPerlunyaKapasitasInstitusi

Indikator Hasil

Page 25: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 25/117

17

4. Pengaturan Kelembagaan untuk Melaksanakan Fungsi-fungsiPengelolaan Sumber Daya Air 

Tidak ada cetak biru untuk merancang kerangka organisasi untuk memenuhi tujuanpengelolaan air dan untuk mempraktikkan semua fungsi pengelolaan sumberdaya

air. Banyaknya institusi maupun otoritas sumberdaya air yang harus dilibatkan dalammelaksanakan pengelolaan sumberdaya air adalah aspek yang penting (Gambar 2.3).

Gambar 2.3: Pengaturan kelembagaan untuk melaksanakan fungsi-fungsi pengelolaansumberdaya air 

Struktur dan kerangka organisasi tergantung pada kebijakan nasional. BiasanyaBadan Pengelola Wilayah Sungai ( River Basin Organization - RBO) memiliki fungsi-fungsi sebagai regulator sebagaimana dibahas di Bagian 2. Namun, tanggung jawabsebagai regulator yang berhubungan dengan fungsi-fungsi pengelolaan sumberdayaair bisa saja diberikan pada institusi lain daripada ke otoritas air regional. Misalnyaseperti pengendalian pencemaran yang mungkin adalah tanggung jawab KementrianLingkungan Hidup, atau penanganan banjir dan kemarau yang mungkin ada dalamkerangka penanganan bencana umum yang dijalankan oleh Pemerintah Daerah.

RBO harus menghindari tanggung jawab ganda. Jika institusi lain memiliki tanggung jawab selaku regulator, RBO harus bertindak sebagai pihak yangberkepentingan dan berinteraksi denga institusi-institusi ini dengan cara terbaik.

Sebagaimana ditunjukkan di Gambar 2.3, ada area-area pengelolaan yangberhubungan, yang secara langsung memengaruhi sumberdaya air namun bukanbagian dari fungsi-fungsi dasar pengelolaan sumberdaya air itu. Misalnya,pengelolaan tanah yang menggunakan pupuk pertanian sekaligus menjaga kondisitanah. Kedua hal ini memberi dampak pada kualitas sumberdaya air. Dalam hal ini,RBO harus bertindak sebagai pihak kuat yang berkepentingan dan berinteraksidengan otoritas atau institusi terkait.

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

PEMERINTAHPUSAT

ORGANISASITERDESENTRALISIR

FUNGSI-FUNGSI

HASIL

Kementrian Air  KementrianLain

Badan PengelolaWilayah sungai

Otoritas DaerahLain

Fungsi-fungsi PengelolaanSumberdaya Air 

Fungsi-fungsi pengelolaanlingkungan, tanah dan prasarana

Keadaan Sumberdaya Air 

2

Page 26: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 26/117

18

5. Pendekatan Bertahap untuk Melaksanakan Semua Fungsi

Sebagai langkah awal untuk membentuk kesepakatan institusi untuk melaksanakanfungsi-fungsi pengelolaan sumberdaya air, peran dan tanggung jawab masing-masing institusi setempat harus didefinisikan lebih dahulu. Institusi mana yangmemiliki tanggung jawab untuk setiap fungsi dan bagaimana organisasi lain harusmendukung institusi yang bertanggung jawab.

Sebagai langkah kedua, setiap institusi, misalnya RBO, harus menjelaskan tujuan-tujuan pengelolaan air dengan jelas untuk masing-masing fungsi yang bertanggung jawab dan bagaimana mereka harus berinteraksi dengan organisasi lain yang

bertanggung jawab. Tujuan-tujuan pengelolaan air ini harus dipresentasikan, dibahasdan dijelaskan dalam sebuah proses yang melibatkan pihak-pihak utama yangberkepentingan atas wilayah sungai. Hal ini akan menciptakan rasa kepemilikan danpenerimaan atas semua fungsi dan tujuan. Tujuan-tujuan pengelolaan air harusmenjadi bagian dari Perencanaan Wilayah Sungai agar tujuan-tujuan itu dapatdipahami dengan jelas dan diadopsi pada tingkat-tingkat yang sesuai.

Sebagai langkah ketiga, institusi-institusi yang ada harus mengidentifikasikankegiatan-kegiatan dan kapasitas institusi yang diperlukan untuk memenuhi tujuan-tujuan pengelolaan air dan untuk melaksanakan fungsi-fungsi yang ditetapkanundang-undang. Untuk melaksanakan langkah ketiga, kegiatan sederhana danpendekatan matriks kapasitas dapat digunakan (Gambar 2.4). Matrix ini bisadigunakan untuk menganalisa faktor, langkah, persyaratan dan hubungan yangdibutuhkan agar ada kapasitas untuk tujuan tertentu.

Matriks kapasitas dibuat dengan pertama-tama mengidentifikasikan kegiatan untukmemproduksi hasil akhir untuk tujuannya. Misalnya, jika tujuan pengelolaan air adalah memasyarakatkan pengetahuan akan sumberdaya air, kegiatan awalnya bisa jadi memantau debit aliran sungai (river runoff ) di lapangan, kegiatan keduamengantarkan data secara teratur ke kantor utama, kegiatan ketiga memastikankualitas data dan menyimpannya, dan kegiatan keempat menganalisa danmempresentasikan data itu dengan cara yang mudah dimengerti oleh pihak-pihakyang berkepentingan.

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

Kotak 2.1: Fungsi-fungsi Terpisah dari Pengelolaan AIr 

• Di Kenya, Otoritas Pengelolaan Sumberdaya Air Tana di bawah Kementerian Air 

dan Pengairan bertanggung jawab atas pelaksanaan PSAT di Wilayah SungaiTana. Meski begitu, tanggung jawab atas pengendalian polusi dan pelestarian tanah

masing-masing melekat pada Otoritas Pengelolaan Lingkungan Nasional danKementerian Sumberdaya Alam. Koordinasi antara fungsi-fungsi berbeda-beda daripengelolaan sumberdaya air dibuat melalui forum pihak berkepentingan atas wilayahsungai tersebut, yaitu Komite Penasihat Area Tangkapan Sungai Tana.

• Di Malaysia, Otoritas Pengelolaan Perairan Selangor (Selangor Waters

Management Authority atau SWMA) di bawah Pemerintah Negara Bagian Selangor telah diberi kuasa untuk melindungi, membuat undang-undang dan mengelolasumberdaya air di Wilayah Sungai Langat. SWMA bertanggung jawab memberi izindan mengatur alokasi air sekaligus mengawasi abstraksi air. Meski begitu,perencanaan basin dibuat oleh Kementrian Sumberdaya Alam dan Lingkungan dibawah Pemerintah Federal, diawasi oleh komite pelaksanaan program tempat

2

Page 27: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 27/117

19

Untuk masing-masing kegiatan ini, keterampilan manusia, dukungan dana danorganisasi dan hubungan-hubungan luar yang diperlukan harus didefinisikan. Jikasalah satu kegiatan tingkat menengah ini tidak terpenuhi dikarenakan kapasitas yangtidak cukup, berarti organisasi ini tidak mampu memenuhi tujuannya. Karena itu,matriks kapasitas adalah alat yang baik untuk melihat ke belakang untukmenemukan semua faktor yang diperlukan untuk memenuhi tujuan-tujuanpengelolaan air dan melaksanakan fungsi-fungsinya.

Ketika sumberdaya yang dimiliki tidak cukup untukmembangun kapasitas untuk semua tujuanpengelolaan air, berarti yang harus didahulukanadalah tujuan-tujuan individual. Dengan mengurangi jumlah tujuan, sumberdaya yang ada dapat dibebaskanagar dapat memenuhi tujuan yang lain. Namun jikasumberdaya yang ada malah lebih sering dipotong untukmembiayai organisasi (yang memang seringkali terjadi),kemungkinan besar kapasitas institusi tidak dapat memenuhi semua fungsi-fungsidasar pengelolaan sumberdaya air.

Pengembangan kesepakatan institusi untuk melaksanakan semua fungsipengelolaan sumberdaya air adalah proses yang panjang dan berkesinambungan.Panjang, karena di hampir semua kasus, sumber dana tidak cukup hingga perlumemperkenalkan tindakan-tindakan dengan pendekatan per langkah. Proses ini jugatanpa akhir, karena perubahan terus terjadi (baik secara alamiah maupun pengaruhdari manusia) di wilayah sungai yang memaksa prioritas-prioritas pengelolaan air harus diformulasi ulang. Karena itu, adanya proses pengembangan yang dapatberadaptasi menjadi penting.

Gambar 2.4: Matriks untuk mengidentifikasi kegiatan dan faktor yang diperlukan bagi sebuahRBO untuk memenuhi tujuan-tujuan pengelolaan air 

TUJUAN FAKTOR-FAKTOR

Tujuan PengelolaanAir 

Keahlian danKemampuan

ManusiaDukungan Organisasi Dukungan Dana Dukungan Luar  

Kegiatan akhir untukmemenuhi tujuan

Kemampuan

• Ketrampilan

teknik

• Ketrampilan

administratif 

• Ketrampilan

mengelola

• Pengetahuan

• Kemampuan

menengahikonflik danmencapaimufakat

Usaha-usaha

• Kemauan dan

motivasi

• Dorongan dan

energi• Konsentrasi

Sumberdaya

• Staf 

• Fasilitas teknis

• Fasilitas kantor 

• Peralatan

• Transportasi

• Suku cadang

• Bahan bakar 

• Perbaikan dan

perawatan

Tujuan-tujuanspesifik

• Visi

• Nilai

•Kebijakan

• Strategi

Sumber dana

•  Anggaran

pemerintah

• Pendapatan yang

dihasilkan

• Bantuan dari para

donor 

Mata anggaran

• Gaji

• Investasi

peralatan;

kendaraan;

barang-barangpendukung;

dan lain-lain

• Biaya

operasional

Bahan bakar;

Suku cadang;

Masukan dariorganisasi air lain,seperti:

• Otoritas nasional

dan bilateral

• Layanan

Penyediaan Air 

•Universitas

Forum-forum pihakyangberkepentingan

• Komite atau dewan

sumberdaya air wilayah sungai

• Pemerintah daerah

• Pengguna air 

Dukungan lintas

sektor 

• Kementrian-

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

Bagaimana organisasiwilayah sungai Anda

menyusun skalaprioritas untuk

memenuhisumberdaya institusi

yang terbatas?

2

Page 28: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 28/117

20

TUJUAN FAKTOR-FAKTOR

Tujuan PengelolaanAir 

Keahlian danKemampuan

ManusiaDukungan Organisasi Dukungan Dana Dukungan Luar  

• Etika kerja

•Efisiensi

• Kepentingan

Pengelolaan

• Merencanaka

n

• Merancang

• Mengurutkan

• Mobilisasi

Komunikasi;

Penyewaan;

dan lain-lain

kementriannegara

• Lembaga-lembagaSwadayaMasyarakat

Kegiatan tingkatmenengah

Kegiatan tingkatmenengah

Kegiatan / batasantingkat awal untukmemproduksi hasil

6. Pelajaran yang Dapat Diambil

Tinjauan atas pengelolaan sumberdaya air di wilayah sungai di seluruh duniamengungkap bahwa pelaksanaan PSAT masih berada pada tingkat awal.

Organisasi-organisasi wilayah sungai masih mencari peran dan tanggung jawabmereka dan masih berjuang dengan dana dan sumber daya manusia yang terbatas. Ada beberapa RBO yang sudah cukup sukses berperan, namun masalah-masalahumum tetap ada (Kotak 2.2).

Kotak 2.2: Masalah-masalah umum yang dihadapi RBO

Studi kasus RBO dari berbagai belahan dunia menunjukkan kesimpulan-kesimpulan berikut:

• Tak ada peran yang jelas;

• Kurangnya otonomi;

• Pihak yang berkepentingan yang sulit memahami masalah;

• Kurangnya sumber daya manusia dan sumber daya keuangan;

• Kurangnya pengelolaan yang dapat beradaptasi; dan

• Koordinasi lintas-sektor yang tidak memadai.

 

Dengan sudut pandang ini, pelajaran yang dapat kita ambil adalah:

• Pengelolaan wilayah sungai harus dipusatkan pada fungsi-fungsi pengelolaan

sumberdaya air;

• Masing-masing pelaku bisa saja memiliki tanggung jawab yang berbeda untuk

melaksanakan fungsi-fungsi pengelolaan sumberdaya air;

• RBO harus berfungsi sebagai badan pembuat undang-undang untuk fungsi-fungsi

yang menjadi tanggung jawab mereka, sekaligus bertindak sebagai pihak

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

2

Page 29: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 29/117

21

berkepentingan yang aktif mempromosikan kegiatan-kegiatan dalam area yangberada di luar wilayah hukumnya; dan

• Melaksanakan fungsi-fungsi pengelolaan sumberdaya air adalah proses yang

panjang dan berkesinambungan dan harus dilakukan berdasarkan sumberdayayang tersedia.

Daftar Pustaka Situs

GWP, 2003 Effective Water Governance, Global Water Partnership TechnicalCommittee, TEC Background Papers No. 7,http://www.gwpforum.org/gwp/library/TEC%207.pdf 

Cap-Net (2007) Performance and Capacity of River Basin Organizations, Cross-caseComparison of Four RBOs. http://cap-net.org/sites/cap-net.org/files/RBO%20Performance.doc 

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

2

Page 30: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 30/117

22Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

LATIHAN

Fungsi-fungsi Pengelolaan Sumberdaya Air 

Tujuan: Mendemonstrasikan cara mengelola fungsi-fungsi pengelolaan sumberdaya air di dalam wilayahsungai.

Kegiatan: Bekerja sama dengan kelompok-kelompok wilayah sungai mereka (1 jam)

• Tugas 1: Pilih satu fungsi penting dari fungsi-fungsi pengelolaan sumberdaya air di wilayah sungai Anda.

Siapa yang bertanggung jawab untuk hal ini dan organisasi pemerintah mana yang perlu berkoordinasi

dengan institusi yang bertanggung jawab?

• Tugas 2: Formulasikan tujuan-tujuan yang menonjol dari tujuan pengelolaan air yang berhubungan untuk

melaksanakan fungsi di atas dalam wilayah sungai Anda!

• Tugas 3: Pilih indikator hasil akhir untuk masing-masing tujuan pengelolaan air!

Laporan

Simpulkan hasil diskusi kalian (30 menit).

Fasilitator 

Tanyakan pada peserta, apakah tujuan-tujuan pengelolaan air mereka cukup realistis. Periksa apakah

2

Page 31: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 31/117

23

Modul 3: Menggunakan Indikator-indikator untukMengukur Kemajuan dan Kinerja

Tujuan Pembelajaran

• Memahami bagaimana indikator-indikator dapat diterapkan untuk mengukur 

kemajuan penerapan PSAT dan memfasilitasi kerjasama antar wilayah sungai.

• Menghargai penggunaan indikator untuk menentukan tujuan dan mengukur 

kinerja.

1. Pendahuluan

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu (PSAT) telah menjadi dasar reformasi sektor 

air di banyak negara dan telah diusulkan secara luas sebagai sebuah proses ataupendekatan untuk mengarahkan negara-negara tersebut menuju pengelolaansumberdaya air secara lebih berkelanjutan. Reformasi dalam pengelolaansumberdaya air telah dilaksanakan untuk mengelola air di tingkat wilayah sungaiatau di tingkat daerah tangkapan hujan karena pentingnya hubungan hulu-hilir dalamsumberdaya air.

Pertanyaan yang muncul dengan cepat ketika menangani pengelolaan sumberdayaair yang berkelanjutan, dengan atau tanpa pendekatan PSAT, adalah “Bagaimanakita bisa tahu bahwa sudah ada kemajuan?”. Ini adalah pertanyaan yang pentingkarena berhubungan dengan kelayakan dan efektifitas hukum dan institusi, jugadengan strategi dan pendekatan yang digunakan. Dengan prinsip utama pendekatanPSAT yaitu Efisiensi ekonomi , kesetaraan sosial dan kelestarian lingkungan hidup,kita tidak mungkin mewujudkan dan mengujinya kecuali ada cara untuk menjawabpertanyaan di atas.

Indikator adalah satu pendekatan untuk mengukur kemajuan. Dalam modul ini,indikator digunakan untuk mengukur ‘hasil’ yang diharapkan daripengelolaan sumberdaya air, bukan prosesnya. Istilah ‘indikator minimum’ digunakan agar dipahami bahwa:

• Lebih baik memulai dengan sejumlah indikator kecil yang bisa

diawasi dan diperbaiki sejalan dengan waktu; dan

• Banyak indikator lain yang bisa digunakan untuk mengukur kemajuan

di atas tingkat dasar ini.

Modul ini akan:

• Mendefinisikan indikator dan cara menggunakannya;

• Mempresentasikan kriteria untuk pengembangan indikator;

• Menghubungkan sejumlah minimum indikator untuk fungsi-fungsi pengelolaan

sumberdaya air; dan

• Mengusulkan sejumlah minimum indikator untuk mengukur kemajuan terhadap

pengelolaan sumberdaya air yang berkelanjutan.

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

3

Apakah Anda

memiliki sistem

untuk mengukur 

kemajuan?

Page 32: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 32/117

24

2. Indikator dan Kegunaannya

Indikator adalah alat yang efektif untuk mengukur kemajuan dan kinerja.

Sebuah indikator adalah perwakilan dari sebuah tren dalam melacak perubahan

yang terukur dalam sistem seiring berjalannya waktu. Umumnya sebuah indikator memusatkan pada rangkaian informasi kecil yang dapat dikelola yang memberigambaran yang lebih besar .

Dari sini dapat kita lihat bahwa:

• Tidak perlu mengukur semua hal; dan

• Memilih indikator itu penting untuk melihat ‘gambarannya secara besar’.

Indikator belum diterapkan banyak dalam mengukur kinerja pengelolaan sumberdayaair meskipun indikator-indikator ini telah sukses digunakan dalam utilitas sumberdayaair. Dua kegunaan penting dalam fasilitas air itu adalah a) terus menyediakan

informasi kinerja fasilitas terhadap pihak-pihak yang berkepentingan dan b)membantu utilitas dalam mengidentifikasikan area-area yang memerlukan tindakan.

Indikator yang terpilih dengan baik dapat membantu pengelola sumberdaya air untukmempertahankan fokus pada area pekerjaan yang penting dan mengambilkeputusan strategis atas area yang bermasalah.

PSAT menekankan pendekatan terpadu untuk pengelolaan sumberdaya air,sehingga membawa beragam pihak atau kelompok yang berkepentingan untukberpartisipasi dalam pengambilan keputusan terkait pengelolaan air. Karenanyadapat dilihat bahwa indikator-indikator PSAT dapat juga berfungsi penting untukterus menyediakan informasi atas kemajuan dan kinerja dari sistem pengelolaan

sumberdaya air, meningkatkan transparansi, kepercayaan dan komitmen sekaliguspada saat yang sama membantu RBO memusatkan tindakan pada area-area yangmenjadi prioritas.

2.1. Penggunaan Indikator 

Reformasi sektor sumberdaya air telah didorong oleh kepedulianakan penggunaan sumberdaya air yang lebih efisien untukmempercepat pembangunansosio-ekonomi dan pada waktubersamaan mempertimbangkankebutuhan-kebutuhan generasimasa depan. Tujuan baik ini tidak berarti apa-apa kecuali ada proses untuk berusahamencapai kemajuan tujuan ini. Memperkenalkan indikator untuk melaporkan situasisecepatnya memberi tolok ukur untuk mengukur kemajuan masa depan.

Indikator berguna untuk:

• Mengukur kemajuan seiring berjalannya waktu atas berbagai

tujuan pengelolaan air untuk menyediakan informasi yangberhubungan dengan kebijakan;

• Mengukur kinerja atas sebuah target untuk mengevaluasi efek tindakan

dan rencana kebijakan;

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

Kotak 3.1: Utilitas air di Zambia

Setelah reformasi utilitas air di Zambia dan pembentukan badanpengatur, semua fasilitas air kini melapor dengan rangkaianindikator yang sama setiap tahun. Informasi ini tersedia secaraumum hingga masyarakat, pihak regulator dan utilitas yang adadapat melihat situasi terkini dan membandingkan kinerja antarautilitas air. Ini juga menunjukkan perbandingan kemajuan daritahun ke tahun. Manfaat dalam hal peyediaan pelayanan ini jelasterlihat secara signifikan.

(http://www.nwasco.org.zm)

Dapatkah Anda memberi

contoh setiap kegunaan

dan menyarankan

manfaat lain dari

menggunakanindikator?

3

Page 33: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 33/117

25

• Menyajikan informasi kepada masyarakat atau pihak-pihak yang berkepentingan

dengan cara yang sederhana; dan

• Mengidentifikasikan area yang perlu ditingkatkan perhatiannya oleh sebuah

organisasi.

Manfaat dari hal ini adalah RBO dapat mengetahui keberhasilan ataupun kelemahandari sistem pengelolaan sumberdaya air, sehingga respon yang sesuai dapat diambiloleh para pengambil keputusan dan selanjutnya dapat dilaksanakan perbaikan-perbaikan.

Indikator memiliki dua fungsi inti:

• Menyediakan sistem informasi untuk memberitahu RBO, masyarakat dan para

pengambil keputusan; dan

• Menerjemahkan data menjadi informasi yang sesuai dengan kebijakan. Jadi,

indikator-indikator ini menjelaskan, menunjukkan tren dan mengkomunikasikanhasil dari tujuan pelaksanaan.

Jelas bahwa indikator harus dikembangkan untuk mengukur masalah-masalahspesifik yang dianggap penting. Mengenai masalah pelaksanaan pendekatan PSATdan tujuan pengelolaan sumberdaya air yang berkelanjutan, modul ini membahasfungsi-fungsi pengelolaan sumberdaya air sebagai titik awal. Karenanya, indikator yang digunakan dalam dokumen ini berhubungan langsung pada sumberdaya air dan secara tidak langsung pada organisasi yang bertanggung jawab untukmengelola sumberdaya air itu.

3. Kriteria untuk Mengembangkan Indikator 

Poin paling penting dalam mengembangkan indikator adalah untuk tidak terlaluambisius dalam melakukannya. Mulailah dengan yang dapat dilakukan secararealistis. Jika tidak, maka sudah pasti akan menemui kegagalan.

Seiring waktu, indikator dapat berubah untuk mencerminkan status wilayah sungai.Misalnya, pada tahap awal pengelolaan sumberdaya air, mungkin cukup hanyadengan mencatat jumlah pencemar dengan izin. Nanti ketika semua pencemar diberiizin, barulah melihat kesesuaian antara izin mereka dan kualitas air yang diharapkanbagi sungai itu.

Beberapa kriteria dapat diidentifikasikan untuk memilih indikator. Tidak semuaindikator dapat memenuhi semua kriteria dan kriteria dapat berubah untuk keadaanyang berbeda. Dalam konteks pengelolaan sumberdaya air, kriteria yang menyeluruhberarti indikator-indikatornya berhubungan dengan tujuan-tujuan pengelolaan air di wilayah sungai. Indikator-indikator itu adalah:

a) Sederhana, mudah diukur, dimengerti dan diterapkanData yang digunakan untuk indikator harus dalam bentuk yang mudahdigunakan, dapat diukur menggunakan teknik standar, dapatdijelaskan menggunakan prinsip-prinsip yang telah ditetapkan,dan mudah digunakan untuk tujuan analisa. Semakin kompleks

indikatornya, semakin indikator itu tidak berguna. Data yangterkumpul harus dapat dipercaya dan dikumpulkan menggunakanmetode standar dan dapat dipertanggungjawabkan.

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

Beri contoh sebuah

indikator untuk

beberapa kriteria ini.

3

Page 34: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 34/117

26

b) Sesedikit mungkin, sebanyak yang diperlukan sajaKapasitas untuk mengukur dan melaporkan biasanya terbatas oleh dana dansumberdaya manusia, terutama di negara-negara berkembang. Jikasistemnya terbebani dengan terlalu banyak indikator, maka sistem itumungkin akan gagal mencapai manfaat yang diharapkan, atau mungkin gagalsama sekali.

Indikator mengurangi jumlah pengukuran dan tolok ukur yang biasanyadibutuhkan untuk memberi deskripsi yang tepat dari sebuah situasi. Sebagaiakibatnya, jumlah indikator dan tingkat kerincian dalam rangkaian indikator harus dibatasi. Serangkaian indikator yang berjumlah banyak cenderung akanmengacaukan ringkasan yang harus disediakan.

c) Gunakan informasi yang ada Akan lebih baik jika informasi yang dibutuhkan untuk mengukur sebuahindikator tersedia melalui sumber data yang ada dan program-programpengawasan, atau koleksi data dapat muncul melalui program-program yang

ada. Ini akan meningkatkan efektifitas biaya sistem.

d) Hubungkan pada skala yang wajar Sebuah indikator harus berhubungan dengan situasi spesifik yanginformasinya “diindikasikan”. Indikator itu harus dapat diukur dengan skalayang wajar, baik waktu dan tempatnya. Misalnya, jika langkah bulanan telahdiambil sebagai skala waktu untuk menilai kuantitas air, maka semuaindikator yang dipilih untuk tolok ukur ini, apakah itu debit aliran dasar, debitaliran sungai, dan lain lain, harus memiliki data yang tersedia dalam skalawaktu yang sama atau indikator lain yang menjadi pertimbangan. Begitu jugadengan skala tempat. Jika datanya harus mewakili wilayah sungai , makainformasi indikatornya harus dikumpulkan pada tingkat itu juga.

e) Mendeteksi perubahanIndikator harus dapat mendeteksi perubahan dan berguna untukmengidentifikasikan kemajuan dengan tujuan pengelolaan atau kinerja sistematau Badan Pengelola Wilayah Sungai. Jika indikator tidak menunjukkanperubahan (dikarenakan salah memilih indikator) atau ketika keadaanberubah, maka indikator lain harus diidentifikasi.

f) Dapat dibandingkan, diulang, dan dipertanggungjawabkan antaratempat dan waktuPSAT dilaksanakan menggunakan serangkaian prinsip umum, dan kemajuandan kinerja pelaksanaan PSAT paling baik diukur menggunakan indikator 

yang dapat dibandingkan antar wilayah sungai bahkan antar negara. Hal iniakan memperbaiki pengelolaan sumberdaya air antarbatas sekaligusmemperbaiki pengukuran kemajuan nasional dengan reformasi sektor air.

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

3

Page 35: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 35/117

27

Gambar 3.1: Ringkasan proses untuk mengembangkan indikator 

g) Cocok untuk dipadukanPSAT adalah pendekatan terpadu. Ini adalah salah satu aspek yang palingsulit dari PSAT namun paling mungkin dicapai menggunakan indikator yangdapat dipadukan pada skala tertentu. Misalnya, memadukan indikator-indikator dalam kualitas air, ketersediaan air, dan alokasi pada peta wilayahsungai dapat menjadi metode yang baik dalam memadukan informasimenjadi bentuk visual untuk memengaruhi pihak yang berkepentingan danpengambilan keputusan. Memadukan informasi dari berbagai organisasiberbeda mungkin diperlukan untuk memberi wawasan umum mengenaiPSAT.

4. Indikator Minimum untuk Pengelolaan Sumberdaya Air padaTingkat Wilayah Sungai

Tujuan pengelolaan air dapat berbeda-beda untuk setiap wilayah sungai menurutkeadaan dan kemajuan dari penyempurnaan pengelolaan sumberdaya air. Sejumlahcontoh rangkaian tujuan pengelolaan sumberdaya air telah diambil dari prinsip yangditerima secara internasional yang didasarkan pada situasi RBO yang baru berdiri.Dari pembahasan di atas dan fungsi-fungsi penting dari pengelolaan sumberdaya air di bab lain dari manual ini, sejumlah rancangan indikator telah dikembangkan (Tabel3.1). Indikator-indikator ini mewakili hasil yang diharapkan dari pelaksanaan setiap

fungsi pengelolaan air. Secara beurutan dalam modul-modul ini, tujuan pengelolaanair dan indikatornya dibahas.

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

Pilih indikatornya dan buatlaporan internal (per 6 bulan) juga laporan tahunan untuk pihakyang berkepentingan

Pastikan informasinya dapatdikumpulkan dan memenuhikriteria.

Menentukan sejumlah kecilindikator untuk hasil yangdiharapkan.

Menetapkan Tujuan Pengelolaan Air Jangka Pendek (3 – 5 tahun).

Untuk masing-masing FungsiPengelolaan Air 

3

Page 36: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 36/117

28

Hal ini telah dikembangkan sebagai suatu alat yang RBO dapat kembangkanrangkaian indikatornya sendiri yang cocok dengan tingkat pengembangan wilayahsungainya.

Tentunya akan ada beberapa area tempat RBO berkinerja dengan baik danmelampaui indikator pada Tabel 3.1. Akan ada juga area di mana kinerjanya tidakbegitu baik. Dalam hal pengelolaan sumberdaya air yang berkelanjutan, satu areafungsi yang lemah bisa berdampak negatif pada fungsi yang lain dan tujuan RBOadalah mencapai kinerja yang memuaskan di seluruh fungsi.

4.1. Contoh Pengelolaan Pencemaran

Mengelola pencemaran butuh waktu dan akan menghadapi kendala-kendala.Penetapan tujuan pengelolaan air untuk penanganan pencemaran harus realistissehingga:

• Tingkat masalah pencemaran di wilayah sungai dapat diketahui dankemajuannya dapat terukur;

• Indikator minimum dapat dipilih dari yang sudah ada melalui sistem

pemantauan atau sistem administrasi, misalnya:

Para pencemar diberi izin sesuai undang-undang (diukur berdasarkan jumlah izin/pemegang izin); dan

Sejauh dan separah apa pencemaran yang terjadi pada air permukaan(berdasarkan sampel atau keluhan masyarakat).

Karenanya, indikator pertama melaporkan mengenai hasil proses pengelolaanpencemaran, sebagaimana didemonstrasikan oleh sejumlah pencemar terdaftar di

dalam wilayah sungai, berikut informasinya dapat langsung tersedia jika sistemnyatelah ditetapkan.

Untuk indikator kedua, perlu ditetapkan sistem pemantauan. Karenanya, lebihbanyak hal yang diperlukan. Namun penilaian masalah pencemaran adalah hal yangpenting. Oleh sebab itu, pertanyaannya hanya untuk satu skala: berapa banyak titiksampel dan berapa banyak tolok ukur yang diperlukan dan seberapa sering harusdiukur. Seiring waktu, sistemnya mungkin menjadi lebih rumit dan memiliki lebihbanyak data historis sehingga tujuan kualitas air dapat disesuaikan dan indikatornyadapat menjadi lebih spesifik.

Dengan mulai mengumpulkan dan melaporkan indikator, maka kita dapatmenetapkan garis dasar untuk perbandingan di masa depan nanti sekaligus nantinyasebagai dasar untuk menilai kemajuan di wilayah sungai.

5. Pelajaran yang Dapat Diambil

Indikator adalah alat yang berguna untuk mengukur kemajuan dan meningkatkanmotivasi kegiatan di area-area spesifik.

Indikator harus dibatasi sesuai yang dapat diukur secara wajar dalam lingkupsumberdaya RBO. Mulailah dengan yang kecil, bangun secara bertahap.

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

Page 37: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 37/117

29

Daftar Pustaka Situs

Hooper, 2006 Key Performance Indicators of River Basin Organizations. Kriteria untuk

mengurutkan indikator dapat dilihat di:

http://www.on.ec.gc.ca/water/water-use/indicator-crit-e.html  

Walmsley, J. Carden, M. Revenga, C. Sagona, F. &M. 2001. Indicators of sustainable

development for catchment management in South Africa – Tinjauan mengenai

indikator dari seluruh dunia dapat dilihat di:

http://www.wrc.org.za 

Makin, I.W., Parks, Y.P. & Linklaen Arriens, W. 2004. Supporting the development of 

effective and efficient River Basin Organizations in Asia. Diskusi mengenai penerapan

pendekatan tolok ukur organisasi dapat dilihat di:

http://www.adb.org/Documents/Events/2004/NARBO/Benchmarking/NARBO-

Benchmarking-Discussion-Notes.pdf  

LATIHAN

Indikator 

Tujuan: Mendorong agar berpikir mengenai indikator dalam konteks setiap wilayah sungai dan data

apa yang sedang dikumpulkan.

Kegiatan: Setiap wilayah sungai yang diwakili dalam pelatihan ini diminta mengerjakan ‘pekerjaan

rumah’ setiap malam dan melaporkan data indikatornya mengenai fungsi-fungsi pengelolaan

sumberdaya air yang dipresentasikan hari itu.

Tugas – Untuk indikator yang dipresentasikan di setiap akhir modul, jawab pertanyaan berikut:

‘Dapatkah wilayah sungai Anda melaporkan mengenai indikator ini?’

Laporan: Fasilitator akan meminta timbal balik setiap pagi.

Fasilitator: Pilih dua wilayah sungai untuk dilaporkan. Kumpulkan jawaban dari semua wilayahsungai dan ringkas hasilnya.

Tabel 3.1: Rangkaian Indikator Minimum untuk Pengelolaan Sumberdaya Air 

FungsiTujuan-tujuan

Pengelolaan Air  Indikator Kemajuan Unit/ Definisi

ALOKASI AIRMengalokasikan air untuk pengguna air utama dan penggunaankegunaan utama,menjaga tingkatminimum untukkegunaan sosial danlingkungan sekaligusmenjaga kebutuhankesetaraan dan

Mendata danmenangani penggunaair utama dengansistem perizinan.

Jumlah penggunaan air permukaan dan air tanah diberi izin sesuaiperundang-undangan.

Jumlah.Jumlah izin yangditerbitkan. Dapatdibagi-bagi lagiberdasarkankegunaannya.

Mengalokasikan air sejalan dengankegunaan yangberkelanjutan,efisiensi ekonomi dan

Kriteria pengalokasianair termasuk efisiensipenggunaan, manfaatekonomi dan tujuansosial.

Tinjauan.Periksa kriteria alokasiagar sesuai denganprinsip-prinsip PSAT.

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

3

Page 38: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 38/117

30

FungsiTujuan-tujuan

Pengelolaan Air Indikator Kemajuan Unit/ Definisi

pembangunan bagimasyarakat.

prinsip-prinsipkesetaraan sosial.

Prosentase waktu,lingkungan dancadangan sosial dijagadalam aliran air utama.

Prosentase (%).Jumlah catatan daristasiun pengawasansumberdaya air denganaliran yang lebih rendahdari cadangannyadibagi jumlah totalcatatan dikali 100. Perlumenetapkan standar cadangannya dahulu.

FungsiTujuan-tujuan

Pengelolaan Air Indikator Kemajuan Unit/ Definisi

PENGENDALIANPENCEMARANMenangani pencemarandengan menggunakanprinsip pencemar-membayar dan insentif yang wajar untukmengurangi masalahpencemaran penting danmeminimalisir dampaklingkungan dan sosial.

Mengetahui batasmasalah pencemarandan mengukur kemajuannya.

Prosentase sampel air permukaan yangmemenuhi tujuankualitas air.

Prosentase.Jumlah sampel yang dibawah standar yangsudah ditetapkan.Pendekatan palingsederhana adalahdengan mendasarkanpenetapan pada ukuransejumlah tolok ukur kunci dari kualitas air.

Prosentase sampelkualitas air tanah yangmemenuhi tujuankualitas air.

Prosentase.Jumlah sampel yang dibawah standar yangsudah ditetapkan.Pendekatan palingsederhana adalahdengan mendasarkanpenetapan pada ukuransejumlah tolok ukur kunci dari kualitas air.

Mendata pencemar utama dan mengelolamereka melalui sistemperizinan.

Jumlah pencemar yangdiberi izin sesuaiperundang-undangan.

Jumlah.Jumlah izin yangditerbitkan.

FungsiTujuan-tujuan

Pengelolaan Air Indikator Kemajuan Unit/ Definisi

PERENCANAANWILAYAH SUNGAIMempersiapkan dansecara teratur terusmemberi

perkembanganPerencanaan WilayahSungai denganmengikutsertakanpandangan para pihakyang berkepentinganatas prioritasperkembangan danpengelolaan wilayahsungai, danmenjadikannya sebagaiinformasi rencana kerjatahunan RBO.

 Agar perencanaanwilayah sungaimenggabungkanprioritas teknis dansosial untuk wilayah

sungai dan berfungsisebagai dasar tindakandanpertanggungjawabankepada para pihakyang berkepentingan.

Kegiatan pengelolaanair yang didasarkanpada rencana wilayahsungai.

Tinjauan.Periksa hubunganantara rencana wilayahsungai dan kegiatanpengelolaan air saat ini.

Prioritas para pihakyang berkepentinganyang ada dalamrencana wilayahsungai.

Tinjauan.Periksa apakah pihak-pihak yangberkepentingan telahdikonsultasikan lebihdulu. Periksa juga isirencana wilayahsungai.

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

3

Page 39: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 39/117

31

FungsiTujuan-tujuan

Pengelolaan Air Indikator Kemajuan Unit/ Definisi

PENGAWASANMenerapkan sistempengawasan efektif yang

bisa memberi informasipengelolaan yangpenting danmengidentifikasikan danmemberi respon ataspelanggaran terhadaphukum, undang-undangdan izin.

 Agar sistem alokasiair bisa efektif dan izindiberikan selama

memenuhi ketentuanyang ada.

Proporsi pemegang izinalokasi air yangmemenuhi syarat

perizinan.

Prosentase.Dari kunjunganpengawasan, jumlah

yang tidak memenuhipersyaratan dibagidengan jumlah totalkunjungan.

 Agar sistempengendalianpencemaran bisaefektif dan izindiberikan selamamemenuhi ketentuanyang ada.

Proporsi pemegang izinpencemaran air yangmemenuhi syaratperizinan.

Prosentase.Dari kunjunganpengawasan, jumlahyang tidak memenuhipersyaratan dibagidengan jumlah totalkunjungan.

 Agar yang menjadidasar pengelolaanadalah pengetahuanatas ketersediaansumberdaya air.

Jumlah stasiunpengawas sumberdayaair yang mengeluarkandata yang terpercaya.

Jumlah stasiun dengancatatan data yangterpercaya.

Kapasitas totalpenyimpanan air.

M3.Kapasitas penyimpananair dalam struktur penyimpanan buatan diatas ukuran minimum(misalnya 5,000 M3).

Prosentase stasiunpengawas air tanahdengan tingkat air yangmenurun.

Prosentase.Perbandingan tingkatair selama perioda limatahun.

Fungsi Tujuan-tujuanPengelolaan Air 

Indikator Kemajuan Unit/ Definisi

PENGELOLAANEKONOMI DANKEUANGANMenerapkan instrumenekonomi dan keuanganuntuk pemulihan danadan perubahan sikapuntuk mendukung tujuankesetaraan akses danmanfaat berkelanjutanbagi masyarakat daripenggunaan air.

Memperbaiki efisiensipenggunaan air dengan menggunakaninstrumen ekonomidan keuangan.

Beban dan biaya untukalokasi air memihakkaum miskin danpenggunaan air yangefisien.

Tinjauan.Periksa penerapaninstrumen ekonomi dankeuangan dalampengalokasian air.

Penerimaan prosentasependapatan.

Prosentase.Total pendapatan dibagi jumlah total yangtertagih.

Penguranganpencemaran denganmenggunakan

instrumen ekonomidan keuangan.

Beban biayapencemaran memberiinsentif untuk

mengurangipencemaran.

Tinjauan.Periksa penerapaninstrumen ekonomi dan

keuangan dalampencemaran air.

Penerimaan prosentasependapatan.

Prosentase.Total pendapatan dibagi jumlah total yangtertagih.

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

3

Page 40: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 40/117

32

FungsiTujuan-tujuan

Pengelolaan Air Indikator Kemajuan Unit/ Definisi

PENGELOLAANINFORMASIMenyediakan data yang

penting bagi keputusanyang transparan demipengembangan danpengelolaanberkelanjutan darisumberdaya air diwilayah sungai.

Informasi yang pentingdiproses dan dikemaspada tingkat yang tepat

untuk pengelola danpihak berkepentinganyang spesifik demimendukungpengambilan keputusanyang transparan dandemi mendapatkankomitmen dandukungan politik ataskeputusan-keputusanyang diambil.

Pusat data didirikandalam bentuk yangsesuai dengan

organisasi wilayahsungai lain.

Tinjauan.Pusat data dapatditransfer antar wilayah

sungai dalam negeridan untuk sistem antar perbatasan.

Informasi pengelolaanair tersedia bagi parapengelola dan pihakberkepentingansebagaimana yangdibutuhkan.

Tinjauan.Periksa ketersediaandata wilayah sungai danlaporan mengenaiindikator pengelolaansumberdaya air.

FungsiTujuan-tujuan

Pengelolaan Air Indikator Kemajuan Unit/ Definisi

PARTISIPASI PIHAK YANGBERKEPENTINGANMelaksanakanpartisipasi pihak yangberkepentingansebagai dasar pengambilan keputusanyangmempertimbangkankepentingan terbaikdari masyarakat danlingkungan dalampengembangan danpenggunaansumberdaya air dalamwilayah sungai.

Kerjasama efektif antar badan pemerintah yangbertanggungjawab ataspengelolaan air ataupenggunaan air diwilayah sungai.

Jumlah pertemuanbadan-badanpemerintah yangbertanggungjawabmengenai air untukberkonsultasi danberkolaborasimengenai pengelolaanair.

Jumlah.Jumlah pertemuanformal atau ad hocpada tingkat antar badan.

Partisipasi pihak yangberkepentingandiinstitusionalkan dalampengelolaan wilayahsungai.

Struktur formal daripihak yangberkepentinganditetapkan denganperan dan tanggung jawab yang jelas dalampengelolaansumeberdaya air.

Tinjauan.Periksa struktur pengelolaan wilayahsungai, apakah adaorganisasi pihak yangberkepentingan danperan pengelolaan yangdialokasikan untukmereka.

Pihak yangberkepentingan ataswilayah sungai (priamaupun wanita)terwakili dalam badanpengambil keputusan disemua tingkat.

Jumlah.Perwakilan dari pihakyang berkepentinganyang bertugas dalamstruktur pengelolaan air milik pemerintah.

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

3

Page 41: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 41/117

33

Modul 4: Partisipasi Pihak yang Berkepentingan

Tujuan Pembelajaran

•Mempelajari cara mengidentifikasikan dan mengkategorikan para pihak yangberkepentingan.

• Mempertimbangkan struktur dan tanggung jawab pihak yang berkepentingan

yang berbeda-beda dalam pengelolaan sumberdaya air.

• Mendapatkan panduan mengenai cara memelihara partisipasi pihak yang

berkepentingan di sepanjang waktu.

1. Pendahuluan

Ide bahwa para pihak yang berkepentingan harus memiliki pendapat dalampengelolaan sumberdaya air yang mereka tergantung atasnya adalah salah satupenyusun konsep pengelolaan sumberdaya air terpadu (PSAT). Pengelolaansumberdaya air terpadu telah menemukan jalan menuju kebijakan sumberdaya air nasional dan undang-undang sumberdaya air dari banyak negara dan karenanyamemiliki konsep partisipasi pihak yang berkepentingan.

Mengapa kita membutuhkan partisipasi pihak yang berkepentingan? Alasanutamanya adalah hal yang memungkinkan perwujudan pelaksanaan sistempengelolaan sumberdaya air hanyalah kepentingan mereka dan penerimaan merekaatas sistem itu. Beberapa manfaat dari partisipasi pihak yang berkepentingan dapatdilihat sebagai berikut:

• Partisipasi ini membawa kepada pengambilan keputusan yang dapat diketahui

dengan luas karena para pihak yang berkepentingan memiliki banyak informasiyang dapat memberi manfaat bagi pengelolaan sumberdaya air;

• Pihak berkepentingan adalah pihak yang paling terkena dampak dari kurangnya

sumberdaya air atau buruknya keputusan pengelolaan sumberdaya air.Karenanya mereka dapat memilih prioritas tindakan dalam suatu wilayah sungai;

• Kesepakatan pada tahap awal proyek pembangunan dapat mengurangi

kecenderungan konflik yang dapat membahayakan pelaksanaandan sukses proyek tersebut;

• Partisipasi pihak yang berkepentingan dapat mengurangi biaya dan

memperbaiki efektifitas pengelolaan sumberdaya air; dan

• Keterlibatan pihak yang berkepentingan dapat membangun rasapercaya antara pemerintah dan masyarakat sipil, yang memungkinkanterbinanya kolaborasi jangka panjang.

Kotak 4.1: APAKAH TUJUAN-TUJUAN PERTAMA SAYA?Tujuan-tujuan pengelolaan air saya dalam Partisipasi Pihak yang Berkepentingan di wilayah sungaiadalah:

• Memastikan partisipasi pihak yang berkepentingan terinstitusionalkan dalam pengelolaan

sumberdaya air wilayah sungai.

• Menetapkan kerjasama efektif antar badan-badan pemerintah yang bertanggung jawab atas

pengelolaan atau penggunaan air.

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

4

Apa manfaat lain dariterlibatnya para pihak

yangberkepentingan?

Page 42: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 42/117

34

Kegiatan-kegiatan yang diasosiasikan dengan tujuan-tujuan ini (Kotak 4.1)menekankan penciptaan hubungan antar badan-badan pemerintahan yang berbeda-beda, terutama mengenai masalah kebijakan, dan penciptaan struktur organisasipihak yang berkepentingan dalam pengelolaan sumberdaya air.

Modul ini akan memberi wawasan mengenai bagaimana pihak yang berkepentinganharus terlibat dalam pengelolaan sumberdaya air dan menjelaskan caramengidentifikasikan dan memobilisasi mereka. Kita juga akan melihat struktur pihakyang berkepentingan dalam wilayah sungai dan peran dan tanggung jawab yangdapat mereka miliki dan terakhir akan diberikan beberapa petunjuk untuk memeliharapartisipasi yang aktif.

2. Di mana dan Bagaimana Pihak yang Berkepentingan HarusDilibatkan?

Di negara-negara di mana reformasi sumberdaya air telah terjadi dan undang-undang sumberdaya air telah direvisi, sering ditemukan bahwa para pihak yang

berkepentingan diidentifikasikan dalam undang-undang sumberdaya air dan memilikikemungkinan untuk menyumbang bagi pengelolaan air melalui struktur pihakberkepentingan yang sah. Hal ini memberi kesempatan penting bagi keterlibatan dankolaborasi formal mereka dengan organisasi pemerintah untuk pengelolaan air.

Keterlibatan pihak yang berkepentingan lebih dari sekadar dengar pendapatmasyarakat untuk mendapatkan timbal balik atas petunjuk atau undang-undangpemerintah. Keterlibatan pihak yang berkepentingan adalah mengidentifikasikanmasalah dan nilai yang menjadi perhatian masyarakat dan mengembangkankesepakatan yang luas mengenai perencanaan dan reformasi baru. Keterlibatan ini juga berarti memanfaatkan pihak yang berkepentingan dengan informasi dan

pengetahuan mereka yang amat luas agar mendapatkan jalan keluar yang wajar,efisien dan berkelanjutan demi pengelolaan sumberdaya air yang baik.

Pihak-pihak yang berkepentingan tinggal di wilayah sungai dan terkena dampaklangsung dari keputusan-keputusan mengenai pengelolaan sumberdaya air, baikmereka sebagai pemegang izin alokasi air atau sebagai pengguna air dan pesertadalam pengembangan ekonomi dan sosial wilayah sungai. Secara umum, pihak-pihak yang berkepentingan harus dilibatkan dalam semua bagian prosespengelolaan sumberdaya air. Beberapa fungsi pengelolaan sumberdaya air di manapihak yang berkepentingan memainkan peran penting tertera dalam Tabel 4.1.

Tabel 4.1: Peran-peran pihak yang berkepentingan dalam pengelolaan sumberdaya air 

Fungsi Pengelolaan Air Peran Pihak yang Berkepentingan

Perencanaan wilayah sungai Mengidentifikasi masalah, menetapkan prioritas,menganalisa situasi, memberi persetujuan.

 Alokasi air Memberi pertimbangan, mengawasi danmelaporkan, mengambil keputusan.

Pengendalian pencemaran Mengawasi, melaporkan, memberi izin

Peran dan tanggung jawab itu di beberapa negara akan ditentukan oleh undang-undang. Misalnya, di Zimbabwe, pihak yang berkepentingan, dalam hal ini DewanDaerah Tangkapan Air (Catchment Council ), diberi kuasa untuk mengambilkeputusan mengenai alokasi air. Sementara di Afrika Selatan, Badan-BadanPengelolaan Daerah Tangkapan Air (Catchment Management Agencies) dapat diberikuasa serupa oleh Menteri ketika badan-badan itu telah mengembangkan kapasitas

yang diperlukan. Di banyak negara lain, keputusan seperti itu bahkan tidak diambil

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

4

Page 43: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 43/117

35

pada tingkat wilayah sungai namun diambil di tingkat nasional oleh pihak berwenangdari pemerintah pusat.

Untuk mengembangkan perencanaan PSAT dan merencanakan proyekpengembangan, dibutuhkan sejumlah besar data dan informasi. Harus dipastikantidak ada data dan informasi dari pihak-pihak yang berkepentingan yang terlewatkan.Sudah jelas bahwa pihak yang berkepentingan memiliki pengetahuan tentang daerahsetempat dan jika hal ini tidak dipertimbangkan maka akan membangun rasa tidakpercaya terhadap otoritas pengelola karena dua hal: pihak yang berkepentingantidak dilibatkan dan pihak otoritas terlihat tidak kompeten.

Secara praktik, tidak mungkin memantau penggunaan air danlimbah pencemaran (effluent ) tanpa keikutsertaan pihak yangberkepentingan. Pengukuran semua pengambilan air danpembuangan limbah dengan organisasi yang terdesentralisir akanmembutuhkan sejumlah besar sumber daya manusia dan dana.Karenanya, harus diterapkan sistem pemantauan sendiri, yang akan

mengurangi tuntutan akan sumber daya RBO.

 Agar Badan Pengelola Wilayah Sungai dapat melaksanakan fungsi utamapengelolaan sumberdaya air terhadap perencanaan wilayah sungai, alokasi air,pengendalian pencemaran dan pengawasan secara efektif, maka diperlukanpendekatan partisipasi. Karena itu, salah satu fungsi utama dari RBO adalahmenciptakan proses partisipasi pihak yang berkepentingan di wilayah sungai.Proses ini melibatkan identifikasi, mobilisasi, organisasi dan membangun kapasitaspihak yang berkepentingan sekaligus, yang lebih sulit lagi, memelihara tingkatketerlibatan mereka sepanjang waktu. Sebagaimana diindikasikan di atas, bagian-bagian berbeda dari pengelolaan sumberdaya air mungkin memerlukan cara yangberbeda-beda dalam melibatkan pihak yang berkepentingan. RBO harus

mempertimbangkan hal itu ketika merancang keikutsertaan pihak yangberkepentingan.

3. Inventarisasi dan Mobilisasi Pihak yang Berkepentingan

3.1. Inventarisasi Pihak yang Berkepentingan

Langkah pertama bagi RBO adalah mengidentifikasikan dan mengelompokkanpihak-pihak yang berkepentingan dalam wilayah sungai.

Dalam mengidentifikasikan pihak-pihak kunci yang berkepentingan, pertanyaan-

pertanyaan berikut harus dipertimbangkan:• Siapa yang berpotensi menjadi penerima manfaat dari keputusan pengelolaan

air?

• Siapa yang akan menerima dampak negatifnya?

•  Apakah kelompok yang rawan terkena dampak telah diidentifikasi?

•  Apakah pendukung dan penentang atas perubahan sistem pengelolaan air 

telah diidentifikasi?

•  Apakah kepentingan gender telah cukup teridentifikasi dan terwakili?

•  Apa hubungan antar pihak yang berkepentingan?

Meskipun pertanyaan-pertanyaan di atas cukup langsung mengena, identifikasi awal

atas pihak-pihak yang berkepentingan tidaklah mudah. Satu masalah yang seringterjadi adalah dalam mendefinisikan batasan-batasan sistem. Air memengaruhi

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

Beri contoh informasipenting yang mungkin

dimiliki pihak yangberkepentingan untuk

pengelolaansumberdaya air!

4

Page 44: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 44/117

36

masyarakat dalam banyak hal dan pembangunan sosio-ekonomi dalam wilayahsungaiutama di sebuah negara dapat memberi pengaruh terhadap pihak yangberkepentingan pada skala nasional bahkan internasional.

Masalah kedua adalah salah satu perwakilan – tidak mungkin untuk selaluberkonsultasi pada semua orang dan perwakilan pihak yang berkepentingan dalamstruktur formal tidak perlu disahkan oleh hukum. Oleh sebab itu, pada tahap awal,pihak-pihak yang berkepentingan harus dikategorikan dahulu. Kategori-kategori iniharus mengenali kepentingan yang berbeda-beda dan memberi dasar untukmenetapkan perwakilan dalam struktur pengelolaan air.

Satu cara yang umum untuk mengkategorikan pihak-pihak yang berkepentinganadalah sebagai berikut:1. Pengguna air didefinisikan sebagai mereka yang membutuhkan izin penggunaan

air berdasarkan hukum dan kebijakan air. Mereka mungkin terbagi lagiberdasarkan tujuan penggunaan air mereka yang harus berbagi, seperti parapetani, fasilitas umum, industri, pertambangan, pemerintah setempat, pembangkit

listrik tenaga air, dan lain sebagainya;2. Badan-badan pemerintahan, yang berdasarkan peran mereka dalam melayanimasyarakat, memiliki kepentingan dalam pengelolaan air di wilayah sungai. Hal inisangat penting untuk mengidentifikasikan badan-badan pemerintahan yangmemiliki pengaruh atau dampak pada pengelolaan air seperti misalnya pertanian(penggunaan tanah) dan lingkungan (penggunaan tanah, pengelolaanpencemaran, kesehatan ekosistem) agar dapat melibatkan mereka dalampengembangan kebijakan; dan

3. Masyarakat sipil dan Lembaga-lembaga Swadaya Masyarakat mereka.

Langkah berikutnya, tergantung pada status wilayah sungai dan RBO, adalahmeningkatkan kesadaran pihak-pihak yang berkepentingan atas perubahan yang

akan terjadi pada pengelolaan sumberdaya air, melibatkan mereka dalam struktur pengelolaan air, atau sekadar berkonsultasi dengan mereka mengenai proposalspesifik. Tujuannya akan menentukan skala dan hasil dari kegiatan-kegiatanberikutnya.

Inventarisasi pihak yang berkepentingan dalam wilayah sungai pada kenyataannyamenyita banyak hal dan tidak dapat dianggap enteng. Di banyak wilayah sungai,terutama di daerah dengan buruknya sarana komunikasi, menemukan semuakelompok pihak yang berkepentingan adalah sebuah beban yang berat dan menyitabanyak waktu. Penting juga untuk diingat bahwa bagi banyak pihak yangberkepentingan, kegiatan inventarisasi adalah pertama kalinya bagi mereka untukberhubungan dengan RBO. Selain itu, di banyak negara dengan banyak organisasi

air informal, sebuah kunjungan atau minat dari sebuah badan pemerintahan tidakselalu dipandang sebagai sesuatu yang positif.

Oleh sebab itu, inventarisasi harus dibuat dengan cermat, dengan pertukaraninformasi termasuk di dalamnya. Hal ini lebih banyak membutuhkan sumber dayakarena perwakilan RBO butuh waktu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan daripihak-pihak yang berkepentingan. Pertemuan pertama dengan pihak yangberkepentingan ini dapat menentukan hubungan antara RBO dengan pihak yangberkepentingan dalam waktu yang lama dan dapat memengaruhi tingkat kesuksesanproses keikutsertaan pihak yang berkepentingan di masa depan.

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

4

Page 45: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 45/117

37

3.2. Mobilisasi Pihak yang Berkepentingan

Mobilisasi pihak yang berkepentingan dapat terjadi kapanpun juga dengan alasan-alasan yang spesifik. Adalah sebuah hal yang umum untuk memobilisasi orang-orang untuk menyediakan informasi atau menyumbang bagi sebuah proses

perencanaan dan ketika, sebagaimana sering terjadi, tidak ada hubungan lebihlanjut, mereka takkan begitu terbuka lagi di masa depan. Adalah hal penting untuk jujur terhadap diri sendiri juga terhadap masyarakat mengenai harapan-harapan kitaseiring dengan keterlibatan pihak-pihak yang berkepentingan. Apakah niat di balikmobilisasi masyarakat merupakan partisipasi yang bersifat menipu (Tabel 4.1)ataukah ia sebuah mobilisasi yang didorong diri sendiri?

Satu cara mudah dan langsung untuk memobilisasi pihak-pihakyang berkepentingan adalah dengan mengajak mereka

datang ke lokakarya-lokakarya tempat tersedianya informasimengenai RBO dan tempat dibahasnya masalah dan keadaanlain mengenai pengelolaan sumberdaya air di daerah sub-

basin. Sekali lagi, jenis hubungan seperti ini sangat pentingbukan hanya untuk mengorganisir para pihak yang

berkepentingan namun juga untuk membangun hubungan jangkapanjang antara mereka dengan RBO.

Gambar 4.1: Jenis-jenis keikutsertaan pihak-pihak yang berkepentingan

CIRI-CIRI

Partisipasi yangbersifat manipulatif 

Keikutsertaan hanyalah sebuah kepura-puraan

Partisipasi pasif Keterlibatan masyarakat hanya sebatas diberitahu apa yang telahdiputuskan atau apa yang sudah terjadi. Informasi hanya diketahui olehpakar-pakar dari pihak luar 

Partisipasiberdasarkankonsultasi

Masyarakat berpartisipasi dengan memberi konsultasi atau menjawabpertanyaan-pertanyaan yang mereka terima. Mereka tidak memiliki andildalam pembuatan keputusan dan para pakar tidak berkewajibanmempertimbangkan pandangan masyarakat

Partisipasi demiinsentif materi

Masyarakat berpartisipasi dan mendapat insentif berupa makanan, uang,atau barang lain. Masyarakat setempat tidak memiliki andil dalammeneruskan praktik pengelolaan ketika manfaat insentif telah habisdigunakan

Partisipasifungsional

Partisipasi dipandang oleh pihak luar sebagai alat untuk mencapai tujuanproyek, terutama dalam mengurangi biaya. Masyarakat dapatberpartisipasi dengan membentuk kelompok untuk mewujudkan tujuanproyek yang telah ditetapkan terlebih dahulu

Partisipasi interaktif 

Masyarakat berpartisipasi dalam analisa gabungan, yang mengarah padarencana tindakan dan pembentukan atau penguatan kelompok atauinstitusi setempat yang menentukan cara menggunakan sumberdaya yangtersedia. Metode pembelajaran digunakan untuk mencari banyak sudutpandang.

Mobilisasi yangdidorong dirisendiri (Self-mobilization)

Masyarakat berpartisipasi dengan berinisiatif tanpa campur tangan institusiluar. Mereka membangun hubungan dengan institusi luar untuksumberdaya dan saran teknis namun tetap memiliki kendali ataspenggunaan sumberdaya mereka

SUMBER: Dalal-Clayton B, Bass S (2002)

Mobilisasi bisa melalui pembagian materi informasi, kunjungan ke masyarakat,partisipasi dalam pertemuan masyarakat atau membawa perwakilan dalampertemuan spesifik. Sekali lagi, alat dan skala campur tangan atas partisipasi pihakyang berkepentingan harus ditetapkan oleh hasil yang diharapkan dari proses ini.

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

Apakah mobilisasimemiliki batas tertentu?

4

Page 46: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 46/117

38

4. Organisasi dan Struktur Pihak yang Berkepentingan

4.1. Struktur Formal Pihak yang Berkepentingan

Sistem baru dari pengelolaan air, tergantung keadaan hukumnya yang khusus,

biasanya mendefinisikan struktur partisipasi pihak yang berkepentingan. Hal inipenting karena sebuah struktur formal dari pihak yang berkepentingan memudahkankerja RBO, membatasi perlunya mobilisasi pihak yang berkepentingan secara terusmenerus, dan memastikan hubungan formal dan teratur antara RBO dengan pihakyang berkepentingan. Di banyak negara, pihak-pihak yang berkepentingan diberistatus hukum dan bisa menciptakan badan mereka sendiri dalam wilayah sungai. Dinegara-negara lain, pihak-pihak yang berkepentingan hanya memiliki fungsi sebagaidewan penasehat.

Tidak ada cetak biru untuk cara membangun struktur forum-forum pihak yangberkepentingan. Gambar 4.2 menunjukkan satu bentuk hubungan antara badan-badan pemerintahan dengan organisasi pihak yang berkepentingan di tingkat yang

berbeda-beda. Untuk wilayah sungai yang besar, perlu diperkenalkan sub-komitewilayah sungai atau yang serupa. Setiap sub-komite ini memiliki sejumlah perwakilandi komite utama wilayah sungai. Begitu juga dengan pihak-pihak yangberkepentingan dari sebuah sektor tertentu, mereka dapat saja memiliki cabangorganisasi (misalnya asosiasi pengguna air atau serikat petani) yang terwakili dalamkomite atau sub-komite wilayah sungai.

Gambar 4.2: Sebuah bentuk hubungan antara pihak yang berkepentingan dengan badanpemerintahan

Jika tidak ada pedoman tata cara dalam undang-undang sumberdaya air ataukebijakan air nasional, maka forum pihak yang berkepentingan harus diputuskanoleh mereka sendiri. Pihak-pihak yang berkepentingan biasanya memiliki latar belakang, pendidikan dan kepentingan yang berbeda-beda. Oleh sebab itu,

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

BADAN-BADAN PEMERINTAHAN

Otoritas Air Nasional

Kementrian Air

Organisasi Wilayah sungai

Kantor-kantor Sub-Organisasi Basin

PIHAK-PIHAK YANG

BERKEPENTINGAN

Komite/Dewan Basin

Sub-komite/sub-dewan basin

Asosiasi pengguna air

Komite Antar-Kementrian

4

Page 47: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 47/117

Kotak 4.2: Tanggung jawab Pihak-

pihak yang

Berkepentingan

Di Zimbabwe, dewan daerah sub-tangkapan air (sub-catchment councils) memiliki tanggung jawab

mengawasi penggunaan air oleh pemegang izin.Mereka diizinkan menaikkan pungutan untuk menutupibiaya tugas pengawasan ini. Dewan daerah tangkapanair, terdiri dari ketua-ketua dewan daerah sub-tangkapan, bertanggungjawab mengalokasikan air danmenyiapkan rencana basin dengan dukungan RBO(ZINWA).

Pendanaan Dewan Daerah Tangkapan Air berasal dariiuran alokasi air yang dibayarkan pada Otoritas Air Nasional Zimbabwe atau Zimbabwe National Water  Authority (ZINWA).

39

sebaiknya RBO mengambil peran sebagai pemimpin mereka dalam prosespengembangannya.

Bagi RBO yang mengambil peran pemimpin, harus dipahami kepentingan, tempatmereka ingin berpartisipasi, harapan dan keterampilan dari kelompok-kelompokpihak yang berkepentingan. Harus juga dipahami kekuatan, pihak-pihak kunci darimereka yang berkepentingan, dan hubungan antar mereka. Ketika struktur pihakyang berkepentingan memiliki kuasa untuk mengambil keputusan, biasanya adaproses formal untuk mengidentifikasi keanggotaan dan perwakilan dari kelompokyang berbeda-beda.

Peran dan tanggung jawabstruktur pihak yang berkepentingandalam proses pengelolaansumberdaya air harus diperjelas dariawal. Tujuan-tujuan pengelolaan air untuk fungsi-fungsi dasar RBO

dapat memberi pedomannya.Tujuan-tujuan perencanaan wilayahsungai, alokasi air, pengendalianpencemaran dan pengawasan akanmenentukan perlunya keterlibatanpihak-pihak yang berkepentingan.Misalnya, pengguna air dapat sajadiberikan tanggung jawabpengawasan pada skala lokal dibawah pengawasan RBO. Denganbegitu, struktur pihak yangberkepentingan harus dirancang untuk memudahkan komunikasi pada skala lokal.

Satu contoh lain adalah bahwa tujuan perencanaan wilayah sungai mungkinmembutuhkan kesepakatan antara pihak-pihak utama yang berkepentingan atasrencana pengembangan air. Dengan begitu, struktur formal pihak yangberkepentingan menjadi teramat penting.

Dalam komite wilayah sungai seperti itu, masalah yang penting adalah perwakilan:bagaimana kelompok-kelompok pihak berkepentingan yang berbeda-beda diwakilidalam forum pusat. Prosedur dan pedoman mengenai bagaimana kelompok-kelompok itu terwakili, terpilih, dan digantikan dari waktu ke waktu harus diperjelas.Peraturan yang jelas dan terdokumentasi adalah hal penting untuk mendapatkanpartisipasi yang setara.

4.2. Pemerintah sebagai Pihak yang Berkepentingan

Koordinasi lintas sektor harus menjadi perhatian dalam partisipasi pihak-pihak yangberkepentingan. Koordinasi antara sektor yang berbeda-beda seringkali berartikerjasama, atau setidaknya pertukaran informasi, antar kementrian. Hal ini sangatberhubungan dengan salah satu tujuan pengelolaan air, yaitu kerjasama efektif antar badan pemerintahan yang bertanggung jawab atas air di wilayah sungai.

Sebagaimana diindikasikan di Gambar 4.2, komite antar kementrian terletak antarakolom pihak-pihak yang berkepentingan dan badan-badan pemerintahan. Inidisebabkan banyak organisasi pemerintahan sebagai pengelola sumberdaya air,

pengguna sumberdaya air, atau penanggung jawab atas area program yang secaralangsung memberi dampak pada pengelolaan sumberdaya air. Pemerintah Daerahdalam banyak hal bertanggung jawab untuk persediaan air dan sanitasi. Karenanya

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

4

Page 48: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 48/117

40

mereka dikategorikan sebagai pengguna air. Pada saat yang sama, PemerintahDaerah adalah sebagai pihak penting dalam hal alokasi sumberdaya air atauperencanaan pengembangan wilayah sungai.

Badan Lingkungan Hidup adalah satu contoh lain sebagai mitra RBO dalambertanggung jawab untuk pengelolaan pencemaran air – RBO adalah pihak yangberkepentingan yang memengaruhi cara Badan Lingkungan Hidup menetapkankebijakan dan melaksanakan program ini. Pertanian dapat saja menetapkankebijakan dan program atas pengelolaan tanah, panen, atau pengairan yangberpengaruh langsung pada pengelolaan sumberdaya air dalam wilayah sungai.Sekali lagi, RBO harus memandang diri mereka sendiri sebagai pihak yangberkepentingan dalam pengambilan keputusan di Departemen Pertanian.

Bagi RBO, penting mengkoordinasikan pekerjaan mereka dengan kementerian lain,baik melalui struktur antar kementrian atau dengan langsung berkirim surat dengandepartemen-departemen setempat dari kementrian lain. Dalam banyak hal,koordinasi ini perlu sejalan dengan interaksi RBO dengan komite wilayah sungai

yang di dalamnya mungkin ada perwakilan dari kementrian. Jika koordinasi inidiabaikan, kemampuan RBO untuk mengelola sumberdaya air secara efektif bisaterbatasi.

Karena itu, partisipasi pihak-pihak yang berkepentingan harus dilaksanakan padabeberapa tingkatan.

5. Memelihara Partisipasi Aktif 

Meski memobilisasi dan mengorganisir pihak-pihak yang berkepentingan adalahproses yang panjang dan sulit, tantangan terbesar bagi RBO adalah memeliharapartisipasi aktif dari pihak-pihak yang berkepentingan di wilayah sungai. Kuncinya

adalah dengan memastikan pihak-pihak yang berkepentingan melihat manfaatpartisipasi mereka. Bagi banyak pihak yang berkepentingan, pengelolaansumberdaya air bisa saja terlihat negatif disebabkan mereka tiba-tiba dihadapkanpada pembatasan abstraksi dan pembuangan air limbah (effluent ) atau tuntutan daripengawasan sendiri. Lebih dari itu, mereka harus mengambil waktu dari kegiatanbekerja mereka dan dari usaha mereka mencari nafkah. Dalam pandangan ini, RBOmemiliki tanggung jawab besar untuk menyediakan dan menyajikan manfaat nyatadari keterlibatan mereka dalam proses pengelolaan sumberdaya air di wilayahsungai.

Di bawah ini adalah sejumlah pedoman dalam mempromosikan partisipasi aktif pihak-pihak yang berkepentingan:

• Penyebarluasan informasi – Informasi adalah hal yang sangat penting agar 

pihak-pihak yang berkepentingan tetap tertarik dengan pengelolaan sumberdayaair. Informasi juga dapat menciptakan rasa kepemilikan setempat akan prosesyang sedang dilaksanakan. Berbagai instrumen informasi (lokakarya, selebaran,situs internet, kunjungan dan konsultasi lapangan, dan lain sebagainya) tersediadan dijelaskan lebih rinci di bagian lain dari manual ini. Salah satu kegiatannyaadalah memastikan pihak yang berkepentingan terus mendapatkan informasi atasstatus pengelolaan sumberdaya air di wilayah sungai melalui laporan teratur mengenai indikator-indikator kunci;

• Membangun kapasitas pihak-pihak yang berkepentingan – Partisipasi pihak

yang berkepentingan seringkali mengalami rintangan dikarenakan rendahnyakapasitas mereka atau beberapa dari mereka mengetahui lebih banyak haldaripada yang lain. Harus dipahami bahwa ada pihak-pihak yang berkepentingan

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

4

Page 49: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 49/117

41

di setiap wilayah sungai yang berpengetahuan luas, namun yang lain juga harusdibawa pada tingkat pengetahuan yang sama demi partisipasi mereka yangefektif. RBO harus memiliki program pengembangan kapasitas aktif untukanggota-anggota baru agar dapat dipastikan mereka cukup mendapatpemahaman untuk melakukan tanggung jawab yang dibebankan pada mereka;

•Memberi tanggung jawab dan peran yang jelas  – Tanpa tanggung jawab danperan yang jelas, takkan ada yang mau terus melanjutkan ikut rapat-rapatmereka;

• Pengembangan paralel atas sumberdaya air  – Pembangunan nyata atas

sumberdaya air dan penanganan masalah di wilayah sungai adalah kunci untukmempromosikan partisipasi. Pengelolaan sumberdaya air pada dasarnyabertujuan untuk memperbaiki aksesibilitas terhadap air yang memberipembangunan sosio-ekonomi dan kehidupan yang lebih baik kepada pihak-pihakyang berkepentingan. Proyek pengembangan bukan hanya tanda bahwapengelolaan sumberdaya air memberi timbal balik kepada pihak-pihak yangberkepentingan, namun juga memberi kesempatan untuk diskusi

dan partisipasi pada saat kedua kegiatan itu tengahdikembangkan. Karenanya, penting bagi RBO untuk sedapatmungkin mengkoordinasikan proyek-proyek pengembangandengan pendekatan partisipasi. Penundaan yang lama antaraperencanaan dan pengambilan keputusan dengan dimulainyapengembangan yang sebenarnya di lapangan adalah hal yangdapat menurunkan motivasi partisipasi pihak-pihak yangberkepentingan; dan

• Menyediakan pelayanan  – RBO seringkali menunda penyebarluasan sejumlah

besar dasar pengetahuan dan informasi yang berharga bagi pihak-pihak yangberkepentingan. Misalnya statistik aliran sungai untuk merancang bendungankecil atau saluran keluaran air, statistik curah hujan dan informasi jenis tanah

untuk perencanaan pertanian, sifat-sifat akuifer air tanah, dan lain sebagainya.RBO, terlebih ketika RBO membutuhkan partisipasi pihak-pihak yangberkepentingan untuk pengawasan, harus memberikan data penting sebagai buktipenghargaan timbal balik.

6. Pelajaran yang Dapat Diambil

• Partisipasi pihak yang berkepentingan, terutama di tahap awal, memerlukan

banyak sumberdaya.

• Tanpa kegiatan melobi secara aktif, perwakilan wanita dalam forum-forum pihak

yang berkepentingan akan menjadi rendah.• Pihak-pihak besar yang berkepentingan sering mendominasi dan menetapkan

agenda. Hal ini membuat pihak-pihak kecil yang berkepentingan tidak tertarikuntuk berpartisipasi.

• Keperluan mendesak untuk pihak-pihak yang berkepentingan yang berskala kecil

di desa seringkali tidak dipertimbangkan di pengelolaan wilayah sungai berskalabesar.

Daftar Pustaka Situs

US EPA, Engaging and Involving Stakeholders in Your Watershed dapat dilihat di:

http://www.epa.gov/owow/watershed/outreach/documents/stakeholderguide.pdf  

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

Beri contoh pelayananlain yang Anda berikanuntuk pihak-pihak yang

berkepentingan.

4

Page 50: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 50/117

42

UNESCO (2003) Participation, Consensus building, and Conflict managementTraining Course dapat dilihat di:http://unesdoc.unesco.org/images/0013/001333/133308e.pdf 

Dalal-Clayton B. Swiderska K, Bass S (2002) Stakeholder Dialogues on SustainableDevelopment Strategies. Lessons, Opportunities and Developing Country CaseStudies. Environmental Planning Issues No 26, November 2002. InternationalInstitute For Environment and Development. London, United Kingdom dapat dilihatdi: http://www.nssd.net/res_book.html#casestudies 

LATIHAN

Pihak-pihak yang Berkepentingan

Tujuan: Meningkatkan kesadaran mengenai masalah dan tantangan dalam partisipasi pihak-pihakyang berkepentingan dalam pengelolaan sumberdaya air wilayah sungai.

Kegiatan: Adakan debat antara pendukung dan penentang partisipasi pihak-pihak yang

berkepentingan.Pendukung – kemukakan pendapat mengapa pihak yang berkepentingan harus dilibatkan dalampengelolaan sumberdaya air di basin dan berikan pandangan sejauh mana mereka harus dilibatkan.Penentang – kemukakan pendapat mengapa pihak yang berkepentingan TIDAK BOLEH dilibatkandalam pengelolaan sumberdaya air di basin.

Fasilitator : Minta agar peserta memilih pihak mana yang mereka akan wakili. Beri 15 menit untukmasing-masing kelompok mempersiapkan argumentasi mereka. (30 menit untuk debat dan 15 menituntuk kesimpulan.)

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

4

Page 51: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 51/117

43

Modul 5: Pengalokasian Air 

Tujuan Pembelajaran

• Mempelajari unsur-unsur dasar dalam pengalokasian air dan hubungannyadengan fungsi-fungsi lain dalam RBO.

• Mendapatkan pemahaman dasar dalam analisa sistem.

• Memahami cara mengembangkan prosedur untuk perizinan air.

1. Pendahuluan

 Akses untuk air bersih adalah hak asasi manusia dan diatur dalam undang-undanghampir semua negara. Hak untuk air tanah dan air permukaan umumnya jugaberhubungan dengan kepemilikan tanah. Karena sumberdaya air semakin langka dibanyak bagian bumi, maka semakin banyak yang berpendapat bahwa pengelolaansumberdaya air perlu diperbaiki.

Di wilayah-wilayah sungai yang airnya terbatas, baik sekarang maupunkemungkinan nanti di masa depan, pengaturan penggunaan air perlu untukmemastikan penggunaan yang berkelanjutan, adil dan efisien atas sumberdaya air itu. Pengaturan sumberdaya air biasanya dibuat melalui sistem perizinan yangmemudahkan otoritas pemerintah mengalokasikan sumberdaya air denganmempertimbangkan seluruh pihak yang berkepentingan, termasuk lingkungan. Dinegara-negara dengan jumlah air yang berlebih, hal ini mungkin tidak perlu ada.Namun dengan adanya kebutuhan yang terus meningkat atas kuantitas ataupunkualitas sumberdaya air, hal inipun menjadi situasi yang tidak biasa.

Kotak 5.1: APA TUJUAN-TUJUAN PERTAMA SAYA?

Tujuan-tujuan saya dalam pengelolaan air untuk Pengalokasian Air dalam wilayah sungai adalah:

• Memastikan pengguna utama air diketahui dan ditangani melalui sistem perizinan.

• Melaksanakan pengalokasian air sesuai dengan prinsip-prinsip penggunaan berkelanjutan, efisiensi

ekonomi dan kesetaraan sosial.

Modul ini menjelaskan cara melaksanakan pengalokasian air melalui sistemperizinan. Bagian 2 menjelaskan mengenai kesetaraan dan mendefinisikan tujuan

pengelolaan air. Bagian 3 menjelaskan dasar-dasar analisa sistem sumberdaya air,sebagai dasar pengalokasian air, sementara Bagian 4 memberi pedoman untukmengembangkan perizinan air.

2. Tujuan-tujuan Pengelolaan Air dalam Pengalokasian Air 

Pengalokasian air berarti mengalokasikan air kepada para penggunanya danmengalokasikan kegunaan-kegunaannya ketika pada saat bersamaan memeliharakeperluan dasar manusia dan memelihara lingkungan. Di daerah yang airnya langka,penggunaan sumberdaya air yang adil dan wajar adalah salah satu bagian pentingdari PSAT dan biasanya dinyatakan dengan jelas sebagai prinsip pengaturan air dalam undang-undang sumberdaya air dan kebijakan air nasional dan internasional.

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

5

Page 52: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 52/117

44

 Adil di sini tidak berarti semua orang harus diberi jumlah air yang sama. Adil berartisemua orang memiliki kesempatan yang sama untuk mengakses, menggunakan danmengendalikan sumberdaya air. Adil juga berarti bahwa semua orang harusbertanggung jawab atas dampak negatif dari pengambilan air sehingga tak satu punpihak yang dirugikan.

2.1. Tujuan-tujuan Pengelolaan Sumberdaya Air 

Di daerah dengan kelangkaan air atau persaingan air, tujuan pertama pengelolaansumberdaya air yang berkenaan dengan alokasi adalah dengan memiliki sistemperizinan air agar pihak otoritas dapat mengendalikan penggunaan air (Kotak 5.1)

Sistem atau prosedur alokasi ini juga berfungsi sebagai cara yang sesuai untukmelaksanakan tujuan-tujuan pengelolaan air lainnya yang berhubungan dengankeadilan dan efisiensi. (Kotak 5.1)

Tujuan pengelolaan air yang pertama mengidentifikasikan perlunya sistem alokasi

dan tujuan yang kedua menentukan kriteria yang harus digunakan ketika mengambilkeputusan tentang pengalokasian.

2.2. Hubungan dengan Fungsi-fungsi Lain dari Pengelolaan Air 

Dalam banyak hal, alokasi air, bersama dengan pengelolaan pencemaran, adalahinti dari pekerjaan RBO (Gambar 5.1) yang didukung oleh fungsi-fungsi lain.

Gambar 5.1: Fungsi-fungsi alokasi air dan pengendalian pencemaran tergantung pada masukandari fungsi-fungsi yang lain

Perencanaan wilayah sungai  menyediakan penetapan alokasi air. Perencanaanwilayah sungai juga menyediakan sumberdaya air permukaan dan air tanah yangtersedia di alam dan kebutuhan-kebutuhan debit air untuk lingkungan (environmental flows). Perencanaan ini juga memberi keadaan sosio-ekonomi, tuntutan air danpembangunan prasarana pada saat ini dan gambaran masa depannya. Semuainformasi ini adalah dasar penetapan jumlah air yang dibutuhkan dan seberapabanyak yang dapat dialokasikan di wilayah sungai yang bersangkutan.

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

Pengalokasian Air dan

PengendalianPencemaran

Perencanaan

WilayahSungai

Pengawasan

Partisipasi Pihakyang

Berkepentingan

PengelolaanKeuangan

PengelolaanInformasi

5

Page 53: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 53/117

45

Pengelolaan keuangan memberi instrumen untuk mendukung dan, jika diperlukan,mendorong penggunaan air yang efisien. Di daerah dengan kelangkaan air, fungsi inisangat mendasar untuk penggunaan air yang berkelanjutan.

Partisipasi pihak yang berkepentingan dan  pengelolaan informasi  memberitransparansi dan kepemilikan untuk alokasi yang telah ditentukan. Ini adalahprasyarat bagi para pengguna air agar menghormati sistem alokasi. Dengankegiatan partisipasi, koordinasi antara pengguna air yang berbeda-beda menjadimungkin. Pengawasan penggunaan air dan sumberdaya air diperlukan untukmelaksanakan alokasi air.

Jika kebijakan air telah dikembangkan, biasanya di skala nasional, dan semua fungsilain berada di posisinya masing-masing, fungsi pengelolaan sumberdaya air ataspengalokasian air akhirnya akan tiba pada satu unsur yang sulit: mengembangkanprosedur untuk mensahkan perizinan air.

3. Analisa Sistem Sumberdaya Air 

Salah satu dasar alokasi air (dan pengendalian pencemaran) adalah bentuk apapundari pengambilan, pemindahan, penyimpanan atau pengaruh lain terhadap aliran air alam memiliki dampak bagi sistem sungai secara keseluruhan.

Untuk menganalisa dampak dari kegiatan yang baru di sebuah sungai atas tujuanotorisasi, seluruh sistem sungai harus dianalisa sebagai satu unit. Ini biasanyadisebut analisa sistem. Seolah seperti kegiatan biasa, namun sistem ini bukan halbiasa. Kurangnya pemahaman prinsip-prinsip analisa sistem ini adalah salah satukendala utama bagi alokasi air yang adil di wilayah sungai. Sebelum membahasprosedur perizinan air, penting untuk memahami prinsip-prinsip ini terlebih dahulu.

Prinsip-prinsip utama yang harus RBO pahami dan informasikan pada pihak-pihakyang berkepentingan adalah:1. Alokasi air harus mempertimbangkan besar kecilnya debit sungai (river runoff );2. Alokasi air harus dibuat dengan skala yang sesuai;3. Alokasi air dipengaruhi oleh perkiraan perkembangan sosio-ekonomi di masa

depan, terutama daerah-daerah dengan kelangkaan air; dan4. Hampir semua permsalahan yang terjadi pada alokasi air disebabkan

masukan data yang tidak akurat dan tidak dapat dijamin kepastiannya.

Gambar 5.2 menunjukkan contoh variasi aliran alami dalam wilayah sungai. Yangpenting untuk dipahami oleh pihak-pihak yang berkepentingan adalah yangmemengaruhi jumlah air pada titik tertentu di sungai adalah aliran minimum dalam jangka waktu yang panjang dengan variasi curah hujan dan debitnya (runoff ). Dalamsistem penyimpanan air di waduk, produksi minimum ini tidak berarti sama denganhari atau bulan dengan debit sungai terendah. Perioda musim kemarau yang lebihpanjang mungkin saja menjadi faktor penentu. Oleh sebab fluktuasi debit sungai, air yang dialokasikan harus memperkirakan perkiraan persediaan yang dibutuhkanoleh pengguna air. Misalnya, persediaan air kota biasanya diberi porsi lebih banyakdaripada air untuk pertanian. Karena itu, harga air baku menjadi mahal dan fasilitaskota diberi akses lebih baik ketika saat kesulitan air.

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

5

Page 54: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 54/117

Peribahasa:Banyaknya sungai

kecil (stream)menciptakan sungai

yang besar (river ).

 

To

estuary  

Pongola 

o Vaa ver  Usutu 

USUTU/MAPUTO RIVER 

MOZAMBIQUE  

SOUTH AFRICA 

1011001

SubbasinUS01

Farm dams 

SubbasinUS03

W5H011

W5R2INC

Westoe 

101

SubbasinUS01

Farm dams 

SubbasinUS07

W5R1INC

Jericho 

Farm dams 

103

107

10

 

103 

106 

101

104

106

SubbasinUS08

W5H004

Morgenstond  

Farm dams 

108

SubbasinUS08

108 107  108

110

SubbasinUS10

Farm dams 

W5H005

110

SubbasinUS10

109 

SubbasinUS12

W5R004

Heyshope  

Farm dams 

112

SubbasinUS12

112 110  111

042.A  

W5H037.ADJ

W5H035.ADJ

ToVaalRiver 

W5H027.ADJ 

104

SubbasinUS04

102 W5H029.ADJ

Churcill Weir  

GS31

102

SubbasinUS02

 112 

102

SubbasinUS02

Farmdams 

W5H009

109

SubbasinUS09

 113 

109

SubbasinUS09

Farmdams

111

Subbasin US11

 115 

111

Subbasin

US11

Farmdams 

W5H026

106

SubbasinUS06

105

SubbasinUS05

105

Subbasins

US05& US06

115

SubbasinUS15

113

SubbasinUS13

 114  113

SubbasinUS13

Farmdams 

114

SubbasinUS14

 116 

114

SubbasinUS14Farmdams

W5H022

115

SubbasinUS15

SWAZILAND 

117

Subbasin US17

116

SubbasinUS16

119

SubbasinUS19

 117 

119

Subbasin

US19

Sivungu&NyatameDam

120

SubbasinUS20

120

Subbasins

US20

116

Subbasins

US16&US17

118

SubbasinUS18

121

SubbasinUS21

E393

124

Subbasin

US24

123

SubbasinUS23

 118 

LakeMandejene

E6

125

Subbasin

US25

122

u a s n 2 2102 103

104

106

107 109

105

108

110

111 112 113 114 115

Maputo 

1002 

1003

1004

1005

1006 

1007 1008

1010

1009

10111012

1013

1014

1015 1016 

1017 

1018

1019

1020

1021

1022

10231024

1025

1026 

1027 

1028

1029

1030

1031

1035

1032

1033

1034

1036 1037 

1038

1039

1040

1041

1042

1043

1044

1045

1046 

1047 

10

48

1049

1050

1051

1052

1053

1054

1055

1056 

10601061

1062

1063

1064

1065

1066 

1067 

1068 1069

1070

1071

1072

1073

1074

1075

1076 

1077 

1078

1079

1080

1081

118

SubbasinUS18

10

57 

1058

119 LupholoDam  

120 

Henrick vanEck Dam10591082

116

Natural flow  

Irrigation scheme 

Storage 

Water abstraction 

W5H005 Runoff gauge 

46

Gambar 5.2: Sumberdaya air yang tersedia untuk jangka panjang di wilayah sungaiwilayahsungai dipengaruhi oleh musim kemarau

 Analisa sistem berfungsi sebagai pembanding semua kebutuhan akan air di sungaiwilayah sungai dengan ketersediaan air dalam sistem itu, untuk keadaan air saat inidan masa depan, sekaligus prasarana air saat ini dan masa depan. Bahkan diwilayah sungai yang tidak begitu terikat dengan penggunaan air, sistem ini biasanyamenjadi sangat rumit.

Ketika menganalisa permohonan perizinan air, pentinguntuk memilih skala yang benar . Skala ini harus dipilihagar dampak pengambilan air pada pihak yangberkepentingan di hilir sungai tidak terabaikan, namun pada

saat yang sama menjaga sistem agar cukup kecil supayadapat dikerjakan dan dipahami. Masing-masing dari pihakyang berkepentingan hanyalah satu dari banyak pihak yangmelakukan abstraksi. Di sisi lain, dampak dari akumulasi semua kegiatan abstraksidapat memengaruhi pihak-pihak lain hingga ke tempat yang sangat jauh sekalipun.Karena itu, dua hal ini penting dijelaskan agar mereka dapat menerima keputusanpengalokasian air.

Gambar 5.3: Wilayah sungaiWilayah sungai Maputo di Mozambique, Swaziland dan AfrikaSelatan masih terikat pada tingkat yang terbatas. Analisa sistem yang diterapkanmengungkapkan bahwa gambaran alokasi air di wilayah sungai ini sangat rumit.

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

4000

Okt-1954 Sep-1964 Okt-1974 Sep-1984 Okt-1994 Sep-2004

Aliran sungai di

Jembatan Pungwe

5

Page 55: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 55/117

47

Sumberdaya air tanah adalah bagian penting dari analisa sistem. Meski terhitungkecil jika dibanding dengan sumberdaya air permukaan, ketersediaan air tanah tidakberubah-ubah tergantung musim. Selama musim kemarau yang memengaruhi jumlah air yang dialokasikan, air tanah dapat memberi sumbangan yang signifikan.

Satu bagian penting dari analisa sistem adalah memperkirakan pembangunan sosio-ekonomi di masa depan. Secara umum, semakin banyak pembangunan, semakinbanyak permintaan akan air walaupun dengan membaiknya kondisi ekonomi berartiakan tersedia sistem pengelolaan permintaan air. Perkembangan ekonomi ini secaralangsung memengaruhi seberapa banyak air yang dapat dialokasikan untukmenjamin persediaan air di masa depan. Karena perkembangan sosio-ekonomisangat sulit diramalkan, prosedur normalnya adalah membuat analisa sistem dibawah skenario yang berbeda-beda. Hal ini berarti bahwa keputusan mengenaipengalokasian air harus mempertimbangkan skenario perkembangan ekonomi yangmana yang harus diterapkan.

Prinsip akhir yang harus dipahami semua pihak yang berkepentingan adalah analisa

sistem bukanlah ilmu pasti. Ada banyak contoh di mana analisa yang berbeda-bedamuncul dari produksi yang berbeda-beda sama sekali, yang menyebabkan konflikantara pihak yang berkepentingan. Alasannya adalah ketidakpastian dalam masukanbagi analisa sistem: hidrologi, produksi air tanah, penggunaan air, pembangunan dimasa depan, dan lain sebagainya. Karena itu, prosedur perizinan air harusmempertimbangkan faktor ketidakpastian ini.

4. Perizinan Air 

Dikarenakan kendala-kendala dalam mengalokasikan air yang mempertimbangkansemua hal, sebagaimana dijelaskan di bab sebelumnya, tujuan pengelolaan air dapatdipandang sebagai pedoman penetapan prioritas untuk pelaksanaan alokasi air.

Langkah pertama yang sangat penting adalah semua pengguna utama air diketahuidan didaftarkan di RBO. Pengalokasian air didasarkan pada prinsip bahwa semuaorang di wilayah sungai dilibatkan. Jika keberadaa pengguna air tidakdipertimbangkan dalam peraturan, maka sistem alokasi ini dipastikan akan gagal.

Langkah berikut adalah memberi izin bagi semua pengguna utama air untukmengambil air atau membangun tempat penyimpanan air. Izin ini bisa diberikandengan atau tanpa batas. Di wilayah sungai yang airnya berlimpah, mungkin cukuphanya dengan memberi izin terbuka asalkan mereka terdaftar dan memberi informasipengawasan. Namun dalam banyak kasus, sumberdaya air tidak selalu berlimpahdan perizinan harus diberi syarat untuk batasan penggunaannya, dan lainsebagainya. Cara penyusunan sistem perizinan ini seringkali harus dikendalikan olehhukum air nasional. Dalam banyak kasus, untuk mendapatkan perizinan air, hukumair memberi batasan jumlah minimum pengabstraksian air, institusi mana yangmemiliki wewenang untuk menyetujui izin itu dan siapa yang memiliki tanggung jawab perundang-undangan.

Jika keikutsertaan pihak yang berkepentingan dalam prosespengalokasian air tidak diatur oleh hukum air, maka RBO harusmenyusun forum-forum pihak yang berkepentingan.Bahkan jika RBO pusat adalah institusi yang diberiwewenang perizinan, akan bermanfaat jika RBO menciptakanorganisasi yang terdesentralisir di mana keputusan diambil

pada skala lokal dan dengan keikutsertaan pihak yangberkepentingan. Demi memperjuangkan pengelolaan di tingkat

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

Bagaimana keputusanmengenai

pengalokasian air diambil di wilayah

sungai Anda dan siapasaja yang terlibat?

5

Page 56: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 56/117

48

terbawah, maka disarankan mendelegasikan pengalokasian air kepada otoritassetempat, kelompok-kelompok pengguna air atau komite pihak yang berkepentingan.

Kotak 5.2: Contoh dari Mozambique

Ketika tanggung jawab dan struktur partisipasi dari sistem perizinan sudah tersusun,langkah berikutnya adalah membuat aturan dan prinsip umum untuk pengalokasianair. Aturan-aturan ini harus ditetapkan sesuai dengan struktur pihak yangberkepentingan.

4.1. Kriteria Alokasi

Selain memprioritaskan sektor yang berbeda-beda, aturan dan kriteria alokasi air harus mempertimbangkan masalah besar seperti:

• Persediaan yang dapat diterima bagi sektor dan pengguna yang berbeda-

beda;

• Kepastian hukum – jangka waktu berlakunya izin;

• Mekanisme tinjauan masyarakat dan kemungkinan bagi pihak yang

berkepentingan untuk menentang perizinan baru atau penyalahgunaan izin;

• Mekanisme penyelesaian atau pengajuan keberatan dalam sebuah konflik;• Pungutan dan biaya pengajuan izin dan volume abstraksi air; dan

• Definisi dari kondisi ekstrim, misalnya kemarau, sehingga aturan khusus

mungkin harus diterapkan.

Informasi dasar yang perlu dimasukkan dalam pengajuan perizinan air dan yangmendasari proses persetujuan pengajuan adalah:

• Di mana tempat pengambilan airnya dan dari sumber yang mana;

• Seberapa banyak dan kapan air boleh diambil;

• Bagaimana cara mengambil airnya; dan

•  Akan digunakan untuk apa air yang diambil itu.

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

Di Wilayah SungaiPungwe diMozambique,pihak-pihak yangberkepentinganmemiliki peranpertimbangan.Dengan begitu,komite sub-basindan komite basinmemilikikemungkinan

untukmemengaruhikeputusanmengenai air yangdialokasikan.

Institusi yangMemberi

Wewenang

DewanWilayahsungai

Dewan-dewanDaerah SubTangkapan 5

Page 57: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 57/117

49

 Aturan dan prinsip umum yang ada harus memberi pedoman cara menganalisainformasi ini. Analisa penuh terhadap sebuah sistem untuk wilayah sungai secarakeseluruhan tidak mungkin diterapkan bagi setiap pengajuan izin air. Aturan-aturanini harus menyediakan pedoman mengenai prosedur apa yang harus diikutiberdasarkan cara pengambilan air.

Dalam kasus-kasus tertentu, misalnya di bagian-bagian wilayah sungai yang tidakterjadi kelangkaan air atau airnya diabstraksi hanya dalam jumlah sedikit,penyetujuan atas izin yang diajukan bisa disederhanakan. Namun jika akan dibanguntempat penyimpanan air yang penting dengan saluran keluaran (outtake) yang besar dan dapat mengubah pola sungai, maka analisa penuh terhadap sistemnya harusdilaksanakan, meliputi semua jangkauan hilir sungai.

Sekurang-kurangnya, penilaian hidrologis harus dilakukan bagi semua pengajuanizin air. Dalam penilaian itu, pengambilan air dibandingkan dengan sumberdaya air yang tersedia dengan mempertimbangkan penggunaan air bagi kebutuhan dasar manusia dan lingkungan.

Langkah berikutnya adalah melakukan perbandingan dengan sumberdaya air yangtersedia dengan mempertimbangkan semua saluran keluaran. Analisa ini melibatkanpenentuan prioritas, ketahanan persediaan dan penerbitan sertifikat air. Karena itu,analisa ini lebih rumit. Langkah ini mempertimbangkan dua tujuan pengelolaan air,yaitu keadilan dan prioritas sosial.

Mekanisme pengalokasian air harus mempromosikan penggunaan air yang efisiendan mendukung penggunaan air yang memiliki dampak lebihbesar pada pembangunan sosial dan ekonomi. Kriteriaini mungkin awalnya sulit diterapkan namun akan menjadiperlu nantinya karena sumberdaya air semakin lama semakin

terbatas. Hal ini yang menjadi pendorong utama bagibeberapa negara untuk menerapkan pendekatan pasar bagipengalokasian air, hingga perizinan air dapat diperjualbelikan.

Penetapan kriteria pengalokasian air harus mempertimbangkansemua hal di atas; penetapan prioritas, ketahanan persediaan dan efisiensipenggunaan air. Pada saat yang sama, kriteria ini harus cukup sederhana untukditerapkan dan dipahami oleh pihak-pihak yang berkepentingan.

4.2. Instrumen Pengelolaan

Karena analisa sistem sangat rumit untuk dilaksanakan, salah satu cara mengatasimasalah ini adalah melalui studi teratur atas wilayah sungaiwilayah sungai di manawilayah sungai itu dianalisa secara keseluruhan dan hasil analisa dipresentasikandalam rencana wilayah sungai. Di dalam rencana wilayah sungai itu akan adapetunjuk mengenai sektor mana yang diprioritaskan di bagian berbeda-beda dariwilayah sungaiwilayah sungai dan hingga sejauh apa tingkat prioritasnya. Selamapermohonan perizinan air masih dalam kisaran rencana wilayah sungai, prosesotorisasi yang sederhana bisa diterapkan.

Instrumen teknis yang RBO perlukan untuk sistem perizinan air adalah:

• Sistem Informasi Geografi (SIG) atau Geographical Information System (GIS);

• Instrumen model hidrologis;

• Instrumen model analisa sistem

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

Apakah Anda memilikisistem agar air dapatdialokasikan ulang

kepada kebutuhandengan prioritas lebihtinggi?

5

Page 58: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 58/117

50

SIG adalah instrumen dasar dalam pengalokasian air di mana lokasi pengguna air disimpan dan diperlihatkan dalam bentuk peta. SIG juga dapat terhubung denganpusat data dan memberi rincian mengenai pihak-pihak yang berkepentingan, jenispenggunaan air, volume pengambilan air, status izin, dan lain sebagainya. Modelhidrologis diperlukan karena limpasan sungai yang telah diamati umumnya tidakpernah meliputi cukup banyak rincian yang diperlukan untuk pengalokasian air.Berdasarkan pengalaman, model harus diperbaharui secara terus menerus untukmelakukan analisa dasar untuk perizinan air yang baru yang disyaratkan oleh tujuanpengelolaan air. Instrumen analisa sistem diperlukan setidaknya untuk melakukananalisa dan rencana wilayah sungai.

Karena itu, RBO harus memiliki akses untuk instrumen-instrumen ini dan harusmembangun kapasitas institusi untuk menggunakannya. Instrumen-instrumen iniperlu digunakan secara teratur agar akurat dan agar penggunanya bisa terusterampil menggunakannya.

5. Pelajaran yang Dapat Diambil

Banyak sungai di dunia yang sudah terlalu jenuh dikarenakan kurangnya sistempengalokasian air. Berdasarkan pengalaman dalam pengalokasian air di wilayahsungai, pihak-pihak besar yang berkepentingan menggunakan kekuasaan danpengaruh politik mereka demi keuntungan mereka sendiri. Instrumen ekonomi untukmengendalikan pengambilan air demi manfaat yang lebih baik masih jarang sekaliditerapkan.

Pelajaran penting dari modul ini adalah:

• Di wilayah sungai yang airnya langka, semua pengguna air utama harus

diketahui dan harus memiliki izin.• Harus ada pedoman dan kriteria yang jelas tentang cara mengambil keputusan

pengalokasian air dan siapa yang dapat melakukannya.

• Pedoman dan kriteria ini harus mempertimbangkan dasar-dasar penggunaan

air: kelestarian, keadilan, dan efisiensi.

Kotak 5.3: BAGAIMANA ANDA MELAKUKANNYA? Mengukur kemajuan pengalokasian air di wilayah sungai Anda:

•  Apakah pengguna air permukaan diberi izin sesuai perundang-undangan?

•  Apakah pengguna air tanah diberi izin sesuai perundang-undangan?

•  Apakah kriteria pengalokasian air termasuk syarat efisiensi penggunaan air? Dan apakah kriteria

itu mempertimbangkan manfaat ekonomi dan tujuan sosial?

•  Apakah kondisi lingkungan dan sosial terpelihara di sungai?

Daftar Pustaka Situs

United Nations, 2000, Principles and practices of water allocation among water-usesectors, Water Resources Series, No. 80, United Nations dapat dilihat di: http://cap-net.org/sites/cap-net.org/files/wtr_mngmnt_tls/78_water_allocation.pdf  

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

5

Page 59: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 59/117

51Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

LATIHAN

Pengalokasian Air 

Tujuan: Berbagi pengalaman mengenai sistem dan kriteria pengalokasian air.

Kegiatan: Bagi menjadi tiga kelompok dan berdiskusi selama 45 menit.

Untuk wilayah sungai yang terwakili dalam kelompok:

• Diskusikan cara mengalokasikan air dan diskusikan kriteria pengalokasian air yang telah berjalan dan

analisa apakah kriteria tersebut sesuai dengan tujuan PSAT, yaitu keadilan, efisiensi ekonomi, dankelestarian;

• Kemukakan ide mengenai kriteria yang lebih baik untuk pengalokasian air.

Laporkan kembali dalam 30 menit.

Fasilitator: Mungkin saja ada kriteria minimum untuk pengalokasian air. Diskusikan dampak dari kriteria

minimum ini.

5

Page 60: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 60/117

52

Modul 6: Pengelolaan Pencemaran

Tujuan Pembelajaran

• Menetapkan dasar pengelolaan pencemaran air.

• Memahami pendekatan dan pilihan yang ada, termasuk langkah-langkah untuk

merencanakan usaha-usaha pengendalian pencemaran.

• Melakukan intervensi pengelolaan dan instrumen yang diperlukan untuk

memenuhi tujuan pengendalian pencemaran.

1. Pendahuluan

Pengelolaan sumberdaya air memerlukan dua unsur yang salingterkait, yaitu pemeliharaan dan pengembangan kuantitas air yang mencukupi dengan kualitas yang memadai ber kualitas.Karena itu, pengelolaan sumberdaya air tidak dapat dilaksanakandengan baik tanpa memerhatikan kualitas air.

Mengelola pencemaran air jelas merupakan salah satu tantanganpenting terhadap pengelolaan sumberdaya air yang berkelanjutan.Tanpa tindakan segera dan terarah, banyak negara, terutama negara berkembang,akan menghadapi masalah yang menggunung karena sumberdaya air semakin lamasemakin tercemar. Pencemaran meningkat dengan cepat seiring urbanisasi,industrialisasi dan pertumbuhan populasi, namun hanya sedikit negara yang memilikisistem kelembagaan dan perundang-undangan yang dapat menangani masalah inidengan cukup efektif.

Kotak 6.1: APAKAH TUJUAN-TUJUAN PERTAMA SAYA?

Tujuan-tujuan pengelolaan air saya untuk mengendalikan pencemaran di wilayah sungai adalahuntuk:

• Mengukur cakupan masalah pencemaran dan kemajuan yang sedang dicapai.

• Memastikan bahwa pencemar utama diketahui dan dikelola melalui sistem perizinan.

Modul ini membahas:a) Kerangka kerja untuk tindakan yang harus dilakukan terhadap pencemaran;

b) Proses mempersiapkan rencana pengendalian pencemaran; danc) Pelaksanaan.

2. Kerangka Hukum dan Perundang-undangan

2.1. Tujuan-tujuan Pengelolaan Air untuk Pengendalian Pencemaran

Dengan wewenang yang diberikan oleh perundang-undangan nasional, organisasipengelola sumberdaya air perlu menetapkan tujuan pengelolaan air untukpencemaran yang dapat diukur dan dapat diterapkan dalam kerangka waktu yangtelah ditetapkan (Kotak 6.1). Tujuan awal akan berputar di sekitar perlunya

memahami skala dan kisaran masalah dan memulai mengendalikan sumber pencemaran.

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

Mengapa hanya sedikit

yang tertarik menanganidan melakukan tindakanbagi pencemaran?

6

Page 61: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 61/117

53

Tujuan-tujuan pengendalian pencemaran membutuhkan peraturanperundang-undangan, kebijakan dan institusi yangmendukung yang akan bertanggungjawab atas penerbitanizin, koordinasi dan lain sebagainya. Seringkali tanggung jawabuntuk mengendalikan pencemaran ada pada otoritas lain,bukan pada badan pengelola sumberdaya air. Terlebih lagi,uraian kebijakan mengenai pengendalian pencemaran air bisasaja ditemukan tak beraturan di dalam kerangka perundang-undangan sehubungan dengan penetapan undang-undang lingkungan hidupsekaligus juga di dalam kerangka pengelolaan sumberdaya air, dan aspek lain dalamperaturan terkait dengan kesehatan masyarakat.

Badan Pengelola Wilayah Sungai atau otoritas pengelola sumberdaya air dapatmengambil peran sebagai pihak yang berkepentingan ketika berdiskusi denganbadan yang bertanggung jawab atas pengelolaan pencemaran. Dengan ini, jelaslahbahwa mekanisme untuk partisipasi bagi banyak pihak yang berkepentingan adalahhal penting.

2.2. Prinsip-prinsip untuk Pengelolaan Pencemaran

Dalam menetapkan peraturan perundang-undangan untuk pengelolaanpencemaran, ada beberapa prinsip atau pedoman penting yang harus diterapkan:i) Mencegah lebih baik daripada mengobati: Membersihkan titik dan fisik air yang

tercemar umumnya lebih mahal dan menantang daripada menerapkantindakan untuk mencegah terjadinya pencemaran;

ii) Gunakan prinsip kewaspadaan: Analisa hubungan sebab-akibat antara zatpencemar dan pencemaran bisa membutuhkan waktu yang sangat lama, danseringkali hal ini sudah terlambat;

iii) Terapkan prinsip pencemar-bayar: Biaya tindakan pencegahan, pengendalian

dan pengurangan pencemaran harus ditanggung oleh pencemar. Ini adalahinstrumen ekonomi yang memastikan bahwa pembiayaan ditanggung secaraadil, dan yang mendorong perubahan dalam perilaku pencemar. Sedapatmungkin, pengendalian pencemaran harus didanai dari pendapatan yangdibayarkan oleh pencemar;

iv) Terapkan standar dan peraturan yang realistis: Standar yang ditetapkan harusdapat dicapai dan peraturan yang ditetapkan harus dapat ditegakkan. Jikatidak, maka adanya standar dan peraturan itu malah akan lebih menyebabkankekacauan, karena mereka akan menciptakan perilaku seenaknya sendiri baikbagi pencemar maupun administrator;

v) Seimbangkan instrumen ekonomi dan peraturan: RBO dapat mencapai hasilterbaik dengan beragam peraturan yang diarahkan pada tujuan yang dapatdiperkirakan dan insentif ekonomi bagi para pencemar untuk memperbaikiperilaku mereka;

vi) Terapkan pengendalian pencemaran air pada tingkat terendah: Keputusanatau tindakan untuk pengendalian pencemaran harus diambil sebisa mungkinterhadap mereka yang terkena dampak pencemaran namun terbiasa dengankapasitas administratif dan teknis pada tingkat mereka. Keputusan atautindakan ini harus disertai dengan konsultasi dan keterlibatan kelompok yangterkena dampak ini; dan

vii) Bangun mekanisme untuk keterpaduan lintas sektor: Pengendalianpencemaran membutuhkan kerjasama, koordinasi dan pertukaran informasiantar sektor yang berhubungan dengan air, seperti kesehatan, pertanian,

lingkungan hidup dan kehutanan.

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

Apakah kerangkakebijakan Anda

mendukungpengendalian

pencemaran di negara

Anda?

6

Page 62: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 62/117

54

2.3. Jenis-jenis Pencemaran

Secara umum, pencemaran dapat dikelompokkan menjadi dua kategori:a) Pencemaran di titik sumber ( point source pollution), yang mengacu pada

sumber pencemaran yang dapat dengan mudah dikenali. Ciri-ciri umum dari

pembuangan dari titik sumber pencemaran adalah dapat diidentifikasi danpaling mudah diawasi dan dikendalikan; dan

b) Pencemaran bukan di titik sumber (non point source pollution) ataupencemaran yang menyebar (diffuse pollution), yang mengacu pada pestisidaatau pupuk dari lahan pertanian, limbah bawaan dari kota dan erosi dari carapenggunaan tanah yang buruk dan situasi yang serupa lainnya. Pencemaranseperti ini lebih sulit diidentifikasi dan dikendalikan.

2.4. Pendekatan Pengendalian Pencemaran

Program pengendalian pencemaran dapat mendekati masalah ini

dari sudut pandang kriteria mutu air bagi area penerima air (pengendalian terhadap fisik air) atau dengan memberibatasan volume dan/atau kekuatan pembuangan yang memasukilingkungan (pengendalian terhadap limbah/emisi).

Dalam hal mengelola mutu badan air penerina beban pencemaran(receiving water bodies), hal ini secara teknis menyita banyak hal dansulit untuk dikelola. Prioritas pertama dalam membangun sistempengelolaan pencemaran adalah dengan mengelola pencemaran di titik sumber.Begitu hal ini efektif, berikutnya adalah dengan mulai mengelola pencemaran bukandi titik sumber.

a) Peraturan di titik sumber pencemaranPencemaran di titik sumber seringkali dikendalikan melalui sistem perizinan.Sistem ini mengatur dan menetapkan syarat bagi pembuangan zat pencemar ke lingkungan. Sistem perizinan harus memuat hal tentang insentif untukmengurangi atau menghentikan pembuangan secara menyeluruh. Hal inidapat diwujudkan melalui kombinasi biaya ditambah dukungan pendidikanatau keuangan untuk gerakan perbaikan ini demi teknologi atau daur ulangyang lebih baik.

b) Peraturan di bukan titik sumber pencemaranUntuk mengelola pencemaran yang bukan di titik sumbernya, hubunganantara pencemaran dan kegiatan penggunaan tanah harus ditetapkan dahulu.Hal ini sering membutuhkan sistem informasi geografis untuk menyimpan danmenghubungkan data yang berhubungan dengan penggunaan tanah(misalnya informasi tentang intensitas panen, pembukaan lahan pertanian,dan erosi tanah). Jelas bahwa pengendalian pencemaran di bukan titiksumbernya akan sangat mengandalkan koordinasi dengan sektor lain sepertimisalnya pihak otoritas pertanian dan kota dan kerjasama dalam menetapkankebijakan.

c) Pengawasan MasyarakatSatu pendekatan untuk pengendalian pencemaran adalah dengan melibatkanmasyarakatnya. Dalam praktiknya, pihak regulator manapun mengalami

kesulitan dalam mengawasi area geografis yang luas yang diperlukan untukmengendalikan pencemaran. Dampak pencemaran biasanya dirasakan pada

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

Apakah Anda secaraefektif dapat

mengendalikanpencemaran di titik

sumbernya?

6

Page 63: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 63/117

55

tingkat masyarakat dan karenanya mereka adalah sumber yang tepat untukdimanfaatkan. Beberapa cara melibatkan mereka adalah:

• Pemegang izin pencemaran dapat diminta melaporkan pembuangan

mereka dan juga kualitas air yang mereka peroleh secara berkala;

•  Asosiasi pengguna air dan kelompok lain dapat didukung dan diberi

cara dan instrumen untuk melaporkan tahap-tahap pencemaran; dan

• Oleh otoritas yang berwenang, sekolah-sekolah dapat disediakan

peralatan untuk menilai kesehatan sungai dan keadaan daerahtangkapan air (catchment) untuk meningkatkan kesadaran atas risikopencemaran sekaligus untuk merangsang respon mereka.

2.5. Perlindungan Air Tanah

 Air tanah memerlukan perhatian khusus karena biasanya perlu usaha khusus untukmelindunginya dari pencemaran. Pengendalian pencemaran umum untukpembuangan dan tindakan yang diambil untuk mencegah pencemaran bukan di titik

sumber di tanah dapat diterapkan dengan baik juga bagi perlindungan air tanah.Kegiatan apapun di permukaan dapat memiliki dampak pada mutu air tanah. Karenaair tanah tidak dapat dengan mudah dilihat langsung, kita tidak bisa langsung melihatkerusakan yang sedang atau telah terjadi pada sumberdaya air tanah, danmembersihkan pencemaran air tanah harganya mahal dan memerlukan ratusantahun.

Karena itu, kita perlu mencegah pencemaran air tanah disebabkan dampak jangkapanjangnya sekaligus ketergantungan kita pada sumberdaya air tanah untukpersediaan air minum.

Konsep risiko pencemaran air tanah didasarkan pada interaksi antara muatanpencemaran potensial dan kerentanan yang berasal dari karakteristik alami lapisantanahnya. Area yang kritis terhadap pencemaran air tanah ditentukan denganmembandingkan peta kerentanan dengan peta muatan bahan pencemar potensialyang dibuat berdasarkan catatan kegiatan industri, perkembangan kota, kegiatanpenambangan, tempat pembuangan limbah, dan lahan pertanian.

Kerangka pengendalian pencemaran air tanah membutuhkantindakan-tindakan seperti:

• Mengidentifikasikan ancaman terhadap air tanah dari titik

sumbernya atau dari sumber sebarannya, dan denganberdasarkan bahan pencemar baik yang dapat terurai maupun

yang tidak dapat terurai dalam wilayah sungai;

• Mengelompokkan air tanah berdasarkan kerentanannya dan

mendefinisikan zona perlindungan sumber air tanah; dan

• Membuat kebijakan dan strategi pengendalian kegiatan pencemaran untuk

mengurangi atau menghapus risiko pencemaran.

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

Apakah Anda punyacontoh pencemaranserius terhadap air 

tanah?

6

Page 64: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 64/117

Kotak 6.3: Dampak pencemaran

Bendungan Hartebeesport di Propinsi Barat Laut Afrika Selatan selesai dibangun pada tahun 1924 danmerupakan sumber utama persediaan air dan pengairan untuk pertanian komersil hilir. Secara bertahap, air pembuangan dari pabrik dan area perkotaan di sekitar Johannesburg dan Pretoria meningkatkan tingkat zatpencemar di sungai induk (feeding stream) sehingga menyebabkan cepatnya pertumbuhan ganggang dantingginya tingkat pencemaran di air bendungan. Perubahan dalam mutu air membuat bendungan ini tidakcocok untuk bertani tembakau. Sebagai akibatnya, para petani di daerah hilir bendungan terpaksa beralih ketanaman lain. Fasilitas pengelolaan persediaan air di sekitarnya juga mengindikasikan bahwa kini biayamengelola air semakin mahal.

56

Kotak 6.2: Menerapkan kombinasi instrumen peraturan dan ekonomi

Sebelum tahun 2006, mayoritas bisnis di Kigali membuang air limbah mereka langsung di tempat.Kepedulian terhadap mutu air tanah mendorong otoritas kota untuk melarang pembuangan air limbah kedalam tanah dan mereka menerbitkan surat pemberitahuan untuk pelaku bisnis besar agar air limbah merekamencapai standar limbah (effluent ) minimum terlebih dahulu sebelum dibuang ke pembuangan air.

Konsekuensi yang keras dikenakan bagi yang tidak patuh. Pemerintah nasional, dengan berkonsultasidengan Badan Pengelolaan Lingkungan Rwanda, membebaskan pajak bagi pelaku bisnis yang membeliteknologi yang dapat melindungi lingkungan. Sejumlah pencemar telah mentaati peraturan ini dan karenastandar limbah cair sangat ketat, banyak pelaku bisnis yang memilih untuk menggunakan kembali air merekauntuk tujuan selain sebagai air minum.

3. Perencanaan untuk Pengendalian Pencemaran

Perencanaan pengendalian pencemaran terdiri dari unsur-unsur berikut:

• Mengidentifikasikan dan melakukan analisa awal terhadap masalah

pencemaran air dan perkiraan di masa depan nanti;

•Mendefinisikan tujuan dan strategi pengelolaan;

• Mengambil intervensi dan instrumen yang diperlukan untuk memenuhi tujuan

pengelolaan pencemaran; dan

• Membangun rencana tindakan untuk pelaksanaan, pengawasan dan

pembaharuan rencana.

3.1. Identifikasi dan Analisa Masalah

Langkah pertama adalah mengidentifikasi dan menilai masalah kualitas air yang adadan potensial. Tujuan dari penilaian ini bukan untuk memecahkan masalah namununtuk mengidentifikasi dan mendata masalah dan untuk mengidentifikasikan area

yang menjadi prioritas yang mengharuskan pelaksanaan penyelidikan lebih rinci.

a) Membuat kategori masalah kualitas air Masalah kualitas air yang telah teridentifikasi bisa dikategorikan berbeda-beda. Hal ini membutuhkan penerapan instrumen pengelolaan yang berbeda-beda dan juga campur tangan berbagai pihak demi jalan keluar masalah yangoptimal.

Sebagai contoh, jika ada masalah pada skala wilayah sungai, maka mungkinkita perlu mempertimbangkan penerapan standar umum dan peraturan umumterhadap aliran melaba, atau tindakan lain yang relevan. Sebaliknya, jikamasalahnya hanya sebatas daerah geografis kecil, mungkin kita hanya perlumempertimbangkan peraturan atau intervensi lokal untuk menyelesaikan

sebuah sengketa.

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

6

Page 65: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 65/117

57

Mungkin ada baiknya juga untuk mengkategorikan masalah kualitas air kedalam “masalah dampak” atau “masalah syarat-pengguna”. Masalah dampakadalah hal-hal yang berakibat pada kerusakan atau dampak terhadaplingkungan, misalnya dampak pada kesehatan masyarakat hilir. Masalahsyarat-pengguna adalah hal-hal yang berasal dari tidak seimbangnya syaratkualitas air bagi pengguna (permintaan) dngan kualitas sebenarnya darisumber daya yang tersedia (persediaan). (Kotak 6.3).

b) Membuat skala prioritas tindakanMeskipun semua masalah kualitas air yang ada dan potensial dapatdiidentifikasi, tidak seharusnya semua masalah itu dipecahkan sekaligus.Karena itu, harus ada skala prioritas.

Proses menetapkan prioritas masalah kualitas air memerlukan keputusanpengelolaan. Beberapa aspek yang penting untuk dipertimbangkan adalah:

• dampak terhadap ekonomi •  jangka waktu dari dampak itu

• dampak terhadap kesehatan manusia •  jenis pencemaran

• dampak terhadap ekosistem • cakupan geografis dari dampak itu

Sebagai contoh, pertumbuhan tumbuhanenceng gondok yang tidak terkendali dalamfisik air bisa memperburuk mutu air dengankurangnya volume oksigen dalam air. Selainitu, tumbuhan ini bisa juga mempersulitnavigasi, memengaruhi perikanan danmeningkatkan biaya pengelolaanpersediaan air dengan konsekuensi

ekonomi yang cukup besar. Karena itu,berdasarkan analisa ini, memerangipertumbuhan enceng gondok harus diberiprioritas lebih tinggi dari yang mungkindiindikasikan oleh pertimbangan lingkunganhidup semata.

Demi mudahnya komunikasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan dan demipengukuran kemajuan, umumnya mutu sumberdaya air dalam wilayah sungaidikelompokkan menggunakan kode warna sederhana pada peta. Ini adalahinstrumen yang sangat efektif untuk memobilisasi dukungan dari para politikus dan

yang lainnya dalam rencana tindakan.

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

Kotak 6.4: Pencemaran adalah

masalah politikTerkadang mudah menetapkan sistem pengelolaanpencemaran namun seringkali sulit dilaksanakan.Salah satu alasan utamanya adalah pemerintahselain sebagai badan pembuat peraturan, merekaseringkali juga merupakan pencemar paling utama.Di Afrika Selatan, pihak pengelola pencemaranbertanggungjawab terhadap Departemen Urusan Air dan Kehutanan. Mereka merasa kesulitan, kadangmustahil, menyidangkan satu perpanjangan tanganpemerintah, yaitu Otoritas Lokal, yangbertanggungjawab atas pencemaran yang terjadidari limbah selokan yang tidak terkelola baik.

6

Page 66: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 66/117

58

Gambar 6.1: Status pencemaran di Wilayah Sungai Tana

3.2. Tujuan dan Strategi Pengelolaan

Menetapkan tujuan untuk pengendalian pencemaran air adalah sebuah definisipenting dari kontribusi terhadap tujuan akhir yang mungkin hanya dapat diraihsetelah waktu cukup lama yang disebabkan kendala keuangan, manusia ataukendala lain. Semakin terpisah tujuannya dari situasi awal, maka semakin sulit tujuanitu dicapai karena ada banyak asumsi dan ketidakpastian yang harus ikutdipertimbangkan.

a) TujuanTujuan pengelolaan air untuk pengendalian pencemaran harus realistis dandapat terukur seperti yang diterangkan pada bagian 2.1 di atas. Tujuan yangtelah diidentifikasi juga membantu mengukur kinerja organisasi yang

bertanggungjawab dan semua orang berharap tujuan-tujuan itu cukuprealistis.

b) Pengembangan StrategiPengembangan strategi melibatkan pengambilan keputusan penting untukcara melaksanakan programnya. Keputusan strategi ini akan dipengaruhioleh biaya, kelayakan, sumber daya manusia, kerangka hukum danperundang-undangan, dan akan dipengaruhi juga oleh efektifitas.

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

Memuaskan

Waspada

Bahaya

Jika situasi saat ini ditandai oleh kurangnya sumberdaya keuangan dan manusia dan kendala-kendalabesar terhadap perkembangan ekonomi dan sosial, sebaiknya tidak menetapkan standar pengendalian pencemaran air yang terlalu tinggi dalam tujuan pengelolaan air, karena hal itu takkan pernah terwujud.

6

Page 67: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 67/117

59

Gambar 6.2: Ringkasan proses untuk persiapan rencana pengendalian pencemaran

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

TUJUAN DAN RENCANA KESELURUHAN

Terhadap kondisi yang adaMendefinisikan dan menggambarkan karakteristik wilayah sungaiMengidentifikasi pengguna yang ada dan masalah dampaknyaMengidentifikasi sumber pencemaran dan memperkirakan muatan pencemarannyaMenilai mutu air yang ada berdasarkan kegunaan dan standar kualitas air Membuat model keseimbangan muatan pencemaran dan model analisa kualitas air 

Terhadap kondisi masa depanMenetapkan asumsi dasar bagi perkiraan di masa depan nanti (populasi, industri, urbanisasi,

pertanian)

Memperkirakan generasi muatan pencemaran di masa depanMembuat simulasi perkiraan kualitas air 

Terhadap target masa depanTarget perbaikan kualitas air Target pengurangan muatan pencemaran

Instrumen Pengelolaan

Perangkat keras (prasarana)Mengurangi muatan pencemaran pada titik sumber 

Membuat sistem informasi (pembuatan model kualitas air) 

Perangkat lunak (praktik pengelolaan terbaik)Mempromosikan praktik terbaik untuk pencemaran bukan di titik sumber 

(pertanian, urbanisasi, kehutanan, dan lain sebagainya)

Pengendalian dan dukunganMembuat peraturan, menegakkan peraturan dan melakukan pengawasanMembuat standar Membuat mekanisme keuangan dan ekonomiMemberi pendidikan dan meningkatkan kesadaran

Memulai gerakan masyarakat

Terhadap rencana pelaksanaanMelakukan kegiatan/tindakanMelakukan pendanaan

Terhadap perkiraan kemajuanMembuat perkiraan pengurangan muatan pencemaran (dengan garis waktu)

Bandingkandengantarget di

masa depandan lakukan

revisi

6

Page 68: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 68/117

60

Mendata para pencemar dan menetapkan sistem perizinanbagi pencemar utama adalah satu langkah penting, namunpelaksanaan sistem pengelolaan yang sukses dipengaruhi olehkeputusan-keputusan seperti pengawasan, pungutan dan biaya,dan kemungkinan tindakan efektif bagi yang tidak patuh (Kotak6.4).

Umumnya, untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai yang memiliki keterbatasansumber daya, sebaiknya mereka:

• Menggunakan syarat perizinan untuk menuntut pengawasan dan pelaporan

atas diri sendiri, sehingga beban itu akan teralih kepada para pencemar;

• Menggunakan pungutan dan biaya untuk mendanai sistem pengendalian

pencemaran;

• Menggunakan instrumen administratif untuk menghukum pihak yang

melanggar peraturan, bukan untuk menyidangkan mereka yang malah menjadilebih mahal dan seringkali tidak berhasil baik.

Selalu periksa keputusan strategi terhadap sumber daya yang ada dan merevisistrategi itu. Jangan berharap atas sumber daya tambahan yang akan tersediadengan begitu saja. 

4. Perencanaan dan Pelaksanaan

Dari strategi yang telah dibuat, kita menuju rencana tindakannya, yaitu sederettindakan yang diusulkan untuk pelaksanaannya untuk mencapai tujuan pengelolaanair. Pengendalian pencemaran tidak akan berarti apa-apa jika rencana ini tidakdilaksanakan. Pelaksanaan secara bertahap mungkin akan diperlukan.

Rancangan tahap-tahap itu perlu mempertimbangkan:• Kohesi. Beberapa tindakan mungkin akan perlu dilakukan bersamaan;

• Syarat. Tindakan untuk memberi syarat-syarat dasar, misalnya membuat

kerangka perundang-undangan untuk membangun lingkungan dan struktur institusi yang mendukung;

• Ketergantungan. Tindakan yang harus ada sebelum tindakan lain, misalnya

perekrutan staf sebelum mengadakan pelatihan bagi mereka; dan

• Skala Prioritas. Tindakan-tindakan yang akan dilakukan diurutkan dari yang

paling penting dilakukan.

Instrumen kunci untuk pengelolaan yang

digunakan untuk melaksanakan programpengendalian pencemaran dijelaskandengan ringkas di bawah. Setiap instrumendapat digunakan dengan berbagai caratergantung keadaannya. Tugas pengelolaadalah memutuskan instrumen mana yangpaling cocok untuk memecahkan masalahpencemaran air pada saat itu. Tugaslainnya adalah memastikan bahwainstrumen yang ia pilih tersedia dan dapatdioperasikan dalam institusi yangbersangkutan.

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

Kotak 6.5: Menggunakan instrumen

pengelolaan untuk mencapai

hasil yang diinginkan

Swedia di tahun 1970 memiliki masalahpencemaran yang tersebar luas dikarenakankayanya nutrisi dalam fisik air. Sebagai akibatnya,semua fasilitas pengelolaan air diwajibkanmemperkenalkan tahap perawatan biologis untukmembuang beberapa nutrisi, terutama nitrogen danfosfor. Pada saat yang sama, pajak untukpenggunaan pupuk diperkenalkan. Tiga puluh tahunkemudian, ada kemajuan yang sangat besar dalammutu fisik air.

Siapa yang telahmembuat kemajuanpaling banyak dalam

pengelolaanpencemaran?

6

Page 69: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 69/117

61

a) Peraturan perundang-undangan dan prosedur pengelolaanPeraturan adalah aturan pendukung dari perundang-undangan yang relevan.Hanya peraturan yang dapat ditegakkan yang harusnya dilaksanakan. Jikabukan peraturan itu yang dilaksanakan, maka peraturan itu harus diubah ataudiabaikan. Prosedur pengelolaan mendefinisikan sebuah proses untuk responyang konsisten dalam pengambilan keputusan, misalnya prosedur pengajuanizin pencemaran.

b) Standar kualitas air  Standar kualitas air bisa menjadi bagian dari peraturan atau prosedur pengelolaan. Standar ini mendefinisikan standar minimum untuk pembuanganmenuju area penerima air. Walau begitu, standar ini harus berhubungandengan kapasitasnya untuk mengukur dan menentukan kualitas air. Untuk itu,dibutuhkan akses atas layanan laboratorium terjamin bagi pemegang izin danBadan Pengelola Wilayah Sungai.

c) Instrumen ekonomi

Penerapan instrumen ekonomi dalam pengendalian pencemaran air harusmenawarkan insentif untuk mengurangi perilaku pencemar dan juga untukmeningkatkan pendapatan untuk membantu mendanai pengendalianpencemaran. Instrumen ini bisa menjadi sederhana dan efektif jika diterapkandengan baik.

d) Sistem pemantauanSistem pemantauan bisa sederhana atau kompleks. Sebaiknya bebanpemantauan dialihkan kepada pencemar dengan supervisi berkala olehpihak regulator. Mutu air permukaan dan air tanah harus diawasi dari stasiuntetap namun informasi tambahan bisa didapat dari instrumen berguna sepertiindikator biologis yang dapat digunakan oleh murid sekolah untuk menilai

kesehatan air sungai.

e) Perizinan PembuanganDalam mayoritas kasus, 80% masalah pencemaran merupakan hal yangdisebabkan oleh kurang dari 20% pencemar. Karena itu, penerapan bertahapdari sistem perizinan ini menargetkan pencemar terparah dahulu. Biasanya,izin diberikan dengan syarat, misalnya standar limbah, volume pembuangan,pencatatan dan pelaporan, dan lain sebagainya.

f) Instrumen model kualitas air Instrumen model bisa membantu dalam situasi yang kompleks danpenerimaan tujuan kualitas air merupakan dasar bagi pengelolaan

pencemaran.

g) Penilaian dampak lingkunganPenilaian dampak lingkungan semakin banyak digunakan untukmengidentifikasi dampak potensial pada kualitas air yang timbul dari proyekyang diajukan. Penilaian ini juga menyediakan informasi untuk mengurangibahaya dari dampak potensial.

5. Pelajaran yang Dapat Diambil

• Kualitas air adalah masalah utama dalam pengelolaan sumberdaya air.

• Strategi pengendalian pencemaran didasarkan pada status yang ada danstatus yang diinginkan atas kualitas sumberdaya air.

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

6

Page 70: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 70/117

62

• Pencemar utama harus diketahui dan dikelola melalui sistem perizinan.

• Tindakan pengendalian pencemaran harus sesuai dengan tingkat kapasitas

manusia, teknologi dan keuangan di wilayah sungai.

Kotak 6.6: BAGAIMANA ANDA MELAKUKANNYA?Mengukur kemajuan pengendalian pencemaran di wilayah sungai Anda:

•  Apakah cakupan dan tingkat keparahan pencemaran air permukaan dan air tanah sudah diketahui?

•  Apakah pencemar telah diberi izin sesuai peraturan?

•  Apakah izin pencemaran ditaati dengan baik?

Daftar Pustaka Situs

Water Pollution Control - A Guide to the Use of Water Quality ManagementPrinciples. Edited by  Richard Helmer and Ivanildo Hespanhol, 1997.http://www.who.int/water_sanitation_health/resourcesquality/wpcbegin.pdf  

LATIHANPengelolaan pencemaran

Tujuan: Berbagi pengalaman mengenai pelaksanaan sistem pengendalian pencemaran.

Kegiatan: Kelompokkan para peserta (tidak lebih dari 4 kelompok) berdasarkan wilayah sungai.Waktunya 1 jam.

Masing-masing kelompok harus menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:

• Apa skala dan jenis masalah pencemaran di wilayah sungai?

• Bagaimana pengalokasian peran dan tanggung jawab pengendalian pencemaran di wilayah

sungai Anda?

•  Apakah pengalokasian tersebut berhasil?

• Perubahan apa yang diperlukan agar pengelolaan pencemaran itu lebih efektif?

Laporkan kembali dalam 30 menit.

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

6

Page 71: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 71/117

63

Modul 7: Sistem - Pemantauan

Tujuan Pembelajaran

Menghargai perlunya pemantauan sebagai dasar perencanaan wilayah sungaidan pelaksanaan pengalokasian air dan pengendalian pencemaran.

• Mempelajari metode dan pengelolaan pemantauan sumberdaya air dan

penggunaan air.

• Mempelajari metode dan pengelolaan pemantauan pencemaran dan mutu air.

1. Pendahuluan

Pemantauan terhadap sumberdaya air, mutu air, penggunaan air dan pembuanganpencemaran adalah hal penting untuk pengelolaan sumberdaya air yang efektif.

Meski pemantauan ini tidak diberikan sebagai tanggung jawab perundanganlangsung, organisasi wilayah sungai perlu menjadikan pemantauan sebagai salahsatu fungsi dasar mereka untuk melaksanakan pengelolaan sumberdaya air padaskalawilayah sungai.

Modul ini membahas dua alasan utama untuk pemantauan: perencanaan danpelaksanaan (Bagian 2) dan menjelaskan metodologi dan pengelolaan untukpemantauan terhadap sumberdaya air permukaan dan air tanah (Bagian 4),penggunaan air (Bagian 5) dan mutu air dan pembuangan pencemaran (Bagian 6).

Karena itu, jelaslah hubungan antara pemantauan dengan fungsi-fungsi pengelolaansumberdaya air, yaitu perencanaan wilayah sungai, pengalokasian air dan

pengendalian pencemaran. Namun hubungannya dengan fungsi-fungsi lain jugapenting untuk diperhatikan. Memantau kepatuhan dan penerimaan data yangdiproduksi adalah hal yang sulit tanpa keterlibatan pihak-pihak yang berkepentingan.Begitu juga dengan instrumen pengelolaan keuangan seperti tarif air dan prinsippencemar-bayar yang penting untuk menemukan sumber daya ekonomi untukpengukuran dan untuk memotivasi pemantauan terhadap diri sendiri. Pengelolaaninformasi juga penting untuk menyebarkan informasi yang telah dipantau.Pengukuran tidak akan ada artinya jika tidak digunakan sama sekali , tidak dianalisa,dipresentasikan dan digunakan.

Kotak 7.1 APA TUJUAN-TUJUAN PERTAMA SAYA?

Tujuan-tujuan pertama saya dalam memantau wilayah sungai adalah:

• Mengembangkan dasar pengetahuan untuk ketersediaan sumberdaya air sebagai dasar 

pengelolaan.

• Memastikan efektifnya sistem pengalokasian air dan ditaatinya izin alokasi air yang diterbitkan.

• Memastikan efektifnya sistem pengendalian pencemaran dan ditaatinya izin pencemaran yang

diterbitkan.

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

7

Page 72: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 72/117

64

2. Mengapa Kita Perlu Melakukan Pemantauan?

2.1. Pemantauan untuk Perencanaan

Memantau lingkungan biofisik dan situasi sosio-ekonomi adalah

hal yang mendasar bagi perencanaan yang baik dan pengelolaanyang efisien dan terpadu terhadap sumberdaya air wilayah sungai.

Selain informasi geografis umum seperti topografi, geologi dan tanah,Gambar 7.1 menggambarkan apa yang harus dipantau selama terusmenerus dan teratur dalam PSAT. Pemantauan terhadap variabel-variabelini memberi dasar bagi karakterisasi wilayah sungai yang digunakan untukperencanaan wilayah sungai dan pengalokasian air (lihat modul tentangperencanaan wilayah sungai dan pengalokasian air). Karakterisasi wilayah sungai inidisebut juga monograf wilayah sungai dan informasinya harus diperbaharui secarateratur untuk memastikan bahwa pengelolaan selalu didasarkan pada data daninformasi terakhir. Karena Badan Pengelola wilayah sungai adalah titik pusat

pengelolaan sumberdaya air, mereka harus bertanggung jawab membuatkarakterisasi wilayah sungai sekaligus memantau kegiatan di wilayah sungai tersebut.

Gambar 7.1: Variabel yang perlu dipantau untuk pengelolaan sumberdaya air wilayah sungai

Pemantauan dilakukan untuk menilai, mengambil rata-rata nilai dan kondisi, variasiruang dalam wilayah sungai, variasi waktu sepanjang waktu, arah tren danperkembangan. Mengingat variabel yang berbeda-beda seperti tercantum dalamGambar7.1, jelas bahwa syarat rinciannya sangat berbeda. Penilaian sumberdaya air permukaan akan memerlukan pengukuran terus menerus terhadap aliran sungai,sementara penilaian terhadap kegiatan demografi dan ekonomi mungkin hanyacukup ditinjau lima atau sepuluh tahun sekali.

Dalam kebanyakan kasus, secara ekonomis mustahil bagi RBO untuk dapatmelaksanakan semua jenis pemantauan. Biasanya pemantauan terhadap variabel-

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

Karakterisasiwilayah sungai

Pengukuran kualitas danpenggunaan tanah

Permintaan danpenggunaan air 

Sumberdaya air permukaan

Gender danKemiskinan

Kegiatanekonomi

Sumberdayaair tanah

Kesehatandan sanitasi

Keanekaragaman hayati

dan status lingkungan

Demografi dantingkat pendidikan

Pembangunan

prasarana

Curah hujan danpenguapan

Mutu air dan sumber pencemaran

Bagaimana seharusnya

informasi pengawasandigunakan?

7

Page 73: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 73/117

65

variabel, seperti kondisi sosio-ekonomi, pengukuran terhadap kualitas tanah,keanekaragaman hayati dan status lingkungan, dilakukan oleh badan-badan lainyang merupakan pihak-pihak yang berkepentingan dalam proses perencanaanwilayah sungai.

2.2. Pemantauan untuk Pelaksanaannya

Pemantauan terhadap sumberdaya air, penggunaan air, mutu air, dan statuslingkungan hidup adalah hal penting untuk melaksanakan pengalokasian air dankeputusan pengendalian pencemaran. Memastikan bahwa pengguna air peroranganatau pencemar perorangan mematuhi peraturan adalah bagian penting dalammembangun rasa percaya untuk sistem pengalokasian air dan pengendalianpencemaran. Hal ini penting bagi pihak yang berwenang dan pihak yangberkepentingan. Pemantauan berarti mekanisme untuk meninjau memiliki aksesterhadap data observasi aktual sehingga keluhan atau tantangan dapat diselidikidengan baik dan benar.

Kepatuhan dapat diawasi dalam tiga cara:1. Pemantauan langsung – adalah pengukuran volume air 

yang diabstraksi atau limbah pencemaran ( pollutioneffluents) yang dibuang ke sungai;

2. Pemantauan tidak langsung – adalah pengukuran aliransungai, kualitas air dan status ekologi air di hilir sungai; dan

3. Pemantauan indikatif – adalah dengan mengukur variabelyang mengatur penggunaan air atau pencemaran, misalnyalahan yang teririgasi dengan tanaman tertentu atau sejumlahpupuk tertentu

Biasanya yang diterapkan adalah sistem pemantauan yang didasarkan pada

kombinasi tiga cara di atas. Namun sistem di mana semua abstraksi air danpembuangan pencemaran diukur secara langsung dan tidak langsung terlalu mahaluntuk diterapkan, baik di sisi keuangan maupun sumber daya manusia. Karena itu,pemantauan langsung terhadap kepatuhan sering diterapkan sebagai pemantauanterhadap diri sendiri di mana para pengguna air ataupun para pencemar dimintauntuk mengawasi diri mereka sendiri dan melapor pada pihak pengatur.

Meski begitu, tanggung jawab untuk pemantauan langsung tetap lebih baik dimilikioleh institusi yang berwenang. Walaupun pemantauan itu dilakukan oleh penggunadan pencemar, RBO harus tetap memiliki hak untuk menetapkan persyaratanminimum mengenai metode dan peralatan yang digunakan dalam pengukuran, dan juga hak untuk melakukan inspeksi kontrol jika diperlukan.

Pemantauan tidak langsung terhadap kepatuhan biasanyadilakukan oleh RBO. Alasan utamanya adalah karenapemantauan ini dapat dikombinasikan dengan pemantauanuntuk tujuan perencanaan. Pemantauan tidak langsung jugaadalah instrumen yang kuat untuk secara efektif mengendalikandan menindaklanjuti pengelolaan berkelanjutan terhadapsumberdaya air wilayah sungai. Karena itu, pengawasan tidaklangsung ini harus menjadi tanggung jawab pihak berwenang, bukanpihak berkepentingan yang mungkin memiliki kepentingan pribadi, yang nantinyadapat membuat hasil yang tidak sesuai.

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

7

Apa manfaat dankerugian metode

pengawasan langsungdan tidak langsung

terhadap kepatuhan?

Apa Anda pantau danseberapa sering?

Page 74: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 74/117

66

3. Pemantauan terhadap Sumberdaya Air 

3.1. Pentingnya Prioritisasi

Untuk melakukan pemantauan terhadap sumberdaya air, langkah paling dasar bagi

RBO yang memiliki keterbatasan sumber daya manusia dan keuangan adalahdengan membangun jaringan yang didasarkan pada stasiun pengukur (gauging station). Lebih baik memiliki sedikit stasiun pengukur yang terpilih dengancermat yang memberi hasil yang dapat diandalkan daripada memiliki banyakstasiun yang memberi hasil yang tidak jelas.

Kotak 7.2: Data sumberdaya air yang tidak dapat diandalkan

Di Sungai Pungwe di Mozambique (area tangkapan 31,150 km2), data limpasan sungai berasal dari 25stasiun pengukur. Penilaian terhadap mutu data menemukan bahwa:

• 2 stasiun memberi data yang dapat diandalkan;

• 7 stasiun memberi data yang tidak pasti yang mungkin dapat digunakan sebagian; dan

16 stasiun memberi data yang tidak dapat diandalkan yang tidak boleh digunakan untuk penilaian

Banyak RBO membuat kesalahan dengan memilih terlalu banyak stasiun primer ataumalah tidak melakukan prioritisasi sama sekali. Hal ini mengarah pada catatan yangtidak pasti atau bahkan tidak dapat diandalkan. Bagi perencanaan wilayah sungai,hal ini sangat berbahaya karena satu catatan yang salah dapat mengarah padakeputusan yang salah dalam pengembangan sumberdaya air atau pengalokasian air.

Stasiun-stasiun yang mengukur aliran sungai harus dibagi menjadi kategori yangberbeda-beda:

• Stasiun pengukuran primer  –Stasiun ini bertugas menyediakan data

sumberdaya air jangka panjang yang dapat diandalkan dari wilayah sungai.Stasiun ini disyaratkan memiliki akurasi dan konsistensi yang tinggi;

• Stasiun pengukuran sekunder – Stasiun ini mendukung stasiun primer namun

lebih memusatkan perhatian pada kepatuhan pengguna air dan pencemar.Stasiun ini bertugas mengidentifikasikan perubahan pada sumberdaya air,bukan jumlah rata-rata air dalam jangka panjang; dan

• Stasiun pengukuran tersier  – Stasiun ini dibangun untuk jangka pendek dan

bertugas melakukan studi spesifik, seperti pembangunan prasarana ataumelakukan penyelidikan terhadap lingkungan.

Karena itu, stasiun primer harus dipilih berdasarkan tiga kriteria:1. Harus ada pengukuran menyeluruh yang rata di wilayah sungai dan beberapastasiun harus mengukur keadaan alam;

2. Tempat yang akan diukur harus memungkinkan untuk pengukuran yang akuratdan konsisten; dan

3. Stasiun ini harus mudah diakses dan dapat dirawat dengan sumber daya yangada.

Karena stasiun primer harus menghasilkan data jangka panjang yang dapatdiandalkan, stasiun ini harus dipilih di tempat yang sudah memiliki catatan. Karenaitu, jelas bahwa jumlah stasiun primer tergantung pada skala wilayah sungai, namunsecara umum stasiun ini tidak boleh berjumlah lebih dari 10.

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

7

Page 75: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 75/117

Gambar 7.2: Contoh stasiun limpasan

67

Stasiun sekunder harus terletak secara spesifik untukmengawasi pengaruh buatan yang besar. Lokasiruangnya harus menargetkan pengguna besar. Tujuanpengukurannya adalah kepatuhan, karena itu data jangka panjang tidak terlalu diperlukan. Untukmenghemat sumber daya, stasiun sekunder hanya perludioperasikan sebagian waktu dalam setahun, misalnyadi musim panas untuk mengawasi aliran sungaiminimum. Jumlah stasiun sekunder beragam,tergantung perlunya memeriksa kepatuhan dan tergantung dengan sumber dayayang tersedia.

Stasiun tersier biasanya terletak secara spesifik di tempat pembangunan prasaranamasa depan. Stasiun ini dibangun untuk merancang atau melakukan studi khususyang mempelajari, misalnya, masalah-masalah lingkungan. Stasiun-stasiun iniseringkali dibangun, didanai dan dioperasikan oleh pihak yang berkepentingan.

3.2. Pemantauan Sumberdaya Air Permukaan

 Aliran sungai diukur dari hasil pengamatan air hulu dari stasiun sukat. Tingkat air diawasi secaramanual melalui skala atau pencatat otomatis.Untuk dapat menghitung aliran sungai, diperlukanhubungan yang jelas, disebut rating curve, antaratingkat air dengan aliran sungai. Kehandalan dataaliran sungai tergantung langsung terhadapseberapa baik rating curve menggambarkanhubungan antara tingkat air dengan aliran sungai.

Karena itu, stasiun sukat primer harus dipilihdengan cermat demi kondisi yang baik dalammenetapkan kurva tingkatan, dan RBO harusmemiliki cukup kapasitas institusional agar stasiun-stasiun itu dapat dipastikan terpelihara denganteratur.

3.3. Pemantauan Sumberdaya Air Tanah

Memantau permukaan air tanah adalah hal penting untuk menilai perubahan. Hal iniuntuk mengenali perkembangan yang disebabkan oleh pengambilan air tanahataupun sebab-sebab alami. Karena itu, RBO harus memiliki stasiun primer,sekunder, dan tersier untuk memantau permukaan air tanah. Jumlah stasiun untuksetiap kategori tergantung seberapa penting air tanah bagi sumberdaya air diwilayah sungai dan seberapa banyak jumlah air yang diambil.

Produksi air tanah dalam jangka panjang tidak dapatdiperkirakan secara langsung melalui pemantauan yangberkesinambungan. Sebaliknya, konduktivitas hidrolik dantingkat pengisian akuifer air tanah dinilai melaluipengetahuan umum mengenai geologi dan tanah,pengeboran tes, penyelidikan geofisika dan pemompaan tes.Penilaian-penilaian atas ketersediaan air tanah ini adalah hal

penting untuk menentukan abstraksi besar terhadap air tanah. Penilaian ini harusmenjadi bagian dari fungsi RBO. Karena air tanah biasanya digunakan sebagai

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

7

Dapatkah Anda membericontoh, baik atau buruk,

dari pengawasan air tanah berdasarkanpengalaman Anda?

Kotak 7.3: Tidak dibayar,

tidak bekerja

Banyak stasiun pengukuran dinegara-negara berkembanggagal menghasilkan data

hanya karena pihak pengamattidak dibayar.

Page 76: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 76/117

Gambar 7.3: Pengukuran penguapan pan dan curah hujan

68

persediaan air kota, tanggung jawab dan pendanaan penilaian air tanah ini seringkalimenjadi beban pemerintah daerah, fasilitas air dan organisasi non pemerintah.

3.4. Pemantauan Curah Hujan dan Penguapan

Untuk mendukung penilaian sumberdayaair, harus juga dilakukan pemantauanterhadap curah hujan dan penguapan air.Curah hujan relatif mudah diukur dan datamengenai curah hujan dan penguapan air biasanya tersedia di organisasimeteorologi nasional.

Curah hujan penting untuk memahamivariabilitas wilayah sungai berdasarkaniklim, untuk menyediakan masukanterhadap pembuatan model hidrologis

untuk pengalokasian air, perancangan danpengoperasian pertanian tadah hujan danpengumpulan air hujan.

3.5. Mendanai Pemantauan Sumberdaya Air 

Pemerintah nasional dan pihak-pihak yang berkepentingan di wilayah sungaimemiliki kepentingan dalam pemantauan sumberdaya air dan juga mendapatmanfaat darinya. Karena itu, mereka adalah pihak yang harus mendanainya. BadanPengelola Wilayah Sungai bisa memiliki wewenang untuk membebankan biayaadministrasi kepada pengguna air. Pungutan administrasi ini bisa menutupi sebagianatau seluruh biaya pengawasan.

4. Pemantauan terhadap Penggunaan Air 

4.1. Pemantauan pengambilan air Abstraksi

Pengambilan air biasanya dilakukan dengan memompa air tanah atau air permukaanatau dengan mengumpulkan air dari sungai (besar ataupun kecil). Instrumenpengukuran ada untuk mengukur secara langsung aliran pipa dan saluran. Namunkarena pengukuran ini memiliki biaya, cara normal untuk mengukur penggunaan air secara berkesinambungan didasarkan pada:

• Kapasitas pompa dan waktu pengoperasian;

•  Area tanah pertanian yang diairi;

• Waktu dan tingkat pembukaan gerbang untuk bukaan saluran; atau

• Pemasukan yang dihasilkan dari air yang dijual.

Prosedur pemantauan yang normal adalah sebuah kombinasidari pengawasan terhadap diri sendiri ditambah pemantauandari luar. Karena itu, pemantauan ini sangat hemat biaya.Kelemahan metode pemantauan terhadap diri sendiri adalahsistem ini tidak dapat menjamin kebenaran karena adakecenderungan laporan-laporan yang dibuat tidak sesuai

dengan keadaannya. Tindakan pengendalian oleh RBO atau

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

n evaporation andnfall measurements

Apakah Andamemiliki masalah

dengan pengambilantanpa izin?

Dan tindakan apayang diambil?

7

Page 77: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 77/117

69

kelompok pengguna air setempat mungkin cukup untuk membatasi penyalahgunaanizin pengalokasian air atau abstraksi tanpa izin.

4.2. Mendanai Pemantauan Penggunaan Air.

Pemantauan sendiri untuk penggunaan air harus menjadi syarat diterbitkannya izinair dan biaya pemantauan ini harus berasal dari pengguna air itu. Pendanaantindakan pengendalian biasanya dibiayai oleh RBO dari pungutan pengalokasian air.

5. Pemantauan terhadap Pencemaran dan Kualitas Air 

5.1. Pencemaran

Sama seperti dalam memantau sumberdaya air dan penggunaannya, pencemarandapat diukur secara langsung di sumbernya dan secara tidak langsung di bagian hilir sungai. Setiap izin atas pembuangan pencemaran ke sungai untuk pihak yangberkepentingan harus dengan syarat untuk memantau beban pencemaran mereka

ke sungai itu.

Idealnya, sebuah izin untuk membuang limbah ke fisik air harusmenyatakan volume limbah yang diizinkan, berikut tingkatracun dalam limbah buangannya. Pemegang izin memilikitanggung jawab untuk mengukur dan melaporkan volume dankualitas limbah buangan mereka, sekaligus kualitas areapenerima air di hulu dan hilir dalam menerima pembuangan.Karena itu, RBO dibebaskan dari beban pemantauan dan dapatmemusatkan perhatian untuk melakukan inspeksi mendadak untukmemeriksa kebenaran dari laporan-laporan yang dibuat oleh pemegang izin. Sistempemantauan harus dapat memastikan bahwa ketidakpatuhan terhadap izin dapatdiidentifikasi dan dapat diberi tindakan yang sesuai.

Metode pelaporan masyarakat mengenai masalah pencemaran harus jelas dankeluhan dari mereka dapat ditanggapi langsung. Hal ini akan meningkatkan rasapercaya mereka terhadap sistem ini dan akan meningkatkan kepatuhan.

5.2. Kualitas Air 

RBO juga membutuhkan jaringan pemantauan kualitas air untuk memantau bebandasar (yaitu keadaan alam) dan dampak pencemaran yang terakumulasi disepanjang aliran sungai. Prinsip jaringan pemantauan kualitas air harus dirancang

seiring dengan prinsip bagi pemantauan sumberdaya air, dengan stasiun primer,sekunder dan tersier.

Pengukuran kualitas air  menuntut banyak sumber daya. Meski pengukuran yangberkesinambungan adalah hal yang ideal, mustahil dipraktikkan di lapangan dengansumber daya institusional yang umumnya ada. Metode standar untuk memantaukualitas air adalah dengan mengambil sampel air dan melakukan analisalaboratorium. Untuk beberapa hal atau tolok ukur, bisa saja pengukuran dilakukanlangsung di tempat. Pengukuran sampel ataupun langsung di tempat sangat menyitawaktu dan sumber daya. Karena itu, biasanya hanya dilakukan seminggu atausebulan sekali atau lebih jarang lagi. Untuk mengawasi beban pencemaran,limpasan sungai (river runoff ) juga perlu diamati. Setidaknya, stasiun primer untuk

pemantaun kualitas air harus terletak di stasiun pengukur aliran sungai.

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

7

Di negara Anda,seberapa sering

terjadiketidakpatuhan

terhadap izinpencemaran?

Page 78: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 78/117

Page 79: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 79/117

71

Satu masalah sensitif di sini adalah pembayaran analisa laboratorium. Jikadiperlukan banyak pengambilan sampel dan standar laboratorium yang tinggi,biayanya mungkin akan menjadi besar dan kemungkinan para pihak yangberkepentingan tidak akan sanggup membiayainya. Untuk hal ini, disarankan untukmengurangi jumlah sampel daripada mengurangi kualitas metodologinya.

6. Pelajaran yang Dapat Diambil

Pelajaran utama yang dapat diambil dari modul ini adalah:

• Demi perencanaan dan kepatuhan, penting dilakukan pemantauan terhadap

sumberdaya air, penggunaan air, dan pencemaran;

• Prioritisasi harus dilakukan untuk memastikan setidaknya sejumlah stasiun

primer di wilayah sungai menghasilkan data yang dapat diandalkan sesuaidengan ketersediaan sumber daya manusia dan keuangan RBO;

• Kepatuhan harus diawasi baik dengan pemantauan sendiri terhadap

abstraksi/pembuangan limbah yang dilakukan, maupun dengan melakukaninspeksi mendadak; dan

• Pengambilan sampel yang baik dan praktik laboratorium harus ditekankan ketika

melakukan pemantauan terhadap kualitas air dan pembuangan pencemaran.

Dan yang terakhir: Jangan lupa bahwa pemantauan tidak akan ada artinya jikahasil pemantauan itu tidak dikelola, digunakan dan disebarluaskan kembalikepada pihak-pihak yang berkepentingan. 

Kotak 7.5: BAGAIMANA ANDA MELAKUKANNYA? 

Mengukur kemajuan pemantauan di wilayah sungai Anda:

•  Apakah izin pengalokasian airnya dipatuhi dengan baik?

•  Apakah izin pencemaran dipatuhi dengan baik?

•  Apakah jaringan pemantauan air tanah dan permukaan menghasilkan data yang dapat diandalkan

dan dapat digunakan?

•  Apakah tingkat air tanah menurun?

LATIHANPemantauan

Tujuan: Berbagi informasi mengenai sistem pemantauan yang diterapkan di wilayah sungaimereka.

Kegiatan: (1 jam)

Pilih dua wakil dari wilayah sungai untuk mempresentasikan sistem pemantauan mereka selama 15menit. Setelah presentasi, akan diikuti oleh diskusi. Presentasi ini harus meliputi:

• Cakupan program pemantauan

• Cara mencapai hasil pemantauan (oleh pihak yang berkepentingan, RBO, dan lain sebagainya)

• Efektifitas mutu data dan kelengkapannya

 

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

7

Page 80: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 80/117

72

Modul 8: Pengelolaan Informasi

Tujuan Pembelajaran

Menghargai bahwa pengelolaan informasi membantu pengelolaan sumberdayaair yang efektif di wilayah sungai.

• Memahami proses pengelolaan informasi dan mengetahui beberapa instrumen

yang digunakan dalam pengelolaan informasi.

• Mengidentifikasi hasil yang penting dari pengelolaan informasi dan cara

menyebarluaskan hasil tersebut.

1. Pendahuluan

PSAT, dalam konteks wilayah sungai, adalah mengenai pengelolaan sumberdayaair yang terbatas di wilayah sungai demi hasil yang optimal dengan

mempertimbangkan persaingan para pengguna air yang beragam. Karena itu,informasi yang komprehensif, akurat, dan dalam waktu yang tepat diperlukan bagiperencanaan tujuan, pengambilan keputusan, dan untuk mendapatkan dukungandari pihak-pihak yang berkepentingan yang ada dalam persaingan dalam wilayahsungai. Namun dalam kenyataannya, kebanyakan RBO tidak memiliki cukup sumber daya, baik sumber daya keuangan maupun sumber daya manusia. Karena itu,pengelola RBO perlu memahami masalah-masalah utama PSAT di wilayah sungaidan memprioritaskan jenis-jenis informasi yang perlu mereka kumpulkan (denganmemisahkan informasi yang penting dari yang tidak begitu penting) untuk menanganimasalah yang telah teridentifikasi. Langkah akhir yang paling penting adalahmenentukan apa saja yang harus dilaporkan, kepada siapa dan bagaimanamengkomunikasikan laporan itu kepada pihak berkepentingan yang relevan.

Karena itu, demi pelaksanaan PSAT yang efektif di wilayah sungai, Unit PengelolaInformasi (UPI) dalam RBO yang bersangkutan perlu melaksanakan fungsipengelolaan informasi.

Kotak 8.1: APA TUJUAN-TUJUAN PERTAMA SAYA?

Tujuan pengelolaan air saya untuk Pengelolaan Informasi di wilayah sungai adalah:

• Memastikan dikelola dan disebarluaskannya informasi yang penting kepada para pengelola dan

pihak yang berkepentingan untuk mendukung pengambilan keputusan yang transparan danuntuk mendapatkan komitmen dan dukungan politik atas keputusan yang diambil.

Untuk melaksanakan tujuan diatas, UPI atau IMU (Information Management Unit )perlu menerapkan proses sistematis untuk mengelola informasi yang diperlukandengan menggunakan instrumen pengelolaan informasi. Selain itu, UPI juga perlumenghasilkan dan menyebarluaskan hasil pengelolaan informasi yang diinginkankepada pengelola dan pihak yang berkepentingan. Rinciannya dijelaskan di bawahtiga topik berikut:

• Proses pengelolaan informasi

• Instrumen-instrumen pengelolaan informasi

• Hasil-hasil pengelolaan informasi

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

8

Page 81: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 81/117

73

2. Proses Pengelolaan Informasi

Gambar 8.1 menunjukkan langkah-langkah proses pengelolaan informasi umumyang dapat digunakan untuk mengelola dan mengambil informasi yang diinginkanuntuk pengambilan keputusan dan disebarluaskan kepada pihak yang

berkepentingan. Satu contoh penerapan proses untuk masalah pengalokasian air itudijabarkan di bawah.

2.1. Mencatat Informasi

Langkah pertama adalah menentukan “Apayang harus dicatat” dan “Bagaimana caranyamencatat” informasi yang diinginkan. “Apa yangharus dicatat” akan didefinisikan oleh prioritaskeperluan informasi bagi para pengguna, sesuaidengan tujuan-tujuan PSAT di wilayah sungai.Daftar informasi yang dibutuhkan akan dibuat

nantinya.

Untuk perihal pengalokasian air, beberapa jenisinformasi ini harus didapatkan: informasitentang potensi sumberdaya air permukaandan air tanah yang tersedia, siapa penggunasumberdaya air saat ini, seberapa banyak air yang mereka konsumsi, konflik apa saja yangterjadi antara para pengguna air, danbagaimana para pengguna air yang bersaing itudapat menggunakan sumberdaya air yangterbatas itu dengan adil dan efisien.

Informasi yang diperlukan kemungkinan besar berupa informasi yang telah diproses. Misalnya,potensi sumberdaya air permukaan dan air tanah yang tersedia diperoleh daripemrosesan curah hujan bulanan dan tahunan,aliran sungai (stream-flow ), dan penguapan didaerah aliran sungai. Hal ini berarti bahwa kitaperlu mengidentifikasi informasi mentah (curahhujan, debit sungai, dan penguapan) yangdiperlukan untuk mengambil informasi yang

telah diproses yang diinginkan.

Begitu informasi mentah itu telah didefinisikan, kita perlu mendefinisikan cara untukmencatat setiap informasi mentah itu. Cara yang digunakan bisa sederhana ataukompleks, tergantung tingkat akurasi dan waktu yang tepat yang diinginkan untukinformasi itu, juga tergantung pada kendala-kendala teknis dan sumber daya.Misalnya, metode dan peralatan untuk mengukur curah hujan, debit sungai danpenguapan bisa sederhana atau kompleks, murah atau mahal, manual atauotomatis. Semua itu tergantung pada kendala-kendala sumber daya manusia dankeuangannya.

Idealnya, dalam mendefinisikan informasi yang akan dicatat, pendekatan sains harus

digunakan. Hal ini dikarenakan informasi apapun yang tidak dikumpulkan, terutamayang berhubungan dengan fisik, proses hidrologis di wilayah sungai akan hilang

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

Gambar 8.1: Langkah-langkah ProsesPengelolaan Informasi

8

Mencatat Informasi

Menyimpan Informasi

Memroses Informasi

Mengambil Informasi

Memperbaharui Informasi

Mengamankan Informasi

Membagi dan MenyebarluaskanInformasi

Page 82: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 82/117

Page 83: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 83/117

75

2.7. Membagi dan Menyebarluaskan Informasi

Perlu ditentukan informasi seperti apa yang dapat dibagi, metode apa yang akandigunakan untuk menyebarluaskan informasi dan dalam cara seperti apa untukmembantu pengambilan keputusan dan menjaga agar para pihak yang

berkepentingan selalu mendapatkan informasi terkini. Pilihan metodenya akantergantung pada sumber daya yang tersedia dan penerima informasi yang dituju.Metodenya bervariasi; dari persiapan sederhana dengan laporan dan lembar warta(newsletter ) biasa dalam bentuk salinan keras, hingga penyebarluasan melalui mediaelektronik dalam bentuk cakram padat dan situs jaringan (website). Untukmenunjukkan bahwa informasi ini transparan, RBO bisa memutuskan untukmenerbitkan daftar pengguna air dan konsumsi bulanan mereka kepada semuapengguna. Nantinya RBO akan perlu menentukan metode transmisi informasi itukepada semua pengguna dan menentukan cara menjawab pertanyaan dalaminformasi yang diterbitkan.

2.8. Merencanakan Pengelolaan Informasi

Proses sistematis di atas untuk mengidentifikasi syarat pengelolaan informasi,dengan mengesampingkan kendala-kendala dalam sumber daya manusia dankeuangan, akan memudahkan RBO mendefinisikan rencana pengelolaan informasiyang ideal. Meski begitu, pada kenyataannya, kendala-kendala dalam sumber dayamanusia dan keuangan akan membatasi kemampuan RBO untuk mengumpulkan,menganalisa, menerjemahkan, menggunakan dan membagi informasinya. Karenaitu, RBO harus memprioritaskan pengumpulan dan pemrosesan informasinya untukmendapatkan hasil pengelolaan informasi yang diperlukan untuk menanganimasalah-masalah PSAT yang mendesak di wilayah sungai. Hasil dari pelaksanaanprioritisasi akan menjadi Rencana Pengelolaan Informasi yang tepat yang akanmemenuhi keperluan PSAT terhadap wilayah sungai dan dapat dilaksanakan oleh

RBO yang memiliki keterbatasan dalam sumber daya mereka.

Satu metode yang efektif untuk mencapai prioritisasi ini adalah dengan melihatkemajuan atau indikator kinerja bagi organisasi ini dan memastikan bahwa datanyadikumpulkan agar indikator ini dapat dilaporkan.

Pelaksanaan sistem di atas bisa juga untuk membantu RBO mendefinisikan perlunyapembangunan kapasitas pengelolaan informasi dan juga mendefinisikan area yangmemungkinkan investasi dalam kemajuan dan sistem teknis.

3. Instrumen Pengelolaan Informasi

Wikipedia mendefinisikan “Pengelolaan Informasi” (Information Management )sebagai “Pengumpulan dan pengelolaan informasi dari satu atau lebih sumber danpenyaluran informasi itu kepada satu atau lebih penerima” (The collection and management of  information from one or more sources and the distribution of that information to one or more audiences). Hal ini kadang melibatkan orang-orang yangmemiliki kepentingan atau hak atas informasi tersebut. Management  (Pengelolaan)berarti “penyusunan dan pengendalian atas struktur, pemrosesan, dan penyampaianinformasi” (the organization of and control over the structure, processing and delivery of information).

Dengan kemajuan dalam Teknologi Informasi dan Komunikasi atau TIK (Information

and Communication Technologies – ICT ), proses pengumpulan, pemrosesan,penyimpanan dan penyampaian informasi telah banyak berubah. Untuk

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

8

Page 84: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 84/117

76

memudahkan penyusunan dan pengelompokan informasi, mengetahui jenis-jenisdan sifat-sifat informasinya akan sangat berguna. Selain itu, pengetahuan ini akanberguna bagi UPI untuk mengetahui jenis instrumen pengelolaan informasi yangmungkin tersedia dan bagaimana instrumen itu dapat digunakan oleh para pakar TIKdalam mengembangkan dan menyesuaikan instrumen itu untuk membantu tugasUPI.

3.1. Jenis-jenis Informasi dan Sifat-sifatnya

Tabel 8.1 di bawah memberi daftar jenis informasi dasar dan sifat-sifatnya.

Tabel 8.1 – Jenis-jenis informasi dan sifat-sifatnya

Jenis Informasi Sifat-sifat

1. Informasi Statis Informasi statis tidak berubah oleh waktu. Informasi ini biasanyadigunakan untuk mengidentifikasi obyek dan sifat-sifat obyek yangtidak berubah oleh waktu, seperti nama sungai, panjang sungai, ukuranwilayah sungai, dan lain sebagainya.

2. Informasi Dinamis Informasi dinamis berubah oleh waktu, misalnya data debit sungai,

data curah hujan, data kualitas air, dan lain sebagainya.3. Data Mentah Data mentah adalah informasi yang direkam oleh alat pengukur atau

diambil dari sebuah survei.

4. Informasi yang SudahDiproses

Informasi yang sudah diproses adalah informasi yang memenuhikebutuhan yang sudah ditetapkan dan diproses dari data mentah.

5. Informasi Jenis Laporan(Report-type Information)

Informasi jenis laporan adalah kombinasi naskah, gambar dan tabel,disusun dengan rangkaian naskah narasi.

6. Informasi Jenis Ruang(Spatial-type Information)

Informasi jenis ruang adalah informasi yang disimpan dalam bentukpeta dan mengacu pada geo-referensi sebuah peta.

3.2. Contoh-contoh dari Instrumen Pengelolaan Informasi

Kemajuan yang cepat dalam TIK telah memungkinkan pengembangan sejumlah

instrumen baru untuk pengelolaan informasi sehingga dapat membantu tugas-tugasRBO dalam mengelola informasi. Instrumen-instrumen baru ini telah memungkinkanuntuk menghasilkan, memroses dan menyebarluaskan lebih banyak informasidibanding di masa lalu.

Sistem dan basis data untuk pemrosesan dataSistem untuk pemrosesan data dapat dikembangkan untuk memroses data mentahuntuk disimpan di basis data. Sistem ini biasanya dikembangkan berdasarkaninformasi spesifik yang diperlukan penggunanya, dan biasanya mengikuti rangkaianprosedur pemrosesan informasi yang sangat jelas.

Sistem Informasi Geografis (SIG)

Sistem Informasi Geografis (SIG) atau Geographical Information System (GIS)menggunakan fasilitas komputer untuk menunjukkan dan menganalisa data ruangyang terhubung dengan basis data. Sistem ini telah dikembangkan secara spesifikuntuk memroses informasi jenis ruang. Gambar 8.2 menunjukkan contoh bagaimanaSIG digunakan untuk membentangkan lapisan informasi tematis yang berbeda-bedauntuk mendapatkan peta baru dengan rangkaian baru dari obyek geo-referensi untukmemecahkan sebuah masalah spesifik. Ketika sebuah basis data spesifikdiperbaharui, peta yang berhubungan juga diperbaharui. Basis-basis data SIG jugatermasuk informasi dengan cakupan luas seperti informasi geografis, sosial, politis,lingkungan, dan demografis.

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

8

Page 85: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 85/117

77

Gambar 8.2 Contoh lapisan tematis SIG(Sumber: http://www.mapcruzin.com/what-is-gis.htm)

Program “Google Earth” “Google Earth” (http://earth.google.com) adalah program aplikasi Internet yangdikembangkan oleh Google Inc. yang menggabungkan kekuatan mesin GoogleSearch dengan pencitraan satelit, peta, medan, dan bangunan tiga dimensi agar para pengguna Internet dapat mengakses informasi geografis dunia dengan mudah.Kebanyakan dari pencitraan satelit yang digunakan berusia sekitar satu hingga tigatahun. Dengan menggunakan program gratis Google Earth, para pengguna Internetdapat melihat bagian dunia manapun dari pemandangan atas Bumi. Karena itu,program ini adalah alat yang berguna bagi para pengelolaan informasi RBO.

Sistem Pengelolaan Isi (SPI)

Sistem Pengelolaan Isi (SPI) atau Content Management System (CMS) berjenishalaman situs jaringan menggunakan standar Internet dalam menyajikan halaman-halaman web yang terhubung untuk menyusun dan menyajikan informasi jenislaporan. Ada banyak jenis SPI yang tersedia di pasaran. Salah satu contohnyaadalah sistem MultiCentrix Information Networking (http://www.multicentric.com),yang memudahkan pemetaan dan penerbitan laporan dalam bentuk elektronik yangberagam (PDF, HTML, CHM), dan juga memudahkan penyimpanan hasilpengelolaan ke dalam layanan jaringan agar dapat diakses oleh para penggunaInternet. Informasi jenis laporan adalah jenis informasi yang paling sering digunakanpihak-pihak yang berkepentingan dalam mengambil keputusan. Karena itu,penggunaan SPI untuk menyimpan dan menerbitkan informasi jenis laporan secaraelektronis, baik melalui Internet atau dalam bentuk cakram padat/cakram video

digital, dapat memudahkan RBO untuk menyebarluaskan dan membagi informasidengan cara yang efektif.

3.3. Pedoman bagi Pengembangan Sistem TIK

Disebabkan sejumlah laporan kegagalan dan pengalaman buruk pengelolasumberdaya air dalam penerapan dan penggunaan instrumen TIK dan sistem TIKuntuk membantu pengoperasian mereka, pedoman berikut akan membantu UPIdalam pengembangan sistem TIK:

• Mengembangkan Rencana Pengelolaan Informasi

UPI pertama-tama harus mengembangkan Rencana Pengelolaan Informasiuntuk wilayah sungainya, sebagaimana dijelaskan dalam Bagian 2. Dengan

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

8

Page 86: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 86/117

78

mengusahakan sejumlah rangkaian langkah dalam proses pengelolaaninformasi agar rencana ini berhasil, UPI akan memahami dan menghargaisecara mendalam pentingnya pengelolaan informasi bagi pengelola air danpihak-pihak yang berkepentingan di wilayah sungai. UPI akan dapatmenyediakan panduan bagi para pakar TIK mengenai hal-hal yang diperlukanuntuk membantu pengoperasian mereka. Rencana itu juga akan membantupara pakar TIK memberi pertimbangan pihak UPI mengenai area yangmemungkinkan penerapan instrumen TIK untuk meningkatkan efektifitas UPI.

• Mempekerjakan Pengelola Proyek yang Ahli dalam Berbagai Bidang (Multi-

disciplinary Project Manager )

Seringkali kegagalan penerapan instrumen TIK disebabkan oleh kurangnyakepemimpinan teknis dalam proyek TIK. Pengelola sebuah proyek TIK harusmemiliki latar belakang keahlian dalam berbagai bidang, denganpengetahuan/pengalaman baik dalam pengelolaan sumberdaya air maupundalam TIK. Hal ini akan membuat pengelola proyek itu menghargai dan

memahami perlunya pengelolaan informasi bagi pengelola air dan pihak-pihakyang berkepentingan dan kendala yang mereka hadapi, sehingga dapatdikomunikasikan dengan para pakar TIK.

• Menggunakan sistem TIK yang cocok dengan kapasitas UPI yang ada

Satu lagi penyebab seringnya terjadi kegagalan dalam proyek TIK adalahkurangnya kapasitas dalam UPI untuk mengoperasikan sistem TIK yang sudahdikembangkan. Karena itu, sangat penting untuk menggunakan sistem TIKyang cukup “sederhana” untuk dioperasikan oleh kapasitas UPI yang ada. Jikasistem TIK dan instrumennya diharapkan dapat mengganti beberapa

pengoperasian manual dasar atau sistem TIK tingkat rendah yang sudahketinggalan, harus dipastikan bahwa staf di UPI terlatih untuk mengoperasikansistem itu.

• Memilih pengembangan bertahap dari sistem TIK

UPI memilih sistem TIK dengan alasan untukmeningkatkan efisiensi dan efektifitas pengoperasianpengelolaan informasinya. Karena itu, selalu adadorongan yang khas, terutama oleh para pakar TIK,untuk merekomendasikan dan menjual kepada UPI

manfaat dari mengembangkan sistem yang kompleksdan terpadu. Mengingat pedoman yang telah disorot diatas, UPI harus menolak pengembangan sistem yang kompleks dan terpadu.

UPI harus memilih pendekatan bertahap dalam pengembangan sistem TIK.Komputerisasi pengoperasian pengelolaan informasi dalam UPI harusdilaksanakan secara independen untuk fungsi individu dahulu. Memadukansistem TIK individu hanya boleh dilakukan setelah staf yang bertanggungjawabuntuk pengoperasian sistem TIK individu itu telah menguasainya.

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

8Jelaskan contohkegagalan sistemTIK di basin Andaberikut alasannya.

Page 87: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 87/117

79

3.4. Pembuatan Model dan Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

Penggunaan model simulasi komputer untuk membuat model proses hidrologiswilayah sungai, hidrolik sungai, mutu air sungai dan proses pengalokasian air dalamwilayah sungaiadalah hal yang umum. Model-model itu pada saat ini digunakan

untuk membantu kerja masing-masing dari para pakar dan pengelola air. Meskibegitu, instrumen TIK telah dikembangkan untuk membantu penghubungan danpemaduan model simulasi dengan proses pengambilan keputusan agar dapatmenyediakan instrumen pembuatan model bagi para pengambil keputusan untukmelakukan skenario “pengandaian”, selagi mereka mengambil keputusan.

Mengingat komentar yang disorot pada Bagian 3.3, disarankan agar UPI memilihpendekatan yang waspada dalam mengembangkan dan menggunakan SistemPendukung Keputusan (SPK) atau Decision Support Systems (DSS). SPK yang baikseharusnya hanya meningkatkan efisiensi dalam membagikan informasi yangrelevan kepada pengambil keputusan. SPK tidak boleh mengambil alih peran dantanggung jawab pengambil keputusan dalam mengambil keputusan.

4. Hasil Pengelolaan Informasi

Efektifitas UPI dalam melaksanakan tugasnya akan diukur dari seberapa baik UPImemenuhi kebutuhan informasi bagi para pengelola air dan pihak-pihak yangberkepentingan di wilayah sungai. Karena itu, UPI perlu memahami jenis-jenis hasilpengelolaan informasi yang diminta. Berikut ini adalah contoh jenis-jenis hasilpengelolaan informasi yang dapat dihasilkan bagi para pengelola air dan pihak-pihakyang berkepentingan demi fungsi pengalokasian air.

4.1. Contoh Hasil Pengelolaan Informasi untuk Para Pengelola Air 

Berikut adalah beberapa contoh hasil pengelolaan informasi yang mungkindibutuhkan pengelola air demi fungsi pengalokasian air:

• Kuantitas dan kualitas air permukaan yang tersedia untuk dialokasikan;

• Kuantitas dan kualitas air tanah yang tersedia untuk dialokasikan;

• Daftar para pengguna air, pemegang izin air dan keadaan mereka;

• Peta yang menunjukkan kuantitas dan kualitas air permukaan, titik-titik ekstraksi

atau pengambilan air, dan jumlah pengambilannya;

• Peta yang menunjukkan kuantitas dan kualitas sumur air tanah dan jumlah

pengambilannya;

• Daftar ketidakpatuhan yang dilakukan pengguna izin air dan tindakan yangdiambil; dan

• Daftar keluhan dari para pengguna air dan tindakan yang diambil.

UPI tidak harus bertanggungjawab memelihara seluruh basis data untukmemproduksi hasil-hasil pengelolaan informasi di atas. Meski begitu, UPI perluberkoordinasi dengan badan-badan yang relevan dalam memelihara basis-basisdata untuk memproduksi hasil-hasil pengelolaan informasi yang diminta danmembagikannya kepada para pengelola air agar mereka dapat mengambilkeputusan.

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

8

Page 88: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 88/117

80

4.2. Contoh Hasil Pengelolaan Informasi untuk Pihak-pihak yangBerkepentingan

Semua pihak yang berkepentingan harus dapat mengakses laporan tahunanmengenai keadaan sumberdaya air di wilayah sungai. Laporan tahunan ini harus

berupa laporan mengenai rangkaian indikator-indikator dasar dalam pengelolaansumberdaya air. Dengan begitu, kemajuan dapat dilihat seiring waktu. Berikut adalahbeberapa contoh hasil pengelolaan informasi yang mungkin dibutuhkan pihak-pihakberkepentingan di bawah ini dalam melaksanakan fungsi pengalokasian mereka.

• Pihak Politisi

Pihak politisi akan memerlukan informasi dan laporan ringkas secara teratur mengenai keadaan pengelolaan air dan pengalokasian air di wilayah sungai.Laporan ini bisa berupa laporan tengah tahunan atau laporan tahunan. Petamutu air dan lokasi pengguna utama air di wilayah sungai akan berguna bagisemua pihak yang berkepentingan.

• Pihak Pengguna Air 

Pihak pengguna air akan memerlukan informasi dan laporan ringkas secarateratur mengenai keadaan pengalokasian air di wilayah sungai. Laporan inibisa berupa laporan triwulan (quarterly report ) dalam bentuk selebaran (leaflet ).

Mereka mungkin juga perlu memiliki akses ke dalam sebuah sistem untukmenyampaikan keluhan dan pertanyaan mengenai pengelolaan air danpengalokasian air di wilayah sungai. Sistem ini bisa berupa formulir keluhanatau pertanyaan, dalam bentuk salinan keras (hardcopy ) atau formulir elektronik di Internet.

• Pihak Masyarakat Sipil

Pihak masyarakat sipil mungkin ingin tahu informasi umum mengenaipengelolaan dalam wilayah sungai dan keadaan pengelolaan itu. Bentukpaling umum dalam menyebarluaskan informasi ini adalah dengan situs jaringan di Internet.

5. Pelajaran yang Dapat Diambil

Dari pengalaman sistem pengelolaan informasi dan informasi yang dibahas di atas,pelajaran yang dapat diambil adalah:

• Pengelolaan informasi yang baik adalah hal penting untuk pengelolaan air 

yang efektif di wilayah sungai;

• Sistem pengelolaan informasi harus realistis dan dapat digunakan dengan

sumber daya yang ada;

• Instrumen pengelolaan informasi dan sistem TIK harus dipilih dalam proses

bertahap yang cocok dengan keahlian dan kehandalan basis data informasi;dan

• Hasil pengelolaan informasi yang memenuhi kebutuhan dari para pengelola air 

dan pihak-pihak yang berkepentingan menunjukkan efektifitas sistempengelolaan informasi itu.

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

8

Page 89: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 89/117

81

Kotak 8.2: BAGAIMANA ANDA MELAKUKANNYA?

Mengukur kemajuan di basin Anda dengan pengelolaan informasi:

• Bagi para pengelola dan pihak-pihak lain yang berkepentingan, apakah informasi pengelolaan air 

tersedia tepat waktu, dalam bentuk yang sesuai, dan memberi informasi yang diinginkan?

•  Apakah basis data informasi sudah dalam bentuk yang dapat digunakan oleh organisasi wilayahsungai lainnya?

Daftar Pustaka Situs

1. Information Management (http://en.wikipedia.org/wiki/Information_management)2. What is GIS and how does it work? (http://www.mapcruzin.com/what-is-gis.htm)3. Google Earth (http://earth.google.com)4. Web-page CMS (http://www.multicentric.com)

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

8

Page 90: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 90/117

Page 91: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 91/117

Kotak 9.1: APAKAH TUJUAN PERTAMA SAYA?

Tujuan-tujuan saya dalam pengelolaan air dengan menggunakan Instrumen Ekonomi dan Keuangan diwilayah sungai adalah:

• Menerapkan instrumen ekonomi dan keuangan demi efisiensi yang lebih baik dalam penggunaan

air.

•Menerapkan instrumen ekonomi dan keuangan untuk mengurangi pencemaran.

83

Modul 9: Instrumen Ekonomi dan Keuangan

Tujuan Pembelajaran

•Memahami perbedaan antara instrumen keuangan dan instrumen ekonomi.

• Menghargai cara menerapkan instrumen keuangan dan ekonomi demi

pengelolaan yang lebih baik atas sumberdaya air di wilayah sungai. Beberapainstrumen tersebut adalah:

Pemulihan dana;

Perubahan perilaku;

Pemusatan pada keadilan dan kaum miskin; dan

Perlindungan terhadap lingkungan

1. Pendahuluan

Dengan pengelolaan yang lebih baik terhadap sumberdaya air dan penciptaanstruktur pengelolaan yang baru, perhatian lebih ditingkatkan kepada sistempengelolaan air dengan keuangan yang mampu bertahan dan penggunaan subsididan biaya untuk mengubah cara penggunaan air. Modul ini membahas penggunaaninstrumen keuangan dan ekonomi dalam pengelolaan sumberdaya air danbagaimana instrumen-instrumen tersebut dapat digunakan agar pengelolaan danpengembangan sumberdaya air bisa berkelanjutan.

Instrumen ekonomi dan keuangan memiliki peran dalam sistem pengelolaan air yangberkelanjutan. Secara ringkas, Tujuan Pengelolaan Air adalah:

•Penggunaan air yang lebih efisien dengan menggunakan instrumen ekonomidan keuangan; dan

• Berkurangnya pencemaran dengan menggunakan instrumen ekonomi dan

keuangan.

Modul ini akan diawali dengan penjelasan mengenai instrumen keuangan danekonomi. Kita akan melihat air sebagai barang sosial dan ekonomi, sebelummembahas bagaimana menggunakan instrumen ekonomi dan keuangan demimembantu melaksanakan prinsip-prinsip PSAT. Bagian akhir modul ini akanmembahas penerapan instrumen ekonomi dan keuangan dalam tugas-tugas RBOdalam pengelolaan sumberdaya air.

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

9

Page 92: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 92/117

84

2. Menjelaskan Instrumen Keuangan dan Ekonomi

Instrumen ekonomi dan keuangan,didefinisikan dengan sangatsederhana di bawah ini, memengaruhi

perilaku (dengan memberi insentif dandisinsentif sehubungan dengankegiatan pengelolaan air danpenggunaan air) dan menentukancakupan luas kemampuan keuanganterhadap kegiatan pengelolaansumberdaya air dan kemampuaninstitusi pengelolaan air.

Instrumen ekonomi (tarif, subsidi, subsidi silang dan usaha-usaha berbasis insentif lain seperti perdagangan air dan biaya pembuangan limbah cair) biasanya

digunakan untuk mempromosikan efisiensi pengalokasian dan penggunaansumberdaya air. Instrumen ekonomi juga dapat digunakan untuk mencapai tujuanyang lebih luas, yaitu keadilan pengalokasian air dan penggunaan sumberdaya air yang berkelanjutan. Instrumen ekonomi paling sukses jika melengkapi (dandilengkapi oleh) instrumen kebijakan, peraturan, institusi, teknis dan sosial yangsesuai. Pada dasarnya, instrumen ekonomi adalah pungutan untuk mendorongorang-orang agar mengubah perilaku mereka ke arah tertentu. Pungutan ini bukanuntuk pemulihan biaya. Oleh sebab itu, pemasukan yang diterima memilikifleksibilitas dalam cara penggunaannya dan mungkin saja dapat digunakan sebagaiinvestasi untuk pelayanan bagi kaum miskin atau untuk menangani ketidakadilandalam masalah air.

Instrumen keuangan berarti mekanisme yang digunakan untuk meningkatkan jumlah uang untuk mendanai kegiatan-kegiatan, baik yang bersifat operasionalmaupun untuk modal. Instrumen keuangan memusatkan kepada pemasukan yangmenghasilkan dan bagaimana hubungan pemasukan ini dengan biaya kegiatanyang harus didanai.

Perbedaan ini tidak sejelas sebagaimana yang diisyaratkan definisi di atas karenatujuan keuangan sekaligus tujuan ekonomi mungkin dapat terpenuhi dalam satuinstrumen saja, contoh jelasnya adalah tarif air. Kegunaan air sebagai barangkomersial akan menetapkan tarif untuk memenuhi tujuan keuangannya, yaitu biayayang cukup untuk menutupi pengoperasian, pemeliharaan dan modal. Kinerjakegunaan itu (yaitu keberhasilan kegunaan air sebagai barang komersial) akandiukur oleh berbagai indikator keuangan, seperti laba bersih, pemulihan biaya,kelayakan kredit (kemampuan untuk melunasi pinjaman), dan lain sebagainya.Sebagai kebalikannya, sudut pandang ekonomi terhadap tarif adalah untuk menilaikontribusi tarif itu terhadap kombinasi tujuan-tujuan sektor air, tidak hanya terbatasuntuk memastikan sampainya air ke tangan para pengguna air yang ada, namun juga menuntut perbaikan kesetaraan (dengan meningkatkan akses masyarakatkepada air) dan memastikan kelestarian lingkungan. Lembaga pengatur independendengan wewenang yang cukup adalah cara terbaik untuk memastikan bahwaorientasi keuangan dari kegunaan air diatur oleh sudut pandang kepentinganekonomi atau nasional.

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

Kotak 9.2: Penetapan harga air di

Zimbabwe

Harga air mentah di Zimbabwe ditetapkan padatingkat nasional. Hal ini berakibat buruk padapenggunaan instrumen ekonomi karena kini tidakmungkin tarif air disesuaikan dengan wilayahsetempat demi perubahan yang relevan dalamperilaku air. Meski begitu, penetapan tarif nasionalmencapai tujuan ekonomi lain karena tarifnya adalahharga campuran bagi seluruh negara. Karena itu,tarif air menjadi lebih murah di daerah yang biayapengembangan airnya lebih mahal.

9

Page 93: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 93/117

85

Nilai versus biayaNilai dan biaya adalah dua konsep yang berbeda. Nilai air yangdigunakan secara bergantian adalah hal penting bagipengalokasian air yang rasional sebagai sumberdaya yanglangka, baik dengan menggunakan instrumen peraturanmaupun ekonomi.

Sebaliknya, memungut biaya untuk air  berarti menerapkaninstrumen ekonomi untuk mencapai berbagai tujuan seperti berikut:

• Membantu kelompok-kelompok yang telah dirugikan;

• Memengaruhi perilaku terhadap pelestarian dan penggunaan air yang efisien;

• Menyediakan insentif untuk pengelolaan permintaan;

• Memastikan kembalinya modal; dan

• Memastikan bahwa para pengguna mau membayar untuk investasi tambahan

dalam layanan air.

3. Air sebagai Barang Ekonomi dan Sosial

 Asas-asas Dublin menyatakan bahwa air adalah barang ekonomi (dan sosial).Beberapa orang sulit menerima bahwa air harus dibayar karena pendapat mereka,salah satunya, bahwa air adalah pemberian Tuhan. Kita akan membahas perbedaanantara barang ekonomi dan barang sosial. Kita juga akan membahas perbedaan

antara nilai air dan harga air. Penerapan harga bagi air bukan hanya untukpemulihan biaya semata namun, sama pentingnya, juga sebagai instrumen untukmengubah perilaku dan memastikan bahwa air dibagikan secara lebih adil.

 Air juga memiliki nilai sebagai barang ekonomi sekaligus barang sosial. Banyakkesalahan PSAT di masa lalu disebabkan nilai air tidak dihargai secara penuh.Manfaat maksimal dari sumberdaya air tidak dapat dicapai jika kesalahpahaman nilaiair tetap ada.

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

Kotak 9.3: Penggunaan instrumen ekonomi dan keuangan adalah hal penting bagi PSATkarena:

•  Air semakin langka, sehingga nilai ekonominya meningkat;

• Instrumen ekonomi dan keuangan dapat digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan PSAT dalam hal

efisiensi, keadilan dan kelestarian;

• Jika keuangan tidak mampu mendanai proyek-proyek dan keputusan yang berhubungan dengan

air, maka takkan ada manfaat yang dirasakan oleh para pengguna secara berkelanjutan; dan

• Instrumen ekonomi cenderung menyadarkan para produsen dan konsumen mengenai semakin

langkanya air (sesuatu yang mungkin takkan mereka ketahui jika kita hanya menggunakan ukuran

non-ekonomi).

Secara umum, instrumen ekonomi dan keuangan bagi PSAT semakin penting untuk mengambilkeputusan yang lebih baik demi pengelolaan air dan tujuan-tujuan sosial yang lebih baik, bukan hanyauntuk saat ini namun juga untuk generasi berikut.

Dapatkah Anda bericontoh bagaimana kita

menilai air secaraberbeda-beda?

9

Page 94: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 94/117

86

Kapankah air dianggap sebagai barang ekonomi?

Memperlakukan air sebagai barang ekonomi adalah langkahpenting bagi pengambilan keputusan yang logis terhadappengalokasian air antara sektor air yang berbeda-beda dan salingbersaing, terutama di lingkungan langka sumberdaya air.Perlakuan ini semakin penting lagi ketika kita tidak dapat lagimemperbanyak persediaan air. Dalam PSAT, nilai ekonomi daripenggunaan air secara bergantian membantu membimbing parapengambil keputusan dalam memprioritaskan investasi. Di negara-negara dengansumberdaya air berlimpah, air tidak diperlakukan sebagai barang ekonomi karena air tidak perlu dijatah. Meski begitu, air memiliki peran penting dalam perkembanganekonomi yang tak dapat diabaikan.

Mengapa air dianggap sebagai barang sosial?

Meski air adalah barang ekonomi, air juga merupakan barang sosial. Pengalokasian

air penting untuk dipandang sebagai alat memenuhi tujuan kesetaraan, mengurangikemiskinan dan menjaga kesehatan. Di negara-negara yang sumberdaya airnyaberlimpah, ada kecenderungan untuk memperlakukan air sebagai barang sosial,daripada sebagai barang ekonomi, untuk memenuhi tujuan kesetaraan, mengurangikemiskinan dan menjaga kesehatan. Keamanan dan perlindungan lingkungan jugamerupakan bagian dari pertimbangan bahwa air adalah barang sosial.

Di kebanyakan tradisi, air dianggap sebagai sumberdaya yang penting dan adasistem untuk mengelola air dan kekurangan air pada tingkat masyarakat.

4. Menerapkan Instrumen Ekonomi dan Keuangan

4.1. Penggunaan Air yang Lebih Rasional

Dalam instrumen ekonomi, kita perlu membuat keputusan ketika terjadi kelangkaansumberdaya air, terlebih lagi jika airnya tercemar sementara sumberdaya ini adalahuntuk konsumsi masyarakat, atau ketika perlu investasi untuk menghubungkan lebihbanyak orang untuk air minum dan sistem sanitasi. Begitu juga jika terjadipersaingan: air untuk konsumsi manusia, untuk pertanian, dan untuk industri. Dalamkonteks kelangkaan air, persaingan menjadi ada ketika ada harga yang dibayar. Halini bisa resmi atau tidak resmi, namun selalu akan ada pihak yang menang dan kalahkecuali persaingan ini diatur berdasarkan prinsip-prinsip yang rasional dan dapatditerima.

Pengelolaan air memiliki sifat monopoli dengan kepentingan-kepentingan yangmelekat di dalam pengelolaan itu. Itulah sebabnya sistem peraturan diperlukan untukmemperbaiki hal ini. Penerapan instrumen keuangan dan ekonomi dapat membantumenerapkan peraturan dan mencapai hasil yang diinginkan dari pengalokasiansumberdaya yang langka secara rasional dan dapat diterima.

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

Adakah tempat dimana air bukan barang

ekonomi?

9

Page 95: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 95/117

87

Semua jenis instrumen ekonomi telah dikembangkan. Hal ini membantumemperlancar produksi air dan proses penyalurannya. Jika pemerintah dapatmemungut pajak, mereka dapat mendanai air dan sanitasi. Jikafasilitas umum menerapkan tarif yang wajar, maka mereka dapatberinvestasi dalam jalur-jalur hubungan baru, dan jika parapencemar membayar bagian mereka kepada dewan air atauorganisasi wilayah sungai, mereka dapat melakukan sesuatuuntuk memperbaiki keadaan ini.

Penggunaan sumber daya yang rasional menuntut parakonsumen, petani dan pihak industri memberi sumbangan terhadapbiaya pengelolaan, pembersihan dan penyaluran air ke rumah, sawah dan pabrikmereka.

4.2. Instrumen-instrumen

Instrumen ekonomi terbaik adalah pajak, subsidi, dan penetapan harga, atau –

begitu harga sudah ditetapkan oleh pihak yang berwenang – tarif. Wewenangpenetapan harga ini biasanya tidak diberikan kepada pasar, misalnya, karena hargaadalah hal yang sangat penting bagi masyarakat miskin.

Instrumen keuangan membantu dalam pengambilan keputusan terhadap investasispesifik. Salah satu cara meningkatkan efisiensi air adalah dengan berinvestasi danmemperbaiki prasarana. Dengan adanya itu, perhatian lebih juga akan diberikankepada pengoperasian dan pemeliharaannya (Operations and Maintenance atauO&M). Perhatian lebih juga akan diberikan untuk mengurangi jumlah kerugian dalamsistem ini. Walau begitu, investasi manapun harus rasional dan mempertimbangkansumber daya yang diperlukan (modal, tenaga kerja, bahan mentah, dan lainsebagainya) untuk memastikan penggunaan sumber daya tersebut secara optimal.

Instrumen yang dikembangkan untuk tujuan ini adalah analisa manfaat biaya, sistempenilaian biaya selama umur ekonomis dan analisa multi-kriteria. Masalah ini akansemakin rumit jika keputusan yang diambil mengimplikasikan keputusan untukberinvestasi dalam satu sektor atau sektor yang lain.

Prinsip-prinsip yang berhubungan, yang juga digunakan dalam ekonomi air danlingkungan, adalah  pemulihan dana dan  pencemar-bayar . Keduanya berdasarkanpada tujuan untuk mengembalikan modal dengan pendapatan yang diperoleh darimereka yang menerima manfaat. Para pengguna air menerima manfaat akses air,karena itu mereka harus membayar biaya yang dikeluarkan oleh penyedia layanan.Demikian halnya dengan para pencemar. Mereka memengaruhi mutu air bagipengguna lainnya dan menerima manfaat agar dibolehkan membuang limbahmereka. Para pencemar ini harus membayar biaya lingkungan dan biaya yangdikeluarkan oleh badan pengelolaan dalam mengendalikan para pencemar ini.

5. Tujuan-tujuan Pengelolaan Sumberdaya Air 

Tujuan-tujuan Efisiensi Ekonomi, Keadilan Sosial danKelestarian Lingkungan adalah hal-hal yang mendasar bagireformasi sektor air dan penerapan PSAT. Ketiga hal ini adalahtiang utama PSAT dan pada tingkat dasar harus membentuktujuan-tujuan di balik misi RBO. Bagaimana RBO bisa mendapatmanfaat dari penggunaan instrumen ekonomi dan keuangan untuk

mencapai tujuan-tujuan pengelolaan air ini?

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

Jika tidak ada masalahair dalam sebuah area,

apakah kita perlu

melaksanakan struktur pengelolaan yang

mahal?

Apakah RBO benar-benar melihat kerjamereka dengan cara

seperti ini?

9

Page 96: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 96/117

88

Gambar 9.1: Tujuan-tujuan Pengelolaan Sumberdaya Air 

5.1. Efisiensi Ekonomi

 Air adalah hal vital bagi perkembangan ekonomi dan sosial dan merupakan hal yangtak tergantikan dalam memelihara dan meningkatkan kegiatan mata pencaharian dikota dan di desa. Dengan meningkatnya kelangkaan air, pilihan untuk pengalokasiandan pengelolaan tiap tetes air menjadi penting untuk memaksimalkan manfaat sosialdan ekonomi dan untuk memastikan kesinambungannya. Dalam banyak keadaan,efisiensi air dapat ditingkatkan.

Dengan adanya jenis tarif yang berbeda-beda, jelaslah bahwa

tarif yang tetap takkan meningkatkan efisiensi teknis bagipara produsen ataupun konsumen. Di bawah sistem tarif tetapitu, tidak ada insentif untuk menghemat air. Hanya tarif dengankomponen bervariasi yang memiliki insentif untuk meningkatkanefisiensi teknis dalam sistem air. Tarif yang lebih tinggi akanmenyediakan insentif yang lebih besar untuk peningkatanefisiensi, dan menggunakan tarif dalam jumlah besar dengan bebanbiaya yang terus meningkat adalah cara yang lebih baik lagi dalammeningkatkan efisiensi teknis di kalangan pengguna air. Perlu ada pemulihan danadan sistem pembayaran, yang disesuaikan secara wajar dengan pembiayaan yangberulang-ulang, untuk memelihara prasarana yang ada.

Hasil efisiensi ekonomi yang telah meningkat dapat ditandai oleh:

• Lebih banyak air yang dapat dialokasikan;

• Tertundanya investasi dalam pembangunan prasarana baru (yang berarti

penghematan uang);

• Berkurangnya pencemaran;

• Kembalinya modal dari penggunaan air untuk pertanian dan industri dalam

 jumlah yang lebih baik;

• Pembangunan ekonomi yang lebih baik; dan

• Penerapan instrumen ekonomi untuk mencapai penggunaan yang efisien

diterapkan dalam banyak tugas-tugas RBO.

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

PENGGUNAAN AIR YANGBERKELANJUTAN

Efisiensi Ekonomi Keadilan Sosial

KelestarianLingkungan

Instrumen ekonomiapa yang telah Anda

gunakan untukmeningkatkan

efisiensipenggunaan air?

9

Page 97: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 97/117

89

5.2. Keadilan Sosial

Keadilan sosial menuntut pembagian yang adil atas manfaat dan tanggung jawabterhadap air bagi wanita dan pria, miskin dan kaya, muda dan tua. Ini berarti keadilandalam akses, penggunaan dan pengendalian sumberdaya air, begitu juga tanggung

 jawab atas dampak negatif yang dihasilkan untuk menghindari bertambahnya bebanbagi kaum miskin dan kelompok-kelompok yang dirugikan dalam masyarakat.Banyak negara yang memiliki masalah dalam keadilan mengenai air. Contohketidakadilan yang paling sering terjadi adalah:

• Kurangnya akses terhadap air minum yang bersih, biasanya bagi kaum miskin

dan kelompok-kelompok yang terpinggirkan; dan

• Kurangnya akses terhadap air dari proses pengalokasian air yang resmi,

disebabkan oleh masalah perbedaan ras, kasta, suku atau jenis kelamin.

 Ada banyak macam strategi untuk menangani masalah ini. Apa

peran RBO ketika menangani sumberdaya air?

Sistem pengalokasian air bisa memiliki kriteria dan metode dalammenangani masalah keadilan. Ketika terjadi pengalokasian air diluar batas dalam sebuah daerah tangkapan, pengalokasian ulangmungkin diperlukan atau harus diupayakan dengan perhatian ketat terhadap efisiensiair dan menarik alokasi-alokasi air yang tidak terpakai.

Pemrioritasan yang baik dalam rencana pembangunan wilayah sungai, dipadudengan pendapatan dari air, dapat berarti adanya investasi di bidang prasaranauntuk menangani masalah-masalah keadilan.

Termasuk dalam instrumen ekonomi adalah instrumen-instrumen untuk efisiensi air,hukuman bagi izin alokasi air yang melewati batas, dan investasi melaluipemungutan tarif untuk meningkatkan keuangan.

5.3. Kelestarian Lingkungan

Kelestarian lingkungan berarti memastikan kapasitas alam untuk menyokongkehidupan. Dalam konteks PSAT, ini berarti siklus air yang sehat, air yang cukupuntuk alam, dan bersihnya air dari pencemaran. Hutan dan lahan sawah, di antaraekosistem lain, membantu mengatur aliran dan mutu air.

Hubungan antara tujuan-tujuan lingkungan dan

pelaksanaan sistem air bisa menjadi sangat kompleks.Dalam sebuah konteks institusi, di mana tujuan lingkungantidak mendapat perhatian khusus (baik dalam institusi maupundi antara para pengambil keputusan), sektor air cenderungmencerminkan keadaan ini dan hampir tidak mungkinmenghasilkan dampak lingkungan yang positif. Misalnya, jikadampak keseluruhan dari kebijakan ekonomi adalah untuk mendukungpertumbuhan ekonomi yang cepat dengan penggunaan proses produksi yang secaraintensif mencemari air, maka tujuan sektor air hanya akan memperburuk hal ini. Halini karena air akan dialokasikan pada kegiatan yang berpihak pada kebijakanindustrialisasi ini.

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

Apakah Andamemiliki contohRBO menangani

masalah keadilan dinegara Anda?

Bagaimana RBO

atau badanpengelolaan air Anda berhasil

menanganikelestarian

lingkungan?

9

Page 98: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 98/117

Page 99: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 99/117

91

RBO harus mempertimbangkan ‘manfaat pribadi’ dan ‘sarana masyarakat’ ketikamenentukan tarif dan biaya dan cara mendanai tugas-tugas RBO.

6.1. Instrumen Ekonomi dan Tugas-tugas Pengelolaan Air 

Tabel 9.1: Contoh instrumen keuangan dan ekonomi ketika diterapkan dalam pengelolaansumberdaya air 

Tugas Instrumen/Tujuan Keuangan Instrumen/Tujuan Ekonomi

Pengalokasian sumberdaya air Biaya perizinan, biaya volumeair mentah.

Pemulihan dana administrasi,pengelolaan wilayah sungai,investasi, dan pengawasan.

Biaya volume air / penggunaanair.

Insentif bagi efisiensi, ataupertimbangan keadilan.

Pengendalian pencemaran Biaya perizinan, biayapencemaran.

Pemulihan dana administrasi,pengawasan, danpembersihan lingkunganhidup.

Biaya volume air dan biaya yangberkenaan dengan mutu air.Tuntutan pengawasanterhadap diri sendiri.

Hukuman atas mutu yang burukdan pembuangan denganvolume tinggi.

Mengawasi penggunaan air,pencemaran air, kepatuhan,sumberdaya air 

Prosentase biaya air mentahdan biaya pencemaran.

Pemulihan dana.

Hukuman.Untuk memastikan adanya

kepatuhan.

Perencanaan wilayah sungaidan pelaksanaannya

Biaya air mentah dan biayapencemaran

Pemulihan dana. Investasi .

Tidak ada

Pengelolaan dan pengupayaanatas keikutsertaan pihak-pihakyang berkepentingan

Biaya air mentah dan biayapencemaran.

Pemulihan dana.

Tidak ada

Pengelolaan informasi Biaya air mentah dan biaya

pencemaran.Pemulihan dana.

Tidak ada

Pengelolaan keuangan Biaya air mentah dan biayapencemaran.

Pemulihan dana.

Tidak ada

Tugas-tugas pengelolaansumberdaya air, idealnya, terletakpada satu organisasi atau lebih.Dalam menetapkan tarif, harusdipertimbangkan biaya pungutanyang beralasan dan transparansidalam hal-hal yang membentukbiaya pengelolaan, biayapengawasan, dan lain lain. Biayamenjalankan Organisasi Wilayahsungai harus dianalisa secara cermat dan didasarkan pada kegiatan dan upaya yangterlibat. Dengan ini, kita menghindarkan biaya arbitrase. Meski begitu, tinggirendahnya biaya adalah masalah politis dan pemasukan mungkin tidak sesuaidengan pengeluaran. Hal ini dapat diterima jika ini merupakan sebuah kesepakatanpemerintah untuk memberi subsidi pada wilayah sungai demi pembangunan ataualasan lain dan jika pemerintah memang berniat untuk menanggung perbedaanbiayanya. Jika tidak, dengan anggaran yang kecil, sistem yang hendak diterapkanakan gagal dan pengelolaan sumberdaya air akan terbatas hanya pada kegiatan

dalam prioritas tujuan ekonomi.

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

Kotak 9.5: Pertanyaan kunci yang harus

dipahami dengan jelas

• Siapa yang harus membayar?

• Institusi mana yang menerima pembayaran?

•  Apa saja unsur keuangannya?

•  A a sa a unsur ekonomin a?9

Page 100: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 100/117

92

Sebagaimana disebutkan sebelumnya, seringkali pemerintahmenerima pendapatan mereka dan RBO dapat dibiayai daripajak pusat. Ini bukan resep untuk pengelolaan sumberdayaair yang efisien di wilayah sungai. Ini malah bertolak belakangdengan filosofi instrumen keuangan dan ekonomi yangditerapkan kepada para pengguna air. Dalam keadaan sepertiini, disarankan untuk tetap memelihara keseimbanganpengeluaran dan pemasukan antara RBO dengan pemasukandalam pengelolaan sumberdaya air.

Masalah terakhir adalah pada  poacher atau pemburu liar (dalam hal ini, penggunaair) dan gamekeeper  atau penanggung jawab hewan buruan (dalam hal ini, RBO).Seringkali, tugas-tugas pengelolaan sumberdaya air dikembangkan di dalam sebuahbadan yang memiliki tugas-tugas lain seperti pengairan atau pelayanan persediaanair. Hal ini dapat langsung menyebabkan konflik kepentingan yang akan berbuntutpada kurangnya rasa percaya atau kerjasama dari sektor-sektor lain. Dalam keadaan

seperti ini, disarankan tugas-tugas pengelolaan sumberdaya air dibatasi dandipisahkan dari tugas-tugas lain, baik tugas mengenai keuangan maupun tugasuntuk mengambil keputusan.

Beberapa prinsip dalam menetapkan tarif 

Prinsip-prinsip berikut menjelaskan pengembangan kebijakan dan praktik tarif spesifik:

Pencerminan biaya . Tarif harus mencerminkan biaya ekonomi secarakeseluruhan (termasuk biaya kesempatan, dampak tak terduga, dan biayatak terduga);

Pemulihan dana. Tarif harus menargetkan pemulihan biaya keuangan

secara penuh; Terjangkau . Tarif harus terjangkau, dan harus mempertimbangkan peran

vital air, keperluan khusus dalam kasus-kasus sosial, dan pentingnya air yang aman dan sanitasi untuk kesehatan masyarakat. Tarif harusmenargetkan subsidi; (lihat di bawah.)

Praktis. Tarif harus wajar dan efektif biayanya;

 Adil. Tarif harus dilaksanakan dengan cara yang adil dan tidakmendiskriminasi konsumen dengan cara sewenang-wenang atau tidak adil;dan

Efektif . Tarif harus didukung oleh mekanisme pelaksanaan yang efektif yangberhubungan dengan pengukuran, pengumpulan pendapatan dan

pengendalian kredit.

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

Bagaimana kinerjaRBO Anda

menurut indikator-indikator kunci

dalam pengelolaan

keuangan?

9

Page 101: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 101/117

93

7. Pelajaran yang Dapat Diambil

• Instrumen ekonomi adalah instrumen pengelolaan air yang penting.

• Pemulihan dana adalah komponen keadilan dan penting bagi institusi

pengelolaan air yang efektif.

• Penerapan instrumen keuangan dan ekonomi yang baik dapat membantu

pembangunan pelayanan.

Kotak 9.6: BAGAIMANA ANDA MELAKUKANNYA?

Mengukur kemajuan di basin Anda dengan penerapan instrumen ekonomi dan keuangan:

•  Apakah beban dan biaya pengalokasian air menutupi biaya operasional dan berpihak pada kaum

miskin dan penggunaan air yang efisien?

•  Apakah semua pendapatan dari penggunaan air benar-benar diterima?

•  Apakah biaya pencemaran menutupi biaya operasional dan memberi insentif atau dorongan untuk

mengurangi pencemaran?

• Apakah semua pendapatan dari biaya pencemaran benar-benar diterima?

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

Kotak 9.5: Penjabaran beberapa biaya dalam basin

Biaya pengelolaan daerah tangkapan air atau biaya pengelolaan sumberdaya air Biaya pengelolaan daerah tangkapan air (catchment management charge) pada dasarnya adalahinstrumen keuangan untuk membiayai kegiatan pengelolaan sumberdaya air pada tingkat daerah. Padaprinsipnya, beban biaya ini menutupi biaya operasional wilayah sungai atau institusi pengelolaan

tangkapan air dan dipungut oleh institusi-institusi tersebut atau oleh badan induk nasional.

Biaya abstraksiBiaya abstraksi (untuk air tanah atau air permukaan) berhubungan dengan hak dan biaya pengambilanair dari lingkungan alaminya. Biaya abstraksi dapat memiliki pengaruh signifikan dalam pengalokasiandan penggunaan air dan merupakan salah satu instrumen ekonomi primer di sektor air.

Tarif air borongan (Bulk water tariff )Tarif ini adalah tarif untuk menyediakan air secara borongan dari satu institusi ke institusi yang lain.Tarif ini dipungut oleh badan penyedia. Pada dasarnya, tarif ini adalah instrumen keuangan yangdigunakan untuk memulihkan dana untuk prasarana air borongan dan petugas operasionalnya.

Tarif untuk pengecer air (Consumer retail water tariff )Tarif ini adalah tarif yang dibebankan kepada pengguna air dan dipungut oleh fasilitas penyedia air bagikonsumen yang membeli secara eceran. Tarif ini adalah instrumen ekonomi dasar untuk memengaruhipenggunaan air. Tarif ini harus mencerminkan biaya penyediaan secara menyeluruh, sekaligus biayaekonomi untuk memengaruhi penggunaan air.

Biaya sanitasi konsumenTarif ini dibebankan kepada pengguna air oleh penyedia layanan sanitasi. Dalam hal penyehatan air (waterborne sanitation), tarif ini harus mencerminkan biaya keuangan dan ekonomi penampungan air limbah, pengolahan terhadap air limbah itu, dan mengembalikan air limbah yang telah diolah itu kesungai.

Biaya limbah cair atau pencemaranBiaya ini berhubungan dengan pengalokasian izin pencemaran (atau “hak untuk melakukanpencemaran”) dan pembuangan limbah cair. Biaya ini harus diterapkan dan dipungut oleh badanpengatur lingkungan. Biaya ini juga harus termasuk biaya hukuman (sebagai instrumen ekonomi) untukmemberi insentif atau dorongan untuk mengurangi pencemaran.

9

Page 102: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 102/117

Page 103: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 103/117

95

Modul 10: Perencanaan Sumberdaya Air WilayahSungai

Tujuan Pembelajaran

• Menghargai perencanaan wilayah sungai sebagai proses mengkoordinasikan

masalah-masalah sektor air untuk mencapai manfaat lingkungan, sosial danekonomi secara bersamaan.

• Mengidentifikasikan pendekatan-pendekatan untuk merencanakan

sumberdaya air untuk menghasilkan manfaat terbaik.

• Memahami bahwa rencana-rencana wilayah sungai terhubung dengan

sumberdaya yang tersedia dan/atau potensial untuk pelaksanaannya.

1. Pendahuluan

Wilayah sungai adalah unit pembukuan alamiah untuk pengelolaan air, sementarakeputusan politis dan administratif seringkali diambil berdasarkan batasan-batasanyurisdiksi yang tidak sesuai dengan wilayah sungai. Dilema yang dihadapi langsungoleh para pengelola air adalah bagaimana caranya membuat para pelaku dan pihakyang berkepentingan yang berbeda-beda memberi sumbangan secara bersama-sama untuk pengembangan dan pengelolaan wilayah sungai.

Tantangan dalam pengelolaan wilayah sungai adalah mencapai keterpaduanhidrologis dan ekologis dalam konteks realita wilayah sungai. Perencanaan wilayahsungai memberi kesempatan untuk menangani masalah-masalah air dan

memprioritaskan pembangunan dengan strategis dan secara terpadu.

Ringkasnya, rencana wilayah sungai adalah rencana tindakan untuk pengelolaanterpadu bagi air dan sumber daya tanah di sekitar wilayah sungai itu. BerdasarkanGambar 10.1, Rencana wilayah sungai ada dalam area perencanaan strategis.Dalam perencanaan ini akan ada rincian tindakan, anggaran yang luas, dan unsur yang strategis. Rencana ini biasanya akan relevan dalam beberapa tahun. Rencanaini akan menjadi rencana operasi hanya jika Badan Pengelola Wilayah Sungai ataubadan-badan lain mulai mewujudkan rencana ini dan memasukkannya ke dalamrencana kerja tahunan mereka diiringi dengan tindakan spesifik dan anggaranterperinci.

Kotak 10.1: APA TUJUAN PERTAMA SAYA?

Tujuan saya dalam pengelolaan air untuk Perencanaan Basin adalah:Memelihara rencana basin yang menggabungkan prioritas teknis dan sosial untuk basin dan berfungsisebagai dasar tindakan dan akuntabilitas bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

Modul ini membahas perencanaan wilayah sungai dalam tiga langkah;i) Persiapan perencanaan wilayah sungai;ii) Proses perencanaan wilayah sungai; daniii) Pelaksanaan rencana wilayah sungai.

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

10

Page 104: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 104/117

96

2. Persiapan Perencanaan - Wilayah Sungai

2.1. Mengapa Merencanakan Wilayah Sungai?

 Alasan paling kuat untuk perencanaan wilayah sungai adalah untuk menangani

masalah prioritas air yang memengaruhi masyarakat, dan untuk merangsangpertumbuhan dan perkembangan. Karena itu, rencana wilayah sungai untuksumberdaya air ditetapkan dalam realita ketersediaan air dalam konteks geografisdan politis. Selain itu, rencana ini akan mempertimbangkan semua kegiatan danperkembangan yang memerlukan air atau memengaruhi sumberdaya air, yangtermasuk di dalamnya persyaratan ekologis, persediaan air dan sanitasi, pengairan,penggunaan tanah dan kehutanan, perikanan, tenaga air, dan penggunaan air bagisektor industri.

Pendekatan ini menghargai kesempatan dan dampak yang sama-sama dirasakanuntuk sumberdaya air dalam wilayah sungai, dan perlunya negosiasi, kerjasama dantindakan bersama yang transparan demi kelestarian air. Seringkali proses

perencanaan mengarah pada pemahaman bahwa masalah air adalah gejala darikegagalan yang mendalam dari sistem pengelolaan air. Peran air dalampembangunan dan sebagai faktor kunci untuk mengurangi kemiskinan dan untukpembangunan yang berkelanjutan juga mendorong perencanaan wilayah sungaiuntuk sumberdaya air.

2.2. Konteks Perencanaan

Proses perencanaan wilayah sungai harus mempromosikan mekanisme perbaikandialog, negosiasi dan partisipasi, yang menghasilkan pengambilan keputusan yangtransparan. Pengelolaan sumberdaya air adalah proses yang bersifat mengelola

persaingan dan konflik kepentingan dan pandangan. Untuk mencari jalan keluar penyebab, bukan gejala, dari masalah air, perlu ada proses bertukar pandanganmengenai penyebab utamanya, menghasilkan komitmen untuk prosesperencanaannya, dan pada akhirnya menghasilkan komitmen untukpelaksanaannya.

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

10

Page 105: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 105/117

97

Gambar 10.1: Jenjang Perencanaan (Bank Dunia)

• Proses perencanaan wilayah sungai dapat membantu menguatkan pengaturan

yang baik.

Keterlibatan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dalam pengembanganrencana wilayah sungai dapat membangun minat mereka akan hasil rencanaini dan akan cara sumberdaya air dikelola dalam wilayah sungai. Sejalandengan proses perencanaan, banyak negara yang menerapkan prinsip-prinsipPSAT dan mereformasi pengelolaan sumberdaya air mereka.

Prinsip ini, terutama prinsip pengelolaan terdesentralisir dan yang melibatkanpihak-pihak yang berkepentingan, memperkenalkan transparansi yang lebihbaik dalam pengelolaan sumberdaya air dan memiliki potensi untukmemperbaiki pengaturan air.

• Kepemimpinan proses perencanaan ini terletak pada

pemerintah, badan-badan pemerintah, dan pihak

berwenang di tingkat wilayah sungai.

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

Kebijakan

Strategi

Rencana Tindakan

Rencana Operasi

Rincian Urutan danPelaksanaannya

© ERM

Siapa yangbertanggungjawab

atas pengembanganrencana di basin

Anda?

Strategi Sektor Nasional

PerencanaanStrategis

Pelaksanaansecara

Terperinci

10

Page 106: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 106/117

98

Praktisnya, agar rencana wilayah sungai dapat dilaksanakan, rencana ini harusdalam wewenang RBO atau badan pemerintah yang bertanggung jawab padatingkat wilayah sungai. Untuk itu, mereka harus siap untuk memimpin prosesini.

•Proses perencanaan wilayah sungai lintas sektor.

Perencanaan wilayah sungai tidak hanya mempertimbangkan pilihan-pilihanpembangunan dalam sektor air itu sendiri, namun juga mempertimbangkanskenario untuk pembangunan di sektor-sektor lain yang mungkin memberidampak pada sumberdaya air (misalnya pertambangan, industri, danpengairan). Begitu juga dengan konsekuensi keputusan pengelolaan air disektor-sektor ekonomi (misalnya pariwisata, kesehatan, dan pertanian), yangharus menjadi satu kesatuan dari analisa yang dibuat dalam prosesperencanaan.

• Rencana-rencana yang dibuat harus mempertimbangkan bahaya potensial dan

tingkat ketahanan masyarakat dan ekosistem terhadap kejadian-kejadianekstrem.

Proses perencanaan harus melibatkan analisa risiko (penanganan banjir,perubahan iklim, dan juga risiko-risiko ekonomi, politik dan lainnya) dan harusmelibatkan tindakan yang dirasa perlu dan cukup untuk mengurangi ataumenangani risiko.

• Perencanaan harus berhubungan dengan indikator kinerja atau target.

Rencana hanya dapat dikatakan baik jika dapat dilaksanakan. Rencana

wilayah sungai adalah pondasi rencana kerja RBO dan memberi pedomanuntuk pengguna air dan pihak-pihak lain yang berkepentingan di dalam dan diluar wilayah sungai.

2.3. Koordinasi dan Pengambilan Keputusan di Seluruh Jenjang Skala

Biasanya RBO tidak akan mempraktikkan wewenang secara otonomi, namunsetidaknya RBO memiliki tanggung jawab lapor kepada pihak otoritas nasional ataunegara. Beberapa wilayah sungai berukuran besar dan kompleks dan memerlukanorganisasi tambahan pada unit sub-tangkapan (sub-catchment ) atau unitperencanaan lain. Karena itu, perencanaan wilayah sungai memerlukan

keterpaduan di beberapa skala perencanaan. Koordinasi dapat dilakukan di tingkatpemerintah nasional, wilayah-wilayah administratif, sektor wilayah sungai danorganisasi tingkat daerah. Dalam beberapa kasus, RBO akan melibatkan koordinasikeputusan pada tingkat lintas nasional.

Tantangan juga muncul sewaktu memastikan koordinasi antara banyaknya inisiatif perencanaan, baik dalam departemen pemerintah maupun pada tingkat nasional.Inisiatif perencanaan tersebut misalnya strategi pengurangan kemiskinan, rencanatindakan lingkungan, Tujuan Pembangunan Millennium dan Rencana PembangunanNasional.

Pada tingkat wilayah sungai, kunci terhadap pengelolaan sumberdaya air adalah

keutamaan dan kelayakan analisa, dan perencanaan dan penetapan cara mencapaitujuan pengelolaan sumberdaya air.

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

10

Page 107: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 107/117

99Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

Page 108: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 108/117

100

2.4. Hasil Apa yang Diharapkan?

Hasil dari proses ini adalah Rencana Wilayah Sungai, yang didukung secara terbukaoleh pemerintah dan dilaksanakan oleh organisasi pengelola wilayah sungai melaluirencana kerja tahunannya. Hasil lainnya adalah pihak-pihak berkepentingan mau

berkomitmen terhadap visi pengembangan air di wilayah sungai. Hasil ketiga adalahperbaikan terhadap pengelolaan sumberdaya air – meski kita harus ingat bahwabanyak rencana yang tidak dapat dilaksanakan dengan baik bahkan tidak samasekali.

3. Proses Perencanaan Wilayah sungai

Perencanaan adalah proses yang paling efektif ketika dipandang sebagai satu siklusyang berkesinambungan. Siklus perencanaan adalah urutan fase logis yangdidorong oleh dukungan pengelolaan dan konsultasi, sebagaimana ditunjukkandalam Gambar 10.2.

3.1. Memulai

Tahap awal proses perencanaan ini adalah meningkatkan minat dan kesadaranbadan-badan pemerintah dan pihak-pihak yang berkepentingan dalam rencanawilayah sungai dan/atau menerjemahkan tahap ini menjadi komitmen untukperencanaan. Tugasnya adalah memberi pemahaman antara sektor-sektor yang adabahwa sebuah rencana diperlukan untuk memperbaiki pengelolaan danpengembangan sumberdaya air.

Gambar 10.2: Siklus Pengembangan dan Penyesuaian Rencana Pengelolaan Sumberdaya Air Wilayah sungai

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

Secara TerusMenerusMeningkatkan

kesadaranMengikutsertakan

pihak-pihak yang

berkepentinganMendapat

dukungankomitmen politik

Visi/kebijakanKomitmenterhadapPSAT

Rencana basinMerancang rencana,mendapatkan persetujuandari pihak yangberkepentingan dan pihak

politik

PelaksanaanRBO Wilayahsungai

EvaluasiMenilai kemajuan,merevisi rencana

PemilihanstrategiMemprioritaskantujuan

Analisa situasiMengidentifikasikanmasalah, keadaanpengelolaansumberdaya air, dantujuan

KegiatanAwalRBO Wilayahsungai

10

Page 109: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 109/117

101

Siapa yang memulai proses perencanaan ini?Proses ini bisa dimulai dari luar wilayah sungai, misalnya dengan mensyaratkanhukum air nasional, atau dari dalam wilayah sungai. Praktisnya, agar rencanawilayah sungai dapat dilaksanakan, rencana ini harus dalam wewenang RBO ataubadan pemerintah yang bertanggung jawab pada tingkat wilayah sungai. Untuk itu,mereka harus siap untuk memimpin proses ini.

Pendekatan multi sektor harus dianggap penting karena banyak tindakan yangdiusulkan dalam rencana ini akan dilaksanakan oleh badan-badan selain badanpengelolaan air. Misalnya, penanganan erosi dapat melibatkan departemenkehutanan atau pertanian, pengawasan pencemaran merupakan tanggung jawabbadan pengawas lingkungan, dan lain sebagainya. Suksesnya rencana pengelolaanair memerlukan dukungan para pemain dari sektor-sektor lain sejak awal.

Langkah nyata dari fase ini adalah membuat tim untuk mengembangkan rencana inidan menyetujui proses yang akan diikuti.

3.2. Memobilisasi Pihak-pihak yang Berkepentingan

Memobilisasi pihak-pihak yang berkepentingan dan komitmenpolitik di seluruh proses adalah bagian penting dalamperencanaan wilayah sungai. Adanya porsi bagi pihak yangberkepentingan dalam perencanaan ini memberi merekakesempatan ikut serta dan memberi pengaruh terhadap hasilprosesnya. Dalam kategori pihak yang berkepentingan, kita juga harusmenyebutkan kelompok yang amat penting dari badan-badan pemerintah yangmemiliki kepentingan terhadap air dan yang memiliki rencana yang berdampakterhadap pengelolaan air.

Memastikan komitmen politik adalah dengan mengikutsertakan struktur kekuasaandan organ-organ pengambil keputusan di wilayah sungai dikarenakan oleh dampakpolitiknya yang jelas. Dukungan politik diperlukan bagi penerapan dan pelaksanaanrencana ini. Disarankan untuk membangun komitmen ini melalui prosesperencanaan dan tidak meninggalkannya hingga akhir.

Kelompok-kelompok ini berperan besar selama proses dan pembuatan rencana ini. 

3.3. Visi dan Kebijakan Pengelolaan Sumberdaya Air 

Visi menangkap impian, aspirasi dan pandangan bersama mengenai keadaan,penggunaan dan pengelolaan sumberdaya air di wilayah sungai dalam waktu yanglama. Visi merupakan pernyataan tujuan jangka panjang.

Kebijakan air untuk wilayah sungai harus berada dalam bingkai kebijakan air nasional, jika ada. Kebijakan nasional itu lebih disarankan berupa dokumen pendekdengan pernyataan yang jelas, yaitu kebijakan yang mewakili prinsip-prinsip dasar yang memandu tindakan dan keputusan apapun mengenai air di wilayah sungai.Pernyataan kebijakan ini harus meliputi masalah-masalah seperti lingkungan hidup,keadilan dalam mengakses air, pemeliharaan keseimbangan gender, pembagianmanfaat air.

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

Kenapa pendekatanmulti sektor harus

ditekankan?

10

Page 110: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 110/117

Kotak 10.2: Kriteria untuk memprioritaskan

masalah-masalah pengelolaan sumberdaya air 

Masalah itu menjadi prioritas jika:

• Merupakan hambatan untuk memecahkan masalah

lain.

• Berdampak pada sejumlah besar masyarakat.

• Merupakan masalah yang besar mengenai keadilan.

• Dapat memperbaiki perkembangan dan mengurangi

kemiskinan.

• Dapat meningkatkan efisiensi secara signifikan.

• Dapat berdampak positif terhadap lingkungan.

• Dapat meningkatkan ketersediaan sumberdaya air.

102

3.4. Karakterisasi Wilayah sungai – Tekanan, Risiko, dan Dampak

Rencana wilayah sungai dikaitkan pada kenyataan dengan memulai daripemahaman terhadap situasi yang ada. Banyak unsur yang dapat dipertimbangkandalam analisa situasi (Gambar 7.1) yang menuntut data teknis dan non-teknis dari

banyak sumber. Salah satu tantangan penting adalah menyeimbangkan antara tugasanalisa dengan masukan dari pihak yang berkepentingan. Konsultasi dengan pihakyang berkepentingan dan berbagai badan pemerintah adalah hal yang vital untukmemahami masalah-masalah dalam wilayah sungai, persaingan kebutuhan, dantujuan-tujuan yang berhubungan dengan pengelolaan sumberdaya air. Beberapapanduan untuk mengidentifikasi prioritas tindakan diberikan dalam Kotak 10.1.

Panduan ini bertujuan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dalampengelolaan sumberdaya air di wilayah sungai, dan untuk melihat aspek lain yangharus ditangani untuk memperbaiki keadaan ini dan mencapai visi yang sudahditetapkan.

Hasil analisa situasi ini adalah:• Penjabaran situasi dalam hal-hal yang digambarkan di

Gambar 7.1;

• Prioritas masalah pengelolaan air yang harus ditangani; dan

• Penjabaran tujuan jangka menengah untuk pengelolaan air 

yang berhubungan dengan analisa situasi di area-area spesifikseperti mutu air, wilayah ekonomi, dan masalah lain dari pihak yangberkepentingan.

3.5. Strategi Pelaksanaan

Dokumen strategisumberdaya air tingkat tinggidapat tersedia di tingkatpusat. Dokumen ini akanberperan penting dalammemandu rencana wilayahsungai. Namun, dari sudutpandang operasional, penting juga untukmempertimbangkan strategidalam wilayah sungai

mengenai cara menanganimasalah wilayah sungai yangspesifik. Strateginya adalahmengubah hubungan antaramasalah dan tujuan yangdiinginkan demi pengelolaansumberdaya air yang berkelanjutan. Strategi air memperinci cara pencapaian visi air.Rincian ini harus menjelaskan lebih dari sekadar tindakan yang diperlukan, agar dapat memecahkan masalah yang ada atau untuk mencapai tujuan jangka pendekdan membentuk kerangka jangka panjang yang jelas untuk mencapai pengelolaandan pengembangan sumberdaya air yang berkelanjutan.

Tujuan pengelolaan dan pengembangan air untuk wilayah sungai dapat dicapaidengan banyak cara yang berbeda. Pilihan strategi yang ada mendefinisikan cara

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

Apakah masalahprioritas pihak yang

berkepentingantelah diidentifikasi

di basin Anda?

Page 111: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 111/117

103

mana yang terbaik (lebih murah, lebih efektif, lebih adil, dan lebih dapat diterima olehpihak-pihak yang berkepentingan) dengan mempertimbangkan beragam nilai yangtelah disebutkan, dan juga mempertimbangkan kebijakan panduan air.

Strategi wilayah sungai kemudian membahas pertanyaan berikut: Apa yang harusdiubah dari cara mengelola air dan apa dampak dari perubahan yang akan diusulkanitu? Serangkaian jalan keluar pun timbul dan dianalisa dengan mempertimbangkanpersyaratan, manfaat dan kerugian di dalamnya, dan kelayakannya. Rencanawilayah sungai itu nantinya akan menyusun wilayah-wilayah tindakan, kerangkawaktu dan anggaran yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini dan mencapaitujuannya. Karena rencana wilayah sungai memiliki kerangka waktu yang cukuppanjang (dapat berlaku lima hingga sepuluh tahun), rencana tindakan ini hanyabersifat indikatif dan akan dilaksanakan melalui rencana operasional yang lebihdiperinci oleh Badan Pengelola Wilayah Sungai (Gambar 10.1).

Pada intinya, strategi ini adalah untuk menghindari bertindak terlalu ambisius,dengan mempertimbangkan kenyataan yang ada dalam masalah kapasitas politik,

sosial dan institusi yang harus diselesaikan demi pelaksanaan yang efektif. Hindaristrategi yang terlihat bagus di atas kertas namun takkan pernah dapat diwujudkandalam tindakan di lapangan. Lebih-lebih lagi, kita tidak boleh mengabaikanketerbatasan sumber daya.

Beberapa hal penting ketika mengambil keputusan strategis:

• Memahami masalah yang memengaruhi pengelolaan sumberdaya air;

• Dalam menegosiasikan strategi ini, akan ada pihak yang menang dan yang

kalah – beritahukan manfaat dan kerugian yang mereka terima dari strategi inisejelas-jelasnya;

• Kenyataan dalam wilayah sungai dan hambatan-hambatannya harus selalu

dipahami. Struktur politik dan institusi di wilayah sungai, berikut kenyataansumber daya keuangan dan sumber daya lainnya tidak boleh diabaikan;

•  Agar sukses, strategi itu harus memiliki dukungan dari pemerintah dan pihak-

pihak yang berkepentingan;

• Dominasi oleh beberapa kelompok yang berkepentingan, kendali yang

berlebihan dari pemerintah, atau pengaruh dari pihak-pihak luar akan membuatpartisipasi ini menjadi tidak seimbang; dan

• Sebisa mungkin, berdayakan struktur yang ada daripada menciptakan struktur 

baru.

3.6. Persiapan Rencana Wilayah sungai dan Pemilihan Rencananya

Proses perencanaan pada akhirnya akan mengarah pada perancangan rencanawilayah sungai. Rencana wilayah sungai merinci apa yang harus dilakukan, olehsiapa, kapan dan menggunakan sumber daya apa. Rencana ini juga akanmemprioritaskan tindakan berdasarkan penggunaan/keperluan air dan dampaknyadalam wilayah sungai. Hasil dari tahap ini adalah selesainya pembuatan rencanawilayah sungai.

Beberapa rencana boleh dirancang, bukan hanya demi kegiatan dan anggaran yangwajar dan realistis, namun juga agar pihak pengambil keputusan dan pihak yangberkepentingan sepakat dengan manfaat dan kerugian yang mereka terima daristrategi itu dan dengan keputusan yang diambil. Cara melibatkan partisipasi

pemerintah dan masyarakat dalam wilayah sungai telah dibahas di modul yangmembahas pihak yang berkepentingan. Meski begitu, harus diputuskan cara

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

10

Page 112: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 112/117

104

menyampaikan informasi kepada pihak yang berkepentingan dan memasukkanpandangan mereka pada saat mengembangkan rancangan rencana. Samapentingnya, kita harus memelihara hubungan yang dekat dengan sektor-sektor tingkat wilayah sungai yang terkena dampak atau yang tertarik dengan rencanastrategi ini. Kita harus selalu menekankan pentingnya memelihara komitmen ini.

Siapa yang harus merancang rencana ini?

Siapa yang sebenarnya harus merancang rencana wilayah sungai ini? Apakah staf RBO yang mengelola air, atau sebuah tim, atau seorang konsultan? Bagaimana caramemilih mereka? Siapapun yang melaksanakan tugas ini harus menyadari hasilyang diharapkan pada setiap tahap proses. Konsultan seringkali tidak cukupmemahami kenyataan yang ada pada wilayah sungai dan mungkin saja membuatrencana yang terlalu idealistis. Ingatlah bahwa RBO diharapkan untuk bisamelaksanakan rencana ini.

Bagian kunci dari rencana apapun adalah sumber daya yang disyaratkan untuk

pelaksanaannya. Total persyaratan keuangan perlu dinilai dan strategi mengenaicara menggerakkan sumber daya yang ada harus dikembangkan. Rencana wilayahsungai perlu perencanaan investasi yang layak dan perkiraan yang benar ataspendapatan yang diharapkan. Prinsip-prinsip pemulihan dana telah diterima luasnamun praktiknya masih buruk. Jika aspek keuangan rencana didasarkan padaprinsip, bukan praktik, maka akan muncul masalah. Sebuah RBO yangmengembangkan rencana usaha dan strategi keuangan berdasarkan pemulihandana dan memiliki wewenang yang dibutuhkan akan dapat melaksanakan rencanawilayah sungai lebih baik daripada RBO lainnya.

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

10

Page 113: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 113/117

105

Pelaksanaan rencana wilayah sungai bisa didanai dari sumber pemerintah, donor,sektor swasta, dan pendapatan dari pungutan yang diambil dari pengguna air. Padaakhirnya, RBO harus berjuang untuk memulihkan dana dari terlaksananyapengelolaan sumberdaya air. Caranya dengan memungut biaya dari abstraksi air dan pencemaran yang sesuai dengan tingkat penggunaan air atau pembuangan

pencemarannya.

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

Kotak 10.3: Contoh Isi Rencana Wilayah Sungai

1. Latar Belakang

•  Alasan dan visi untuk pengelolaan sumberdaya air wilayah sungai

• Kemajuan bagi pengelolaan sumberdaya air terpadu

• Tujuan-tujuan rencana wilayah sungai

• Persiapan rencana dan batasan-batasan dalam proses

• Struktur rencana

• Untuk menghubungkan rencana basin dengan proses dan/atau rencana nasional

2. Karakterisasi BasinMemberi ringkasan kondisi dasar di basin dan menarik fitur-fitur kunci dari daerah tangkapan(catchment ) yang memiliki hubungan dengan pengelolaan sumberdaya air.

Ringkasan mengenai masalah dan prioritisasi area intervensi yang paling mendesak adalah:

•  Alam hukum dan institusi bagi Pengelolaan Sumberdaya Air di wilayah sungai;

• Pola penggunaan tanah dan dampaknya;

• Sifat-sifat hidrologis dan fisiknya;

• Kegunaan air dan penggunanya, seberapa banyak mereka menggunakan air, dan untuk tujuan apa;

• Konflik dan tekanan atas sumberdaya air;

• Ketersediaan air saat ini dan masa depan / keseimbangan air;

• Konteks sosio-ekonomi, pihak-pihak yang berkepentingan;

• Deskripsi banjir dan kemarau, kekerapan terjadinya peristiwa alam;

• Ukuran kelestarian, analisa risiko dan ketahanan;

• Masalah yang disampaikan oleh pihak-pihak yang berkepentingan selama proses partisipasi

mereka; dan

• Pengelolaan informasi.

3. StrategiMenjabarkan cara mencapai visi, sasaran, target, dan tujuan, baik dengan merujuk langsung kepadastrategi sumberdaya air atau dengan mengikutkan masalah-masalah yang relevan ke dalam rencana itusendiri.

4. Intervensi PerencanaanMenjelaskan kegiatan sepanjang waktu untuk memecahkan masalah dan mencapai sasaran strategisyang telah diidentifikasi yang mungkin berhubungan dengan kegiatan RBO atau organisasi lain dalambasin itu.

• Pengalokasian Air dan Pengelolaan Penggunaan Air 

• Perlindungan terhadap Sumberdaya Air 

• Strategi Pelestarian Daerah Tangkapan ( Catchment Conservation Strategy )

• Dukungan Pengembangan Institusi  

• Pembangunan Prasarana Air 

• Pengawasan dan Pengelolaan Informasi 

• Pendanaan dan Pelaksanaan

10

Page 114: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 114/117

106

Penerapan: Akhirnya, rencana ini harus diterima oleh pihak-pihak yangberkepentingan dan disepakati pada tingkat yang sesuai. Jika proses partisipasinyabaik dan komitmen politik terjaga, maka kesepakatan harusnya tidak jadi masalah.

4. Pelaksanaan Rencana Wilayah Sungai

Pengembangan rencana wilayah sungai untuk sumberdaya air bukanlah hal akhir.Rencana ini hanya ada artinya jika dilaksanakan dan ditinjau secara teratur.

Strategi komunikasi untuk rencana wilayah sungai dan proses perencanaannyaharus dijadikan sebagai bagian dari kegiatan tim perencana. Rencana PSAT akhir harus dipublikasikan secara luas dan harus dapat diakses dengan mudah.

Beberapa alasan mengapa rencana bisa tidak terlaksana adalah:

• Kurangnya komitmen politik terhadap proses perencanaan.

Hal ini biasanya disebabkan dorongan dari luar ataukurangnya keterlibatan pihak-pihak kunci untuk pengambilankeputusan dalam memulai proses ini;

• Perencanaan yang tidak realistis dengan persyaratan sumber 

daya di luar jangkauan RBO;

• Rencana itu tidak dapat diterima atau ditolak oleh satu atau lebih

kelompok yang berpengaruh disebabkan konsultasi yang tidak cukup atauharapan kesepakatan yang tidak realistis dan terutama ketika manfaatekonominya atau hubungan kekuasaannya dapat terkena dampak; dan

• Ketinggalan zaman. Perioda perencanaan harus jelas dan rencana itu harus

ditinjau dengan interval yang spesifik untuk memastikan bahwa rencana itu

sesuai dengan tren saat ini.

5. Pelajaran yang Dapat Diambil

• Unit logis untuk analisa dan perencanaan sumberdaya air adalah tingkat

wilayah sungai.

• Perencanaan wilayah sungai harus menghasilkan dukungan dari pemerintah

dan pihak-pihak yang berkepentingan sejak awal untuk memastikan suksesdalam pelaksanaannya.

• Rencana wilayah sungai harus membentuk dasar bagi rencana kerja RBO.

• Rencana wilayah sungai harus diperbaharui secara teratur agar sesuai

dengan perubahan situasi dalam wilayah sungai.

Kotak 10.4 BAGAIMANA ANDA MELAKUKANNYA?

Mengukur kemajuan perencanaan dalam wilayah sungai Anda:

•  Apakah Rencana Wilayah sungai disiapkan dengan partisipasi pihak-pihak yang berkepentingan

dan apakah rencana itu mencerminkan prioritas mereka?

•  Apakah kegiatan pengelolaan air didorong oleh Rencana Wilayah Sungai?

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

Mengapa rencanayang sudah dibuat

seringkali tidakdilaksanakan?

10

Page 115: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 115/117

107

Daftar Pustaka Situs

Cap-Net, GWP, 2005. Integrated Water Resources Management Plans. TrainingManual and Operational Guide dapat dilihat di:http://www.cap-net.org/sites/cap-net.org/files/English%20version.doc 

Water for Life and Livelihoods – Consultation on a Strategy for River Basin Planning,January 2005 dapat dilihat di:www.scilly.gov.uk/Council%20of%20the%20Isles%20of %20Scilly/generalpurposes water for life13.6.06.pdf  

LATIHAN

Perencanaan Wilayah Sungai

Tujuan: Untuk memperkuat pemahaman mengenai proses perencanaan dan caramenggunakan rencana itu.

Kegiatan: (1 jam) Gunakan kartu. Tulis satu ide per kartu dan tempelkan kartu itu di dinding agar bisa disusun kembali dan dikelompokkan. Gunakan sesi ini untuk membahas ketigamasalah di bawah:

• Proses untuk mengembangkan rencana wilayah sungai

• Contoh isi/struktur rencana itu

• Cara menggunakan rencana itu.

Fasilitator : Bahas pertanyaan tersebut satu per satu, kelompokkan dan susun kartunya. Berikesempatan para peserta untuk berkomentar dan bertanya mengenai hasilnya.

Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu untuk Badan Pengelola Wilayah Sungai

10

Page 116: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 116/117

Page 117: RBO Manual Indonesian Translation

7/22/2019 RBO Manual Indonesian Translation

http://slidepdf.com/reader/full/rbo-manual-indonesian-translation 117/117