sistem sensor suhu untuk menghemat energy

7/23/2019 Sistem Sensor Suhu Untuk Menghemat Energy

http://slidepdf.com/reader/full/sistem-sensor-suhu-untuk-menghemat-energy 1/5

TEKNOLOGI SENSOR RUANGAN PADA BANGUNAN TINGGI DI JAKARTA

UNTUK MENGHEMAT ENERGI

DAN MENGURANGI EMISI GAS RUMAH KACA

Oleh : Yoga Armando(F44120026)

Penebangan hutan, pembangunan gedung baru, dan penggunaan energi secara

berlebihan merupakan hal yang tidak asing lagi pada saat ini. Bertambahnya jumlah

penduduk membuat pembangunan rumah dan gedung-gedung tinggi terus terjadi dan

penggunaan energi terus bertambah. Di Jakarta, proses pembangunan rumah dan

gedung yang membutuhkan lahan yang luas membuat para kontraktor menebang

hutan serta meratakan wilayah perbukitan untuk mendapatkan lahan pembangunan

yang mereka inginkan, akibatnya hampir tidak ada lagi hutan yang berada di Jakarta.

Berkurangnya luas hutan membuat kadar gas-gas berbahaya di udara semakin

meningkat karena semakin berkurangnya jumlah pohon yang dapat memfilter udara

di atmosfer. Tidak hanya itu, gedung-gedung yang dibangun juga memberikan

pengaruh terhadap bertambahnya suhu dipermukaan bumi akibat pemantulan cahayamatahari ke atmosfer (efek rumah kaca) serta penggunaan energi yang semakin

meningkat. Lalu bagaimanakah cara untuk mengatasi masalah ini?serta teknologi apa

yang dapat mendukung cara tersebut?

Upaya pemerintah untuk mengurangi penebangan pohon serta melakukan

penanaman kembali sepertinya sangat susah karena pembangunan yang terus terjadi

akibat selalu bertambahnya jumlah penduduk. Oleh karena itu, pemerintah mulai

menerapkan sistem pembangunan yang ramah lingkungan seperti green building ,eco-house, dan green house untuk mengurangi laju pemanasan global yang terjadi

dengan menghemat penggunaan energi serta mengurangi emisi gas rumah kaca.

Teknologi sensor merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan pada

ruangan untuk mendukung program pembangunan yang ramah lingkungan.



Teknologi sensor ini dapat mengetahui jumlah pengguna ruangan yang berada

di dalam gedung. Cara teknologi sensor ini dapat mendeteksi keberadaan manusia di

dalamnya sangat mudah, yaitu dengan memasang sensor di semua ruangan, mereka

memantau jaringan dan pemakaian data dari dan ke dalam ponsel pintar, komputer,

laptop dan segala jenis peralatan yang dipakai oleh manusia yang ada didalam

ruangan. Dengan begitu mereka bisa mendeteksi keberadaan penggunanya serta

memonitorinya (Auguste & Nugent 2006).

Dengan mendeteksi lokasi-lokasi pengguna tersebut, mereka bisa memonitor

penggunaan ruangan, menaikkan atau mengurangi suhu dalam ruang untuk

menghemat energi sekaligus mengurangi biaya dan emisi gas rumah kaca. Ruangan

yang tidak atau jarang terpakai bisa disesuaikan suhu ruangannya agar tidak

memboroskan energi, setidaknya sampai ruangan itu dipergunakan kembali. Dengan

kemampuan kerjanya, teknologi sensor ini akan lebih efisien bila diterapkan pada

bangunan-bangunan besar dan bertingkat seperti hotel dan daerah perkantoran yang

menggunakan banyak energy untuk menekan laju penggunaan energi yang

berlebihan.

Teknologi sensor ini tidak memerlukan biaya yang mahal, teknologi ini dapatmenggunakan sistem jaringan yang telah tersedia untuk mendeteksi semua peralatan

orang yang berada didalam ruangan yang terhubung ke internet. Yang terakhir

dengan bantuan sensor jaringan mereka bisa mendeteksi secara detil jumlah

penghuni, aktivitas dan identitas mereka. Oleh karena itu, dengan menerapkan

teknologi ini kedalam sistem pembangunan ramah lingkungan (eco-house,green

house,dan green building), penggunaan energi akan lebih optimum sesuai dengan

tingkat kebutuhan ruangan selain itu emisi gas rumah kaca yang dihasilkan juga akan

sedikit sehingga laju pemanasan global akibat penggunaan energi dan efek rumah

kaca dapat diperkecil.



DAFTAR PUSTAKA

Augusto J.C, Nugent C.D.2006. Designing Smart Homes.New York:Springer.



LAMPIRAN

(a)

(b)



(c)

Gambar 1.1. (a), (b), (c), Bangunan-bangunan tinggi di Jakarta

sistem sensor suhu untuk menghemat energy

Documents