ta anestesi apendisitis acut
TRANSCRIPT
-
7/24/2019 Ta Anestesi Apendisitis Acut
1/57
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Appendicitis merupakan peradangan pada apendiks vermiformis, yaitu
divertikulum pada caecum yang menyerupai cacing, panjangnya bervariasi dari 7
sampai 15 cm, dan berdiameter sekitar 1 cm (Dorland, 2000, dan juga merupakan
penyebab nyeri abdomen akut yang paling sering (Arief !ansjoer, 2000, sedangkan
batasan appendicitis akut adala" appendicitis yang teriadi onset akut yang memeriukan
intervensi beda" ditandai dengan nyeri abdomen kuadran kanan ba#a" dengan nyeri
tekan lokal dan nyeri ali", nyeri otot yang ada di atasnya, dan "iperestesia kulit
(Doriand, 2000$ %ila dibiarkan dapat menyebabkan koanplikasi peritonitis umum,
abses, dan komplikasi pasca operasi seperti fistula dan infeksi luka operasi$
&enyakit ini dapat mengenai semua umur baik laki'laki maupun perempuan,
tetapi lebi" !sring menyerang laki'laki berusia 10 sampai 0 ta"un (Arif !ansjoer,
2000$ %erdasarkan "asil survei, diketa"ui sebanyak 10) dari individu pema"
menderita appendicitis selama "idupnya, paling sering dekade kedua dan ketiga dalam
ke"idupannya, namun menurut &eltokallio dan *ykka dengan alasan yang tidak jelas
insiden keseluru"an tampak menurun sementara proporsi pasien menderita appendicitis
pada usia lanjut meningkat (+oekamto !artopre#iro, 15$ *erdapat 12) laki'laki dan
25) #anita yang melakukan operasi apendictomy dan didapat 7) dari mereka adala"
appendicitis acut$ Dari penelitian lebi" dari 10 ta"un, dari ta"un 1-7'17, rata'rata
umur pasien yang melakukan apendiktomi adala" 1, ta"un dan nilai tenga"nya 22
ta"un dengan perbandingan laki'laki. perempuan /1,2'1, .1$
1
-
7/24/2019 Ta Anestesi Apendisitis Acut
2/57
+eperti diketa"ui ole" masyarakat ba"#a setiap pasien yang akan menjalani
tindakan invasif, seperti tindakan beda" akan menjalani prosedur anestesi$ Anestesi
sendiri secara umum berarti suatu tindakan meng"ilangkan rasa sakit ketika melakukan
pembeda"an dan beibagai prosedur lainnya yang nierombulkan rasa sakit pada tubu"$
*erdapat beberapa tipe anestesi, yang pertama anestesi total, yaitu "ilangnya kesadaran
secara total, anestesi lokal ', yaitu "ilangnya rasa pada daera" tertentu yang diinginkan
(pada sebagian kecil daera" tubufa, anestesi regional yaitu "ilangnya rasa pada bagian
yang lebi" "ias dari lubufa ole" blokade selektifpadajaringan spinal atau saraf yang
ber"ubungan dengannya$
Anestesi spinal dengan anestesi lokal tela" digunakan secara luas untuk operasi
perut dan ekstremitas bagian ba#a"$ *otal spinal anestesi adala" komplikasi yang
disebabkan ole" masuknya anestesi lokal yang tidak sengaja kedalam ruang
subarak"noid$ &enggunanaan kata 1otal atau koroplit menginiplikasikan blok anestesi
yang melibatkan saraf servikal dan lebi" ke atas (seperti batang otak dan saraf cranialis$
&enanganan bersifat suportif tergantung pada gejala dan tanda yaag muncul$
&enemuan gejala secara dini akan sangat membantu dalam penanganan$
1.2 Rumusan Masalah
%erdasarkan latar belakang masala" yang tela" diuraikan diatas, maka penulis
mencoba merumuskan suatu masala" yaitu bagaimana melakukan asu"an kepera#atan
perioperatif kepada n$ dengan Appendicitis Acute$
2
-
7/24/2019 Ta Anestesi Apendisitis Acut
3/57
1.3 Tujuan
1$ *ujuan mum
*ujuan umum dari penulisan asu"an kepera#atan ini adala" untuk mengeta"ui
bagaimana asu"an kepera#atan periopeiatifpada kasus appendictomy$
2$ *ujuan 3"usus
a$ Asisten anest"esi mampu melakukan persiapan pre operasi untuk kasus
appendictomy
b$ Asisten anest"esi membantu proses operasi pada kasus appendictomy
c$ Asisten anest"esi mampu melakukan pera#atan post operasi appendictomy
1. Man!aat Penul"san
1$ %agi individu
Dapat membandingkan teori yang di dapat dengan kenyataan yang ada di
lapangan dan mendapatkan pengalaman langsung pelaksanaan praktek di ruma"
sakit$
2$ %agi 4uma" +akit
!embantu memberikan informasi pada ruma" sakit tentang asu"an
kepera#atan peri operatif appendictomy, membantu untuk mendukung peiaksanaan
meningkatkan pelayanan operasi secara optimal$
$ %agi institusi
+ebagai tamba"an kepustakaan dalam pengembangan i"nu kese"atan pada
umumnya dan ilmu kepera#atan pada k"ususnya$
-
7/24/2019 Ta Anestesi Apendisitis Acut
4/57
BAB II
TIN#AUAN PU$TA%A
2.1 %&N$EP PEN'A%IT
2.1.1 De!"n"s"
1$ Appendicitis
Apendisitis adala" kondisi dimana infeksi terjadi di umbai cacing$ Dalam kasus
ringan dapat sembu" tanpa pera#atan, tetapi banyak kasus memerlukan laparatomi
dengan penyingkiran umbai cacing yang terinfeksi$ %ila tidak tera#at, angka
kematian cukup tinggi, dikarenakan ole" peritonitis dan s"ock ketika umbai cacing
yang terinfeksi "ancur (ecily 6 inda, 2001$ Apendicitis adala" peradangan
akibat infeksi pada usus buntu atau umbai cacing (apendiks$ nfeksi ini bisa
mengakibatkan pemana"an$ %ila infeksi bertamba" para", usus buntu itu bisa
peca"$ sus buntu merupakan saluran usus yang ujungnya buntu dan menonjol
dari bagian a#al usus besar atau sekum (cecum$ sus buntu besaraya sekitar
kelingking tangan dan terletak di pemt kanan ba#a"$ +trukturnya seperti bagian
usus lainya$ aroun, banyak mengandung kelenjar yang senantiasa mengeluarkan
lendir (!ansjoer, 2000$ Apendicitis meropakan peradangan pada usus buntu 8
apendiks (+c"#art9, 2000$
2$ Appendictoiny
Appendictomy adala" pembeda"an untuk mengangkat apendiks dilakukan segera
mungkin untuk menurunkan resiko perforasi (+melt9er +u9anne, $, 2000$
:
-
7/24/2019 Ta Anestesi Apendisitis Acut
5/57
2.1.2 %las"!"kas"
!enurut ecily 6 inda (2001 klasifikasi appendicitis terbagi atas 2, yaitu;
1$ Appendicitis akut, dibagi atas .
a$ Appendicitis akut fokalis atau segmental, yaitu setela" sembu" akan timbul
striktur local$
b$ Appendicitis purulenta difusi, yaitu suda" bertumpuk nana"$
2$ Apendisitis kroms, dibagi atas.
a$ Appendicitis kronis fokalis atau parsial, setela" sembu" akan timbul striktur
local$
b$ Appendicitis kronis obliteritiva yaitu appendiks miring, biasanya jarang
ditemukan$
2.1.3 Et"(l(g"
Appendisitis tersumbat atau terlipat ole".
1$
-
7/24/2019 Ta Anestesi Apendisitis Acut
6/57
2.1. Pat(!"s"(t(g"
&enyebab utama appendicitis adala" obstruksi penyumbatan yang dapat disebabkan
ole" "iperplasia dari limfoid mempakan penyebab terbanyak, adanya fekalit dalam
lumen appendiks$ @bstruksi appendiks itu menyebabkan mukus yang diproduksi
mukosa terbendung, makin lama mukus yang terbendung makin banyak dan menekan
dinding appendiks oedem serta merangsang tunika serosa dan peritonium visceral$
@le" karena itu persarafan appendiks sama dengan usus yaitu torakal maka
rangsangan itu dirasakan sebagai rasa sakit disekitar umbilicus$ !ukus yang
terkumpul itu lalu terinfeksi ole" bakteri menjadi nana", kemudian timbul gangguan
aliran vena, sedangkan arteri belum terganggu, peradangan yang timbul roeluas dan
mengenai peritonium pariental setempat, se"ingga menimbulkan rasa sakit dikanan
ba#a", kemudian ini disebut dengan appendicitis supuratif akut$ %ila dinding
appendiks yang tela" akut itu peca", dinamakan appendicitis perforasi$ %ila omentum
usus yang berdekatan dapat roengelilingi appendiks yang meradang atau perforasi
akan timbul suatu masa local, keadaan ini disebut sebagai appendicitis abses$ &ada
anak'anak karena omentum masi" pendek dan tipis, appendiks yang relatife lebi"
panjang, dinding appendiks yang lebi" tipis dan daya ta"an tubufa yang masi" kurang,
demikian juga pada orang tua karena tela" ada gangguan pembulu" dara", maka
perforasi terjadi lebi" cepat$ %ila appendicitis infiltrat ini menyembu" dan kemudian
gejalanya "ilang timbul dikemudian bari maka terjadi appendicitis kronis (>li9abet",
2001$
=
-
7/24/2019 Ta Anestesi Apendisitis Acut
7/57
2.1.) Path*a+
1$ ?iperplasia folikel limfoid
2$
-
7/24/2019 Ta Anestesi Apendisitis Acut
8/57
2.1., Man"!estas" %l"n"s
Bejala a#al yang k"as, yang merupakan gejala klasik apendisitis adala" nyeri samar
(nyeri tumpul di daera" epigastrium di sekitar umbilikus atau periumbilikus$ 3elu"an
ini biasanya disertai dengan rasa mual, ba"kan terkadang munta", dan pada umumnya
nafsu makan menurun$ 3emudian dalam beberapa jam, nyeri akan berali" ke kuadran
kanan bs#a", ke titik !c %umey$ Di litifc im nyeri terasa lebi" tajam dan jelas
letaknya, se"ingga merupakan nyeri somatik setempat$ amun terkadang, tidak
dirasakan adanya nyeri di daera" epigastrium, tetapi terdapat konstipasi se"ingga
penderita merasa memerlukan obat penca"ar$ *indakan ini dianggap beiba"aya karena
bisa mempennuda" teriadinya perforasi$ *erkadang apendisitis juga disertai dengan
demam derajat renda" sekitar 7,5 '-,5 derajat celcius$
+elain gejala klasik, ada beberapa gejala lam yang dapat timbul sebagai akibat dari
apendisitis$ *imbulnya gejala ini bergantung pada letak apendiks ketika meradang$
%erikut gejala yang timbul tersebut.
a %ila letak apendiks retrosekal letroperitoneal, yaitu di belakang sekum (terimdinig
ole" sekum, tanda nyeri perut kanan ba#a" tidak begitu jelas dan tidak ada tanda
rangsangan peritoneal$ 4asa nyeri lebi" keara" perut kanan atau nyeri timbul pada
saat melakukan gerakan seperti berjalan, bernapas dalam, batuk, dan mengedan,
yeri ini timbul karena adanya kontraksim$psoas mayor yang menegang dari
dorsal$
b %ila apendiks terletak di rongga pelvis
c %ila apendiks terietak di defeat atan menempel pada *ekturo, akan tnnbul gejala
dan rangsangan sigmoid atau rektum, se"ingga peristalsis meningkat, pengosongan
rektum akan menjadi lebi" cepat dan berulang'ulang (diare$
-
-
7/24/2019 Ta Anestesi Apendisitis Acut
9/57
d %ila apendiks terletak di dekat atau menempel pada kandung kemi", dapat terjadi
peningkatan frekuensi kemi", karena rangsangannya dindingnya$ Bejala
apendisitis terkadang tidak jelas dan tidak k"as, se"ingga sulit dilakukan
diagnosis, dan akibatnya apendisitis tidak dnangani tepat pada #aktunya, se"ingga
biasanya baru diketa"ui setela" teriadi perforasi$ %erikut beberapa keadaan dimana
gejala apendisitis tidak jelas dan tidak k"as
&ada anak'anak
Bejala a#alnya sering "anya menangis dan tidak mau makan$ +eringka" anak
tidak bisa menjelaskan rasa nyerinya$ Dan beberapa jam kemudian akan terjadi
munta"'munta" dan anak menjadi lema" dan letargi$ 3arena ketidakjelasan
gejala ini, sering apendisitis diketa"ui setela" perforasi$ %egitupun pada bayi,
-0'0 ) apendisitis baru diketa"ui setela" teriadi perforasi$
&ada orang tua berusia lanjut
Bejala sering samar'samar saja dan tidak k"as, se"ingga lebi" dari separu"
penderita baru dapat didiagnosis setela" terjadi perforasi$
&ada #anita
Bejala apendisitis sering dikacaukan dengan adanya gangguan yang gejalanya
serupa dengan apendisitis, yaitu mulai dari alat genital (proses ovulasi,
menstruasi, radang panggul, atau penyakit kandimgan lainnya$ &ada #anita
"amil dengan usia ke"amilan trimester, gejala apendisitis berupa nyeri perut,
mual, dan munta", dikacaukan dengan gejala serupa yang biasa timbul pada
ke"amilan usia ini$ +edangkan pada ke"amilan lanjut, sekum dan apendiks
terdorong ke kraniolateral, se"ingga kelu"an tidak dirasakan di perut kanan
ba#a" tetapi lebi" ke regio lumbal kanan$
-
7/24/2019 Ta Anestesi Apendisitis Acut
10/57
2.1.- Tana an /ejala
a$ Anoreksia biasanya tanda pertama
b$ yeri, permulaan ' nyeri timbul pada daera" sentral (viseral lalu kemudian
menjalar ketempat appendics yang meradang (parietal$
c$ 4etrosekal8nyeri ' punggung8pinggang
d$ &ostekal8nyeri terbuka C diare$
e$ !unta", demam C derajat renda", kecuan ada perforasi$ ekositosis C
bervariasi, tidak mempengaru"i diagnosa8penatalaksanaan
2.1.0 Penegahan
&encega"an pada appendiksitis yaitu dengan menurunkan resiko obstuksi dan
peradangan pada lumen appendiks$ &ola eliminasi klien "arus dikaji, sebab obstruksi
ole" fekalit dapat teadi karena tidak ada kuatnya diit tinggi serat$ &era#atan dan
pengobatan penyakit cacing juga roemiabulkan resiko$ &engenalan yang cepat
ter"adap gejala dan tanda appendiksitis menurunkan resiko terjadinya gangren,
perforasi dan peritonitis$
2.1. Pemer"ksaan D"agn(st"k
1$ &emeriksaan
-
7/24/2019 Ta Anestesi Apendisitis Acut
11/57
akan dirasakan nyeri pada perut kanan ba#a"$ ni disebut tanda 4ovsing
(4ovsing +ign$ Dan apabila tekanan di perut kiri ba#a" dilepaskan juga akan
terasa nyeri pada perut kanan ba#a"$ ni disebut tanda %lumberg (%lumberg
+ign$
c &emeriksaan colok dubur
&emeriksaan ini dilakukan pada apendisitis, untuk menentukan letak apendiks,
apabila letaknya sulit diketa"ui$ Eika saat dilakukan pemeriksaan ini dan terasa
nyeri, maka kemungkinan apendiks yang meradang terletak didaera" pelvis$
&emeriksaan ini merupakan kunci diagnosis pada apendrsitis pelvika$
d &emeriksaan uji psoas dan uji obturator
&emeriksaan ini juga dilakukan untuk mengeta"ui letak apendiks yang
meradang$ ji psoas dilakukan dengan rangsangan otot psoas le#at
"iperektensi sendi panggul kanan atau fleksi aktif sendi panggul kanan,
kemudian pa"a kanan dita"an$ %ila appendiks yang meradang menempel di m$
psoas mayor, maka tindakan tersebut akan mennnbulkan nyeri$ +edangkan pada
uji obturator dilakukan gerakan fleksi dan endorotasi sendi panggul pada posisi
terlentang$ %ila apendiks yang meradang kontak dengan m$obturator intemus
yang merupakan dinding panggul kecil, maka tindakan ini akan inennnbulkan
nyeri$ &emeriksaan im dilakukan pada apendisitis pelvika$
2$ &emeriksaan &enunjang
a aboratorium
*erdiri dari pemeriksaan dara" lengkap dan test protein reaktif (4&$ &ada
pemeriksaan dara" lengkap ditemukan jumla" leukosit antara 10$000'20$0008ml
(leukositosis dan neutrofil diatas 75), sedangkan pada 4& ditemukan jumla"
11
-
7/24/2019 Ta Anestesi Apendisitis Acut
12/57
serum yang meningkat$
b 4adiologi
*erdiri dari pemeriksaan ultrasonografi dan *'scan$ &ada pemeriksaan
ultrasonografi ditemukan bagian memanjang pada tempat yang terjadi inflamasi
pada apendiks$ +edangkan pada pemeriksaan *'scan ditemukan bagian yang
menyiiang dengan apendikalit serta periuasan dari apendiks yang mengalami
inflamasi serta adanya pelebaran sekum$
2.1.1 Penatalaksanaan
&embeda"an diindikasikan bila diagnosa apendisitis tela" ditegakkan$ Antibiotik dan
cairan F diberikan sampai pembeda"an dilakukan$ Analgesik dapat diberikan setela"
diagnosa ditegakkan$ Apendektomi (pembeda"an untuk mengangkat apendiks
dilakukan sesegera mungkin untuk menurunkan resiko perforasi$ Apendektomi dapat
dilakukan diba#a" anastesi umum atau spinal dengan insisi abdomen ba#a" atau
dengan laparoskopi, yang merupakan metode terbaru yang sangat efektif$ 3onsep
Asu"an 3epera#atan +ebelum operasi dilakukan klien perlu dipersiapkan secara fisik
maupun psikis, disamping itu juga klien perlu diberikan pengeta"uan tentang peristi#a
yang akan dialami setela" dioperasi dan diberikan lati"an'lati"an fisik (pernafasan
dalam, gerakan kaki dan duduk untuk digunakan dalam periode postoperatif$ ?al ini
penting ole" karena banyak klien merasa cemas atau k"a#atir bila akan dioperasi dan
juga ter"adap penerima anastesi$
2.1.11 Asuhan %e4era*atan
1. Pre (4eras"
a. Pengkaj"an ata asar
1) 3aji pema"aman prosedur operasi dan "asilnya dengan menggunakan
12
-
7/24/2019 Ta Anestesi Apendisitis Acut
13/57
pernyataan seder"ana sepertiG Apa yang suda" dikatakan dokter tentang
pembeda"an andaHG
2) 3aji perasaan pasien dan masala" tentang pembeda"an dengan
menggunakan pemyataan seder"ana seperti G %agaimana perasaan anda
mengalami pembeda"an iniHG atau GApa yangmenjadi masala" tentang
pembeda"an andaHG
3) &eriksa kelengkapan operasi seperti. informed consent, data laboratorium,
foto t"oraks, +B abdomen, >B, puasa, lavement, cukur, keseimbangan
cairan sebelum operasi$
4) &emeriksaan fisik untuk mendapat nilai ' nilai dasar seperti. tingkat
kesadaran, vital sign$
5. D"agn(sa ke4era*atan
Ansietas b8d kurang pengeta"uan niengenai kejadian pra operasi dan pasca
operasi, takut tentang beberapa aspek pembeda"an$
. Renana t"nakan an ras"(nal
1) Ansietas b/d kurang pengetahuan mengenai kejaaian pra operasi dan
pasca operasi, takut tentang beberapa aspek pembedahan.
%atasan karakteristik . mengungkapkan takut tentang beberapa aspek
pembeda"an, meminta informasi, melaporkan
perasaan cemas atau gugup, postur tubu" dan
ekspresi #aja" tegang, bicara banyak$
?asil pasien. mendemonstrasikan "ilang dari stress$
3riteria evaluasi . mengungkapkan pema"aman tentang kejadian pra
operasi dan pasca operasi, melaporkan
1
-
7/24/2019 Ta Anestesi Apendisitis Acut
14/57
berkurangnya perasaan cemas atau gugup, ekspresi
#aja" rileks$
4encana intervensi.
N(. Inter6ens" Ras"(nal
1$
2$
$
:$
5$
3aji tingkat ansietas pasien$
Eelaskan apa yang terjadi selama periode
pra operasi dan pasca operasi, termasuk
obat'obatan pra operasi, tinggal di ruang
pemuli"an dan program pasca operasi$
Ajarkan dan usa"akan pasien untuk.
' nafas dalam
' berbalik
' turun dan tempat tidur$
%iarkan pasien mengungkapkan perasaan
tentang pengalaman ketika pembeda"an
sebe"annya$
&erbaiki jika Ada kekdiruan konsep$
engkapi daftar aktifitas pada daftar cek
pra operasi$
!embantu menentukan intervensi
kepera#atan untuk mengatasi ansietas$
&engeta"uan tentang apa yang
diperkirakan membantu mengurangi
ansietas dan meningkatkan kerjasama
pasien selama pemuli"an$
!endorong keterlbatan pasien dalam
pera#atan diri pasca operasi$
Dengan mengungkapkan perasaan
membantu memeca"kan masala" dan
memungkinkan pemberi pera#atan untuk
mengidentifikasi kekeliruan yang dapat
menjadi sumber ketakutan$
Daftar cek memastikan semua aktifitas
yang diperlukan suda" lengkap$ Aktifitas
tersebut dirancang untuk membantu
pasien siap secara fisiologis untuk
pembeda"an, se"ingga mengurangi resiko
1:
-
7/24/2019 Ta Anestesi Apendisitis Acut
15/57
N(. Inter6ens" Ras"(nal
=$ *egaskan penjelasan dari dokter
lamanya penyembu"an$
&engulangan tersebut meningkatkan
pema"aman pasien$
2. Intra (4eras"
a. Pengkaj"an ata asar
1) 3aji tingkat kesadaran pasien, vital sign setiap 5 menit$
2) 3aji kesiapan instrument, operator, asisten operasi dan instromentator
operasi$
3) 3aji kesiapan obat'obat anestesi dan anafilaktik syok$
4) 3aji kesiapan cairan pengganti$
5. D"agn(sa ke4era*atan
1) 4esiko kekurangan volume cairan b8d penumnan cardiac output akibat
penggunaan obat anestesi, perdara"an durante operasi$
2) 4esiko "ipotenni b8d pembeda"an lama dengan pengemaran dara" atau
cairan yang banyak$
. Renana t"nakan an ras"(nal
1) Resiko kekurangan volume cairan b/d penurunan cardiac output akibat
penggunaan obat anestesi, perdarahan durante operasi.
%atasan karakteristik . manifestasi de"idrasi$
?asil pasien . mendemonstrasikan keseimbangan cairan adekuat$
3riteria evaluasi . tak ada manifestasi de"idrasi, "asil elektrolit serum
menunjukkan nilai rentang normal$
4encana intervensi
15
-
7/24/2019 Ta Anestesi Apendisitis Acut
16/57
N(. Inter6ens" Ras"(nal
1$
2$
$
:$
&antau.
' tanda vital setiap 5 menit$
' !asukan dan "aluaran durante operasi$
%erikan cairan pengganti sesuai dengan
"aluaran dari urine, penguapan,
perdara"an serta kebutu"an cairan
maintenance$
3aji refill time$
3olaborasi pemberian cairan elektrolit
pengganti bila terjadi perdara"an I 500
cc$
!engidentifikasi indikasi kemajuan atau
adanya penyimpangan dari "asil yang
di"arapkan$
!engganti ke"ilangan8"aluaran cairan
sesuai dengan jumla" "aluaran yang
terjadi untuk mencapai keseimbangan
cairan tubu"$
!engidentifikasikan adanya gangguan
perfusi jaringan akibat penurunan cardiac
output akibat penggunaan obat anestesi$
!enggantikan elektrolit yang "ilang
durante operasi$
2) Resike hipotermi b/d pembedahan lama dengan pengeluran darah atau
cairan yang banyak
%atasan karakteristik . menifestasi "ipotermi$
?asil pasien . menunjukkan keseimbangan su"u tubu" selama
operasi berlangsung$
3riteria evaluasi . *ak ada manifestasi "ipotermi, su"u tubu" pasien
stabil$
4encana tindakan .
1=
-
7/24/2019 Ta Anestesi Apendisitis Acut
17/57
N(. Inter6ens" Ras"(nal
1$
2$
$
:$
atat su"u pra operasi$
&antau.
' Fital sign$
' 3eseimbangan cairan durante operasi$
' 3estabilan su"u ruangan operasi$
3aji su"u lingkungan dan modifikasi
sesuai kebutu"an$
indungi area kulit diluar #ilaya"
operasi$
+ediakan selimut peng"angat pada saat'
saat darurat untuk anestesi$
+ebagai dasar untuk memantau su"u intra
operasi$ >levasi su"u pra operasi adala"
indikasi dari proses penyakit$
!engidentifikasi adanya penyimpangan
dari kriteria yang di"arapkan$ 3e"ilangan
cairan durante operasi dapat
meningkatkan su"u tubu"$
!embantu memperta"ankan su"u pasien$
3e"ilangan panas dapat trejadi #aktu
kulit dipajankan dengan su"u dingin$
Anestesi dapat menekan "ipotalamus dan
mnegakibatkan gangguan regulasi su"u
tubu"$
3. Pasa (4eras"
a. Pengkaj"an ata asar
1) 3aji tingkat kesadaran$
2) kur tanda'tanda vital$
3) Auskultasi bunyi nafas$
4) 3aji kulit. #arna, adanya bengkak, su"u ("angat, kering, dingin, lembab$
5) nspeksi status balutan.
6) 3aji ter"adap nyeri atau mual$
17
-
7/24/2019 Ta Anestesi Apendisitis Acut
18/57
7) 3aji status alat intrusive.
a nfus intravena. tipe cairan, kecepatan aliran, sisi infuse teriiadap tanda'
tanda infiltrasi atau flebitis$
b Alat drainase luka$
c 3ateter foley. selang bebas lipatan, #arna dan jumta" urine, selang
ditempelkan pada pa"a$
d +elang @* untuk peng"isapan. #arna dan jumla" drainase$
e +elang dada$
8) &eriksa laporang ruang pemuli"an (recovery room844 ter"adap.
a Adanya obat yang diberikan$
b !asukan dan "aluaran urine$
c Adanya masala" k"usus$
d &erkiraan ke"ilangan dara"$
9) &alpasi nadi pedalis secara bilateral$
10) >valuasi kembalinya refleks gag$
11) &eriksa laporan operasi ter"adap tipe anestesi yang diberikan dan lamanya
#aktu di ba#a" anestesi$
5. D"agn(sa ke4era*atan
1) yeri b8d pembeda"an$
2) 4esiko kurang volume cairan b8d dampak penggunaan obat anestesi
ter"adap penurunan cardiac output, perdara"an intra operasi$
3) 3urang pera#atan diri b8d keterbatasan mobilitas fisik skunder ter"adap
pembeda"an$
. Renana t"nakan an ras"(nal
1-
-
7/24/2019 Ta Anestesi Apendisitis Acut
19/57
1) Nyeri b/d pembedahan.
%atasan karakteristik . menyatakan tidak nyaman, mengelu" nyeri,
meringis, postur tubu" tegang$
?asil pasien . !endemontrasikan berkurangnya rasa tidak
nyaman$
3riteria evaluasi . *idak merasa sakit, postur tubu" rileks, tidak
mengelu"$
4encana intervensi .
N(. Inter6ens" Ras"(nal
1$
2$
$
:$
&antau.
' *ekanan dara", nadi dan pernafasan
setiap 15 menit$
' ntensitas nyeri dengan skala 1'10$
' *ingkat kesadaran$
Eika diresepkan analgetik, aturla"
analgesic secara rutin selama 2: jam
pertama, tanpa menunggu pasien
memintanya$
%erita"u dokter jika analgesic tidak dapat
meng"ilangkan sakit$
ati" teknik distraksi seperti nafas dalam
!engenal indikasi kemajuan dan
penyimpangan dan "asil yang di"arapkan$
!emperta"ankan kadar dara" yang
konsisten dan analgesic merupakan
pengendali yang terbaik$
!engindikasikan perlunya untuk
menguba" dosis, jarak, atau jenis
analgesic$ Euga mengindikasikan adanya
komplikasi, seperti perdara"an ke bagian
yang dioperasi
*eknik distraksi seperti nafas dalam dapat
1
-
7/24/2019 Ta Anestesi Apendisitis Acut
20/57
N(. Inter6ens" Ras"(nal
meningkatkan relaksasi pasien dan
membantu mengontrol nyeri$
) Resiko kurang volume cairan b/d dampak penggunaan obat anestesi
terhadap penurunan cardiac output, perdarahan in!ra operasi.
%atasan karakteristik . !enunjukkan manifestasi a#al komplikasi,
pengamatan insist pasca pembeda"an$
?asil pasien . mendemontasikan tidak adanya kompttkasi$
3riteria evaluasi . *idak ada de"idrasi, tidak ada perdara"an, vital
sign dalam batas normal, masukan dan "aluaran
seimbang$
4encana intervensi .
N(. Inter6ens" Ras"(nal
1$
2$
$
:$
&antau.
' *anda vital setiap 5 menit$
' !asukan dan "aluaran durante operasi$
%erikan cairan pengganti sesuai dengan
"aluaran dari urine, penguapan,
perdara"an serta kebutu"an cairan
maintenanee$
3aji refill time$
3olaborasi pemberian cairan elektrolit
!engidentifikasi indikasi kemajuan atau
adanya penyimpangan dari "asil yang
di"arapkan$
!engganti ke"ilangan8"aluaran cairan
sesuai dengan jumla" "aluaran yang
terjadi untuk mencapai keseimbangan
cairan tubu"$
!engidentifikasikan adanya gangguan
perfusi jaringan akibat penurunan cardiac
output akibat penggunaan obat anestesi$
!enggantikan elektrolit yang "ilang
20
-
7/24/2019 Ta Anestesi Apendisitis Acut
21/57
N(. Inter6ens" Ras"(nal
pengganti bila terjadi perdara"an I 500
cc$
durante operasi
") #urang pera$atan diri b/d keterbatasan mobilitas !isik skunder terhadap
pembedahan
%atasan karakteristik . !eminta bantuan beberapa aspek A3+ (makan,
mandi, berdandan, ke kamar mandi, ambulasi$
?asil pasien . mendemonstrasikan ba"#a kebutu"an A3+
terpenu"i
3riteria evaluasi . !engidentifikasikan area kebutu"an,
mengungkapkan A3+ terpenu"i$
4encana intervensi .
N(. Inter6ens" Ras"(nal
1$
2$
$
*entukan tingkat bantuan yang
diperlukan$ %erikan bantuan A3+ sesuai
keperluan$ !embiarkan pasien melakukan
sebanyak mungkin aktifitas untuk dirinya
sebatas yang diperbole"kan$
%erikan #aktu yang cukup bagi pasien
untuk melakukan aktifitas$
Eelaskan prosedur pasca operasi yang
"arus ditaati pasien.
' %erbaring telentang selama #aktu
anestesi masi" berpengaru"$
!endorong kemandirian pasien$
!embebani pasien dengan aktifitas akan
menimbulkan frustasi$
&engeta"uan dapat meningkatkan
kerjasama pasien se"ingga membantu
pasien mentaati prosedur pasca operasi$
21
-
7/24/2019 Ta Anestesi Apendisitis Acut
22/57
N(. Inter6ens" Ras"(nal
' arangan makan minum sampai
peristaltic usus balk pada anestesi
dengan in"alasi$
' *elentang 2: jam pada penggunaan
anestesi +A%, bole" miki8mika tapi
tidak bole" duduk
' %ole" minum sedikit bila suda" sadar
baik$
2.2 %&N$EP ANE$THE$I
2.2.1 De!"n"s"
Anestesi spinal adala" sala" satu metode anestesi yang diinduksi dengan
menyuntikkan sejumla" kecil obat anestesi lokal ke dalam cairan cerebro'spinal
(+
-
7/24/2019 Ta Anestesi Apendisitis Acut
23/57
menggabungkan te"nik spinal anestesi dengan anestesi umum$ *eknik anestesi secara
garis besar dibagi menjadi dua inacaro, yaitu anestesi umum dan anestesi regional$
Anestesi umum bekerja untuk menekan aksis "ipotalamus'pituitari adrenal, sementara
anestesi regional berfungsi untuk menekan transisi impuls nyeri dan menekan saraf
otonom efisien ke adrenal$ Anestesi spinal sangat cocok untuk pasien yang berusia tua
dan orang'orang dengan penyakit sistemik seperti penyakit pemapasan kronis, "ati,
ginjal dan gangguan endokrin seperti diabetes$ %anyak pasien dengan penyakitjantung
ringan mendapat manfaat dari vasodilatasi yang roenyertai anestesi spinal kecuali
orang'orang dengan penyakit katub pulmonalis atau "ipertensi tidak terkontrol$ +angat
cocok untuk menangani pasien dengan trauma yang tela" mendapatkan resusitasi yang
adekuat dan tidak mengalami "ipovolemik (!organ, 200=$
2.2.2 In"kas"
a$ %eda" ekstremitas ba#a"
b$ %eda" panggul
c$ *indakan sekitar rektum perineum
d$ %eda" obstetrik'ginekologi
e$ %eda" urologi
f$ %eda" abdomen ba#a"
g$ &ada beda" abdomen atas dan ba#a" pediatrik biasanya dikombinasikan dengan
anest"esia unium ringan$
2.2.3 %(ntra "n"kas"
3ontra indikasi absolut.
a$ &asien menolak
b$ nfeksi pada tempat suntikan
2
-
7/24/2019 Ta Anestesi Apendisitis Acut
24/57
c$ ?ipovolemia berat, syok
d$ 3oagulapatia atau mendapat terapi koagulan
e$ *ekanan intrakranial meningkat
f$
-
7/24/2019 Ta Anestesi Apendisitis Acut
25/57
&eralatan analgesia spinal.
1$ &eralatan monitor. tekanan dara", pulse oJimetri, >B
2$ &eralatan resusitasi
$ Earum spinal. Earum spinal dengan ujung tajam (ujung bramboo runcing,
uinckebacock atau jarum spinal dengan ujung pensil (pencil point#"itecare$
Bambar 2$1 Earum +pinal
2.2.) Tekn"k anesthes" s4"nal
1 &osisi duduk atau posisi tidur lateral dekubitus dengan tusukan pada garis tenga"
iala" posisi yang paling sering dikerjakan$ %iasanya dikerjakan di atas meja
operasK tanpa dipinda" lagi dan "anya diperiukan sedikit peruba"an posisi pasien$
&eruba"an posisi berlebi"an dalam 0 menit pertama akan menyebabkan
menyebabnya obat$
2 +etela" dimonitor, tidurkan pasien misalkan dalam posisi lateral dekubitus$ %eri
bantal kepala, selain enak untuk pasien juga supaya tulang belakang stabil$ %uat
pasien membungkuk maJimal agar processus spinosus muda" teraba$ &osisi lain
adala" duduk$
25
-
7/24/2019 Ta Anestesi Apendisitis Acut
26/57
Bambar 2$2 &osisi +pinal Anast"esi
&erpotongan antara garis yang nieng"ubungkaLn kedua garis 3rista iliaka, misal
2', ':, tusukan pada 1'2atau diatasnya berisiko trauma ter"adap medulla
spina"s
: +terilkan tempat tusukan dengan betadine atau alko"ol$
5 %eri anastesi local pada tempat tusukan misafaiya dengan lidokain 1 M 2) 2' ml$
= ara tusukan median atau paramedian$ ntuk jarum spinal besar 22B, 2B, 25B
dapat langsung digunakan$ +edangkan untuk yang kecil 27B atau 2B dianjurkan
menggunakan penuntun jarum yaitu jaruro suntik biasa semprit 10 cc$ *usukkan
introduser sedalam kira'kira 2 cm agak sedikit keara" sefal, kemudian masukkan
jarum spinal berikut mandrinnya ke lubang jarum tersebut$ Eika menggunakan
jarum tajam (Nunicke'%atocock irisan Earom (bevel "arus sejajar dengan serat
duramater, yaitu pada posisi tidur miring bevel mengara" ke atas atau keba#a",
untuk meng"indari kebocoran likuor yang dapat berakibat timbulnya nyeri kepala
pascaspinal$ +etela" resensi meng"ilang, mandrin jarum spinal dicabut dan keluar
likuor, pasang semprit berisi obat dan obat dapat dimasukkan pelan'pelan (0,5m 8
2=
-
7/24/2019 Ta Anestesi Apendisitis Acut
27/57
detik diselingi aspirasi sedikit, "anya untuk meyakinkan posisi jarum tetap baik$
3alau anda yakin ujung jarum spinal pada posisi yang benar dan likuor tidak
keluar, putar ara" jarum 0O biasanya likuor keluar$ ntuk analgesia spinal
kontinyu dapat dimasukan kateter$
7 &osisi duduk sering dikerjakan untuk beda" perineal misalnya beda" "emoroid
dengan anestetik "iperbarik$ Earak kulit'ligamentum flavum de#asa P = cm$
2.2., P(s"s"
&osisi Duduk
1$ &asien duduk di atas meja operasi
2$ Dagu di dada
$ *angan istira"at di lutut
&osisi ateral.
1$ %a"u sejajar dengan meja operasi
2$ &osisikan pinggul di pinggir meja operasi
$ !emeluk bantal8knee c"est position
-
7/24/2019 Ta Anestesi Apendisitis Acut
28/57
=$ *empat pungsi. pengaru"nya besar pada :'5 obat "iperbarik cenderung
berkumpul ke kaudal (saddleblok fungsi 2' atau ': obat cenderung
menyebar ke cranial$
7$ %erat jenis larutan. "iper, iso atau "ipobarik
-$ *ekanan abdominal yang memngkat dengan dosis yang sama didapat batas
analgesia yang lebi" tinggi$
$ *inggi pasien. makin tinggi makin panjang kolumna vertebralis makin besar dosis
yang diperiukan$ (%% tidak berpengaru" ter"adap dosis obat
10$ Qaktu. setela" 15 memt dari saat penyuntikan, umuinnya larutan analgetik suda"
menetap se"ingga batas analgesia tidak dapat lagi diuba" dengan posisi pasien$
2.2.- Anastes" L(kal untuk Anastes" $4"nal
%erat jenis cairan cerebrospina"s pada 70celcius adala" 1$00'1$00-$ Anastetik lokal
dengan berat jenis sama dengan ++ disebut isobaric$ Anastetik local dengan berat
jenis lebi" besar dari ++ disebut "iperbarik$ Anastetik local dengan berat jenis lebi"
kecil dari ++ disebut "ipobarik$ Anastetik local yang sering digunakan adala" jenis
"iperbarik diperole" dengan mencampur anastetik local dengan deJtrose$ ntuk jenis
"ipobarik biasanya digunakan tetrakain diperole" dengan mencampur dengan air
injeksi (atief dkk, 200$
Anestetik local yang paling sering digunakan.
Anestesi lokal%erat
jenis+ifat Dosis
Dosis
maJimalDurasi
idocain
2) plain
5) dalam deJtrose
1,00=
1,0
sobarik
?iperbarik
20'100 mg (2 ' 5ml
20'50 mg (1 M 2 ml
:,5
mg8kg%%
:5 menit'
2 Eam
2-
-
7/24/2019 Ta Anestesi Apendisitis Acut
29/57
7$5)
%upivacain
0,5) dalam air
0,5) dalam deJtrose
-,25)
1,005
1,027
sobarik
?iperbarik
5'20 mg (1 M : ml
5'15 mg (1 M ml
mg 8 kg
%%
1,5'- jam
%erat jenis obat anestetik lokal mempengaru"i aliran obat dan perluasan daera"
teranestesi &ada anestesi spinal jika berat jenis obat lebi" besar dari berat jenis ++
("iperbarik, maka akan teriadi perpinda"an obat ke dasar akibat gravitasi$ Eika lebi"
kecil ("ipobarik, obat akan berpinda" dan area penyuntikan ke atas$ %ila sama
(isobarik, obat akan berada di tingkat yang sama di tempat penyuntikan$ %upivacaine
adala" obat anestetik lokal yang termasuk dalam golongan ainino amida$ %upivacaine
di indikasi pada penggunaan anestesi lokal termasuk anestesi infiltrasi, blok serabut
saraf, anestesi epidura dan anestesi intratekal$ %upiivacaine kadang diberikan pada
injeksi epidural sebelum melakukan operasi at"roplasty pinggul$ @bat tersebut juga
biasa digunakan untuk luka bekas operasi untuk mengurangi rasa nyeri dengan efek
obat mencapai 20 jam setela" operasi$ %upivacaine dapat diberikan bersamaan dengan
obat lain untuk memperpanjang durasi efek obat seperti misalnya epinefrin, glukosa,
dan fentairil untuk analgesi epidural$ 3ontraindikasi untuk pemberian bupivacaine
adala" anestesi regional F (F4A karena potensi risiko untuk kegagalan toumiket
dan adanya absorpsi sistemik dari obat tersebut$ %upivacaine bekerja dengan cara
berikatan secara intaselular dengan natrium dan membiok "ifluk natrium kedalam inti
sel se"ingga mencega" terjadinya depolarisasi$ Dikarenakan serabut saraf yang
meng"antarkan rasa nyeri mempunyai serabut yang lebi" tipis dan tidak memiliki
selubung mietin, maka bupivacaine dapat berdifusi dengan cepat ke dalam serabut
2
-
7/24/2019 Ta Anestesi Apendisitis Acut
30/57
saraf nyeri dibandingkan dengan serabut saraf peng"antar rasa proprioseptifyang
mempunyai selubung mielin dan ukuran serabut saraf lebi" tebal$&enyebaran anastetik
local tergantung. 1$
-
7/24/2019 Ta Anestesi Apendisitis Acut
31/57
3omplikasi pasca tindakan.
1$ yeri tempat suntikan
2$ yeri punggung
$ yeri kepala karena kebocoran likuor
:$ 4etensio urine
5$ !eningitis
#omplikasi %ntra Operati!
1$ 3omplikasi kardiovaskular
nsiden terjadi "ipotensi akibat anestesi spinal adala" 10':0)$ ?ipotensi terjadi
karena vasodilatasi, akibat blok simpatis, yang menyebabkan terjadi penurunan
tekanan arteriola sistemik dan vena, makin tinggi blok makin berat "ipotensi$
ardiac output akan berkurang akibat dari penurunan venous return$ ?ipotensi
yang signifikan "arus diobati dengan pemberian cairan intravena yang sesuai dan
penggunaan obat vasoaktif seperti efedrin atau fenilefedrin$ ardiac arrest pema"
dilaporkan pada pasien yang se"at pada saat dilakukan anestesi spinal$ ?enti
jantung bisa terjadi tiba'tiba biasanya karena terjadi bradikardia yang berat
#alaupun "emodioamik pasien dalam keadaan yang stabil$ &ada kasus seperti ini,
"ipotensi atau "ipoksia bukanla" penyebab utama dari cardiac arrest tersebut tapi
merupakan dari mekanisme reflek bradikardi dan asistol yang disebut reflek
%e9old'Earisc"$ &encega"an "ipotensi dilakukan dengan memberikan infuse cairan
kristaloid (al, 4inger laktat secara cepat sebanyak 10'15ml8kgbb dim 10 menit
segera setela" penyuntikan anest"esia spinal$ %ila dengan cairan infuse cepat
tersebut masi" terjadi "ipotensi "ams diobati dengan vasopressor seperti efedrin
intravena sebanyak 10 mg diulang setiap ': menit sampai mencapai tekanan
1
-
7/24/2019 Ta Anestesi Apendisitis Acut
32/57
dara" yang dike"endaki$ %radikardia dapat terjadi karena aliran dara" balik
berkurang atau karena blok simpatis, dapat diatasi dengan sulfas atropine 18-'18:
mg F$
2$ %lok spinal tinggi atau total
Anestesi spinal tinggi atau total terjadi karena akibat dari kesala"an per"itungan
dosis yang diperlukan untuk satu suntikan$ 3omplikasi yang bisa muncul dari "al
ini adala" "ipotensi, "enti nafas, penunman kesadaran, paralisis motor, dan jika
tidak diobati bisa menyebabkan "enti jantung$ Akibat blok simpatetikywagcepat
dan dilatasi arterial dan kapasitas pembulu" dara" vena$
$ ?ipotensi
?ipotensi adala" komplikasi yang paling sering teriadi pada anestesi spinal$ ?al
ini menyebabkan teriadi penunman sirkulasi dara" ke organ vital terutama otak
dan jantung, yang cenderung menimbulkan seuel lain$ &enunman sirkulasi ke
serebral merupakan faktor pendng yang menyebabkan terjadi "enti nafas pada
anestesi spinal total$ Qalau bagaimanapun, terdapat kemungkinan pengurangan
kerja otot nafas terjadi akibat dari blok pada sarafsomaticinterkostal$ Aktivitas
sarafp"renik biasanya diperta"ankan$ %erkurangnya aliran dara" ke serebral
mendorong terjadinya penunman kesadaran$ Eika "ipotensi ini tidak diatasi,
sirkulasi jantung akan berkurang seterosnya menyebabkan terjadi iskemik
miokardiak yang mencetuskan aritmia jantung dan ak"imya menyebakan "enti
jantung$ &engobatan yang cepat sangat penting dalam mencega" terjadinya
keadaan yang lebi" serius,termasuk pemberian cairan, vasopressor, dan pemberian
oksigen bertekanan positif$ +etela" tingkat anestesi spinal berkurang, pasien akan
kembali ke kedaaan normal seperti sebelum operasi$ amun, tidak ada seuel yang
2
-
7/24/2019 Ta Anestesi Apendisitis Acut
33/57
permanen yang disebabkan ole" komplikasi ini jika diatasi dengan pengobatan
yang cepat dan tepat$
:$ 3omplikasi respirasi
a$ Analisa gas dara" cukup memuaskan pada blok spinal tinggi, bila tinggi paru'
paru normal$
b$ &enderita &&@! atau @&D roerupakan kontraindikasi untuk blok spinal
tinggi$
c$ Apnoe dapat disebabkan karena blok spinal yang terlalu tinggi atau karena
"ipotensi berat dan iskemia medulla$
d$ 3esulitan bicara$batuk kering yang persisten, sesaknafas, merupakan tanda'
tanda tidak adekuatnya pemafasan yang perlu segera ditangani dengan
pemafasan buatan$
#omplikasi postoperative&
1) 3omplikasi gastrointestinal
ausea dan munta" karena "ipotensi, "ipoksia, tonus parasimpatis berlebi"an,
pemakaian obat narkotik, reflek karena trafcsi pada traktos gastrointestinal serta
komplikasi delayed,pusing kepala pasca pungsi lumbal merupakan nyeri kepala
dengan ciri k"as terasa lebi" berat pada peruba"an posisi dari tidur ke posisi tegak$
!ulai terasa pada 2:':- jam pasca pungsi lumbal,dengan kekerapan yang
bervariasi$ &ada orang tua lebi" jarang dan pada ke"amilan meningkat$
2) yeri kepala
3omplikasi yang paling sering dikelu"kan ole" pasien adala" nyeri kepala$ yeri
kepala ini bisa terjadi selepas anestesi spinal atau tusukan pada dural pada anestesi
epidural$ nsiden terjadi komplikasi ini tergantung beberapa faktor seperti ukuran
-
7/24/2019 Ta Anestesi Apendisitis Acut
34/57
jarum yang digunakan$+emakin besar ukuran jarum semakin besar resiko untuk
terjadi nyeri kepala$ +elain itu, insidensi terjadi nyeri kepala juga adala" tinggi
pada #anita muda dan pasien yang de"idrasi$ yeri kepala post suntikan biasanya
muncul dalam =':- jam selepas suntikan anestesi spinal$ yeri kepala yang
berdenyut biasanya muncul di area oksipital dan menjalar ke retro oibiRd, dan
sering disertai dengan tanda meningismus, diplopia, mual, dan munta"$ *anda
yang paling signifikan nyeri kepala spinal adala" nyeri makin bertamba" bila
pasien dipinda"kan atau beruba" posisi dari tiduran8supinasi ke posisi duduk, dan
akan berkurang atau "ilang total bila pasien tiduran$ *erapi konservatif dalam
#aktu 2: ' :- jam "arus di coba teriebi" da"ulu seperti tira" baring, re"idrasi
(secara cairan oral atau intravena, analgesic, dan suport yang kencang pada
abdomen$ *ekanan pada vena cava akan rnenyebabkan terjadi perbendungan dari
pleJus vena pelvik dan epidural, setemsnya meng"entikan kebocoran dari cairan
serebrospinal dengan meningkatkan tekanan eJtradural$ Eika terapi konservatif
tidak efektif, terapi yang aktif seperti suntikan salin ke dalam epidural untuk
meng"entikan kebocoran$
3) yeri punggung
3omplikasi yang kedua paling sering adala" nyeri punggung akibat dari tusukan
jarum yang menyebabkan trauma pada periosteal atau ruptur dari struktur ligament
dengan atau tanpa "ematoma intraligamentous$ yeri punggang akibat dari trauma
suntikan jarum dapat di obati secara simptomatik dan akan meng"ilang dalam
beberapa #aktu yang singkat saja$
4) 3omplikasi neurologik
nsidensi defisit neurologi berat dari anestesi spinal adalali rendafa$ 3omplikasi
:
-
7/24/2019 Ta Anestesi Apendisitis Acut
35/57
neurologik yang paling benign adala" meningitis aseptik$ +indrom ini muncul
dalam #aktu 2: jam setela" anestesi spinal ditandai dengan demam, rigiditas
nuc"al dan fotofobia$ !eningitis aseptic "anya memeriukan pengobatan
simptomatik dan biasanya akan meng"ilang dalam beberapa "ari$ +indrom cauda
euina muncul setela" regresi dari blokneuraJial$ +indrom ini mungkin dapat
menjadi permaoen atau bisa regresi perla"an'la"an setela" beberapa minggu atau
bulan$ la ditandai dengan defisit sensoris pada area perineal, inkontinensia urin dan
fekal, dan derajat yang bervariasi pada defisit motorik pada ekstremitas
ba#a"$3omplikasi neurologic yang paling serius adala" arac"noiditis adesif,
4eaksi ini biasanya terjadi beberapa minggu atau bulan setela" anestesi spinal
dilakukan$ +indrom ini ditandai ole" defisit sensoris dan kelema"an motorik pada
tungkai yang progresif$ &ada penyakit ini terdapat reaksi proliferatif dari meninges
dan vasokonstriksi dari vasculature korda spinal$ skemia dan infark korda spinal
bisa terjadi akibat dari "ipotensi arterial yang lama$ &enggunaan epinefrin di dalam
obat anestesi bisa meng#angi aliran dara" ke korda spinal$ 3erusakan pada korda
spinal atau saraf akibat trauma tusukan jarum pada spinal maupun epidural, kateter
epidural atau suntikan solution anestesi lokal intra neural adala" jarang, tapi tetap
berlaku$ &erdara"an subaraknoid yang terjadi akibat anestesi regional sangat
jarang beriaku karena ukuran yang kecil dari struktur vaskular mayor didalam
ruang subaraknoid$ ?anya pembulu" dara" radikular lateral merupakan pembulu"
dara" besar di area lumbar yang menyebar keruang subaraknoid dari akar saraf$
+indrom spinal'arterianterior akibat dari anest"esia adala" jarang$ *anda utamanya
adala" kelema"an motorik pada tungkai ba#a" karena iskemia pada 28 anterior
ba#a" korda spinal$ 3e"ilangan sensoris biasanya tidak merata dan adala"
5
-
7/24/2019 Ta Anestesi Apendisitis Acut
36/57
sekunder dari nekrosis iskemia pada akar posterior saraf dan bukannya akibat dari
kerusakan didalam korda itu sendiri$ *erdapat tiga penyebab terjadinya sindrom
spinal'arteri kekurangan bekalan dara" ke arteri spinal anterior karena terjadi
gangguan bekalan dara" dari arteri'arteri yang diganggu ole" operasi, kekurangan
aliran dara" dari arteri karena "ipotensi yang berlebi"an, dan gangguan aliran
dara" sama ada dari kongesti vena maupun obstruksi aliran$A nestesi regional
merupakan penyebab yang mungkin yang menyebabkan terjadinya sindrom spinal'
arteri anterior ole" beberapa faktor, conto"nya anestesi spinal menggunakan obat
anestesi lokal yang dicampurkan dengan epinefrin$ Eadi kemungkinan epinefrin
yang menyebabkan vasokonstriksi pada arteri spinal anterior atau pembulu" dara"
yang memberikan bekalan dara"$ ?ipotensi yang kadang timbul setela" anestesi
regional dapat menyebabkan kekurangan aliran dara"$ nfeksi dan spinal adala"
sangatjarang kecuali dari penyebaran bacteria secara "ematogen yang berasal dari
fokal infeksi ditempat lain$ Eika anestesi spinal diberikan kepada pasien yang
mengalami bakteriemia, terdapat kemungkinan terjadi penyebaran ke bakteri ke
spinal$ @le" yang demikian, penggunaan anestesi spinal pada pasien dengan
bakteremia merupakan kontra mdikasi relatif$ Eika infeksi terjadi di dalam ruang
subaraknoid, akan menyebabkan araknoiditis$ *anda dan symptom yang paling
prominen pada komplikasi ini adala" nyeri punggung yang berat, nyeri lokal,
demam, leukositosis, dan rigiditasnuc"al$ @le" itu, adala" tidak benar jika
menggunakan anestesi regional pada pasien yang mengalami infeksi kulit lokal
pada area lumbar atau yang menderita selulitis$ &engobatan bagi komplikasi ini
adala" dengan pemberian antibiotik dan drenasejika perlu$
5) 4etentio urine 8 Disfungsi kandung kemi"
=
-
7/24/2019 Ta Anestesi Apendisitis Acut
37/57
Disfungsi kandung kemi" dapat terjadi selepas anestesi umum maupun regional$
-
7/24/2019 Ta Anestesi Apendisitis Acut
38/57
BAB III
TIN#AUAN %A$U$
PEN/%A#IAN PRE &PERA$I
A. Ient"tas Pas"en
ama . n$A
sia . 1: *a"un
Agama . slam
Alamat . 3epanjen M !alang
&ekerjaan . +#asta
+tatus &erka#inan . %elum !enuka"
+uku %angsa . Ea#a
*anggal !asuk . 21 Eanuari 201
*anggal &emeriksaan . 21 Eanuari 201
omor 4ekam !edik . 122::50
Diagnosa &reoperatif . Apendisitis acute
Eenis &embeda"an . Apendictomy
B. Anamnes"s
3elu"an tama.
yeri perut bagian kanan ba#a" "ilang timbul sejak 5 "ari +!4+
4i#ayat &enyakit +ekarang
5 "ari +!4+, pasien mengelu" nyeri perut kanan ba#a" seperti ditusuk'tusuk$
yeri "ilang timbul dan tidak menjalar$ &asien merasa lebi" nyeri saat berjalan
danbatuk$ yeri berkurang dengan posisi membungkuk$ &asien merasa mual
-
-
7/24/2019 Ta Anestesi Apendisitis Acut
39/57
tetapi tidak sampai munta"$ &asien juga mengatakan demam sepanjang "ari
disertai "ilang nafsu makan$ "ari +!4+, pasien mengelu" demam terus
menerus sepanjang "ari tetapi tidak sampai menggigil$ &asien tidak mengukur
demamnya dengan t"ermometer$ &asien juga mengelu" mual tetapi tidak
munta"$ alu pasien berobat ke dokter klinik, dokter inemberikan obat tapi
pasien tidak ta"u nama obatoya$1 "ari +!4+, nyeri perut kanan ba#a" masi"
dirasakan ole" pasien yang disertai dengan mual dan demam$ yeri yang
dirasakan pasien mengganggu aktifitas pasien se"ari'"ari$ &asien mengelu"
belum %A% selama : "ari$ &asien mengatakan tidak perna" mengkonsumsi obat'
obatan seiain dari dokter$ &asien merasa tidak ada perbaikan setela" minum obat
dari dokter di klinik, se"ingga pasien memutuskan untuk ke 4+ +aiful An#ar
!alang$
4i#ayat &enyakit Da"ulu
4i#ayat "ipertensi tidak ada
4i#ayat alergi tidak ada
4i#ayat operasi sebelumnya tidak ada
4i#ayat asma disangkal
4i#ayat diabetes tidak ada
4i#ayat tuberkulosis disangkal
2 bulan +!4+, pasien mengatakan perna" nyeri di perut kanan ba#a", nyeri
seperti ditusuk'tusuk, "ilang timbul, dan nyeri menjalar ke perut atas dan perut
kin ba#a"$ *etapi nyeri yang dirasakan tidak terlalu mengganggu aktifitasnya
dan pasien masi" bisa berjalan$ yeri berlangsung kurang lebi" minggu$
&asien juga mengatakan tidak ada mual, munta" dan demam$ %A% 1 J se"ari,
-
7/24/2019 Ta Anestesi Apendisitis Acut
40/57
konsistensi lunak, tidak ada dara" dan lendir$ %A3 : J se"ari, #ama
kuningjemi", tidak nyeri$
7. Pemer"ksaan 8"s"k
' 3eadaan umum . *ampak sakit sedang
' 3esadaran . ompos !entis (B+ :5=
' *anda'tanda vital
*ekanan dara" . 120870 mm?g
adi . -2 J 8 mnt
+u"u . =,=O
44 . 1= J8mnt
' 3epala . *idak ada deformitas
' !ata
+klera anikterik, konjungtiva tidak anemis, dan refleks ca"aya langsung dan tak
langsung positif untuk kedua mata, pupilisokor$
' ?idung
+eptum nasi di tenga", sekret '8', dara" '8'
' !ulut
!allampati grade , mukosa basa"
' e"er
*"yro !ental Distance = cm, 3elenjar Beta" %ening tidak membesar
' &aru
nspeksi . Berakan pemafasan simetris dalam kondisi statis dan
dinamis
&alpasr .
-
7/24/2019 Ta Anestesi Apendisitis Acut
41/57
&erkusi . +onor untuk kedua lapang paru
Auskultasi . %unyi nafas vesikular, ronki '8', #"ee9ing '8'
' Eantung
nsepeksi . ktus ordis tidak terli"at
&alpasi . ktus ordis tidak teraba
Atas . ntercostalis 2 linea parastemalis sinistra
3anan . ntercostalis : linea parastemalis deJtra
3iri . ntercostalis 5,1 jari lateral linea midklavikulaiissimstra
Auskultasi . %unyi jantung 1 dan 2 reguler, murmur(', gallop('
' Abdomen
nspeksi . supel, datar, simetris
&alpasi . * (S, !e %umey (S, psoas sign (S, obturator sign (S
&erkusi . timpani
Auskultasi . % (S
' &unggung
nspeksi . Deformitas (', skoliosis (', kifosis (S
&alpasi . fremitus t"oraJ posterior kiri sama dengan kanan
&ericusi . sonor untuk kedua lapang paru
Auskultasi . bunyi napas vesikuler, ronc"i S 8 S, Q"ee9ing ' 8 '
:1
S
-
7/24/2019 Ta Anestesi Apendisitis Acut
42/57
' >kstrimitas
apillary 4efill *ime T 2 detik, akral "angat, refleks fisiologis S8S, reflek
pat"ologis '8', kekuatan motorik 5 pada seluru" ekstrimitas$
D. Pemer"ksaan Penunjang
' aboratorium
?b . 12,5 gr 8 dl
>ritrosit . :,0 mm
eukosit . 12$500 mm
?ematokrit . ,0 )
*rombosit . 12$000 8u
atrium . 1 mmol8
3alium . :,17 mmol8
3lorida . 10 mmol8
+B@* . 1= 8
+B&* . 7 8
BDA . 105 mg 8 dl
reum . 20,0 g 8 2: jam
reatinin . 0,=0 g82: jam
&&* . 11,- (pasien
11, (kontrol
A&** . 2-, (pasien
2=, (kontrol
' 4ontgen *"oraJ &A
:2
-
7/24/2019 Ta Anestesi Apendisitis Acut
43/57
3esan . tidak tampak kardiomegali ataupun 3& aktif
' +B Abdomen
!enyokong ganibaran appendicitis acut
' >B
3esan . ormal sinus r"tym, ?4 . U2 J 8 menit, tidak ditemukan +*
depresi, +* elevasi, * inverted maupun gelombang N patologis
+tatus lukositosis 11$500 8 mm
DURANTE &PERA$I
' aporan Anest"esis Durante @perasi
Eenis Anest"esi . 4egional anest"esi
*eknik Anest"esi . +ub Arac"noid %lock
ama anest"esi . 05$0 M 0-$15
&remdikasi . ' njeksi 4anitidin 50 mg (iv
' njeksi !etoclopramide 10 mg (iv
' *indakan anest"esi regional dengan sub arac"noid block
nformed onsent
&osisi pasien elevasi, duduk dan riles
dentifikasi :M 5
+eptik'septik pada lokasi anest"esi
nsersi spinal cat" no$ 27 dengan introducer
%arbotage (S C s (S, dara" ('
!asukkan regimen anest"esi dengan bupicacain 0,5), "eavy 12,5 mg S !o 0,1
:
-
7/24/2019 Ta Anestesi Apendisitis Acut
44/57
mg
*anda'tanda vutal intra operatif
*ekanan Dara" sistolik . - M 12 mm?g
diastolik . =0 M 7 mm?g
adi . =2 M 5 J 8 menit
A. %e5utuhan 7a"ran
%% . 50 kg
>stimated %lood Folume (>%F . =5 J 50 / 250 cc
Acuired %lood ost (A% . =50 cc
!aintenance
10 kg . 10 J : cc 8 kg %% 8 jam . :0 cc 8 jam
10 kg . 10 J 2 cc 8 kg %% 8 jam . 20 cc 8 jam
+isanya . 0 J 1 cc 8 kg %% 8 jam . 0 cc 8 jam
*otal 0 cc 8 jam
ama @perasi
@: . : J 50 . 20 cc
B. Pem5er"an 7a"ran
Eam 3e . ! S @ . 200 S . 20 cc
Eam 3e . ! S @ . 200 S . 20 cc
airan !asuk
&re op . 4 . 1000 cc
Durante op . 4 . 1000 cc
airan 3eluar
::
-
7/24/2019 Ta Anestesi Apendisitis Acut
45/57
&erdara"an . P 150 cc (kassa besar 100 cc S kassa kecil 50 cc
&roduk rien . &@ . 100 cc (dibuang
D@ . 100 cc
*erapi &asca %eda"
' @22 lpm nasal canule
' nfus 4 100 cc 8 jam
' Antibiotika sesuai dr$ beda"
' njeksi katorolac J 0 mg (iv
' njeksi metoclopramide J 10 mg (iv
' njeksi ranitidine 2 J 50 mg (iv
!onitoring pasca beda"
' ek vital sign tiap 5 menit selama 1 jam
' %ila 44 V 10 J 8 menit C berikan @210 lpm dengan @4%!
' %ila tekanan dara" sistolic T 0 mm?g C berikan 4 8 + 500 cc dalam
menit C efedrin 5 M 10 mg (iv
' %ila nadi V 50 J 8 menit C berikan sulfas atrofin 0,5 mg (iv
' &inda" ruangan jika Aldette +core I -$
P&$T &PERATI8
aporan anest"esi post operatif di ruang puli" sadar$
3elu"an pasien . mual (', munta" (', pusing (', nyeri (S
&emeriksaan fisik
%1 . Air#ay pasien, nafas spontan, 44 . 1= J 8 menit, 4" ' 8 ', Q" ' 8 '
%2 . akral "angat, kering kemera"an
:5
-
7/24/2019 Ta Anestesi Apendisitis Acut
46/57
*D . 110 8 70 mm?g, . -: J 8 menit, +p@2. 100 ) dengan nasal canule 2
lpm
% . composmentis, B+ :5=, pupil isokor, refleJ ca"aya (S
%: . terpasang cat"et"er 1= fr, produksi urine (S 100 cc 8 jam, jerni"
%5 . soefl, flat, ascites (', % (S
%= . mobilitas (S, oedema ('
Alrette $(re
3esadaran . 2
Qarna . 2
Aktifitas . 1
4espirasi . 2
3ardiovaskuler . 2
*otal . C pasien bole" dipinda"kan ke ruang ra#at inap
:=
-
7/24/2019 Ta Anestesi Apendisitis Acut
47/57
REN7ANA A$UHAN %EPERA9ATAN
A. Pre &4eras"
1 Analisis Data
Tanggal : #am Data 8(kus Path*a+ Et"(l(g" Masalah
21 Eanuari 201
Eam 05$00 Q%
D+ .
&asien mengatakan takut
akan dilakukan operasi
D@ .
&asien tampak berdoa
' &engkajian
-
7/24/2019 Ta Anestesi Apendisitis Acut
48/57
2 &enatalaksanaan 8 ntervensi 3epera#atan
N(. D;. %e4 Tujuan an %r"ter"a Has"l Inter6ens" Ras"(nal
1$ Ansietas b8d kurang
pengeta"uan
mengenai kejaaian
pra operasi dan
pasca operasi, takut
tentang beberapa
aspek pembeda"an
@ .
' !engungkapkan takut
tentang beberapa aspek
pembeda"an, meminta
informasi, melaporkan
perasaan cemas atau
gugup, postur tubu" danekspresi #aja" tegang,
bicara banyak
' **F dalam batas normal
*ujuan 3riteria >valuasi .
' !engungkapkan
pema"aman tentang
kejadian pra operasi dan
pasca operasi
' !elaporkan
berkurangnya perasaan
cemas atau gugup' >kspresi #aja" rileks
1$ 3aji tingkat ansietas pasien$
2$ Eelaskan apa yang terjadi selama periode pra
operasi dan pasca operasi, termasuk obat'
obatan pra operasi, tinggal di ruang pemuli"an
dan program pasca operasi$
$ Ajarkan dan usa"akan pasien untuk.' nafas dalam
' berbalik
' turun dan tempat tidur$
:$ engkapi daftar aktifitas pada daftar cek pra
operasi$
5$ %iarkan pasien mengungkapkan perasaan
tentang pengalaman ketika pembeda"an
sebe"annya$
=$ *egaskan penjelasan dari dokter
!embantu menentukan intervensi
kepera#atan untuk mengatasi ansietas$
&engeta"uan tentang apa yang
diperkirakan membantu mengurangi
ansietas dan meningkatkan kerjasama
pasien selama pemuli"an$
!endorong keterlbatan pasien dalampera#atan diri pasca operasi$
Daftar cek memastikan semua aktifitas
yang diperlukan suda" lengkap$ Aktifitas
tersebut dirancang untuk membantu
pasien siap secara fisiologis untuk
pembeda"an, se"ingga mengurangi resiko
lamanya penyembu"an$
Dengan mengungkapkan perasaan
membantu memeca"kan masala" dan
memungkinkan pemberi pera#atan untukmengidentifikasi kekeliruan yang dapat
menjadi sumber ketakutan$&engulangan tersebut meningkatkan
pema"aman pasien$
:-
-
7/24/2019 Ta Anestesi Apendisitis Acut
49/57
mplementasi 3epera#atan
N(. Tanggal : #am T"nakan E6aluas"
1$ 21 Eanuari 201
05$00 Q%
05$00 Q%
05$00 Q%
!engkaji tingkat anest"esi pasien
!emantau **F
!enjelaskan apa yang terjadi
selama periode pra operasi dan
pasca operasi, termasuk obat'
obatan pra operasi, tinggal di
ruang pemuli"an dan program
pasca operasi
&asien mengatakan dia tidak
perna" menjalani operasi
sebelumnya
*D . 110 8 =0 mm?g, . -=
J 8 menit$ + . =,50, 44 . 1-
J 8 menit
&asien kooperatif
: >valuasi 3epera#atan
N(. Tanggal : #am E6aluas"
1$ 21 Eanuari 201
Eam 05$15 Q%
+ . &asien mengatakan merasa lebi" rileks
@ . &asien tampak tenang, *D . 120 8 0 mm?g, . -2 J 8
menit, 44 . 20 8 menit
A . !asala" teratasi sebagian
& . &erta"ankan intervensi
B. Intra &4erat"!
:
-
7/24/2019 Ta Anestesi Apendisitis Acut
50/57
1 Analisis Data
Tanggal : #am Data 8(kus Path*a+ Et"(l(g" Masalah
21 Eanuari 201
Eam 0=$00 Q%
D+ . '
D@ .
' &engkajian
-
7/24/2019 Ta Anestesi Apendisitis Acut
51/57
2 &enatalaksanaan 8 ntervensi 3epera#atan
N(. D;. %e4 Tujuan an %r"ter"a Has"l Inter6ens" Ras"(nal
1$ 4esiko kekurangan
volume cairan b8d
penurunan cardiac
output akibat
penggunaan obat
anestesi, perdara"an
intra operasi
@ .
' !enunjukkan
manifestasi a#al
komplikasi, pengamatan
insisi pasca persalinan
*ujuan 3riteria >valuasi .' +etela" dilakukan
tindakan kepera#atan
selama proses
kepera#atan resiko
kekurangan cairan tidak
terjadi
1$ &antau.
' tanda vital setiap 5 menit$
' !asukan dan "aluaran durante operasi$
2$ %erikan cairan pengganti sesuai dengan
"aluaran dari urine, penguapan, perdara"an
serta kebutu"an cairan maintenance$
$ 3aji refill time$
:$ 3olaborasi pemberian cairan elektrolit
pengganti bila terjadi perdara"an I 500 cc$
!engidentifikasi indikasi kemajuan atau
adanya penyimpangan dari "asil yang
di"arapkan$
!engganti ke"ilangan8"aluaran cairan
sesuai dengan jumla" "aluaran yang
terjadi untuk mencapai keseimbangancairan tubu"$
!engidentifikasikan adanya gangguan
perfusi jaringan akibat penurunan cardiac
output akibat penggunaan obat anestesi$
!enggantikan elektrolit yang "ilang
durante operasi$
51
-
7/24/2019 Ta Anestesi Apendisitis Acut
52/57
mplementasi 3epera#atan
N(. Tanggal : #am T"nakan E6aluas"
1$ 21 Eanuari 2010=$10 Q%
0=$10 Q%
0=$10 Q%
0=$15 Q%
!emantau **F
!onitor perdara"an pada daera"
pembeda"an selama operasi
!enajamen terjadinya perdara"an
!emantau balance cairan
*D . 110 8 =0 mm?g, . -= J 8
menit$ + . =,50, 44 . 1- J 8
menit
&erdara"an . : kassa kecil . :0 cc
@perator dan asisten melakukan
suction pada area perdara"an
dan melakukan keagulan dengan
cutter$
airan masuk . kristaloid :00 cc
airan kelas .
1$ rine . 200 cc
2$ &erdara"an . :0 cc
: >valuasi 3epera#atan
N(. Tanggal : #am E6aluas"
1$ 21 Eanuari 201
Eam 05$15 Q%
+ . '
@ . &asien tampak tenang,
*D . 11 8 =- mm?g, . -2 J 8 menit, 44 . 20 8 menit
4* T 2X
Akral "angat, kering, mera"
A . !asala" teratasi sebagian
& . &erta"ankan intervensi
52
-
7/24/2019 Ta Anestesi Apendisitis Acut
53/57
7. P(st &4erat"!
1 Analisis Data
Tanggal : #am Data 8(kus Path*a+ Et"(l(g" Masalah
21 Eanuari 201
Eam 0-$10 Q%
D+ . '
D@ .
' &asien "anya tiduran
saat dipinda"kan
' 3aki belum dapat
digerakkan,
' &asien dipinda"kan ke
ruang 44 dengan
brankar
' &asien dalam masa post
spinal anestesi
+pinal
anest"esi
W
3elumpu"an
pada
eJtrimitas
ba#a"
W
3elema"an
W
4isiko tinggi
cidera
&roses
peminda"an
brankard
4>siko
oedema
5
-
7/24/2019 Ta Anestesi Apendisitis Acut
54/57
2 &enatalaksanaan 8 ntervensi 3epera#atan
N(. D;. %e4 Tujuan an %r"ter"a Has"l Inter6ens" Ras"(nal
1$ 4esiko tinggi cedera
b$d
&roses peminda"an
brankar
+etela" dilakukan asu"an
kepera#atan di"arapkan
resiko cedera tidak terjadi$
Dengan kriteria "asil .
1$ *idak terjadi abserasi
kulit karena peminda"anpasien
2$ &asien dapat
dipinda"kan dengan
aman dan nyaman
1$ &er"atikan posisi pasien
2$ Dekatkan bed di samping pasien
$ indungi organ vital pasien
:$ 3olaborasi dengan 2 M pera#at yang ada
5$ Angkat pasien secara bersamaan
=$ %erikan penyangga di tempat tidur pasien
1$ 3eamanan pasien tetap terjaga
2$ !enjaga keamanan
$ !encega" cedera
:$ !empermuda" pengangkatan
5$ !empermuda" pengangkatan
=$ !emberikan rasa nyaman pada pasien
5:
-
7/24/2019 Ta Anestesi Apendisitis Acut
55/57
mplementasi 3epera#atan
N(. Tanggal : #am T"nakan E6aluas"
1$ 21 Eanuari 2010-$15 Q%
0-$15 Q%
0-$15 Q%
0-$15 Q%
!emper"atikan posisi pasien!endekatkan bed di samping
pasien
!elindungi organ vital pasien
3olaborasi dengan 2 M pera#at
yang ada
!engangkat pasien secara
bersamaan
!emberikan penyangga di tempat
tidur pasien
&asien dalam posisi supinedan keadaaan tenang
&asien tenang
&roses pengangkatan berjalan
lancar
: >valuasi 3epera#atan
N(. Tanggal : #am E6aluas"
1$ 21 Eanuari 201
Eam 0-$0 Q%
+ . '
@ . ' &asien sadar penu"
' gerakan terkontrol
' *anda'tanda vital . *D . 120 8 0 mm?g, . -- J 8
menit, 44 . 20 8 menit, + . =,70
A . !asala" teratasi
& . &erta"ankan kondisi yang aman sampai ada sera" terima
dengan pera#at ruangan
55
-
7/24/2019 Ta Anestesi Apendisitis Acut
56/57
BAB IB
ecily $%ete 6 inda A$ +o#d#n$ 2001$Buku $aku Keperawatan %ediatri&Eakarta. >B
Doenges, !arylinn >$ 2000$ &erencanaan dan &endokumentasian &era#atan 3lien$ Eakarta.
>B
Doenges, !arilytm>$ t$'en(ana A#u!an Keperawatan,>disi $ Eakarta. >B
>li9abet" E, or#in$ 2001$Buku #aku %at*i#igi&Eakarta. >B
atief +A, +#yadi 3A$ 200$ %etanj+k %rakti# Ane#te#wiagi, rd#ard; !ik"a?, !ages +$; !inray, !ic"aei E$ 200=$ -ini(a aneat!e#wigy,
.urt! "ditin&nited +tates. !cBra#'?ill ompanies, nc$
&rice, +A, Qilson,!$ 1:$ %at/*i#igi %r#e#%r#e# %enyakit, Buku %ertaa&"di#i 4&
Eakarta. >B
+c"#art9, +eymour$ 2000$nti#ari %rin#ip%rin#ip ia Beda!&Eakarta . >B
+melt9er, %are 17$ Buku Ajar Keperawatan Medika Beda!&&"di#i 8& ue 2& Eakarta ;
>B
niversitas +umateraa tara Y+$ 2011$ Ane#t!e#i $pina&
"ttp.88repositorv$usu$ ac$ id8bitstream812:5=7-822 -:78:8c"apter)2011 $pdf$ Diakses
pada 11 +eptember 2012 pkl$l0$00