sengketa yang termasuk segi teknis

Upload: anchi-cibo-nidji

Post on 23-Feb-2018

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 Sengketa Yang Termasuk Segi Teknis

    1/25

    Aspek Hukum Dalam Industri Konstruksi

    4.3.1 Sengketa yang termasuk segi teknis Apa yang mengakibatkan kegagalan ( fanlure ) terjadi ?

    Apakah kegagalan yang terjadi akibat kekhilafan ( slips ) atau kesalahan atau

    tergolong kecerobohan

    Kegagalan akibat akumulasi penyebab .Namun urutan penyebab yang lebih

    dominan . Berapa persen saham masing masing penebab pada kegagalan ?

    Status masalah segi teknis yang dipersenketakan versinya

    Sejauh mana Standart Service Standart of good conduct telah dilampaui?

    Sejauh man quality assurance gagal mengamankan kualitas ?

    Durability yang tidak wajar

    Perbedaan pengertian apporal dalam berbagai periode dan berbagai kondisi

    Perbedaan perbandingan kualitas yang disepakati

    Perbedaan pengertian testing yang sesuai jumlah taesting cara evaluasi hasil

    testing

    Perbedaan pengertian keandalan yang wajar ,safety factor yang wajar , proteksi

    yang wajar dan sebagainya.

    Sejauh mana penyebab failure dapat dikategorikan force majuer atau diluar

    kemampuan manusia ?

    Perbedaan interpretasi tingkat kesetaraan

    Sejauh mana penyimpangan kualitas dapa diterima , dapat diperbauki ., harus

    ditolak ?

    Perbedaan cara atau tingakat perbaikan yang dapat ditrima

    Perbedaan versi pengertian tes yang gagal dan implementasinya .

    Sejauh mana local failure berubah structural behavior tang melemahkan

    keandalan struktur yang sukar diamankan

    Perbedaan pendapat changes dan klaim waktu dapat diterima , harus diterima

    atau dapat ditolak

    Perbedaan pendapat mengenai kualitas menurut cara evaluasi kualitas yang

    berbeda

  • 7/24/2019 Sengketa Yang Termasuk Segi Teknis

    2/25

    Aspek Hukum Dalam Industri Konstruksi

    Sejauh mana kegagalan pada bangunan disekitar proyek akibat metode

    konstruksi yang dilaksanakan atau kelemahan bangunan disekitarnya dibawah

    standart kualitas yang normal

    Mengapa kekuatan merosot ibawah data karakteristik yang ditawarkan ?

    Lantai beton mengalamipenurunan beberapa tempat . kesalahan design ,

    kesalahan konstruksi , kesalahan data loading atau akibat perubahan fungsi

    ruang?

    4.3.2. Sengketa dari segi administrative

    Gagal memenuhi ketentuan ketentuan administrative yang ditetapkan dalam

    perjanjian

    Klaim yang objektif tapi tidak didukung persyaratan administrative

    Changes yang memilki pendukung factor tetapi tidak mengikuti prosedur yang

    yelah disepakati

    Kesepakatan tambahan secara lisan yang tidak segera diikuti secara tertulis

    Prosedur persetujuan yang bersifat sangat birokratif yang menghambat

    kelancaran mempengaruhi kemudahan menggagalkan program

    Pengajuan ganti rugi dengan momentum yang telah kadaluarsa

    Format administartif yang berbeda atau adanya ketentuan administrative yang

    bersilang ata bertolak belakang

    Masalah mwteri bawah tagan surat kuasa yang belun caunter approved oleh

    yang berwenang dan lain lain

    Kekurang jelasan petunjuk pelaksanaan peraturan yang mengakibatkan

    perbedaan interprentasi dan kesalahan langkah administrative

    4.3.3. Sengketa yang termasuk segi hukum

    Dalam gambar skala 1: 200 ada gambar detail tidak ada sedangkan uraian

    lingkap pekerjaan tidak eksklusif dinyatakan

    Dalam gambar beton tidak diperlihatkan pembesiannya , sedangkan dalam

    sfesivikasi teknis dinytakan jumlah tulanagan minimum untuk beton strktur

  • 7/24/2019 Sengketa Yang Termasuk Segi Teknis

    3/25

    Aspek Hukum Dalam Industri Konstruksi

    Partial sudah diterbitkan . sedangkam member data tidak memenuhi persyaratan

    Telah diadakan negosiasi pada tingkat bawah dan tekah disetujui , tingkat atas

    ada yang berwenang menolak persetujuan . sedangkan perbedaan yang telah

    berjalan

    Masa pemeliharaan telah lewat ternyata kemudiamn ditemukan

    Mencakup smua sturktur denga dokumen ang lengkap menangani masalah

    secara tepat dan cepat. Hindari resiko dalam bentuk apapun, bertanggnug jawab

    penuh, dll.

    Limitasi ganti rugi sampai batas kerigian sebagai akibat langsung

    Masalah yang telah kadaluarsa secara hokum, tetapi ternyata ganti rugi atasmasalah tersebut ditanggapi dalam bentuk surat penolakan secara ke-timuran.

    Ganti rugi akibat kagagalan satu pihak terhaap pihak ketiga Yng belum diatur

    secara eksplisit.

    Kekuatan dasar dasar pengujian klaim

    Kecukupan pendukung fakta dalam bentuk surat foto-foto atau kesaksian

    Ketidakmampuan pelaksanaan perjanjian yang diakibatkan oleh pihak ke tiga

    atau diluar kemampuan yang normal standar.

    Sejauh mana pengaruh addendum perjanjian atau pengaruh perubahan-

    perubahan terhadap perjanjian

    Pengaruh penundaan (delay atau adle time) yang tidak diatur secara eksplisit

    Segi keadilan dan etikad baik yang tidak tertampung (tidak cukup tercermin)

    dalam perjanjian

    Asas objektifitas dan kewajaran yang tidak diperhatikan

    Akibat dari perjanjian yang cacat hokum.

    4.3.4. Sengketa yang temasuk segi teknis , administrative , hukum

    Sejauh mana hability dari pihak yang terlibat

    Kerugian akibat kegagalan target waktu dimana unsur kekurang lengkapan

    dokumen

    Kecepatan , ketegasan dan kejelasan atau keputusan saling terkait

  • 7/24/2019 Sengketa Yang Termasuk Segi Teknis

    4/25

    Aspek Hukum Dalam Industri Konstruksi

    Tanggung jawab yang sangat besar dengan wewenang yang cukup terbatas,

    yang menghambat inisiatif dan membatasi gerak (action)

    Pelanggaran persyaratan kejujuran / keterbukaan dan persyaratan proteksi

    safety minimum untuk satu perlindungan asuransi.

    Klaim ganti rugi atas pembatalan kontrak dimana masalah penyebabnya tidak

    eksplisit diatur oleh kontrak

    Sejauh mana changes dapat diikuti dengan klaim biaya dan klaim waktu

    Porsi keterlibatan berbagai pihak (dan konsekuensinya) atas kegagalan (failure)

    dalam berbagai bentuknya.

    Vaid atau berlaku sebagian atau gugurnya satu jaminan Kesepakatan lisan karena bersifat urgent lengsung diikuti dengan pelaksanaan

    perjanjian, berjalan baik sampai tingkat tertentu, kemudian dibatalkan secara

    sepihak sebelum sempat dibuat perjanjian.

    Masalah yang terkait dengan batasan berlakunya lequnditas damages dan

    general damages

    Masalah yang terkait dengan defikity ability

    Demikian diatas diberika beberapa contoh masalah pada bidang konstruksi yang

    member sebagian yang memberi sekedar gambaran adanya perbedaan warna sengketa .

    Pada umumnya tidak ada sengketa yang murni masalah teknis atau masalah

    administrative atau masalah hukum . Perpaduan selalu terjadi dengan proporsi masing

    masing yang berbeda

    Bagan 2 menunjukkan keterkaitan satu sama lain . dimana evaluasi sengketa

    dimulai dari mana saja dan diakhiri dimana saja .

    ADMINISTRATIF

  • 7/24/2019 Sengketa Yang Termasuk Segi Teknis

    5/25

    Aspek Hukum Dalam Industri Konstruksi

    FORMULASI MASALAH

    Bagan 2

    Sebaiknya evaluasi dimulai dari segi teknisSengketa yang diakibatkan oleh adanya kegagalan teknis . perlu diteliti secara

    professional untuk mendapatkan kejelasan posisi maalah dalam bidang teknis . Bagian 3

    menunjukkan status masala dalam bidang teknis cukup bervariasi , masing masing

    membawa warna sngketa dan masalah penyelesaian yang berbeda . Evaluasi segi teknis

    adakalanya cukup berat dan cukup panjang .

    Perbedaan posisis masalah bidang teknis akan mempunyai dampak atau

    pengaruh pada posisi masalah pada bidang administrative dan bidag hukum . Dalam

    sdmuanya penyelesaian ragam perselisihan bidang konstruksi , kejelasam masalah dalam

    sumua bidang sangat menentukan .

    Untuk sekedar dapat gambaran betapa pentingnya kejelasan posisi (status ) pada

    bagian tertentu diberikan berapa contoh yang diambil dari beberapa sengketa yang

    terjadi.

    Dengan adanya perikatan yang dibenarkan secara hukum , maka perjanjian

    dalam perikatan tersebut sudah mempunyai kekuatan hukum tambahan yan g disepakati

    yang lasim disebut sebagai hukum pelengkap atau Optional law.

    Persetujuan dengan asas kor sensualitas tidak cukup memenuhi sahnya perjanjian

    tetapi keempat syarat sahnya suatu perjanjian seperti yang tercermin dalam Undang-

    undang Hukum perdata harus tercermin cukup jelas.

    Istilah hukum pelengkap mengandung pengertian melengkapi hukum yang

    berlaku umum yang tidak bisa lengkap mengatur semua hal disemua kasus dan di semua

    kondisi secara rinci.

    HUKUM

    PENYELESAIAN

    MASALAH

    TEKNIS

  • 7/24/2019 Sengketa Yang Termasuk Segi Teknis

    6/25

    Aspek Hukum Dalam Industri Konstruksi

  • 7/24/2019 Sengketa Yang Termasuk Segi Teknis

    7/25

    Aspek Hukum Dalam Industri Konstruksi

    Perjanjian sebagai hukum pelengkap sebagai perwujudan system terbuka yang memberi

    kebebasan pada masyarakat mengatur sesuai dengan kepentingannya dengan catatan dari

    sudut lain tidak berarti biasa lepas dari hukum yang berlaku umum sebagai limitasi

    kebebasannya.

  • 7/24/2019 Sengketa Yang Termasuk Segi Teknis

    8/25

    Aspek Hukum Dalam Industri Konstruksi

    Hukum yang berlaku umum meliputi:

    - Undang-undang

    -Adat kebiasaan (disuatu tempat atau di kalangan tertentu)/ standar klausula.

    - Norma-norma kepatutan dan keadilan.

    Dalam pengertian adat kebiasaan/ standar klausula secara makro terkait juga

    standards, coodes, common practice dan standard servies.

    Dalam norma-norma kepatutan dan keadilan mencakup juga pernyataan yang

    bias dianggap melahirkan maksud dari pihak-pihak yang mengikat dari atau kenyataan-

    kenyataan yang dalam periode berjalannya perjanjian diterima dan diungkapkan secarapatut untuk hal-hal yang diamksudkan dalam perjanjian diterima, juga disini tercakup

    keputusan pengadilan atas peradilan kasus yang serupa dalam kondisi yang sama.

    Hal-hal tersebut tercermin dalam UU hukum perdata. Suatu perjanjian tidak

    hanya mengikat untuk hal-hal yang dengan tegas dinyatakan dalam perjanjian, tetapi

    juga untuk segala sesuatu yang menurut sifat perjanjian diharuskan (diwajibkan) oleh

    kepatutan kepatutan kebiasan dan undang-undang

    4.4 PENYELESAIAN SENGKETA/ PERSELISIHAN

    1. penyelesaian sengketa jasa konstruksi dapat ditempuh melalui pengedilan atau

    dilar pengadilan berdasarkan pilihan secara sukarela atau pihak yang bersengketa.

    2. Penyelesaian sengketa diluar pengadilan sebagaimana tidak berlaku tindak pidana

    dalam penyelenggaraan pekerjaan konstruksi sebagaimana diatur dalam Kitab

    Undang-Undang Hukum Pidana

    3. Jika dipilih upaya penyelesaian sengketa di luar pengadilan, gugatan melalui

    pengadilan hanya daapt ditempuh apabila upaya tersebut dinyatakan tidak berhasil

    oleh salah satu atau para pihak yang bersengketa.

    4. Penyelesaian sengketa dalam penyelenggaraan jasa konsruksi di luar pengadilan

    dapat dilakukan dengan cara:

    a. Melalui pihak ketiga yaitu:

    1) Mediasi (yang ditunjuk oleh para pihak atau oleh Lembaga Abitrase

    dan Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa)

  • 7/24/2019 Sengketa Yang Termasuk Segi Teknis

    9/25

    Aspek Hukum Dalam Industri Konstruksi

    2) Konsiliasi, atau

    b. Arbitrase melalui Lembaga Arbitrase atau arbitrase adhoe

    5. Penyelesaian sengketa secara mediasi atau konsiliasi sebagaimana dimaksud

    diatas dapat dibantu penilai ahli untuk memberikan pertimbangan professional

    aspek tertentu sesuai kebutuhan.

    4.4.1. LITIGASI VERSUS ARBITRASE

    Umumnya di dalam penyelesaian sengketa dalam bidang konstuksi dikenal secara

    popular cara arbitrase sebagai pilihan yang lebih diungguli dibandingkan cara litigasi.

    Sebenarnya banyak cara lain sudah lama dikenal yang sudah banyak ditinggalkan tetapi

    justru pada periode belakangan ini memberi peluang lebih besar dalam penyelesaian

    sengketa.

    Baik dimulai lebih dulu daripada yang dilakukan jika terjadi perselisihan yang

    tidak terhindarkan?

    Pada saat pembuatan satu perjanjian, kedua pihak ada mengatur cara penyelesaian

    sengketa dalam aneka ragam bentuknya .

    Variasi yang banyak dilakukan:

    - Mencantumkan yang mengatur penyelesaian sengketa secra eksplisit.

    - Membentuk/ menentukan adanya Badan Penyelidik Sengketa (Disputes advispr)

    yang secara periodic bersidang menyelesaikan perselisihan-perselisihan atau

    perbedaan-perbedaan pendapat yang merumuskan alternative penyelesaian atau

    rekomendasi penyelesaian untuk bahan pertimbangan pihak-pihak mengikat

    perjanjian.

    - Membentuk/ menentukan/menetapkan adanya penasehat sengketa (Disputes

    advispr) yang fungsinya sama dengan bidang penyelidik sengketa hanya di sini

    terdiri dari perorangan/ tenaga ahli yang berwawasan luas ( yang bias lebih dari

    seorang di mana masing-masing member alternative atau rekomendasi

    penyelesaiannya secara terpisah).

    - Menetapkan badan peradilan setempat (adjudication) yang disepakati untuk

    menyelesaikan sengketa ( yang terjadi sebelum serah terima pekerjaan) pada

  • 7/24/2019 Sengketa Yang Termasuk Segi Teknis

    10/25

    Aspek Hukum Dalam Industri Konstruksi

    tingkat pertama atau final dan mengikat. Ia bertindak sebagai sebagai seorang ahli

    yang professional bukan arbitrator (arbiter).

    -Member fungsi tambahan kepada Teknisi Manajemen yang terlibat dalam proses

    penyelesaian sengketa.

    Bagan 4 memperlihatkan bagaimana penyelesaian perselisihan di laksanakan melalui

    ragam pengaturan cara penyelesaian sampai pada tujuh pilihan akhir:

    1. Dialodue;pendekatan langsung melalui dialog

    2. Consiliation; pendekatan dengan tanpa bantuan pengaruh pihat ketiga diadakanperujukan/ dialog kembali.

    3. Mediation;penyelesaian melalui bantuan pihak ketiga sebagai penengah.

    4. Adhoc arbitration;penyelesaian lewat badan arbitrase yang dibentuk/ dipilih oleh

    yang bersengketa (diluar badan arbitrase resmi)

    5. Institution arbitration; penyelesaian sengketa melalui baan arbitrase yang sudah

    berifat institusi.

    6. False arbitration; penyelesaian lewat arbitrase di mana anggota badan arbitrase

    tidak dipilih oleh yang bersengketa.

    7. Litigation;penyelesaian lewat Lembaga Pengadilan.

    PERSELISIHAN

    YANG TIDAK

    BISA

    DIHINDARKAN(Inevitable disputes)

  • 7/24/2019 Sengketa Yang Termasuk Segi Teknis

    11/25

    Aspek Hukum Dalam Industri Konstruksi

    PILIHAN-1

    BAGAN. 4

    di Indonesia dikenal atas Musyawarah Mufakat yang mendekati pengertian Amicable

    Settlement.

    Dalam kenyatannya lebih banyak sengketa banyak sengketa yang dapat

    diselesaikan melalui.

    - consiliation, dimana dialog kembali dilakukan dengan menyertakan/

    mempertimbangkan pendapat dari tenaga (atau tenaga-tenaga) ahli professional

    PERSETUJUAN ACARA

    PENYELESAIAN

    SENGKETA

    SEBELUM KONTRAK

    AMICABLESETLEMENT :1.DIALOGUE2.CONCILIATION

    3.MEDIATIAON

    ARBITRATION4. ADHOC

    ARBITRATION5. INSTITUTION

    ADMINISTEREDARBITRATION

    6. STATUTORY

    ARBITRATION7. FALSE

    ARBITRATION8. LETIGATION

    Melalui :

    BADAN PENYELIDIK

    SENGKETA (DISPUTES

    REVIEW BOARD)

    TEKNISI YANGTERLIBAT DENGAN

    FUNGSI PLUS

    PENASEHAT

    MENGENAI SENGKETA

    (DISPUTES ADVISOR)

    ADJUDICATIONPASAL YANGTERCANTUM

    DALAM

    KONTRAK

    ADA

    PERSETUJUAN

    CARA

    PENYELESAIAN SENGKETA

    SESUDAH

    TERSELESAIKAN

    SELESAI

  • 7/24/2019 Sengketa Yang Termasuk Segi Teknis

    12/25

    Aspek Hukum Dalam Industri Konstruksi

    atas masalah yang dipersengketakan. Pendapat atau daran dari tenaga ahli tersebut

    yang bias mengikat dan bias juga tidak mengikat (Binding opinion). Sangat

    membantu memperkecil masalah-masalah sengketa dimana diberlakukan adabtasi

    dari kondisi yang berubah dan atau yang belum diatur secara eksplisit dalam

    perjanjian Binding Opinion ini dapat juga dimintakan dari badan Institusi

    Arbitrase.

    - Mediation (dimana pihak ketiga sebagai menengah yang bias diterima oleh pihak-

    pihak yang bersengketa) berperan aktif member jasanya mempertemukan

    perbedaan-perbedaan pandangan yang dipersengketakan menjadi suatukesepakatan yang banyak diwarnai oleh take and give.

    - Musyawarah-mufakat, yang hanya dikenal di Indonesia, merangkumkan unsure-

    unsur dialog, consilition dan mediation berperan dalam porsi peran masing-

    masing yang berbeda antara kasus satu dan kasus lainnya sesuai dengan

    kebutuhan atas materi yang dipersengketakan. Keinginan untuk berkompromi,

    adanya unsure take dan give dan kesediaan untuk sedikit menyingkirkan ukuran

    kuat dan lemah adanya prasyarat keberhasilan cara ini.

    Meskipun ke tiga cara diatas menunjukkan keunggulan kemampuannya

    menyelesaikan banyak sengketa. Namun tidak selalu harus dibenarkan oleh yang

    berwenang yang hanya mau melihat teks perjanjian dari segi hukum semata. Akibatnya

    banyak masalah sengketa yang sebenarnya ringan sederhana menjadi berat dan berakhir

    pada meja pengadilan dan berkepanjangan. Banyak perjanjian memasukkan arah arbitrase

    sebagai sarana penyelesaian sengketa. Apakah cara ini efektif?

    Arbitrase hanya bias mempunyai peluang keberhasilan jika:

    - Adanya keinginan yang sama dari semua pihak untuk menyelesaikan sengketa

    lebih cepat.

    - Ada keinginan yang sama untuk menyelesaikan sengketa secara terhormat dan

    tertutup.

    - Ada kesediaan menerima pertimbangan kewajara, kepatuhan dan kebijaksanaan

    sebagai pelengkap dari dasar hukum (keterangan: dasar kewajaran, kepatuhan dan

  • 7/24/2019 Sengketa Yang Termasuk Segi Teknis

    13/25

    Aspek Hukum Dalam Industri Konstruksi

    kebijaksanaan yang biasa disebut ex gequo et buno hanya bias digunakan jika

    dalam arbitrase agreement/ persetujuan dasar arbitrase dicantumkan sebagai

    kesepakatan dalam Undang-Undang Hukum Perdata).

    - Ada kesediaan untuk menerima keputusan yang mengikat.

    Pra-syarat peluang keberhasilan tersebut membuat pra-syarat sarana Arbitrase

    dapat berfungsi, yaitu:

    - Harus ada pernyataan kesediaan tertulis dari pihak yang bersengketa untuk menerima

    sarana Arbitrase.

    - Harus ada kejelasan dan kesepakatan status masalah yang sipersengketakan.

    - Harus ada kesepakatan dasar-dasar (keterangan: pagar-pagar bekerjanya Arbitrase

    apakah atas dasar hukum saja atau asas objektifitas atau asas kebiasaan, kewajaran

    dan kepatuhan atau ada tambahan dasar-dasar lain yang disepakati)

    - Harus ada kesepakatan peraturan prosedur pembentukan dan prosedur Kerja Badan

    Arbitrase

    Dalam cara-cara penyelesaian sengketa diatas, peran konsilator. Mediator, dan arbiter

    sangat penting. Peluang mereka atas keberhasilan banyak tergantung pada:

    - Tingkat integritas dan wibawah yang dimiliki.

    - Tingkat penguasaan materi persoalan.

    - Tingkat kemampuan memilah-milah persoalan yang ruwet menjadi rangkaian

    masalah-masalah yang masing-masing memiliki sifat-sifat yang spesifik (keterangan:

    Evaluation Art)

    - Tingkat pengertian batasan-batasan fungsi yang diembannya dan tahu tata cara/

    prosedur yang harus dilaluinya.

    -Adanya atau tidak adanya conflict of interests.

    Bagaimana dengan sengketa melibatkan wewenang Depertemen Pemerintah?

    Dalam hal ini dapat tibul pola proses penyelesaian tersendiri yang dapat dilihat pada

    bagian alir yang diberikan pada sketsa 5. Disisni dasar kepatuhan, keadilan dan

  • 7/24/2019 Sengketa Yang Termasuk Segi Teknis

    14/25

    Aspek Hukum Dalam Industri Konstruksi

    objektifitas sampai batas tertentu ditampung dalam wujud dispensasi, kebijakan,

    pengerahan atau himbauan.

    Sejauh mana pola tersebut bias diterapkan atau perlu dimodefikasi lebih dulu masih perlu

    dilihat dari sifat proyek. Sifat sengketa, pihak-pihak yang bersengketa dan nilai sengketa.

    Sengketa yang berkembang pada akhirnya akan berwujud menjadi klaim atau counter

    claim. Terlepas dari sarana apapun yang dipergunakan dalam penyelesaian sengketa.

    Perlu disadari bahwa adanya kalim baru bias dibenarkan jika memiliki kelengkapan:

    -Ada dasar hukum (yang tercantum, tersurat, atau tersirat dalam perjanjian)

    - Kejelasan adanya pelanggaran ketentuan-ketentuan dari perjanjian.

    - Kejelasan bahwa pelanggaran tersebut menimbulkan kerugian bagi si pemohon.

    Berbagai bentuk Badan Arbitrase.

    Salah satu bentuk adalahBadan Industri Arbitrase yang merupakan satu badan tetap yang

    diakui (seperti BANI, misalnya) dimana struktur organisasi jelas, sudah dilengkapi

    dengan peraturan prosedur berikut daftar nama anggota arbiter (tidak tetap).

    Bentuk lain adalah badan adhoc arbitrase dimana baik arbiter maupun pereturan

    prosedur dapat disusun/ dibentuk berdasarkan kesepakatan pihak-pihak yang bersengketa.

    Statutory Arbitration juga satu badan institusi arbitrase dimana satu kelompok

    masyarakat membentuknya sebagai sarana yang dirasakan efektif yang setiap saat bias

    menyelesaikan sengketa dalam bidang atau daerah atau cara tertentu yang dianggap

    mempunyai warna atau cara spesifik. Khusus untuk statutory Arbitration ini yang

    bersengketa bias naik banding ke pengadilan.

    False Arbitration sebenarnya merupakan juga badan arbitrase adhoe dengan

    catatan di bentuk oleh pengadilan : para arbiter ditunjuk oleh pengadilan dan peraturan

    prosedur di tetapkan oleh badan pengadilan.

  • 7/24/2019 Sengketa Yang Termasuk Segi Teknis

    15/25

    Aspek Hukum Dalam Industri Konstruksi

    Pada urutan terakhir dari sarana penyelesaiaan sengketa adalah cara letigasi atau

    cara melalui pengadilan yang sudah umum di kenal.

    Apa yang sebaiknya dipilih. Arbitrase atau legitasi ?

    Untuk menentukan pilihan (keterangan : kalau memang masih terbuka kesempatan

    memilih). Keuntungan dan kerugian perlu dipilih.

    Dibawah inidisajikan satu daftar keuntungan dan kerugian yang dapat membantu

    mengenal dan menentukan pilihan.

    Daftar Keuntungan dan Kerugian

    N

    O

    ARBITRASE N

    O

    PENGADILAN / LEGITASI

    1 K

    U

    K

    R

    Waktu proses penyelesaiaan

    sengketa relative lebih cepat karena

    cara penanganannya lebih praktis

    dan lebih efektif.

    Waktu proses bisa lama jika arbiter

    tidak professional dan tidak memiliki

    art dalam penyelesaian bidang

    sengketa.

    1 K

    R

    Hakim belum tentu menguasai secara

    mendasar mengenai bidang yang

    dipersengketakan. Persepsinya

    tersangka dibantu dibentuk oleh saksi

    ahli. Resiko atas kemungkinan

    kesalahan persepsi disini relatif lebihbesar.ini terutama berlaku untuk

    bidang sengketa teknis dan sebagian

    sengketa administrasi teknis.

    2 K

    U

    K

    Untuk sengketa yang isinya berkisar

    mengenai pengertian hukum atas

    pasal - pasal kontrak atau

    aplikasinya atau juklaknya.

    Penyelesaiaan lewat arbitrase bias

    makan waktu lama dan bias juga

    akhirnya harus dialihkan ke legitasi.

    Ini terjadi jika arbiternya kurang

    2 K

    R

    K

    Proses pengadilan pada umumnya

    menurut waktu yang cukup lama.

    Pihak yang kuat kebenarannya dapat

    sangat dirugikan oleh waktu proses

    yang berkepanjangan.

    False Arbitration (yang dibentuk oleh

    pengadilan) dapat mengambil

  • 7/24/2019 Sengketa Yang Termasuk Segi Teknis

    16/25

    Aspek Hukum Dalam Industri Konstruksi

    R menguasai bidang hukum. U keuntungan Segi praktis dan

    professional yang bias menekan

    waktu.

    3 K

    R

    Biaya penyelesaian sengketa bias

    (ket : tidak terlalu) lebih ringan. Hal

    ini banyak tergantung dari kwalitas

    dan integritas arbiter.

    Dalam hl sengketa yang intinya

    masalah hukum, atau yang

    konsekuensi materinya relative kecil,

    biaya sengketa akan menjadi lebih

    tinggi, bisa karena sewa ruang untuk

    sidang sidang maupun jika masing

    masing pihak akhirnya memilih

    pengacara pengacara masing

    masing.disamping memilih dan

    mempercayakan arbiter yang

    notabene di sepakatinya.

    3 K

    U

    SEngketa yang intinya terletak pada

    masalah pengertian hukum. Proses

    penyelesaian sengketa relative lebih

    cepat (ket : tidak terlalu demikian).

    4 K

    U

    K

    R

    Prifacy lebih terjamin. Permasalahan

    tidak tersebar di luar (ket : tidak

    selalu)

    4 K

    R

    K

    U

    Biaya penyelesaian sengketa.

    Terutama untuk kompensasi

    pengacara pengacara. Akan cukup

    tinggi.

    Dalam sengketa bidang. Pengertian

    hukum, atau konsekuensi materinya

  • 7/24/2019 Sengketa Yang Termasuk Segi Teknis

    17/25

    Aspek Hukum Dalam Industri Konstruksi

    kecil, proses pengadilan relative lebih

    ringan biayanya, terutama sewa ruang

    pengadilan relative ringan sekali.

    5 K

    U

    Ada fleksibilitas penetapan tempat

    dan waktu sidang

    5 K

    R

    Sidang umumnya terbuka. Sehingga

    biasanya kerahasiaannya dan nama

    baik sering kali dirugikan.

    6 K

    U

    Hubungan antara yang bersengketa

    bisa lebih terjaga

    6 K

    R

    Waktu dan tempat ditetapkan.

    Fleksibilitas terbatas sekali, atau tidak

    ada.

    7 K

    U

    Ketidak mampuan satu pihak

    khususnya atas biaya tidak bisa

    dipertimbangkan.

    Untuk merealisasikan keputusan

    Arbitrase ada kalanya diperlukan

    enforcement melalui pengadilan.

    7 K

    R

    Hubungan antara yang bersengketa

    umumnya menjadi rusak.

    8 K

    R

    K

    R

    Peraturan prosedur dan dasar

    penyelesaian sengketa dapat diatur

    dengan kesepakatan yang

    bersengketa menurut seleranya.

    8 K

    U

    K

    U

    Upaya hukum untuk mendapatkan

    keringanan biaya bagi yang kurang

    berkemampuan masih terbuka

    Entorcement sudah merupakan bagian

    dari proses pengadilan

    9 K

    U/

    K

    R

    Ada Limitasi waktu untuk 10 proses

    keseluruhannya.

    9 K

    U

    Peraturan prosedur sudah baku. Dasar

    dasar penyelesaian juga sudah baku

    dalam undang undang. Hal mana

    bisa menguntungkan, bisa merugikan

    pihak yang bersengketa.

  • 7/24/2019 Sengketa Yang Termasuk Segi Teknis

    18/25

    Aspek Hukum Dalam Industri Konstruksi

    10 K

    U

    10 K

    R

    Tidak ada limitasi waktu. perkiraan

    waktu.

    Catatan : KR = Kerugian (disadvantage)

    KU = Keuntungan (advantage)

    Dari daftar diatas bisa dilihat bahwa tidak selalu cara arbitrase menguntungkan.

    Begitu juga tidak selalu cara letigasi merugikan.

    Pro dan kontra selalu ada, karena kedua pilihan tersebut ada plus dan ada

    minusnya. Keahlian dan kejelian dalam melihat status sengketa dan kondisi, adalah

    pengantar dalam mengambil satu kebijakan pilihan.

    4.4.2 PERAN BANI

    Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI) adalah badan otonom yang didirikan

    tanggal 3 Desember 1977 atas prakarsa Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN)

    sebagai sarana penyelesaian cepat dan efektif sengketa sengketa perdata.

    Meskipun bersifat otonom. Badan arbitrase ini (seperti juga bentuk bentuk

    badan arbitrase lainnya) tunduk pada peraturan hukum acara perdata (RV)* yang

    landasan perwasitan yang terdiri dari

    - Bagian pertama : Persetujuan penggunaan perwasitan dan pengangkatan pada arbiter

    - Bagian kedua : Tata cara pemeriksaan dimuka para arbiter

    - Bagian ketiga : Status putusan arbiter

    - Bagian keempat : Upaya upaya terdapat keputusan arbiter

    - Bagian kelima : berakhirnya acara acara perwasitan

    -Badan yang nerupakan satu institusi yang diakui pemerintah ini, menyediakan sarana

    sarana untuk menyelenggarakan arbiter dan ahli ahli dalam berbagai bidang yang

    berpengalaman dan mempunyai integrasi yang tinggi.

    -

    Untuk permohonan menggunakan jasa BANI ada 5 Persyaratan :

    1. Nama lengkap dan alamat pihak pihak yang bersengketa

    2. Uraian singkat duduknya sengketa (status sengketa)

  • 7/24/2019 Sengketa Yang Termasuk Segi Teknis

    19/25

    Aspek Hukum Dalam Industri Konstruksi

    3. Kejelasan apa yang dituntut

    4. Lampiran berupa perjanjian antara pihak yang bersengketa dimana ada kejelasan

    pengadilan wasit yang harus ditempuh atau dipilih dalam satu kesepakatan

    tambahan

    5. Kejelasan akan menunjuk Arbiter sendiri atau menyerahkan pada BANI.

    Semua persyaratan diatas tercatat dalam pasal peraturan prosedur arbitrase BANI

    Bagaimana peraturan prosedur tersebut mengatur secara keseluruhan dapat

    dillihat pada bahagian alir (flow chart) di halaman berikut (didasarkan pada peraturan

    prosedur tahun 1985)Dalam bagan alir tersebut antara lain terlihat pengaturan pengajuan sepihak

    (sehingga timbul istilah si pemohon si termohon) maka si termohon dapat mengajukan

    tuntutan satu tuntutan balasan, begitu juga terlihat cara penetapan arbiter . prosedur

    pengolahan keputusan dan sebagainya.

    Jika dalam perjanjian telah ditetapkan sarana peradilan wasit BANI yang

    disepakati untuk menyelesaikan sengketa maka secara efektif BANI dapat dilibatkan

    sewaktu waktu. Jika tidak eksplesit ditetapkan BANI sebagai sarana arbitrase

    (pengadilan wasit), maka kesepakatan kedua pihak yang bersengketa harus ada lebih dulu

    sebelum memanfaatkan BANI. Pada bagian alir proses arbitrase BANI terlihat unsur ini

    pada cycle pertama. Ketidak sepakatan dari satu pihak pada cycle pertama ini berarti

    harus dilakukan arbitrase di luar BANI.

    A. SYARAT PENGANGKATAMN ARBITER

    1. Setiap orang dapat menyerahkan perselisihan mengenai hak hak yang ia kuasai

    secara bebas kepada keputusan arbiter.

    Semua orang yang diangkat dengan suatu keputusan hakim, atau yang menurut

    ketentuan ketentuan dalam KUH perdata atau KUHD memerlukan kuasa

    dengan suatu keputusan hakim untuk memerlukan perdamaian atau untuk menjual

    barang barang. Tanpa kuasa tersebut dalam mengerjakan pekerjaannya tidak

    boleh menyerahkan penyelesaian perkara pada keputusan arbiter.

  • 7/24/2019 Sengketa Yang Termasuk Segi Teknis

    20/25

    Aspek Hukum Dalam Industri Konstruksi

    Seorang bahkan sebelumnya dapat mengikatkan diri. Bila dikemudian hari terjadi

    sengketa ubtuk duduk pada keputusan arbiter.

    2. Seseorang dengan ancaman kebatalan, tidak dapat mengadakan kompromi tentang

    pemberian dan hibah wasuat untuk keperluan hidup, perumahan atau pakaian.

    Tentang pemisahan antara suami istri, baik karena perceraian maupun pisah meja

    dan ranjang, dan pemisahan harta benda, tentang perselisihan mengenai status

    seseorang. Demikian juga tentang sengketa sengketa lain yang tidak diizinkan

    dilakukannya perdamaian menurut ketentuan undang undang.

    3. Kecuali apa yang disebut dalam ketentuan ketentuan. Maka setiap orang dapat

    menerima suatu kuasa. Dapat juga diangkat sebagai arbiter. Ketentuan inidikecualikan para wanita dan mereka yang belum cukup umur.

    4. Akta kompromi dibuat secara tertulis dan ditandatangani oleh para pihak, bila

    para pihak tidak dapat menandatangani, maka kompromi itu dibuat dihadapan

    notaries dan saksi saksi. Akta kompromi itu harus memuat pokok pokok

    sengketa dan nama kecil, nama dan tempat tinggal para pihak, demikian pula

    nama dan tempat tinggal dari arbiter arbiter, yang jumlahnya harus ganjil.

    5. Saat terjadinya sengketa tidak memperoleh kata sepakat mengenai penunjukan

    arbiter arbiter, maka arbiter arbiter itu, atas permohonan pihak yang paling

    siap, diangkat oleh hakim yang berwenang untuk mengadili sengketa

    itu,sekiranya tidak terjadi kompromi.

    6. Kompromi menunjukkkan jangka waktu, dalam waktu mana sengketa yang

    diajukan pada arbiter harus putus, dan jika hal itu tidak ditentukan, maka tugas

    yang dibebankan pada arbiter berlaku selama enam bulan, terhitung mulai

    diterimanya pengangkatan. Selama jangka waktu itu, para arbiter tidak dapat

    ditarik kembali kecuali dengan kesepakatan para pihak.

    7. Terhadap arbiter arbiter yang tidak diangkat oleh hakim, tidak dapat diajukan

    keberatan. Kecuali karena kesalahan kesalahan yang timbul setelah

    pengangkatan itu. Terhadap arbiter arbiter yang diangkat oleh hakim, jika para

    pihak secara tegas atau secara diam diam menerima pengangkatan itu, tidak

    dapat diajukan keberatan, kecuali karena alas alasan alasan yang timbul

  • 7/24/2019 Sengketa Yang Termasuk Segi Teknis

    21/25

    Aspek Hukum Dalam Industri Konstruksi

    kemudian. Alasan alasan keberatan adalah sama seperti hanya terhadap hakim.

    Keberatan itu akan diadili secara singkat oleh hakim seperti diatur dalam KUHP.

    8. Penerimaan tugas secara arbiter dilakukan secara tertulis. Hal itu dapat dilakukan

    diatas akta pengangkatannya.

    9. Para arbiter yang telah menerima tugasnya tidak dapat lagi menariki diri, kecuali

    berdasarkan alasan alasan yang telah disetujui oleh hakim seperti ditunjuk pada

    pasal 619. Mereka dapat dihukum untuk membayar ganti rugi mengenai kerugian

    kerugian dan bungan bunga kepada para pihak, bila mereka tanpa alasan yang

    sah tidak mengambil keputusan dalam jangka waktu yang tidak ditentukan.

    B. PEMERIKSAAN PERKARA OLEH PARA ARBITER

    1. Pemeriksaan perkara dilakukan dengan cara dan dalam waktu seperti ditentukan

    dalam kompromi, dan jika hal itu tidak ada, ditentukan oleh para arbiter.

    2. Setelah jangka waktu itu lewat, maka para arbiter hanya mengambil keputusan

    hanya berdasarkan memori memori dan surat surat yang diajukan.

    3. Bila para pihak tidak mengajukan suatu suratpun, maka para arbiter atas

    permintaan mereka dapat menetapkan jangka waktu baru, atau menyatakan bahwa

    tugasnya telah berakhir.

    4. Semua perintah yang dapat dilaksanakan lebih dahulu yang dikeluarkan oleh para

    arbiter dan semua penetapan tentang tingkat pemeriksaan. Dapat dilaksanakan,

    tanpa formalitas formalitas apapun. Terhitung mulai dari para arbiter

    memberitahukan hal itu kepada pihak.

    5. Bila harus dilaksanakan oleh pengadilan mengenai asli atau tidaknya suatu surat,

    atau bila terdapat perselisihan tentang sifat kepidanaan suatu surat, atau bila

    terdapat perselisihan tentang sifat kepidanaan dalam perkara itu, maka para arbiter

    mempersilahkan para pihak untuk mengajukannya kepada hakim biasa. Dalam hal

    itu jangka waktu berlaku kembali sejak hari keputusan hakim terhadap perkara itu

    mempunyai kekuatan tetap.

    6. Bila para arbiter menjatuhkan keputusan terhadap suatu insiden, atau oleh mereka

    dijatuhkan keputusan sela. Dalam hal tersebut terakhir, mereka dapat

    memperpanjang jangka waktu untuk keputsan akhir.

  • 7/24/2019 Sengketa Yang Termasuk Segi Teknis

    22/25

    Aspek Hukum Dalam Industri Konstruksi

    7. Bila oleh para arbiter diperintahkan pemeriksaan saksi saksi dan saksi saksi itu

    tidak menghadap secara sukarela, atau menolak memberikan keterangan dibawah

    sumpah atau janji, maka pihak yang paling berkepentingan dapat mengajukan

    permohonan kepada pengadilan negeri yang daerah hukumnya meliputi tempat,

    dimana pemeriksaan saksi saksi diperintahkan, untuk mengangkat seorang

    hakim komisaris yang akan melakukan pemeriksaan saksi saksi dengan cara

    seperti dalam perkara biasa. Dalam hal itu, maka jalannya jangka waktu ditunda

    sampai pemeriksaan saksi saksi selesai.

    C. KEPUTUSAN PARA ARBITER

    Para arbiter menjatuhkan keputusan menurut aturan aturan hukum, kecuali jika

    menurut kompromi mereka diberi wewenang untuk memutus manusia manusia baik

    berdasarkan keahlian.

    Keputusan ini memuat nama kecil, nama tempat tinggal para pihak, kesimpulan akhir

    dari keterangan-keterangan masing-masing pihak, dasar pertimbangan dan keputusan.

    Dalam keputusan itu tercamtum hari dan tempat, dimana keputusan itu dijatuhkan dan

    ditandatangani oleh setiap arbiter.

    1. Bila bagian minoritas menolak untuk menandatangani, maka para arbiter yang lain

    menyebutkan hal itu dan keputusan itu mempunyai kekuatan yang sama seperti

    ditandatangani oleh semua arbiter.

    2. Dalam waktu empat belas hari untuk Jawa dan Madura dan sedapat mungkin dalam

    waktu tiga bulan untuk tempat-tempat lain yang termasuk dalam daerah hukum

    pengadilan Negeri di Jawa terhitung sejak hari keputusan. Surat keputusan aslinyaoleh salah satu dari arbiter atau oleh seorang pengacara yang dikuasakan mereka

    dengan akta otentik diserahkan di kepaniteraan pengadilan Negeri yang daerah

    hukumnya meliputi tempat dimana keputusan itu diambil.

    Akta penyerahan ditulis pada bagian bawah atau pinggir dari surat keputusan asli

    yang diserahkan dan ditandatangani oleh paintera dan juga oleh orang yang

    menyerahkan.

  • 7/24/2019 Sengketa Yang Termasuk Segi Teknis

    23/25

  • 7/24/2019 Sengketa Yang Termasuk Segi Teknis

    24/25

    Aspek Hukum Dalam Industri Konstruksi

    c. Bila keputusan itu dijatuhkan oleh beberapa arbiter yang tidak berwenang

    menjatuhkan keputusan diluar keputusan yang lain.

    d. Bila diputuskan tentang sesuatu yang tidak dituntut atau dengan itu diberikan

    lebih dari yang dituntut.

    e. Bila keputusan itu mengandung ketentuan-ketentuan yang bertentangan satu

    dengan yang lain.

    f. Bila para arbiter lalai satu atau beberapa hal yang seharusnya diputuskan

    sesuai dengan ketentuan dalam kompromi.

    g. Bila melanggar bentuk acara yang telah ditetapkan dengan ancaman kebatalan

    tetapi ini hanya bila dalam kompromi diperjanjikan dengan tegas, bahwa paraarbiter wajib memenuhi acara aturan biasa.

    h. Bila keputusan atas dasar surat-surat yang setelah keputusan para arbiter,

    diakui sebagai palsu atau dinyatakan palsu.

    i. Bila sesudah keputusan ditentukan surat-surat yang menentukan yang

    disembunyikan oleh salah satu pihak

    j. Bila keputusan itu berdasarkan penipuan atau tipu-muslihat yang kemudian

    diketahui dalam acara pemeriksaan.

    3. Tuntuan akan kebatalan atau tidak dapat diterima, kecuali jika diajukan dalam

    waktu enam bulan, terhitung dari hari pemberitahuan para arbiter kepada orang

    yang bersangkutan atau ditempat tinggalnya.

    Akan tetapi dalam hal-hal tersebut dimuka dalam jangka waktu enam bulan mulai

    berjalan sejak hari diketahuinya kepalsuan, penipuan atau tipu-muslihat, atau

    ditemukannya surat-surat dengan ketentuan bahwa dalam hal-hal ini hanya bukti

    tertulis yang digunakan untuk pembuktian hari itu.

    4. Tuntutan kebatalan diajukan dengan surat panggilan untuk menghadapi di siding

    yang berisikan perlawanan terhadap perintah pelaksanaan.

    5. Tuntutan itu diajukan pada pengadilan Negeri yang ketuanya memerintahan

    pelaksanaan itu. Pengadilan Negeri memutus tuntutan itu dan para pihak dapat

    mengjukan banding. Jika terdapat cukup alas an terhadap keputusan itu seperti

    perkara-perkara pengadilan biasa.

  • 7/24/2019 Sengketa Yang Termasuk Segi Teknis

    25/25

    Aspek Hukum Dalam Industri Konstruksi

    6. Bila para arbiter memutuskan paksaan badan terhadap terhukum pada tingkat akhir

    dan ia menganggap ketentuan-ketentuan undang-undang tidak membolehkan upaya

    paksaan dalam hal yang bersangkutan, maka ia dapat mengajukan permohonan

    pembatalan dalam bagian keputusan itu kepada Hakim seperti tersebut dalam pasal

    dimuka dalam jangka waktu dan dengan cara seperti ditentukan dalam pasal 644

    dan 645 dan sekalipun bertentangan dengan ketentuan yang dibuat akta kompromi.

    E. BERAKHIRNYA PERKARA DI MUKA PARA ARBITER

    1. Kematian salah satu pihak tidak menghentikan akibat dari kompromi atau

    perjanjian seperti tersebut dalam aturan kekuasaan dari para arbiter tidak jugadianggap ditarik kembali karenanya.

    Akan tetapi jalannya jangka-jangka waktu dari kompromi terhadap para ahli waris

    dari yang meninggal dunia ditunda sampai berakhirnya jangka waktu untuk

    pencatatan harta peninggalan dan untuk berpikir-pikir.

    2. Tugas para arbiter berakhir dengan dijatuhkannya keputusan.

    3. Tugas tersebut berakhir juga:

    a. Dengan lewatnya jangka waktu yang ditetapkan kalam kompromi atau yang

    diperpanjang oleh para pihak selam perkara masih bergantung.

    b. Setelah lewat enam bulan berhitung sejak hari ditandatangani akta

    penerimaan bila tidak ditentukan jangka waktu lain.

    c. Dengan ditariknya kembali para arbiter atas kesepakatan para pihak.

    4. Tugas para arbiter berakhir pula karena kematian, keberatan terhadapnya yang

    diterima atau pemecatan seorang atau lebih dari mereka.

    Bila tidak diperjanjikan sebaliknya maka dalam hal-hal tersebut atau para pihak

    atau jika diantara mereka tidak terdapat kata sepakat atas tuntutan salah satu atau

    kedua pihak oleh Hakim seperti yang ditunjuk dalam pasal 619. Diangkat arbiter-

    arbiter baru dengan tugas untuk melanjutkan pemeriksaan berdasarkan akta-akta

    terakhir.