seminar intoleransi aktiviytasssssssssssssssss.docx

Upload: wideyatma

Post on 10-Feb-2018

235 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 seminar intoleransi aktiviytasssssssssssssssss.docx

    1/36

    1

    BAB I

    A.PENDAHULUAN1.

    Latar Belakang

    Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

    dikutip Junaidi (2011) adalah suatu sindrom klinis dengan gejala berupa

    gangguan fungsi otak secara fokal maupun global, yang dapat menimbulkan

    kematian atau kecacatan yang menetap lebih dari 24 jam, tanpa penyebab lain

    kecuali gangguan vaskular. Menurut Junaidi (2011) stroke merupakan penyakit

    gangguan fungsional otak akut fokal maupun global akibat terhambatnya aliran

    darah ke otak karena perdarahan (stroke hemoragik) ataupun sumbatan (stroke

    iskemik) dengan gejala dan tanda sesuai bagian otak yang terkena, yang dapat

    sembuh sempurna, sembuh dengan cacat, atau kematian. Stroke iskemik

    merupakan suatu penyakit yang diawali dengan terjadinya serangkaian perubahan

    dalam otak yang terserang yang apabila tidak ditangani dengan segera berakhir

    dengan kematian otak tersebut. Sedangkanstroke hemoragik merupakan penyakit

    gangguan fungsional otak akut fokal maupun global akibat terhambatnya aliran

    darah ke otak yang disebabkan oleh perdarahan suatu arteri serebralis. Darah

    yang keluar dari pembuluh darah dapat masuk ke dalam jaringan otak, sehingga

    terjadi hematom.

    Menurut World Health Organization (WHO) (2004) seperti yang dikutip

    pada laporan The Global Burden Disease, di dunia untuk semua kelompok umur

    stroke iskemik dan penyakit jantung merupakan penyebab kematian utama.

    Dengan penderita stroke iskemik yang meninggal di dunia adalah 7,2 juta jiwa

    (12,2 %), dan penyakit jantung 5,7 juta jiwa (9,7%). Insidens rate penyakit stroke

    iskemik untuk serangan pertama adalah 9 juta jiwa. Menurut peneliti dari Centers

    for Disease Control and Prevention (CDC),strokebanyak ditemukan di kalangan

    remaja dan orang muda dewasa.

    Di Indonesia, diperkirakan setiap tahun terjadi 500.000 penduduk terkena

    serangan stroke, sekitar 2,5 % atau 125.000 orang meninggal, dan sisanya cacat

    ringan maupun berat. Secara umum, dapat dikatakan angka kejadianstroke adalah

  • 7/22/2019 seminar intoleransi aktiviytasssssssssssssssss.docx

    2/36

    2

    200 per 100.000 penduduk. Dalam satu tahun, di antara 100.000 penduduk, maka

    200 orang akan menderita stroke. Kejadian stroke iskemik sekitar 80% dari

    seluruh total kasus stroke, sedangkan kejadian stroke hemoragik hanya sekitar

    20% dari seluruh total kasusstroke (Yayasan Stroke Indonesia, 2012).

    Pasien stroke biasanya mengalami peningkatan metabolik dan mengalami

    kelemahan sekunder sehingga untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan berkurang

    yang mengakibatkan terjadinya kelemahan atau penurunan kemampuan untuk

    beraktivitas. Di Pronvinsi Bali, diperkirakan pada tahun 2013, tepatnya di Rumah

    Sakit Umum Bangli ruang Mawar, terdapat beberapa pasien yang mengalami

    gangguan intoleransi aktivitas, yakni jumlah pasien yang dirawat ada 201 orang,

    pasien yang meninggal sekitar 9 orang.

    2. Tujuan PenulisanAdapun tujuan dari makalah yang kami buat adalah:

    a. Tujuan UmumMahasiswa mampu menerapkan dan melaksanakan asuhan

    keperawatan pada pasien dengan intoleransi aktivitas secara komprehensif.

    b. Tujuan KhususMahasiswa mampu menjelaskan konsep tentang intoleransi aktivitas

    seperti: definisi, etiologi (factor resiko, predisposisi, presipitasi), proses

    terjadinya,komplikasi, pemeriksaan penunjang yang di perlukan,

    penatalaksanaan keperawatan, penatalaksanaan medis, serta asuhan

    keperawatan teoritisnya. Mahasiswa mampu menerapkan asuhan

    keperawatan pada pasien dengan intoleransi aktivitas yang meliputi:

    1) Mahasiswa mampu melakukan pengkajian keperawatan pada pasiendengan intoleransi aktivitas.

    2) Mahasiswa mampu menentukan rencana tindakan keperawatan padapasien dengan intoleransi aktivitas.

    3) Mahasiswa mampu melaksanakan implementasi keperawatan padapasien dengan intoleransi aktivitas.

  • 7/22/2019 seminar intoleransi aktiviytasssssssssssssssss.docx

    3/36

    3

    4) Mahasiswa mampu melakukan evaluasi atau catatan perkembanganpada pasien dengan intoleransi aktivitas.

    3.

    Metode PenulisanLaporan kasus ini ditulis dengan deskriptif dengan melakukan teknik

    observasi, wawancara, pemeriksaan fisik, dan dokumentasi (rekam medis).

    4. Sistematika PenulisanUntuk memudahkan pengertian dan pemahaman terhadap isi dan maksud

    dari makalah ini maka penulis secara sistematis membuatnya menjadi beberapa

    bab diantaranya, sebagai berikut : Bab I Terdiri dari latar belakang, tujuan

    penulisan, metode penulisan, sistematika penulisan. Bab II Membahas tentang

    tinjauan teoritis kebutuhan dasar manusia (KDM) dengan intoleransi aktivitas

    yang isinya membahas tentang definisi, etiologi (factor resiko, predisposisi,

    presipitasi), proses terjadinya, komplikasi, pemeriksaan penunjang yang di

    perlukan, penatalaksanaan keperawatan, penatalaksanaan medis, serta asuhan

    keperawatan teoritisnya. Serta membahas tentang tinjauan teori asuhan

    keperawatan terkait gangguan pemenuhan kebutuhan dasar manusia yang isinya

    membahas tentang pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi

    keperawatan. Bab III membahas tentang tinjauan kasus yang terdiri dari

    pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi keperawatan. Bab IV

    membahas tentang kesenjangan yang di dapatkan antara teori dengan tinjauan

    kasus mulai dari pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Bab V ini

    membahas tentang kesimpulan dan saran yang menunjang dari isi yang diangkat

    yaitu intoleransi aktivitas.

  • 7/22/2019 seminar intoleransi aktiviytasssssssssssssssss.docx

    4/36

    4

    BAB II

    TINJAUAN TEORITIS KDM

    INTOLERANSI AKTIVITAS

    A.Tinjauan Teori Terkait Intoleransi Aktivitas1. Pengertian

    Intoleransi aktivitas merupakan penurunan kapasitas fisiologis seseorang

    untuk melakukan penurunan kapasitas fisiologis seseorang untuk melakukan

    aktivitas sampai tingkat yang di inginkan atau di perlukan (Lynda juall, 2009).

    Intoleransi aktivitas merupakan kondisi dimana seseorang mengalami

    penurunan energy fisiologis dan psikologis untuk melakukan aktivitas sehari-hari

    (Tarwoto, 2010).

    Intoleransi aktivitas merupakan kondisi di mana seseorang mengalami

    ketidak cukupan energi fisiologis atau psikologis untuk melanjutkan atau

    menyelesaikan aktivitas sehari-hari yang ingin atau harus dilakukan(Nanda,1982).

    2. Etiologi

    a. Factor Resiko1) Pernafasan

    Dispnea, peningkatan frekuensi nafas yang berlebihan , sesak

    nafas,penurunan frekuensi nafas.

    2) NadiLemah, meningkat yang berlebihan, perubahan irama, gagal kembali,

    ketingkat praaktivitas setelah 3 menit.

    3) Tekanan DarahTidak meningkat bersama aktivitas, peningkatan diastole lebih dari 15

    mmHg

  • 7/22/2019 seminar intoleransi aktiviytasssssssssssssssss.docx

    5/36

    5

    4) Kelemahan5) Keletihan6) Pucat atau sianosis7) Vertigo

    b. Faktor Predisposisi1) Kelemahan umum2) Badrest yang lama/ imobilisasi3) Motivasi yang kurang4) Pembatasan pergerakan akibat pembedahan5) Nyeri6) Kelelahan7) Terpasang alat medis seperti infus, oksigen, kateter, selang drain.

    c. Factor presipitasi1) Tirah baring dan imobilisasi

    3. Proses TerjadinyaUntuk melakukan suatu pergerakan ataupun aktivitas membutuhkan sejumlah

    energy. Pembentukan energy dilakukan di sel, tepatnya di mitrokondria melalui

    proses tertentu. Untuk pembentukan energy tubuh, memerlukan nutrisi dan oksigen.

    Pada kondisi tertentu, dimana suplay nutrisi dan O2 tidak sampai ke sel,

    menyebabkan tubuh akhirnya tidak dapat memproduksi energy yang bvanyak

    sehingga respon tubuh berubah menjadi intoleransi aktivitas.

    4. KomplikasiApabila intoleransi aktivitas tidak diatasi maka akan dapat menimbulkan komplikasi,

    yaitu :

    a. Iritasi pada kulit yang harus tertekan selama badrestb. Atrofi ototc. Paralisis atau kelemahand. Kekakuan dan sakit sendie. Penurunan gerak pernafasanf. Postural hipotensi

  • 7/22/2019 seminar intoleransi aktiviytasssssssssssssssss.docx

    6/36

    6

    5. Pemeriksaan Penunjanga. CT scan : memperlihatkan adanya edema, hematoma, iskemia, infrak

    b. Rontgen : menentukan lokasi, luas daerah yang mengalami kerusakan.c. Kreatinin : trauma otot meningkatkan beban kreatinin bagi klien ginjal.d. Hitung darah lengkap

    6. Penatalaksanaan Keperawatana. Pengaturan posisi tubuh sesuai kebutuhan pasien

    b. Latihan ROM aktif dan pasifc. Membantu melakukan aktivitas sehari-hari secara bertahap untuk melatih

    kekuatan otot dan ketahanan serta kemampuan sendi agar mudah bergerak

    7. Penatalaksanaan Medisa. Pemberian cairan infuse

    b. Pemberian obat relaksasi otot, antispasmodic, sesuai indikasi.c. Memberi obat analgetik sesuai kebutuhand. jika diperlukan, konsultasikan dengan ahli fisioterapi untuk latihan intensif

    dan ambulasi pasien

    B. TINJAUAN TEORI ASUHAN KEPERAWATAN TERKAIT INTOLERANSIAKTIVITAS

    1. Asuhan keperawatan

    a. Pengkajian

    1) Data subjektif

    a) Kaji batasan karakteristikKelemahan, kelelahan, dispnea, kurang tidur, dan istirahat

    b) Kaji factor yang berhubungan1)). Kurang motivasi

    2)). Penurunan partisipasi dalam aktifitas

    3)). Kurang percaya terhadap kemampuan melaksanakan aktifitas

  • 7/22/2019 seminar intoleransi aktiviytasssssssssssssssss.docx

    7/36

    7

    4)). Takut cedera / memperberat luka

    5)). Kesulitan melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari

    6)). Nyeri yang mempengaruhi penampilan aktivitas

    2) Data objektif

    a). Kaji batasan karakteristik

    Kaji kekuatan dan keseimbangan , evaluasi individu untuk:

    1)). Mengubah posisi sendiri ditempat tidur

    2)). Mempertahankan kesejajaran tubuh

    3)). Melakukan dan mempertahankan posisi duduk

    4)). Bangkit untuk posisi berdiri

    5)). Mempertahankan posisi tegak ambulasi

    6)). Melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari

    b). Kaji respon terhadap aktivitas

    1)). Ukuran tanda-tanda vital saat istirahat

    2)). Biarkan individu melakukan aktivitas

    3)). Kaji adanya pucat, sianosis, vertigo

    c). Kaji faktor-faktor yang berhubungan

    1)). Situasional

    Personal : strategi koping memfokuskan pada penghindaranan

    ketidakadekuatan dukungan sosial

    Lingkungan : isolasi, ketidakcukupan istirahat

    2)). Penyakit yang berhubungan

    a)). Kelainan kardiopulmonal

    b)). Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit

    c)). Kekurangan nutrisi

    d)). Kelainan saraf

    e)). Penyakit kronis

    d). Tindakan yang berhubungan

  • 7/22/2019 seminar intoleransi aktiviytasssssssssssssssss.docx

    8/36

    8

    1)). Tirah baring/ketentuan mobilisasi

    2)).Obat-obatan /diet

    3)).Harapan pemberi perawat

    4)).Alat bantu yang memerlukan kekuatan

    5)).Pemeriksaan diagnosa

    6)).Jadwal tindakan dan pembedahan

    b. Perencanaan

    1). Prioritas

    a) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat spasme otot padaekstremitas ditandai dengan pasien mengatakan sulit melakukan pergerakan

    b) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan perubahan tirah baring ditandaidengan pasien mengatakan adanya lemas.

    2). Rencana keperawatan

    a) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat spasme otot padaekstremitas ditandai dengan pasien mengatakan sulit melakukan pergerakan

    Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pasien dapatmelakukan aktivitas seperti biasa dan kekuatan otot pasien kembali

    kebatas normal.

    Kriteria hasil:

    1)). Dapat melakukan aktivitasnya dengan bantuan secara bertahap

    2)). Pasien bisa bergerak tanpa takut memperparah lukanya

    3)). Kelemahan otot pasien berkurang

    4)). Secara bertahap pasien dapat memenuhi aktivitasnya

    Rencana tindakan

    1. Monitor keterbatasan aktivitas , kelemahan saat aktifitasRasional : merencanakan intervensi dengan tepat

    2. Bantu pasien dalam melakukan aktivitas sendiriRasional: pasien dapat memilih dan merencanakannya sendiri

    3. Monitor TTV sebelum dan sesudah aktivitas

  • 7/22/2019 seminar intoleransi aktiviytasssssssssssssssss.docx

    9/36

    9

    Rasional: mengkaji sejauh mana perbedaan peningkatan selama

    aktivitas

    4. Istirahat yang adekuat setelah latihan dan istirahat

    Rasional: membantu mengembalikan energy

    5. Berikan diet yang adekuat dengan kolaborasi ahli diet

    Rasional: metabolisme membutuhkan energy

    6. Berikan pendidikan kesehatan tentang perubahan gaya hidup

    untuk menyimpan energy dan penggunaan alat bantu

    pergerakan

    Rasional: meningkatkan pengetahuan dalam perawatan diri

    8. Kolaborasi dengan fisioterapi dalam latihan dan aktivitasRasional: meningkatkan kerja sama tim dan perawatan holistic

    b). intoleransi aktivitas berhubungan dengan perubahan tirah baring ditandai dengan pasien

    mengatakan lemas

    Tujuan: setelah di berikan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan lemas

    pasien berkurang ataupun teratasi.

    Kreteria hasil: pasien berpatisipasi dalam terapi yang di rencanakan sehingga

    mengembalikan efek perubahan pada penyakit yang diderita oleh pasien.

    Rencana tindakan:

    1) Kaji riwayat tirah baring di tempat tidur ( misalnya, jangka pendek, jangka panjang,berulang)

    Rasional: untuk mengetahui adanya resiko dekubitus

    2) Kaji kelemahan dan kekuatan ototRasional: untuk mengetahui kemampuan pasien beraktivitas

    3) Ubah posisi pasien setiap 2 jamRasional: untuk kenyamanan pasien

    4) Kaji keadekuatan asupan nutrisi

  • 7/22/2019 seminar intoleransi aktiviytasssssssssssssssss.docx

    10/36

    10

    Rasional: memastikan kalor yang dibutuhkan pasien dalam memilih atau memenuhi

    kebutuhannya

    5) Bantu pasien beraktivitas secara bertahap melalui latihan program terencanaRasional: melatih sedini mungkin kemampuan pasien dalam bergerak

    6) Tingkatkan kemandirian pasien dalam melakukan aktivitas kegiatan sehari-hariRasional: agar tidak selalu tergantung pada keluarga atau perawat.

    c. Pelaksanaan

    Pelaksanaan merupakan tahap keempat dalam proses keperawatan dengan

    melaksanakan berbagai strategi keperawatan ( tindakan keperawatan yang telah

    direncanakan)

    d. Evaluasi

    Evaluasi perkembangan kesehatan pasien dapat dilihat dari hasilnya, tujuannya adalah

    untuk mengetahui sejauh mana tujuannya perawatan dapat di capai dan member umpan balik

    terhadap asuhan keperawatan yang diberikan.

    Evalusi dari diagnose intoleransi aktivitas yaitu:

    1) Kelemahan berkurang2) Pasien mampu untuk mempertahankan kemampuan aktivitas yang optimalJika tujuan tidak tercapai, maka perlu dikaji ulang letak masalahnya, dicari jalan keluarnya,

    kemudian catat yang ditemukan, serta apakah perlu dilakukan perubahan intervensI

  • 7/22/2019 seminar intoleransi aktiviytasssssssssssssssss.docx

    11/36

    11

    BAB III

    TINJAUAN KASUS

    ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.S DENGAN INTOLERANSI AKTIFITAS

    DI RUANG MAWAR RSUD BANGLI TANGGAL 911 AGUSTUS

    A. PengkajianPengkajian pada pasien dilakukan pada tanggal 9 Agustus 2013 pukul 08.00 di Ruang

    Mawar RSUD Bangli dengan metode observasi, wawancara, pemeriksaan fisik dan

    dokumentasi ( rekam medis)

    1. Pengumpulan dataa. Identitas pasien

    Pasien Penanggung

    (istri)

    Nama : Tn.S Ny.K

    Umur : 55 40 th

    Jenis kelamin : laki-laki perempuan

    Status pekawinan : menikah menikah

    Suku/banga : Indonesia indonesia

    Agama : hindu hindu

    Pendidikan : - -

    Pekerjaan : petani petani

    Alamat : malet kute mesir, susut malet kute meir, susut

    Alamat terdekat : malet kute mesir, susut malet kute mesir, susut

    Nomor telepon : - -

    Nomor register : 17 9942

    Tanggal MRS : 1-8-2013

    b. Riwayat kesehatan1. Keluhan utama masuk rumah sakit

    Pasien mengatakan badan sebelah kiri lemas sejak 5 hari yang lalu

    2. Keluhan utama saat pengkajian

  • 7/22/2019 seminar intoleransi aktiviytasssssssssssssssss.docx

    12/36

    12

    Pasien mengatakan tidak dapat berjalan akibat kaku pada sebagian tubuh sebelah

    kiri

    3. Riwayat penyakit sekarangPasien mengatakan badannya tiba-tiba merasa lemas separuh tubuh sebelah

    kiri,nyeri kepala, sejak 30 menit sebelum masuk rumah sakit. Kemudian pada

    tanggal 1 Agustus 2013 jam 09.00 wita oleh keluarga dibawa ke IRD RSU

    Bangli. Dari hasil pemeriksaan TTV: TD:150/100 mmHg, N:72 x/menit, R: 15

    x/menit, S: 360C.

    Di IRD pasien mendapat terapi:

    - IVFD RL 500 ml 30 tetes/menit- Piracetam 3 gr (06,14,22)- Citicoline 500 mg (08,16)- Ondancentron 4mg (08,16)- Ranitidine 50 mg (06,14,22)Dari hasil pemeriksan diagnostic pasien didiagnosa oleh dokter denagn diagnose

    medis SNH ( stokre non hmoragic) dan pasien disarankan dirawat inap di Ruang

    Mawar

    Dirawat inap pasien mendapat terapi:

    - IVFD RL 500 ml 30 tete/menit- Piracetam 3 gr (06,14,22)- Citicoline 500 mg (08,16)- Ondancentron 4 mg (08,16)- Ranitidine 50 mg (06,14,22)

    4. Riwayat penyakit sebelumnyaKeluarga pasien mengatakan sebelumnya pasien tidak pernah dirawat inap

    dirumah sakit dengan penyakit yang sama yaitu SNH

    5. Riwayat penyakit keluargaKeluarga pasien mengatakan didalam keluarga tidak ada yang mempunyai

    riwayat penyakit SNH

  • 7/22/2019 seminar intoleransi aktiviytasssssssssssssssss.docx

    13/36

    13

    c. Pola kebiasaan1. Bernafas

    Sebelm pengkajian : keluarga pasien mengatakan pasien saat menarik

    dan menghembuskan nafas tidak ada masalah

    dengan pernafasannya

    Saat pengkajian : keluarga pasien mengatakan pasien saat menarik

    dan menghembuskan nafas tidak ada masalah dengan pernafasannya

    2. Makan minumMakan

    Sebelum pengkajian : pasien biasa makan 3x sehari dengan menu nasi

    sayur dan tahu tempe

    Saat pengkajian : pasien menghabiskan porsi makanan yang

    diberikan

    Minum

    Sebelum pengkajian : pasien minum 6-8 gelas sehari

    Saat pengkajian : pasien minum 2-3 gelas sehari

    3. EliminasiBAB : sebelum pengkajian pasien mengatakan tidak ada masalah dalam

    BAB

    saat pengkajian pasien mengatakan tidak ada masalah dalam BAB

    BAK : sebelum pengkajian pasien mengatakan tidak ada masalah

    dengan BAK

    saat pengkajian pasien mengatakan tidak ada masalah dalam BAK

    4. Gerak dan aktifitasSebelum pengkajian : pasien mengatakan bisa melakukan aktivitas sendiri

    tanpa bantuan keluarga

    Saat pengkajian : pasien mengatakan saat beraktifitas dibantu oleh

    keluarga5. Istirahat dan tidur

    Sebelum pengkajian : pasien mengatakan tidak mengalami masalah dalam

    Istirahat tidur

    Saat pengkajian : pasien mengatakan tidak mengalami masalah dalam

    Istirahat tidur

    6. Kebiasaan diriSebelum pengkajian : pasien mengatakan mandi 2x sehari

    Saat pengkajian :pasien mengatakan sejak sakit dan selama dirawat di

  • 7/22/2019 seminar intoleransi aktiviytasssssssssssssssss.docx

    14/36

    14

    RS pasien hanya di lap sekali pada sore hari

    7. Pengaturan suhu tubuhSebelum pengkajian :pasien tidak mengalami demam

    Saat pengkajian : pasien tidak mengalami demam

    8. Rasa nyamanSebelum pengkajian :Pasien mengatakan merasa nyaman dengan

    keadaannya

    Saat pengkajian : pasien mengatakan tidak nyaman karena merasa

    kesemutan di bagian tubuh kirinya

    9. Rasa amanSebelum pengkajian : pasien mengatakan tidak merasa takut dan cemas

    Saat pengkajian : pasien merasa cemas dengan kondisinya saat ini

    10.Data sosialSebelum dan saat pengkajian pasien mengatakan hubungan dengan hubungan

    dengan orang lain dan sekitarnya harmonis

    11.Prestasi dan produktivitasSebelum dan Saat pengkajian pasien mengatakan tidak pernah mendapat prestasi

    apapun

    12.BelajarPasien mengatakan tidak pernah menempuh jenjang pendidikan

    13.RekreasiSebelum pengkajian : pasien mengatakan sehari-harinya bertani

    Saat pengkajian :pasien mengatakan hanya bisa berbaring ditempat tidur

    14. IbadahSebelum pengkalian : pasien mengatakan sembahyang setiap hari dirumah

    Saat pengkajian : pasien mengatakan tidak bisa sembahyang selam

    sakit

    d.

    Pemeriksaan fisik pada pasien Neurologis1. Keadaan umum

    a. Kesadaran : composmentis (E1 V5 M5)b. Bangun tubuh : kurusc. Postur tubuh : sedangd. Cara berjalan : terganggue. Gerak motorik : tergangguf. Keadaan kulit:

    Warna : normal

  • 7/22/2019 seminar intoleransi aktiviytasssssssssssssssss.docx

    15/36

    15

    Turgor : elastis

    Kebersihan: kurang bersih

    g. Gejala kardnal: TD : 150/100 mmHgN : 72 x/mnt

    S : 360C

    R : 15x/mnt

    h. Ukuran lainBerat badan : 55 kg

    Tinggi badan: 165cm

    2. KepalaBentuk simetri,sulit kepala kotor, kusam, tidak ada nyeri tekan atau luka

    3. MataBentuk simetris,bola mata normal, pergerakan simetris, konjungtiva pucat, sclera

    putih, reflek pupil isokor, pergerakan mata simetris, tidak ada nyeri tekan

    4. HidungBentuk simetris, tidak terdapat secret, tidak ada nyeri tekan

    5. TelingaBentuk simetris, kurang bersih, pendengaran baik, tidak memakai alat bantu

    pendengaran, tidak ada nyeri tekan,terdapat serumen

    6. MulutBentuk simetris, mukosa bibir kering

    7. LeherNormal, tidak ada distensi kelenjar tiroid, tidak ada massa atau tumor

    8. ToraxInspeksi : bentuk simetris,tidak terdapat retradasi dada

    Palpasi : tidak ada nyeri tekan

    Perkusi : sonor

    Auskultasi: vesikuler,s1-s2 reguler9. Abdomen

    Inspeksi : bentuk simetris

    Auskultasi: peristaltik usus 15x/menit

    Palpasi :tidak ada distensi abdomen

    Perkusi :timpani

    10.GenetaliaTerpasang dower kateter ( produksi urine:500cc)

    11.Anus

  • 7/22/2019 seminar intoleransi aktiviytasssssssssssssssss.docx

    16/36

    16

    Kotor,tidak ada nyeri tekan, tidak ada distensi hemoroid

    12.EkstremitasAtas : tidak ada edema , tidak ada sianosis pada ujung kuku, terpasang

    IVFD RL 500 ml 30 tetes/menit pada tangan kanan.

    Bawah : tidak ada edema, tidak ada sianosis pada ujung kuku, tidak ada luka

    Kekuatan otot

    555 111

    555 111

    e. Pemeriksaan penunjang3. Pemeriksaan laboratorium

    Ruang Hari/tanggal

    Jam

    Jenis pemeriksaan

    laboratorium

    Hasil pemeriksaan Nilai nomal

    Instalansi

    laboratorium

    Pemeriksaan DL

    WBC

    LYM%

    LYM

    MID

    MID%

    GRAN

    GRA%

    RBC

    HGB

    HCT

    MCV

    MCH

    MCHC

    RDW%

    19,4 109/1

    18,8 %

    3,6 109

    /1

    0,6 10

    9

    /1

    3,0 %

    15,2 109

    /1

    78,2 %

    5,11 1012

    /dl

    15,4 109/dl

    44,8 %

    87,6 fl

    30,3 pg

    34,5 g/dl

    13,2 %

    3,5:10,0

    15,0:50,0

    0,5:5,0

    0,1:1,5

    2,0:15,0

    1,2:8,0

    35,0:80,0

    3,50:5,50

    11,5:16,5

    35,0:55,0

    75,0:100,0

    25,0:35,0

    31,0:38,0

    11,0:16,0

  • 7/22/2019 seminar intoleransi aktiviytasssssssssssssssss.docx

    17/36

    17

    RDWa

    PLT

    MPV

    PDW

    PCT

    LPCR

    64,5 fl

    304 109

    /1

    7,4 fl

    10,6 fl

    0,22 %

    10,8 %

    30,0:150,0

    150:400

    8,0:11,0

    0,1:99,9

    0,01:9,99

    0,1:99,9

    2. Data focusData subjektif Data objektif

    - Pasien mengatakan tidak mampumelakukan aktifitas sendiri

    - Pasien mengatakan sejak dirawat diRS tidak bisa bangun dari tempat tidur

    hanya bisa berbaring saja

    -

    Pasien mengatakan badannya lemas- Pasien mengatakan merasa cemas dan

    takut dengan penyakitnya

    - Pasien mengatakan selama sakithanya di lap 1x sehari pada sore hari

    - Pasien tampak pucat dan lemah- Pasien mengatakan aktivitasnya selalu di

    bantu oleh keluarga

    - Kekuatan otot555 111

    555 111- Pasien terlihat gelisah dan cemas

    - Badan, rambut, kulit kepala, telinga, danmulut pasien tampak kotor

    - Tanda-tanda vital:Td:140/80

    N:60x/menit

    S:360c

    Rr:19x/menit

  • 7/22/2019 seminar intoleransi aktiviytasssssssssssssssss.docx

    18/36

    18

    3. Analisa dataANALISA DATA PASIEN Tn.S DENGAN GANGGUAN INTOLERANSI AKTIFITAS

    DI RUANG MAWAR RSUD BANGLI TANGGAL 9 AGUSTUS 2013Data subjektif Data objektif Masalah

    - Pasien mengatakantidak mampu

    melakukan aktifitas

    sendiri

    - Pasien mengatakansejak dirawat di RS

    tidak bisa bangun dari

    tempat tidur hanya

    bisa berbaring saja

    - Pasien mengatakanbadannya lemas

    - Pasien tampak pucat dan lemah- Aktivitas pasien tampak selalu

    di bantu oleh keluarga

    - Kekuatan otot555 111

    555 111

    Intoleransi aktivitas

    - Pasien mengatakanmerasa cemas dan

    dengan

    penyakitnya

    - Pasien terlihat gelisah dancemas

    - Pasien tampak bertanya-tanyatentang keadaan penyakitnya

    Ansietas

    - Pasien mengatakanselama sakit hanya di

    lap 1x sehari pada

    sore hari

    - Badan, rambut, kulit kepala,telinga, dan mulut pasien tampak

    kotor

    Defisit perawatan diri

    4. Rumusan masalaha. Intoleransi aktifitasb. Ansietasc. Defisit perawatan diri

  • 7/22/2019 seminar intoleransi aktiviytasssssssssssssssss.docx

    19/36

    19

    5. Analisa masalah1. P = intoleransi aktivitas

    E = kelemahan fisik

    S = Pasien mengatakan tidak mampu melakukan aktifitas sendiri, Pasien

    mengatakan sejak dirawat di RS tidak bisa bangun dari tempat tidur hanya

    bisa berbaring saja, Pasien mengatakan badannya lemas, Pasien tampak pucat

    dan lemah, Pasien mengatakan aktivitasnya selalu di bantu oleh keluarga.

    Kekuatan otot

    555 111

    555 111

    Proses terjadinya: karena adnya kelemahan umum, menyebabkan keterbatasan dalam

    gerak dan aktifitas, sehingga pasien mengalami tirah baring yang

    lama mengakibatkan intoleransi aktifitas.

    Akibat jika tidak ditanggulangi: Pasien akan mengalami kekakuan otot, dimana bisa

    menyebabkan penurunan fungsi otot dan atrofi otot

    (otot mengecil)

    2.

    P = ansietasE = prognosis penyakit

    S = pasien mengatakn cemas dengan penyakitnya, pasien tampak gelisah dan cemas

    Proses terjadinya: ketidaktahuan dan lamanya proses penyembuhan pasien terhadap

    penyakitnya menyebabkan katakutan pada pasien tentang

    perkembangan penyakitnya

    Akibat bila tidak ditanggulangi: Ketidaktauan dan lamanya proses penyembuhan

    dapat menyebabkan ketidak patuhan pada terapi

    pengobatan

    3. P = defisit perawatan diriE = kelemahan fisik

    S = pasien mengatakan selama sakit hanya di lap 1x sehari pada sore hari, badan

    rambut, kulit kepala, telinga dan mulut. Pasien terlihat agak kotor

    Proses terjadinya: Kelemahan fisik mengakibatkan pasien tidak bias melakukan ADL

    sendiri.

  • 7/22/2019 seminar intoleransi aktiviytasssssssssssssssss.docx

    20/36

    20

    Akibat bila tidak di tanggulangi: Kebersihan diri yang buruk dapat mempengaruhi

    keadaan umum pasien dan bias mempengaruhi proses

    penyembuhan.

    6. Diagnosa keperawatanNama : Tn.S No. rm: : 179942

    Umur : 55 th Ruang rawat : mawar

    Jenis kelamin: laki-laki Diagnosa medis : SNH

    No Diagnosa Keperawatan

    Tanggal

    Paraf

    Ditemukan Teratasi

    1

    2

    3

    Intoleransi aktivitas berhubungan

    dengan kelemahan fisik ditandai

    dengan pasien mengatakan tidak

    mampu melakukan aktivitas

    sendiri, pasien mengatakan

    semenjak di rawat di RS tidak

    bias bangun dari tempat tidur

    hanya bias berbaring,pasien

    mengatakan badannya

    lemas,pasien tampak pucat dan

    lemah, pasien terlihat

    aktivitasnya di bantu oleh

    keluarga. Kekuatan otot:

    Ansietas berhubungan dengan

    prognosis penyakit ditandai

    dengan pasien mengatakan

    cemas dan takut tentang

    penyakitnya, pasien terlihat

    gelisah dan cemas

    9 - agustus - 2013

    9 - agustus - 2013

    Rica

    Rica

  • 7/22/2019 seminar intoleransi aktiviytasssssssssssssssss.docx

    21/36

    21

    Deficit perawatan diri

    berhubungan dengan kelemahan

    fisik ditandai dengan pasien

    mengatakan selama sakit hanya

    dilap satu kali sehari pada sore

    hari ,badan ,rambut,kulit kepala,

    telinga dan mulut pasien terlihat

    agak kotor

    9 - agustus - 2013

    rica

    \

  • 7/22/2019 seminar intoleransi aktiviytasssssssssssssssss.docx

    22/36

    22

    B.PERENCANAANPrioritas masalah keperawatan

    a. Intoleransi aktifitasb. Defisit perawatan diric. Ansietas

    Rencana Keperawatan

    RENCANA KEPERAWATAN PADA PASIEN Tn.S DENGAN

    GANGGUAN INTOLERANSI AKTIVITAS DI RUANG MAWAR RSU BANGLI

    TANGGAL 8-10 AGUSTUS 2013

    No Hari/tgl/jam Diagnose keperawatan Tujuan dan

    kreteria hasil

    intervensi rasional paraf

    1 Kamis,

    8-8-2013

    08.30

    wita

    Intoleransi aktivitas

    berhubungan dengan

    kelemahan fisik ditandai

    dengan

    DS:

    - pasien mengatakan

    tidak mampu melakukan

    aktivitas sendiri

    - pasien mengatakan

    semenjak di rawat di RS

    tidak bisa bangun dari

    tempat tidur hanya

    berbaring saja

    -pasien mengatakan

    badannya lemas

    Setelah

    diberikan

    asuhan

    keperawatan

    selama 2x24

    jam diharapkan

    masalah

    intoleransi

    aktivitas dapat

    teratasi dengan

    kreteria hasil:

    1.Pasien tidak

    lemah lagi

    2. Kekuatan

    otot meningkat

    3. pasien bisa

    1.observasi

    TTV

    2. Observasi

    keadaan umum

    pasien

    3. latihan

    ROM pasif

    pada bagian

    tubuh yang

    mengalami

    1.untuk

    mengetahui

    kondisi pasien

    dan dapat

    menentukan

    rencana

    selanjutnya

    2. Untuk

    mengetahui

    perkembangan

    pasien

    3. Melatih tonus

    otot agar tidak

    kaku

    rica

  • 7/22/2019 seminar intoleransi aktiviytasssssssssssssssss.docx

    23/36

    23

    DO:

    -pasien tampak pucat dan

    lemah,

    -pasien terlihat

    aktivitasnya di bantu oleh

    keluarga.

    -Kekuatan otot:

    555 111

    555 111

    beraktivitas

    sendiri

    4. pasien bias

    duduk secara

    bertahap

    gangguan

    4. Beri HE

    tentang

    pentingnya

    gerak dan

    aktivitas

    5. Kolaborasi

    dalam pem

    berian obat

    muscle

    relaxction

    4.Agar pasien

    mengerti dan

    paham

    pentingnya

    melatih

    gerak,sehingga

    mampu

    mempercepat

    proses

    penyembuhan

    5.untuk

    mempercepat

    dan

    mempertahankan

    kondisi pasien

  • 7/22/2019 seminar intoleransi aktiviytasssssssssssssssss.docx

    24/36

    24

    C.IMPLEMENTASIPELAKSANAAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Tn.S DENGAN

    GANGGUAN INTOLERANSI AKTIVITAS DI RUANG MAWAR RSU BANGLI

    TANGGAL 8-10 AGUSTUS 2013

    No Hari/tgl/jam Diagnose

    keperawatan

    Tindakan keperawatan Evaluasi respon Paraf

    Kamis

    8-8-13

    07.30

    08.00

    08.00

    12.00

    DX 1

    dx.1

    dx.1

    dx.1

    Mengkaji kemampuan

    aktivitas klien di atas

    tempat tidur

    Mengobservasi keadaan

    umum pasien

    Memberikan obat injeksi IV

    perset :

    -piracetam 3gr

    -ranitidine 50mg

    -Dexametasone 5mg

    Mengukur TTV pasien

    istirahat

    DS :

    Pasien mengatakan tidak

    mampu melakukan

    aktivitasnya secara

    mandiri

    DO :

    Aktivitas pasien terlihat

    di bantu oleh keluarga

    Ds:

    Pasien mengatakan

    masih lemah

    Do:

    Pasien tampak

    kooperatif

    Ds: -

    Do:

    Obat masuk tanpa reaksi

    alergi

    Ds :-

    Do :

    Rica

    Rica

    Rica

  • 7/22/2019 seminar intoleransi aktiviytasssssssssssssssss.docx

    25/36

    25

    14.00

    16.00

    18.00

    22.00

    Jumat,

    9-8-2013

    dx.1

    dx.1

    dx.1

    dx.1

    dx.1

    Memberikan obat oral:

    -kalnex 1 tab

    Mengukur TTV pada saat

    pasien istirahat

    Melatih ROM pasif pada

    pasien

    Membarikan posisi yang

    nyaman

    Mengobservasi TTV dan

    keadaan umum saat pasien

    TD :140/80

    N :60x/menit

    S :36c

    Ds: -

    Pasien mengatakan

    sudah minum obat

    Do:

    Obat sudah masuk dan

    pasin tampak koopratif

    tidak ada reaksi alergi

    Ds:-

    Do:

    TD :160/100 mmHg

    N :64x/menit

    S :37,3

    Ds:

    Pasien mengatakan

    belum mampu

    melakukan gerakan

    secara optimal

    Do:

    Pasien tampak belum

    mampu melakukan

    gerakan secara optimal

    Ds: -

    Paien mengatakan

    lkebih nyaman setalah

    pasisi di rubah

    Do:

    Posisi pasien di rubah

    menjadi miring ke kanan

    Ds:-

    Do:

    Rica

    Rica

    Rica

    Rica

    Rica

  • 7/22/2019 seminar intoleransi aktiviytasssssssssssssssss.docx

    26/36

    26

    06.00

    06.00

    07.30

    08.00

    09.00

    12.00

    dx.1

    dx.1

    dx.1

    Dx.1

    dx.1

    istirahat

    Memberikan injeksi IV

    perset:

    -piracetam 3gr

    -ranitidine 50 mg

    -Dexametasone 5 mg

    Mengkaji kemampuan

    aktivitas klien di atas

    tempat tidur

    Memberikan obat oral:

    -kalnex 1 tab

    Melatih ROM pasif pada

    bagian-bagian tubuh pasien

    Menguikur TTV pada saat

    pasien istirahat

    TTV:

    Td:150/90mmHg

    N:55x/menit

    S:360c

    Ds:-

    Do:

    Obat masuk tanpa reaksi

    alergi

    Ds:

    Pasien mengatakan tidak

    mampu melakukan

    aktivitas secara mandiri

    Do:

    Aktivitas pasien terlihat

    di bantu oleh keluarga

    Ds:

    Pasien mengatakan

    sudah minum obat

    Do:

    Obat sudah masuk dan

    pasien tampak

    koopratisf

    Ds:

    Pasien mengatakan

    lebihnyaman setelah di

    lakukan ROM pasif

    Do:

    Pasien dan kelurga

    tampak kooperatif

    Ds:-

    Do:

    Rica

    Rica

    Rica

    Rica

  • 7/22/2019 seminar intoleransi aktiviytasssssssssssssssss.docx

    27/36

    27

    13.30

    14.00

    16.00

    22.00

    22.30

    dx.1

    dx.1

    dx.1

    dx.1

    dx.1

    Memberikan HE tentang

    pentingnya gerak dan

    aktivitas kepada pasien dan

    keluarga pasien

    Membarikan obat terapi

    injeksi melalui iv perset

    - piracetam 3 gr

    - ranitidin 50 mg

    - dexametason 5 mg

    Mengobservasi TTV dan

    keadaan uum pasien saat

    istirahat

    Memberikan injeksi IV

    perset:

    -piracetam 3gr

    -ranitidine 50 mg

    -dexametasone 5 mg

    Menganjurkan pasien untuk

    istirahat

    TD:150/90 mmHg

    N:62x/menit

    S:36c

    Ds:

    Pasien dan keluarga

    pasien mengatakan

    mengerti dengan

    penjelasan peawat

    Do:

    Pasien dan keluarga

    pasien mengatakan

    mengerti tentang

    penjelasan yang

    diberikan perawat

    Ds:-

    Do:

    Obat masuk,pasien

    tampak koopratif dan

    tidak ada reaksi alergi

    Do:

    TTV:

    Td:150/90mmHg

    N:54x/menit

    S:35,60c

    Ds :-

    Do:

    Obat masuk tanpa reaksi

    alergi

    Ds:

    Pasien mengatakan akan

    istirahat

    Do:

    Rica

    Rica

    Rica

    Rica

    Rica

  • 7/22/2019 seminar intoleransi aktiviytasssssssssssssssss.docx

    28/36

    28

    Sabtu

    10-8-2013

    06.00

    06.00

    07.30

    dx.1

    dx.1

    dx.1

    Mengobservasi TTV pasien

    saat istirahat

    Memberikan obat injeksi

    melalui iv perset

    -piracetam 3gr

    -ranitidin 50 mg

    -dexametason 5mg

    Mengkaji kemampuan

    pasien dalam beraktivitas

    Pasien terlihat akan

    istirahat

    Ds:-

    Do:

    Td :130/80

    N :60x/menit

    S :36c

    Ds:-

    Do:

    Obat masuk, pasien

    tampak koopratif dan

    tidak terdapatreaksi

    alergi.

    DS :

    Pasien mengatakan tidak

    mampu melakukan

    aktivitasnya secara

    mandiri

    DO :

    Aktivitas pasien terlihat

    di bantu oleh keluarga

    Rica

    Rica

    Rica

    Rica

  • 7/22/2019 seminar intoleransi aktiviytasssssssssssssssss.docx

    29/36

    29

    D. EVALUASI1. EVALUASI FORMATIF

    CATATAN PERKEMBANGAN PADA PASIEN Tn.S DENGAN

    GANGGUAN INTOLERANSI AKTIVITAS DI RUANG MAWAR RSU BANGLI

    TANGGAL 8-10 AGUSTUS 2013

    No Hari/tgl/jam Diagnosa keperawatan Evaluasi respon Paraf

    Kamis

    8-8-2013

    13.30

    Jumat

    9-8-2013

    13.30

    Dx.1

    Dx.1

    S : - pasien mengatakan masih

    lemah

    O : - pasien terlihat masih lemah

    dan pucat

    - Pasien terlihat aktivitasnyadibantu oleh keluarga

    - Kekuatan otot:

    A :tujuan no 1,2,3,4 belum tecapai

    masalah intoleransi aktivitas belu

    teratasi

    P : lanjutkan tindakan keperawatan

    no 1,2,3,4

    S :- pasien mengatakan masih

    merasa lemah

    - pasien dan keluarga pasienmengatakan mengerti

    dengan penjelasan yang

    diberikan

    Rica

    Rica

  • 7/22/2019 seminar intoleransi aktiviytasssssssssssssssss.docx

    30/36

    30

    Sabtu

    10-8-2013

    07.30

    Dx.1

    O : - dengan tidak adanya

    penekanan di daerah

    punggung

    pasien,pasien lebih nyaman

    - Pasien belum mampumelakukan gerakan secara

    optimal

    - Obat masuk tanpa reaksialergi

    A :tujuan no 1,2,3,4 belum tercapai

    masalah intoleransi aktivitas

    belum teratasi

    P : lanjutkan tindakan keperawatan

    no 1,2,3,4

    S : pasien mengatakan masih lemah

    O :- tidak ada penekanan di daerah

    punggung membuat pasien

    merasa lebih nyaman

    -Pasien kooperatif dan

    mengikuti saran ya ng di

    anjukan perawat

    A : tujuan no 1,2,3,4 belum tercapai

    masalah intoleransi aktivitas

    belum teratasi

    P : lanjutkan tindakan keperawatan

    no 1,2,3,4

    Rica

  • 7/22/2019 seminar intoleransi aktiviytasssssssssssssssss.docx

    31/36

    31

    2. EVALUASI SUMATIFEVALUASI KEPERAWATAN PADA PASIEN Tn.S DENGAN

    GANGGUAN INTOLERANSI AKTIVITAS DI RUANG MAWAR RSU BANGLI

    TANGGAL 8-10 AGUSTUS 2013

    No Hari/tgl/jam dx. keperawatan Evaluasi respon Paraf

    Sabtu

    10-8-2013

    dx.1 S :- pasien mengatakan masih

    lemah

    O : - kekuatan otot masih lemah

    555 111

    555 111

    - Pasien belum bias dudukA : tujuan no 1,2,3,4 belum tercapai

    masalah intoleransi aktivitas

    belum teratasi

    P : lanjutkan tindakan keperawatan

    no 1,2,3,4

    rica

  • 7/22/2019 seminar intoleransi aktiviytasssssssssssssssss.docx

    32/36

    32

    BAB IV

    A. PEMBAHASANPada bab ini akan di uraikan tentang kesenjangan yang di tentukan

    antara kosewp dar treori dengan kenyataan yang di jumpai pada kasus di rsu bangli.

    Dalam pengurainaanya akan di sesuaikan dengan proses keperawatan.

    1. PengkajianPengkajian merupakan langkah pertama dari proses keperawatan

    melalui kegiatan pengumpulan data, atau perolehan data yang akurat dari pasien

    guna mengetahui berbagai permasalahan yang ada, perumusan masalh

    keperawatn dan perumusan diagnosa keperawatan.Pada tahap pengumpulan data

    hamper semua data pada konsep dasar di temukan pada pasien kecuali pada

    pengkajian di dapatkan bahwa keluhan yang akan timbul pada pasien yang

    mengalami intoleransi aktivitas adalah dispnea, kekurangan tidur dan istirahat

    sedangkan pada saat pengkajian pada kasus penulis tidak menemukan adanya

    dispnea, kurang tidur dan istirahat.

    2. PerencanaanTahap perencanaan merupakan penyusunan berbagai itervensi

    keperawatan yang dibutuhkan untuk mencegah, mengurangi atau

    menghilangkan masalah-masalah pasien. Terdapat tiga langkah dalam

    perencanaan yaitu penentuan prioritas diagnosa, tujuan dan kriteria hasil yang

    diharapkan, dan penentuan rencana tindakan serta rasional tindakan. Penentuan

    prioritas diagnosa dilakukan dengan mempertimbangkan masalah berdasarkan

    kebutuhan dasar manusia menurut maslow, masalah yang paling dirasakan

    pasien dan kebutuhan dasar manusia. Masalah intoleransi aktivitas di jadikan

    sebagai masalah prioritas utama karena jika masalah ini tidak ditanggulangi

    maka akan mengakibatkan pasien akan mengalami kekakuan otot, dimana bisa

    menyuababkan penurunan fungsi otot dan atrofi otot. Penentuan tujuan dan

  • 7/22/2019 seminar intoleransi aktiviytasssssssssssssssss.docx

    33/36

    33

    kriteria hasil berdasarkan prinsip SMART yaitu Spesifik, Measureable,

    Acieveble (dapat dicapai), Reliable, Timing. sedangkan penentuan rencana

    tindakan didasarkan pada teori ONEC yaitu Observasi, Nursing Treatment,

    Edukasi, dan Kolaboratif. Langkah terakhir adalah penentuan rasional dari

    rencana tindakan yang telah dibuat. Pada tahap perencanaan ini, dari tujuan dan

    kriteria hasil yang diharapkan tidak ada kesenjangan teori yang ditemukan.

    3. Pelaksanaan/ImplementasiMerupakan tahap dimana perawat melaksanakan berbagai strategi

    keperawatan (tindakan keperawatan) yang telah direncanakan. Tindakan

    perawatan yang diberikan pada prinsipnya sesuai dengan rencana keperawatan

    pada implementasi yang lebih difokuskan adalah mengkaji gerak dan aktivitas

    pasien.

    4. EvaluasiMerupakan tahap akhir dari proses keperawatan dengan cara menilai

    sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau tidak. Evaluasikeperawatan dibedakan menjadi 2 yaitu evaluasi formatif atau catatan

    perkembangan keperawatan yang dibuat setiap hari setelah pergantian shif dan

    evaluasi sumatif yaitu evaluasi akhir yang mengacu pada kriteria evaluasi dan

    tujuan keperawatan. Pada pasien Tn. S dari diagnosa intoleransi aktivitas yang

    diberikan intervensi, dimana masalah intoleransi aktivitas pasien dapat

    berkurang atau terkontrol dari dilakukannya asuhan keperawatan selama 2x24

    jam. Dengan melihat perkembangan pasien dimana saat dievaluasi pasien

    mengatakan masih merasa lemas, maka lanjutkan tindakan keperawatan.

  • 7/22/2019 seminar intoleransi aktiviytasssssssssssssssss.docx

    34/36

    34

    BAB V

    PENUTUP

    A. KESIMPULANDari hasil pengkajian yang di lakukan oleh penulis terdapat sedikit kesenjangan

    antara teori dan kenyataan sedangkan untuk perencanaan, implementasi dan evaluasi sudah

    sesuai dengan teori. Dari hasil pengkajian di temukan beberapa diagnose yaitu; intoleransi

    aktivitas, ansietas dan deficit perwatan diri.dari ketiga diagnosa keperawatan yang di temukan

    penulis memprioritaskan pada intoleransi aktivitas, karena apabila masalah intoleransi

    aktivitas dapat teratasi maka masalah keperawatan yang lainya dapat teratasi secara bertahap.

    B. SARANGerak dan aktivitas sangat penting untuk memenuhi ADL (activity daily living ) karena

    tidak mungkin seeorang dapat memenuhi kebutuhan ADL nya secara mandiri jika gerak dan

    aktivitasnya terganggu maka akan berpengarauh pada pemenuhan kebutuhan keehatanya.

    1. Manfaat Praktisa. Bagi mahasiswa

    Mahasiswa dapat mengaplikasikan bagaimana penatalaksanaan asuhan keperawatan

    pada pasien dengan intoleransi aktivitas

    b. Bagi pasienDapat memberikan pengetahuan tentang penyakit stroke dan cara untuk memenuhi

    Aktivitas pasien

    c. Bagi keluarga pasienDapat memberikan pengetahuan tentang penyakit stroke dan cara untuk memenuhi

    aktivitas pasien.

    2. Manfaat Teoritisa. Bagi Institusi Rumah Sakit

  • 7/22/2019 seminar intoleransi aktiviytasssssssssssssssss.docx

    35/36

    35

    Sebagai evaluasi dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan

    intoleransi aktivitas pada pasien stroke.

    b. Bagi Institusi PendidikanSebagai bahan pembelajaran atau referensi bagi mahasiswa Stikes Bali dalam

    memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan intoleransi aktivitas pada

    pasien stroke.

    c. Bagi Perawat atau Teman SejawatUntuk memberikan tambahan wawasan dan teori baru dalam penerapan asuhan

    keperawatan pada pasien dengan intoleransi aktivitas pada pasien stroke.

  • 7/22/2019 seminar intoleransi aktiviytasssssssssssssssss.docx

    36/36

    LEMBAR PENGESAHAN

    Mengetahui

    Pembimbing Ruangan Mahasiswa

    Ns. I Komang Yudiarta S. Kep Widheyatma Yogastha

    NIP : 1981O8172005011015 NIM : 11C10720

    Pembimbing Akademik

    Ns. Ni Made Manik Elisa P, S.Kep

    NIR .12108