rumah suku iban

Upload: hardiana

Post on 16-Feb-2018

283 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 7/23/2019 Rumah Suku Iban

    1/30

    RK MBANGAN ARSIT KTUR 1

    RUMAH ANJAI SUKU IBAN

    K LOM OK 2

    HARDIANA : D51114008

    INDAH WULANSARI : D51114010

    NANAN DARMAWAN T. : D51114008

    T KNIK ARSIT KTUR

    UNIV RSITAS HASANUDDIN

    2015

  • 7/23/2019 Rumah Suku Iban

    2/30

    Rumah Panjang Suku Iban oleh Kelompok 2

    KATA PENGANTAR

    Penyusun memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan

    rahmat berupa kesehatan, kesempatan dan ilmu serta petunjuk-Nya sehingga

    penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Rumah Panjai Suku Iban.

    Makalah ini dibuat berdasarkan referensi dari internet dan tesis.Tak lupa kami

    ucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini.

    Dengan pembuatan makalah ini penyusun berharap semoga makalah ini

    dapat bermanfaat bagi penyusun khususnya dan bagi pembaca umumnya. Penyusun

    menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak

    kelemahan dalam penyusunan, baik tata kalimat maupun gaya bahasanya. Jadi kritik

    dan saran demi perbaikan penulisan selanjutnya sangat kami harapkan.

    Gowa, 14 Mei 2015

    Penyusun

  • 7/23/2019 Rumah Suku Iban

    3/30

    Rumah Panjang Suku Iban oleh Kelompok 2ii

    DAFTAR ISI

    Kata Pengantar....................................................................................................i

    Daftar Isi...............................................................................................................ii

    BAB I - Pendahuluan

    1.1. Latar Belakang................................................................................................1

    1.2. Rumusan Masalah.......................................................................................... 2

    1.3. Tujuan............................................................................................................. 2

    1.4 Metode Pembahasan........................................................................................2

    BAB II - Pembahasan

    2.1 Sejarah Suku Iban............................................................................................3

    2.2 Kehidupan dalam Rumah Panjang.................................................................. 13

    2.3 Struktur Rumah Panjang..................................................................................17

    2.4 Orientasi Rumah Panjang................................................................................ 21

    BAB III - Penutup

    3.1Kesimpulan.......................................................................................................25

    3.2Saran................................................................................................................. 26

    Daftar Pustaka..................................................................................................... 27

  • 7/23/2019 Rumah Suku Iban

    4/30

    Rumah Panjang Suku Iban oleh Kelompok 2 1

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Malaysia merupakan salah satu negara tetangga Indonesia yang terletak di

    wilayah Asia Tenggara. Malaysia merupakan negara federasi yang terdiri atas negara

    bagian. Salah satunya adalah sarawak. Sarawak berbatasan dangan kalimantan,

    Indonesia. Sebagian besar negeri ini dihuni oleh suku Iban yang diduga berasal dari

    Indonesia. Suku Iban atau Suku Dayak Laut adalah suku yang tinggal di tepi sungai

    dengan menggantungkan hidup dari menanam padi.

    Memikirkan hal tersebut, kami akan menjelaskan tentang rumah adat suku Iban

    yang terletak di Sarawak. Daerah yang terkenal dengan julukan Land of Head

    Hunters (tanah pemburu kepala). Di daerah ini terdapat rumah adat yang disebut

    rumah Panjang(biasanya disebut rumah panjai). Mendengar kata rumah panjang akan

    membuat kita membayangkan rumah yang bentuknya lebih panjang dari rumah pada

    umumnya. Rumah ini dapat memuat berpuluh-puluh keluarga yang mempunyai

    beratus-ratus anggota. Mereka senantiasa taat dan patuh pada pemimpinnya yang

    biasa disebut tuai rumah.

    Rumah panjang merupakan sejenis bangunan kediaman yang terdiri daripada

    satu bilik yang panjang. Kebanyakannya dibuat dari kayu dan merupakan bentuk

    binaan tetap yang awal dalam banyak budaya. Beberapa keluarga akan tinggal

    bersama di rumah panjang ini. Rumah Panjang merupakan tradisi kaum

    Iban terdiri daripada satu deret berpuluh-puluh rumah lamin. Rumah ini

    mempunyai ciri dan keistimewaan tersendiri maupun dari segi keselamatan

    dan kebudayaan. Rumah ini terletak di Saratok dan di sepanjang hulu-hulu sungai

    atau di hutan-hutan tebal negeri Sarawak.

  • 7/23/2019 Rumah Suku Iban

    5/30

    Rumah Panjang Suku Iban oleh Kelompok 2 2

    1.2 Rumusan Masalah

    1. Bagaimana sejarah suku Iban?

    2. Bagaimana kondisi dalam rumah Panjai?

    3. Bagaimana struktur rumah Panjai?

    4. Bagaimana orientasi rumah Panjai?

    1.3 Tujuan

    1. Untuk mengetahui sejarah suku Iban.

    2. Untuk mengetahui kondisi dalam rumah Panjai.

    3. Untuk mengetahui struktur rumah Panjai.

    4. Untuk mengetahui bagaimana orientasi rumah Panjai.

    1.4 Metode Pembahasan

    Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah studi literatur

    dari buku bacaan dan jurnal dari internet yang berkaitan dengan topik penulisanmakalah yaitu Rumah Panjang Suku Iban.

  • 7/23/2019 Rumah Suku Iban

    6/30

    Rumah Panjang Suku Iban oleh Kelompok 2 3

    BAB 2

    PEMBAHASAN

    2.1 Sejarah Suku Iban

    2.1.1. Suku Iban

    Luas negeri Sarawak adalah 124,967 km2. Kebanyakan daerah ini ditutupi

    oleh hutan hujan tropis. Curah hujan tinggi setiap tahun yaitu antara 120 in hingga

    160 in. Suhunya 22.2-31.1 degree C. Penduduk Sarawak dihuni oleh banyak kaum

    antara lain, Melayu, Iban, Melanau, Dayak Darat, Kenyah, ayan, Kelabit, Bisayah,

    Murut, Penan dan lain-lain. Suku Iban tinggal di sepanjang hulu-hulu sungai atau di

    hutan-hutan tebal negeri Sarawak, salah saunya di daerah Saratok.

    Saratok ialah sebuah daerah di Bahagian Betong, Sarawak, Malaysia yang

    terletak di bahagian timur laut Bandaraya Kuching dan keluasannya 1,686.88 km

    persegi. Kaum Iban dahulu dikenali sebagai dayak laut dan dengan jumlah sebanyak

    876,000 iaitu 40% daripada jumlah penduduk sarawak, kaum iban merupakan

    kumpulan etnik yang terbesar di sarawak.

    http://ms.wikipedia.org/wiki/Bahagian_Betonghttp://ms.wikipedia.org/wiki/Sarawakhttp://ms.wikipedia.org/wiki/Malaysiahttp://ms.wikipedia.org/wiki/Malaysiahttp://ms.wikipedia.org/wiki/Sarawakhttp://ms.wikipedia.org/wiki/Bahagian_Betong
  • 7/23/2019 Rumah Suku Iban

    7/30

    Rumah Panjang Suku Iban oleh Kelompok 2 4

    Gambar 1. Peta Malaysia

    Sumber: divezone.net (diakses tanggal 6 April 2015)

    Gambar 2. Peta Sabah

    Sumber: http://albumsuper.info/passthrough?url (diakses tanggal 6 April 2015)

  • 7/23/2019 Rumah Suku Iban

    8/30

    Rumah Panjang Suku Iban oleh Kelompok 2 5

    Suku Iban atau Suku Dayak Laut adalah suku yang tinggal di tepi sungai

    dengan menggantungkan hidup dari menanam padi. Mereka hidup tersebar di

    perbukitan Sarawak (Malaysia) dan sebagian di Borneo Indonesia. Suku Dayak Laut

    sebenarnya adalah sebutan yang salah oleh explorer dari British yang pertama

    kontak langsung di tahun 1840-an. Saat itu banyak dari anggota suku yang mejadi

    bajak laut bekerja sama dengan orang-orang Melayu. Nama Iban sendiri berasal dari

    bahasa Kayan yang berarti pendatang. Pertama kali ditemui dalam literature di

    tahun 1901 oleh Haddon dan terus dipakai oleh Freeman 1958:50 hingga sekarang.

    Suku Iban menyebut komunitasnya dengan nama kampung yang mereka tinggali

    atau nama sungai dimana mereka bermukim.

    Saat ini suku Iban menetap di hutan terpencil di daerah yang kurang

    terbangun di Sarawak, dan juga sebagian tinggal wilayah yang susah dijangkau di

    tepi sungai Kapuas yang saat ini bernama Kalimatan atau Borneo Indonesia

    (Freeman 1959:15). Sungai-sungai yang menjadi tempat tinggal suku Iban

    diantaranya Batang Lupar, Saribas, Krian dan Rejang. Sebagian dari mereka pindah

    ke wilayah pantai atau mendekati perkotaan.

    Orang Iban berbicara menggunakan dialek Malaysia (subfamily Malaysia,

    family Austronesian) yang merupakan bahasa utama di wilayah Borneo. Dalam

    penggunaannya ditemui adopsi kata-kata dari bahasa lain juga Sansekerta.

    Di Sarawak, populasi suku Iban diperkirakan sekitar 330 ribu di tahun 1971

    (Sutlive 1973:77). Di tahun 1947, jumlah mereka diperkirakan hampir lebih dari

    sepertiga dari populasi total di Kalimantan bahkan di beberapa tempat mendominasi

    diantara etnik grup. Pada dasarnya mereka adalah orang yang tinggal di pedalaman,

    sedang perkotaan didominasi oleh suku Melayu dan China. Di peta populasi orangIban Freeman (ca.1950) menunjukkan mereka mendiami di sungai-sungai besar

    Sarawak dan sekitarnya dengan konsetrasi terpadat di wilayah Rejang Divisi Tiga

    (salah satu dari pembagian wilayah secara politis di Sarawak) (Freeman 1955:12).

  • 7/23/2019 Rumah Suku Iban

    9/30

    Rumah Panjang Suku Iban oleh Kelompok 2 6

    2.1.2. Sejarah Hijrah Suku Iban

    Orang iban tradisional dikenali sebagai Dayak Laut dan mereka berasal dari

    Kalimantan, Indonesia tetapi berpindah ke sarawak pada masa yang hampir sama

    dengan kedatangan orang Eropa masuk ke Asia Tenggara (Kedit, 1984). Mereka

    memasuki Sarawak melalui Batang Air Kapuas, jalan masuk paling mudah untuk

    melintasi perbatasan Sarawak-Kalimantan (Jensen,1966). Menurut legenda setempat

    (Sandin,1956), pada awalnya Senggalang Burong (nenek moyang orang iban) dengan

    pengikutnya telah menduduki kawasan sepanjang sungai Kapuas dengan pengikutnya

    telah menduduki sepanjang sngai Kapuas dan anak-anak sungainya di barat daya

    borneo tetapi cucu Senggalang Burong yang bernama Sera Gunting lebih menyukai

    Banjaran Tiang Laju di bagian barat Pulau Borneo (Sarawak). Walau bagaimanapun,

    Senggalang Burong dan anak buahnya sepakat untuk pindah dari Merakai (anak

    sungai Kapuas) dan mereka berpindah ke UluBatang Ai(sungai)

    Sejarah telah menunjukkan bahwa suku Ian berasa dari negara Indonesia yang

    berasal dari Kapuas (Richard, 1949) tetapi berpindah dari sana dan mula menetap di

    Kumpang (tempat pertama kali mere tinggal di Sarawak).

    2.1.3. Aspek Ekonomi

    Sementara dari segi ekonomi, masyarakat Iban di Sarawak masih teguh

    dengan tradisi masyarakat mereka yang tergantung pada kegiatan pertanian secara

    swasembada. Tradisi ini masih tetap sampai ke zaman ini. Tanaman padi ini akan

    diusahakan setiap setahun sekali yaitu setelah akhir bulan Juni atau bulan 1 bagi

    masyarakat Iban, yang menganggap bulan Juni sebagai bulan awal dalam kalender

    mereka. Padi akan selesai dipanen pada bulan Februari. Pada 1 haribulan Jun,

    sambutan Hari Gawai Dayak akan diadakan sebagai merayakan semangat padi yang

    telah memberikan rezeki kepada mereka. Padi yang diusahakan pula ialah padi bukit,

    dan secara keseluruhan kegiatan adalah masih menggunakan peralatan tradisional,

    seperti kapak, parang, dan peralatan tradisional yang lain. Jadi, masyarakat Iban

  • 7/23/2019 Rumah Suku Iban

    10/30

    Rumah Panjang Suku Iban oleh Kelompok 2 7

    gemar melakukan kegiatan dengan bergotong-royong karena percaya bahwa kegiatan

    itu akan lebih cepat dan mudah.

    Selain mengusahakan tanaman padi, masyarakat Iban di Sarawak juga turut

    menanam lada. Lada ditanam sebagai sumber pendapatan untuk menghidupi hidup

    keluarga dan anak-anak mereka. Biasanya lada ditanam juga dengan menggunakan

    metode tradisional. Meskipun harga lada di pasar tidak tetap, tetapi masyarakat Iban

    tidak ada pilihan lain mengingat struktur bumi di Sarawak lebih banyak yang

    bertanah tinggi. Selain menanam lada yang awalnya dibawa oleh orang asing yang

    datang ke Sarawak yaitu sekitar abad ke- 18 lagi, masyarakat Iban di Sarawak juga

    masih teguh mengusahakan tanaman karet dan juga tanaman sampingan yang lain.

    Selain itu juga, masyarakat Iban di Sarawak juga turut mencari nafkah mereka dengan

    kegiatan berburu dan menangkap ikan. Mereka akan berburu binatang-binatang yang

    dapat dimakan seperti rusa, kijang, pelanduk dan banyak lagi.

    2.1.4. Aspek Sosial

    Dari aspek sosial pula, masyarakat Iban terkenal dengan praktek dalam sebuah

    rumah panjang. Pada zaman sekarang, praktek hidup dalam komunitas rumah panjang

    masih ada. Di rumah panjang saya sendiri ada lima puluh empat buah rumah yang

    sama besar dan juga sama struktur binaannya. Masyarakat Iban dalam rumah panjang

    begitu mementingkan semangat kerjasama. Dalam apa juga kerja, masyarakat Iban

    lebih memilih untuk bergotong royong dari melakukan pekerjaan itu secara sendiri.

    Praktek bergotong-royong atau beduruk ini sering dipraktekkan saat musim menanam

    dan juga menuai padi.

    Selain itu juga dalam pergaulan sehari-hari, praktek masyarakat Iban antara

    pria dan perempuan adalah tidak diblokir atau diizinkan menurut adat ngayap.

    Ngayap ini merupakan satu praktek masyarakat Iban pada zaman dahulu, yang

    dilakukan oleh si teruna untuk memikat si dara serta berkenalan dan mengungkapkan

    perasaan masing-masing.

  • 7/23/2019 Rumah Suku Iban

    11/30

    Rumah Panjang Suku Iban oleh Kelompok 2 8

    Dari aspek menyambut keramaian pula, masyarakat Iban sangat

    menitikberatkan kepuasan dan juga hubungan persaudaraan juga silaturrahim antara

    mereka. Mereka juga seperti kaum lain yang memberi makan setiap tamu yang datang

    ke rumah mereka. Tamu yang datang juga mungkin dideportasi jika perlu. Selain itu

    juga, para tamu yang hendak pulang juga akan diberikan dengan buah tangan dan

    juga suvenir yang menunjukkan host senang menerima kehadiran mereka.

    Terdapat dua jabatan penting dalam rumah panjang. Tuah Barong adalah

    seorang tetua yang membaca penanda alam terutama dari burung sebelum sebuah

    peristiwa penting akan dilaksanakan. Ia juga bertanggung jawab atas upacara ritual

    yang berlangsung di rumah panjang. Tuan rumah adalah ketua yang mengurusi

    administrasi dan keperluan adat atau hukum dan aturan suku Iban, dan juga sebagai

    juru damai dalam konflik. Ia tidak mempunyai kekuatan politis, ekonomi dan ritual.

    Biasanya dipilih dari seorang pria yang mempunyai status yang tinggi dalam hal

    pengetahuan dan kemampuan persuasive dalam mengambil keputusan. Dalam suku

    Iban pengaruh dan status social tidak bisa diwariskan. Mereka menganut pencapaian

    adalah individu, bukan sesuatu yang diturunkan.

    Walaupun suku Iban tidak mempunyai tingkatan kelas, namun mereka sangat

    kompetitif untuk mencapai prestasi dimana status dan gengsi merupakan hal utama

    dalam komunitas. Pencapaian tingkat kekayaan dan hasil panen yang melimpah

    adalah salah satu tanda kesuksesan. Lembaga pejalai (bejalah), dimana anak muda

    dikirim keluar komunitas untuk bekerja dan mendapatkan pengalaman adalah bagian

    penting dari adat suku Iban. Ketika kembali ia harus membawa barang berharga dan

    juga bermacam tattoo yang membuktikan bahwa ia telah melakukan perjalanan.

    Kaum wanita Iban tidak bepergian dan ketertutupan mereka dengan budaya luat

    membuat mereka dan hasil kerajinan tangan menjadi sangat konservative. Dalam

    struktur social, kaum wanita Iban tidak berada dibawah kaum laki-laki. Kepala rumah

    tangga adalah juga wanita sejajar dengan kaum laki2. Kaum wanita juga memainkan

  • 7/23/2019 Rumah Suku Iban

    12/30

    Rumah Panjang Suku Iban oleh Kelompok 2 9

    peranan yang sama dalam acara pertemuan (Gomes 1911:80). Ketika jabatan penting

    dalam rumah panjang terbaas hanya untuk pria, hak antara pria dan wanita adalah

    sama dalam hal properti dan warisan.

    Kepercayaan suku Iban dikaitkan dengan pertanda, gejala alam dan padi.

    Terdapat banyak Dewa dan Roh, salah satunya adalah Petara yang kemungkinan

    meminjam dari Hindu sebagai pemimpin para Dewa. Arwah leluhur sangat penting

    terutama untuk menjamin keberhasilan menanam padi. Padi dipercaya mempunyai

    jiwa dan harus diperlakukan dengan hormat dan bijak. Di beberapa wilayah, agama

    Kristen mengadopsi kepercayaan mereka dan menambahkannya sebagai salah satu

    dewa ketimbang menghapuskan kepercayaan lama.

    Telah lama diketahui bahwa Suku Iban mempunyai kontak dengan etnis lain.

    Pertama adalah etnis China dan Melayu dan kemudian kulit putih. Dalam

    perjalanannya, beberapa kali suku Iban terlibat gesekan terutama dengan China

    tentang klaim atas tanah. Namun secara umum hubungan dengan etnis lain

    berlangsung damai. Kaum China secara mayoritas menguasai perdagangan dan

    komersial tingkat menengah baik di pedalaman dan juga perkotaan. Saat ini beberapa

    warga suku Iban telah mempunyai toko sendiri dan sedikit yang menikmati

    kesuksesan dengan backing dari kaum China. Suku Melayu, dengan Serawak sebagai

    bagian dari militer Malaysia sejak 1966 mempunyai kekuatan politik yang cukup

    berarti. Semangat independensi dan ketidak mampuannya bekerja dalam tim

    membuat suku Iban meraih posisi sejajar. Perkawinan inter-etnis adalah hal yang

    biasa dan bisa diterima, namun konflik etnis tetap saja siap meletus. Seperti halnya di

    pertengahan 1960-an, disaat kekerasan terjadi karena campur tangan pemerintah.

    2.1.5. Aspek Politik (Administrasi dalam Rumah Panjang)

    Dalam aspek politik pula, cara hidup masyarakat Iban amat mementingkan

    ketaatan kepada Tuai rumah atau kepala desa dalam sesuatu organisasi dalam sebuah

    rumah panjang. Dalam hal ini, kepala rumah dalam sebuah rumah panjang akan

  • 7/23/2019 Rumah Suku Iban

    13/30

    Rumah Panjang Suku Iban oleh Kelompok 2 10

    menunjuk beberapa orang anggota komite di bawahnya. Peran kepala rumah panjang

    tidak hanya dalam birokrasi maupun administrasi saja, bahkan kepala rumah panjang

    juga berperan dalam menangani urusan adat dan juga hukum rumah panjang tersebut.

    Anggota komite yang membantu kepala rumah akan bertungkus lumus

    terutama dalam urusan rumah panjang, misalnya bendahara, sekretaris, komite, dan

    sebagainya. Namun pada masa sekarang, masyarakat Iban hidup dalam rumah

    panjang yang agak mewah seiring dengan arus modernisasi. Bukan lagi sepert

    sebelumnya yang hanya beratapkan rumbia, berdinding bambu dan sebagainya.

    Bahkan sekitar 60% dari rumah orang Iban adalah rumah batu dan modern struktur

    binaannya.

    Jadi, pada zaman sekarang struktur pemerintahan pun telah berubah. Bahkan

    seorang kepala dalam rumah panjang itu juga seharusnya seorang yang pernah

    menerima pendidikan bukanlah mereka yang buta huruf seperti sebelumnya. Hal ini

    karena, kepala berperan dan berurusan dengan pemerintah untuk meminta fasilitas

    dari pemerintah dan diberikan kepada rumah panjang di bawahnya. Jadi perlunya

    sikap kepemimpinan ada dalam keadaan apapun sekalipun.

    2.1.6. Land of Head Hunters

    Pemburu kepala ataupun lebih dikenali dengan aktivi 'ngayau' dalam bahasa

    tempatan di sarawak. Pada tradisi Ngayau yang sesungguhnya, Ngayau tidak lepas

    dari korban kepala manusia dari pihak musuh. Citra yang paling populer tentang

    Kalimantan selama ini adalah yang berkaitan dengan berburu kepala (Ngayau).

    lahirnya tulisan ilmiah menguatkan lagi tentang adanya aktivitas tersebut dan

    mengakibatkan terciptanya citra Dayak sebagai orang-orang pemburu kepala di

    sarawak.

  • 7/23/2019 Rumah Suku Iban

    14/30

    Rumah Panjang Suku Iban oleh Kelompok 2 11

    Gambar 3. Tengkorak hasil ngayau

    Sumber:http://mathewbgeorge.blogspot.com/2013/10/pemburu-kepala-headhunters.html(6

    April 2015)

    Pemburu-pemburu kepala yang berhasil berhak memakai gigi macan kumbang

    di telinganya, hiasan kepala dari bulu burung enggang, dan sebuah tato dengan desain

    khusus..Serangan-serangan para pemburu kepala dilakukan oleh kelompok-kelompok

    kecil yang terdiri dari sepuluh hingga dua puluh orang laki-laki yang bergerak secara

    diam-diam dan tiba-tiba. Mereka sangat memperhatikan pertanda-pertanda,

    khususnya burung-burung. Setelah digunakan dalam upacara-upacara Mamad,

    kepala-kepala itu digantung di beranda rumah panjang, berhadapan dengan

    ruang-ruang tengah yang menjadi tempat tinggal ketua rumah panjang. Di masa lalu

    Suku Dayak Kenyah dilaporkan sebagai pemburu kepala yang paling terkenal di

    Kalimantan. Seperti halnya suku Dayak Kenyah, suku Dayak Iban juga melakukan

    upacara perburuan kepala yang disebut Gawai. Upacara ini tidak hanya bersifat

    religius, tetapi juga melibatkan pesta besar-besaran dengan minum-minuman dan

    http://mathewbgeorge.blogspot.com/2013/10/pemburu-kepala-headhunters.htmlhttp://mathewbgeorge.blogspot.com/2013/10/pemburu-kepala-headhunters.html
  • 7/23/2019 Rumah Suku Iban

    15/30

    Rumah Panjang Suku Iban oleh Kelompok 2 12

    bersenang-senang.

    Budaya pemotongan kepala ataupun ngayau merupakan amalan yang

    dilakukan untuk:

    2.1.6.1.Mendapatkan kawasan yang lebih luas.

    Ramai dari penduduk di sarawak terutamanya dari suku kaum iban yang

    berhijrah dari kawasan kalimantan adalah bercucuk tanam. padi merupakan tanaman

    yang menyumbang kepada kemandirian suku kaum dan kelangsungan hidup kaum

    iban di sarawak. sebagaimana yang diketahui,kawasan jajahan bagi sesuatu kawasan

    adalah mutlak. Oleh karena itu untuk mendapatkan kawasan yang lebih luas,kejadian

    penggalan kepala telah meluas di kawasan kawasan yang berhampiran.

    2.1.6.2. Simbol keberanian.

    Memang tidak dinafikan banyak penduduk di sarawak yang berada jauh jarak

    antara satu sama lain. jarak antara satu rumah panjang dengan satu rumah panjang

    adalah jauh antara satu sama lain. hal ini adalah disebabkan,panduduk yang berada di

    sekitaran ataupun berdekatan dimusnahkan. semakin jauh jarak sesebuah rumah

    panjang dari rumah panjang yang lain,semakin kuat dan keberanian.

    Sebenarnya adat ngayau dilakukan oleh orang Iban pada masa lampau hanya

    untuk mempertahankan kaumnya yang diganggu, dipermainkan, dan dianiaya oleh

    kaum lain, termasuk Raja Brooke dulu. Sebenarnya kaum Iban hanya membunuh

    semasa ngayau (perang). Pemuda Iban melakukannya sebagai lelaki Iban untuk

    membuktikan keberaniannya dan melindungi kaumnya. Keberhasilan memotong

    kepala musuh akan meningkatkan martabat dan keunggulan seorang lelaki. Lelaki

    Iban yang membawa pulang kepala musuh akan mendapat gelar seperti Bujang

    Berani dan sebagainya.

    Kepala musuh akan diawetkan, dan tengkorak ini disebut sebagai antu pala

    (piala kepala) yang akan dijadikaan harta pusaka keluarga secara turun temurun.Antu

    palaini akan digantung di atas bedilang(dapur kecil) di ruai dan dipanaskan dengan

    api kecil supaya semangat antu pala tersebut dapat beristirahat dengan tenang. Pada

  • 7/23/2019 Rumah Suku Iban

    16/30

    Rumah Panjang Suku Iban oleh Kelompok 2 13

    dasarnya, tidak semua musuh yang ditemui di medan perang akan dibunuh.

    Contohnya, wanita dan anak-anak hanya ditangkap dan dijadikan tawanan perang

    atau budak di rumah panjang tetapi diberi layanan yang baik dan kemudian djadikan

    keluarga angkat melaui adat mengiru hamba abdi (upacara mengangkat anak) atau

    gawai bertebang(gawai mengangkaat anak). Adat tersebut merupakan upacara khas

    untuk mengesahkan budak untuk diangkat sebagai keluarga oleh keluarga yang mau.

    Oleh karena itu suku Iban tidak memberlakukan sistem perbudakan.

    2.2. Kehidupan di Rumah Panjang

    Perkataan rumah panjang ini lahir dari bentuk rumah itu sendiri. Ia didirikan

    secara memanjangdengan tujuan untuk memuat seluruh keluarga suku Iban dibawah

    satu atap. Menurut penelitian, hampir semua suku kaum etnik yang tinggal di

    Sarawak mendirikan rumah panjangsebagai tempat mereka berteduh, yang berbeda

    hanyalah dari segi bentuk dan ukuran, kekuatan bahan yang digunakan, pembagian

    ruang dan cara-cara pembangunannya.

    Bila orang Iban mendirikan rumah panjang, berarti mereka sedang

    mewujudkan sebuah perkampungan ataupun lebih tepat lagi sebuah negeri. Hal ini

    berdasarkan kepada penggunaan perkataan oleh orang Iban sendiri bahwa rumah

    panjang ini merupakan sebuah negeri untuk mereka. Tiap-tiap keluarga dalam rumah

    panjang tersebut senantiasa bersedia untuk membantu tetangga-tetangganya yang

    memerlukan pertolongan atau bantuan mereka. Mereka sentiasa patuh kepada ketua

    mereka yang dipanggil tuai rumah dan tuai burong. Menurut penelitian W.R.Geddes

    mengatakan bahawa dengan hidup cara begini, suku kaum Dayak telah dapat

    menyelesaikan beberapara masalah sosial-bagaimana untuk mandiri dan tidak pernah

    dijauhi oleh masyarakatnya.

    Rumah panjang ini merupakan kriteria utama dalam pembentukan masyarakat

    Iban karena dalam rumah panjang inilah segala pantangan dan peraturan hidup

    bermasyarakat. Mereka akan hidup bersama sepanjang masa dan memiliki hubungan

  • 7/23/2019 Rumah Suku Iban

    17/30

    Rumah Panjang Suku Iban oleh Kelompok 2 14

    yang kuat.

    Orang Iban secara turun temurun tinggal di ruah panjang, sebuah fitur sosial

    yang memberi identitas unik kepada suku Iban. Sebuah rumh panjang dihuni oleh

    saudara dan kerabat mereka sendiri. Kehidupan di rumah panjang merupakan bukti

    nyata tentang kekukuhan perhubungan kekeluargaan dan kerjasama dalam kalangan

    mereka (Vinson, 1978). Namun secara rasional, faktor geografi juga mempegaruhi

    budaya tersebut rumah panjang didirikan karena kekurangan tanah rata kondisi

    dataran yang tidak rata dan berbukit-bukit mengekang mereka dalam membangun

    rumah. Rumah panjang merupakan alternatif dan solusi terbaik karena bentuknya

    yang dapat menampung beberapa unit keluarga sekaligus. Selain itu, dalam segi

    ekonomi mereka mendapatkan tempat untuk bercocok tanam.

    Pembangunan rumah panjang memungkinkan juga memungkinkan suku Iban

    untuk menghemat bahan-bahan pembangunan seperti bahan atap, dinding dan tiang

    karena bagian-bagian itu ditanggung bersama. Kehidupan secara berkelompok

    mengakrabkan mereka, ketegangan mungkin tercetus sekali-kali tetapi semangat

    kekeluargaan dan kewibawaan tradisi (suara orang tua) selalu dapat meredakan

    perselisihan. Dalam struktur organisasi yang demekian, kebanyakan aktivitas yang

    dilakukan bersifat kerjasama. Apabila diadakan sebuah pesta atatu gawai, ia bukan

    diadakan secara individu atau keluarga tetapi sebagai acara di rumah panjang. Dalam

    kesulitan ekonomi atau kekurangan makanan, kegiatan ini dapat menghemat

    perbelanjaan karena gawai didakan dengan biaya ditanggung bersama.

    Meskipun praktek ngayap ini dibenarkan namun ia haruslah dilakukan dengan

    adab dan juga sopan santun yang berlandaskan adat dan juga pegangan hidup

    masyarakat kaum Iban itu sendiri.

    Selain itu juga dalam pergaulan sehari-hari, praktek masyarakat Iban antara

    pria dan perempuan adalah tidak diblokir atau diizinkan menurut adat ngayap.

    Ngayap ini merupakan satu praktek masyarakat Iban pada zaman dahulu, yang

    dilakukan oleh si teruna untuk memikat si dara serta berkenalan dan mengungkapkan

  • 7/23/2019 Rumah Suku Iban

    18/30

    Rumah Panjang Suku Iban oleh Kelompok 2 15

    perasaan masing-masing.

    Menurut adat, si teruna dapat mengunjungi si dara tidak melebihi tiga malam

    berturut-turut. Jika kunjungan berkelanjutan, orangtua si gadis memiliki hak untuk

    menentukan dan bertanya apakah si teruna serius di dalam usahanya untuk memikat si

    gadis. Jika antara mereka serius, mereka akan dinikahkan. Pada masa kini, tradisi dan

    praktek ngayap ini tidak lagi dilakukan. Teruna dan dara hanya bertemu dalam acara

    keramaian, reuni saat perayaan, dan sebagainya yang tidak berlebih-lebihan dsan

    bersopan santun. Jadi, jika ada tabrakan adab dan campurtangan kaum lain, maka

    tindakan hukum akan diambil seperti yang termaktub dalam bagian 132 Adat Iban,

    1993.

    Bilek keluarga adalah sebuah komunitas yang saling menguntungkan. Anak

    dinamai setelah kakek mereka, yang merupakan kelanjutan dari nama leluhur dan

    menunjukkan hubungan keluarga dalam kelompok. Ini menunjukkan adanya

    kepedulian status bagi suku Iban. Keanggotaan dalam Bilek keluarga dan juga

    rumah panjang menjadi awal kelahiran, pernikahan dan juga pengangkatan anak.

    Sebuah keluarga bisa saja bergabung dengan rumah panjang karena kaitan

    persahabatan. Perkawinan yang diharapkan diantara keluarga dekat, khususnya dari

    tingkat pertama hingga kelima keponakan. Pernikahan didalam rumah panjang

    umumnya perkawinan dengan anggota luar.

    Adat Menetap Setelah Menikah

    1) Adat utrolokal adalah yang memberi kebebasan kepada sepasang suami

    isteri untuk memilih tinggal disekitar kediaman kaum kerabat suami atau disekitar

    kediamanan kaum kerabat istri.

    2) Adat virilokal adalah yang menentukan bahwa sepasang suami-istri

    diharuskan menetap sekitar pusat kediaman kaum kerabat suami.

    3) Adat uxurilokal adalah yang menentukan bahwa sepasang suami-isteri

    harus tinggal sekitar kediaman kaum kerabat isteri.

    4) Adat bilokal adalah yang menentukan bahwa sepasang suami-isteri tinggal

  • 7/23/2019 Rumah Suku Iban

    19/30

    Rumah Panjang Suku Iban oleh Kelompok 2 16

    disekitar pusat kediaman kerabat suami pada masa tertentu, dan sekitar pusat

    kediaman kaum kerabat suami pada masa tertentu, dan sekitar pusat kediaman kaum

    kerabat isteri pada masa lainnya.

    5) Adat neolokal adalah yang menentukan bahwa sepasang suami-isteri

    menempati tempatnya sendiri yang baru dan tidak mengelompok bersama kerabat

    suami ataupun isteri.

    6) Adat avunkulokal adalah yang mengharuskan sepasang suami-isteri

    menetap sekitar tempat kediaman saudara pria ibu (avunculus) dari suami.

    7) Adat natalokal adalah yang menentukan bahwa suami dan isteri

    masing-masing hidup terpisah diantara kaum kerabatnya sendiri-sendiri, suami sekitar

    pusat kediaman kaum kerabatya sendiri dan isteri disekitar pusat kediaman kaum

    kerabatan sendiri dan isteri disekitar pusat kediaman kaum kerabatnya sendiri pula.

    Adat menetap sudah sesudah menikah antara lain mempengaruhi pergaulan

    kekerabatan dalam suatu masyarakat.

    Bilek keluarga adalah sebuah komunitas yang saling menguntungkan. Anak

    dinamai setelah kakek mereka, yang merupakan kelanjutan dari nama leluhur dan

    menunjukkan hubungan keluarga dalam kelompok. Ini menunjukkan adanya

    kepedulian status bagi suku Iban.

    Keanggotaan dalam Bilek keluarga dan juga rumah panjang menjadi awal kelahiran,

    pernikahan dan juga pengangkatan anak. Sebuah keluarga bisa saja bergabung

    dengan rumah panjang karena kaitan persahabatan.

    Suku Iban sangat menjunjung monogami, namun di awal tahun perceraian

    bisa berlangsung mudah dan dianggap biasa. Perkawinan lintas etnik walau

    terkadang ditentang terbukti membawa banyak keuntungan bagi rumah panjang.

    Saat ini orang Iban yang berpendidikan cenderung menahan untuk menikah. Mereka

    melihat apakah pernikahan menguntungkan secara ekonomis dilihat dari latar

    belakang keluarga terutama yang mempunyai penghasilan yang tinggi.

  • 7/23/2019 Rumah Suku Iban

    20/30

    Rumah Panjang Suku Iban oleh Kelompok 2 17

    2.3. Struktur Rumah Panjai

    Komunitas rumah panjang selalu berada di tepi sumber air. Populasi mereka

    sangat bervariasi dari 80.5 (Baleh) hingga 137 (Sibu). Tingkatan lebih tinggi

    biasanya tidak mencapai 200. Di komunitas Baleh dimana hutan masih sangat kaya,

    biasanya komunitas terdiri dari sebuah rumah yang sangat panjang berada antara

    satu atau dua miles ditepi sungai. Dalam komunitas Sibu dimana keterlibatan

    pemerintah dalam program tinggal menetap maka jarak antara rumah yang satu

    dengan yang lain makin dekat. Dengan jumlah yang banyak ini bukan berartimenjadi sebuah desa atau perkampungan. Setiap rumah panjang mempunyai

    wilayah sendiri yang didalamnya Bilek keluarga juga mempunyai kekuasaan

    sendiri.

    Sebuah rumah panjang tidak mempunyai property sendiri. Komunitas rumah

    panjang biasanya mempunya anggota utama yang merupakan pendiri komunitas dan

    berhubungan secara langsung. Mereka ini biasanya mendiami di bagian tengah dari

    rumah panjang. Keanggotaan rumah panjang biasanya dari hubungan satu dengan

    beberapa keluarga. Di tingkat Baleh relasi antar keluarga ini setingkat 100 persen

    (Freeman 1955:9 : Sutlive 1973: 360-361).

    Jenis rumah panjang orang asli Malaysia Timur biasanya mempunyai

    bilik-bilik tambahan. Disebelah depannya ialah serambi dan di sebelah belakangnya

    pula ialah bahagian dapur. Rumah panjang didirikan dengan tiang yang tinggi supaya

    ia rumah mereka terlindungi dari banjir. Pada zaman dahulu, ini juga merupakan satu

    cara untuk melindungkan rumah daripada diserang oleh musuh. Untuk masuk ke

    rumah itu, seseorang terpaksa menaikinya melalui tangga-tangga yang dibuat dari

    batang kayu

  • 7/23/2019 Rumah Suku Iban

    21/30

    Rumah Panjang Suku Iban oleh Kelompok 2 18

    Rumah ini menggunakan tiang jenis kayu keras dan tidak

    mudah rapuh seperti kayu belian yang mudah didapati di Kepulauan

    Borneo. Atapnya dari daun rumbia seperti Biru, Pantu, Mulong dan

    jenis daun tebal. Dinding rumah berkenaan diperbuat daripada kulit kayu

    seperti Terentang atau buluh yang dikelar dan dibelah. Lantainya pula

    menggunakan buluh, papan atau kulit kayu. Tangga rumah terbuat dari

    sebatang kayu bulat yang ditakik dengan beliong dan disebut tangga

    takik.

  • 7/23/2019 Rumah Suku Iban

    22/30

    Rumah Panjang Suku Iban oleh Kelompok 2 19

    Gambar 4. Denah rumah Panjang

    Sumber :https://gnmawar.wordpress.com/adat-iban/the-iban-longhouse-by-stephen-anggat/ (11

    Mei 2015)

  • 7/23/2019 Rumah Suku Iban

    23/30

    Rumah Panjang Suku Iban oleh Kelompok 2 20

    Bagian-bagian Rumah Panjang Sarawak

    2.3.1. Bilek,adalah ruang utama yang merupakan tempat keluarga dalam organisasi

    sosial masyarakat. Anggota bilekmenjadi suku juru kaban belayan (Vinson, 1978),

    yaitu kaum kerabat rumah panjang tersebut.

    2.3.2.Sadauterletak dibagian atasbilekdigunakan sebagai tempat penyimpanan padi,

    benih padi dan peralatan menanam padi seperti tikar, parang dan peralatan keperluan

    keluarga (Freeman,1970). Selain itu digunakan sebagai tempat tidur anak perempuan

    dan sebagai tempat untuk membuat kain tenun.

    2.3.3. Tempuan hampir sama dengan pantar. Tempuan juga digunakan untuk dua

    kondisi yaitu keramaian dan kematian, kita memasuki rumah panjang bukan melalui

    hadapan rumah panjang tetapi melalui ujung kiri dan kanan rumah panjang tersebut.

    Jika ada keramaian untuk menyambut tamu, kita mesti masuk melalui ujung kanan

    rumah panjang ataupun bagian yang mengarah ke hulu sungai berdekatan (untuk

    perkara yang baik). Dan jika ada kematian, yaitu anggota keluarga yang meninggal di

    luar rumah panjang akan dibawa masuk ke dalam rumah panjang melalui ujungsebelah kiri rumah panjang atau yang mengarah ke hilir sungai berdekatan (untuk

    perkara yang buruk).. Kesimpulannya tempat ini bisa dikatakan sebagai tempat lalu

    lalang didalam rumah panjang.

    2.3.4 Ruai adalah ruang tempat berkumpul bersama keluarga, tempat untuk

    menyambut tamu dan lain-lain. Ruai adalah ruang terbuka di rumah panjang tetapi

    dipisahkan oleh tiang penyangga atap. Ruai adalah tempat berinteraksi dan

    bersosialisasi masyarakat rumah panjang. Upacara-upacara rumah panjang seperti

    ranyai (ngajat atau menyanyikan leka), niti daun, ngerandang, timang gawai dan

    upacara adat lainnya biasanya diadakan di ruai.

  • 7/23/2019 Rumah Suku Iban

    24/30

    Rumah Panjang Suku Iban oleh Kelompok 2 21

    2.3.5 Panggau digunakan untuk suatu acara dan kematian. ketika ada acara, tempat

    ini digunakan sebagai tempat menghidangkan makanan untuk para tamu, dan ketika

    ada anggota keluarga yang meninggal tempat ini digunakan sebagai tempat untuk

    meletakan mayat, yaitu setelah mayat dimandikan dan kemudian dibawa keluar dan

    diletakan di bagian ini. Panggau juga digunakan untuk upacara belian yaitu untuk

    mengobati orang yang sakit, dan upacara lain yang dilakukan berkaitan dengan

    budaya dan adat setempat.

    2.3.6. Tanju adalah bagian depan rumah panjang yang berfungsi sebagai tempat

    penyediaan beras, dan tempat bermain anak-anak suku Iban.Tanjuadalah bagian luarruai yang dibangun tanpa atap dan digunakan untuk menjemur hasil tanaman seperti

    lada, padi, getah dan sebagainya.

    2.3.7. Dapur digunakan sebagai tempat memasak makanan sehari-hari. Dapur

    biasanya berada di daerah tempuan.

    .

    2.4. Orientasi Rumah Panjang

    Sebagai permukiman tepi sungai , rumah panjang dibangun di sepanjang

    sungai dan dengan sumbu idealnya berorientasi sejajar dengan sungai utama .

    Akibatnya , kedua ujung rumah panjang yang biasanya dibedakan sebagai hulu ( ulu )

    dan hilir ( ili ) berakhir . Orientasi ini disertai adanya pemusatan sumber, dasar dan

    ditimbulkan terus-menerus dalam percakapan sehari-hari . Jadi lokasi apartemen

    individu yang khas ditunjukkan dengan posisinya hulu atau hilir akhir rumah panjang ;

    yaitu, sebagai hulu ( sapiak ulu ) atau hilir setengah ( sapiak ili ' ) ,

    Orientasi ini ditandai dengan dua cara lain juga: pertama, di sisi-dinding yang

    memisahkan satu apartemen dari yang lain dan kedua, dengan aturan genselan adat.

    Selama konstruksi rumah, hanya tuai rumah yang memiliki dua sisi-dinding, satu di

  • 7/23/2019 Rumah Suku Iban

    25/30

    Rumah Panjang Suku Iban oleh Kelompok 2 22

    setiap sisi dari apartemen bilik nya. Semua bilik lainnya tegak hanya satu sisi dinding,

    di kedua hulu atau hilir sisi apartemen mereka, tergantung pada bilik itu lokasi relatif

    terhadap tuai rumah. Perbedaan antara hulu dan hilir bersekutu dengan yang lain

    antara dasar dan ujung . Apa pun yang memiliki baik dasar dan ujung akan

    membentuk anggota utama dari totalitas yang terdiri dari bagian-bagian yang disebut

    batang . Jadi baik rumah panjang dan sungai utama yang terletak digambarkan

    sebagai batang . Seperti batang pohon hidup , baik sungai dan rumah panjang dilihat

    sebagai memperluas antara titik awal - sumber atau 'dasar ' ( sama pun ) ; dan titik

    akhir atau titik - . tujuan atau ujung (Ujongataupuchok)Pada satu tingkat metafora

    adalah botani dan spasial . Untuk sungai , yang dasar adalah hilir di mulutnya , dan

    ujungnya ada di hulu nya .

    Orientasi dasar kedua rumah panjang adalah dalam hal gerakan matahari

    melalui langit dari timur ke barat. Dalam Iban timur disebut matahari tumboh, secara

    harfiah, 'arah matahari terbit', dan barat, matahari padam, 'arah matahari tenggelam'.

    Dalam konteks ritual, timur dikaitkan dengan kehidupan, terutama permulaannya, dan

    barat dengan kematian. Sejauh rumah panjang yang bersangkutan, gagasan dasar

    adalah bahwa kursus timur-barat dari matahari, karena perjalanan dari horizon ke

    horizon (tisau langit), harus pernah bertepatan dengan sumbu panjang rumah,

    sehingga matahari bersinar menjadi satu atau ujung lain dari struktur. Jika tidak

    masyarakat diterjemahkan menerus 'panas' (angat). Sebuah rumah, bukan, harus

    mencerminkan gerakan matahari dalam kosmos. Artinya, matahari harus mengorbit

    rumah; harus naik kemiringan atap dari sisi galeri, mencapai titik tertinggi (rabong

    hari, 'zenith'), langsung di atas pusat bukit-capping (perabong) tepat di atas pemun

    tiang, dan kemudian turun lagi karena mengikuti kemiringan atap ke bawah untuk

    cakrawala, di belakang apartemen keluarga (Ujong bilik). Dengan kata lain, gerakan

    timur-barat dari matahari selama rumah panjang harus silang-potong internal yang

    hulu-hilir divisi.

  • 7/23/2019 Rumah Suku Iban

    26/30

    Rumah Panjang Suku Iban oleh Kelompok 2 23

    Titik utama masuk ke rumah panjang adalah pendai nya '(sungai tempat

    pemandian) Berikut kano biasanya diikat, perempuan mengambil air untuk keperluan

    rumah tangga, dan anggota rumah panjang mandi. Secara simbolis, yang pendai

    'merupakan ambang luar masyarakat. Jadi apabila rumah sedang menjalani ritual

    'pendinginan', tanda-tanda ditempatkan di pendai yang 'memberitahu calon

    pengunjung rumah panjang sementara tidak dapat bertamu. Jika tidak, pengunjung

    memasuki masyarakat dengan cara tempat pemandian, mandi pertama di pendai

    'sebelum disambut ke rumah oleh tuan rumah . Pada kesempatan ritual utama, acara

    selamat datang ini mengambil bentuk prosesi upacara. Ritual masuknya bayi yang

    baru lahir ke rumah panjang ditandai dengan mandi di sungai (meri 'anak mandi')

    yang terstruktur sekitar sambutan prosesi ke dan dari pendai masyarakat '(Sather

    1988). Setelah kematian, jiwa orang mati bereikarnasidi perjalanan ini, mengambil

    cuti dari 'dunia ini'.

    Gambar 5. Rumah panjang yang berada di tepi sungaiSumber: Presentasi Fidelis anak rufinus ( 6 April 2015)

  • 7/23/2019 Rumah Suku Iban

    27/30

    Rumah Panjang Suku Iban oleh Kelompok 2 24

    Gambar 6. Orientasi Rumah Panjang

    Sumber :https://gnmawar.wordpress.com/adat-iban/the-iban-longhouse-by-stephen-anggat/ (11

    Mei 2015)

  • 7/23/2019 Rumah Suku Iban

    28/30

    Rumah Panjang Suku Iban oleh Kelompok 2 25

    BAB 3

    PENUTUP

    3.1. Kesimpulan

    Suku Iban atau Suku Dayak Laut adalah suku yang tinggal di tepi sungai dengan

    menggantungkan hidup dari menanam padi. Mereka hidup tersebar di perbukitan

    Sarawak (Malaysia) dan sebagian di Borneo Indonesia. Suku Dayak Laut sebenarnya

    adalah sebutan yang salah oleh explorer dari British yang pertama kontak langsung

    di tahun 1840-an. Saat itu banyak dari anggota suku yang mejadi bajak laut bekerja

    sama dengan orang-orang Melayu.

    Perkataan rumah panjang ini lahir dari bentuk rumah itu sendiri. Ia didirikan

    secara memanjangdengan tujuan untuk memuat seluruh keluarga suku Iban dibawah

    satu atap. Menurut penelitian, hampir semua suku kaum etnik yang tinggal di

    Sarawak mendirikan rumah panjangsebagai tempat mereka berteduh, yang berbeda

    hanyalah dari segi bentuk dan ukuran, kekuatan bahan yang digunakan, pembagian

    ruang dan cara-cara pembangunannya. Di dalam Rumah Panjang terdapat Tuai yaitu

    ketua suku Ian yang tinggal di bagian tengah Rumah Panjang.

    Pembangunan rumah panjang memungkinkan juga memungkinkan suku Iban

    untuk menghemat bahan-bahan pembangunan seperti bahan atap, dinding dan tiang

    karena bagian-bagian itu ditanggung bersama. Kehidupan secara berkelompok

    mengakrabkan mereka, ketegangan mungkin tercetus sekali-kali tetapi semangat

    kekeluargaan dan kewibawaan tradisi (suara orang tua) selalu dapat meredakan

    perselisihan.

    Rumah ini menggunakan tiang jenis kayu keras dan tidak mudah

    rapuh seperti kayu belian yang mudah didapati di Kepulauan Borneo.

  • 7/23/2019 Rumah Suku Iban

    29/30

    Rumah Panjang Suku Iban oleh Kelompok 2 26

    Atapnya dari daun rumbia seperti Biru, Pantu, Mulong dan jenis

    daun tebal. Dinding rumah berkenaan diperbuat daripada kulit kayu

    seperti Terentang atau buluh yang dikelar dan dibelah. Lantainya pula

    menggunakan buluh, papan atau kulit kayu. Tangga rumah terbuat dari

    sebatang kayu bulat yang ditakik dengan beliong dan disebut tangga

    takik. Bagian-bagian rumah panjang ini terdiri atas bilek, sadau,tempuan, ruai,

    panggau, tanjudan dapur.

    Sebagai permukiman tepi sungai , rumah panjang dibangun di sepanjang

    sungai dan dengan sumbu idealnya berorientasi sejajar dengan sungai utama .Akibatnya , kedua ujung rumah panjang yang biasanya dibedakan sebagai hulu ( ulu )

    dan hilir ( ili ) berakhir . Orientasi ini disertai adanya pemusatan sumber, dasar dan

    ditimbulkan terus-menerus dalam percakapan sehari-hari . Jadi lokasi apartemen

    individu yang khas ditunjukkan dengan posisinya hulu atau hilir akhir rumah panjang ;

    yaitu, sebagai hulu ( sapiak ulu ) atau hilir setengah ( sapiak ili ' ) ,

    3.2. Saran

    Adapun saran dari penulisan makalah ini agar pembaca tetap memperhatikan

    rumah-rumah adat yang jika tidak kita jaga dengan baik nilai-nilai kearifan lokal ini

    akan menghilang cepat atau lambat. Penulis berharap pembaca dapat menjadikan

    makalah ini sebagai referensi tambahan untuk mengetahui tentang rumah panjang dan

    tetap mencari referensi lain agar dapat mengetahui tentang rumah ini.

    Selain itu, penulis memohon maaf apabila ada kesalahan karena kami masih

    dalam proses pembelajaran. Dan diharapkan dengan adanya makalah ini dapat

    dijadikan wacana yang membuka pola pikir pembaca serta memberi manfaat bagi

    pembaca umumnya dan penyusun khususnya.

  • 7/23/2019 Rumah Suku Iban

    30/30

    DAFTAR PUSTAKA

    Anonim.2010.https://gnmawar.wordpress.com/adat-iban/the-iban-longhouse-by-

    stephen-anggat/.11 Mei 2015

    Anonim.2009.http://kumangkenyalang88.blogspot.com/2009/09/akhirnya-siap-juga-s

    atu-assignment-saya.html#comment-7011936696307900055. 17 Mei 2015

    Anonim.2009.https://mhs.blog.ui.ac.id/niken.puspitaningrum/2009/05/27/adat-meneta

    p-setelah-menikah/.17 Mei 2015

    Mahli Malike.1984. Senibena Rumah Panjang Kaum Iban. Institut Teknologi MARA

    Shah Alam, Selangor

    Taslim Noriah. 2013. Ensera Ayor: Epik Rakyat Iban. Universitas Sains Malaysia

    http://kumangkenyalang88.blogspot.com/2009/09/akhirnya-siap-juga-satu-assignment-saya.html#comment-7011936696307900055http:///reader/full/https///mhs.blog.ui.ac.id/niken.puspitaningrum/2009/05/27/adat-menetap-setelah-menikah/http:///reader/full/https///mhs.blog.ui.ac.id/niken.puspitaningrum/2009/05/27/adat-menetap-setelah-menikah/http://kumangkenyalang88.blogspot.com/2009/09/akhirnya-siap-juga-satu-assignment-saya.html#comment-7011936696307900055