skenario c blok 12

Upload: veni-mayasari

Post on 11-Feb-2018

252 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/23/2019 Skenario C Blok 12

    1/47

    1

    Skenario C

    Bapak budiman,60 tahun,datang ke rumah sakit dengan keluhan utama sesak

    hebat sejak 1 hari yang lalu.Tiga hari sebelumnya pak Budiman menderita demam

    tinggi,batuk dengan dahak kekuningan,nyeri dada disertai pilek.Dua hari sebelum

    ke RS Pak Budiman mengeluh sesak dan menjadi hebat sejak 1 hari yang

    lalu.Istrinya membawa berobat ke Puskesmas tetapi kondisinya semakin

    memburuk meskipun sudah diberikan obat.

    Pemeriksaan Fisik:

    Kesadaran kompos mentis,tampak sakit berat

    TD: 90/60 mmHG ,HR: 120 X/menit,regular,RR: 38 x/menit,T0: 400C

    Thorak:

    Inspeksi : Pergerakan paru kiri tertinggal

    Palpasi : Peningkatan stemfremitus lapangan kiri bawah

    Perkusi : Redup,nyeri ketok lapangan kiri bawah

    Auskultasi : Bronkhial sound lapangan kiri bawah

    Data Tambahan

    Laboratorium

    Hb: 12,8 gr/dl,WBC: 18.000/mm3

    ,Hitung jenis: 1/1/6/78/12/2

    Sputum: Kuman Gram (+) Coccus

    Rontgen Thorax PA

    Perselubungan pada lapangan kiri bawah paru

  • 7/23/2019 Skenario C Blok 12

    2/47

    2

    I. Klarifikasi istilah Dahak kekuningan : bahan yang didorong keluar dari trakea,bronki

    dan paru melalui mulut yang menunjukan adanya infeksi.

    Stemfremitus : pemeriksaan palapasi yang digunakan untukmengetahui adanya getaran yang timbul didaerah dada kanan dan

    dada kiri pasien saat mengucapkan 77

    Bronkhial sound : suara dari fase inspirasi dan ekspirasi,jikainspirasi lebih keras,dan lebih sering terdengar di daerah laring dan

    trakea.

    Perselubungan : proses menjadi atau keadaan padat terutama untuksebutan paru-paru bila terisi oleh eksudat pada pneumonia

    Nyeri dada : sensasi yang tidak nyaman pada dada Demam tinggi : peningkatan temperatur tubuh di atas normal diatas

    39,8oc

    Pilek : pengeluaran sekret dari membrane mukosa hidung Sesak hebat : kesulitan untuk bernafas disertai pernafasan yang

    cepat

    II. Identifikasi masalah1. Bapak budiman,60 tahun,datang kerumah sakit dengan keluhan

    utama sesak hebat sejak 1 hari yang lalu.

    2. Riwayat perjalanan penyakit:o Tiga hari sebelumnya pak budiman menderita demam

    tinggi,batuk dengan dahak kekuningan,nyeri dada disertai

    pilek.

    o Dua hari sebelum ke RS pak Budiman mengeluh sesak3. Kondisi bapak budiman semakin memburuk walau sudah diberi

    obat

    4. Pemeriksaan fisikKesadaran kompos mentis,tampak sakit berat

  • 7/23/2019 Skenario C Blok 12

    3/47

    3

    TD: 90/60 mmHG ,HR: 120 X/menit,regular,RR: 38

    x/menit,T0: 400C

    Thorak:

    Inspeksi : Pergerakan paru kiri tertinggal

    Palpasi : Peningkatan stemfremitus lapangan kiri

    bawah

    Perkusi : Redup,nyeri ketok lapangan kiri bawah

    Auskultasi : Bronkhial sound lapangan kiri bawah

    5. Pemeriksaan tambahanLaboratorium

    Hb: 12,8 gr/dl,WBC: 18.000/mm3,Hitung jenis:

    1/1/6/78/12/2

    Sputum: Kuman Gram (+) Coccus

    Rontgen Thorax PA

    Perselubungan pada lapangan kiri bawah paru

    III. Analisis masalah1. Apa saja yang menyebabkan sesak nafas yang hebat?(sesak

    respirasi dan sesak kardiovaskular)

    Dispneu berdasarkan etiologi:

    1. Kardiak dispneua. IMA : serangan dispneu terjadi bersama2 dg nyeri dada yang

    hebat

    b. Fibrilasi atrium : dispneu muncul tiba22. Pneumonal dispneu

    a. Pneumothorax : dispneu tiba2 , dan tidak berkurang denganperubahan posisi

    b. Asma bronchial : terdapat wheezing (khas)c. COPD : dispneu berhubungan dengan latihan

  • 7/23/2019 Skenario C Blok 12

    4/47

    4

    3. Hematogenous : berhubungan dg asidosi, anemia, anoksia,berhubungan dengan latihan

    4.Neurogenika. Psikogenik : emosi

    b. Organic dispneu : kerusakan jaringan otak atau paralisis ototnafas

    Patofisiologi dispneu:

    1. Kekurangan O2a. Penyebab kekurangan O2

    i. Tekanan O2 inspirasi yang rendah : tempat yang tinggi,respirasi dg gas2 yang berbahaya, ruang dekompresi,

    bertambahnya vol dead space

    ii. Gangguan konduksi maupun difusi gas ke paru21. Obstruksi jal nafas :bronkospasme2. Berkurangnya alveoli ventilasi : radang paru, edema

    emfisema

    3. Fungsi restriksi yang berkurang : pneumothorak, efusipleura, atrofi otot nafas, barrel chest

    4. Penekanan pada pusat respirasiiii. Gangguan pertukaran gas dan hipovenntilasi

    1. Gangguan neuronuskulera. Gangguan pada pusat respirasi : pengaruh sedative

    b. Gangguan pada medspin : SGBc. Gangguan pada saraf frenikus : poliomyelitisd. Gangguan pada diafragma : tetanuse. Gangguan pada rongga dada : kifoskoliosis

    2. Gangguan obstruksi jal nafasa. Atas : laryngitis

    b. Bawah : asma bronchial3. Gangguan pada parenkim paru : emfisema, pneumonia

  • 7/23/2019 Skenario C Blok 12

    5/47

    5

    4. Gangguan yg berhubungan dg sirkulasi O2 dalam darah :ARDS, anemia

    b. Pertukaran gas dalam paru2 Normal, tapi kadar O2 dlm paruberkurang

    i. Kadar Hb berkurangii. Kadar Hb yang tinggi, tetapi mengikat gas yg afinitasnya

    lebih tinggi missal CO

    iii. Perubahan pd inti Hb , terbentuknya methemoglobin ygmpy inti Fe +++

    c. Stagnasi Dari aliran darahi. Sentral : kelemhahan jantung

    ii. Gangguan aliran dari perifer yg disebabkan oleh shockiii. Local , vasokontriksi localiv. Jaringan tdk dpt mengikat O2 pd intoksikasi sianida

    2. Kelebihan CO2Shuntinh pd COPD aliran kanan ke kiri

    3. Hiperaktivasi reflex pernafasanReflex hering breur pulmonary stretch

    4. Emosi5. Asidosis : ketoasidosis diabetik6. Peningkatan kecepatan metabolism

    2. Apa saja jenis-jenis sesak nafas?Tingkat Derajat Kriteria

    0 Normal Tidak terjadi kesulitan bernapas, kecuali

    pada aktivitas berat.

    1 Ringan Terjadi kesulitan bernapas, napas pendek-

    pendek ketika terburu-buru atau berjalan

    menuju puncak landai.

    2 Sedang Berjalan lebih lambat daripada orang-orang

  • 7/23/2019 Skenario C Blok 12

    6/47

    6

    seusianya karena sulit bernapas atau harus

    berhenti berjalan untuk bernapas.

    3 Berat Berhenti berjalan setelah 90 m untuk

    bernapas atau setelah berjalan beberapa

    menit.

    4 Sangat berat Terlalu sulit untuk bernapas jika

    meninggalkan rumah atau ketika memakai

    atau membuka baju.

    Selain itu ada juga:

    Sesak nafas (dyspnea) akutDyspnea akut dengan awal yang tiba-tiba merupakan

    penyebab umum kunjungan ke ruang gawat darurat. Penyebab

    dyspnea akut diantaranya penyakit pernapasan (paru-paru),

    penyakit jantung atau trauma dada.

    Sesak nafas (dyspnea) kronisDyspnea kronis (menahun) dapat disebabkan oleh asma,

    Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK), emfisema, inflamasi

    paru-paru, tumor, kelainan pita suara.

    3. Bagaimana mekanisme sesak nafas hebat pada kasus ini?Pada pneumonia, hari ketiga merupakan waktu di mana

    penderita telah masuk fase hepatisasi merah dan mulai memasuki

    fase hepatisasi kelabu. Pada fase hepatisasi merah, alveolus (yang

    sebelumnya telah diisi sel PMN dan makrofag pada fase kongesti)

    akan terkonsolidasi oleh sel darah merah dan fibrin. Sel fibrin ini

    yang akan menyebabkan eksudat yang dihasilkan menjadi fibrinosa

    sehingga menjadi sangat padat dan sulit dimobilisasi. Pada

    perabaannya, paru akan terasa lebih padat dan menyerupai hati.

    Eksudat inilah yang sangat mempersempit jalan nafas sehingga

  • 7/23/2019 Skenario C Blok 12

    7/47

    7

    volume udara dalam paru berkurang. Manifestasi klinis dari hal di

    atas adalah sesak nafas yang hebat.

    4. Apa penyebab keluhan yang di alami Bapak Budiman?Demam

    infeksi virus (influenza), infeksi bakteri (tifus), atau karenaefek samping dari imunisasi atau obat-obatan tertentu.

    Batuk

    Berbagai penyakit/proses yang merangsang reseptor batuk Iritan : rokok, asap SO2, Gas ditempat kerja Mekanik : retensi sekret bronkopulmoner, benda asing dalam

    saluran pernafasan, postnasal dirp, aspirasi

    Penyebab paru obstruktif : bronkotis kronik, astma,emfisema, fibrosis kistik bronkiektasis

    Penyakit paru retristif : penumokniosis, penyakit kolagen,penyakit granulomatosa

    Sedangkan Kuning dahak biasanya merupakan tanda

    infeksi pernapasan atau infeksi sinus. Pada infeksi sinus, dahak

    biasanya muncul sebagai lendir kuning atau kekuningan-hijau

    gelap dari hidung. Jika lendir kuning adalah karena infeksi

    pernapasan bawah. Dahak kuning dapat berkembang dari infeksi

    bakteri atau virus, pneumonia, bronkitis, atau flu biasa.

    Pilek

    Alergi, seperti hay fever, benda asing.dalam nostril. Infeksi bakteri atau virus, seperti common cold, influenza,

    atau sinusitis.

    Kondisi non infeksi dan non alergi.Nyeri dada

    Nyeri dada dapat disebabkan oleh penyakit pada paru,

    cardiovascular, nyeri alih dari abdomen. Walaupun Parenkim

  • 7/23/2019 Skenario C Blok 12

    8/47

    8

    paru dan plerura visceral tidak memiliki reseptor nyeri, tetapi

    nyeri dada sering pada penyakit paru. Macam-macam nyeri dada

    :

    a.Nyeri yang terdapat pada bagian sentral dari dadamenunjukkan adanya infeksi pada trakea

    b.Nyeri yang terdapat pada samping dada dengankarakteristik seperti ditusuk-tusuk, dan semakin sakit pada

    saat inspirasi, ini menunjukkan terjadinya pleuritis

    c.Nyeri yang muncul karena fraktur iga dan adanya tumor.d.Nyeri ketika bernafas dan menyebar kedada, seperti nyeri

    angina, dapat disebabkan oleh kaker paru.

    e.Nyeri yang disebabkan oleh herper.

    5. Bagaimana mekanisme dari keluhan yang dialami BapakBudiman?

    Demam tinggi

    Agen (bakteri/virus/jamur) masuk ke saluran pernafasan atas(atau ke tenggorokan), kemudian ke paru-paru alveolar

    makrofag memfagosit kuman sebagai mekanisme imunitas,

    tetapi kuman sangat virulen dan banyak pengeluaran sitokin

    IL-1, IL-6, dan TNF-alfa dalam jumlah banyak dan cepat (fase

    akut) mengaktifkan prostaglandin peningkatan set-point

    suhu tubuh di hipotalamus demam tinggi

    Batuk dengan dahak kekuningan

    Agen masuk ke alveoli alveolar makrofag memfagositkuman sebagai mekanisme imunitas pengeluaran sitokin

    eksudasi sel PMN terbentuk eksudat (pus) di dalam alveolus

    yang penuh bakteri, sel PMN, dan makrofag yang berwarna

    kuning.

    Nyeri dada

  • 7/23/2019 Skenario C Blok 12

    9/47

    9

    Dahak banyak dan distal (di alveolus) mekanisme tubuhuntuk mengeluarkannya batuk yang keras menekan N.

    Vagus rasa nyeri seperti dibakar di bagian dada.

    Pilek

    Agen masuk ke tubuh melalui hidung (sebelum ke paru) mengenai selaput lendir agen terperangkap dalam mucus

    terbentuk sekret pilek

    6. Mengapa kondisi bapak Budiman semakin memburuk walau sudahdiberi obat?

    Kemungkinan obat yang diberikan untuk bapak budiman

    hanya obat simptomatis(hanya meradakan gejala),lalu bisa juga

    dosis tidak sesuai dengan keadaan pasien,bisa karena interaksi

    obat,resistensi obat atau kepatuhan pasien untuk mengkonsumsi

    obat tersebut sehingga dapat menyebabkan kondisi bapak budiman

    semakin memburuk walaupun sudah diberi obat.

    7. Bagaiman interpretasi&mekanisme pemeriksaan fisik yangabnormal pada bapak budiman?

    Fisik:

    No. Hasil Pemeriksaan Nilai Normal Interpretasi

    1. Kesadaran kompos

    mentis

    Sadar sepenuhnya

    2. Tampak sakit berat

    3. Suhu 40 C 36,5-37,2 C Demam tinggi (infeksi)

    4. TD 90/60 mmHg 110-129/75-85 Hipotensi (kompensasi

    dari takichardi)

    5. RR : 38x/menit 16-24x/mnt Tachypnea

    6. HR : 120x/menit 60-100x/menit Takicardi

  • 7/23/2019 Skenario C Blok 12

    10/47

    10

    Thorak:

    Pemeriksaan Hasil

    Pemeriksaan

    Normal Interpretasi

    Inspeksi Pergerakan paru

    kiri tertinggal

    Pergerakan paru

    kanan dan kiri

    sama.

    Abnormal

    Palpasi Peningkatan

    stemfremitus

    Terjadi konsolidasi

    pada bagian paru

    Perkusi Redup

    Nyeri ketok

    lapangan kiri

    bawah

    Sonor

    Tidak ada nyeri

    Adanya cairan,

    eksudat, atau

    massa abnormal di

    paru

    Pleuritis,efusi

    pleura

    Auskultasi Suara bronchial

    lapangan kiri

    bawah

    Suara vesikuler Terjadi gangguan

    pada alveolus

    Mekanismenya:

    Tekanan darah 90/60 mmHgo Respon inflamasi makrofag mengeluarkan mediator

    inflamasi (NO, TNF, IL 1, ANF, dll. vasodilatasi

    pembuluh darah tekanan darah

  • 7/23/2019 Skenario C Blok 12

    11/47

    11

    o Invasi mikroorganisme fagositosis oleh makrofag makrofag mengeluarkan sitokin proinflamasi (TNF-alfa,

    IL-1, IL-6) pembentukan asam arakhidonat jalur

    siklooksigenase pembentukan prostaglandin set

    point di hipotalamus demam tinggi (kemungkinan

    demam tinggi karena mikroorganisme bakteri)

    Pergerakan paru tertinggal :o Infeksi eksudat pada alveolus daya kembang

    alveolus berkurang daya kembang paru kiri berkurang

    pergerakan tertinggal dari paru kanan saat inspirasi

    Stemfremituso Adanya eksudat pada paru kiri menyebabkan perambatan

    suara lebih cepat dan meningkat sehingga pemeriksaan

    stemfremitus lebih terasa pada sisi yang sakit

    Suara bronchialo normalnya suara bronchial hanya terdengar di daerah

    trakea dan bronkus, dan normalnya suara yang terdengar

    pada seluruh toraks termasuk lapangan kiri bawah adalah

    suara vesikuler, terdengarnya suara bronchial pada

    lapangan kiri bawah menunjukan adanya konsolidasi

    yang menyebabkan suara vesikuler tidak terdengar dan

    digantikan suara bronchial yang merupakan perambatan

    suara dari daerah trachea.

    8. Bagaimana DD kasus ini?Pneumonia berdasarkan manifestasi klinik:

    Gambaran Typikal Atipikal

    Onset Sudden Gradual

  • 7/23/2019 Skenario C Blok 12

    12/47

    12

    Age Younger Older

    Appearance Toxic Malaise, fatique

    Fever High Low grade

    Rigor Common Uncommon

    Cough Productive Nonproductive

    Sputum Purulent Mucoid

    Extra pulmonal Uncommon Common

    Pleuritic chest pain Common Uncommon

    Lung consolidation Common Uncommon

    Gram stain Abundant bacteria Rare bacteria

    WBC, difrential Elevated; left shit Normal

    Chest x-ray Consolidation Patchy, infiltrate

    9. Bagaimana kesimpulan&mekanisme pemeriksaan tambahan yangabnormal pada bapak Budiman?

    Pemeriksaan Nilai Hasil Nilai

    Normal

    Kesimpulan

    Hb 12,8 gr/dl 13,5-18

    gr/dl

    Anemia

    WBC 18.000 mm3 4500

    10000

    mm3

    Leukositosis

    Infeksi

    bakteri

  • 7/23/2019 Skenario C Blok 12

    13/47

    13

    Diff. Count

    Basofil Eosinofil Netrofil batang Netrofil segmen

    Limfosit

    Monosit

    1

    1

    6

    78

    12

    2

    0-1

    1-3

    2-6

    50-70

    20-40

    2-6

    Normal

    Normal

    Normal

    Meningkat

    infeksi

    bakteri akut

    Menurun

    Gangguan

    system imun

    Normal

    Sputum Kuman gram

    (+) kokus

    - Infeksi kuman

    garam (+)

    Rontgen Perselubungan

    lapangan kiri

    bawah

    - Lesi

    konsolidasi

    bagian bawah

    paru

    Pneumonia

    lobaris

    Perselubungan lapangan kiri bawah menunjukan adanya efekgravitasi

    10.Apa pemeriksaan penunjang lain yang dibutuhkan dalam kasus ini?Pemeriksaan penunjang.

    Pemeriksaan radiologis. Pola radiologis dapat berupa

    pneumonia alveolar dengan gambaran air bronkhogram (airspace

    disease) misalnya oleh Streptococcus pneumoniae,

    bronkopneumoniae (segmental disease) oleh antara lain

    Staphylococcus, virus atau mikoplasma; dan pneumonia interstisial

    oleh virus dan mikoplasma.

  • 7/23/2019 Skenario C Blok 12

    14/47

    14

    Distribusi infiltrat pada segmen apikal lobus bawah atau inferior

    lobus atas sugestif untuk kuman aspirasi. Tetapi pada pasien yang

    tidak sadar, lokasi ini bisa di mana saja. Infiltrat di lobus astas

    sering ditimbulkanKlebsiella spp, tuberkulosis atau amiloidosis.

    Pada lobus bawah dapat terjadi infiltrat akibat Staphylococcus atau

    bakteriemia.

    Bentuk lesi berupa kavitasi dengan air-fluidlevel sugestif untuk

    abses paru, infeksi anaerob, gram negatif atau amilodosis. Efusi

    pleura dengan pneumonia sering ditimbulkan S.pneumoniae. Dapat

    juga oleh kuman anaerob, S.pyogenes, E.coli, Staphylococcus

    (pada anak). Kadang-kadang olehK.pneumoniae, P.pseudomallei.

    Pembentukan kista terdapat pada pneumonia

    nekrotikans/supurativa, abses dan fibrosis akibat terjadinya

    nekrosis jaringan paru oleh kuman S.aureus,K.pneumoniae dan

    kuman-kuman anaerob (Streptococcus anaerob, Bacteroides,

    Fusobacterium). Ulangan foto perlu dilakukan untuk melihat

    kemungkinan adanya infeksi sekunder/tambahan, efusi pleura

    penyerta yang terinfeksi atau pembentukan abses. Pada pasien

    yang mengalamai perbaikan klinis ulangan foto dada dapat ditunda

    karena resolusi pneumonia berlangsung 4-12 minggu.

    Pemeriksaan laboratorium

    Leukositosis umumnya menandai adanya infeksi bakteri;

    leukosit normal/rendah dapat disebabkan oleh infeksi

    virus/mikoplasma atau pada infeksi yang berat sehingga tidak

    terjadi respoons leukosit, orang tua atau lemah. Leukopenia

    menunjukkan depresi imunitas, misalnya neutropenia pada infeksi

    kuman Gram negatif atau S.aureuspada pasien dengan keganasan

    dan gangguan kekebalan. Faal hati mungkin terganggu.

    Pemeriksaan bakteriologis

    Bahan berasal dari sputum, darah, aspirasi nasotrakeal/

    transtrakeal, aspirasi jarum transtorakal, torakosentesis,

  • 7/23/2019 Skenario C Blok 12

    15/47

    15

    bronkoskopi, atau biopsi. Untuk tujuan terapi empiris dilakukan

    pemeriksaan apus Grm, Burri Gin, Quellung test dan Z. Nielsen.

    Kuman yang predominan pada sputum yang disertai PMN yang

    kemungkinan merupakan penyebabi infeksi. Kultur kuman

    merupakan pemeriksaan utama pra terapi dan bermanfaat untuk

    evaluasi terapi selanjutnya.

    Pemeriksaan khusus

    Titer antibodi terhadap virus,Legionella, dan mikoplasma.

    Nilai diagnostik bila titer tinggi atau ada kenaikan titer 4 kali.

    Analisis gas darah dilakukan untuk menilai tingkat hipoksia dan

    kebutuhan oksigen.

    Pasien PN/PK yang dirawat nginap perlu diperiksakan analisa gas

    darah, dan kultur darah.

    Analisa Gas Darah

    Ditemukan hipoksemia sedang atau berat. Pada beberapa

    kasus, tekananparsial karbondioksida (PCO2) menurun dan padastadium lanjut menunjukkan asidosis respiratorik.

    11.Apa WD dari kasus ini? (cara mendiagnosis)a) Anamnesis

    Sesak nafas, demam-menggigil, batuk dengan sputum purulen,

    nyeri dada

    Berat badan menahun. Riwayat merokok, riwayat penyakit

    sebelumnya seperti PPOK, tuberculosis paru.

    b) Pemeriksaan fisikTakikardi, takipneu, demam tinggi, berkeringat, gerakan nafas

    pada daerah yang sakit tertinggal, stem fremitus meningkat pada

    sisi yang sakit, perkusi redup, bunyi nafas bronchial, ronki basah

    halus, bronkofoni, whispering pectoriloquy, bunyi krepitasi dan

    kadang-kadang terdengar bising gesek pleura.

    c) Pemeriksaan laboratorium

  • 7/23/2019 Skenario C Blok 12

    16/47

    16

    - Darah : leukositosis, hitung jenis tejadi peningkatan ke kiri- CRP : kadar CRP lebih rendah pada infeksi virus dan infeksi

    bakteri superfisialis daripada infeksi bakteri profunda

    - Sputum : ditemukan sel PMN, diplokokus gram (+)berbentuk lancet

    - Serologi : deteksi antigen-antibodi- Analisis gas darah : menilai tingkat hipoksia dan kebutuhan

    oksigen

    d) Pemeriksaan tambahanFoto thoraks :

    - Virus : penebalan peribronkial, infiltrat intertisial merata danhiperinflasi

    - Bakteri : infiltrat alveolar berupa konsolidasi segmen ataulobar, bronkopneumonia dan air bronchogram

    - Stafilokokus : abses-abses kecil, pneumotokel denganberbagai ukuran

    - Mikoplasma : retikulonodular fokal pada satu lobus, groundglass consolidation, transient psudoconsolidation karena

    infiltrat interstisial yang konfluens.

    Untuk lobar pneumonia biasanya ditemukan bayangan

    kesuraman yang homogen pada 1 lobus atau lebih.

    Diagnosis kerja: Pneumonia akut et causa Streptococcus

    pneumonia(pneumococcus)

    12.Bagaimana anatomi,fisiologi,histologi yang berkaitan dengankasus ini?

    Sintesis

    13.Bagaimana epidemiologi kasus ini?

  • 7/23/2019 Skenario C Blok 12

    17/47

    17

    Pneumonia adalah penyakit yang sering terjadi di

    masyarakat. Jumlah seranganrata-rata 12 kasus dari 1000 orang per

    tahun. Pada orang dewasa, rata-rata yangmembutuhkan perawatan

    di rumah sakit usianya berkisar 17-55 tahun,

    kebanyakanmenyerang usia lanjut. Pneumonia menempati urutan

    ke 6 sebagai penyebabkematian di Amerika Serikat. Dalam

    penelitian di Seattle, peneliti menemukan jumlah penderita CAP

    berusia 65-69 tahun sebanyak 18,2 kasus per 1000 orang pertahun

    dibandingkan 52,3 kasus per 1000 orang per tahun yang mengenai

    usia 85 tahun. Hasil dari survey rumah sakit nasional di Amerika

    Serikat mengindikasikanbahwa dari tahun 1990 hingga 2002 ada

    21,4 juta kasus pasien rumah sakit usianyadiatas 65 tahun.

    Tingginya angka kematian pada pneumonia sudah dikenal sejak

    lama, Osler W menyebutkan pneumonia sebagai "teman pada usia

    lanjut".Epidemiologi pneumonia berubah tiap tahunnya. Hal ini

    berkaitan denganperubahan jumlah populasi dan penyebaran

    bakteri-bakteri baru yang menyebabkanpneumonia dan perubahan

    antibiotik guna memberantas bakteri-bakteri lama, seperti S.

    pneumonia, H. influenzae, dan StaphylococcusAureus.

    14.Apa etiologi dan faktor resiko kasus ini?Pada masa sekarang terjadi perubahan pola mikroorganisme

    penyebab ISNBA (Infeksi Saluran Napas Bawah Akut) akibat

    adanya perubahan keadaan pasien seperti gangguan kekebalan dan

    penyakit kronik, polusi lingkungan, dan penggunaan antibiotik

    yang tidak tepat sehinggamenimbulkan perubahan karakteristik

    pada kuman. Etiologi pneumonia berbeda-beda pada berbagai tipe

    dari pneumonia, dan hal ini berdampak kepada obat yang akan

    diberikan. Mikroorganisme penyebab yang terseringadalah bakteri,

    yang jenisnya berbeda antar negara, antara suatudaerahdengan

    daerah yang lain pada suatu negara, diluar RS dan didalam RS.

  • 7/23/2019 Skenario C Blok 12

    18/47

    18

    Karenaitu perlu diketahui dengan baik pola kuman di suatu tempat.

    Pneumonia yangdisebabkan oleh infeksi antara lain :

    Bakteri

    Agen penyebab pneumonia di bagi menjadi organismegram-positif atau gram-negatif seperti :

    Steptococcus pneumoniae(pneumokokus),Streptococcus

    piogenes,Staphylococcus aureus,Klebsiela

    pneumoniae,Legionella,Hemophilus influenzae.

    Virus

    Influenzae virus, Parainfluenzae virus, Respiratory,Syncytial adenovirus, chicken-pox (cacar air), Rhinovirus,

    Sitomegalovirus, Virusherves simpleks, , Hantavirus.

    Fungi

    Aspergilus, Fikomisetes, Blastomises dermatitidis,Histoplasmakapsulatum

    Selain disebabkan oleh infeksi, pneumonia juga bisa di sebabkan

    oleh bahan-bahan lain/noninfeksi :

    1. Pneumonia Lipid : Disebabkan karena aspirasi minyakmineral

    2. Pneumonia Kimiawi : Inhalasi bahan-bahan organikdananorganik atau uap kimia seperti berillium

    3. Extrinsik allergik alveolitis : Inhalasi bahan debuyangmengandungalergen seperti spora aktinomisetes

    termofilik yangterdapat pada ampas debu di pabrik gula

    4. Pneumonia karena obat : Nitofurantoin, busulfan,metotreksat

    5. Pneumonia karena radiasi6. Pneumonia dengan penyebab tak jelas.

    Etiologi Pneumonia Komunitas:

  • 7/23/2019 Skenario C Blok 12

    19/47

    19

    Pneumonia komunitas banyak disebabkan oleh bakteri

    gram positif (pneumonia tipik) dan dapat disebabkan juga oleh

    bakteri atipik (pneumoniaatipik) seperti :

    Klebsiella pneumoniae,Streptococcuspneumoniae,Streptococcus viridans, Staphylococcus

    aureus,Pseudomonas aeruginosa,Streptococcus

    haemoliticus, Enterobacter,danPseudomonas spp.

    Etiologi pneumonia nosokomial:

    Bakteri adalah penyebab yang tersering dari PN. Jenis

    kuman penyebab ditentukan oleh berbagai faktor antara lain

    berdasarkan imunitas pasien, tempat dan cara pasien terinfeksi.

    Kuman penyebab PN sering berbeda jenisnya antara di ruangan

    biasa dengan ruangan perawatan intensif (ICU): infeksi melalui

    selang infus sering berupa Staphylococcusaureus sedangkan

    melalui ventilator PseudomonasaeruginosamdanmEnterobacter .

    Faktor resiko:

    a. Usia > 65 tahunb. Aspirasi secret orofaringealc. Infeksi pernapasan oleh virusd. Sakit yang parah dan menyebabkan kelemahan (seperti DM

    dan uremia)

    e. Penyakit pernapasan kronik (COPD, asthma, kistikfirbrosis)

    f. Kanker (terutama kanker paru)g. Tirah baring yang lamah. Trakeostomi atau pemakaian siang endotrakeali. Bedah abdominal atau toraks

    j. Fraktur tulang igak. Pengobatan imunosupresifl. AIDS

  • 7/23/2019 Skenario C Blok 12

    20/47

    20

    m. Riwayat merokok

    15.Bagaimana patofisiologi dan patogenesis kasus ini?Pneumonia dapat terjadi akibat menghirup bibit penyakit di

    udara atau kuman di tenggorokkan terisap dan masuk ke paru-paru.

    Penyebaran juga bisa melalui darah dan luka di tempat lain,

    misalnya di kulit. Jika melalui saluran nafas, agen yang masuk

    akan dilawan oleh berbagai sistem pertahanan tubuh manusia,

    misalnya batuk, pilek, atau perlawanan oleh sel-sel pada lapisan

    lendir tenggorokan hingga gerakan silia untuk mengeluarkan lendir

    itu.

    Pada umumnya patogenesis dari pneumonia pada fase inflamasi

    terjadi dalam 4 fase secara simultan pada paru yang sama.

    1. Fase kongesti

    Kuman masuk ke saluran

    pernafasan atas

    Mekanisme imunitas

    Terbentuk sekret virulen

    (pilek)Demam tinggi

    Sekret berlebih masuk ke alveoli

    Inflamasi

  • 7/23/2019 Skenario C Blok 12

    21/47

    21

    Fase ini terjadi pada 4 sampai 12 jam pertama. Dimana pada fase

    ini eksudasi serosa masuk ke dalam alveoli melalui pembuluh

    darah yang berdilatasi dan bocor.

    2. Fase hepatisasi merah

    Fase ini terjadi 48 jam berikutnya. Paru-paru tampak merah dan

    bergranula (hepatisasi = seperti hepar) karena sel-sel darah merah,

    fibrin, dan leukosit polimorfonuklear mengisi alveoli.

    3. Fase hepatisasi kelabu

    Pada fase ini 3 sampai 8 hari. Paru-paru tampak kelabu karena

    leukosit dan fibrin mengalami konsolidasi di dalam alveoli yang

    terserang.

    4. Fase resolusi

    Fase ini 7 sampai 11 hari, dimana eksudat mengalami lisis dan

    direabsorpsi oleh makrofag sehingga jaringan kembali pada

    strukturnya semula.

    Proses patogenesis pneumonia terkait dengan 3 faktor yaitu

    keadaan (imunitas) inang, mikroorganisme yang menyerang pasien

    dan lingkungan yang berinteraksi satu sama lain. Patogen yang

    sampai ke trakhea terutama berasal dari aspirasi bahan orofaring,

    kebocoran melalui mulut saluran endotrakheal, inhalasi, dan

    sumber bahan patogen yang mengalami kolonisasi di pipa

    endotrakheal. Setelah dapat melewati hambatan mekanisme

    pertahanan inang berupa daya tahan mekanik (epitel cilia dan

    mukus), humoral (antibodi dan komplemen) dan selular (lekosit

    polinuklir, makrofag, limfosit, dan sitokinnya). Mekanisme lain

    adalah pasasi bakteri pencernaan ke paru, penyebarab hematogen,

    dan akibat tindakan intubasi.

    16.Apa manifestasi klinik pada kasus ini?

  • 7/23/2019 Skenario C Blok 12

    22/47

    22

    a. Manifestasi nonspesifik infeksi dan toksisitas berupa demam,sakit kepala, iritabilitas, gelisah, malaise, nafsu makan kurang,

    keluhan gastrointestinal seperti mual, muntah atau diare.

    b. Gejala umum saluran napas bawah berupa batuk, takipnea,ekspektorasi sputum, napas cuping hidung, sesak napas, air

    hunger, merintih, sianosis.

    c. Tanda pneumonia berupa retraksi dada, perkusi pekak (redup),fremitus melemah, suara napas melemah, ronki.

    d. Tanda infeksi ektrapulmonal.

    17.Bagaimana tatalaksana pada kasus ini?Identifikasi etiologi penting untuk pengobatan antibiotik.

    Pemeriksaan bakteridapat dengan cara pewarnaan gram dari

    sputum dan cairan pleura, kultur sputum,kultur darah dan cairan

    pleura. Kadang-kadang sukar untuk memperoleh sputumyang

    baik pada pneumonia. Terapi kita gunakan antibiotik secaraempirik. Padapneumonia oleh pneumococcus, penisilin adalah

    obat pilihan utama.

    Pada pneumonia oleh H. Influenza dapat diberikan ampisilin.

    Pada penderita yang resisten terhadap ampisilin dapat diberikan

    cefonicid atau cefuroximesodium.Pilihan lain adalah penisilin

    atau sefalosporin. Bila alergi terhadap penisilin dapatdiberikan

    kloramfenikol atau trimetoprim-sulfametoksasol.

    Pada pneumonia oleh strain staphylococcusdapat diberikan terapi

    oksasilin,nafsilin dan sefalotin.

    Terapi Antibiotik Empiris untuk CAP

    Rawat jalan

    Sebelumnya sehat

  • 7/23/2019 Skenario C Blok 12

    23/47

    23

    Tanpa terapi antibiotik belakangan ini: makrolid

    Terapi antibiotik belakangan ini (kurang dari 3 bulan):fluoroquinolon,lanjutkan makrolid + amoksicilin dosis

    tinggi.

    Terapi antibiotik belakangan ini (lebih dari 3 bulan): pilihantibiotik yangbelum diterima selama 3 bulan terakhir.

    Rawat Inap

    Bangsal Tanpa terapi antibiotik belakangan ini: fluoroquinolon,

    atau lanjutkan makrolid+ beta

    laktam/cefotaxime/ceftriakson/ampisilin

    Terapi antibiotik belakangan ini: makrolid + beta laktamatau fluoroquinolonsaja

    ICU

    Tanpa masalah infeksi Pseudomonas: beta laktam +makrolid atau fluoroquinolon, bila alergi beta laktam,

    fluoroquinolon + klindamisin

    Infeksi Pseudomonas: antipseudomonal + ciprofloksasinatau antipseudomonal+ aminoglikosida +

    fluoroquinolon/makrolid, bila alergi beta laktam:

    aztreonam+ levofoksasin atau aztreonam +

    moxifloksasin/gatifloksasin dengan atau tanpa

    aminoglikosidas

    Pada penderita rawat jalan dapat diberikan antibiotik

    (empirik) dan pengobatan yang bersifat suportif atau simtomatik :

    istirahat yang cukup, minum yang cukupuntuk mencegah

    dehidrasi, panas dapat diberikan antipiretik, mukolitik dan

    ekspektoran jika diperlukan(6).

  • 7/23/2019 Skenario C Blok 12

    24/47

    24

    Pada penderita rawat inap biasa dapat diberikan antibiotik

    (empirik) dan pengobatansuportif : pemberian oksigen, infus

    rehidrasi nutrisi dan elektrolit (ringerlaktat, NaCl 0,9 %, ringer

    asetat), pemberian obat simtomatik diantaranya antipiretik

    (paracetamol 500mg 3x1 tablet) dan mukolitik (Bromhexin 3x1

    tablet atau ambroxol 3x1 tablet)(6).

    Pada penderita rawat inap di ruang intensif, terapi sama dengan

    penderita diruang rawat inap biasa, biila diperlukan dipasang

    ventilator mekanik. Pemilihanantibiotik empirik sesuai dengan

    golongan kuman penyebab (6).

    Dalam penatalaksanaan harus diperhatikan nutrisi, jumlah kalori

    yangdibutuhkan baik parenteral atau melalui pipa lambung(5).

    Cairan dan elektrolit perludinilai karena pada pneumonia dapat

    terjadi hiponatremi atau hipernatremi. Infeksi meningkatkan

    katabolisme protein dan melemahkan sistim imunitashumoraldanseluler. Sistim respirasi harus diperhatikan, bila

    terjadi hipoksemi dapat diberioksigen. Pemberian oksigen dapat

    dinilai dengan analisis gas darah, karenakeracunan oksigen dapat

    melemahkan gerakan mukosiliar dan menyebabkan

    fibrosis.Penting diperhatikan interaksi obat-obat yang dipakai,

    agar dicapai efek obat yangmaksimum dengan efek samping yang

    minimal. Dalam pemberian obat lebih dan duamacam dapat

    terjadi percepatan metabolisme obat, pengaruh terhadap

    pembuluhdarah perifer atau mempengaruhi sistim saraf sentral(9).

    Bila dengan antibiotik empirik tidak ada perbaikan atau bahkan

    memburuk,terapi disesuaikan dengan bakteri penyebab dan uji

    sensitivitas.

    18.Apa komplikasi pada kasus ini?Komplikasi kasus ini yaitu:

  • 7/23/2019 Skenario C Blok 12

    25/47

    25

    1. ARDS2. Abses Paru3. Syok Septik4. Empyema

    19.Bagaimana prognosis pada kasus ini?Dubia ad malam

    20.Apa tindakan preventif pada kasus ini?Di luar negeri di anjurkan pemberian vaksin influenza dan

    pneumokokus padaorang dengan resiko tinggi, dengan gangguan

    imunologis, penyakit berat termasuk penyakit paru kronik, hati,

    ginjal dan jantung. Di samping itu vaksin juga perlu diberikan

    untuk penghuni rumah jompo atau rumah penampungan penyakit

    kronik, danusia diatas 65 tahun.

    Pencegahan bisa juga dengan:

    a. Jaga kebersihan diri dan lingkunganb. Konsumsi gizi yang cukupc. Tidak merokok atau stop merokok bagi perokokd. Vaksin pneumokokkus (Streptococcus pneumoniae) dan

    Vaksin Hib (Haemophilus influenzae type b)

    21.Apa kompetensi dokter umum pada kasus ini?Tingkat 3B

    Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik

    dan pemeriksaan-pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter

    (misalnya : pemeriksaan laboratorium sederhana atau X-ray).

    Dokter dapat memutuskan dan memberi terapi pendahuluan, serta

    merujuk ke spesialis yang relevan (kasus gawat darurat).

  • 7/23/2019 Skenario C Blok 12

    26/47

    26

    IV. HipotesisBapak Budiman,60 tahun,menderita pneumonia yang disebabkan bakteri

    gram (+) coccus.

  • 7/23/2019 Skenario C Blok 12

    27/47

    27

    V. Kerangka Konsep

    Pergerakan

    paru kiri

    tertinggal

    Sesak

    Gangguan pola

    nafas

    Stremfremitusmeningkat

    Bronkhial sound

    Compliance paru

    menurun

    Konsolidasi

    Gravitasi

    Jumlah kumanVirulensi

    Sepsis

    Penumpukan

    eksudat ke dalam

    alveoli

    Inflamasi(fase

    kongesti,hepatisasi

    merah-kelabu)

    Ke saluran nafas bawah

    Resiko bakterimiaMasuk alveoli

    BatukPilekDahak kekuningan

    Saluran nafas atas

    Budiman,60tahun,terinfeksi bakteri

    gram (+) coccus

  • 7/23/2019 Skenario C Blok 12

    28/47

    28

    VI. Sintesis1.Anatomi,fisiologi dan histologi sistem respirasi

    Saluran pernapasan adalah saluran yang berfungsi untuk pertukaran gas (antara O2

    dan CO2). Saluran pernapasan dibagi menjadi dua yaitu saluran pernapasan atas

    dan bawah. Saluran pernapasan atas terdiri atas rongga hidung, faring, dan laring

    sedangkan saluran pernapasan bawah terdiri atas trakea sampai ke alveoli.

    1. TrakeaMerupakan cincin tulang rawan yang tidak lengkap (C) yang mana pada

    bagian belakangnya terdiri atas 16-20 cincin tulang rawan. Panjangnya 10 cm

    dengan tebal 4-5 mmdan diameter 2,5 cm. Lapisannya terdiri atas mukosa (epitel

    bertingkat semu silindris bersilia dengan sel goblet), kelenjar submukosa, dan di

    bawahnya terdapat jaringan otot polos (m.trakealis) yang menghubungkan

    kartilago hyalin. Fungsi trakea adalah untuk penyokong, reflex batuk (dari bagian

    Carina), dan menghangatkan, melembabkan serta menyaring udara.

    2. BronkusBronki primer merupakan percabangan dari trakea yang terdiri atas

    bronkus primer kiri dan kanan. Panjang bronkus sekitar 5 cm dengan diameter 11-

    19 mm. Bronkus primer kanan lebih vertical dan lebih besar dibandingkan dengan

    Ron a hidun , arin , larinAtas

    Saluranpernapasan

    Konduksi Trakea, bronkus primer,bronkus lobaris, bronkus

    segmental, bronkiolus terminal

    Bawah

    Bronkiolus respiratorius,duktus alveoli dan sakus

    alveoli

    Res irasi

  • 7/23/2019 Skenario C Blok 12

    29/47

    29

    bronkus primer kiri. Bronkus primer kanan mempercabangkan 3 bronki lobaris

    dan bronkus primer kiri mempercabangkan 2 bronki lobaris. Bronki primer terdiri

    atas epitel bertingkat semu silindris bersilia dengan sel goblet, lamina propria

    tipis, otot polos, submukosa dengan kelenjar bronchial, lempeng tulang rawan

    hialin dan adventitia Bronki lobaris memiliki diameter 4,511,5 mm. Selanjutnya

    bronki lobaris mempercabangkan bronki segmental. Bronki segmental

    mempercabangkan bronki subsegmental kemudian bercang-cabang hinggai

    sampai pada bronkiolus terminalis. Ketebalan epitel dan jumlah kartilago akan

    berkurang seiring dengan jumlah percabangan (bronki dengan diameter 1 mm

    tidak memiliki kartilago lagi). Bronkus berfungsi sebagai jalan udara.

    3. BronkiolusBronkiolus terminalis memiliki mukosa berombak dengan epitel silindris

    bersilia tanpa sel goblet, lamina propria tipis, selapis otot polos, dan adventitia.

    Bronkiolus terminalis mempercabangkan bronkiolus respiratorius yang langsung

    berhubungan dengan duktus alveolaris dan sakus alveoli. Epitelnya adalah selapis

    silindris atau kuboid dengan lapisan jaringan ikat yang menunjang otot polos,

    serta elastin lamina propria dan pembuluh darah.

    4. AlveoliDuktus alveolaris berhubungan langsung dnegan bronkiolus respiratorius.

    Dindingnya terbentuk atas deretan sakus alveoli yang saling berdekatan dan

    membentuk parenkim paru. Lapisan alveoli terdiri atas dua tipe sel yaitu sel tipe 1

    (flat cell, pneumosit) sebagai tempat pertukaran udara dan sel tipe 2 (cuboid cell

    pneumosit) yang menbentuk surfaktan untuk mempertahankan tegangan

    permukaan alveoli agar tidak kolaps.

    5. Paru-paruKedua pulmo dilekatkan pada cord dan trachea oleh radix pumonalis dan

    ligamentum pulmonalenya. Ada pulmo sinister dan dexter. Pulmo dexter ada 3

    lobus : lobus superius, medius dan inferius sedangkan pulmo sinister ada 2 lobus :

  • 7/23/2019 Skenario C Blok 12

    30/47

    30

    lobus superius dan inferius. Kedua pulmo berbentuk kubah dengan apex di cranial

    dan basis di caudal. Di samping apex dan basis ada facies costalis, facies

    mediastinalis, margo anterior, margo inferior dan hilus radix pulmonalis.

    Perdarahan paru terdiri atas arteriae dan venae, darah yang dideoksigenasi dibawa

    oleh aa. Pumonales, jaringan pulmo mendapat nutrisi dan O2 dari aa.Broncioles

    sinister et dexter. Venous return : venae bronchiales membawa darah venous dari

    paru ke v. Azygous,v hemiazygos,atau v. Intercostalis posterior.

    Persarafan paru yaitu plexus pulmonalis anterior dan posterior di depan dan

    belakang radix pulmonalis dibentuk oleh cabang-cabang dari n. Vagus yang

    terdiri dari serabut-serabut parasimpatis dan truncus sympatheticus.

    Fisiologi

    Paru merupakan organ respirasi yang berfungsi menyediakan O2 dan

    mengeluarkan CO2. Selain itu paru juga membantu fungsi nonrespirasi, yaitu:(1)

    a) Pembuangan air dan eliminasi panasb) Membantu venus returnc) Keseimbangan asam basad) Vokalisasi

  • 7/23/2019 Skenario C Blok 12

    31/47

    31

    e) Penghidu1. Ventilasi paruGerakan nafas dengan 2 cara:

    1. Turun-naik diafragma yang merubah diameter superoinferior rongga toraksa. inspirasi: kontraksi diafragma

    b. ekspirasi: relaksasi diafragma2. Depresi-elevasi iga, merubah diameter anteroposterior rongga toraks

    a. inspirasi: elevasi (keluar) igab. ekspirasi: depresi (kebawah or kedalam) iga

    2. Difusi paruFaktor yang mempengaruhi kecepatan difusi gas pada membran respirasi:

    1. Tebal membran2. Luas permukaan membran3. Koefisien difusi gas4.

    Perbedaan tekanan pada kedua sisi membran

    Pada radang jaringan paru dapat terjadi penurunan kapasitas difusi paru karena

    penebalan membran alveoli dan berkurangnya jumlah jaringan paru yang dapat

    berfungsi pada proses difusi gas.

    3. Transportasi gas1. Transpor O2 dalam darah. 97% O2 ditranspor dalam bentuk

    HbO2, 3% terlarut dalam cairan plasma dan sel. Rata-rata Hb

    dalam 100 ml darah dapat berikatan dengan 20 ml O2. 5 ml O2

    dilepaskan ke jaringan oleh 100 ml darah.

    2. CO2 ditranspor dalam bentuk terlarut dalam darah 7 %, ionbikarbonat 70%, gabungan CO2, Hb, dan protein plasma 20 %.

    Proses respirasi terbagi menjadi 4 bagian :

    a. Proses ventilasi

  • 7/23/2019 Skenario C Blok 12

    32/47

    32

    Proses inspirasi dan ekspirasi melalui saluran nafas. Proses inspirasi akan

    menyebabkan rongga toraks membesar sehingga udara masuk melalui

    saluran nafas melalui alveoli, sedangkan proses ekspirasi menyebabkan

    rongga dada mengecil sehingga udara dialirkan keluar.

    Otot otot yang berperan pada inspirasi :

    - Diafragma- Otot interkostal eksterna- Otot sternokleidomastoideus- Otot scapula elevator dan serrate anterior- Otot skeleni dan erectus pada tulang belakang

    Otot otot yang berperan pada ekspirasi :

    - Otot rektus abdominalis- Otot interkostal interna- Otot serrate posterior inferior, untuk menurunkan kosta bagian bawah

    b. Proses difusiProses difusi merupakan proses pertukaran gas oksigen dan

    karbondioksida antara alveoli dan kapiler. Proses ini melalui membrane

    yang tipis antara alveoli dan kapiler darah.

    c. Proses transportasiProses ini merupakan transportasi oksigen didalam darah menuju

    kejaringan tubuh (sel sel) dan membawa karbondioksida dari sel sel

    menuju kekapiler paru.

    Transportasi ini melalui 2 cara :

    - Secara kimia, berikatan dengan hemoglobin. Sebagian besar oksigenakan diangkut dengan ikatan oksihemoglobin.

  • 7/23/2019 Skenario C Blok 12

    33/47

    33

    - Secara fisik, larut dalam plasma darah. Jumlah oksigen yang larutdalam plasma sangat kecil, sekitar 1% karena daya larut oksigen dalam

    plasma yang rendah.

    d. Proses regulasiProses ini merupakan proses pengaturan pernafasan meliputi pusat

    pernafasan meliputi pusat pernafasan.

    Pengaturan pernafasan dilaksanakan oleh 2 sistem yakni

    - System syaraf- System kimia/ kemoreseptor.

    Pusat pernafasan :

    - Area inspirasi, terletak dibagian dorsal medulla oblongata yangberfungsi sebagai pusat inspirasi.

    - Area ekspirasi, terletak dibagian ventral medulla oblongata yangberfungsi sebagai pusat ekspirasi.

    - Area pneumotaksik, terletak di pons yang berfungsi membantumengatur kecepatan pernafasan.

    Histologi

    Bronkus

    Susunan bronki ekstrapulmonar sangat mirip dengan trakea dan hanya berbeda

    dalam garis tengahnya yang lebih kecil. Bronkus intrapulmonary berbeda dari

    bronkus ekstrapulmonar dalam beberapa gambaran dasar. Pertama bronkus

    intrapulmonary tampak bulat dan tidak memperlihatkan bagian posterior yang rata

    seperti yang terlihat pada trakea atau bronkus ekstrapulmonar. Terdapat lempeng-

    lempeng tulang rawan hialin yang bentuknya tidak beraturan dan dikitari oleh

    jaringan ikat padat fibrosa yang mengandung banyak serat elastin. Sebelah dalam

    dari cincin tulang rawan dan jarring ikat, terletak submukosa yang tersusun dari

    jaringan ikat jarang dengan sejumlah sel limfosit serta di dalamnya terdapat

    kelenjar campur mukoserosa dan kelenjar mukosa. Pada perbatasan antara

  • 7/23/2019 Skenario C Blok 12

    34/47

    34

    submukosa dengan mukosa, pemadatan jaringan elastin seperti tampak pada

    trakea dan bronkiekstrapulmonar, diperkuat oleh suatu selubung luar yang terdiri

    dari serat-serat otot polos.

    Bronkiolus

    Bronkiolus mempunyai cirri tidak mengandung tulang rawan, kelenjar dan

    kelenjar limf, hanya terdapat adventitia tipis yang terdiri dari jaringan ikat.

    Lamina propia terutama tersusun oleh berkas otot polos yang cukup menyolok

    serta serat-serat elastic. Epitel yang membatasi bronkiolus besar merupakan epitel

    silindris bersilia dengan sedikit sel goblet, dan pada bronkiolus kecil (kira-kira 0,3

    mm), sel goblet hilang dan sel bersilia merupakan sel kubis atau silindris rendah.

    Diantara sel-sel itu, tersebar sejumlah sel silindris berbentuk kubah, tak bersilia,

    bagian puncaknya menonjol ke dalam lumen. Sel-sel ini disebut sel bronkiolar

    atau sel clara. Sel ini bersifat sebagai sel sekresi dengan reticulum bergranula di

    basal, suatu aparat Golgi di atas inti dan di dalam sitoplasma apical terdapat

    granula-granula secret serta reticulum bergranula yang menyolok.

    Gambar-1 bronchiole

  • 7/23/2019 Skenario C Blok 12

    35/47

    35

    Bronkiolus respiratorius

    Dinding bronkiolus respiratorius diselingi oleh kantung-kantung (alveoli). Jumlah

    alveoli meningkat dan terletak lebih berdekatan dengan bercabangnya bronkiolus

    respiratorius. Bronkiolus respiratorius yang lebih besar dilapisi oleh epitel kubus

    bersilia yang akan menjadi epitel selapis kubis pada saluran yang lebih kecil dan

    dilanjutkan dengan epitel selapis gepeng yang membatasi alveolus pada muara

    alveolus. Di luar lamina epitel, dindingnya disusun oleh anyaman berkas otot

    polos dan jaringan ikat fibro-elastis.

  • 7/23/2019 Skenario C Blok 12

    36/47

    36

    gambar 2Bronkiolus respiratorius

    2.Pneumonia

    Definisi

    Pneumonia adalah peradangan paru yang disebabkan oleh infeksi

    bakteri, virus maupun jamur. Pneumonia juga bisa terjadi setelah

    pembedahan (terutama pembedahan perut) atau cedera (terutama cedera

    dada), sebagai akibat dari dangkalnya pernafasan, gangguan terhadap

    kemampuan batuk dan lendir yang tertahan. Sedangkan pneumonia

    bakterial adalah peradangan paru yang disebabkan oleh infeksi bakteri.

    Epidemiologi

    Pneumonia dapat terjadi di semua negara tetapi data untuk

    perbandingan sangat sedikit, terutama di negara berkembang.Di Amerika

    pneumonia merupakan penyebab kematian keempat pada usia lanjut,

    dengan angka kematian 169,7 per100.000 penduduk. Tingginya angka

    kematian padan pneumonia sudah dikenal sejak lama, bahkan ada yang

    menyebutkan pneumonia sebagai teman pada usia lanjut. Usia lanjut

    merupakan risiko tinggi untuk pneumonia, hal ini juga tergantung pada

    keadaan pejamu dan berdasarkan tempat mereka berada. Pada orang-orang

    yang tinggal di rumah sendiri insidens pneumonia berkisar antara 25 44

    per 1000 orang dan yang tiaggal di tempat perawatan 68 114 per 1000

    orang. Di rumah sakit pneumonia usia lanjut insidensnya tiga kali lebih

    besar daripada penderita usia muda. Sekitar 38 orang pneumonia usia

    lanjut yang didapat di masyarakat, 43% diantaranya disebabkan oleh

    Streptococcus pneumoniae, Hemophilus influenzae dan virus influenza B;

    tidak ditemukan bakteri gram negatif. Lima puluh tujuh persen lainnya

    tidak dapat diidentifikasi karena kesulitan pengumpulan spesimen dan

    sebelumnya telah diberikan antibiotik. Pada penderita kritis dengan

    penggunaan ventilator mekanik dapat terjadi pneumonia nosokomial

    sebanyak 10% sampai 70%.

  • 7/23/2019 Skenario C Blok 12

    37/47

    37

    Berdasarkan data WHO/UNICEF tahun 2006 dalam Pneumonia:

    The Forgotten Killer of Children, Indonesia menduduki peringkat ke-6

    dunia untuk kasus pneumonia pada balita dengan jumlah penderita

    mencapai 6 juta jiwa. Diperkirakan sekitar separuh dari total kasus

    kematian pada anak yang menderita pneumonia di dunia disebabkan oleh

    bakteri pneumokokus.

    Pneumonia (radang paru), salah satu penyakit akibat bakteri

    pneumokokus yang menyebabkan lebih dari 2 juta anak balita meninggal.

    Pneumonia menjadi penyebab 1 dari 5 kematian pada anak balita.

    Streptococcus pneumoniae merupakan bakteri yang sering menyerang bayi

    dan anak-anak di bawah usia 2 tahun. Sejauh ini, pneumonia merupakan

    penyebab utama kematian pada anak usia di bawah lima tahun (balita).

    Patogenesis

    Pneumonia dapat terjadi akibat menghirup bibit penyakit di udara,

    atau kuman di tenggorokan terisap masuk ke paru-paru. Penyebaran bisa

    juga melalui darah dari luka di tempat lain, misalnya di kulit. Bakteri

    pneumokokus secara normal berada di tenggorokan dan rongga hidung

    (saluran napas bagian atas) pada anak dan dewasa sehat, sehingga infeksi

    pneumokokus dapat menyerang siapa saja dan dimana saja, tanpa

    memandang status sosial. Percikan ludah sewaktu bicara, bersin dan batuk

    dapat memindahkan bakteri ke orang lain melalui udara. Terlebih dari

    orang yang berdekatan misalnya tinggal serumah, tempat bermain, dan

    sekolah. Jadi, siapa pun dapat menularkan kuman pneumokokus.

    Bakteri masuk ke dalam paru-paru melalui udara, akan tetapi

    kadang kala juga masuk melalui sistem peredaran darah apabila pada

    bagian tubuh kita ada yang terinfeksi. Sering kali bakteri itu hidup pada

    saluran pernafasan atas yang kemudian masuk ke dalam arteri. Ketika

    masuk ke dalam alveoli, bakteri melakukan perjalanan diantara ruang antar

    sel dan juga diantara alveoli. Dengan adanya hal tersebut, sistem imun

    melakukan respon dengan cara mengirim sel darah putih untuk melindungi

    paru-paru. Sel darah putih (neutrofil) kemudian menelan dan membunuh

  • 7/23/2019 Skenario C Blok 12

    38/47

    38

    organisme tersebut serta mengeluarkan sitokin yang merupakan hasil dari

    aktivitas sistem imun itu. Hal ini yang mengakibatkan terjadinya demam,

    rasa dingin (menggigil), lemah yang merupakan gejala umum dari

    pneumonia yang disebabkan oleh bakteri ataupun jamur. Neutrofil,

    bakteri, dan cairan mempengaruhi keadaan sekitarnya dan juga

    mempengaruhi transportasi O2.

    Perjalanan bakteri dari paru-paru ke dalam peredaran darah

    mengakibatkan penyakit yang serius seperti sepsis, yaitu suatu keadaan

    tekanan darah rendah yang kemudian mempengaruhi sistem faal otak,

    ginjal, dan jantung.

    Adapun cara mikroorganisme itu sampai ke paru-paru bisa melalui:

    Inhalasi (penghirupan) mikroorganisme dari udara yangtercemar.

    Aliran darah, dari infeksi di organ tubuh yang lain Migrasi (perpindahan) organisme langsung dari infeksi di dekat

    paru-paru.

    Cara penularan bakteri pneumonia sampai saat ini belum diketahui

    pasti, namun ada beberapa hal yang memungkinkan seseorang beresiko

    tinggi terserang penyakit Pneumonia. Hal ini diantaranya adalah :

    - Orang yang memiliki daya tahan tubuh lemah.Seperti penderita HIV/AIDS dan para penderita penyakit kronik

    seperti sakit jantung, diabetes mellitus. Begitupula bagi mereka yang

    pernah/rutin menjalani kemoterapi dan meminum obat golongan

    Immunosupressant dalam waktu lama, dimana mereka pada umumnya

    memiliki daya tahan tubuh (Imun) yang lemah.

    - Perokok dan peminum alkohol.Perokok berat dapat mengalami iritasi pada saluran pernafasan

    (bronchial) yang akhirnya menimbulkan secresi muccus (riak/dahak),

    Apabila riak/dahak mengandung bakteri maka dapat menyebabkan

    pneumonia. Alkohol dapat berdampak buruk terhadap sel-sel darah

  • 7/23/2019 Skenario C Blok 12

    39/47

    39

    putih, hal ini menyebabkan lemahnya daya tahan tubuh dalam

    melawan suatu infeksi.

    - Pasien yang berada di ruang perawatan intensive (ICU/ICCU).Pasien yang dilakukan tindakan ventilator (alat bantu nafas)

    endotracheal tube sangat beresiko terkena Pneumonia. Disaat

    mereka batuk akan mengeluarkan tekanan balik isi lambung (perut) ke

    arah kerongkongan, bila hal itu mengandung bakteri dan berpindah ke

    rongga nafas (ventilator) maka potensial tinggi terkena pneumonia.

    - Menghirup udara tercemar polusi zat kemikal.Resiko tinggi dihadapi oleh para petani apabila mereka

    menyemprotkan tanaman dengan zat kemikal (chemical) tanpa

    memakai masker adalah terjadi iritasi dan menimbulkan peradangan

    pada paru yang akibatnya mudah menderita penyakit Pneumonia

    dengan masuknya bakteri atau virus.

    - Pasien yang lama berbaring.Pasien yang mengalami operasi besar sehingga menyebabkannya

    bermasalah dalah hal mobilisasi merupakan salah satu resiko tinggi

    terkena penyakit pneumonia, dimana dengan tidur berbaring statis

    memungkinkan riak/muccus berkumpul dirongga paru dan menjadi

    media berkembangnya bakteri.

    Diagnosis

    Pneumonia bakteri harus diperkirakan pada penderita yang tanda

    tanda infeksinya meliputi menggigil, demam, dan gejalagejala yang

    terdapat pada saluran pernapasan bawah. Jumlah awal neutrofil yang

    banyak diikuti dengan kenaikan jumlah neutrofil perifer, namun

    neutropenia dapat juga ditemukan, terutama pada penderita pneumonia

    bakteri. Sinar X dada akan menunjukkan infiltrat, namun pada awal

    perjalanan infeksi atau pada penderita dehidrasi, sinar X dapat

    menyesatkan. Walaupun kumpulan penemuan ini membantu dalam

    memberi kesan infeksi dalam paru, ia tidak dapat membuktikan penyebab

    pneumonia.

  • 7/23/2019 Skenario C Blok 12

    40/47

    40

    Gejala :

    Demam menggigil Suhu tubuh meningkat Batuk berdahak mukoid atau purulen Sesak napas Kadang nyeri dadaPemeriksaan Fisik :

    Tergantung luas lesi paru Inspeksi : bagian yang sakit tertinggal Palpasi : fremitus dapat mengeras Perkusi : redup Auskultasi : suara dasar bronkovesikuler sampai bronkial, suara

    tambahan bronki basah halus sampai bronki basah kasar pada stadium

    resolusi.

    Pemeriksaan Penunjang

    Gambaran radiologis: foto toraks PA/ lateral, gambaran infiltratsampai gambaran konsolidasi (berawan), dapat disertai air

    bronchogram.

    Pemeriksaan laboratorium: terdapat peningkatan jumlah leukositlebih dari 10.000/l kadang dapat mencapai 30.000/l.

    Untuk menentukan diagnosis etiologi dilakukan pemeriksaan biakandahak, biakan darah, dan serologi.

    Analisis gas darah menunjukkan hipoksemia; pada stadium lanjutasidosis respiratorik.

    Pengobatan dan Pencegahan

    Jika pneumonia disebabkan oleh bakteri, diberi antibiotik. Antibiotik

    dipilih berdasarkan umur, kondisi kronik, apakah penderita merokok atau

    minum alkohol, dan selain itu pengobatan apa yang sedang penderita jalani

    pada saat dilakukan test ini. Penderita harus memberitahukan dokter tentang

    hal apa saja yang membuat kita alergi.

  • 7/23/2019 Skenario C Blok 12

    41/47

    41

    Mengurangi minum alkohol dapat membantu dalam mengatasi hidrasi.Hal ini juga membantu melawan pneumonia. Obat penurun demam,

    contohnya acetaminophen (Tylenol) atau ibuprofen (Advil) mungkin juga

    dapat membantu agar lebih baik

    Pneumonia yang didapat di rumah sakit cenderung bersifat lebih seriuskarena pada saat menjalani perawatan di rumah sakit, sistem pertahanan

    tubuh penderita dalam melawan infeksi seringkali terganggu. Selain itu,

    kemungkinannya terjadinya infeksi oleh bakteri yang resisten terhadap

    antibiotik adalah lebih besar.

    Untuk orang-orang yang rentan terhadap pneumonia, latihan bernafasdalam dan terapi untuk membuang dahak, bisa membantu mencegah

    terjadinya pneumonia.

    3.Bakteri gram (+) coccus

    Gram-positif adalah bakteri yang mempertahankan zat warna kristal

    violet sewaktu proses pewarnaan Gram sehingga akan berwarna biru atau ungu di

    bawah mikroskop. Bakteri gram positif seperti Staphylococcus aureus (bakteri

    patogen yang umum pada manusia) hanya mempunyai membran plasma tunggal

    yang dikelilingi dinding sel tebal berupa peptidoglikan. Sekitar 90 persen dari

    dinding sel tersebut tersusun atas peptidoglikan sedangkan sisanya berupa

    molekul lain bernama asam teikhoat.

    Bakteri Kokus

    a. Monokokus yaitu berupa sel bakteri kokus tunggal

    b.Diplokokus yaitu dua sel bakteri kokus berdempetan

    c. Tetrakokus yaitu empat sel bakteri kokus berdempetan berbentuk segi empat.

    d. Sarkina yaitu delapan sel bakteri kokus berdempetan membentuk kubus

    e. Streptokokus yaitu lebih dari empat sel bakteri kokus berdempetan membentuk

    rantai.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Bakterihttp://id.wikipedia.org/wiki/Zat_warnahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kristal_violet&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kristal_violet&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Pewarnaan_Gramhttp://id.wikipedia.org/wiki/Mikroskophttp://id.wikipedia.org/wiki/Staphylococcus_aureushttp://id.wikipedia.org/wiki/Patogenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Membran_plasmahttp://id.wikipedia.org/wiki/Peptidoglikanhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Asam_teikhoat&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Asam_teikhoat&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Peptidoglikanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Membran_plasmahttp://id.wikipedia.org/wiki/Patogenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Staphylococcus_aureushttp://id.wikipedia.org/wiki/Mikroskophttp://id.wikipedia.org/wiki/Pewarnaan_Gramhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kristal_violet&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kristal_violet&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Zat_warnahttp://id.wikipedia.org/wiki/Bakteri
  • 7/23/2019 Skenario C Blok 12

    42/47

    42

    f. Stapilokokus yaitu lebih dari empat sel bakteri kokus berdempetan seperti buah

    anggur.

    Karakteristik bakteri gram positif :

    Memiliki cytoplasmic lipid membrane Memiliki lapisan peptidoglikan yang tebal

    o Terdapat asam teichoic dan lipoid yang membentuk lapisan asamlipoteichoic yang berguna untukchelating agen dan untuk adhesi

    tipe tertentu.

    Beberapa spesies memiliki kapsul polisakarida Beberapa spesies memiliki flagellum

    o Jika terdapat akan diperkuat oleh 2 cincin, berbeda dengan bakterigram negative yang flagellumnya diperkuat oleh 4 cincin.

    Taksonomi :

    Domain: Prokaryota

    Kingdom: Monera/Eubacteria

    Subdivisi berdasarkan pewarnaan gram: Firmacutes (gram positive)

  • 7/23/2019 Skenario C Blok 12

    43/47

    43

    Bakteri gram positif kokus yang paling sering menyebabkan pneumonia adalah

    Streptococcus pneumonia, sedangkan Staphylococcus aureus paling sering

    menyebabkan pneumonia yang disebar melalui slang infuse (nosokomial).

    4.Diagnosis Banding

    Pneumonia berdasarkan klasifikasi pneumonia:

    A. Pneumonia Bakterial

    Pneumonia bakterial sering diistilahkan dengan pneumonia akibat kuman.

    Pneumonia jenis itu bisa menyerang siapa saja, dari bayi hingga mereka yang

    telah lanjut usia. Para peminum alkohol, pasien yang terkebelakang mental, pasien

    pascaoperasi, orang yang menderita penyakit pernapasan lain atau infeksi virus

    adalah yang mempunyai sistem kekebalan tubuh rendah dan menjadi sangat

    rentan terhadap penyakit itu.

    Sebenarnya bakteri pneumonia itu ada dan hidup normal pada tenggorokan yang

    sehat. Pada saat pertahanan tubuh menurun, misalnya karena penyakit, usia lanjut,

    dan malnutrisi, bakteri pneumonia akan dengan cepat berkembang biak dan

    merusak paru-paru.

    Jika terjadi infeksi, sebagian jaringan dari lobus paru-paru, atau pun seluruh lobus,

    bahkan sebagian besar dari lima lobus paru-paru (tiga di paru-paru kanan, dan dua

    di paru-paru kiri) menjadi terisi cairan. Dari jaringan paru-paru, infeksi dengan

    cepat menyebar ke seluruh tubuh melalui peredaran darah. Bakteri Pneumokokus

    adalah kuman yang paling umum sebagai penyebab pneumonia bakteri tersebut.

    Infeksi paru akut yang disebabkan oleh streptococus pneumonia umumnya adalah

    bentuk pneumonia lobar. Namun demikian infeksi ini biasanya tidak mengenai

    seluruh lobus dan alveolar pneumonia lebih baik. Ada lebih 82 serotype dari

    S.pneumonia tapi kebanyakan pnumonia disebabkan oleh tipe 1,3,4,5,7,8,9 dan

    12. tipe 8 yang paling umum terjadi. Tipe 14 menyebabkan pneumonia pada anak-

    anak tetapi jarang pada orang dewasa.

    Gejalanya

    Biasanya pneumonia bakteri itu didahului dengan infeksi saluran napas yang

  • 7/23/2019 Skenario C Blok 12

    44/47

    44

    ringan satu minggu sebelumnya. Misalnya, karena infeksi virus (flu). Infeksi virus

    pada saluran pernapasan dapat mengakibatkan pneumonia disebabkan mukus

    (cairan/lendir) yang mengandung pneumokokus dapat terisap masuk ke dalam

    paru-paru.

    Pada orang normal tubuh akan mengadakan perlawanan, dan biasanya menang,

    tetapi tidak pada orang-orang tua atau mereka yang daya tahan tubuhnya

    menurun. Karena mekanisme itu, biasanya infeksi paru-paru (pneumonia) jenis itu

    didahului dengan infeksi saluran napas bagian atas satu minggu sebelumnya,

    kemudian gejala timbul mendadak seperti panas yang tinggi (mencapai 40 derajat

    Celsius) disertai menggigil dengan gemeretak gigi bahkan bisa sampai muntah.

    Terdapat juga nyeri pleura (lapisan yang membungkus jaringan paru-paru) yang

    hebat dan diperberat dengan batuk dan pernapasan yang terganggu.

    Jenis batuk biasanya produktif mengeluarkan lendir yang berwarna hijau atau

    merah tua. Penderita akan mengeluarkan keringat banyak, demam, nadi dan

    pernapasan meningkat. Karena kekurangan oksigen, bibir dan kuku membiru

    (clubbing finger). Kesadaran pasien menjadi menurun.

    B. Pneumonia Akibat Virus

    Penyebab utama pneumonia virus adalah virus influenza (bedakan dengan bakteri

    hemofilus influenza yang bukan penyebab penyakit influenza, tetapi bisa

    menyebabkan pneumonia juga).

    Kekerapan penyakit itu pada setiap golongan usia berbeda, bergantung pada virus

    penyebabnya. Respiratory syncytial virus (RSV) terbanyak pada anak balita.

    Sebaliknya virus varicella yang menyerang paru-paru hanya bisa diderita oleh

    orang dewasa. Virus influenza tipe A sendiri bisa menyerang kedua kelompok

    usia, namun orang dewasa lebih sering terserang virus tersebut.

    Konsentrasi penduduk, terutama mereka yang tinggal di asrama lebih

    memungkinkan penyebaran pneumonia secara cepat, apalagi kalau hubungan

    dengan dunia luar terbatas seperti pada tempat latihan angkatan bersenjata. Infeksi

    oleh virus influenza dapat menjadi berat dan kadang-kadang berakibat fatal.

  • 7/23/2019 Skenario C Blok 12

    45/47

    45

    Penyakit itu sering ditemukan pada penderita penyakit jantung, paru-paru, atau

    mereka yang sedang hamil.

    Gejalanya

    Gejala awal dari pneumonia akibat virus sama seperti gejala influenza, yaitu

    demam, batuk kering, sakit kepala, nyeri otot, dan kelemahan. Dalam 12 hingga

    36 jam penderita menjadi sesak, batuk lebih parah, dan berlendir sedikit. Terdapat

    panas tinggi disertai membirunya bibir. Tipe pneumonia itu bisa ditumpangi

    dengan infeksi pneumonia karena bakteri. Hal itu yang disebut dengan

    superinfeksi bakterial. Salah satu tanda terjadi superinfeksi bakterial adalah

    keluarnya lendir yang kental dan berwarna hijau atau merah tua.

    C. Pneumonia Mikoplasma

    Pneumonia jenis ini berbeda gejala dan tanda-tanda fisiknya bila dibandingkan

    dengan pneumonia pada umumnya. Karena itu, pneumonia yang diduga

    disebabkan oleh virus yang belum ditemukan ini sering juga disebut pneumonia

    yang tidak tipikal ( Atypical Penumonia ).

    Pneumonia mikoplasma mulai diidentifikasi dalam perang dnia II. Mikoplasma

    adalah agen terkecil dialam bebas yang menyebabkan penyakit pada manusia.

    Mikoplasma tidak bisa diklasifikasikan sebagai virus maupun bakteri, meski

    memiliki karakteristik keduanya. Pneumonia yang dihasilkan biasanya berderajat

    ringan dan tersebar luas. Mikoplasma menyerang segala jenis usia. Tetapi paling

    sering pada anak pria remaja dan usia muda. Angka kematian sangat rendah,

    bahkan juga pada yang tidak diobati.

    Gejala yang paling sering adalah batuk berat, namun dengan sedikit lendir.

    Demam dan menggigil hanya muncul di awal, dan pada beberapa pasien bisa

    mual dan muntah. Rasa lemah baru hilang dalam waktu lama.

    D. Pneumonia Jenis Lain

    Termasuk golongan ini adalah Pneumocystitis Carinii pnumonia ( PCP ) yang

    diduga disebabkan oleh jamur, PCP biasanya menjadi tanda awal serangan

    penyakit pada pengidap HIV/AIDS. PCP disebabkan oleh jamur yang ada dalam

  • 7/23/2019 Skenario C Blok 12

    46/47

    46

    tubuh hampir setiap orang. Dahulu jamur tersebut disebut Pneumocystis carinii,

    tetapi para ilmuwan sekarang memakai nama Pneumocystis jiroveci, namun

    penyakit masih disingkatkan sebagai PCP. Sistem kekebalan yang sehat dapat

    mengendalikan jamur ini. Namun, PCP menyebabkan penyakit pada anak dan

    pada orang dewasa dengan sistem kekebalan yang lemah. Jamur Pneumocystis

    hampir selalu mempengaruhi paru, menyebabkan bentuk pneumonia (radang

    paru). Orang dengan jumlah CD4 di bawah 200 mempunyai risiko paling tinggi

    mengalami penyakit PCP. Orang dengan jumlah CD4 di bawah 300 yang telah

    mengalami IO lain juga berisiko. Sebagian besar orang yang mengalami penyakit

    PCP menjadi jauh lebih lemah, kehilangan berat badan, dan kemungkinan

    mengembangkan penyakit PCP lagi.

    PCP bisa diobati pada banyak kasus. Bisa saja penyakit ini muncul lagi beberapa

    bulan kemudian, namun pengobatan yang baik akan mencegah atau menundah

    kekambuhan. Pneumonia lain yang lebih jarang disebabkan oleh masuknya

    makanan, cairan , gas, debu maupun jamur.

    Rickettsia- juga masuk golongan antara virus dan bakteri-menyebabkan demam

    Rocky Mountain, demam Q, tipus, dan psittacosis. Penyakit-penyakit ini juga

    mengganggu fungsi Paru, namun pneumonia tuberkulosis alis TBC adalah infeksi

    paru paling berbahaya kecuali dioabati sejak dini.

  • 7/23/2019 Skenario C Blok 12

    47/47

    DAFTAR PUSTAKA

    o Price, Sylvia Anderson.2005.Patofisiologi.Jakarta:EGCo Tim editor.2006.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.Jakarta:Pusat Penerbitan

    IPD FKUI

    o Staff pengajar FKUI.1994.Mikrobiologi Kedokteran.edisi revisi.JakartaPusat : Binarupa Aksara

    o Buku ajar patologi Robbins/editor, Vinay Kumar, Ramzi S.Cotran, StanleyL. Robbins ; alih bahasa, Brahm U. PenditEd.7Jakarta : EGC, 2007.

    o Alsagaff, Hood. dan Mukty, Abdul. Dasar-dasar Ilmu PenyakitParu.Surabaya: Airlangga University Press. 2006

    o Alsagaff, Hood, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru. Surabaya: GramikFK Unair. 2004

    o Andriano G, Arguedas, Stutman HR, Marks MI. Bacterial pneumonias.Dalam : Kendig EL, Chernick V, penyunting. Kendigs Disorders of the

    Respiratory Tract in Children. Edisi ke-5. Philadelphia : WB Saunders,1990 : 371-80.