skripsi prokrastinasi

Upload: galih-h-ibrahim

Post on 23-Feb-2018

255 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 skripsi prokrastinasi

    1/219

    HUBUNGAN ANTARA SELF-REGULATED LEARNING

    DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA

    MAHASISWA JURUSAN PSIKOLOGI

    UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

    Skripsi

    disajikan sebagai salah satu syarat

    untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi

    Jurusan Psikologi

    oleh

    Rizki Kurniawan

    1511409067

    JURUSAN PSIKOLOGI

    FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

    2013

  • 7/24/2019 skripsi prokrastinasi

    2/219

    i

    HUBUNGAN ANTARA SELF-REGULATED LEARNING

    DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA

    MAHASISWA JURUSAN PSIKOLOGI

    UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

    Skripsi

    disajikan sebagai salah satu syarat

    untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi

    Jurusan Psikologi

    oleh

    Rizki Kurniawan

    1511409067

    JURUSAN PSIKOLOGI

    FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

    2013

  • 7/24/2019 skripsi prokrastinasi

    3/219

    ii

    PERNYATAAN

    Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi yang berjudul

    Hubungan antara Self-Regulated Learning dengan Prokrastinasi Akademik pada

    Mahasiswa Jurusan Psikologi Universitas Negeri Semarang adalah benar-benar

    karya sendiri dan bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian maupun

    seluruhnya. Pendapat atau hasil penelitian orang lain yang tercantum dalam

    skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

    Semarang, 22 Agustus 2013

    Rizki Kurniawan

    1511409067

  • 7/24/2019 skripsi prokrastinasi

    4/219

    iii

    PENGESAHAN

    Skripsi yang berjudul Hubungan antara Self-Regulated Learning dengan

    Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa Jurusan Psikologi Universitas Negeri

    Semarang telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Penguji Skripsi Fakultas

    Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang pada hari Kamis, 22 Agustus 2013

    Panitia Penguji Skripsi

    Ketua

    Drs. Sutaryono, M.Pd

    NIP. 19570825 198305 1 015

    Sekretaris

    Liftiah, S.Psi., M.Si

    NIP. 19690415 199703 2 002

    Penguji Utama

    Sugiariyanti, S.Psi., M.A

    NIP. 19780419 200312 2 001

    Penguji I/ Pembimbing I

    Dr. Edy Purwanto, M.Si

    NIP. 19630121 198703 1 001

    Penguji I/ Pembimbing II

    Dyah Indah Noviyani, S.Psi., M.Psi

    NIP. 19771127 200912 2 005

  • 7/24/2019 skripsi prokrastinasi

    5/219

    iv

    MOTTO DAN PERUNTUKAN

    MOTTO:

    Perkenalkanlah dirimu sebagai orang yang baik dan bukan orang yang terkesan

    baik, kini, esok dan seterusnya. Balaslah kebaikan orang lain kepadamu dan

    berbagilah kebaikan kepada sesama agar kebaikan itu selalu ada padamu dan

    menjagamu. (Penulis)

    Dimanapun kamu menginjakkan kaki untuk memulai kehidupan baru, maka yang

    pertama perlu kamu cari adalah saudara dan keluarga. (Orang Tua Penulis)

    Jangan patah semangat walau apapun yang terjadi. Jika kita menyerah, maka

    habislah sudah. (Top Ittipat)

    PERUNTUKAN:

    Penulis peruntukan karya sederhana ini bagi:

    Bapak Rajikin dan Ibu Siti Aisyah

    Kak Diah, Abang Uki, dan Adek Zaky

    Keluarga besar Alm. Matsam

    Saudara Angkatku, Miftah Farid dan Suharni

    Sahabat IPA SMANSABUK Angkatan 2007

    Teman-teman Psikologi UNNES Angkatan 2009

  • 7/24/2019 skripsi prokrastinasi

    6/219

    v

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur atas kehadirat Allah Swt atas rahmat dan nikmat-Nya sehingga

    penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Hubungan Self-Regulated

    Learning dengan Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa Jurusan Psikologi

    Universitas Negeri Semarang. Skripsi ini dapat terselesaikan tidak terlepas dari

    peran berbagai pihak yang telah banyak membantu. Untuk itu, dengan penuh

    kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

    1. Drs. Hardjono, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas

    Negeri Semarang

    2. Drs. Sutaryono, M.Pd selaku Ketua Panitia Sidang Penguji Skripsi

    3. Sugiariyanti, S.Psi., M.A selaku Penguji Utama yang telah memberikan

    masukan dan penilaian terhadap skripsi penulis.

    4. Dr. Edy Purwanto, M.Si selaku Ketua Jurusan Psikologi FIP UNNES dan

    Dosen Pembimbing I yang telah membimbing dan memberikan masukan

    selama proses penulisan skripsi ini.

    5. Dyah Indah Noviyani, S.Psi,, M.Psi selaku Dosen Pembimbing II yang telah

    membimbing dan memberikan masukan selama proses penulisan skripsi ini.

    6. Rahmawati Prihastuty, S.Psi., M.Si sebagai Dosen pembimbing akademik

    atas bimbingan, dan masukan selama penulis menempuh masa studi.

    7. Seluruh Dosen dan Staf di Jurusan Psikologi yang telah berkenan untuk

    berbagi pengetahuan dan pengalaman kepada penulis.

  • 7/24/2019 skripsi prokrastinasi

    7/219

    vi

    8. Mahasiswa Jurusan Psikologi angkatan 2006-2008 atas kesediaannya

    menjadi subjek dalam penelitian ini.

    9. Teman-teman Psikologi angkatan 2009 (Khususnya Risandy, Maya, Handri,

    Silsilia, Ika, Atika, Anggi, Dinar, Zaenal, Murti dan Danang) yang bersama-

    sama dengan penulis menempuh studi dalam suka dan duka, serta atas doa

    dan dukungannya.

    10. Bapak, Ibu, kakak, abang dan adek atas doa, kasih sayang, nasehat, dan

    motivasi yang telah diberikan kepada penulis selama ini.

    11. Keluarga Besar Alm. Matsam atas doa dan dukungan moril maupun materiil

    selama penulis menempuh masa studi.

    12. Keluarga Ibu Rulita Hendriyani, S.Psi., M.Si dan Bapak Hendrajaya, S.E.,

    M.M., Akt atas bantuan, motivasi, dan masukan kepada penulis.

    13. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang

    telah membantu penulis hingga akhir masa studi penulis.

    Semoga segala kebaikan dan keikhlasan mendapat balasan dari Allah Swt.

    Penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi siapa saja yang

    membacanya dan bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

    Semarang, 22 Agustus 2013

    Penulis

  • 7/24/2019 skripsi prokrastinasi

    8/219

    vii

    ABSTRAK

    Kurniawan, Rizki. 2013. Hubungan antara Self-Regulated Learning dengan

    Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa Jurusan Psikologi Universitas Negeri

    Semarang. Skripsi. Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

    Negeri Semarang. Pembimbing I Dr. Edy Purwanto, M.Si., dan Pembimbing II

    Dyah Indah Noviyani, S.Psi., M.Psi.

    Kata kunci: Self-Regulated Learning, Prokrastinasi Akademik, Mahasiswa

    Jurusan Psikologi

    Prokrastinasi akademik masih tetap terjadi hingga kini pada mahasiswa di

    perguruan tinggi. Prokrastinasi akademik menyebabkan dampak negatif secara

    psikologis, pada waktu, pada kegiatan akademik, dan hilangnya peluang.Dibutuhkan usaha aktif dan mandiri oleh mahasiswa yang membantu

    mengarahkan proses belajarnya sehingga dapat menghindari terjadinyaprokrastinasi akademik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan

    antara self-regulated learning dengan prokrastinasi akademik.Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif korelasional. Populasi

    penelitian ini adalah mahasiswa Jurusan Psikologi Universitas Negeri semarangangkatan 2006 sampai dengan 2008. Jumlah sampel yaitu sebanyak 50 orang

    mahasiswa. Teknik samplingyang dipakai yaitu stratified random sampling. Data

    penelitian diambil menggunakan skala self-regulated learning dan skala

    prokrastinasi akademik. Skala self-regulated learningterdiri dari 63 aitem. Skalaself-regulated learningmempunyai koefisien validitas aitem antara 0,301 sampai

    dengan 0,697 dan koefisien reliabilitas sebesar 0,944. Adapun skala prokrastinasi

    akademik terdiri dari 32 aitem. Skala prokrastinasi akademik mempunyai

    koefisien validitas aitem antara 0,288 sampai dengan 0,731 dan koefisien

    reliabilitas sebesar 0,909.

    Self-regulated learningmahasiswa Jurusan Psikologi dalam kategori sedang

    dengan indikator yang paling berpengaruh yaitu reherashing and memorizing.

    Adapun prokrastinasi akademik mahasiswa Jurusan Psikologi juga dalam kategori

    sedang dengan indikator yang paling berpengaruh yaitu penundaan untuk memulai

    maupun menyelesaikan kerja pada tugas yang dihadapi. Metode analisis

    menggunakan Product Moment dengan hasil koefisien korelasi (rxy) = -0,652

    dengan nilai signifikansi 0,000 (p < 0,01), hipotesis yang menyatakan adahubungan negatif antara self-regulated learningdengan prokrastinasi akademik

    diterima. Semakin tinggi self-regulated learning maka semakin rendah

    prokrastinasi akademik dan semakin rendah self-regulated learningmaka semakin

    rendah prokrastinasi akademik.

  • 7/24/2019 skripsi prokrastinasi

    9/219

    viii

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL................................................................................... i

    PERNYATAAN.......................................................................................... ii

    PENGESAHAN .......................................................................................... iii

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN.............................................................. iv

    KATA PENGANTAR................................................................................. v

    ABSTRAK .................................................................................................. vii

    DAFTAR ISI .............................................................................................. viii

    DAFTAR TABEL ...................................................................................... xiii

    DAFTAR GAMBAR................................................................................... xvi

    DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xvii

    BAB

    1. PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang ..................... ........... ............ .................... ........... ........... 1

    1.2 Rumusan Masalah ..................... ........... ........... ...................................... 13

    1.3 Tujuan Penelitian ...................... .......... ............ ...................................... 14

    1.4 Manfaat Penelitian ........... ............. ......... ....................... ......... .............. . 14

    1.4.1Manfaat Teoritis ...................... .......... ............ ...................................... 14

    1.4.2Manfaat Praktis ............. ......................................... .......... ................... 14

    2. TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Prokrastinasi Akademik ........... .......................................... ........... ........ 16

    2.1.1Pengertian Prokrastinasi Akademik ........... ..................... ........... .......... 16

    2.1.2Ciri-ciri Prokrastinasi Akademik .......... .............. ......... ....................... . 18

    2.1.3Area Prokrastinasi Akademik ........... ............. ......... ....................... ...... 20

  • 7/24/2019 skripsi prokrastinasi

    10/219

    ix

    2.1.4Teori Perkembangan Prokrastinasi Akademik ............. ........................ 21

    2.1.5Faktor-faktor yang Menyebabkan Prokrastinasi .......... .............. ......... . 23

    2.2 Self-Regulated Learning......................................................................... 26

    2.2.1Pengertian Self-Regulated Learning .................................................... 26

    2.2.2Aspek-aspek dari Self-Regulated Learning........................................... 28

    2.2.3Tipe-tipe Strategi Self-Regulated Learning.......................................... 30

    2.2.4Karakteristik Mahasiswa yang Memiliki Self-Regulated Learning....... 34

    2.3 Hubungan antara Self-Regulated Learning dengan Prokrastinasi Akademikpada Mahasiswa .......... ......................................... ............. .............. ...... 35

    2.4 Kerangka Berpikir ...................... .......... ............ ...................................... 38

    2.5 Hipotesis ............................................................................................... 39

    3. METODE PENELITIAN

    3.1 Jenis dan Desain Penelitian ........... ......................................... ............ ... 40

    3.1.1Jenis Penelitian ............. ......................................... .......... ................... 40

    3.1.2Desain Penelitian ........... ............. ......... ....................... ......... .............. . 40

    3.2 Variabel Penelitian ..................... ........... ........... ...................................... 41

    3.2.1Identifikasi Variabel Penelitian ............ .................... ............ ............... 41

    3.2.2Definisi Operasional Variabel Penelitian ............ ............. .......... .......... 41

    3.3 Hubungan antar Variabel Penelitian ............ .................... ........... ........... 42

    3.4 Populasi dan Sampel ............ .................... ............ ............. .......... .......... 43

    3.4.1Populasi .............................................................................................. 43

    3.4.2Sampel ................................................................................................ 43

    3.5 Metode Pengumpulan Data ........... ......................................... ............ ... 45

    3.5.1Penyusunan Instrumen Penelitian .............. ......................................... . 45

    3.5.1.1Skala Prokrastinasi Akademik ............ .................... ............ ............... 46

  • 7/24/2019 skripsi prokrastinasi

    11/219

    x

    3.5.1.2Skala Self-Regulated Learning.......................................................... 47

    3.5.2Uji Coba ............................................................................................. 48

    3.5.2.1Uji Kualitatif ..................................................................................... 48

    3.5.2.2Uji Kuantitatif ............. ......................................... .......... ................... 50

    3.6 Validitas dan Reliabilitas ........... ..................... .......... .............. ......... ...... 52

    3.6.1Validitas ............................................................................................. 52

    3.6.2Reliabilitas .......................................................................................... 53

    3.7 Metode Analisis Data ........... ..................... ........... ................................. 55

    3.7.1Gambaran Prokrastinasi Akademik dan Self-Regulated Learning ........ 55

    3.7.2Uji Asumsi .......................................................................................... 56

    3.7.2.1Uji Normalitas ...................... .......... ............ ...................................... 56

    3.7.2.2Uji Linieritas .......... ......................................... ............. .............. ...... 56

    3.7.3Uji Hipotesis ........................................................................................ 57

    4. HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Persiapan Penelitian ............. ......................................... .......... ............. . 58

    4.1.1Orientasi Kancah Penelitian ...................... .......... ............. ................... 58

    4.1.2Penentuan Subjek Penelitian ...................... .......... ............. ................... 59

    4.2 Pelaksanaan Penelitian ....................... ......... ....................... ......... .......... 60

    4.2.1Pengumpulan Data Penelitian .......... ............. ......... ....................... ...... 60

    4.2.2Pemberian Skoring ............. ......................................... .......... ............. . 60

    4.3 Analisis Deskriptif ..................... ........... ........... ...................................... 61

    4.3.1Gambaran Prokrastinasi Akademik Mahasiswa Jurusan PsikologiUniversitas Negeri Semarang ........... ............. ......... ....................... ...... 61

    4.3.1.1Gambaran Umum Prokrastinasi Akademik Mahasiswa Jurusan PsikologiUniversitas Negeri Semarang ............. ......................................... ...... 61

  • 7/24/2019 skripsi prokrastinasi

    12/219

    xi

    4.3.1.2Gambaran Spesifik Prokrastinasi Akademik Mahasiswa Jurusan PsikologiUniversitas Negeri Semarang ............. ......................................... ...... 63

    4.3.1.2.1

    Prokrastinasi Akademik berdasarkan Penundaan untuk Memulaimaupun Menyelesaikan Kerja pada Tugas yang Dihadapi .......... . 63

    4.3.1.2.2

    Prokrastinasi Akademik berdasarkan Keterlambatan dalam

    Mengerjakan Tugas ..................................................................... 65

    4.3.1.2.3

    Prokrastinasi Akademik berdasarkan Kesenjangan Waktu antara

    Rencana dan Kinerja Aktual ........................................................ 66

    4.3.1.2.4

    Prokrastinasi Akademik berdasarkan Melakukan Aktivitas Lain yang

    Lebih Menyenangkan daripada Melakukan Tugas yang HarusDikerjakan ................................................................................... 68

    4.3.2Gambaran Self-Regulated Learning Mahasiswa Jurusan PsikologiUniversitas Negeri Semarang ........... ............. ......... ....................... ...... 72

    4.3.2.1Gambaran Umum Self-Regulated LearningMahasiswa Jurusan PsikologiUniversitas Negeri Semarang ............. ......................................... ...... 72

    4.3.2.2Gambaran Spesifik Self-Regulated LearningMahasiswa Jurusan PsikologiUniversitas Negeri Semarang Berdasarkan Tiap Indikator ................. 74

    4.3.2.2.1 Self-Regulated Learning berdasarkanGoal Setting and Planning. 74

    4.3.2.2.2

    Self-Regulated Learning berdasarkanOrganizing and Transforming

    ..................................................................................................... 75

    4.3.2.2.3

    Self-Regulated Learning berdasarkan Environment Structuring.... 77

    4.3.2.2.4

    Self-Regulated Learning berdasarkan Keeping Record and Monitoring

    ..................................................................................................... 78

    4.3.2.2.5 Self-Regulated Learning berdasarkanRehearsing and Memorizing

    ..................................................................................................... 79

    4.3.2.2.6

    Self-Regulated Learning berdasarkanSelf-consequating............. . 80

    4.3.2.2.7

    Self-Regulated Learning berdasarkanSeeking Social Assistance.. 81

    4.3.2.2.8

    Self-Regulated Learning berdasarkanSelf-evaluating................... 82

    4.3.2.2.9

    Self-Regulated Learning berdasarkanMetacognitive Self-regulation

    ..................................................................................................... 83

    4.4 Hasil Penelitian ...................................................................................... 87

  • 7/24/2019 skripsi prokrastinasi

    13/219

    xii

    4.4.1Hasil Uji Asumsi ..................... ........... ........... ...................................... 88

    4.4.1.1HasilUji Normalitas ....................... ......... ....................... ......... .......... 88

    4.4.1.2HasilUji Linieritas ........... ..................... ........... ................................. 89

    4.4.2Hasil Uji Hipotesis ............. ......................................... .......... ............. . 89

    4.5 Pembahasan ........................................................................................... 91

    4.5.1Pembahasan Analisis Deskriptif Prokrastinasi Akademik dan Self-RegulatedLearningpada Mahasiswa Jurusan Psikologi Universitas Negeri Semarang

    ............................................................................................................ 91

    4.5.1.1Analisis Deskriptif Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa JurusanPsikologi Universitas Negeri Semarang ............................................ 91

    4.5.1.2Analisis Deskriptif Self-Regulated Learning pada Mahasiswa JurusanPsikologi Universitas Negeri Semarang ........... ................................. 93

    4.5.2Pembahasan Analisis Inferensial Prokrastinasi Akademik dengan Self-Regulated Learningpada Mahasiswa Jurusan Psikologi Universitas Negeri

    Semarang ............................................................................................ 97

    4.6 Keterbatasan Penelitian ....................... ......... ....................... ......... .......... 102

    5. KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1 Kesimpulan ............ ................................ .................... ............ ............... 103

    5.2 Saran ..................................................................................................... 103

    DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 106

    LAMPIRAN................................................................................................ 110

  • 7/24/2019 skripsi prokrastinasi

    14/219

    xiii

    DAFTAR TABEL

    Tabel Halaman

    1.1 Data Keadaan Wisudawan S1 Jurusan Psikologi UNNES ................... 6

    2.1 Strategi Self-Regulated Learning ......................................................... 32

    3.1 Komposisi Populasi berdasarkan Angkatan ..................... ........... ......... 44

    3.2 Komposisi Sampel berdasarkan Angkatan .......... ...................... .......... . 45

    3.3 Komposisi Populasi dan Sampel Penelitian berdasarkan Jenis Kelamin

    ............................................................................................................ 45

    3.4 Blue PrintSkala Prokrastinasi Akademik ........... ................................. 46

    3.5 Skoring Aitem Skala Prokrastinasi akademik .............. ........................ 47

    3.6 Blue PrintSkala Self-Regulated Learning............................................ 48

    3.7 Skoring Aitem Skala Self-Regulated Learning..................................... 48

    3.8 Aitem Skala Sebelum dan Sesudah Uji Kualitatif................................. 49

    3.9 Hasil Uji Coba Skala Prokrastinasi Akademik ............. ........................ 50

    3.10 Sebaran Baru Aitem Skala Prokrastinasi Akademik ............................ 51

    3.11 Hasil Uji Coba Skala Self-Regulated Learning .................................... 51

    3.12 Sebaran Baru Aitem Skala Self-Regulated Learning ............................ 52

    3.13 Interpretasi Reliabilitas ........... ..................... .......... .............. ......... ...... 54

    3.14 Penggolongan Kriteria Analisis Berdasarkan Mean teoritis ................. 55

    4.1 Statistik Deskriptif Prokrastinasi Akademik ..................... ........... ......... 62

    4.2 Gambaran Umum Prokrastinasi Akademik ....................... ......... .......... 62

    4.3 Statistik Deskriptif Prokrastinasi Akademik berdasarkan Penundaan untuk

    Memulai maupun Menyelesaikan Kerja pada Tugas yang Dihadapi .... 64

    4.4 Gambaran Prokrastinasi Akademik berdasarkan Penundaan untuk Memulai

    maupun Menyelesaikan Kerja pada Tugas yang Dihadapi ................... 64

  • 7/24/2019 skripsi prokrastinasi

    15/219

    xiv

    4.5 Statistik Deskriptif Prokrastinasi Akademik berdasarkan Keterlambatan

    dalam Mengerjakan Tugas ........... ......................................... ............ ... 65

    4.6 Gambaran Prokrastinasi Akademik berdasarkan Keterlambatan dalamMengerjakan Tugas ............ .................... ............ ............. .......... .......... 66

    4.7 Statistik Deskriptif Prokrastinasi Akademik berdasarkan Kesenjangan

    Waktu antara Rencana dan Kinerja Aktual .......... ...................... .......... . 66

    4.8 Gambaran Prokrastinasi Akademik berdasarkan Kesenjangan Waktu antara

    Rencana dan Kinerja Aktual ...................... .......... ............. ................... 67

    4.9 Statistika Deskriptif Prokrastinasi Akademik berdasarkan Melakukan

    Aktivitas Lain yang Lebih Menyenangkan daripada Melakukan Tugas yangHarus Dikerjakan ..................... ........... ........... ...................................... 68

    4.10 Gambaran Prokrastinasi Akademik berdasarkan Melakukan Aktivitas Lain

    yang Lebih Menyenangkan daripada Melakukan Tugas yang Harus

    Dikerjakan ............ ................................ .................... ............ ............... 69

    4.11 Ringkasan Deskriptif Prokrastinasi Akademik Mahasiswa Jurusan Psikologi

    berdasarkan Tiap Indikator ................................ .......... .............. ......... . 69

    4.12 PerbandinganMean empiris Tiap Indikator Prokrastinasi Akademik ... 71

    4.13 Statistik Deskriptif Self-Regulated Learning........................................ 72

    4.14 Gambaran Umum Self-Regulated Learning.......................................... 73

    4.15 Statistik Deskriptif Self-Regulated Learning berdasarkan Goal Setting and

    Planning.............................................................................................. 74

    4.16 Gambaran Self-Regulated Learningberdasarkan Goal Setting and Planning

    ............................................................................................................ 75

    4.17 Statistik Deskriptif Self-Regulated Learning berdasarkan Organizing andTransforming....................................................................................... 76

    4.18 Gambaran Self-Regulated Learning berdasarkan Organizing andTransforming....................................................................................... 76

    4.19 Statistik Deskriptif Self-Regulated Learning berdasarkan EnvironmentStructuring........................................................................................... 77

    4.20 Gambaran Self-Regulated LearningberdasarkanEnvironment Structuring............................................................................................................ 77

  • 7/24/2019 skripsi prokrastinasi

    16/219

    xv

    4.21 Statistik Deskriptif Self-Regulated Learning berdasarkan Keeping Record

    and Monitoring.................................................................................... 78

    4.22 Gambaran Self-Regulated Learning berdasarkan Keeping Record andMonitoring........................................................................................... 78

    4.23 Statistik Deskriptif Self-Regulated Learning berdasarkanRehearshing and

    Memorizing.......................................................................................... 78

    4.24 Gambaran Self-Regulated Learning berdasarkan Rehearshing and

    Memorizing.......................................................................................... 80

    4.25 Statistik Deskriptif Self-Regulated LearningberdasarkanSelf-consequating

    ............................................................................................................ 80

    4.26 Gambaran Self-Regulated Learningberdasarkan Self-consequating..... 81

    4.27 Statistik Deskriptif Self-Regulated Learning berdasarkan Seeking Social

    Assistance............................................................................................ 81

    4.28 Gambaran Self-Regulated Learningberdasarkan Seeking Social Assistance

    ............................................................................................................ 82

    4.29 Statistik Deskriptif Self-Regulated LearningberdasarkanSelf-evaluating

    ............................................................................................................ 83

    4.30 Gambaran Self-Regulated Learningberdasarkan Self-evaluating.......... 83

    4.31 Statistik Deskriptif Self-Regulated Learning berdasarkan MetacognitiveSelf-regulation..................................................................................... 84

    4.32 Gambaran Self-Regulated Learning berdasarkan Metacognitive Self-

    regulation............................................................................................ 84

    4.33 Ringkasan Deskriptif Self-Regulated LearningMahasiswa Jurusan Psikologi

    berdasarkan Tiap Indikator ................................ .......... .............. ......... . 85

    4.34 PerbandinganMean empiris Tiap Indikator Self-Regulated Learning... 86

    4.35 Hasil Uji Normalitas ................... ............. .......... ...................... .......... . 88

    4.36 Hasil Uji Linieritas ............. ......................................... .......... ............. . 89

    4.37 Analisis Hubungan antara Self-Regulated Learning dengan ProkrastinasiAkademik ............ ................................ .................... ............ ............... 90

  • 7/24/2019 skripsi prokrastinasi

    17/219

    xvi

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar Halaman

    2.1 Kerangka Berpikir Hubungan antara Self-Regulated Learning dengan

    Prokrastinasi Akademik ........... ..................... .......... .............. ......... ...... 38

    3.1 Hubungan antar Variabel ............ ................................ .................... .... 42

    4.1 Diagram Gambaran Umum Prokrastinasi Akademik ............ ............... 63

    4.2 Diagram Ringkasan Deskriptif Prokrastinasi Akademik Mahasiswa Jurusan

    Psikologi berdasarkan Tiap Indikator ............ ...................................... 70

    4.3 Diagram Perbandingan Mean Empiris Tiap Indikator Prokrastinasi

    Akademik ............ ................................ .................... ............ ............... 71

    4.4 Diagram Gambaran Umum Self-Regulated Learning........................... 74

    4.5 Diagram Ringkasan Deskriptif Self-Regulated LearningMahasiswa Jurusan

    Psikologi berdasarkan Tiap Indikator ............ ...................................... 86

    4.6 Diagram Perbandingan Mean Empiris Tiap Indikator Self-Regulated

    Learning.............................................................................................. 87

  • 7/24/2019 skripsi prokrastinasi

    18/219

    xvii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran Halaman

    1 Skala Uji Coba ....................... ......... .............. ......................................... . 111

    2 Tabulasi Uji Coba .......... ......................................... ............. .............. ...... 127

    3 Validitas dan Reliabilitas ....................... ......... ....................... ......... .......... 137

    4 Skala Penelitian ....................... ......... .............. ......................................... . 151

    5 Tabulasi Penelitian ...................... .......... ............ ...................................... 165

    6 Tabulasi Penelitian (Per Indikator) ......................................................... . 175

    7 Statistik Deskriptif ............. ......................................... .......... ................... 195

    8 Hasil Uji Asumsi ..................... ........... ............ .................... ........... ........... 198

    9 Hasil Uji Hipotesis ............. ......................................... .......... ................... 200

  • 7/24/2019 skripsi prokrastinasi

    19/219

    1

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Pendidikan merupakan upaya yang bertujuan untuk mengembangkan

    seluruh potensi dalam diri individu yang berlangsung seumur hidup sesuai dengan

    nilai-nilai dan kebudayaan yang ada dalam masyarakat. Pengembangan potensi

    individu bukan hanya diperlukan oleh individu itu sendiri, melainkan juga

    diperlukan oleh masyarakat, bangsa dan negara sebagai konsekuensi individu

    bagian dari komunitas sosial. Hal ini sesuai dengan pengertian pendidikan

    menurut UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 1, yaitu:

    Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

    suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secaraaktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

    spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,

    bangsa, dan negara.

    Pendidikan individu dapat dilakukan melalui pendidikan formal, non formal

    maupun informal. Salah satu tempat untuk mendapatkan pendidikan secara formal

    adalah perguruan tinggi, yakni merupakan pendidikan lanjutan bagi peserta didik

    setelah selesai menempuh pendidikan menengah atas. Menurut UU No. 12 Tahun

    2012, perguruan tinggi adalah satuan pendidikan yang menyelenggarakan

    pendidikan tinggi (Pasal 1 Ayat 6), penelitian dan pengabdian kepada masyarakat

    (Pasal 1 Ayat 9).

  • 7/24/2019 skripsi prokrastinasi

    20/219

    2

    Peserta didik yang melanjutkan ke perguruan tinggi bukan lagi dikenal

    dengan predikat siswa, melainkan mendapat predikat mahasiswa. Mahasiswa

    adalah orang yang belajar (pelajar) di perguruan tinggi (Tim Penyusun Kamus

    Pusat Bahasa 2008: 895). Hal ini dikarenakan mahasiswa sebagai anggota Sivitas

    Akademika diposisikan sebagai insan dewasa yang memiliki kesadaran sendiri

    dalam mengembangkan potensi diri di Perguruan Tinggi untuk menjadi

    intelektual, ilmuwan, praktisi, dan/atau profesional (UU No. 12 Tahun 2012 Pasal

    13 Ayat 1).

    Menurut teori perkembangan, mahasiswa dapat dikategorikan dalam masa

    dewasa dini. Menurut Hurlock (1980: 246) masa dewasa dini dimulai dari umur

    18 tahun sampai kira-kira umur 40 tahun. Masa dewasa dini memiliki tugas

    perkembangan antara lain mendapatkan suatu pekerjaan, memilih seorang teman

    hidup, belajar hidup bersama dengan suami atau istri membentuk suatu keluarga,

    membesarkan anak-anak, menerima tanggung jawab sebagai warganegara, dan

    bergabung dalam suatu kelompok sosial yang cocok (Hurlock 1980: 252).

    Berdasarkan tugas perkembangan di atas, maka perlu adanya kemandirian

    dan keaktifan dari dalam diri mahasiswa. Mahasiswa harus dapat belajar secara

    lebih mandiri dan tidak boleh hanya bergantung pada orang lain. Mahasiswajuga

    harus dapat mengerjakan tugas-tugas akademiknya dengan sebaik mungkin. Hal

    ini penting karena kesuksesan dalam pendidikan tinggi menjadi salah satu faktor

    dalam mendapatkan pekerjaan yang baik.

    Persaingan yang cukup ketat dalam dunia kerja menuntut mahasiswa untuk

    lebih meningkatkan kompetensi dan kualitas diri agar mampu bersaing dengan

  • 7/24/2019 skripsi prokrastinasi

    21/219

    3

    sesamanya. Penguasaan ilmu pengetahuan baik yang sesuai minat mahasiswa

    maupun umum lainnya dan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) menjadi

    suatu hal yang mutlak. Untuk mendapatkan itu semua, tidak ada jalan lain selain

    harus rajin belajar dan berlatih.

    Persoalan klasik yang hingga kini tetap ada dalam dunia pendidikan

    termasuk dalam perguruan tinggi yaitu masih sering terjadinya prokrastinasi

    akademik yang dilakukan oleh mahasiswa. Hal ini sesuai dengan pernyataan

    sejumlah ahli bahwa prokrastinasi akademik adalah fenomena umum yang terjadi

    pada mahasiswa di perguruan tinggi selama beberapa dekade (Zeenath dan

    Orcullo 2012: 42; Jiao, dkk 2011: 120).

    Menurut Ferrari (dalam Ghufron 2003: 20) prokrastinasi akademik adalah

    jenis penundaan yang dilakukan pada jenis tugas formal yang berhubungan

    dengan tugas akademik, misalnya tugas sekolah atau tugas kursus. Pengertian

    yang hampir serupa mengenai prokrastinasi akademik dikemukakan oleh

    Rothblum, Solomon, dan Murakami (1986: 387) sebagai kecenderungan untuk (a)

    selalu atau hampir selalu menunda tugas akademik, dan (b) selalu atau hampir

    selalu mengalami masalah kecemasan terkait dengan prokrastinasi ini.

    Beberapa penelitian mengenai prokrastinasi diantaranya penelitian Ellis dan

    Knaus yang memperkirakan lebih dari 95% mahasiswa perguruan tinggi di

    Amerika menunda memulai atau menyelesaikan tugas dengan sengaja dan lebih

    dari 70% mahasiswa melakukan prokrastinasi secara berulang (dalam Sepehrian

    dan Lotf 2011: 2987). Beberapa hasil penelitian tentang hal yang sama lainnya di

    luar negeri juga menunjukkan hasil bahwa prokrastinasi merupakan salah satu

  • 7/24/2019 skripsi prokrastinasi

    22/219

    4

    masalah yang menimpa sebagian besar anggota masyarakat secara luas, dan

    pelajar pada lingkup yang lebih sempit. Sekitar 25% sampai dengan 75% pelajar

    melaporkan bahwa prokrastinasi merupakan salah satu masalah dalam lingkup

    akademis mereka (Ferrari, dkk dalam Muhid 2009: 578).

    Penelitian tentang prokrastinasi akademikjuga telah dilakukan di Indonesia

    dan menghasilkan hasil penelitian yang beragam. Hasil penelitian oleh Tondok,

    Ristyadi dan Kartika (2008: 82) terhadap 95 orang mahasiswa Fakultas Psikologi

    salah satu universitas di Surabaya menunjukkan tingkat prokrastinasi akademik

    paling banyak dalam kategori sedang yaitu sebanyak 45,3% atau 43 orang. Hal ini

    menunjukkan mahasiswa belum sepenuhnya dapat menghindari prokrastinasi

    terhadap tugas-tugas akademik yang menjadi tanggung jawabnya.

    Hasil penelitian di atas bertolak belakang dengan hasil penelitian oleh

    Gunawinata, Nanik, dan Lasmono (2008: 265) terhadap 218 orang mahasiswa

    Fakultas Psikologi, Universitas Surabaya menunjukkan tingkat prokrastinasi

    akademik paling banyak dalam kategori rendah yaitu sebanyak 76,15% atau 166

    orang mahasiswa. Hal ini menunjukkan mahasiswa sudah tidak lagi melakukan

    prokrastinasi terhadap tugas-tugas akademik yang menjadi tanggung jawabnya.

    Menurut hasil penelitian Solomon dan Rothblum (1984: 505) diketahui

    bahwa mahasiswa melakukan prokrastinasi secara bervariasi terhadap tugas

    akademik. Dari 342 orang mahasiswa Amerika yang menjadi subjek

    penelitiannya, 46% mahasiswa melakukan prokrastinasi terhadap tugas menulis,

    27,6% mahasiswa melakukan prokrastinasi terhadap belajar untuk persiapan ujian,

    30,1% mahasiswa melakukan prokrastinasi terhadap tugas membaca, 10,6%

  • 7/24/2019 skripsi prokrastinasi

    23/219

    5

    mahasiswa melakukan prokrastinasi terhadap tugas administratif, 23% mahasiswa

    melakukan prokrastinasi dalam menghadiri perkuliahan dan 10,2% mahasiswa

    melakukan prokrastinasi terhadap aktivitas perkuliahan secara umum.

    Salah satu bentuk variasi prokrastinasi akademik sebagaimana dipaparkan di

    atas juga peneliti temukan dalam pengamatan yang tidak terstruktur terhadap para

    mahasiswa Jurusan Psikologi di perpustakaan Jurusan Psikologi. Peneliti

    mengamati seorang mahasiswa Jurusan Psikologi angkatan 2009 berinisial MZ

    yang tengah mengerjakan tugas salah satu mata kuliah, mengetik sesuatu yang

    sedang dicarinya di situs penelusuran Google dan juga online di situs jejaring

    sosial Facebook. Peneliti kemudian bertanya tentang tugas yang sedang

    dikerjakannya dan lewat penuturannya peneliti mengetahui jika mahasiswa

    tersebut telah melakukan prokrastinasi terhadap tugas menulis. Berikut penuturan

    mahasiswa tersebut kepada peneliti:

    Tugas ini sudah diberikan seminggu yang lalu tetapi kemarin-

    kemarin aku sibuk. Aku baru ingat tugas ini kemarin, tetapi ini akukesulitan cari jawaban dua pertanyaan ini karena aku cari dalam buku

    tidak ada jawabannya. Cari di internet juga tidak ada, mana tugasdikumpulkan nanti pas kuliah lagi jam setengah tiga (melihat kearah

    jam dinding yang menunjukkan pukul 13.00 WIB).

    (Komunikasi personal; senin, 15 April 2013)

    Jaringan wifi di area perpustakaan Jurusan Psikologi diperuntukkan untuk

    mendukung keperluan mahasiswa Jurusan Psikologi, termasuk mencari sumber

    referensi untuk mengerjakan tugas perkuliahan. Hal tersebut dianggap lebih

    praktis, efisien dan cepat. Namun, peneliti juga menjumpai perhatian mahasiswa

    teralihkan pada kegiatan nonakademik seperti onlinedi situs jejaring sosial seperti

  • 7/24/2019 skripsi prokrastinasi

    24/219

    6

    Facebookdan Twitterdan mengunduh file lagu, video, dan film yang mereka suka

    dari beberapa situs popular seperti Youtube.

    Fakta yang cukup mengejutkan dalam artikel berjudul Facebook Kalahkan

    Jurnal Akademik (Aini, dkk 2013: 1) yang mengutip pernyataan Alfat Yulianto,

    Staf BPTIK UNNES bahwa situs terbanyak diakses mahasiswa UNNES adalah

    Facebook 26,55%, Google 3,49%, Indowebster 3,14% dan Youtube sebesar

    2,43%. Isi artikel tersebut semakin menguatkan bahwa jaringan internet yang

    tersedia belum sepenuhnya dimanfaatkan mahasiswa untuk menunjang

    kepentingan akademik tetapi lebih untuk aktivitas yang bersifat hiburan dan

    kesenangan (entertainment and pleasure).

    Prokrastinasi akademik selain terindikasi melalui berbagai bentuk variasi

    yang sudah dipaparkan jelaskan diatas, juga dapat terindikasi melalui waktu yang

    dibutuhkan dalam menempuh masa studi. Menurut Solomon dan Rothblum (1984:

    503) bahwa indikasi prokrastinasi akademik adalah masa studi 5 tahun atau lebih.

    Berikut data yang peneliti dapatkan dari Sistem Informasi Akademik Terpadu

    (SIKADU) Universitas Negeri Semarang tentang statistika wisudawan Jurusan

    Psikologi dalam kurun waktu 3,5 tahun terakhir:

    Tabel 1.1 Data Keadaan Wisudawan S1 Jurusan Psikologi UNNES

    PeriodeJumlah

    WisudawanWisudawan denganmasa studi 5 tahun

    Rata rata masa studi

    April 2010 17 14 (82%) 5 tahun 7 bulan 22 hari

    Oktober 2010 29 22 (76%) 5 tahun 9 bulan 27 hariApril 2011 52 30 (58%) 5 tahun 2 bulan 28 hari

    Oktober 2011 27 18 (67%) 5 tahun 6 bulan 22 hari

    April 2012 53 42 (79%) 5 tahun 4 bulan 12 hari

    Oktober 2012 51 29 (59%) 5 tahun 5 bulan 26 hari

    April 2013 25 8 (32%) 4 tahun 10 bulan 24 hari

    Sumber: data dari http://akademik.unnes.ac.id dan diolah secara mandiri

  • 7/24/2019 skripsi prokrastinasi

    25/219

    7

    Berdasarkan tabel 1.1 diketahui bahwa pada periode wisuda April tahun

    2010 sampai dengan April tahun 2013 masih terdapat wisudawan S1 Psikologi

    yang menyelesaikan masa studi 5 tahun atau lebih. Selain itu, rata-rata masa studi

    wisudawan juga diatas 5 tahun walaupun untuk pertama kalinya pada wisuda

    periode April 2013 rata-rata masa studi sudah dibawah 5 tahun. Hal ini dapat

    diartikan bahwa sampai saat ini masih ada mahasiswa Jurusan Psikologi yang

    melakukan prokrastinasi akademik dalam masa studinya.

    Penyelenggaraan pendidikan di perguruan tinggi dengan sistem SKS

    (Satuan Kredit Semester) sebenarnya memberi kesempatan mahasiswa dalam

    mengatur beban kuliah dan proses belajar pada setiap semesternya. Mata kuliah

    diatur sedemikian rupa dan didistribusikan secara merata disetiap semester dengan

    pertimbangan bahwa mahasiswa secara rata-rata mampu dalam menjalankan

    tanggung jawabnya tersebut. Walaupun demikian, berbagai hal juga turut berperan

    mempengaruhi terjadinya prokrastinasi akademik oleh mahasiswa.

    Hasil penelitian prokrastinasi akademik oleh Anggraeni dan Widyarini

    (2008: 27) diketahui bahwa prokrastinasi akademik terjadi karena motivasi

    internal yang rendah, rasa malas yang besar, pola asuh orang tua yang permisif

    atau longgar, pengaruh dari teman sebaya (peer), lingkungan dan orang-orang

    terdekat yang kurang mendukung, dan kurangnya pengaturan waktu antara tugas

    akademik yang harus dikerjakan dengan urusan yang lainnya.

    Salah satu hasil penelitian di atas sesuai dengan pernyataan Rizvi, dkk

    (dalam Rumiani 2006: 41) bahwa faktor motivasi internal yang rendah dapat

    mendorong seseorang untuk melakukan prokrastinasi akademik. Hal ini juga

  • 7/24/2019 skripsi prokrastinasi

    26/219

    8

    tercermin lewat penuturan seorang mahasiswi Jurusan Psikologi UNNES

    angkatan 2009 berinisial NA kepada peneliti sebagai berikut:

    Sebenarnya aku ada tugas buat makalah mata kuliah X, tapi ini

    tugas kelompok. Sekarang anggota kelompokku lagi pada pulangkampung. aku males kalo mesti ngerjain sendiri. Mikir sendiri, cari

    bahan sendiri dan ngetik sendiri. Ini kan tugas kelompok, kalaungerjain ya mesti sama anggota kelompok.

    (Komunikasi personal; Selasa, 16 April 2013)

    Menurut Bernard (dalam Catrunada dan Puspitawati 2008: 6-9) terdapat

    sepuluh faktor yang menyebabkan seseorang melakukan prokrastinasi. Faktor-

    faktor tersebut diantaranya kecemasan (anxiety), pencelaan terhadap diri sendiri

    (self-depreciation), rendahnya toleransi terhadap ketidaknyamanan (low

    discomfort tolerance), pencari kesenangan (pleasure seeking), tidak teraturnya

    waktu (time disorganization), tidak teraturnya lingkungan (environmental

    disorganization), pendekatan yang lemah terhadap tugas (poor task appoach),

    kurangnya pernyataan yang tegas (lack of assertion), permusuhan dengan orang

    lain (hostility with other), dan stres dan kelelahan (stress and fatique). Hasil

    komunikasi personal yang peneliti lakukan terhadap mahasiswa Jurusan Psikologi

    juga menemukan satu contoh kasus prokrastinasi akademik yang terkait dengan

    salah satu faktor tersebut.

    Contoh kasus ini yaitu prokrastinasi akademik yang disebabkan oleh faktor

    kelelahan (fatigue) yang dilakukan oleh seorang mahasiswi Jurusan Psikologi

    angkatan 2008 berinisial BT. Berikut penuturan mahasiswi tersebut kepada

    peneliti:

    Dari semester 1 sampai 4, aku rajin kuliah. kalo ada tugas ya akukerjakan. Tetapi mulai semester 6 aku ngrasa lelah sama aktivitas dan

    apalagi beban tugas-tugas kuliahku yang banyak, rasanya pengen gak

  • 7/24/2019 skripsi prokrastinasi

    27/219

    9

    ke kampus dulu. Hal itu berlanjut hingga semester 8. Awalnya waktu

    itu aku pengen cuti tapi gak boleh sama dosen waliku karena alasanku

    yang gak terlalu mendesak. Ya akhirnya aku sering gak masuk kuliah.

    Akibatnya nilai dan IP-ku jelek, jadi semester ini dan kemarin banyakngulang lagi. Harusnya aku dah mulai ngerjain skripsi tapi karena

    ngulang jadi baru ikut seminar proposal.(Komunikasi personal; Kamis, 4 April 2013)

    Hal tersebut di atas sesuai dengan pernyataan Bruno (dalam Rumiani 2006:

    41) bahwa adanya kecenderungan individu yang memiliki beban kerja atau tugas

    yang terlalu banyak akan melakukan prokrastinasi. Mahasiswi ini juga dapat

    dipastikan melakukan prokrastinasi akademik karena ditahun ke-5 masa studinya

    masih mengulang mata kuliah dan belum dalam tahap mengerjakan skripsi

    sehingga masa studinya akan lebih dari 5 tahun.

    Prokrastinasi akademik bukanlah sesuatu hal yang baik. Prokrastinasi

    berarti mempersempit waktu untuk kita mengerjakan tugas dimana seharusnya

    waktu cukup bagi kita. Hal ini juga menyebabkan tugas-tugas menjadi tidak jelas

    kapan akan diselesaikan. Kalaupun tugas dapat diselesaikan, karena waktu yang

    sudah semakin sempit maka pengerjaannya menjadi tidak maksimal. Menurut

    Ferrari (dalam Muhid 2009: 578) prokrastinasi akademik banyak berakibat

    negatif, dengan melakukan penundaan, banyak waktu yang terbuang sia-sia.

    Tugas-tugas menjadi terbengkalai, bahkan bila diselesaikan hasilnya menjadi

    tidak maksimal.

    Prokrastinasi juga dapat mengakibatkan timbulnya rasa cemas baik disaat

    mengerjakan tugas atau saat menghadapi ujian. Mahasiswa menjadi kurang teliti

    dalam pengerjaan tugas dan ujian sehingga memungkinkan tingkat kesalahan yang

    dilakukan tinggi. Apabila hal ini terus berlanjut, maka kegiatan akademik secara

  • 7/24/2019 skripsi prokrastinasi

    28/219

    10

    keseluruhan mahasiswa akan terganggu bahkan rusak sehingga daya saing

    mahasiswa menurun karena rendahnya motivasi dan percaya diri. Sebagaimana

    yang telah disampaikan oleh Solomon dan Rothblum (dalam Premadyasari 2012:

    3) prokrastinasi dapat menyebabkan rasa cemas yang berujung depresi, tingginya

    tingkat kesalahan dan banyak waktu terbuang. Prokrastinasi juga dapat merusak

    kegiatan akademik dan juga menyebabkan rendahnya motivasi dan percaya diri.

    Mahasiswa tentu ingin segera bekerja apabila sudah lulus dari studinya.

    Apabila mahasiswa dapat lulus tepat waktu, mahasiswa tidak perlu merasa

    khawatir karena kesempatan untuk memilih pekerjaan yang terbaik terbuka lebar

    dan persaingan dalam mendapatkan pekerjaan tidak terlalu ketat. Berbeda dengan

    mahasiswa yang melakukan prokrastinasi, masa studinya yang terlalu lama

    menyebabkan peluang untuk memilih pekerjaan yang terbaik semakin terbatas,

    tidak bisa mengambil peluang ketika ada tawaran pekerjaan yang menurutnya

    baik dan harus menghadapi persaingan yang lebih berat daripada mahasiswa yang

    bisa lulus tepat waktu. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ferrari, dkk (dalam

    Muhid 2009: 578) bahwa prokrastinasi bisa mengakibatkan seseorang kehilangan

    kesempatan dan peluang yang datang.

    Proses belajar di tingkat perguruan tinggi menuntut mahasiswa untuk lebih

    mandiri dan disiplin dalam mengatur waktu dan proses belajarnya. Hal ini berbeda

    dengan saat mereka masih duduk di tingkat sekolah menengah dan dibawahnya.

    Mahasiswa juga dituntut untuk dapat menyesuaikan, mengatur dan mengendalikan

    dirinya termasuk saat menghadapi padatnya aktivitas perkuliahan dan tugas-tugas

    kuliah yang sulit. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu usaha aktif dan mandiri oleh

  • 7/24/2019 skripsi prokrastinasi

    29/219

    11

    mahasiswa untuk membantunya mengarahkan proses belajar pada tujuan belajar

    yang ingin dicapai, yang disebut dengan self-regulated learning.

    HasilpenelitianDeasyanti dan Armeini (2007: 19) terhadap128 mahasiswa

    FKIP Universitas Negeri Jakarta menunjukkan bahwa 86,7% mahasiswa memiliki

    tingkat self-regulated learning kategori sedang dan 13,3% mahasiswa memiliki

    tingkat self-regulated learning kategori tinggi. Hasil penelitian tersebut

    menunjukkan bahwa mahasiswa telah memiliki keterampilan tentang bagaimana

    belajar yang mencakup tentang pemahaman tentang kemampuan berpikir, proses

    berpikir, dan motivasi untuk mencapai tujuan belajar.

    Hasil penelitian di atas bertolak belakang dengan hasil penelitian oleh

    Ishtifa (2011: 84) terhadap 200 mahasiswa psikologi UIN Syarif Hidayatullah

    Jakarta yang menemukan 9,5% mahasiswa berada pada kategori self-regulated

    learning yang tinggi, artinya baru sedikit mahasiswa yang memiliki dan

    menggunakan kemampuan self-regulated learning dengan efektif. Kemudian

    sebesar 47% mahasiswa berada pada kategori rendah dan 43,5% mahasiswa

    berada pada kategori sedang. Hal ini menunjukkan mahasiswa kurang

    menggunakan potensi untuk memonitor, mengatur dan mengontrol kognisi,

    motivasi dan perilakunya dalam proses belajar.

    Pada umumnya mahasiswa tidak memiliki tujuan belajar dan prioritas yang

    pasti. Mahasiswa juga tidak memiliki jadwal belajar yang khusus selain jadwal

    perkuliahan yang sudah ada. Hal ini menyebabkan kegiatan mahasiswa yang

    berhubungan dengan akademik cenderung mengikuti jadwal perkuliahan saja.

    Mahasiswa masih menjalankan kewajiban akademiknya bila sudah mendekati

  • 7/24/2019 skripsi prokrastinasi

    30/219

    12

    waktunya seperti belajar saat menjelang waktu ujian dan mengerjakan tugas dari

    dosen mendekati batas waktu pengumpulan.

    Mahasiswa seringkali tidak menyadari jika mereka larut dengan aktivitas-

    aktivitas yang bersifat nonakademik sehingga banyak waktu mereka terbuang sia-

    sia. Namun demikian, mahasiswa tetap menjalankan kewajiban akademiknya

    seperti belajar dan mengerjakan tugas meskipun tidak teratur atau disiplin,

    kesulitan untuk berkonsentrasi, kekurangan referensi dan mengabaikan waktu

    yang tersedia.

    Mahasiswa masih menerapkan sebuah sistem yang dikenal Sistem Kebut

    Semalam atau SKS. Pengerjaan tugas yang serba cepat dalam keterbatasan waktu

    sebagai akibat prokrastinasi turut memberikan dampak negatif terhadap tugas

    yang sedang dikerjakan dan lebih jauh pada hasil belajar atau prestasi akademik.

    Sebagaimana hasil penelitian Amalia tahun 2011 terhadap siswa kelas XI SMA

    Negeri 1 Malang bahwa adanya penurunan prestasi belajar seiring meningkatnya

    prokrastinasi akademik (dalam http://library.um.ac.id).

    Hasil penelitian self-regulated learning oleh Yulinawati, Hartati, dan

    Sawitri tahun 2009 pada mahasiswa ITB program fast track menunjukkan

    managemenwaktu, usaha dalam mengatur belajar, dan mengatur lingkungan fisik

    dan sosial penting untuk menunjang belajar (dalam http://eprint.undip.ac.id).

    Apabila hasil penelitian ini dikaitkan dengan kasus-kasus yang disebutkan di atas

    yang bermasalah dengan pengaturan waktu dan usaha belajar, maka memperkuat

    indikasi adanya hubungan antara self-regulated learning dengan prokrastinasi

    akademik.

  • 7/24/2019 skripsi prokrastinasi

    31/219

    13

    Self-regulated learningmemiliki tiga aspek penting yang akan menentukan

    tinggi rendahnya tingkat self-reguled learning. Pertama yaitu aspek kognisi

    dimana upaya individu merencanakan, menetapkan tujuan, mengatur, memonitor

    diri, dan mengevaluasi diri. Kedua yaitu aspek motivasi dimana individu

    merasakan efikasi diri yang tinggi, atribusi diri dan berminat pada tugas intrinsik.

    Ketiga yaitu aspek perilaku dimana upaya individu untuk memilih, menstruktur,

    dan menciptakan lingkungan yang mengoptimalkan belajar (Zimmerman, 1990: 4-

    5).Apabila mahasiswa mampu dan memiliki ketiga aspek tersebut, maka ia akan

    memiliki tingkat self-regulated learning yang tinggi sehingga dapat menghindari

    prokrastinasi akademik dan menjaga prestasi belajarnya dengan baik.

    Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, peneliti tertarik untuk

    mengetahui lebih dalam hubungan antara self-regulated learning dan prokrastinasi

    akademik sehingga diketahui secara jelas hubungan keduanya. Untuk lokasi

    penelitian, peneliti mengambil lokasi di Jurusan Psikologi Universitas Negeri

    Semarang dimana peneliti juga menemukan fenomena tersebut dan berusaha

    melakukan pendalaman. Oleh karenanya, penelitian ini berjudul Hubungan

    antara Self-Regulated Learning dengan Prokrastinasi Akademik pada

    Mahasiswa Jurusan Psikologi Universitas Negeri Semarang.

    1.2 Rumusan Masalah

    Berdasarkan uraiandi atas, maka dapat ditarik rumusan masalah penelitian

    sebagai berikut:

    1. Adakah hubungan antara self-regulated learning dengan prokrastinasi

    akademik pada mahasiswa Jurusan Psikologi Universitas Negeri Semarang?

  • 7/24/2019 skripsi prokrastinasi

    32/219

    14

    2. Bagaimana gambaran prokrastinasi akademik pada mahasiswa Jurusan

    Psikologi Universitas Negeri Semarang?

    3. Bagaimana gambaran self-regulated learning pada mahasiswa Jurusan

    Psikologi Universitas Negeri Semarang?

    1.3 Tujuan Penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dari

    penelitian ini, yaitu:

    1. Mengetahui hubungan antara self-regulated learning dengan prokrastinasi

    akademik pada mahasiswa Jurusan Psikologi Universitas Negeri Semarang.

    2. Mengetahui gambaran prokrastinasi akademik pada mahasiswa Jurusan

    Psikologi Universitas Negeri Semarang.

    3. Mengetahui gambaran self-regulated learning pada mahasiswa Jurusan

    Psikologi Universitas Negeri Semarang.

    1.4 Manfaat Penelitian

    1.4.1Manfaat Teoritis

    Hasil temuan ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi

    pengembangan kajian ilmu Psikologi Pendidikan terutama yang terkait dengan

    prokrastinasi akademik dan self-regulated learning, sehingga dapat dijadkan

    tambahan referensi bagi penelitian-penelitian sejenis oleh peneliti selanjutnya.

    1.4.2Manfaat Praktis

    1. Bagi Jurusan

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan

    bagi jurusan dalam menyusun kebijakan-kebijakan akademik dan pendukung

  • 7/24/2019 skripsi prokrastinasi

    33/219

    15

    lainnya yang dapat menekan laju tingkat prokrastinasiakademik dan semakin

    mengoptimalkan self-regulated learningpada mahasiswa.

    2. Bagi Mahasiswa

    Hasil Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi mahasiswa

    mengenai pentingnya meminimalisir tingkat prokrastinasi akademik dengan

    penerapan self-regulated learning dalam kegiatan akademiknya sehingga

    mahasiswa dapat mencapai kesuksesan akademiknya.

  • 7/24/2019 skripsi prokrastinasi

    34/219

    16

    BAB 2

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Prokrastinasi Akademik

    2.1.1Pengertian Prokrastinasi Akademik

    Secara etiologis atau menurut asal kata, istilah prokrastinasi berasal dari dua

    kata dalam bahasa latin yaitu pro yang berarti bergerak maju, dan crastinus yang

    berarti keputusan hari esok, ini berarti prokrastinasi adalah menangguhkan atau

    menunda sampai hari berikutnya (Burka dan Yuen 2008: 5). Menurut Fiore

    (dalam Catrunada dan Puspitawati 2008: 6) prokrastinasi adalah suatu mekanisme

    untuk mengatasi kecemasan yang berhubungan dengan bagaimana cara memulai

    atau menyelesaikan pekerjaan dan dalam hal membuat keputusan.

    Noran (dalam Akinsola, Tella dan Tella 2007: 364) mendefinisikan

    prokrastinasi sebagai bentuk penghindaran dalam mengerjakan tugas yang

    seharusnya diselesaikan oleh mahasiswa. Mahasiswa yang melakukan

    prokrastinasi lebih memilih menghabiskan waktu dengan teman atau pekerjaan

    lainnya yang sebenarnya tidak begitu penting daripada mengerjakan tugas yang

    harus diselesaikan dengan cepat. Selain itu, mahasiswa yang melakukan

    prokrastinasi juga lebih memilih menonton film atau televisi daripada belajar

    untuk kuis atau ujian.

    Silver (dalam Ghufron 2003: 15) mengatakan seseorang yang melakukan

    prokrastinasi tidak bermaksud untuk menghindari atau tidak mau tahu dengan

  • 7/24/2019 skripsi prokrastinasi

    35/219

    17

    tugas yang dihadapi. Akan tetapi mereka hanya menunda-nunda untuk

    mengerjakannya, sehingga menyita waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan

    tugas. Penundaan tersebut menyebabkan dia gagal menyelesaikan tugasnya tepat

    waktu.

    Ellis dan Knaus (dalam Ghufron 2003: 15-16) mengartikan prokrastinasi

    sebagai kebiasaan penundaan yang tidak bertujuan dan proses penghindaran tugas,

    yang hal itu sebenarnya tidak perlu dilakukan seseorang karena adanya ketakutan

    untuk gagal, serta adanya pandangan bahwa segala sesuatu harus dilakukan

    dengan benar, bahwa penundaan yang telah menjadi respon tetap atau kebiasaan

    dapat dipandang sebagai suatu traitprokrastinasi.

    Menurut Ferrari (dalam Ghufron 2003: 20) prokrastinasi akademik adalah

    jenis penundaan yang dilakukan pada jenis tugas formal yang berhubungan

    dengan tugas akademik, misalnya tugas sekolah atau tugas kursus.

    Rothblum, Solomon dan Murakami (1986: 387) mendefinisikan

    prokrastinasi akademik sebagai kecenderungan untuk (a) selalu atau hampir selalu

    menunda tugas akademik, dan (b) selalu atau hampir selalu mengalami kecemasan

    bermasalah terkait dengan penundaan ini.

    Berdasarkan pendapat yang diungkapakan oleh beberapa ahli diatas, maka

    dapat disimpulkan bahwa prokrastinasi akademik adalah perilaku penundaan pada

    tugas akademik yang dilakukan oleh mahasiswa secara sadar dengan melakukan

    aktivitas lain yang menyenangkan dan tidak penting, tidak bertujuan, dan tidak

    memperhatikan waktu sehingga menimbulkan akibat negatif atau kerugian pada

    mahasiswa.

  • 7/24/2019 skripsi prokrastinasi

    36/219

    18

    2.1.2Ciri-Ciri Prokrastinasi Akademik

    Menurut Ferrari, Johnshon dan McCown (dalam Ghufron 2003: 23),

    prokrastinasi akademik dapat termanifestasikan dalam indikator tertentu yang

    dapat diukur dan diamati dengan ciri-ciri berupa:

    1. Penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan kerja pada tugas yang

    dihadapi.

    Seseorang yang melakukan prokrastinasi tahu bahwa tugas yang dihadapinya

    harus segera diselesaikan dan berguna bagi dirinya, akan tetapi dia menunda-

    nunda untuk mulai mengerjakannya atau menunda-nunda untuk menyelesaikan

    sampai tuntas jika dia sudah mulai mengerjakan sebelumnya.

    2. Keterlambatan dalam mengerjakan tugas.

    Orang yang melakukan prokrastinasi memerlukan waktu yang lebih lama

    daripada waktu yang dibutuhkan pada umumnya dalam mengerjakan suatu

    tugas. Seorang prokratinator menghabiskan waktu yang dimilikinya untuk

    mempersiapkan diri secara berlebihan, maupun melakukan hal-hal yang tidak

    dibutuhkan dalam penyelesaian suatu tugas, tanpa memperhitungkan

    keterbatasan waktu yang dimilikinya. Kadang-kadang tindakan tersebut

    mengakibatkan seseorang tidak berhasil menyelesaikan tugasnya secara

    memadai. Kelambanan, dalam arti lambannya kerja seseorang dalam

    melakukan suatu tugas dapat menjadi ciri yang utama dalam prokrastinasi

    akademik.

  • 7/24/2019 skripsi prokrastinasi

    37/219

    19

    3. Kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual.

    Seorang prokrastinator mempunyai kesulitan untuk melakukan sesuatu sesuai

    dengan batas waktu yang telah ditentukan sebelumnya. Seorang prokrastinator

    sering mengalami keterlambatan dalam memenuhi deadline yang telah

    ditentukan, baik oleh orang lain maupun rencana yang telah dia tentukan

    sendiri. Seseorang mungkin telah merencanakan untuk mulai mengerjakan

    tugas pada waktu yang telah ia tentukan sendiri, akan tetapi ketika saatnya tiba

    dia tidak juga melakukannya sesuai dengan apa yang telah direncanakan,

    sehingga menyebabkan keterlambatan maupun kegagalan untuk menyelesaikan

    tugas secara memadai.

    4. Melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan daripada melakukan tugas

    yang harus dikerjakan.

    Seorang prokrastinator dengan sengaja tidak segera melakukan tugasnya, akan

    tetapi menggunakan waktu yang dia miliki untuk melakukan aktivitas lain yang

    dipandang lebih menyenangkan dan mendatangkan hiburan, seperti membaca

    (koran, majalah, atau buku cerita lainnya), nonton, mengobrol, jalan,

    mendengarkan musik, dan sebagainya, sehingga menyita waktu yang dia miliki

    untuk mengerjakan tugas yang harus diselesaikannya.

    Secara singkat dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri prokrastinasi akademik

    yaitu meliputi penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan kerja pada tugas

    yang dihadapi, keterlambatan dalam mengerjakan tugas, kesenjangan waktu

    antara rencana dan kinerja aktual, dan melakukan aktivitas lain yang lebih

    menyenangkan daripada melakukan tugas yang harus dikerjakan.

  • 7/24/2019 skripsi prokrastinasi

    38/219

    20

    2.1.3Area Prokrastinasi Akademik

    Menurut Green (dalam Ghufron 2003: 20), jenis tugas yang menjadi objek

    prokrastinasi akademik adalah tugas yang berhubungan dengan kinerja akademik.

    Perilaku-perilaku yang mencirikan penundaan dalam tugas akademik dipilah dari

    perilaku lainnya dan dikelompokkan menjadi unsur prokrastinasi akademik.

    Adapun menurut Solomon dan Rothblum (1984: 504), prokrastinasi terjadi

    secara merata dalam enam area fungsi akademis yaitu tugas mengarang, belajar

    untuk menghadapi ujian, membaca, tugas administrasi, menghadiri pertemuan dan

    kinerja akademik secara keseluruhan.

    Selanjutnya prokrastinasi terhadap keenam area fungsi akademis tadi

    dijelaskan oleh Ghufron (2003: 20-21) sebagaimana berikut ini:

    1. Tugas mengarang, meliputi penundaan melaksanakan kewajiban atau tugas

    menulis, misalnya menulis makalah, laporan atau tugas mengarang lainnya.

    2. Tugas belajar untuk menghadapi ujian, mencakup penundaan belajar untuk

    menghadapi ujian, misalnya ulangan mingguan, ujian tengah semester, dan

    ujian akhir semester.

    3. Tugas membaca, meliputi adanya penundaan untuk membaca buku atau

    referensi yang berkaitan dengan tugas akademik yang diwajibkan.

    4. Tugas administrasi, meliputi menyalin catatan, presensi, dan daftar peserta

    praktikum.

    5. Menghadiri pertemuan, meliputi penundaan atau terlambat masuk kelas atau

    pelajaran, praktikum, dan pertemuan lainnya.

  • 7/24/2019 skripsi prokrastinasi

    39/219

    21

    6. Kinerja akademik secara keseluruhan, meliputi kewajiban mengerjakan atau

    menyelesaikan tugas tugas akademik secara keseluruhan.

    Secara singkat dapat disimpulkan bahwa ada enam area prokrastinasi

    akademik yaitu tugas mengarang, belajar untuk menghadapi ujian, membaca,

    tugas administrasi, menghadiri pertemuan dan kinerja akademik secara

    keseluruhan.

    2.1.4Teori Perkembangan Prokrastinasi Akademik

    Menurut Ferrari dan Ollivete (dalam Anggraeni dan Widyarini 2008: 8-9)

    ada beberapa teori perkembangan yang menjelaskan terjadinya prokrastinasi

    akademik, antara lain:

    1. Psikodinamik. Penganut psikodinamik beranggapan bahwa pengalaman masa

    kanak-kanak mempengaruhi perkembangan proses kognitif seseorang ketika

    dewasa, terutama trauma. Seseorang yang pernah mengalami trauma akan

    suatu tugas tertentu, misalnya gagal menyelesaikan tugas sekolahnya, akan

    cenderung melakukan prokrastinasi ketika seseorang tersebut dihadapkan lagi

    pada suatu tugas yang sama. Seseorang tersebut akan teringat kepada

    pengalaman kegagalan maupun perasaan tidak menyenangkan yang pernah

    dialami dimasa lalu, sehingga ia menunda mengerjakan tugasnya, yang

    dipersepsikan akan mendatangkan perasaan seperti masa lalu.

    2. Behavioristik. Penganut psikologi behavioristik beranggapan bahwa perilaku

    prokrastinasi akademik muncul akibat proses pembelajaran. Seseorang

    melakukan prokrastinasi akademik karena dia pernah mendapatkan

    reinforcement atas perilaku tersebut. Seseorang yang pernah merasakan sukses

  • 7/24/2019 skripsi prokrastinasi

    40/219

    22

    dalam melakukan tugas kuliahnya dengan melakukan penundaan, cenderung

    akan melakukan lagi perbuatannya. Sukses yang pernah ia rasakan akan

    dijadikan reward untuk mengulangi perilaku yang sama dimasa yang akan

    datang. Perilaku prokrastinasi akademik juga bisa muncul pada kondisi

    lingkungan tertentu. Kondisi yang menimbulkan stimulus tertentu bisa menjadi

    reinforcement bagi munculnya perilaku prokrastinasi. Kondisi yang rendah

    dalam pengawasan akan mendorong seseorang untuk melakukan prokrastinasi

    akademik, karena tidak adanya pengawasan akan mendorong seseorang untuk

    berperilaku tidak tepat waktu.

    3. Cognitivebehavioral. Prokrastinasi akademik terjadi karena adanya keyakinan

    irrasional yang dimiliki oleh seseorang. Keyakinan irrasional tersebut dapat

    disebabkan oleh suatu kesalahan dalam mempersepsikan tugas. Seseorang

    memandang tugas tersebut sebagai sesuatu yang berat dan tidak menyenangkan

    (aversiveness of the task). Oleh karena itu, seseorang merasa tidak mampu

    untuk menyelesaikan tugasnya secara memadai, sehingga seseorang menunda-

    nunda dalam menyelesaikan tugas tersebut. Selain itu, keyakinan irrasional

    juga disebabkan oleh ketakutan yang berlebihan untuk gagal (fear of failure).

    Seseorang menunda-nunda mengerjakan tugas karena takut jika gagal

    menyelesaikannya sehingga akan mendatangkan penilaian yang negatif akan

    kemampuannya. Akibatnya seseorang menunda-nunda mengerjakan tugas yang

    dihadapinya.

    Berdasarkan paparan di atas dapat peneliti simpulkan bahwa terjadinya

    prokrastinasi akademik dapat dijelaskan dengan tiga teori perkembangan yaitu

  • 7/24/2019 skripsi prokrastinasi

    41/219

    23

    psikodinamik (prokastinasi akademik karena trauma masa lalu terhadap tugas),

    behavioristik (prokrastinasi akademik karena proses pembelajaran dan mendapat

    reinforcement atas perilaku tersebut), dan cognitive behavior (prokrastinasi

    akademik karena tugas dipandang berat dan tidak menyenangkan dan takut gagal).

    2.1.5Faktor-faktor yang Menyebabkan Prokrastinasi

    Bernard (dalam Catrunada dan Puspitawati 2008: 6-9), mengungkapkan ada

    sepuluh faktor yang dapat menyebabkan prokrastinasi, yaitu:

    1. Kecemasan (Anxiety)

    Kecemasan yang tinggi yang berinteraksi dengan tugas-tugas yang

    diharapkan dapat diselesaikan menyebabkan seseorang cenderung menunda

    tugas tersebut.

    2. Pencelaan terhadap Diri Sendiri (Self-Depreciation)

    Pencelaan terhadap diri sendiri termanifestasi ke dalam penghargaan yang

    rendah atas dirinya sendiri, selalu menyalahkan diri sendiri ketika terjadi

    kesalahan, dan rasa tidak percaya diri untuk mendapat masa depan yang cerah

    menyebabkan seseorang cenderung melakukan prokrastinasi.

    3. Rendahnya Toleransi terhadap Ketidaknyamanan (Low Discomfort

    Tolerance)

    Kesulitan pada tugas yang dikerjakan membuat seseorang mengalami

    kesulitan untuk menoleransi rasa frustrasi dan kecemasan, sehingga mereka

    mengalihkan diri sendiri kepada tugas-tugas yang dapat mengurangi

    ketidaknyamanan dalam diri mereka.

  • 7/24/2019 skripsi prokrastinasi

    42/219

    24

    4. Pencari Kesenangan (Pleasure-seeking)

    Seseorang yang mencari kenyamanan cenderung tidak mau melepaskan

    situasi yang membuat nyaman tersebut. Jika seseorang memiliki

    kecenderungan tinggi dalam mencari situasi yang nyaman, maka orang

    tersebut akan memiliki hasrat kuat untuk bersenang-senang dan memiliki

    kontrol impuls yang rendah.

    5. Tidak Teraturnya Waktu (Time Disorganization)

    Mengatur waktu berarti bisa memperkirakan dengan baik berapa lama

    seseorang membutuhkan waktu untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.

    Lemahnya pengaturan waktu disebabkan sulitnya seseorang memutuskan

    pekerjaan apa yang penting dan kurang penting untuk dikerjakan hari ini.

    Semua pekerjaan terlihat sangat penting sehingga muncul kesulitan untuk

    menentukan apa yang harus dikerjakan terlebih dahulu.

    6. Tidak Teraturnya Lingkungan (Environmental Disorganisation)

    Salah satu faktor prokrastinasi adalah kenyataan bahwa lingkungan

    disekitarnya berantakan atau tidak teratur dengan baik, hal itu terjadi

    kemungkinan karena kesalahan mahasiswa tersebut. Tidak teraturnya

    lingkungan bisa dalam bentuk interupsi dari orang lain, kurangnya privasi,

    kertas yang bertebaran dimana-mana, dan alat-alat yang dibutuhkan dalam

    pekerjaan tersebut tidak tersedia. Adanya begitu banyak gangguan pada area

    wilayah pekerjaan menyulitkan seseorang untuk berkonsentrasi sehingga

    pekerjaan tersebut tidak bisa selesai tepat pada waktunya.

  • 7/24/2019 skripsi prokrastinasi

    43/219

    25

    7. Pendekatan yang Lemah terhadap Tugas (Poor Task Approach)

    Seseorang merasa siap untuk bekerja, kemungkinan dia akan meletakkan

    kembali pekerjaan tersebut karena tidak tahu darimana harus memulai

    sehingga cenderung menjadi tertahan oleh ketidaktahuan tentang bagaimana

    harus memulai dan menyelesaikan pekerjaan tersebut.

    8. Kurangnya Pernyataan yang Tegas (Lack of Assertion)

    Kurangnya pernyataan yang tegas disebabkan seseorang mengalami kesulitan

    untuk berkata tidak terhadap permintaan yang ditujukan kepadanya ketika

    banyak hal yang harus dikerjakan karena telah dijadwalkan terlebih dulu. Hal

    ini bisa terjadi karena mereka kurang memberikan rasa hormat atas semua

    komitmen dan tanggung jawab yang dimiliki.

    9. Permusuhan terhadap orang lain (Hostility with others)

    Kemarahan yang terus menerus bisa menimbulkan dendam dan sikap

    bermusuhan sehingga bisa menuju sikap menolak atau menentang apapun

    yang dikatakan oleh orang tersebut.

    10. Stres dan kelelahan (Stress and fatigue)

    Stres adalah hasil dari sejumlah intensitas tuntutan negatif dalam hidup yang

    digabung dengan gaya hidup dan kemampuan mengatasi masalah pada diri

    sendiri. Semakin banyak tuntutan dan semakin lemah sikap seseorang dalam

    memecahkan masalah, dan gaya hidup yang kurang baik, semakin tinggi stres

    seseorang.

    Berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yan

    dapat menyebabkan prokrastinasi antara lain kecemasan, pencelaan terhadap diri

  • 7/24/2019 skripsi prokrastinasi

    44/219

    26

    sendiri, rendahnya toleransi terhadap ketidaknyamanan, pencari kesenangan, tidak

    teraturnya waktu, tidak teraturnya lingkungan, pendekatan yang lemah terhadap

    tugas, kurangnya pernyataan yang tegas, permusuhan dengan orang lain, dan stres

    dan kelelahan.

    2.2 Self-Regulated Learning

    2.2.1Pengertian Self-Regulated Learning

    Beberapa tahun belakangan, sejumlah teori sudah dikemukakan untuk

    menjelaskan bagaimana seorang mahasiswa menjadi regulator dalam belajarnya

    sendiri (Zimmerman & Martinez-Pons 1990: 51). Salah satu teori yang berusaha

    menjelaskan tentang self-regulated learning adalah teori sosial kognitif. Menurut

    teori sosial kognitif, self-regulated learning tidak hanya ditentukan oleh proses

    pribadi, tetapi juga dipengaruhi oleh lingkungan dan perilaku secara timbal balik

    (Zimmerman 1989: 330).

    Chamot (dalam Ellianawati dan Wahyuni 2010: 35) menyatakan bahwa,

    self-regulated learningatau pembelajaran mandiri adalah sebuah situasi belajar di

    mana pebelajar memiliki kontrol terhadap proses pembelajaran tersebut melalui

    pengetahuan dan penerapan strategi yang sesuai, pemahaman terhadap tugas-

    tugasnya, penguatan dalam pengambilan keputusan dan motivasi belajar.

    Self-regulated learning ini menyangkut pada penerapan dari model umum

    regulasi dan regulasi diri berkaitan persoalan pembelajaran, terutama

    pembelajaran akademik. Ada empat asumsi umum mengenai self-regulated

    learning sebagaimana dijelaskan oleh Wolters, Pintrich, dan Karabenick (2003: 3-

    5). Pertama, asumsi aktif dan konstruktif. Mahasiswa sebagai partisipan yang aktif

  • 7/24/2019 skripsi prokrastinasi

    45/219

    27

    konstruktif dalam proses belajar, baik itu aktif mengkonstruk pemahaman, tujuan,

    maupun strategi dari informasi yang tersedia di lingkungan dan pikirannya sendiri.

    Kedua, potensi untuk mengontrol. Mahasiswa sanggup memonitor, mengontrol,

    meregulasi aspek tertentu dari kognitif, motivasi dan perilaku sesuai karakteristik

    lingkungan jika memungkinkan. Ketiga, asumsi tujuan, kriteria, atau standar.

    Asumsi tersebut digunakan untuk menilai apakah proses harus dilanjutkan bila

    perlu ketika beberapa kriteria atau standar berubah. Keempat, aktivitas regulasi

    diri merupakan penengah (mediator) antara personal dan karakteristik konteks dan

    prestasi atau performa yang sesungguhnya. Self-regulation pada kognitif,

    motivasi, dan perilaku yang dimiliki mahasiswa, merupakan perantara hubungan

    antaraperson, konteks dan bahkan prestasi

    Berdasarkan asumsi asumsi tersebut diatas maka dapat ditarik kesimpulan

    sebagaimana menurut Pintrich dan Zusho (dalam Nicol dan Macfarlane-Dick

    2006: 202) bahwa self-regulated learning merupakan proses konstruktif aktif

    ketika mahasiswa menetapkan tujuan belajarnya dan kemudian berusaha untuk

    memantau, mengatur, dan mengontrol kognisi, motivasi, dan tingkah lakunya agar

    sesuai dengan tujuannya dan kondisi kontekstual dari lingkungannya.

    Sejalan dengan pengertian menurut Zimmerman (dalam Schunk, Pintrich,

    dan Mecce 2008: 154), self-regulation adalah proses dimana mahasiswa

    mengaktifkan dan mempertahankan kognisi, perilaku, dan perasaan yang mana

    secara sistematis diorientasikan pada pencapaian tujuan mereka. Zimmerman

    (1989: 329) memaparkan secara umum bahwa self-regulated learning pada

    mahasiswa digambarkan melalui tingkatan atau derajat yang meliputi keaktifan

  • 7/24/2019 skripsi prokrastinasi

    46/219

    28

    partisipasi baik secara metakognisi, motivasi, maupun perilaku mahasiswa

    didalam proses belajar. Mahasiswa dengan sendirinya memulai dan berusaha

    secara langsung untuk memperoleh pengetahuan dan keahlian yang diinginkan,

    daripada bergantung pada guru, orang tua atau orang lain.

    Berdasarkan dari pendapat beberapa ahli di atas, maka dapat ditarik

    kesimpulan bahwa self-regulated learning adalah usaha aktif dan mandiri

    mahasiswa dengan memantau, mengatur dan mengontol kognisi, motivasi, dan

    perilaku, yang diorientasikan atau diarahkan pada tujuan belajar.

    2.2.2 Aspek Aspek dari Self-Regulated Learning

    Menurut Borkowski dan Thorp (dalam Boekaerts 1996: 101) bahwa banyak

    peneliti sepakat bahwa aspek yang paling mendasar dari self-regulated learning

    adalah keterfokusan pada tujuan. Sedangkan menurut Zimmerman (1990: 4-5)

    self-regulated learningterdiri dari 3 aspek umum dalam pembelajaran akademis,

    yaitu:

    a. Kognisi dalam self-regulated learning adalah kemampuan mahasiswa

    merencanakan, menetapkan tujuan, mengatur, memonitor diri, dan

    mengevaluasi diri pada berbagai sisi selama proses penerimaan. Proses ini

    memungkinkan mereka untuk menjadi menyadari diri, banyak mengetahui

    dan menentukan pendekatan dalam belajar.

    b. Motivasi dalam self-regulated learning yaitu dimana mahasiswa merasakan

    self-efficacyyang tinggi, atribusi diri dan berminat pada tugas intrinsik.

    c. Perilaku dalam self regulated learningini merupakan upaya mahasiswa untuk

    memilih, menstruktur, dan menciptakan lingkungan yang mengoptimalkan

  • 7/24/2019 skripsi prokrastinasi

    47/219

    29

    belajar. Mereka mencari nasihat, informasi dan tempat di mana mereka yang

    paling memungkinkan untuk belajar.

    Sejalan dengan pendapat di atas, Wolters, Pintrich dan Karabenick (2003: 8,

    15, 24) juga membagi aspek-aspek self-regulated learning kedalam tiga aspek

    sebagai berikut:

    a. Kognitif. Regulasi dan kontrol kognitif termasuk jenis aktivitas kognitif dan

    metakognitif yang mana mahasiswa mengunakannya untuk beradaptasi dan

    mengubah kognisi mereka. Satu aspek pokok dari regulasi dan kontrol

    kognisi yaitu pemilihan yang sebenarnya dan penggunaan berbagai strategi

    kognitif untuk mengingat, belajar, penalaran, pemecahan masalah dan

    berpikir.

    b. Motivasi. Motivasi secara konsisten digambarkan sebagai sebuah determinan

    penting daribelajardan prestasi mahasiswa dalam pengaturan akademik. Pada

    cara yang sama bahwa pelajar dapat meregulasi kognisi mereka, mereka dapat

    meregulasi motivasi dan pengaruh mereka. Wolters menjelaskan regulasi

    motivasi seperti kegiatan dimana mahasiswa dengan sengaja bertindak untuk

    memulai, mempertahankan atau menambah kesediaan mereka untuk

    memulai, menyediakan arah kerja atau untuk menyelesaikan kegiatan atau

    tujuan tertentu. Pada tingkatan umum, regulasi motivasi meliputi pemikiran,

    tindakan atau perilaku dimana mahasiswa bertindak untuk mempengaruhi

    pilihan mereka, usaha atau ketekunan untuk tugas - tugas akademik.

    c. Perilaku. Regulasi perilaku adalah aspek dari regulasi diri yang melibatkan

    usaha mahasiswa untuk mengontrol perilaku tampak mereka. Mengikuti

  • 7/24/2019 skripsi prokrastinasi

    48/219

    30

    model triadik sosial kognitif (Bandura 1986; Zimmerman 1989) dimana

    perilaku merupakan aspek dari orang tersebut, walaupun "diri" internal itu

    tidak diwakili oleh kognisi, motivasi, dan pengaruh. Namun demikian,

    mahasiswa dapat mengamati perilaku mereka sendiri, memonitor, dan

    mencoba untuk mengontrol dan mengatur itu dan dengan demikian kegiatan

    ini dapat dianggap regulasi diri bagi mahasiswa.

    2.2.3Tipe-Tipe Strategi Self-Regulated Learning

    Dalam proses pembelajaran yang baik, maka perlu adanya strategi - strategi

    untuk dapat mencapai tujuan belajar. Menurut Zimmerman (1989: 329), self-

    regulated learning strategy adalah tindakan dan proses diarahkan untuk

    memperoleh informasi atau keterampilan yang melibatkan perantara, tujuan, dan

    persepsi instrumental oleh mahasiswa.

    Wolters, Pintrich dan Karabenick (2003: 8-24) membagi strategi self-

    regulated learningberdasarkan aspek-aspek self-regulated learning, yaitu:

    a. Strategi kognitif, yang terdiri dari 4 strategi antara lain:

    1.Rehearsal termasuk berusaha untuk mengingat materi dengan

    caramengulang terus menerus atau jenis pengolahan yang lebih dangkal.

    2.Elaboration, refleksi yang lebih mendalam pendekatan untuk belajar dengan

    berusaha untuk merangkum materi, menempatkan materi kedalam kata

    kata kita sendiri, dan lain lain.

    3. Organization melibatkan beberapa proses yang lebih dalam melalui

    penggunaan berbagai taktik seperti membuat catatan, menggambar diagram,

    atau membuat peta konsep untuk mengorganisasikan materi pelajaran.

  • 7/24/2019 skripsi prokrastinasi

    49/219

    31

    4.Metacognitive self-regulation meliputi berbagai perencanaan, monitoring,

    dan regulasi strategi pembelajaran seperti menetapkan tujuan dari kegiatan

    membaca, memantau pemahaman sebagai salah satu bacaaan, dan membuat

    perubahan atau penyesuaian dalam belajar sebagai salah satu kemajuan

    melalui sebuah tugas.

    b. Strategi motivasi, yang terdiri dari 7 strategi antara lain:

    1. Self-consequating yaitu menentukan dan menyediakan konsekuensi

    ekstrinsik untuk keterlibatan mereka pada kegiatan belajar. Mahasiswa

    menggunakan reward dan punishment secara verbal sebagai wujud

    konsekuensi.

    2.Enviromental structuring dideskripsikan upaya mahasiswa untuk

    memusatkan perhatian, untuk mengurangi gangguan pada lingkungan

    mereka atau lebih umum, untuk menata lingkungan mereka untuk membuat

    penyelesaian tugas lebih mudah atau lebih mungkin terjadi tanpa gangguan.

    3.Mastery Self-talk adalah berpikir tentang penguasaan yang berorientasi pada

    tujuan seperti, pemuasan keinginantahuan, menjadi lebih kompeten atau

    lebih mengetahui suatu topik, atau meningkatkan perasaan otonomi mereka.

    4. Performance or Extrinsic Self-talk adalah ketika mahasiswa dihadapkan

    pada kondisi untuk menyudahi belajar, mahasiswa mungkin berpikir tentang

    mendapatkan prestasi yang lebih tinggi atau berusaha sebaik mungkin di

    kelas sebagai sebuah cara meyakinkan diri untuk terus belajar.

    5.Relative Ability Self-talk dideskripsikan mahasiswa mungkin berpikir

    tentang penampilan yang lebih spesifik untuk mencapai tujuan seperti

  • 7/24/2019 skripsi prokrastinasi

    50/219

    32

    melakukan usaha lebih baik baik dari yanglain atau menunjukkan sebuah

    kemampuan bawaan dengan tujuan untuk tetap berusaha keras.

    6. Situational Interest Enhancement dideskripsikan mahasiswa dapat bekerja

    untuk meningkatkan minat situasional mereka atau kesenangan segera

    pengalaman mereka seraya menyelesaikan sebuah tugas.

    7.Relevance Enhancement dideskripsikan upaya mahasiswa untuk

    meningkatkan relevansi atau kebermaknaan suatu tugas dengan

    menghubungkan pada kehidupan mereka sendiri atau minat pribadi mereka

    sendiri.

    c. Strategi perilaku, yang terdiri dari 3 strategi antara lain:

    1.Effort Regulation dideskripsikan usaha mahasiswa untuk menyelesaikan

    tugas

    2.Regulating time/ Study Environment dideskripsikan mahasiswa mencoba

    mengatur waktumereka dan konteks belajar dengan membuat jadwal belajar

    dan membuat rencana untuk kapan harus belajar.

    3.Help Seeking dideskripsikan mahasiswa mencari bantuan dari teman sebaya,

    keluarga, teman satu kelas atau dosen.

    Zimmerman dan Martinez Pons (1986: 618) membagi tipe strategi self-

    regulated learningseperti tercantum dalam tabel 2.1 dibawah ini:

    Tabel 2.1 Strategi Self-Regulated LearningNo Strategi Definisi

    1 Self-evaluating Mahasiswa mengevaluasi kualitas

    tugas atau kemajuan dari tugas

    mereka

  • 7/24/2019 skripsi prokrastinasi

    51/219

    33

    Lanjutan

    2 Organizing and transforming Mahasiswa baik secara terbuka atau

    tersembunyi mengatur ulang materi

    untuk meningkatkan belajar

    3 Goal-setting and planning Mahasiswa mengatur tujuan atau

    subtujuan pendidikan dan rencana

    untuk mengurutkan prioritas,

    pengaturan waktu, dan menyelesaikan

    aktivitas yang berhubungan dengan

    tujuan tersebut.

    4 Seeking information Mahasiswa berusaha untuk

    mendapatkan informasi berkenaan

    dengan tugas selanjutnya dari sumber-

    sumber nonsosial ketika mengerjakantugas.

    5 Keeping records and

    monitoring

    Mahasiswa berupaya untuk merekam

    dan memantau peristiwa atau hasil

    6 Environment structuring Mahasiswa berusaha untuk memilih

    atau menata tatanan fisik untuk

    membuat belajar lebih mudah

    7 Self-consequeting Mahasiswa menyusun atau

    mengimajinasikan reward atau

    punishment atas kesuksesan atau

    kegagalan8 Rehearsing and memorizing Mahsiswa berusaha untuk mengingat

    materi dengan latihan secara terbuka

    atau tersembunyi.

    9-11 Seeking social assistance Mahasiswa berusaha meminta

    bantuan dari teman sebaya (9), dosen

    (10), dan orang dewasa (11)

    12-14 Reviewing records Mahasiswa berusaha untuk membaca

    kembali catatan (12), soal ujian (13),

    atau buku pelajaran (14) untuk

    persiapan kelas atau ujian selanjutnya.15 Other Mahasiswa mencontoh tingkah laku

    belajar yang dicontohkan oleh orang

    lain seperti dosen atau orang tua, dan

    semua respon verbal yang tidak jelas

  • 7/24/2019 skripsi prokrastinasi

    52/219

    34

    Berdasarkan paparan di atas maka peneliti menyimpulkan bahwa strategi

    self-regulated learning yang telah dikemukakan oleh beberapa tokoh di atas yaitu

    goal setting and planning, organizing and transforming, environment structuring,

    keeping record and monitoring, rehearsing and memorizing, self-consequating,

    seeking social assistance, self-evaluatingdan metacognitive self-regulation.

    2.2.4Karakteristik Mahasiswa yang Memiliki Self-Regulated Learning

    Pada hakikatnya, karakteristik self-regulated learning dapat diamati dari

    bentuk tindakan atau perbuatannya yang mengarah pada tercapainya tujuan

    belajar. Beberapa ahli (dalam Montalvo dan Torres 2004: 3-4) mengemukakan

    karakteristik Mahasiswa yang memiliki self-regulated learning tinggi, antara lain :

    1. Terbiasa dan tahu bagaimana menggunakan strategi kognitif (pengulangan,

    elaborasi, dan organisasi) yang membantu mahasiswa untuk mengikuti,

    mentrasformasi, mengorganisasi, mengelaborasi, dan memperoleh informasi.

    2. Mengetahui bagaimana merencanakan, mengontrol, dan mengarahkan proses

    mental untuk mencapai tujuan personal (metakognisi).

    3. Menunjukkan seperangkat keyakinan motivasional dan emosi yang adaptif,

    seperti tingginya keyakinan diri secara akademik, memiliki tujuan belajar,

    mengembangkan emosi positif terhadap tugas (senang, puas, dan antusias),

    memiliki kemampuan untuk mengontrol dan memodifikasinya, serta

    menyesuaikan diri dengan tuntutan tugas dan situasi belajar khusus.

    4. Mampu merencanakan, mengontrol waktu, dan memiliki usaha terhadap

    penyelesaian tugas, tahu bagaimana menciptakan lingkungan belajar yang

  • 7/24/2019 skripsi prokrastinasi

    53/219

    35

    menyen