sejarah peristiwa isra

Upload: galuhchan

Post on 16-Oct-2015

59 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

TUGAS AAI

OLEH :NAMA : GALUH KADISTA PRATIWINIM: H3113044

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNOLOGI HASIL PERTANIANFAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS SEBELAS MARETSURAKARTA2013

Sejarah Peristiwa Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW

Sejarah Peristiwa Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW-Sebagai umat Islam kita dianjurkan untuk memperingati, mengenang, dan mengagungkan suatu peristiwa yang teramat bersejarah sepanjang peradaban kehidupan manusia yaitu peristiwa di Isra' Mi'rajkannya junjungan kita baginda Muhammad SAW.

Pengertian Isra' Mi'rajIsra Miraj adalah dua bagian dari perjalanan yang dilakukan oleh Muhammad dalam waktu satu malam saja. Kejadian ini merupakan salah satu peristiwa penting bagi umat Islam, karena pada peristiwa ini Nabi Muhammad SAW mendapat perintah untuk menunaikan shalat lima waktu sehari semalam.

Isra Miraj terjadi pada periode akhir kenabian di Makkah sebelum Rasulullah SAW hijrah ke Madinah. Menurut al-Maududi dan mayoritas ulama, Isra Miraj terjadi pada tahun pertama sebelum hijrah, yaitu antara tahun 620-621 M. Menurut al-Allamah al-Manshurfuri, Isra Miraj terjadi pada malam 27 Rajab tahun ke-10 kenabian, dan inilah yang populer. Namun demikian, Syaikh Shafiyurrahman al-Mubarakfuri menolak pendapat tersebut dengan alasan karena Khadijah radhiyallahu anha meninggal pada bulan Ramadan tahun ke-10 kenabian, yaitu 2 bulan setelah bulan Rajab. Dan saat itu belum ada kewajiban salat lima waktu. Al-Mubarakfuri menyebutkan 6 pendapat tentang waktu kejadian Isra Miraj. Tetapi tidak ada satupun yang pasti. Dengan demikian, tidak diketahui secara persis kapan tanggal terjadinya Isra Miraj.

Peristiwa Isra Miraj terbagi dalam 2 peristiwa yang berbeda. Dalam Isra,Nabi Muhammad SAWdiberangkatkan oleh Allah SWT dari Masjidil Haram hingga Masjidil Aqsa. Lalu dalam Miraj Nabi Muhammad SAW dinaikkan ke langit sampai ke Sidratul Muntaha yang merupakan tempat tertinggi. Di sini Beliau mendapat perintah langsung dari Allah SWT untuk menunaikan salat lima waktu.

Bagi umat Islam, peristiwa tersebut merupakan peristiwa yang berharga, karena ketika inilah salat lima waktu diwajibkan, dan tidak ada Nabi lain yang mendapat perjalanan sampai ke Sidratul Muntaha seperti ini. Walaupun begitu, peristiwa ini juga dikatakan memuat berbagai macam hal yang membuat Rasullullah SAW sedih.

Sejarah Peristiwa Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAWPada suatu malam Nabi Muhammad SAW berada di Hijir Ismail dekat Kabah al Musyarrofah, saat itu beliau berbaring diantara paman beliau, Sayyiduna Hamzah dan sepupu beliau, Sayyiduna Jakfar bin Abi Thalib, tiba-tiba Malaikat Jibril, Mikail dan Israfil menghampiri beliau lalu membawa beliau ke arah sumur zamzam, setibanya di sana kemudian mereka merebahkan tubuh Rasulullah untuk dibelah dada beliau oleh Jibril AS.

Dalam riwayat lain disebutkan suatu malam terbuka atap rumah Beliau saw, kemudian turun Jibril AS, lalu Jibril membelah dada beliau yang mulya sampai di bawah perut beliau, lalu Jibril berkata kepada Mikail: Datangkan kepadaku nampan dengan air zam-zam agar aku bersihkan hatinya dan aku lapangkan dadanya. Dan perlu diketahui bahwa penyucian ini bukan berarti hati Nabi kotor, tidak, justru Nabi sudah diciptakan oleh Allah dengan hati yang paling suci dan mulya, hal ini tidak lain untuk menambah kebersihan diatas kebersihan, kesucian diatas kesucian, dan untuk lebih memantapkan dan menguatkan hati beliau, karena akan melakukan suatu perjalanan maha dahsyat dan penuh hikmah serta sebagai kesiapan untuk berjumpa dengan Allah SWT. Kemudian Jibril AS mengeluarkan hati beliau yang mulya lalu menyucinya tiga kali, kemudian didatangkan satu nampan emas dipenuhi hikmah dan keimanan, kemudian dituangkan ke dalam hati beliau, maka penuhlah hati itu dengan kesabaran, keyakinan, ilmu dan kepasrahan penuh kepada Allah, lalu ditutup kembali oleh Jibril AS.

Setelah itu disiapkan untuk Baginda Rasulullah binatang Buroq lengkap dengan pelana dan kendalinya, binatang ini berwarna putih, lebih besar dari himar lebih rendah dari baghal, dia letakkan telapak kakinya sejauh pandangan matanya, panjang kedua telinganya, jika turun dia mengangkat kedua kaki depannya, diciptakan dengan dua sayap pada sisi pahanya untuk membantu kecepatannya. Saat hendak menaikinya, Nabi Muhammad merasa kesulitan, maka meletakkan tangannya pada wajah buroq sembari berkata: Wahai buroq, tidakkah kamu merasa malu, demi Allah tidak ada Makhluk Allah yang menaikimu yang lebih mulya daripada dia (Rasulullah), mendengar ini buroq merasa malu sehingga sekujur tubuhnya berkeringat, setelah tenang, naiklah Rasulullah keatas punggungnya, dan sebelum beliau banyak Anbiya yang menaiki buroq ini.

Dalam perjalanan, Jibril menemani disebelah kanan beliau, sedangkan Mikail di sebelah kiri, menurut riwayat Ibnu Saad, Jibril memegang sanggurdi pelana buroq, sedang Mikail memegang tali kendali. (Mereka terus melaju, mengarungi alam Allah SWT yang penuh keajaiban dan hikmah dengan Inayah dan RahmatNya), di tengah perjalanan mereka berhenti di suatu tempat yang dipenuhi pohon kurma, lantas malaikat Jibril berkata: Turunlah disini dan sholatlah, setelah Beliau sholat, Jibril berkata: Tahukah anda di mana Anda sholat?, Tidak, jawab beliau, Jibril berkata: Anda telah sholat di Thoybah (Nama lain dari Madinah) dan kesana anda akan berhijrah.

Kemudian buroq berangkat kembali melanjutkan perjalanan, secepat kilat dia melangkahkan kakinya sejauh pandangan matanya, tiba-tiba Jibril berseru: berhentilah dan turunlah anda serta sholatlah di tempat ini!, setelah sholat dan kembali ke atas buroq, Jibril memberitahukan bahwa beliau sholat di Madyan, di sisi pohon dimana dahulu Musa bernaung dibawahnya dan beristirahat saat dikejar-kejar tentara Firaun. Dalam perjalanan selanjutnya Nabi Muhammad turun di Thur Sina, sebuah lembah di Syam, tempat dimana Nabi Musa berbicara dengan Allah SWT, beliau pun sholat di tempat itu. Kemudian beliau sampai di suatu daerah yang tampak kepada beliau istana-istana Syam, beliau turun dan sholat disana. Kemudian Jibril memberitahukan kepada beliau dengan berkata: Anda telah sholat di Bait Lahm (Betlehem, Baitul Maqdis), tempat dilahirkan Nabi Isa bin Maryam. Di Baitul-Lahmi inipun Beliau turun dan melakukan solat, kemudian perjalan diteruskan dan tidak lama sampailah ke Baitul Maqdis. Di Baitul Maqdis ternyata telah berkumpul para Nabi terdahulu, menantikan kedatangan Beliau. Di Baitul Maqdis bersolat berjama'ah dengan para Nabi terdahulu sebagai Imam solat.Seterusnya dalam perjalanan, Beliau menyaksikan dengan sekelompok manusia yang bercocok tanam dan seketika dapat di tuai (dipetik) hasilnya. Nabi pun merasa hairan lalu bertanya kepada Jibril?....Jibril menjawab: Mereka adalah ibarat umat tuan yang suka menginfaqkan harta bendanya untuk menegakkan kalimah Allah, mensyi'arkan keagungan Allah dan beramal solih.

Kemudian dalam perjalanan seterusnya Beliau mencium bau yang sangat menyusuk hidung, Beliau bertanya Jibril?.... Jibril menjawab: Ini adalah bau Masyithah (Tukang gunting di istana Fir'aun) sekeluarga yang merelakan diri mereka di ceburkan ke dalam belanga yang berisi timah mendidih oleh Fir'aun lantaran keteguhan Iman mereka kepada Allah dan tidak mengakui Fir'aun sebagai Tuhan.

Selanjutnya dalam perjalanan itu Beliau melihat segulongan manusia yang memukul-mukul kepalanya sendiri sehingga hancur luluh, akan tetapi sekejap kemudian kepalanya utuh kembali, lalu dihancurkan semula, demikianlah seterusnya. Nabi s.a.w lalu bertanya kepada Jibril?.. Jibril menjawab: Mereka adalah perumpamaan segulongan umat tuan yang suka melengah-lengah (mengulur-ulur) waktu solat, sampai akhirnya habis waktu yang di tentukan.

Selanjutnya dalam perjalanan Beliau melihat orang-orang yang memakan kayu berduri serta batu panas yang membara dari neraka Jahannam. Lalu Beliaupun bertanya Jibril?..Jibril menjawab: Mereka adalah perumpamaan orang-orang yang tidak mau mengeluarkan zakatnya. Jelas mereka termasuk orang yang menganiaya diri sendiri.

Selanjutnya dalam perjalanan Nabi s.a.w melihat segolongan manusia yang masing-masingnya menghadapi dua buah mangkok, mangkok yang satu berisi daging yang sudah dimasak dan yang satunya lagi berisi daging mentah. Akan tetapi anehnya mereka lebih suka memakan daging yang mentah. Bertanya Nabi s.a.w kepada Jibril?..Jibril menjawab: Mereka adalah gambaran diantara umat yang senang berbuat zina. Mereka sebenarnya telah mempunyai isteri yang sah, akan tetapi mereka senang melepaskan nafsu syahwatnya dengan perempuan lain yani berzina. Demikianlah pula yang perempuan melacurkan dirinya.Selanjutnya dalam perjalanan Nabi s.a.w menyaksikan pula ada kayu yang berduri melintang di tengah jalan. Sesiapa yang melaluinya pasti akan ditarik dan dikaitnya sehingga pakaian akan koyak. Nabi s.a.w bertanya kepada Jibril?...Dijawab oleh Jibril: Itulah suatu perumpamaan dari golongan umat yang suka membuat kekacauan dan suka duduk-duduk ditepi jalan, sehingga menggangu orang-orang yang melewati jalan itu.

Selanjutnya Nabi s.a.w menyaksikan orang-orang yang berenang dalam sungai darah, lalu mereka di lempari dengan batu, akan tetapi kemudian batu-batu itu mereka makan. Nabi s.a.w bertanya kepada Jibril?..Dijawab oleh Jibril: Mereka perumpamaan segolongan manusia yang suka memakan riba dan duit haram.

Tidak lama kemudian Nabi s.a.w menyaksikan seorang lelaki yang memikul beban (kayu), tetapi tidak kuat berjalan, anehnya beban itu semakin bertambah dan begitulah seterusnya sehingga orang itu kepayahan dan terseksa. Nabi s.a.w bertanya kepada Jibril?..Jawab Jibril: Dialah gambaran orang yang suka menerima amanat orang lain tetapi tidak mau menunaikan (menyampaikannya) kepada yang berhak.

Selanjutnya dalam perjalanan itu Nabi menyaksikan orang-orang yang memotong lidah dan bibirnya dengan gunting besi, seketika itu utuh kembali, namun segera pula di gunting lagi, begitulah seterusnya, sehingga mereka merasa penderitaan yang amat berat. Nabi s.a.w. bertanya kepada Jibril?..Jibril menjawab: Mereka adalah perumpamaan dari golongan manusia yang suka memberi nasihat kepada orang lain untuk membuat baik, tetapi ia sendiri tidak pernah melakukan kebaikan seperti yang di nasihatkan kepada orang lain.

Selanjutnya Nabi s.a.w menyaksikan manusia yang tengah mencakar-cakar wajahnya dan dadanya dengan kukunya sendiri yang telah berubah menjadi kuku tembaga. Nabi s.a.w bertanya kepada Jibril? Jawab Jibril: Mereka adalah perumpamaan orang-orang yang suka menceritakan keaibpan (keburukan), rahsia, kecacatan dan kejelekan orang lain, dengan membesar-besarkannya kepada orang lain.

Selanjutnya Nabi s.a.w menyaksikan sekelompok manusia yang mempunyai bibir seperti unta, lalu disuapkan bara kedalam mulutnya. Ini adalah contoh bagi mereka yang memakan harta anak yatim dengan jalan salah.Selanjutnya Nabi s.a.w menyaksikan saekor lembu besar keluar dari lubang yang sangat sempit lalu ia berusaha untuk memasukinya kembali tetapi tidak berjaya. Itu adalah contoh bagi mereka yang bercakap besar dan dusta, lalu ia ingin menarik kembali percakapannya itu tetapi tidak berpeluang lagi.

Menyaksikan sekelompok wanita yang di gantung buah dadanya sambil mereka menjerit-jerit meminta pertolongan. Ini adalah gambaran wanita yang menyusukan anak mereka hasil dari berzina dengan lelaki yang bukan suaminya.

Menyaksikan sekelompok wanita yang di gantung rambutnya diatas api neraka sehingga mendidih otak di kepalanya. Ini adalah gambaran balasan kerana mereka tidak mahu menutup aurat di kepala dari di pandang lelaki yang bukan mahramnya.

Menyaksikan sekelompok wanita yang digantung lidahnya diatas api neraka lalu dituangkan air panas ke dalam mulutnya. Ini adalah gambaran balasan kerana mereka selalu menyakiti hati suaminya dan bercakap dengan suara yang kasar serta tinggi.

Itulah sebahagian riwayat-riwayat yang sering kita temui dalam kitab-kitab kisah Isra' Mi'raj yang meskipun oleh para Ilmu Agama dikatakan bersumber dari keterangan yang lemah, namun yang jelas isinya merupakan peringatan untuk kita berhati-hati di dalam kehidupan dunia.

PERJALANAN NABI S.A.W DARI MASJIDIL AQSHA KE SIDRATIL MUNTAHASelanjutnya Malaikat Jibril menyediakan tangga Mi'raj yang diambil dari syurga. tangga Mi'raj itu di perbuat daripada emas dan perak berlapis mutiara. Melalui tangga inilah dengan berkendaraan Buraq Nabi SAW, bersama Malaikat Jibril lalu naik ke langit pertama yaitu langit dunia.

Ketika Jibril a.s meminta agar dibukakan pintu, kedengaran suara bertanya: Siapakah engkau? Dijawabnya: Jibril. Jibril a.s ditanya lagi: Siapakah bersamamu? Jibril a.s menjawab: Nabi Muhammad s.a.w. Jibril a.s ditanya lagi: Adakah Nabi Muhammad s.a.w telah diutuskan? Jibril a.s menjawab: Ya, Beliau telah diutuskan. Kemudian pintu langit pun dibuka, Nabi Muhammad s.a.w bersama Jibril segera masuk ke langit pertama.

DI LANGIT PERTAMADi sini Nabi Muhammad s.a.w bertemu dengan Nabi Adam a.s, bapak seluruh umat manusia. Ketika Nabi Muhammad s.a.w bertemu dengan Nabi Adam a.s, Beliau disambut serta Nabi Adam a.s, mendoakannya dengan doa kebaikan. Pertemuan Nabi Muhammad s.a.w dengan Nabi Adam a.s, di langit pertama ini sebenarnya merupakan suatu i'tibar, apabila kita berniat akan memulakan perkerjaan atau perjalanan, hendaklah terlebih dahulu kita datang kepada orang tua, yakni ayah dan ibu untuk memohon do'a restu keduanya agar perkerjaan dan perjalanan itu memperolehi kejayaan serta mendapat keselamatan. Kemudian perjalanan di teruskan, naiklah Nabi s.a.w bersama Jibril kelangit kedua.

DI LANGIT KEDUADengan iringan penghormatan serta sambutan yang baik dari penjaga langit kedua, masuklah Nabi Muhammad s.a.w, bersama Jibril. Di langit yang kedua Nabi Muhammad s.a.w bertemu dengan Nabi 'Isa a.s dan Nabi Yahya a.s. Kedua orang Nabi ini kemudian memberikan do'a restunya untuk keselamatan Nabi Muhammad s.a.w. Kemudian naiklah Nabi Muhammad s.a.w bersama Jibril ke langit yang ke tiga.

DI LANGIT KETIGASebagaimana di langit pertama dan kedua, begitu juga sampai didepan langit ketiga. Setelah selesai terjawab semua pertanyaan, di bukalah pintunya di sertai penghormatan oleh penjaga langit itu kepada Nabi Muhammad s.a.w. Di langit yang ketiga, Nabi Muhammad s.a.w bertemu dengan Nabi Yusuf a.s, yaitu seorang hamba Allah yang memperolehi kurnia kecantikan paras wajahnya. Pertemuan antara Nabi Muhammad s.a.w, dengan Nabi Yusuf a.s, di langit yang ketiga ini tidak ubahnya seperti pertemuan dua saudara. Selanjutnya Nabi s.a.w bersama Jibril naik ke langit yang ke empat.

DI LANGIT KEEMPATDi sini Nabi Muhammad s.a.w bertemu dengan Nabi Idris a.s yang telah memperolehi kurnia tempat yang tinggi dari Allah s.w.t. Pertemuan ini pun tak ubahnya seperti pertemuan dua orang saudara yang telah lama berpisah. Perjalananpun di teruskan, Nabi Muhammad s.a.w bersama Jibril terus naik ke langit yang ke lima.

DI LANGIT KELIMADengan iringan penghormatan serta sambutan yang baik dari penjaga langit kelima, masuklah Nabi Muhammad s.a.w, bersama Jibril. Di langit yang kelima, Nabi Muhammad s.a.w bertemu dengan Nabi Harun a.s. dengan penuh penghormatan. Pertemuan inipun tidak ubah seperti pertemuan dua orang saudara, penuh mesra dan saling hormat. Seterusnya Nabi s.a.w bersama Jibril naik ke langit yang ke enam.DI LANGIT KEENAMDi langit ke enam ini Nabi s.a.w bertemu dengan Nabi Musa a.s. Disini Nabi Muhammad s.a.w menyaksikan suatu keanehan, sebab tiba-tiba saja Nabi Musa a.s menangis tersedu-sedu. Apabila di tanyakan kepada Beliau..Beliaupun menjawab: Kerana aku tidak mengira ada seorang Nabi yang di utus Allah sesudahku, ummatnya akan lebih banyak yang masuk syurga dari ummatku. Kemudian perjalanan di teruskan ke langit ketujuh.

Hadis Rasulullah s.a.w. Diriwayatkan daripada Ibnu Abbas r.a katanya: Rasulullah s.a.w telah menceritakan tentang perjalanan Israknya. Baginda bersabda: Nabi Musa a.s berkulit sawa matang dan tinggi seperti seorang lelaki dari Kabilah Syanu'ah. Manakala Nabi Isa a.s pula berbadan gempal, tingginya sederhana. Selain dari itu baginda juga menceritakan tentang Malik penjaga Neraka Jahanam dan Dajjal

DI LANGIT KE TUJUHDi sini Nabi Muhammad s.a.w bertemu dengan Nabi Ibrahim a.s, disaat itu Nabi Ibrahim sedang bersandar di Baitul Ma'mur. Nabi s.a.w di sambut dengan baik, penuh penghormatan seperti menyambut anak sendiri. Nabi Ibrahim a.s sempat memberikan nasihat kepada Nabi Muhammad SAW sebagai berikut: Wahai Muhammad, aku nasehatkan agar engkau menyuruh umatmu untuk memperbanyak tanaman surga. Nabi SAW bertanya: Apakah yang tuan maksud dengan tanaman surga itu?. Jawab Nabi Ibrahima a.s. Tanaman surga ialah ucapan : LAA HAULA WALAA QUWWATA ILLAA BILLAAHIL 'ALIYYIL 'ADZIIM atau ucapan SUBHAANALLAAHI WAL HAMDULILLAAHI WALAA ILAAHA ILLALLAAHU HUWALLAAHU AKBAR.

Perlu di ketahui bahawasanya Baitul Ma'mur adalah masjid para Malaikat yang setiap harinya tidak kurang dari 70,000 malaikat masuk kedalamnya dan apabila telah keluar, tidaklah mereka mengulanginya lagi.Tidak lama kemudian Jibril menghidangkan tiga buah gelas, masing-masing berisi arak, air susu dan madu, supaya Nabi s.a.w memilihnya manakah yang lebih disukainya. Beliaupun memilih air susu, lalu di minumnya. Berkatalah Jibril: Benarlah engkau ya Muhammad. Itulah lambang kesucian engkau. Demikian malaikat Jibril mengatakan.

DI SIDRATIL MUNTAHADi Sidratil Muntaha ini Nabi Muhammad s.a.w menyaksikan keindahan panorama yang tiada bandingannya dan tidak terdapat di tempat manapun apa lagi di dunia ini. Dalam satu kesempatan di Sidratul Mutaha, Nabi Muhammad s.a.w sempat melihat, rupa Malaikat Jibril yang asli. Di sebut dalam satu hadis yang di riwayat Bukhari dan Muslim bahawasanya Jibril mempunyai enam ratus sayap. Selanjutnya Nabi Muhammad s.a.w di ajak oleh Malaikat Jibril menyaksikan keindahan bengawan Al-Kautsar, sampai ke depan pintu gerbang surga kemudian Beliau masuk ke surga, di dalam surga Beliau menyaksikan hal-hal yang mengherankan, yang belum pernah Beliau saksikan sebelumnya, juga mendengar suara-suara yang belum pernah Beliau mendengarnya, bahkan apa saja yang menjadi kehendak hati seketika wujud. Kesemuanya itu disaksikan oleh Nabi s.a.w di dalam surga, bahkan Beliau sempat membaca tulisan yang terpampang di pintu surga sebagai berikut, yang artinya:

SEDEKAH MEMPEROLEH PAHALA SEPULUH KALI LIPAT DAN MENGHUTANGI MEMPEROLEHI PAHALA DELAPAN BELAS KALI LIPAT.Bertanyalah Nabi s.a.w kepada Jibril: Mengapakah pahala orang yang memberi hutang lebih besar dari pada pahala orang bersedekah?. Jibril menjawab: Benar, sebab orang yang di beri sedekah terkadang masih mempunyai persediaan hidup, sedangkan orang yang berhutang sudah barang tentu dia sangat memerlukan, yakni tidak mempunyai persediaan, sedangkan ia tidak sudi berbuat meminta-minta. Untuk kesempurnaan pengetahuan Nabi s.a.w, diajak melihat keadaan melihat neraka, di sisi Beliau meyaksikan bermacam-macam penyiksaan dan sebagainya. setelah menyaksikan keadaan syurga dan neraka, kemudian Nabi s.a.w meneruskan perjalanan naik ke Sidratul Muntaha sendirian tampa ditemani oleh Malaikat Jibril, lantaran Jibril merasa berat untuk melangkah lebih tinggi lagi. Di Sidratul Muntaha Beliau mendengar suara goresan pena penulis, yaitu kalam yang menulis hukum-hukum Allah di Lauhul-Mahfuzh.

Seterusnya Nabi Muhammad s.a.w diangkat naik setingkat lagi sampai ke 'Arasy disinilah Nabi s.a.w menerima perintah solat yang wajib di laksanakan oleh Nabi s.a.w dan segenap ummatnya sebanyak lima puluh kali sehari semalam. Dan akhirnya hanya tinggal lima waktu sehari malam setelah dinasihati oleh Nabi Musa a.s dan diperkenankan oleh Allah.

Juga di 'Arasy, Nabi Muhammad s.a.w, menerima beberapa khushushiyyah yang belum pernah diberikan kepada para Nabi terdahulu. Mengenai beberapa khushushiyyah, yang disebut antara lain sebagi berikut:

Nabi s.a.w diberi oleh Allah : Surah Al-Fatihah dan akhir Surah Al-Baqarah dari ayat AAMANAR RASUULU sampai kepada firmanNya FAN SHURNAA 'ALAL-QAUMIL KAAFIRIINA.

Allah berfirman dalam surah Al-Fatihah.Yang bermaksud: Dengan nama Allah, Yang Maha Pemurah, lagi Maha Mengasihani. Segala puji tertentu bagi Allah, Tuhan yang memelihara dan mentadbirkan sekalian alam. Yang Maha Pemurah, lagi Maha Mengasihani. Yang Menguasai pemerintahan hari Pembalasan (hari Akhirat). Engkaulah sahaja (Ya Allah) Yang Kami sembah, dan kepada Engkaulah sahaja kami memohon pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus. Iaitu jalan orang-orang yang Engkau telah kurniakan nikmat kepada mereka, bukan (jalan) orang-orang yang Engkau telah murkai, dan bukan pula (jalan) orang-orang yang sesat.

Allah berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 285 & 286. Yang bermaksud: Rasulullah telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, dan juga orang-orang yang beriman; semuanya beriman kepada Allah, dan Malaikat-malaikatNya, dan Kitab-kitabNya, dan Rasul-rasulNya. (Mereka berkata): "Kami tidak membedakan antara seorang dengan yang lain Rasul-rasulnya". Mereka berkata lagi: Kami dengar dan kami taat (kami pohonkan) keampunanMu wahai Tuhan kami, dan kepadaMu jualah tempat kembali". Allah tidak memberati seseorang melainkan apa yang terdaya olehnya. Ia mendapat pahala kebaikan yang diusahakannya, dan ia juga menanggung dosa kejahatan yang diusahakannya. (Mereka berdoa dengan berkata): "Wahai Tuhan kami! Janganlah Engkau mengirakan kami salah jika kami lupa atau kami tersalah. Wahai Tuhan kami! Janganlah Engkau bebankan kepada kami bebanan yang berat sebagaimana yang telah Engkau bebankan kepada orang-orang yang terdahulu daripada kami. Wahai Tuhan kami! Janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang kami tidak terdaya memikulnya. Dan maafkanlah kesalahan kami, serta ampunkanlah dosa kami, dan berilah rahmat kepada kami. Engkaulah Penolong kami; oleh itu, tolonglah kami untuk mencapai kemenangan terhadap kaum-kaum yang kafir".

Nabi s.a.w menerima Ilmu tentang:

1. Islam 2. Hijrah3. Jihad4. Sedekah5. Puasa Rammadhan6. Amal Ma'ruf7. Nahyi Mungkar8. Solat

Nabi Muhammad s.a.w memperolehi darjat yang tertinggi, yaitu Asma Allah di sebutkan bersamaan dengan nama Muhammad ( LAA-ILAAHA ILLALLAAHU, MUHAMMADUR-RASUULULLAAH ) di dalam azan, tasyahhud dan lain-lainnya.

Nabi Muhammad s.a.w juga menerima gelar HABIBULLAH dan SAYYIDUL AWWALIINA WAL AKHIRIINA .Setelah Nabi Muhammad s.a.w melakukan tugas perjalanan Isra' dan Mi'raj, dengan membawa perintah solat lima waktu sehari semalam, maka Beliau turun sampai ke Masjidil Haram di Mekah. Beliau datang di Mekah sebelum subuh. Keesokan harinya Beliau menceritakan peristiwa Isra' dan Mi'raj yang dialaminya semalam kepada Abu Jahal dan segenap kaumnya. Kaum Quraisy amat gembira mendengar cerita Nabi s.a.w ini, kerana menjadikan bukti yang jelas, akan kedustaan dan kepalsuan seruan Nabi Muhammad s.a.w. Cerita ini yang menurut mereka amat berlebih-lebihan dan melampaui batas ini akan menjadi sebab yang dapat menjauhkan orang dariNabi Muhammad s.a.w. dan orang yang masih ragu-ragu akan segera meninggalkan Nabi s.a.w dan tidak akan memikirkan lagi untuk mengikui dan menerima agamanya. Dugaan kaum Quraisy meleset, hal ini ternyata, utusan yang dikirim kaum Quraisy kepada Abu Bakar As-Shiddiq menyampaikan pertanyaan: Abu Bakar, dapatkah engkau mempercayai dan membenarkan Muhammad yang mengatakan ia baru saja pergi ke Baitul Maqdis dan dari sana ia terus naik ke langgit yg ke tujuh, lalu pada malam itu juga ia kembali ke Mekah? Pertanyaan ini dijawab oleh Abu Bakar dengan tegas. Kalau memang Beliau menyatakan demikian, benarlah ia dan pun percaya.

Utusan Quraisy mengulangi pertanyaan: Apakah engkau membenarkan hai Abu Bakar?. Dengan tegas Abu Bakar menjawab: Aku membenarkan dan aku yakin dan percaya. Dengan jawaban Abu bakar yang demikian mereka kecewa dan memfitnah Nabi Muhammad s.a.w dan menuduhnya sebagai seorang pendusta, gila dan lain sebagainya. Dengan demikian kita dapat memgambil kesempulan, bahwa sejak dahulu hingga sekarang kaum muslimin telah yakin dan percaya serta beriman terhadap peristiwa Isra' dan Mi'raj. Sebagai penutup marilah kita berdo'a semoga Allah s.w.t selalu berkati, melindungi kita dan mudah-mudahan kita senantiasa di bawah naungan keridhaan Nya.

Hikmah Isra Miraj Nabi Muhammad SAWPerintah sholat dalam perjalanan isra dan miraj Nabi Muhammad SAW, kemudian menjadi ibadah wajib bagi setiap umat Islam dan memiliki keistimewaan tersendiri dibandingkan ibadah-ibadah wajib lainnya. Sehingga, dalam konteks spiritual-imaniah maupun perspektif rasional-ilmiah, Isra Miraj merupakan kajian yang tak kunjung kering inspirasi dan hikmahnya bagi kehidupan umat beragama (Islam).

Perintah sholat dalam perjalanan isra dan miraj Nabi Muhammad SAW, kemudian menjadi ibadah wajib bagi setiap umat Islam dan memiliki keistimewaan tersendiri dibandingkan ibadah-ibadah wajib lainnya. Sehingga, dalam konteks spiritual-imaniah maupun perspektif rasional-ilmiah, Isra Miraj merupakan kajian yang tak kunjung kering inspirasi dan hikmahnya bagi kehidupan umat beragama (Islam).

Bersandar pada alasan inilah, Imam Al-Qusyairi yang lahir pada 376 Hijriyah, melalui buku yang berjudul asli Kitab al-Mikraj ini, berupaya memberikan peta yang cukup komprehensif seputar kisah dan hikmah dari perjalanan agung Isra Miraj Nabi Muhammad SAW, beserta telaahnya. Dengan menggunakan sumber primer, berupa ayat-ayat Al-Quran dan hadist-hadits shahih, Imam al-Qusyairi dengan cukup gamblang menuturkan peristiwa fenomenal yang dialami Nabi itu dengan runtut.

Selain itu, buku ini juga mencoba mengajak pembaca untuk menyimak dengan begitu detail dan mendalam kisah sakral Rasulullah SAW, serta rahasia di balik peristiwa luar biasa ini, termasuk mengenai mengapa mikraj di malam hari? Mengapa harus menembus langit? Apakah Allah berada di atas? Mukjizatkah mikraj itu hingga tak bisa dialami orang lain? Ataukah ia semacam wisata ruhani Rasulullah yang patut kita teladani?

Bagaimana dengan mikraj para Nabi yang lain dan para wali? Bagaimana dengan mikraj kita sebagai muslim? Serta apa hikmahnya bagi kehidupan kita? Semua dibahas secara gamblang dalam buku ini.

Dalam pengertiannya, Isra Miraj merupakan perjalanan suci, dan bukan sekadar perjalanan wisata biasa bagi Rasul. Sehingga peristiwa ini menjadi perjalanan bersejarah yang akan menjadi titik balik dari kebangkitan dakwah Rasulullah SAW. John Renerd dalam buku In the Footsteps of Muhammad: Understanding the Islamic Experience, seperti pernah dikutip Azyumardi Azra, mengatakan bahwa Isra Miraj adalah satu dari tiga perjalanan terpenting dalam sejarah hidup Rasulullah SAW, selain perjalanan hijrah dan Haji Wada. Isra Miraj, menurutnya, benar-benar merupakan perjalanan heroik dalam menempuh kesempurnaan dunia spiritual.

Jika perjalanan hijrah dari Mekah ke Madinah pada 662 M menjadi permulaan dari sejarah kaum Muslimin, atau perjalanan Haji Wada yang menandai penguasaan kaum Muslimin atas kota suci Mekah, maka Isra Miraj menjadi puncak perjalanan seorang hamba (al-abd) menuju sang pencipta (al-Khalik). Isra Miraj adalah perjalanan menuju kesempurnaan ruhani (insan kamil). Sehingga, perjalanan ini menurut para sufi, adalah perjalanan meninggalkan bumi yang rendah menuju langit yang tinggi.

Inilah perjalanan yang amat didambakan setiap pengamal tasawuf. Sedangkan menurut Dr Jalaluddin Rakhmat, salah satu momen penting dari peristiwa Isra Miraj yakni ketika Rasulullah SAW berjumpa dengan Allah SWT. Ketika itu, dengan penuh hormat Rasul berkata, Attahiyatul mubaarakaatush shalawatuth thayyibatulillah; Segala penghormatan, kemuliaan, dan keagungan hanyalah milik Allah saja. Allah SWT pun berfirman, Assalamualaika ayyuhan nabiyu warahmatullahi wabarakaatuh.

Mendengar percakapan ini, para malaikat serentak mengumandangkan dua kalimah syahadat. Maka, dari ungkapan bersejarah inilah kemudian bacaan ini diabadikan sebagai bagian dari bacaan shalat.Selain itu, Seyyed Hossein Nasr dalam buku Muhammad Kekasih Allah (1993) mengungkapkan bahwa pengalaman ruhani yang dialami Rasulullah SAW saat Miraj mencerminkan hakikat spiritual dari shalat yang di jalankan umat islam sehari-hari. Dalam artian bahwa shalat adalah miraj-nya orang-orang beriman. Sehingga jika kita tarik benang merahnya, ada beberapa urutan dalam perjalanan Rasulullah SAW ini.

Pertama, adanya penderitaan dalam perjuangan yang disikapi dengan kesabaran yang dalam. Kedua, kesabaran yang berbuah balasan dari Allah berupa perjalanan Isra Miraj dan perintah shalat. Dan ketiga, shalat menjadi senjata bagi Rasulullah SAW dan kaum Muslimin untuk bangkit dan merebut kemenangan. Ketiga hal diatas telah terangkum dengan sangat indah dalam salah satu ayat Al-Quran, yang berbunyi Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk. (Yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.

Mengacu pada berbagai aspek diatas, buku setebal 178 halaman ini setidaknya sangat menarik, karena selain memberikan bingkai yang cukup lengkap tentang peristiwa Isra mikraj Nabi saw, tetapi juga memuat mirajnya beberapa Nabi yang lain serta beberapa wali. Kemudian kelebihan lain dalam buku ini adalah dipaparkan juga mengenai kisah Mikrajnya Abu Yazid al-Bisthami. Mikraj bagi ulama kenamaan ini merupakan rujukan bagi kondisi, kedudukan, dan perjalanan ruhaninya menuju Allah.

Ia menggambarkan rambu-rambu jalan menuju Allah, kejujuran dan ketulusan niat menempuh perjalanan spiritual, serta keharusan melepaskan diri dari segala sesuatu selain Allah. Maka, sampai pada satu kesimpulan, bahwa jika perjalanan hijrah menjadi permulaan dari sejarah kaum Muslimin, atau perjalanan Haji Wada yang menandai penguasaan kaum Muslimin atas kota suci Mekah, maka Isra Miraj menjadi puncak perjalanan seorang hamba menuju kesempurnaan ruhani.

Referensi:http://duniabaca.com/pengertian-sejarah-dan-hikmah-isra-miraj-nabi-muhammad-saw.htmlhttp://jaflashnet.blogspot.com/2012/06/peristiwa-isra-mi-raj.htmlhttp://artikelpengusahamuslim.blogspot.com/2012/05/sejarah-isra-miraj-nabi-muhammad-saw.html

4 Sifat Nabi: Shiddiq, Amanah, Fathonah, danTablighPosted onOktober 24, 2011by Admin

Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. [Al Ahzab 21]Nabi Muhammad memiliki akhlaq dan sifat-sifat yang sangat mulia. Oleh karena itu hendaklah kita mempelajari sifat-sifat Nabi sepertiShiddiq, Amanah, Fathonah, dan Tabligh. Mudah-mudahan dengan memahami sifat-sifat itu, selain kita bisa terhindar dari mengikuti orang-orang yang mengaku sebagai Nabi, kita juga bisa meniru sifat-sifat Nabi sehingga kita juga jadi orang yang mulia.ShiddiqShiddiq artinya benar. Bukan hanya perkataannya yang benar, tapi juga perbuatannya juga benar. Sejalan dengan ucapannya. Beda sekali dengan pemimpin sekarang yang kebanyakan hanya kata-katanya yang manis, namun perbuatannya berbeda dengan ucapannya.Mustahil Nabi itu bersifat pembohong/kizzib, dusta, dan sebagainya. Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al Quran) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan kepadanya [An Najm 4-5]AmanahAmanah artinya benar-benar bisa dipercaya. Jika satu urusan diserahkan kepadanya, niscaya orang percaya bahwa urusan itu akan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itulah Nabi Muhammad SAW dijuluki oleh penduduk Mekkah dengan gelar Al Amin yang artinya terpercaya jauh sebelum beliau diangkat jadi Nabi. Apa pun yang beliau ucapkan, penduduk Mekkah mempercayainya karena beliau bukanlah orang yang pembohong.Aku menyampaikan amanat-amanat Tuhanku kepadamu dan aku hanyalah pemberi nasehat yang terpercaya bagimu. [Al A'raaf 68]Mustahil Nabi itu khianat terhadap orang yang memberinya amanah.Ketika Nabi Muhammad SAW ditawari kerajaan, harta, wanita oleh kaum Quraisy agar beliau meninggalkan tugas ilahinya menyiarkan agama Islam, beliau menjawab:Demi Allahwahai paman, seandainya mereka dapat meletakkan matahari di tangan kanan ku dan bulan di tangan kiri ku agar aku meninggalkan tugas suci ku, maka aku tidak akan meninggalkannya sampai Allah memenangkan (Islam) atau aku hancur karena-NyaMeski kaum kafir Quraisy mengancam membunuh Nabi, namun Nabi tidak gentar dan tetap menjalankan amanah yang dia terima.Seorang Muslim harusnya bersikap amanah seperti Nabi.TablighTabligh artinya menyampaikan. Segala firman Allah yang ditujukan oleh manusia, disampaikan oleh Nabi. Tidak ada yang disembunyikan meski itu menyinggung Nabi. Supaya Dia mengetahui, bahwa sesungguhnya rasul-rasul itu telah menyampaikan risalah-risalah Tuhannya, sedang (sebenarnya) ilmu-Nya meliputi apa yang ada pada mereka, dan Dia menghitung segala sesuatu satu persatu. [Al Jin 28]Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling,karena telah datang seorang buta kepadanya ['Abasa 1-2]Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa firman Allah S.80:1 turun berkenaan dengan Ibnu Ummi Maktum yang buta yang datang kepada Rasulullah saw. sambil berkata: Berilah petunjuk kepadaku ya Rasulullah. Pada waktu itu Rasulullah saw. sedang menghadapi para pembesar kaum musyrikin Quraisy, sehingga Rasulullah berpaling daripadanya dan tetap mengahadapi pembesar-pembesar Quraisy. Ummi Maktum berkata: Apakah yang saya katakan ini mengganggu tuan? Rasulullah menjawab: Tidak. Ayat ini (S.80:1-10) turun sebagai teguran atas perbuatan Rasulullah saw.(Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dan al-Hakim yang bersumber dari Aisyah. Diriwayatkan pula oleh Ibnu Yala yang bersumber dari Anas.)Sebetulnya apa yang dilakukan Nabi itu menurut standar umum adalah hal yang wajar. Saat sedang berbicara di depan umum atau dengan seseorang, tentu kita tidak suka diinterupsi oleh orang lain. Namun untuk standar Nabi, itu tidak cukup. Oleh karena itulah Allah menegurnya.Sebagai seorang yang tabligh, meski ayat itu menyindirnya, Nabi Muhammad tetap menyampaikannya kepada kita. Itulah sifat seorang Nabi.Tidak mungkin Nabi itu Kitman atau menyembunyikan wahyu.FathonahArtinya Cerdas. Mustahil Nabi itu bodoh atau jahlun. Dalam menyampaikan 6.236 ayat Al Quran kemudian menjelaskannya dalam puluhan ribu hadits membutuhkan kecerdasan yang luar biasa.Nabi harus mampu menjelaskan firman-firman Allah kepada kaumnya sehingga mereka mau masuk ke dalam Islam. Nabi juga harus mampu berdebat dengan orang-orang kafir dengan cara yang sebaik-baiknya.Apalagi Nabi mampu mengatur ummatnya sehingga dari bangsa Arab yang bodoh dan terpecah-belah serta saling perang antar suku, menjadi satu bangsa yang berbudaya dan berpengetahuan dalam 1 negara yang besar yang dalam 100 tahun melebihi luas Eropa.Itu semua membutuhkan kecerdasan yang luar biasa.Referensi:http://matengkol.multiply.com/journal/item/1174/MATAHARI_BULANhttp://ms.wikipedia.org/wiki/Iman

Mengenal Islam (Ma'rifatul Islam)

1.1 Definisi Islam 1.1.1 Islam Menurut Bahasa (Etimologi) Menurut etimologi, Islam berasal dari kata salima yang artinya selamat. Kemudian dari kata tersebut dibentuk menjadi kata aslama yang artinya meyelamatkan. Dan berarti juga tunduk, patuh dan taat.. kata aslama itulah menjadi kata Islam yang mengandung semua arti yang terkandung dalam kata dasarnya. Oleh sebab itu orang yang melakukakan aslama (masuk Islam) dinamakan Muslim. Berarti orang itu telah menyatakan diri untuk taat, menyerahkan diri dan patuh kepada Allah SWT. Di dalam ayat al-Quran, ada beberapa kata yang secara umum makna dari kata-kata tersebut terkandung dalam lafazh Islam, diantaranya :

-Islamul wajhi, secara lafazh artinya menundukan wajah .Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayanganNya. (QS. An-Nisaa` (4) :125)

-Istislam, secara lafazh artinya berserah diri .Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, padahal kepada-Nya-lah berserah diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allah-lah mereka dikembalikan.(QS.Ali Imran (3) :83) -Salim atau salamah, secara lafazh berarti bersih .Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.(QS. Asy-Syuara (26) :89)

-Salaam, secara lafazh artinya selamat sejahtera. .Apabila orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami itu datang kepadamu, maka katakanlah:"Salaamun-alaikum. Rabbmu telah menetapkan atas diri-Nya kasih sayang, (yaitu) bahwasanya barang siapa yang berbuat kejahatan di antara kamu lantaran kejahilan, kemudian ia bertaubat setelah mengerjakannya dan mengadakan perbaikan, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Anam (6) :54)

-Salmu, secara lafazh berarti damai. .Janganlah kamu lemah dan minta damai padahal kamulah yang di atas dan Allah-(pun) beserta kamu dan Dia sekali-kali tidak akan mengurangi (pahala) amal-amalmu. (QS. Muhammad. (47) :35)

1.1.2 Islam Menurut Terminology (Istilah)Secara termonologi, Islam adalah : .Tunduk dan patuh untuk melaksanakan segala sesuatu yang dibawa oleh Nabi SAW yang diketahui dan terkenal bahwasannya itu merupakan syariat Islam.

Dengan definisi tersebut, Islam menjadi penterjemah untuk keimanan yang ada dalam lubuk hati. Maka iman adalah keyakinan yang tertanam dalam hati, sedangkan Islam adalah pembuktian dengan melibatkan anggota badan untuk keimanan yang tertanam kuat di dalam hati. Pemahaman ini diperkuat oleh hadits Nabi SAW, ketika beliau ditanya oleh Jibril tentang iman, maka beliau menjawab : ia adalah, hendaknya Engkau meyakini adanya Allah, Malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir dan meyakini qadla serta qadar-Nya.

Dan ketika Rasulullah SAW ditanya tentang Islam, beliau menjawab, Islam adalah, hendaknya kamu bersyahadat, mendirikan shalat, menunaikan zakat, melaksanakan shaum di bulan Ramadhan, dan melakukan haji apabila kamu mampu. Kemudian ketika menyebutkan rukun Islam, beliau bersabda,Islam itu dibangun di atas lima pondasi, dua kalimah syahadat, mendirikan shalat, menunaikan zakat, melaksanakan haji dan shaum di bulan Ramadhan. Dari hadits itu, terlihat jelas bahwa, Islam merupakan aplikasi daripada keimanan yang kokoh yang tertanam di dalam hati.

1.2 Kesempurnaan Islam Islam adalah kesejahteraan dan kebahagiaan hidup dan kehidupan manusia, baik di dunia maupun akhirat. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, Islam mengajarkan segi-segi yang berkaitan dengan urusan duniawi dan segi-segi yang berhubungan dengan urusan ukhrawi. Maka dengan demikian, Islam adalah ajaran yang mengatur hubungan manusia dengan tuhannya, meliputi keyakinan dan penghambaan. Islam mengajarkan tentang system keimanan dan peribadahan. Yang pertama disebut dengan rukun-rukun iman dan yang ke dua disebut dengan rukun-rukun Islam.

Islam merupakan satu-satunya ajaran yang mengatur manusia dengan sesamanya dan hubungannya dengan alam sekitarnya di mana dia hidup. Oleh karena itu, Islam mengajarkan tentang tata nilai kehidupan manusia secara komprehensif, baik sosial, ekonomi, politik, seni, kebudayaan, pernikahan, pembagian harta waris, jihad dan lain sebagainya. Hal tersebut menunjukkan, bahwa Islam adalah agama yang sempurna dan komprehensif (syamil wa mutakamil). Allah SWT berfirman, .Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaithan. Sesungguhnya syaithan itu musuh yang nyata bagimu (QS. Al-Baqarah (2) :208).Secara umum, kesempurnaan Islam bisa dari tiga aspek:Pertama,Kesempurnaan dalam Waktu (syumuliyyatuz zaman)Islam adalah risalah atau ajaran yang satu yang cocok dan sesuai sepanjang sejarah kehidupan manusia sampai hari kiamat. Islam juga merupakan agama yang menyempurnakan sekaligus meralat ajaran yang telah dibawa oleh para nabi dan rasul Allah SWT sebelum Nabi Muhammad SAW. Dengan demikian, maka Islam adalah agama dari seluruh nabi dan rasul yang diutus Allah SWT, pada bangsa-bangsa dan kelompok-kelompok manusia, termasuk Nabi Muhammad SAW dan umatnya.Di antara ayat al-Qur`an yang menunjukkan bahwa Islam adalah agama bagi nabi sebelum Nabi Muhammad SAW adalah firman Allah SWT, ..Dan berjihadlah kamu di jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu ..(QS. Al-Hajj (22) :78)Adapun Nabi Muhammad SAW, beliau merupakan nabi terakhir, oleh karenanya tidak akan ada lagi setelah beliau dan secara otomatis tidak akan ada lagi ajaran selain ajaran Islam yang dibawa oleh Rasulullah SAW. Islam adalah agama yang sempurna yang akan senantiasa sejalan kehidupan manusia sepanjang zaman. .Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. Al-Ahzab (33) : 40) .Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agamamu. Maka barangsiapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa,sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Maidah (5) : 3)Kedua,Kesempurnaan Sistem (syumuliyyatul manhaj) Islam adalah agama yang memiliki system ajaran yang sempurna, di mana ia dibangun berdasarkan asas akidah yang kokoh yang tercermin dalam rukun-rukun iman. Kemudian di atas keimanan yang kokoh tersebut dibangunlah keislaman seorang hamba yang tercermin dalam rukun-rukun Islam (ibadah dan muamalah) dan budi pekerti (akhlak). Selanjutnya diperkuat atau didukung dengan system ajaran jihad atau amar maruf nahi munkar demi terpeliharanya keimanan yang murni dan ibadah serta akhlak mulia.

Diantara ayat-ayat yang menunjukkan kesempurnaan system Islam adalah sebagai berikut,-Dalam masalah akidahAllah SWT berfirman, .Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya. (QS. 4:136)- Dalam masalah ibadah, contohnya shalat dan zakatAllah SWT berfirman : .Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan ruku'lah bersama orang-orang yang ruku'. (QS. Al-Baqarah (2) :43) .Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa.(QS. Al-Baqarah (2) :183)- Dalam masalah muamalah, contohnya larangan transaksi ribawi .Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertaqwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan. (QS. Ali Imran (3) :130)

- Dalam masalah akhlak, contoh larangan memalingkan wajah dan sombong. . .Dan janganlah memalingkan muka dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh.Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu.Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai. (QS. Luqman (31) : 18-19)

- Dalam masalah jihad. . .Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu, itulah yang lebih baik bagimu jika kamu mengetahuiny. (QS. Ash-Shaf (61) : 10-11)

Ketiga :Sempurna dalam tempat (syumuliatul makan)Allah swt sebagai satu-satunya dzat yang menciptakan alam ini dan segala yang ada didalamnya termasuk manusia, Dia telah menurunkan syariat Islam untuk seluruh alam tanpa dibatasi dengan waktu begitu juga ruang atau tempat. Yang demikian itu dikarenakan Islam bersumber dari Dzat yang satu, yaitu Allah SWT, Dialah Dzat Yang menguasai semesta alam, dan mengetahui akan kemaslahatan hamba-hamba-Nya disetiap waktu dan juga tempat, oleh karenanya, syariat Islam diturunkan untuk kehidupan manusia dimanapun ia berada tanpa dibatasi sedikitpun dengan ruang atau tempat. Islam bukan hanya untuk kewasan Arab, namun ia diperuntukkan untuk semua manusia, baik Arab maupun non Arab.

Allah SWT berfirman, . .Dan Ilah kamu adalah Ilah Yang Maha Esa; Tidak ada Ilah melainkan Dia, Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan. (QS. Al-Baqarah (2) :163-164)

1.3 Islam adalah Pedoman HidupAllah SWT sebagai Dzat Yang telah menciptakan alam semesta dan segala isinya termasuk manusia di dalamnya, tentunya Dia Maha Mengetahui akan kemaslahatan hamba-hamba-Nya. Oleh karenanya, Allah SWT tidak membiarkan kehidupan ini tanpa aturan, pijakan dan pedoman. Dalam rangka memberikan kemaslahatan yang sempurna, Allah Azza Wa Jalla menurunkan syariat Islam melalui Rasul-Nya yang berlandaskan kepada Al-Quran dan Sunnah Nabawiyyah. Oleh karenanya, bagi hamba Allah yang menginginkan kemaslahatan yang sesungguhnya, ia harus menjadikan Al-Islam sebagai landasan dasar dalam mengunakan akal untuk berpikir, hati untuk menentukan arah dan tujuan hidup, serta menggunakan anggota badannya untuk membuktikan kebenarannya dalam berpikir dan menenetukan pilihan, sehingga Islam akan selalu mewarnai relung-relung kehidupannya.Ketika seorang hamba telah menjadikan Islam sebagai pedoman hidupnya, niscaya ia tidak akan lagi berpikir individual; karena Islam selalu mengajarkan kepada pemeluknya untuk berpikir demi kemaslahatan umat. Begitu juga halnya dengan keputusan yang diambilnya, tindakan yang dilakukannya akan selalu diukur terlebih dahulu dengan nilai-nilai Islam, sehingga kemuliaan pun akan selalu menyertainya.Terkait dengan keharusan berpedoman kepada Al-Islam, Umar r.a telah berkata,Kita adalah kaum yang dimuliakan Allah karena (selalu) berpegang teguh dengan Islam, maka kita tidak akan pernah mendapatkan kemuliaan (kemaslahatan) tanpa berpegang teguh kepadanya.

Cukuplah kesempurnaan Islam sebagai alasan yang utama untuk tidak menjadikan ajaran atau system yang lain sebagai pedoman dalam kehidupan manusia; karena Islam yang sudah sempurna dan mencakup segala sector kehidupan dan dijamin oleh Allah SWT sebagai pembuat syariat tersebut, bahwa ia akan sanggup menyelesaikan semua problematika kehidupan manusia, manakala syariat Islam itu ditinggalkan, maka kehancuranlah yang akan menimpa.Adalah satu ketetapan yang tidak bisa ditawar lagi, bahwa Islam adalah satu-satunya konsep kehidupan yang diridlai Allah Azza Wa Jalla yang sanggup menjamin kemaslahatan hidup manusia, baik secara pribadi maupun kelompok, di dunia maupun akhirat. Hal tersebut, bisa dilihat dari makna-makna yang tersirat dalam ayat-ayat di bawah ini. .Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al-Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya. (QS. Ali Imran (3) :19)

.Barangsiapa mencari agama selain dari agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia diakhirat termasuk orang-orang yang rugi. (QS. Ali Imran (3) :85)

1.4 Islam adalah SolusiSejalan dengan pase-pase kehidupan yang terus dilalui sering kali umat ini menghadapi berbagai macam permasalahan, di mana permasalan tersebut terkadang mengakibatkan perselisihan dalam hal menentukan pilihan solusinya. Islam tampil sebagai system kehidupan yang sempurna telah memberikan konsep-konsep yang apabila dilaksanakan dengan baik tentunya akan memberikan solusi yang mashlahat untuk umat ini, karena Allah sendiri yang telah menjaminnya.Oleh karena itu Allah Dzat Yang Maha Tahu akan kemaslahatan dan solusi untuk setiap permasalahan, selalu menyeru hamba-Nya untuk mengembalikan segala permasalahan yang terkadang diperselisihkan itu, kepada Islam agar mendapatkan solusi yang tidak merugikan.Konsep-konsep dasar kehidupan yang telah Allah tetapkan dalam Islam, tentunya akan menjadi solusi alternatif untuk menyelesaikan segala permasalahan umat, oleh karenanya, sudah seharusnya bagi umat Islam untuk berpegang teguh pada ketetapan tersebut dan tidak mencoba untuk mencari-cari solusi selain solusi Islam. Hal tersebut diingatkan oleh Allah SWT dalam firman-Nya, .Hai orang-orang yang beriman, ta'atilah Allah dan ta'atilah Rasul(-Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (al-Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu adalah lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (QS. An-Nisaa` (4) : 59)Dari ayat di atas, kita selalu dituntut untuk menjadikan Islam sebagai rujukan dalam setiap permasalahan yang dihadapi, dan menjadikannya satu-satunya solusi; karena Islam sebagai system hidup yang sempurna tentunya telah memiliki konsep-konsep yang telah dijamin kemaslahatannya oleh Allah SWT sebagai Dzat yang membutnya.Sebagai contoh, kita dapat melihat sejarah pemerintahan Umar bin Abdul Aziz yang terkenal sebagai pemerintahan yang selalu menjadikan Islam sebagai satu-satunya pedoman dalam menjalankan pemerintahannya. Dan terbukti, selama pemerintahannya diakui sejarah sebagai pemerintahan paling berhasil setelah Khulafaurrasyidun.Contoh lain, untuk masalah kemiskinan Islam memiliki solusi dengan konsep zakat, infak dan shadaqah. Untuk masalah kriminalitas, Islam memiliki solusi dengan konsep hudud (hukuman yang telah Allah tetapkan kadar dan jenisnya) dan qishash. Untuk masalah pembagian harta pusaka yang sering memicu konflik keluarga, Islam memiliki solusi dengan konsep ilmu mawaris (faraa`id) yang secara rinci diatur dalam al-Qur`an. Untuk penyakit masyarakat (pergaulan bebas), Islam memberikan solusi dengan konsep nikah. Untuk masalah ekonomi yang sering kali mengakibatkan kerugian bagi sebagian pihak dan menguntungkan bagi pihak yang lainnya, Islam memberikan solusi dengan konsep etika berbisnis dalam Islam. Dan masih banyak solusi lainnya yang harus selalu dijadikan acuan dalam menyelesaikan segala permasalah umat.

1.5 Karakteristik IslamYang dimaksud dengan karaktersitik Islam adalah hal-hal yang bersifat khusus yang membedakan syariat dengan yang lainnya.

1.5.1 Bersumber dari Allah SWT (Rabbaniyyah)Oleh karena syariat Islam bersumber dari Allah SWT sebagai pencipta alam semesta, maka sudah barang tentu syariat Islam terhindar dari kelemahan dan unsur-unsur kepentingan yang sempit. Hal ini dikarenakan hukum Allah itu berbeda dengan hukum pisitif yang dibuat oleh manusia yang tidak akan terlepas dari kelemahan dan unsur-unsur kepentingan yang sempit.Manusia, siapapun orang pasti akan menyimpan sifat kemanusiaannya, seperti berpihak pada kepentingan individu atau kelompok, juga menyimpan kelemahan dan keterbatasan ilmu pengetahuan. Umpamanya, ia memiliki keahlian dalam bidang hukum, akan tetapi lemah dalam bidang dalam bidang-bidang yang lainnya, seperti politik, sosial dan lain sebagainya.Hukum produk manusia pasti tidak akan luput daripada unsur kepentingan sempit dan sesaat. Peraturan yang dibuat oleh pihak pemerintah biasanya berpihak kepada kepentingan perentah dan tidak jarang menyengsarakan rakyat banyak. Hal itu dikarenakan manusia tidak terlepas dari kepentingannya.Satu-satunya hukum yang bersih dari kekurangan, kecurangan dan ketidak adilan hanyalah hukum Allah SWT, karena Allah Maha Suci dari sifat-sifat tersebut. Satu-satunya hukum yang tidak memihak kepada kepentingan sepihak dan sesaat hanyalah hukum yang dibuat Allah SWT; karena Dia tidak berkepentingan kepada manusia, namun sebaliknya, manusia lah yang berkepentingan kepada Allah SWT.

1.5.2 Syariat Islam Bersifat Seimbang (Tawazuniyyah)Keseimbangan dalam syariat Islam maknanya adalah tidak menampilkan sikap berlebihan dalam segala aspek kehidupan, melainkan selalu berupaya untuk bersikap proporsional sejalan dengan ketetapan yang telah digariskan dalam Islam.Islam tidak hanya memerintahkan kepada umatnya untuk berkonsentrasi dalam kehidupan ukhrawi, akan tetapi ia menganjurkan juga untuk tidak melupakan kehidupan duniawi. Islam juga tidak hanya menyuruh untuk memperhatikan kepentingan pribadi, namun menyuruh pula untuk memperhatikan keluarga, masyarakat dan umat.Karakteristik keseimbangan ini, bisa terlihat dalam sebuah hadits Nabi SAW, ketika datang kepada beliau tiga orang laki-laki dan bertanya tentang ibadahnya. Ketika mereka mengetahui ibadahnya Rasulullah SAW, maka mereka merasa bahwa ibadah mereka masih sangat sedikit, sehingga salah seorang dari mereka berkata,Aku akan selalu shalat dan tidak akan tidur. kemudian yang kedua berkata,Aku akan selalu shaum dan tidak akan pernah berbuka. dan yang ketiga mengatakan,Aku akan menjauhi wanita dan tidak pernah menikah selamanya.Mendengar hal itu, Rasulullah SAW bersabda, .Kalian mengatakan, begini dan begini, ketauhilah! Demi Allah! Bahwa Aku adalah orang yang paling takut dan paling bertakwa kepada Allah di antara kalian, akan tetapi aku melaksanakan shaum dan berbuka, aku mendirikan shalat dan aku juga tidur, dan aku menikahi para wanita. Maka barangsiapa yang tidak menyenangi sunnahku, ia tidak termasuk ke dalam golonganku.(HR. Bukhari dan Tirmidzi, hadits dari Anas bin Malik )Dalam hadits lain Rasulullah SAW bersabda,Sesungguhnya untuk dirimu ada hak atasmu, dan tuhanmu mempunyai hak darimu, juga keluargamu mempunyai hak darimu, maka tunaikanlah hak-hak itu sesuai dengan haknya masing

1.5.3 Berlaku untuk Umum atau Mendunia (alamiyyah)Syariat Islam berlaku untuk semua orang di semua tempat. Ia bukan hanya diperuntukkan untuk umat Islam saja, atau untuk wilayah Arab saja. Setiap orang yang hidup di wilayah negeri Islam manapun, ia harus tunduk terhadap hukum Allah, sebagaimana tercantum dalam firman-Nya, .Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui. (QS. Saba` (34) : 28)Konsekuensinya, bahwa hukum Islam berikut kaidahnya harus mampu mewujudkan kemaslahatan bagi seluruh umat manusia, dan menghantarkannya ke derajat yang lebih tinggi; karena tidak mungkin suatu system hukum yang diberlakukan untuk umum, tetapi kemaslahatannya hanya dirasakan oleh sekelompok umat manusia saja.Sumber-sumber hukum Islam dibagi kepada dua bagian, yaitu : sumber yang bersifat permanent, seperti Al-Quran dan as-Sunnah yang merupakan sumber utama syariat Islam. berikutnya, sumber yang bersifat fleksibel seperti ijtihad yang merupakan dasar bagi ijma, qiyas, istihsan dan mashalih mursalah. Sumber yang fleksibel inilah yang membuat syariat Islam dapat bertahan di mana dan kapan saja.

1.5.4 Bersifat Universal (Syumuliyyah)Islam merupakan peraturan yang menyeluruh atau komprehensif, tidak terbatas hanya pada pembinaan akhlak saja, namun ia mencakup berbagai aspek kehidupan dan mengatur segala urusan manusia, baik yang bersifat individu, keluarga, masyarakat dan negara.Islam telah mengatur semua aspek kehidupan seseorang, tidak ada yang terlupakan padanya. Islam telah mengatur hubungan antara manusia dengan penciptanya (hamblum minallahi), hubungan manusia dengan sesama manusia lainnya (hablum minannasi), hingga hubungan manusia dengan makhluk lainnya, hewan dan tumbuh-tumbuhan.Tidak ada suatu persoalan pun yang luput dari aturan (syariat) Islam, setiap persoalan yang muncul dalam kehidupan manusia pasti ada jawabannya dalam syariat Islam.Secara garis besar, syariat Islam dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian : Pertama, berkenaan dengan hukum akidah. Termasuk di dalamnya masalah-masalah yang berkenaan dengan prinsip bertauhid atau akidah Islam.Kedua, berkenaan dengan akhlak (moral), seperti menghormati orang tua, menepati janji, berkata yang baik, tidak berdusta, tidak sombong dan lain sebagainya. Dan ketiga, berkenaan dengan masalah amaliyyah. Aspek ketiga ini terkait dengan dua masalah utama, yaitu : aspek ibadah, yaitu aturan yang mengatur interaksi antara manusia sebagai makhluk dengan penciptanya, aturan yang mengatur tentang tata cara menusia melaksanakan pengabdiannya kepada Allah SWT. Selanjutnya, aspek muamalah, yaitu aturan yang mengatur interaksi antara sesama manusia. Aspek ini merupakan bagian yang paling luas diatur dalam Islam; mengingat aktifitas manusia yang sangat dominan dalam hidupnya adalah interaksinya dengan sesama manusia. Dan aspek tersebut menyangkut hukum kekeluargaan, perdagangan, hukum tata negara dan lain sebagainya. Wallahu Alam bish shawwab.1.6 Kisah Teladan Seputar Marifatul IslamPada suatu ketika, seorang yang berkebangsaan Ingris yang bernama Brawn, ia melakukan kunjungan ke negeri India, dan kunjungan tersebut merupakan yang pertama kali ia lakukan. Ketika ia berjalan-jalan sambil memperhatikan keadaan sebagian perkampungan di India, tiba-tiba ia merasa kehausan dan dilihatnya seorang petani India tengah membawa air minum, kemudian ia meminta air minum kepadanya.Namun ketika petani tersebut melihat, bahwa yang meminta air padanya itu seorang berkebangsaan Ingris, ia tidak memiliki keinginan sedikitpun air minum kepadanya, sehingga Brawn melanjutkan perjalanannya sambil menahan rasa haus. Setelah beberapa langkah, si petani India itu membuang air minum dan gelasnya, lalu menginjak-injaknya. Melihat pemandangan seperti itu Brawn merasa terkejut dan bertanya-tanya dalam dirinya, namun ia tidak berkomentar sedikitpun, dan terus melanjutkan perjalanannya.

Pada hari berikutnya, ia kembali melakukan perjalanan di perkampungan yang berbeda, tiba-tiba ia kembali merasa kehausan dan didapatkannya pula seorang petani yang secara kebetulan tengah membawa air minum seperti petani yang pertama kali dijumpainya. Kemudian ia meminta minum kepadanya dan petani ini segera memberinya air minum.Setelah Brawn minum air tersebut, ia pergi dari petani itu dengan tetap mengawasinya untuk mengetahui, apakah petani tersebut membuang gelas bekas ia minum seperti petani yang pertama ataukah tidak?Ternyata Brawn mendapatkan pemandangan yang berbeda, petani tersebut tidak membuang gelas bekas ia minum, melainkan ia menyimpankannya kembali ke tempat semula dan tidak menghancurkannya, lalu Brawn bertanya kepada penduduk setempat terkait dengan dua pemandangan yang berbeda itu.Dikatakan kepada Brawn, bahwa petani yang pertama adalah seorang penyembah berhala, yang mana ia tidak rela selain dari pemeluk agamanya minum air dari gelas yang dibawanya. Adapun petani yang ke dua, ia adalah seorang Muslim.Kemudian Brawn (setelah masuk Islam ia menamakan dirinya dengan Abdullah) berkata dalam dirinya,Aku merasa bahwa diriku harus lebih jauh mengenal Islam, maka aku membaca terjemah Al-Qur`an, kemudian membaca kisah perjelanan hidup Rasulullah SAW, lalu setelah itu aku masuk Islam.Dari kisah ini, kita dapat mengambil ibrah (pelajaran), bahwa yang menyebabkan Brawn masuk Islam adalah akhlak yang mulia dari petani Muslim India tersebut. Maka apabila setiap Muslim berakhlak Islami, niscaya hal itu akan menjadi media dakwah dakwah yang paling kuat. Sehingga sangat wajar jika muncul ungkapan yang menyatakan,Seorang Muslim akan menjadi bukti nyata dari kebenaran ajaran Islam dengan memilih akhlak yang mulia, dan ia akan menjadi penghujat bagi Islam manakala memilih akhlah yang tercela; karena sesungguhnya orang yang selain Muslim akan lebih banyak membaca Islam dari kepribadian (syakhsiyyah) Muslim yang nyata, dan tidak akan membaca lebih banyak dari buku-buku Islam yang ditulis oleh orang-orang Muslim itus sendiri.Nampak jelas bagi kita, bahwa ketika kita hendak menjadi seorang Muslim yang bak, dan mengajak orang lain untuk mengikuti langkah kita, maka ajaran Islam harus menjadi penghias keseharian kita; karena tanpa itu semua keislaman kita hanya tinggal nama saja.