referat anakz
TRANSCRIPT
-
7/24/2019 Referat Anakz
1/24
BAB I
PENDAHULUAN
Demam tifoid adalah suatu penyakit infeksi sistemik bersifat akut yang disebabkan
oleh Salmonella typhi. Penyakit ini ditandai oleh panas yang berkepanjangan, ditopang
dengan bakteremia tanpa keterlibatan struktur endotelial atau endokardial dan invasi bakteri
sekaligus multiplikasi ke dalam sel fagosit mononuklear dari hati, limpa, kelenjar limfe usus,
danPeyers patch. Beberapa terminologi lain yang erat kaitannya adalah demam paratifoid
dan demam enterik. Demam paratifoid secara patologik maupun klinis adalah sama dengan
demam tifoid namun biasanya lebih ringan, penyakit ini biasanya disebabkan oleh spesies
Salmonella enteriditis, sedangkan demam enterik dipakai baik pada demam tifoid maupun
demam paratifoid.1
Istilah typhoid berasal dari kata unani typhos. !erminologi ini dipakai pada penderita
yang mengalami demam disertai kesadaran yang terganggu. Penyakit ini juga merupakan
masalah kesehatan masyarakat yang penting karena penyebarannya berkaitan erat dengan
urbanisasi, kepadatan penduduk, kesehatan lingkungan, sumber air dan sanitasi yang buruk
serta standar higiene industri pengolahan makanan yang masih rendah.
Badan "esehatan Dunia #$%&' memperkirakan jumlah kasus demam tifoid di
seluruh dunia mencapai 1()** juta dengan +)( ribu kematian tiap tahunnya. Demam
tifoid merupakan penyakit infeksi menular yang dapat terjadi pada anak maupun de-asa.
nak merupakan yang paling rentan terkena demam tifoid, -alaupun gejala yang dialami
anak lebih ringan dari de-asa. Di hampir semua daerah endemik, insidensi demam tifoid
banyak terjadi pada anak usia +)1/ tahun.0
Demam Tifoid pada Anak | 1
-
7/24/2019 Referat Anakz
2/24
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. DefinisiDemam tifoid disebut juga dengan Typus abdominalis atau typhoid fever. Demam tipoid
ialah penyakit infeksi akut yang biasanya terdapat pada saluran pencernaan #usus halus' dengan
gejala demam satu minggu atau lebih disertai gangguan pada saluran pencernaan dan dengan atau
tanpa gangguan kesadaran.1
2.2. Epidemiologi
Besarnya angka pasti kasus demam tifoid di dunia sangat sulit ditentukan karena
penyakit ini dikenal mempunyai gejala dengan spektrum klinis yang sangat luas. Data
$orld %ealth &rganiation #$%&' tahun 0* memperkirakan terdapat sekitar 12 juta
kasus demam tifoid di seluruh dunia dengan insidensi (. kasus kematian tiap
tahun.3Di negara berkembang, kasus demam tifoid dilaporkan sebagai penyakit endemis
dimana /+4 merupakan kasus ra-at jalan sehingga insidensi yang sebenarnya adalah 1+)
0+ kali lebih besar dari laporan ra-at inap di rumah sakit. Di Indonesia kasus ini tersebar
secara merata di seluruh propinsi dengan insidensi di daerah pedesaan *+561.
penduduk6tahun dan di daerah perkotaan 2(61. penduduk6 tahun atau sekitar
(. dan 1.+ juta kasus per tahun. 7mur penderita yang terkena di Indonesia
dilaporkan antara *)1/ tahun pada /14 kasus.*
Salmonella typhidapat hidup didalam tubuh manusia #manusia sebagai natural
reservoir'. 8anusia yang terinfeksi Salmonella typhidapat mengekskresikannya melalui
sekret saluran nafas, urin, dan tinja dalam jangka -aktu yang sangat bervariasi.
Salmonella typhiyang berada diluar tubuh manusia dapat hidup untuk beberapa minggu
apabila berada didalam air, es, debu, atau kotoran yang kering maupun pada pakaian.
kan tetapi S. !yphi hanya dapat hidup kurang dari 1 minggu pada ra- se-age, danmudah dimatikan dengan klorinasi dan pasteurisasi #temp (*9:'.1
!erjadinya penularan Salmonella typhi sebagian besar melalui minuman6makanan
yang tercemar oleh kuman yang berasal dari penderita atau pemba-a kuman, biasanya
keluar bersama ; sama dengan tinja #melalui rute oral fekal < jalurr oro)fekal'.
Dapat juga terjadi transmisi transplasental dari seorang ibu hamil yang berada
dalam bakteremia kepada bayinya. Pernah dilaporkan pula transmisi oro)fekal dari
seorang ibu pemba-a kuman pada saat proses kelahirannya kepada bayinya dan sumber
kuman berasal dari laboratorium penelitian.1
Demam Tifoid pada Anak | 2
-
7/24/2019 Referat Anakz
3/24
2.3. Etiologi
Demam !ifoid adalah suatu infeksi yang disebabkan oleh bakteri Salmonella
typhi. =tiologi demam tifoid dan demam paratifoid adalah S. typhi, S. paratyphi , S.
paratyphi B #S. Schotmuelleri' dan S. paratyphi : #S. Hirschfeldii'.
Salmonella typhi sama dengan Salmonella yang lain adalah bakteri >ram)negatif,
mempunyai flagela, tidak berkapsul, tidak membentuk spora fakultatif anaerob.
8empunyai antigen somatik #&' yang terdiri dari oligosakarida, flagelar antigen #%' yang
terdiri dari protein dan envelope antigen #"' yang terdiri polisakarida. 8empunyai
makromolekular lipopolisakarida kompleks yang membentuk lapis luar dari dinding sel
da dinamakan endotoksin. Salmonella typhi juga dapat memperoleh plasmid faktor)?
yang berkaitan dengan resistensi terhadap multipel antibiotik.1
>ambar 0.1. 8ikroskopik Salmonella !yphi
2.. P!togenesis
Patogenesis demam tifoid melibatkan 3 proses kompleks yang mengikuti ingesti
organism, yaitu@ 1' penempelan dan invasi sel) sel pada Peyer Patch, 0' bakteri bertahan
hidup dan bermultiplikasi dalam makrofag Peyer Patch, nodus limfatikus mesenterica,
dan organ) organ eAtra intestinal sistem retikuloendotelial *' bakteri bertahan hidup di
dalam aliran darah, 3' produksi enterotoksin yang meningkatkan kadar c8P di dalam
kripta usus dan meningkatkan permeabilitas membrane usus sehingga menyebabkan
keluarnya elektrolit dan air ke dalam lumen intestinal.
8asuknya kuman Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi ke dalam tubuh
manusia terjadi melalui makanan yang terkontaminasi kuman. Sebagian kuman
dimusnahkan dalam lambung karena suasana asam di lambung #p% 0' banyak yang
mati namun sebagian lolos masuk ke dalam usus dan berkembang biak dalam peyer patch
dalam usus. 7ntuk diketahui, jumlah kuman yang masuk dan dapat menyebabkan infeksi
minimal berjumlah 1+dan jumlah bisa saja meningkat bila keadaan lokal pada lambung
Demam Tifoid pada Anak | 3
-
7/24/2019 Referat Anakz
4/24
yang menurun seperti aklorhidria, post gastrektomi, penggunaan obat) obatan seperti
antasida, %0)bloker, dan Proton Pump Inhibitor.
Bakteri yang masih hidup akan mencapai usus halus tepatnya di jejnum dan ileum.
Bila respon imunitas humoral mukosa usus #Ig' kurang baik maka kuman akan
menembus sel) sel epitel #sel)8 merupakan selnepitel khusus yang yang melapisiPeyer
Patch, merupakan port de entry dari kuman ini' dan selanjutnya ke lamina propria. Di
lamina propria kuman berkembang biak dan difagosit oleh sel) sel fagosit terutama
makrofag. "uman dapat hidup dan berkembang biak di dalam makrofag dan selanjutnya
diba-a kepeyer patchdi ileum distal dan kemudian kelenjar getah bening mesenterika.
Selanjutnya melalui ductus thoracicus, kuman yang terdapat dalam makrofag ini
masuk ke dalam sirkulasi darah #mengakibatkan bakteremia pertama yang sifatnya
asimtomatik' dan menyebar ke seluruh organ ?etikuloendotelial tubuh terutama hati danCimpa. Di organ) organ ?=S ini kuman meninggalkan sel) sel fagosit dan kemudian
berkembang biak di luar sel atau ruang sinusoid dan selanjutnya kembali masuk ke
sirkulasi sistemik yang mengakibatkan bakteremia kedua dengan disertai tanda) tanda dan
gejala infeksi sistemik.
Di dalam hepar, kuman masuk ke dalam kandung empedu, berkembang biak, dan
bersama cairan empedu diekskresikan secara intermittenE ke dalam lumen usus.
Sebagian kuman dikeluarkan bersama feses dan sebagian masuk lagi ke dalam sirkulasi
setelah menembus usus. Proses yang sama terulang kembali, berhubung makrofag telah
teraktivasi dan hiperaktif maka pada saat fagositosis kuman Salmonella terjadi beberapa
pelepasan mediator inflamasi yang selanjutnya akan menimbulkan gejala reaksi inflamasi
sistemik seperti demam, malaise, mialgia, sakit kepala, sakit perut, diare diselingi
konstipasi, sampai gangguan mental dalam hal ini adalah delirium. Pada anak) anak
gangguan mental ini biasanya terjadi se-aktu tidur berupa mengigau yang terjadi dalam *
hari berturut) turut.1,3
DalamPeyer Patchmakrofag hiperaktif menimbulkan reaksi hiperplasi jaringan#S. typhi intra makrofag menginduksi reaksi hipersensitivitas tipe lambat, hyperplasia
jaringan dan nekrosis organ'. Perdarahan saluran cerna dapat terjadi akibat erosi
pembuluh darah sekitar peyer patch yang sedang mengalami nekrosis dan hiperplasi
akibat akumulasi sel) sel mononuclear di dinding usus.
Proses patologis jaringan limfoid ini dapat berkembang hingga ke lapisan otot,
serosa usus, dan dapat mengakibatkan perforasi. =ndotoAin dapat menempel di reseptor
sel endotel kapiler dengan akibat timbulnya komplikasi seperti gangguan neuropsikiatrik,
kardiovaskuler, respirasi, dan gangguan organ lainnya.
Demam Tifoid pada Anak | 4
-
7/24/2019 Referat Anakz
5/24
Peran endotoksin dalam pathogenesis demam tifoid tidak jelas, hal tersebut
terbukti dengan tidak terdeteksinya endotoksin dalam sirkulasi penderita melalui
pemeriksaan limulus. Diduga endotoksin dari salmonella typhi ini menstimulasi makrofag
di dalam hepar, lien, folikel usus halus dan kelenjar limfe mesenterika untuk
memproduksi sitokin dan at) at lain. Produk dari makrofag inilah yang dapat
menimbulkan kelainan anatomis seperti nekrosis sel, sistem vaskuler, yang tidak stabil,
demam, depresi sumsum tulang, kelainan pada darah dan juga menstimulasi sistem
imunologis.1,3
Bagan 0.1. Patofisiologi Demam !ifoid
2.". #!nifest!si $lini$
Demam Tifoid pada Anak | 5
-
7/24/2019 Referat Anakz
6/24
8anifestasi klinis pada anak umumnya bersifat lebih ringan, lebih bervariasi bila
dibandingkan dengan penderita de-asa. Bila hanya berpegang pada gejala atau tanda
klinis, akan lebih sulit untuk menegakkan diagnosis demam tifoid pada anak, terutama
pada penderita yang lebih muda, seperti pada tifoid kongenital ataupun tifoid pada bayi.
8asa inkubasi rata)rata bervariasi antara 2 ; 0 hari, dengan masa inkubasi
terpendek * hari dan terpanjang ( hari. Dikatakan bah-a masa inkubasi mempunyai
korelasi dengan jumlah kuman yang ditelan, keadaan umum6status gii serta status
imunologis penderita.1,3,+
$alupun gejala demam tifoid pada anak lebih bervariasi, secara garis besar gejala)
gejala yang timbul dapat dikelompokkan @
Demam satu minggu atau lebih.
>angguan saluran pencernaan
>angguan kesadaranDalam minggu pertama, keluhan dan gejala menyerupai penyakit infeksi akut
pada umumnya, seperti demam, nyeri kepala, anoreksia, mual, muntah, diare, konstipasi.
Pada pemeriksaan fisik, hanya didapatkan suhu badan yang meningkat. Setelah minggu
kedua, gejala6 tanda klinis menjadi makin jelas, berupa demam remiten, lidah tifoid,
pembesaran hati dan limpa, perut kembung mungkin disertai ganguan kesadaran dari
yang ringan sampai berat.
Demam yang terjadi pada penderita anak tidak selalu tipikal seperti pada orang
de-asa, kadang)kadang mempunyai gambaran klasik berupastepwise pattern, dapat pula
mendadak tinggi dan remiten #*/ ; 31o:' serta dapat pula bersifat ireguler terutama pada
bayi yang tifoid kongenital.
Cidah tifoid biasanya terjadi beberapa hari setelah panas meningkat dengan tanda)
tanda antara lain, lidah tampak kering, dilapisi selaput tebal, di bagian belakang tampak
lebih pucat, di bagian ujung dan tepi lebih kemerahan. Bila penyakit makin progresif,
akan terjadi deskuamasi epitel sehingga papila lebih prominen.
?oseola lebih sering terjadi pada akhir minggu pertama dan a-al minggu kedua.
8erupakan suatu nodul kecil sedikit menonjol dengan diameter 0 ; 3 mm, ber-arna
merah pucat serta hilang pada penekanan. ?oseola ini merupakan emboli kuman yang
didalamnya mengandung kuman salmonella, dan terutama didapatkan di daerah perut,
dada, kadang)kadang di bokong, ataupun bagian fleksor lengan atas.
Cimpa umumnya membesar dan sering ditemukan pada akhir minggu pertama dan
harus dibedakan dengan pembesaran karena malaria. Pembesaran limpa pada demam
tifoid tidak progresif dengan konsistensi lebih lunak.
?ose spot, suatu ruam makulopapular yang ber-arna merah dengan ukuran 1 ; +
mm, sering kali dijumpai pada daerah abdomen, toraks, ekstremitas dan punggung pada
Demam Tifoid pada Anak | 6
-
7/24/2019 Referat Anakz
7/24
orang kulit putih, tidak pernah dilaporkan ditemukan pada anak Indonesia. ?uam ini
muncul pada hari ke 2 ; 1 dan bertahan selama 0 )* hari.1,3,+
Pengamatan selama ( tahun #1/52)1//0' di Cab6S8F Ilmu "esehatan nak F"
7nair6?S7 Dr.Soetomo Surabaya terhadap 3*3 anak berumur 1)10 tahun dengan
diagnosis demam tifoid atas dasar ditemukannya S.typhi dalam darah dan 5+4 telah
mendapatkan terapi antibiotika sebelum masuk rumah sakit serta tanpa memperhitungkan
dimensi -aktu sakit penderita, didapatkan keluhan dan gejala klinis pada penderita
sebagai berikut @ panas #14', anoreksia #554', nyeri perut #3/4', muntah #3(4',
obstipasi #3*4' dan diare #*14'. Dari pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran delirium
#1(4', somnolen #+4' dan sopor #14' serta lidah kotor #+34', meteorismus #((4',
hepatomegali #(24' dan splenomegali #24'.1%al ini sesuai dengan penelitian di ?S
"arantina Gakarta dengan diare #*/,324', sembelit #1+,2/4', sakit kepala #2(,*04', nyeri
perut #(,+4', muntah #0(,*04', mual #30,114', gangguan kesadaran #*3,014', apatis
#*1,+54' dan delirium #0,(*4'./ Sedangkan tanda klinis yang lebih jarang dijumpai
adalah disorientasi, bradikardi relatif, ronki, sangat toksik, kaku kuduk, penurunan
pendengaran, stupor dan kelainan neurologis fokal.(
2.%. Peme&i$s!!n pen'n(!ng
Pemeriksaan laboratorium untuk membantu menegakkan diagnosis demam tifoid
dibagi dalam empat kelompok, yaitu @1. Pemeriksaan darah tepi
Pada demam tifoid sering disertai anemia dari yang ringan sampai sedang
dengan peningkatan laju endap darah, gangguan eritrosit normokrom normositer,
yang diduga karena efek toksik supresi sumsum tulang atau perdarahan usus. !idak
selalu ditemukan leukopenia, diduga leukopenia disebabkan oleh destruksi leukosit
oleh toksin dalam peredaran darah. Sering hitung leukosit dalam batas normal dan
dapat pula leukositosis, terutama bila disertai komplikasi lain. !rombosit jumlahnya
menurun, gambaran hitung jenis didapatkan limfositosis relatif, aneosinofilia, dapat
shift to the left ataupun shift to the right bergantung pada perjalanan penyakitnya.
S>&! dan S>P! seringkali meningkat, tetapi akan kembali menjadi normal setelah
sembuh. "enaikan S>&! dan S>P! tidak memerlukan penanganan khusus.
>ambaran sumsum tulang menunjukkan normoseluler, eritroid dan mieloid
sistem normal, jumlah megakariosit dalam batas normal.1,3,(
0. 7ji serologis
Demam Tifoid pada Anak | 7
-
7/24/2019 Referat Anakz
8/24
7ji serologis digunakan untuk membantu menegakkan diagnosis demam tifoid
dengan mendeteksi antibodi spesifik terhadap komponen antigen S. typhi maupun
mendeteksi antigen itu sendiri. Holume darah yang diperlukan untuk uji serologis ini
adalah 1)* mC yang diinokulasikan ke dalam tabung tanpa antikoagulan.
8etode pemeriksaan serologis imunologis ini dikatakan mempunyai nilai
penting dalam proses diagnostik demam tifoid. kan tetapi masih didapatkan
adanya variasi yang luas dalam sensitivitas dan spesifisitas pada deteksi antigen
spesifik S. typhi oleh karena tergantung pada jenis antigen, jenis spesimen yang
diperiksa, teknik yang dipakai untuk melacak antigen tersebut, jenis antibodi yang
digunakan dalam uji #poliklonal atau monoklonal' dan -aktu pengambilan spesimen
#stadium dini atau lanjut dalam perjalanan penyakit'.(
Beberapa uji serologis yang dapat digunakan pada demam tifoid ini meliputi @a' 7ji $idal
7ji serologi standar yang rutin digunakan untuk mendeteksi antibodi
terhadap kuman S.typhi yaitu uji $idal. 7ji telah digunakan sejak tahun 15/(.
Pada uji $idal terjadi reaksi aglutinasi antara antigen kuman S.typhi dengan
antibodi yang disebut aglutinin. Prinsip uji $idal adalah serum penderita
dengan pengenceran yang berbeda ditambah dengan antigen dalam jumlah yang
sama. Gika pada serum terdapat antibodi maka akan terjadi aglutinasi.
Pengenceran tertinggi yang masih menimbulkan aglutinasi menunjukkan titer
antibodi dalam serum.
8aksud uji -idal adalah untuk menentukan adanya aglutinin dalam serum
penderita tersangka demam tifoid yaitu
1. glutinin & #dari tubuh kuman'
0. glutinin % #flagel kuman'
*. glutinin Hi #simpai kuman'.
Dari ketiga aglutinin tersebut hanya aglutinin & dan % yang digunakan
untuk diagnosis demam tifoid. Semakin tinggi titernya semakin besar
kemungkinan terinfeksi kuman ini.
Pada demam tifoid mula)mula akan terjadi peningkatan titer antibodi &.
ntibodi % timbul lebih lambat, namun akan tetap menetap lama sampai
beberapa tahun, sedangkan antibodi & lebih cepat hilang. Pada seseorang yang
telah sembuh, aglutinin & masih tetap dijumpai setelah 3)( bulan, sedangkan
aglutinin % menetap lebih lama antara / bulan ; 0 tahun. ntibodi Hi timbul
lebih lambat dan biasanya menghilang setelah penderita sembuh dari sakit. PadaDemam Tifoid pada Anak | 8
-
7/24/2019 Referat Anakz
9/24
pengidap S.typhi, antibodi Hi cenderung meningkat. ntigen Hi biasanya tidak
dipakai untuk menentukan diagnosis infeksi, tetapi hanya dipakai untuk
menentukan pengidap S.typhi.
Di Indonesia pengambilan angka titer & aglutinin J 163 dengan memakai
uji -idal slide aglutination #prosedur pemeriksaan membutuhkan -aktu 3+
menit' menunjukkan nilai ramal positif /(4. rtinya apabila hasil tes positif,
/(4 kasus benar sakit demam tifoid, akan tetapi apabila negatif tidak
menyingkirkan. Banyak senter mengatur pendapat apabila titer & aglutinin
sekali periksa J 160 atau pada titer sepasang terjadi kenaikan 3 kali maka
diagnosis demam tifoid dapat ditegakkan. glutinin % banyak dikaitkan dengan
pasca imunisasi atau infeksi masa lampau, sedang Hi aglutinin dipakai pada
deteksi pemba-a kuman S. typhi #karier'. Banyak peneliti mengemukanan
bah-a uji serologi -idal kurang dapat dipercaya sebab dapat timbul positif
palsu pada kasus demam tifoid yang terbukti biakan darah positif.
da 0 faktor yang mempengaruhi uji $idal yaitu faktor yang
berhubungan dengan penderita dan faktor teknis.
1. Faktor yang berhubungan dengan penderita, yaitu
a. Pengobatan dini dengan antibiotik, pemberian kortikosteroid.
b. >angguan pembentukan antibodi.
c. Saat pengambilan darah.
d. Daerah endemik atau non endemik.
e. ?i-ayat vaksinasi.
f. ?eaksi anamnesik, yaitu peningkatan titer aglutinin pada infeksi
bukan demam akibat infeksi demam tifoid masa lalu atau vaksinasi.
0. Faktor teknik, yaitu
1. kibat aglutinin silang.
0. Strain Salmonellayang digunakan untuk suspensi antigen.
*. !eknik pemeriksaan antar laboratorium.
Beberapa keterbatasan uji $idal ini adalah@
Kegatif Palsu
Demam Tifoid pada Anak | 9
-
7/24/2019 Referat Anakz
10/24
Pemberian antibiotika yang dilakukan sebelumnya #ini kejadian paling
sering di negara kita, demam ;L kasih antibiotika ;L nggak sembuh dalam
+ hari ;L tes $idal' menghalangi respon antibodi.
Padahal sebenarnya bisa positif jika dilakukan kultur darah.
Positif Palsu
Beberapa jenis serotipe Salmonella lainnya #misalnya S. paratyphi , B, :'
memiliki antigen & dan % juga, sehingga menimbulkan reaksi silang
dengan jenis bakteri lainnya, dan bisa menimbulkan hasil positif palsu
#false positive'.
Padahal sebenarnya yang positif kuman non S. typhi #bukan tifoid'.
b' !es !7B=M
!es !7B=MN merupakan tes aglutinasi kompetitif semi kuantitatif yang
sederhana dan cepat #kurang lebih 0 menit' dengan menggunakan partikel yang
ber-arna untuk meningkatkan sensitivitas. Spesifisitas ditingkatkan dengan
menggunakan antigen &/ yang benar)benar spesifik yang hanya ditemukan pada
Salmonella serogrup D. !es ini sangat akurat dalam diagnosis infeksi akut
karena hanya mendeteksi adanya antibodi Ig8 dan tidak mendeteksi antibodi
Ig> dalam -aktu beberapa menit.
$alaupun belum banyak penelitian yang menggunakan tes !7B=MN ini,
beberapa penelitian pendahuluan menyimpulkan bah-a tes ini mempunyai
sensitivitas dan spesifisitas yang lebih baik daripada uji $idal. Penelitian oleh
Cim dkk #00' mendapatkan hasil sensitivitas 14 dan spesifisitas 14.1+
Penelitian lain mendapatkan sensitivitas sebesar 254 dan spesifisitas sebesar
5/4./!es ini dapat menjadi pemeriksaan yang ideal, dapat digunakan untuk
pemeriksaan secara rutin karena cepat, mudah dan sederhana, terutama dinegara berkembang.(
da 3 interpretasi hasil @
Skala 0)* adalah Kegatif Borderline. !idak menunjukkan infeksi demam
tifoid. Sebaiknya dilakukan pemeriksaan ulang *)+ hari kemudian.
Skala 3)+ adalah Positif. 8enunjukkan infeksi demam tifoid
Skala L ( adalah positif. Indikasi kuat infeksi demam tifoid
Demam Tifoid pada Anak | 10
-
7/24/2019 Referat Anakz
11/24
Penggunaan antigen / CPS memiliki sifat) sifat sebagai berikut@
Immunodominan yang kuat
Bersifat thymus independent tipe 1, imunogenik pada bayi #antigen Hi dan
% kurang imunogenik' dan merupakan mitogen yang sangat kuat terhadapsel B.
Dapat menstimulasi sel limfosit B tanpa bantuan limfosit ! sehingga respon
antibodi dapat terdeteksi lebih cepat.
Cipopolisakarida dapat menimbulkan respon antibodi yang kuat dan cepat
melalui aktivasi sel B via reseptor sel B dan reseptor yang lain.
Spesifitas yang tinggi #/4' dikarenakan antigen / yang jarang ditemukan
baik di alam maupun diantara mikroorganisme
"elebihan pemeriksaan menggunakan tes !7B=M @
8endeteksi infeksi akut Salmonella
8uncul pada hari ke * demam
Sensifitas dan spesifitas yang tinggi terhadap kuman Salmonella
Sampel darah yang diperlukan relatif sedikit
%asil dapat diperoleh lebih cepat
c' 8etode enzyme immunoassay#=I' D&!
7ji serologi ini didasarkan pada metode untuk melacak antibodi spesifik
Ig8 dan Ig> terhadap antigen &8P + kD S. typhi. Deteksi terhadap Ig8
menunjukkan fase a-al infeksi pada demam tifoid akut sedangkan deteksi
terhadap Ig8 dan Ig> menunjukkan demam tifoid pada fase pertengahan
infeksi. Pada daerah endemis dimana didapatkan tingkat transmisi demam tifoid
yang tinggi akan terjadi peningkatan deteksi Ig> spesifik akan tetapi tidak dapat
membedakan antara kasus akut, konvalesen dan reinfeksi. Pada metode
Typhidot-Myang merupakan modifikasi dari metode Typhidottelah dilakukan
inaktivasi dari Ig> total sehingga menghilangkan pengikatan kompetitif dan
memungkinkan pengikatan antigen terhadap Ig 8 spesifik.
Penelitian oleh Pur-aningsih dkk #01' terhadap 02 kasus demam tifoid
bah-a spesifisitas uji ini sebesar 2(.234 dengan sensitivitas sebesar /*.1(4,nilai prediksi positif sebesar 5+.(4 dan nilai prediksi negatif sebesar /1.((4. 1(
Demam Tifoid pada Anak | 11
-
7/24/2019 Referat Anakz
12/24
Sedangkan penelitian oleh >opalakhrisnan dkk #00' pada 133 kasus demam
tifoid mendapatkan sensitivitas uji ini sebesar /54, spesifisitas sebesar 2(.(4
dan efisiensi uji sebesar 534. Penelitian lain mendapatkan sensitivitas sebesar
2/4 dan spesifisitas sebesar 5/4.
7ji dot =I tidak mengadakan reaksi silang dengan salmonellosis non)
tifoid bila dibandingkan dengan $idal. Dengan demikian bila dibandingkan
dengan uji $idal, sensitivitas uji dot =I lebih tinggi oleh karena kultur positif
yang bermakna tidak selalu diikuti dengan uji $idal positif. Dikatakan bah-a
Typhidot-Mini dapat menggantikan uji $idal bila digunakan bersama dengan
kultur untuk mendapatkan diagnosis demam tifoid akut yang cepat dan akurat.
Beberapa keuntungan metode ini adalah memberikan sensitivitas dan
spesifisitas yang tinggi dengan kecil kemungkinan untuk terjadinya reaksi silang
dengan penyakit demam lain, murah #karena menggunakan antigen dan
membran nitroselulosa sedikit', tidak menggunakan alat yang khusus sehingga
dapat digunakan secara luas di tempat yang hanya mempunyai fasilitas
kesehatan sederhana dan belum tersedia sarana biakan kuman. "euntungan lain
adalah bah-a antigen pada membran lempengan nitroselulosa yang belum
ditandai dan diblok dapat tetap stabil selama ( bulan bila disimpan pada suhu
39: dan bila hasil didapatkan dalam -aktu * jam setelah penerimaan serum
pasien.(
d' 8etode enzyme-lined immunosorbent assay#=CIS'
7ji =nyme)Cinked Immunosorbent ssay #=CIS' dipakai untuk
melacak antibodi Ig>, Ig8 dan Ig terhadap antigen CPS &/, antibodi Ig>
terhadap antigen flagella d #%d' dan antibodi terhadap antigen Hi S. typhi. 7ji
=CIS yang sering dipakai untuk mendeteksi adanya antigen S. typhi dalam
spesimen klinis adalah double antibody sandwich =CIS. :haicumpa dkk
#1//0' mendapatkan sensitivitas uji ini sebesar /+4 pada sampel darah, 2*4
pada sampel feses dan 34 pada sampel sumsum tulang. Pada penderita yang
didapatkan S. typhi pada darahnya, uji =CIS pada sampel urine didapatkan
sensitivitas (+4 pada satu kali pemeriksaan dan /+4 pada pemeriksaan serial
serta spesifisitas 14.15 Penelitian oleh Fadeel dkk #03' terhadap sampel
urine penderita demam tifoid mendapatkan sensitivitas uji ini sebesar 14
pada deteksi antigen Hi serta masing)masing 334 pada deteksi antigen &/ dan
antigen %d. Pemeriksaan terhadap antigen Hi urine ini masih memerlukanDemam Tifoid pada Anak | 12
-
7/24/2019 Referat Anakz
13/24
penelitian lebih lanjut akan tetapi tampaknya cukup menjanjikan, terutama bila
dilakukan pada minggu pertama sesudah panas timbul, namun juga perlu
diperhitungkan adanya nilai positif juga pada kasus dengan Brucellosis.(
e' Pemeriksaan dipstik
7ji serologis dengan pemeriksaan dipstik dikembangkan di Belanda
dimana dapat mendeteksi antibodi Ig8 spesifik terhadap antigen CPS S. typhi
dengan menggunakan membran nitroselulosa yang mengandung antigen S. typhi
sebagai pita pendeteksi dan antibodi Ig8 anti-human immobilized sebagai
reagen kontrol. Pemeriksaan ini menggunakan komponen yang sudah
distabilkan, tidak memerlukan alat yang spesifik dan dapat digunakan di tempat
yang tidak mempunyai fasilitas laboratorium yang lengkap.3,0
Penelitian oleh >asem dkk #00' mendapatkan sensitivitas uji ini sebesar
(/.54 bila dibandingkan dengan kultur sumsum tulang dan 5(.+4 bila
dibandingkan dengan kultur darah dengan spesifisitas sebesar 55./4 dan nilai
prediksi positif sebesar /3.(4.0Penelitian lain oleh Ismail dkk #00' terhadap
* penderita demam tifoid mendapatkan sensitivitas uji ini sebesar /4 dan
spesifisitas sebesar /(4.01Penelitian oleh %atta dkk #00' mendapatkan rerata
sensitivitas sebesar (+.*4 yang makin meningkat pada pemeriksaan serial yang
menunjukkan adanya serokonversi pada penderita demam tifoid.00 7ji ini
terbukti mudah dilakukan, hasilnya cepat dan dapat diandalkan dan mungkin
lebih besar manfaatnya pada penderita yang menunjukkan gambaran klinis
tifoid dengan hasil kultur negatif atau di tempat dimana penggunaan antibiotika
tinggi dan tidak tersedia perangkat pemeriksaan kultur secara luas. (
*. Pemeriksaan bakteriologis dengan isolasi dan biakan kuman
Diagnosis pasti demam tifoid dapat ditegakkan bila ditemukan bakteri S. typhi
dalam biakan dari darah, urine, feses, sumsum tulang, cairan duodenum atau dari
rose spots. Berkaitan dengan patogenesis penyakit, maka bakteri akan lebih mudah
ditemukan dalam darah dan sumsum tulang pada a-al penyakit, sedangkan pada
stadium berikutnya di dalam urine dan feses.
%asil biakan yang positif memastikan demam tifoid akan tetapi hasil negatif
tidak menyingkirkan demam tifoid, karena hasilnya tergantung pada beberapa
faktor. Faktor)faktor yang mempengaruhi hasil biakan meliputi #1' jumlah darah
yang diambil #0' perbandingan volume darah dari media empedu dan #*' -aktu
pengambilan darah.Demam Tifoid pada Anak | 13
-
7/24/2019 Referat Anakz
14/24
Holume 1)1+ mC dianjurkan untuk anak besar, sedangkan pada anak kecil
dibutuhkan 0)3 mC. Sedangkan volume sumsum tulang yang dibutuhkan untuk
kultur hanya sekitar .+)1 mC.Bakteri dalam sumsum tulang ini juga lebih sedikit
dipengaruhi oleh antibiotika daripada bakteri dalam darah. %al ini dapat
menjelaskan teori bah-a kultur sumsum tulang lebih tinggi hasil positifnya bila
dibandingkan dengan darah -alaupun dengan volume sampel yang lebih sedikit dan
sudah mendapatkan terapi antibiotika sebelumnya. 8edia pembiakan yang
direkomendasikan untuk S.typhi adalah media empedu #!all' dari sapi dimana
dikatakan media >all ini dapat meningkatkan positivitas hasil karena hanya S. typhi
dan S. paratyphiyang dapat tumbuh pada media tersebut.
Biakan darah terhadap Salmonella juga tergantung dari saat pengambilan pada
perjalanan penyakit. Beberapa peneliti melaporkan biakan darah positif 3)54
atau 2)/4 dari penderita pada minggu pertama sakit dan positif 1)+4 pada
akhir minggu ketiga. Sensitivitasnya akan menurun pada sampel penderita yang
telah mendapatkan antibiotika dan meningkat sesuai dengan volume darah dan rasio
darah dengan media kultur yang dipakai. Bakteri dalam feses ditemukan meningkat
dari minggu pertama #1)1+4' hingga minggu ketiga #2+4' dan turun secara
perlahan. Biakan urine positif setelah minggu pertama. Biakan sumsum tulang
merupakan metode baku emas karena mempunyai sensitivitas paling tinggi dengan
hasil positif didapat pada 5)/+4 kasus dan sering tetap positif selama perjalanan
penyakit dan menghilang pada fase penyembuhan. 8etode ini terutama bermanfaat
untuk penderita yang sudah pernah mendapatkan terapi atau dengan kultur darah
negatif sebelumnya. Prosedur terakhir ini sangat invasif sehingga tidak dipakai
dalam praktek sehari)hari. Pada keadaan tertentu dapat dilakukan kultur pada
spesimen empedu yang diambil dari duodenum dan memberikan hasil yang cukup
baik akan tetapi tidak digunakan secara luas karena adanya risiko aspirasi terutamapada anak. Salah satu penelitian pada anak menunjukkan bah-a sensitivitas
kombinasi kultur darah dan duodenum hampir sama dengan kultur sumsum
tulang.+,(
"egagalan dalam isolasi6biakan dapat disebabkan oleh keterbatasan media
yang digunakan, adanya penggunaan antibiotika, jumlah bakteri yang sangat
minimal dalam darah, volume spesimen yang tidak mencukupi, dan -aktu
pengambilan spesimen yang tidak tepat.
$alaupun spesifisitasnya tinggi, pemeriksaan kultur mempunyai
sensitivitas yang rendah dan adanya kendala berupa lamanya -aktu yangDemam Tifoid pada Anak | 14
-
7/24/2019 Referat Anakz
15/24
dibutuhkan #+)2 hari' serta peralatan yang lebih canggih untuk identifikasi bakteri
sehingga tidak praktis dan tidak tepat untuk dipakai sebagai metode diagnosis baku
dalam pelayanan penderita.
3. Pemeriksaan kuman secara molekuler8etode lain untuk identifikasi bakteri S. typhiyang akurat adalah mendeteksi
DK #asam nukleat' gen flagellin bakteri S. typhi dalam darah dengan teknik
hibridisasi asam nukleat atau amplifikasi DK dengan cara polymerase chain
reaction#P:?' melalui identifikasi antigen Hi yang spesifik untuk S. typhi.
Penelitian oleh %aOue dkk #1///' mendapatkan spesifisitas P:? sebesar
14 dengan sensitivitas yang 1 kali lebih baik daripada penelitian sebelumnya
dimana mampu mendeteksi 1)+ bakteri6mC darah. Penelitian lain oleh 8assi dkk
#0*' mendapatkan sensitivitas sebesar (*4 bila dibandingkan dengan kultur
darah #1*.24' dan uji $idal #*+.(4'.
"endala yang sering dihadapi pada penggunaan metode P:? ini meliputi
risiko kontaminasi yang menyebabkan hasil positif palsu yang terjadi bila prosedur
teknis tidak dilakukan secara cermat, adanya bahan)bahan dalam spesimen yang
bisa menghambat proses P:? #hemoglobin dan heparin dalam spesimen darah serta
bilirubin dan garam empedu dalam spesimen feses', biaya yang cukup tinggi dan
teknis yang relatif rumit. 7saha untuk melacak DK dari spesimen klinis masih
belum memberikan hasil yang memuaskan sehingga saat ini penggunaannya masih
terbatas dalam laboratorium penelitian.(
2.). Di!gnosis
Demam tifoid pada anak biasanya memberikan gambaran klinis yang ringan
bahkan asimtomatik. $alaupun gejala klinis sangat bervariasi namun gejala yang timbul
setelah inkubasi dapat dibagi dalam #1' demam, #0' gangguan saluran pencernaan, dan #*'
gangguan kesadaran. !imbulnya gejala klinis biasanya bertahap dengan manifestasi
demam dan gejala konstitusional seperti nyeri kepala, malaise, anoreksia, letargi, nyeri
dan kekakuan abdomen, pembesaran hati dan limpa, serta gangguan status mental.
Sembelit dapat merupakan gangguan gastointestinal a-al dan kemudian pada minggu ke)
dua timbul diare. Diare hanya terjadi pada setengah dari anak yang terinfeksi, sedangkan
sembelit lebih jarang terjadi. Dalam -aktu seminggu panas dapat meningkat. Cemah,
anoreksia, penurunan berat badan, nyeri abdomen dan diare, menjadi berat. Dapat
dijumpai depresi mental dan delirium. "eadaan suhu tubuh tinggi dengan bradikardia
lebih sering terjadi pada anak dibandingkan de-asa. ?ose spots #bercak makulopapular'
Demam Tifoid pada Anak | 15
-
7/24/2019 Referat Anakz
16/24
ukuran 1)( mm, dapat timbul pada kulit dada dan abdomen, ditemukan pada 3)54
penderita dan berlangsung singkat #0)* hari'. Gika tidak ada komplikasi dalam 0)3
minggu, gejala dan tanda klinis menghilang namun malaise dan letargi menetap sampai 1)
0 bulan.
>ambaran klinis lidah tifoid pada anak tidak khas karena tanda dan gejala
klinisnya ringan bahkan asimtomatik. kibatnya sering terjadi kesulitan dalam
menegakkan diagnosis bila hanya berdasarkan gejala klinis. &leh karena itu untuk
menegakkan diagnosis demam tifoid perlu ditunjang pemeriksaan laboratorium yang
diandalkan. Pemeriksaan laboratorium untuk membantu menegakkan diagnosis demam
tifoid meliputi pemeriksaan darah tepi, serologis, dan bakteriologis.3,+
2.*. Di!gnosis B!nding
Pada stadium dini demam tifoid, beberapa penyakit kadang)kadang secara klinis
dapat menjadi diagnosis bandingnya yaitu influena, gastroenteritis, bronkitis dan
bronkopneumonia. Beberapa penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme intraseluler
seperti tuberkulosis, infeksi jamur sistemik, bruselosis, tularemia, shigelosis dan malaria
juga perlu dipikirkan. Pada demam tifoid yang berat, sepsis, leukimia, limfoma dan
penyakit hodgkin dapat sebagai dignosis banding.1
2.+. Pen!t!l!$s!n!!n1. Kon 8edika 8entosa
a' !irah baring
Seperti kebanyakan penyakit sistemik, istirahat sangat membantu. Pasien
harus diedukasi untuk tinggal di rumah dan tidak bekerja sampai pemulihan.+
b' Kutrisi
Pemberian makanan tinggi kalori dan tinggi protein #!"!P' rendah serat
adalah yang paling membantu dalam memenuhi nutrisi penderita namun tidak
memperburuk kondisi usus. Sebaiknya rendah selulosa #rendah serat' untuk
mencegah perdarahan dan perforasi. Diet untuk penderita demam tifoid,
basanya diklasifikasikan atas diet cair, bubur lunak, tim, dan nasi biasa.
c' :airan
Penderita harus mendapat cairan yang cukup, baik secara oral maupun
parenteral. :airan parenteral diindikasikan pada penderita sakit berat, ada
komplikasi, penurunan kesadaran serta yang sulit makan. :airan harus
mengandung elektrolit dan kalori yang optimal. "ebutuhan kalori anak pada
infus setara dengan kebutuhan cairan rumatannya.
d' "ompres air hangat
Demam Tifoid pada Anak | 16
-
7/24/2019 Referat Anakz
17/24
8ekanisme tubuh terhadap kompres hangat dalam upaya menurunkan suhu
tubuh yaitu dengan pemberian kompres hangat pada daerah tubuh akan
memberikan sinyal ke hipotalamus melalui sumsum tulang belakang. "etika
reseptor yang peka terhadap panas di hipotalamus dirangsang, sistem efektor
mengeluarkan sinyal yang memulai berkeringat dan vasodilatasi perifer.
Perubahan ukuran pembuluh darah diatur oleh pusat vasomotor pada medulla
oblongata dari tangkai otak, diba-ah pengaruh hipotalamik bagian anterior
sehingga terjadi vasodilatasi. !erjadinya vasodilatasi ini menyebabkan
pembuangan6 kehilangan energi6 panas melalui kulit meningkat #berkeringat',
diharapkan akan terjadi penurunan suhu tubuh sehingga mencapai keadaan
normal kembali. %al ini sependapat dengan teori yang dikemukakan oleh
den #01' bah-a tubuh memiliki pusat pengaturan suhu "thermore!ulator#
di hipotalamus. Gika suhu tubuh meningkat, maka pusat pengaturan suhu
berusaha menurunkannya begitu juga sebaliknya.2
0. 8edika 8entosa
a' Simptomatik
Panas yang merupakan gejala utama pada tifoid dapat diberi antipiretik. Bila
mungkin peroral sebaiknya diberikan yang paling aman dalam hal ini adalah
Paracetamol dengan dosis 1 mg6kg6kali minum, sedapat mungkin untuk
menghindari aspirin dan turunannya karena mempunyai efek mengiritasi
saluran cerna dengan keadaan saluran cerna yang masih rentan kemungkinan
untuk diperberat keadaannya sangatlah mungkin. Bila tidak mampu intake
peroral dapat diberikan via parenteral, obat yang masih dianjurkan adalah
yang mengandung 8ethamiole Ka yaitu antrain atau Kovalgin.
b' ntibiotik
ntibiotik yang sering diberikan adalah @1,3,+
a. :hloramphenicol, merupakan antibiotik pilihan pertama untuk infeksitifoid fever terutama di Indonesia. Dosis yang diberikan untuk anak) anak
+)1 mg6kg6hari dibagi menjadi 3 dosis untuk pemberian intravena
biasanya cukup + mg6kg6hari. Diberikan selama 1)13 hari atau sampai 2
hari setelah demam turun. Pemberian Intra 8uskuler tidak dianjurkan oleh
karena hidrolisis ester ini tidak dapat diramalkan dan tempat suntikan
terasa nyeri. Pada kasus malnutrisi atau didapatkan infeksi sekunder
pengobatan diperpanjang sampai 01 hari. "elemahan dari antibiotik jenis
ini adalah mudahnya terjadi relaps atau kambuh, dan carier.
Demam Tifoid pada Anak | 17
-
7/24/2019 Referat Anakz
18/24
b. :otrimoAaole, merupakan gabungan dari 0 jenis antibiotika trimetoprim
dan sulfametoAaole dengan perbandingan 1@+. Dosis !rimetoprim 1
mg6kg6hari dan SulfametoAaole + mg6kg6hari dibagi dalam 0 dosis.
7ntuk pemberian secara syrup dosis yang diberikan untuk anak 3)+
mg6kg6kali minum sehari diberi 0 kali selama 0 minggu. =fek samping dari
pemberian antibiotika golongan ini adalah terjadinya gangguan sistem
hematologi seperti nemia megaloblastik, Ceukopenia, dan
granulositopenia. Dan pada beberapa Kegara antibiotika golongan ini
sudah dilaporkan resisten.
c. mpicillin dan moAicillin, memiliki kemampuan yang lebih rendah
dibandingkan dengan chloramphenicol dan cotrimoAaole. Kamun untuk
anak) anak golongan obat ini cenderung lebih aman dan cukup efektif.
Dosis yang diberikan untuk anak 1)0 mg6kg6hari dibagi menjadi 3
dosis selama 0 minggu. Penurunan demam biasanya lebih lama
dibandingkan dengan terapi chloramphenicol.
d. Sefalosporin generasi ketiga #:eftriaAone, :efotaAim, :efiAime',
merupakan pilihan ketiga namun efektifitasnya setara atau bahkan lebih
dari :hloramphenicol dan :otrimoAaole serta lebih sensitive terhadap
Salmonella typhi. :eftriaAone merupakan prototipnya dengan dosis 1
mg6kg6hari IHdibagi dalam 1)0 dosis #maksimal 3 gram6hari' selama +)2
hari. tau dapat diberikan cefotaAim 1+)0 mg6kg6hari dibagi dalam *)3
dosis. Bila mampu untuk sediaan Per oral dapat diberikan :efiAime 1)1+
mg6kg6hari selama 1 hari.
Pada demam tifoid berat kasus berat seperti delirium, stupor, koma sampai syok
dapat diberikan kortikosteroid IH #deAametasone' * mg6kg dalam * menit untuk dosis
a-al, dilanjutkan 1 mg6kg tiap ( jam sampai 35 jam.7ntuk demam tifoid dengan penyulit perdarahan usus kadang) kadang diperlukan
tranfusi darah. Sedangkan yang sudah terjadi perforasi harus segera dilakukan laparotomi
disertai penambahan antibiotika metronidaol.
2.1,. Kompli$!si
"omplikasi demam tifoid dapat dibagi 0 bagian @3
1. "omplikasi pada usus halus
a' Perdarahan usus
Demam Tifoid pada Anak | 18
-
7/24/2019 Referat Anakz
19/24
Bila sedikit hanya ditemukan jika dilakukan pemeriksaan tinja dengan benidin.
Gika perdarahan banyak terjadi melena dapat disertai nyeri perut dengan tanda
; tanda renjatan.
b' Perforasi usus
!imbul biasanya pada minggu ketiga atau setengahnya dan terjadi pada bagian
distal ileum. Perforasi yang tidak disertai peritonitis hanya dapat ditemukan bila
terdapat udara dirongga peritoneum yaitu pekak hati menghilang dan terdapat
udara diantara hati dan diafragma pada foto rontgen abdomen yang dibuat
dalam keadaan tegak.
c' Peritonitis
Biasanya menyertai perforasi tetapi dapat terjadi tanpa perforasi usus.
Ditemukan gejala akut, yaitu nyeri perut yang hebat, dinding abdomen tegang,dan nyeri tekan.
0. "omplikasi diluar usus halus
a' Bronkitis dan bronkopneumonia
Pada sebagian besar kasus didapatkan batuk, bersifat ringan dan disebabkan
oleh bronkitis, pneumonia bisa merupakan infeksi sekunder dan dapat timbul
pada a-al sakit atau fase akut lanjut. "omplikasi lain yang terjadi adalah abses
paru, efusi, dan empiema.
b' "olesistitis
Pada anak jarang terjadi, bila terjadi umumnya pada akhi minggu kedua dengan
gejala dan tanda klinis yang tidak khas, bila terjadi kolesistitis maka penderita
cenderung untuk menjadi seorang karier.
c' !yphoid ensefalopati
8erupakan komplikasi tifoid dengan gejala dan tanda klinis berupa kesadaran
menurun, kejang ; kejang, muntah, demam tinggi, pemeriksaan otak dalam
batas normal. Bila disertai kejang ; kejang maka biasanya prognosisnya jelek
dan bila sembuh sering diikuti oleh gejala sesuai dengan lokasi yang terkena.
d' 8eningitis8enigitis oleh karena Salmonella typhi yang lain lebih sering didapatkan pada
neonatus6bayi dibandingkan dengan anak, dengan gejala klinis tidak jelas
sehingga diagnosis sering terlambat. !ernyata peyebabnya adalah Salmonella
havana danSalmonella oranembur!.
e' 8iokarditis
"omplikasi ini pada anak masih kurang dilaporkan serta gambaran klinis tidak
khas. Insidensnya terutama pada anak berumur 2 tahun keatas serta sering
terjadi pada minggu kedua dan ketiga. >ambaran ="> dapat bervariasi antara
Demam Tifoid pada Anak | 19
-
7/24/2019 Referat Anakz
20/24
lain @ sinus takikardi, depresi segmen S!, perubahan gelombangan I, H blok
tingkat I, aritmia, supraventrikular takikardi.
f' Infeksi saluran kemih
Sebagian kasus demam tifoid mengeluarkan bakteri Salmonella typhi melalui
urin pada saat sakit maupun setelah sembuh. Sistitis maupun pilonefritis dapat
juga merupakan penyulit demam tifoid. Proteinuria transien sering dijumpai,
sedangkan glomerulonefritis yang dapat bermanifestasi sebagai gagal ginjal
maupun sidrom nefrotik mempunyai prognosis yang buruk.
g' "arier kronik
!ifoid karier adalah seorang yang tidak menunjukkan gejala penyakit demam
tifoid, tetapi mengandung kuman Salmonella typhosa di sekretnya. "arier
temporer) ekskresi S.typhipada feces selama tiga bulan. %al ini tampak pada
14 pasien konvalesen. ?elapse terjadi pada +)14 pasien biasanya 0)*
minggu setelah demam mengalami resolusi dan pada isolasi organisme memiliki
bentuk sensivitas yang sama seperti semula. Faktor predisposisi menjadi kronik
karier adalah jenis kelamin perempuan, pada kelompok usia de-asa, dan
cholelithiasis. Pasien dengan traktus urinarius yang abnormal, seperti
schistosomiasis, mungkin memgeluarkan bakteri pada urinya dalam -aktu yang
lama.
2.11. Pen-eg!!n
Berikut beberapa petunjuk untuk mencegah penyebaran demam tifoid@0
a' :uci tangan.
:uci tangan dengan teratur meruapakan cara terbaik untuk mengendalikan demam
tifoid atau penyakit infeksi lainnya. :uci tangan anda dengan air #diutamakan air
mengalir' dan sabun terutama sebelum makan atau mempersiapkan makanan atau
setelah menggunakan toilet. Ba-alah pembersih tangan berbasis alkohol jika tidak
tersedia air.
b' %indari minum air yang tidak dimasak.ir minum yang terkontaminasi merupakan masalah pada daerah endemik tifoid.
7ntuk itu, minumlah air dalam botol atau kaleng. Seka seluruh bagian luar botol
atau kaleng sebelum anda membukanya. 8inum tanpa menambahkan es di
dalamnya. >unakan air minum kemasan untuk menyikat gigi dan usahakan tidak
menelan air di pancuran kamar mandi.
c' !idak perlu menghindari buah dan sayuran mentah.
Buah dan sayuran mentah mengandung vitamin : yang lebih banyak daripada yang
telah dimasak, namun untuk menyantapnya, perlu diperhatikan hal)hal sebagai
berikut. 7ntuk menghindari makanan mentah yang tercemar, cucilah buah dan
Demam Tifoid pada Anak | 20
-
7/24/2019 Referat Anakz
21/24
sayuran tersebut dengan air yang mengalir. Perhatikan apakah buah dan sayuran
tersebut masih segar atau tidak. Buah dan sayuran mentah yang tidak segar
sebaiknya tidak disajikan. pabila tidak mungkin mendapatkan air untuk mencuci,
pilihlah buah yang dapat dikupas.
d' Pilih makanan yang masih panas.
%indari makanan yang telah disimpan lama dan disajikan pada suhu ruang. ang
terbaik adalah makanan yang masih panas. Pemanasan sampai suhu +29: beberapa
menit dan secara merata dapat membunuh kuman Salmonella typhi. $alaupun tidak
ada jaminan makanan yang disajikan di restoran itu aman, hindari membeli
makanan dari penjual di jalanan yang lebih mungkin terkontaminasi.
Gika anda adalah pasien demam tifoid atau baru saja sembuh dari demam tifoid,
berikut beberapa tips agar anda tidak menginfeksi orang lain@a' Sering cuci tangan.
Ini adalah cara penting yang dapat anda lakukan untuk menghindari penyebaran
infeksi ke orang lain. >unakan air #diutamakan air mengalir' dan sabun, kemudian
gosoklah tangan selama minimal * detik, terutama sebelum makan dan setelah
menggunakan toilet.
b' Bersihkan alat rumah tangga secara teratur.
Bersihkan toilet, pegangan pintu, telepon, dan keran air setidaknya sekali sehari.
c' %indari memegang makanan.
%indari menyiapkan makanan untuk orang lain sampai dokter berkata bah-a anda
tidak menularkan lagi. Gika anda bekerja di industri makanan atau fasilitas
kesehatan, anda tidak boleh kembali bekerja sampai hasil tes memperlihatkan
anda tidak lagi menyebarkan bakteri Salmonella.
d' >unakan barang pribadi yang terpisah.
Sediakan handuk, seprai, dan peralatan lainnya untuk anda sendiri dan cuci
dengan menggunakan air dan sabun.
Pencegahan dengan menggunakan vaksinasi
Di banyak negara berkembang, tujuan kesehatan masyarakat dengan mencegah
dan mengendalikan demam tifoid dengan air minum yang aman, perbaikan sanitasi, dan
pera-atan medis yang cukup, mungkin sulit untuk dicapai. 7ntuk alasan itu, beberapa
ahli percaya bah-a vaksinasi terhadap populasi berisiko tinggi merupakan cara terbaik
untuk mengendalikan demam tifoid.1,0
Di Indonesia telah ada * jenis vaksin tifoid, yakni@
Haksin oral !y 01a #kuman yang dilemahkan'
Haksin yang mengandung Salmonella typhi galur !y 01a. Diberikan per oral tiga kali
dengan interval pemberian selang sehari. Haksin ini dikontraindikasikan pada -anita
Demam Tifoid pada Anak | 21
-
7/24/2019 Referat Anakz
22/24
hamil, menyusui, penderita imunokompromais, sedang demam, sedang minum
antibiotik, dan anak kecil ( tahun. Haksin !y)01a diberikan pada anak berumur diatas
0 tahun. Cama proteksi dilaporkan ( tahun.
Haksin parenteral sel utuh #T$% vaccine'
Haksin ini mengandung sel utuh Salmonella typhi yang dimatikan yang mengandung
kurang lebih 1 milyar kuman setiap mililiternya. Dosis untuk de-asa ,+ mC anak ()
10 tahun ,0+ mC dan anak 1)+ tahun ,1 mC yang diberikan 0 dosis dengan interval
3 minggu. :ara pemberian melalui suntikan subkutan. =fek samping yang dilaporkan
adalah demam, nyeri kepala, lesu, dan bengkak dengan nyeri pada tempat suntikan.
Haksin ini di kontraindikasikan pada keadaan demam, hamil, dan ri-ayat demam
pada pemberian pertama. Haksin ini sudah tidak beredar lagi, mengingat efek samping
yang ditimbulkan dan lama perlindungan yang pendek. Haksin polisakarida
Haksin yang mengandung polisakarida Hi dari bakteri Salmonella. 8empunyai daya
proteksi ()2 persen pada orang de-asa dan anak di atas + tahun selama * tahun.
Haksin ini tersedia dalam alat suntik ,+ mC yang berisi 0+ mikrogram antigen Hi
dalam buffer fenol isotonik. Haksin diberikan secara intramuskular dan diperlukan
pengulangan #booster' setiap * tahun. Haksin ini dikontraindikasikan pada keadaan
hipersensitif, hamil, menyusui, sedang demam, dan anak kecil 0 tahun.
2.12. P&ognosis
Prognosis pasien demam tifoid tergantung ketepatan terapi, usia, keadaan
kesehatan sebelumnya, dan ada tidaknya komplikasi. Di negara maju, dengan terapi
antibiotik yang adekuat, angka mortalitas 14. Di negara berkembang, angka
mortalitasnya L14, biasanya karena keterlambatan diagnosis, pera-atan, dan
pengobatan. 8unculnya komplikasi, seperti perforasi gastrointestinal atau perdarahan
hebat, meningitis, endokarditis, dan pneumonia, mengakibatkan morbiditas dan mortalitas
yang tinggi.?elaps dapat timbul beberapa kali. Individu yang mengeluarkan S.ser. !yphi J *
bulan setelah infeksi umumnya menjadi karier kronis. ?esiko menjadi karier pada anak ;
anak rendah dan meningkat sesuai usia. "arier kronik terjadi pada 1)+4 dari seluruh
pasien demam tifoid.1
Demam Tifoid pada Anak | 22
-
7/24/2019 Referat Anakz
23/24
BAB III
PENUTUP
Demam tifoid pada anak disebabkan oleh bakteri gram negatif Salmonella typhi yang
ditularkan melalui jalur fecal)oral yang mana pada nantinya akan masuk ke saluran cerna dan
melakukan replikasi dapal ileum terminal.
Demam tifoid pada anak memiliki gejala yang cukup spesifik berupa demam,
gangguan gastro intestinal, dan gangguan saraf pusat. Demam yang terjadi lebih dari 2 hari
terutama pada sore menjelang malam dan turun pada pagi hari. >ejala gastrointestinal bisa
terjadi diare yang diselingi konstipasi. Pada cavum oris bisa didapatkan Tifoid Ton!ueyaitu
lidah kotor dengan tepi hiperemi yang mungkin disertai tremor. >angguan Susunan Saraf
Pusat berupa Sindroma &tak &rganik, biasanya anak sering ngelindur -aktu tidur. Dalamkeadaan yang berat dapat terjadi penurunan kesadaran seperti delirium, supor sampai koma.
Diagnosis cukup ditegakkan secara klinis. Pemeriksaan penunjang yang dapat
menunjang infeksi Demam !ifoid ini adalah Darah Cengkap, 7ji $idal, atau pemeriksaan
serologi khusus yaitu Ig8 dan Ig> antiSalmonella.
Penatalaksanaan penyakit ini meliputi * pokok utama yaitu@ istirahat dengan tirah
baring yang cukup, Diet !inggi "alori !inggi Protein ?endah Serat, dan ntibiotika yang
memiliki efektivitas yang cukup tinggi terhadap kuman Salmonella typhi.
Demam Tifoid pada Anak | 23
-
7/24/2019 Referat Anakz
24/24
DA/TA0 PUSTAKA
1. Soedarmo, Sumarmo S., dkk. Demam tifoid. Dalam @ Buku ajar infeksi pediatri tropis.
=d. 0. Gakarta @ Badan Penerbit IDI 05. h. **5)3+.0. ?eeki, Sri. Demam tifoid. 05. Diunduh dari
[email protected]*56DemamQ!ifoidQpadaQnakQpaQyangQPerluQDiketa
hui.html. 1* Guli 013.
*. Pa-itro 7=, Koorvitry 8, Darmo-ando-o $. Demam !ifoid. Dalam @ Soegijanto S, =d.
Ilmu Penyakit nak @ Diagnosa dan Penatalaksanaan, edisi 1. Gakarta @ Salemba 8edika,
00@1)3*.
3. ?ichard =. Behrman, ?obert 8. "liegman, nn 8. rvin edisi bahasa Indonesia@
Samik $ahab Ilmu "esehatan nak Kelson, ed.1+. Gakarta@ =>: 0.
+. lan ?. !umbelaka. Diagnosis dan !ata laksana Demam !ifoid. Dalam Pediatrics
7pdate. :etakan pertama Ikatan Dokter nak Indonesia. Gakarta @ 0*. h. 0)0.
(. Prasetyo, ?isky H. dan Ismoedijanto. 8etode diagnostik demam tifoid pada anak.
Surabaya @ F" 7KI? 01. h. 1)1.
2. 8ohamad, Fatma-ati. =fektifitas kompres hangat dalam menurunkan demam pada
pasien Thypoid $bdominalis di ruang >1 Ct.0 ?S7D Prof. Dr. %. loei Saboe "ota
>orontalo. 010. Diunduh dari
[email protected]%SHol+Ko1Q5Q01062QFat-atyQG%SHol+Ko1Q
5Q010.pdf. 1* Guli 013.
Demam Tifoid pada Anak | 24