rpjm kota pontianak 2010-2014

Upload: sigitm451112

Post on 11-Oct-2015

417 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

  • [Type the company name]

    user [Pick the date]

  • Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pontianak Tahun 2010-2014

    i

    KATA PENGANTAR

    PJM Daerah Kota Pontianak Tahun 2010 2014 merupakan penjabaran dari visi, misi dan program prioritas Walikota Pontianak yang akan dilaksanakan dan ingin diwujudkan dalam suatu periode masa jabatan. RPJMD tersebut, dalam penyusunannya berpedoman pada RPJP Daerah

    Kota Pontianak Tahun 2005 2025 serta memperhatikan RPJM Nasional dan RPJM Propinsi Kalinatan Barat. Di samping itu, dalam penyusunan RPJMD disusun dengan memperhatikan sumber daya dan potensi yang dimiliki, faktor-faktor keberhasilan, evaluasi pembangunan 5 (lima) tahun yang lalu serta isu-isu strategis yang berkembang.

    Penyusunan dokumen ( RPJMD ) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah tahun 2010 2014 ini, disusun berdasarkan fokus perhatian dalam upaya mencapai Visi Daerah, yang bersifat makro dan lingkupnya dibatasi hal hal yang berpengaruh signifikan terhadap pencapaian visi Daerah.

    Dalam pelaksanaan urusan pembangunan sebelum penyusunan RPJM ini, Satuan Kerja Perangkat Daerah ( SKPD ) berkewajiban untuk menyusun Rencana Strategis ( Renstra ) yang memuat Visi, Misi, Tujuan, Strategi, Kebijakan, Program dan Kegiatan prioritas pembangunan yang disesuaikan dengan tugas dan fungsi SKPD yang disusun dengan berpedoman pada RPJM ( Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah ) Kota Pontianak tahun 2010 2014, yang nantinya akan menjadi pedoman umum dalam menyusun Rencana Kerja ( Renja ) SKPD.

    Selanjutnya RPJM Daerah dimaksud merupakan pedoman dalam menyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Kota Pontianak lima tahun kedepan ( 2010 2014 ), RKPD ini merupakan impelentasi dari RPJM yang dilaksanakan dalam masa satu tahun yang berisikan sasaran, kebijakan, program dan kegiatan SKPD yang direncanakan sesuai dengan urusan pemerintahan yang menjadi batas kewenangan daerah dengan mempertimbangkan kemampuan/kapasitas keuangan daerah.

    Dalam penyusunan rancangan awal draf RPJM Daerah Kota Pontianak telah melibatkan peran serta stakholder atau pemangku kepentingan dalam upaya menghasilkan RPJMD Kota Pontianak yang menampung aspirasi dari masyarakat serta mengantisipasi kebutuhan pembangunan dalam jangka waktu lima tahunan dan tahunan.

    Dokumen RPJMD ini akan menjadi strategi dan langkah dalam melaksanakan pembangunan guna mewujudkan Visi dan misi Kota Pontianak : Pontianak Kota Khatulistiwa Berwawasan Lingkungan Terdepan Dalam Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) dan Pelayanan Publik .

    Pantianak , Februari 2009

    R

  • Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pontianak Tahun 2010-2014

    ii

    DAFTAR ISI

    Halaman

    Kata Pengantar i Daftar Isi ii Daftar Tabel iv BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Maksud dan Tujuan 1 1.3 Dasar Hukum 2 1.4 Hubungan RPJM Dengan Dokumen Perencanaan Lainnya 2 1.5 Sistematika Penulisan 3 BAB II GAMBARAN UMUM KOTA PONTIANAK 5 2.1 Kondisi Geografis 5 2.2 Perekonomian Daerah 5 2.2.1 Kondisi Ekonomi 5 2.3 Sosial Budaya 16 2.3.1 Kependudukan 16 2.3.2 Pendidikan 20 2.3.3 Kesehatan 21 2.4 Prasarana dan Sarana Daerah 24 2.4.1 Pasar 24 2.4.2 Jalan dan Saluran 26 2.4.3 Transportasi 27 2.4.4 Komunikasi 28 2.4.5 Air Bersih dan Listrik 28 2.5 Pemerintahan Umum 29 2.6 Identifikasi Masalah 30 2.6.1 Bidang Fisik 30 2.6.2 Bidang Sosial Budaya 31 2.6.3 Bidang Ekonomi 32 2.6.4 Bidang Good Governance 33 2.6.5 Bidang Hukum, Keamanan dan Ketertiban 33 2.7 Analisis Lingkungan Strategis 34 2.7.1 Analisis Eksternal 34 2.7.2 Analisis Internal 35

  • Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pontianak Tahun 2010-2014

    iii

    BAB III VISI DAN MISI 38 3.1 Visi Kota Pontianak Tahun 2010-2014 38 3.2 Misi Kota Pontianak Tahun 2010-2014 39 BAB IV STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2010-2014 42 BAB V ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH 47 5.1 Arah Pengelolaan Pendapatan Daerah 47 5.1.1 Kondisi Pendapatan Daerah Tahun 2004-2008 48 5.1.2 Proyeksi Pendapatan Daerah Tahun 2009-2014 52 5.2 Arah Pengelolaan Belanja Daerah 54 5.2.1 Analisis Belanja 54 5.2.2 Target dan Realisasi Belanja 56 5.3 Kebijakan Umum Belanja Daerah 59 BAB VI ARAH KEBIJAKAN UMUM 64 6.1 Arah Kebijakan Pembangunan Tahun 2010-2014 64 6.2 Program Prioritas Pembangunan 66 BAB VII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2010-2014 76 7.1 Program Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) 80 7.2 Program Kewilayahan 7.2.1 Program Kewilayahan Internal 94 7.2.2 Program Kewilayahan Eksternal 96 7.3 Rencana Kerja 7.3.1 Rencana Kerja Kerangka Regulasi 96 7.3.2 Rencana Kerja Kerangka Pendanaan 97 BAB VIII PENUTUP 98 8.1 Program Transisi 98 8.2 Kaidah Pelaksanaan 98 8.3 RPJM Kota Pontianak Merupakan Pedoman Bagi SKPD dalam 98 Menyusun Renstra-SKPD 8.4 RPJMD Kota Pontianak Digunakan dalam Penyusunan RKPD 99 8.5 Penguatan Peran Para Stakeholders/Pelaku dalam Pelaksanaan RPJMD 99 8.6 Merupakan Dasar Evaluasi dan Laporan Pelaksanaan atas Kinerja Lima Tahun

    dan Tahunan 99

    LAMPIRAN 100

  • Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pontianak Tahun 2010-2014

    iv

    DAFTAR TABEL

    Halaman

    Tabel 2.1 PDRB Kota Pontianak Tahun 2004-2008 Berdasarkan Harga Konstan Tahun 2000 (Rp. Jutaan) Menurut Lapangan Usaha

    6

    Tabel 2.2 Pertumbuhan Ekonomi per Sektor Tahun 2004-2008 7

    Tabel 2.3 Struktur Ekonomi Kota Pontianak Tahun 2004-2008 7

    Tabel 2.4 Penyerapan Tenaga Kerja Berdasarkan Sektor Lapangan Kerja Tahun 2004-2008 8

    Tabel 2.5 Agregat Pendapatan Regional dan Pendapatan Regional Per Kapita di Kota Pontianak Tahun 2004-2008

    9

    Tabel 2.6 Indikator Pembangunan Bidang Ekonomi Kota Pontianak Tahun 2004-2008 9

    Tabel 2.7 PDRB Kota Pontianak Tahun 2009-2014 Berdasarkan Harga Konstan Tahun 2000 (Rp. Jutaan) Menurut Lapangan Usaha

    10

    Tabel 2.8 Pertumbuhan Ekonomi per Sektor Tahun 2009-2014 11

    Tabel 2.9 Struktur Ekonomi Kota Pontianak Tahun 2009-2014 12

    Tabel 2.10 Penyerapan Tenaga Kerja Berdasarkan Sektor Lapangan Kerja Tahun 2009-2014 12

    Tabel 2.11 PDRB Kota Pontianak Tahun 2009-2014 Berdasarkan Harga Berlaku (Jutaan) Menurut Lapangan Usaha

    13

    Tabel 2.12 Proyeksi Kebutuhan Investasi Pembangunan Kota Pontianak Tahun 2009-2014 14

    Tabel 2.13 Agregat Pendapatan Regional dan Pendapatan Regional Per Kapita di Kota Pontianak Tahun 2009-2014

    15

    Tabel 2.14 Jumlah Penduduk Kota Pontianak Tahun 2004-2008 16

    Tabel 2.15 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur Tahun 2004-2007 17

    Tabel 2.16 Jumlah Penduduk Miskin di Kota Pontianak Tahun 2004-2008 17

    Tabel 2.17 Angka Usia Harapan Hidup di Kota Pontianak Tahun 2004-2008 18

    Tabel 2.18 Penduduk Menurut Agama yang Dianut di Kota Pontianak Tahun 2007 19

    Tabel 2.19 Jumlah Rumah Ibadah Menurut Kecamatan di Kota Pontianak Tahun 2007 19

    Tabel 2.20 Jumlah Pagelaran/Festival Budaya dan Seni di Dalam dan Luar Kota Pontianak Tahun 2004-2008

    19

    Tabel 2.21 Indikator Bidang Pendidikan di Kota Pontianak Tahun 2004-2008 21

  • Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pontianak Tahun 2010-2014

    v

    Tabel 2.22 Indikator Derajat Kesehatan Kota Pontianak Tahun 2004-2008 22

    Tabel 2.23 Kasus Gizi Buruk dan Kecamatan Bebas Rawan Gizi di Kota Pontianak Periode 2004-2007

    23

    Tabel 2.24 Jumlah Puskesmas Menurut Jenisnya di Kota Pontianak 24

    Tabel 2.25 Sepuluh Besar Penyakit di Puskesmas Kota Pontianak Tahun 2004-2007 24

    Tabel 2.26 Jumlah Pasar Tradisional Per Kecamatan di Kota Pontianak Tahun 2004-2008 25

    Tabel 2.27 Jumlah Pasar Modern di Kota Pontianak Tahun 2005-2007 25

    Tabel 2.28 Panjang Jalan Berdasarkan Jenis Permukaan Tahun 2004-2008 26

    Tabel 2.29 Jumlah dan Panjang Jalan Berdasarkan Status di Kota Pontianak Tahun 2008 26

    Tabel 2.30 Jumlah dan Panjang Saluran di Kota Pontianak Tahun 2008 27

    Tabel 2.31 Terminal Angkutan Umum Kota Pontianak Tahun 2008 28

    Tabel 2.32 Standar Waktu Pelayanan Perijinan (hari) Tahun 2004-2008 30

    Tabel 5.1 Jumlah Pendapatan Daerah Kota Pontianak Tahun 2004-2008 49

    Tabel 5.2 Presentase Realisasi Terhadap Target APBD Kota Pontianak Tahun Anggaran 2004-2007

    50

    Tabel 5.3 Komposisi Sumber Pendapatan APBD Kota Pontianak Tahun Anggaran 2004-2008 51

    Tabel 5.4 Jumlah Pendapatan Daerah Kota Pontianak Tahun 2009-2014 54

    Tabel 5.5 Komposisi Sumber Pendapatan APBD Kota Pontianak Tahun Anggaran 2009-2014 54

    Tabel 5.6 Komposisi Belanja Rutin dan Belanja Pembangunan APBD Kota Pontianak Tahun 2004-2008

    55

    Tabel 5.7 Rekapitulasi Anggaran & Realisasi Belanja Langsung APBD Kota Pontianak Tahun 2004-2008

    55

    Tabel 5.8 Rekapitulasi Anggaran & Realisasi Belanja Tidak Langsung APBD Kota Pontianak Tahun 2004-2008

    56

    Tabel 5.9 Rekapitulasi Target Belanja Langsung SKPD Tahun 2004-2008 56

    Tabel 5.10 Rekapitulasi Realisasi Belanja Langsung SKPD Tahun 2004-2008 58

    Tabel 5.11 Komposisi Belanja Langsung SKPD Tahun 2004-2008 59

    Tabel 5.12 Rencana Belanja Langsung Menurut Kewenangan & Urusan Pemerintahan Tahun 2009-2014

    60

    Tabel 5.13 Rencana Belanja Tidak Langsung Menurut Kewenangan & Urusan Pemerintahan Daerah Tahun 2009-2014

    61

    Tabel 5.14 Rencana Belanja daerah Kota Pontianak Tahun 2009-2014 63

  • Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pontianak Tahun 2010-2014

    1

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    itetapkannya Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mengamanatkan bahwa setiap daerah harus menyusun rencana pembangunan daerah secara sistematis, terarah, terpadu dan tanggap terhadap perubahan (Pasal 2 ayat 2), dengan

    jenjang perencanaan jangka panjang (25 tahun), jangka menengah (5 tahun) maupun jangka pendek atau tahunan (1 tahun), serta Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah bab VII pasal 150 bahwa daerah wajib memiliki dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD).

    RPJM Daerah Kota Pontianak Tahun 2010 2014 merupakan penjabaran dari visi, misi dan program Walikota Pontianak yang akan dilaksanakan dan ingin diwujudkan dalam suatu periode masa jabatan. RPJM Daerah Kota Pontianak Tahun 2010 2014 dalam penyusunannya berpedoman pada RPJP Daerah Kota Pontianak Tahun 2005 2025 serta memperhatikan RPJM Nasional dan RPJM Propinsi. Di samping itu, dalam penyusunan RPJM Daerah Kota Pontianak Tahun 2010 2014 disusun dengan memperhatikan sumber daya dan potensi yang dimiliki, faktor-faktor keberhasilan, evaluasi pembangunan 5 (lima) tahun yang lalu serta isu-isu strategis yang berkembang.

    Mengingat peran dan fungsi RPJM Daerah Kota Pontianak sangat penting bagi Pemerintah Kota, pengusaha dan masyarakat, maka proses penyusunannya dilakukan secara sistematis, akurat dan terpadu dengan melibatkan seoptimal mungkin peran para pemangku kepentingan pembangunan. Berdasarkan alasan inilah maka penyusunan RPJM Daerah Kota Pontianak dilakukan secara transparan dan partisipatif untuk menghasilkan dokumen perencanaan yang berkesinambungan.

    Muatan dalam RPJM Daerah Kota Pontianak Tahun 2010 2014 berisi arah kebijakan keuangan daerah, kebijakan umum, dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah, program lintas Satuan Kerja Perangkat Daerah dan program kewilayahan disertai dengan rencana-rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. Pengertian indikatif berarti bahwa informasi, baik tentang sumber daya yang diperlukan maupun keluaran dan dampak yang tercantum di dalam dokumen rencana pembangunan jangka menengah ini, hanya merupakan indikasi yang hendak dicapai dan bersifat tidak kaku / fleksibel.

    1.2. Maksud dan Tujuan

    Maksud dilakukannya penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pontianak

    adalah untuk membangun proses perencanaan pembangunan yang sistematis dan berkelanjutan dengan memanfaatkan segala potensi dan sumber daya yang dimiliki Kota Pontianak secara optimal. Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan RPJM Kota Pontianak adalah :

    1. Menjabarkan Visi dan Misi Kepala Daerah terpilih kedalam bentuk strategi, kebijakan, program dan kegiatan 2. Menyediakan suatu dokumen perencanaan pembangunan untuk 5 (lima) tahun yang bersifat indikatif yang

    memuat kerangka makro Kota Pontianak dan pilihan program maupun kegiatan tahunan secara lintas sumber pembiayaan baik APBN, APBD Propinsi, APBD Kota yang akan dibahas dalam rangkaian forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) secara berjenjang ;

    D

  • Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pontianak Tahun 2010-2014

    2

    3. Sebagai bahan acuan resmi bagi seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Kota Pontianak dalam menyusun Rencana Strategis SKPD, Rencana Kerja SKPD, maupun penyusunan Rencana Kerja Kota Pontianak ;

    4. Menyediakan satu tolok ukur untuk mengukur dan melakukan evaluasi kinerja tahunan setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD);

    5. Memudahkan seluruh jajaran aparatur Pemerintah Daerah dalam mencapai tujuan dengan cara menyusun program dan kegiatan secara terpadu, terarah dan terukur ;

    6. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas alokasi sumber daya yang dimiliki Kota Pontianak

    1.3. Dasar Hukum Dasar hukum didalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pontianak

    adalah :

    1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

    2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Keuangan Negara ; 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; 5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan

    Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

    6. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2008 tentang Rencana Kerja Pemerintah; 7. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan

    Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. 8. Peraturan Daerah Kota Pontianak Nomor 4 tahun 2002 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Pontianak

    Tahun 2002-2012 9. Peraturan Daerah Kota Pontianak Nomor 10 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang

    (RPJP) Kota Pontianak Tahun 2005-2025. 10. Peraturan Daerah Kota Pontianak Nomor 11 Tahun 2008 tentang Satuan Organisasi Perangkat Daerah

    (SOPD) Kota Pontianak.

    1.4. Hubungan RPJM dengan Dokumen Perencanaan Lainnya

    Amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Pemerintah Daerah diwajibkan menyusun RPJP Daerah untuk jangka waktu 20 tahunan, RPJM Daerah untuk jangka waktu 5 tahunan dan RKPD sebagai rencana tahunan. Hal ini berimplikasi kepada adanya penyempurnaan sistem perencanaan dan penganggaran, baik dari aspek proses, mekanisme maupun tahapan pelaksanaan musyawarah perencanaan di tingkat Pusat dan Daerah.

    Sehubungan dengan itu dan dalam rangka memenuhi semua ketentuan normatif aturan perundangan mengenai perencanaan nasional dan daerah, perlu disusun rangkaian dokumen perencanaan pembangunan daerah sebagai berikut:

    a. Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah, berfungsi sebagai dokumen perencanaan makro politis berwawasan dua puluh tahun dan memuat Visi, Misi dan Arah Pembangunan Jangka Panjang yang

  • Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pontianak Tahun 2010-2014

    3

    akan digunakan sebagai pedoman penyusunan RPJM Daerah setiap lima tahun sekali; b. Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah, berfungsi sebagai penjabaran dari RPJP Daerah

    dan memuat Visi, Misi, Gambaran Umum Kondisi Masa Kini, Gambaran Umum Kondisi yang diharapkan, Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal, Arah Kebijakan, Strategi dan Indikasi Rencana Program Lima Tahunan secara lintas sumber pembiayaan baik pembiayaan atas indikasi rencana program yang bersumber dari APBN, APBD Provinsi dan APBD Kota Pontianak;

    c. Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD), berfungsi sebagai dokumen perencanaan teknis operasional dan merupakan penjabaran teknis RPJM Daerah untuk setiap unit kerja daerah, yang memuat Visi, Misi, Arah Kebijakan Teknis dan Indikasi Rencana Program setiap Bidang Kewenangan dan atau Fungsi Pemerintahan untuk jangka waktu lima tahunan dan disusun oleh setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di bawah koordinasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Pontianak;

    d. Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD), merupakan dokumen perencanaan tahunan setiap unit kerja daerah dan disusun sebagai penurunan Renstra SKPD dan memuat rencana kegiatan pembangunan tahun berikutnya, yang dilengkapi dengan formulir kerangka anggaran dan kerangka regulasi serta indikasi pembiayaan dua tahun ke depan;

    e. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), disusun sebagai dokumen perencanaan tahunan dan merupakan kompilasi kritis atas Renja SKPD setiap tahun anggaran dan merupakan bahan utama pelaksanaan Musrenbang yang dilaksanakan secara berjenjang, mulai dari tingkat Desa/Kelurahan, Kecamatan dan Kota.

    1.5. Sistematika Penulisan PJM Daerah Kota Pontianak ini disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut :

    BAB I. Pendahuluan Bab ini berisi tentang Latar Belakang penyusunan RPJM Daerah, Maksud dan Tujuan Penyusunan, Landasan Hukum Penyusunan, Hubungan RPJM Daerah dengan Dokumen Perencanaan Lainnya, dan Sistematika Penulisan.

    BAB II. Gambaran Umum Kota Pontianak Bab ini menguraikan statistik dan gambaran umum kondisi Kota Pontianak dalam 5 (lima) tahun terakhiri dengan maksud mengetahui keadaan daerah pada berbagai bidang dan aspek kehidupan sosial ekonomi yang akan diintervensi melalui berbagai kebijakan, program dan kegiatan daerah dalam jangka lima tahunan. Bab ini antara lain berisi tentang: Kondisi Geografis, Kondisi Perekonomian Daerah, Sosial Budaya Daerah, Prasarana dan Sarana Daerah, Pemerintahan Umum.

    BAB III. Visi dan Misi

    Dalam bab ini diulas lebih lanjut mengenai Visi pembanguna Kota Pontianay yang diadopsi dari visi Kepala Daerah Terpilih yang kemudian dijabarkan lebih kanjut ke dalam Misi-misi.

    BAB IV. Strategi Pembangunan Daerah

    Berisikan kebijakan dalam mengimplementasikan program kepala daerah, sebagai payung pada perumusan program dan kegiatan pembangunan di dalam mewujudkan visi dan misi.

  • Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pontianak Tahun 2010-2014

    4

    BAB V. Arah Kebijakan Keuangan Daerah Bab ini memaparkan lebih lanjut perihal Arah Pengelolaan Pendapatan Daerah; Arah Pengelolaan Belanja Daerah; dan Kebijakan Umum Anggaran.

    BAB VI. Kebijakan Umum

    Bab ini berisikan uraian mengenai tujuan dan sasaran dari masing-masing fungsi pembangunan dalam upaya pencapaian Misi, serta Strategi pencapaian tujuan dan sasaran.

    BAB VII. Program Pembangunan Daerah

    Bab ini memuat uraian tentang indikasi rencana program, baik program SKPD, program lintas SKPD maupun program kewilayahan yang akan dibiayai dari sumber APBD Kota, APBD Propinsi dan APBN.

    BAB VIII. Penutup

    Lampiran-Lampiran

  • Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pontianak Tahun 2010-2014

    5

    GAMBARAN UMUM KOTA PONTIANAK

    2.1. Kondisi Geografis

    ota Pontianak yang didirikan oleh Sultan Syarief Abdurrahman Alkadrie pada hari Rabu tanggal 23 Oktober 1771 bertepatan dengan tanggal 14 Radjab 1185, sampai dengan saat ini merupakan Ibukota dari Propinsi Kalimantan Barat dengan luas wilayah 107,82 Km2 dan berbatasan langsung

    dengan Kabupaten Pontianak serta Kabupaten Kuburaya.

    Letak Kota Pontianak memiliki keunikan tersendiri jika dibandingkan dengan kota-kota lain yang ada di Indonesia, ini dikarenakan Kota Pontianak berada di posisi garis khatulistiwa yaitu 00 02 24 Lintang Utara sampai 00 05 37 Lintang Selatan dan 1090 16 25 Bujur Timur sampai 1090 23 24 Bujur Timur. Keunikan lainnya adalah Kota Pontianak berada tepat dipersimpangan Sungai Kapuas Besar, Sungai Kapuas Kecil dan Sungai Landak dengan lebar rata-rata setiap permukaan sungai 400 meter dan kedalaman air antara 12 16 meter.

    Seperti pada umumnya daerah tropis, Kota Pontianak mempunyai suhu rata-rata 26,1 0C - 27,4 0C dengan kelembaban udara berkisar antara 86 % - 92 % serta lama penyinaran matahari berkisar antara 34% - 78%. Kedudukan Kota Pontianak pada dataran delta di Muara Suangai Kapuas yang merupakan dataran rendah diaman fluktuasi ketinggian antara 0,5 0,75 m di atas permukaan laut menyebabkan Kota Pontianak rentan terhadap genangan yang disebabkan air pasang maupun hujan.

    Berdasarkan UU Nomor 32 Tahun 2004, dan dengan pedoman Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2003 tentang Pedoman Organisasi dan Perangkat Daerah, penataan kelembagaan di lingkungan Pemerintah Kota Pontianak meliputi 2 (dua) Sekretariat, 4 (empat) Badan, 13 (tiga belas) Dinas, 4 (empat) Kantor dan 1 (satu) Satuan dan didukung oleh Pemerintah Kecamatan sebanyak 6 (enam) Kecamatan dan 29 (dua puluh sembilan) Pemerintah Kelurahan. Untuk mengoperasionalkan lembaga tersebut, didukung sejumlah 7.148 orang Pegawai Negeri Sipil (data tahun 2008).

    Penggunaan lahan secara umum di Kota Pontianak lebih bercirikan perkotaan, artinya sebagian besar lahan digunakan sebagai daerah permukiman yaitu seluas 5.735,22 Ha (53,19%) dari seluruh wilayah Kota berdasarkan data tahun 2000. penggunaan lahan permukiman tersebut telah melebihi limit yang telah direncanakan dalam Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) 1994-2004 seluas 4.700 Ha (43,59%).

    2.2. Perekonomian Daerah

    2.2.1. Kondisi Ekonomi

    2.2.1.1. Kondisi Makro Ekonomi Tahun 2004-2008

    Kondisi ekonomi daerah secara umum dapat ditunjukkan oleh angka Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Investasi, Inflasi, Pajak dan Retribusi, Pinjaman dan Pelayanan Bidang Ekonomi. Besaran nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ini secara nyata mampu memberikan gambaran mengenai nilai tambah bruto yang dihasilkan unit-unit produksi dalam periode tertentu. Lebih jauh, perkembangan besaran nilai PDRB merupakan salah satu indikator yang dapat dijadikan ukuran untuk menilai keberhasilan pembangunan suatu daerah atau dengan kata lain pertumbuhan ekonomi suatu daerah dapat tercermin melalui pertumbuhan nilai PDRB.

    K

  • Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pontianak Tahun 2010-2014

    6

    Tabel. 2.1 PDRB Kota Pontianak Tahun 2004-2008

    Berdasarkan Harga Konstan Tahun 2000 (Rp. Jutaan) Menurut Lapangan Usaha

    No Lapangan Usaha 2004 2005 2006 2007 2008

    1 Pertanian 30.661,18 30,522.11 30,915.84 32.127,36 32.737,78

    2 Pertambangan dan galian - - - - -

    3 Industri Pengolahan 416.114,15 436,336.37 465,891.92 489.225,24 515.741.,25

    4 Listrik, Gas &Air Bersih 29.261,44 30,965.96 31,444.98 33.039,40 34.592,25

    5 B a n g u n a n 800.698,59 849,781.41 895,174.56 943.027,49 995.365,52

    6 Perdagangan, Hotel & Restoran 1.096.950,47 1,152,610.15 1,216,596.70 1.297.527,48 1.375.379,13

    7 Pengangkutan & Komunikasi 1.001.143,88 1,053,690.84 1,103,077.28 1.177.729,88 1.230.727,72

    8 Keuangan, Persewaan, & Jasa Perusahaan 528.280,02 558,431.38 585,737.58 616.833,89 643.357,75

    9 Jasa Jasa 1.069.604,90 1,102,887.88 1,149,024.87 1.196.520,98 1.250.364,42

    PDRB Konstan 4.972.714,62 5,215,226.10 5,477,863.73 5.786.031,73 6.078.265,82

    Pertumbuhan PDRB per tahun 4,91% 4.88 % 5.04 % 5.63 5.05%

    Sumber : BPS Kota Pontianak

    Perkembangan PDRB Kota Pontianak dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir didominasi oleh 3 (tiga) sektor lapangan usaha yaitu sektor perdagangan, hotel & restoran, sektor jasa-jasa dan sektor pengangkutan & komunikasi hal ini sejalan dengan Visi Kota Pontianak untuk mewujudkan perdagangan bertaraf internasional.

    Pertumbuhan ekonomi Kota Pontianak sebagaimana tergambar dari Produk Domestik Regional Bruto selama kurun waktu 2004-2008 menunjukkan angka pertumbuhan yang cukup positif dimana mengalami rata-rata pertumbuhan sebesar 5,15 % pertahun. Pada tahun 2004 PDRB Kota Pontianak berdasarkan harga konstan sebesar Rp. 4.972.714,62 atau mempunyai pertumbuhan sebesar 4,91 % kemudian pada tahun 2005 mengalami peningkatan menjadi Rp. 5.215.226,10 dengan pertumbuhan sebesar 4,88 %, tahun 2006 jumlah PDRB Kota Pontianak meningkat menjadi Rp. 5.477.863,73 dengan pertumbuhan sebesar 5,04 dan tahun 2007 kembali meningkat menjadi Rp. 5.786.031.73 atau mengalami pertumbuhan sebesar 5,63 %, sedangkan untuk tahun 2008 pertumbuhan ekonomi Kota Pontianak menjadi Rp. 6.078.265,82 atau mencapai pertumbuhan sebesar 5.05 % sebagaimana ditunjukkan tabel. 2.1.

    Secara umum peranan sektoral secara keseluruhan mengalami peningkatan hal ini dapat dilihat dari besaran kontribusi sektor masing-masing menunjukkan peningkatan rata-rata diatas 4 % hanya pada sektor pertanian dalam 5 (lima) tahun terakhir mengalami pertumbuhan yang kurang signifikan.

    Sektor yang mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan adalah sektor perdagangan, restoran & hotel dimana pada tahun 2004 mencapai 7,62 % untuk tahun 2005 sedikit mengalami pergeseran menjadi 5,07 % kemudian di tahun 2006 kembali meningkat menjadi 5,55 % dan pada tahun 2007 kembali mengalami peningkatan menjadi 6,65 % sedangkan untuk tahun 2008 pada sektor ini menurun menjadi 6,00 % sehingga jika dirata-ratakan pada sektor ini mengalami pertumbuhan sebesar 5,82 %. Sektor lain yang tidak kalah penting dalam menyumbangkan PDRB adalah sektor bangunan dimana dalam pertumbuhannya kurun waktu 4 tahun mencapai 5,59 % serta sektor industri pengolahan yang mencapai 5,52 %. Untuk 3 (tiga) berikut yaitu sektor pengangkutan dan komunikasi mempunyai peningkatan rata-rata sebesar 5,30 % sedangkan untuk sektor keuangan mempunyai pertumbuhan rata-rata sebesar 5,05 % dan sektor jasa pertumbuhannya sebesar 3,98 % pertahun dalam kurun waktu 5 tahun terakhir.

  • Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pontianak Tahun 2010-2014

    7

    Tabel. 2.2 Pertumbuhan Ekonomi per Sektor Tahun 2004-2008

    No. Sektor 2004 2005 2006 2007 2008

    1 Pertanian -5,88 -0,45 1,29 3,92 1,90 2 Pertambangan - - - - - 3 Industri dan Pengolahan 5,02 4,86 6,77 5,01 5,42 4 Listrik, Gas & Air Bersih 4,70 5,83 1,55 5,07 4,70 5 Bangunan 7,03 6,13 5,34 5,35 5,55 6 Perdagangan, Restoran & Hotel 7,62 5,07 5,55 6,65 6,00 7 Pengangkutan & Komunikasi 0,75 5,25 4,69 6,77 4,50 8 Keuangan 2,85 5,71 4,89 5,31 4,30 9 Jasa 6,06 3,11 4,18 4,13 4,50

    PDRB Kota Pontianak 4,91 4,88 5,04 5,63 5,05 Sumber : BPS Kota Pontianak

    Dilihat dari struktur yang ada berdasarkan 9 (sembilan) sektor lapangan usaha pada tahun 2004 sektor perdagangan, restoran & hotel mempunyai kontribusi yang paling tinggi dalam memberikan kontribusinya yaitu sebesar 22,06 % sedangkan untuk sektor listrik, gas dan air bersih adalah yang rendah dimana kontribusinya hanya sebesar 0,59 %. Untuk tahun 2008 sektor perdagangan, restoran & hotel masih penyumbang tertinggi dalam memberikan kontribusinya dalam penyusunan struktur ekonomi Kota Pontianak dengan kontribusi sebesar 22,63 % sedangkan sektor yang paling rendah dari keseluruhan sektor adalah sektor pertanian dimana memberikan kontribusinya hanya sebesar 0,54 %.

    Tabel. 2.3 Struktur Ekonomi Kota Pontianak Tahun 2004-2008

    No Lapangan Usaha 2004 2005 2006 2007 2008

    1 Pertanian 0.62% 0.59% 0.56% 0.56% 0,54% 2 Pertambangan & Penggalian - - - - - 3 Industri Pengolahan 8.37% 8.37% 8.50% 8.46% 8,49% 4 Listrik, Gas & Air Bersih 0.59% 0.59% 0.57% 0.57% 0,57% 5 Bangunan 16.10% 16.29% 16.34% 16.30% 16,38% 6 Perdagangan, Restoran &

    Hotel 22.06% 22.10% 22.21% 22.43% 22,63% 7 Pengangkutan & Komunikasi 20.13% 20.20% 20.14% 20.35% 20,25% 8 Keuangan, Pers dan Jasa

    Perusahaan 10.62% 10.71% 10.69% 10.66% 10,58% 9 Jasa-Jasa 21.51% 21.15% 20.98% 20.68% 20,57% PDRB 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00%

    Sumber : BPS Kota Pontianak

    Tingkat penyerapan tenaga kerja pada setiap sektor ekonomi bisa mencerminkan pada sektor ekonomi mana yang paling banyak menyerap tenaga kerja sekaligus mencerminkan bahwa sektor ekonomi tersebut dominan peranannya dalam meningkatkan PDRB.

  • Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pontianak Tahun 2010-2014

    8

    Sektor pembangunan ketenagakerjaan diarahkan pada meningkatkan kualitas manusia dan kualitas hidup masyarakat. Pembangunan dalam bidang ketenagakerjaan ditujukan untuk memperluas lapangan kerja produktif , baik dalam jumlah mapun mutunya. Untuk itu melalui pembangunan ketenagakerjaan diharapkan terjadi penyerapan tambahan angkatan kerja baru, penurunan jumlah pengangguran, pengurangan ketimpangan produktifitas antar sektor, trnasformasi tenaga kerja antar sektor serta peningkatan kesempatan angkatan kerja.

    Pada tahun 2004 jumlah tenaga kerja yang terserap berdasarkan sektor lapangan kerja sebanyak 211.193 orang. Sebagian besar tenaga kerja terserap disektor perdagangan, hotel dan restoran sebanyak 101.092 orang, sektor jasa sebanyak 42.956 orang, sektor industri sebanyak 22.665 orang dan sektor pengangkutan/ komunikasi sebanyak 16.494 orang. Pada tahun 2008 sektor perdagangan masih mendominasi penyerapan tenaga kerja yaitu sebanyak 125.883 orang, sektor jasa-jasa menyerap sebanyak 45.721orang , sektor industri sebanyak 21.727 orang dan sektor pengangkutan menyerap tenaga kerja sebanyak 18.733 orang sehingga total penyerapan tenaga kerja seluruhnya mencapai 243.457 orang.

    Tabel. 2.4 Penyerapan Tenaga Kerja Berdasarkan Sektor Lapangan Kerja Tahun 2004-2008

    No LAPANGAN USAHA 2004 2005 2006 2007 2008

    1 Pertanian 8.830 8,993 9,120 9,221 9,323 2 Pertambangan dan galian 132 139 141 145 150 3 Industri Non Migas 22.665 22,415 22,168 21,946 21,727 4 Listrik Dan Air Minum 1.257 1,311 1,356 1,400 1,446 5 B a n g u n a n 15.480 16,045 16,775 17,404 18,057 6 Perdagangan, Hotel, Dan Restoran 101.092 105,660 112,525 118,488 125,883 7 Pengangkutan Dan Komunikasi 16.494 16,553 17,613 18,165 18,733 8 Keuangan, Persewaan & jasa persh 2.287 2,313 2,344 2,379 2,416 9 Jasa Jasa 42.956 43,870 44,345 45,090 45,721 Jumlah 211.193 217,300 226,388 234,239 243,457

    Sumber : BPS Kota Pontianak

    Perkembangan ekonomi makro selama 5 tahun terakhir periode 2004-2008 terdapat peningkatan, hal ini dapat dilihat dari tabel. 2.5 dibawah dimana :

    1. Produk Domestik Regional Bruto berdasarkan harga berlaku, tahun 2004 mencapai Rp. 5.964.663,37 juta dan tahun 2008 meningkat menjadi Rp. 9,538,440.82 juta.

    2. Produk Domestik Regional Bruto perkapita tahun 2004 mencapai Rp. 12.0 juta dan meningkat menjadi Rp. 17.8 juta.

    3. Pendapatan regional perkapita pada tahun 2004 mencapai Rp.11.0 juta dan meningkat menjadi Rp. 16,6 juta tahun 2008.

    4. Produk Domestik Regional Bruto berdasarkan harga konstan tahun 2000 mencapai Rp. 4.972.714,62 juta tahun 2004 dan pada tahun 2008 meningkat menjadi Rp. 6,078,265.82 juta

    5. Produk Domestik Regional Bruto perkapita tahun 2004 mencapai Rp.10.0 juta dan meningkat menjadi Rp. 11,3 juta tahun 2008

    6. Pendapatan regional perkapita pada tahun 2004 sebesar Rp. 9,2 juta dan pada tahun 2008 meningkat menjadi Rp. 10,6 juta.

  • Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pontianak Tahun 2010-2014

    9

    Tabel. 2.5 Agregat Pendapatan Regional dan Pendapatan Regional Per Kapita

    Di Kota Pontianak Tahun 2004 2008

    No. URAIAN 2004 2005 2006 2007 2008

    ATAS DASAR HARGA BERLAKU

    1 PDRB Atas Dasar Harga Pasar 5.964.663,37 6.905.200,25 7.555.118,47 8.437.111,81 9,538,440.82

    2 Penyusutan 410.965,31 475.768,30 520.547,66 581.317,00 657.198,57

    3 PDRN Atas Dasar Harga Pasar 5.553.698,06 6.429.431,95 7.034.570,81 7.855.794,81 8.881.242,25

    4 Pajak Tak Langsung 90.662,88 104.959,04 114.837,80 128.244,10 144.984,30

    5 PDRN Atas Dasar Biaya Faktor Produksi 5.463.035,18 6.324.472,91 6.919.733,01 7.727.550,71 8.736.257,95

    6 Penduduk Pertengahan Tahun (Jiwa) 494.337 502.133 509.804,00 514.622,00 533.741

    7 PDRB Perkapita (Rupiah) 12.065.009,84 13.751.735,59 14.819.653,18 16.394.774,83 17.870.933,19

    8 Pendapatan Regional Perkapita (Rupiah) 11.050.342,51 12.595.214,63 13.573.320,35 15.015.974,27 16.639.625,90

    ATAS DASAR HARGA KONSTAN

    1 PDRB Atas Dasar Harga Pasar 4.972.714,62 5.215.226,10 5.477.863,74 5.786.031,73 6,078,265.82

    2 Penyusutan 342.620,04 359.329,08 377.424,81 398.657,59 418.792,52

    3 PDRN Atas Dasar Harga Pasar 4.630.094,59 4.855.897,02 5.100.438,93 5,387.374,15 5.659.473.,30

    4 Pajak Tak Langsung 75.585,26 79.271,44 83.263,53 87.947,68 92.389,64

    5 PDRN Atas Dasar Biaya Faktor Produksi 4.554.509,32 4.776.625,58 5.017.175,40 5.299.426,46 5.567.083,66

    6 Penduduk Pertengahan Tahun (Jiwa) 494.377 502.133 509.804,00 514.622,00 533.741

    7 PDRB Perkapita (Rupiah) 10.058.547,68 10.386.144,90 10.745.038,75 11.243.265,41 11.388.054,34

    8 Pendapatan Regional Perkapita (Rupiah) 9.212.623,82 9.512.670,12 9.841.380,99 10.297.706,79 10.603.417,39

    Sumber: BPS Kota Pontianak

    Indikator pembangunan bidang ekonomi dari tahun 2004-2008 mengalami perubahan baik peningkatan maupun penurunan. Angka kemiskinan pada tahun 2004 sebesar 19,3 % kemudian tahun 2005 terjadi penurunan menjadi 15,2 % dan tahun 2006 kembali turun menjadi 14,90% dan di tahun 2007 menjadi 14,60 % sedangkan tahun 2008 diprediksikan menjadi 14,41 %, demikian pula angka pengangguran terbuka yang setiap tahunnya mengalami penurunan dimana pada tahun 2004 sebesar 11,08 %, tahun 2005 turun menjadi 9,88 %, tahun 2006 kembali turun menjadi 9,58 % sedangkan tahun 2007 menjadi 8,60 % pada tahun 2008 diperkirakan menjadi 8,50 %. Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2004 sebesar 4,91 %. tahun 2005 terdapat sedikit pergeseran hingga terjadi penurunan menjadi 4,88 %, sedangkan tahun 2005 kembali meningkat dari tahun sebelumknya menjadi 5,04 % dan meningkat kembali di tahun 2007 menjadi 5,29 %, pada tahun 2008 pertumbuhan ekonomi diperkirakan sebesar 5,05 %.

    Tabel. 2.6 Indikator Pembangunan Bidang Ekonomi Kota Pontianak Tahun 2004-2008

    No Uraian 2004 2005 2006 2007 2008 BIDANG EKONOMI 1. Angka Kemiskinan (%) 15,92 % 15,49 % 15,22 % 15,88 % 14,97 % 2. Angka Pengangguran Terbuka (%) 11,08 % 9,88 % 9,58 % 8,60 % 8,50 %

    3. Pertumbuhan Ekonomi (%) 4,91 % 4,88 % 5,04 % 5,29 % 5,05 %

    4. Inflasi (%) 6,06 % 14,43 % 6,32 % 8,56 % 11,19 %

    5. PDRB Konstan 2000 (Rp. Juta) 4.972.714,62 5,215,226.10 5,477,863.73 5.786.031,73 6.078.265,82

    6. PDRB Berlaku 5.964.663,37 6.905.200,25 7.555.118,47 8.437.111,81 9,538,440.82

    7. PDRB per kapita konstan (Rp.) 10.058.547,68 10.386.144,90 10.745.038,75 11.243.265,41 11.388.054,34

    8. PDRB per kapita berlaku (Rp.) 12.065.009,84 13.751.735,59 14.819.653,18 16.394.774,83 17.870.933,19

    Sumber : Hasil Analisis

  • Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pontianak Tahun 2010-2014

    10

    2.2.1.2. Proyeksi Makro Ekonomi Tahun 2009-2014

    Kondisi makro Kota Pontianak untuk lima tahun kedepan lebih dipengaruhi oleh faktor eksternal, hal ini disebabkan letak geografis Kota Pontianak yang strategis terhadap negara dan daerah lainnya serta dampak dari perdagangan bebas ASEAN dan dunia. Saat ini, perekonomian Amerika Serikat mengalami resesi yang berimbas pada ekonomi dunia secara keseluruhan, tak luput juga berdampak pada ekonomi Indonesia dan Kota Pontianak. Meskipun resesi ekonomi global tidak berdampak secara langsung terhadap perekonomian Kota Pontianak namun konsekuensi perdagangan bebas membuat perekonomian Kota Pontianak terkena imbas resesi ekonomi global tersebut. Negara/daerah yang tumpuan perekonomiannya pada ekspor barang dan jasa akan sangat terpengaruh pada resesi ekonomi saat ini. Meskipun ekspor tidak terlalu besar menyumbang pembentukan PDRB, namun penurunan kinerja perusahaan yang berorientasi ekspor dapat mempengaruhi perekonomian Kota Pontianak secara makro seperti pemutusan hubungan kerja.

    Diperkirakan tahun 2009, pertumbuhan ekonomi Kota Pontianak akan mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada tahun 2010, ekonomi dunia diasumsikan mulai membaik terutama di Amerika Serikat dengan rencana Amerika Serikat menggenjot proyek infrastruktur secara besar-besaran, menarik pasukannya di Irak yang membuat defisit anggaran AS menurun (defisit anggaran tahun fiskal 2009 sebesar US$ 490 miliar atau 3.3% produksi ekonomi AS) dan bailout (dana talangan) terhadap perusahaan besar AS (saat ini telah disetujui sebesar US$ 700 miliar) telah berjalan baik. Sehingga menyebabkan permintaan AS terhadap barang dan jasa juga meningkat. Membaiknya ekonomi AS akan berdampak pada ekonomi Indonesia. Selain itu, dengan berjalannya program Pemerintah yang mewajibkan industri menggunakan bioedisel sebesar 2.5% dari total konsumsi bahan bakarnya dan 0.25% pembangkit listrik menggunakan biodiesel. Serta penggunaan bioetanol bagi industri menggunakan 5% dari total konsumsi bahan bakarnya. Hal ini telah mendorong kenaikan harga CPO sehingga meningkatkan pertumbuhan sektor industri pengolahan.

    Kondisi makro ekonomi Kota Pontianak tahun 2011 juga mengalami peningkatan disemua sektor. Hal ini disebabkan mulai Membaiknya ekonomi dunia juga membawa dampak ekonomi yang baik bagi Kota Pontianak. Sektor perdagangan terjadi peningkatan cukup baik, hal ini disebabkan ekspor ke berbagai negara tujuan mulai membaik. Sektor jasa juga meningkat terutama pengeluaran pemerintah yang cukup tinggi pada pambangunan proyek-proyek infrastruktur dan padat karya.

    Tabel. 2.7 PDRB Kota Pontianak Tahun 2009-2014

    Berdasarkan Harga Konstan Tahun 2000 (Rp. Jutaan) Menurut Lapangan Usaha

    No Lapangan Usaha 2009 2010 2011 2012 2013 2014

    1 Pertanian 33,556.22 34,401.84 35,272.21 36,171.65 37,101.26 38,065.89

    2 Pertambangan & Penggalian - - - -

    3 Industri Pengolahan 540,496.83 566,710.92 594,253.07 623,312.05 653,854.34 686,547.06

    4 Listrik, Gas & Air Bersih 36,252.68 38,007.31 39,854.46 41,839.22 43,931.18 46,149.70

    5 Bangunan 1,051,006.45 1,114,171.94 1,181,356.50 1,253,182.98 1,329,877.78 1,412,330.20

    6 Perdagangan, Restoran & Hotel 1,457,901.88 1,546,833.89 1,642,737.59 1,746,065.79 1,857,115.57 1,975,042.41

    7 Pengangkutan & Komunikasi 1,292,264.11 1,357,265.00 1,426,349.78 1,500,519.97 1,580,797.79 1,663,789.68

    8 Keuangan, Pers dan Jasa Persh

    671,987.17 701,957.79 733,545.90 767,289.01 803,351.59 843,679.84

    9 Jasa-Jasa 1,307,256.01 1,367,128.33 1,430,699.80 1,497,942.69 1,569,843.94 1,648,336.13

    Jumlah 6,390,721.34 6,726,477.02 7,084,069.32 7,466,323.35 7,875,873.45 8,313,940.91

    Pertumbuhan Per Tahun 5.14% 5.25% 5.32% 5.40% 5.49% 5.56%

    Sumber : Hasil Analisis

    Untuk tahun 2012, peningkatan pertumbuhan ekonomi Kota Pontianak terutama pada sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan dan sektor jasa. Membaiknya ekonomi dunia menyebabkan investasi mulai masuk ke Indonesia sehingga likuiditas lembaga keuangan juga

  • Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pontianak Tahun 2010-2014

    11

    membaik dan didukung suku bunga Bank Indonesia yang rendah. Hal ini tidak lepas dari rendahnya tingkat inflasi sehingga suku bunga Bank Indonesia juga menurun. Telah dibukanya jalan trans Kalimantan juga mendorong sektor pengangkutan tumbuh lebih besar dibanding tahun-tahun sebelumnya.

    Pada tahun 2013, pertumbuhan ekonomi tetap terjadi terutama di sektor listrik, gas dan air bersih. Pada tahun ini diperkirakan beberapa power plant (pembangkit listrik) yang baru telah beroperasi dan interkoneksi antara Kota Pontianak dengan Kuching, Malaysia telah terwujud. Dengan adanya tambahan ketersediaan pasokan listrik memacu tumbuhnya investasi di Kota Pontianak sehingga menarik tumbuhnya sektor-sektor lainnya.

    Sedangkan untuk tahun 2014, diperkirakan pertumbuhan ekonomi tumbuh di sektor jasa. Pada tahun ini yang merupakan tahun politik, dimana diselenggarakannya pemilihan umum Legislatif dan pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden menyebabkan pengeluaran Pemerintah meningkat cukup signifikan.

    Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Pontianak dalam kurun waktu 6 (enam) tahun kedepan diproyeksikan setiap tahunnya mengalami peningkatan dimana pada tahun 2009 berdasarkan harga konstan tahun 2000 diperkirakan sebesar Rp. 6,39 Trilyun dengan pertumbuhan pertahunnya mencapai 5,14 % dan tahun 2014 diperkirakan mencapai Rp. 8,31 Trilyun dengan pertumbuhan sebesar 5,56 % atau rata-rata pertumbuhannya dalam 6 (enam) tahun kedepan sebesar 1,59 %.

    Secara struktur, Kota Pontianak masih didominasi oleh sektor perdagangan, restoran dan hotel dimana pada tahun 2009 diperkirakan kontribusinya mencapai Rp.1.457.901,88 dan pada tahun 2014 diperkirakan akan mencapai Rp. 1.975.042,41 atau mengalami pertumbuhan rata-rata selama 6 tahun mencapai 6,24 %. Adapun sektor lain sebagai penyumbang terbesar adalah sektor jasa dimana pada tahun 2009 mencapai Rp. 1.307.721,34 dan tahun 2014 diperkirakan mencapai 1.648.336,13 atau mengalami rata-rata pertumbuhan sebesar 4,68 % demikikan juga dengan sektor pengangkutan & komunikasi dimana pada tahun 2009 mencapai Rp. 1.292.264,11 dan di tahun 2014 diperkirakan akan mencapai Rp. 1.663.789,68 atau mempunyai peningkatan rata-rata sebesar 5,17%.

    Pertumbuhan ekonomi Kota Pontianak dalam 6 (enam) tahun kedepan periode 2009-2014 diproyeksikan mengalami peningkatan dimana pada tahun 2009 diperkirakan mencapai 5,14 % dengan sektor yang menjadi unggulan adalah sektor perdagangan, restoran dan hotel dengan kontribusi sebesar 6,00 % sedangkan pada tahun 2014 pertumbuhan ekonomi Kota Pontianak diperkirakan mencapai 5,56 % dengan sektor yang terbesar dalam memberikan kontribusinya masih pada sektor perdagangan, restoran dan hotel dimana mencapai 6,35 %.

    Tabel. 2.8 Pertumbuhan Ekonomi per Sektor Tahun 2009-2014

    No Sektor 2009 2010 2011 2012 2013 2014

    1 Pertanian 2,50 % 2.52% 2.53% 2.55% 2.57% 2,60% 2 Pertambangan - - - - - - 3 Industri dan Pengolahan 4.80% 4.85% 4.86% 4.89% 4.90% 5.00% 4 Listrik, Gas & Air Bersih 4.80% 4.84% 4.86% 4.98% 5.00% 5.05% 5 Bangunan 5.59% 6.01% 6.03% 6.08% 6.12% 6.20% 6 Perdagangan, Restoran & Hotel 6.00% 6.10% 6.20% 6.29% 6.36% 6.35% 7 Pengangkutan & Komunikasi 5.00% 5.03% 5.09% 5.20% 5.35% 5.25% 8 Keuangan, Pers dan Jasa Persh 4.45% 4.46% 4.50% 4.60% 4.70% 5.02% 9 Jasa 4.55% 4.58% 4.65% 4.70% 4.80% 5.00%

    PDRB Kota Pontianak 5.14% 5.25% 5.32% 5.40% 5.49% 5.56% Sumber : Hasil Analisis

  • Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pontianak Tahun 2010-2014

    12

    Adapun selain dari sektor diatas pada sektor bangunan juga tidak kalah penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi, hal ini dapat dilihat dari besaran kontribusinya pada tahun 2009 mencapai 5,59 %, tahun 2010 diperkirakan akan mencapai 6,01 % dan meningkat menjadi 6,03 % di tahun 2011 sedangkan pada tahun 2012, 2013 dan 2014 diperkirakan akan mencapai 6,08 %, 6,12 % dan 6,20%.

    Untuk sektor pertanian perkembangan pertumbuhannya dalam periode 2009-2014 dirasakan mengalami fluktuasi, dimana pada tahun 2009 diperkirakan akan tumbuh mencapai 2,50 %, tahun 2010 diperkirakan akan mencapai 2,52 % dan sedikit mengami peningkatan menjadi 2,53 % di tahun 2011 dan pada tahun 2014 struktur pertumbuhan ekonomi melalui sektor ini diperkirakan mencapai 2,60 %. Adapun perkembangan pertumbuhan ini lebih kecil jika dibandingkan dengan sektor lainnya lebih dikarenakan karena luas wilayah Kota Pontianak yang tidak begitu besar hanya 107,82 Km2 dan peruntukan wilayahnya lebih bercirikan perkotaan.

    Struktur ekonomi Kota Pontianak dalam kurun waktu 6 (enam) tahun kedepan masih didominasi oleh sektor tersier yaitu sektor perdagangan, angkutan, keuangan dan jasa-jasa. Pada tahun 2009 sektor perdagangan mengalami koreksi sebesar 22,81 % kemudian disusul dengan sektor jasa dan pengangkutan yang masing-masing sebesar 20,46 % dan 20,22 % sedangkan sektor yang terendah dalam struktur ekonomi Kota Pontianak periode 2009-2014 adalah sektor pertanian dimana pada tahun 2009 mencapai 0,53 % dan diperkirakan pada tahun 2014 mengalami penurunan menjadi 0,46 %.

    Tabel. 2.9 Struktur Ekonomi Kota Pontianak Tahun 2009-2014

    No Lapangan Usaha 2009 2010 2011 2012 2013 2014

    1 Pertanian 0.53% 0.51% 0.50% 0.48% 0.47% 0,46% 2 Pertambangan & Penggalian - - - - - - 3 Industri Pengolahan 8.46% 8.43% 8.39% 8.35% 8.30% 8.26% 4 Listrik, Gas & Air Bersih 0.57% 0.57% 0.56% 0.56% 0.56% 0.56% 5 Bangunan 16.45% 16.56% 16.68% 16.78% 16.89% 16.99% 6 Perdag , Restoran & Hotel 22.81% 23.00% 23.19% 23.39% 23.58% 23.76% 7 Pengangkutan & Komunikasi 20.22% 20.18% 20.13% 20.10% 20.07% 20.01% 8 Keuangan, Pers & Jasa Persh 10.52% 10.44% 10.35% 10.28% 10.20% 10.15% 9 Jasa-Jasa 20.46% 20.32% 20.20% 20.06% 19.93% 19.83%

    PDRB 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% Sumber : Hasil Analisis

    Penyerapan tenaga kerja dalam periode 2009-2014 berdasarkan hasil analisis setiap tahunnya mengalami peningkatan dimana pada tahun 2009 jumlah keseluruhan mencapai 256.494 orang meningkat menjadi 270.494 orang di tahun 2010 sedangkan untuk tahun 2014 diperkirakan akan mencapai 337.033 orang.

    Tabel. 2.10 Penyerapan Tenaga Kerja Berdasarkan Sektor Lapangan Kerja

    Tahun 2009-2014

    No LAPANGAN USAHA 2009 2010 2011 2012 2013 2014 1 Pertanian 9,556.08 9,796 10,044 10,300 10,565 10,840 2 Pertambangan dan galian 156 161 169 175 180 186 3 Industri Non Migas 22,769 23,874 25,034 26,258 27,545 28,922 4 Listrik Dan Air Minum 1,515 1,588 1,665 1,748 1,836 1,929 5 B a n g u n a n 19,066 20,212 21,431 22,734 24,125 25,621 6 Perdagangan, Hotel, Dan 133,435 141,575 150,353 159,810 169,974 180,767

  • Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pontianak Tahun 2010-2014

    13

    No LAPANGAN USAHA 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Restoran

    7 Pengangkutan Dan Komunikasi 19,669 20,659 21,710 22,839 24,061 25,324 8 Keuangan, Persewaan & jasa

    persh 2,523 2,636 2,754 2,881 3,016 3,168

    9 Jasa Jasa 47,801 49,990 52,315 54,773 57,403 60,273 Jumlah 256,494 270,494 285,479 301,523 318,708 337,033

    Sumber : Hasil Analisis

    Adapun jumlah penyerapan tenaga kerja dari 9 (sembilan) sektor lapangan usaha yang ada sektor perdagangan, hotel dan restoran merupakan sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja. Hal ini dapat dilihat dari jumlah sektor ini pada tahun 2009 diperkirakan mencapai 133.435 tenaga kerja dan meningkat menjadi 180.767 tenaga kerja pada tahun 2014. Untuk sektor pertambangan dan galian jumlah tenaga kerja berdasarkan hasil proyeksi periode 2009-2014 peningkatannya dirasakan masih sangat kecil, hal ini dikarenakan pada sektor ini tidak terdapat di Kota Pontianak.

    Jika dilihat dari perkembangan jumlah tenaga kerja berdasarkan sektor lapangan usaha di Kota Pontianak terdapat 3 (tiga) sektor lapangan usaha yang mendominasi diantaranya adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor jasa dan sektor industri non migas.

    Jumlah PDRB berdasarkan harga berlaku, tahun 2009 sebesar Rp. 10.776.744,66 juta dan diperkirakan akan meningkat menjadi Rp. 19,083,366.67 juta di tahun 2014 sedangkan untuk PDRB berdasarkan harga konstan pada tahun 2009 diperkirakan mencapai Rp. 6.390.721,34 dan pada tahun 2014 diperkirakan mencapai 8,313,940.91. Dari jumlah tersebut pertumbuhan ekonomi pada tahun 2009 diproyeksikan mencapai 5,14 % kemudian meningkat menjadi 5,25 % di tahun 2010 dan pada tahun 2014 diperkirakan mencapai 5,56 %.

    Perkembangan PDRB Kota Pontianak dalam periode 2009-2014 mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Adapun perkembangan tersebut dapat dilihat dari jumlah yang terkoreksi pada tahun 2009 sektor perdagangan, restoran & hotel sebagai penyumbang terbesar dalam memberikan kontribusinya yaitu sebesar Rp. 2.495.594,09 juta sedangkan sektor listrik, gas & air bersih menjadi penyumbang yang paling kecil dalam memberikan kontribusinya yaitu sebesar Rp. 50.020,82 juta. Pada tahun 2014 jumlah keseluruhan PDRB Kota Pontianak diproyeksikan mencapai Rp. 19.083.366,67 juta dengan pertumbuhan sebesar 11,02 %. Dari jumlah tersebut sektor perdagangan, restoran & hotel masih menjadi andalan sebagai penyumbang terbesar dalam memberikan kontribusinya dimana mencapai Rp. 4.759.232,82 sedangkan sektor listrik, gas dan air bersih hanya mencapai Rp. 68.252,73 juta.

    Tabel. 2.11 PDRB Kota Pontianak Tahun 2009-2014

    Berdasarkan Harga Berlaku (Jutaan) Menurut Lapangan Usaha

    No Lapangan Usaha 2009 2010 2011 2012 2013 2014

    1 Pertanian 57,103.93 60,672.92 63,706.57 67,847.49 72,596.82 77,860.09

    2 Pertambangan & Penggalian

    - - - - - -

    3 Industri Pengolahan 791,120.85 860,343.92 937,774.87 1,005,763.55 1,081,195.82 1,167,691.48

    4 Listrik, Gas & Air Bersih

    50,020.82 53,022.07 56,070.83 59,625.73 63,787.60 68,252.73

    5 Bangunan 1,826,868.03 2,018,689.17 2,173,724.50 2,345,013.99 2,532,615.11 2,747,887.40

    6 Perdagangan, Restoran & Hotel

    2,495,594.09 2,844,977.26 3,261,766.43 3,747,117.28 4,252,978.11 4,759,232.82

    7 Pengangkutan & 2,190,729.43 2,474,428.89 2,797,341.87 3,170,787.00 3,554,452.23 3,966,768.69

  • Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pontianak Tahun 2010-2014

    14

    No Lapangan Usaha 2009 2010 2011 2012 2013 2014

    Komunikasi

    8 Keuangan, Pers dan Jasa Persh

    1,118,736.17 1,269,206.19 1,452,352.64 1,665,267.54 1,868,430.18 2,073,957.50

    9 Jasa-Jasa 2,246,571.34 2,559,968.04 2,926,555.47 3,348,857.42 3,762,441.31 4,185,715.96 Jumlah 10,776,744.66 12,141,308.47 13,669,293.18 15,410,280.00 17,118,497.31 19,083,366.67

    Pertumbuhan Per Tahun 12,98% 12,66% 12,59% 12,74% 11,54% 11,02% Sumber : Hasil Analisis

    Jumlah investasi yang dibutuhkan pada tahun 2009 guna pencapaian pertumbuhan sebesar 5,14 %

    adalah sebesar Rp. 5.324.706,51 juta, tahun 2010 meningkat menjadi Rp. 5,458,255.25 juta dengan pertumbuhan mencapai 5,25 %, tahun 2011 jumlah investasi yang dibutuhkan yaitu sebesar Rp. 6,111,938.85 juta dengan asumsi pertumbuhan yang akan dicapai sebesar 5,32 %, untuk tahun 2012 jumlah kebutuhan investasi mencapai Rp. 6,963,947.29 juta, sedangkan tahun 2013 membutuhkan investasi mencapai Rp. 7.112.868,71 juta dan tahun 2014 diperkirakan membutuhkan investasi mencapai Rp. 7.579.477,95 juta.

    Tabel. 2.12 Proyeksi Kebutuhan Investasi Pembangunan Kota Pontianak Tahun 2009-2014

    Sumber : Hasil Analisis

    Tingkat inflasi dalam kurun waktu 6 (enam) tahun kedepan periode 2009-2014 diperkirakan mempunyai pergerakan cukup stabil dimana pada tahun 2009 tingkat inflasi di Kota Pontianak diperkirakan mencapai 7,84 %, pada tahun 2010 diperkirakan turun menjadi 7,41 % kemudian pada tahun 2011 menjadi 7,27%. Pada tahun 2012 diperkirakan sedikit mengalami peningkatan menjadi 7,34 %, meningkat menjadi 7,83 % di tahun 2013 dan meningkat lagi pada tahun 2014 sebesar 8,42%.

    Pada tahun 2009, inflasi diperkirakan sedikit menurun dibandingkan tahun 2008. Hal disebabkan beberapa faktor, antara lain penurunan harga minyak mentah dunia (saat ini berkisar US$ 33-40 per barel) yang menyebabkan harga BBM dalam negeri juga turun dan turunnya harga 2 komoditas unggulan yaitu karet dan kelapa sawit. Hal ini akibat resesi ekonomi global yang menurunkan permintaan dunia terhadap komoditas tersebut diatas. Selama 3 tahun sejak 2009 -2011 tingkat inflasi cenderung menurun dikarenakan kondisi politik dan

    No Uraian 2009 2010 2011 2012 2013 2014

    1 PDRB Konstan 6,390,721.34 6,726,477.02 7,084,069.32 7,466,323.35 7,875,873.45 8,313,940.91

    2 Pertumbuhan Ekonomi 5.14% 5.25% 5.32% 5.40% 5.49% 5.56%

    3 Inflasi Tahunan 7.84 7.41 7.27 7.34 7.83 8.42

    4 PDRB Harga Berlaku 10,776,744.66 12,141,308.47 13,669,293.18 15,410,280.00 17,188,497.18 19,083,366.67

    5 Nilai Tambah 1,238,303.84 1,364,563.81 1,527,984.71 1,740,986.82 1,778,217.18 1,894,869.49

    6 Jumlah Investasi (Juta) 5,324,706.51 5,458,255.25 6,111,938.85 6,963,947.29 7,112,868.71 7,579,477.95

    7 Pemerintah 1,200,000.00 1,230,000.00 1,260,750.00 1,292,268.75 1,324,575.47

    1,357,689.86

    8 Swasta 4,124,706.51 4,637,624.40 5,309,584.26 6,193,974.58 5,788,293.24 6,221,788.09

    9 Kontribusi Pemerintah (%) 22.54% 20.96% 19.19% 17.26% 18.62% 17.91%

    10 Kontribusi Swasta (%) 77.46% 79.04% 80.81% 82.74% 81.38% 82.09% 11 ICOR 4.3 4 4 4 4 4

    12 Penduduk Pertengahan Tahun 543,081 552,585 562,255 572,095 582,106 592,293

  • Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pontianak Tahun 2010-2014

    15

    ekonomi cukup stabil dan baik. Namun pada tahun 2014, inflasi sedikit naik karena diasumsikan pada tahun ini pelaksanaan Pemilu membuat kondisi ekonomi dan politik kurang stabil.

    Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) berdasarkan harga berlaku selama kurun waktu 6 (enam) tahun kedepan diperkirakan mengalami peningkatan, dimana pada tahun 2009 mencapai Rp. 10.776.7444,66 juta dan tahun 2014 diperkirakan akan mencapai Rp. 19.083.366,67 juta. Untuk PDRB perkapita pada tahun 2009 mencapai Rp. 19,843,716.64 dan di tahun 2014 diperkirakan akan mencapai Rp. 32.219.465,81 sedangkan untuk pendapatan regional perkapita tahun 2009 mencapai Rp. 18.476.484,57 dan tahun 2014 diperkirakan akan mencapai Rp. 29.999.544,19.

    Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) berdasarkan harga konstan selama kurun waktu 6 (enam) tahun kedepan diperkirakan juga mengalami peningkatan, hal ini dapat dilihat dari jumlah PDRB pada tahun 2009 mencapai Rp. 6.390.721,34 dan pada tahun 2014 diperkirakan akan mencapai Rp. 8.313.940,91. Untuk pendapatan perkapita diproyeksikan pada tahun 2009 mencapai Rp. 11.767.529,75 dan pada tahun 2014 meningkat menjadi 14.036.869,69 sedangkan untuk pendapatan regional perkapita juga mengalami peningkatan dimana pada tahun 2009 mencapai Rp. 10.956.746,94 dan di tahun 2014 diperkirakan akan mencapai Rp. 13.069.729,36.

    Tabel. 2.13 Agregat Pendapatan Regional dan Pendapatan Regional Per Kapita

    Di Kota Pontianak Tahun 2009 2014

    No. URAIAN 2009 2010 2011 2012 2013 2014

    ATAS DASAR HARGA BERLAKU

    1 PDRB Atas Dasar Harga Pasar

    10,776,744.66 12,141,308.47 13,669,293.18 15,410,280.00 17,188,497.18 19,083,366.67

    2 Penyusutan 742,517.70 836,536.15 941,814.29 1,061,768.29 1,184,287.45 1,314,843.95

    3 PDRN Atas Dasar Harga Pasar

    10,034,226.95 11,304,772.32 12,727,478.89 14,348,511.72 16,004,209.73 17,768,522.71

    4 Pajak Tak Langsung 163,806.52 184,547.89 207,773.26 234,236.26 261,265.16 290,067.17

    5 PDRN Atas Dasar Biaya Faktor Produksi 9,870,420.43 11,120,224.43 12,519,705.63 14,114,275.46 15,742,944.57 17,478,455.54

    6 Penduduk Pertengahan Tahun (Jiwa)

    543,081 552,585 562,255 572,095 582,106 592,293

    7 PDRB Perkapita (Rupiah) 19,843,716.64 21,971,843.61 24,311,549.90 26,936,595.22 29,528,110.65 32,219,465.34

    8 Pendapatan Regional Perkapita (Rupiah)

    18,476,484.57 20,457,983.60 22,636,484.12 25,080,663.82 27,493,623.84 29,999,544.19

    ATAS DASAR HARGA KONSTAN

    1 PDRB Atas Dasar Harga Pasar 6,390,721.34 6,726,477.02 7,084,069.32 7,466,323.35 7,875,873.45 8,313,940.91 2 Penyusutan 440,320.70 463,454.27 488,092.38 514,429.68 542,647.69 572,830.53

    3 PDRN Atas Dasar Harga Pasar 5,950,400.64 6,263,022.75 6,595,976.94 6,951,893.67 7,333,225.76 7,741,110.38 4 Pajak Tak Langsung 97,138.96 102,242.45 107,677.85 113,488.11 119,713.27 126,371.90

    5 PDRN Atas Dasar Biaya Faktor Produksi 5,853,261.67 6,160,780.30 6,488,299.09 6,838,405.55 7,213,512.49 7,614,738.48

    6 Penduduk Pertengahan Tahun (Jiwa) 543,081 552,585 562,255 572,095 582,106 592,293

    7 PDRB Perkapita (Rupiah) 11,767,529.75 12,172,749.06 12,599,386.26 13,050,855.00 13,529,959.03 14,036,869.69

    8 Pendapatan Regional Perkapita (Rupiah) 10,956,746.94 11,334,046.64 11,731,288.54 12,151,651.08 12,597,744.84 13,069,729.36

    Sumber: Hasil Analisis

    Tabel-tabel mengenai perekonomian daerah yang disajikan diatas dihitung berdasarkan trend pertumbuhan, dimana kecenderungan pertumbuhan tersebut belum melibatkan peran pemerintah daerah secara optimal untuk meningkatkan pertumbuhan pada masing-masing sektor PDRB dan ekonomi Kota Pontianak.

  • Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pontianak Tahun 2010-2014

    16

    Dalam pelaksanaan pembangunan ekonomi ke depan yaitu periode tahun 2010 2014 Pemerintah Kota Pontianak berupaya untuk meningkatkan pertumbuhan sektor PDRB yang memberikan kontribusi terbesar, paling tinggi pertumbuhannya dan paling banyak menyerap tenaga kerja. Diharapkan dengan diberikannya perhatian khusus pada sector-sektor ini khususnya sector perdagangan, hotel dan restoran akan memberikan kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi kota dalam kurun waktu lima tahun kedepan. Dipilihnya sector ini sebagai leader sector pembangunan ekonomi kota dengan pertimbangan bahwa sector ini mempunyai elastisitas yang tinggi terhadap penyerapan tenaga kerja, sehingga diharapkan jika diberikan stimulus untuk berkembang maka sektor ini akan memberikan potensi penyerapan tenaga kerja yang besar. Disisi lain sector ini sesuai dengan fungsi dan peran kota Pontianak dalam konstelasinya terhadap wilayah regional yaitu sebagai pusat perdagangan dan jasa serta sebagai pintu masuk dan keluar baik barang maupun orang ke wilayah propinsi Kalimantan Barat

    Untuk memacu perkembangan sector tersebut, akan diberikan treatement seperti kemudahan dalam proses perizinan usaha usahanya, peningkatan kualitas sumber daya manusia khususnya yang menunjang sector tersebut, serta dilakukannya promosi daerah. Melalui pengkondisian tersebut diharapkan target pencapaian tahunan dalam lima tahun kedepan (lihat indikator keberhasilan RPJM 2010-2014 dalam lampiran) dapat diraih melalui implementasi program-program prioritas.

    2.3. Sosial Budaya

    2.3.1. Kependudukan

    2.3.1.1 Penduduk dan Komposisi

    Penduduk merupakan aspek strategis dalam berbagai indikator pembangunan selain menempatkannya subjek sekaligus menjadi objek dalam pembangunan penduduk juga sebagai modal dasar dari pembangunan. Dilihat dari perkembangan jumlah penduduk dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir periode 2004-2008 terdapat peningkatan yang cukup signifikan dimana pada tahun 2004 berdasarkan data dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Pontianak jumlah penduduk yang tercatat sebanyak 478.740 jiwa dengan komposisi penduduk laki-laki sebanyak 246.829 jiwa atau 51,56 % sedangkan penduduk perempuan sebanyak 231.911 jiwa atau 48,44%.

    Tabel. 2.14 Jumlah Penduduk Kota Pontianak Tahun 2004-2008

    No Tahun Jumlah Penduduk Laki-Laki % Perempuan %

    1 2004 478,740 246,829 51.56% 231,911 48.44% 2 2005 494,441 251,849 50.94% 242,592 49.06% 3 2006 513,645 262,236 51.05% 251,409 48.95% 4 2007 523,485 267,098 51.02% 256,387 48.98% 5 2008 534.996 277.138 51,80% 266.858 49,88%

    Sumber : Dinas Capil & Kependudukan Kota Pontianak

    Untuk tahun 2008 jumlah penduduk Kota Pontianak tercatat sebanyak 534.996 jiwa dengan komposisi penduduk laki-laki sebanyak 277.138 jiwa atau 51,80 % dan penduduk perempuan sebanyak 266.858 jiwa atau 49,88 %. Adapun peningkatan jumlah penduduk setiap tahunnya di Kota Pontianak lebih disebabkan oleh tingginya arus urbanisasi dari daerah khususnya kabupaten/kota yang ada di kalimantan barat mapun daerah diluar kalbar yang ingin mencari pekerjaan di Kota Pontianak.

  • Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pontianak Tahun 2010-2014

    17

    Tabel. 2.15 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur Tahun 2004 2007

    Kelompok Umur Tahun

    2004 2005 2006 2007 0 - 4 43.693 45.126 46.879 47.777 5 - 9 44.743 46.211 48.005 48.925

    10 - 14 42.093 43.473 45.162 46.027 15 - 19 50.665 52.327 54.359 55.400 20 - 24 51.579 53.271 55.340 56.400 25 - 29 49.236 50.851 52.826 53.838 30 - 34 38.657 39.925 41.476 42.270 35 - 39 30.414 31.412 32.632 33.257 40 - 44 30.065 31.051 32.257 32.875 45 - 49 32.022 33.072 34.357 35.015 50 - 54 19.308 19.941 20.715 21.112 55 - 59 15.086 15.581 16.186 16.496 60 - 64 11.750 12.135 12.607 12.848

    65+ 19.428 20.066 20.845 21.244 JUMLAH 478.740 494.441 513.645 523.485

    Sumber : BPS Kota Pontianak

    Berdasarkan kelompok umur jumlah penduduk di Kota Pontianak pada tahun 2007 yang terbesar berada pada kelompok umur 20 24 tahun dengan jumlah keseluruhan mencapai 56.400 jiwa, hal ini mengartikan bahwa sebahagian besar penduduk di Kota Pontianak tergolong pada kelompok umur produktif sedangkan jumlah penduduk dengan kelompok umur 60 64 tahun atau kelompok umur yang sudah memasuki masa tua adalah yang paling sedikit dengan jumlah keseluruhan mencapai 12.848 jiwa.

    2.3.1.2. Jumlah Penduduk Miskin

    Persoalan kemiskinan kembali ditempatkan menjadi salah satu bagian dari tugas berat pemerintah. Mengingat proporsi penduduk miskin pada skenario pertama, setelah krisis ekonomi mengalami peningkatan. Pada tahun 2004 dari jumlah Kepala Keluarga sebanyak 131.241 KK sebanyak 20.892 KK tergolong miskin dan sebanyak 8.567 KK telah diberikan bantuan oleh pemerintah melalui dana raskin. Untuk tahun 2008 jumlah penduduk miskin mengali peningkatan dimana dari 143.422 kepala keluarga yang ada sebanyak 21.474 KK tergolong miskin dan sebanyak 19.800 KK telah diberikan bantuan melalui program BLT (Bantuan Langsung Tunai) yang digulirkan oleh pemerintah pusat ke pemerintah daerah.

    Tabel. 2.16 Jumlah Penduduk Miskin di Kota Pontianak Tahun 2004-2008

    No Tahun Jumlah Pddk Jumlah KK KK Miskin % BLT/Raskin

    (KK) %

    1 2004 478,740 131,241 20,892 15.92 8.567 41.01 2 2005 494,441 136,433 21,130 15.49 19.700 93.23 3 2006 513,645 140,354 21,368 15.22 13.842 64.78 4 2007 523,485 135,192 21,474 15.88 19.700 91.74 5 2008* 543.966 143.422 21.474 14.97 19.800 92.20

    Sumber : Dinas Kependudukan & Catatan Sipil Kota Pontianak

  • Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pontianak Tahun 2010-2014

    18

    2.3.1.3. Angka Harapan Hidup

    Dari sisi kelangsungan hidup penduduk, maka salah satu indikator kualitas kependudukan yaitu dilihat dari angka harapan hidup masyarakat. Angka harapan hidup memiliki implikasi penting terhadap pembangunan secara keseluruhan dalam jangka panjang. Ketika harapan hidup relatif pendek, memberikan implikasi persoalan mutu kependudukan dinyatakan sebagai kondisi yang penting untuk diperbaiki. Sementara angka harapan hidup yang panjang akan berimplikasi terhadap komposisi penduduk penuaan dan akan membutuhkan program sosial.

    Tabel. 2.17

    Angka Usia Harapan Hidup di Kota Pontianak Tahun 2004-2008

    No Uraian 2004 2005 2006 2007 2008

    I Usia Harapan Hidup (Tahun) 65.8 66.1 68.74 69.13 70.29

    1 - Laki-laki 66.00 66.3 67.00 67.50 68.01

    2 - Perempuan 70.00 70.32 70.48 70.76 71.02

    Sumber : BPS Kota Pontianak dan Hasil Analisis

    Berdasarkan data dari BPS serta hasil analisis, usia harapan hidup di Kota Pontianak dalam 5 (lima) tahun terakhir mengalami peningkatan dimana pada tahun 2004 rata-rata penduduk di Kota Pontianak mempunyai usia harapan hidup sebesar 65,8 tahun yang terdiri dari usia harapan hidup laki-laki sebesar 66,00 tahun sedangkan usia harapan hidup perempuan sedikit lebih tinggi yaitu 70,00 tahun. Pada tahun 2008 jumlah usia harapan hidup di Kota Pontianak meningkat menjadi 70,29 tahun, dimana penduduk laki-laki mempunyai nilai sebesar 68,01 tahun sedangkan penduduk perempuan sebesar 71,02 tahun. Adapun peningkatan usia harapan hidup ini disebabkan oleh beberapa faktor salah satu diantaranya adalah dengan meningkatnya kualitas kehidupan masyarakat Kota Pontianak yang ditandai dengan meningkatnya pendapatan perkapita serta meningkatnya pelayanan kesehatan.

    2.3.1.4. Agama

    Berdasarkan data dari kantor agama Kota Pontianak, jumlah penduduk yang memeluk agama islam pada tahun 2007 sebanyak 412.057 jiwa dengan penyebaran di 5 (lima) kecamatan diantaranya kecamatan Pontianak Selatan sebanyak 75.000 jiwa, kecamatan Pontianak Timur sebanyak 79.033 jiwa, kecamatan Pontianak Barat sebanyak 101.006 jiwa, kecamatan Pontianak Kota sebanyak 63.018 jiwa.

    Untuk penduduk yang menganut agama kristen protestan jumlah keseluruhan mencapai 22.438 jiwa dengan penyebaran tertinggi pada wilayah kecamatan Pontianak Kota dengan jumlah keseluruhan mencapai 7.064 jiwa dan wilayah Kecamatan Pontianak Timur merupakan wilayah yang paling kecil dalam penyebarannya yaitu sebanyak 300 jiwa.Untuk agama kristen khatolik jumlah keseluruhan penduduk kota pontianak sebanyak 15.706 jiwa, untuk agama hindu jumlah keseluruhan penduduk mencapai 2.243 jiwa dan untuk agama budha jumlah keseluruhan penduduk mencapai 108.600 jiwa sedangkan untuk penduduk yang memeluk agama lainnya jumlah keseluruhannya pada tahun 2007 mencapai 25.803 jiwa.

    Pada tahun 2007 menurut data dari kantor agama Kota Pontianak, jumlah sarana peribadatan di Kota Pontianak adalah sebagai berikut : jumlah masjid seluruhnya sebanyak 218 unit, surau/mushola sebanyak 330 unit, gereja khatolik sebanyak 23 unit, gereja protestan sebanyak 58 unit, pura sebanyak 2 unit dan sarana ibadah vihara sebanyak 34 unit.

  • Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pontianak Tahun 2010-2014

    19

    Tabel. 2.18 Penduduk Menurut Agama Yang Dianut di Kota Pontianak Tahun 2007

    No Kecamatan Agama

    Islam Protestan Khatolik Hindu Budha Lainnya 1 Pontianak Selatan 75.000 7.000 5.015 636 33.993 6.312 2 Pontianak Timur 79.033 300 1.140 32 22.253 81 3 Pontianak Barat 101.006 5.070 4.505 90 21.280 232 4 Pontianak Kota 94.000 7.064 4.036 969 23.078 3.992 5 Pontianak Utara 63.018 3.004 1.010 516 7.996 15.186

    Jumlah 412.057 22.438 15.706 2.243 108.600 25.803 Sumber : Kantor Agama Kota Pontianak

    Tabel. 2.19 Jumlah Rumah Ibdah Menurut Kecamatan di Kota Pontianak Tahun 2007

    No Kecamatan Rumah Ibadah

    Masjid Surau/

    Mushola Gereja

    Khatolik Gereja

    Protestan Pura Vihara

    1 Pontianak Selatan 66 91 8 24 2 19 2 Pontianak Timur 22 20 3 5 - - 3 Pontianak Barat 44 57 9 13 - 1 4 Pontianak Kota 47 81 - - - 6 5 Pontianak Utara 39 81 3 16 - 8

    Jumlah 218 330 23 58 2 34 Sumber : Kantor Agama Kota Pontianak

    2.3.1.5. Kebudayaan

    Dalam mempertahankan dan mengembangkan nilai nilai khasanah seni budaya pemerintah Kota Pontianak telah dilakukan berbagai program maupun kegiatan selama periode tahun 2004 - 2008 yang bertujuan agar budaya dan seni yang ada tetap ada dan terpelihara, selain itu menghidupkan kembali sejarah yang telah lama tidak diketahui masyarakat yang dulu pernah ada. Dengan membantu sanggar budaya yang telah ada dengan cara memantau dan membantu baik kegiatan maupun keuangannya. Sedangkan budaya yang ada tetap dipelihara baik yang berupa situs, cagar budaya maupun kesenian agar tetap eksis.

    Untuk mengoptimalkan promosi pariwisata Kota Pontianak supaya meningkatkan kunjungan para wisatawan domestik mapupun mancanegara dengan mengadakan dan mengikuti festival yang berskala lokal dan nasional yang diselenggarakan setiap tahunnya. Pada periode tahun 2004 - 2008 dengan rata rata penyelenggaraan festival budaya dan seni di Kota Pontianak sebanyak 12 kali, dan mengikuti festival skala nasional dengan rata rata sebanyak 4 kegiatan.

    Tabel. 2.20 Jumlah Pagelaran / Festival Budaya dan Seni di Dalam dan Luar

    Kota Pontianak Tahun 2004 2008

    No Uraian Satuan Tahun

    R (Kali) 2004 2005 2006 2007 2008*

    1 Festival daerah ( Kota Pontianak ) Kegiatan 12 12 12 19 9 12.28

    2 Festival Skala Nasional Kegiatan 2 2 4 7 9 4.00

    Sumber Disparbud&inkom Kota Pontianak

  • Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pontianak Tahun 2010-2014

    20

    Dalam pengembangan nilai budaya di Kota Pontianak yang ditujukan dengan perkembangan jumlah sanggar seni dan budaya selama periode tahun 2004 - 2008. Jumlah sanggar seni dan budaya yang ada sebanyak 125 sanggar berdasarkan data tahun 2008. Ini menunjukan adanya apresiasi masyarakat terhadap seni dan budaya yang dimiliki Kota Pontianak semakin tinggi. Peran Pemerintah Kota Pontianak dalam memberikan pembinaan terhadap sanggar seni dan budaya selama lima tahun terakhir mengalami peningkatan ini dapat ditujukan dari jumlah sanggar seni yang dibina setiap tahunnya mangalami peningkatan dimana pada tahun 2004 jumlah keseluruhan mencapai 50 buah dan tahun 2008 meningkat menjadi 120 buah.

    2.3.1.6 Pemuda dan Olahraga

    Melalui pembinaan Pemuda dan Olahraga diharapkan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia demi terwujudnya masyarakat pontianak yang sehat, cerdas, maju serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.

    Jumlah organisasi pemuda yang ada di Kota Pontianak pada Tahun 2005 terdata sebanyak 57 organisasi dan sampai dengan tahun 2008 tercatat sebanyak 144 organisasi yang tersebar di 5 kecamatan, diantaranya kecamatan pontianak barat sebanyak 18 organisasi, kecamatan pontianak timur sebanyak 20 organisasi, kecamatan pontianaks elatan sebanyak 45 organisasi, kecamatan pontianak utara sebanyak 33 organisasi dan kecamatan pontianak kota sebanyak 28 organisasi.Dari jumlah tersebut yang dapat dibina pada Tahun 2005 sebesar 64,91% atau 37 organisasi, Tahun 2006 sampai dengan Tahun 2008 sebanyak 126 organisasi atau sebesar 87,50%.

    2.3.2. Pendidikan

    Aspek pendidikan merupakan bagian dari investasi yang ditujukan untuk pembentukan kualitas manusia. Sehingga dalam rangkaian prioritas pembangunan sektor pendidikan merupakan kunci dalam pencapaian proses pembangunan jangka panjang. Sehingga upaya untuk memahami persoalan utama tentang pendidikan penting, agar diketahui persoalan utama, akar masalah yang menjelaskan dan berbagai strategi yang diajukan untuk mengatasi persoalan yang terkait dengan pendidikan.

    Salah satu hasil pendidikan yang perlu dipahami adalah antara target pencapaian universal pendidikan, dengan pencapaian angka partisipasi murni. Berdasarkan indikator diatas dalam periode waktu 2004-2008 jumlah angka partisipasi murni pada setiap jenjang pendidikan cendrung mengalami penurunan, hal ini dapat dilihat pada tahun 2004 jumlah APM pada tingkat SD sebesar 87 % dan menurun menjadi 86,76 % di tahun 2008 begitu juga halnya dengan tingkat SLTP dan SLTA. Untuk indikator Angka Partisipasi Kasar (APK) di Kota Pontianak dirasakan sudah cukup baik perkembangannya dalam 5 (lima) tahun terakhir dimana pada tingkat SD tahun 2004 tercatat sebesar 104,79 % sedangkan untuk tahun 2008 mencapai 99,99 %. Adapun kelebihan persentase tersebut lebih diakibatkan oleh adanya anak usia sekolah yang berasal dari Kabupaten dan bersekolah di Kota Pontianak. Untuk tingkat SLTP jumlah APK tahun 2004 sebesar 99,17 % dan tahun 2008 meningkat menjadi 99,73 % demikian juga dengan tingkat pendidikan SLTA pada tahun 2004 tercatat sebesar 99,74 % dan tahun 2008 meningkat menjadi 103,47 %.

    Pada indikator lainnya yang menunjukkan perkembangan pendidikan di Kota Pontianak menunjukkan arah yang lebih baik adalah pada indikator angka putus sekolah. Pada jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD) tahun 2004 jumlah anak putus sekolah sebesar 0,30 % kemudian tahun 2005 berhasil diturunkan menjadi 0,20 % dan pada tahun 2008 angka putus sekolah di Kota Pontianak pada tingkat SD hanya sebesar 0,16 %. Pada tingkat SLTP dan tingkat SLTA juga demikian dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir jumlah anak putus sekolah berhasil diturunkan dimana pada tahun 2004 jumlah anak putus sekolah sebesar 0,40 (SLTP) dan 0,90 (SLTA) sedangkan pada tahun 2008 jumlah anak putus sekolah dapat diturunkan menjadi 0,20 (SLTP) dan 0,85 (SLTA). Keberhasilan dari pemerintah Kota Pontianak dalam menurunkan jumlah anak putus sekolah sehingga dapat

  • Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pontianak Tahun 2010-2014

    21

    melanjutkan pendidikannya tidak lain daripada dukungan peran serta masyarakat dalam mendukung program kerja pemerintah dalam usahanya meningkatkan pendidikan.

    Tabel. 2.21 Indikator Bidang Pendidikan di Kota Pontianak Tahun 2004-2008

    No. Uraian 2004 2005 2006 2007 2008

    1. APM SD (%) 87.00 86.94 86.88 86.82 86.76 APM SLTP (%) 71.00 70.77 70.54 70.31 70.08 APM SLTA (%) 70.00 65.97 65.02 64.08 63.14 2. APK SD (%) 104.79 102.36 101.57 100.78 99.99 APK SLTP (%) 99.17 99.31 99.45 99.59 99.73 APK SLTA (%) 99.74 100.66 101.59 102.53 103.47 3. Angka Putus Sekolah SD 0.30 0.20 0.18 0.17 0.16 Angka Putus Sekolah SLTP 0.40 0.31 0.28 0.24 0.20 Angka Putus Sekolah SLTA 0.90 0.88 0.87 0.86 0.85 4. Kelayakan Mengajar Guru SD 91.25 92.36 92.92 93.49 94.06 5. Kelayakan Gedung SD 53.57 87.47 90.24 93.09 95.94 6. NEM rata-rata SD/MI 6.23 6.45 6.53 6.60 6.67 7. NEM rata-rata SLTP/MTs 4.41 6.14 6.30 6.47 6.64 8. NEM rata-rata SMU/MA 5.43 5.47 5.51 5.55 5.59

    Keberhasilan di bidang pendidikan di Kota Pontianak yang telah dicapai tidak terlepas dari ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai. Di Kota Pontianak sendiri jika dilihat dari kelayakan guru pada tingkat SD dirasakan dalam 5 (lima) tahun terakhir terdapat peningkatan hal ini dapat dilihat pada tahun 2004 kelayakan guru mengajar sebesar 91,25 % dan pada tahun 2008 meningkat menjadi 94,06 % demikian juga halnya dengan kelayakan gedung SD, tahun 2004 tingkat kelayakan gedung SD sebesar 53,57 % dan pada tahun 2008 meningkat menjadi 95,94 %. Adapun peningkatan dari kedua indikator tersebut lebih dikarenakan dengan adanya program pemerintah yang melakukan sertifikasi pada guru-guru, serta melakukan berbagai pelatihan untuk meningkatkan kompetensi guru dalam mengajar, begitu juga halnya dengan kelayakan gedung SD dimana setiap tahunnya terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2004 nilai kelayakan bangunan gedung SD sebesar 53,57 % kemudian pada tahun 2008 jumlah tersebut meningkat menjadi 95,94 %. Peningkatan kelayakan gedung tersebut dikarenakan adanya bantuan dari pemerintah pusat dalam bentuk program Dana Alokasi Khusus serta bentuk bantuan lainnya serta adanya perhatian yang lebih dari pemerintah Kota Pontianak sendiri terhadap bidang pendidikan dengan mengalokasikan dana yang berasal dari APBD guna melakukan peningkatan kualitas pendidikan di Kota Pontianak. Dengan meningkatnya kualitas sarana dan prasarana pendidikan tersebut hasil yang diperoleh dapat dilihat dengan meningkatnya Nilai Ebtanas Murni rata-rata pada tiap jenjang pendidikan di Kota Pontianak. Pada tahun 2004 jumlah NEM pada tingkat SD sebesar 6,23 dan meningkat menjadi 6,67 di tahun 2008, begitu juga halnya dengan perolehan rata-rata NEM pada tingkat SLTP dimana pada tahun 2004 tercatat sebesar 4,41 dan pada tahun 2008 meningkat menjadi 6,64 dan pada tingkat SLTA perolehan NEM rata-rata pada tahun 2004 sebesar 5,43 dan meningkat menjadi 5,59 di tahun 2008.

    2.3.3. Kesehatan

    Salah satu perwujudan daripada usaha pencapaian keadilan sosial adalah dengan mengusahakan kesempatan yang lebih luas bagi setiap warga negaranya untuk mendapatkan kesehatan yang sebaik-baiknya

  • Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pontianak Tahun 2010-2014

    22

    sesuai dengan kemampuan yang ada. Perbaikan pemeliharaan kesehatan masyarakat dilaksanakan dalam rangka meningkatkan perwujudan kesejahteraan masyarakat

    Perubahan derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor pendukung antara lain tingkat ketersediaan sarana-prasarana kesehatan, ketersediaan tenaga medis dan paramedis, manajemen, kualitas pelayanan, pendapatan dan kesadaran masyarakat serta faktor lain yang bersifat menunjang terhadap pembangunan sektor kesehatan.

    Pembangunan kesehatan sebagaimana terdapat dalam Sistem Kesehatan Nasional bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat setinggi - tingginya yang berarti membangun sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki daya saing global. Pelaksanaan pembangunan kesehatan telah menetapkan paradigma baru bidang kesehatan yaitu sesuai dengan visi pembangunan kesehatan yakni Indonesia Sehat 2010, melalui Kabupaten dan Kota Sehat. Di dalam Indonesia Sehat 2010, pembangunan kesehatan lebih mengutamakan upaya preventif dan promotif tanpa meninggalkan upaya kuratif dan rehabilitatif sehingga diharapkan setiap warga negara dapat mencapai derajat kesehatan setinggi-tingginya.

    Derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh lingkungan, perilaku pelayanan kesehatan dan keturunan. Adapun tolak ukur yang ditetapkan untuk melihat tingkat derajat kesehatan masyarakat adalah indikator kesehatan yang terdiri dari angka harapan hidup, angka kematian (mortalitas), angka kesakitan (morbiditas) dan status gizi.

    Tabel. 2.22 Indikator Derajat Kesehatan Kota Pontianak Tahun 2004 2008

    No. Indikator Tahun

    2004 2005 2006 2007 2008 1 Umur Harapan Hidup (Tahun) 65,80 66,10 68,74 69,13 70,29 2 AKI (diganti jumlah kematian ibu maternal) (kasus) 9 4 17 4 1 3 AKB (diganti jumlah bayi mati) (kasus) 41 38 43 31 10 4 Angka Kematian Kasar (per 1.000 pddk) 4.27 4.38 4.49 4.11 -

    Sumber : Dinas Kesehatan Kota Pontianak

    Berdasarkan indikator derajat kesehatan diatas memberikan gambaran bahwa jumlah AKI (Angka Kematian Ibu) di Kota Pontianak dalam 5 (lima) tahun terakhir cendrung mengalami penurunan, dimana pada tahun 2004 jumlah AKI yang tercatat sebanyak 9 kasus kemudian menurun menjadi 4 kasus pada tahun 2005, tahun 2006 jumlah ini sedikit meningkat menjadi 17 kasus dan kembali menurun menjadi 4 kasus di tahun 2007 dan pada tahun 2008 sendiri kembali menurun menjadi 1 kasus. Demiikian juga halnya dengan indikator Angka Kematian Bayi (AKB), dalam kurun waktu 5 (lima) tahun cendrung mengalami penurunan, pada tahun 2004 jumlah AKB di Kota Pontianak sebesar 41 kasus dan menurun menjadi 10 kasus di tahun 2008.

    Peranan gizi dalam kehidupan manusia dipandang sangat penting, hal ini dikarenakan keadaan gizi yang buruk mencerminkan pola kehidupan masyarakat yang belum baik. Masalah gizi merupakan permasalahan yang penting untuk diperhatikan karena menyangkut dengan kualitas sumberdaya manusia di masa akan datang. Kasus gizi buruk di Kota Pontianak dalam periode 2004-2007 mempunyai perkembangan yang bervariasi, dimana pada tahun 2004 jumlah kasus gizi buruk mencapai 22 kasus kemudian meningkat menjadi 34 kasus di tahun 2005 dan kembali meningkat menjadi 42 kasus di tahun 2006, sedangkan untuk tahun 2007 jumlah gizi buruk mengalami penurunan menjadi 29 kasus.

  • Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pontianak Tahun 2010-2014

    23

    Tabel. 2.23 Kasus Gizi Buruk dan Kecamatan Bebas Rawan Gizi

    Di Kota Pontianak Periode 2004 2007

    No. Indikator Tahun

    2004 2005 2006 2007 1 Kasus Gizi Buruk 22 34 42 29 2 Kecamatan Bebas Rawan Gizi 5 4 3 4

    Sumber : Dinas Kesehatan Kota Pontianak

    Salah satu indikator keberhasilan daripada pembangunan suatu daerah adalah dengan melihat derajat kesehatan masyarakat suatu daerah, semakin baik derajat kesehatan suatu daerah tersebut maka semakin tinggi juga tingkat pembangunan daerah tersebut demikian juga sebaliknya semakin rendah derajat kesehatan masyarakat maka kemungkinan besar pembangunan yang dilaksanakan dapat dikatakan kurang berhasil. Dalam rangka peningkatan pelayanan publik, keberhasilan pemerintah kota pontianak dalam pembangunan bidang kesehatan dapat dilihat dari kinerja pelayanan kesehatan baik dari jumlah tenaga kesehatan yang tersedia maupun dengan fasilitas sarana kesehatan.yang ada. Perkembangan sarana dan prasarana kesehatan yang ada di Kota Pontianak dirasakan sudah cukup menunjang untuk mensejahterakan masyarakat dalam meningkatkan kualitas kesehatannya, hal ini dapat dilihat dengan digulirkannya berbagai program dan kegiatan kerja dari pemerintah. Di Kota Pontianak sampai dengan saat ini pemerintah daerah tidak memiliki fasilitas kesehatan berupa Rumah Sakit, hal ini tidak lain lebih dikarenakan keberadaan Kota Pontianak itu sendiri sebagai Ibukota dari propinsi Kalimantan Barat sehingga keberadaan Rumah Sakit dirasakan cukup dikelola oleh pemerintah propinsi dan swasta. Jumlah rumah sakit yang tersedia di Kota Pontianak sebanyak 7 unit baik itu pengelolaannya dilakukan oleh pemerintah daerah maupun oleh swasta, poliklinik/balai pengobatan sebanyak 18 unit dan klinik bersalin sebanyak 7 unit.

    Untuk melayani masyarakat dalam bidang kesehatan, pemerintah Kota Pontianak telah melakukan berbagai upaya dan usaha diantaranya adalah dengan menyediakan sarana kesehatan berupa puskesmas dan posyandu. Adapun upaya yang telah dilaksanakan Pemerintah Kota Pontianak dalam meningkatkan mutu pelayanan melalui pengembangan Puskesmas Unggulan. Puskesmas Unggulan merupakan Puskesmas yang memiliki pelayanan pengembangan yang disesuaikan dengan kondisi spesifik daerah dan kebutuhan masyarakat setempat. Adapun Puskesmas Unggulan tersebut diantaranya :

    - Puskesmas Alianyang dengan pengembangan pelayanan dan perawatan persalinan serta pengobatan pada sore hari;

    - Puskesmas Siantan Hilir dengan pengembangan pelayanan UGD 24 jam, rawat inap dan perawatan persalinan;

    - Puskesmas Kampung Bali dengan pengembangan pelayanan gigi;

    - Puskesmas Karya Mulya dengan pengembangan pelayanan dan perawatan persalinan;

    - Puskesmas Kom Yos Sudarso dengan pengembangan pelayanan VCT HIV-AIDS;

    - Puskesmas Kampung Dalam dengan pengembangan pelayanan perawatan gizi buruk;

    - Puskesmas Kampung Bangka dengan pengembangan pelayanan pemeriksaan tumbuh kembang anak.

    Keberadaan fasilitas kesehatan ini khususnya puskesmas sangat membantu dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, hal ini dikarenakan fasilitas sarana dan prasarana yang diberikan dirasakan sudah cukup untuk melayani masayrakat yang ingin berobat. Sampai dengan saat ini jumlah puskesmas yang ada di Kota Pontianak sebanyak 22 unit yang tersebar di setiap kecamatan.

  • Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pontianak Tahun 2010-2014

    24

    Tabel. 2.24 Jumlah Puskesmas Menurut Jenisnya di Kota Pontianak

    No Kecamatan PUSKESMAS

    Puskesmas Pembantu

    Puskesmas Keliling Non Inpres Inpres

    Non Inpres ada TT

    Jumlah

    1 Pontianak Selatan 1 3 - 4 2 3 2 Pontianak Timur 1 4 - 5 2 2 3 Pontianak Barat 1 2 - 3 1 2 4 Pontianak Utara 1 3 1 5 5 1 5 Pontianak Kota 2 2 1 5 1 2

    Jumlah 6 14 2 22 11 10 Sumber : Laporan Pertanggungjaawaban Walikota Tahun 2005

    Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat selain menyediakan fasilitas kesehatan yang memadai yang tidak kalah penting adalah tersedianya sumberdaya manusia (SDM). Jumlah sumberdaya manusia di bidang kesehatan dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir di Kota Pontianak, menurut data dari Dinas Kesehatan Kota Pontianak setiap tahunnya mengalami peningkatan, hal ini dapat dilihat dimana pada tahun 2004 jumlah tenaga kesehatan seluruhnya berjumlah 744 orang dan meningkat menjadi 1.889 orang di tahun 2007. Adapun dari jumlah tersebut terdiri dari dokter sebanyak 84 orang, dokter gigi sebanyak 33 orang, dokter spesialis sebanyak 164 orang, perawat sebanyak 1.048 orang, bidang sebanyak 248 orang, apoteker sebanyak 19 orang, ahli gizi sebanyak 94 orang, ahli sanitasi sebanyak 70orang dan ahli kesehatan masyarakat sebanyak 93 orang.

    Untuk melihat kondisi kesehatan daripada masyarakat Kota Pontianak dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir dapat dilihat dari tabel dibawah, dimana terdapat 10 besar jenis penyakit yang paling banyak diderita oleh masyarakat.

    Tabel. 2.25 Sepuluh Besar Penyakit di Puskesmas Kota Pontianak Tahun 2004 2007

    No Nama Penyakit 2004 2005 2006 2007

    1 Infeksi Akut lain Pernapasan Atas 42.581 55.932 83.749 83.765 2 Penyakit lain pada Saluran Pernapasan Atas 32.703 42.332 57.000 60.392 3 Penyakit Pulpa dan Jaringan Peripikal 14.930 18.382 25.518 24.269 4 Penyakit Darah Tinggi 13.275 16.332 20.090 24.229 5 Penyakit pada sistim Otot dan Jaringan Pengikat 11.616 12.408 7.306 16.013 6 Penyakit Kulit Infeksi 9.697 12.828 16.008 13.925 7 Diare ( termasuk tersangka Kolera) 8.041 12.752 15.293 13.053 8 Penyakit Kulit Alergi 6.633 9.624 13.221 7.891 9 Asma 4.422 6.154 8.268 7.180 10 Penyakit Lainnya 48.229 25.912 7.605 6.216 Jumlah 192.127 212.656 254.058 256.933

    Sumber : Dinas Kesehatan Kota Pontianak

    2.4. Prasarana dan Sarana Daerah

    2.4.1. Pasar

    Keberadaan prasarana dan sarana daerah dalam rangka mendukung kelancaran penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Tersedianya prasarana dan sarana daerah merupakan pencerminan terhadap perkembangan pembangunan suatu kota. Berdasarkan hal

  • Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pontianak Tahun 2010-2014

    25

    tersebut pemerintah Kota Pontianak secara bertahap dan berkelanjutan berupaya secara maksimal untuk meningkatkan pembangunan sehingga dapat tumbuh sejajar dengan kota-kota liannya di Indonesia. Salah satu usaha tersebut adalah dengan menyediakan sarana dan prasarana daerah baik itu sarana jalan, sarana perekonomian maupun sarana fasilitas umum lainnya.

    Tabel. 2.26 Jumlah Pasar Tradisional Per Kecamatan di Kota Pontianak Tahun 2004 2008

    No. Kecamatan Tahun

    2004 2005 2006 2007 2008 1 Pontianak Selatan 1 2 3 3 3 2 Pontianak Barat 4 2 2 2 2 3 Pontianak Kota - 3 3 3 3 4 Pontianak Utara 1 1 1 1 1 5 Pontianak Timur 1 1 1 1 1 Kota Pontianak 7 9 10 10 10

    Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Kota Pontianak

    Beberapa prasarana dan sarana daerah guna mendukung pelayanan publik yang sekaligus berdampak luas terhadap perkembangan perekonomian daserah maka telah dilakukan pembangunan dan penataan tempat-tempat dan pusat kegiatan perdagangan, sehingga baik pedagangn maupun pembeli merasa nyaman dalam beraktifitas. Pembangunan pusat-pusat bisnis di Kota Pontianak tidak hanya dilakukan oleh pemerintah daerah saja namun juga dilakukan oleh pihak swasta/ masyarakat, sampai dengan tahun 2008 jumlah sarana pasar tradisional yang ada sebanyak 10 buah diantaranya pasar mawar, pasar flamboyan, pasar cempaka, pasar kemuning, pasar teratai, pasar kenanga, pasar puring, pas