strategi pembelajaran bahasa indonesia di sekolah dasar

Upload: ipul-saipul

Post on 08-Oct-2015

125 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

MAKALAH

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1. Latar belakangZaman sekarang, pendidikan merupakan batu pijakan untuk mencapai suatu negara dan bangsa yang berkualitas baik itu di lihat dari aspek psikomotorik, afektif serta kognitif yang dimiliki oleh individu dalam suatu kelompok atau masyarakat. Sehingga diperlukan suatu pendidikan yang mengairahkan dan menarik perhatian suatu individu agar dapat mengembangkan ketiga aspek tersebut sehingga tercapainya kualitas yang unggul dari suatu bangsa dan negara. Pengajaran yang konvensional saat ini membuat siswa merasa jenuh akan proses pembelajaran sehingga diperlukan suatu pembelajaran yang menarik perhatian siswa khususnya pada pendidikan Sekolah Dasar, karena siswa pada Sekolah Dasar masih dalam tahap oprasional kongkrit yang membutuhkan media pembelajaran yang kreatif dan sesuai dengan umur siswa.1. Rumusan Masalah1. Apa yang dimasud media pembelajaran ?1. Apa manfaat dan fungsi media pembelajaran ?1. Bagaimana kriteria memilih media yang baik ?1. Apa saja klasifikasi media menurut para ahli ?1. Bagaimana strategi pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar menggunakan permainan sebagai media belajar?1. Tujuan 2. Menjelaskan apa yang dimasud media pembelajaran2. Menjelaskan fungsi dan kriteria memilih media yang baik2. Memberi gambaran pada pengajar (guru) strategi pembelajaran di sekolah dasar dengan mengunakan permainan sebagai media belajar.

BAB IIPEMBAHASAN

1. Pengertian Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa latin medius yang berarti tengah,perantara,atau pengantar. Sedang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia media pembelajaran adalah alat dan bahan yang digunakan dalam proses pengajaran atau pembelajaran. Menurut Gagne (dalam Sadiman dkk,1986:6)menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Jadi dapat disimpulkan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat sertaperhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.(Sadiman dkk,1986:7). Sehingga media pembelajaran adalah alat penunjang dalam proses belajar mengajar guna mempermudah mengirim pesan (guru) menyampaikan materi kepada penerima (siswa). Menurut definisi di atas media pembelajaran mengandung lima unsur penting yaitu guru sebagai pengirim pesan, media penyampaian, materi yang disampaikan, siswa sebagai penerima dan komunikasi. Santyasa(2007:3) menyatakan bahwa Proses pembelajaran mengandung lima komponen komunikasi, guru (komunikator), bahan pembelajaran, media pembelajaran, siswa (komunikan), dan tujuan pembelajaran.1. Fungsi dan Manfaat Media PembelajaranMenurut Santyasa(2007:4)Dalam proses pembelajaran, media memiliki fungsi sebagai pembawa informasi dari sumber (guru) menuju penerima (siswa).Sedangkan metode adalah prosedur untuk membantu siswa dalam menerima dan mengolah informasi guna mencapai tujuan pembelajaran.

Gambar 1

Dalam bagan diatas dapat disimpulkan bahwa pengajar (guru) dalam menyampaikan pesan pada siswa dengan cara mengunakan media tertentu melalui sebuah prosedur tertentu (metode). Pengunaan media pembelajaran dapat mempermudah penyampaian materi sekaligus dapan meningkatkan pemahaman siswa akan materi yang disampaikan terutama untuk siswa kelas bawah sehingga dapat megoptimalkan hasil bejajar siswa. Sudjana dan Rivai (2007:2) menyatakan bahwa :Ada beberapa alasan mengapa media pengajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa. Alasan pertama berkenaan dengan media pengajaran dalam proses belajar siswa antara lain1. Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga menumbuhkan motivasi belajar;1. Bahan pengjaran akan lebih jelas maknanya sehingga lebih mudah dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan siswa mengusahai tujuan pengajaran lebih baik;1. Metode belajar akan lebih bervariasi sehingga siswa tidak bosan;1. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain lain.Alasan kedua mengapa penggunaan media pengajaran dapat mempertinggi proses dan hasil belajar adalah berkenaan dengan taraf berpikir siswa. Taraf berpikir manusia mengikuti tahap perkembangan dimulai dari berpikir sederhana menuju ke berpikir kompleksMenurut Edgar Dale, dkk (dalam Padmono,2011:12) menyatakan bahwaaa:fungsi dan manfaat media meliputi :1. Memberikan dasar-dasar yang konkrit untuk berpikir (tidak verbalistis)1. Menarik perhatian siswa terhadap pelajaran.1. Meletakan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, sehingga memungkinkan hasil belajar lebih tahan lama.1. Memberi pengalaman-pengalaman nyata pada siswa sehingga usaha belajar sendiri dapat berkembang.1. Mengembangkan keteraturan dalam kontinyunitas berpikir.1. Ikut membantu pertumbuhan pengertian yang berakibat pula pertumbuhan kosa kata.1. Membuat kegiatan belajar menjadi mendalam efisien, dan beraneka ragamSecara umum media pendidikan menurut Sadiman,dkk (1986:17) mempunyai kegunaan sebagai berikut :1. Memperjelas penyajian pesan agartidak terlalu verbalitas (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).1. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti misalnya1. Objek yang terlalu besar-untuk mengatasi pengunaan media asli yang terlalu besar dan tidak memungkinkan ditunjukan langsung ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung contoh : sapi diganti dengan bonekah sapi atau gambar sapi, pesawat terbang bisa diganti dengan model mainan atau foto pesawat terbang;1. Objek yang kecil-pengunaan media difungsikan untuk menunjukan obyek obyek yang berukuran kecil dan mikroskopis contoh: bakteri dapat digantikan dengan video bakteri, semut dapat diperbesar melalui gambar atau menggunakan alat bantu seperti kaca pembesar untuk dapat melihat secara langsung. ;1. Gerak yang terlalu lamban atau terlalu cepat , gerakan obyek yang diamati jika terlalu cepat kita dapat memanfaatkan media video untuk merekam dan memperlambatnya atau mengunakan timelapse dan high-speed photography;1. Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu, bisa untuk penyampaian mengenai peristiwa masa lalu dapat mengunakan film dan gambar sebagai medianya, ;1. Objek yang terlalu kompleks, untuk model yang terlalu rumit dapat disajikan melalui model gambar, rancangan maupun diagram, dan1. Konsep yang terlalu luas, jika media yang digunakan terlalu luas dan global maka pengajar dapat mengunakan media study tour maupun dapat juga divisualisasikan melalui gambar dan film.1. Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pendidikan berguna untuk2. Menimbulkan kegairahan belajar;2. Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan (siswa lebih aktif melaui kontak langsung dengan lingkungan, tidak hanya duduk di kelas);2. Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya (member kesempatan siswa untuk mengembangkan pendidikannya).1. Dengan latar belakang siswa dan pengajar yang berbeda maka akan muncul angapan dan persepsi yang berbeda terhadap suatu masalah, padahal kurikulum yang ditentukan sama untuk seluruh siswa maka media berperan untuk:3. Memberikan perangsangan yang sama;3. Mempersamakan pengalaman3. Menimbullkan persepsi yang sama1. Kriteria Memilih MediaAda beberapa jenis media pembelajaran yang dapat digunakan oleh seorang penjajar untuk menunjang kegiatan belajar mengajar. Namun tidak semua media dapbat dipergunakan secara efektif dan efisien dalam kegiatan belajar mengajar. Seorang pengajar harus mampu memilih media yang sesuai untuk penyampaian materi pengajaran supaya peserta didik lebih mudah memahami materi. Tidak semua materi yang disampaikan perlu mengunakan media sehingga pengajar tidak perlu memaksakan diri untuk mengunakan media dalam setiap penyampaian materi karena pada hakekatnya media digunakan untuk mempermudah proses belajar mengajar.Menurut sudjana dan Rivai (2007:4) dalam memilih media untuk kepentingan pengajaran sebaiknya memperhatikan kriteria-kriteria sebagai berikut:1. Ketepatan dalam tujuan pengajaran artinya media pengajaran harus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya.1. Dukungan terhadap isi bahan pelajaran artinya media pengajaran yang digunakan harus mendukung materi yang diajarkan. Sehingga media pengajaran dapat memperjelas dan mempermudah penyampaian serta penyerapan materi.1. Kemudahan memperoleh media artinya media yang digunakan sebaiknya mudah diperoleh, sederhana dan jika memungkinkan dapat dibuat oleh guru.1. Keterampilan guru dalam mengunakannya. Syarat utama dalam mengunakan media adalah keterampilan guru. Dalam penggunaan media seorang pengajar haruslah mampu menguasai dan mengoprasionalkan media yang digunakan. 1. Tersedia waktu untuk mengunakannya, untuk mengunakan media pengajar haruslah memperhatikan alokasi waktu, apakah media yang digunakan tersebut akan menyita banyak waktu dan menganggu penyampaian materi yang lain atau tidak.1. Sesuai dengan taraf berpikir siswa, media yang digunakan haruslah sederhana (SD) sehingga siswa mudah memahami maksud dari media tersebut. Pengunaan media pembelajaran oleh guru/ pengajar memang menunjang pembelajaran, namun yang perlu diperhatikan bahwa media pembelajaran merupakan jembatan menuju tujuan pengajaran bukan tujuan pengajaran sehingga pengajar dituntut untuk memahami karakteristik setiap media yang akan digunakan sehingga lebih efektif, efisien dan tepat sasaran. Sebagai contoh dalam memberi penjelasan mengenai macam-macam bentuk surat, pengajar lebih dianjurkan mengambar di papan tulis disbanding menunjukan macam macam surat melalui video yang ditampilkan di kelas. Karena pengunaan papan tulis lebih efisien dan menghemat biaya selain itu siswa dapat melihat secara langsung proses pembuatan surat yang benar.1. Klasifikasi Media PembelajaranTerdapat bermacam macam jenis media pembelajaran yang dapat digunakan oleh pengajar dalam menunjang kegiatan belajar mengajar. Klasifikasi media pembelajaran menurut para ahli (Santyasa,2007,10) adalah sebagai berikut :1. Menurut Schramm, media digolongkan menjadi 0. Media rumit: media yang dalam pembuatan maupun penyajiannya memerlukan keahlian kusus dan memiliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi. Contoh: Mikroskop0. Media Mahal; media yang dalam penyediaan maupun pembuatannya membutuhkan biaya yang relatif besar. Contoh: alat peraga, teleskop, teropong.0. Media Sderhana: media yang dalam pembuatan dan penyajiannya relatif mudah dan tidak berbelit belit. Contoh: gambar, film.1. Menurut Gagne, media diklasifikasi menjadi tujuh kelompok, yaitu 1. benda untuk didemonstrasikan media yang berupa semacam benda yang kemudian oleh pengajar atau siswa menerangkan maksud dari benda tersebut. Contoh: bonekah sapi, guru menerangkan bahwa sapi memiliki empaat kaki, berdaun telinga dua dan berekor satu.1. komunikasi lisan merupakan media yang sering digunakan oleh pengajar dalam menyampaikan materi. Pengajar langsung menjelaskan secara lisan materi yang ada.1. media cetak media yang berupa tulisan hasil cetakan. Contoh: buku diktat, Koran, majalah.1. gambar diam, media yang berupa gambar benda (materi) yang ingin disampaikan. Contoh: gambar sapi untuk menjelaskan ciri-ciri Sapi.1. gambar bergerak: gambar yang terdiri dari berbagai rangkaian gambar jika di ganti satu persatu seolah olah gambar tersebut bergerak. Sering digunakan pada taman kanak kanak maupun SD kelas rendah.1. film bersuara contoh: film peristiwa 1998 untuk menjelaskan siswa peristiwa sejarah masa lalu. 1. mesin belajar. Berupa serangkaian alat peraga proses belajar mengajar. Contoh: mesin belajar aliran listrik.1. Menurut Allen, terdapat sembilan kelompok media, yaitu: visual diam, film, televisi, obyek tiga dimensi, rekaman, pelajaran terprogram, demonstrasi, buku tekscetak, dan sajian lisan.1. Menurut Gerlach dan Ely, media dikelompokkan berdasarkan ciri-ciri fisiknya atas delapan kelompok, yaitu benda sebenarnya (benda kongkrit), presentasi verbal (penyampaian materi dengan media lisan atau ceramah), presentasi grafis (melalui penjelasan dengan bantuan grafik maupun diagram),gambar diam (mengunakan gambar), gambar bergerak (mengunakan rangkaian gambar sehingga jika digerakan dengan cepat seolah olah bergerak, rekaman suara, pengajaran terprogram, dan simulasi (melalui praktik langsung).1. Menurut Ibrahim, media dikelompokkan berdasarkan ukuran serta kompleks tidaknya alat dan perlengkapannya atas lima kelompok, yaitu media tanpa proyeksi dua dimensi; media tanpa proyeksi tiga dimensi; media audio; media proyeksi; televisi, video, komputer.

1. Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar Menggunakan Media Permainan

Bermain bagi seorang anak adalah sesuatu yang sanggat penting. Seperti halnya orang dewasa bagi seorang anak bermain adalah suatu pekerjaan. Bermain adalah kebutuhan wajib bagi anak untuk mengembangkan diri dalam proses pendewasaan. Namun dalam kenyataannya banyak siswa yang kehilangan waktu bermainnya dikarenakan setiap pagi mereka harus bersekolah, duduk diam berjam-jam mendengarkan penjelasan dari pengajar yang terkadang terasa membosankan. Sesampainya dirumah kebanyakan orang tua memerintahkan putranya untuk tidur siang dengan alasan kesehatan, di sore hari siswa disibukan dengan kegiatan belajar seperti Les, kursus, maupun mengaji di masjid. Di malam hari mereka harus mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru mereka. Sehingga siswa kita (SD) banyak kehilangan waktu bermain mereka. Tak jarang dikarenakan hal tersebut anak menjadi stress dan centderung bertindak agresif. Padahal menurut Hetheriongton dan Parke (dalam Djuanda,2006:86) menyatakan bahwa bermain bagi anak berfungsi untuk mempermudah perkembangan kognitif anak. Dengan bermain akan memungkinkan anak meneliti lingkungannya dan mempelajari segala sesuatu , serta memecahkan masalah yang dihadapinya. Sehingga menurut peryataan tersebut dapat disimpulkan bahwa bermain memiliki fungsi yang penting dalam pendewasaan anak.Seorang pendidik dapat memanfatkan media permainan sebagai media pembelajaran yang efektif. Sugianto (dalam Djuanda, 2006:87) mengemukakan Froebel seorang pendidik dari jerman, ia percaya salah satu alat terbaik untuk mendidik anak-anak ialah melalui permainan. Menurut pendapatnya, anak-anak lebih siapdan berpotensi untuk brmain daripada cara lain. Sedang Lhon Locke meyakini bermain dapat membantu usaha mencapai tujuan pendidikan, Rousseau dan Emile menekankan pentingnya bermain yang dapat bermanfaat dalam perkembangan anakDengan demikian pengunaan media permainan dapat menambah waktu bermain siswa dan meningkatkan kreatifitas dan minat siswa terhadap materi yang disampaikan. Selain sebagai penyampaian materi, seorang pendidik mampu mamanfaatkan permainan untuk mengkondusifkan suasana belajar, hal ini dikategorikan sebagai permainan murni. Dalam permainan murni berfungsi untuk mencairkan suasana yang tegang, mengembalikan konsentrasi siswa melalui teka-teki maupun permainan lain.Dalam kegiatan bermain maupun permainan seorang siswa secara tidak sadar telah melakukan kegiatan berbahasa yang diwujudkan melalui percakapan, argumen-argumen, perdebatan, penjelasan bahkan tidak jarang menemukan kosakata baru yang belum mereka pahami. Melalui bermain siswa secara tidak sadar mengunakan bahasa secara nyata dan kontekstual.Bagaimana intonasi ketika sedang menerangkan, bertanya, maupun marah. Dengan dasar tersebutlah seorang pengajar dapat mengembangkan permainan sebagai media belajar bahasa Indonesia di Sekolah Dasar.Permainan BahasaPada hakekatnya permainan bahasa adalah suatu aktifitas yang bertujuan memperoleh keterampilan berbahasa dengan cara yang menyenangkan. Jadi dalam permainan bahasa tujuan utamanya adalah keterampilan berbahasa (fungsi pendidikan) yang diajarkan melalui cara yang menyenangkan (fungsi bermain). Dalam pengunaan permainan sebagai media belajar haruslah mengandung unsur yang melatih keterampilan berbahasa dan menyenangkan, apabila kedua unsur tersebut tidak terpenui maka tidak dapat dikatakan sebagai permainan bahasa.ada beberapa factor yang menentukan keberhasilan permainan bahasa menurut soeparno (dalam Djuanda,2006:95)menyatakan bahwa .(1)faktor situasi dan kondisi, (2) faktor peraturan permainan, (3) faktor pemain dan (4) faktor pemimpin permainan. Dalam permainan bahasa sebenarnya dapat dilakukan saat situasi apa saja. Akan tetepi untuk mengefektifkan penyampaian materi maka seorang pengajar perlu mengamati situasi dan kondisi baik lingkungan kelas maupun situasi siswa. Karena tidak semua materi dapat disampaikan secara efektif mengunakan media permainan dan seorang pendidik harus mempertimbangkan apakah suara gaduh yang ditimbulkan dari aktifitas siswa akan mengangu kelas lain atau tidak. Factor peraturan permainan berfungsi sebagai pengendali jalannya permainan, sehingga peraturan perlu dibentuk dan dipahami oleh semua siswa agar permainan berjalan sesuai yang diinginkan. Dalam permainan agar tercipta permainan yang adil harus memperhatikan factor pemain, apabila dalam permainan dituntut untuk membagi siswa dalam sejumlah kelompok, seorang pengajar harus mampu membagi kelompok siswa secara adil dan memiliki tingkat kekuatan maupun kecerdasan yang merata. Yang paling penting adalah pengajar sebagai pemimpin jalannya permainan harus mampu mengarahkan dan mengkondisikan permainan agar tidak berjalan di luar kontrol maupun tujuan awal permainan, selain itu di akhir permainan seorang pemimpin permainan harus mampu memberi kesimpulan dan makna dari permainan yang dilaksanakan tersebut. Dalam pelaksanaannya permainan bahasa memiliki beberapa kelebihan maupun kekurangannya. Menurut Soeparno (dalam Djuanda,2006:95) kelebihan maupun kelemahan permainan bahasa sebagai berikut:Kelebihan permainan bahasa ialah : (a) permainan bahasa sebagai metode pembelajaran dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar, (b) aktivitas yang dilakukan siswa bukan saja fisik tetapi juga mental, (c) dapat membangkitkan motivasi siswa dalam belajar, (d) dapat memupuk rasa solidaritas dan kerjasama, (e) dengan permaian materi lebih menegesankan sehingga sukar dilupakan.

Kekurangan permainan bahasa ialah: (a) bila jumlah siswa SD terlalu banyak akan sulit utnuk melibatkan seluruh siswa dalam permainan, (b) tidak semua materi dapat dilaksanakan melalui permainan, (c) permainan panyak mengandung unsur spekulasi sehingga sulit dijadikan ukuran yang terpercaya.

Contoh Permainan Bahasa Untuk MediaPembelajaran Bangsa Indonesia di SDDalam pengunaan permainan sebagai media pembelajaran bahasa Indonesia seorang pengajar dituntut memiliki ketrampilan dan kreatifitas guna mengembangkan media tersebut. Ada beberapa macam permainan yang dapat digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia.(Djuanda,2006:96) menyatakan contoh permainan bahasa di antaranya sebagai berikut :1. Bisik berantai. Permainan ini dilakukan dengan cara setiap siswa harus membisikan kata (untuk kelas rendah) atau kalimat atau cerita(untuk kelas tinggi) kepada pemain berikutnya pemain terakhir harus mengatakan isi kata atau kalimat atau cerita yang disampaikan. Permainan ini dapat dilombakan dengan cara berkelompok. Permainan ini melatih keterampilan menyimak/ mendengarkan.1. Kim Lihat (lihat katakana).seorang siswa angota kelompok harus melihat satu benda yang ada di dalam kotak. Setelah dilihat jelas, siswa tersebut harus menjelaskan sejelas jelasnya kepada kelompoknya baik ciri rasa warna atau apapun yang dilihatnya. Angota lain harus mengambil benda sesuai ciri-ciri yang disebutkan. Permainan ini untuk melatih keterampilan berbicara dan menyimak.1. Aku seorang detektif. Permainan ini dilakukan berpasangan. Seorang siswa berperan sebagai detektif, seorang lagi sebagai penjahat, kemudian yang lain sebagai informan. Informan bertugas memberi ciri-ciri penjahat kepada detektif secara tertulis, kemudian detektif akan mencari penjahat diantara informan yang ada. Permainan ini untuk melatih kemampuan membaca dan menulis.1. Bertanya dan menerka. Para siswa dibagi dua kelompok. Kelompok satu sebagai penjawab dan kelompok satunya sebagai penanya. Kelompok penjawab menyembunyikan satu benda yang akan diterka kelompok penanya.setiap kelompok penjawab hanya boleh menjaab ya dan tidak dan setiap kelompok penanya diberi kesempatan bertanya. Setelah semua bertanya maka kelompok harus berunding dari hasil jawaban kelompok penjawab benda apa yang disembunyikan. Permainan ini untuk melatih berbicara dan berpikir analitis1. Baca lakukan. Permainan ini untuk siswa yang dapat membaca. Dilakukan berpasangan. Seorang siswa harus membaca tulisan yang ditulis oleh guru dan pasangannya harus melakukan apa yang dibaca siswa tersebut. Permainan dilakukan secara bergantian. Permainan ini untuk melatih membaca dan menyimak.1. Bermain telepon. Siswa secara berpasangan mempersiapkan alat untuk menelpon. Siswa diminta menelpon temannya menanyakan pekerjaan rumah atau buku pelajaran yang harus dibawa besuk. Biarkan siswa mengembangkan percakapannya sendiri. Bila terhenti guru bisa membantu dengan memberi pancingan pada siswa. Guru memperhatikan cara siswa mengungkapkan gagasan dankalau perlu cara pelafalan yang benar. Permainan ini untuk melatih berbicara.1. Meloncat bulatan kata. Pengajar membuat bulatan dari ketas karton. Tulis nama susunan keluarga. Lalu dipasang di lantai lalu membentuk siswa menjadi beberapa kelompok. Selanjutnya siswa diminta meloncat ke bulatan kata yang sesuai dengan yang diucapkan guru. Missal loncat ke paman maka siswa harus meloncat pada bulatan yang bertuliskan paman. Permainan ini untuk membaca permulaan.1. Perjalan dengan denah. Mengamati denah kota atau daerah tempat tinggal.siswa menyalin dan mbegambar denah bagian tertentu dari kota pada kertas manila. Lalu menuliskan nama tempat jalan serta arah lalulintas dalam denah pada potongan kertas manila. Tempelkan denah pada papan tulis. Tentukan tempat tertentu sebagai awal berangkat serta tempat tujuan(dirahasiakan). Ceritakan arus perjalanan di jalan tertentu yang telah di tuliskan. Kemudian satu anak bertindak sebagai pemain kunci dan kelompok lain sebagai penanya. Missal apakah kamu akan melewati jalan Sudirman? Apakah belok kekiri ke jalan Abdurahman? Dan seterusnya. Pemain kunci hanya boleh menjawab ya atau tidak atau bisa kemdian kelompok penanya tadi harus menebak tujuan pemain kunci. Permainan ini untuk melatih menulis, membaca denah, dan menyimak. Cocok untuk kelas tinggi ( VI,V,VI)1. Mengarang gotongroyong. Tempatkan beberapa benda ke dalam tas atau kotak. Buatlah kelompok. Mintalah salah satu perwakilan sari kelompok mengambil satu benda, dan dia harus membuat kalimat berkaitan dengan benda tersebut. Misalnya benda itu bola, anjurkan dia mengantakan pada suatu hari saya menemukan bola lalu guru bertanya pada kelompoknya dimana bola itu ditemukan ?dan seterusnya. Kelompok yang dapat menyusun karangan runtut dan gagasannya sesuai dengan yang pertama itulah yang menang. Permainan ini melatih keterampilan menulis (menyusun gagasan) dan membuat kalimat.1. Stabile kalimat. Siswa dibagi menjadi beberapa kelopok. Tujuannya agar siswa dapat menentukan kalimat yang salah dan yang benar dalam suatu waana yang dibacanya. Wacana yang harus disediakan berupa kliping wacana yang kalimat-kalimatnya ada yang benar dan yang salah. Caranya guru menjelaskan bahwa setiap kelompok harus mencari kalimat yang salah dan yang benar dari wacana yang dibacanya dengan cra memberi tanda dengan stabilo bedasarkan waktu yang telah ditentukan. Permainan ini melatih membaca cepat dan cermat serta memahami kalimat. Untuk kelas tinggi kelas tinggi V dan VI.1. Kata dari wacana. Permainan ini dimainkan secara berkelompok. Setiap kelompok mendapat fotokopi wacana yang harus dibaca. Setiap kelompok harus mengajukan satu kata(hasil diskusi) yang hrus dikatakan kepada kelompok lain. Maka kelompok lain harus mencri kata yang berkaitan. Missal musim hujan => dingin => basah. Permainan ini melatih keterampilan membaca dan kosa kata.1. Cerita berantai. Setiap kelompok (satu kelompok dua orang) harus melanjutkan cerita yang diucpkan kelompok lain. Dimulai dari guru. Kemudian cerita dilanjutkan oleh kelompok siswa secara bergantian. Permainan ini untuk melatih menyimak dan menyusun cerita yang runtut. Cocok untuk kelas IV, V dan VI.1. Siap laksanakan perintah. Permainan ini dilakukan dengan memanfaatkan lagu. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok harus menganti lirik lagu suka hati.dengan perintah yang harus dilakukan oleh kelompok lain. Permainan ini melatih kemampuan menyimak.Contoh permainan di atas merupakan sebagian kecil dari penerapan permainan sebagai media belajr bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Pengajar dapat mengembangkan contoh contoh diatas agar lebih inovatif dan menyenangkan. Hal yang terpenting dalam permainan tersebut bukan menang atau kalah, akan tetapi untuk menciptakan situasi belajar yang menyenangkan bagi siswa dan mempermudah penyampaian materi pelajaran.

Contoh kerangka pembelajaran bahasa Indonesia mengunakan metode permainanTema : MembacaAlokasi Waktu: 2x60 menit (2 jam)Kelas: I semester IIJenis Permainan : Bulatan KataStandar Kopetensi1. Siswa mampu membaca dan memahami kata dan teks pendek dengan lancerKopetensi Dasar1. Membaca PermulaanIndikator1. Mengenal huruf dan membaca kata dan teks pendek secara lancer.Kegiatan Pembelajaran1. Guru membuat bulatan kertas yang berisi kata-kata atau kalimat pendek1. Membagi siswa menjadi beberapa kelompok1. Guru menjelaskan aturan permainan 1. Guru meletakan bulatan kata tersebut di lantai secara tersebar1. Perwakilan setiap kelompok harus mencari kata atau kalimat pendek yang tersebar di lantai sesuai dengan apa yang di ucapkan oleh guru1. Perwakilan kelompok dilakukan secara bergantian oleh masing-masing angota kelompok sampai semua mendapat giliran1. Guru menghitung jumlah kata atau kalimat pendek yang dikumpulkan oleh setiap kelompok1. Kelompok yang mendapat jumlah kata terbanyak ialah kelompok pemenangEvaluasi 1. Posttest

BAB IIIPENUTUP1. Kesimpulan

Jadi kesimpulannya adalah dalam penyampaian materi pembeljaran kususnya bahasa Indonesia di sekolah dasar seorang pengajar dapat mengunakan media pembelajaran yang bertujuan untuk mempermudah penyampaian materi belajar. Salah satu media belajar yang dapat digunakan ialah melalui permainan. Melalui permainan dapat menciptakan situasi belajar yang menyenangkan karena siswa kita ( SD) masih pada masa gemar bermain. Pengunaan media belajar tersebut harus diimbangi dengan kemampuan, ketrampilan serta kreatifitas guru sebagai pengajar.

1. Saran Sebaiknya dalam pengunaan permainan sebagai media pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar seorang pengajar harus memperhatikan tujuan, alokasi waktu, keefektifan media dan lain sebagainya sehingga tidak mengangu kurikulum yang telah di tetapkan sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA

Djuanda, Dadan. 2006. Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Komunikatif dan Menyenangkan. Jakarta: DepdiknasPadmono, H.Y. 2011. Media Pembelajaran. Surakarta: FKIP UNSSadiman,Arief S dkk. Media Pendidikan. Jakarta: Pustekkom dikbud dan PT RajaGrafindo PersadaSantyasa, I Wayan. 2007. Makala hlandasan konseptua lmedia pembelajaran: Universitas Pendidikan Ganesha.Sudjana,Nana dan Ahmad Rivai. Media Pengajaran. Cetakan ke delapan 2009. Bandung: Sinar Baru AlgensindoHenry Guntur Tarigan. 1979. Membaca Sebagai Suatu KeterampilanBerbahasa. Bandung. Angkasa BandungHaryadi. 1996. Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia. Yogyakarta: Departeman Pendidikan Nasional Sabarti Akhadiah M.K. 1993. Bahasa Indonesia 1. Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. Sabarti Akhadiah M.K. 1991. Bahasa Indonesia 1. Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. Slameto. 2003. Belajar dan Fakro-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

SATUAN ACARA PERKULIAHANSAP

Mata Kuliah PPLDosen Dr. Waspodo Tjipto Subroto, M.Pd

Oleh SAEFULLAHNIM 137855445

PROGRAM STUDI PENDASPROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS NEGERI SURABAYA2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat dan rahmat-nya yang telah dilimpahkan kepada kita semua. Alhamdulilah saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Konsep Dasar Antropolgi.Dalam menyusun makalah ini saya ucapkan terima kasih kepada:1. Bapak Dr. Waspodo Tjipto Subroto, M.Pd, selaku Dosen Mata Kuliah Dasar-dasar ilmu sosial dan bahasa di SD1. Teman teman semua yang telah memberi dukungan dalam penyelesaian makalah ini.Saya menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari ketidaksempurnaan, untuk itu saya mengharapkan adanya saran yang dapat membangun dari semua pihak. Semoga makalah ini bermanfaat. Amin.

Surabaya, Februari 2014

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTARiDAFTAR ISIiiBAB I. PENDAHULUANA. Latar Belakang Masalah 1B. Rumusan Masalah 1C. Tujuan 1BAB II. PEMBAHASANA. Pengertian Media Pembelajaran2B. Fungsi Dan Manfaat Media Pembelajaran2C. Kriteri Memilih Media5D. Klasifikasi Media Pembelajaran 7BAB III. PENUTUPA. Kesimpulan 17B. Saran 17Daftar Pustaka18