sejarah maritim

Upload: shakila-haimin

Post on 19-Feb-2018

258 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/23/2019 sejarah maritim

    1/13

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    I.1. Latar Belakang

    I.1.1. Sejarah Maritim Indonesia yang Terlupakan

    Indonesia adalah Negara Maritim, tentunya istilah tersebut sudah lekat di telinga

    masyarakat Indonesia pada umumnya. Dengan cakupan wilayah laut sekitar 75% dari

    seluruh luasannya, maka Indonesia secara internasional dalam UNCLOS 1982 diakui

    sebagai Negara Maritim.1

    Gambar I. 1 Wilayah Indonesia Didominasi Perairanhttp://history1978.wordpress.com/

    Sejarah kehidupan nenek moyang Bangsa Indonesia didominasi dengan kisah

    keberaniannya mengarungi samudra, dimulai sejak Bangsa Austronesia yang sampai di

    Tanah Indonesia melaui laut, hingga kerajaan-kerajaan jauh sebelum Indonesia merdeka

    yang mampu menguasai lautan dengan armada perang dan dagangnya yang besar. Hal itu

    menunjukkan semangat maritim sudah menggelora di bumi pertiwi bahkan sebelum

    negeri ini terbentuk.

    Gambar I. 2 Kiri: Ilustrasi Kehidupan Bangsa Proto-Melayu; Kanan: Lukisan Pelaut Makassar

    Sumber: http://history1978.wordpress.com

    1 http://metro.kompasiana.com/2012/05/22/diakses181012, 13:28

    http://metro.kompasiana.com/2012/05/22/http://metro.kompasiana.com/2012/05/22/
  • 7/23/2019 sejarah maritim

    2/13

    2

    Gambar I. 3 Kiri: Lukisan perahu di gua pulau Muna; Kanan : Lukisan Ikan pada dinding Gua Lasitae, Pangkep,

    Sulawesi Selatan

    Sumber: http://wacananusantara.org

    Penemuansitus prasejarah di gua-gua Pulau Muna, Seram dan Arguni yang

    dipenuhi oleh lukisan perahu-perahu layar, menggambarkan bahwa nenek moyang

    Bangsa Indonesia merupakan bangsa pelaut, selain itu ditemukannya kesamaan benda-

    benda sejarah antara Suku Aborigin di Australia dengan di Jawa menandakan bahwa

    nenek moyang kita sudah melakukan hubungan dengan bangsa lain yang tentunya

    menggunakan kapal-kapal yang berlayar.

    Kerajaan Sriwijaya (683M-1030M) memiliki armada laut yang kuat, menguasai jalur

    perdagangan laut dan memungut cukai atas penggunaan laut. Pengaruhnya

    kekuasaannya meliputi Asia Tenggara dikuatkan dengan catatan sejarah bahwa terdapat

    hubungan erat dengan Kerajaan Campa yang terletak di antara Kamboja dan Laos.Kerajaan Mataram kuno di Jawa Tengah bersama kerajaan lainnya seperti Kerajaan

    Tarumanegara telah membangun Candi Borobudur yang pada relief dindingnya dapat

    terlihat gambar perahu layar dengan tiang-tiang layar yang kokoh dan telah

    menggunakan layar segi empat yang lebar.

    Gambar I. 4 Relief Perahu pada Dinding Candi Borobudur

    sumber: Dokumen Institut Maritim Indonesia

  • 7/23/2019 sejarah maritim

    3/13

    3

    Kejayaan Kerajaan Singosari di bawah kepemimpinan Raja Kertanegara telah

    memiliki armada kapal dagang yang mampu mengadakan hubungan dagang dengan

    kerajaan-kerajaan lintas laut. Perkembangan Kerajaan Singosari dipandang sebagai

    ancaman bagi Kerajaan Tiongkok dimana saat itu berkuasa Kaisar Khu Bilai Khan.

    Keinginan untuk menakhlukkan Kerajaan Singosari dilakukan Khu Bilai Khan

    dengan mengirim kekuatan armadanya hingga mendarat di Pulau Jawa. Di saat

    Kertanegara harus berhadapan dengan kekuatan armada Khu Bilai Khan, Raden Wijaya

    memanfaatkan momentum ini untuk membelot melawan Kertanegara dan mendirikan

    Kerajaan Majapahit. Kerajaan Majapahit (1293 M 1478 M) selanjutnya berkembang

    menjadi kerajaan maritim besar yang memiliki pengaruh dan kekuasaan yang luas

    meliputi wilayah Nusantara. Dengan kekuatan armada lautnya, Patih Gajah Mada mampu

    berperang untuk memperluas wilayah kekuasaan, sekaligus menanamkan pengaruh,melaksanakan hubungan dagang dan interaksi budaya. Bukti-bukti sejarah ini tidak bisa

    dielakkan bahwa kejayaan bahari Bangsa Indonesia sudah bertumbuh sejak dahulu.

    Gambar I. 5 Lukisan Armada Majapahit di Monumen Nasional

    Sumber: http://www.flickr.com

    Berbagai dokumen tentang kejayaan bahari Bangsa Indonesia pada masa lalu telah

    banyak diungkap, namun dalam perjalanannya, kejayaan bahari tersebut mengalami

    keredupan. Setidaknya ada dua penyebab terjadinya hal itu, yaitu praktek kebaharian

    kolonial Belanda pada masa lalu, dan kebijakan pembangunan bahari pada masa rezim

    Orde Baru.

  • 7/23/2019 sejarah maritim

    4/13

    4

    Pada masa kolonial Belanda, atau sekitar abad ke-18, masyarakat Indonesia dibatasi

    berhubungan dengan laut, misalnya larangan berdagang selain dengan pihak Belanda,

    padahal sebelumnya telah muncul beberapa kerajaan bahari nusantara, seperti Bugis-

    Makassar, Sriwijaya, Tarumanegara, dan peletak dasar kebaharian Ammana Gappa di

    Sulawesi Selatan. Akibatnya, budaya bahari bangsa Indonesia memasuki masa suram.

    Kondisi ini kemudian berlanjut dengan minimnya keberpihakan rezim Orde Baru untuk

    membangun kembali Indonesia sebagai bangsa bahari. Akibatnya, dalam era kebangkitan

    Asia Pasifik, pelayaran nasional kita kalah bersaing dengan pelayaran asing akibat

    kurangnya investasi.

    Pada era kolonialisme terjadi pengikisan semangat bahari Bangsa Indonesia yang

    dilakukan oleh kolonial dengan menggenjot masyarakat indonesia untuk melakukan

    aktivitas agraris untuk kepentingan kolonial dalam perdagangan rempah-rempah keEropa.

    Mengembalikan semangat bahari itu tidak mudah, diperlukan upaya yang serius

    dari semua elemen bangsa. Optimalisasi UNCLOS 1982 yang merupakan peluang terbesar

    negara kepulauan harus segera dilakukan, namun lemahnya perhatian dan keberpihakan

    pemerintah di laut menimbulkan banyak kerugian, seperti lepasnya Pulau Sipadan dan

    Ligitan pada tahun 2002 dengan alasan ineffective occupationatau wilayah yang

    diterlantarkan.

    Gambar I. 6 Pulau Sipadan yang Akhirnya Menjadi Milik Malaysia

    Sumber:www.atjehcyber.net

    Posisi strategis Indonesia memberikan manfaat setidaknya dalam tiga aspek, yaitu;

    alur laut kepulauan bagi pelayaran internasional (innocent passage, transit passage,

    dan archipelagic sea lane passage) berdasarkan ketentuan IMO; luas laut territorial yang

    dilaksanakan sejak Deklarasi Djuanda 1957 sampai dengan UNCLOS 1982 yang

    mempunyai sumber daya kelautan demikian melimpah, dan sumber devisa yang luar

    biasa jika dikelola dengan baik.

    http://www.atjehcyber.net/2012/12/pulau-sipadan-ligitan-lebih-maju-di.htmlhttp://www.atjehcyber.net/2012/12/pulau-sipadan-ligitan-lebih-maju-di.htmlhttp://www.atjehcyber.net/2012/12/pulau-sipadan-ligitan-lebih-maju-di.htmlhttp://www.atjehcyber.net/2012/12/pulau-sipadan-ligitan-lebih-maju-di.html
  • 7/23/2019 sejarah maritim

    5/13

    5

    Minimnya keberpihakan kepada sektor bahari (maritime policy) salah satunya

    menyebabkan masih semrawutnya penataan Selat Malaka yang sejatinya menjadi sumber

    devisa; hal lainnya adalah pelabuhan dalam negeri belum menjadi international hub

    port, ZEE yang masih terlantar, penamaan dan pengembangan pulau-pulau kecil terutama

    di wilayah perbatasan negara tidak kunjung tuntas, serta makin maraknya praktik illegal

    fishing, illegal drug trafficking, illegal people,dan semakin meningkatnya penyelundupan

    di perairan Indonesia.

    Gambar I. 7 Kasus Pencurian Ikan yang Sangat Merugikan Negara

    Sumber: http://skalanews.com

    Pesatnya perkembangan teknologi dan tuntutan penyediaan kebutuhan sumber

    daya yang semakin besar mengakibatkan laut menjadi sangat penting bagi pembangunan

    nasional. Oleh karena itu, perubahan orientasi pembangunan nasional Indonesia ke arah

    pendekatan bahari merupakan suatu hal yang sangat penting dan mendesak. Wilayah laut

    harus dapat dikelola secara profesional dan proporsional serta senantiasa diarahkan pada

    kepentingan asasi bangsa Indonesia di laut. Beberapa fungsi laut yang harusnya menjadi

    pertimbangan pemerintah dalam menetapkan kebijakan-kebijakan berbasis bahari

    adalah; laut sebagai media pemersatu bangsa, media perhubungan, media sumberdaya,

    media pertahanan dan keamanan sebagai negara kepulauan serta media untuk

    membangun pengaruh ke seluruh dunia.2

    I.1.2. Potensi Laut Indonesia

    Indonesia sebagai negara maritim yang mempunyai garis pantai terpanjang

    keempat di dunia setelah Amerika Serikat, Kanada, dan Rusia, dengan panjang garis

    pantai mencapai 95.181 km. Wilayah Laut dan pesisir Indonesia mencapai wilayah

    Indonesia (5,8 juta km2 dari 7.827.087 km2).3 Namun sebanyak 20 persen dari garis

    pantai di sepanjang wilayah Indonesia dilaporkan mengalami kerusakan yang disebabkan

    oleh beberapa faktor baik faktor alam maupun faktor manusia.

    2DokumenInstitut Maritim Indonesia3http://indomaritimeinstitute.org/?p=805diakses180313

    http://metro.kompasiana.com/2012/05/22/http://metro.kompasiana.com/2012/05/22/http://indomaritimeinstitute.org/?p=805http://indomaritimeinstitute.org/?p=805http://indomaritimeinstitute.org/?p=805http://metro.kompasiana.com/2012/05/22/
  • 7/23/2019 sejarah maritim

    6/13

    6

    Gambar I. 8 Potensi Eksotis Pantai-Pantai Indonesia, Raja Ampat, Bunaken, dan Pangandaran

    Sumber: http://www.divenorthsulawesi.com/;http://www.flickriver.com

    Letak geografis Indonesia yang diapit dua benua dan dua samudra memunculkan

    keanekaragaman luar biasa indah di pantai-pantainya. Sangat disayangkan ketika potensi

    besar tersebut kemudian tidak banyak terjamah. Pengelolaan negara yang sampai saat ini

    masih beorientasi negara daratan atau land-state, bukan maritime-state, mengandung

    konsekuensi pada timpangnya pembangunan negara kelautan Indonesia, yang pada

    kenyataannya, laut tidak menjadi wahana pemersatu, tetapi laut tampak seolah sebagai

    pemisah antar daratan.4 Hal itu berujung pada menjamurnya lingkungan kumuh di

    Daerah Tepian Pantai Indonesia.

    Gambar I. 9 Daerah Pesisir Kumuh, Pantai Air Manis, Padang, dan Pantai Marunda, Jakarta Utara

    Sumber:http://www.minangkabaunews.com;http://gayahidup.plasa.msn.com/

    Selain itu, sebagai negara kepulauan terbesar dengan karakteristik alam yang luar

    biasa, Indonesia memiliki sumber energi alternatif laut yang berlimpah. Potensi kelautan

    yang dimiliki Indonesia bisa terbilang sebagai sumber energi yang baik dan besar di

    dunia. Cadangan minyak, sebagai sumber energi utama yang dimiliki Indonesia selama ini

    diperkirakan tinggal 25 tahun lagi. Selanjutnya, dari mana negara ini mendapatkan energi

    alternatif? Jawabannya adalah ada di laut.

    4http://sosbud.kompasiana.com/2012/04/14/diakses181012, 13:30

    http://www.divenorthsulawesi.com/http://www.flickriver.com/http://www.minangkabaunews.com/http://sosbud.kompasiana.com/2012/04/14/http://sosbud.kompasiana.com/2012/04/14/http://sosbud.kompasiana.com/2012/04/14/http://www.minangkabaunews.com/http://www.flickriver.com/http://www.divenorthsulawesi.com/
  • 7/23/2019 sejarah maritim

    7/13

    7

    Wilayah Indonesia sekitar 7,7 juta kilometer persegi, terdiri dari 25 persen

    teritorial daratan (1,9 juta km2) dan 75 persen adalah teritorial laut (5,8 juta km2). Dari

    luas laut tersebut, 2,8 juta km2merupakan perairan nusantara (perairan kepulauan) dan

    0,3 juta km2laut teritorial, serta 2,7 juta km2Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE).

    Energi laut merupakan sumber energi baru yang potensial untuk dikembangkan.

    Salah satunya dikonversi menjadi energi listrik, di mana potensi energi laut ini mampu

    memenuhi empat kali kebutuhan dunia. Tidak mengherankan bila negara-negara maju

    berlomba memanfaatkan energi laut sebagai sumber energi alternatif. Sayangnya upaya

    pengembangan energi alternatif ini belum dikaji secara serius.

    Gambar I. 10 Potensi Energi Laut Meliputi Energi Ombak, Energi Tidal, dan Energi Thermal

    Sumber: http://www.solarpowerwindenergy.org/

    I.1.2. Pengembangan Eduwisata dengan Citra Berbeda

    Begitu pentingnya museum dalam pembelajaran sejarah, tidak terlepas dari

    bahasan yang menguak arti penting museum dalam sejarah. Museum seperti yang kita

    ketahui adalah sebuah lembaga tetap yang terbuka untuk umum. Bagi dunia pendidikan,

    terutama dalam pembelajaran sejarah, keberadaan museum menjadi sangat penting

    karena koleksi-koleksi yang dimiliki dapat memberikan informasi dan menjawab

    pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam proses pembelajaran di dunia pendidikan

    sejarah, baik sejarah alam, flora fauna maupun sejarah peradaban dan budaya.

    Museum merupakan jembatan penghubung antara kalangan ilmiah dan masyarakat

    umum. Dalam sebuah museum, masyarakat diharapkan dapat mempelajari dan menelaah

    banyak hal dari penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan. Bisa ikut menyaksikan kejadian-

    kejadian bersejarah di masa lampau atau penemuan iptek, walaupun secara tidak

    langsung.

    Oleh karena itu, di negara-negara maju, keberadaan museum sangat dioptimalkan

    untuk kepentingan pendidikan dan ilmu pengetahuan. Kepentingan pendidikan tersebut

    dikemas dalam lingkup wisata, dengan desain yang menitikberatkan terutama pada

    penyajian koleksinya, sehingga masyarakat lebih antusias dan tertarik untuk berkunjung

    ke museum.

  • 7/23/2019 sejarah maritim

    8/13

    8

    Gambar I. 11 Interior Museum Didesain Sedemikian Rupa untuk Menarik Minat Pengunjung; Kiri Atas: Denver

    Art Museum;Kanan Atas: Senckenberg Museum of Natural History; Kiri Bawah: Estonian Maritime Museu;

    Kanan Bawah: Netherland Museum

    Sumber:http://www.bodew.com;http://www.bestourism.com;http://www.cross-innovation.eu;

    http://www.flickr.com

    Sementara mayoritas preseden yang ada di Indonesia, menimbulkan kesan yang

    menyimpang dari tujuan museum sesungguhnya. Ruang display yang terkesan tidak

    didesain dan hanya diletakkan begitu saja membuat Masyarakat Indonesia umumnya

    menganggap museum hanya sebagai tempat menyimpan alias gudang barang-barang

    kuno. Hal ini menyebabkan kesan kotor dan tak terawat muncul sebagai citra museum di

    Indonesia.

    Gambar I. 12 Interior yang Kurang didisplay; Kiri: Museum Kota Makassar; Kanan: Museum Sonobudoyo, DIY

    Sumber:http://majalahversi.com;http://indonesia.travel

    Mengubah pandangan masyarakat Indonesia yang mengakar tentang citra buruk

    museum memang bukan hal mudah, apalagi jika ingin menciptakan terobosan desain baru

    yang mengubah mainset masyarakat akan keberadaan sebuah museum. Masyarakat lebihmemilih untuk jalan-jalan ke malldaripada mempelajari kisah dibalik koleksi museum.

    http://www.bodew.com/http://www.bestourism.com/http://www.cross-innovation.eu/http://majalahversi.com/http://majalahversi.com/http://www.cross-innovation.eu/http://www.bestourism.com/http://www.bodew.com/
  • 7/23/2019 sejarah maritim

    9/13

    9

    Berikut ini adalah beberapa contoh data statistik tentang minat kunjungan museum

    di Indonesia tahun 2006 hingga 2008:

    Tabel I. 1 Tabel Minat Kunjungan Museum di Indonesia

    Sumber: http://kppo.bappenas.go.id

    Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa angka kunjungan museum mengalami

    penururan yang cukup signifikan pada tahun 2006 hingga 2008. Sedangkan tahun 20010

    dan selanjutnya, setelah adanya program gerakan cinta museum yang dicanangkanpemerintah, maka kunjungan museum pun mengalami peningkatan. Sehingga untuk

    mendukung program tersebut, museum yang akan dibangun diharapkan memberikan

    kesan yang lebih menarik agar kecintaan masyarakat indonesia terhadap museum

    semakin besar.

    I.2. Masalah

    I.2.1. Non-Arsitektural

    Indonesia adalah negara maritim yang sempat berjaya pada masa kerajaan di tahun

    sekitar 1030M. Memiliki kapal dagang yang besar dan armada laut yang hampir

    menguasai seluruh daratan austronesia. Kisah keberaniannya terukir jelas dalam

    bangunan bersejarah yang besar dan tak terlupakan, Borobudur. Sayangnya kejayaan

    maritim itu sudah tidak banyak dirasakan sekarang. Sehingga perlu adanya suatu wadah

    atau bangunan yang bisa mengingatkan kembali masyarakat Indonesia tentang kebesaran

    maritimnya, hingga kembali tergerak untuk menghidupkan bahari Indonesia. Selain itu

    juga mendukung program Cinta Museum yang sedang digarap oleh Wakil Menteri

    bidang Pariwisata.

    Selain itu telah diketahui bahwa Indonesia sedang mengalami krisis energi, sumber

    daya minyak bumi yang tersedia hanya cukup untuk 25 tahun ke depan. Sehingga perlu

    adanya penggunaan energi alternatif, melihat potensi besar yang ada di Indonesia.

    I.2.2. Arsitektural

    a.

    Bagaimana merancang sebuah museum yang tidak hanya memajang benda-benda

    bersejarah yang sifatnya mati dan hanya dinikmati oleh satu indra, tetapi mampu

    memberikan pengalaman sensasional yang dapat dirasakan oleh seluruh indramanusia.

  • 7/23/2019 sejarah maritim

    10/13

    10

    b. Mentransformasikan kisah-kisah perkembangan transportasi maritim dunia dan

    Indonesia ke dalam ruang dan display atraktif yang mengajak pengunjung

    berinteraksi secara tidak langsung dengan peristiwanya.

    I.3. Tujuan dan Sasaran

    I.3.1. Tujuan

    a. Menyusun konsep perencanaan dan perancangan Museum Transportasi Maritim

    Indonesia yang menjadi terobosan baru dalam pencitraan sebuah museum.

    b. Mengubah pola pikir dan orientasi masyarakat indonesia untuk lebih peduli dan

    terus berupaya membangun daerah tepian pantai yang lebih baik.

    c. Menunjukkan kepada kalangan ilmiah Internasional dan masyarakat pada umumnya

    bahwa Indonesia merupakan negara maritim yang bertanggungjawab pada asetsejarah kelautan, baik dalam usaha pelestarian maupun publikasinya.

    I.3.2. Sasaran

    a. Menciptakan bangunan museum maritim dengan konsep fungsi rekreasi dan edukasi

    tentang sejarah, perkembangan dan ide futuristik transportasi maritim Indonesia

    untuk mendukung program wisata.

    b. Menjadikan Museum Transportasi Maritim ini sebagai tempat di mana pengunjung

    seakan diajak mengikuti perjalanan mengarungi masa dan waktu untuk

    mendapatkan pengalaman, sensasi, dan informasi mendalam tentang kondisi yang

    terjadi dan sikap yang harus diambil di kemudian hari.

    I.4. Manfaat

    I.4.1. Terhadap Masyarakat

    Bangunan museum sebagai pusat sumber informasi dasar dan sebagai salah satu

    sumber daya yang ada di kawasan wisata bahari.

    I.4.2. Terhadap Pembangunan

    Museum dapat dijadikan sebagai media pemantik perkembangan, mengalihkan

    sudut pandang kepada potensi yang awalnya tidak terjamah. Selanjutnya menjadi dasar

    pertimbangan langkah yang akan diambil di kemudian hari.

    I.4.3. Terhadap Ilmu Pengetahuan

    Merupakan pusat penelitian dan pengembangan iptek tepat guna, pusat pengalihan

    ilmu pengetahuan dan teknologi dari kalangan ilmiah kepada masyarakat umum.

  • 7/23/2019 sejarah maritim

    11/13

    11

    I.5. Lingkup Pembahasan

    I.5.1. Lingkup Pembahasan Non-Arsitektural

    Lingkup Pembahasan non-arsitektural dibatasi pada sejarah transportasi maritim

    dunia, sejarah dan perkembangan transportasi maritim di Indonesia. Serta pemanfaatan

    energi laut yang merupakan energi terbarukan yang sangat potensial di Indonesia.

    I.5.2. Lingkup Pembahasan Arsitektural

    Pembahasan utama dalam lingkup arsitektural terutama mengenai teknik display

    dan visualisasi objek untuk menarik perhatian pengunjung. Serta bentukan luar bangunan

    yang didesain dengan pendekatan biomimikri. Sedangkan bidang lain adalah pendukung.

    I.6. Metode Pembahasan

    Untuk menguraikan permasalahan yang ditemukan dalam perencanaan dan

    perancangan museum, penulis menggunakan tahapan sebagai berikut:a. Tahap pengumpulan data, merupakan tahap inventarisasi data tentang museum

    Maritim, baik pengamatan maupun studi literatur.

    b. Tahap analisis data, yaitu menganalisis data dan informasi yang telah terkumpul

    untuk mendapatkan gambaran, prediksi permasalahan dan langkah penyelesaiannya.

    c.

    Tahap Sintesis, yaitu penyusunan kerangka hasil analisis yang kemudian dijadikan

    landasan perencanaan dan perancangan museum maritim dengan pendekatan

    Biomimikri

    I.7. Sistematika Penulisan

    Agar dapat memberikan informasi secara sistematis dan mudah dipahami, maka

    sistematika penulisan Tugas Akhir ini disusun sebagai benkut:

    Bab I Pendahuluan

    Pada bab ini diuraikan tentang latar belakang sebagai dasar pengajuan

    judul, permasalahan baik secara umum, maupun khusus, tujuan dan sasaran

    penulisan, lingkup pembahasan, metode pembahasan, sistematika penuIisan, dan

    keaslian penulisan.

    Bab II Tinjauan Umum

    Berisi tentang tinjauan umum transportasi maritim, sejarah dan kondisi

    transportasi maritim Indonesia, dan pengembangan ke depan.

    Bab Ill Tinjauan Pustaka

    Uraian dan tinjauan umum museum, tinjauan pemanfaatan energi Laut

    Indonesia, studi kasus museum dan tinjauan khusus museum maritim.

    Bab IV Pendekatan Konsep Perencanaan dan Perancangan

    Berisi tentang kondisi tapak terpilih, pendekatan program bangunan,

    pendekatan pola geometri dan pendekatan arsitektur.

  • 7/23/2019 sejarah maritim

    12/13

    12

    Bab V Konsep Perencanaan dan Perancangan

    Berisi tentang keputusan konsep arsitektur sebagai transformasi ide yang

    akan mendasari perencanaan dan perancangan dari museum.

    I.8. Keaslian penulisan

    Penulisan dan desain museum dengan penggabungan rekreasi dan edukasi telah

    banyak dijumpai. Namun penulisan dengan tema Museum Transportasi Maritim hingga

    disusunnya tulisan ini, penulis belum menjumpai dalam Tugas Akhir di Jurusan Teknik

    Arsitektur dan Perencanaan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, sedangkan pada

    tema desain yang mengangkat pendekatan biomimikri belum banyak diangkat oleh

    mahasiswa, sehingga penulis menyatakan keaslian dari tulisan berjudul Museum

    Transportasi Maritim, Mengembalikan Kejayaan Bahari Indonesia di Masa

    Mendatang

    Berikut beberapa Tugas Akhir yang digunakan sebagai acuan dalam penulisan dan

    desain museum:

    1. Mandala, Dheny, 2007. Museum Sungai dengan Fasilitas Watertreatment

    2. Primasetra, Anjar, 2009. Museum Sejarah Peradaban Islam Jawa Mataram di Kotagede.

    3. Chasani, Rachmad Sujud, 2007. Museum Karst Gunungsewu

  • 7/23/2019 sejarah maritim

    13/13

    13

    I.9. Kerangka Pola Pikir

    Museum Transportasi Maritim

    Upaya pemberian informasi

    tentang kejayaan maritim

    Indonesia dan menghidupkannyakembali di masa mendatang

    Kepariwisataan

    Potensi dan permasalahan

    wisata museum, dan

    kebutuhan pengembanganfasilitasnya

    Potensi Energi

    Permasalahan

    krisis energi, dan

    potensi luar biasaIndonesia

    Edukatif

    Komunikatif RekreatifPenggunaan

    energi alternatif

    Kebutuhan fasislitas

    edukasi yang rekreatif

    tentang Maritim

    Indonesua berupa

    museum dengan

    penggunaan energi

    alternatif

    Museum Transportasi

    Maritim

    PERMASALAHAN

    Bahasan Tentang

    Perkembangan Transportasi

    Maritim dan Kemaritiman

    Indonesia

    Bahasan Tentang Museum

    Transportasi Maritim dan

    Kegiatan yang diwadahinya

    Bahasan tentang

    penggunaan energi

    alternatif

    Pengertian

    Batasan

    Potensi

    Pengertian

    Fungsi

    Pemakai

    Kegiatan yang diwadahi

    Standar Persyaratan

    Pilihan energi

    Penggunaan

    Cara kerja