resensi buku colaborative learning

Upload: wadhyalonk

Post on 10-Feb-2018

230 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 Resensi Buku Colaborative Learning

    1/18

    Tugas Individu

    MK. Teori dan Strategi Pemebelajaran PTKOleh : Dr. Lumu Taris, M.Pd.

    RESENSI BUKU

    COLABORATIVE LEARNINGSTRATEGI PEMBELAJARAN UNTUK SUKSES BERSAMA

    Penulis : David W. johnson Roger T. Johnson dan Edythe Johnson Holubec

    Tahun Penerbitan 2009

    Penerbit : Nusa Media: Bandung

    Oleh :

    Muhammad Riska B.12B08089

    Kelas PTK B

    Program Studi Pendidikan Teknologi KejuruanProgram Pascasarjana Universitas Negeri Makassar

    2013

  • 7/22/2019 Resensi Buku Colaborative Learning

    2/18

    Daftar Isi

    Tugas Individu........................................................................................1

    Daftar Isi.................................................................................................2

    A.Pendahuluan.......................................................................................3

    B.Resensi Buku Colaborative Learning...................................................4

    Bab I: Pembelajaran Kooperatif........................................................4

    Bab II : Riset tentang Pembelajaran Cooperatif...............................6

    Bab III : Komponen-komponen Esensial Pembelajaran Kooperatif. . .7

    Bab IV : Pembelajaran Kooperatif Formal.........................................8

    Bab V : Pembelajaran Koopertaif Informal.......................................9

    Bab VI: Kelompok Inti Kooperatif......................................................9

    Bab VII : Penggunaan Pembelajaran Kooperatif Terintegrasi di Kelas

    .......................................................................................................10

    Bab VIII : Mengajarkan Skil-skil Kooperatif kepada Siswa..............10

    Bab IX : Kooperasi dan Konflik.......................................................11

    Bab X : Sekolah Kooperatif............................................................11

    Bab XI : Perubahan Paradigma Belajar..........................................12

    C.Pembahasan..................................................................................... 14

    D.Kesimpulan.......................................................................................17

    Daftar Pustaka......................................................................................18

  • 7/22/2019 Resensi Buku Colaborative Learning

    3/18

    A. PendahuluanProses pembelajaran merupakan suatu kegiatan intraksi antara

    guru dan murid dimana akan diakhiri dengan proses evaluasi hasil

    belajar ( dimyati dan mudjiono, 2006 : 3 ). Proses pembelajaran juga

    diartikan sebagai suatu proses terjadinya intraksi antara pelajar,

    pengajar dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran, yang

    berlangsung dalam suatu lokasi tertentu dalam jangka satuan waktu

    tertentu pula ( hamalik, 2006 : 162 ).

    Berdasarkan pendapat kedua ahli tersebut di atas maka dapat

    diartikan bahwa proses pembelajaran sebagai suatu proses intraksiantara guru dan murid dimana akan dikhiri dengan proses evaluasi

    hasil belajar dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang

    berlangsung dalam suatu lokasi dan jangka waktu tertentu.

    Pada proses interaksi anatara guru dan peserta didik merupakan

    salah satu hal yang terpenting dalam proses pembelajaran karena dari

    proses tersebut merupakan kegiatan untuk mencapai tujuan

    pembelajaran. Pada proses pembelajaran tersebut guru haru memiliki

    banyak strategi dan model pembelajaran yang tepat untuk

    menyampaikan materi. Sebagai seorang guru harus mampu memilihmodel pembelajaran yang tepat bagi peserta didik. Karena itu dalam

    memilih model pembelajaran, guru harus memperhatikan keadaan

    atau kondisi peserta didik, bahan pelajaran serta sumber-sumber

    belajar yang ada agar penggunaan model pembelajara dapat

    diterapkan secara efektif dan menunjang keberhasilan belajar siswa.

    Seorang guru diharapkan memiliki motivasi dan semangat

    pembaharuan dalam proses pembelajaran yang dijalaninya. Menurut

    Sardiman A. M. (2004 : 165), guru yang kompeten adalah guru yang

    mampu mengelola program belajar-mengajar. Mengelola di sini

    memiliki arti yang luas yang menyangkut bagaimana seorang gurumampu menguasai keterampilan dasar mengajar, seperti membuka

    dan menutup pelajaran, menjelaskan, menvariasi media, bertanya,

    memberi penguatan, dan sebagainya, juga bagaimana guru

    menerapkan strategi, teori belajar dan pembelajaran, dan

    melaksanakan pembelajaran yang kondusif.

    Pada resensi buku ini penulis akan mengangkat buku

    Colaborative Learning yang ditulis oleh David W. Johnson, Roger T.

    Johnson dan Edythe Johnson Holubec tahun 2010. Buku ini banyak

    membahas tentang teori Colaborative Learning dan lebih spesifik

    dengan Cooperative Learning yang membahas strategi pembelajaran

    http://www.sarjanaku.com/2012/09/pelaksanaan-proses-belajar-mengajar.htmlhttp://belajarpsikologi.com/cara-meningkatkan-motivasi-belajar-anak/http://belajarpsikologi.com/cara-meningkatkan-motivasi-belajar-anak/http://www.sarjanaku.com/2012/09/pelaksanaan-proses-belajar-mengajar.html
  • 7/22/2019 Resensi Buku Colaborative Learning

    4/18

    untuk membidik target pengajaran. Buku ini terdapat uraian secara

    teoritis dan praktis bagaimana membuat lingkungan pembelajaran,

    mengorganisasi siswa, dan mengelolah konflik.

    B. Resensi Buku Colaborative Learning

    Bab I: Pembelajaran Kooperatif

    Pada lingkungan sekolah guru memiliki pilihan untuk menyusun

    pembelajaran supaya siswa dapat bekerja secara individu atau

    bekerja bersama-sama dalam kelompok kecil ataupun besar

    untuk mengusai materi pelajaran.

    Kompetisi : Ketika siswa berkometisi mereka dituntut untuk

    bersaing satu dan yang lain untuk mecapai suatu tujuan yang

    hanya dapat dicapai oelah beberapa orang atau hanya seorang

    saja. Bahkan bisa saja dalam kompetisi siswa berusaha keras

    untuk menjadi yang terbaik dari teman sekalasnya yang lain.

    Bahkan bisa juga mereka bekerja untuk menjadtuhkan rekan

    kelasnya dan merayakan jika rekan kelasnya gagal.

    Individualisme : Ketika siswa dituntut bekerja secaraindividualistik, mereka bekerja sendiri-sendiri untuk mencapai

    tujuan pembelajaran yang tidak dipandang sebagai tidak ada

    hubungannya dengan siswa.

    Kooperasi : Kooperasi berarti bekerja bersama untuk mencapai

    tujuan bersama. Dalam kegiatan yang kooperatif setiap anak

    berusaha mencapai hasil yang menguntungkan bagi diri sendiri

    dan semua anggota kelompok.

    Pembelajaran Kooperatif adalah sebuah proses belajar mengajar

    yang melibatkan penggunaan kelompok-kelompok kecil yang

    memungkinkan siswa untuk bekerja secara bersama-sama di

    dalamnya guna memaksimalkan pembelajaran mereka sendiri

    dan pembelajaran satu sama lain. Idenya, setelah menerima

    pelajaran dari guru, anggota kelas dibagi menjadi kelompok

    kecil kemudian diberi tugas sama bagi setiap kelompok. Dengan

    tugas kooperatif seperti ini peserta didik berusaha untuk

    menyelesaikan tugas bersama-sama den berusaha tahu dan

    saling memberi manfaat terhadap satu dengan yang lainnya.

  • 7/22/2019 Resensi Buku Colaborative Learning

    5/18

    Di dalam kelas yang ideal, semua siswa akan belajar tentang

    baigaimana cara bekerja sama secara kolaboratif (kerja bareng)

    dengan orang lain, bersaing untuk bersenang-senang danbergembira, serta bekerja sendiri-sendiri secara otonom. Yang

    jelasnya ada lebih banyak hal yang diperlu dilakukan dalam

    pemeblajaran kooperatif daripada sekedar pengaturan tempat

    duduk.

    Pembelajaran Kooperatif Formal : Pembelajaran kooperatif

    adalah suatu bentuk pembelajaran kooperatif di mana siswa

    bekerja secara bersama-sama, pada jam pelajaran tertentu

    selama beberapa minggu untuk mencapai tujuan pembelajaran

    bersama-sama dengan memastikan bahwa mereka dan temansatu kelompoknya berhasil menyelesaikan tugas belajar yang

    diberikan dengan baik.

    Pembelajaran kooperatif Informal : membantu guru

    memastikan bahwa siswa melakukan tugas-tugas intelektual

    seperti mengorganisasikan, menjelaskan, merangkum, dan

    mengintegrasikan materi kedalam struktur-struktur konseptual

    yang ada selama pengajaran berlangsung.

    Kelompok-kelompok Kooperatif Inti : (Colaborative Base

    Group) bersifat jangka panjang. Ini merupakan kelompok-kelompok pembelajaran kooperatif yang hetrogen dengan

    keanggotaan tetap yang bertahan sampai semua anggotanya

    lulus.

    Struktur Kooperatif: Agar dapat menggunakan pembelajaran

    kooperatif pada sebagian besar jam pelajaran, guru harus

    mengidentifikasi dan menyusun pelajaran umum secaraa

    kooperatif dan kegiatan-kegiatan rutin mata pelajarn yang

    sifatnya repetitif (berulang). Ketika guru menggunakan

    kelompok kooperatif formal, informal, inti dan struktur kooperatifumum seperti naskah pembelajaran maka keahlian mereka akan

    terasah dan secara otomatis akan memulai menggunakan

    pembelajaran kooperatif sesuai kebutuhan.

    Sekolah Kooperatif : Sebagai konteks alternatifnya adalah

    struktur organisasional yang berbasis kelompok dan berkinerja

    tinggi (team base and high performance organisational

    structures) diman setiap individu bekerja secara kooperatif di

    dalam tim yang memiliki tanggung jawab atas seluruh proses

    dan produk. Struktir organisasional yang baru ini dikenal sebagai

    Sekolah Kooperatif (cooperative School).

  • 7/22/2019 Resensi Buku Colaborative Learning

    6/18

    Level kedua dari sekolah kooperatif adalah para tenaga pengajar

    yang bekerja dalam kelompok-kelompok kelegial yang saling

    mendukung yang bertujuan untntuk meningkatkan keberhasilanproses pengajaran mereka

    Mengetahui tentang bagaimana melakukan sesuatu bukanlah

    sebuah skil tetapi menjadi mampu melakukan sesuatu dengan

    biak baru bisa dikatakan skil. Pengembangan skil membutuhkan

    waktu dan usaha yang keras untuk berkembang. Penerapan

    pembelajaran kooperatif membutuhkan kebiasaan

    dalampenerapannya di kelas. Bukan hanya itu tetapi bagaimana

    seorang guru menerapkan pembelajaran cooperatif agar siswa

    lebih mudah menyerap pembelajaran sampai mencapai tujuan

    pembelajaran.

    Bab II : Riset tentang Pembelajaran Cooperatif

    Dua lebih baik dari satu, karena dua akan memperoleh imbalan

    yang lebih besar atas usahanya. Karena jika mereka jatuh maka

    yang lain akan menolong, tetapi jika bekerja sendirian jika

    terjadi kesalahan tidak ada yang menolog.(Ecclesiastes 4: 9-12). Begitulah berengkali pandangan tentang bekerja secara

    bekolompo/tim, satu dan yang lain anggota kelompok saling

    mendukung dan saling membantu dalam memahami materi

    pembelajaran. Pada Bab II ini ada tiga perspektif teoritis umum

    yang berkembang yaitu Social-Intedependence Theory,

    CognitiveDevelopmental Teory, dan Behavioral Learning Teory

    yang telah menjadi pedoman riset tentang pembelajaran

    kooperatif.

    Keefektifan pembelajaran kooperatif telah ditegaskan baik oleh

    riset teoritis maupun demostrasi, dan literaturnya meliputiliteratur ilmiah maupun literatur profesional.

    Hubungan Interpersonal dan Dukungan Sosial : Di dalam setiap

    kelas guru hati siswanya jika merak ingin agar para siswa

    mampu menunjukkan usaha yang luar biasa dalam belajar, dan

    hubungan dengan teman sekelas atau sebaya adalah kunci

    untuk meraih hati siswa. Setiap individu akan lebih peduli

    terhadap satu sama lain dan lebih berkomitmen terhadap

    keberhasilan satu sama lain ketika mereka bekerja bersama

  • 7/22/2019 Resensi Buku Colaborative Learning

    7/18

    secara kooperatif dibandingkan jika mereka harus bersaing

    sendiri-sendiri.

    Bab III : Komponen-komponen Esensial

    Pembelajaran Kooperatif

    Kerja sama lebih baik dari sekedar pengaturantempat duduk.

    Pembelajaran kooperatif melibatkan lebih dari sekedar

    menempatkan siswa beberapa orang disatu tempat duduk dan

    menyuruh mereka untuk saling membantu satu samalain.

    Banyak hal yang dapat melukai kegiatan kelompok yang kurang

    mampu hanya menyerahkan sepenuhnya kepada yang lebih

    mampu atau bisa dikatakan ada anggota kelompok yang hanya

    mengekor saja. Perlunya Interpendensi Positif untuk setiap

    anggota kelompok semua untuk satu, satu untuk semua.

    Dibutuhkan kerja sama yang kompak dalam satu kelompok dan

    diperlukan adanya tanggung jawab satu sama lain antara

    nggota kelompok. Interpendensi positif dibangun melalui empat

    cara. Interpendensi tujuan positif, Interpendensi

    Imbalan/Selebrasi Positif, Interpendensi sumber daya Positif, dan

    Interpendensi Sumberdaya Positif.

    Tetapi semakin tinggi interpendensi positif di satu kelompok

    pembelajaran, semakin besar kemungkinan terjadinya ketidak

    sepakatan intelektual dan konflik di antara kelompok ketika

    mereka saling membagi informasi, presepsi, pendapat dan

    kesimpulan.

    Interpendensi positif akan menghasilkan komponen esensial

    kedua dalam pembelajaran kooperatif, yaitu interaksi promotif.

    Interaksi promotif merujuk pada para siswa yang yeng saling

    memfailitasi keberhasilan satu sama lain.

    Tanggung jawab Individual/Tanggung Jawab Personal :

    Komponen esesnsail ketiga dari pembelajaran kooperatif, yakni

    tanggung jawab individual. Setiap anggota kelompok

    seharusnya memiliki tanggung jawab masing-masing terhadap

    materi dan tugas yang diberikan. Bertanggung jawab atas

    keberhasilan teman kelompoknya.

    Skil-skil kelompok kecil dan interpersonal adalah komponen

    esensial keempat dari pembelajaran kooperatif. Kelompok

    pembelajaran kooperatif menuntut siswa untuk mempelajari

  • 7/22/2019 Resensi Buku Colaborative Learning

    8/18

    mata pelajaran (tugas pokok) akademis serta skil-skil kelompok

    kecil dan interpersonal yang dibutuhkan dalam menjalankan

    funsi sebagai anggota kelompok.Komponen esesnial pembelajaran kooperatif yang kelima adalah

    pemrosesan kelompok. Kerja kelompok yang efektif dipengaruhi

    oleh apakah setiap kelompok merenungkan/memproses atau

    tidak mengenai seberapa baik mereka telah berfungsi.

    Bayak pendidik yang meyakini mereka telah menggunakan

    pembelajaran kooperatif padahal mereka kehilangan

    esesnsinya. Ada perpedeaan penting antara hanya sekedar

    menempatkan siswa dalam kelompok untuk belajar dengan

    menyusun struktur kerja sama di antara para siswa.

    Bab IV : Pembelajaran Kooperatif Formal

    Dalam pembelajaran kooperatif formal para siswa bekerja

    bersama-sama yang waktunya berkisar dari satu priode kelas

    sampai beberapa minggu untuk mencapai tujuan pembelajaran

    bersama dan menyelesaikan tugas-tugas dan pekerjaan spesifik.

    Dalm situasi pembelajaran kooperatif, guru membentuk

    kelompok-kelompok pembelajaran, mengajarkan konsep-konsepdan strategi-strategi dasar, memonitor bagimana masing-

    masing kelompok pembelajaran berfungsi mengintervensi untuk

    mengajarkan skil-skil kelompok kecil, memberikan bantuan

    untuk menyelesaikan tugas jika dibutuhkan, mengevaluasi

    pembelajaran siswa dengan menggunakan sebuah sistem

    dengan rujukan kriteria, serta memastikan bahwa kelompok-

    kelompok tersebut memproses seberapa efektif setiap anggota

    bekerja sama. Para siswa berusaha mendapatkan bantuan,

    umpan balik, penguatan, dan dukungan dari teman-temanya.

    Seorang guru punya enam bagian peran di dalam pembelajran

    kooperatif formal (Johnson dan Johnson 1994; Johnson, Johnson,Holubec 1993):

    1. Menentukan secara spesifik tujuan sebuah pembelajran;

    2. Membuat keputusan-keputusan pra pengajaran berkaitan

    dengan kelompok pembelajaran, pengaturan ruangan, materi

    pengajaran, dan peran siswa didalam kelompok.

    3. Menjelaskan susunan tugas dan tujuan kepada para siswa;

    4. Mengatur pelajaran kooperatif yang akan dilaksanakan;

    5. Mengawasi efektifitas kelompok pembelajaran kooperatif dan

    memberikan masukan apabila diperlukan;

  • 7/22/2019 Resensi Buku Colaborative Learning

    9/18

    6. Mengevaluasi pencapaian siswa dan membantu mereka

    mendiskusikan tentang seberapa baik mereka telah

    berkolaborasi satu sama lain.

    Bab V : Pembelajaran Koopertaif Informal

    Pembelajaran kooperatif informal terdiri dari kegiatan-kegiatan

    yang membuat para siswa bekerja bersama untuk mencapai

    sebuah tujuan pembelajaran bersama dalam kelompok-

    kelompok yang bersifat sementara dan khusus yang bertahan

    sekitar beberapa menit saja dalam satu priode kelas. Kelompok-

    kelompok seperti ini dapat digunakan untuk memfokuskanperhatian siswa terhadap materi yang akan dipelajari,

    menciptakan suasana yang kondusif untuk belajar, memastikan

    bahwa para siswa memproses secara kognitif materi yang sudah

    diajarkan dan memberikan penutup bagi sebuah sesi

    pengajaran.

    Beberapa contoh prosedur untuk pembelajaran kooperatif

    informal untuk membantu guru dalam menerapkanya 1. Diskusi

    Terfokus (Pengorganisasian Awal) , 2. Segmen Penyampaian

    Pelajaran (1. Menyampaikan segmen pertama dari pelajaran) , 3.Diskusi Berpasangan, 4. Segmen Penyampaian Pelajaran

    (menyampaikan segmen kedua dari pelajaran) , 4. Diskusi

    Berpasangan (Memebrikan tugas diskusi) , 5. Ulangi bagian

    segmen penyampaian semua pelajaran, 6. Diskusi Terfokus

    (Penutup).

    Bab VI: Kelompok Inti Kooperatif

    Kelompok-kelompok inti kooperatif adalah kelompo

    pembelajaran kooperatif jangka panjang dengan keanggotaan

    yang stabil yang tanggung jawab utamanya adalah untuk

    membantu para siswa memberikan dukungan, dorongan, dan

    asistensi kepada satu sama lain dalam menyelesaikan tugas dan

    saling menjaga tanggung jawab masing-masing dalam usaha

    mereka belajar.

    Kelompok Inti kelas dan kelompok inti sekolah, dimana

    kelompok inti kooperatif membantu siswa untuk membangun

  • 7/22/2019 Resensi Buku Colaborative Learning

    10/18

    hubungan jangaka panjang yang permane. Kelompok-kelompok

    inti kooperatif dapat digunakan pada tingkatan manapun untuk

    memberikan jaringan pendukung pada siswa. Apabila digunakanbersama-sama dengan pembelajaran kooperatif formal dan

    informal, kelompok inti akan menguatkan pembelajaran di

    dalam kelas, mengecek lagi pemahaman mereka terhadap

    konten pembelajadarn dan tugas, dan membangun hubungan

    yang bermakna dengan teman-temannya.

    Bab VII : Penggunaan Pembelajaran Kooperatif

    Terintegrasi di Kelas

    Pada kelas berapa pun dan kelas berapa pun dapat disusun

    dengan pembelajaran kooperatif. Semua kelas dapat memiliki

    perpaduan antara kelompok formal, informal, inti serta dapat

    menggunakan naskah-naskah kooperatif dengan tingkat yang

    berbeda. Tipikal sebuah sesi kelas terdiri dari pertemuan

    kelompok inti, penyampaian pelajaran singkat dan atau proyek

    kelompok, serta diakhiri dengan pertemuan kelompok inti.

    Kombinasi dari pembelajaran formal dan informal serta

    kelompok inti kooperatif yang dibarengi dengan struktur

    kooperatif adalah sebuah cara yang efektif untuk menyusunstruktur pelajaran atau kelas pada setiap tingkatan.

    Bab VIII : Mengajarkan Skil-skil Kooperatif

    kepada Siswa

    Tidak semua siswa memiliki kemampuan tentang bagaimana

    berinteraksi dengan orang lain. Kemampuan berinteraksi dan

    interpersonal seorang anak tidak serta merta muncul begitu saja

    secara ajaib ketika dia dibutuhkan. Banyak siswa sekolah dasardan menengah yang tidak memiliki skil-skil sosial dasar seperti

    mampu memahami orang lain atau mendiskusikan secara benar

    tugas yang diberikan. Sehingga banyak guru yang menemukan

    siswanya kesulitan untuk berkolaborasi dengan rekannya yang

    lain. Maka dari itu dalam situasi kooperatif inilah ada sebuah

    tugas yang harus diselesaikan dengan skil-skil sosial yang

    relevan dan mesti diajarkan.

    Mengajarkan skil-skil kooperatif ada empat aturan umum yang

    menunjang pengajaran, yang pertama adalah konteks kooperatif

  • 7/22/2019 Resensi Buku Colaborative Learning

    11/18

    harus dibangun lebih dulu sebelum mengajarkan skill kooperatif.

    Kedua skil-skil kooperatif harus diajarkan secara langsung.

    Ketiga, sementara guru menyusun struktur kerja sama di dalamkelas dan pada awalnya menentukan skil-skil yang dibutuhkan

    untuk bekerja sama, anggota kelompok lainnya sebagian besar

    menentukan apakah skil-skil tersebut dipelajari dan dihayati.

    Keempat, semakin cepat para siswa dipelajari skil-skil

    kooperatif, semakin baik.

    Ada sangat banyak skil interpersonal yang mempengaruhi

    keberhasilan usaha kolaboratif. Ada empat tingkatan skil

    kooperatif : 1. Formatif (membentuk) , 2. Fuctioning

    (memungsikan) , 3. Formulating (merumuskan) , 4. Fermenting(mengembangkan).

    Bab IX : Kooperasi dan Konflik

    Kooperasi dan konflik selalu berjalan beriringan. Kooperasi atau

    kerja sama yang terjadi pada pembelajaran kooperatif kadang

    diiringi dengan konflik antar anggota. Tidak adanya konflik yang

    terjadi pada kelompok mungkin merupakan sebuah pertanda

    adanya sikap acuh atau tidak peduli. Semakin beras kepeduliananggota kelompok dengan tujuan kelompok semakin besar

    kemungkinan terjadi konflik. Apabila dikelolah secara konstruktif

    atau terbimbing, konflik akan menjadi sumber kreatifitas,

    kesenangan, dan penalaran. Sedangkan jika dikelolah secara

    destruktif, konflik akan menjadi bencana, kemarahan, dan

    kegagalan.

    Maka dari itu semua untuk memastikan konflik itu konstruktif-

    guru harus menciptakan sebuah konteks kooperatif di dalam

    kelas maupun di sekolah, mengajarkan siswa bagaimana

    mengelolah konflik-konflik intelektual yang inheren di dalamkelompok pembelajaran melalui kontroversi akademik, serta

    mengajari para siswa untuk menegosisasikan sendiri resolusi-

    resolusi yang konstruktif yang konstruktif serta membantu

    menyelesaikan konflik teman sekelas mereka melalui mediasi.

    Bab X : Sekolah Kooperatif

  • 7/22/2019 Resensi Buku Colaborative Learning

    12/18

    Struktur keorganisasian dari setiap sekolah mencerminkan

    sistem sekolah di mana struktur tersebut diterapkan dan

    asumsi-asumsi dasar mengenai bagaimana siswa belajar danbagaimana mereka harus belajar. Struktur berbasis tim dikenal

    sebagi sekolah kooperatif, yang melibatkan penggunaan

    pembelajaran kooperatif di dalam kelas, kelompok-kelompok

    pendukung kolegia tenaga pengajar di sekolah, struktur

    pengambilan keputusan berbasis sekolah atau di rumuskan

    secara bersama-sama, serta rapat dewan guru yang dilakukan

    dengan cara-cara kooperatif. Inti dari sekolah kooperatif adalah

    tim pengajar kolegial yang memfokuskan perkembangan

    berkelanjutan keahlian guru dalam menggunakan pembelajaran

    kooperatif.

    Berkonstribusi terhadap setiap usaha tim merupakan hal yang

    terpenting pada setiap level organisasi moderen. Tak terkecuali

    dengan sekolah, setiap pengajar dan siswa haru semimiliki

    keinginan saling berbagi dan berkonstribuso sebagi tim. Mereka

    harus mengambil posisi dan mempertahankan pandangan

    mereka secara kreatif. Tingkat pertama dari struktur sekolah

    kooperatif adalah dimulai dari ruang kelas di mana

    pembelajaran kooperatif digunakan pada sebagian besar

    jampelajaran. Tingkat kedua sekolah kooperatif yaitu

    menciptakan struktur kooperatif dengan membentuk tim-timpengalaman kolegial, satuan tugas, dan kelompok ad-hok

    pengambilan keputusan di dalam sekolah.

    Bab XI : Perubahan Paradigma Belajar

    Pembelajaran kollaboratif merupakan sebuah perubahan

    paradigma yang lebih luas yang terjadi dalam bidang

    pembelajaran. Paradigma pembelajaran yang lama menganngap

    guru merupakan satu-satunya sumber informasi yang dapatmentransfer ilmu ke siswa, pembelajaran dimana siswa bersaing

    secara individu dengan menggunakan sumber belajar yang

    monoton, guru merupakan tenaga ahli yang pasti bisa mengajar.

    Sedangkan paradigma pembelajaran baru bukan hanya guru

    yang menjadi sumber pembelajaran tetapi bisa berkolaborasi

    antara guru dan siswa. Siswa telah menggunakan berbagai

    sumber belajar baik rekan sebayanya maupun lingkungan

    belajaranya, bukan hanya guru yang menjadi tenaga ahli yang

    bisa mengajar tetapi siswa juga bisa menjadi tenaga ahli dalam

    proses pembelajaran di kelas.

  • 7/22/2019 Resensi Buku Colaborative Learning

    13/18

    Jadi pada pembelajaran kooperatif ini ditekankan untuk

    membangun kerja sama antar siswa bukan hanya pengaturantempat duduk saja tetapi juga pengaturan yang sistemati oleh

    guru proses pembelajarannya. Dengan perubahan paradigma

    lama ke paradigma pembelajaran baru khususnya pembelajaran

    kooperatif. Teman sekelas dan guru seharusnya dipandang

    sebagai kolaborator dan bukanya penghalang bagi keberhasilan

    akademisi dan pribadi para siswa. Jadi seharusnya guru

    menyusun situasi pembelajaran supaya siswa mampu bekerja

    sama untuk memaksimalkan pencapaian satu sama lain.

  • 7/22/2019 Resensi Buku Colaborative Learning

    14/18

    C.Pembahasan

    Pembelajaran kooperatif merupakan rangkaian kegiatan

    pembelajaran yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok

    tertentu untuk mecapai tujuan pembelajaran. Pada kelas apapun dan

    pada mata pelajaran dapat disusun dengan model kooperatif. Dalam

    pembelajaran kooperatif memiliki unsur 1). Peserta, 2). Aturan, 3).

    Upaya belajar dari anggota kelompok, 4). Tujuan yang ingin dicapai.

    Khas kooperatif juga siswa ditempatkan dalam satu kelompok untuk

    beberapa minggu atau beberapa bulan untuk mencapai satu tujuanpembelajaran. Dengan terlebih dahulu diberikan penjelasan atau

    panduan bagaimana cara bekerja sama dalam kelompok, pembagian

    tugas atau peran, serta mengarahkan siswa agar bisa bertanggung

    jawab.

    Pembelajaran kooperatif tidak dirancang seperti pemeblajaran

    kompetitif atau individualistik, pembelajaran kooperatif merupakan

    pembelajaran dimana setiap anggota saling bekerja sama, saling

    menopang dan saling mendukung untuk mencapai tujuan kelompok.

    Setiap anggota kelompok harus merasa jika kita gagal maka semuaanggota kelompok akan gagal.

    Para siswa disatukan dalam satu kelompok yang memiliki latar

    belakang yang berbeda-beda (hetrogen) dan bisa juga di campur

    ditinjau dari minat dan bakat yang dimiliki setiap siswa. Yang dapat

    dikelompokkan dengan empat sampai enam orang dalam satu tim.

    Setiap kelompok akan mendapat penghargaan (reward) jika mampu

    untuk menunjukkan hasil yang memuaskan dari segi kerja sama

    kelompok dan pencapaian tujuan pembelajaran. Dengan begitu setiap

    anggota kelompok akan memiliki ketergantungan positif satu dan yang

    lainnya sehingga tumbuhlah skil interpersonal untuk saling membantu

    untuk menyelesaikan tugas yan diberikan.

    Pada makalah Ahmad Noor mengatakan ketergantungan positif

    berlangsung ketika anggota-anggota kelompok merasakan bahwa

    mereka berhubungan dengan satu sama lainnya dalam suatu cara

    dimana seseorang tidak dapat mengerjakannya kecuali bekerja

    bersama. Guru harusmembangun presepsi bahwa siswa akan

    tenggelam atau berenang bersama- maksudnya kalau gagal sama

    dengan gagal satu kelompok dan jika berhasil sama dengan berhasil

    satu kelompok. Selain itu juga guru memfasilitasi siswa bagaimana

  • 7/22/2019 Resensi Buku Colaborative Learning

    15/18

    cara berinteraksi secara efektif dengan rekan kelompoknya maupun

    kelompok lain. Selain itu juga guru membagi peran masing-masing

    anggota untuk bertanggung jawab- misalnya saja ada yan mengawasitentang proses diskusi dan peran aktif setiap anggota.

    Karakteristik pembeljaran kooperatif 1). Pembelajaran secara tim

    maksudnya tim merupakan tempat untuk mencapai tujuan oleh karena

    itu tim harus mampu untuk membantu setiap siswa untuk belajar. 2).

    Disasarkan pada manajemen kooperatif maksudnya pembelajaran

    kooperatif memerlukan perencanaan yang matang tidak muncul begitu

    saja pada saat pembelajaran, agar pembelajaran berjalan secara

    efektif. Misalnya saja tujuan apa yang ingin dicapai, bagaimana cara

    untuk mencapai tujuan tersebut, menggunakan apa untuk mencapaitujuan tersebut dan perangkat pemebalajarn apa yang dibutuhkan dan

    apa saja yang menjadi kebutuhan dalam pembelajaran. 3). Kemauan

    untu bekerja sama maksudnya pembelajaran kooperatif di tentukan

    oleh kelompok, semakin baik kerja sama dalam tim itu semakin dapat

    mencapai tujuan kelompok atau keberhasilan. 4). Keterampilan bekerja

    sama, kemampuan bekerja sama itu dituangkan dalam aktifitas

    kelompok. Guru harus berperan dalam mendorong setiap anggota

    kelompok untuk berperan aktif dalam aktifitas kelompok. Bisa juga

    guru menunjuk satu dari anggota kelompok sebagai pengawas

    keaktifan kelompok atau bisa juga peran ketua kelompok atau

    manager sebagai penangung jawab kerja samanya kelompoknya.

    Peran guru pada pembelajaran kooperatif ini selalu memonitor

    interaksi para siswa di dalam setiap kelompok pembelajaran dan

    mengintervensi untuk membantu mereka belajar dan berinteraksi

    dengan lebih baik. Pekerjaan guru sebagai observer semakin serius

    ketika kelompok mulai berkeja- guru memonitor kemajuan akademis

    masing-masing kelompok. Dalam memonitor kerja masing-masing

    kelompok guru mengklarifikasi instruksi-instruksinya- meninjau

    prosedur dan mengetahui strategi apa yang digunakandalam

    mencapai tujuan kelompok. Guru juga bisa melakukan intervensi untukmengetahui proses yang ada denga bertanya misalnya saja Apa yang

    sedang kalian lakukan? atau Mengapa kalian melakukan hal ini? jadi

    guru disini bukan hanya memonitor tetapi juga memmbantu siswa

    untuk menalarkan apa yang mereka akan lakukan atau yang sedang

    merka lakukan.Berikut ini merupakan prosedur secara umum tentang

    pembelajaran kooperatif:

    1. Penyampaian Materi

    Pada bagian ini merupakan proses penyampaian pokok-pokokmateri yang akan diberikan. Penyampaian tujuan pembelajaran-

    pengumpulan ide awal dan membangun pemahaman awal

  • 7/22/2019 Resensi Buku Colaborative Learning

    16/18

    siswa. Memberikan gambaran secara umum tentang kegiatanyang akan berlangsung di masing-masing kelompok dan tugas-

    tugas yang akan diselesaikan.

    2. Pengelompokan

    Setelah diberikan penjelasn umum- siswa akan bekerja dalam

    kelompoknya masing-masing untuk mencapai tujuan masing-

    masing kelompok. Pengelompokan ini dilakukan baik secara

    acak maupun berdasarkan kemampuan sesuai kebutuhkan dan

    tugas yang diberikan di kelompok nantinya.

    3. Penilaian

    Seperti yang telah dijelakan beberapa paragaf sebelumnya jika

    penilaian pembelajaran kooperatif bisa berupa tes maupun kuis.

    Tes atau kuis dapat dilakukan secara individual maupun

    kelompok- penilaian juga dapat dilakukan ketika melakukan

    observasi saat proses kegiatan di kelompok sedang

    berlangsung.

    4. Pengakuan Tim

    Pengakuan tim disini merupakan penetapan tim yang lebih

    menonjol pada saat kegiatan di kelompok dan pencapaian

    tujuan atau bisa dikatakan juga timyang berprestasi selama

    pembelajaran berlangsung. Tim yang berprestasi tersebut di

    beri hadiah (reward) sebagai motivasi bagi tim yang lain juga

    utuk bisa lebih bekerja keras dan bekerja sama untuk

    mendapatkan hadiah.

    Tidak melepas juga kemungkinan ada modifikasi sedikit dari

    prosedur yang telah disebutkan di atas. Yang jelasnya pembelajaran

    kooperatif bukan hanya pembagian kelompok atau menempatkan

    siswa dalam satu meja tetapi yang lebih penting peran serta meraka di

    dalam kelompok sehingg mencapai tujuan pembelajaran- bukan hanya

    dari aspek akademis tetapi juga dari aspek sosial.

    Menurut Kagan (1994) dalam buku Pakematik (W.Gora &

    Sunarto:2011) bahwa pembelajaran kooperatif mempunyai banyak

    manfaat :

    a. Dapat meningkatkan pencapaian dan kemahiran kognitif siswa;

    b. Dapat meningkatkan kemahiran sosial dan memperbaiki

    hubungan sosial;

    c. Dapat meningkatkan keterampilan kepemimpinan;

    d. Dapat meningkatkan kepercayaan diri;

    e. Dapat meningkatkan kemahiran teknologi;

  • 7/22/2019 Resensi Buku Colaborative Learning

    17/18

    Beberapa contoh pembelajaran kooperatif yang biasa kita dengar

    yaitu Jigsaw, Teams Game Tournamen (TGT), Studen Teams

    Achiefement Devition (STAD), Group Investigation (GI), dan metodestruktural.

    Jadi selain kemampuan individual juga kemampuan interpersonal

    atau kooperatif sangat diperlukan oleh siswa, bukan hanya untuk

    semata-mata untuk di kelompoknya di kelas tetapi tujuannya untuk

    membantu mereka dapat bekerja sama dan memahami orang lain.

    Pembelajaran kooperatif ini bukan hanya mengasah aspek akademis

    tetapi juga aspek sosial, atau bisa disebut juga dengan soft skil.

    D. Kesimpulan

    Perubahan paradigma pembelajaran dari paradigma lama menjadi

    baru membuat banyaknya perubahan dari sisi strategi pembelajaran.

    Dulunya guru menjadi sumber utama pembelajaran tetapi sekarang

    bukan hanya guru tetapi siswa juga bisa menjadi sumber pembelajaran

    bagi rekan-rekannya. Sehingga pembeajaran kompetitif atau

    individualistik mulai ditinggalkan dengan pembelajaran kerja sama

    atau kooperatif. Pembelajran kooperatif merupakan rangkaian kegiatan

    pembelajaran yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok

    tertentu untuk mecapai tujuan pembelajaran.

    Pembelajaran kooperatif tidak hanya mengatur kursi dan meja dan

    menggabungkan siswa dalam satu kelompok tetapi juga proses yang

    lebih dipentingkan denga guru sebagai perancang kegiatan

    pembelajaran kooperatif di kelas. Prosedur pembelajaran kooperatif 1).

    Penyampaian materi- 2). Pembagian Kelompok- 3). Penilaian- dan 4).

    Pengakuan Tim.

    Berbagai manfaat dari pembelajaran kooperatif ini adalah

    meningkatkan keterampilan sosial- interaksi tatap muka- pelajar/siswa

    harus bergantung positif- meningkatkan kepercayaan diri- serta

    pencapaian kemampuan kognitif.

  • 7/22/2019 Resensi Buku Colaborative Learning

    18/18

    Daftar Pustaka

    Gora. W. & Sunarto. (2011). Pakematik : Strategi Pemeblajaran

    Inovatif Berbasis TIK. Elex Media Komputindo : Jakarta.

    Hamruni. (2012). Strategi Pembelajaran. Insan Media: Yogyakarta.

    Johnson. D.W. , R. Jonhnson and Holubec. E.J. (2010). Colaborative

    Learning ; Strategi Pembelajaran untuk Sukses Bersama. Nusa Media :

    Bandung.

    Les Parsons. (2009). Bullied Teacher Bullied Studen. Casindo :

    Jakarta.

    Rusman. (2012). Model-model Pembelajaran: Mengembangkan

    Profesional Guru. Rajawali Pers: Jakarta.