spesifikasi teknis kantor hubtelinfobudpar

Upload: numismaticsambas

Post on 17-Feb-2018

252 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/23/2019 Spesifikasi Teknis Kantor Hubtelinfobudpar

    1/29

    SPESIFIKASI TEKNIS

    PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR

    DINAS HUBTELINFO BUDPAR KABUPATEN SEKADAU

    TAHUN ANGGARAN 2015

    1. URAIAN PEKERJAAN

    1.1. Lingkup Pekerjaan

    Lingkup pekerjaan adalah melaksanakan Pembangungan Gedung Kantor Di n a s

    Hubtelinfo Budpar Kabupaten Sekadau

    1.2. Sarana Bekerja

    Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus

    menyediakan :

    a. Tenaga kerja/tenaga ahli yang cukup memadai dengan jenis pekerjaan yang

    akan dilaksanakan

    b. Alat-alat bantu seperti beton molen, vibrator, pompa air, alat-alat pengangkut,

    mesin giling dan peralatan lain yang digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan ini

    c. Penyediaan bahan-bahan/material dalam jumlah yang cukup untuk setiap pekerjaan

    yang akan dilaksanakan tepat pada waktunya.

    1.3. Cara Pelaksanaan

    Pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian sesuai dengan ketentuan-

    ketentuan dalan Acuan Dokumen Lelang dan Berita Acara Penjelasan, ataupunAddendum dokumen lelang (jika ada), serta mengikuti petunjuk dan keputusan Konsultan

    Pengawas.

    2. PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN YANG DIGUNAKAN

    2.1. Dalam melaksanakan pekerjaan, kecuali bila ditentukan lain dalam Rencana Kerja

    dan Syarat-Syarat (RKS) ini, berlaku dan mengikat ketentuan-kententuan di bawah ini

    termasuk segala perubahan dan tambahan sebagai berikut :

    a. Keppres 14A tahun 1980 dengan lampiran- lampirannya

    b. Peraturan Umum Tentang Pelaksanaan Pembangunan di Indonesia atau

    Algemene Voorwaarden voor De Uitvoering Bij Aanneming Van Openbare Werken

    (AV) 1941.

    c. Peraturan Beton Indonesia (PBI) 1971.

    d. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI) 1961.

    e. Peraturan Muatan Indonesia (PMI) 1970.

    f. Peraturan Umum dari Dinas Keselamatan Kerja Departemen Tenaga Kerja.

    g. Ketentuan dan peraturan lain yang dikeluarkan oleh jabatan/Instansi

    Pemerintah setempat yang bersangkutan dengan permasalahan bangunan.

    2.2. Untuk melaksanakan pekerjaan dalam pasal 1 ayat (1) tersebut di atas berlaku dan

    mengikat pula :

    a. Gambar bestek yang digunakan oleh Konsultan Perencana yang sudah disahkan oleh

    Pemberi Tugas termasuk juga gambar-gambar detail pelaksanaan (Shop Drawing)

  • 7/23/2019 Spesifikasi Teknis Kantor Hubtelinfobudpar

    2/29

    yang diselesaikan oleh Kontraktor dan sudah disahkan/disetujui oleh Konsultan

    Pengawas dan Pemimpin Proyek.

    b. Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)

    c. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan d. Surat Perintah Kerja (SPK)

    e. Jadwal Pelaksanaan (Tentative Time Schedulle) yang disetujuiKonsultan

    Pengawas/Pemilik

    f. Surat Penawaran beserta lampiran-lampirannya.

    3. PENJELASAN BUKU ACUAN DOKUMEN LELANG DAN GAMBAR-GAMBAR

    3.1. Kontraktor wajib meneliti semua Gambar dan Rencana Kerja dan Spesifikasi

    termasuk tambahan dan perubahan yang dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan

    Pekerjaan (Aanwijzing)

    3.2. Gambar yang tidak sesuai dengan spesifikasi, maka yang mengikat/berlaku adalah

    ketentuan yang ada di dalam buku spesifikasi. Bila suatu gambar tidak cocok dengan

    gambar yang lain, maka gambar yang mempunyai skala besar yang berlaku.

    3.3. Bila perbedaan-perbedaan tersebut menimbulkan keraguan-keraguan sehingga

    dalam pelaksanaan menimbulkan kesalahan maka Kontraktor wajib menanyakan kepada

    Konsultan Pengawas/Pemilik dan Kontraktor harus mengikuti keputusannya.

    4. JADWAL PELAKSANAAN

    Sebelum memulai pekerjaan nyata di lapangan pekerjaan, Kontraktor wajib membuat rencana

    pelaksanaan pekerjaan dan bagian-bagian pekerjaan berupa Bar-Chart dan Curva Sdan Net

    Work Planning jika diperlukan.

    Rencana kerja tersebut harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Pemilik/Konsultan

    Pengawas, paling lambat 14 (empat belas) hari kalender setelah Surat Keputusan Penunjukan

    (SPK) diterima Kontraktor.

    Kontraktor wajib memberikan salinan rencana kerja kepada Pemilik/Konsultan Pengawas,

    satu salinan rencana kerja ditempel pada dinding Kantor Proyek (Direksi Keet) di

    lapangan yang selalu diikuti dengan grafik kemajuan pekerjaan di lapangan.

    Konsultan Pengawas/Pemilik akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor berdasarkan

    rencana kerja tersebut.

    5. KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN

    Di lapangan pekerjaan, Kontraktor wajib menunjuk seorang kuasa Kontraktor atau biasa di

    sebut Pelaksana Lapangan yang cakap untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan di

    lapangan yang mendapat kuasa penuh dari Kontraktor yang bertugas di lapangan tersebut

    ditujukan kepada Pemberi Tugas dan Direksi serta Konsultan Pengawas sebagai tembusannya.

    Dengan adanya Pelaksana Lapangan tidak berarti Kontraktor lepas tanggung jawab

    sebagian ataupun keseluruhan kewajibannya.

  • 7/23/2019 Spesifikasi Teknis Kantor Hubtelinfobudpar

    3/29

    Kontraktor wajib memberitahukan secara tertulis kepada Pemimpin Proyek dan

    Konsultan

    Pengawas, nama dan jabatan Pelaksana Lapangan untuk mendapatkan

    persetujuan.

    Bila dikemudian hari Pelaksana Lapangan dianggap kurang mampu atau tidak cakap

    memimpin pekerjaan, maka akan diberitahukan kepada Kontraktor secara tertulis untuk

    mengganti Pelaksana Lapangan. Dalam tempo selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja setelah

    surat tersebut diterima oleh Kontraktor, Kontraktor sudah harus menggantinya.

    6. PENJAGAAN KEAMANAN LAPANGAN PEKERJAAN

    6.1. kontraktor wajib menjaga keamanan di lapangan terhadap barang-barang milik

    proyek, Konsultan Pengawas dan milik pihak ketiga yang ada di lapangan.

    6.2. Untuk maksud tersebut, Kontraktor harus membuat pagar pengaman dari kayu, seng atau

    bahan lain yang biayanya menjadi tanggungan Kontraktor atau sesuai dengan petunjuk

    Konsultan Pengawas.

    6.3. Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah dipasang atau belum, menjadi

    tanggung jawab kontraktor dan tidak diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambahan.

    6.4. Kontraktor diwajibkan menyediakan alat-alat pemadam kebakaran yang siap dipakai yang

    ditempatkan di tempat-tempat yang akan ditetapkan kemudian oleh Konsultan

    Pengawas/Pemilik.

    7. JENIS DAN MUTU BAHAN

    Jenis dan mutu bahan yang dipakai diutamakan dari produksi dalam negeri sesuai

    dengan keputusan bersama Menteri Perdagangan dan Koperasi, Menteri Perindustrian dan

    Menpan :

    Nomor : 472/Kpb/XII/1980

    Nomor : 813/MENPAN/1980

    Nomor : 064/MENPAN/XII/1980

    Tanggal : 23 Desember 1980

    8. SYARAT-SYARAT PEMERIKSAAN BAHAN/MATERIAL

    8.1. Semua bahan/material yang didatangkan harus memenuhi syarat-syarat yang telah

    ditentukan

    8.2. Konsultan Pengawas berwenang menanyakan asal bahan/material dan Kontraktor

    wajib memberitahukan.

    8.3. Kontraktor wajib memperlihatkan contoh bahan/material sebelum digunakan. Contoh-

    contoh ini harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas dan Pihak Proyek secara

    tertulis. Bila diperlukan, Kontraktor harus mengajukan daftar tertulis kepada Direksi

    untuk mendapat persetujuan tentang nama perusahaan, tempat asal (sumber) material,

  • 7/23/2019 Spesifikasi Teknis Kantor Hubtelinfobudpar

    4/29

    macam material yang dipesan dengan maksud untuk digunakan dalam penyelesaian

    pekerjaan.

    8.4. Bahan/material yang telah didatangkan Kontraktor di lapangan pekerjaan tetapi

    ditolak pemakaiannya olej Konsultan Pengawas, harus segera dikeluarkan dan

    selanjutnya dibongkar atas biaya Kontraktor dalam waktu 2 x 24 jam, terhitung dari jam

    penolakan.

    8.5. Apabila Konsultan Pengawas merasa perlu meneliti suatu bahan/material lebih

    lanjut, Konsultan Pengawas berhak mengirimkan bahan material/material tersebut kepada

    Balai Penelitian (Laboratorium) yang terdekat untuk diteliti. Biaya pengiriman dan

    penelitian menjadi tanggungan Kontraktor apapun hasil penelitian bahan/material

    tersebut.

    9. ALAT-ALAT PELAKSANAAN9.1. Kontraktor diharuskan mengajukan daftar terperinci tentang peralatan yang

    akan digunakannya untuk melaksanakan pekerjaan

    9.2. Semua alat-alat untuk pelaksanaan pekerjaan harus disediakan oleh Kontraktor, sebelum

    pekerjaan secara fisik dimulai dalam keadaan baik dan siap pakai, antara lain :

    Mesin Molen

    Perlengkapan penerangan untuk kerja lembur

    Alat-alat pemadat masinal dan manual

    Alat menggergaji, alat ukur listrik dan alat ukur air

    Alat-alat bantu lainnya guna kelancaran pekerjaan Dan alat-alat lain yang digunakan untuk menunjang pekerjaan

    10. PEMERIKSAAN PEKERJAAN

    10.1. Sebelum memulai pekerjaan lanjutannya yang apabila pekerjaan ini telah selesai,

    akan tetapi belum diperiksa oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor wajib meminta

    persetujuan kepada Konsultan Pengawas, kemudian apabila Konsultan Pengawas

    telah menyetujui bagian pekerjaan tersebut, Kontraktor dapat meneruskan pekerjaan.

    10.2. Bila permohonan pemeriksaan itu dalam waktu 2x24 jam (dihitung dari diterimanya

    surat permohonan pemeriksaan tidak dihitung hari raya/libur) tidak dipenuhi oleh

    Konsultan Pengawas, Kontraktor dapat melanjutkan pekerjaan kecuali jika Konsultan

    Pengawas meminta perpanjangan waktu.

    10.3. Bila Kontraktor melanggar ayat 1 pasal ini, Konsultan Pengawas berhak menyuruh

    membongkar bagian pekerjaan sebagian atau seluruhnya untuk diperbaiki. Biaya

    pembongkaran dan pemasangan kembali menjadi tanggung jawab kontraktor.

    11. PEKERJAAN TAMBAH KURANG

    11.1. Tugas mengerjakan pekerjaan tambah/kurang diberitahukan dengan tertulis atau

    ditulis dalam buku harian oleh Konsultan Pengawas. Setelah mendapat persetujuan

    pemimpin proyek harus dibuatkan Berita Acara Perubahan Pekerjaan/Pekerjaan

    Tambah Kurang.

  • 7/23/2019 Spesifikasi Teknis Kantor Hubtelinfobudpar

    5/29

    11.2. Pekerjaan tambah/kurang hanya berlaku bila memang nyata-nyata ada perintah tertulis

    dari

    Konsultan Pengawas atas Persetujuan Pemberi Tugas.

    11.3. Biaya pekerjaan tambah/kurang akan diperhitungkan menurut daftar harga

    satuan pekerjaan, yang dimasukkan oleh Kontraktor sesuai AV 41 artikel 50 dan 51yang pembayarannya diperhitungkan bersama dengan angsuran terakhir.

    11.4. Adanya pekerjaan tambahan tidak dapat dijadikan alas an sebagai penyebab kelambatan

    penyerahan pekerjaan, tetapi Konsultan Pengawas dapat mempertimbangkan

    perpanjangan waktu karena adanya pekerjaan tambah kurang tersebut.

    11.5. Untuk pekerjaan tambah yang harga satuannya tidak tercantum dalam harga satuan

    yang ada dalam penawaran, harga satuan akan ditentukan lebih lanjut oleh Konsultan

    Pengawas bersama-sama dengan Kontraktor dengan Persetujuan Pemberi Tugas

    12. SITUASI DAN UKURAN

    12.1. Situasi

    a. Kontraktor wajib meneliti situasi tapak dan Kontraktor juga wajib meneliti dan

    memahami sifat dan luasnya pekerjaan dan hal-hal lain yang dapat

    mempengaruhi harga penawarannya.

    b. Kelalaian atau kekurangan telitian Kontraktor dalam hal ini tidak dijadikan

    alasan untuk mengajukan tuntutan

    12.2. Ukuran

    a. Ukuran satuan yang digunakan disini semuanya dinyatakan dalam cm, kecuali

    ukuran- ukuran untuk baja yang dinyatakan dalam inch atau mm, atau yang jelas-

    jelas tertera dalam gambar.

    b. Titik duga lantai (permukaan atas lantai) ditetapkan 0.00 yaitu diambil sama

    dengan peil lantai bangunan yang ada atau akan ditentukan kemudian di lapangan

    bersama- sama dengan Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas.

    13. PEKERJAAN PENDAHULUAN DAN LAPANGAN

    13.1. Pekerjaan Pendahuluan

    Kontraktor harus membersihkan lokasi dari segala sesuatu yang dapat mengganggu

    kelancaran pelaksanaan pekerjaan

    13.2. Pembuatan Papan Nama Proyek

    Kontraktor diwajibkan membuat papan nama proyek atas biaya Kontraktor untuk

    kepentingan pelaksanaan Proyek. Bentuk dan ukuran serta isi papan nama berdasarkan

    ketentuan yang berlaku dan sesuai petunjuk Konsultan Pengawas dan Pemilik Proyek

    13.3. Pengadaan Listrik Sementara

    Kontraktor harus mengadakan listrik sementara atas biaya kontraktor untuk keperluan

    proyek, serta menyambungnya ke tempat-tempat yang akan ditentukan oleh Konsultan

    Pengawas.

  • 7/23/2019 Spesifikasi Teknis Kantor Hubtelinfobudpar

    6/29

    13.4. Papan Reklame

    Kontraktor maupun Konsultan Pengawas tidak diperkenankan menempatkan papan

    reklame dalam bentuk apapun di dalam lingkungan kompleks kecuali atas persetujuan

    tertulis dari Pemimpin Proyek

    14. DIREKSI KEET DAN BANGSAL KERJA

    14.1. Di lapangan pekerjaan Kontraktor wajib menyediakan bangsal untuk tempat kantor

    Kontraktor dan gudang penyimpanan bahan serta untuk bangsal pekerja, atas biaya

    Kontraktor dan menggunakan bahan-bahan sederhana.

    14.2. Bangsal untuk kantor Kontraktor dan gudang penyimpanan bahan serta untuk

    pekerja ditentukan sendiri oleh Kontraktor tetapi letaknya harus mendapat persetujuan

    dari Pemilik Proyek/Pemberi Tugas. Pembuatan bangsal ini harus sesuai dengan syarat

    konstruksi dan kesehatan.

    15. JAMINAN DAN KESELAMATAN KERJA

    15.1. Kontraktor diwajibkan menyediakan obat-obatan menurut syarat-syarat

    pertolongan pertama pada kecelakan (P3K) yang selalu dalam keadaaan siap digunakan

    di lapangan untuk mengatasi segala kemungkinan musibah bagi semua petugas dan

    pekerja di lapangan

    15.2. Kontraktor wajib menyediakan air minum yang cukup bersih dan memenuhi syarat-

    syarat kesehatan, kamar mandi dan WC yang layak bagi semua petugas dan pekerja

    yang ada di lapangan. Membuat tempat penginapan di dalam lapangan pekerjaan untuk

    menjaga keamanan

    15.3. Segala hal yang menyangkut jaminan social dan keselamatan para pekerja wajib

    diberikan

    Kontraktor sesuai dengan peraturan yang berlaku.

    16. MOBILISASI

    Bila di dalam harga Kontrak tercantum dalam Lump Sum untuk mobilisasi, maka uraian-

    uraian yang dimaksud adalah seperti di bawah ini :

    Transport lokal alat-alat dan perlengkapan dengan jumlah yang minimum sesuai

    dengan yang tersebut dalam naskah kontrak, sampai ke proyek dimana akan

    dibutuhkan.

    Instalasi-instalasi termasuk antara lain kantor-kantor, bengkel, gudang-

    gudang laboratorium lapangan dan sebagainya

    Instalasi-instalasi untuk personil dari Kontraktor seperti tanda-tanda, kantin,

    perumahan dan sebagainya

    Tidak/diberikan pembatasan dalam hal ukuran, bentuk atau cara-cara penempatan alat-alat,

    perlengkapan dan instalasi-intalasi tersebut, kesemuannya adalah hak Kontraktor untuk

  • 7/23/2019 Spesifikasi Teknis Kantor Hubtelinfobudpar

    7/29

    memilih ukuran, bentuk dan cara-cara yang tepat agar pekerjaan dapat dilaksanakan dengan

    lancer.

    Kontraktor diperbolehkan, apabila Direksi tidak berkeberatan untuk setiap waktu dalam masa

    pelaksanaan tersebut untuk merubah, mengurangi atau memperbaiki susunan alat-

    alat perlengkapan dan instalasi-instalasi tersebut tanpa mempengaruhi biaya ump sum.

    17. PEKERJAAN TANAH

    17.1. Pekerjaan Galian Tanah

    a. Pekerjaan galian tanah tidak boleh dimulai sebelum tanda tinggi dasar (peil)

    0.00 ditentukan dan disetujui oleh Konsultan Pengawas dan Pihak Pemilik Proyek

    b. Pekerjaan galian dilaksanakan untuk semua pasangan pondasi, dan semua

    pasangan lain di dalam tanah yang nyata-nyata harus dilakukan sesuai dengan

    gambar rencana dan hasil survey lapangan. Tanah kelebihannya harus digunakan

    untuk urugan kembali atau dibuang ke luar lokasi

    c. Semua kotoran yang terdapat di dalam atau di dekat tanah galian seperti akar-akar

    dan tunas pohon, tunggul-tunggul, kayu-kayuan dan batu-batuan harus dikeluarkan

    dan disingkirkan.

    d. Untuk pengalian sedalam yang ditetapkan pada gambar kerja, lebar galian harus

    lebih lebar 10 cm pada arah kiri dan kanan galian dan kemiringan lereng galian

    harus cukup untuk mencegah kelongsoran tanah galian

    e. Untuk tanah humus harus digali dan dipisahkan dari lapisan tanah di bawahnya,

    dan tidak boleh digunakan sebagai tanah urugan kecual ditunjukkan dan

    diinstruksikan oleh Konsultan Pengawas. Sisa tanah humus harus dibuang keluar

    halaman. Pengangkutan pembuangan menjadi tanggung jawab Kontraktor dan

    biaya yang dikeluarkan sudah termasuk dalam seluruh kontrak.

    f. Galian tanah tidak boleh dibiarkan sampai lama, setelah mendapat

    persetujuan

    Konsultan Pengawas harus segera dilanjutkan dengan pekerjaan berikutnya.

    g. Jika Konsultan Pengawas atau Pihak Proyek bahwa karena suatu alasan

    harus menambah atau memperdalam galian tanah, maka untuk tambahan

    galian tersebut harus dibayar menurut harga satuan dalam kontrak, demikian

    juga sebaliknya jika harus mengurangi dalamnya galian. Semua perubahan akan

    dibuatkan di dalam addendum kontrak.

    17.2. Urugan Dan Pemadatan

    a. Pengurugan tanah untuk semua konstruksi yang akan ditimbun atau tersembunyi

    tidak boleh dimulai sebelum mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas

    b. Untuk semua pekerjaan urugan, tanah harus bebas dari kotoran, puing-puing,

    batang- batang kayu, batu-batuan dan segala macam kotoran.

    c. Urugan tanah harus dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan yang tidak lebih

    20 cm dimana setiap lapis harus dipadatkan dengan mesin pemadat (compactor)

  • 7/23/2019 Spesifikasi Teknis Kantor Hubtelinfobudpar

    8/29

    atau tamping rollers. Mesin pemadat yang digunakan minimum berkemampuan 1,5

    ton kecuali ditentukan lain.

    d. Tanah urugan yang digunakan untuk penimbunan merupakan tanah dating yang

    sebelumnya harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas atau Direksi

    e. Urugan pasir harus disiram dengan air dan ditumbuk hingga padat

    f. Gradasi maksimum adalah 0,36 mm tidak diperkenankan menggunakan pasir laut

    18. PEKERJAAN BETON BERTULANG

    18.1. Lingkup Pekerjaan

    Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan beton bertulang dan tidak bertulang.

    Secara umum tahapan pekerjaan beton adalah sebagai berikut :

    Penyediaan semua material pekerjaan beton

    Persiapan dan pemasangan bekisting

    Pemasangan tulangan

    Pengadukan beton

    Pengecoran beton

    Pemeliharaan, perbaikan, penyelesaian dan pengerjaan semua pekerjaan tambahan,

    sehingga menghasilkan pekerjaan yang sesuai dengan gambar rencana.

    18.2. Standar Pekerjaan

    Semua bahan dan konstruksi apabila tidak diberi catatan khusus harus memenuhi

    standar yang berlaku dan dipakai di Indonesia. Untuk struktur digunakan mutu

    beton (disesuaikan dengan RAB). Dengan persetujuan dari Konsultan Pengawas,

    Kontraktor dapat melaksanakan pekerjaan cor beton menggunakan system beton

    dengan adukan molen (mix concrete) yang terlebih dahulu memberikan data-data

    spesifikasi mutu beton kepada Konsultan Pengawas.

    18.3. Persyaratan Bahan

    18.3.1. Portland Cement (PC)

    18.3.1.1. Semen yang dipakai harus Portland semen yang telah disetujui oleh

    Konsultan Perencana, dan memenuhi syarat menurut standar

    Semen Indonesia (SNIS-04-1989-F)

    18.3.1.2. Untuk seluruh pekerjaan beton harus menggunakan mutu semen

    yang baik dari satu jenis merk atas persetujuan Direksi/Pengawas

    18.3.1.3. Semen yang telah mengeras sebagian/seluruhnya tidak

    diperkenankan untuk dipergunakan

    18.3.1.4. Penyimpanan semen Portland harus diusahakan sedemikian rupasenhingga bebas dari kelembaban dimana gudang tempat

    penyimpanan mempunyai ventilasi cukup dan tidak kena

    air, diletakan pada tempat yang ditinggikan paling sedikit 30 cm

    dari lantai. Tidak boleh ditumpuk sampai tingginya melampaui 2

  • 7/23/2019 Spesifikasi Teknis Kantor Hubtelinfobudpar

    9/29

    meter sesuai dengan syarat penumpukan semen dan setiap

    pengiriman semen baru harus dipisahkan dari semen yang lama dan

    diberi tanda dengan maksud agar pemakaian semen dilakukan

    menurut urutan pengiriman.

    18.3.2. Split/Pasir

    18.3.2.1. Split dan pasir harus keras, tahan lama dan bersih serta tidak

    mengandung bahan yang merusak dalam bentuk ataupun jumlah yang

    cukup banyak, yang dapat memperlemah kekuatan beton

    18.3.2.2. Split harus memenuhi syarat-syarat pada SNI 1734-1989-F, atau

    daftar berikut ini :

    Split Pasir

    Ayakan% Lewat Ayakan

    (Berat Kering)Ayakan

    % Lewat Ayakan

    (Berat Kering)

    30 mm 100 10 mm 100

    25 mm 90-100 5 mm 90-100

    15 mm 25-60 2,5 mm 80-100

    5 mm 0-10 1,2 mm 50-90

    2,5 mm 0-5 0,6 mm 25-60

    0,3 mm 10-30

    0,15 mm 10

    18.3.3. Air

    Air harus bersih dan bebas dari bahan organic, alkali, garam dan kotoran lain

    dalam jumlah yang cukup besar. Sebaiknya dipakai air yang dapat diminum.

    18.4. Pekerjaan Penulangan Baja

    18.4.1. Lingkup Pekerjaan

    Kontraktor harus menyiapkan, membengkokkan dan memasang tulangan baja

    sesuai dengan yang tercantum di dalam spesifikasi/gambar. Dalam pekerjaan

    penulangan baja termasuk semua pemasangan kawat beton, kaki ayam untuk

    penyangga beton dan segala hal yang perlu serta juga menghasilkan pekerjaan

    beton sesuai dengan pengalaman teknik yang terbaik.

    18.4.2. Gambar Kerja

    Sebelum pekerjaan pembengkokan tulanhan baja, Kontraktor mempelajari

    gambar kerja

    18.4.3. Standarisasi

    Detail dan pemasangan tulangan baja harus sesuai denga peraturan atau standar

    yang berlaku

    18.4.4. Spesifikasi Tulangan Baja

    Khusus untuk beton struktur, besi baja tulangan yang digunakan harus dari baja

    mutu U-24 menurut persyaratan PBI 1971 atau Japanese Standart Class SR-24

    ataupun British Standart NI 785-1983

    18.4.5. Pekerjaan Pembengkokan Tulangan Baja

  • 7/23/2019 Spesifikasi Teknis Kantor Hubtelinfobudpar

    10/29

    Pekerjaan pembengkokan tulangan baja harus dilaksanakan dengan teliti sesuai

    dengan ukuran yang tertera pada gambar. Tulangan baja tidak boleh dibengkokan

    atau diluruskan kembali sedemikian rupa sehingga menjadi rusak atau cacat.

    Dilarang membengkokan tulangan baja dengan cara pemanasan.

    18.4.6. Syarat Pemasangan

    Penulangan

    Sebelum dipasang, tulangan baja harus bebas dari sisa logam, karat dan

    lapisan yang dapat merusak logam atau mengurangi daya ikat. Bila

    pengecoran beton ditunda, tulangan baja harus diperiksa kembali dan

    dibersihkan.

    Pemasangan

    Penulangan harus distel dengan cermat sesuai dengan gambar dan diikatdengan kawat atau jepitan yang sesuai dengan persilangan dan harus

    ditunjang dengan penumpu beton atau logam dan penggantung logam

    Bilamana tidak ditentukan lain dalam gambar, maka penulangan harus

    dipasang dengan celah untuk beton tahu sebagai berikut :

    Beton yang dicor pada tanah tebal 8 cm

    Semua bidang yang terkena air tanah 5 cm

    Plat lantai, balok, kolom yang tidak terkena tanah atau air 4 cm

    Bidang yang kena udara semua bidang interior 1,5 cm

    18.4.7. Sambungan

    System penulangan dari bangunan secara keseluruhan harus dihubungkan satu

    dengan yang lain, dengan cara pengelasan

    18.4.8. Persetujuan dari Konsultan Pengawas

    Penulangan baja tersebut di atas harus diperiksa oleh Konsultan Pengawas

    terlebih dahulu sebelum dilakukan pengecoran. Konsultan Pengawas harus

    diberitahu apabila pemasangan penulangan baja sudah siap untuk diperiksa

    18.5. Wiremesh

    18.5.1. Umum

    18.5.1.1. Wiremesh yang digunakan harus dari baja mutu U-24 menurut

    persyaratan PBI 1971 atau Japanese Standard Class SR-24 ataupun

    British Standart No. 785-1938

    18.5.1.2. Ukuran wiremesh sebagaimana yang tersebut di dalam gambar, bila

    terjadi penggantian dengan diameter alain, hanya diperkenankan atas

    persetujuan tertulis Konsultan Pengawas/Direksi. Bila penggantian

    disetujui, maka luas penampang yang diperlukan tidak boleh berkurang

    dengan yang tersebut di dalam gambar atau perhitungan. Dan dalam hal

    ini Kontraktor harus melampirkan data perhitungannya serta data

  • 7/23/2019 Spesifikasi Teknis Kantor Hubtelinfobudpar

    11/29

    pengurangan volume berat pembesian yang dikaitkan dengan analisa

    penawaran.

    18.5.1.3. Wiremesh yang digunakan harus bebas dari kotoran, karat, minyak, cat,

    serpihan kulit giling serta bahan lain yang dapat mengurangi daya lekat

    terhadap beton.

    18.5.1.4. Kawat pengikat beton harus terbuat dari baja lunak dengan diameter 1

    mm yang telah dipijarkan terlebih dahulu, dan tidak bersepuh seng,

    tidak kaku maupun getas

    18.5.2. Pelaksanaan

    18.5.2.1. Memasang wiremesh harus dilakukan dalam keadaan dingin, wiremesh

    dipotong dan dirangkai sesuai dengan gambar

    18.5.2.2. Wiremesh yang telah dirakit harus dipasang sedemikian rupa hingga

    sebelum dan selama pengecoran tidak berubah tempat

    18.5.2.3. Tebal penutup beton harus dipasang dengan penahan jarak (beton

    decking) yang terbuat dari beton dengan mutu paling sedikit sama

    dengan mutu yang akan dicor dengan jumlah minimum 4 buah tiap M2

    cetakan

    18.5.2.4. Pada tulangan rangkap, tulangan atas harus ditunjang pada tulangan

    bawah oleh batang penunjang atau ditunjang langsung pada cetakan

    sawah

    18.6. Pekerjaan Bekisting

    18.6.1. Lingkup Pekerjaan

    Bekisting atau perancah harus digunakan bila diperlukan untuk membatasi

    adukan beton dan membentuk adukan beton menurut garis dan permukaan yang

    diinginkan. Bila bekisting membahayakan atau tidak memadai, maka bekisting

    tersebut dapat ditolak oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor harus segera

    membongkar dan memindahkan bekisting tersebut dari lokasi pekerjaan dan

    menggantinya dengan yang baru.

    18.6.2. Persyaratan Bahan

    Semua bahan yang akan digunakan/dipasang harus mendapat persetujuan dari

    Konsultan Pengawas. Papan bekisting dapat digunakan dari papan kelas III atau

    IV yang permukannya rata dan halus, untuk menghasilkan permukaan yang

    sempurna. Bekisting harus kuat dan kaku terhadap beban dan lendutan yang

    masih basah dan getaran terhadap beban konstruksi dan angin. Bekisting harus

    kedap air, sehingga dijamin tidak akan timbul sirip atau adukan keluar pada

    sambungan.18.6.3. Pembongkaran

    Bekisting harus dibongkar dengan statis, tanpa goncangan, getaran atau

    kerusakan pada beton. Pembongkaran bekisting dapat dilakukan setelah umur

  • 7/23/2019 Spesifikasi Teknis Kantor Hubtelinfobudpar

    12/29

    beton telah mencapai umur yang disyaratkan sesuai dengan mutu beton rencana

    (dibuktikan dengan pengujian beton pada umur tertentu) dan dengan persetujuan

    Konsultan Pengawas secara tertulis, atau dengan pedoman sebagai berikut :

    Bagian Waktu Pengerasan Normal

    Kolom, Dinding dan Sisi Balok 4 HariPlat 28 Hari

    Balok 28 hari

    18.6.4. Pelaksanaan

    18.6.4.1. Perencanaan :

    Semua bekisting harus dilaksanakan sesuai dengan instruksi-instruksi

    yang diberikan oleh Direksi Teknik. Gambar Rencana yang terinci

    yang menunjukkan bentuk Bekisting harus disetujui oleh Direksi

    Teknik.

    Bekisting harus direncanakan untuk menjamin bahwa pembongkaran

    bekisting beton tidak akan merusak beton atau perancah. Bekiting

    beton harus cukup kuat untuk menahan getaran yang disebabkan oleh

    alat getar. Penurunan antar dua perletakan tidak boleh melebihi satu

    pertiga ratus (1/300) bentang, atau bagaimanapun juga penurunan tidak

    boleh lebih dari 3 mm

    18.6.4.2. Pemasangan Bekisting

    a. Bekisting untuk dinding vertical/bagian konstruksi yang tipisyang selama operasi pengecoran akan menyebabkan adukan

    tersebut jatuh lebih tinggi dari satu setengah meter harus

    dilaksanakan sesuai dengan salah satu dari metode-metode

    berikut :

    Salah satu dari sisi bekisting harus dibuka dari bawah ke

    atas yang akan ditutup berturut-turut mengikuti kemajuan

    pengecoran dengan cara sedemikian sehingga tinggi

    adukan beton yang jatuh selama pengecoran tidak boleh

    melebihi dari 1,50 M.

    Bekisting harus terdiri dari bagian-bagian yang dapat

    dibuka, ukurannya tidak lebih tinggi dari 1,50 M dan

    tidak lebih dari 2 M

    Semua bekisting harus ditutup rapat dan beton dituang

    melalui sebuah pipa/corong, dengan ujung dipegang

    dekat dengan permukaan beton segar yang dituang.

    Pipa/corong tersebut harus selalu dijaga agar penuh

    dengan beton selama bekerja.

    b. Segera sebelum pekerjaan pengecoran, Bekisting harus

    dibersihkan dari semua kotoran/material lepas, serbuk

  • 7/23/2019 Spesifikasi Teknis Kantor Hubtelinfobudpar

    13/29

    gergaji, debu dan lain-lain. Kerusakan-kerusakan seperti

    penurunan, deformasi dan lai-lain harus diperbaiki segera.

    Apabila selama pekerjaan pengecoran, ternyata diamati ada

    perubahan bentuk bekisting, beton pada tempat yang

    bersangkutan harus dibuang dulu dan bekisting diperkuat

    sesuai dengan instruksi Direksi Teknik

    18.6.4.3. Pembongkaran Bekisting

    Bekisting harus dibongkar dengan statis, tanpa goncangan, getaran

    atau kerusakan pada beton. Pembongkaran bekisting dapat

    dilakukan setelah umur beton telah mencapai umur yang

    disyaratkan sesuai dengan mutu beton rencana (dibuktikan dengan

    pengujian beton pada umur tertentu) dan dengan persetujuan

    Konsultan Pengawas secara tertulis, atau

    dengan pedoman sebagaiberikut :

    Bagian Waktu Pengerasan Normal

    Kolom, Dinding dan Sisi Balok 4 Hari

    Plat 28 Hari

    Balok 28 hari

    18.7. Pekerjaan Beton

    18.7.1. Syarat Adukan Beton

    Semua beton harus memenuhi persyaratan-persyaratan umum untuk

    perencanaan campuran seperti yang diberikan dalam table dibawah ini.

    Kelas

    Total

    Semen

    Kg/M3

    Ukuran maximum

    Agregat (mm)Jumlah Air

    Kelas A Kelas B Berat Kg/M3Perbandingan

    faktor Air Semen

    K 350

    K 250

    K 225

    K 175

    K 125

    425

    400

    350

    300

    250

    25

    25

    37

    37

    50

    19

    19

    25

    25

    25

    180

    170

    160

    150

    130

    0,42

    0,42

    0,46

    0,50

    0,52

    Beton

    dalam Air400 37,50

    25,00

    atau

    19,00

    210 0,525

    Catatan :

    Untuk beton mutu rendah (beton kurus) digunakan untuk pekerjaan yang

    tidak structural, setiap campuran yang dapat diterima digunakan atas

  • 7/23/2019 Spesifikasi Teknis Kantor Hubtelinfobudpar

    14/29

    persetujuan Direksi Teknik disediakan bahwa perbandingan volume agregat

    campuran (halus dan kasar) dengan semen tidak melebihi 6:1

    18.7.2. Komposisi Adukan

    Kompisisi adukan beton dibuat berdasarkan perbandingan volume dengan

    macam campuran dan penggunaan seperti tersebut di bawah ini :

    No Perbandingan Penggunaan Keterangan

    1

    2

    1 Pc : 2 Ps : 3 Kr

    (1 zak Pc : 0,064 m3 Ps : 0,96 m3 Kr)

    1 Pc : 3 Ps : 5 Kr

    (1 zak Pc : 0,096 m3 Ps : 0,16 m3 Kr)

    Pondasi, Kolom,

    Lantai dan Dak

    Lantai Kerja

    Disesuaikan

    Dengan Gambar

    Disesuaikan

    Dengan Gambar

    Campuran Percobaan

    Kontraktor harus menegaskan perbandingan campuran dan material yang

    diusulkannya dengan membuat dan melakukan pengujian campuran

    percobaan, dengan disaksikan oleh Direksi Teknik menggunakan tipe alat

    dan peralatan yang sama seperti yang akan digunakan untuk pekerjaan.

    Percobaan campuran dianggap dapat diterima asalkan hasil test memuaskan

    dan memnuhi semua persyaratan-persyaratan proporsi campuran yang

    ditetapkan.

    18.7.3. Pengadukan Beton

    a. Pencampuran adukan harus dilakukan dengan mesin pengaduk (beton

    molen). Kontraktor harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang

    mempunyai ketelitian cukup untuk menetapkan dan mengawasi dari masing-

    masing bahan pembentuk beton. Perlengkapan-perlengkapan tersebut dan

    cara pengerjaannya harus mendapat persetujuan dari direksi lapangan

    b. Lama pengadukan beton dilakukan hingga campuran beton tersebut benar-

    benar homogen hingga menghasilkan adukan susunan kekentalan dan warna

    yang merata/seragam. Beton harus seragam dalam komposisi dan konsistensi

    dari adukan ke adukan. Pengadukan yang berlebihan (lamanya) yang

    membutuhkan penambahan air untuk mendapatkan konsistensi beton yang

    dikehendaki, tidak dibenarkan.

    c. Pengangkutan adukan beton dilakukan dengan gerobak dorong atau alat

    bantu lainnya ke tempat pengecoran harus diatur sedemikian rupa, sehinggawaktu pengangkutan harus diperhitungkan dengan cermat sehingga waktu

    antara pengadukan dan pengecoran tidak lebih dari 1 jam dan tidak terjadi

    perbedaan waktu pengikatan yang mencolok antara beton yang sudah dicor

    dengan yang akan dicor.

  • 7/23/2019 Spesifikasi Teknis Kantor Hubtelinfobudpar

    15/29

    18.7.4. Pengendalian Mutu

    Semua beton yang digunakan pada pekerjaan harus memenuhi persyaratan

    kekuatan tekanan dan persyaratan Slump (pengujian-turun Abrams) yang

    ditetapkan sebagai berikut :

    a. Pengujian Slump Beton

    Metode persiapan dan pelaksanaan pengujian slump (slump test) harus

    sesuai dengan spesifikasi PBI 1971 dan Bina Marga PC 0101-76. Beton

    yang tidak memenuhi persyaratan Slumptidak boleh digunakan dalam

    pekerjaan, kecuali Direksi Teknik dalam beberapa hal menyetujui

    pemakainnya secara terbatas beton semacam itu dalam jumlah kecil pada

    bagian-bagian dengan tegangan rendah pekerjaan-pekerjaan tertentu.

    b. Kuat Tekan Beton

  • 7/23/2019 Spesifikasi Teknis Kantor Hubtelinfobudpar

    16/29

    Kelas Beton

    Kuat Tekan (Kg/Cm2) t1 bk

    Contoh kubus berisi 15 cm

    7 Hari 28 Hari

    K 350

    K 250

    K 225

    K 125

    K 175

    230

    180

    148

    82

    115

    350

    275

    225

    125

    175

    Untuk test kuat tekan yang menggunakan contoh

    silinder, syarat kekuatan tekan dikurangi 17 %

    Apabila hasil pengujian pada umur 7 hari kekuatannya dibawah angka-

    angka yang ditentukan pada diatas, maka kontraktor tidak boleh

    mengecor beton lebih jauh sampai penyebab hasil kekuatan yang lebih

    rendah tersebut telah ditemukan dan telah mengambil langkah yang akan

    menjamin produksi beton yang sesuai dengan spesifikasi sampai Direksi

    Teknik merasa puas.

    Beton yang tidak memenuhi kekuatan tekan umum 28 hari yang telah

    ditetapkan akan dianggap tidak memuaskan dan pekerjaan harus

    dibetulkan seperti yang ditetapkan berikut ini. Kekuatan beton akan

    dianggap memuaskan apabila :

    Tidak melebihi dari satu hasil percobaan diantara 20 hasil

    pemeriksaan benda uji kubus berturut-turut, dengan nilai kurang

    dari kekuatan karateristik yang diberikan pada table diatas.

    Tidak boleh satupun nilai rata-rata dari 4 hasil pemeriksaan

    benda uji berturut-turut, terjadi dengan nilai kurang dari (bk +

    0,82 Sr), bk adalah kekuatan karateristik dan Sr adalah deviasi

    standar.

    Selisih antara nilai tertinggi dan terendah diantara 4 hasil

    pemeriksaan benda uji berturut-turut, ialah lebih kecil dari 4,3 Sr

    adalah deviasi standard. Deviasi standard akan ditentukan oleh

    Direksi Teknik berdasarkan data pekerjaan beton sebelumnya yang

    dilaksanakan oleh Kontraktor.

    18.7.5. Pengecoran

    a. Pelaksanaan pengecoran menggunakan beton mixer yang diaduk dengan

    molen

  • 7/23/2019 Spesifikasi Teknis Kantor Hubtelinfobudpar

    17/29

    b. Pengecoran beton harus dengan ijin Konsultan Pengawas dan

    dilaksanakan pada waktu Konsultan Pengawas ada di tempat.

    c. Adukan beton yang tidak memenuhi syarat dengan spesifikasi yang

    ditetapkan harus ditolak dan segera dikeluarkan dari tempat pekerjaan

    dengan biaya kontraktor.

    d. Beton tidak boleh dicor bilamana keadaan cuaca buruk

    e. Adukan beton tidak boleh dijatuhkan melalui pembesian atau ke dalam

    papan bekisting yang tinggi/dalam, yang dapat menyebabkan terlepasnya

    kerikil/split dari adukan beton.

    f. Beton tidak boleh dicor dalam bekisting yang dapat menagkibatkan

    penimbunan adukan pada permukaan bekisting di atas beton yang sudah

    dicor. Untuk hal tersebut di atas harus disiapkan corong untuk

    pengecoran agar dapat mencapai tempatnya tanpa terlepas satu sama lain.

    g. Tinggi adukan beton tidak boleh melampaui 1,5 m di bawah ujung

    corong saluran

    h. Adukan beton harus dicor dengan merata

    i. Tiap lapisan harus dicor pada waktu lapisan yang sebelumnya masih

    lunak.

    18.7.6. Pemadatan dan Penggetaran

    a. Setiap lapisan harus dipadatkan sampai kepadatan maksimum sehingga

    bebas dari kantong/sarang kerikil dan menutup rapat pada semua

    permukaan dari cetakan dan material yang melekat

    b. Menggunakan alat penggetar (vibrator)

    c. Melakukan pengetukan pada dinding bekisting sampai betul-betul

    mengisi pada bekisting atau lubang galian dan menutupi seluruh

    permukaan bekisting.

    d. Penggunaan vibrator harus dilakukan dengan benar atau dengan petunjuk

    dari konsultan pengawas dan tidak boleh mengenai bekisting mapupunpembesian.

    18.7.7. Perawatan Beton

    a. Beton yang selesai dicetak harus dijaga dalam keadaan basah selama

    sekurang-kurangnya 14 hari setelah dicor, yaitu dengan cara penyiraman

    air, karung goni basah atau cara-cara lain yang ditentukan oleh Konsultan

    Pengawas.

    b. Permukaan beton yang terbuka harus dilindungi terhadap sinar matahari

    langsung paling sedikit 3 hari setelah pengecoran.

    c. Beton yang mempunyai keadaan seperti di bawah ini

  • 7/23/2019 Spesifikasi Teknis Kantor Hubtelinfobudpar

    18/29

    Rusak

    Sejak semula cacat

    Cacat sebelum penyerahan pertama

    Menyimpang dari garis atau muka ketinggian yang telah

    ditetapkan

    Tidak sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) Harus diganti dengan beton baru dan semua biaya ditanggung

    oleh Kontraktor

    19. PEKERJAAN KAYU

    19.1. Lingkup Pekerjaan Kayu

    Pekerjaan kayu meliputi penyediaan tenaga kerja yang terampil sesuai denga jenis

    pekerjaan, penyediaan bahan yang cukup, peralatan tukang baik masinal maupun manual

    guna kelancaran pekerjaan ini

    Macam pekerjaan kayu yang akan dilaksanakan dalam pembangunan gedung ini terdiri

    atas :

    Pekerjaan pintu, jendela dan ventilasi

    Pekerjaan pelengkap dan penunjang

    19.2. Persyaratan bahan

    Kayu yang dipakai harus sesuai dengan PPKI 1961 (NI-5) lampiran, kayu

    berkualitas baik, tua, kering dan tidak bercacat, pecah-pecah dan tidak terdapat

    kayu mudanya (spint) sesuai pasal III PKKI 1961 mutu A

    Selama pelaksanaan, mutu dan kekeringan kayu harus dijaga dengan

    menyimpannya ditempat kering, terlindung dari hujan dan panas terutama kusen-

    kusen dan rangka pintu yang telah selesai.

    Semua pekerjaan kayu yang akan difinish harus diketam rata dan halus dengan

    menggunakan ketam mesin, tidak ada lubang atapun mata kayu, kecuali bila

    ditentukan lain.

    Semua ukuran yang tertera dalam gambar maupun yang tersebut dalam pasal ini

    adalah ukuran jadi, yaitu ukuran setelah kayu selesai dikerjakan/dipasang dengan

    toleransi rata-rata maksimum 3 mm untuk setiap permukaan kayu yang sudah

    dikerjakan

    19.3. Klasifikasi bahan dan macam pekerjaan

    Klasifikasi bahan berdasarkan PPKI dam macam pekerjaan untuk jenis pekerjaan kayu

    kasar dan pekerjaan halus dapat dilihat dalam table berikut ini :

  • 7/23/2019 Spesifikasi Teknis Kantor Hubtelinfobudpar

    19/29

    Pekerjaan Kayu Kasar

    Klasifikasi/

    Kekuatan

    Kayu

    Jenis KayuPenggunaan Dan

    Dimensi BahanKeterangan

    Klas I Bengkirai,

    Tekam/Sejenisnya

    Klas III Durian/SejenisnyaPapan bowplank,

    papan malBidang atas mal

    diserut

    Pekerjaan Kayu Halus

    Klasifikasi/

    KekuatanKayu

    Jenis KayuPenggunaan Dan

    Dimensi Bahan Keterangan

    Klas IBengkirai,

    Tekam/Sejenisnya

    Rangka pintu dan

    jendela, Daun pintu

    panel dan papan

    litplank

    bidang atas

    diserut halus

    Klas II Mabang/SejenisnyaRangka Kuda-kuda,

    atap dan plafond

    20. PEKERJAAN ATAP

    20.1. Lingkup Pekerjaan

    Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk

    melaksanakan pekerjaan seperti yang diperlihatkan pada gambar rencana

    Pekerjaan ini meliputi pengadaan, pengelolaan dan pemasangan penutup atap

    dilakukan pada atap serta seluruh detail yang disebutkan/dinyatakan dalam gambar

    rencana.

    20.2. Persyaratan Bahan

    Bahan penutup atap yang digunakan adalah genteng metal 0,35 mm produksi local

    atau seperti yang diperlihatkan pada gambar rencana

    20.3. Data Teknis

    a. Spesifikasi ;

    Kuda-Kuda : Rangka baja ringan

    Gording : Rangka baja ringanPerabung : Perabung genteng metal 0,35 mm

  • 7/23/2019 Spesifikasi Teknis Kantor Hubtelinfobudpar

    20/29

    b. Semua material yang akan digunakan untuk pekerjaan pemasangan penutup

    atap harus mendapat persetujuan tertulis dari Direksi/Pengawas Lapangan

    20.4. Syarat-syarat pelaksanaan :

    a. Sebelum melakukan pemasangan atap, semua material untuk pekerjaan atap

    yang digunakan, terlebih dahulu harus mendapat persetujuan tertulis dari

    Direksi/Pengawas Lapangan

    b. Kuda-kuda dari rangka baja ringan dengan kualitas terbaik, bentuk dari kuda-

    kuda tersebut sesuai dengan gambar rencana

    c. Gording dari rangka baja ringan kualitas terbaik, dengan bentuk dan ukuran

    disesuaikan pada system pabrikasi

    d. Pemasangan atap harus dapat disetujui bila pemasangan rangka atap secara

    keseluruhan telah disetujui oleh Direksi/Pengawas Lapangan, baik mengenai

    ukuran, kualitas material dan lain-lain, khusus untuk rangka atap yang terbuat

    dari

    kayu, sebelum atap dipasang seluruhnya harus sudah diresidu

    21. PEKERJAAN DINDING DAN PLESTERAN

    21.1. Persyaratan Umum

    a. Semen Portland

    Semen yang dipakai harus Portland semen yang telah disetujui oleh

    Direksi Proyek dan memenuhi syarat S.400 menurut Standar SemenIndonesia (NI-8-1972)

    Untuk seluruh pekerjaan harus menggunakan mutu semen yang baik dari

    satu merek atas persetujuan Konsultan Pengawas/Direksi Lapangan

    Semen yang telah mengeras sebagian/seluruhnya tidak diperkenankan

    untuk dipergunakan

    Penyimpanan semen Portland harus diusahakan sedemikian rupa

    sehingga bebas kelembaban dimana gudang tempat penyimpanannya

    mempunyai ventilasi cukup dan tidak kena air, diletakkkan pada tempat

    yang ditinggikan paling sedikit 30 cm di atas lantai. Tidak boleh ditumpuk

    sampai tingginya melebihi 2 m sesuai syarat penumpukan semen dan setiap

    pengiriman semen baru harus dipisahkan dari semen yang lama dan diberi

    tanda dengan maksud agar pemakaian semen dilakukan menurut urutan

    pengiriman.

    b. Pasir

    Pasir harus bersih dari bahan organic, lumpur, zat-zat alkali dan subtansi-

    subtansi yang dapat merusak beton. Pasir tidak boleh mengandung segala jenis

    subtansi tersebut lebih dari 5%

    c. Air

    Air yang digunakan untuk adukan dan merawat beton harus tawar, bersih, tidak

    mengandung minyak, asam, alkali dan bahan-bahan organis dan bahan lain

    yang dapat merusak mutu beton maupun mempengaruhi daya lekat semen danharus memenuhi NI-3 pasal 10.

  • 7/23/2019 Spesifikasi Teknis Kantor Hubtelinfobudpar

    21/29

    Bila dianggap perlu, Konsultan Pengawas/Direksi lapangan dapat meminta

    pada kontraktor untuk memeriksa mutu air di laboratorium atas biaya

    Kontraktor

    20.2. Pekerjaan Dinding Pasangan Batako

    20.2.1. UmumSebelum mengadakan pembelian, pengiriman, pemasangan Kontraktor harus

    menyerahkan contoh bahan pekerjaan pasangan pada Direksi Lapangan untuk

    memperoleh persetujuan.

    20.2.2. Persyaratan Bahan

    Batako harus mempunyai rusuk-rusuk yang tajam dan siku. Bidang-

    bidang sisinya harus datar, tidak menunjukkan retak-retak. Ukurannya

    harus sama dengan yang lain dan harus memenuhi persyaratan yang

    terdapat dalam NI-10 dan PUBI 1971.

    Bahan perekat terdiri dari semen, pasir dan air harus memenuhi ketentuan

    dalam pekerjaan pasangan. Untuk pasangan batako 1 Pc : 4 Ps.

    20.2.3. Syarat Pelaksanaan

    Semua pekerjaan pasangan harus dipasang tegak dan mengikuti garis.

    Pekerjaan pasangan harus dipasang seragam. Satu bagian tidak boleh

    dipasang dari 1 meter diatas bagian bawahnya.

    Batako sebelum dipasang harus dibasahi terlebih dahulu dan bersih dari

    kotoran (direndam dalam air sehingga buihnya habis).

    Batako harus dipasang tegak lurus dengan bentangan benang yang

    sifatnya datar. Pemasangan batako dilakukan dengan adukan 1 Pc : 4 Ps

    kecuali semua ujung-ujung dinding, sudut-sudut, pnggiran, lubang dan

    beton dilakukan dengan adukan 1 Pc : 3 Ps

    Pasangan dinding batako dilaksanakan secara bertahap, setiap tahap tediri

    maksimum 24 lapis setiap hari, dikuti dengan pemasangan pipa-pipa,

    peralatan dan lain-lain dan yang akan ditanam dalam dinding batako

    harus dipasangan pada saat pekerjaan pasangan batako.

    Setiap pertemuan tegak lurus dari dinding batako harus dicor kolom

    praktis beton bertulang

    Semua bagian atau dinding batako harus diakhiri dengan ring balok

    sesuai dengan ukuran pada gambar rencana.

  • 7/23/2019 Spesifikasi Teknis Kantor Hubtelinfobudpar

    22/29

    20.2.4. Penggunaan Plesteran

    Pemakaian plesteran (adukan) harus disesuaikan dengan jenis dan macam

    pekerjaan sesuai dengan perbandingan campuran adukan yang digunakan seperti

    yang ditunjukkan pada table berikut ini :

    No Perbandingan Penggunaan

    1

    2

    1 PC : 4 PS

    (1 zak PC : 0,096M3 PS)

    1 PC : 5 PS

    (1 zak PC : 0,128M3 PS)

    Untuk dinding batako

    Untuk finishing plesteran

    Syarat-syarat pelaksanaan :

    Pekerjaan ini dilaksanakan sesuai dengan standard spesifikasi dari bahan

    dan campuran yang digunakan sesuai dengan petunjuk dari

    Konsultan Pengawas/Direksi Lapangan

    Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana bidang yang akan

    dikerjakan telah disetujui oleh konsultan pengawas. Dan dalam

    melaksanakan pekerjaan ini harus mengikuti semua petunjuk dalam

    gambar arsitektur terutama pada gambar detail dan gambar potongan

    mengenai ukuran tebal/tinggi peil dan bentuk profilnya.

    Semua jenis adukan tersebut, masing-masing harus dilaksanakan

    sedemikian rupa sehingga selalu dalam keadaan baik dan tidak

    mongering. Campuran adukan tersebut dapat diaduk memakai mesin

    pengaduk atau secara manual sesuai petunjuk pengawas dan diusahakan

    agar jarak waktu pencampuran dan pemasangan tidak melebihi 30

    menit terutama untuk campuran kedap air.

    Plesteran yang retak, bergelembung/cembung, terjadi pengotoran

    atau perubahan warna, tidak akan diterima. Plesteran tersebut

    harus dibersihkan dan diganti dengan adukan plesteran yang sesuai

    dengan spesifikasi dan mendapat persetujuan dari pengawas. Tambalan

    tersebut harus sesuai dengan tekstur dan warna hasil pekerjaan yang ada

    semula.

    Untuk plesteran dinding semen simpai pemasangan anyaman besi

    plat simpai dipasang silang menyilang dengan sudut 90 derajat dan posisi

    besi simpai harus kuat dan kencang, pengadaan besi plat simpai

    harus berkualitas baik, tidak berkarat dan masih dalam bentuk roll.

    Tebal plesteran dinding tidak kurang dari 3 cm.

  • 7/23/2019 Spesifikasi Teknis Kantor Hubtelinfobudpar

    23/29

    Kelembaban plesteran harus tetap dijaga sehingga pengeringan

    berlangsung wajar dan tidak terlalu tiba-tiba, dengan membasahi setiap

    permukaan plesteran tiap kali terlihat kering dan melindungi dari terik

    panas matahari langsung dengan bahan penutup yang bisa mencegah

    penguapan air secara cepat.

    20.2.5. Pekerjaan Dinding Plesteran

    a. Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja,

    bahan-bahan, peralatan termasuk alat bantu dan alat angkut yang diperlukan

    b. Bahan yang digunakan adalah campuran semen Portland dan pasir

    c. Pemakaian plesteran harus disesuaikan dengan jenis dan macam pekerjaan

    sesuai dengan perbandingan campuran adukan sebagai berikut :

    1 PC : 2 PS, untuk pemasangan dinding batako yang kedap air untuk

    dinding kamar mandi/WC sehingga 1,80 m dari muka lantai, untuk

    plesteran beton bertulang

    1 PC : 4 PS untuk plesteran sponning, spesi dinding batako, plesteran

    dinding batako.

    d. Campuran adukan yang dimaksud adalah campuran dalam volume

    e. Plesteran terdiri dari 3 lapis, tebalnya tidak lebih dari 1,5 cm kecuali

    dijelaskan lain atau lebih spesifik.

    20.2.6. Pekerjaan Batako

    a. Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga

    kerja, bahan-bahan, peralatan termasuk alat bantu dan alat angkut yang

    diperlukan

    b. Pekerjaan dinding batako dengan menggunakan struktur rangka kayu harus

    diberi ikatan paku terlebih dahulu agar dinding batako dapat mengikat pada

    tiang-tiang kayu serta balok penutup

    c. Bahan pasangan batako yang digunakan harus berkualitas baik dengan

    ukuran sesuai dengan rencana yang ditunjukkan pada gambar/detail, ukuranyang satu dengan lainnya harus sama. Dan terbuat dari campuran 1 Pc : 4 Ps

    untuk dinding biasa dan campuran 1 Pc : 2 Ps untuk dinding kedap air

    d. Bahan dasar pembuatan batako harus sesuai dengan persyaratan yang

    disebutkan sebelumnya.

    e. Sebelum pelaksanaan pekerjaan pemasangan batako, Kontraktor harus

    memperlihatkan terlebih dahulu contoh batako untuk diperiksa oleh

    Konsultan Pengawas/Pemilik Proyek

  • 7/23/2019 Spesifikasi Teknis Kantor Hubtelinfobudpar

    24/29

    21. PEKERJAAN KERAMIK

    21.1. Lingkup PekerjaanTermasuk didalamnya pekerjaan pemsangan keramik lantai, lantai WC, bak WC

    dan dinding WC.

    21.2. Persyaratan Bahan

    a. Pemasangan keramik lantai menggunakan ukuran 40 x 40 cm, kecuali

    ditentukan lain dalam gambar .

    b. Pemasangan keramik lantai WC ukuran 30 x 30 cm, kecuali ditentukan lain

    dalam gambar.

    c. Pemasangan keramik dinding menggunakan ukuran 20 x 30 cm, kecuali

    ditentukan lain dalam gambar.

    21.3. Syarat Pelaksanaan

    a. Pekerjaan finishing keramik boleh dilaksanakan setelah seluruh

    pekerjaan.

    Sebelum pekerjaan ini dilakukan, Kontraktor wajib membersihkan semua

    permukaan yang akan dipasang bahan lapisan yang akan dilapisi dengan

    keramik dari berbagai macam-macam kotoran

    b. Keramik harus berkualitas baik (kelas I) dengan merk/jenis yang telahdisetujui oleh Konsultan Pengawas. Keramik diproduksi oleh pabrik yang telah

    memenuhi peraturan-peraturan ASTM, Peraturan keramik Indonesia (NI 19 :

    PVBB 1990 dan PVBI)

    c. Keramik harus seragam dalam ukuran (tidak ada selisih luas keramik), warna

    dan permukaannya harus rata. Pemilihan warna dan motif harus mendapat

    persetujuan Konsultan Pengawas

    d. Celah antara (nat) lebarnya maksimum 1 mm dan diisi aduka 1 pc : 2 ps,

    setelah pasangan cukup kering disiram dengan air (grout semen berwarna)

    warnanya sesuai dengan keramik yang dipasang.

    e. Pemotongan keramik harus dihindarkan, bila terpaksa harus dipotong

    maka potongan harus dengan hati-hati dan rapi

    f. Hasil pekerjaan keramik harus merupakan bidang yang benar-benar rata,

    tidak bergelombang bail vertical maupun horizontal harus lurus

    g. Bidang permukaan hasil pasangan harus rata, semua unitnya terpasang kuat

    (tidak goyang), sisi-sisinya dan sudutnya utuh (tanpa cacat, retak dan gompal).

    h. Keramik harus seragam dalam ukuran (tidak ada selisih luas keramik), warna.

    Setelah pemasangan selesai permukaan lantai harus dibersihkan.

  • 7/23/2019 Spesifikasi Teknis Kantor Hubtelinfobudpar

    25/29

    22. PEKERJAAN PLAFOND

    22.1. Termasuk di dalamnya adalah pekerjaan pemasangan Gypsum Board pada seluruh

    ruangan

    22.2. Persyaratan Bahan

    a. Konstruksi rangka plafond menggunakan Rangka Kayu

    b. Penutup Plafond mengunakan Gypsum Board tebal 9 mm dengan kualitas baik

    22. PEKERJAAN PENGGANTUNG DAN PENGUNCI

    22.1. Lingkup Pekerjaan

    Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,

    peralatan termasuk alat bantu dan alat angkut yang diperlukan. Termasuk dalam

    pekerjaan ini adalah semua bahan pengunci dan penggantung termasuk

    perlengkapannya.

    22.2. Persyaratan Bahan

    a. Semua alat dan perlengkapan yang akan dipakai harus memenuhi persyaratan

    NI-3

    1970 pasal 4 serta instruksi pabrik atau produsen

    b. Semua bahan dan perlengkapan pintu dan jendela harus mendapat persetujuan

    dari pemberi tugas

    c. Anak kunci harus dilengkapi dengan plat pengenal terbuat dari logam yang

    mana tertera nomor pengenal serta harus diserahkan kepada pemilik/pemberi

    tugas

    d. Engsel yang digunakan untuk daun pintu adalah engsel besar dari bahan

    tembaga atau engsel nylin 4 inch

    e. Engsel yang digunakan untuk daun jendela adalah engsel ukuran sedang

    dari bahan tembaga atau nylin ukuran 3 inch

    f. Bahan penggantung, handle dan kait angin harus kualitas baik dan tidak

    mudah patah.

    22.3. Macam Pekerjaan

    a. Mengadakan dan memasang kunci pada semua pintu dan jendela sesuai

    dengan gambar rencana

    b. Untuk setiap satu buah daun pintu dipasang 4 buah engsel

    c. Untuk pintu dua daun, pada salah satu daun pintu dipasang dua slot tanam di

    atas dan dibawah

    d. Untuk setiap daun jendela kungkit dipasang dua engsel ukuran 3 sebuahhandle dan kait angin

  • 7/23/2019 Spesifikasi Teknis Kantor Hubtelinfobudpar

    26/29

    e. Semua jenis warna dan merk sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas dan

    pemilik.

    22.4. Cara Pelaksanaan

    a. Semua pemasangan harus rapi sehingga pintu dan jendela dapat dibuka dan

    ditutup dengan lancer, mudah dan ringan

    b. Sebelum penyerahan pekerjaan, kunci-kunci harus diminyaki sehingga

    dapat bekerja dengan baik.

    23. PEKERJAAN PENGECATAN

    23.1. Lingkup Pekerjaan

    Termasuk dalam pekerjaan pengecatan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-

    bahan, peralatan termasuk alat bantu dan alat angkut yang diperlukan dan mencakup

    pekerjaan persiapan permukaan yang akan diberi cat

    23.2. Standar Pengerjaan (Mock Up)

    a. Sebelum pengecatan mulai, kontraktor harus melakukan pengecatan pada

    satu bidang untuk tiap warna dan jenis cat yang akan dipergunakan.

    Bidang-bidang yang akan dijadikan sebagai mock up ini akan ditentukan oleh

    Konsultan Pengawas/Pemilik di Lapangan

    b. Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh

    Direksi

    Lapangan/Konsultan Pengawas ataupun Pemberi Tugas, maka bidang-bidang

    ibi akan dipakai sebagai standar minimal keseluruhan pekerjaan pengecatan

    23.3. Bahan

    a. Untuk cat tembok, dipergunakan cat dari produksi dalam negeri berkualitas

    baik, tahan panas dan cuaca sedangkan untuk pekerjaan cat kayu dan besi

    digunakan cat sintetik berkualitas baik, plamur dan dempul untuk pekerjaan cat

    tembok dan kayu digunakan sama dengan merk cat yang dipilih.

    b. Cat yang digunakan masih berada dalam kaleng yang masih disegel, tidak

    pecah atau bocor dan mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas/Pemilik

    c. Kontraktor bertanggung jawab bahwa warna dan bahan cat adalah tidak

    palsi sesuai spesifikasi atau brosur pabrik, dan jenis cat baik warna harus

    mendapat persetujuan dari Direksi/Pengawas

    d. Bahan pengecatan terdiri dari :

    Cat tembok dalam : plamur dan cat tembok dalam

    Cat tembok luar : plamur dan cat tembok luar

    Cat Kayu : Meni. Plamur, sanding sealer dan cat

    Kayu kusen-kusen dan daun jendela

    Cat pernis : Pernis

    23.4. Cara Pelaksanaan

  • 7/23/2019 Spesifikasi Teknis Kantor Hubtelinfobudpar

    27/29

    a. Pengecatan Dinding

    Pekerjaan pengecatan harus dikerjakan oleh tenaga-tenaga yang cukup ahli

    dalam bidangnya dan harus menurut petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas

    Persiapan yang harus

    dilakukan :

    Membersihkan permukaan tembok tersebut terhadap

    pengkristalan, pengapuran yang biasanya terhadap pada tembok baru

    dengan amplas

    Kemudian dibersihkan dengan lap yang benar-benar bersih

    Untuk cat tembok diberi cat dasar dan plamur

    Setelah kering permukaan tersebut diamplas lagi dengan amplas

    halus. Bagian-bagian yang masih kurang baik diamplas lagi

    Pengecatan akhir dilakukan berulang kali (2 Kali) sampai mencapai warna

    yang dikehendaki.

    b. Pengecatan Plafond

    Semua bidang pengecatan harus betul-betul rata, tidak terdapat cacat

    (retak, lubang dan pecah-pecah). Pengecatan tidak dapat dilakukan selama

    masih adanya perbaikan pekerjaan pada bidang yang akan dicat.

    Bidang pengecatan harus bebas dari debu, lemak dan kotoran-kotoran lain yang

    dapat merusak atau mengurangi mutu pengecatan . seluruh bidang pengecatandi plamur sebelum dilapisi dengan cat dasar

    c. Pengecatan Kayu

    Cat kayu harus diaduk sebelum dan selama pengecatan, bila tidak dilakukan

    pewarna akan mengendap dan menghasilkan warna yang tidak merata dan

    mengurangi perlindungan pada kayu. Permukaan yang akan dicat harus bersih

    dari debu dan kotoran. Sebelum dicat seluruh bidang pengecatan didempul

    terlebih dahulu.

    24. PEKERJAAN SANITASI

    24.1. Lingkup Pekerjaan

    a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan/alat-alat,

    pemasangan, pengujian dan perbaikan-perbaikan selama masa pemeliharaan

    system instalasi

    b. Semua material harus memenuhi ukuran dan standar serta mudah didapatkan di

    pasaran, dari produksi dalam negeri kecuali bila ditentukan lain.

    c. Pengadaan kloset harus berkualitas baik dan dari merk yang disetujui

    oleh Konsultan Pengawas/Direksi Lapangan

  • 7/23/2019 Spesifikasi Teknis Kantor Hubtelinfobudpar

    28/29

    Pemborong wajib mengadakan koordinasi kerja dengan bidang-bidang lain yang

    berhubungan dan berkaitan dengan pekerjaan Sanitar ini, sehingga dapat secara

    bersama- sama menyelesaikan pekerjaan sesuai jadwal yang ditentukan.

    24.2. Macam Pekerjaan

    Macam pekerjaan ini meliputi Pekerjaan Sanitar yang dar instalasi airkotor

    24.2.1. Pekerjaan Bak Air dalam WC

    a. Bak air dalam WC dibuat dengan menggunakan bahan dasar

    batako, untuk syarat pemasangannya dapat dilihat pada Pekerjaan

    Batako

    b. Baik air diplester pada semua sisi dalam dan luar, dan diplester

    dengan halus dan rata

    c. Plesteran yang digunakan yaitu plesteran kedap air dengancampuran 1Pc : 2 Ps

    d. Pembuatan bak air ini harus dilengkapi dengan pipa penguras

    dengan ukuran pipa diameter

    24.2.2. Pekerjaan Kloset Jongkok/Duduk

    a. Pemasangan kloset jongkok/duduk harus lebih tinggi dari muka lantai

    WC

    b. Cor kedudukan kloset dengan menggunakan adukan beton campuran

    1 Pc : 2 Ps : 3 Kr

    c. Pemasangan kloset harus rapi dan datar

    d. Semua pekerjaan yang termasuk dalam pasal ini, bentuk, ukuran

    serta merk bahan yang digunakan harus di konsultasikan terlebih

    dahulu dengan Direksi/Pengawas Lapangan

    25. PEKERJAAN PERSIAPAN PERLENGKAPAN SANITASI

    25.1. Lingkup Pekerjaan

    Pekerjaan Perpiapaan dan perlengkapan sanitasi meliputi pemasangan seluruh

    jaringan air bersih, air kotor, pemasangan stop kran, floor drain, pipa hawa,

    septictank, kloset jongkok, baik air fiberglass, instalasi air didalam bangunan

    serta saluran air hujan.

    25.2. Bahan-bahan yang digunakan

    a. Pipa PVC diameter untuk keperluan air bersih dengan kualitas

    baik. Alat penyambung digunakan dari jenis bahan yang sama dengan

    kualitas untuk pipa.

    b. Stop kran

    c. Kran diameter

    d. Saringan air kotor/floor drain dari plastic kualitas baik

  • 7/23/2019 Spesifikasi Teknis Kantor Hubtelinfobudpar

    29/29

    e. Kloset jongkok sekualitas KIA standat/INA

    f. Bak penampungan air dari fiberglass

    25.3. Pedoman Pelaksanaan

    a. Pemasangan pipa-pipa didalam bangunan dipasang didalam dinding (in

    bouw).Pemasangan pipa-pipa tersebut harus horizontal dan vertikal, tidak boleh

    dipasang miring.

    b. Segala sesuatunya mengenai bentuk, ukuran maupun kapasitas

    septictank/beerput harus dilaksanakan sesuai gambar yang bersangkutan.

    c. Didalam KM/WC dilengkapi satu buah bak air dari pasangan batako. Bak ini

    kemudian dilapisi keramik/porselin kualitas baik. Lubang penguras pada bak

    air dipasang pipa khusus yang dilengkapi dengan penutup khusus yang

    mempunyai ulir kualitas baik.

    26. KETENTUAN TAMBAHAN DAN PENUTUP

    Segala sesuatu yang belum tertentu dalam buku acuan ini dan pada saat penjelasan ternyata

    diperlukan, akan dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan. Pemborong dalam

    melaksanakan pekerjaan harus melengkapi dan menyediakan peralatan- peralatan tambahan yang

    diperlukan walaupun tidak digambar atau disebutkan dalam buku acuan ini.

    Jika masih ada pos-pos pekerjaan/kegiatan yang belum masuk/terlupakan di dalam daftar

    kegiatan maka pemborong berhak menambah atau merubahnya karena daftar kegiatan yang

    dibuat hanya sebagai acuan penelitian penawaran

    Kontraktor diwajibkan membuat gambar-gambar sesuai pelaksanaan di lapangan (as built

    drawings) yang disetujui Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas, sesuai dengan bunyi keputusan

    Dirjen Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum No. 295/KPTS/CK/1997 tanggal 1 April 1997

    BAB III B, Poin 2.d.2.g. Gambar-gambar ini sudah harus diserahkan sebanyak 4 (empat) rangkap

    kepada Pemberi Tugas selambat-lambatnya pada saat Serah terima Kedua dan akan tercantum di

    dalam Berita Acara Serah Terima Kedua.

    Hal-hal yang timbul dalam pelaksanaan dan diperlukan penyelesaiannya di lapangan akan

    dibicarakan dan diatur Konsultan Pengawas dengan Kontraktor dan bila diperlukan akan

    dibicarakan bersama Konsultan Perencana dan harus mendapat persetujuan dari pemilik.