renstra ditjennak 2010-2014 cetak jakarta

Upload: saifulhuzda

Post on 21-Feb-2018

244 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 Renstra Ditjennak 2010-2014 Cetak Jakarta

    1/74

    Kata Pengantar

    Memasuki periode pembangunan jangka menengah

    2010-2014, Direktorat Jenderal Peternakan, Departemen

    Pertanian, menyusun dokumen Renana !trategis "Renstra#

    Direktorat Jenderal Peternakan $ahun 2010-2014% Proses

    penyusunan Renstra dia&ali dengan penjaringan isu, eksternaldan internal, yang ditengarai seara langsung mempengaruhi

    penapaian hasil "outcome# dan keluaran "output# pelaksanaan

    program dan kegiatan% Proses penjaringan isu dilakukan

    melalui serangkaian focus group discussion (FGD), dengan

    melibatkan komponen yang me&akili akademisi, pelaku bisnis,

    dan pemerintahan% !ehingga diharapkan esensi danoperasionalisasi program maupun kegiatan yang diakup di

    dalam Renstra dapat bersinergi dengan harapan dan keinginan

    stakeholders peternakan%

    Pada saat proses penyusunan Renstra tengah

    berlangsung, Menteri 'euangan dan Menteri (egara

    Perenanaan Pembangunan (asional)'epala *appenasmenerbitkan Pedoman Re+ormasi Perenanaan dan

    Penganggaran% Di dalamnya ditekankan bah&a setiap

    'ementerian (egara)embaga diharapkan sudah

    mengimplementasikan re+ormasi perenanaan dan penggaran

    berbasis kinerja dengan perspekti+ jangka menengah, sesuai

    dengan amanat (o% 1.)200/ tentang 'euangan (egara dan

  • 7/24/2019 Renstra Ditjennak 2010-2014 Cetak Jakarta

    2/74

    (o% 2)2004 tentang !istem Perenanaan Pembangunan

    (asional "!PP(#% ntuk itu perlu dilakukan penataan program

    dan kegiatan yang disertai dengan kejelasan sasaranpembangunan, indikator kinerja, dan penanggung ja&ab

    program)kegiatan penyediaan indikasi kebutuhan pendanaan

    jangka menengah untuk proyeksi ketersediaan anggaran dan

    pemantapan proses perenanaan dan penganggaran sehingga

    terdapat keterkaitan yang erat antara perenanaan dan

    penganggaran sejak penyusunan RPJM%Dengan mempertimbangkan kondisi tersebut maka

    dokumen Renstra Direktorat Jenderal Peternakan 2010-2014

    memuat bagian-bagian yang saling terkait satu sama lain yang

    menggambarkan proses penyusunannya% *agian-bagian

    tersebut adalah "1# Pendahuluan "2# Potensi dan

    Permasalahan "/# 3isi, Misi, $ujuan, dan !asaran "4# rah,'ebijakan, dan !trategi "# Program dan 'egiatan Direktorat

    Jenderal Peternakan 2010 5 2014 dan "6# 7ndikator 'inerja

    Program dan 'egiatan%

    Jakarta, gustus 2008

  • 7/24/2019 Renstra Ditjennak 2010-2014 Cetak Jakarta

    3/74

    DAFTAR ISI

    I. PENDAHULUAN.........................................................................................1

    % $R*9'(:....................................................................................1

    *% $J(P9(;!((R9(!$R...........................................................3

    (..............................................................................14

    1. %gri&isnis #erunggasan.............................................................14

    2. %gri&isnis #ersusuan..................................................................15

    . %gri&isnis Sapi #otong...............................................................19

    $. Dampak Impor 'ernak dan Daging Sapi.................................23

    III. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN...................................................26

    % 37!7........................................................................................................26

    *% M7!7.......................................................................................................28

  • 7/24/2019 Renstra Ditjennak 2010-2014 Cetak Jakarta

    4/74

    IV. ARAH, KEBIJAKAN DAN STRATEGI..................................................31

    % R>P9M*(:((P9$9R('(...................................................31

    1. #aradigma #em&angunan #eternakan...................................31

    2. #em&angunan #edesaan Se&agai Entr #oint

    !e"italisasi #eternakan.............................................................34

    . #enguatan *elem&agaan (Institusi) dalam #em&angunan

    #eternakan...................................................................................36

    $. %nalisis Strengt+s, -eaknesses, pportunities, dan

    '+reats (S-')..........................................................................38

    a# Strengt+s"'ekuatan-kekuatan#...................................................39

    b# -eaknesses"'elemahan-kelemahan#.......................................39

    # pportunities"Peluang-peluang#.................................................40

    d# '+reats"naman-anaman#......................................................41

    /. In"estasi, #em&iaaan dan *esempatan *era

    #em&angunan #eternakan........................................................42

    *% '9*7J'(.............................................................................................44

  • 7/24/2019 Renstra Ditjennak 2010-2014 Cetak Jakarta

    5/74

    DAFTAR LAMPIRAN

    ampiran

    1% $arget Pembangunan untuk $ahun 2008-2014 Direktorat

    Jenderal Peternakan, Departemen Pertanian

    %%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%4

    2% 'ebutuhan Pendanaan Pembangunan

    Peternakan$ahun 2010-2014 %%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%60

    /% !asaran Populasi $ernak $ahun 2010 5 2014 %%%%%%%%%%%%62

    4% !asaran Produksi $ernak $ahun 2010 5 2014 %%%%%%%%%%%6/

    % $abel Matriks Renstra Direktorat Jenderal

    Peternakan %%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%64

  • 7/24/2019 Renstra Ditjennak 2010-2014 Cetak Jakarta

    6/74

    I. PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    !ektor pertanian dan peternakan merupakan komponen

    utama pendapatan daerah pedesaan dan daerah tertinggal

    "?=, 1888#% Peran ternak sangat substansial dalam

    memberikan kontribusi kepada pedapatan rumah tangga, dan

    pada saat ini memberikan penghidupan sekitar .00 juta

    penduduk miskin di negara berkembang% 'ebutuhan ternak

    dan produk peternakan di negara-negara berkembang

    diprediksi meningkat lebih dari dua kali lipat sampai 20 tahun

    mendatang% >al tersebut dikarenakan peningkatan populasi

    manusia, peningkatan urbanisasi dan peningkatan pendapatan

    masyarakat% $ernak sangat menentukan perekonomian di

    banyak negara berkembang "7D, 1888 @orld *ank, 2001

    $!9, 200/#% Penduduk 7ndonesia, sebagian besar bekerja

    pada sektor pertanian menapai 60 persen dari tenaga yang

    ada, diikuti sektor perdagangan, pengolahan, jasa dan lain-lain%

    'ondisi tersebut menunjukkan bah&a dari aspek sosial

    ekonomi, perkembangan agroindustri dan agribisnis dapat

    meningkatkan kesejahteraan sebagian besar penduduk%

    !ubsektor peternakan mempunyai koe+isien pengganda

    sebesar .,2/ untuk output &ruto 4,84 untuk tingkat keterkaitan

    2,14 untuk nilai tambah dan 1,.8 untuk pendapatan rumah

    tangga% Maknanya adalah setiap 1 milyar rupiah yang diinjeksi

    Rencana Strategis Direktorat Jenderal Peternakan 2010-2014 1

  • 7/24/2019 Renstra Ditjennak 2010-2014 Cetak Jakarta

    7/74

    ke subsektor peternakan akan meningkatkan output &rutobagi

    perekonomian 7ndonesia sebesar .,2/ milyar rupiah,

    meningkatkan pendapatan di sektor lainnya sebesar 4,84 milyarrupiah, memberikan nilai tambah sebesar 2,14 milyar rupiah

    dan meningkatkan pendapatan rumah tangga sebesar 1,.8

    milyar rupiah "Priyarsono dkk%, 200#% ?akta tersebut

    mengindikasikan subsektor peternakan sangat berpotensi

    dijadikan sumber pertumbuhan baru pada sektor pertanian%

    Pembangunan peternakan dihadapkan pada sejumlahtantangan baik dari lingkungan dalam negeri maupun dari

    lingkungan global% Dinamika lingkungan dalam negeri berkaitan

    dengan dinamika permintaan produk peternakan, penyediaan

    bibit ternak, kualitas bibit, terjadinya berbagai &abah penyakit

    ternak yang sangat merugikan, serta tuntutan perubahan

    manajemen pembangunan sejalan dengan pelaksanaanotonomi daerah dan partisipasi masyarakat% ingkungan

    strategis global berkaitan dengan liberalisasi pasar global dan

    ketidakadilan perdagangan internasional, perubahan sistem

    dan manajemen produksi dan konsumsi global, tuntutan

    terhadap per&ujudan ketahanan pangan dan pengentasan

    kemiskinan "0illenium De"elopment Goal#, serta adanya

    kemajuan pesat dalam penemuan dan peman+aatan teknologi%

    *erbagai perubahan lingkungan strategis yang

    berlangsung seara epat dan sukar diramalkan, apabila

    direspon seara spontan dapat memba&a risiko +luktuasi dan

    inkonsistensi program dengan akibat menurunnya e+ektiAitas

    dan e+isiensi penggunaan sumberdaya dalam penapaian

    2 Rencana Strategis Direktorat Jenderal Peternakan 2010-2014

  • 7/24/2019 Renstra Ditjennak 2010-2014 Cetak Jakarta

    8/74

    tujuan organisasi% Renstra disusun untuk menjamin kontinuitas

    dan konsistensi program pembangunan peternakan sekaligus

    menjaga +okus sasaran yang akan diapai dalam satuan &aktutertentu% Renstra juga menetapkan sasaran yang akan diapai

    dengan indikator keberhasilan yang dapat diukur dan

    diAeri+ikasi, sehingga dapat dijadikan auan dalam

    pengendalian dan eAaluasi program%

    B. T!an Pen"#nan Ren#tra

    !ebagai respon terhadap dinamika lingkungan strategis

    baik global maupun domestik, serta memperhatikan

    perenanaan sebagai alat manajerial untuk memelihara

    keberlanjutan dan perbaikan kinerja lembaga, maka Renana

    !trategis Direktorat Jenderal Peternakan disusun dengan

    tujuan sebagai berikut

    a# ntuk merenanakan berbagai kebijakan dan strategi

    perepatan pembangunan peternakan ke arah yang

    lebih baik dalam kondisi perubahan lingkungan yang

    epat, transparan dan semakin kompleks%

    b# !ebagai dokumen yang akan menjadi dasar atau auan,

    khususnya bagi Ditjennak dan berbagai komponen yang

    menjalankan +ungsi pembangunan peternakan, dalam

    melaksanakan tugas pokok dan +ungsinya%

    # ntuk memberikan komitmen pada aktiAitas dan

    kegiatan di masa mendatang%

    Rencana Strategis Direktorat Jenderal Peternakan 2010-2014 3

  • 7/24/2019 Renstra Ditjennak 2010-2014 Cetak Jakarta

    9/74

    d# !ebagai dasar untuk mengukur apaian kinerja dan

    melakukan penyesuaian terhadap perubahan yang

    mungkin terjadi%e# !ebagai pedoman umum dalam melakukan pelayanan

    kepada masyarakat%

    +# ntuk mem+asilitasi komunikasi, baik Aertikal maupun

    horiBontal, antar dan lintas sektor serta dengan

    masyarakat peternakan, dan pelaku agribisnis berbasis

    peternakan%

    $. S%#te&at%ka Pen"#nan Ren#tra

    Dalam rangka memberikan pedoman yang

    komprehensi+, Renana !trategis Ditjennak disusun ke dalam

    enam bab sebagai berikut

    *ab 7% Pendahuluan

    *ab 77% Potensi dan Permasalahan

    *ab 777% 3isi, Misi, $ujuan dan !asaran%

    *ab 73% rah, 'ebijakan dan !trategi

    *ab 3% Program dan 'egiatan

    *ab 37% Penutup

    ampiran 5 ampiran

    4 Rencana Strategis Direktorat Jenderal Peternakan 2010-2014

  • 7/24/2019 Renstra Ditjennak 2010-2014 Cetak Jakarta

    10/74

    II. POTENSI DAN PERMASALAHAN

    A. P'ten#%

    Memasuki milenium ketiga, 7ndonesia menghadapi

    berbagai perubahan yang mendasar dan tantangan strategis,

    baik eksternal maupun internal yang perlu disikapi sebagai

    bahan pertimbangan dalam melaksanakan pembangunan

    nasional termasuk pembangunan peternakan dan kesehatan

    he&an%

    (. L%ngkngan Strateg%# Ek#ternal

    a) Per*agangan

    Perubahan dan tantangan strategis yang sedangterjadi adalah berlangsungnya era globalisasi, laju

    perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,

    transportasi dan telekomunikasi-in+ormasi yang mengarah

    pada terbentuknya dunia tanpa batas% :lobalisasi ditandai

    dengan meningkatnya persaingan bebas, karena itu

    mengharuskan setiap komponen bangsa harus

    meningkatkan daya saing% Permasalahan demokratisasi,

    hak aBasi manusia dan pelestarian lingkungan hidup telah

    menjadi tuntutan dunia yang mendesak% >al tersebut telah

    mengantarkan terjadinya perubahan pola perdagangan dan

    persaingan perdagangan dunia sehingga pada tahun 18CC

    dietuskan kesepakatan dunia, yang dikenal sebagai

    Rencana Strategis Direktorat Jenderal Peternakan 2010-2014 5

  • 7/24/2019 Renstra Ditjennak 2010-2014 Cetak Jakarta

    11/74

    General %greement on 'ariff and 'rade (G%'') dan

    7ndonesia termasuk negara yang turut

    menandatanganinya% 'esepakatan tersebut selanjutnyadi&adahi dalam organisasi yang dikenal sebagai -orld

    'rade rganiation (-')% 'esepakatan :$$, antara lain

    memuat%greement on %griculture, termasuk di dalamnya

    memuat perjanjian Sanitar and #+tosanitar (S#S) dan

    'ec+nical arrier to 'rade (''), kemudian 7ndonesia

    mengimplementasikan melalui ndang-ndang (o%.tahun 1884%

    Pada prinsipnya dalam perjanjian !P! dan $*$

    telah disepakati tentang perlakuan non-diskriminati+, bukti

    ilmiah, dan semua non-tari+ barier diganti dengan tari+

    barrier seara bertahap diturunkan sampai menjadi nol

    persen% (on-tari+ barrier yang masih diperbolehkan adalahhanya !P! dan $*$, serta hal-hal yang berkaitan dengan

    agama dan kebudayaan% *erkaitan dengan hal tersebut,

    produk dalam bentuk barang maupun jasa yang dihasilkan

    oleh kegiatan sub-sektor peternakan dan kesehatan he&an

    harus dapat memenuhi persyaratan keamanan (safet),

    standard mutu (3ualit), kesejahteraan he&an (animal

    4elfare), ramah lingkungan dan berkelanjutan%

    *erdasarkan hal tersebut kelembagaan peternakan dan

    kesehatan he&an harus ditumbuhkembangkan sesuai

    dengan tuntutan dan tantangan sehingga lebih mampu

    mendukung adanya perubahan paradigma pembangunan

    6 Rencana Strategis Direktorat Jenderal Peternakan 2010-2014

  • 7/24/2019 Renstra Ditjennak 2010-2014 Cetak Jakarta

    12/74

    peternakan dan kesehatan he&an pada masa kini dan

    yang akan datang%

    +) Perat%an tera*a- Kele#tar%an L%ngkngan

    'esepakatan masyarakat dunia terhadap

    pentingnya pelestarian lingkungan dalam jangka panjang

    dituangkan sebagai salah satu tujuan yaitu tujuan ketujuh

    dari delapan tujuan 0illenium De"elopment Goals% 7su

    pelestarian lingkungan menjadi perhatian internasional

    yang harus diperhatikan dan diatasi melalui langkah-

    langkah antara lain "1# mengintegrasikan prinsip-prinsip

    pembangunan berkelanjutan ke dalam kebijakan dan

    program pemerintah dalam upaya menegah degradasi

    kualitas lingkungan, "2# meningkatkan akses masyarakat

    terhadap air bersih dan sanitasi seara berkelanjutan, dan

    "/# memperbaiki tara+ hidup penduduk miskin% 'ondisi

    tersebut menuntut Ditjennak bersama-sama dengan

    lembaga lainnya meniptakan program yang ramah

    lingkungan dan berkelanjutan%

    'etiga masalah yang menjadi perhatian

    internasional tersebut berimplikasi kepada program dan

    kegiatan Ditjennak untuk mendukung pembangunan

    peternakan seara terintegrasi% Program dan kegiatan

    Ditjennak harus diimplementasikan melalui pendekatan

    yang lebih holistik menakup aspek produksi dan pasar

    dengan mengoptimalkan seara sinergis sumberdaya alam

    "!D#, !DM, teknologi, modal +isik dan modal sosial%

    Rencana Strategis Direktorat Jenderal Peternakan 2010-2014 7

  • 7/24/2019 Renstra Ditjennak 2010-2014 Cetak Jakarta

    13/74

    . L%ngkngan Strateg%# Internal

    Perubahan dan tantangan strategis yang terjadi dan

    bersi+at nasional adalah tuntutan tentang perlunya

    re+ormasi di segala bidang, termasuk penyelenggaraan tata

    kepemerintahan yang baik, peranan masyarakat madani,

    dan pengakuan akan pentingnya peranan daerah dalam

    menyelenggarakan pembangunan nasional% Dalam

    perkembangan re+ormasi di segala bidang, maka

    diberlakukan ndang-undang (omor 22 $ahun 1888

    tentang Pemerintahan Daerah dan ndang-undang (omor

    2 tahun 1888 tentang Perimbangan 'euangan Pusat dan

    Daerah% andasan-landasan hukum tersebut kemudian

    direAisi dengan ndang-undang (omor /2 $ahun 2004

    tentang Pemerintahan di Daerah, dan ndang-undang

    (omor // $ahun 2004 tentang Pembagian 'euanganntara Pemerintah Pusat dan Daerah% 'ebijakan otonomi

    daerah dilaksanakan dengan ke&enangan yang luas, nyata

    dan bertanggung ja&ab%

    !alah satu penentu keberhasilan pembangunan

    dalam era otonomi daerah, termasuk juga dalam sub-

    sektor peternakan dan kesehatan he&an ke depan adalahkeberadaan kelembagaan peternakan dan kesehatan

    he&an dengan otoritas Aeteriner nasional yang mampu

    menembus otonomi daerah serta mampu membangkitkan

    kebersamaan dan partisipasi masyarakat% paya

    me&ujudkan kebersamaan perlu dibentuk jejaring kerja

    (net4orking) yang merupakan suatu kemampuan

    8 Rencana Strategis Direktorat Jenderal Peternakan 2010-2014

  • 7/24/2019 Renstra Ditjennak 2010-2014 Cetak Jakarta

    14/74

    Pemerintah Daerah untuk melaksanakan kerjasama

    dengan Pemerintah Daerah lainnya maupun dengan

    Pemerintah Pusat, dengan s&asta serta lembaga s&adayamasyarakat terkait lainnya, dalam rangka meman+aatkan

    keunggulan komparati+ dan keunggulan kompetiti+ yang

    dimiliki masing-masing daerah%

    /. Re0%tal%#a#% Pertan%an *an Re0'l#% Peternakan

    Disamping perubahan tantangan strategis nasional,juga terdapat tantangan strategis sektoral, yaitu perubahan

    dan tantangan strategis yang menuntut adanya reAitalisasi

    pertanian, termasuk reAitalisasi peternakan, yang dilaksanakan

    melalui restrukturisasi peternakan dan kesehatan he&an

    nasional, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari

    reAitalisasi pertanian% Restrukturisasi peternakan dan

    kesehatan he&an dilaksanakan dengan memperkuat

    kelembagaan peternakan dan kesehatan he&an serta otoritas

    Aeteriner, yang mampu menja&ab tantangan dan dinamika

    perubahan paradigma pembangunan pada masa-masa kini

    dan yang akan datang%

    Pembangunan peternakan dan kesehatan he&an

    berperan penting dalam penyerapan tenaga kerja dan

    pembangunan lingkungan hidup melalui mata rantai

    makanan, sehingga pembangunan peternakan mempunyai

    arti penting dalam me&ujudkan pembangunan yang

    berkelanjutan% !elain itu, untuk menghadapi tuntutan

    perubahan yang begitu luas yaitu ReAolusi Peternakan

    Rencana Strategis Direktorat Jenderal Peternakan 2010-2014 9

  • 7/24/2019 Renstra Ditjennak 2010-2014 Cetak Jakarta

    15/74

    (Li"estock !e"olution) seperti yang dirumuskan oleh

    Delgado "18C8# bah&a prospek pasar yang tumbuh epat

    merupakan kekuatan penarik yang besar sebagai landasanterjadinya ReAolusi Peternakan di negara-negara sedang

    berkembang termasuk 7ndonesia%

    ReAolusi Peternakan diirikan oleh akselarasi

    pertumbuhan produksi peternakan yang akan menjadi

    sumber utama pertumbuhan baru sektor pertanian

    menggantikan tanaman pangan yang tumbuh pesat padadekade tahun 18.0-an sampai dengan 18C0-an yang

    ditopang oleh $eknologi ReAolusi >ijau% Di 7ndonesia

    ReAolusi Peternakan diperkirakan telah berlangsung sejak

    a&al 18C0-an dimana pertumbuhan !ub !ektor Peternakan

    melonjak dari 2,02 persen per tahun "186.-18.C# menjadi

    6,88 persen per tahun "18.C-18C6# namun pada periode188C menurun drastis hingga -1/,84 persen akibat krisis

    multidimensi ekonomi sosial politik% @alaupun pada

    periode tahun 2000-200/ pertumbuhan subsektor

    peternakan mulai pulih "/,/1 per tahun# namun masih

    dituntut pembenahan seluruh aspek agribisnis peternakan

    di 7ndonesia%

    ReAitalisasi peternakan dan kesehatan he&an

    merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari reAitalisasi

    pertanian yang mengamanatkan pentingnya arti pertanian

    untuk diletakkan kembali pada proporsi yang sebenarnya%

    ntuk mendukung proyeksi pertumbuhan peternakan

    tersebut salah satu aspek adalah tuntutan kelembagaan

    10 Rencana Strategis Direktorat Jenderal Peternakan 2010-2014

  • 7/24/2019 Renstra Ditjennak 2010-2014 Cetak Jakarta

    16/74

    peternakan dan kesehatan he&an yang kuat untuk

    menapai tujuan yang luas dengan program komprehensi+

    "menyeluruh# yang menakup aspek pembibitan, budidayaternak ruminansia, budidaya ternak non ruminansia,

    kesehatan he&an dan kesehatan masyarakat Aeteriner%

    'elima aspek tersebut mempunyai peran penting dalam

    dua dimensi yaitu dimensi ekonomis melalui peningkatan

    produksi dan dimensi kesejahteraan melalui upaya

    perlindungan dan pengamanan masyarakat%

    1. P'#%#% P'l%t%k Ek'n'&% Peternakan

    Perjalanan sejarah pembanguan pertanian di

    7ndonesia, kondisi politik-ekonomi pertanian berkembang

    sesuai dengan E&arnaE politik pada masing-masing era%

    Pada masa penjajahan *elanda pembangunan pertanianmenerapkan Epolitik saldo untungE yang eksploitati+ demi

    kekayaan negara penjajah% *entuknya antara lain adalah

    tanam paksa, penguasaan 3=

  • 7/24/2019 Renstra Ditjennak 2010-2014 Cetak Jakarta

    17/74

    pokok termasuk daging yang berasal dari dalam negeri%

    Pada masa tersebut pertanian menjadi bagian dari

    'ementerian 'emakmuran yang menunjukkan bah&akemakmuranlah yang akan diurus dan pertanian menjadi

    alat untuk menapai kemakmuran itu%

    Pada paruh pertama tahun 1860-an pendekatan

    perenanaan pembangunan mulai diterapkan% Program-

    program pembangunan pertanian yang sampai sekarang

    masih dilakukan, antara lain intensi+ikasi, ekstensi+ikasi,dan perkreditan% >asil dari program-program tersebut

    membutuhkan &aktu padahal rakyat tengah menghadapi

    masalah jangka pendek yang mendesak% Dalam kondisi

    politik yang sangat ra&an, masalah pangan pada

    pertengahan tahun 1860-an "harga pangan melonjak

    tinggi# kemudian menimbulkan gejolak politik yangberakibat terjadinya pergantian pemerintahan%

    Pada era orde baru, Epolitik s&asembadaE menjadi

    bendera utama pengelolaan pembangunan pertanian

    dengan mengembangkan dan menerapkan program yang

    sebenarnya sudah dianangkan sebelumnya, yaitu

    intensi+ikasi dengan penerapan teknologi, ekstensi+ikasi,

    rehabilitasi, dan berbagai program lain% Pendekatan serba

    pemerintah, serba seragam dan tersentralisasi menyertai

    E$rilogi PembangunanE yaitu pertumbuhan, stabilitas, dan

    pemerataan% 'eberhasilan pembangunan pada masa

    tersebut lebih dari 60 persen ditentukan oleh +aktor

    in+rastruktur dan kelembagaan penunjang, sedangkan

    12 Rencana Strategis Direktorat Jenderal Peternakan 2010-2014

  • 7/24/2019 Renstra Ditjennak 2010-2014 Cetak Jakarta

    18/74

    sekitar 40 persen ditentukan oleh berbagai usaha yang

    dilakukan EinternalE sektor pertanian sendiri% Mulai

    pertengahan tahun 18C0-an setelah industri ditempatkansebagai prioritas pertama ekonomi 7ndonesia, kemudian

    sektor pertanian berkembang lebih epat, akan tetapi juga

    menjadi lebih rapuh yang pada tahun 188.)188C berakhir

    dengan krisis +inansial 7ndonesia, masalah pangan dan

    krisis politik yang mengantarkan pergantian pemerintahan

    seara tidak &ajar%Pada masa transisi re+ormasi politik pertanian

    7ndonesia terba&a arus perkembangan politik nasional%

    >al tersebut terermin dari EkredoE Departemen Pertanian

    untuk pembangunan yang terdesentralisasi sesuai dengan

    era politik yang dianut dan berdaya saing yang

    menerminkan perlunya usaha menghadapi tekananpersaingan yang semakin besar% !elain itu bersi+at

    kerakyatan yang menerminkan semangat partisipasi, dan

    berkelanjutan sejalan dengan peningkatan kesadaran akan

    pentingnya kelestarian lingkungan% Departemen Pertanian

    kemudian mempopulerkan pendekatan sistem dan usaha

    agribisnis yang pada dasarnya menegaskan kembali

    pertanian sebagai suatu kegiatan bisnis sekaligus

    merupakan rangkaian antar aktiAitas yang saling berkaitan

    dan saling tergantung dari hulu ke hilir%

    Rencana Strategis Direktorat Jenderal Peternakan 2010-2014 13

  • 7/24/2019 Renstra Ditjennak 2010-2014 Cetak Jakarta

    19/74

    B. PERMASALAHAN

    (. Agr%+%#n%# Perngga#an

    'omoditas unggas sering mengalami

    permasalahan-permasalahan yang menghambat

    pengembangannya baik seara makro maupun mikro% Dua

    permasalahan yang memerlukan perhatian serius oleh

    para stake+olders peternakan unggas yaitu "1# kurang

    tersedianya bahan baku pakan yang berasal dari

    sumberdaya domestik, sehingga 7ndonesia masih harus

    mengimpor, dan "2# me&abahnya penyakit khususnya

    %"ian Influena (%I)% Dua permasalahan tersebut sangat

    besar pengaruhnya terhadap perkembangan agribisnis

    perunggasan%

    'omponen terbesar untuk memperoleh produk yangberdaya saing terletak pada aspek pakan% *iaya pakan

    merupakan komponen tertinggi dalam komposisi biaya

    produksi industri perunggasan berkisar antara 60-.0

    persen% emahnya kinerja penyediaan bahan baku pakan

    menjadi salah satu kendala dalam menghasilkan produk

    unggas yang berdaya saing% palagi jika hal ini dikaitkandengan bahan baku utama pakan unggas yang sebagian

    besar terdiri dari jagung% 'ondisi pada tahun 200C, impor

    jagung kurang dari persen menunjukkan bah&a dari sisi

    produksi, jagung nasional sebenarnya relati+ mampu

    menukupi kebutuhan dalam negeri%

    14 Rencana Strategis Direktorat Jenderal Peternakan 2010-2014

  • 7/24/2019 Renstra Ditjennak 2010-2014 Cetak Jakarta

    20/74

    Penyakit 7 adalah salah satu penyakit yang sampai

    saat ini masih berjangkit di beberapa daerah di 7ndonesia%

    !edikitnya terdapat tiga jenis penyakit yang menyerangkomoditas unggas yaitu Infectious ronc+itis (I),

    Infectious ursal Disease (ID),5olli&acillosispada ayam

    pedaging, dan penyakit yang disebabkan Airus Infectious

    Larngo 'rac+ealis (IL')pada ayam petelur%

    !elain dua permasalahan tersebut beberapa

    permasalahan yang mungkin tetap terjadi pada agribisnisperunggasan antara lain permasalahan sistem

    pembiayaan "permodalan#, PP( produk peternakan dan

    tata ruang yang belum jelas sering menjadi penghambat

    dalam mengembangkan usaha agribisnis unggas% !elain

    itu in+rastruktur yang kurang memadai seperti tersedianya

    sarana transportasi dan komunikasi juga dapatmeniptakan permasalahan yang rumit bagi peternak di

    samping permasalahan ekonomi biaya tinggi akibat

    berbagai pungutan dan retribusi di berbagai daerah di

    tanah air%

    . Agr%+%#n%# Per##an

    'ondisi geogra+is, ekologi, dan kesuburan lahan di

    beberapa &ilayah 7ndonesia memiliki karakteristik yang

    ook untuk pengembangan agribisnis persusuan% !elain

    itu, dari sisi permintaan, produksi susu dalam negeri masih

    belum menukupi untuk menutupi kebutuhan konsumsi

    dalam negeri% !aat ini produksi dalam negeri baru

    Rencana Strategis Direktorat Jenderal Peternakan 2010-2014 15

  • 7/24/2019 Renstra Ditjennak 2010-2014 Cetak Jakarta

    21/74

    memasok tidak lebih dari 20 persen dari permintaan

    nasional, sisanya berasal dari impor% Pada saat ini produksi

    !usu !egar Dalam (egeri "!!D(# sekitar .4,4 ribu tonper tahun% Produksi tersebut C0 persen diserap oleh

    industri susu anggota 7ndustri Pengolah !usu "7P!# dan 20

    persen diserap oleh industri susu non 7P!, untuk

    kebutuhan pedet dan konsumsi langsung% Mutu susu segar

    dalam negeri belum mampu memenuhi !tandar

    7nternasional "!7# khususnya untuk 'otal #late 5ount ('#5)F1 juta "kenyataan di masyarakat rata-rata / juta di Jatim, 6

    juta di Jabar dan 8 juta di Jateng#% nit total solid relati+

    dapat memenuhi ketentuan di atas 10 persen%

    'erugian yang ditimbulkan dari importasi susu dan

    produk susu adalah terkurasnya deAisa nasional,

    hilangnya kesempatan terbaik (opportunit loss) yangberasal dari tidak diman+aatkannya potensi sumberdaya

    yang ada dan hilangnya potensi re"enueyang seharusnya

    diperoleh pemerintah dari pajak apabila agribisnis

    persusuan dikembangkan seara baik% ntuk itu, sudah

    se&ajarnya bila pemerintah dan stake+olderslainnya perlu

    berupaya keras meningkatkan pangsa pasar (market

    s+are) para pelaku pasar domestik dalam agribisnis

    persusuan 7ndonesia%

    Pada peta perdagangan internasional produk-

    produk susu, 7ndonesia berada pada posisi sebagai net6

    consumer% !ampai saat sekarang industri pengolahan susu

    nasional masih sangat bergantung pada impor bahan baku

    16 Rencana Strategis Direktorat Jenderal Peternakan 2010-2014

  • 7/24/2019 Renstra Ditjennak 2010-2014 Cetak Jakarta

    22/74

    susu% Jika kondisi tersebut tidak dibenahi dengan

    membangun sebuah sistem agribisnis yang berbasis

    peternakan, maka 7ndonesia akan terus menjadi negarapengimpor susu sapi%

    Dilihat dari sisi konsumsi susu, konsumsi

    masyarakat 7ndonesia terhadap produk susu masih

    tergolong sangat rendah bila dibandingkan dengan negara

    berkembang lainnya% 'onsumsi susu per kapita

    masyarakat 7ndonesia tahun 200. sekitar /,1 kg per kapitaper tahun% 'onsumsi susu negara tetangga seperti

    $hailand, Malaysia dan !ingapura sudah menapai di atas

    20 kg per kapita per tahun, sedangkan negara-negara

    9ropa sudah menapai C0 kg per kapita per tahun% !eiring

    dengan peningkatan pendapatan dan bertambahnya

    jumlah penduduk dan pengetahuan masyarakat makakonsumsi produk susu oleh penduduk 7ndonesia akan

    semakin meningkat%

    Potensi peningkatan konsumsi tersebut merupakan

    peluang yang harus diman+aatkan dengan baik% Produksi

    susu segar dan produk-produk deriAatnya seharusnya

    ditingkatkan% 'ondisi produksi susu segar 7ndonesia saat

    ini, sebagian besar "81# dihasilkan oleh usaha rakyat

    dengan skala usaha 1-/ ekor sapi perah per peternak%

    !kala usaha ternak tersebut jelas kurang ekonomis karena

    keuntungan yang didapat dari hasil penjaulan susu hanya

    ukup untuk memenuhi sebagian kebutuhan hidup% Dari

    sisi produksi, diharapkan kepemilikan sapi perah setiap

    Rencana Strategis Direktorat Jenderal Peternakan 2010-2014 17

  • 7/24/2019 Renstra Ditjennak 2010-2014 Cetak Jakarta

    23/74

    peternak perlu ditingkatkan% !kala ekonomis bisa diapai

    dengan kepemilikan 10-12 ekor sapi perah per peternak%

    Ditinjau dari sisi kelembagaan, sebagian besarpeternak sapi perah yang ada di 7ndonesia merupakan

    anggota koperasi susu% 'operasi tersebut merupakan

    lembaga yang bertindak sebagai mediator antara peternak

    dengan industri pengolahan susu% 'operasi susu sangat

    menentukan posisi ta&ar peternak dalam menentukan

    jumlah penjualan susu, &aktu penjualan, dan harga yangakan diterima peternak% Peranan koperasi sebagai

    mediator perlu dipertahankan% Pelayanannya perlu

    ditingkatkan dengan ara meningkatkan kualitas !DM

    koperasi serta memperkuat net&orking dengan industri-

    industri pengolahan%

    $erkait dengan agribisnis susu, pada tahun 18C/pemerintah telah mengeluarkan !urat 'eputusan *ersama

    "!'*# tiga menteri "Menteri Pertanian, Menteri

    Perindustrian, dan Menteri Perdagangan dan 'operasi#%

    Dalam !'* tersebut industri pengolahan susu di&ajibkan

    menyerap susu segar dalam negeri sebagai pendamping

    dari susu impor untuk bahan baku industrinya% Proporsi

    penyerapan susu segar dalam negeri ditetapkan dalam

    bentuk rasio susu, yaitu perbandingan antara pemakaian

    susu segar dalam negeri dan susu impor yang harus

    dibuktikan dalam bentuk Ebukti serapE "*!9P#% *!9P

    tersebut bertujuan untuk melindungi peternak dalam negeri

    dari persaingan terhadap susu impor% (amun dengan

    18 Rencana Strategis Direktorat Jenderal Peternakan 2010-2014

  • 7/24/2019 Renstra Ditjennak 2010-2014 Cetak Jakarta

    24/74

    adanya 7npres (o%4 $ahun 188C yang merupakan bagian

    dari Letter of Intent (LoI) yang ditetapkan International

    0onetar Fund (I0F), maka ketentuan pemerintah yangmembatasi impor susu melalui *!9P menjadi tidak

    berlaku lagi% :una meningkatkan pangsa pasar domestik

    pasar susu segar 7ndonesia, maka peternakan dalam

    negeri dituntut untuk lebih kompetiti+%

    ntuk mendorong reAitalisasi persusuan nasional

    diperlukan kebijakan pemerintah yang pro peternak,peniptaan pasar yang kondusi+ sehingga mampu

    merangsang peningkatan susu segar dalam negeri, sistem

    budidaya yang terstandardisasi dan perlu peternak yang

    inoAati+% paya peningkatan populasi sapi perah di

    7ndonesia perlu dilakukan jalinan koordinasi yang lebih

    intensi+ antara pemerintah dan s&asta%

    /. Agr%+%#n%# Sa-% P't'ng

    Permasalahan utama agribisnis sapi potong seara

    umum adalah lambatnya peningkatan populasi yang

    berkaitan dengan belum optimalnya tingkat produktiAitas

    serta adanya penyembelihan betina produktip% 'ondisi

    pasar utamanya +lukuasi harga sapi potong saat ini menjadi

    +aktor pendorong keterpurukan usaha sapi potong pada

    peternakan rakyat% Populasi sapi potong pada periode

    tahun 2001-200 sangat memprihatinkan dengan tingkat

    pertumbuhan negati+ "-0,8#, jumlah populasi 11,1/. juta

    "tahun 2001# dan 10,6.8 juta "tahun 200#% Pada tahun

    Rencana Strategis Direktorat Jenderal Peternakan 2010-2014 19

  • 7/24/2019 Renstra Ditjennak 2010-2014 Cetak Jakarta

    25/74

    2006 jumlah populasi 10,C. juta dan meningkat pada

    tahun 200C sebesar 11,C68 juta% Pada kurun &aktu 2006-

    200C terjadi tingkat pertumbuhan sebesar 4, persen%ntuk memau populasi, perlu memperhatikan

    strategi peningkatkan populasi ternak sekalipun teknik

    yang digunakan masih relatip sama seperti penggunaan

    inseminasi buatan "7*#, pemberantasan penyakit dan

    gangguan reproduksi, dan penegahan penyembelihan

    ternak betina produkti+% Program budidaya perludikonsentrasikan pada suatu &ilayah yang memilki

    keunggulan komparati+ dalam memproduksi ternak, dan

    diberikan penga&asan insenti+% Pada &ilayah tersebut

    harus disertai program peningkatan kualitas dan kuantitas

    produksi pakan ternak, dan subsistem penunjang seperti

    pengairan, pengolahan tanah dan sebagainya%Pengembangan sapi potong berbasiskan agribisnis akan

    lebih baik jika dapat diintegrasikan dengan kegiatan

    pertanian lain%

    paya peningkatan populasi juga harus dibarengi

    dengan penegakan aturan seara konsisten sesuai dengan

    ndang-ndang (o 1C $ahun 2008 tentang Peternakan

    dan 'esehatan >e&an khususnya larangan pemotongan

    betina produkti+ untuk menjamin pasokan bakalan dan

    peningkatan populasi% !osialisasi, penga&asan dan la4

    enforcement harus benar-benar dilakukan seara

    berkelanjutan serta diikuti dengan upaya5upaya lain seperti

    20 Rencana Strategis Direktorat Jenderal Peternakan 2010-2014

  • 7/24/2019 Renstra Ditjennak 2010-2014 Cetak Jakarta

    26/74

    penyediaan dana talangan, retribusi yang tinggi, pemberian

    penghargaan kepada petugas RP> dan masyarakat%

    'ebijakaan pengembangan agribisnis sapi potongharus memperhatikan daya dukung dan kebijakan yang

    mendukung aspek-aspek tersebut% $erutama bila pola

    usaha bersi+at kerakyatan, berskala keil, dan kepemilikan

    modal serta sumberdaya sangat terbatas% saha rakyat

    dapat diintegrasikan dengan industri pengolahan atau

    dengan perusahaan yang memiliki kepentingan atas usaharakyat tersebut% Pola integrasi dapat bersi+at kemitraan

    inAestasi dan penyediaan sarana produksi%

    Pakan merupakan aspek penting dalam usaha

    peternakan% 'ualitas produk peternakan sangat tergantung

    pada keberadaan pakan% ntuk ternak ruminansia seperti

    sapi potong, kualitas pakan sering terabaikan% Peternaklebih suka melepas ternaknya untuk menari rumput alam

    atau padang penggembalaan umum yang berkualitas

    rendah% >al tersebut sangat berkaitan dengan kondisi

    mayoritas pola usaha sapi potong yang berbasis pada

    usaha rakyat, sehingga peternak jarang memiliki lahan

    yang ukup luas untuk menyediakan pakan, atau tidak

    mampu memiliki ternak untuk dipelihara%

    Pengalaman beberapa daerah dalam program

    pengembangan sapi potong berkelanjutan dan berbasis

    sumberdaya lokal sangat dibutuhkan untuk diterapkan

    pada daerah lain yang memiliki kemiripan karakteristik

    agroekosistem dan sistem produksi% Pengembangan ternak

    Rencana Strategis Direktorat Jenderal Peternakan 2010-2014 21

  • 7/24/2019 Renstra Ditjennak 2010-2014 Cetak Jakarta

    27/74

    pola integrasi diharapkan dapat dilakukan seara in-situ%

    Pola tersebut akan menge+isienkan peman+aatan tenaga

    kerja ternak serta perputaran pakan dan kompos%Pengembangan agribisnis sapi potong

    membutuhkan per&ilayahan untuk produksi sapi bakalan,

    sapi bibit dan penggemukan% Pada &ilayah produksi sapi

    bakalan dan bibit diperlukan program pemuliabiakan yang

    menakup seleksi berdasarkan karakteristik +enotip dan

    genetik serta penatatan reguler untuk menghindariin&reeding% ntuk itu diperlukan eksplorasi potensi

    sumberdaya genetik lokal serta pemetaan genetik%

    Permasalahan lain adalah tidak adanya insenti+

    "dukungan# pembiayaan yang dapat merangsang

    tumbuhnya peternak pembibitan dan penggemukan yang

    berorientasi komersial sebagai akibat kondisi struktur pasaryang kurang kondusi+ dalam mendukung iklim usaha

    peternakan sapi potong rakyat% 'ebijakan impor sapi hidup

    dan produk turunannya enderung menunjukkan dampak

    negati+ terhadap harga sapi di tingkat lokal% Diperlukan

    upaya-upaya sebagai berikut "1# mengkonsolidasikan

    kebijakan antara pemerintahan pusat dengan proAinsi dan

    kabupaten dalam mengimplementasikan program terpadu

    "2# menekan kebijakan-kebijakan yang bersi+at mendistorsi

    pasar "/# perlindungan dan perlakuan khusus untuk

    peternak skala keil dan "4# re+ormasi sistem kelembagaan

    agribisnis sapi potong%

    22 Rencana Strategis Direktorat Jenderal Peternakan 2010-2014

  • 7/24/2019 Renstra Ditjennak 2010-2014 Cetak Jakarta

    28/74

    1. Da&-ak I&-'r Ternak *an Dag%ng Sa-%

    *esaran impor daging sapi telah lama meresahkan

    beberapa kalangan peternakan 7ndonesia% Melihat

    besarnya potensi bisnis dan ditambah populasi penduduk

    yang sangat besar, 7ndonesia menjadi pasar yang menarik

    bagi negara-negara penghasil produk peternakan yang

    hendak memasukkan produk dagingnya ke 7ndonesia%

    ntuk mendorong peningkatan produksi daging sapi di

    dalam negeri diperlukan kondisi lingkungan usaha

    peternakan sapi potong yang kondusi+%

    Pada periode 200.-200C terjadi peningkatan

    produksi daging "/,C# dengan jumlah produksi pada

    tahun 200. sebesar //8%4C0 ton "berasal dari sapi lokal

    26/%4C ton dan sapi impor .6%022 ton#, pada tahun 200C

    sebesar /2%41/ ton "berasal dari sapi lokal 21%841 tondan sapi impor 100%4.2 ton#% Pada periode tersebut juga

    terjadi peningkatan impor daging sapi sebesar 8,42 persen,

    yaitu 64%010 ton "tahun 200.# dan .0%0/8 ton "tahun 200C#%

    $ingkat kontribusi daging asal sapi lokal menurun "-4,/.#

    sedangkan daging asal bakalan impor meningkat "/2,16#%

    Realisasi impor sapi bakalan untuk tujuan dipotong danbibit hendaknya tidak melebihi kebutuhan% $erjadi

    peningkatan impor sapi bakalan "2C,82# yaitu 486%/6C

    ekor "tahun 200.# menjadi 6/8%81/ ekor "tahun 200C#%

    Dalam menentukan kebijakan impor, harus melihat

    pertimbangan dan dampak lain yang dimungkinkan dapat

    terjadi pada perkembangan agribisnis peternakan saat ini%

    Rencana Strategis Direktorat Jenderal Peternakan 2010-2014 23

  • 7/24/2019 Renstra Ditjennak 2010-2014 Cetak Jakarta

    29/74

    7mpor hasil-hasil peternakan khususnya produk daging ke

    7ndonesia telah menimbulkan silang pendapat yang

    diutarakan beberapa kalangan antara lain sebagai berikutPertama, di beberapa negara pengekspor daging

    telah berkembang berbagai penyakit misalnya Penyakit

    Mulut dan 'uku "PM'# dan sapi gila% >al ini harus menjadi

    bahan pertimbangan mengingat saat ini ternak di 7ndonesia

    dinyatakan telah bebas dari beberapa jenis penyakit he&an

    menular utamanya dalam da+tar penyakit EE organisasikesehatan he&an dunia% 7ndonesia telah dinyatakan bebas

    PM' sejak 18C setelah berupaya lebih dari 100 tahun%

    *ila daging yang diimpor tersebut mengandung penyakit

    yang dapat menular maka dikha&atirkan 7ndonesia akan

    ikut terjangkit penyakit menular tersebut% !elain itu, dalam

    mengimpor daging hal yang juga sangat penting adalahstandar kesehatan dan kehalalan daging tersebut%

    'edua, keenderungan peningkatan impor daging

    dan sapi bakalan maupun sapi potong tidak hanya semata-

    mata karena kesenjangan permintaan dan pena&aran,

    tetapi disebabkan juga adanya kemudahan dalam

    pengadaan produk impor "Aolume, kredit, transportasi#

    serta harga produk yang lebih murah% 'ondisi tersebut

    telah menyebabkan peternak lokal tidak mampu bersaing

    atau kurang bergairah karena harga daging relati+ murah%

    Dalam jangka panjang masuknya impor daging tersebut

    akan merusak usaha dan industri peternakan nasional%

    saha dan industri peternakan dalam negeri tidak mampu

    24 Rencana Strategis Direktorat Jenderal Peternakan 2010-2014

  • 7/24/2019 Renstra Ditjennak 2010-2014 Cetak Jakarta

    30/74

    berproduksi karena tidak mampu membiayai produksi dan

    biaya lainnya% >al ini juga dapat menyebabkan

    ketergantungan terhadap produk impor akan semakinbesar%

    'etiga, apabila impor daging ke 7ndonesia

    menghanurkan peternakan nasional, maka dalam jangka

    panjang yang terjadi adalah timbulnya pengangguran, dan

    tingkat kemiskinan baru, serta berkurangnya penerimaan

    pemerintah dari pajak yang seyogyanya dapat dibayarkanoleh usaha dan industri peternakan% >al tersebut harus

    dihindari karena pengangguran dan kemiskinan yang

    masih menjadi penghambat utama dalam membangun

    bangsa yang tangguh dan berdaya saing, serta kehilangan

    potensi penerimaan pajak akan lebih memberatkan

    pelaksanaan program-program pembangunan peternakan%

    Rencana Strategis Direktorat Jenderal Peternakan 2010-2014 25

  • 7/24/2019 Renstra Ditjennak 2010-2014 Cetak Jakarta

    31/74

    III. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

    A. V%#%

    3isi merupakan suatu gambaran tentang keadaan masa

    depan yang berisikan ita dan itra yang ingin di&ujudkan% 3isi

    adalah suatu harapan sekaligus tujuan yang keterapainnya

    memerlukan &aktu yang panjang, karena Aisi tersebut akan

    selalu berkembang sesuai dengan kondisi lingkungan !trategis

    pembangunan pertanian dan arah pembangunan nasional% 3isi

    Direktorat Jenderal Peternakan 201052014 dirumuskan sebagai

    berikut%

    Menjadi direktorat jenderal yang pro+esional dalam

    me&ujudkan peternakan yang berdaya saing dan

    berkelanjutan dengan mengoptimalkan peman+aatan

    sumberdaya lokal untuk me&ujudkan penyediaan dan

    keamanan pangan he&ani serta meningkatkan

    kesejahteraan peternak%

    3isi tersebut mengandung 6 "enam# kata kuni yang

    merupakan pernyataan keinginan atau menerminkan mimpi

    Direktorat Jenderal Peternakan% 'eenam kata kuni tersebut

    yakni "1# pro+esional "2# berdaya saing "/# berkelanjutan "4#

    sumber daya lokal "# penyediaan dan keamanan pangan

    he&ani dan "6# kesejahteraan peternak%

    26 Rencana Strategis Direktorat Jenderal Peternakan 2010-2014

  • 7/24/2019 Renstra Ditjennak 2010-2014 Cetak Jakarta

    32/74

    Pr'2e#%'nal% Pro+esional berarti mampu mengerjakan

    pekerjaan sesuai dengan tugas pokok dan +ungsi yang diemban

    dengan penuh tanggungja&ab berdasarkan pada targetsasaran yang telah ditetapkan%

    Peternakan "ang +er*a"a #a%ng% Peternakan yang

    berdaya saing berarti peternakan yang mampu menghasilkan

    luaran berkualitas yang memiliki keunggulan kompetiti+ dan

    komparati+%

    Peternakan "ang +erkelan!tan% Peternakan yangberkelanjutan mengandung arti bah&a peternakan mampu

    eksis dan dinamis dalam menghadapi perubahan lingkungan

    !trategis dengan menggunakan sumberdaya terbarukan%

    S&+er *a"a l'kal% !umber daya lokal diartikan

    sumber daya yang berasal dari berbagai daerah di 7ndonesia

    yang meliputi sumber daya genetik "bibit, pakan, masterseed)biang Aaksin#, teknologi peternakan yang sesuai dengan

    kondisi agroekosistem serta sosial ekonomi di 7ndonesia%

    Pen"e*%aan *an kea&anan -angan e3an%%

    Penyediaan dan keamanan pangan he&ani menakup "1#

    keukupan ketersediaan pangan he&ani "2# stabilitas

    ketersediaan pangan he&ani "/# keamanan pangan yaitu

    produk berkualitas yang man !ehat tuh dan >alal "!>#%

    Ke#e!ateraan -eternak% 'esejahteraan peternak

    diartikan sebagai kemampuan peternak dalam memenuhi

    kebutuhan ekonomi keluarganya%

    Rencana Strategis Direktorat Jenderal Peternakan 2010-2014 27

  • 7/24/2019 Renstra Ditjennak 2010-2014 Cetak Jakarta

    33/74

    B. M%#%

    ntuk me&ujudkan Aisi Direktorat Jenderal Peternakan

    perlu ditetapkan misi yang akan dilaksanakan dalam kurun

    &aktu tertentu% Rumusan misi Direktorat Jenderal Peternakan

    adalah sebagai berikut%

    a# Merumuskan dan menyelenggarakan kebijakan bidang

    peternakan yang berdaya saing dan berkelanjutan

    dengan meman+aatkan sumberdaya lokal

    b# Menyelenggarakan dan menggerakkan pengembangan

    perbibitan, pakan, budidaya ternak ruminansia dan non-

    ruminansia, kesehatan he&an dan kesehatan

    masyarakat Aeteriner dalam menapai penyediaan dan

    keamanan pangan he&ani untuk meningkatkan

    kesejahteraan peternak

    # Meningkatkan pro+esionalisme dan integritas

    penyelenggaraan administrasi publik%

    $. T!an

    $ujuan adalah sesuatu yang akan diapai atau

    dihasilkan dalam periode tertentu% !inergi dengan Aisi dan misi

    yang telah ditetapkan, maka dirumuskan tujuan DirektoratJenderal Peternakan dalam periode tahun 2010-2014 yang

    menakup tujuan umum dan tujuan khusus%

    (. T!an U&&

    Meningkatkan penyediaan pangan he&ani yang

    aman dan kesejahteraan peternak melalui kebijakan dan

    28 Rencana Strategis Direktorat Jenderal Peternakan 2010-2014

  • 7/24/2019 Renstra Ditjennak 2010-2014 Cetak Jakarta

    34/74

    program pembangunan peternakan yang berdaya saing

    dan berkelanjutan dengan mengoptimalkan peman+aatan

    sumberdaya lokal%

    . T!an K##

    $ujuan khusus Direktorat Jenderal Peternakan

    adalah sebagai berikut%

    a# Meningkatkan jaminan ketersediaan benih dan bibit

    ternak yang berkualitasb# Meningkatkan populasi dan produktiAitas ternak

    ruminansia

    # Meningkatkan populasi dan produktiAitas ternak non-

    ruminansia

    d# Meningkatkan dan mempertahankan status kesehatan

    he&ane# Meningkatkan jaminan keamanan produk he&an

    +# Meningkatkan pelayanan prima kepada masyarakat

    D. Sa#aran

    !asaran adalah hasil yang akan diapai seara nyata

    dalam rumusan yang lebih spesi+ik dan terukur% 7ndikator

    penapaian sasaran dalam kurun &aktu 2010-2014 diuraikan

    pada bagian program dan kegiatan%

    !asaran utama Direktorat Jenderal Peternakan adalah

    meningkatnya ketersediaan produk daging, telur, dan susu

    serta meningkatnya kontribusi produk ternak dalam negeri yang

    menakup

    Rencana Strategis Direktorat Jenderal Peternakan 2010-2014 29

  • 7/24/2019 Renstra Ditjennak 2010-2014 Cetak Jakarta

    35/74

    a# Meningkatnya ketersediaan benih dan bibit ternak yang

    berkualitas dengan meman+aatkan sumber daya lokal

    b# Meningkatnya populasi dan produktiAitas ternakruminansia dengan meman+aatkan sumber daya lokal

    # Meningkatnya populasi dan produktiAitas ternak non-

    ruminansia dengan meman+aatkan sumber daya lokal

    d# Meningkatnya derajat kesehatan ternak dan &ilayah

    bebas penyakit

    e# Menurunnya derajat kontaminan dan residu produkhe&an

    +# Meningkatnya kualitas pelayanan kepada masyarakat

    30 Rencana Strategis Direktorat Jenderal Peternakan 2010-2014

  • 7/24/2019 Renstra Ditjennak 2010-2014 Cetak Jakarta

    36/74

    IV. ARAH, KEBIJAKAN DAN STRATEGI

    A. Ara Pe&+angnan Peternakan

    (. Para*%g&a Pe&+angnan Peternakan

    7kon peternakan masih sering digambarkan sebagai

    seorang peternak yang tradisional yang hanya beternak

    dan kumuh tanpa alas kaki% Padahal, sektor pertanian dan

    subsektor peternakan menakup berbagai kegiatan

    agribisnis, agroindustri dan pendukungnya yang memiliki

    omset miliaran Dollar ! dan tidak jarang mengubah nasib

    pengusaha menjadi konglomerat% Peternakan memiliki

    akupan yang sangat luas mulai dari kegiatan hulu sampai

    hilir, mengubah input menjadi output yang sangat

    berman+aat bagi kehidupan manusia% Potensi peternakan

    yang sangat besar di 7ndonesia seharusnya dapat menjadi

    sebagai tulang punggung perekonomian untuk

    mensejahterakan bangsa% >al tersebut dapat menjadi

    kenyataan apabila peternakan dijadikan platform

    pembangunan nasional dengan demikian reAitalisasi

    peternakan menjadi sangat penting% da beberapa

    ke4ords untuk menapai keberhasilan pembangunan

    peternakan, yaitu keberpihakan, koordinasi, sumberdaya

    manusia dan inAestasi%

    Rencana Strategis Direktorat Jenderal Peternakan 2010-2014 31

  • 7/24/2019 Renstra Ditjennak 2010-2014 Cetak Jakarta

    37/74

    Ke+er-%akan% ReAitalisasi peternakan

    memerlukan keberpihakan dari seluruh komponen bangsa,

    terutama politisi, dan pengambil kebijakan agarmenempatkan peternakan yang kaya potensi dan

    melibatkan mayoritas mata penaharian masyarakat perlu

    mendapatkan dukungan konkrit% Dukungan dapat berupa

    penyediaan in+rastruktur, kebijakan moneter dan

    permodalan, asuransi, serta jaminan pemasaran yang adil%

    Dalam era globalisasi, tanpa adanya keberpihakan,kenisayaan tentang reAitalisasi peternakan itu hanyalah

    angan-angan belaka%

    K''r*%na#%% Pertanian termasuk peternakan

    merupakan sektor dan subsektor yang sangat luas% 7nstitusi

    yang terlibat amat banyak dan tersebar di lintas

    departemen% kibat terlalu banyaknya yang inginmengurus, berakibat sektor tersebut tidak terurus dengan

    baik% 'oordinasi tidak pernah berjalan dengan baik,

    sehingga program-program yang telah dianangkan tidak

    pernah dapat diselesaikan dengan tuntas dan berhasil%

    ?iloso+i tentang pembangunan peternakan harus benar-

    benar dipahami oleh berbagai pihak terkait, baik

    departemen teknis maupun institusi lainnya%

    Permasalahan klasik masih nampak yaitu masalah

    persamaan Aisi, leadership dan manajemen% >al tersebut

    masih ditambah dengan eu+oria demokrasi dan re+ormasi,

    termasuk menonjolnya kepentingan kelompok yang tidak

    jarang mendistorsi kepentingan yang lebih besar%

    32 Rencana Strategis Direktorat Jenderal Peternakan 2010-2014

  • 7/24/2019 Renstra Ditjennak 2010-2014 Cetak Jakarta

    38/74

    S&+er*a"a Man#%a% 'ualitas sumberdaya

    manusia !DM yang masih rendah juga menjadi persoalan%

    !ebagian besar "sekitar .8,# !DM yang bekerja padasektor pertanian adalah lulusan atau tidak tamat !ekolah

    Dasar% 'ondisi tersebut menggambarkan pentingnya

    perhatian pemerintah dalam peningkatan kualitas !DM%

    !eara umum indeks pengembangan !DM 7ndonesia

    masih rendah "lebih rendah dibandingkan !ri angka dan

    3ietnam#% 7nAestasi dalam peningkatan kualitas !DMadalah inAestasi jangka panjang yang mutlak dilakukan%

    In0e#ta#%% Peningkatan iklim inAestasi terutama

    melalui jaminan keamanan, stabilitas politik dan kepastian

    hukum sangat dibutuhkan untuk reAitalisasi peternakan,

    untuk mendorong pebisnis menanamkan modalnya di

    sektor agribisnis% ReAitalisasi peternakan akan berjalanepat sesuai harapan apabila ke parties yaitu

    %cademician, usinessman, and Go"ernment (%G)dapat

    bersinergi dalam Aisi yang sama% kademisi di semua

    instansi dan masyarakat harus menyumbangkan

    pemikiran)konsep pembangunan, teknologi, !DM yang

    berkualitas, dan menjadi moral +ore dalam perepatan

    pembangunan% 7klim inAestasi harus terus diperbaiki agar

    pebisnis dapat terpau menanamkan modalnya di

    7ndonesia dan mengisi program-programnya yang telah

    dianangkan, sedangkan pemerintah harus mendorong

    pembangunan melalui kebijakan)peraturan yang tepat,

    pembangunan in+rastruktur, memberikan prioritas dalam

    Rencana Strategis Direktorat Jenderal Peternakan 2010-2014 33

  • 7/24/2019 Renstra Ditjennak 2010-2014 Cetak Jakarta

    39/74

    alokasi anggaran pendidikan dan menyelenggarakan

    pemerintahan yang bersih (good go"ernance)%

    . Pe&+angnan Pe*e#aan Se+aga% Entr" P'%ntRe0%tal%#a#% Peternakan

    7ndonesia sebagai negara agraris yang berlimpah

    dengan kekayaan alamnya sudah se&ajarnya apabila

    menempatkan subsektor peternakan sebagai salah satu

    prioritas dalam pembangunan nasional% 'ontribusi

    signi+ikan dari subsektor peternakan ditunjukkan dari "1#

    produksi pangan dan bahan mentah bagi proses produksi

    di sektor hilir, "2# pasar utama bagi sektor di luar

    peternakan baik barang maupun jasa, "/# penyerapan

    tenaga kerja, kapital dan meningkatkan kesejahteraan

    peternak, dan "4# neraa perdagangan, serta "#

    keseimbangan lingkungan%

    ?enomena menurunnya kontribusi sektor pertanian

    "termasuk subsektor peternakan# yang terlihat dari s+are-

    nya terhadap :DP, yang kemudian digantikan oleh sektor

    lainnya seperti manu+aktur untuk menopang pertumbuhan

    ekonomi negara merupakan kejadian yang umum juga

    dijumpai pada negara-negara maju% ?akta menunjukkan

    bah&a sektor industri yang semula diharapkan sebagai

    penghela pertumbuhan ekonomi nasional kinerjanya belum

    seperti yang diharapkan, sementara menempatkan sektor

    pertanian "termasuk subsektor peternakan# sebagai sektor

    pinggiran adalah sebuah ironi karena dalam perjalanannya

    34 Rencana Strategis Direktorat Jenderal Peternakan 2010-2014

  • 7/24/2019 Renstra Ditjennak 2010-2014 Cetak Jakarta

    40/74

    pembangunan ekonomi 7ndonesia, ketika terjadi krisis

    ekonomi dengan rentetan krisis-krisis lainnya, ternyata

    sektor pertanian "dalam arti luas# masih kuat menopangpertumbuhan ekonomi%

    !ebagian besar aktor pembangunan peternakan

    7ndonesia yang bergerak pada domain on-+arm adalah

    masyarakat yang berada di pedesaan% !timulasi untuk

    menggerakkan aktiAitas perekonomian di pedesaan

    setidaknya seara langsung akan mengimbas ke sektorpeternakan% 7ndikator penting dalam rangka reAitalisasi

    peternakan yang terkait erat dengan kebijakan

    pembangunan pedesaan menakup in+rastruktur,

    re+ormasi agraria, lembaga keuangan, lembaga penelitian,

    dan penyuluh peternakan%

    'eberadaan in+rastruktur yang baik mendorongberkembangnya modal-modal produksi serta proses

    distribusi dari input yang digunakan dalam proses produksi

    peternakan serta output yang dihasilkan% !eara prinsip hal

    tersebut akan mengurangi biaya transaksi yang terjadi

    untuk memperoleh akses barang dan jasa serta in+ormasi

    yang diperlukan% Pada banyak &ilayah pedesaan yang

    menjadi sentra produksi peternakan, kondisisi in+rastruktur

    yang ada masih belum mendukung kelanaran arus

    distribusi input dan output%

    Rencana Strategis Direktorat Jenderal Peternakan 2010-2014 35

  • 7/24/2019 Renstra Ditjennak 2010-2014 Cetak Jakarta

    41/74

    /. Pengatan Kele&+agaan 4In#t%t#%) *ala&Pe&+angnan Peternakan.

    'elembagaan adalah seperangkat aturan +ormal"hukum, sistem politik, organisasi, pasar dll# dan in+ormal

    "norma, tradisi, sistem nilai# yang mengatur hubungan

    antara indiAidu dan kelompok masyarakat% 7nstitusi juga

    dimaksudkan sebagai alat untuk memberikan kepastian

    dalam berinteraksi yang kemudian akan mempengaruhi

    pola tingkah laku hubungan indiAidu% !ebagai dampaknya

    dengan adanya kepastian inilah maka akan meningkatkan

    e+isiensi "terjadinya pengurangan biaya-biaya transaksi#,

    kinerja ekonomi dan pada gilirannya pembangunan

    ekonomi seara keseluruhan%

    Peran institusi bagi reAitalisasi peternakan dapat

    dilihat pada dua aras, yaitu "1# aras makro yang

    mem+okuskan pada domain aturan main (rules of t+e

    games)% turan main ini pada dasarnya akan

    mempengaruhi tatanan perilaku dan kinerja dari para

    pelaku yang terlibat dalam proses transaksi, dan "2# aras

    mikro yang lebih mem+okuskan pada institusional

    arrangement sebagai upaya mengatur antar unit sosial-

    ekonomi mengenai ara-ara bekerjasama dan

    berkompetisi diantara anggotanya dalam menapai tujuan%

    Pemahaman akan makna intitusi menjadi penting

    artinya karena aktiAitas di sektor peternakan baik dalam

    produksi, distribusi dan konsumsi melibatkan banyak pihak

    yang berkepentingan% >ambatan yang sering dijumpai di

    36 Rencana Strategis Direktorat Jenderal Peternakan 2010-2014

  • 7/24/2019 Renstra Ditjennak 2010-2014 Cetak Jakarta

    42/74

    sektor peternakan adalah upaya untuk mengakomodasi

    berbagai kepentingan yang seringkali bertentangan satu

    dengan yang lainnya% Pada lingkup domestik dan tataranpraktis, peternakan seringkali dirugikan% Menghadapi

    tantangan ke depan, pelaku-pelakunya tidak hanya

    berinteraksi dengan pasar domestik, tetapi juga

    berhadapan langsung dengan pasar global%

    !alah satu +aktor yang harus dipertimbangkan dan

    menjadi kebutuhan terjadinya perubahan reAitalisasi sektorpeternakan adalah meningkatnya kompetisi global para

    pelaku, perubahan eonomies o+ siBe dan lingkup produksi

    serta pola distribusi, strategi pemasaran, kekuatan pasar

    dan kemampuan membaa strategi bisnis% $antangan

    tersebut memerlukan koordinasi yang baik% pabila masih

    menggunakan paradigma lama, koordinasi dilakukan tanpaaturan main yang jelas, justru akan menimbulkan

    kegagalan pasar% =leh karena itu diperlukan adanya

    institusional arrangement yang baik dan pola-pola

    koordinasi yang e+ekti+ yang pada gilirannya dapat

    menekan biaya transaksi%

    !alah satu kuni sukses keberhasilan program

    reAitalisasi pembangunan peternakan terletak pada

    kemampuan melakukan penguatan kelembagaan% Pada

    tataran nasional, sudah saatnya menghindari Ebila mampu

    meniadakanE hambatan-hambatan koordinasi antara

    Departemen Pertanian dengan departemen-departemen

    lainnya yang terkait% Di dalam Departemen Pertanian

    Rencana Strategis Direktorat Jenderal Peternakan 2010-2014 37

  • 7/24/2019 Renstra Ditjennak 2010-2014 Cetak Jakarta

    43/74

    sendiri, hambatan koordiansi antar unit atau mungkin

    Epengkotak-kotakanE harus dihindari% $ataran mikro akan

    merujuk kepada apa yang terjadi pada tataran makro%Diperlukan institusional arrangementyang baik dan social

    co+esi"eness yang kuat untuk menjadikan reAitalisasi

    pembangunan peternakan sebagai suatu paradigma yang

    benar-benar dapat dioperasionalisasikan untuk

    meningkatkan kinerja peternakan umumnya dan

    kesejahteraan peternak khususnya% Penguatankelembagaan yang e+ekti+ dan e+isien dalam

    implementasinya membutuhkan koordinasi dan konsistensi

    antara perenanaan dan pelaksanaan program, baik yang

    bersi+at intra-setoral dan inter-setoral dan juga adanya

    kebijakan-kebijakan yang saling melengkapi

    "complimentar# antar departemen terkait%

    1. Anal%#%# Strengths, Weaknesses, Opportunities, *anThreats (SWOT)

    nalisis !@=$ dilakukan untuk mengetahui

    kekuatan, kelemahan, peluang, dan anaman yang

    dihadapi oleh Ditjennak% $indak lanjut dari analisis !@=$

    adalah rumusan-rumusan strategi yang feasi&ledan sesuai

    dengan kondisi +aktual yang dihadapi% *erdasarkan

    serangkaian focus group discussionyang sudah dilakukan,

    dapat dirumuskan beberapa hal sebagai berikut%

    38 Rencana Strategis Direktorat Jenderal Peternakan 2010-2014

  • 7/24/2019 Renstra Ditjennak 2010-2014 Cetak Jakarta

    44/74

    a) Strengths4Kekatan5kekatan)

    'ekuatan-kekuatan yang dimiliki oleh Ditjennak

    dalam rangka membangun peternakan di 7ndonesia antara

    lain adalah tersedianya !DM, kelembagaan yang

    mendukung, teknologi di bidang peternakan yang

    memadai, sarana dan prasarana, serta tersedianya

    regulasi di bidang peternakan yang sudah ukup lengkap%

    !elain itu, Ditjennak juga memiliki ke&enangan

    merumuskan norma, standar, pedoman dan kriteria% ?akta

    bah&a 7ndonesia bebas PM', adanya dukungan

    pembiayaan pemerintah untuk pengembangan peternakan,

    dan munulnya ketahanan pangan sebagai program

    prioritas pemerintah juga merupakan kekuatan yang

    dimiliki% 'emampuan menari sumber pembiayaan dari

    luar negeri juga merupakan kekuatan positi+ yang dimilikiDitjennak dalam menjalankan perannya%

    +) Weaknesses4Kele&aan5kele&aan)

    *erbagai kelemahan yang teridenti+ikasi dari hasil

    Focussed Group Discussion (FGD) ukup banyak,

    kelemahan yang ada antara lain dipiu oleh belum

    optimalnya +ungsi kelembagaan% Rendahnya dukungan

    institusi dalam mendukung pembangunan peternakan

    lemahnya koordinasi lintas sektor, pusat-daerah, dan pihak

    terkait serta rendahnya penerapan standar mutu bibit,

    persilangan ternak asli, lokal dan eksotik, juga merupakan

    Rencana Strategis Direktorat Jenderal Peternakan 2010-2014 39

  • 7/24/2019 Renstra Ditjennak 2010-2014 Cetak Jakarta

    45/74

    beberapa kelemahan yang menuntut penanganan untuk

    diperbaiki%

    'elemahan lain yang dihadapi yakni kurangnyapendayagunaan sumberdaya genetik "ternak asli dan lokal

    serta benih rumput# kurang gayutnya penelitian

    peternakan dengan kebutuhan peternak belum

    terpetakannya potensi baru sumber pakan ruminansia

    kurangnya disseminasi dan peman+aatan teknologi

    peternakan, rendahnya penerapan good farming practiceskurangnya penga&asan mutu "bibit, pakan, obat he&an,

    dan produk peternakan# lemahnya penerapan Bonasi dan

    kompartementalisasi penyakit he&an sesuai dengan

    pengaturan tata ruang pe&ilayahan ternak kurangnya

    in+ormasi tentang bahaya penemaran produk he&an dan

    Boonosis serta lemahnya akses peternak terhadap sumberpermodalan%

    6) Opportunities4Pelang5-elang)

    !elain beberapa kondisi internal yang relati+ dapat

    terkontrol, juga terdapat beberapa hal yang bersi+at lebih

    eksternal dan relati+ lebih sulit dikendalikan namun

    berpengaruh terhadap keberhasilan Ditjennak dalam

    menjalankan peran dan +ungsinya% pportunitmerupakan

    kondisi positi+ yang harus diman+aatkan% *eberapa

    peluang yang teridenti+ikasi yakni meningkatnya

    permintaan produk peternakan domestik dan ekspor

    adanya potensi sumber daya bahan pakan dan pakan

    40 Rencana Strategis Direktorat Jenderal Peternakan 2010-2014

  • 7/24/2019 Renstra Ditjennak 2010-2014 Cetak Jakarta

    46/74

    lokal adanya potensi sumber daya genetik ternak lokal

    berkembangnya integrasi sektor lain dengan peternakan

    berkembangnya usaha pendukung peternakanberkembangnya pertanian organik dan &iofuel adanya

    minat inAestasi di bidang peternakan adanya bantuan luar

    negeri adanya pembiayaan melalui 5orporate Social

    !esponsi&ilit (5S!) dan pemda meningkatnya tuntutan

    ne -orld ne 7ealt+ (-7)untuk kesehatan manusia,

    he&an dan lingkungan serta adanya pengaturanper&ilayahan peternakan%

    *) Threats4An6a&an5an6a&an)

    'ondisi eksternal yang bersi+at kurang

    menguntungkan dan menganam keberhasilan kinerja

    Ditjennak antara lain adanya perdagangan produk

    peternakan illegal% >al ini memiu masuknya penyakit

    he&an dari luar negeri dan organisme hasil rekayasa

    genetik% !elain itu, adanya perdagangan bebas barang

    dan jasa peternakan yang tidak adil (free and fair trade of

    goods and ser"ices)8 menurunnya "reduksi# +ungsi

    kelembagaan peternakan di daerah dan tingginya konAersi

    serta kompetisi lahan peternakan juga merupakan

    anaman serius terhadap kelangsungan pembangunan

    peternakan% !eiring dengan semakin meningkatnya

    kesadaran masyarakat terhadap lingkungan, adanya isu

    peternakan sebagai sumber emisi gas rumah kaa juga

    merupakan anaman yang harus diermati%

    Rencana Strategis Direktorat Jenderal Peternakan 2010-2014 41

  • 7/24/2019 Renstra Ditjennak 2010-2014 Cetak Jakarta

    47/74

    7. In0e#ta#%, Pe&+%a"aan *an Ke#e&-atan Ker!aPe&+angnan Peternakan

    7nAestasi "7# adalah penanaman modal padaberbagai kegiatan ekonomi "subsektor peternakan# atas

    keterlibatannya dalam proses produksi dengan harapan

    akan memperoleh man+aat "&enefit# pada masa-masa yang

    akan datang% 7nAestasi tersebut diperlukan sebagai sumber

    pembiayaan proses produksi peternakan dan pendorong

    laju pertumbuhan sub sektor peternakan "gro4t+# serta

    menjaga keberlanjutan proses produksi peternakan%

    (ilai pertumbuhan subsektor peternakan dapat

    dihitung melalui PD* subsektor peternakan, yang

    merupakan hasil dari seluruh nilai tambah proses produksi

    peternakan dalam kurun &aktu tertentu% *erdasarkan hal

    tersebut terdapat korelasi antara 7nAestasi dan PD* yang

    dapat diukur melalui besaran inAestasi yang diperlukan

    untuk menghitung besaran PD* yang diinginkan dalam

    kurun &aktu yang telah ditetapkan%

    (isbah antara nilai 7nAestasi "7# dengan

    pertumbuhan PD* disebut Incremental 5apital utput

    !atio (I5!)yang memuat pengalaman empiris dari *iro

    Perenanaan Deptan, untuk nilai 7

  • 7/24/2019 Renstra Ditjennak 2010-2014 Cetak Jakarta

    48/74

    $abel 1%7nAestasi dan PD* Pembangunan Peternakan 2010-2014

    (o Parameter $ahun

    r2010 2011 2012 201/ 2014

    1% PD* "Rp trilyun#'onstanta /C,42 40,04 41,.4 4/,2 4,/C 4,2*erlaku .8,20 C6,0 84,0 10/,26 112,C/ 8,2

    konstanta 4,16 4,22 4,2 4,2. 4,2.

    berlaku 8,16 8,22 8,2 8,2. 8,2.

    2% 7

  • 7/24/2019 Renstra Ditjennak 2010-2014 Cetak Jakarta

    49/74

    Perhitungan pada $abel 1 menunjukkan bah&a

    kebutuhan inAestasi tahun 2010-2014 berjumlah Rp 6,C

    triliun selama tahun% Pemerintah diharapkan berinAestasiRp 6,C triliun dalam kurun &aktu yang sama, dan sisanya

    dibebankan kepada masyarakat dan s&asta% Dengan

    kebutuhan inAestasi tersebut, maka akan dapat terapai

    pertumbuhan pembangunan peternakan sebesar 4,2 persen

    atas dasar harga konstan dan 8,2 persen atas dasar harga

    berlaku% Dengan perhitungan tersebut, maka populasi ternak

    sapi potong diharapkan meningkat 2,.0 persen per tahun,

    kerbau 0,/2 persen per tahun, sapi perah 8,68 persen per

    tahun, kambing 4,/6 persen per tahun, domba ,4 persen

    per tahun, babi 1,1 persen per tahun, kuda 0,48 persen,

    ayam buras /,2 persen, ras petelur 2,22 persen, ras

    pedaging 2,81 persen, itik /,.1 persen per tahun% !edangkan

    produksi daging sebesar 4,10 persen, telur 4,42 persen, dan

    susu 1,6 persen per tahun%

    Dari produksi dan populasi tersebut, maka

    peningkatan konsumsi yang akan terjadi pada lima tahun

    ke depan adalah untuk daging sebesar 4,1/ persen, telur

    4,02 persen, dan susu 4,0. persen per tahun% !edangkan

    dari kondisi domestik maka akan dapat ditekan impor sapibakalan seara bertahap sebesar C,4 ribu ekor dan impor

    daging /1,22 ribu ton%

    B. Ke+%!akan

    'ebijakan yang berkaitan dengan pembangunan

    peternakan tidak sepenuhnya berada dalam ke&enangan

    44 Rencana Strategis Direktorat Jenderal Peternakan 2010-2014

  • 7/24/2019 Renstra Ditjennak 2010-2014 Cetak Jakarta

    50/74

    Ditjennak, melainkan sebagian kebijakan strategis tersebut

    berada dalam ke&enangan di luar Ditjennak% *eberapa

    kebijakan Direktorat Jenderal Peternakan untuk menapaitujuan dalam periode 2010-2014 adalah sebagai berikut

    a# 'ebijakan peningkatan ketersediaan dan mutu benih

    dan bibit

    b# 'ebijakan peningkatan populasi dan optimalisasi

    produksi ternak ruminansia

    # 'ebijakan peningkatan populasi dan optimalisasiproduksi ternak non-ruminansia

    d# 'ebijakan peningkatan dan pemertahanan status

    kesehatan he&an

    e# 'ebijakan peningkatan jaminan keamanan produk

    he&an

    +# 'ebijakan peningkatan pelayanan prima kepadamasyarakat

    $. Strateg%

    !trategi merupakan ara dan teknik menapai tujuan

    yang akan digunakan sebagai auan dalam penetapan

    kebijakan, program dan kegiatan% !trategi disusun berdasarkan

    analisis Strengt+s6pportunities (S), Strengts6'+reats (S'),

    -eaknesses6pportunities (-), dan -eaknesses6'+reats

    (-'), sebagai berikut

    a# Peningkatan ketersediaan dan perbaikan mutu benih

    dan bibit ternak dengan optimalisasi kelembagaan

    perbibitan dan serti+ikasi, penjaringan, pemurnian dan

    Rencana Strategis Direktorat Jenderal Peternakan 2010-2014 45

  • 7/24/2019 Renstra Ditjennak 2010-2014 Cetak Jakarta

    51/74

    persilangan ternak bibit dan benih lokal melalui

    penerapan perbibitan yang baik, serta penggunaan

    teknologi inseminasi buatan dan embrio trans+er%b# Peningkatan populasi dan optimasi produksi ternak

    ruminansia melalui penerapan good +arming praties

    ":?P#, pengaturan per&ilayahan, integrasi ternak dan

    tanaman, pendayagunaan bahan pakan lokal serta

    pemberdayaan peternak%

    # Peningkatan populasi dan optimalisasi produksi ternaknon-ruminansia melalui restrukturisasi perunggasan,

    perepatan peningkatan populasi unggas lokal,

    optimalisasi produksi ternak unggas, penataan usaha

    babi ramah lingkungan, pengembangan ternak puyuh,

    kelini, dan rusa, pemberdayaan peternak, peningkatan

    ketahanan dan keamanan pakan unggas danpengembangan alat dan mesin%

    d# Pengendalian dan penanggulangan penyakit he&an

    menular dan gangguan reproduksi serta

    mempertahankan dan memperluas status &ilayah

    7ndonesia bebas penyakit he&an menular !trategis%

    e# Penegahan dan pengamanan bahaya penemaran

    produk he&an, Boonosis dan produk rekayasa genetik,

    serta peningkatan penerapan kesejahteraan he&an%

    +# Pendayagunaan peran dan +ungsi kelembagaan serta

    !DM peternakan untuk kebijakan dan pengambilan

    keputusan%

    46 Rencana Strategis Direktorat Jenderal Peternakan 2010-2014

  • 7/24/2019 Renstra Ditjennak 2010-2014 Cetak Jakarta

    52/74

    V. PROGRAM DAN KEGIATAN

    A. Pr'gra&

    Program merupakan instrumen kebijakan yang berisi

    kegiatan-kegiatan untuk menapai sasaran dan tujuan%

    Penyusunan program mengau kepada Pedoman

    Restrukturisasi Program dan 'egiatan "*uku 1# dari Pedoman

    Re+ormasi Perenanaan dan Penganggaran "Depkeu dan*appenas, 2008#% Program disusun dalam kerangka strategis

    nasional dan merupakan salah satu elemen dalam penapaian

    renana pembangunan nasional% Program harus dapat

    menggambarkan kontribusi dari pelaksanaan pemerintahan

    dalam rangka menapai sasaran pembangunan nasional%

    Program Direktorat Jenderal Peternakan adalah serangkaian

    kegiatan yang dilakukan seara sistematik untuk menapaitujuan% Dalam kaitan dengan hirarki organisasi, Renstra

    Direktorat Jenderal Peternakan disusun sebagai penjabaran

    Renstra Departemen Pertanian, demikian pula program yang

    ditetapkan% Direktorat Jenderal Peternakan menetapkan

    program yaitu EProgram Peningkatan Penyediaan Pangan

    >e&ani yang man, *erdaya !aing dan *erkelanjutanE

    utcome yang diharapkan dari program DirektoratJenderal Peternakan adalah "i# Meningkatnya ketersediaan

    pangan he&ani "daging, telur, susu#, "ii# Meningkatnya

    kontribusi ternak lokal dalam penyediaan pangan he&ani

    "daging, telur, susu# dan "iii# Meningkatnya ketersediaan protein

    he&ani asal ternak%

    Rencana Strategis Direktorat Jenderal Peternakan 2010-2014 47

  • 7/24/2019 Renstra Ditjennak 2010-2014 Cetak Jakarta

    53/74

    B. Keg%atan

    'egiatan merupakan sekumpulan tindakan pengerahan

    sumberdaya yang ditujukan untuk menapai sasaran program%

    Dalam restrukturisasi program dan kegiatan, setiap unit kerja

    9selon 2 memiliki akuntabilitas kinerja untuk satu kegiatan%

    'egiatan pada Direktorat Jenderal Peternakan disinergikan

    dengan tugas pokok dan +ungsi pada masing-masing 9selon 2

    "Direktorat Perbibitan, Direktorat *udidaya $ernak Ruminansia,

    Direktorat *udidaya $ernak (on Ruminansia, Direktorat

    'esehatan >e&an, Direktorat 'esehatan Masyarakat 3eteriner,

    dan !ekretariat Direktorat Jenderal#% Disamping itu untuk

    menunjang adanya prioritas kegiatan yang telah ditetapkan oleh

    Departemen Pertanian yaitu dalam produksi daging sapi,

    dikemas dalam satu program prioritas, sehingga terdapat enam

    kegiatan dalam menunjang tupoksi dan satu kegiatan prioritas,

    yang dirumuskan sebagai berikut

    a# Keg%atan Pr%'r%ta#% Penapaian !&asembada Daging

    !api% utput kegiatan ini adalah meningkatnya

    ketersedian daging sapi domestik sebesar 80 persen%

    7ndikatornya adalah kontribusi produksi daging sapi

    domestik terhadap total penyediaan daging sapinasional

    b# Keg%atan (8 Pen%ngkatan kant%ta# *an kal%ta#

    +en% *an +%+%t *engan &eng'-t%&alkan #&+er

    *a"a l'kal. utput kegiatan ini adalah peningkatan

    kualitas dan kuantitas benih dan bibit ternak "sapi

    potong, sapi perah, domba, kambing, ayam buras, itik#

    48 Rencana Strategis Direktorat Jenderal Peternakan 2010-2014

  • 7/24/2019 Renstra Ditjennak 2010-2014 Cetak Jakarta

    54/74

    yang berserti+ikat melalui penguatan kelembagaan

    perbibitan yang menerapkan Good reeding #ractices,

    peningkatan penerapan standar mutu benih dan bibitternak peningkatan penerapan teknologi perbibitan, dan

    pengembangan usaha dan inAestasi% 7ndikator kegiatan

    ini adalah peningkatan kuantitas semen, peningkatan

    produksi embrio, peningkatan kualitas dan kuantitas bibit

    sapi potong, peningkatan kualitas dan kuantitas sapi

    perah, peningkatan kualitas dan kuantitas ayam buras,peningkatan kualitas dan kuantitas itik, peningkatan

    kualitas dan kuantitas kambing, serta peningkatan

    kualitas dan kuantitas domba%

    # Keg%atan 8 Pen%ngkatan -r'*k#% ternak r&%nan#%a

    *engan -en*a"agnaan #&+er *a"a l'kal. utput

    kegiatan ini adalah meningkatnya populasi dan produksiternak ruminansia% 7ndikator kegiatan ini adalah

    pertumbuhan populasi dan produksi ternak ruminansia

    "sapi potong, sapi perah, domba dan kambing#, serta

    proporsi produksi susu sapi domestik terhadap total

    permintaan susu nasional%

    d# Keg%atan /8 Pen%ngkatan -r'*k#% ternak n'n

    r&%nan#%a *engan -en*a"agnaan #&+er *a"a

    l'kal. utput kegiatan ini adalah meningkatnya

    populasi dan produksi serta meningkatnya

    pendayagunaan sumber daya lokal ternak non

    ruminansia% 7ndikator kegiatan ini adalah pertumbuhan

    populasi dan produksi ayam buras dan itik, proporsi

    Rencana Strategis Direktorat Jenderal Peternakan 2010-2014 49

  • 7/24/2019 Renstra Ditjennak 2010-2014 Cetak Jakarta

    55/74

    produksi telur ayam buras terhadap total produksi telur

    nasional, proporsi produksi daging unggas lokal

    terhadap total produksi daging unggas nasional, sertaproporsi peman+aatan bahan pakan lokal dalam pakan

    unggas%

    e# Keg%atan 18 Pengen*al%an *an -enangglangan

    -en"ak%t e3an &enlar #trateg%# *an -en"ak%t

    9''n'#%#% utput kegiatan ini adalah penguatan

    kelembagaan kesehatan he&an, pengendalian danpenanggulangan P>M! dan Boonosis, Perlindungan

    he&an terhadap penyakit eksotik, serta terjaminnya

    mutu obat he&an% 7ndikator kegiatan ini adalah

    kemampuan mempertahankan status Edaerah bebasE

    PM' dan *!9, dan peningkatan status &ilayah,

    Penguatan otoritas Aeteriner melalui pertumbuhanjumlah puskes&an yang ter+asilitasi, penguatan otoritas

    Aeteriner melalui pertumbuhan jumlah laboratorium

    Aeteriner kelas < yang ter+asilitasi, surAeilans nasional

    P>M!I9 "preAalensi dan atau insidensi#, dan

    ketersediaan alsin dan obat he&an bermutu%

    +# Keg%atan 78 Pen!a&%nan -angan a#al e3an "ang

    a&an *an alal #erta -e&enan -er#"aratan

    -r'*k e3an n'n -angan. =utput kegiatan ini adalah

    penguatan peran dan +ungsi lembaga otoritas Aeteriner,

    peningkatan jaminan produk he&an !> dan daya

    saing produk he&an, tersosialisasikannya resiko residu

    dan emaran pada produk he&an serta Boonosis kepada

    50 Rencana Strategis Direktorat Jenderal Peternakan 2010-2014

  • 7/24/2019 Renstra Ditjennak 2010-2014 Cetak Jakarta

    56/74

    masyarakat dan tersedianya pro+il keamanan produk

    he&an nasional serta peta Boonosis, serta peningkatan

    penerapan kesra&an di RP>)RP% 7ndikator kegiatan iniadalah peningkatan penerapan +ungsi otoritas Aeteriner,

    P$ pelayanan dan lab kesmaAet melalui puskes&an,

    pertumbuhan terpenuhinya persyaratan dan standar

    keamanan dan mutu produk he&an pangan dan non

    pangan, persentase penurunan produk asal he&an yang

    diatas *M

    yang menerapkan kesra&an, peningkatan persentase

    jumlah RP yang menerapkan kesra&an%

    g# Keg%atan :8 Pen%ngkatan k''r*%na#% *an *kngan

    &ana!e&en *% +%*ang -eternakan.utputkegiatan ini

    adalah meningkatnya pelayanan prima kepadamasyarakat% 7ndikator dari kegiatan ini adalah indeks

    kepuasan pelanggan%

    Rencana Strategis Direktorat Jenderal Peternakan 2010-2014 51

  • 7/24/2019 Renstra Ditjennak 2010-2014 Cetak Jakarta

    57/74

    VI. PENUTUP

    Renana !trategis Direktorat Jenderal Peternakan 2010-

    2014 adalah dokumen perenanaan untuk &aktu "lima# tahun,

    yakni tahun 2010 sampai dengan 2014 yang memuat Aisi, misi,

    strategi, kebijakan, program dan kegiatan prioritas yang

    merupakan penjabaran dari Renana !trategis Departemen

    Pertanian dan Renana Pembangunan Jangka Menengah

    (asional "RPJM(#%

    Renana !trategis Direktorat Jenderal Peternakan

    disusun berdasarkan RPJM( dan berpedoman pada Renana

    !trategis Departemen Pertanian serta dengan memperhatikan

    hasil eAaluasi pembangunan di bidang peternakan sebelumnya%

    !elanjutnya Renana !trategis ini merupakan panduan bagi

    pimpinan dan seluruh unit organisasi di lingkungan Direktorat

    Jenderal Peternakan dalam menyusun perenanaan tahunan

    dan melakukan eAaluasi kinerjanya%

    52 Rencana Strategis Direktorat Jenderal Peternakan 2010-2014

  • 7/24/2019 Renstra Ditjennak 2010-2014 Cetak Jakarta

    58/74

    Re2eren#%

    $!9% 200/% $he iAestok ReAolution Path&ay +rom PoAerty Reord o+on+erene onduted by the $!9 ouse,

    e&an%Deptan R7, Jakarta%

    @orld *ank, 2001% iAestok DeAelopment 7mpliation +or rural poAerty, theenAironment, and global +ood seurity% $he @orld *ank, @ashington, D

  • 7/24/2019 Renstra Ditjennak 2010-2014 Cetak Jakarta

    59/74

    La&-%ran (. Target Pe&+angnan ntk Tan ;;

  • 7/24/2019 Renstra Ditjennak 2010-2014 Cetak Jakarta

    60/74

    lanutan lampiran 1

    KEGIATAN OUTPUT INDIKATOR BASELINE MIDPOINT FINALUNIT

    ORGANISASIPELAKSANA

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

    egiatanprioritas*

    Pen+apaianswasembadadaging sapi

    ersedianya daging sapidomestik sebesar '0 persen

    Produksi daging sapi domestikterhadap total penyediaan

    daging sapi nasional (%)

    "# '0 eptanitjennak

    egiatan 1*Peningkatankuantitas dankualitas benihdan bibitdenganmengoptimalkan sumber dayalokal

    Peningkatan kualitas dankuantitas benih dan bibitternak (sapi potong, sapiperah, domba, kambing,ayam buras, i tik) yangberserti-ikat melalui*1. Penguatan

    kelembagaan perbibitanyang menerapkanGood BreedingPractices

    2. Peningkatan penerapan

    standar mutu benih danbibit ternak

    3. Peningkatan penerapanteknologi perbibitan

    4. Pengembangan usaha

    Peningkatan kuantitas semen(juta dosis)

    2," !,4 4

    Peningkatan produksi embrio 400 #$0 "00

    Peningkatan kualitas dankuantitas bibit sapi potong (%)

    . ",# 1#

    Peningkatan kualitas dankuantitas sapi perah (%)

    . ",# 1#

    Peningkatan kualitas dankuantitas ayam buras (%)

    . #,# 11

    Peningkatan kualitas dankuantitas itik (%)

    . #,# 11

    Peningkatan kualitas dankuantitas kambing (%)

    . # 10

    Peningkatan kualitas dankuantitas domba (%)

    . # 10

    55

  • 7/24/2019 Renstra Ditjennak 2010-2014 Cetak Jakarta

    61/74

    dan in/estasi perbibitan

    7:

  • 7/24/2019 Renstra Ditjennak 2010-2014 Cetak Jakarta

    62/74

    Lanutan lampiran 1

    (1) (2) (!) (4) (#) (&) (")

    Peningkatanproduksi ternakruminansiadenganpendayagunaan

    sumber daya lokal

    Meningkatnya populasi danproduksi ternak ruminansia

    Pertumbuhan populasi sapi potongdomestik (%)

    !,04 2,' 2," irektorat

    Pertumbuhan produksi daging sapi (%) (",'1) #,2 ",!!

    Pertumbuhan populasi sapi perah (%) 0,'2 #," ',&'

    Pertumbuhan produksi susu sapi (%) 1,#2 $,#4 1#,#&Peningkatan proporsi produksi susu sapilokal terhadap total permintaan susunasional (%)

    20 2#,# !1,1

    Pertumbuhan populasi kerbau (%) (4,4&) (1,") 0,!2

    Pertumbuhan produksi daging kerbau(%)

    1,&$ 0,$ 0,!2

    Pertumbuhan populasi kambing (%) 4,2! 4,!1 4,!&

    Pertumbuhan produksi daging kambing(%)

    4,'" 4,'! 4,$$

    Pertumbuhan populasi domba (%) #,&4 #,#' #,#4

    Pertumbuhan produksi daging domba(%)

    2,04 !,# #,01

    Pertumbuhan produksi daging sapi (%) (",'1) #,2 ",!!

    Pertumbuhan populasi sapi perah (%) 0,'2 #," ',&'Pertumbuhan produksi susu sapi (%) 1,#2 $,#4 1#,#&

    Peningkatan proporsi produksi susu sapilokal terhadap total permintaan susunasional (%)

    20 2#,# !1,1

    57

  • 7/24/2019 Renstra Ditjennak 2010-2014 Cetak Jakarta

    63/74

    Lanutan Lampiran 1

    (1) (2) (!) (4) (#) (&) (")

    Peningkatanproduksiternak nonruminansiadengan

    pendayagunaan sumberdaya lokal

    Meningkatnya populasidan produksi, sertameningkatnyapendayagunaan sumberdaya lokal ternak non

    ruminansia

    Pertumbuhan populasi ayam buras (%) (0,4") 2,0 !,2# irektorat

    Pertumbuhan populasi itik (%) !,!$ !,## !,"1

    Pertumbuhan produksi daging ayam buras (%) 0,44 2,# #,4"

    Pertumbuhan produksi daging itik (%) !,2" !,# !,"1

    Proporsi produksi daging unggas lokal terhadaptotal produksi daging unggas nasional (%)

    1! 14,# 1#,#

    Proporsi peman-aatan bahan pakan lokal dalampakan unggas (%)

    !# #0

    Proporsi produksi telur ayam buras dari totalproduksi telur nasional (%)

    !2 !2 !2

    Pengendaliandanpenanggulangan penyakithewanmenularstrategis danpenyakit3oonosis

    Penguatan

    kelembagaankesehatan hewan

    Pengendalian

    dan penanggulanganPM5 dan 3oonosis

    Perlindungan

    hewan terhadap

    penyakit eksotik erjaminnya

    mutu obat hewan

    kemampuan mempertahankan status 6daerahbebas7 PM dan 58, dan peningkatan statuswilayah

    ebas ebas ebas irektorateswan

    Penguatan otoritas /eteriner melaluipertumbuhan jumlah puskeswan yangter-asilitasi

    4"# unit ",#% 1#%

    Penguatan otoritas /eteriner melaluipertumbuhan jumlah lab /eteriner kelas 9 yangter-asilitasi (%)

    $0 unit 10% 20%

    5ur/eilans nasional PM5:8 (pre/alensi danatau insidensi)

    . Menurun#%

    Menurun#%

    etersediaan alsin dan obat hewan bermutu . Menurun#%

    Meningkat#%

    7=

  • 7/24/2019 Renstra Ditjennak 2010-2014 Cetak Jakarta

    64/74

    Lanutan Lampiran 1

    (1) (2) (!) (4) (#) (&) (")

    Penjaminanpangan asalhewan yangaman danhalal serta

    pemenuhanpersyaratanprodukhewan nonpangan

    Penguatan peran

    dan -ungsi lembagaotoritas /eteriner

    Peningkatan

    jaminan produk hewan

    ;5

  • 7/24/2019 Renstra Ditjennak 2010-2014 Cetak Jakarta

    65/74

    Lanutan Lampiran 1

    "1# "2# "/# "4# "# "6# ".#

    Peningkatankoordinasi dandukunganmanajemen dibidangpeternakan

    Meningkatnyapelayanan primakepada masyarakat

    Peningkatan kepuasanpelanggan "indeks#

  • 7/24/2019 Renstra Ditjennak 2010-2014 Cetak Jakarta

    66/74

    ampiran 2% 'ebutuhan Pendanaan Pembangunan Peternakan$ahun 2010-2014

    PROGRAM SASARAN INDIKATOR TARGET ALOKASI (TRILIUN RUPIAH)

    2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014

    Programpeningkatan

    penyediaanpanganhewani yangaman,berdaya saingdanberkelanjutan

    Meningkatnyaketersediaan

    panganhewani(daging, telur,susu)

    Produksidaging

    meningkat4,10% pertahun (ributon)

    2,201,214 2,2$!,2$" 2,!"0,#2" 2,4#&,!02 2,#$4,4!1 1,0" 1,1' 1,!1 1,44 1,#"

    Produksi telurmeningkat4,42% pertahun (ributon)

    1,#0&,$!& 1,#"4,01& 1,&4",'"! 1,"20,$!2 1,"'1,&0'

    Produksi susumeningkat1#,#&% pertahun (ributon)

    "2",#!' $#!,"&0 '$&,1!# 1,12#,!"# 1,2'",0!4

    61

  • 7/24/2019 Renstra Ditjennak 2010-2014 Cetak Jakarta

    67/74

    Lanutan lampiran 2

    PROGRAM SASARAN INDIKATOR TARGET ALOKASI (TRILIUN RUPIAH)

    2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014

    Meningkatnyakontribusiternak lokal

    dalampenyediaanpanganhewani(daging, telur,dan susu)

    ontribusidaging sapilokal

    meningkat(%)

    1$," 1',2 1',$ 20,& 21,1

    ontribusidaging ayamburasmeningkat(%)

    14," 1#,0 1#,! 1#,4 1#,#

    Meningkatnyaketersediaanproteinhewani asalternak

    etersediaanproteinhewani asalternak perkapitameningkat0,0!% pertahun

    (gkapitahr)

    &,!' &,#" &,"# &,'! ",1"

    :

  • 7/24/2019 Renstra Ditjennak 2010-2014 Cetak Jakarta

    68/74

    La&-%ran /. Sa#aran P'-la#% Ternak Tan ;(; > ;(1

    63

    NO Uraian 2010 2011 2012 2013 2014

    1 !api Potong 12%.84%868 1/%168%4C/ 1/%21%62. 1/%C.0%46 14%2/1%684

    2 !api Perah 42/%C81 468%81C 16%C28 64%6C 61/%4

    / 'erbau 2%0C8%4CC 2%08/%642 2%088%482 2%10.%04 2%116%/4.

    4