sejarah perkenbangan kurukulum

Upload: randy95

Post on 09-Oct-2015

31 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

sejarah perkembangan kurikkulum di indonesia.

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUANA. LATAR BELAKANGPerkembangan teknologi semakin lama semakin pesat. Hal ini mengakibatkan semakin cepatnya perkembangan pemikiran peserta didik terutama peserta didik di Indonesia. Perkembangan pesat dari teknologi ini juga berdampak pada kualitas pendidikan yang diberikan oleh guru kepada para peserta didik yang diakibatkan oleh perkembangan teknologi pendidikan juga sudah tidak mendukung lagi. Oleh karena itu kurikulum di indonesia juga sudah kesekian kali diubah untuk menyesuaikan perkembangan pendidikan dengan perkembangan teknologi dan perkembangan peserta didik.Perubahan-perubahan yang dilakukan pada kurikulum di Indonesia bertujuan untuk menyesuaikan dan mengembangkan pendidikan Indonesia ke kualitas yang lebih baik dan sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dan teknologi. Selain itu perubahan kurikulum juga ditujukan untuk menyesuaikan perkembangan peserta didik.Namun dalam setiap perubahan kurikulum, sistem kurikulum di indonesia tidak selalu berdampak positif, namun juga ada yang bersifat negatif sehingga diperlukan adanya perbaikan kembali pada sistem pendidikan yang diterapkan pada saat itu.Dalam makalah ini penulis ingin menguraikan beberapa hal mengenai beberapa kurikulum yang pernah diterapkan di Indonesia sebelumnya. Sehingga penulis dan pembaca dapat memahami dan mengambil pelajaran dari rangkuman beberapa kurikulum yang pernah diterapkan di Indonesia.B. RUMUSAN MASALAHBagaimanakah perkembangan kurikulum di Indonesia sejak awal kemerdekaan sampai sekarang?C. TUJUANMengetahui perkembangan kurikulum di Indonesia sejak awal kemerdekaan sampai sekarang.

BAB IIPEMBAHASAN

A. Kurikulum Sebelum Kemerdekaan1. Kurikulum Masa Penjajahan Belandaa. Kurikulum Gymnasium (1860-1900)Gymnasium merupakan Sekolah Menenga Pertama yang didirikan oleh penjanah Belanda. Sekolah itu didirikan di Jakarta sebagai buntut desakan orang-orang Belanda yang ada di Indonesia. Lama pendidikan di tingkat Gymnasium sama dengan SMP pada sekarang ini, yaitu 3 tahun. Hanay saja siswa yang belajar di Gymnasium berbeda dengan siswa yang belajar di SMP. Bila peserta didik di SMP adalah semua warga Negara Indonesia, tidak memandang kelas social dan ras, peserta didik di Gymnasium adalah orang-orang berat. Napabila ada orang pribumi yang belajar di sana, mereka dapat dipastikan dari golongan ningrat.1) Tujuan KurikulumTujuan kurikulum yang berlaku saat itu adalah mencetak anak didik agar memiliki pengetahuan dasar yang diperlukan bagi seorang pegawai untuk melaksanakan tugas-tugas kepemerintahan.2) Isi dan Struktur KurikulumIsi kurikulum pendidikan Gymnasium pada awalnya mencakup sebelas mata elajaran, yaitu :NoVahhenMata Pelajaran

1Nederlandse TaalBahasa Belanda

2Engelse TaalBahasa Inggris

3RekenkundeIlmu Hitung

4AlgebraAljabar

5MeetkundeIlmu Ukur

6Natuurkunde/ScheidkundeIlmu Hayat

7BiologieIlmu Hayat

8AardrijkskundeIlmu Bumi

9GeschiedenisSejarah

10StaatkundeSejarah

11BoekhoundelTata Buku

Dalam perkebangannya isi kurikulum mengalami perubahan seiring dengan berdirinya sekolah yang khusus menyiapkan pegawai pamong praja, yaitu OSVIA dan HBS (Hogere Burgere School), sehingga mengubahnya menjadi 16 mata pelajaran, yaitu Nederlandse Taal, Engelse Taal, Fraache Taal, Duitsche, Rekenkunde, Algebra, Meetkundem, Natuurkunde/Scheidkunde, Biologie, Aardrijkskunde, Geschiedenis/ Staatkunde, Boekhoundel, Muziek, Handarbeid, Gymmastaat.b. Kurikulum MULO 1914-1945MULO (Meer Uitgrbreid Lager Onderwijs) merupakan jenjang pendidikan setara SMP. Mulo lahir sebagai dampak perubahan situasi politik pada akhir abat 19 yang terjadi revolusi social dan revolusi industry. Dalam perjalanannya MULO mengalami perubahan. Pada tahun 1935 MULO mengalami perubahan struktur dan organisasi. Kelas 3 dibagi 3 jurusan, jurusan ilmu pasti, jurusan bahasa dan sastara dan jurusan social ekonomi. Perubahan itu sebagai akibat desakan dari kaum pelajar pribumi putra terhadap pemerintah Belanda yang mendesak agar bahasa Indonesia tidak hanya menjadi maple fakultatif, tetapi harus menjadi oelajaran itu atau vak. Pada awal perang dunia II untuk menarik perhatian banga Indonesia agar mebantu pihak Belanda, pihak Belanda memberikan keluasan bagi pihak swasta untuk mendirika MULO. 1) Tujuan KurukulumTujaun pendidika MULO pada awal berdirinya hingga masuknya Jepang 1942adalah untuk memenuhi kebutuhan tenga pedidik yang dapat mendukung pemerintahan belanda. Tujuan pemdidikan lebih diarahkan untuk membentuk manusia yang mampu mendukung terselenggaranya pemerintahan Belanda di Indonesia.2) Isi dan Struktur KurikulumMulo 1914 terdiri dari 17 mata pelajaran diantaranya: Nederlande Taal, Malaise Taal, Engelse Taal, Transe Taal, Dutsche, Rekenkunde, Algebra, Meetkunde, Natuurkunde, Biologie, Andryskunde, Geschidemis, Boekhundel, Gimnastiek, Tahenan, Muziek, Handdarbeid.Sementara untuk isi MULO Leerplann 1935 terdiri dari 17 mata pelajaran yang hampir sama denga MULO 1914 namun Transe Taal diganti dengan Franche Taal, perubahan lainny alah dijadikannya Bahasa Indnesia sebagai mata pelajaran vak.3) Pelaksanaan Proses Belajar MengajarPelaksanaan proses belajar mengajar di MULO dapat dibagai dua, yaitu MULO tahun 1914 dan MULO 1935. Berdasarkan kurikulum MULO 1914 pendidikan dilaksanakan selama 4 tahun yang terbagi atas tiga kelas. PBM berdasarkan kurikulum MULO 1935 mengalami perubahan ketika siswa naik ke kelas 3. Untuk kelas 1 dan 2 siswa belum dikelompokkam dalam jurusan-jurusan. Pada waktu siswa naik ke kelas 3, siswa harus memiih salah satu dari jurusan yang tersedia. Bahasa pengatar yang digunkan sebagain sudah menggunakan bahasa Melayu.2. Kurikulum Masa Penjajahan BelandaKurikulum pada masa ini merupakan kurikukum yang menggantikan kurikulum yang dibuat oleh belanda. Hampir semua jenjang sekolah menggunkana bahasa Indonesia, sementara bahsa Jepang sebagai bahsa kedua.Pada saat itu system pendidikan, baik pemdidikan sekolah dasar, pedidikan sekolah menengah mengalami perubahan. Pada jenjang pendidikan sekolah menengah pertama, yaitu MULO yang merupakan pendidikan buatan Belanda dengan lama belajar 4 tahun diubah menjadi 3 tahun. Selanjutnya pendidiakn SMO itu disebut Shoto Chun Gakko. Peserta didik di jenjang itu tidak dibatasi golongan dan status social. Semua pendudukan yang telah memiliki ijazah dari Sekolah Rakyat dapat meneruskan ke SMP. Siswa yang telah lulus SMP juga dapat melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, yaitu sekolah menengah tinggi. Perubahan yang terjadi pada struktur kurikulum, penjurusan yang dilakukan pada kelas 3 atas bagian A,B, dan C yang ada pada MULO 1935 dihapuskan.

1) Tujuan PendidikanTujuan pendidikan zaman Jepang di Indonesia badalah menyediakan tenaga kerja cuma-Cuma yang disebut romusha dan prajurit-prajurit untuk membantu peperangan demi kepentingan Jepang. Kurikulum yang berlaku saat itu dirancang untuk mencapai tujuan pendidikan yang dirancang oleh Jepang. Melalui kurikulum siswa diarahkan dan dibimbing untuk menguasai berbagai pengetahuan serta menyiapkan anak didik agar memiliki ketahan fisik dan keterampilan dalam rangka membantu Jepang dalam bidang kemiliteran dan administrasi pemerintahan.2) Isi KurikulumIsi kurikulum pada masa pemerintaha Jepang diberi nama Rencana Pelajaran dengan 13 mata pelajaran, yaitu: Bahasa Jepang, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Berhitunh Aljabar, Ilmu Ukur, Ilmu Alam/Kimia, Ilmu Bumi, Ilmu Hayat, Sejarah/Tatanegara, Pengetahuan Dagang, Seni Suara, Kerajinan Tangan, dan Gerak Badan.B. Kurikulum Rencana Pelajaran (1947-1968)1. Kurikulum 1947Lahirnya kurikulum SMP 1947 yang ada saat itu lebih dikenal dengan sebutan Rencana Pelajaran 1947 tidak lepas dari situasi politik saat itu, yaitu setelah merdeka. Kurikulum ini merupakan kurikulum pertama yang dibuat oleh Bangsa Indonesia. System Pendidikan yang pada awalnya berbasis pada penjajah, baik Belanda maupun Jepang, berubah menjadi system pendidikan yang disesuaikan dengan keadaan bangsa Indonesia. Untuk menyusun menuju perubahan pedidikan, Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (BPKNIP) sebagai badan yang bertanggung jawab atas pendidiakn mengusulkan Sembilan butir pemikiran pendidikan kepada Kementirian Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan Indonesia pada tanggal 29 Desember 1945, yaitu1) Untuk menyususn masyarakat diperlukan adanya perubahan pendidikan dan pengajaran2) Pendirian semacam sekolaj untuk segala lapisan3) Metodik yang berlaku di sekolah-sekolah hendaknya berdasarkan sekolah kerja.4) Pengajaran agama hendaknya mendapat tempat yang teratur dan seksama.5) Pemgajaran tinggi hendaknya seluas-liasnya6) Kewajiban belajar paling lama 10 tahun7) Pengajaran dan ekonomi8) Pengajaran kesehatan dan olahraga diatu sebaik-baiknya9) Di sekolah rendah tidak dipungut uang sekolah.1. Landasan YurudisLandasan idiil pendidikan di Indonesia yang dianuth dalam kurikulum 1947 adalah Pancasila yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. Dasar konstitusional pendidikan nasional yang juga sebagai dasar konstitusional kurikulum 1947 adalah UUD 1945.2. Tujuan PendidikanTujuan pendidikan nasional pada tahun 1945 adalah pembentukan warga negar ayang sejati yang sanggup menyumbangkan tenaga dan pikiran untuk Negara dan bangsa Indonesia. Dari rumusan iu jelaslah bahwa tujuan pendidikan nasional saat itu diarahkan pada penanaman semangat patriotism dan kesadaran nasional.3. Isi dan Struktur Kurikulum SMPIsi kurikulum pada zaman ini terdiri dari 16 mata pelajaran, yaitu : Bahasa Indonesia, Bahasa Daerah, Bahasa Inggris, Berhitung, Ilmu Ukur, Ilmu Alam, Ilmu Hayat, Ilmu Bumi, Sejarah/Tatanegara (berpusat pada Negara Indonesia), Pengetahuan Dagang, Seni Suara, Menggambar, Pekerjaan Tangan, Pendidikan Jasmani, Budi Pekerti, Agama. Struktur kurikulum yang berlaku terdiri dari 3 tingkatan kelas, dan kelas tiga dibagi menjadi jurusan Bahasa dan Pengetahuan Sosial dan Jurusan Ilmu Pasti dan Pengetahuan Alam.4. Proses PembelajaranProses pembelajaran yang dilakukan saat itu lebih ditekankan pada pemahaman materi yang berpusat pada wilayah Indonesia. Prinsip-prinsip proses belajar yang mejadi acauan pada kurikulum ini, yaitu:a. Dapat meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esab. Dapat menimbulkan oerasaan cinta kepada alamc. Membangkitkan nasionalismed. Memupuk perasaan cinta dan hormat kepada ibu dan bapake. Membangkitkan perasaan cinta kepada Bangsa dan Kebudayaan Nasionalf. Menimbulkan kesadaran akan kewajiban dan peran serta warga Negara dalam memajukan Negarag. Menimbulkan kesadaran warga Negara untuk tunduk terhadap hokum yang berlakuh. Membangkitkan keyakinan dan kesadaran bahwa pada dasarnya manusia itu sama harganyai. Membangkitkan kesadaran bahwa Negara memerlukan warga Negara yang rajin bekerja.5. PenilaianPenilaian hasil belajar siswa dilakukan beberapa kali melalui ulangan harian, ulangan umum carurwulan, dan ujian penghabisan. Ulangan harian dan ulangan umum caturwulan dilakukan oleh guru dan dijadikan sebagai dasar untuk pemberian nilai dalam rapor dan penentuan kenaikan kelas. Bentuk soal yang digunakan adalah soal uraian (esai).Ujian penghabisan digunakan untuk menentukan kelulusan. Seorang siswa SMP akan dinyatakn lulus jika memperoleh nilai rata-rata 6 untuk semua mata pelajarn, diperkenankan maksimal ada nilai 5 sebanyak 4 mata pelajaran atau ekuivalennya. Tidak boleh ada nilai yang lebih kecil dari angka 4.

2. Kurikulum 1952Lahirnya kurikulum 1952 tidak terlepas dari sejarah kelahiran kurikulum 1947. Bahakan dapat dikatakan bahwa kurikulum 1952 adalahpembaruan dalam kurikulum 1947. Dikatakan demikian karena saat kurikulum 1947 berlaku belum ada undang-undang pendidiakn yang berlaku sebagai landaan operasionalnya. Hal itu terjadi sampai tahun 1949. Baru setelah tahun 1950 undang-undang pendidikan yang dikenal dengan undang-undang No.2 tahun 1950 dapat dirampungkan. Dengan kata lain, kurikulum 1952 merupakan kurikulum pertama yang memeliki landasan operasional.1) Landasan Yuridis Kurikulum 1952Landasan yuridis kurikulum 1952 tidak berbeda jauh dengan kurikulum 1947. Landasan idiil adalah Pancasila yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945, sedangkan lanasan konstitusionalnya adalah UUD 1945. Sementara Landasan operasiona kurikulum 1952 adalah UU no. 4 tahun 1950.2) Tujuan Pendidikan Dalam UU No. 4 Tahun 1950 ada beberapa rumusan tujua pendidikan. Pertama tujuan pendidiakn dalam skala nasional yan disebut tujuan pendidikan nasional. Kedua, tujuan pendidikan setiap jenjang yang mencakup tujuan pendidiakn sekolah rendah, tujuan pendidikan sekolah menengah, dan tujuan pendidikan tinggi.Tujuan pendidikan Nasional berdasarkan UU Nomor 4 Tahun 1950 BAB II pasal 3 adalah membentuk manusia yang susila dan cakap dan warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab tentang kesejahteraan masyarakat dan tanah air.3) Isi dan Struktur KurikulumSebagai wujud penyiapan tenaga terampil dan terdidik khusus pada kelas tiga diadakan penjurusan, yaitu dua jurusan, A bagi Bahasa dan Pengetahuan Sosial dan B untuk Ilmu Pasti dan Ilmu Pengatahuan Alam. Isi kurikulum 1952 jauh lebi rinci dibandingkan dengan kurikulum tahu 2947. Oleh karena itu kurikulum 2952 disebut Rencana Pelajaran Terurai 1952. Berikutu ini rincian isi kurikulumnya:I. Kelompok Bahasa Bahasa Indonesa Bahasa Inggris Bahasa DaerahII. Kelompok Ilmu Pasti Berhitung dan Aljabar Ilmu UkurIII. Kelompok Pengetahua Alam Ilmu alam/Kimia Ilmu HayatIV. Kelompok Pengetahuan Sosial Ilmu Bumi SejarahV. Kelompok Ekonomi Hitung Dagang Pengetahuan DagangVI. Kelompok Ekspresi Seni Suara Menggambar Pekerjaan Tangan/Kerajinan WanitaPendidiakan JasmaniBudi Pekerti 1)Agama 2)Pendidikan Budi Pekerti sebagai pendidiakn Moral sudah diangkat sebagai mata pelajaran di kurikulum 1952, namun masih menjadi mata pelajaran yang bersifat pilihan. 4) Proses PembelajaranDalam proses pembelajaran, guru berperan sebagai model yang menetapkan etika, moral, nilai-nilai, dan atuaran yang berlaku. Kedisiplinan, kerajinan, sopan-santun, dan jiwa nasionalsime ditanamkan melalui tingkah laku guru dan penegakan aturan sejolah yang tegas. Sayangnya proses belajar mengajar berpusat pada guru.5) PenilaianDilakukan melalui ulangan harian, ulangan umum caturwulan, dan ujian Negara. Ujian penghabisan yang kemudian diubah namanya menjadi Ujian Negara pada sekitar tahun 1958, digunakan untuk menentukan kelulusan. Seorang siswa SMP dapat dinyatakan lulus jika memiliki nilai maksimal 5 sebanayak 4 mapel.

3. Kurikulum 1968Sejak diterbitkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 kebijakan pendidikan nasional mengalami perubahan yang cukup besar. Hal ini memacu Menteri Muda Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan, yang saat itu dijabat oleh Prof. Dr. Priyono, megeluarkan instruksi menteri nomor 1 tahun 1959 tentang tindakan-tindakan jangka pendek dalam lingkungan kementrian PP dan K. Tindakan-tindakan itu selanjutnya disebut SAPTA USAHA TAMA yang berisi 7 butir, yaitua. Penertipan aparatur dan usaha-usaha kementiran PP dan K.b. Menggiatkan kesenian dan olahragac. Mengharuskan usaha halamand. Mengharuskan penabungane. Mewajibkan usaha-usaha koperasif. Mengadakan kelas masyarakatg. Membentuk regu kerja di kalangan SLA dan Universitas.Terbitnya SAPTA USAHA TAMA disusul dengan instruksi Menteri PP dan K nomor 1 tahun 1959 dengan system pendidikan yang terkenal dengan nama Pancawardana, yang berisi 5 butir, yaitua. Perkembanga cinta bangsa dan tanah air, moral nasional/internasional/keagamaanb. Perkembagan intelegensic. Perkembangan emosional-artistik atau rasa kehalusan dan rasa keindahan lahir dan batind. Perkembangan keprigelan (kerajinan tangan)e. Perkembangan jasmani.Oleh karen adanaya pemberintakan yan dilakukan oleh PKi melalui gerakan G 30 S PKI, kurikulum 1968 belum dapat bejalan secara menyeluruh. Hal ini mengakibtakan munculnya kurikulum peralihan memalui Penetapan Presiden no. 19 tahun 1965 tanggal 25 Agustus 1965, dengan kurikulum yang diberi nama kurikulum Gaya Baru. Dengan isinya adalah sebagai berikut:I. Kelompom Dasar Civics B. Indonesia Sejarah Kebangsaan Ilmu Bumi Indonesia Pend. Agama/Budipekerti Pend. Jasmani/KesehatanII. Kelompok Cipta B. Daerah B. Inggris Ilmu Aljabar Ilmu ukur Ilmu Alam Ilmu Hayat Ilmu Bumi Dunia Sejarah Dunia Ilmu AdminidtrasiIII. Kelompok Rasa/Karsa Menggambar Kesenian Prakarya Kesejahteraan KeluargaIV. KridaSetelah pemberontakan PKI berhasil diatasi, maka kurikulum 1968 mulai kembali diperbaharui dan digunakan. Kurikulum ini tercantum dalam UU nomor 4 tahun 1950 melalui ketetapan MPRS Nomor XXVII/MPRS/1966, Bab II pasal 3, yang melandasi dikeluarkannya kurikulum baru sesuai dengan yang disebutkan, yaitu Kurikulum 1968.1) Landasan YuridisLandasan idiil kurikul 1968 tidak mengalami perubahan dari tahun 1950, yaitu Pancasila, termasuk kurikulum 1968 ini. Sementara landasan konstitusionalnya adalah UUD 1945 dan Ketetapan MPRS Nomor XXVII/MPRS/1966.2) Tujuan Pendidikansesuai yang tercantum dalam Ketetapan MPRS Nomor XXVII/MPRS/1966 bahwa tujuan pendidikan nasional adalah membentu manusia Pancasila sejati berdasarkan ketentuan-ketentuan seperti yang dikehendaki oleh Pembukaan UUD 1945.Pemerintah melalui Ketetapan MPRS Nomor XXVII/MPRS/1966 pasal 4 menetapakan isi pendidikan yang mencakup tiga butir, yaitu Pendidikan harud:a. Mempertinggi mental, moral, budipekerti, dan memperkuat keyakinan agamab. Mempertinggi ecerdasan dan keterampilanc. Membina/mengembangkan fisik yang kuat dan sehat.3) Isi dan Struktur KurikulumIsi kurikulum 1968 tidak lagi melakukan deferensiasi pada kelas 3 sebagaimana yang terjdi pada kurikulum 1947 dan 1952. Berikut ini isi Kurikulum SMP 1968.I. Kelompok Pembinaan Jiwa Pancasila Pendidikan Agama Pendidikan Kewargaan dan Negara Bahasa Indonesia (1) OlahragaII. Kelompok Pembinaan Pengetahuan Dasar Bahasa Indonesia (2) Bahasa Daerah Bahasa Inggris Ilmu Aljabar Ilmu Ukur Ilmu Alam Ilmu Hayati Ilmu Bumi Sejarah MenggambarIII. Kelompo Pembinaan Khusus Administrasi Kesenian Prakarya PKKStruktur kurikulum SMP 1968 terdiri atas nama mata pelajaran, jumlah jam tiap mata pelajaran, dan sebaran mata pelajaran untuk setiap jenjang kelas.nhal yang cukup menarik dari kurikulum ini adalah tidak adanya perbedaan mata pelajaran baik untuk kelas 1, 2, dan 3, namun muatanbnya berbeda dan berkelanjutan.4) Proses PembelajaranMenurut Hasibuan (1978) ada beberapa prinsip dalam pelaksanan KBM yang sesuai dengan kurikulum 1968, yaitu:a. Semua pengetahuan dan kegiatan yang dilancarkan harus fungsional praktisb. Pengetahuan dan kegiatan harus dielaraskan denga taraf pemahaman dan perkembangan perseta didikc. Pendidik harus membangkitkan dan memupuk minat, perhatian dan kemampuan anak.d. Penyajian bahan pendidikan harus berbentuk jalinan teori dan praktike. Anak didik harus ditingkatkan pemahamannyaf. Pendidiakn harus berbentuk perpaduan anatar belajar dengan kegiatan gotong royongg. Dalam penyajian bahan pendidikan, haruslah dipupuk sikap bahwa Tuhan Yang Maha Esa adalah dasarnyah. Dalam penyajian bahan hendaknya digunakna metode pemecahan masalah atas dasar pemikiran yang ilmiah.5) PenilaianPenilaian hasil belajar dilakukan dua kali dalam satu semester. Untuk memberi nilai pada hasil belajar siswa, kurikulum 1968 menggunakan 3 prinsip, yaitu (1) Prinsip Keseluruhan, (2) Prinsip Kontinuitas, (3) Prinsip Objektivitas. Penilaian ini dilakukan dalam ulangan harian, ujian semester, dan ujian sekolah. Bentuk soal yang digunakan adalah esai (uraian) Kelebihan Kurikulum 1968: Pendidikan diarahkan pada kegiatan mempertinggi kecerdasan dan keterampilan, serta mengembangkan fisik yang sehat dan kuat. Kekurangan Kurikulum 1968: Hanya memuat mata pelajaran pokok saja, Muatan materi pelajaran bersifat teoritis, tidak mengaitkan dengan permasalahan faktual di lapangan.

C. Kurikulum Berorientasi Pencapaian Tujuan (1975-1994)1. Kurikulum 1975Kurikulum 1975 berlaku berdasarkan kepeutuan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 008-D/U/1975 tertanggal 17 Januari 1975 tentang Pembakuan Kurikulum Sekolah Menegah Umum Tingkat Pertama. Adapun latar belakang munculnya kurikulum 1975, yaitu setelah kurikulum 1968 berjalan selama kurang lebih 6 tahun, diangap perlu meninjau kembali kurikulum tersebut untuk disesuaikan dengan tuntutan perkemabangan dan perubahan zaman dan masyarakat. Program-program, kebijakan-kebijakan, dan fenomena yanh telah mempengaruhi dan melahirkan perubahan-perubahan tersebut antara lain:a. Selama Pelita I, yang dimulai pada tahun 1969, telah banyak timbul gagasan baru tentang pelaksanaan sistem pendidikan nasional.b. Adanya kebijaksanaan pemerintah di bidang pendidikan nasional yang digariskan dalam GBHN yang antara lain berbunyi : Mengejar ketinggalan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mempercepat lajunya pembangunan.c. Adanya hasil analisis dan penilaian pendidikan nasional oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaaan mendorong pemerintah untuk meninjau kebijaksanaan pendidikan nasional.d. Adanya inovasi dalam system belajar-mengajar yang dianggap lebih efisien dan efektif yang telah memasuki dunia pendidikan Indonesia.e. Keluhan masyarakat tentang mutu lulusan pendidikan untuk meninjau sistem yang kini sedang berlaku. f. Diperlukan peninjauan terhadap Kurikulum 1968 tersebut agar sesuai dengan tuntutan masyarakat yang sedang membangun. Pada saat itu pemerintah menganggap bahwa kenyataan-kenyataan, kebijakan baru, dan inovasi baru di bidang pendidikan belum dipertimbangkan pada saat mengembangkan kurikulum 1968. Oleh karena itu, disebutkan bahwa tema pengembangan kurikulum 1975 adalah menyelaraskan Kurikulum SMP/SMA dengan kebijakan baru di bidang pendidikan nasional, dan inovasi di bidang system belajar mengajar dalam rangka meningkatka mutu pendidiakn nasional, sesuai dnegan tuntutan asyarakat yang sedang membangun.1) Landasan PegembanaganDalam menyusun dan melakuka kurikulum 1975 digunakna beebrapa prinsip yang memungkinkan system pendidikan di sekolah benar-benar lebih efektif dan efisien. Prinsip-prinsip itu adalah Prinsip Efisiensi dan Efektivitas, Prinsip Kontinuitas, dan Prinsip Pendidikan Seumur Hidup.2) Tujuan PendidikanSesuai dengan GBHN, dasar pendidikan nasional adalah falsafah Negara Pancasila dan UUD 1945. Tujuan pendidikan nasional adalah membentuk manusia pembangunan yang ber-Pancasila dan untuk membentuk manusia Indonesia yang sehat Jasmani dan rohaninya, memiliki pengetahuan dan keterampilan, dapat mengembangkan kerativitas dan tanggung jawab, dapat menyuburkan sikap demokrasi dan penuh tengaang rasa, dapat mengembangkan kecerdasan yang tinggi dan disertai budi pekerti yang luhur, mencintai bagsanay dan sesama manusia sesuai dengan ketentuan yang termaktub dalam UUD 1945.3) Isi dan Struktur KurikulumKurikulum SMP 1975 tersusun program (1) pendidikan umum, (2) pendidikan akademik, (3) pendidikan keterampilan yang didalamnay memuat sejumlah bidang studi, yaitu:ProgramNoBidang Studi

Umum1Pendidikan Agama

2Pendidikan Moral Pancasila

3Olahraga dan Kesehatan

4Kesenian

Akademik5Bahasa Indonesia

6Bahasa Daerah *)

7Bahasa Inggris

8Ilmu Pemgetahuan Sosial

9Matematika

10Ilmu Pengetahuan Alam

Pendidikan Keterampilan11Pilihan Terikat

12Pilihan Bebas

Pendekatan pengajara yang digunakan dalam kurikulum 1975 adalah Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI) yang dikembagkan melalui Metode Satuan Pelajaran. Setiap guru harus dapat menyusun rencana pelajaran, baik dalam satuan besar seperti program semester, maupun satuan-satuan pelajaran terkecil menurut satuan konsep atau pokok bahasan yang dapat diselesaikan oleh siswa dalam waktu paling sedikit 2 jam pelajaran.4) Penilaian atau EvaluasiPenilaian dalam kurikulum 1975 dilakukan dalam ulangan harian, ualangan caturwulan, dan ujian sekolah. Ulangan harian dan caturwulan dilakukan olrh guru dan dijadikan dasar dalam pemberian niali dalam rapor dan kenaikan kelas, sedangkan ujian sekolah dikoordinasi dalam rayon untuk menentukan kelulusan. Bentuk soal yang digunakan adalah uraian dan pilihan ganda. Kelebihan Kurikulum 1968: Pendidikan diarahkan pada kegiatan mempertinggi kecerdasan dan keterampilan, serta mengembangkan fisik yang sehat dan kuat. Kekurangan Kurikulum 1968: Hanya memuat mata pelajaran pokok saja. Muatan materi pelajaran bersifat teoritis, tidak mengaitkan dengan permasalahan faktual di lapangan.

2. Kurikulum 1984Latar belakang perubahan Kurikulum 1975 ke kurikulum 1984, dantaranya adalah sebagai berikut:a. Terdapat beberapa unsur dalam GBHN 1983 yang belum tertampung ke dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah. b. Terdapat ketidakserasian antara materi kurikulum berbagai bidang studi dengan kemampuan anak didik. c. Terdapat kesenjangan antara program kurikulum dan pelaksanaannya di sekolah. d. Terlalu padatnya isi kurikulum yang harus diajarkan hampir di setiap jenjang. e. Pelaksanaan Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB) sebagai bidang pendidikan yang berdiri sendiri mulai dari tingkat kanak-kanak sampai sekolah menengah tingkat atas termasuk Pendidikan Luar Sekolah. f. Pengadaan program studi baru (seperti di SMA) untuk memenuhi kebutuhan perkembangan lapangan kerja. 1) Landasan PengembanganLandasan pengembangan kurikulum 1984 ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0209/U/1984 tanggal 2 Mei 1984 yang disempurnakan dengan Surat Keputusan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0486/U/1984 tanggal 26 Oktober 1984, Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0261a/U/1985 tanggal 29 Juni 1984.Pengembagan kurikulum 1984 berpedoma pada Pancasila dan UUD 1945, Relevansi, Pendekatan Pemgembangan, dan Pendidikan Seimur Hidup. Kurikulum 1984 dikembangkan dengan berlandasakan pada Pancasila dan UUD 1945 dengan mempertimbangkan baik tuntutan kebutuhan siswa secara perseorangan sesuai dengan minat, bakat, dan kemampuannya, serta kebutuhan lingkungan, dilakukan secara bertahap dan terus-menerus dan dengan memperhatikan pula prinsip pelaksaan pendidikan seumur hidup.2) Tujuan PendidikanTujuan pendidikan Sekolah Menengah Umum Tingkat Pertama mengacu pada tujuan pendidikan nasional seperti yang digariskan dalam GBHN 1983, yaitu meningktakan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan dan keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air, agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serat bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.3) Isi dan Struktur KurikulumLama pendidikan pada SMP adalah 3 tahun senilai dengan beban belajar 222 kredit. Program pendidikan pada kurikulum 1984 SMP terdiri atas Program Inti dan Program Pilihan. Program inti wajib diikuti oleh semua siswa dan mencakup kurang lebih 85% (186 kredit) dari keseluruhan program pendidikan, sedangkan program pilihan mencakup 15% (36 kredit) dan siswa wajib mengikuti paling sedikit satu cabang dari tiap-tiap mata pelajaran keterampilan, kesenian, Olahraga dengab beban belajar tidak kurang dari 12 kredit untuk setiap mata pelajaran.berikut struktu program kurikulum SMP 1984:

ProgramNoBidang Studi

Umum1Pendidikan Agama

2Pendidikan Moral Pancasila

3Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa

4Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

5Pendidikan Kesenian

Akademik6Bahasa Indonesia

7Bahasa Daerah *)

8Bahasa Inggris

9Ilmu Pemgetahuan Sosial

10Matematika

11Ilmu Pengetahuan Alama. Biologib. Fisika

Pendidikan Keterampilan12Pendidikan Keterampilan

4) Pendekatan Proses Belajar MengajarPendekatan Pembelajaran yang disesuaiakan dengab Kurikulum1984 adalah CBSA dan pendekatan keterampilan proses. CBSA (Cara Belajae Siswa Aktif) merupakan suatu system pengajaran yang lebih banyak mengiktusertakan dan melibatkan siswa untuk bertindak lebih aktif. Pendekatan keterampilan proses ialah keterampilan siswa untuk mengelolah perolehan hasil belajarnya yang didapat melalui proses belajar mengajar yang memberi kesempatan labih luas kepada siswa untk mengamati, menggolongkan, menafsirkan, meramalkan, menerapkan, merencanakan, meneliti, dan mengkomunikasikan.Dalam kurikulum 1984 dikenal konsep belajar tuntas sebagai wujud pelakanaan di kelas. Ketuntasan belajar adalah pencapaian taraf penggunaan minimal yang diterapkan bagi setiap unit bahan ajaran, baik secara perorangan maupun kelompok.5) PenilaianProses penilaian dilakukan secara berkesinambungan dan terus menerus guna meningkatkan proses belajar atau hasil belajar dan adanya keseimbangan anatar afektif, kognitif, dan keetrampilan. Penilaian dalam kurikulum 1984 dilakuakn dalam ulangan harian (formatif), ulangan tengah semester (subsumatif), ulangan akhir semester (sumatif) dan EBTA serat EBTANAS. Ulangan harian dan ulangan semester dilakukan oleh guru dan dujadikan dasarbagi pemberian nilai dalam rapor dan kenaikan kelas, sedangakan EBTA dilakukan oleh sekolah untuk mata pelajaran yang tidak di EBTANAS-kan, sedangkan EBTANAS dikoordinasi secara nasional oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan sebagai dasar penentunan kelulusan. Bentuk soal yang digunakna adalah soal uraian dan pilihan ganda. Bentuk soal uraian dapat dilaksanakan dalam ulangan harian, sedangakan bentuk soal pilihan ganda terutama digunakan dalam EBTANAS> untuk menentukan kelulusan digunakan rumus sebagai berikut: Na = Nilai akhir; P = Nilai rapor semester V; Q = Nilai rapor semester VI; R = nilai hasil EBTANAS; n = nilai koefisien (yang ditemtukan dalam rayon sekolah mulai sampai 3).Kelebihan kurikulum 1984 (CBSA): Pendekatan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif terlibat secara fisik, mental, intlektual dan emosional dengan harapan siswa memperoleh pengalaman belajar secara maksimal, baik dalam ranah kognitif, afektip, maupun psikomotor. Kekurangan Kurikulum 1984 (CBSA): Posisi siswa ditempatkan sebagai subjek belajar. Banyak sekolah kurang mampu menafsirkan CBSA, yang terlihat adalah suasana gaduh di ruang kelas lantaran siswa berdiskusi, di sana sini ada tempelan gambar, dan yang menyolok guru tak lagi mengajaar model berceramah.

4. Kurikulum 1994Latar belakang munculnya Kurikulum 1994 adalah adanya pandangan bahwa pada kurikulum sebelumnya, yakni kurikulum 1984, proses pembelajaran lebih ditekankan pada teori belajar mengajar yang kurang memperhatikan muatan (isi) pelajaran. Oleh karena itu, kurikulum 1994 memandang perlunya perhatian terhadap muatan pelajaran.kurikulum 1994 dibuat sebagai penyempurnaan kurikulum 1984 dan dilaksanaan sesuai UU No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Hal iini berdampak pada system pemabagian waktu pelajaran, yaitu dengan mengubah dari system semester menjadi caturwulan.1) Landasan PengembanganLandasan pengembangan Kurikulum 1994 adalah pandangan bahwa Pendidikan Nasional berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia yang berdasarkan pada Pancasila dan UUD 1945, yang mengamanatkan pemerintah agar berupaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengusahakan serta menyelenggarakan suatu system pengajaran nasional yang diatur UU. Sehubungan dengan itu, telah terbit UU Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang didalamnya menyakan bahwa pendidikan berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam upaya mewujudkan tujuan Nasional.2) Tujuan PendidikanTujuan Pendidikan Nasional sesuai dengan kurikulum 1994 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memeiliki pengatahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawa kemasyarakatan.3) Isi dan Struktu KurikulumIsi kurikulum tingkat dasar (SD dan SMP) pada kurikulum 1994, yaitu:

NoBidang Studi

1Pendidikan Pancasila dan Kewarganegraan

2Pendidikan Agama

3Bahasa Indonesia

4Matematika

5Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

6Ilmu Pemgetahuan Sosial (IPS)

7Kerajian Tangan dan Kesenian

8Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

9Bahasa Inggris

10Muatan Lokal (sejumlah mata pelajaran

Mata pelajaran adalah satu atau sekumplan bahan kajian dan bahan pelajaran yang memperkenalkan konsep, pokok bahasan, tema, nilai yang dihimpun dalam satu kesatuan disiplin pengetahuan. Pendidikan dasar merupakan pendidika Sembilan tahun yang terdiri atas program pendidikan 6 tahun di tingkat SD dan 3 tahun di tingkat SMP. Susunan program terdiri dari program kurikuler dan Ekstrakurikuler.4) Pelaksanaan KurikulumKegiatan belajar mengajar menurut kurikulum 1994 dilaksanakan dengan system klasikal yang mengelompokkan siswa dengan usia dan kemampuan rata-rata. Siswa menerima pelajaran dari seorang guru dalam mata pelararan yang sama dan dalam tempat dan waktu yang sama. Selain itu, kegiatan belajar mengajar tambahan dapat diberikan kepada siswa baik berupa kegiatan perbaikan atau pengayaan.5) PenilaianPenilaian hasil belajar pada akhir catur wulan atau akhir tahun direncanakan oleh Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dan dilaksanakan oleh sekolah yang bersangkutan. Hasil penilaian pada akhir catur wulan ketika kelas III SMP dapat dijadikan sebagai salah satu bahan pertimbangan untukmemasuki pendidikan menengah. Penilaian dalam kurikulum 1994 dilakukan dalam ulangan harian, ujian semester, dan EBTA serat EBTANAS. Untuk menentukan kelulusan digunkan rumus: Na = Nilai akhir; P = Nilai rapor catur wulan 7; Q = Nilai rapor catur wulN 8; R = nilai hasil EBTANAS; n = nilai koefisien (yang ditemtukan dalam rayon sekolah mulai sampai 3).Kelebihan Kurikulum 1994: Penggunaan strategi yang melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik, dan social. Pengajaran dari hal yang konkret ke hal yang abstrak, dari hal yang mudah ke hal yang sulit, dari hal yang sederhana ke hal yang kompleks.Kekurangan Kurikulum 1994 Aspek yang di kedepankan dalam kurikulum 1994 terlalu padat. Konsep pengajaran satu arah, dari guru ke murid. Beban belajar siswa terlalu berat karena banyaknya mata pelajaran dan banyaknya materi/ substansi setiap mata pelajaran. Materi pelajaran yang dianggap terlalu sukar karena kurang relevan dengan tingkat perkembangan berpikir siswa, dan kurang bermakna karena kurang terkait dengan aplikasi kehidupan sehari-hari. Pengulangan-pengulangan materi yang dianggap sulit perlu dilakukan untuk pemantapan pemahaman.

D. Kurikulum Berbasis Kompetensi dan KTSP (2004-2006)1. Kurikulum 2004 (Kurikulum Berbasis Kompenetsi / KBK)Kurikulum 2004 lebih populer dengan sebutan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi). Lahir sebagai respon dari tuntutan reformasi diantaranya UU No 2 1999 tentang pemerintahan daerah, UU No 25 tahun 2000 tentang kewenangan pemerintah dan kewenangan propinsi sebagai daerah otonom, dam Tap MPR No IV/MPR/1999 tentang arah kebijakan.j pendidikan nasional.KBK tidak lagi mempersoalkan proses belajar, proses pembelajaran dipandang merupakan wilayah otoritas guru, yang terpenting pada tingkatan tertentu peserta didik mencapai kompetensi yang diharapkan. Kompetensi mengandung beberapa aspek, yaitu knowledge, understanding, skill, value, attitude, dan interest. Dengan mengembangkan aspek-aspek ini diharapkan siswa memahami, mengusai, dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari materi-materi yang telah dipelajarinya.Adapun kompentensi sendiri diklasifikasikan menjadi: kompetensi lulusan (dimilik setelah lulus), kompetensi standar (dimiliki setelah mempelajari satu mata pelajaran), kompetensi dasar (dimiliki setelah menyelesaikan satu topik/konsep), kompetensi akademik (pengetahuan dan keterampilan dalam menyelesaikan persoalan), kompetensi okupasional (kesiapan dan kemampuan beradaptasi dengan dunia kerja), kompetensi kultural (adaptasi terhadap lingkungan dan budaya masyarakat Indonesia), dan kompetensi temporal (memanfaatkan kemampuan dasar yang dimiliki siswa Secara umum kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Sedangkan Kurkikulum Berbasis Kompetensi (KBK) merupakan perangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai pebelajar, penilaian, kegiatan belajar mengajar, dan pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam pengembangan kurikulum sekolah (Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas, 2002:3). Kerangka dasar KBK dapat digambarka sebagai berikut:

1) Kompetensi UtamaAnderson dan Krathwhol (2001:ii), Kompetensi Utama dapat dikelompok menjadi 4 (empat) gugus, yaitu:a. factual knowledge, menyangkut pengetahuan tentang fitur-fitur dasar pebelajar dalam disiplin keilmuan dan dapat digunakan dalam memecahkan masalah. Jenis kompetensi ini, yaitu: pengetahuan tentang terminologi, dan pengetahuan tentang detil spesifik (specific details) serta fiturfitur dasar (basic elements).b. conceptual knowledge, meliputi kompetensi yang menunjukkan pemahaman tata hubungan antar fitur dasar dalam suatu struktur yang lebih luas dan yang memungkinkan berfungsinya fitur-fitur tersebut. Termasuk ke dalam kompetensi ini adalah, pengetahuan tentang klasifikasi dan kategori, pengetahuan tentang prinsi-prinsip kerja dan generalisasinya, serta pengetahuan tentang teori, model, paradigma dan struktur dasar. c. procedural knowledge, meliputi pengetahuan dan pemahaman bagaimana melakukan sesuatu (technical know how), metode inkuiri, dan kriteria dalam menggunakan keterampilan, algotima, teknik, dan metode. Termasuk dalam kompetensi ini, yaitu pengetahuan tentang keterampilan khusus (subject-specific skills) dan perhitungan-perhitungan (algorithm), pengetahuan tentang teknik dan metode khusus (subject-specific techniques and methods), serta pengetahuan tentang kriteria penggunaan sebuah prosedur yang tepat. d. metacognitive knowledge. merupakan kompetensi yang menyangkut tentang pengetahuan terhadap kognisi secara umum dan kesadaran serta memahami kognisi diri sendiri. Kompetensi ini meliputi 3 hal, yaitu: pengetahuan strategis, pengetahuan tentang tugas-tugas kognitif, termasuk pengetahuan tentang kontekstualitas dan kondisi khusus, dan pengetahuan tentang diri sendiri. Ke-empat gugus kompetensi utama tersebut perlu dijembatani dengan lima unsur pokok yang diamanatkan dalam Kepmen 045/U/2002, yaitu: Pengembangan kepribadian (MK), pengembangan keahlian dan keterampilan (MKK), pengemabngan keahlian berkarya (MKB), pengembangan perilaku berkarya (PPB), dan pengembangan berkehidupan bermasyarakat (PBB). 2) Keunggulan KBKBeberapa keunggulan KBK dibandingkan kurikulum 1994, yaitu:a) KBK yang dikedepankan Penguasaan materi Hasil dan kompetenasi Paradigma pembelajaran versi UNESCO: learning to know,learning to do, learning to live together, dan learning to be. b) Silabus ditentukan secara seragam, peran serta guru dan siswa dalam proses pembelajaran, silabus menjadi kewenagan guru. c) Jumlah jam pelajaran 40 jam per minggu 32 jam perminggu, tetapi jumlah mata pelajaran belum bisa dikurangi. d) Metode pembelajaran Keterampilan proses dengan melahirkan metode pembelajaran PAKEM dan CTL, e) Sistem penilaian Lebih menitik beratkan pada aspek kognitif, penilaian memadukan keseimbangan kognitif, psikomotorik, dan afektif, dengan penekanan penilaian berbasis kelas. f) KBK memiliki empat komponen, yaitu kurikulum dan hasil belajar (KHB), penilaian berbasis kelas (PBK), kegiatan belajar mengajar (KBM), dan pengelolaan kurikulum berbasis sekolah (PKBS). Kelebihan Kurikulum 2004: Dalam pembelajaran adanya komunikasi dua arah antara guru dan siswa. Pembelajaran berpusat pada siswa. Penggunaan pendekatan dan metode yang bervariasi. Sumber belajar yang bervariasi. Kekurangan Kurikulum 2004: Kurangnya sumber manusia yang potensial dalam menjabarkan KBK dengan kata lain masih rendahnya kualitas sorang guru, karena dalam KBK seorang guru dituntut untuk lebih kreatif dalam menjalankan pendidikan.

2. Kurikulum 2006 (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan/KTSP)Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah sebuah kurikulum operasional pendidikan yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan di Indonesia. KTSP secara yuridis diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Penyusunan KTSP oleh sekolah dimulai tahun ajaran 2007/2008 dengan mengacu pada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk pendidikan dasar dan menengah sebagaimana yang diterbitkan melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional masing-masing Nomor 22 Tahun 2006 dan Nomor 23 Tahun 2006, serta Panduan Pengembangan KTSP yang dikeluarkan oleh BSNP. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. Pelaksanaan KTSP mengacu pada Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan SI dan SKL. Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam persyaratan kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar isi merupakan pedoman untuk pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang memuat:a. Kerangka dasar dan struktur kurikulum, b. Beban belajar, c. Kurikulum tingkat satuan pendidikan yang dikembangkan di tingkat satuan pendidikan, dand. Kalender pendidikan. SKL digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. SKL meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran. Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati. Pemberlakuan KTSP, sebagaimana yang ditetapkan dalam peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan SI dan SKL, ditetapkan oleh kepala sekolah setelah memperhatikan pertimbangan dari komite sekolah. Dengan kata lain, pemberlakuan KTSP sepenuhnya diserahkan kepada sekolah, dalam arti tidak ada intervensi dari Dinas Pendidikan atau Departemen Pendidikan Nasional. Dengan demikian diharapkan KTSP yang disusun akan sesuai dengan aspirasi masyarakat, situasi dan kondisi lingkungan dan kebutuhan masyarakat. Penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah berpedoman pada panduan yang disusun oleh BSNP dimana panduan tersebut berisi sekurang-kurangnya model-model kurikulum tingkat satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tersebut dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah/ karakteristik daerah, sosial budaya masyarakat setempat, dan peserta didik.1. Tujuan KTSP Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan sumberdaya yang tersedia. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama. Meningkatkan kompetisi yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas pendidikan yang akan dicapai.KTSP perlu diterapkan pada satuan pendidikan berkaitan dengan tujuh hal berikut: a) Sekolah lebih mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman bagi dirinya. b) Sekolah lebih mengetahui kebutuhan lembaganya, khususnya input pendidikan yang akan dikembangkan. c) Pengambilan keputusan lebih baik dilakukan oleh sekolah karena sekolah sendiri yang paling tahu yang terbaik bagi sekolah tersebut.d) Keterlibatan warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum dapat menciptakan transparansi dan demokrasi yang sehat. e) Sekolah dapat bertanggung jawab tentang mutu pendidikannya masing-masing. f) Sekolah dapat melakukan persaingan yang sehat dengan sekolah-sekolah lain dalam meningkatkan mutu pendidikan. g) Sekolah dapat merespon aspirasi masyarakatdan lingkungan yang berubah secara cepat serta mengakomodasikannya dengan KTSP.2. Prinsip-Prinsip Pengembangan KTSPAdapun prinsip-prinsip pengembangan KTSP menurut Permendiknas nomor 22 tahun 2006 sebagaimana dikutip dari Mulyasa (2006: 151-153) adalah sebagai berikut.a) Berpusat pada potensi, perkembangan, serta kebutuhan peserta didik dan lingkungannya.b) Beragam dan terpadu. c) Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.d) Relevan dengan kebutuhan.e) Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan relevansi pendidikan tersebut dengan kebutuhan hidup dan dunia kerja.f) Menyeluruh dan berkesinambungan. g) Belajar sepanjang hayat, h) Seimbang antara kepentingan global, nasional, dan lokal. 3. Komponen KTSP Secara garis besar, KTSP memiliki enam komponen penting sebagai berikut. b) Visi dan misi satuan pendidikan Visi merupakan suatu pandangan atau wawasan yang merupakan representasi dari apa yang diyakini dan diharapkan dalam suatu organisasi dalam hal ini sekolah pada masa yang akan datang. c) Tujuan pendidikan satuan pendidikan Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan untuk pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. d) Kalender pendidikan Kalender pendidikan untuk pengembang kurikulum jam belajar efektif untuk pembentukan kompetensi peserta didik, dan menyesuaikan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dimiliki peserta didik. e) Struktur muatan KTSP Struktur muatan KTSP terdiri atas. Mata pelajaran Muatan lokal Kegiatan pengembangan diri Pengaturan beban belajar Kenaikan kelas, penjurusan, dan kelulusan Pendidikan kecakapan hidup Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global. f) SilabusSilabus merupakan rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran dengan tema tertentu, yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan.g) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai satu atau lebih kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam Silabus. Kelebihan KTSP: Dalam pembelajaran adanya komunikasi dua arah antara guru dan siswa. Pembelajaran berpusat pada siswa. Penggunaan pendekatan dan metode yang bervariasi. b Sumber belajar yang bervariasi. seorang guru benar-benar digerakkan menjadi manusia yang professional yang menuntut kekereatifitasan. Kekurangan KTSP: Minimnya sosialisasi dan kesiapan sarana dan prasarana pendukung pendidikan dan terutama sekali kesiapan guru dan sekolah untuk menyusun dan mengembangkan kurikulum sendiri.

E. Kurikulum 2013Kurikulum merupakan salah satu unsur yang memberikan kontribusi untuk mewujudkan proses berkembangnya kualitas potensi peserta didik tersebut. Kurikulum 2013 dikembangkan berbasis pada kompetensi sangat diperlukan sebagai instrumen untuk mengarahkan peserta didik menjadi: (1) manusia berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah; (2) manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri; dan (3) warga negara yang demokratis, bertanggung jawab. Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006 yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu.Makna manusia yang berkualitas, menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang dirancang baik dalam bentuk dokumen, proses, maupun penilaian didasarkan pada pencapaian tujuan, konten dan bahan pelajaran serta penyelenggaraan pembelajaran yang didasarkan pada Standar Kompetensi Lulusan.Konten pendidikan dalam SKL dikembangkan dalam bentuk kurikulum satuan pendidikan dan jenjang pendidikan sebagai suatu rencana tertulis (dokumen) dan kurikulum sebagai proses (implementasi). Dalam dimensi sebagai rencana tertulis, kurikulum harus mengembangkan SKL menjadi konten kurikulum yang berasal dari prestasi bangsa di masa lalu, kehidupan bangsa masa kini, dan kehidupan bangsa di masa mendatang.Kurikulum 2013 bertujuan untuk mengarahkan peserta didik menjadi: Manusia berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah; Manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri; Warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Pengembangan dan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi merupakan salah satu strategi pembangunan pendidikan nasional sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.Kurikulum ini menekankan tentang pemahaman tentang apa yang dialami peserta didik akan menjadi hasil belajar pada dirinya dan menjadi hasil kurikulum. Oleh karena itu proses pembelajaran harus memberikan kesempatan yang luas kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya menjadi hasil belajar yang sama atau lebih tinggi dari yang dinyatakan dalam Standar Kompetensi Lulusan.1. Karakteristik Kurikulum 2013Kompetensi untuk Kurikulum 2013 dirancang berikut ini.1) Isi atau konten kurikulum yaitu kompetensi dinyatakan dalam bentuk Kompetensi Inti (KI) kelas dan dirinci lebih lanjut dalam Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran.2) Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan (kognitif dan psikomotor) yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran. Kompetensi Inti adalah kualitas yang harus dimiliki seorang peserta didik untuk setiap kelas melalui pembelajaran KD yang diorganisasikan dalam proses pembelajaran siswa aktif.3) Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang dipelajari peserta didik untuk suatu tema untuk SD/MI, dan untuk mata pelajaran di kelas tertentu untuk SMP/MTS, SMA/MA, SMK/MAK.4) Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar di jenjang pendidikan menengah diutamakan pada ranah sikap sedangkan pada jenjang pendidikan menengah pada kemampuan intelektual (kemampuan kognitif tinggi).5) Kompetensi Inti menjadi unsur organisatoris (organizing elements) Kompetensi Dasar yaitu semua KD dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi dalam Kompetensi Inti.6) Kompetensi Dasar yang dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antarmata pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).7) Silabus dikembangkan sebagai rancangan belajar untuk satu tema (SD/MI) atau satu kelas dan satu mata pelajaran (SMP/MTS, SMA/MA, SMK/MAK). Dalam silabus tercantum seluruh KD untuk tema atau mata pelajaran di kelas tersebut.8) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dikembangkan dari setiap KD yang untuk mata pelajaran dan kelas tersebut. 2. Prinsip Pengembangan Kurikulum 2013Pengembangan kurikulum didasarkan pada prinsip-prinsip berikut ini.1) Kurikulum bukan hanya merupakan sekumpulan daftar mata pelajaran karena mata pelajaran hanya merupakan sumber materi pembelajaran untuk mencapai kompetensi. 2) Kurikulum didasarkan pada standar kompetensi lulusan yang ditetapkan untuk satu satuan pendidikan, jenjang pendidikan, dan program pendidikan. Sesuai dengan kebijakan pemerintah mengenai Wajib Belajar 12 Tahun maka Standar Kompetensi Lulusan yang menjadi dasar pengembangan kurikulum adalah kemampuan yang harus dimiliki peserta didik setelah mengikuti proses pendidikan selama 12 tahun. 3) Kurikulum didasarkan pada model kurikulum berbasis kompetensi. Model kurikulum berbasis kompetensi ditandai oleh pengembangan kompetensi berupa sikap, pengetahuan, keterampilan berpikir, dan keterampilan psikomotorik yang dikemas dalam berbagai mata pelajaran.4) Kurikulum didasarkan atas prinsip bahwa setiap sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang dirumuskan dalam kurikulum berbentuk Kompetensi Dasar dapat dipelajari dan dikuasai setiap peserta didik (mastery learning) sesuai dengan kaidah kurikulum berbasis kompetensi. 5) Kurikulum dikembangkan dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan perbedaan dalam kemampuan dan minat.6) Kurikulum berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik berada pada posisi sentral dan aktif dalam belajar. 7) Kurikulum harus tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, budaya, teknologi, dan seni.8) Kurikulum harus relevan dengan kebutuhan kehidupan.9) Kurikulum harus diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.10) Kurikulum didasarkan kepada kepentingan nasional dan kepentingan daerah.11) Penilaian hasil belajar ditujukan untuk mengetahui dan memperbaiki pencapaian kompetensi. Instrumen penilaian hasil belajar adalah alat untuk mengetahui kekurangan yang dimiliki setiap peserta didik atau sekelompok peserta didik. Kekurangan tersebut harus segera diikuti dengan proses memperbaiki kekurangan dalam aspek hasil belajar yang dimiliki seorang atau sekelompok peserta didik.3. Standar Kompetensi LulusanStandar Kompetensi Lulusan merupakan salah satu dari 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan sebagaimana yang ditetapkan dalam Pasal 35 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan, yang akan menjadi acuan bagi pengembangan kurikulum dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional.Standar Kompetensi Lulusan merupakan salah satu dari 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan sebagaimana yang ditetapkan dalam Pasal 35 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan, yang akan menjadi acuan bagi pengembangan kurikulum dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional.DOMAINElemenSDSMPSMA-SMK

SIKAPProsesMenerima + Menjalankan + Menghargai + Menghayati + Mengamalkan

Individuberiman, berakhlak mulia (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun), rasa ingin tahu, estetika, percaya diri, motivasi internal

Sosialtoleransi, gotong royong, kerjasama, dan musyawarah

Alampola hidup sehat, ramah lingkungan, patriotik, dan cinta perdamaian

PENGETAHUANProsesMengetahui + Memahami + Menerapkan + Menganalisis + Mengevaluasi

Objekilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya

Subyekmanusia, bangsa, negara, tanah air, dan dunia

KETERAMPILANProsesMengamati + Menanya + Mencoba + Mengolah + Menyaji + Menalar + Mencipta

Abstrakmembaca, menulis, menghitung, menggambar, mengarang

Konkretmenggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, membuat, mencipta

BAB IIIPENUTUP1. Kesimpulan Perjalanan pendidikan dan kurikulumnya sepanjang sejarah bangsa Indonesia merdeka, menunjukkan praktek pendidikan tidak pernah lepas dari metode uji coba kebijaksanaan di bidang pendidikan. Begitu mudah berubah. Kurikulum pendidikan yang seharusnya tidak gampang diubah, sebelum ada pengkajian dan riset yang mendalam, telah menyebabkan sekor pendidikan di tanah air belum mampu mengatasi ketertinggalan bangsa ini dalam mengikuti kompetisi regional dan global. Dampak berikutnya, banyak kebijakan yang dilakukan sebagai kebijakan yang bersifat instant dan tidak didasari atas pertimbangan pedagogis edukatif. Ke depan yang perlu dilakukan bukan mengkutak-katik kurikulum yang sudah ada, melainkan kita harus memusatkan perhatian yang serius pada pembenahan infrastruktur persekolahan yang banyak mengalami kerusakan, seperti gedung-gedung, sekolah yang telah runtuh dimakan usia. Selain itu perhatian serius juga harus dipusatkan pada peningkatan kesejahteraan tenaga guru dan dosen, pemberian akses kesempatan belajar yang seluas-luasnya bagi anak-anak didik sebagai garda terdepan bangsa dalam memajukan pendidikan nasional.Catatan sejarah tentang pelapukan terhadap praktik pendidikan dan kurikulumnya, harus segera diperbaiki kembali dengan memfokuskan perhatian pada isi, visi, misi dan orientasi pendidikan yang berlandaskan pada pendidikan untuk semua rakyat Indonesia tanpa terkecuali. Saatnyalah pemerintah menjadikan pilar pendidikan sebagai prioritas utama pembangunan nasional bangsa ke depan. Saya khawatir sepuluh tahun yang akan dating bangsa kita akan menjadi bangsa buruh atau kuli di negerinya sendiri. Sekarang saja kita jauh tertinggal dengan Negara-negara sesama anggota ASEAN lainnya. Kalau tidak segera pendidikan di tanah air dijadikan prioritas utama pembangunan, sebenarnya secara kultural, bangsa ini sudah menggali liang lahatnya sendiri. Semoga hal ini tidak terjadi dan menjadi mimpi buruk bagi bangsa kita.