struktur mata dan mekanisme penglihatan

Upload: eirene-megahwati-paembonan

Post on 15-Oct-2015

130 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

struktur mata dan mekanisme penglihatan

TRANSCRIPT

Fungsi dan Mekanisme PenglihatanD4Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

e-mail: [email protected]

Pendahuluan

Penglihatan merupakan indera yang sangat penting dalam menentukan kualitas hidup manusia. Indera penglihatan yang dimaksud adalah mata. Tanpa mata, manusia tidak dapat melihat sama sekali apa yang ada disekitarnya. Mata adalah organ penglihatan yang mendeteksi cahaya. Saraf pada mata memegang peranan penting dalam sistem penglihatan manusia. Semua organ tubuh, termasuk mata, digerakkan dan difungsikan oleh saraf-saraf tertentu yang bertanggungjawab terhadap organ tersebut.

Fungsi mata yang paling sederhana adalah untuk mengetahui lingkungan sekitar apakah gelap atau terang, namun untuk fungsi yang lebih kompleks mata bermanfaat untuk memberikan persepsi visual bagi penglihatan manusia.

Indra penglihatan adalah salah satu sumber informasi yang sangat vital bagi manusia. Tidak salah jika banyak yang mengatakan bahwa sebagian besar informasi yang diperoleh oleh manusia berasal dari mata, sedangkan selebihnya berasal dari panca indera yang lain. Sebagai konsekuensinya, bila seseorang mengalami gangguan pada indera penglihatannya, maka kemampuan aktivitasnya akan sangat terbatas, karena informasi yang diperoleh akan jauh berkurang jika dibandingkan dengan mereka yang berpenglihatan normal. Dengan mata, manusia bisa melihat dan mengetahui kondisi disekitarnya serta mampu membedakan suatu objek baik itu ukuran, bentuk, warna, dan sebagainya. Namun, fungsi penglihatan juga dapat menurun.

Tujuan dibuatnya makalah ini adalah penulis ingin mengetahui bagaimana struktur mata dan mekanisme penglihatan sehingga disebut sebagai alat indra yang sangat kompleks dan vital dan mengapa fungsi penglihatan dapat menurun.Pembahasan

MataMata adalah system optik yang memfokuskan berkas cahaya pada fotoreseptor, yang mengubah energy cahaya menjadi impuls saraf.

a. Struktur makro mataOrbita adalah lekukan tulang yang berisi bola mata. Hanya seperlima rongga orbita yang terisi bola mata, sisanya berisi jaringan ikat dan otot mata ekstrinsik. Ada 2 lubang pada orbita yaitu foramen optik yang berfungsi untuk lintasan saraf optik dan arteri optalmik serta fissura orbitalis superior untuk lintasan saraf dan arteri yang berkaitan dengan otot mata. Otot mata terdiri dari 3 pasang yaitu 2 pasang otot rektus dan sepasang otot oblik yang memungkinkan mata untuk bergerak bebas kearah vertikal, horizontal dan menyilang.1Ada beberapa lapisan pada mata, diantaranya yaitu :

1. Lapisan pelindung luar bola mata, yaitu sklera yang adalah bagian posterior tunika fibrosa, dimodifikasi di bagian anterior untuk membentuk kornea yang tembus pandang atau transparan dan akan dilalui berkas sinar yang masuk ke mata.1Pertemuan antara sklera dan kornea disebut limbus.2 Dibagian dalam sklera terdapat koroid, lapisan yang mengandung banyak pembuluh darah yang memberi makan struktur-struktur dalam bola mata. Lapisan di dua per tiga koroid adalah retina, jaringan saraf yang mengandung sel-sel reseptor. 1

2. Lapisan tengah bola mata (tunika vascular) tersusun dari tunica choroidea, corpus siliaris dan iris. Tunica choroidea berpembuluh darah untuk memberi nutrisi pada mata dan membentuk lima per enam bagian posterior tunica vaskulosa dan merupakan bagian yang terpigmentasi karena terdapat melanosit untuk mencegah penyebaran cahaya dalam bola mata. Korpus siliaris adalah suatu penebalan di bagian anterior lapisan koroid yang mengandung pembuluh darah dan otot siliaris. Otot melekat pada ligament suspensorik, tempat perlekatan lensa. Dan otot ini sangat penting dalam akomodasi penglihatan.1 Di depan lensa terdapat iris yang berpigmen dan tidak tembus pandang, yaitu bagian mata yang berwarna.3 Iris melekat pada korpus siliaris dan terdiri dari otot polos.2 Pada bagian tengah iris terdapat pupil yang merupakan ruang terbuka yang harus dilalui cahaya untuk dapat masuk ke inferior mata.

3. Lensa kristalina adalah suatu struktur bikonveks bening yang terletak di bagian posterior dari pupil dan difiksasi atau dipertahankan tempatnya oleh ligamentum sirkular lensa atau zonula sinii dan zonula melekat dibagian anterior koroid yang menebal yang disebut korpus siliaris. Lensa semakin besar seiring bertambahnya usia.1,34. Lensa dan zonula sinni membagi mata menjadi 2 bagian yaitu segmen posterior yang terisi humor vitreous yang merupakan cairan jernih berupa gel yang menghantarkan cahaya, menyokong permukaan posterior lensa, dan mempertahankan tekanan intraokuli yang berfungsi untuk mempertahankan bentuk bola mata. Segmen yang kedua yaitu segmen anterior yang terbagi menjadi camera occuli anterior antara kornea dan iris dan kamera okuli posterior antara lensa dan iris. Terdiri dari humor aquosus yang diproduksi oleh procesus siliaris dan selalu diperbaharui dan merupakan hasil filtrasi darah untuk nutrisi lensa dan kornea. Humor aquosus mengalir ke saluran schlemm dan masuk ke sirkulasi darah vena.1,35. Retina merupakan lapisan terdalam atau paling profundal pada mata yang terdiri dari 2 lapis yaitu lapis terpigmentasi luar dan lapisan neural atau lapisan jaringan saraf dalam. Jaringan saraf dalam terdiri dari 3 jenis sel saraf yaitu sel fotoreseptor yaitu sel batang (untuk penglihatan di malam hari) dan sel kerucut (berperan dalam persepsi warna dan dan penglihatan di siang hari/terang), sel bipolar dan sel ganglion. Pada retina terdapat daerah yang disebut bintik buta dimana bintik buta/diskus nervi optici yang merupakan titik keluar saraf optik dan tidak ada sel fotoreseptor di area ini sehingga disini tidak terdapat reseptor penglihatan. Daerah khusus yang lain adalah macula lutea yang terletak agak lateral terhadap pusat, fovea sentralis yang merupakan pelekukan sentral macula lutea yang tidak memiliki sel batang dan hanya memiliki sel kerucut. Bagian ini adalah pusat visual mata, dan bayangan yang terfokus disini akan diinterpretasi dengan jelas dan tajam oleh otak, dan ora serrata retinae yang merupakan akhiran lapisan saraf pada margo posterior korpus siliaris.1

Gambar 1.1 Anatomi mata

Sumber: www.doctrology.netSaraf yang bertangungjawab terhadap mata manusia adalah saraf optikus (Nervus II). Saraf optikus adalah kumpulan jutaan serat saraf yang membawa pesan visual dari retina ke otak. Dengan adanya saraf optikus ini, maka rangsangan berupa cahaya bisa di interpretasikan di otak melalui saraf optikus. Tentunya bahwa, saraf optikus mengubah cahaya menjadi stuktur kimia/listrik agar bisa dihantarkan ke sistem saraf pusat (otak).1Bagian mata yang mengandung saraf optikus adalah retina. Retina mengandung saraf-saraf cahaya dan pembuluh darah. Bagian retina yang paling sensitif adalah makula, yang memiliki ratusan ujung saraf. Banyaknya ujung saraf ini menyebabkan gambaran visuil yang tajam. Retina mengubah gambaran tersebut menjadi gelombang listrik yang oleh saraf optikus dibawa ke otak.1Gambar 1.2 Anatomi mata

Sumber: www.doctrology.netSaraf optikus menghubungkan retina dengan cara membelah jalurnya. Sebagian serat saraf menyilang ke sisi yang berlawanan pada kiasma optikus (suatu daerah yang berada tepat di bawah otak bagian depan). Kemudian sebelum sampai ke otak bagian belakang, berkas saraf tersebut akan bergabung kembali.1

Gambar 1.3 Anatomi mata

Sumber: www.doctrology.netSedangkan saraf yang menggerakkan otot bola mata adalah saraf okulomotoris (Nervus III), saraf ini bertanggungjawab terhadap pergerakan bola mata, membuka kelopak mata, dan mengatur konstraksi pupil mata. Saraf okulomotoris ini lebih banyak berperan untuk mendukung proses penglihatan yang sempurna. Misalnya, jika jumlah cahaya yang masuk ke mata, maka saraf optikus akan menggerakkan iris untuk mengecilkan pupil. Kelainan pada saraf okulomotoris ini, akan menyebabkan kelainan pada pergerakan bola mata seperti mata juling dan lain-lain.1Gambar 1.4 Anatomi mata

Sumber: www.doctrology.net Saraf lainnya yang mempengaruhi fungsi mata adalah saraf lakrimalis yang merangsang dalam pembentukan air mata oleh kelenjar air mata. Kelenjar Lakrimalis terletak di puncak tepi luar dari mata kiri dan kanan dan menghasilkan air mata yang encer. Air mata mengalir dari mata ke dalam hidung melalui 2 duktus lakrimalis, setiap duktus memiliki lubang di ujung kelopak mata atas dan bawah, di dekat hidung. Air mata berfungsi menjaga kelembaban dan kesehatan mata, juga menjerat dan membuang partikel-partikel kecil yang masuk ke mata. Selain itu, air mata kaya akan antibodi yang membantu mencegah terjadinya infeksi. Kelenjar lakrimalis juga akan mengeluarkan air mata jika seseorang dalam keadaan sedih, yang biasa disebut dengan menangis.1b. Struktur mikro mata

Mata terdiri dari bola mata (bulbus okuli) dan alat adneksa seperti kelopak mata (palpebra), kelejar airmata (kelenjar lakrimal), muskuli, konjungtiva dan jaringan ikat di sekitarnya.1 Diameter bola mata berkisar antara 20-23 mm, dan ada juga yang menyebutkan 25 mm atau 2,5 cm.4 Dinding bola mata terdiri dari 3 lapisan yaitu:

1. Lapisan luar (tunika fibrosa) terdiri dari kornea 1/6 bagian depan, limbus kornea 1,5 mm, dan sklera 5/6 bagian belakang. Kornea tampak jernih karena sedikit mengandung air, susunan serat kolagennya teratur dan zat antarselnya adalah asam kondroitin sulfat. Sifatnya adalah avaskular dan di area ini terdapat banyak saraf sensorik. Kornea mendapat nutrisi dari humor aquous dan pembuluh darah di limbus kornea.5 Limbus atau batas kornea-sklera memiliki lebar sekitar 1,5-2 mm di limbus terjadi peralihan berangsur dari epitel kornea menjadi konjungtiva bulbi. Epitel konjungtiva bulbi adalah epitel berlapis gepeng dan dapat berubah menjadi epitel berlapis kubis. Terdapat jaringan konjungtiva bulbi yang merupakan campuran serat kolagen dan serat elastin. Terdapat juga stroma limbus, saluran Schlemm (lubang yang menampung humor aquous) dan jaringan trabekular yang terdapat diantara celah fontana.3,5 Sklera berisi jaringan ikat fibrosa berwarna putih.1 sklera terdiri dari jaringan ikat padat kolagen, seratnya berjalan ke segala arah, substansia dasar cukup banyak fibroblast dan sedikit serat elastin. Sebagian besar avaskular. Antara sklera dan koroid terdapat suatu lapisan tipis yaitu area kribosa merupakan bagian posterior dari sklera yang berlubang dan ditembus oleh N.optikus.32. Lapisan tengah (tunika vaskulosa atau uvea) terdiri dari iris, korpus siliaris dan koroidea. Iris merupakan endotel epitel selapis gepeng, terdapat jaringan ikat jarang fibroblast dan sel pigmen dan pembuluh darah. Memiliki lapisan batas anterior yang tersusun dari fibroblast dan kolagen serta stroma seluler dimana otot sfingter terbenam di dalamnya pada batas pupil. Otot sfingter dipersarafi oleh system parasimpatis. Otot dilatators meluas dari iris di perifer kearah sfingter. Otot ini dipersarafi oleh system saraf simpatis. Di posterior iris dilapisi oleh lapisan epitel berpigmen dua lapis.2 Korpus siliaris, di korpus siliaris terdapat muskulus siliaris pars meridionalis,pars radiate dan pars sirkularis. M. siliaris meruapakn otot polos, diantara serat-serat otot polos terdapat jala-jala serat elastin dan melanosit. Jaringan ikatnya vascular, dan pada pars siliaris retina terdapat 2 lapisan sel kubis, lapisan luar berpigmen sedangkan bagian dalam tidak berpigmen. Humor aquous memproduksi epitel siliaris membentuk blood aquous barrier.5 Koroidea dibedakan atas 4 lapisan yaitu lapisan suprakoroidea, vaskulosa, koriokapilaris (tempat berakhirnya cabang A. koroidea), lapisan elastika bruch.53. Lapisan dalam (tunika vervosa) dibagi menjadi pars seka retina dan pars optika retina.5 Pars seka retina dibagi menjadi pars iridika retina yang menempel pada iris dan pars siliaris retina yang menempel pada silia. Peralihan dari pars seka retina dan pars optika retina disebut oraserata. Pars optika retina terdiri dari 10 lapisan dari bagian dalam keluar yaitu: 1. Lapisan limitans dalam, membrane basal sel muller2. Lapisan serat saraf N. optikus terdapat akson dari sel ganglion.3. Lapisan ganglion mengandung sel ganglion, neuron ketiga dan neuroglia.4. Lapisan plexiform dalam, merupakan tempat berhunungan neuron 2 dan 3.5. Lapisan granular dalam6. Lapisan plexiform luar7. Lapisan granular luar8. Lapisan limitans luar9. Lapisan batang dan kerucut, dekat epitel pigmen, terdapat sel muller sebagai penyokong.10. Lapisan epitel pigmen untuk menyerap cahaya dan mencegah pemantulan.Lensa kristalina merupakan struktur bikonkaf yang elastic dan terdiri dari 3 komponen yaitu: kapsul lensa (yang simpai tebal, homogen, refraktil, meliputi permukaan luar sel-sel epitel), epitel subskapular (terdiri atas selapis sel epitel kubis yang hanya terdapat pada permukaan anterior lensa), dan serat lensa yang berisi sekelompok protein yang disebut kristalin.5 Pada retina, lapisan terpigmentasi luar adalah lapisan tunggal sel epitel kuboidal yang mengandung pigmen melanin dan berfungsi untuk menyerap cahaya berlebih dan mencegah refleksi internal cahaya yang masuk ke mata yang melalui bola mata dan lapisan ini juga menyimpan vitamin A.5Gambar 1.2 Struktur mata

Sumber: masteringbiology.blogspot.comMEKANISME PENGELIHATAN

Cahaya sinar yang melewati kornea aqueous humor dan lensa akan membelok, suatu proses yang dikenal sebagai proses refraksi. Hal ini memungkinkan cahaya dari area yang luas difokuskan pada area yang lebih kecil di retina.Berkas sinar parallel dibelokkan oleh lensa cembung menuju titik utama di retina.Jika jarak obyek kurang dari tujuh meter, lengkungan lensa harus ditingkatkan untuk memudahkan focus pada retina.Hal ini disebut akomodasi. Pandangan jauh dapat diperoleh, jika lensa berada dalam posisi istirahat normal.6Refraksi ialah tindakan atau proses membiaskan. Media refrakta terdiri atas : kornea, lensa, dan badan kaca. Kornea merupakan tonjolan jernih di mata depan dan elemen pemfokus yang terfiksasi. Kornea memfokuskan bayangan dengan membiaskan atau membelokkan berkas cahaya. Apabila kornea terlalu melengkung maka mata akan berpenglihatan dekat, dan apabila kelengkungan kornea kurang yang akan terjadi adalah mata akan berpenglihatan jauh.

Lensa memiliki pembungkus yang lentur dan ditopang di bawah tegangan oleh serat serat penunjang.Saat otot mata berfungsi memfokuskan bayangan berelaksasi, tegangan ini menjaga agar lensa tetap gepeng dan berada pada dayanya yang paling rendah, dan mata berfokus pada benda jauh.Titik ketika benda jauh terfokuskan saat otot- otot yang memfokuskan berelaksasi disebut titik jauh. Lensa berubah menjadi bentuk yang lebih bulat, terutama karena bagian depan menjadi lebih lengkung, daya pemfokusan lensa kemudian menjadi lebih besar, benda yang terletak dekat dengan mata di bawa ke focus di retina. Titik terdekat ketika benda masih dapat difokuskan saat lensa berada dalam keadaan paling tebal. Aqueous humor mengisi ruang antara lensa dan kornea.Cairan ini terdiri dari air, diproduksi terus-menerus, dan jumlah cairan yang berlebih keluar melalui canalis schlemm.Aqueous humor mengandung banyak komponen darah dan menyalurkan zat gizi ke lensa dan kornea yang tidak berpembuluh darah. Aqueous humor berfungsi untuk mempertahankan tekanan internal mata.7MEKANISME PENGLIHATAN NORMAL Cahaya masuk melalui kornea diteruskan ke pupil.Pupil merupakan lubang bundar anterior di bagian tengah iris yang mengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata. Pupil membesar bila intensitas cahaya kecil (bila berada di tempat gelap), dan apabila berada di tempat terang atau intensitas cahayanya besar, maka pupil akan mengecil. Yang mengatur perubahan pupil tersebut adalah iris. Iris merupakan cincin otot yang berpigmen dan tampak di dalam aqueous humor, karena iris merupakan cincin otot yang berpigmen, maka iris juga berperan dalam menentukan warna mata. Setelah melalui pupil dan iris, maka cahaya sampai ke lensa. Lensa ini berada diantara aqueous humor dan vitreous humor, melekat ke otototot siliaris melalui ligamentum suspensorium.

Fungsi lensa selain menghasilkan kemampuan refraktif yang bervariasi selama berakomodasi, juga berfungsi untuk memfokuskan cahaya ke retina. Apabila mata memfokuskan pada objek yang dekat, maka otototot siliaris akan berkontraksi, sehingga lensa menjadi lebih tebal dan lebih kuat. Dan apabila mata memfokuskan objek yang jauh, maka otototot siliaris akan mengendur dan lensa menjadi lebih tipis dan lebih lemah. Bila cahaya sampai ke retina, maka selsel batang dan selsel kerucut yang merupakan selsel yang sensitif terhadap cahaya akan meneruskan sinyalsinyal cahaya tersebut ke otak melalui saraf optik. Bayangan atau cahaya yang tertangkap oleh retina adalah terbalik, nyata, lebih kecil, tetapi persepsi pada otak terhadap benda tetap tegak, karena otak sudah dilatih menangkap bayangan yang terbalik itu sebagai keadaan normal.8Konsep refraksiRefraksi cahaya adalah pembengkokan cahaya apabila melintasi atau melewati medium yang ada perbedaan dari sudut densitas sebelumnya atau selepasnya. Kesannya, kelajuan transmisi cahaya akan berkurang apabila melintasi dua medium yang berbeda dan begitu juga pada panjang gelombang. Untuk menentukan kelajuan transmisi cahaya dan refraksi, dapat dihitungkan index refraksi yaitu nisbah kelajuan cahaya di udara dan kelajuan cahaya melewati substansi.Sebagai contoh, cahaya yang menembusi dari densitas yang tinggi kepada densitas yang lebih rendah, akan mengalami penurunan kelajuan cahaya dan akan mendekati satah normal. Manakala cahaya yang menembusi substansi dari densitas yang rendah kepada yang lebih tinggi, kelajuan cahaya akan menaik berbanding sebelumnya, dan sinar cahaya akan menjauhi satah normal (tegak lurus)9Aplikasi refraksiLensa convexApabila sinar cahaya sejajar melewati pusat lensa, cahaya bisa menembusi tanpa sebarang refraksi berlaku. Walaupun begitu, sinar cahaya yang melalui kedua hujung lensa, akan membelok kea rah satu titik. Hal ini dinamakan pemusatan cahaya. (converge) Semua cahaya akan melewati satu titik yang dinamakan titik fokal setelah menembusi setiap bahagian lensa. Lensa concaveSinar cahaya perifer yang melewati lensa ini akan mencapah daripada sinar cahaya yang menembusi pusat lensa. Hal ini dipanggil pencapahan cahaya (diverge)

Gambar 3 : lensa conkaf dan konvex3Mekanisme akomodasiUntuk melihat bayangan tegas dari suatu benda yang berjarak sebagai contoh yang berjarak kurang dari 6 meter atau lebih, pasti mata harus menyesuaikan daya biasnya dengan jarak objek.Oleh itu, akomodasi berlaku.Apabila lensa dalam keadaan relaksasi dengan tidak ada tensi pada kapsul lensa, bentuknya masih bentuk sferal.Terdapat 70 ligamen yang melekat di sekeliling lensa, menarik tepi lensamenujulingkaran luarbola mata.ligamen initerus-menerustegangdengan lampirannyadi perbatasananteriorkoroiddan retina. ketegangan padaligamenmenyebabkanlensatetap relatifdatar di bawahkondisinormalmata. Ada jugaterletak dilampiranlateralligamenlensabola mataadalah otot siliaris. Akomodasi ini dikawal oleh sinyal nervus parasimpathetis terus ke mata, melalui nevus cranii III dari nekleus nervus ketiga otak.10Apabila nervus parasymphathetik ini berstimulasi, kontraksi dari kedua otot siliaris fibers, akan menyebabkan ligamen akan mengalami relaksasi lalu lensa akan menjadi tebal dan bertambah kuasa refraksinya. Ketika ini mata fokus pada benda pada jarak dekat.Satu teori akomodasi yang oleh Helmholtz mengatakan saat istirehat, lensa mata ditegangkan oleh Zonula Zinnii, bila muskuli cilliaris berkontraksi. Bagian belakang zonula zinnia bergerak ke depan dan dalam dan mengendor. Ini akan menyebabkan lensa menjadi cembung. setelah proses akomodasi lensa selesai, zona zinnia ditegangkan kembali. Kecembungan lensa terjadi terutama di permukaan anterior.

Gambar 4: akomodosi menurut Helmholtz11Kelainan refraksi

Gambar 5: kelainan pada lensa mata3Ametropia dapat ditemukan empat bentuk kelainan yaitu :a. MyopiaMyopia adalah mata denga daya lensa positif yang lebih kuat sehingga sinar yang sejajar atau datang dari tak terhingga di fokuskan di depan retina. Dapat dikoreksi dengan lensa sferis (-) yang selemah-lemahnyab. Hipermetropi adalah gangguan penglihatn dekat. Hal ini dikoreksi dengan lensa sferis (+) yang sekuat-kuatnya yang memberikan visus maksimal.c. Afakia adalah suatau keadaan dimana mata tidak mempunyai lensa sehingga mata tersebut menjadi hipermetropi tinggi.d. Astigmatisme Adalah kelainan kelengkungan kornea mata. Astigmatisme dikenal dalam bentuk:a. Astigmatisme regulerAdalah Astigmatisme yang memperlihatkan kekuatan pembiasan bertambah atau berkurang perlahan lahan secara terataur dari satau meredian ke meredian berikutnya.b. Astigmatisme irregulerAdalah astigmatisme yang terjadi tidak mempunyai 2 meredian yang tegak lurus.

Hal ini dapat dikoreksi dengan lensa silindris yang mana sinar dalam bidang sejajar dengan sumbu lensa tidak dibias tetapi sinar dalam bidang tegak lurus dengan sumbu lensa akan terbias.

Gambar 6: astigmatisme2. Presbiopi.Adalah gangguan akomodasi pada usia lanjut yang dpat terjadi akibat kelemahan otot akomodasi, lensa meta tidak kenyal atau berkurang elastisitasnya akibat sclerosis lensa.11LAPANGAN PANDANG

Lapangan pandang adalah luas lapangan pengelihatan seorang individu, atau dalam kata lain suatu batas penglihatan tanpa adanya pergerakan bola mata. Terdapat tiga jenis lapangan pandang yaitu :

Lapangan macular : lapangan pandang yang paling jelas dilihat oleh kedua mata.

Lapangan binocular : lapangan pandang yang dilihat oleh kedua mata secara umum.

Lapangan monocular : kawsan yang bisa dilihat oleh salah satu mata saja

Bila kita memfiksasi pandangan kita ke satu benda, benda ini terlihat nyata, sedangkan benda-benda di sekitarnya tampak kurang tajam.Seluruh lapangan yang terlihat, bila kita memfiksasi mata ke satu benda disebut lapangan pandang.Pada pemeriksaan lapangan pandang, kita menentukan batas perifer dari penglihatan, yaitu batas sampai mana benda dapat dilihat, jika mata difiksasi pada satu titik.Sinar yang datang dari tempat fiksasi jatuh di makula, yaitu pusat melihat jelas (tajam), sedangkan yang datang dari sekitarnya jatuh di bagian perifer retina.Lapangan pandang yang normal mempunyai bentuk tertentu, dan tidak sama ke semua arah. Seseorang dapat melihat ke lateral sampai sudut 90-100 derajat dari titik fiksasi, ke medial 60 derajat, ke atas 50-60 derajat dan ke bawah 60-75 derajat. Ada tiga metode standar dalam pemeriksaan lapang pandang yaitu dengan metode konfrontasi, perimeter, dan kampimeter atau tangent screen.Perimeter adalah setengah lingkaran yang dapat diubah-ubah letaknya pada bidang meridiannya.12VISUS MATA

Visus adalah sebuah ukuran kuantitatif suatu kemampuan untuk mengidentifikasi simbol-simbol berwarna hitam dengan latar belakang putih dengan jarak yang telah distandardisasi serta ukuran dari simbol yang bervariasi.Ini adalah pengukuran fungsi visual yang tersering digunakan dalam klinik.Istilah visus 20/20 adalah suatu bilangan yang menyatakan jarak dalam satuan kaki yang mana seseorang dapat membedakan sepasang benda.Kelainan pada lapang pandang

Gambar 9: kelainan lapang pandangJika terdapat lesi di sepanjang lintasan nervus optikus (N.II) hingga korteks sensorik, akan menunjukkan gejala gangguan penglihatan yaitu pada lapang pandang atau medan penglihatan. Lesi pada nervus optikus akan menyebabkan hilangnya penglihatan monocular atau disebut anopsia (1) pada mata yang dipersarafinya. Hal ini disebabkan karena penyumbatan arteri centralis retina yang mendarahi retina tanpa kolateral, ataupun arteri karotis interna yang bercabang menjadi arteri oftalmika yang kemudian menjadi ateri centralis retina.13Lesi pada bahagian lateral kiasma optikum akan menyebabkan hemianopsia binasal (2), sedangkan lesi pada bagian medial kiasma akan menghilangkan medan penglihatan temporal yang disebut hemianopsia bitemporal. Kelainan seperti ini banyak disebabkan oleh lesi khiasma, seperti tumor.Lesi pada traktus optikus akan menyebabkan hemianopsia homonim kontralateral (4). Serabut-serabut dari retina pada bagian temporal akan rusak, bersamaan dengan serabut dari bagian nasal retina mata yang lain akan bersilangan. Lesi pada bagian posterior radiasio optika akan mengakibatkan hemianopsia homonym yang sama dan sebangun dengan mengecualikan penglihatan makular. (5)Lesi pada radiasio optika bagian medial akan menyebabkan quadroanopsia inferior homonym kontralateral (7) yang disebabkan oleh lesi pada lobus parietal kiri sedangkan lesi pada serabut lateralnya akan menyebabkan quadroanopsia superior homonim kontralateral. Kejadian ini disebabkan lesi pada bagian kiri temporal.Terdapat gangguan lapang pandang lain yang terkait pada pemeriksaan lapangan pandang seperti skotoma sentral yang dikarenakan pembengkakan diskus optikus atau nervus optikus. Hal ini akan menyebabkan penurunan ketajaman penglihatan.6Kesimpulan

Mata merupakan alat visual yang memiliki struktur dan mekanisme kerja yang kompleks. Namun, ketika terjadi kelainan pada struktur mata maupun mekanisme pembentukan bayangan pada mata, maka akan terjad dan mekanisme penurunan fungsi pada mata. Atau dengan kata lain, berkurangnya penglihatan dipengaruhi oleh gangguan fungsi mata dan mekanisme penglihatan (hipotesis diterima).DAFTAR PUSTAKA

1. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC, 2004.2. James B, Chew C, Bron A. Oftalmologi. Edisi ke-9. Jakarta: Erlangga, 2006.3. Ganong W F. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi ke-20. Jakarta: EGC, 2003.

4. Gabriel J F. Fisika kedokteran. Jakarta: EGC, 2002.5. Fawcett, Bloom. Buku ajar histologi. Edisi ke-12. Jakarta: EGC, 2002.6. Watson R; Anatomi dan Fisiologi untuk Perawat. Jakarta: EGC, 2002.7. Dorland. Kamus Kedokteran Dorland. ed.29. Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2002

8. Cameron,Jhon R et.al. Fisika Tubuh Manusia. ed.2. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC,20069. Guyton AC, Hall JE. Textbook of medical physiology. 11th ed. Pennsylvania. Elsevien 10. Fox, S. T. Sensory Physiology. In Fox Human Physiology 8th Ed. OxfordEngland : The Mcgraw Hill Company. 2003. p. 261-274.11. Barret K, Barman M, Boitano S, BrooksH. Ganongs Review of medical Physiology US: The Mc Graw-Hill Companies: 2010.p. 197-8

12. David G. Neurology of The Visual System. Seventh Printing. USA: Charles C Thomas Publisher; 1966;p.211, 260-26413. Sherwood L. fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. 2nd ed. Jakarta EGC; 2001. p. 175